HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM FILM “YOURS

advertisement
HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM FILM “YOURS TRULY”
(Analisis Semiotika Mengenai Hambatan Komunikasi Yang Terdapat Dalam
Film “Yours Truly”)
DAMA PAUNDRA FALLETEHAN
080904045
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Hambatan Komunikasi Dalam Film „Yours Truly‟”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan- hambatan komunikasi yang di
tampilkan di dalam film „Yours Truly‟ berdasarkan tanda- tanda yang dimunculkan
sepanjang film berlangsung. Film merupakan sebuah media komunikasi yang akurat dan
mampu menyampaikan pesan apapun dalam kemasan yang lebih menarik dan memiliki
unsur entertaining (menghibur). Kreativitas yang dikemas di dalam durasi singkat adalah
sebuah tantangan tersendiri bagi pelakon film pendek untuk menyuguhkan hiburan,
makna dan seni peran sekaligus dalam satu paket. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Semiotika, Semiotika Komunikasi
Visual dan Semiologi Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika
dengan perangkat analisis semiologi Roland Barthes berupa signikasi dua tahap (two
order of signification); denotasi dan konotasi, yang kemudian dibagi menjadi penanda,
petanda, level denotasi, dan level konotasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa film
Yours Truly menggunakan beberapa icon penunjang seperti tape recorder dan bunga
sebagai alat bantu komunikasi yang seringkali muncul di scene film ini. Pesan moral yang
ingin disampaikan dalam film ini adalah pentingnya sebuah komunikasi yang akurat dan
baik sehingga apabila kesusksesan komunikasi tidak dapat diwujudkan maka akan
mampu menimbulkan masalah- masalah bagi pelakonnya.
Kata kunci: Hambatan Komunikasi, Semiologi Roland Barthes, Semiotika, Film “yours
truly”
PENDAHULUAN
Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian
berbagai makna melalui perilaku verbal maupun nonverbal. Komunikasi terjadi
jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui
penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal
(kata-kata) atau bentuk nonverbal (non kata-kata), tanpa harus memastikan
terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem
simbol yang sama. Simbol atau lambang adalah sesuatu yang mewakili sesuatu
yang lainnya berdasarkan kesepakatan bersama (Mulyana, 2004:3).
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan
dalam komunikasi dan salah satunya adalah melalui film. Film (movie)
merupakan salah satu media berformat audio visual yang mampu menjadi sarana
komunikasi yang sangat efektif. Film mampu merefleksikan realita yang ada
secara real dan tampak seperti aslinya. Film awalnya ditemukan oleh Edward
Muybridge pada tahun 1887. Saat itu film masih berbentuk serentetan gambar
yang dilihat dengan kecepatan tertentu sehingga terlihat bergerak (Briggs, 2006:
204)
1
Saat ini film pendek makin digandrungi oleh masyarakat di Indonesia.
Festival film pendek makin marak di adakan dan menghasilkan kreasi- kreasi film
pendek yang bagus. Contohnya adalah film Yours Truly yang sudah mengantongi
penghargaan seperti memasuki 20 besar finalis acara Asian Short Film Awards
2011, sebuah kompetisi film pendek yang diselenggarakan oleh ScreenSingapore
di Singapura pada tanggal 5 Juni 2011. Yours Truly adalah sebuah film pendek
yang di produksi oleh Lucky Beanie Pictures & Cine et Cetera pada tahun 2011.
Film yang bergenre horor psikologis ini menceritakan bagaimana permasalahan di
dalam komunikasi dapat terjadi. Film ini menceritakan seorang lelaki yang tidak
mampu menjadi seorang komunikator bernama Todi. Pria ini tidak mampu
memulai pembicaraan dengan orang dan menjadikan dia seorang yang tertutup
dan pendiam. Ketidak mampuan pria ini berkomunikasi dilampiaskannya kepada
sebuah tape recorder yang dianggap sebagai temannya.
