publikasi resiko ibu yang melahirkan pada usia kurang dari 20

advertisement
PUBLIKASI
RESIKO IBU YANG MELAHIRKAN PADA USIA KURANG
DARI 20 TAHUN DI RSUD R.A. BASOENI GEDEG
MOJOKERTO TAHUN 2014
\
ELLA LAILA RIZKYYAH
1211010103
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2015
i
RESIKO IBU YANG MELAHIRKAN PADA USIA KURANG
DARI 20 TAHUN DI RSUD R.A. BASOENI GEDEG
MOJOKERTO TAHUN 2014
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan kepada Politeknik Kesehatan Majapahit
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Studi D3 Kebidanan
ELLA LAILA RIZKYYAH
1211010103
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2015
2
RISIKO YANG TERJADI PADA IBU MELAHIRKAN DENGAN USIA
KURANG DARI 20 TAHUN DI RSUD R.A. BASOENI
GEDEG MOJOKERTO
ELLA LAILA RIZKYYAH
1211010103
Subject: : Risiko, Persalinan, Usia kurang dari 20 tahun, Ibu bersalin
DESCRIPTION
Resiko kehamilan pada remaja dengan usia kurang dari 20 tahun lebih
tinggi dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat yaitu antara umur 20 sampai 30
tahun. Hal ini disebabkan karena endometrium belum siap menerima kehamilan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko ibu yang melahirkan pada usia
kurang dari 20 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Variabel
yang digunakan adalah resiko ibu yang melahirkan pada usia kurang dari 20
tahun. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 55 responden yang sekaligus
digunakan sebagai sampel dengan teknik pengambilan sampling jenuh. Penelitian
ini menggunakan data sekunder. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan
analisa editing, coding, scoring, dan tabulating. Penelitian menunjukkan
responden yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun sebagian besar
mengalami risiko KPD sebanyak 36 responden (65.5%), CPD sebanyak 7
responden (12.7%), abortus sebanyak 3 responden (5.5%), IUFD sebanyak 2
responden (3.7%) dan PEB sebanyak 7 responden (12.7%). Kesiapan seorang
perempuan dalam melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan
fisik, emosi atau mental dan sosial serta ekonomi. Pada remaja kesiapan dalam
menghadapi persalinan terpenuhi jika remaja telah menyelesaikan pertumbuhan
tubuhnya yaitu sekitar usia 20 tahun. Oleh sebab itu maka hendaknya responden
bisa mengatur kehamilan dan persalinan dengan baik.
ABSTRACT
The risk of pregnancy in adolescent at age less than 20 is higher than
healthy reproductive period that is between 20 until 30 years old .This is because
the endrometrium is not ready to accept th to pregnancy.This study aimed to
determine the risk of under 20 years old mothers who was undergoing inpartu in
RSUD RA Basoeni Gedeg Mojokerto 2014.This research was descriptive.In this
study the variable was the risks that occur at under 20 years old mothers who was
undergoing inpartu.The population in this study was 55 respondents that used as
a sample with total sampling technique .This study used secondary data ,after the
data has collected,then analyzed edited,coded,scored,and tabulated.The result
showed that respondents gave birth at age less than 20 years most at risk of KPD
as many as 36 respondents (65,5%),CPD by 7 respondents (12,7%),abortion as
many as conomi3 respondents (5,5%),IUFD by 2 respondents (3,7%),and the PEB
as many as 7 respondents (12,7%).The readiness of a woman in parturition of
having child is determined by the readiness of physical emotion or mental ,social
and economic.In Adolescent the readiness in the face of parturition fulfilled when
the adolescent has completed their growth at around 20 years old.Risk that occur
3
in inpartu at mother age less than20 years in RSUD RA Basoeni Gedeg Mojokerto
showed that 55 of the respondents were experienced the risk of pregnancy
.Therefore the respondents should be able to regulate pregnancy and parturition.
Keywords: Risk, parturition, Age of 20 years
Contributor
Date
Type Material
Identifier
Right
Summary
: Eka Diah Krtiningrum,SKM.,M.Kes
Wiwit Sulistyawati,SKM
: 10 Juni 2015
: Laporan Penelitian
: : Open Document
:
LATAR BELAKANG
Kesiapan seorang perempuan dalam melahirkan atau mempunyai anak ditentukan
oleh kesiapan fisik, emosi atau mental dan sosial serta ekonomi. Pada remaja
kesiapan dalam menghadapi persalinan terpenuhi jika remaja telah menyelesaikan
pertumbuhan tubuhnya yaitu sekitar usia 20 tahun (Azalea, 2013). Resiko
kehamilan pada remaja dengan usia kurang dari 20 tahun lebih tinggi
dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat yaitu antara umur 20 sampai 30
tahun. Hal ini disebabkan karena endometrium belum siap menerima kehamilan.
