BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitianmengenai gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil
resiko tinngi ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu.
Puskesmas Kedungmundu terletak di Jl. Sambiroto RT . 1 RW 1 Kec
Tembalang, dengan luas wilayah kerja 14244890 Km2. Kecamatan Tembalang
berada di sebelah tenggara dari pusat pemerintahan Kota Semarang dengan
topografi berbukit-bukit. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Pedurungan, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Candi sari, sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Banyumanik, sebelah Barat berbatasan
dengan Kecamatan Batursari.
Puskesmas Kedungmundu memiliki 7 wilayah kerja, meliputi
Kelurahan Kedungmundu, Kelurahan Tandang, Kelurahan Jangli, Kelurahan
Sendang Mulyo, Kelurahan Sambiroto, Kelurahan Melati Harjo. Puskesmas
Kedungmundu salah satu Puskesmas tertinggi dengan komplikasi ibu hamil
resiko tinggi. Wilayah tertinggi dengan ibu hamil resiko tinggi terletak di
Kelurahan Tandang. Terdapat 345 ibu hamil yang tercatat di Kelurahan
Tandang dengan 27 ibu hamil yang beresiko tinggi, Kelurahan Kedungmundu
10 ibu hamil resiko tinggi, Kelurahan Sambiroto 5 ibu hamil resiko tinggi. dari
bulan Januari-Maret 2014.
52
B. Hasil dan Pembahasan Univariat
1. Karakteristik responden Wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu
a. Karakteristik responden berdasarkan umur
Umur ibu hamil resiko tinggi terbagi dalam 3 kategori, yaitu
kelompok umur dewasa awal: 18-40 tahun, dewasa tengah: 41-60 tahun,
dewasa tua: > 61 tahun (Hurlock, 2004). Adapun distribusi frekuensi
responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur
Umur
Frekuensi
Persent
Dewasa awal (18-40)
Dewasa tengah (41-60)
42
1
97,7
2,3
Jumlah
43
100 %
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas termasuk
dalam kategori dewasa awal. Responden dalam penelitian ini yaitu ibu
hamil resiko tinggi di Puskesmas Kedungmundu terbanyak pada usia
18-40 tahun yang mana dapat menggambarkan kematangan seseorang,
baik secara fisik, dan sosial.
Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami
perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), Pada aspek psikologis
atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan
dewasa (Mubarok, 2011). Semakin tinggi umur seseorang semakin
bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo,
2010).
b. Karekteristik responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan ibu hamil resiko tinggi terbagi dalam 5 kategori: PNS,
swasta, wiraswasta, pekerja lepas, IRT. Adapun distribusi frekuensi
responden berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan
Frekuensi
Persent
7
11
4
2
19
43
16,4
25,6
9,3
4,7
44
100%
PNS
Swasta
Wiraswasta
Pekerja lepas
IRT
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa pekerjaan
responden paling banyak 19 (44,2%) IRT, paling sedikit 11 (25,6%)
swasta. Dari data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden
bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Hasil penelitian mendukung teori Mubarok (2011) yang ada
karena sebagian besar ibu hamil resiko tinggi bekerja sebagai ibu rumah
tangga, sehingga pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki menjadi
berkurang dan terbatas.
Bekerja merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi
ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga
Nursalam (2009). Menurut Mubarok (2011) Lingkungan pekerjaan
dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman baik secara langsung
maupun tidak langsung.
c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan yang dimiliki ibu hamil resiko tinggi terbagi dalam 3
kategori, yaitu: pendidikan dasar (tamat SD dan tamat SMP), pendidikan
menengah (tamat SMA), pendidikan tinggi (Sarjana/Dipolma). Adapun
distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Tamat SD dan SMP
Tamat SMA
Tamat Sarjana/Diploma
Jumlah
Berdasarkan
tabel
4.3
Frekuensi
Percent
26
6
11
43
60,4
14
25,6
100 %
menunjukkan
bahwa
pendidikan
responden paling banyak 26 (60,4%) responden yang berpendidikan
dasar, paling sedikit 6 (14%) berpendidikan menengah.
Pada penelitian ini, ibu hamil resiko tinggi di Puskesmas
Kedungmundu mayoritas berpendidikan rendah hal ini sesuai dengan
teori Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa pendidikan yang
rendah akan menghambat perkembangan terhadap informasi.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain agar dapat memahami sesuatu hal (Mubarok, 2011). Semakin
tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula menerima informasi,
pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Pendidikan yang
rendah akan menghambat perkembangan terhadap informasi.