Untuk memperbaiki sebuah komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Di dalam film ini, Todi yang merupakan orang yang tidak mampu
berkomunikasi mencoba menjadi pribadi yang mampu berkomunikasi dengan cara
menjadi seorang pengantar bunga. Cara ini cukup efektif merubah ia menjadi
seorang yang bisa memulai sebuah pembicaraan. Namun ternyata merubah sebuah
sikap yang telah lama dimiliki itu cukup sulit. Todi tetap tidak mampu memulai
pembicaraan selain ketika ia tengah bertugas mengantar bunga.
Watak peran yang lain yang diceritakan di dalam film ini adalah seorang
perempuan bernama Kayla. Ia adalah perempuan yang sangat mampu dalam
memulai pembicaraan namun tidak mampu menjadi komunikan yang baik. Ia
adalah pribadi yang hanya ingin didengarkan dan tidak ingin mendengar. Di
dalam sebuah komunikasi ada unsur komunikasi dua arah. Kayla hanya seorang
komunikator yang baik namun tidak dibarengi dengan kemampuan dalam menjadi
seorang komunikan.
Di Film ini, kedua pribadi berbeda karakter ini dipertemukan dalam
jalinan cinta. Pada awal mereka berpacaran, keadaan nampaknya baik- baik saja
hingga pada akhirnya terbukti bahwa hambatan komunikasi yang berlangsung
terus menerus dapat menyebabkan masalah yang cukup besar.
KAJIAN PUSTAKA
Teori memberikan dasar dalam suatu penelitian untuk memprediksi dan
merumuskan pernyataan-pernyataan yang menyangkut pemahaman pemikiran
(Severin & Tankard, 2008:12-13). Teori dapat digunakan sebagai dasar penelitian
karena dapat menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal, memfokuskan suatu
hal, dapat menjelaskan hal yang diamati, memberikan petunjuk untuk melakukan
pengamatan dan membuat prediksi terhadap keadaan yang akan terjadi (Sanjaya,
2001:12).
Dalam penelitian ini teori- teori yang relevan digunakan adalah
Komunikasi, Hambatan Komunikasi dan Semiotika Roland Barthes.
Komunikasi
Bila ditinjau secara etimologi, dapat disebutkan bahwa komunikasi dalam
Bahasa Inggris yaitu communication. Maksudnya bila seseorang mengadakan
2
kegiatan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka orang tersebut cenderung
berusaha untuk mengatakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan
komunikasinya atau menyamakan dirinya dengan yang diajaknya berkomunikasi
(Suwardi, 2007:6-7).
Komunikasi dapat difungsikan sebagai tindakan berinteraksi terhadap
sosial lingkungan disekeliling pelaku komunikasi. Komunikasi penting untuk
membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan lewat
komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui
komunikasi kita berhubungan dengan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan nonverbal.
Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.
Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada
penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik
bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk non verbal (non kata-kata), tanpa harus
memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu
sistem simbol yang sama. Simbol atau lambang adalah sesuatu yang mewakili
sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan bersama (Mulyana, 2004:3).
Orang yang tidak dapat berkomunikasi dengan manusia dipastikan akan
tersesat karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial.
Komunikasilah yang memungkinkan suatu individu membangun suatu kerangka
rujukandan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan berbagai situasi
yang dia hadapi. Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi
terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun
kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain
untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan (Mulyana,
2007:4).
Pengertian komunikasi bersumber dari gagasan komunikator yang ingin
disampaikan kepada pihak penerima, dengan segala daya dan usaha bahkan tipu
daya agar pihak penerima tersebut (komunikan) mengenal, mengerti, memahami
dan menerima “ideologinya” lewat pesan-pesan yang disampaikan (Purwasito,
2003:195).
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2006:10).
Hambatan Komunikasi
Dalam proses komunikasi, selalu terdapat hambatan yang dapat
mengganggu. Hal ini menyebabkan informasi dan gagasan tidak dapat
disampaikan, diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan
(komunikan). Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, terdapat hambatan yang
menyebabkan komunikasi tidak berjalan dengan efektif, yaitu:
1. Status Effect.
2. Semantik Problems.
3. Perceptual Distortion.
4. Cultural Differences.
3
5. Phsycal Distractions.
6. Poor Choice of Communication Channels.
7. No Feed Back (Ludlow, 1992: 10-11).
Semiotika
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang dipakai manusia dalam mencari jalan di dunia
ini. Pada dasarnya semiotika mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity)
memaknai hal-hal (things). Dalam hal ini memaknai (to signify) tidak dapat
dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Suatu tanda
menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna adalah hubungan suatu
objek dan suatu tanda. Secara umum studi tentang tanda merujuk pada semiotika
(Sobur, 2004:15-16).