Disamping itu, belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat
merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan serta perkembangan janin Selain
itu remaja yang hamil beresiko menghadapi penyulit pada kehamilan lebih tinggi
dibandingkan wanita dengan kurun waktu reproduksi sehat yaitu antara umur 2030 tahun.
Menurut Data Survey Demografi Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menunjukkan terdapat sekitar setengah juta ibu yang mengalami masalah dalam
persalinan dan sekitar 38% diantaranya karena persalinan usia dini atau kurang
dari 20 tahun. Di Jawa Timur 4 dari 10 ibu bersalin diprediksi tidak paham
tentang persalinan yang dijalani (Infokita, 2012). Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti tanggal 4 Maret 2015 di RSUD R.A. Basoeni Gedeg Mojokerto
dengan cara studi dokumentasi didapatkan hasil, pada Januari 2015 terdapat 4 ibu
bersalin usia kurang dari 20 tahun dengan kasus Cephalopervic Disproportion
(CPD) sebanyak 2 orang, Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 1 orng dan kasus
CPD dan KPD sebanyak 1 orang. Pada Febrauri 2015 terdapat 5 ibu bersalin usia
kurang dari 20 tahun dengan kasus KPD sebanyk 4 orang dan kasus CPD dan
KPD sebanyak 1 orang.
Persalinan merupakan proses kelahiran janin yang selama 9 bulan lebih berada di
rahim ibu. Melahirkan di usia yang terlalu muda menimbulkan risiko kesehatan
cukup serius bagi seorang perempuan. Ibu hamil pertama pada umur < 16 tahun.
Rahim dan panggul ibu seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa.
Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan. Selain
itu mental ibu belum cukup dewasa sehingga diragukan keterampilan perawatan
diri dan bayinya. Bahaya yang terjadi antara lain ; bayi lahir belum cukup bulan,
4
perdarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir, perdarahan dapat terjadi sesudah bayi
lahir (Rochjati, 2003).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pendekatan penelitian deskriptif
yang dipakai adalah studi kasus. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan
adalah resiko ibu yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 55 responden yang sekaligus digunakan sebagai sampel
dengan teknik pengambilan sampling jenuh. Penelitian ini dilakukan di RSUD
R.A Basoeni Gedeg Mojokerto yang akan dilakukan sesuai dengan jadwal
penelitian terlampir. Penelitian ini menggunakan data sekunder, setelah data
terkumpul, kemudian dilakukan analisa editing, coding, scoring, dan tabulating.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil penelitian resiko ibu yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun di
RSUD R.A. Basoeni Gedeg Mojokerto menunjukkan bahwa dari 55 responden
semuanya mengalami resiko kehamilan. Resiko kehamilan sebagian besar dialami
oleh responden adalah KPD sebanyak 36 responden (65.5%), CPD sebanyak 7
responden (12.7%), abortus sebanyak 3 responden (5.5%), IUFD sebanyak 2
responden (3.7%) dan PEB sebanyak 7 responden (12.7%).
Penelitian menunjukkan bahwa resiko ibu yang melahirkan pada usia kurang dari
20 tahun sebagian besar adalah KPD sebanyak 35 responden (63.6%) dan
sebagian kecil adalah IUFD sebanyak 2 responden (3.7%).
PEMBAHASAN
Distribusi frekuensi resiko ibu yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun di
RSUD R.A. Basoeni Gedeg Mojokerto menunjukkan bahwa dari 55 responden
semuanya mengalami resiko kehamilan. Resiko kehamilan sebagian besar dialami
oleh responden adalah KPD sebanyak 35 responden (65.5%).
Kesiapan seorang perempuan dalam melahirkan atau mempunyai anak ditentukan
oleh kesiapan fisik, emosi atau mental dan sosial serta ekonomi. Pada remaja
kesiapan dalam menghadapi persalinan terpenuhi jika remaja telah menyelesaikan
pertumbuhan tubuhnya yaitu sekitar usia 20 tahun (Azalea, 2013). Resiko
kehamilan pada remaja dengan usia kurang dari 20 tahun lebih tinggi
dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat yaitu antara umur 20 sampai 30
tahun. Hal ini disebabkan karena endometrium belum siap menerima kehamilan.
Disamping itu, belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat
merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan serta perkembangan janin Selain
itu remaja yang hamil beresiko menghadapi penyulit pada kehamilan lebih tinggi
dibandingkan wanita dengan kurun waktu reproduksi sehat yaitu antara umur 2030 tahun (Azalea, 2013).
Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum
kehamilan 37 minggu atau sebelum ada tanda-tanda persalinan. Seharusnya
ketuban pecah saat pembukaan persalinan lengkap (saat lebar leher rahim 9-10
cm) (Lestari, 2012). Ketuban pecah dini atau ketuban pecah sebelum waktunya
adalah keadaan dimana air ketuban mengalir dan merembes atau keluar terus
menerus dari jalan lahir dan tidak disertai tanda persalinan (Tari, 2012).
