PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GANGGUAN JIWA TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL PADA KELUARGA DI DESA SRIHARJO IMOGIRI BANTUL Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta NOVA DWI ARIANI 20090320133 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012-2013 i LEMBAR PENGESAHAN Naskah Publikasi PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GANGGUAN JIWA TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL PADA KELUARGA DI DESA SRIHARJO IMOGIRI BANTUL Telah diseminarkan dan diuji pada tanggal : 29 Agustus 2013 Oleh : Nova Dwi Ariani NIM 20090320133 Pembimbing Mamnu’ah, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. J. (......................) Penguji Nurul Hidayah, S.Kep.,Ns. MNS (......................) Mengetahui Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (dr. H.Ardi Pramono, M. Kes., Sp. An) ii PERNYATAAN Dengan ini selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : Nama : Nova Dwi Ariani NIM : 20090320133 JUDUL : PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG GANGGUAN JIWA TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL PADAKELUARGA DI DESA SRIHARJO IMOGIRI BANTUL Setuju/tidak setuju*) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author. Demikian harap maklum. Yogyakarta, September 2013 Pembimbing Mahasiwa (Mamnu’ah, M.Kep., Sp. Kep. J.) (Nova Dwi Ariani) *coret yang tidak perlu 3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Gangguan Jiwa terhadap Dukungan Sosial pada Keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Nova Dwi Ariani¹, Mamnu’ah² Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2013 INTISARI Latar belakang: Gangguan jiwa merupakan suatu perubahan dalam pikiran,perilaku dan suasana perasaan yang menimbulkan penderitaan pada individu dan menimbulkan hambatan dalam melaksanakan fungsi psikososial. Pasien gangguan jiwa membutuhkan adanya dukungan sosial yang ada disekitar mereka. Dalam upaya meningkatkan dukungan sosial tentang gangguan jiwa, diperlukan suatu proses pemberian informasi yang jelas yakni melalui pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa kepada keluarga. Tujuan :Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa terhadap dukungan keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Metode :Jenis penelitian ini menggunakan desain Pre Eksperimen dengan rancangan one group Pretest-Posttest dengan pendekatan prospective, dengan uji analisis wilcoxon signed rank test, dilakukan di desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta dengan 26 sampel yang diambil menggunakan total sampling. Intrumen menggunakan kuesioner sebanyak 20 pertanyaan. Hasil :Berdasarkan penelitian didapatkan hasil, dengan nilai signifikan 0,01 yang berarti signifikan (0,01 < 0,05), sehingga dapat diketahui ada pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Gangguan Jiwa terhadap Dukungan Keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Kesimpulan: Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa terhadap dukungan sosial pada keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Gangguan Jiwa, Dukungan Sosial. ¹Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. ²Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Stikes Aisyiyah Yogyakarta 4 The Effect of Health Education on Mental Disorder to Support Social on Family in Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Nova Dwi Ariani¹, Mamnu’ah² ABSTRACT Background : Mental disorder is a change that is occurred in individual's mind or think, behavior, mood and feeling which effects or causes the suppression on a person and resistance in making Psycho-social function. Mental patient should be encouraged by the social communities around of them to increase the social encouragement. In this case, giving the completely information process obviously is very important to the family by the health education about mental disorder to support in the family in the village Sriharjo Imogiri Bantul Objective : This study aimed to understand the influence of health education about mental illnes to support in the family in the village Sriharjo Imogiri Bantul. Methods :This research uses a design experiment with design Pre one group pretest-posttest with prospective approach, the analysis of the test Wilcoxon signed rank test, conducted in the village of Bantul Yogyakarta Sriharjo Imogiri with 26 samples taken using the total sampling. The