HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM FILM “YOURS TRULY” (Analisis Semiotika Mengenai Hambatan Komunikasi Yang Terdapat Dalam Film “Yours Truly”) DAMA PAUNDRA FALLETEHAN 080904045 ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Hambatan Komunikasi Dalam Film „Yours Truly‟”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan- hambatan komunikasi yang di tampilkan di dalam film „Yours Truly‟ berdasarkan tanda- tanda yang dimunculkan sepanjang film berlangsung. Film merupakan sebuah media komunikasi yang akurat dan mampu menyampaikan pesan apapun dalam kemasan yang lebih menarik dan memiliki unsur entertaining (menghibur). Kreativitas yang dikemas di dalam durasi singkat adalah sebuah tantangan tersendiri bagi pelakon film pendek untuk menyuguhkan hiburan, makna dan seni peran sekaligus dalam satu paket. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Semiotika, Semiotika Komunikasi Visual dan Semiologi Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika dengan perangkat analisis semiologi Roland Barthes berupa signikasi dua tahap (two order of signification); denotasi dan konotasi, yang kemudian dibagi menjadi penanda, petanda, level denotasi, dan level konotasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa film Yours Truly menggunakan beberapa icon penunjang seperti tape recorder dan bunga sebagai alat bantu komunikasi yang seringkali muncul di scene film ini. Pesan moral yang ingin disampaikan dalam film ini adalah pentingnya sebuah komunikasi yang akurat dan baik sehingga apabila kesusksesan komunikasi tidak dapat diwujudkan maka akan mampu menimbulkan masalah- masalah bagi pelakonnya. Kata kunci: Hambatan Komunikasi, Semiologi Roland Barthes, Semiotika, Film “yours truly” PENDAHULUAN Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian berbagai makna melalui perilaku verbal maupun nonverbal. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk nonverbal (non kata-kata), tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama. Simbol atau lambang adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lainnya berdasarkan kesepakatan bersama (Mulyana, 2004:3). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan dalam komunikasi dan salah satunya adalah melalui film. Film (movie) merupakan salah satu media berformat audio visual yang mampu menjadi sarana komunikasi yang sangat efektif. Film mampu merefleksikan realita yang ada secara real dan tampak seperti aslinya. Film awalnya ditemukan oleh Edward Muybridge pada tahun 1887. Saat itu film masih berbentuk serentetan gambar yang dilihat dengan kecepatan tertentu sehingga terlihat bergerak (Briggs, 2006: 204) 1 Saat ini film pendek makin digandrungi oleh masyarakat di Indonesia. Festival film pendek makin marak di adakan dan menghasilkan kreasi- kreasi film pendek yang bagus. Contohnya adalah film Yours Truly yang sudah mengantongi penghargaan seperti memasuki 20 besar finalis acara Asian Short Film Awards 2011, sebuah kompetisi film pendek yang diselenggarakan oleh ScreenSingapore di Singapura pada tanggal 5 Juni 2011. Yours Truly adalah sebuah film pendek yang di produksi oleh Lucky Beanie Pictures & Cine et Cetera pada tahun 2011. Film yang bergenre horor psikologis ini menceritakan bagaimana permasalahan di dalam komunikasi dapat terjadi. Film ini menceritakan seorang lelaki yang tidak mampu menjadi seorang komunikator bernama Todi. Pria ini tidak mampu memulai pembicaraan dengan orang dan menjadikan dia seorang yang tertutup dan pendiam. Ketidak mampuan pria ini berkomunikasi dilampiaskannya kepada sebuah tape recorder yang dianggap sebagai temannya. Untuk memperbaiki sebuah komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di dalam film ini, Todi yang merupakan orang yang tidak mampu berkomunikasi mencoba menjadi pribadi yang mampu berkomunikasi dengan cara menjadi seorang pengantar bunga. Cara ini cukup efektif merubah ia menjadi seorang yang bisa memulai sebuah pembicaraan. Namun ternyata merubah sebuah sikap yang telah lama dimiliki itu cukup sulit. Todi tetap tidak mampu memulai pembicaraan selain ketika ia tengah bertugas mengantar bunga. Watak peran yang lain yang diceritakan di dalam film ini adalah seorang perempuan bernama Kayla. Ia adalah perempuan yang sangat mampu dalam memulai pembicaraan namun tidak mampu menjadi komunikan yang baik. Ia adalah pribadi yang hanya ingin didengarkan