2. Pengetahuan responden tentang tanda bahaya kehamilan
Pengetahuan responden terbagi dalam 3 kategori, yaitu
pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan pengetahuan kurang. Skor
pengetahuan diperoleh dari jawaban benar diberi skor 1 jika salah 0
kemudian hasil diprosentasekan dengan analisis univariat. Adapun distribusi
frekuensi pengetahuan responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan
Pengetahuan
Frekuensi
Jumlah
13
19
11
43
Kurang
Cukup
Baik
Percent
30.2
44.2
25.6
100 %
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa pengetahuan
responden paling banyak 19 (44,2%) responden berpengetahuan cukup dan
paling sedikit 11 (25,6%) responden berpengetahuan baik.
Menurut
Notoatmodjo
(2010)
pengetahuan
adalah
hasil
pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan
sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
menurut
Mubarok (2011) yaitu: pendidikan semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin mudah pula menerima informasi, pekerjaan dapat memperoleh
pengalaman dan pengetahuan, umur dapat mempengaruhi daya tangkap dan
pola pikir seseorang.
Salah satu pengetahuan yang harus diketahui ibu hamil resiko
tinggi adalah pengetahuan tentang tanda bahaya kehamlian. Tanda bahaya
kehamilan adalah adalah tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang
bisa terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yangapabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu ( Nirmala,
2011). Menurut Tiran (2007) macam tanda bahaya kehamilan seperti:
perdarahan, sakit kepala yang hebat, nyeri perut yang hebat, mual muntah
berlebihan, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari tangan, gerakan
janin berkurang, selaput kelopak mata pucat, demam tinggi, kejang, dan
ketuban pecah dini.
Sebagian responden berpengetahuan cukup tersebut dikarenakan
oleh pendidikan yang rendah, pendidikan yang rendah menyebabkan
responden kurang menyerap informasi tentang tanda bahaya kehamilan.
Selain itu pekerjaan responden yang mayoritas bekerja sebagai ibu rumah
tangga menyebabkan responden memperoleh pengalaman dan pengetahuan
yang terbatas.
Penelitian ini di dukung oleh penelitian Ningrum Eka (2011)
yang meneliti tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
kehamilan TM III di wilayah desa Protomulyo Kaliwungu Selatan
Kabupaten Kendal sebanyak 40 responden dengan hasil sebagian besar
responden berpengetahuan cukup 60 % dan penelitian Putri Erni (2013)
berjudul tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida tentang tanda bahaya
kehamilan di RB Puji Lestari Klaten sebanyak 30 responden pada hasil
kategori cukup yaitu 53,33 %.
3. Sikap responden tentang tanda bahaya kehamilan
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan sikap
Sikap
Frekuensi
Persent
Negatif
19
44.2
Positif
24
55.8
43
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 43 responden
terdapat 24 (55,8%) responden bersikap positif.Sikap merupakan reaksi
atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek (Notoatmodjo, 2010). Menurut Thurstone dalam Azwar (2007) sikap
sebagai derajat afek positif atau afek negatif. Sikap mempunyai beberapa
komponen yaitu kepercayaan, kehidupan emosional dan kecenderungan
untuk bertindak.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
responden mempunyai sikap positif tentang tanda bahaya kehamilan
sebanyak 24 (55,8%) responden. Mayoritas responden menyatakan bahwa
setiap gejala yang dirasakannya ketika hamil sesegera mungkin untuk
diperiksakan ke tenaga kesehatan karena mereka berfikir gejala tersebut
beresiko untuk janin dan ibu sehingga bisa mengantisipasi segala resiko
yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai
kecenderungan untuk bertindak lebih cepat.
Penelitian ini di dukung oleh peneliti Nurlela (2007) dengan
judul pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap tanda bahaya kehamilan di
BPS Yuli Katurini sebanyak 50 responden dengan hasil penelitian tentang
sikap ibu hamil terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan sebagian besar
adalah kategori mendukung (positif) yaitu 58% (29 responden) dan
penelitian Indah Purnamasari (2011) sebagian besar ibu hamil memiliki
sikap positif tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan 78,2%. Namun,
ada sebagian responden yang masih memiliki sikap negatif 19 (44,2%),
karena mereka menganggap bahwa tanda gejala yang dialaminya nanti bisa
hilang jika melakukan banyak istirahat.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat di perbaiki
penelitiselanjutnya:
1. Kendala pada penelitian ini yaitu memerlukan waktu yang lama dikarenakan
alamat rumah responden yang susah untuk dijangkau.
2. Pada penelitian ini responden yang kurang memperhatikan pertanyaan
sehinnga peneliti harus menjabarkan supaya responden paham dengan
pertanyaan yang diberikan.
3. Kelemahan/ keterbatasan penelitian ini hanya terbatas menggambarkan pada
tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil resiko tinggi tentang tanda bahaya
kehamilan.
4. Dalam penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan dan sikap ibu
hamil resiko tinggi tentang tanda bahaya kehamilan tanpa adanya tindak
lanjut terhadap hasil penelitian yang diperoleh.
Download