intrumen used a questioner. Results: Based on the research results obtained, with a significant value of 0.01, which means a significant (0.01 <0.05), so that there can be known about the effect of Health Education for the Mentally Family Support Sriharjo Imogiri Bantul in Yogyakarta. Conclusion:There is the influence of health education on mental illness to social support to families in Bantul Yogyakarta Sriharjo Imogiri. Key Word : Health Educations, Mental Disorder , Support Social 5 PENDAHULUAN Gangguan jiwa merupakan suatu perubahan dalam pikiran, perilaku dan suasana perasaan yang menimbulkan penderitaan pada individu dan menimbulkan hambatan dalam melaksanakan fungsi psikososial. Orang yang mengalami gangguan jiwa akan mengalami hambatan dalam pendidikan, perkerjaan dan pergaulan (Keliat 2006). Menurut data dari World Health Organization (WHO) 2011, masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius, bahkan berdasarkan data dari Study world Bank di beberapa negara menunjukkan 8,1% dari kesehatan global masyarakat (Global Burden Disease) disebabkan oleh masalah gangguan jiwa yang menunjukkan dampak lebih besar dari TBC (7,2%), kanker (5,8%), jantung (4,4%) dan malaria (2,6%). (Azwar, 2005). Pandangan keluarga dan masyarakat tentang penderita gangguan jiwa selalu diidentikan dengan sebutan orang gila. Setan dianggap sebagai penyebab penyakit gangguan jiwa dan individu yang terganggu jiwanya dianggap kerasukan setan (Videbeck, 2008). Maka dari itu penderita gangguan jiwa tidak dibawa berobat ke dokter melainkan hanya dibawa berobat ke orang pintar (Hawari,2007), bahkan masyarakat maupun dari pihak keluarga dengan sengaja mengasingkan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, karena jika menampakkan gejala gangguan jiwa, dianggap kemasukan roh halus, dijauhi, diejek, dikucilkan dai masyarakat normal (Videbeck,2008). Dukungan sosial yang masih rendah kepada penderita gangguan jiwa memberi dampak bagi penderita itu sendiri dan pada keluarga penderita. Penderita gangguan jiwa akan dikucilkan, dipasung, dan mendapat perlakuan diskriminasi (Depkes RI,2006). Oleh sebab tersebut proses penyembuhan penderita gangguan jiwa menjadi lambat dan lama. Menurut Kementerian Kesehatan (2013) memperkirakan jumlah penderita gangguan jiwa berat yang mengalami pemasungan di seluruh Indonesia mencapai lebih 18.000 ribu jiwa. 6 Menurut Warih Andan Puspitosari (Acandra, 2010) masyarakat dan keluarga memerlukan pendidikan kesehatan jiwa, karena kesehatan jiwa milik semua orang. Pendidikan kesehatan merupakan langkah pencegahan yang dapat dilakukan di masyarakat dan keluarga, dengan tujuan untuk menghilangkan stigma agar masyarakat dapat menyikapi penderita gangguan jiwa dengan empati. Pendidikan kesehatan menurut Suliha (2001) adalah suatu proses perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia yang meliputi kompoen pengetahuan, sikap ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik secara individu, kelompok maupun masyarakat serta merupakan komponen program kesehatan. Berdasarkan survey pendahuluan dan wawancara pada bulan Januari 2013 kepada empat keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul, peneliti menemukan bahwa dukungan sosial keluarga kepada penderita gangguan jiwa masih rendah dikarenakan masih banyaknya penderita gangguan jiwa yang tidak mendapat perhatian dari keluarga dan dibiarkan begitu saja.Ada tiga keluarga yang mengurung penderita didalam rumah dan tidak menyekolahkan karena malu. Salah satu penyebab keluarga mengurung penderita adalah karena kekhawatiran keluarga terhadap perilaku penderita yang sering mengamuk yang dapat melukai orang lain. Melihat masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa terhadap dukungan sosial pada penderita gangguan jiwa di Desa Sriharjo Imogiri Bantul, Yogyakarta. METODE Jenis penelitian ini menggunakan desain pre ekperiment dengan rancangan one group pretest-posttest dengan pendekatan cross sectional (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini, populasi adalah keluarga salah satu anggota keluarganya mempunyai penderita gangguan di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Sampel diambil secara total sampling yakni sebanyak 26 responden. 7 Instrumen yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial adalah kuesioner dukungan sosial.keluarga dan media yang digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa adalah leaflet yang dibuat sesuai satuan acara pendidikan kesehatan. Analisis data yang digunakan adalah uji statistic Wilcoxon. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah keluarga yang salah satu anggota keluarga nya mempunyai gangguan jiwa Di Desa Sriharjo Imogiri Bantul yang berjumlah 26 keluarga. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan dan hubungan dengan klien.Adapun karakteristik responden adalah sebagai berikut: Tabel 4. 1 Distribusi frekuensi keluarga berdasarkan tingkat pendidikan, jenis kelamin, hubungan dengan klien Karakteristik Responden (keluarga) Tingkat pendidikan SD SMP SMA Jumlah Presentase 14 7 5 53,8% 26,9% 19,2% 4 12 46,2% 53,8% 2 9 6 3 2 1 3 7,7% 34,6% 23,1% 11,5% 7,7% 3,8% 11,5% Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Hubungan dengan klien Orangtua Anak Suami Istri Kakak kandung Adik kandung Keluarga yang lain Sumber : Data Primer 2013 8 Tabel 4.1. menunjukkan sebaran karakteristik responden (keluarga). Jumlah responden dengan tingkat pendidikan SD merupakan jumlah terbanyak dalam penelitian ini, dimana jumlah responden dengan tingkat pendidikan SD adalah 14 orang ( 53,8%). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden perempuan lebih banyak dari pada laki-laki yaitu sebanyak 14 orang (53,8%). Berdasarkan hubungan dengan klien, jumlah responden terbanyak adalah anak yaitu sebanyak 9 orang ( 11,5%). Tabel 4.2 Distribusi frekuensi penderita gangguan jiwa berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Karakteristik Responden (klien) Jumlah Presentase Jenis Kelamin Laki- laki 13 50% Perempuan 13 50% Tingkat pendidikan SMA SMP SD TIDAK TAMAT Sumber : Data Primer 2013 0 1 18 7 0% 3,8% 69,2% 26,9% Tabel 4.2 menunjukan karakteristik klien berdasarkan jenis kelamin. Jumlah klien laki-laki dan perempuan menunjukkan jumlah yang sama yaitu 13 orang (50%). Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah klien dengan tingkat pendidikan kategori SD merupakan jumlah terbanyak dalam penelitian ini yaitu 18 orang (69,2%). 1. Dukungan Sosial Keluarga sebelum pendidikan kesehatan(pretest) Tabel 4.3 Distribusi frekuensi dukungan sosial keluarga sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Dukungan Keluarga Jumlah Presentase(%) Tinggi 4 15,40% Sedang 19 73,07% Rendah 3 11,53% Total 26 100 % Sumber : Data Primer 2013 9 Dukungan sosial keluarga dibagi menjadi 3 kategori, Tinggi, Sedang, rendah. Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa, responden dengan kategori rendah berjumlah 3 orang (11,53%). Responden dengan dukungan keluarga kategori sedang berjumlah 19 orang (73,07%). Responden dengan dukungan sosial keluarga kategori tinggi berjumlah 4 orang (15,40%). Jumlah responden dengan dukungan keluarga kategori Sedang merupakan jumlah terbanyak di penelitian ini, dimana jumlah responden dengan dukungan keluarga kategori Sedang adalah 19 orang (73,07). 1. Dukungan sosial keluarga setelah dilakukan pendidikan kesehatan (posttest) Tabel 4.4 Distribusi frekuensi dukungan sosial keluarga setelah dilakukan pendidikan kesehatan di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Dukungan Keluarga Jumlah Presentase(%) Tinggi 5 19,20% Sedang 19 73,07% Rendah 2 7,70% Total 26 100 % Sumber data primer 2013 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa, responden dengan kategori rendah berjumlah 2 orang (7,70%). Responden dengan dukungan keluarga kategori sedang berjumlah 19 orang (73,07%). Responden dengan dukungan keluarga kategori tinggi berjumlah 5 orang (19,20%). Jumlah responden dengan dukungan keluarga kategori Sedang merupakan jumlah 10 terbanyak di penelitian ini, dimana jumlah responden dengan dukungan keluarga kategori Sedang adalah 19 orang (73,07). 2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Gangguan Jiwa terhadap Dukungan Sosial pada Keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Tabel 4.5 Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Hasil Uji Statistik Wilcoxon Pretest-postest -3,429(a) Z Asymp. Sig. (2 tailed) ,001 Sumber: Data Primer 2013 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil uji wilcoxon dukungan sosial keluarga diperoleh nilai p=0.000 yang berarti signifikan karena p<0,05. Artinya terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa terhadap dukungan sosial keluarga pada keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Pembahasan 1. Dukungan Sosial Keluarga sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian sebelum dilakukan pendidikan kesehatan didapatkan bahwa jumlah responden yang memiliki nilai terbanyak berada pada kriteria sedang, yaitu berjumlah 19 responden (73,07%). Sedangkan jumlah nilai yang terendah pada penelitian ini berada pada kriteria rendah, yaitu berjumlah 3 responden (11,53%). Hal ini dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, 11 diantaranya tingkat pendidikan dari responden. Jumlah mayoritas tingkat pendidikan responden didalam penelitian ini yaitu lulusan Sekolah Dasar (SD). Penelitian Asmika Dkk (2001), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan menentukan kondisi intelektual seseorang untuk berfikir secara kritis dalam mengambil keputusan sebelum bertindak atau memilih sesuatu untuk melakukannya. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan meningkat pula tingkat pengetahuannya. Dukungan sosial keluarga juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tetapi dukungan keluarga juga dipengaruhi oleh kepedulian dari masing-masing anggota kelurga. Menurut Ranupandojo (2007) yang menyatakan bahwa walaupun pengetahuan keluarga tinggi tentang kesehatan, tetapi jika keluarga tersebut tidak memiliki kepedulian untuk memberikan dukungan keluarga kepada pasien maka pengetahuan tersebut tidak akan ada artinya, karena sebagian besar kegagalan dalam proses kesembuhan pada pasien disebabkan rendahnya dukungan keluarga terhadap pasien. Secara garis besar walaupun pengetahuan keluarga tinggi tetapi dukungan yang diberikan kepada pasien kurang maka keluarga tidak membantu dalam proses penyembuhan pasien. 2. Dukungan Sosial Keluarga setelah dilakukan pendidikan kesehatan di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan di Desa Sriharjo Imogiri Bantul didapatkan bahwa jumlah responden yang memiliki nilai terbanyak berada pada kriteria sedang, yaitu berjumlah 19 responden (73,07%) dan terjadi peningkatan pada kategori tinggi yaitu 5 orang 12 (19,20%), penurunan juga terjadi pada kategori rendah yaitu menjadi 2 orang (7,70%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Purnawan (2008) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah tingkat pengetahuan dan cara untuk meningkatkan pengetahuan itu sendiri adalah pemberian informasi yang berupa pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa yang akan meningkatkan pengetahuan keluarga. Peningkatan pengetahuan keluarga akan menyebabkan kesadaran anggota keluarga timbul dan dukungan keluarga pun akan berubah. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu SD sebanyak 14 orang (53,8%). Hal ini sejalan dengan penelitian Elinofia (2011) bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. 3. Perbedaan Dukungan Sosial Keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta sebelum sesudah Pendidikan Kesehatan tentang Gangguan Jiwa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil dari pre-test dan post-test yang diuji dengan uji wilcoxon test menunjukkan ada pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa terhadap dukungan sosial keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta, dimana nilai pValue = 0,01, yaitu < 0,05. Nilai tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil dari pre-test dan postest yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor yang sangat 13 berpengaruh terhadap hasil tersebut berdasarkan karakteristik yang dibuat oleh peneliti adalah tingkat pendidikan. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sehingga hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap penerimaan materi pendidikan kesehatan yang diberikan. hal ini sesuai dengan teori WHO dalam Notoatmodjo bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan dukungan keluarga adalah dengan pemberian informasi yang dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dukungan sosial keluarga sebelum pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa di Desa Sriharjo Imogiri Bantul paling banyak adalah dukungan keluarga dengan kategori sedang sebanyak 19 responden (73,07%), kriteria rendah yaitu berjumlah 3 responden (11,53%), dan kriteria tinggi berjumlah 4 responden (15,40%). 