Semiologi Roland Barthes
Barthes menjelaskan dua tingkatan dalam pertandaan yaitu yang pertama
adalah denotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan
antara penanda dan petanda atau antara tanda pada rujukannya yang realitas yang
menghasilkan makna eksplisit langsung dan pasti. Yang kedua adalah konotasi,
yaitu tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan pertanda
yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak
pasti.
Teori Barthes sangat berkesinambungan dengan apa yang disebut sebagai
sistem pemaknaan tataran kedua yang sejatinya dibangun di atas sistem yang lain
yang sebelumnya sudah ada. Sistem kedua Barthes ini disebut dengan konotatif
yang secara tegas ia bedakan dari denotatif atau dengan sistem yang pertama.
Barthes membuat peta tentang bagaimana tanda itu difungsikan dan digunakan
(Cobley & Jansz, 1999):
Tabel 2.1
Peta Tanda Roland Barthes
1. Signifier (Penanda)
2. Signified (Petanda)
3. Denotatif Sign (Tanda Denotatif)
4. Connotative Signifier (Penanda
5. Connotative Signified (Petanda
Konotatif)
Konotatif)
6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)
(Sumber: Drs. Alex Sobur, Msi, 2004, Semiotika Komunikasi, Remaja Rosda Karya, 69)
Lima Kode Pembacaan Roland Barthes
Barthes meninjau lima kode dalam pembacaan suatu tanda yaitu:
1. Kode Hermeneutik
2. Kode Semik
3. Kode Simbolik
4. Kode Proaretik
5. Kode Gromik/kultural
4
METODOLOGI PENELITIAN
Kualitatif
Bogan dan Taylor mendefenisikan metode penelitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata,
catatan-catatan yang berhubungan dengan makna, nilai serta pengertian. Oleh
karena itu metode kualitatif senantiasa memiliki sifat holistik, yaitu penafsiran
terhadap data dalam hubungannya dengan berbagai aspek yang mungkin ada
(Kaelan, 2005: 4)
Semiotika
Tanda-tanda merupakan basis dari seluruh komunikasi (Littlejohn,
1996:64). Manusia dengan perantara tanda dapat melakukan komunikasi dengan
sesamanya. Semiotika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda
adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya mencari jalan di dunia ini.
Semiotika dalam istilah Barthes, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana
kemanusiaan memaknai hal-hal. Memaknai dalam hal ini tidak dapat dipadukan
dengan mengkomunikasikan. Memaknai berarti objek tidak hanya membawa
informasi melainkan juga berkomunikasi dan juga mengkonstitusi sistem
terstruktur dari tanda (Barthes, 1988:179)
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah scene dan shot yang terdapat di dalam
film “Yours Truly”. Penelitian mencakup permasalahan komunikasi yang terdapat
di dalam scene dan shot film ini.
Kerangka Analisis
Semiotika pada dasarnya diartikan bagaimana manusia memaknai suatu
hal yang dilihatnya. Dalam hal ini memaknai suatu hal tidak bisa di sandingkan
dengan mengkomunikasikan. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya
sendiri dan makna adalah hubungan suatu objek dan suatu tanda. Secara umum
semiotika mempunyai hubungan erat dengan penandaan (Sobur, 2004:15-16).
Teknik Pengumpulan Data
Data Primer
Data primer adalah data dari tiap scene dan shot yang terdapat dalam film
“Yours Trully”.
Data Sekunder
Data sekunder adalah melalui penelitian kepustakaan (Library Research),
dengan mengumpulkan literatur serta berbagai sumber bacaan yang relevan dan
mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui
buku-buku, jurnal, internet dan sebagainya.