dan tidak ingin mendengar. Di dalam sebuah komunikasi ada unsur komunikasi dua arah. Kayla hanya seorang komunikator yang baik namun tidak dibarengi dengan kemampuan dalam menjadi seorang komunikan. Di Film ini, kedua pribadi berbeda karakter ini dipertemukan dalam jalinan cinta. Pada awal mereka berpacaran, keadaan nampaknya baik- baik saja hingga pada akhirnya terbukti bahwa hambatan komunikasi yang berlangsung terus menerus dapat menyebabkan masalah yang cukup besar. KAJIAN PUSTAKA Teori memberikan dasar dalam suatu penelitian untuk memprediksi dan merumuskan pernyataan-pernyataan yang menyangkut pemahaman pemikiran (Severin & Tankard, 2008:12-13). Teori dapat digunakan sebagai dasar penelitian karena dapat menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal, memfokuskan suatu hal, dapat menjelaskan hal yang diamati, memberikan petunjuk untuk melakukan pengamatan dan membuat prediksi terhadap keadaan yang akan terjadi (Sanjaya, 2001:12). Dalam penelitian ini teori- teori yang relevan digunakan adalah Komunikasi, Hambatan Komunikasi dan Semiotika Roland Barthes. Komunikasi Bila ditinjau secara etimologi, dapat disebutkan bahwa komunikasi dalam Bahasa Inggris yaitu communication. Maksudnya bila seseorang mengadakan 2 kegiatan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka orang tersebut cenderung berusaha untuk mengatakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasinya atau menyamakan dirinya dengan yang diajaknya berkomunikasi (Suwardi, 2007:6-7). Komunikasi dapat difungsikan sebagai tindakan berinteraksi terhadap sosial lingkungan disekeliling pelaku komunikasi. Komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita berhubungan dengan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk non verbal (non kata-kata), tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama. Simbol atau lambang adalah sesuatu yang mewakili sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan bersama (Mulyana, 2004:3). Orang yang tidak dapat berkomunikasi dengan manusia dipastikan akan tersesat karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan suatu individu membangun suatu kerangka rujukandan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan berbagai situasi yang dia hadapi. Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan (Mulyana, 2007:4). Pengertian komunikasi bersumber dari gagasan komunikator yang ingin disampaikan kepada pihak penerima, dengan segala daya dan usaha bahkan tipu daya agar pihak penerima tersebut (komunikan) mengenal, mengerti, memahami dan menerima “ideologinya” lewat pesan-pesan yang disampaikan (Purwasito, 2003:195). Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2006:10). Hambatan Komunikasi Dalam proses komunikasi, selalu terdapat hambatan yang dapat mengganggu. Hal ini menyebabkan informasi dan gagasan tidak dapat disampaikan, diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan (komunikan). Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, terdapat hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak berjalan dengan efektif, yaitu: 1. Status Effect. 2. Semantik Problems. 3. Perceptual Distortion. 4. Cultural Differences. 3 5. Phsycal Distractions. 6. Poor Choice of Communication Channels. 7. No Feed Back (Ludlow, 1992: 10-11). Semiotika Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang dipakai manusia dalam mencari jalan di dunia ini. Pada dasarnya semiotika mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Dalam hal ini memaknai (to signify) tidak dapat dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna adalah hubungan suatu objek dan suatu tanda. Secara umum studi tentang tanda merujuk pada semiotika (Sobur, 2004:15-16). Semiologi Roland Barthes Barthes menjelaskan dua tingkatan dalam pertandaan yaitu yang pertama adalah denotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda atau antara tanda pada rujukannya yang realitas yang menghasilkan makna eksplisit langsung dan pasti. Yang kedua adalah konotasi, yaitu tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan pertanda yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti. Teori Barthes sangat berkesinambungan dengan apa yang disebut sebagai sistem pemaknaan tataran kedua yang sejatinya dibangun di atas sistem yang lain yang sebelumnya sudah ada. Sistem kedua Barthes ini disebut dengan konotatif yang secara tegas ia bedakan dari denotatif