Optimalisasi Leader Class Melalui “PAMUJI Solution” sebagai

advertisement
Optimalisasi Leader Class Melalui “PAMUJI Solution” sebagai Upaya
Meningkatan Kualitas Pendidikan di Kabupaten Cilacap
Oleh : Yoyo Wijianto, S.Pd
Meningkatkan kualitas pendidikan ternyata bukanlah perkara yang mudah!
Mengapa demikian? Sebelum lebih lebih jauh mengungkap hal ini, ada
baiknya kita merenungkan tentang 2 fakta seputar dunia pendidikan
berikut ini :
 Fakta pertama, pendidikan berhubungan dengan perlakuan terhadap
manusia.
Manusia
yang
terdidik
menjadi
faktor
penentu
bagi
peningkatan kualitas pendidikan;
 Fakta kedua, peserta didik yang dikatakan berkualitas, tidak hanya
ditunjukkan dengan seberapa tinggi nilai mata pelajaran yang diraih.
Namun, peserta didik juga harus memenuhi standar “terdidik” sebagai
bagian dari unsur kata “pendidikan” itu sendiri ;
Kedua fakta di atas menjadi semacam “kesadaran” bahwa menyelami
lebih dalam khasanah dunia pendidikan, di dalamnya menyangkut
manusia (yang dalam hal ini adalah peserta didik) sebagai subjek
pendidikan. Ingat, “subjek”, bukan “objek!”
Memahami istilah “subjek” berarti memeperhitungkan eksistensi peserta
didik sebagai pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya dan
ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna
memecahkan
masalah-masalah
hidup
yang
dijumpai
sepanjang
1
hidupnya . Dari sisi ini, semakin jelas bahwa siapapun yang hendak
menelurkan sebuah ide berbasis “peningkatan kualitas pendidikan”, hal
terpenting yang harus disadari adalah bahwa “subjek” pendidikan itu
sendiri merupakan sekumpulan manusia-manusia dengan berbagai
keragamannya.
Ini menjadi amat sulit, sebab dalam konsepsi kemanusiaan, kita akan
menemukan gagasan yang menyangkut ranah amat pribadi dari seorang
______________________________________________________________________
1
http://zuwaily.blogspot.com/2012/11/komponen-komponen-dalam-sistem.html#.VGGAuTSsXfI
Diakses 11 November 2014
1
manusia sebagai individu, seperti : karakter, perilaku, latar belakang, religi
dan sebagainya. Sebagai contoh, mengapa pekerjaan sebagi itu
beresiko? Ya, tentu saja, karena pekerjaan guru menyangkut perlakuan
terhadap makhluk hidup yang bernama “manusia” dengan segala
kekhasan yang dimiliki. Jika salah mendidik, resikonya akan menjadi amat
fatal karena menyangkut masa depan seseorang.
Leaer Class di Kabupaten Cilacap
Memaknai leader class atau “kelas unggulan”, pada hakikatnya menunjuk
pada suatu gagasan pendidikan yang berorientasi pada mutu (quality
oriented).
Konsep
utamanya
adalah
merekrut
peserta
didik
dan
menggabungkannya pada kelas-kelas dengan kemampuan akademik
yang cenderung homogen. Mereka yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata dianggap sebagai siswa unggul, atau sebut saja “bibit unggul”.
Jika kemudian pertanyaannya adalah, “bagaimana” meningkatkan kualitas
pendidikan melalui program ini, maka jawabannya akan berpulang kepada
“apa”
sebenarnya
“tujuan”
pemerintah
Kabupaten
Cilacap
dalam
mengembangkan leader class itu sendiri. Sekarang, coba kita renungkan
kembali kedua hal berikut :
 Pertama. Dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama, pemerintah
Kabupaten Cilacap berharap program leader class akan segera
menemukan hasilnya. Eksistensi leader class harus meroket dengan
pencapaian prestasi yang amat membanggakan! Klimaksnya, siswa
leader class harus mampu membawa nama harum Kabupaten Cilacap
dengan meraih prestasi terbaik tingkat Nasional. Lebih dahsyat lagi,
jebolan leader class mampu bersaing di dunia internasional!
 Kedua. Mencapai kualitas pendidikan yang menjanjikan dengan leader
class mungkin akan membutuhkan waktu dan target pencapaian yang
tidak sebentar. Leader class akan kita jadikan semacam “embrio” bagi
terbukanya ide kreatif pengembangan pendidikan di Cilacap. Kita juga
tidak menginginkan kalau ada siswa yang berprestasi namun hanya
2
dilahirkan dari segelintir orang yang duduk dalam leader class belaka.