2. Dukungan sosial keluarga setelah pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa di Desa Sriharjo Imogiri Bantul paling banyak adalah dukungan keluarga dengan kategori sedang. Jumlah keluarga yang memberikan dukungan keluarga kategori sedang adalah 19 responden (73,07%), kriteria rendah yaitu berjumlah 2 responden (7,70%). Kriteria tinggi berjumlah 5 responden (19,20) 14 3. Ada perbedaan dukungan sosial keluarga sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan di Desa Sriharjo Imogiri Bantul. Hasil analisis data Wilcoxon menunjukkan pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa berpengaruh terhadap dukungan sosial pada keluarga di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta, dimana nilai pValue = 0,01, yaitu < 0,05. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1.. Bagi keluarga Kepada keluarga klien di Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta diharapkan bisa menerapkan cara-cara memberikan dukungan keluarga kepada penderita gangguan jiwa yang merupakan anggota keluarga mereka agar dapat meningkatkan dukungan keluarga. 2. Puskesmas Imogiri II Peneliti menyarankan kepada perawat penanggung jawab program kesehatan jiwa untuk melakukan pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa kepada keluarga yang merawat penderita gangguan jiwa. 3. Bagi peneliti selanjutnya. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu memperbaiki kekurangan dalam penelitian ini dengan menguji validitas dan reliabilitas kuesioner terlebih dulu. Kuesioner penelitian diharapkan juga diberikan kepada penderita gangguan jiwa untuk meningkatkan objektifitas 15 penilaian dukungan keluarga. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua penulis, Bapak H. Syahrul dan Ibu Hj.Rusmala Dewi, atas dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan penilaian, dan dukungan informasional yang telah engkau berikan. Kakakku Ully Risman Jaya dan adikku M. Adi Hidayat atas dukungan dan kasih sayang mu yang telah mendukung dan mendoakan penyelesaian karya tulis ini. 2. dr.H. Ardi Pramono M. Kes., Sp. An, dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Yogyakarta beserta jajaran dekanat. 3. Ns. Sri Sumaryani, M. Kep., Sp. Mat., Kaprodi Ilmu Keperawatan beserta seluruh tenaga pengajar di PSIK UMY. 4. Ns. Mamnu’ah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J., dan Nurul Hidayah S.Kep.,Ns.,M.nurs terima kasih atas bimbingan yang telah Ibu berikan, hanya Allah yang dapat membalas jasa-jasa Ibu, mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan saya selama bimbingan. 5. Kawan seperjuangan penulis, Ria Triwulandari dan Ukhti Aulia Rakhmah, dukungan sosial dari kalian sangat berarti bagi saya. 6. Sahabatku Yahya, Vita, Jaya, Rian yang selalu mendukung dan memberikan perhatian,bantuan serta kasih sayang kepada penulis. Semoga persahabatan dan persaudaraan kita terjalin sampai kapanpun. 7. Seluruh teman- teman seperjuangan ku PSIK 2009 khususnya Lita, Tri, Dwi, Yogi, Wahyu, mbak Reni, Ganda, Alin, Didi yang telah mendukung dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan KTI ini. 17 RUJUKAN Acandra (2010).Masyarakat Perlu Pendidikan Kesehatan Jiwa. Diakses pada tanggal 21 agustus 2013 dari http://kesehatan.kompas.com/read/2010/04/05/15005989/Masyarakat.Perlu. Pendidikan.Kesehatan.Jiwa Afia, Atep. (2011). 17,4 Juta Orang Alami Stres dan Depresi. Diakses pada tanggal 13 september 2012 dari http://www.kesehatan.kompasiana.com/174-jutaorang-alami-stres-dan-depresi.html Azwar , S., (2000). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Edisi II . Pustaka Pelajar. Azwar, A. 2005. Kesehatan jiwa.diakses pada tanggal 22 Agustus 2013 dari http://www.kbi.gemari.or.id. Asmika Dkk. Faktor-Faktor yang melatarbelakangi motivasi seseorang untuk menggunakan suntikan silicone cair dimalang tahun 2001.Universitas Brawijaya. Depkes RI. (2006). Keperawatan jiwa: teori dan tindakan keperawatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Elinofia (2011). Hubungan pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga dengan pemberian asi eksklusif di puskesmas sawah lebar kota bengkulu tahun 2011. Bengkulu : Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu Keliat (1996) . Peran serta Keluarga dalam Perawatan klien Gangguan Jiwa . jakarta : EGC Keliat, Budi Anna et al. (2006). Menanti Empati terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa. Pusat Kajian dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI – RSCM, Jakarta Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika. Purnawan. (2008) . Konsep Dasar Keperawatan Keluarga. Jakarta. Liberty Suliha, U.et all (2001). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. EGC. Jakarta Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC 18