atau dengan sistem yang pertama. Barthes membuat peta tentang bagaimana tanda itu difungsikan dan digunakan (Cobley & Jansz, 1999): Tabel 2.1 Peta Tanda Roland Barthes 1. Signifier (Penanda) 2. Signified (Petanda) 3. Denotatif Sign (Tanda Denotatif) 4. Connotative Signifier (Penanda 5. Connotative Signified (Petanda Konotatif) Konotatif) 6. Connotative Sign (Tanda Konotatif) (Sumber: Drs. Alex Sobur, Msi, 2004, Semiotika Komunikasi, Remaja Rosda Karya, 69) Lima Kode Pembacaan Roland Barthes Barthes meninjau lima kode dalam pembacaan suatu tanda yaitu: 1. Kode Hermeneutik 2. Kode Semik 3. Kode Simbolik 4. Kode Proaretik 5. Kode Gromik/kultural 4 METODOLOGI PENELITIAN Kualitatif Bogan dan Taylor mendefenisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata, catatan-catatan yang berhubungan dengan makna, nilai serta pengertian. Oleh karena itu metode kualitatif senantiasa memiliki sifat holistik, yaitu penafsiran terhadap data dalam hubungannya dengan berbagai aspek yang mungkin ada (Kaelan, 2005: 4) Semiotika Tanda-tanda merupakan basis dari seluruh komunikasi (Littlejohn, 1996:64). Manusia dengan perantara tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Semiotika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya mencari jalan di dunia ini. Semiotika dalam istilah Barthes, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal. Memaknai dalam hal ini tidak dapat dipadukan dengan mengkomunikasikan. Memaknai berarti objek tidak hanya membawa informasi melainkan juga berkomunikasi dan juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 1988:179) Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah scene dan shot yang terdapat di dalam film “Yours Truly”. Penelitian mencakup permasalahan komunikasi yang terdapat di dalam scene dan shot film ini. Kerangka Analisis Semiotika pada dasarnya diartikan bagaimana manusia memaknai suatu hal yang dilihatnya. Dalam hal ini memaknai suatu hal tidak bisa di sandingkan dengan mengkomunikasikan. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna adalah hubungan suatu objek dan suatu tanda. Secara umum semiotika mempunyai hubungan erat dengan penandaan (Sobur, 2004:15-16). Teknik Pengumpulan Data Data Primer Data primer adalah data dari tiap scene dan shot yang terdapat dalam film “Yours Trully”. Data Sekunder Data sekunder adalah melalui penelitian kepustakaan (Library Research), dengan mengumpulkan literatur serta berbagai sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, jurnal, internet dan sebagainya. 5 Teknik Analisis Data Data dalam metode kualitatif mencerminkan interprestasi yang mendalam dan menyeluruh atas fenomena tertentu. Data dikelompokkan dalam kelas-kelas, tidak menurut angka-angka. Sumber data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive, yaitu menggunakan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian penulis. Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika menggunakan pendekatan dari Roland Barthes yaitu metode signifikasi dua tahap. 1. Pertama menganalisis hambatan didalam sebuah tanda yang tampak pada film “Yours Truly”. Denotasi digunakan untuk mengartikan arti dari bahasa verbal (kata-kata) dan non verbal (sikap) (dialog dan akting pada film “Yours Truly”). 2. Kedua adalah menganalisis tanda Konotasi. Konotasi digunakan untuk mengungkapkan makna tersembunyi dari bahasa verbal dan non verbal dalam film “Yours Truly”, lalu dilakukan penarikan kesimpulan. Uraian Analisis Film ini adalah film pendek yang sangat berkaitan dengan hambatan komunikasi. Film yang berdurasi 16.13 detik ini nyaris menyuguhkan bagaimana hambatan komunikasi itu berlangsung di tiap adegannya. Film yang berlatar belakang psycho horror ini sebenarnya menceritakan tentang seorang wanita psycho yang menjebak korbannya dalam permainannya. Dari sepuluh scene yang diteliti, terdapat beberapa hambatan komunikasi yang terjadi. Hambatan dari tiap scene tersebut yaitu: 1. Scene pertama Todi digambarkan tengah berlatih menyapa seseorang di depan sebuah cermin. Hal ini dilakukan todi berulang kali. Apa yang dilakukan Todi merupakan bentuk terjadinya hambatan berupa psikologis. Todi merasa tidak percaya diri dan butuh melakukan proses latihan berulang kali. Selain berlatih secara berulang- ulang di depan cermin, Todi juga menggunakan sebuah tape recorder sebagai alat bantunya. Todi merekan suaranya kemudian memutar suranya kembali. Hal ini juga pengaruh dari hambatan psikologis. Ia merekam suaranya kemudian memutar suaranya kembali agar ia dapat menemukan kekurangan dari penyampaian pesannya. 