Sebab, kita menyadari bahwa
dengan pengembangan yang lebih
cermat dan hati-hati (walaupun membutuhkan waktu yang tidak
sebentar), namun hasilnya akan terasa lebih memuaskan dan abadi.
Jika yang dikehendaki adalah peningkatan prestasi seperti pada point (1)
di atas, maka pemerintah Kabupaten Cilacap akan lebih ringan dalam
mengelola leader class, bahkan akan lebih menghemat anggaran. Lho,
kok bisa? Hal ini menjadi amat mirip dengan usaha yang dilakukan oleh
beberapa sekolah dalam mencapai target “juara” dalam pemerolehan hasil
Ujian Nasional (UN). Bersenjatakan kisi-kisi UN yang memang sudah
disediakan oleh pemerintah, guru tidak perlu repot-repot membahas
materi dengan cakupan yang luas, cukup dengan yang sudah disebutkan
dalam kisi-kisi saja. Dengan begitu, tidak mustahil nilai tinggi pun akan
diperoleh! Sebab, siswa memang sudah sangat hafal dan akrab dengan
tipe soal seperti itu.
Dengan pengembangan pola pembelajaran seperti itu, peserta didik
mungkin akan cakap mengerjakan soal. Sementara, aspek lainnya?
Belum tentu. Bukankah untuk memenuhi target kualitas pendidikan
setidaknya peserta didik mampu memenuhi 3 aspek yaitu : kecerdasan
intelegensi (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual
(SQ)?2. Dengan menempuh jalur yang demikian, apakah tujuan
pendidikan dalam leader class dapat tercapai dengan optimal? Tentu
tidak.
Baiklah, kita lanjutkan. Jika yang dikehendaki adalah peningkatan kualitas
seperti yang disebutkan pada point (2) di atas, maka program leader class
harus ditempuh dengan langkah-langkah yang lebih cermat pula. Sebab,
pada akhirnya nanti, program ini bukan hanya memintarkan manusia
secara intelektual belaka. Rasionalnya kurang lebih begini :

Dengan
berorientasi
pada
proses
(bukan
hasil),
sangat
memungkinkan pendidik untuk menyampaikan konsep pembelajaran
______________________________________________________________________
2
https://www.zenius.net/blog/2636/apa-konsep-iq-eq-sq, Diakses 11 November 2014
3
dengan cermat dan penuh tanggung jawab. Pendidik
akan lebih
luwes dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, bukan hanya
berorientasi pada kemampuan akademik siswa. Demikian pula
dengan
peserta
didik,
mereka
akan
menemukan
suasana
pembelajaran yang alamiah, tanpa dikejar-kejar target hafalan
maupun pemahaman yang amat ketat.

Dengan memahami kebutuhan emosional individu, peserta didik akan
memeroleh keselarasan dan harmonisasi batiniah yang baik. Siswa
akan lebih nyaman dalam belajar dengan suasana hati yang riang
guna mempermudah penyerapan materi pembelajaran.

Pendidikan juga harus mengajarkan bagaimana seorang peserta didik
memaknai konsep antara dirinya dengan kehidupannya. Ia bukan saja
harus pintar, namun harus berakhlak mulia dan memiliki keperibadian
yang mantap. Hal ini sejalan dengan hakikat manusia sebagai
makhluk Tuhan.
Lalu, solusi apakah yang kira-kira dapat ditempuh untuk melakukan
peningkatan kualitas pendidikan melalui leader class?
Pertahankan PTK, jangan “latah” mengadopsi kesuksesan daerah
lain!
Mengapa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dianggap sebagai solusi
ilmiah yang paling masuk akal untuk menguji peningkatan prestasi peserta
didik? Jawaban atas pertanyaan ini mungkin akan lebih tepat diajukan
kepada para pendidik yang terbiasa mengelola pembelajaran di kelaskelas. Namun pada intinya, pentingya PTK tumbuh dari sebuah kesadaran
bahwa secara pribadi peserta didik memiliki karakter yang beragam.
Ketika mereka tergabung dalam komunitas kelas, mereka juga akan
membentuk karakter kelas yang beragam pula. Sifat PTK yang tidak dapat
digeneralisasikan
menunjukkan
bahwa
tidak
semua
kelas
dapat
diperlakukan denga metode pembelajaran yang sama. Ketika beda kelas
saja berbeda metode pembelajarannya, apalagi beda daerah. Mengadopsi
4
tentu boleh, namun harus diteleti kecocokannya dengan kondisi masingmasing kelas.
