catatan at14s mikrobiologi blok 10 methods for

advertisement
Perhatian: Catatan ini hanya ditujukan sebagai sumber bacaan dan
membantu mahasiswa kedokteran FK UNTAD agar lebih praktis
dalam belajar, Buku ini tidak bermaksud sebagai pengganti buku atlas
atau pedoman buku lainnya
Catatan ini merupakan arsip angkatan 2014 (AT14S) yang bersumber
dari buku “Laboratory Manual Musculoskeletal & Locomotion
FK UGM” dimana tidak bermaksud untuk mengkopi atau
memplagiat atau memperbanyak secara ilegal buku aslinya. Tujuan
kami hanya mendokumentasikan hasil catatan kami. Terima kasih.
Catatan AT14S: Mikrobiologi “Methods for isolation,
identification of anaerobic bacteria & anaerobic bacteria causing
myonecrosis” Ed.1
Disusun oleh:
Bagian pengolahan arsip kuliah angkatan 2014 yang biasa di sebut
Create by:
2 April 2016
Hendra Kuganda
( N101 14 004 )
METHODS FOR ISOLATION, IDENTIFICATION OF ANAEROBIC
BACTERIAL AND ANAEROBIC BACTERIA CAUSING
MYONECROSIS
Clostridium Perfringens (C. Perfringens)
Definisi:
 Dulu dikenal dengan nama Cl. Welchii.
 Merupakan salah satu penyebab dari gas gangrene (Myonecrosis)
 Ada lima tipe Cl. Perfringens (A, B, C, D, E)
 Pada manusia yang menimbulkan penyakit adalah tipe A dan C
 Clostridium perfringens type A penyebab utama gas gangrene atau
myonecrosis, serta beberapa Clostridium lain yaitu :
 C. Novyi
 C. Septicum
 C. Histolyticum
 C. Bifermentans
 C. Soedelli
 Beberapa clostridium yg di temukan pada pasien myonecrosis,
namun dalam mekanisme pembntukan gas gangrene belum jelas yaitu:
 C. Tertium
 C. Fallax
 C. Sporogenes
Etiology:
 Biasanya akibat adanya kontaminasi kotoran (material asing) pada lesi
terbuka (fraktur compound atau luka tembakan peluru) yang merusak otot.
 Bisa terjadi di uterus akibat:
 Aborsi illegal
 Aborsi spontan
 Kelahiran per vaginal
 Sectio cesaria
 Amniocentesis
1
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
Patofisiologi:
 Lesi yang berkembang menjadi Myonecrosis selalu melibatkan Infeksi
Campuran. Selain itu beberapa Bakteri Fakultatif juga berperan membuat
lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan Clostridium sehingga ia dapat
berkembang biak, dan menghasilkan banyak toksin
 Menyebabkan keracunan makanan oleh enterotoksin yang termolabil atau
enteritis nekrotik
 Toksin yang di hasilkan oleh C. Perfringens :
 Alpha
 Beta
 Gamma
 Delta
 Theta
 Lambda
 Enterotoxins
“ABG Datang Telat Langsung Enter”
Khusus C. Perfringens tipe A
 Pada Gas Gangrene, disebabkan oleh “toxin protein ekstraseluler”
yang di produksi oleh bakteri Clostridium.
Yaitu :
 Alpha Toxin (Merupakan Fosfolipase C) dapat menembus serabut
otot, membunuh semua sel, termasuk sel inflamasi karena toxin ini aktif
terhadap membrane sel otot, Leukosit, dan platelet. Serta
menyebabkan area necrosis (tempat bakteri tumbuh) dengan seketika
bakteri itu memfermentasikan karbohidrat otot, jaringan dihancurkan
dengan pembentukan gas (hydrogen- nitrogen insoluble) -> Myonecrosis
 Theta toxin (Cytolysin) produksi theta toxin diikuti dengan kehabisan
O2 akibat aktivitas metabolic dan oleh adanya septikimia, akan terjadi
peningkatan permeabilitas vascular (hemolysis intravascular), yang
selanjutnya dapat menyebabkan shock!.
2
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
 Pada keracunan makanan, toksin merangsang enzim adenylate cyclase pada
dinding usus yang mengakibatkan bertambahnya konsentrasi cAMP ( cyclic
adenosine monophophat) -> hipersekresi air dan klorida dalam usus dan
menghambat reabsorpsi natrium dan terjadilah diare yang dapat berlangsung
1-3 hari.
Pemeriksaan:
 Palpasi pada jaringan subkutan, gas dapat dirasakan.