5
Teknik Analisis Data
Data dalam metode kualitatif mencerminkan interprestasi yang mendalam
dan menyeluruh atas fenomena tertentu. Data dikelompokkan dalam kelas-kelas,
tidak menurut angka-angka.
Sumber data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive, yaitu
menggunakan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian penulis. Dalam
penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika
menggunakan pendekatan dari Roland Barthes yaitu metode signifikasi dua tahap.
1. Pertama menganalisis hambatan didalam sebuah tanda yang tampak pada
film “Yours Truly”. Denotasi digunakan untuk mengartikan arti dari
bahasa verbal (kata-kata) dan non verbal (sikap) (dialog dan akting pada
film “Yours Truly”).
2. Kedua adalah menganalisis tanda Konotasi. Konotasi digunakan untuk
mengungkapkan makna tersembunyi dari bahasa verbal dan non verbal
dalam film “Yours Truly”, lalu dilakukan penarikan kesimpulan.
Uraian Analisis
Film ini adalah film pendek yang sangat berkaitan dengan hambatan
komunikasi. Film yang berdurasi 16.13 detik ini nyaris menyuguhkan bagaimana
hambatan komunikasi itu berlangsung di tiap adegannya. Film yang berlatar
belakang psycho horror ini sebenarnya menceritakan tentang seorang wanita
psycho yang menjebak korbannya dalam permainannya.
Dari sepuluh scene yang diteliti, terdapat beberapa hambatan komunikasi yang
terjadi. Hambatan dari tiap scene tersebut yaitu:
1. Scene pertama
Todi digambarkan tengah berlatih menyapa seseorang di depan
sebuah cermin. Hal ini dilakukan todi berulang kali. Apa yang dilakukan
Todi merupakan bentuk terjadinya hambatan berupa psikologis. Todi
merasa tidak percaya diri dan butuh melakukan proses latihan berulang
kali.
Selain berlatih secara berulang- ulang di depan cermin, Todi juga
menggunakan sebuah tape recorder sebagai alat bantunya. Todi merekan
suaranya kemudian memutar suranya kembali. Hal ini juga pengaruh dari
hambatan psikologis. Ia merekam suaranya kemudian memutar suaranya
kembali agar ia dapat menemukan kekurangan dari penyampaian
pesannya.
2. Scene kedua
Di scene ini, Todi menjelaskan bahwa pekerjaannya berlawanan
dengan sifatnya. Kemudian ia juga mengatakan bahwa dirinya adalah
seorang pribadi yang pendiam dan tertutup. Todi juga mengatakan bahwa
menjadi pengantar bunga adalah cara yang ditempuhnya untuk menjadi
pribadi yang berbeda. Ia ingin menjadi seseorang yang terbuka dan
mampu memulai komunikasi dengan orang lain. Hal ini merupakan bentuk
hambatan psikologis yang mampu menciptakan kegagalan komunikasi.
6
3. Scene ketiga
Todi menjelaskan bahwa pekerjaannya yang dijalaninya adalah
pekerjaan yang sangat sulit baginya. Walaupun bagi kebanyakan orang hal
itu cukup mudah, namun bagi Todi itu adalah hal yang berat. Hal ini
menjelaskan bahwa Todi mengalami hambatan psikologis.
4. Scene keempat
Sosok Todi yang pendiam dan tertutup digambarkan jelas pada
scene ini. Todi sering kali melamun dan sedikit berbicara. Ia melamun
dengan menunjukkan pandangan tajam. Hal ini menunjukkan seolah- olah
ia tengah menunjukkan dirinya kesal dan emosi. Tekanan secara psikis
membuatnya melakukan hal ini.
Dibalik diri Todi yang tertutup dan pendiam, ternyata Todi adalah
orang yang mampu bercerita hanya saja ia hanya mampu bercerita kepada
tape recorder. Ia menyatakan bahwasanya temannya bercerita hanyalah
tape recorder tersebut. Keadaan ini menandakan bahwa Todi mengalami
hambatan berupa Poor Choice of Communication Channels.
5. Scene kelima
Di scene ini, Todi bertemu dengan seorang wanita bernama Kayla.
