joijoi - Journal | Unair

advertisement
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007 : Hal. 239 - 241
I S S N . 1 6 9 3 - 2 5 8 7
Jurnal Oftalmologi Indonesia
JOI
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
240
HYPOGLOBUS AND PTOSIS RECONSTRUCTION
JOI
HYPOGLOBUS AND PTOSIS RECONSTRUCTION
AFTER LACRIMAL BENIGN MESENCHYMAL TUMOR EXCISION
Ayu Ratnawati, Sawitri Boengas, Ratna Doemilah, Rowena Gazhali Hoesin
Department of Ophthalmology, Medical Faculty Airlangga University - Dr. Soetomo Hospital, Surabaya
ABSTRACT
Objective: To report the result of hypoglobus-eyelid-brow ptosis reconstruction after lacrimal benign
mesenchymal tumor excision. Method: Case report. A 21 year old woman complained of asymmetric of her
eyes and unabled to open and close her right eye after underwent lacrimal benign mesenchymal tumor excision in
April 2006. The visual accuity right eye was one meter finger counting and left eye was 6/6. Hypoglobus caused by
orbital volume increase after lacrimal benign mesenchymal tumor excision and mild ptosis with levator action 9
mm and ocular motility disorder in all quadrants in the right eye. We perfomed ptosis repair with resection of
levator muscle, silicon block implantation in the orbital floor and lateral orbital wall, canthoplasty and direct
eyebrow elevation 5 month after tumor excision. Result: Two months after hypoglobus-ptosis-brow and eyelid
reconstruction the orbital rim became symmetric and the patient was satisfied cosmetically. Conclusion:
Hypoglobus, ptosis and brow ptosis after lacrimal benign mesenchymal tumor excision corrected with silicon
block implantation, levator resection and direct eyebrow elevation had satisfied result.
Keywords: hypoglobus, silicon block, ptosis.
Correspondence: Ayu Ratnawati, c/o.: Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata Fakuktas Kedokteran
Unair/RSU Dr. Soetomo, Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya 60286.
penilaian keseimbangan/simetris-asimetris dari
posisi mata yang sakit terhadap mata jirannya dan
pemeriksaan CT Scan. Pemeriksaan CT Scan akan
sangat membantu untuk menentukan posisi tulang
dan bola mata yang akan dikoreksi. Selain itu kita
juga harus dapat menentukan terlebih dahulu
penyakit dasarnya sehingga terapi yang sesuai dapat
dilakukan.1,3,4
PENDAHULUAN
Hypoglobus/hypo-ophthalmus adalah
berpindahnya posisi bola mata ke inferior dapat
merupakan suatu komplikasi yang melibatkan rima
orbita dengan penampakan luar bola mata lebih
rendah (tidak simetris) daripada mata jiran, dan
dapat juga disertai dengan ptosis, proptosis maupun
enophthalmos. Hal ini dapat disebabkan antara lain
oleh dekompresi orbita, over reseksi dinding orbita,
silent sinus syndrome, solitary fibrous tumor,
amyloidosis muskulus rectus superior, hemangioperisitoma dan lain sebagainya.1,2,3,4,5
Diagnosis hypoglobus dapat diketahui melalui
LAPORAN KASUS
Seorang wanita berumur 21 tahun datang ke
unit rawat jalan mata RSU Dr Soetomo dengan
keluhan kelopak mata kanan lebih menutup dari
1
239
mata kiri dan mata kanan terlihat tidak simetris
dengan mata kiri. Dari riwayat sebelumnya penderita
pernah operasi tumor mata kanan sekitar 6 bulan
sebelum datang ke rumah sakit pada April 2006.
Tumor diderita sejak sekitar 10 tahun yang lalu pada
mata kanan bagian atas, awalnya kecil dan semakin
lama semakin membesar dan kadang terasa sakit,
dengan pengelihatan yang semakin lama semakin
kabur, yang kemudian didiagnosa sebagai lacrimal
benign mesenchymal tumor. Saat ini penderita juga
mengeluh matanya sering berair.
Gambar 1. Hypoglobus dan ptosis mata kanan.
Pada pemeriksaan tajam pengelihatan mata
kanan didapatkan hitung jari dalam jarak 1 meter, dan
mata kiri 6/6, kesan mata yang tidak simetris pada
kedua mata dan pada pemeriksaan segmen anterior
mata kanan didapatkan ptosis dengan levator action
9 mm dan hiperpigmentasi pada palpebra, hiperemi
pada konjungtiva, lekoma pada kornea. Pergerakan
bola mata kanan terhambat ke semua kuadran. Pada
pemeriksaan posisi bola mata, terjadi displacement
bolamata kanan ke inferior. Pemeriksaan schirmer
0 mm dan pada pemeriksaan segmen posterior mata
kanan dengan ofthalmoskop langsung, sulit
dievaluasi oleh karena didapatkan lekoma pada
kornea. Pemeriksaan pada mata kiri dalam batas
normal.