 Radiografi, pada radiografi gas juga dapat di deteksi
Diagnosis Laboratorium:
 Spesimen:
 Spesimen diambil dari luka (pada bakteri tidak ditemukan kapsul dan
jarang didapat sporulasi), pus, jaringan atau makanan, namun pada apusan
specimen endometrial post-abortion bakterinya berkapsul. Pada
pemeriksaan mikroskopik pada pengecatan Gram, C. Perfringens
akan dilihat bakteri gram positif tampak besar dan pendek biasanya
tanpa spora. (Pengecatan khusus spora tidak menguntungkan)
 Caranya:
o Aspiration (minimalisirkan kontak specimen dengan O2)
o Irrigation (dengan salin non-bakteriostatik steril) + Aspiration
o Biopsy
 Tempatnya:
o Bone marrow (Asprasi)
o Abscess (Aspirasi)
o Nasalis Sinus (Aspirasi)
o Uterus (Aspirasi)
o Fallopian Tube (Aspirasi/Biopsy)
o Lung (Aspirasi)
o Urine (Aspirasi suprapubic)
o Pleura (Thoracosyntesis)
 Tidak boleh dilakukan bila positif anaerob:
o Nasofaring swab
o Perineal swab
o Sputum
o Rectal swab
o Vaginal swab
o Urethral secretion
o Urine
3
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
Ditemukan bakteri anaerob bila pada pemeriksaan ditemukan
bakteri polimorfik.
 Pengecatan Gram:
 Lakukan persiapan apusan dengan memfiksasi oleh ethanol 95%
 Lakukan pengecatan dengan Gram
o Gram A (15 detik – 3 menit) + Cuci air
o Gram B (15 detik)
o Cuci air (15 detik)
o Gram C (dekolorisasi slide) + Cuci langsung
o Gram D (15 detik) + cuci air + Keringkan
 Serta lakukan pengecaran terhdap kultur
Beberapa bakteri Gram + dapat di-cat dengan gram negative apabila
apusan diambil secara langsung dari specimen.
 Kultur:
 Agar darah Anaerobik
 GAM (Gifu Anaerobic Medium) semisolid:
o Disuplemen oleh Kanamycin 0,1 mg/ml
o Inkubasi pada 37°C selama 2-3 hari
 Agar darah Phenyl Ethyl Alcohol (PEA) -> inkubasi 1-2 hari
 Agar darah brucella 5% sheep
o Gunakan loop steril, buat 2 lempeng pada agar brucella
o Satu lempeng di inkubasi aerobic (sebagai control)
o Beri antibiotic (gentamicin & metronidazole)
o Letakkan di anaerobic jar
o Inkubasi pada suhu 37°C selama 48 jam
bila pemberian metronidazole, ditunjukkan hasil:
 Sensitif: maka banyak bakteri anaerobic
 Resisten: bakteri anaerob mungkin resisten
terhadap metronidazole (langka), atau bisa jadi merupakan
bakteri aerob.
4
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
 Medium Thioglycolate Broth
- Merupakan Medium Cair
- Bila di tumbuhi bakteri aerob Kekeruhan ada
pada bagian atas
- Bila di tumbuhi bakteri anaerob Kekeruhan
ada pada bagian bawah
Obligate aerobe: Tumbuh di permukaan
Facultative aerobe: Tumbuh sampai ke bagian dalam agar, Tapi
Lebih banyak di permukaan
Aerotolerant anaerobe: Tumbuh dan menyebar di seluruh agar
Strict anaerob: Tidak tumbuh di permukaan dan hanya tumbuh
di agar bagian bawah
Microaerophile: Tumbuh dibawah permukaan
5
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]

Medium Cooked Chopped Meat (Medium Cair)
Parafin
Spora
Parafin berfungsi untuk membuat suasana anaerob (Menghambat difusi O2
terhadap kultur)..-> sehingga terbentuknya Spora f(x) : bakteri tetap
dapat bertahan hidup dengan lingkungannya. Media nya diberi alcohol
dengan inkubasi 60-80°C selama 10 menit untuk membuat susasana buruk
akan oksigen.
Pada Kultur Anaerobic, harus dilakukan:
kubasi anaerobic)
6
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
 Mikroskopik:

Pada kultur agar darah dan PEA amati:
hemolysis biasa, atau ada pula hemolysis yang rangkap
(double hemolysis) atau tidak ada hemolysis sama sekali
koloni (berkerumunan)
motil

Pada kultur agar egg yolk amati:
Lesitinasa melalui perkembangan ketidaklarutan, opaque
dan presipitat putih pada agar
Produksi lipase melalui tampakan minyak diatas air
Proteolisis melalui tampakan zona translucent pada medium disekitar
koloni.
Bentuk
vegetatif
Spora
subterminal
Spora bebas
Bentuk Vegetatif itu: Bentuk Aslinya
7
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
Spora
sentral
 Klasifikasi Clostridium
Ada 12 spesies berdasarkan “kemampuan menghidrolisis gelatin”
1. Proteolitik (mampu menghidrolisis gelatin)
a. C. Perfringens
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Zona hemolysis
Boxcar-shape rod
Spora langka!