2. Scene kedua Di scene ini, Todi menjelaskan bahwa pekerjaannya berlawanan dengan sifatnya. Kemudian ia juga mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pribadi yang pendiam dan tertutup. Todi juga mengatakan bahwa menjadi pengantar bunga adalah cara yang ditempuhnya untuk menjadi pribadi yang berbeda. Ia ingin menjadi seseorang yang terbuka dan mampu memulai komunikasi dengan orang lain. Hal ini merupakan bentuk hambatan psikologis yang mampu menciptakan kegagalan komunikasi. 6 3. Scene ketiga Todi menjelaskan bahwa pekerjaannya yang dijalaninya adalah pekerjaan yang sangat sulit baginya. Walaupun bagi kebanyakan orang hal itu cukup mudah, namun bagi Todi itu adalah hal yang berat. Hal ini menjelaskan bahwa Todi mengalami hambatan psikologis. 4. Scene keempat Sosok Todi yang pendiam dan tertutup digambarkan jelas pada scene ini. Todi sering kali melamun dan sedikit berbicara. Ia melamun dengan menunjukkan pandangan tajam. Hal ini menunjukkan seolah- olah ia tengah menunjukkan dirinya kesal dan emosi. Tekanan secara psikis membuatnya melakukan hal ini. Dibalik diri Todi yang tertutup dan pendiam, ternyata Todi adalah orang yang mampu bercerita hanya saja ia hanya mampu bercerita kepada tape recorder. Ia menyatakan bahwasanya temannya bercerita hanyalah tape recorder tersebut. Keadaan ini menandakan bahwa Todi mengalami hambatan berupa Poor Choice of Communication Channels. 5. Scene kelima Di scene ini, Todi bertemu dengan seorang wanita bernama Kayla. Todi mengantarkan sebuah kiriman bunga kepadanya. Pada pandangan pertama, Todi ragu apakah Kayla adalah orang Indonesia dan dapat berbicara bahasa Indonesia. Wajah Kayla terlihat seperti orang asing. Hal ini merupakan bentuk dari Perceptual Distortion. 6. Scene keenam Di scene ini, sematik problems terjadi. Todi berbicara sangat pelan dan tidak berwibawa kepada Kayla. Kemudian tarian dan nyanyiannya diiringi dengan ketidak pedean Todi. hal ini menyebabkan pesan yang disampaikan jadi tidak begitu jelas. Disamping itu, hambatan psikis tetap menjadi faktor utama Todi tidak percaya diri dan sulit mengutarakan isi hati. Status effect juga merupakan hambatan komunikasi yang terjadi di scene ini. Kayla adalah pelanggan dan Todi adalah pelayan. Dengan demikian terjadi sebuah hambatan karena perbedaan status kedua orang tersebut. Todi pun berhati- hati sekali dalam berbicara karena mengingat Kayla adalah pembeli. 7. Scene ketujuh Di scene ini, Todi terlihat amat sangat kaku. Ia sangat jarang berbicara. Todi hanya menunjukkan tidak percaya diri dan grogi. Terlihat dari gerakan tubuhnya yang kaku dan matanya beberapa kali berpaling dari Kayla. Hal ini merupakan hambatan psikologis. Todi terpaku pada dirinya yang tidak mampu memulai komunikasi sehingga ia diam dan hanya menjawab ketika ditanya. Poor Choice of Communication Channels merupakan sebuah hambatan komunikasi yang juga muncul di scene ini. Todi mengungkapkan perasaan hatinya melalui sebuah tape recorder. 7 8. Scene kedelapan Di dalam scene ini terlihat jelas terjadi hambatan komunikasi berupa Perceptual Distortion. Perbedaan persepsi atau pola pikir antara Kayla dan Todi terlihat cukup signifikan. Todi memiliki persepsi untuk merubah pribadi dirinya untuk bisa berbicara, sedangkan Kayla memiliki persepsi bahwa Todi hanyalah seorang pendengar saja. Dengan demikian Kayla pun tidak pernah memberikan kesempatan Todi untuk bicara. 9. Scene kesembilan Hambatan komunikasi berupa Poor Choice of Communication Channels kembali muncul di scene ini. Todi berbicara kepada Kayla menggunakan bantuan sebuah tape recorder. Hal ini berdasar kepada ketidak mampuan Todi dalam memulai komunikasi. karena hambatan psikologis itu, maka Todi pun menggunakan tape recorder sebagai alat bantunya dalam berkomunikasi. Perceptual Distortion juga merupakan salah satu hambatan komunikasi yang terjadi di scene ini. Todi dan Kayla saling mempertahankan persepsinya masing- masing. 