LAPORAN PENELITIAN DOSEN YAYASAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INISIASI MENYUSUI DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA PAULINA BUKITTINGGI 2015 Peneliti: Indah Putri Ramadhanti,S.ST Dana bersumber dari Institusi STIKes Prima Nusantara 2015 PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK STIKES PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah, Tuhan YME karena atas berkat dan rahmat NYA, saya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1) Ibu Hj.Evi Susanti S.ST.M.Biomed selaku Ketua STIKes Prima Nusantara 2) Orang Tua tercinta, Ayah dan Ibu yang selalu mendukung dan mendo’akan semua kegiatan yang saya lakukan selama disini. Terimakasih ayah ibu. Semua ini ku persembahkan untuk Ayah dan Ibu. 3) Semua pihak yang telah membantu yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan penelitian ini dimasa yang akan datang. Dengan segala kerendahan hati, semoga Skripsi ini bisa berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Bukittinggi, Juli 2015 Penulis Nama Program Studi Judul : Indah Putri Ramadhanti, S.ST : D-IV Bidan Pendidik : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi 2015 vii + 39 Halaman + 2 Tabel + 2 Skema + 6 Lampiran ABSTRAK Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dapat di cegah dengan melakukan IMD. Angka kematian bayi dapat mencapai 34 per 1000 kelahiran hidup. 22% kematian bayi yang baru lahir yaitu kematian yang terjadi dalam satu jam pertama, dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. IMD harus dilakukan langsung saat bayi baru lahir tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi 2015. Penelitian ini berbentuk kualitatif dengan metode desain deskriptif observatif dan wawancara. Sampel dalam penelitian ini adalah 7 Bayi yang lahir di bulan Juli.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi kemudian dijelaskan secara sistematis dalam bentuk argumentasi yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 7 responden yang melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini terdapat 5 (71,42%) responden yang berhasil sedangkan 2 (28,58%) diantaranya gagal melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini, hal ini disebabkan karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini di antaranya keadaan bayi, keadaan ibu, kolostrum dan puting susu. Dapat disimpulkan bahwa keadaan bayi, keadaan ibu, kolostrum dan puting susu merupakan faktor yang berperan penting dalam keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. Disamping itu untuk mensukseskan pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini, sebaiknya pihak keluarga juga ikut serta mendukung ibu dalam proses pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini agar proses tersebut berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya. Referensi 17 (2003-2013) Kata Kunci : Analisis, Faktor-faktor yang mempengaruhi IMD, IMD Nama : Indah Putri Ramadhanti,S.ST Program Study : D-IV Educator Midwife Title :Analysis of Influencing Factors Influencing the Success of Early Initiation of Breastfeeding in Bukittinggi Paulina Midwives in Private Practice 2015 xiv + 39 Pages + 2 Tabels + 2 Schema +6 Appendixes ABSTRACK The high infant mortality rate (IMR) can be prevented by doing the IMD. The infant mortality rate can reach 34 per 1,000 live births. 22% of newborn deaths ie deaths occurring within the first hour, can be prevented if the baby is breastfed by the mother in the first hour of birth.IMD must be done immediately when the new baby is born without the activity may be delayed infants weighing or measuring. This study aims to analyze the factors that influence the success of Early Initiation of Breastfeeding in Bukittinggi Paulina Midwives in Private Practice 2015 is in the form of qualitative research with observational descriptive design methods and interview. The sample in this study was 7 Babies born in the month Juli.Tekhnik data collection in this study is the observation later described systematically in the form of arguments that objective and not influenced by the opinion of the researchers themselves. The results of this study indicate that the carrying out of 7 respondents Early Initiation of Breastfeeding contained 5 (71.42%) of respondents were successful, while 2 (28.58%) of them failed to implement the Early Initiation of Breastfeeding, this is because there are factors that influence the success of Early Initiation of Breastfeeding among them the state of the baby, the mother state, colostrum and nipples. It can be concluded that the state of the baby, the mother state, colostrum and milk nipple is a factor that plays an important role in the success of Early Initiation of Breastfeeding. It is expected that further research in order to conduct further research on the factors that influence the success of Early Initiation of Breastfeeding (IMD) such as the influence of the sex of the newborn to the success of Early Initiation of Breastfeeding.Besides, for the successful execution Early Initiation of Breastfeeding, family parties should also join and support the mother in the process of implementation of Early Initiation of Breastfeeding that the process runs smoothly as it should. Acknowledge 17 (2003-2013) Keyword : Analysis, factors that affect the IMD, the IMD DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ............................................................................... ABSTRAK................................................................................................. ABSTRACK .............................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR SKEMA .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. BAB I i ii iii iv vi vii viii PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... B. Identifikasi Masalah ............................................................... C. Batasan Masalah ..................................................................... D. Rumusan Masalah .................................................................. E. Tujuan .................................................................................... F. Manfaat .................................................................................. 1 4 4 4 5 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini ............................................................ B. Faktor yang mempengaruhi IMD ............................................ C. Bayi Baru Lahir ...................................................................... D. Kerangka Teori ....................................................................... E. Bayi Baru Lahir ...................................................................... F. Kerangka Konsep ................................................................... G. Defenisi Operasional .............................................................. 