Lestinase positif
Tidak memproduksi indole
b. C. Difficile
c. C. Septicum
d. C. Sporogenes
e. C. Bifermentans
f. C. Cadaveris
2. Non Proteolitik (tidak bisa menghidrolisis gelatin)
a. C. Butyricum (berbentuk oval, terletak di subterminal)
b. C. Innocuum
c. C. Ramosum (berbentuk bulat atau oval, terletak di terminal)
d. C. Clostridioforme
e. C. Tertium (tumbuh di agar darah Aerobik)
f.
C. Glikolikum
8
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
Pertumbuhan dari salah satu medium tersebut dapat dipindahkan ke medium
susu untuk melihat stormy fermentation setelah 24 jam -> didapatkan kultur
murni -> lakukan reaksi biokimia untuk menentukan spesies (eg. Rx gula-gula
pada medium tioglikolat)
gentamicin
metronidazol
Gentamicin: Resisten terhadap bakteri anaerob (Golongan Aminoglikosida.
Berfungsi untuk bakteri
resisten
gram
negatif
batang
Gram-negatif
saja.
Kemungkinan
adanya
batang, sehingga saat ini tidak lagi menggunakan
gentamisin melainkan sudah beralih ke amikasin karena Gentamicin memiliki
masalah dengan batang Gram-negatif tertentu yang mungkin resisten)
Metronidazol: Sensitif terhadap bakteri anaerob (Metronidazol baik untuk
anaerob, dan yang mencakup semua organisme termasuk Giardia. Kegunaan klinis
adalah infeksi anaerob, C. difficile, dan infeksi spesifik patogen)
9
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
Terapi:
-
Pada bakteri anaerob
o Heat Treatment:
80°C dalam bak air selama 5 menit
1 ml specimen, diamkan 10 menit
Dinginkan dengan air dingin
o Alkohol Treatment
1 ml specimen pada screw cap tube
ethanol absolut (95%) dengan volume yang sama
1 jam
-
Isolasi:
o Penting pada C. Botulinum dan C. Perfringens dari feses dan makanan
o Clostridium pada abscess
Genus:
-
C. Perfringens dan C. Ramosum bersifat Non-Motil
-
Bentuk Vegetatifnya:
o Rod-shape (bulat dengan ujung yang runcing atau tumpul)
o Straight-shape
o Curved- shape
-
Susunan selnya dari Single, Berpasangan, dan merantai, dengan
panjang yang bervariasi dari Short-coccoid rod dan Long filament form
-
Pada Pengecatan Gram:
o Gram + biasa dilakukan pada fase pertumbuhan awal
o Gram – Setelah sehari didalam kultur (C. Ramosum, C.
Clostridiolforme) atau saat spora sudah terbentuk (C. Tetani)
10
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
-
Produk toxin dari beberapa clostridium:
o C. Perfringens Tipe B
alfa-toxin
beta-lethal (hemolysis)
epsilon-toxin (hemolysis)
o C. Perfringens Tipe E
alfa-toxin
si Iota-toxin
o Selain itu ada juga produk seperti:
Kappa-toxin (kolagenase)
Lambda-toxin (protease)
Mu-toxin (hyaluronidase)
Enterotoksin (merubah permeabilitas epitel intestine)
-
Macam-macam penyakit dari Clostridium yang menimbulkan Gas Gangren:
o Myonecrosis: disebabkan oleh C. Perfringens dan dapat ditemukan
di specimen klinik manusia KECUALI FESES
o Cellulitis: disebabkan oleh C. Perfringens, menyebabkan infeksi
tanpa diikuti myonecrosis serta terdapat crepitan selulitis yang
disebabkan clostridia. ini dapat berkembang menjadi penyakit sistemik
fulminant.
o Infeksi
intraabdominal:
disebabkan
clostridium
dengan
Infeksi polimikrobial. Infeksi ini meliputi:
Intraabdominal abscess
Septikemia pada pesian obstruksi
Lesi perforasi ileum terminal/usus besar
o Enteritis Necroticans disebabkan C. perfringens tipe C (memproduksi
beta- toxin). Tipe C ini menyebabkan jejunitis, biasanya karena makan
daging babi. Memiliki karakteristik seperti Necrosis iskemik usu
halus, Pada kasus berat, terdapat gas gangrene diseluruh usus halus
dengan perluasan ke proximal usus besar. Gejalanya adalah disentri,
sakit perut dan muntah-muntah. Pada anak- anak biasanya fatal.
11
Hippokrates Study Club
CP:
[email protected]
12
Hippokrates Study Club
CP: [email protected]
Download
Study collections