pengembangan bahan ajar mandiri berbasis

advertisement
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA
POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X
Cahya Prasetya, Widjianto, Mudjihartono
Universitas Negeri Malang
Email: [email protected]
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk (1) mengembangkan bahan ajar mandiri berbasis
multimedia pokok bahasan gelombang elektromagnetik untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa SMA kelas X, dan (2) mendeskripsikan kelayakan pengembangan bahan ajar
mandiri berbasis multimedia pokok bahasan gelombang elektromagnetik untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa SMA kelas X. Penelitian ini menggunakan model
penelitian dan pengembangan diantaranya: (1) Studi Pendahuluan, (2) Pengembangan
Produk, dan (3) Uji coba produk. Instrumen yang digunakan adalah angket kelayakan
materi dan media yang diisi oleh ahli (Dosen dan Guru). Selain itu, dilakukan pula uji
coba kelayakan produk terhadap pengguna kepada 15 siswa kelas X SMA Brawijaya
Smart School (BSS), Malang. Data pada penelitian dan pengembangan ini meliputi hasil
kelayakan materi, media, dan pengguna. Data tersebut merupakan jenis data kuantitatif
dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan ajar yang dihasilkan termasuk
dalam kategori layak dari segi materi dan cukup layak dari segi media. Bahan ajar ini
perlu diuji secara lebih lanjut yaitu dengan adanya uji empirik terhadap bahan ajar. Uji
empirik ini dapat dilakukan melalui uji pelaksanaan lapangan, penyempurnaan produk
akhir, serta diseminasi/ penyebaran dan implementasi/ digunakan dalam pembelajaran
kelas. Kelebihan dari bahan ajar yang dikembangkan antara lain: produk ini dapat digunakan dalam kondisi offline, tombol menu pada bahan ajar ini dibuat interaktif, adanya
gambar dan animasi yang mendukung materi, background music yang dapat dimainkan
ataupun dimatikan pada bahan ajar, serta evaluasi yang dapat memberikan feedback
terhadap jawaban pengguna. Kekurangan dari bahan ajar antara lain: tampilan teks tidak
semuanya bisa atraktif/bergerak, produk belum bisa menyimpan database hasil evaluasi
siswa, dan urutan materi dan soal belum sepenuhnya urutdari yang mudah ke yang sulit.
Selain itu, uji coba yang dilakukan oleh pengembang hanya sebatas uji keterbacaan.
Kata kunci: bahan ajar multimedia, pemahaman konsep, gelombang elektromagnet.
Implementasi kurikulum KTSP memberikan ruang gerak yang bebas terhadap
guru dan satuan pendidikan dalam mengembangkan pembelajarannya, termasuk
bahan ajar yang digunakan. Bahan ajar merupakan salah satu media pembelajaran
yang berfungsi sebagai alat penyampai pesan yang terjadi dalam pembelajaran.
Sehingga melalui bahan ajar ini penerima pesan (siswa) dapat memahami apa yang
dimaksudkan oleh pengirim pesan (guru) (Arsyad, 2011:8).
1
2
Perkembangan IPTEK tampaknya memberikan hal positif terhadap perkembangan bahan ajar. Berdasarkan hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan RSKM/
RSSN, RPBKL,RPSB, dan KTSP Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Dikti,
bahan ajar berbasis TIK jarang sekali digunakan oleh guru dan sekolah (Direktorat
Pembinaan SMA, 2010:25). Hal ini dikarenakan keterbatasan sarana TIK yang ada
pada sekolah. Selain itu, kemampuan guru dalam membuat bahan ajar berbasis TIK
masih kurang mendukung.
Pernyataan tersebut juga didukung dari hasil wawancara dengan guru SMA
Brawijaya Smart School (BSS) Malang, diperoleh bahwa penggunaan bahan ajar
seperti animasi, multimedia, dan sejenisnya yang memanfaatkan komputer, masih
jarang digunakan dalam pembelajaran. Jika ingin digunakan, maka harus tersambung
dengan internet.
Salah satu solusi dari permasalahan diatas adalah dengan memberikan bahan
ajar tersebut langsung kepada siswa dalam bentuk bahan ajar mandiri. Bahan ajar
yang dapat diberikan berupa materi pelajaran dan soal evaluasi yang mudah digunakan dan dipahami oleh siswa secara individu atau kelompok kecil sebagai pendamping pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Bahan ajar mandiri ini bersifat
fleksibel, yang berarti dapat dimanfaatkan dimanapun dan kapanpun asalkan ada
perangkat komputer/laptop yang bisa digunakan (Zubaidah, 2010:30).