Todi mengantarkan sebuah kiriman bunga kepadanya. Pada pandangan
pertama, Todi ragu apakah Kayla adalah orang Indonesia dan dapat
berbicara bahasa Indonesia. Wajah Kayla terlihat seperti orang asing. Hal
ini merupakan bentuk dari Perceptual Distortion.
6. Scene keenam
Di scene ini, sematik problems terjadi. Todi berbicara sangat pelan
dan tidak berwibawa kepada Kayla. Kemudian tarian dan nyanyiannya
diiringi dengan ketidak pedean Todi. hal ini menyebabkan pesan yang
disampaikan jadi tidak begitu jelas. Disamping itu, hambatan psikis tetap
menjadi faktor utama Todi tidak percaya diri dan sulit mengutarakan isi
hati.
Status effect juga merupakan hambatan komunikasi yang terjadi di
scene ini. Kayla adalah pelanggan dan Todi adalah pelayan. Dengan
demikian terjadi sebuah hambatan karena perbedaan status kedua orang
tersebut. Todi pun berhati- hati sekali dalam berbicara karena mengingat
Kayla adalah pembeli.
7. Scene ketujuh
Di scene ini, Todi terlihat amat sangat kaku. Ia sangat jarang
berbicara. Todi hanya menunjukkan tidak percaya diri dan grogi. Terlihat
dari gerakan tubuhnya yang kaku dan matanya beberapa kali berpaling
dari Kayla. Hal ini merupakan hambatan psikologis. Todi terpaku pada
dirinya yang tidak mampu memulai komunikasi sehingga ia diam dan
hanya menjawab ketika ditanya.
Poor Choice of Communication Channels merupakan sebuah
hambatan komunikasi yang juga muncul di scene ini. Todi
mengungkapkan perasaan hatinya melalui sebuah tape recorder.
7
8. Scene kedelapan
Di dalam scene ini terlihat jelas terjadi hambatan komunikasi
berupa Perceptual Distortion. Perbedaan persepsi atau pola pikir antara
Kayla dan Todi terlihat cukup signifikan. Todi memiliki persepsi untuk
merubah pribadi dirinya untuk bisa berbicara, sedangkan Kayla memiliki
persepsi bahwa Todi hanyalah seorang pendengar saja. Dengan demikian
Kayla pun tidak pernah memberikan kesempatan Todi untuk bicara.
9. Scene kesembilan
Hambatan komunikasi berupa Poor Choice of Communication
Channels kembali muncul di scene ini. Todi berbicara kepada Kayla
menggunakan bantuan sebuah tape recorder. Hal ini berdasar kepada
ketidak mampuan Todi dalam memulai komunikasi. karena hambatan
psikologis itu, maka Todi pun menggunakan tape recorder sebagai alat
bantunya dalam berkomunikasi.
Perceptual Distortion juga merupakan salah satu hambatan
komunikasi yang terjadi di scene ini. Todi dan Kayla saling
mempertahankan persepsinya masing- masing.
10. Scene kesepuluh
Di scene ini, terdapat Todi dalam kondisi mulut dijahit dan tangan
yang dipakukan di kursi. Hal ini lebih dikenal dengan mengkebiri.
Mengkebiri merupakan bentuk dari menghilangkan kemampuan dari indra
seseorang. Dengan demikian, Poor Choice of Communication Channels
pun terjadi.
PENUTUP
Kesimpulan
Hambatan komunikasi yang digambarkan pada film “Yours Truly” ini
sangat umum ditemukan di dalam masyarakat. Apa yang terjadi di dalam
masyarakat tersebut merupakan wujud dari kode pembacaan Roland Barthes yang
terakhir yaitu mitos. Hambatan tersebut berupa:
1. Poor choice of communication
2. Gangguan psikologis
3. Semantik problems
4. Status effect
5. Perceptual distortion
Saran
Dengan memperhatikan pembahasan, kesimpulan dan keterbatasan
penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat dijadikan gambaran untuk
penelitian selanjutnya. Saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peneliti menggunakan semiotika Roland Barthes sebagai panduan
penelitian ini. Untuk menganalisis film, peneliti mengakui cukup sulit
menggunakan metodologi Roland Barthes. Dengan demikian untuk
penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan teori dan metode yang
lebih tepat dan khusus untuk menganalisis film.