10. Scene kesepuluh Di scene ini, terdapat Todi dalam kondisi mulut dijahit dan tangan yang dipakukan di kursi. Hal ini lebih dikenal dengan mengkebiri. Mengkebiri merupakan bentuk dari menghilangkan kemampuan dari indra seseorang. Dengan demikian, Poor Choice of Communication Channels pun terjadi. PENUTUP Kesimpulan Hambatan komunikasi yang digambarkan pada film “Yours Truly” ini sangat umum ditemukan di dalam masyarakat. Apa yang terjadi di dalam masyarakat tersebut merupakan wujud dari kode pembacaan Roland Barthes yang terakhir yaitu mitos. Hambatan tersebut berupa: 1. Poor choice of communication 2. Gangguan psikologis 3. Semantik problems 4. Status effect 5. Perceptual distortion Saran Dengan memperhatikan pembahasan, kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat dijadikan gambaran untuk penelitian selanjutnya. Saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Peneliti menggunakan semiotika Roland Barthes sebagai panduan penelitian ini. Untuk menganalisis film, peneliti mengakui cukup sulit menggunakan metodologi Roland Barthes. Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan teori dan metode yang lebih tepat dan khusus untuk menganalisis film. 8 2. Bagi peneliti lain yang ingin menyempurnakan hasil penelitian ini, agar menggunakan pandangan ahli lainnya dalam menganalisis hambatan komunikasi. Dengan demikian akan memperkaya hasil penelitian mempertajam dan membuat hasil penelitian lebih sempurna. 3. Cerita di dalam film ini cukup berat. Membutuhkan analisis yang cukup tinggi untuk memahami tiap adegan yang digambarkan di dalam film. Dengan demikian harus diperhatikan beberapa permasalahan teknis sebagai berikut: Suara monolog yang diucapkan harus jelas dan cukup kuat. Suara musik latar jangan sampai lebih keras daripada monolog yang seharusnya lebih diutamakan. Pewarnaan dan angle jangan sampai menciptakan efek blocking sehingga backround dan objek terlihat menyatu. 4. Film ini jelas menceritakan tentang fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia. Ada beberapa point penting mengenai fenomena anti sosial yang dapat dijadikan gambaran untuk diterapkan dikehidupan nyata. Hal tersebut antara lain: Alat komunikasi canggih Masyarakat Indonesia sedikit besarnya telah terpengaruh pola pikirnya oleh keberadaan alat komunikasi canggih. Alat komunikasi canggih tersebut memiliki kemampuan untuk memudahkan aktivitas komunikasi. Kemudahan yang diberikan oleh peralatan komunikasi canggih ini mengakibatkan semakin malasnya masyarakat untuk berkomunikasi secara langsung. Terbukti dengan banyaknya orangorang yang eksis di dunia maya namun pasif di dunia nyata. Alat komunikasi canggih seperti BB, tablet pc yang meliputi line, facebook, twitter dan lain sebagainya harus digunakan dengan bijaksana. Masyarakat harus cerdas dalam menggunakan alat tersebut. Dengan demikian masyarakatlah yang harus mengontrol alat komunikasi canggih tersebut dan bukan sebaliknya. Apabila hal ini dapat diwujudkan, maka alat komunikasi canggih tersebut akan baik manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan Lingkungan juga merupakan salah satu faktor terbentuknya sifat anti sosial di masyarakat. Salah satu lingkungan yang ditunjukkan di dalam film ini adalah apartemen. Apartemen merupakan salah satu lingkungan anti sosial. Hal ini dikarenakan jarang terjalin komunikasi antara penghuni apartemen satu dengan lainnya. Digambarkan pula koridor apartemen yang sepi di dalam film ini menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas komunikasi yang terjadi. Lingkungan ini menciptakan suasana tempat tinggal yang kaku. Apartemen juga merupakan bentuk dari jurang pemisah antara golongan ekonomi atas dengan bawah. Hal ini menyebabkan tertutupnya akses komunikasi antara masyarakat atas dengan masyarakat bawah. 9 Intinya adalah walaupun dengan kondisi seperti ini, namun komunikasi dan sosialisasi harus tetap terjalin. Manusia merupakan makhluk sosial. Dengan demikian sesama manusia akan saling membutuhkan. Untuk mewujudkan keharmonisan antar manusia, maka harus terjalin komunikasi yang baik. DAFTAR PUSTAKA Barthes, Roland. 1988. The Semiotics Challenge. New York: Hill and Wang. Briggs, Asa, 2006. Sejarah sosial media. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma. Ludlow, Ron & Fergus Panton. 1992. The essence of effective communication. London: Prentice Hall. Mulyana, Deddy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. _____________. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Paul Cobley & Litza Jansz. 1999. Introducing Semiotics. United Kingdom: Icon Books Ltd. Sanjaya, Sasa Djuarsa. 2001. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 10