Materi gelombang elektromagnetik, terletak pada bab terakhir dalam
pembelajaran fisika tingkat SMA kelas X. Hasil dari wawancara terhadap salah satu
guru di SMA Brawijaya Smart School (BSS) Malang, materi ini sering disepelekan.
Jika kita tinjau dari SK dan KD menurut kurikulum KTSP, maka materi gelombang
elektromagnetik termasuk dalam ranah kognitif tingkat pemahaman (C2). Pembelajaran yang dilakukan haruslah menekankan pada pemahaman konsep yang ada pada
materi.
Berdasarkan alasan diatas, perlu diadakannya penelitian dan pengembangan
dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Mandiri Berbasis Multimedia Pokok
Bahasan Gelombang Elektromagnetik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep pada
Siswa SMA Kelas X”.
3
METODE
Pada pengembangan ini menggunakan Research and Development (R & D)
yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2012: 169). Penelitian
dan pengembangan ini hanya mengadopsi lima langkah awal saja yaitu, penelitian
dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draft produk, uji lapangan awal
dan revisi hasil uji coba. Dari lima langkah tersebut, kemudian dikelompokkan
menjadi 3 langkah utama, yaitu (1) Studi Pendahuluan, (2) Pengembangan Produk,
dan (3) Uji coba produk.
Jenis data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
berupa nilai rata-rata dari angket, yaitu 4, 3, 2, 1 yang dianalisis dengan
menggunakan kriteria kelayakan skala uji coba terbatas. Data kualitatif berupa kritik,
saran dan tanggapan dari validator yang digunakan sebagai pertimbangan dalam
melakukan revisi pada konsep maupun desain bahan ajar.
Instrument pengumpulan data dalam pengembangan bahan ajar yang dikembangkan adalah lembar wawancara dan angket. Lembar wawancara digunakan untuk
merinci hal-hal yang akan diwawancarakan kepada sejumlah guru di SMA Brawijaya
Smart School (BSS) Malang untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi saat
proses pembelajaran berlangsung serta media-media yang digunakan dalam pembelajaran. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket untuk mengetahui
kelayakan media yang meliputi angket untuk ahli materi dan angket untuk ahli media.
Selain itu, angket tentang analisis kebutuhan dan angket penilaian produk kepada
pengguna juga digunakan dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam
mengembangkan produk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil validasi ini diperoleh dari dua ahli materi (satu dosen dan satu
guru) serta satu ahli media (dosen). Data yang diperoleh terdiri atas data kuantitatif
dan data kualitatif. Berdasarkan hasil isian angket ahli materi, maka dapat dianalisis
secara kuantitatif. Hasil validasi ahli materi disajikan dalam Tabel 1.
4
Tabel 1. Analisis Data Kuantitatif Hasil Validasi Materi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pernyataan
Materi telah sesuai
dengan SK dan KD
Materi telah sesuai
dengan konsep Fisika
Materi disajikan secara
runtut
Penyajian materi telah
jelas
Pembahasan materi
mudah dimengerti
Soal yang disediakan
telah sesuai dengan
materi
Gambar dan animasi
telah sesuai dengan
materi
Penyajian Materi
bersifat interaktif dan
partisipatif sehingga
memotivasi siswa
untuk dapat belajar
mandiri
Penyajian materi sesuai
dengan perkembangan
IPTEK
Menggunakan bahasa
yang baik dan benar
Total
Skor
V1
V2
3
4
Skor
Maks.
4
V1
75
%
V2
100
3
4
4
75
100
4
4
4
100
100
3
3
4
75
75
3
3
4
75
75
3
4
4
75
100
3
4
4
75
4
4
4
3
4
3
4
70
Keterangan
V1
V2
Cukup
Layak
Layak
Cukup
Layak
Layak
Layak
Layak
Cukup
Layak
Cukup
Layak
Cukup
Layak
Cukup
Layak
Cukup
Layak
Layak
100
Cukup
Layak
Layak
100
100
Layak
Layak
4
75
100
Cukup
Layak
Layak
4
75
100
Cukup
Layak
Layak
Layak
80
87,5
Berdasarkan Tabel 1, secara keseluruhan diperoleh persentase sebesar 87,5%
dan tergolong layak. Namun, dari angket validator pertama bahan ajar ini direkomendasikan dengan kriteria layak dan perlu revisi. Selain data kuantitatif, pada angket ini
juga diperoleh data kualitatif yang berupa kritik dan saran. Hasil validasi ini juga
sebagai acuan dalam revisi bahan ajar. Komentar dan saran yang diberikan oleh
validator disajikan pada Tabel 2.
5
Tabel 2 Analisis Data Kualitatif Hasil Validasi Ahli Materi
Validator
Materi 1
Materi 2
a.
b.
a.
b.
c.