Aktualisasikan potensi emas peserta didik
Sebetulnya banyak sekali potensi peserta didik yang jika dikembangkan
akan dapat mencuatkan nama Kabupaten Cilacap. Apakah pemerintah
tidak ingin memiliki generasi muda yang tidak hanya cakap dalam
memeroleh nilai tinggi Matematika atau IPA saja, namun diantara mereka
juga mampu menciptakan teknologi modern seperti merakit mobil,
membuat robot atau menghasilkan karya-karya fenomenal lainnya? Toh
kita tidak pernah tahu bahwa sebenarnya mereka bisa saja memiliki
potensi yang memadai. Namun, karena kurangnya peran pemerintah,
bakat
emas
yang sesungguhnya
dapat
membawa
nama
harum
Kabupaten Cilacacap menjadi tidak tersalurkan.
Mantapkan jiwa peserta didik agar senantiasa “happy”
Kembali lagi nih ke ranah psikologi. Pendek kata, sedapat mungkin dalam
leader class, peserta didik memiliki perasaan riang, tidak tertekan atau
terbebani dengan bertumpuk tugas maupun tuntutan akademik lainnya.
Silahkan, pihak yang berkepentingan tentu mampu menemukan ide kreatif
untuk yang berimbas pada suasana happy bagi peserta didiknya.
Misalnya
saja,
mengoptimalisasi
peranan
guru
BK,
mengadakan
permainan menarik di luar kelas dan sebagainya.
Upayakan komunikasi yang baik dengan orang tua siswa
Prinsip komunikasi yang terbaik dengan orang tua adalah dengan
mengnjungi, bukan mengundang. Dengan berkunjung ke rumah-rumah
orang tua, pendididik akan menemukan suasana komunikasi yang lebih
intens dalam upaya memantau perkembangan anak-anaknya. Demikian
pula dengan orang tua, peranan mereka sebagai orang tua, akan merasa
amat dihargai. Memang, membangun komunikasi semacam ini akan
5
menyita waktu, namun setidaknya sekali dalam satu semester harus
dilakukan.
Jelajahi sentra religius
Penuhi kembali mushola-mushola di sekolah dengan rutinitas shalat
berjamaah, kajian religius maupun kegiatan bernilai agamis lainnya. Tentu
kita sepakat bahwa tentang dua hal, bahwa : (1) Kehidupan manusia
harus seimbang antara lahiriah dan batiniah, (2) Pintar saja tidak cukup,
namun memiliki akhlak yang mulia juga merupakan keutaman yang jauh
lebih baik. Kesuksesan leader class tidak cukup hanya dengan belajar
giat, namun harus diiringi pula dengan doa yang tiada henti.
Intensifkan jiwa kepemimpinan melalui inspirasi memimpin
Inilah saat-saat terpenting untuk membina generasi emas yang bukan saja
cakap berilmu namun juga memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Sesekali, ajaklah peserta didik untuk duduk dalam ruang-ruang penting
seperti rapat DPRD atau bercurah pendapat dengan Bupati dan anggota
DPRD. Biarkan mereka belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin
dan bagaimana pula menentukan sebuah kebijakan yang berpihak pada
kepentingan orang banyak. Hal nyata seperti inilah yang kelak akan
menginspirasi meraka. Jadi semakin kompit sudah, selain pintar, peserta
didik juga memiliki wawasan yang lebih luas lagi.
Keenam solusi di atas yang kemudian disingkat menjadi “PAMUJI
Solution”. Sedikit menarik memang, karena istilah “PAMUJI” merupakan
nama belakang seorang tokoh pencetus leader class di Kabupaten
Cilacap yang juga menjabat sebagai Bupati Cilacap, H Tatto Suwarto
Pamudji. Namun percayalah, fokus utamanya bukanlah itu. Jauh lebih
penting adalah bagaimana mengembangkan leader class dengan solusi
yang terbaik guna meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten
Cilacap. Bravo Cilacap Bercahaya!
6
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: YOYO WIJIANTO, S.Pd
Tempat, Tgl lahir
: Banyumas, 6 Maret 1982
Alamat
: RT 001 RW 004 Desa Pekuncen, Kec. Jatilawang
Kabupaten Banyumas, Kode Pos 53174
Pendidikan
: S1 PGSD
Pekerjaan
: Guru Honorer di SDN 2 Pekuncen, UPK Jatilawang
Email
: [email protected]
Nomor Telepon
: 082220324533, 085641677018
Tema Artikel
: Peningkatan kualitas pendidikan melalui Leader
Class di Kabupaten Cilacap.
Judul Artikel
: Optimalisasi
Leader
Class
Melalui
“PAMUJI
Solution” sebagai Upaya Meningkatan Kualitas
Pendidikan di Kabupaten Cilacap.
Jumlah Halaman
: 6 (enam) lembar
7
Download