Komplikasi persalinan yang satu ini disebabkan selaput ketuban pecah secara tiba-
5
tiba dan cairan seperti air akan keluar dari vagina. Hal ini biasanya terjadi pada
kehamilan di usia 22 minggu atau lebih sebelum persalinan kelahiran bayi
dimulai. Teori ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sano (2013) yang
menjelaskan bahwa salah satu penyebab KPD adalah faktor umur. Umur
mempunyai pengaruh sangat erat dengan perkembangan alat-alat reproduksi
wanita, dimana reproduksi sehat merupakan usia yang paling aman bagi seorang
wanita untuk hamil dan melahirkan. Umur yang terlalu muda (< 20 tahun) atau
terlalu tua (> 35 tahun) mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi
yang kurang sehat. Teori ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Manggiasih (2014) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
umur dengan kejadian ketuban pecah dini di Rumah Sakit Rahman Rahim
Sidoarjo Tahun 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejadian KPD di R.A. Basoeni Gedeg
Mojokerto diidentifikasi oleh tenaga kesehatan yang bertugas dengan temuan pada
ibu hamil sebagai berikut tenaga kesehatan menemukan bahwa ibu
mengeleluarkan air ketuban warna putih keruh, kadang jernih, kuning, hijau, atau
kecoklatan. Setiap pasien ditemukan kondisi air ketuban yang berbeda – beda.
Petugas kesehatan juga menemukan bahwa sebagian responden mengalami
demam. Kejadian ini dianggap ibu sudah ada infeksi. Petugas kesehatan
menemukan bahwa janin mudah diraba. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut ditemukan selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering pada
sebagian pasien. Hasil penelitian ini terdapat kesesuaian dengan penelitian yang
dilakukan oleh oleh Manggiasih (2014) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan umur dengan kejadian ketuban pecah dini.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
Resiko yang terjadi pada ibu sebagian besar melahirkan dengan usia
kurang dari 20 tahun di RSUD R.A. Basoeni Gedeg Mojokerto ibu
mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD).
REKOMENDASI
Bagi Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian tidak hanya di Rs
melainkan di Bidan,Swasta,Pustu,Puskesmas terutama dalam hubungan dengan
kelancaran persalinan melalui upaya merancang persalinan di usia produktif dan
mengidentifikasi faktor resiko.
Bagi responden hendaknya Setelah mengetahui tentang faktor resiko ibu resiko
deangan persalinan dini,ibu hendaknya menunda kehamilan sampai usia
produktif.
Bagi Tenaga Kesehatan hendaknya melakukan pengabdian di masyarakat yang
berhubungan dengan pentingnya pemberian penyuluhan tentang faktor resiko ibu
dmelahirkan pada usia kurang dari 20 tahun sebagai upaya mengurangi bahaya
persalinan.
Bagi Institusi Kesehatan hendaknya meningkatkan program kesehatan terutama
yang berhubungan dengan faktor resiko ibu dengan faktor usia produktif.
6
ALAMAT KORESPONDENSI
Email
:[email protected]
No.Telp
:083831001801
Alamat
:Ds Warung Dowo RT 01/RW 09 Warung Dowo –Pasuruan.
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Kun Sila. (2012). Melahirkan di Usia Terlalu Muda Tingkatkan Risiko
Komplikasi. http://www.merdeka.com. Diakses 14 Januari 2015
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Azalea, 2013. Risiko Persalinan Usia Remaja. http://www.ibudanbalita.com.
Diakses 14 Januari 2015
Bidanku
(2014).
Lebih
Jauh
Tentang
Kelahiran
Prematur.
https://www.facebook.com/lembayunghusada.reef?stream. Diakses 14
Januari 2015
Candra, Asep. (2012). Ilustrasi Melahirkan. http://www.kompas.com.health.
Diakses 14 Januari 2015
Datta, Monika. (2008). Seputar Kehamilan, Kelahiran, dan Perawatan Bayi.
Klaten: Image Press.
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, Elizabeth B. (2009). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Ilfa (2014). Definisi Umur. http://bidan-ilfa.blogspot.com/2010/01/definisiumur.html. Diakses 14 Januari 2015
Infokita. (2012). Konsep Persalinan. http://www.infokita.com. Diakses 14 Januari
2015
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. (2010). Ilmu Kebudanan, Penyakit
Kandungan, dan KB. Jakarta. EGC.
Medicastore (2013).
Penanganan Pada BBLR. http://www.medicastore.com.
Diakses 14 Januari 2015
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Rara, Dieta. (2013). Persalinan Prematur. http://www.midwifery.com. Diakses 14
Januari 2015
Rochjati, Poedji. (2003). Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga
University Press Safira, 2014
Stoppard, Miriam. (2008). Buku Pintar Kehamilan & Persalinan Modern.
Yogyakarta.: Quills Book.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumarah, dkk. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.
Wawan, A, dkk. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Yuliatun, Laily. (2008). Penanganan Nyeri Persalinan Dengan Metode
Nonfarmakologi. Malang: Bayu Media
7
Download