Kritik dan Saran
Kalimat perlu disederhanakan.
Kurangi penggunaan kata-kata yang sama.
Aplikasi gelombang elektromagnetik perlu diperbanyak
Gambar dan animasi perlu ditambah.
Soal evaluasi perlu ditambah.
Berdasarkan hasil isian angket ahli media, maka dapat dianalisis secara
kuantitatif. Hasil kelayakan ahli media disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Analisis Data Kuantitatif Hasil Validasi Ahli Media
No.
Pernyataan
Skor
%
Keterangan
3
Skor
Maks.
4
1
Pemilihan huruf yang mudah
dibaca
Ukuran huruf proporsional dengan
gambar dan animasi
Pemilihan warna yang sesuai dan
tidak mengacaukan tampilan
75
Cukup
Layak
4
4
100
Layak
3
4
75
Cukup
Layak
4
Gambar dan animasi menarik dan
sesuai dengan yang akan dibahas
3
4
75
Cukup
Layak
5
Pengaturan tombol sesuai dengan
halaman yang ingin dituju
2
4
50
Kurang Layak
6
Media pembelajaran yang telah
dikembangkan mudah untuk
menjalankannya
Topik dan pembahasan yang jelas
dan sesuai
Menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
Bahasa mudah dimengerti dan
dipahami
Interaktif (Pengguna leluasa untuk
menggunakan semua tombol dan
animasi)
Total
3
4
75
Cukup
Layak
3
4
75
3
4
75
3
4
75
2
4
50
Cukup
Layak
Cukup
Layak
Cukup
Layak
Kurang
Layak
29
40
72,5
2
3
7
8
9
10
Cukup Layak
6
Berdasarkan Tabel 3, diketahui terdapat beberapa pernyataan yang menurut
validator kurang layak. Pernyataan tersebut yaitu, pernyataan ke-5 tentang pengaturan
tombol dan pernyataan ke-10 tentang tingkat interaktif media. Kedua pernyataan ini
perlu direvisi. Secara keseluruhan diperoleh persentase sebesar 72,5% dan tergolong
cukup layak. Namun, dari angket validator bahan ajar ini direkomendasikan dengan
kriteria layak dan perlu revisi. Sehingga bahan ajar ini perlu direvisi sesuai dengan
penilaian validator. Adapun analisis data kualitatif hasil validasi yang berupa kritik
dan saran disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4.4 Analisis Data Kualitatif Hasil Validasi Ahli Media
Validator
Media
a.
b.
c.
d.
Kritik dan Saran
Animasi percobaan Heinrich Hertz perlu diperbaiki.
Ukuran gambar animasi perlu diperbesar.
Pengaturan tombol navigasi perlu diperbaiki.
Ukuran font perlu diperbaiki.
Selain itu, dilakukan pula uji coba kepada pengguna. Berdasarkan hasil isian
angket pengguna maka dapat dianalisis secara kuantitatif yang ditunjukkan pada
Tabel 5 dan kualitatif yang ditunjukkan pada Tabel 6.
7
Tabel 5 Analisis Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Terbatas
Siswa keMenu
2,4
2,8
2,6
4
3,6
3,4
4
3,2
3,8
3,6
2,8
3,6
3,8
3,2
4
3,39
84,75
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Rata-Rata
Persentase (%)
Materi
2,17
2,83
2,67
4
3,83
3,67
3,83
3,33
3,67
3,33
2,5
3,83
3,83
3,33
3,5
3,35
83,75
Bagian
Gambar & Animasi
2
3
3
4
4
3,8
3,6
3
3,8
3,6
3,2
2,6
4
3,8
3,4
3,45
86,25
Tabel 6 Analisis Data Kualitatif Hasil Uji Coba Terbatas
Siswa ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
a.
a.
b.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
a.
b.
c.
a.
a.
a.
a.
b.
Saran dan Pendapat
Multimedia menarik dan mudah dipahami.
Warna yang digunakan sebaiknya jangan monoton.
Huruf pada text kurang besar dan menarik.
Cukup kreatif dan berisi
Simple, mudah dipahami, menarik.
Musiknya ditambah dan jangan intro saja.
Semua tampilannya sudah bagus.
Lagunya menarik.
Background musiknya ditambah.
Bagus, tapi materinya ditambah.
Tampilan kurang menarik
Perbanyak animasi.
Font yang digunakan terlalu kecil.
Backsound lagunya pendek saja.
Soalnya perlu ditambah.
Sudah baik.
Sangat menarik
Lagunya ditambah.