8
2. Bagi peneliti lain yang ingin menyempurnakan hasil penelitian ini, agar
menggunakan pandangan ahli lainnya dalam menganalisis hambatan
komunikasi. Dengan demikian akan memperkaya hasil penelitian
mempertajam dan membuat hasil penelitian lebih sempurna.
3. Cerita di dalam film ini cukup berat. Membutuhkan analisis yang cukup
tinggi untuk memahami tiap adegan yang digambarkan di dalam film.
Dengan demikian harus diperhatikan beberapa permasalahan teknis
sebagai berikut:
 Suara monolog yang diucapkan harus jelas dan cukup kuat.
 Suara musik latar jangan sampai lebih keras daripada monolog yang
seharusnya lebih diutamakan.
 Pewarnaan dan angle jangan sampai menciptakan efek blocking
sehingga backround dan objek terlihat menyatu.
4. Film ini jelas menceritakan tentang fenomena yang terjadi di masyarakat
Indonesia. Ada beberapa point penting mengenai fenomena anti sosial
yang dapat dijadikan gambaran untuk diterapkan dikehidupan nyata. Hal
tersebut antara lain:
 Alat komunikasi canggih
Masyarakat Indonesia sedikit besarnya telah terpengaruh pola pikirnya
oleh keberadaan alat komunikasi canggih. Alat komunikasi canggih
tersebut memiliki kemampuan untuk memudahkan aktivitas
komunikasi. Kemudahan yang diberikan oleh peralatan komunikasi
canggih ini mengakibatkan semakin malasnya masyarakat untuk
berkomunikasi secara langsung. Terbukti dengan banyaknya orangorang yang eksis di dunia maya namun pasif di dunia nyata.
Alat komunikasi canggih seperti BB, tablet pc yang meliputi line,
facebook, twitter dan lain sebagainya harus digunakan dengan
bijaksana. Masyarakat harus cerdas dalam menggunakan alat tersebut.
Dengan demikian masyarakatlah yang harus mengontrol alat
komunikasi canggih tersebut dan bukan sebaliknya. Apabila hal ini
dapat diwujudkan, maka alat komunikasi canggih tersebut akan baik
manfaatnya bagi masyarakat.
 Lingkungan
Lingkungan juga merupakan salah satu faktor terbentuknya
sifat anti sosial di masyarakat. Salah satu lingkungan yang
ditunjukkan di dalam film ini adalah apartemen. Apartemen
merupakan salah satu lingkungan anti sosial. Hal ini dikarenakan
jarang terjalin komunikasi antara penghuni apartemen satu dengan
lainnya. Digambarkan pula koridor apartemen yang sepi di dalam film
ini menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas komunikasi yang terjadi.
Lingkungan ini menciptakan suasana tempat tinggal yang kaku.
Apartemen juga merupakan bentuk dari jurang pemisah antara
golongan ekonomi atas dengan bawah. Hal ini menyebabkan
tertutupnya akses komunikasi antara masyarakat atas dengan
masyarakat bawah.
9
Intinya adalah walaupun dengan kondisi seperti ini, namun
komunikasi dan sosialisasi harus tetap terjalin. Manusia merupakan
makhluk sosial. Dengan demikian sesama manusia akan saling
membutuhkan. Untuk mewujudkan keharmonisan antar manusia,
maka harus terjalin komunikasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Barthes, Roland. 1988. The Semiotics Challenge. New York: Hill and Wang.
Briggs, Asa, 2006. Sejarah sosial media. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta:
Paradigma.
Ludlow, Ron & Fergus Panton. 1992. The essence of effective communication.
London: Prentice Hall.
Mulyana, Deddy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
_____________. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Paul Cobley & Litza Jansz. 1999. Introducing Semiotics. United Kingdom: Icon
Books Ltd.
Sanjaya, Sasa Djuarsa. 2001. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
10
Download