7 13 16 19 19 20 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. C. Populasi dan Sampel ............................................................... D. Etika Penelitian....................................................................... E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................. F. Prosedur Pengolahan Data Penelitian ...................................... 23 23 23 24 25 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian....................................................................... 27 B. Pembahasan ............................................................................ 31 C. Keterbatasan Penelitian........................................................... 37 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 38 B. Saran ....................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Definisi Operasional .............................................................................21 Tabel 4.1 Hasil Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi IMD........................27 DAFTAR SKEMA Skema 2.1 Skema 2.2 Kerangka Teori ..............................................................................22 Kerangka Konsep ..........................................................................23 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Ganchart Permohonan menjadi responden Lembar Observasi Informed Consent Format wawancara bagi Bidan Format wawancara bagi Ibu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini di bidang kesehatan ibu dan anak semakin digalakkan tentang penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, ASI Ekslusif dan Manajemen Laktasi. Ketiga program ini saling berkaitan satu sama lain. Tatalaksana manajemen laktasi dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang optimal dan maksimal sangat mendukung tercapainya Air Susu Ibu (ASI) ekslusif. Sejak tahun 2006 Inisiasi Menyusui Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar-gencarnya dianjurkan pemerintah. Program ini memang popular di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. IMD harus dilakukan langsung saat bayi baru lahir tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi yang baru lahir tidak boleh langsung dimandikan hanya dikeringkan saja, kecuali kedua telapak tangannya. Untuk mencapai keberhasilan dalam IMD tersebut dibutuhkan waktu dan prosesnya berlangsung Skin to skin antara bayi dan ibu (Maryunani, 2012). Menurut Edmon K.dkk (2004) dari Department for International Development UK Pediatrics, dari hasil penelitian yang dilakukan di Ghana pada bulan juli 2003 sampai Juni 2004, yang menghubungkan antara waktu dilakukannya tindakan inisiasi penyusuan serta pola pemberian ASI dengan kejadian kematian bayi. Ternyata, dari 10.947 bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat dan diikuti perkembangannya selama sebulan, ternyata bayi yang dipisahkan dari ibunya sampai 24 jam dan baru dilakukan kontak dengan ibunya, mengalami 1 kematian 2,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang melakukan IMD. Kesimpulannya 22% kematian bayi yang baru lahir, yaitu kematian yang terjadi dalam satu bulan pertama, dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Survey sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 dan 2006 menunjukkan telah terjadi peningkatan cakupan pemberian ASI secara eksklusif sampai 6 bulan. Jika pada tahun 2005 cakupan ASI ekslusif 6 bulan sebesar 18,1% cakupan tersebut meningkat menjadi 21,1% pada tahun 2006. Sedangkan cakupan ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan (0-6 bulan) meningkat dari 49% pada tahun 2005 menjadi 58,5% pada tahun 2006 (Depkes,2007). Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 mengenai pemberian Air Susu Ibu pada bayi mengalami peningkatan dari 15,2 persen pada tahun 2010 menjadi 30,2 persen tahun 2013 demikian juga inisiasi menyusui dini < 1 jam meningkat dari 29,3 persen pada tahun 2010 menjadi 34,5 persen pada tahun 2013. Penelitian yang dilakukan oleh Utami Roesli (2008) menunjukkan bahwa dari 900 orang ibu di Jabotabek didapatkan kenyataan 70,4% dari ibu tersebut tak pernah mendapatkan informasi tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif khususnya tentang IMD sehingga mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang pemberian ASI. Hasil wawancara menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan sikap ibu yang rendah untuk menyusui diantaranya adalah karena faktor nyeri dan kelelahan pasca melahirkan dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya Inisiasi Menyusui Dini. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan IMD diantaranya pendapat atau persepsi ibu, masyarakat dan petugas kesehatan yang menyatakan bahwa apabila dilakukan 2 IMD maka bayi akan kedinginan dan ibu kelelahan, di samping itu juga tenaga kesehatan kurang tersedia, kondisi kamar bersalin yang masih sibuk, ibu harus di jahit, pemberian Vit K dan bayi harus segera dibersihkan ditambah lagi ibu yang baru selesai melahirkan merasa tidak nyaman ketika dilaksanakannya Inisiasi Menyusui Dini (IMD), hal ini dikarenakan ibu harus menunggu beberapa jam sampai bayi berhasil menemukan puting susu ibu dan berhasil menyusu sendiri (Roesli,2008). Menurut Kristiyansari (2009) beberapa faktor penghambat yang mempengaruhi keberhasilan IMD diantaranya pendapat atau persepsi ibu dan keluarga yang menyatakan kolostrum atau air susu pertama yang keluar tidak baik dan berbahaya bagi bayi, bayi memerlukan cairan lain sebelum menyusu, kolostrum dan ASI saja tidak mencukupi kebutuhan minum bayi, bayi kedinginan saat IMD dan ibu kelelahan. Data yang didapatkan dari hasil penelitian sebelumnyadari 69 Bidan yang ada di Kota Bukittinggi para bidan tersebut telah melaksanakan IMD. Tetapi hanya satu bidan yang mendokumentasikannya dalam bentuk pendokumentasian Inisiasi Menyusui Dini (Anisya,2013) Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan terhadap 10 Bidan yang ada di Kota Bukittinggi ternyata kesepuluh bidan tersebut telah melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini namun hanya bidan Paulina yang dapat menunjukkan hasil pendokumentasian dari IMD tersebut. Bidan tersebut mengatakan bahwa pada umumnya para ibu yang baru selesai melahirkan terlihat tidak nyaman saat IMD berlangsung dikarenakan ibu harus menunggu beberapa saat hingga bayi dapat mencapai puting susu dan menyusu sendiri. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ‘’Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 3 Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi tahun 2015” B. Identifikasi Masalah Dari Latar Belakang diatas teridentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Ketidaknyamanan ibu dalam melakukan Inisiasi Menyusui Dini. 2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini. C. Batasan Masalah Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada faktor keadaan ibu, keadaan bayi, dan kolostrum. D. Rumusan Masalah Inisiasi Menyusui Dini dapat menurunkan angka kematian bayi. 22% kematian bayi yang baru lahir, yaitu kematian yang terjadi dalam satu bulan pertama, dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ? 4 E. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk menganalisa apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan Keadaan Umum Bayi sebagai faktor yang faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini b. Mendeskripsikan Keadaan Umum Ibu sebagai mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini c. Mendeskripsikan Kolostrum sebagai faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini d. Mendeskripsikan Waktu sebagai Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini 5 faktor yang mempengaruhi F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti tentang faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). 2. Bagi Ibu Responden Sebagai masukan serta menambah pengetahuan bagi ibu yang baru selesai melahirkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini 3. Bagi Bidan Sebagai masukan serta menambah pengetahuan bagi bidan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini sehingga dengan mengetahui faktor-faktor tersebut bidan dapat melakukan inovasi baru demi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini tersebut. 4. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta bahan masukan bagi pendidikan khususnya bagi mahasiswa/i STIKes Prima Nusantara Bukittinggi serta dapat digunakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri. Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI Ekslusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi. Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Pada satu jam pertama bayi harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi colostrum (maryunani,2012) Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008). 2. Penelitian singkat tentang Inisiasi Menyusui Dini oleh Isnaini Nurul (2009) Penelitian yang bertujuan untuk melihat perbedaan keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini pada persalinan normal dan caesar yang di lakukan di Ruang An Nisa Rumah Sakit Islam Sultan Agung menunjukkan bahwa pada persalinan normal dari 24 responden terdapat 21 pasien yang berhasil melakukan Inisiasi 7 Menyusui Dini dan 3 pasien lainnya tidak berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Pada persalinan Caesar menunjukkan bahwa dari 24 responden, 23 responden tidak berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini dan hanya 1 pasien yang berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Pada persalinan normal diharapkan agar setiap ibu mampu melaksanakan program IMD tidak lebih dari satu jam pasca persalinan. Namun pada kenyataannya, ada beberapa ibu dengan persalinan normal mengeluhkan beberapa hal yang dapat menghambat keberhasilan program IMD. Beberapa hal yang dapat menghambat diantaranya, kondisi ibu yang masih lemah. Bagi ibu postpartum normal dalam kondisi kelemahan ini ibu tidak mampu untuk melakukan program IMD. Ibu juga lebih cenderung suka untuk beristirahat saja dari pada harus kesulitan membantu membimbing anaknya untuk berhasil melakukan program IMD. 3. Kebijakan pemerintah berkaitan dengan Inisiasi Menyusui Dini Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena Inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan disemua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas. 8 4. Gambaran singkat tentang Inisiasi Menyusu Dini Gambaran singkat tentang Inisiasi Menyusu Dini antara lain, dengan IMD: a) Bayi diberi kesempatan mulai/inisiasi menyusu sendiri segera setelah lahir/dini dengan membiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya satu jam atau lebih sampai menyusu pertama selesai. b) Cara bayi merangkak mencari payudara. c) Ibu-bayi-ayah berinteraksi dalam menit-menit pertama setelah lahir. d) Bayi pada usia beberapa menit dapat merangkak ke arah payudara dan menyusu sendiri. e) Kemampuan kulit ibu menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi. 5. Prinsip Inisiasi Menyusu Dini Prinsip Inisiasi Menyusu Dini adalah dimulai sedini mungkin dan secara Ekslusif. Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Apabila ruang bersalin dingin, bayi diberi topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses bayi menyusu ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan (JNPK-KR, 2007). 6. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini a) Dianjurkan suami/keluarga mendampingi ibu saat persalinan b) Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan 9 c) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan d) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya. e) Bayi ditengkurapkan di dada ibu atau perut ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini di pertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti dan jika perlu gunakan topi. f) Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. g) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusui. h) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi caesar. i) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. j) Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibubayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu (Roesli, 2008). 7. Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu a) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan). b) Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi. 10 c) Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan. d) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. e) Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi. f) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak menggangu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. g) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI Ekslusif dan mempertahankan dan menyusu setelah 6 bulan. h) Sentuhan, kuluman/emutan, jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya hormon oksitosin (Maryunani, 2012). 8. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini a) Secara Umum 1) Mencegah hipotermi 2) Imunisasi dini 3) Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak (Bonding Attachment) 4) Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui Ekslusif dan akan lebih lama disusui 5) Bayi mendapatkan ASI kolostrum-ASI yang pertama kali keluar 6) Perkembangan psikomotorik lebih cepat 7) Menunjang perkembangan kognitif 11 8) Mencegah perdarahan pada ibu 9) Mengurangi resiko terkena kanker payudara dan ovarium (Maryunani, 2012). b) Secara Khusus 1) Manfaat Untuk Ibu 2) Meningkatkan hubungan khusus antara ibu dan bayi 3) Merangsang konraksi otot rahim 4) Mengurangi stress ibu setelah melahirkan 5) Mencegah kehamilan 6) Menjaga kesehatan ibu 7) Manfaat Untuk Bayi 8) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat 9) Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernafasan dan detak jantung 10) KolonisASI bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal dan dapat mempercepat keluarnya kolostrum sebagai antibodi bayi 11) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu 12) Membantu perkembangan persyarafan bayi c) Manfaat secara Psikologis 1) Hubungan ibu-bayi lebih erat dan penuh kasih sayang 2) Ibu merasa lebih bahagia 3) Bayi lebih jarang menangis 12 4) Ibu berprilaku lebih peka 5) Lebih jarang menyiksa bayi (Maryunani, 2012). 9. Faktor-Faktor Pendukung Inisiasi Menyusui Dini a) Kesiapan fisik dan psikologis ibu yang sudah dipersiapkan sejak awal kehamilan b) Informasi yang diperoleh ibu mengenai Inisiasi Menyusu Dini c) Tempat bersalin dan tenaga kesehatan (Maryunani, 2012). B. Faktor yang Mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini 1) Bayi kedinginan Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu. Berdasarkan hasil penelitian Dr.Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 10C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan didada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 10C. Jika kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 20C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang tercanggih dan mahal. 2) Ibu lelah setelah melahirkan Seorang ibu yang lelah, jarang memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. 13 3) Kurang tersedia tenaga kesehatan Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu. 4) Ibu harus dijahit Kegiatan IMD mencari puting susu terjadi di area payudara. Sedangkan bagian yang dijahit berada dibawah tubuh ibu. Dan hal ini tidak menjadi masalah apabila dilakukan IMD. 5) Bayi perlu diberi Vitamin K dan tetes mata segera setelah lahir Menurut American Collage of Obstetrics and Gynecology and Academy Bbreastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri. 6) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai IMD selesai. 7) Kolostrum tidak keluar Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. 8) Bayi kurang siaga Dalam 1-2 jam pertama kelahirnnya bayi seharusnya siaga. Setelah itu bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup 14 ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding. 9) Keadaan kamar bersalin Dengan bayi didada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini. 10) Masyarakat belum sependapat tentang pentingnya Inisiasi Menyusui Dini Kebanyakan masyarakat masih berasumsi bahwa air susu pertama atau yang lebih dikenal dengan kolostrum ini berbahay bagi bayi. Padahal kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda. Akibat Kegagalan Inisiasi Menyusui Dini: a. Kegagalan inisiasi dini tersebut akan berpengaruh pada produksi ASI ibu. b. Hal ini disebabkan karena hormon oksitosin yang berpengaruh pada produksi ASI ibu akan dilepaskan jika dipacu dengan isapan bayi pada puting ibu saat menyusui. c. Sementara itu, bayi tetap membutuhkan ASI sebagai nutrisi dan juga meningkatkan imunitas tubuhnya. d. Jika tidak terjadi keseimbangan antara produksi ASI ibu dengan kebutuhan ASI yang diperlukan oleh bayi, maka akan berakibat 15 kegagalan program ASI Ekslusif 6 bulan pada bayi (Maryunani, 2012). C. Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 25004000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Seluruh bayi menjalani pemeriksaan klinis dalam waktu 72 jam setelah kelahiran oleh profesional yang telah dilatih untuk melakukan hal tersebut (Department of Health,2008). Fase neonatus, sejak lahir sampai umur 4 minggu; fase bayi masa neonatal 0-28 hari, masa neonatal dini 0-7 hari, masa neonatal lanjut 8-28 hari, masa pasca neonatal 8-28 hari (Dwi Maryanti, 2011) Tanda-tanda bayi baru lahir normal Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain: Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh kemerahmerahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100/menit, Grimace (reaksi terhadap rangsangan), menangsi, batuk/bersin, Activity (tonus otot), gerakan aktif, Respiration (usaha nafas) (Mochtar, 1998) 16 Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 380C) atau terlalu dingin (kurang dari 360C), warna kulit pada kulit (tidak ada konjunctiva), terjadi pada hari ke 2-3 tidak biru, pucat, memar; pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah; tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti: tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah; dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, tidak ada lender atau darah pada tinja; bayi tidak menggigil atau tangisan kuat, tidak mudah tersinggung, tidak terdapat tanda: lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus tidak bisa tenang, menangis terus-menerus. (Prawirohardjo: N-36) Penampilan pada bayi baru lahir: 1) Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu di kurangin rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan 2) Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang simetris pada waktu bangun. Adanya tumor pada bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 3) Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang 4) Muka wajah, bayi tampak berekspresi 5) Mulut harus simetris 6) Perhatikan leher, dada,abdomen ada tidaknya kelainan pada pernafasan bayi. 17 7) Perhatikan apakah ada benjolan pada tulang punggung 8) Kulit dan kuku dalam keadaan normal 9) Kelancaran menghisap dan pencernaan harus diperhatikan 10) Bayi dapat melakukan berbagai refleks (Prawirohardjo, Tahun 2012) Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/ kelainan yang menunjukkan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antara lain: sesak nafas, Frekuensi pernafasan 60kali/menit, gerah retraksi di dada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir rendah (500-2500gram) dengan kesulitan minum. Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau lebih tanda seperti: sulit minum, sianosis sentral, perut kembung, periode apneu, kejang/periode kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning, berat badan lahir<1500gram (Prawirohardjo, Tahun 2012) 18 D. Kerangka Teori Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian IMD 2. Penelitian Singkat IMD 3. Kebijakan pemerintah berkaitan dengan IMD 4. Gambaran singkat IMD 5. Prinsip IMD 6. Tatalaksana IMD 7. Manfaat kontak kulit bayi ke kulit ibu 8. Manfaat IMD 9. Faktor pendukung IMD 10. Akibat kegagalan IMD IMD Keberhasilan IMD Faktor-faktor yang mempengaruhi IMD 1. Bayi Kedinginan 2. Ibu lelah setelah melahirkan 3. Kurang tersedia tenaga kesehatan 4. Ibu harus dijahit 5. Bayi perlu diberi Vitamin K 6. Bayi harus segera dibersihkan 7. Kolostrum tidak keluar 8. Bayi kurang siaga 9. Keadaan kamar bersalin 10. Masyarakat belum sependapat Skema 2.1 Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan IMD 19 E. Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi Tahun 2015 di jelaskan dalam bagan berikut ini: Faktor-Faktor yang mempengaruhi IMD IMD Skema 2.2 Kerangka Konsep Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan IMD 20 Keberhasilan IMD F. Definisi Operasional Defenisi operasional adalah batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010). Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Dokumentasi Observasi Hasil Ukur Kebutuhan Berapa lama waktu waktu dalam yang di butuhkan (jam) keberhasilan bayi dalam Rentang antara IMD keberhasilan IMD dimulainya IMD Waktu Skala Ukur Rasio hingga berakhirnya IMD Jenis Jenis Kelamin bayi Kelamin yang lahir pada Dokumentasi Observasi PR Nominal LK saat penelitian Keadaan Kondisi bayi saat Bayi dilakukannya IMD Dokumentasi Observasi Bugar Ordinal Jika Bayi Menangis Kuat, Tonus Otot baik, Warna kulit kemerahan Tidak Bugar Jika bayi tidak menangis kuat, Tonus otot tidak baik, warna kulit tidak kemerahan Keadaan Ibu Kondisi ibu saat Dokumentasi dilakukannya IMD Observasi Baik Jika TTV Dalam batas normal dan 21 Ordinal ibu tidak mengalami perdarahan Tidak Baik Jika TTV ibu tidak dalam batas normal Kolostrum cairan berwarna Dokumentasi Observasi Ada kuning yang keluar Jika terdapat dari payudara. pengeluaran kolostrum Tidak ada Jika tidak ada pengeluaran Kolostrum Keterangan: PR (Perempuan) LK (Laki-laki) IMD (Inisiasi Menyusui Dini) TTV (Tanda-tanda Vital) 22 Ordinal BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode desain deskriptif observatif dan wawancara yang bertujuan untuk melihat bagaimana analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi 2015. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi pada bulan Agustus 2015. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Bayi-bayi yang akan lahir pada bulan Agustus 2015. 2. Sampel Sampel adalah pemilihan sejumlah subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi yang dimaksud. Sampel dalam penelitian ini adalah 7 Bayi yang lahir di bulan Juli. Sampel dalam penelitian ini bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan dalam penelitian. Sampel 23 dalam penelitian ini juga bukan disebut sampel statistik tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan teori. Dalam penelitian ini proses penentuan sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Besar sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi. Sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai kepada taraf “redundancy” (datanya telah jenuh, ditambah sampel tidak lagi memberikan informasi yang baru) artinya bahwa dengan menggunakan sumber data selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti. (Arikunto,2000:120). D. Etika Penelitian Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar manusia. Etika Penelitian meliputi: 1. Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. 24 2. Tanpa Nama (Anonimity) Penelitian dilakukan dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Adapun prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini antara lain diawali dengan pengajuan judul penelitian kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKes Prima Nusantara Bukittinggi. Setelah judul penelitian di setujui dilanjutkan dengan pembuatan proposal. Setelah itu pengambilan dan pengolahan data, dan pengumpulan laporan penelitian. Pengumpulan Data: 1. Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti melalui observasi langsung terhadap bayi baru lahir yang melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). 25 2. Data skunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui rekam medik yang ada kaitannya dengan penelitian ini yaitu mendapatkan data pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini yang ada di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi pada bulan Agustus 2015. F. Prosedur Pengolahan Data Penelitian Penelitian Kualitatif adalah mengumpulkan informasi melalui wawancara dan observasi. Penelitian kualitatif itu tidak menggunakan matematik ataupun komputer. Prosedur pengolahan data penelitian Kualitatif dimulai dengan: 1. Menyusun Asumsi dasar dan aturan berfikir yang akan digunakan dalam penelitian. 2. Asumsi dan aturan berfikir tersebut selanjutnya di terapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. 3. Informasi yang di kumpulkan dan diolah harus tetap objektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. 4. Mengumpulkan data dengan cara melakukan observasi serta analisa dokumentasi. 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Bidan Praktek Mandiri Paulina Bukittinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus 2015 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) N o Nama Ibu JK Bayi Keadaan Bayi Keadaan Ibu 1 Ny.R PR Bugar Baik 2 Ny.N PR Bugar 3 Ny.A PR 4 Ny.R N 5 Kolos trum Ada Waktu Mulai IMD 00.05 Waktu Selesai IMD 01.15 Baik Ada 12.40 13.10 30 menit Bugar Baik Ada 02.05 03.00 55 menit PR Bugar Baik Ada 08.40 09.30 50 menit Ny.Y PR Bugar Tidak Ada 16.45 18.00 75 menit 6 Ny.R PR Bugar Tidak Baik karena puting susu terbenam Tidak baik Tidak Ada 19.45 21.00 75 menit 7 Ny.D PR Bugar Baik Ada 02.40 03.15 35 menit 27 Total Waktu 70 menit Hasil Berhasil melakukan IMD Berhasil melakukan IMD Berhasil melakukan IMD Berhasil melakukan IMD Tidak Berhasil melakukan IMD Tidak Berhasil melakukan IMD Berhasil melakukan IMD Dari Tabel diatas didapatkan data bahwa: 1. Pada By.Ny.R yang berjenis kelamin perempuan lahir aterm pada pukul 00.05. Bayi lahir normal, bayi langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot baik (BUGAR). Inisiasi Menyusui Dini langsung dilakukan terhadap si bayi. Keadaan Ibu pun baik, kolostrum ibupun telah keluar. Tanda-Tanda Vital ibu dalam keadaan normal dan ibupun tidak mengalami perdarahan setelah melahirkan. Bayi berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Selain karena faktor dari kesiapan ibu yang baik karena pengalaman melahirkan sebelumnya, adanya dukungan keluarga juga mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini pada bayi. Dalam keberhasilannya tersebut bayi membutuhkan waktu selama 70 menit. 2. Pada By.Ny.N yang berjenis kelamin perempuan lahir aterm pada pukul 12.40. Bayi lahir normal, bayi langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot baik (BUGAR). Inisiasi Menyusui Dini langsung dilakukan terhadap si bayi. Keadaan Ibu pun baik, kolostrum ibupun telah keluar. Tanda-Tanda Vital ibu dalam keadaan normal dan ibupun tidak mengalami perdarahan setelah melahirkan. Bayi berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Selain karena faktor dari kesiapan ibu yang baik adanya dukungan keluarga juga mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi. Dalam keberhasilannya tersebut bayi membutuhkan waktu selama 30 menit. 