Evaluasi
2,4
3,4
2,6
4
3,8
4
3,4
3,2
4
3,8
2,4
3,8
3,8
3,2
3,4
3,41
85,25
8
Berdasarkan Tabel 5 secara keseluruhan, didapat bahwa persentase pada
masing-masing bagian mendapatkan nilai rata-rata 85%. Bahan ajar dinilai layak
untuk ditindak lanjuti pada tahap uji empirik. Uji empirik merupakan uji lebih mendalam terhadap bahan ajar, sehingga bahan ajar dinyatakan layak untuk digunakan
dalam pembelajaran. Adapun data kualitatif yang berupa saran dan pendapat pada
Tabel 6 akan dijadikan acuan dalam revisi bahan ajar.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang dilakukan kepada ahli materi,
ahli media, dan pengguna diketahui tingkat kelayakan bahan ajar yang dikembangkan
sebesar 87,5% menurut ahli materi, sebesar 72,5% menurut ahli media, dan sebesar
85% menurut pengguna. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria layak menurut ahli materi dan pengguna serta cukup
layak menurut ahli media.
Kelebihan-kelebihan bahan ajar ini yaitu, produk ini dapat digunakan dalam
kondisi offline, sehingga tidak harus tersambung dengan jaringan internet. Tombol
menu pada bahan ajar ini dibuat interaktif, yang berarti pengguna dapat leluasa dalam
mengoperasikan bahan ajar ini. Adanya gambar dan animasi yang mendukung materi
juga akan menambah ketertarikan dan pemahaman konsep pengguna terhadap materi
gelombang elektromagnetik. Background music yang dapat dimainkan ataupun
dimatikan pada bahan ajar ini juga memungkinkan pengguna belajar secara santai
ataupun serius. Di akhir pembelajaran terdapat soal-soal evaluasi berupa pilihan
ganda yang juga terdapat batas waktu penger-jaan. Setelah siswa melakukan evaluasi,
bahan ajar ini dapat memberikan feedback berupa skor yang diperoleh oleh siswa.
Feedback tersebut juga menampilkan jawaban yang benar/salah. Bahan ajar ini di
desain untuk dapat digunakan secara mandiri ataupun kelompok kecil.
Disamping kelebihan di atas, produk ini juga memiliki kekurangan yaitu
tampilan teks tidak semuanya bisa atraktif/bergerak. Hal ini dikarenakan keterbatasan
kemampuan software autoplay media studio 8. Guru yang menggunakan produk ini
9
juga belum bisa langsung mengetahui hasil evaluasi yang telah dikerjakan oleh siswa
di rumah. Karena produk ini belum bisa menyimpan database hasil evaluasi tersebut.
Sehingga, bila guru ingin mengetahui hasil evaluasi siswa, maka guru harus mendampingi ketika siswa mengerjakan soal evaluasi. Susunan materi dan soal evaluasi pada
produk ini juga belum sepenuhnya berurutan dari tingkat yang mudah hingga ke
tingkat yang sulit. Selain itu, uji coba yang dilakukan oleh pengembang hanya sebatas
uji keterbacaan.
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka saran/ rekomendasi yang diajukan antara
lain: agar digunakan dalam penelitian lebih lanjut terlebih dahulu sebelum dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini didukung dengan nilai kelayakan
bahan ajar menurut validator dan uji coba terbatas telah mencapai nilai diatas 60%,
yang berarti layak untuk dilanjutkan.
Saran yang diberikan untuk diseminasi produk yaitu dengan menyebarkan
produk ke guru fisika ataupun siswa yang membutuhkan produk pembelajaran
mandiri pokok bahasan gelombang elektromagnetik. Selain itu, diseminasi juga bisa
dilakukan dengan menguploadnya ke internet melalui forum, blog, atau web.
Saran untuk penelitian lebih lanjut yaitu agar dilakukan penyempurnaan bahan
ajar terhadap kelemahan-kelemahannya dan mengujicobakan bahan ajar ini secara
luas agar diketahui kelayakan bahan ajar yang dikembangkan jika digunakan dalam
pembelajaran. Pengembang hanya melakukan uji coba keterbacaan terbatas terhadap
15 siswa SMA. Selain itu, bahan ajar juga bisa diteliti lebih lanjut mengenai tingkat
pemahaman siswa setelah menggunakan bahan ajar ini.
10
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar SMA.
(Online), (http://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/22-juknispengembangan-bahan-ajar-isi-revisi-0104.pdf), diakses 26 Maret 2013.
Sukmadinata, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Zubaidah, Siti. 2010. Restrukturisasi Pemahaman Berbagai Istilah pada Penulisan
Komponen Metode dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. J-TEQIP, 1 (1):
30.
Download