Pada penderita ini didiagnosa sebagai okuli
dekstra hypoglobus dan browptosis di sisi
lateral/temporal dan eyelid ptosis pasca eksisi
lacrimal benign mesenchymal tumor. Pada penderita
ini akan dilakukan repair ptosis dengan anestesi
lokal, kemudian dilanjutkan dengan repair
hypoglobus dengan penanaman silicon block dan
canthoplasty lateral serta direct eyebrow elevation
dengan anestesi umum.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini hypoglobus yang terjadi oleh
karena diameter rongga orbita mata kanan yang lebih
luas dari mata kiri. Hal ini dapat disebabkan oleh
karena adanya massa tumor yang sudah diderita
sejak kecil, sehingga setelah massa tumor dieksisi,
volume rongga orbita menjadi membesar dan bola
mata berpindah posisi ke inferior sehingga pada
kelopak mata kanan terlihat ptosis dan browptosis di
bagian lateral.
Dalam proses rekonstruksi dilakukan repair
ptosis yang dilakukan dengan anestesi lokal, yaitu
dengan membuat marker sesuai ketinggian lid
crease (8 mm) dari lid margin, kemudian dan insisi
sesuai marker sampai muskulus levator palpebra
(aponeurosis), dan menjahit muskulus levator
palpebra dengan aponeurosisnya, kemudian
penderita diminta duduk dan dibandingkan antara
kedua mata.Setelah itu dilakukan canthotomy dan
cantholysis canthus lateral dengan anestes umum,
kemudian insisi dilakukan mulai di daerah
konjungtiva palpebra inferior sekitar 1-2 mm dari lid
margin, diperluas sampai dengan periosteum lantai
orbita kemudian periosteum dibuka dan dilakukan
penanaman silicon block. Setelah itu dilakukan
canthoplasty lateral dan direct eyebrow elevation.
Gambar 2. Satu minggu setelah rekonstruksi.
Gambar 3. Dua bulan setelah rekonstruksi.
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 3, Desember 2007
HYPOGLOBUS AND PTOSIS RECONSTRUCTION
Perawatan operasi dilakukan selama satu
minggu dirumah sakit dan dilanjutkan dengan
perawatan di unit rawat jalan mata. Setelah 2 bulan
pasca operasi dilakukan penilaian dengan
membandingkan terhadap mata jirannya. Kedua
mata tampak simetris dan kelopak mata terlihat sama
dengan mata jiran.
Tujuan dari proses rekonstruksi ini adalah agar
mata kanan yang awalnya terlihat tidak simetris
dengan kelopak mata yang lebih menutup dari mata
jirannya, yang diakibatkan oleh eksisi tumor 6 bulan
yang lalu, dapat terlihat simetris dan sama dengan
mata jirannya, sehingga dapat memberikan
perbaikan kosmetis yang sangat berarti pada
penderita.
KESIMPULAN
Hypoglobus pada kasus ini merupakan suatu
komplikasi dari tumor yang sudah ada sejak kecil
yang melibatkan rima orbita, sehingga setelah
dioperasi tumor terlihat penampakan luar bola mata
yang tidak simetris dengan mata jirannya.
Pada penderita ini dilakukan repair ptosis dan
241
JOI
hypoglobus dengan penanaman silicon block dan
canthoplasty lateral serta direct eyebrow elevation
dapat memberikan hasil yang cukup baik secara
kosmetis bagi penderita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jurij R, JohnW, 1995. Ophthalmology
monographs, Surgery of the Eyelid, Orbit, and
Lacrimal System. San Fransisco : American
Academy of Ophthalmology. p 225, 227.
2. P Chen W, 2001. Oculoplasty Surgery. New
york : Thieme, p 324-325.
3. Roula H, Nafi A, Charley CDS, 2005. Silent
sinus syndrome: An acquired condition, Am J
Ophthalmology, 26: 2390-2392.
4. Teoh SCB, Liew GC, Yap WM, 2006. Incidental
ypoglobus: primary amyloidosis of the superior
rectus, Singapore Med J, 67-70.
5. Shu SH, Ping HL, Jyh SW, 2004. Solitary fibrous
tumor of the orbit, J Chin Med Assoc, 67:483486.
Download