3. Pada By.Ny.A yang berjenis kelamin perempuan lahir aterm pada pukul 02.05. Bayi lahir normal, bayi langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot baik (BUGAR). Inisiasi Menyusui Dini langsung dilakukan 28 terhadap si bayi. Keadaan Ibu pun baik, kolostrum ibupun telah keluar. Tanda-Tanda Vital ibu dalam keadaan normal dan ibupun tidak mengalami perdarahan setelah melahirkan. Bayi berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Selain karena faktor dari kesiapan ibu yang baik serta pengalaman melahirkan sebelumnya, adanya dukungan keluarga juga mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi. Dalam keberhasilannya tersebut bayi membutuhkan waktu selama 55 menit. 4. Pada By.Ny.RN yang berjenis kelamin perempuan lahir aterm pada pukul 08.40. Bayi lahir normal, bayi langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot baik (BUGAR). Inisiasi Menyusui Dini langsung dilakukan terhadap si bayi. Keadaan Ibu pun baik, kolostrum ibupun telah keluar. Tanda-Tanda Vital ibu dalam keadaan normal dan ibupun tidak mengalami perdarahan setelah melahirkan. Bayi berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Selain karena faktor dari kesiapan ibu yang baik adanya dukungan keluarga juga mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi. Dalam keberhasilannya tersebut bayi membutuhkan waktu selama 50 menit. 5. Pada By.Ny.Y yang berjenis kelamin perempuan lahir aterm pada pukul 16.45. Bayi lahir normal, bayi langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot baik (BUGAR). Inisiasi Menyusui Dini langsung dilakukan terhadap si bayi. Keadaan Ibu pun baik, tidak didapati adanya kolostrum dan puting susu ibupun terbenam. Usaha pengeluaran kolostrum telah dilakukan. Namun kolostrum tetap tidak keluar. Namun demikian Tanda- 29 Tanda Vital ibu dalam keadaan normal dan ibupun tidak mengalami perdarahan setelah melahirkan. Setelah selama 75 menit bayi diletakkan diatas perut ibu, bayi tidak berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 6. Pada By.Ny.R yang berjenis kelamin perempuan lahir aterm pada pukul 19.45. Bayi lahir normal, bayi langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot baik (BUGAR). Inisiasi Menyusui Dini langsung dilakukan terhadap si bayi. Keadaan Ibu pun baik, tidak didapati adanya kolostrum. Usaha pengeluaran kolostrum telah dilakukan. Namun kolostrum tetap tidak keluar. Namun demikian Tanda-Tanda Vital ibu dalam keadaan normal dan ibupun tidak mengalami perdarahan setelah melahirkan. Setelah selama 75 menit bayi diletakkan diatas perut ibu, bayi tidak berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 7. Pada By.Ny.D yang berjenis kelamin perempuan lahir aterm pada pukul 02.40. Bayi lahir normal, bayi langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot baik (BUGAR). Inisiasi Menyusui Dini langsung dilakukan terhadap si bayi. Keadaan Ibu pun baik, kolostrum ibupun telah keluar. Tanda-Tanda Vital ibu dalam keadaan normal dan ibupun tidak mengalami perdarahan setelah melahirkan. Bayi berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Selain karena faktor dari kesiapan ibu yang baik adanya dukungan keluarga juga mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi. Dalam keberhasilannya tersebut bayi membutuhkan waktu selama 35 menit. 30 Dari hasil penelitian semua bayi yang lahir berjenis kelamin perempuan dan dari 7 orang responden, 5 diantaranya berhasil melakukan IMD, bayi tersebut berhasil mencapai dan menghisap puting susu ibunya sendiri, sedangkan 2 lainnya tidak berhasil melakukan IMD dikarenakan beberapa faktor diantaranya Kolostrum ibu yang tidak ada dan puting susu yang tidak keluar. B. Pembahasan Berdasarkan Definisi Operasional yang telah dipaparkan, jenis kelamin dimasukkan sebagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini, sedangkan berdasarkan hasil penelitian semua bayi yang lahir berjenis kelamin perempuan sehingga faktor jenis kelamin belum bisa dibuktikan kebenarannya sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini adalah keadaan bayi yang Bugar. Bayi yang Bugar merupakan bayi yang lahir langsung menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot baik. Kondisi bayi yang bugar membantu bayi dalam proses Inisiasi Menyusui Dini. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Usman pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa keadaan bayi berpengaruh terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang di nyatakan oleh Maryunani yang menyatakan bahwa Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu dan bayi harus berada dalam keadaan yang sehat. Menurut asumsi peneliti keadaan bayi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. Pada saat 31 melakukan IMD bayi diharuskan untuk melakukan gerakan aktif. Karena dari gerakan inilah yang nantinya akan membantu bayi dalam mendapatkan puting susu ibu. Faktor keberhasilan lainnya yang ditemukan dalam penelitian tersebut yaitu keadaan ibu. Keadaan ibu yang baik membantu dalam proses Inisiasi Menyusui Dini. Dari hasil penelitian keadaan ibu dalam keadaan baik, meskipun masih dalam kondisi yang lemah setelah melahirkan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Usman pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa faktor pendukung dalam keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini adalah perilaku ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan dalam melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini dapat melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini dengan baik. Sebagaimana wawancara yang dilakukan peneliti terhadap ibu didapatkan hasil sebagai berikut: “....Setahu saya IMD itu adalah Bayi yang langsung menyusu kepada ibunya ketika baru lahir...” (R,40th) “.... Menurut saya IMD itu adalah bayi diletakkan diatas perut ibu dan bayi berusaha untuk menyusu, sama seperti yang dilakukan anak saya sebelumnya ketika lahir....”(A,35th) “....Bayi yang menyusu untuk pertama kalinya pada saat baru lahir....” (RN,33th) “.....Bayi yang berusaha sendiri untuk menghisap puting susu ibunya...” (Y,32th) 32 “...Inisiasi menyusui Dini itu adalah Bayi menyusu untuk pertama kalinya beberapa saat setelah lahir....” (D,30th) Sementara itu ada juga responden yang tidak mengetahui apa itu Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dikarenakan ini merupakan kelahiran pertama yang dialaminya dan dari pihak keluarga sebelumnya pun tidak pernah melakukan Inisiasi Menyusui Dini “....Saya baru tahu ada istilah Inisiasi Menyusui Dini, setahu saya setelah bayi lahir langsung dimandikan, ternyata diletakkan diatas perut ibu dalam posisi telungkup untuk mencari puting susu....” (N,22th) ”...Saya tidak tahu apa itu Inisiasi Menyusui Dini...” (R,23th) Komponen pernyataan lain yang berkenaan dengan hal-hal yang ibu lakukan demi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini didapatkan hasil bahwa dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) para informan hanya diam saja sambil memeluk bayinya dan melihat setiap gerakan yang dilakukan oleh bayi. Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Maryunani yang menyatakan bahwa faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini adalah keadaan ibu. Seorang ibu yang lelah setelah melahirkan dan memeluk bayinya setelah lahir menyebabkan keluarnya hormon oksitosin. Hormon oksitosin yang keluar saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. Menurut asumsi peneliti keadaan ibu memang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini karena dengan kondisi ibu yang baik dan adanya pengetahuan yang baik 33 mengenai Inisiasi Menyusui Dini juga menjadi faktor pendukung Inisiasi Menyusui Dini. Ibu menjadi fokus dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Faktor lain yang juga menghambat keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini pada responden yaitu puting susu yang terbenam dan kolostrum yang tidak keluar, sehingga bayi sulit untuk mencapai puting susu ibunya apalagi untuk menghisapnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyono pada tahun 2009. Kolostrum adalah susu awal yang diproduksi oleh ibu yang baru melahirkan yakni dihasilkan dalam waktu 24 jam pertama setelah melahirkan. Penelitian inipun sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Maryunani yaitu faktor yang menghambat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang salah satunya adalah kolostrum. Dimana kolostrum merupakan makanan pertama bagi bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang terdapat di dalam kolostrum yang mana bau dari kolostrum tersebut akan menuntun bayi untuk mencapai puting susu. Kolostrum sangat kaya akan anntibodi dan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini, karena bau yang dihasilkan oleh kolostrum tersebut sama dengan bau yang ada pada telapak tangan bayi yang akan menuntunnya untuk mendapatkan puting susu ibu. Menurut asumsi peneliti Kolostrum dan puting susu memang sangat berperan dalam keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. Karena apabila puting susu tidak keluar maka bayi akan sulit untuk menghisap puting susu ibu. Ditambah lagi kolostrum yang tidak keluar memperlambat proses keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. Dalam peranannya sebagai tenaga kesehatan bidan dikenal sebagai profesional yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra perempuan 34 dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan nasehat selama kehamilan, periode persalinan dan postpartum, melakukan pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan perawatan pada bayi yang baru lahir. Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan, promosi, persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anaknya, memberikan pengobatan atau pertolongan dan melakukan tindakan darurat. Peran fasilitas pelayanan kesehatan dalam hal ini Bidan juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) hal ini terkait dengan komitmen pihak bidan untuk memberikan perhatian khusus terhadap perilaku Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Peran fasilitas pelayanan kesehatan dalam hal ini dapat dilihat melalui informasi yang terungkap mengenai kiatkiat yang dilakukan bidan dalam rangka mensukseskan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Bidan mengatakan bahwa hal yang dilakukannya antara lain: memberikan informasi kepada ibu terlebih dahulu mengenai Inisiasi Menyusui Dini (IMD), informasi diberikan pada saat kunjungan Antenatal Care agar ibu dapat lebih mengerti dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), membantu meningkatkan rasa percaya diri ibu, memberikan suasana yang layak dan nyaman demi tercapainya Inisiasi Menyusui Dini (IMD), memfasilitasi ibu, membantu ibu mengambil posisi yang nyaman. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap bidan didapatkan kendala dalam Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang menyebabkan pelaksanaan IMD itu sendiri tidak maksimal seperti puting susu ibu yang terbenam dan kolostrum yang tidak keluar sehingga bayi susah sekali untuk mendapatkan dan 35 menghisap puting susu ibunya, sehingga bayi harus mendapat susu formula untuk menggantikan Air Susu Ibu (ASI). Menurut bidan IMD tidak susah untuk dilakukan dan tidak memerlukan biaya dan peralatan yang mahal, cukup dengan kain bersih yang digunakan untuk menutupi badan bayi agar tetap hangat pada saat di dekapkan didada ibunya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya yang menyatakan bahwa faktor pendorong yang terwujud dalam prilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan kelompok referensi dari prilaku ibu, yaitu dalam hal ini ibu mau melaksanakan Inisiai Menyusui Dini karena sudah mempunyai pengetahuan tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sebelumnya (Usman,2011) Pada satu jam pertama bayi harus disusukan pada ibunya. Bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu dan membiasakan menghisap puting susu dan mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI Kolostrum. Kolostrum adalah susu awal yang diproduksi oleh ibu yang baru melahirkan yakni dihasilkan dalam waktu 24 jam pertama setelah melahirkan. Kolostrum sangat kaya akan antibodi. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian kolostrum adalah tingkat pengetahuan ibu. Pada dasarnya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) mempunyai manfaat yang sangat besar bagi ibu dan bayi. Dengan meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan yang benar, diharapkan ibu-ibu yang baru melahirkan dengan segera melaksanakan IMD pada bayinya (Fikawati,2003) 36 Bidan Praktek Mandiri (BPM) Paulina merupakan salah satu BPM yang ada di kota Bukittinggi yang memberikan pelayanan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) serta mendokumentasikannya dalam bentuk pendokumentasian Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Kenyataan ini memang benar-benar sejalan dengan yang disaksikan oleh peneliti yang diberi kesempatan oleh bidan untuk menyaksikan sendiri proses persalinan sampai pada proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) itu sendiri. Dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ini memang membutuhkan kesabaran. Kadang ada ibu yang tidak sabar dan menyuruh bidan untuk mengangkatnya dan ibu sendiri yang akan menyusui bayinya. Tetapi bidan akan memberikan penjelasan dan menunggu beberapa saat jika memang dalam waktu itu tidak ada reaksi dari bayi dalam usahanya untuk mencapai puting susu, bidan akan mengangkatnya dan membiarkan ibunya menyusui sendiri. C. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa keterbatasan penelitian yang peneliti hadapi yaitu jumlah pasien yang tidak begitu banyak dan semua bayi yang lahir berjenis kelamin perempuan menyebabkan faktor jenis kelamin belum bisa dibuktikan kebenarannya sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) seperti pengaruh jenis kelamin bayi yang baru lahir terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. 37 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keadaan umum bayi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. 2. Keadaan umum ibu juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. 3. Kolostrum merupakan faktor yang juga ikut berpengaruh dalam keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. 4. Rata-rata waktu yang di butuhkan bayi dalam keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini adalah 55 menit. Meskipun demikian ada juga bayi yang tidak berhasil melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini yang dikarenakan oleh faktor kolostrum dan puting susu yang tidak keluar. B. Saran 1. Bagi Peneliti Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) seperti pengaruh jenis kelamin bayi yang baru lahir terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini. 2. Bagi Responden Diharapkan kepada responden agar dapat mengetahui pentingnya memberikan ASI sedini mungkin atau yang biasa dikenal dengan Inisiai 38 Menyusui Dini (IMD) melalui pedidikan kesehatan ataupun media cetak terhadap tumbuh kembang bayi untuk kedepannya. 3. Bagi Bidan Diharapkan kepada institusi tempat penelitian agar meningkatkan penyuluhan dan memberikan informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini dan manfaat pemberian ASI Ekslusif secara dini kepada ibu-ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi. 4. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat menggunakan Skripsi ini dimasa yang akan datang sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya. 39 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Baston, Helen.2009. Postnatal. Jakarta: Medical Publisher DKK Bukittinggi. 2012. Nama dan alamat bidan yang praktek di kota bukittinggi sampai dengan desember 2012. Bukittinggi: DKK Bukittinggi JNPK-KR. 2007. Asuhan persalian normal dan inisiasi menyusu dini. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan Ginekologi indonesia (JNPK-KR/POGI), dan JHPIEGO Corporation Maryanti,Dwi.2011. Buku ajar neonatus, bayi dan balita. Jakarta: Trans Info Media Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi menyusu dini, ASI ekslusif dan manajemen laktasi. Jakarta: Trans Info Media Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurul,Isnaini.2009. dini.Semarang. Perbedaan waktu keberhasilan inisiasi menyusui Roesli, Utami. 2008. Inisiasi menyusu dini. Jakarta: Pustaka Bunda Rukiya, Yeyeh.2013. Asuhan neonatus. Jakarta : Trans Info Media STIKes Prima Nusantara.2013. ilmiah.Bukittinggi: Indonesia Buku pedoman penulisan karya Selvia,Anisya.2013. Hubungan tingkat pengetahuan bidan tentang informed consent.Bukittinggi Warih BP, Abubakar M. 1992. Fisiologi pada neonatus. dalam : Kumpulan makalah Konas III IDSAI. Surabaya LEMBAR OBSERVASI KEADAAN IBU No Nama Ibu TTV Perdarahan 1 Ny.R 120/80 mmHg Tidak ada 2 Ny.N 110/70mmHg Tidak ada 3 Ny. A 110/70mmHg Tidak ada 4 Ny.RN 120/80mmHg Tidak ada 5 Ny.Y 120/80mmHg Tidak ada 6 Ny. R 110/70mmHg Tidak ada 7 Ny.D 120/80mmHg Tidak ada Lampiran 3 LEMBAR OBSERVASI KEBUTUHAN WAKTU DALAM KEBERHASILAN INISIASI MENYUSUI DINI PADA BAYI BARU LAHIR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI BIDAN PRAKTEK SWASTA PAULINA BUKITTINGGI Nama Ibu Jenis Kelamin Ny. R Ny. N Ny.A Ny.RN Ny. Y Ny. R Ny. D PR PR PR PR PR PR PR Keadaan Umum Bayi Bugar Bugar Bugar Bugar Bugar Bugar Bugar Mengetahui Bidan Praktek Swasta (Paulina SKM,S.ST) Keadaan Umum Ibu Kolostrum (Ada/Tidak) Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Waktu Mulai IMD 00.05 12.40 02.05 08.40 16.45 19.45 02.40 Waktu Selesai IMD 01.15 13.10 03.00 09.30 18.00 21.00 03.15 Total Waktu 70 Menit 30 Menit 55 Menit 50 Menit 75 Menit 75 Menit 35 Menit Hasil Berhasil Melakukan IMD Berhasil Melakukan IMD Berhasil Melakukan IMD Berhasil Melakukan IMD Tidak Berhasil Melakukan IMD Tidak Berhasil Melakukan IMD Berhasil Melakukan IMD Peneliti (Indah Putri Ramadhanti, S.ST) Lampiran 2 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Ibu : Ditempat. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Indah Putri Ramadhanti, S.ST Jabatan : Dosen STIKes Prima Nusantara Bukittinggi akan melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi 2015” Penelitian ini tidak merugikan bagi ibu-ibu yang menjadi responden. Kerahasiaan dari informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya dilakukan untuk kepentingan penelitian karya. Apabila ibu menyetujui silahkan ibu menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan. Atas perhatian dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih. Bukittinggi, Februari 2015 Indah Putri Ramadhanti, S.ST Lampiran 3 FORMAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Setelah dijelaskan maksud dari penelitian ini, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Indah Putri Ramadhanti, S.ST selaku dosen STIkes Prima Nusantara Bukittinggi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini di Bidan Praktek Swasta Paulina Bukittinggi 2015” Demikian persetujuan ini saya tanda tangani dengan suka rela dan tanpa paksaan dari siapapun. Bukittinggi, Februari 2015 Responden ( ) Lampiran 5 FORMAT WAWANCARA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INISIASI MENYUSUI DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA PAULINA BUKITTINGGI 2015 Format Wawan cara Bagi Bidan 1. Apa saja kiat-kiat yang ibu lakukan dalam rangka mensukseskan Inisiasi Menyusui Dini ? 2. Apa saja kendala yang ibu dapatkan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini? 3. Sejauh mana keikutsertaan Ibu dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini ? 4. Bagaimana Proses yang ibu lalui selama ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini ? Lampiran 6 FORMAT WAWANCARA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INISIASI MENYUSUI DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA PAULINA BUKITTINGGI 2015 Format Wawan cara Bagi Ibu yang melaksanakan IMD 1. Apa yang ibu ketahui tentang Inisiasi Menyusui Dini ? 2. Hal-hal apa saja yang ibu lakukan demi keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini ? 3. Kendala apa yang ibu alami selama Inisiasi Menyusui Dini berlangsung ? 4. Bagaimana proses Inisiasi Menyusui Dini yang ibu alami ?