TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PERTOLONGAN
PERTAMA PADA LUKA BAKAR
Suyami*
INTISARI
Latar Belakang : Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, sinar ultraviolet, sinar X,
radiasi nuklir, listrik, bahan kimia, abrasi mekanik. Penelitian di Belanda menunjukkan
70% kejadian luka bakar terjadi di lingkungan rumah tangga, 25% di tempat industri dan
kira-kira 5% akibat kecelakaan lalu lintas. Angka kejadian luka bakar di Indonesia cukup
tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun meninggal akibat luka bakar.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang
pertolongan pertama pada luka bakar di Desa Jiwo Wetan.
Metode penelitian: Deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian
adalah masyarakat di Desa Jiwo Wetan yang diambil 1 orang dalam setiap KK yaitu
sebanyak 710 orang. Pengambilan sampel dengan teknik purposive samplingdiperoleh 71
responden. Instrumen yang digunakan kuesioner. Data di analisa menggunakan analisis
univariat.
Hasil:Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada luka bakar
adalah cukup sebanyak 34 orang (47,9%).Tingkat pengetahuan masyarakat tentang
pertolongan pertama pada luka bakar berdasarkan umur adalah berumur 20-30 tahun
berpengetahuan cukup sebanyak 19 orang (26,8%), berdasarkan pendidikan adalah
responden dengan pendidikan SMA berpengetahuan cukup sebanyak 31 orang (43,7%)
dan semua responden dengan pendidikan Perguruan Tinggi berpengetahuan baik,
berdasarkan sosial ekonomi adalah tinggi >Rp. 685.000 berpengetahuan baik sebanyak 25
orang (35,2%).
Kesimpulan:Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada luka
bakar adalah cukup.
Kata kunci
: pengetahuan, pertolongan pertama pada luka bakar.
*Dosen Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak mata dengan suhu
tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga oleh sebab kontak
dengan suhu rendah (frost bite). Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, sinar
ultraviolet, sinar X, radiasi nuklir, listrik, bahan kimia, abrasi mekanik. Luka
bakar yang disebabkan oleh panas api, uap atau cairan yang dapat membakar
merupakan hal yang lazim dijumpai dari luka bakar yang parah. Pada luka bakar
yang paling sering panyebab yang utama antara lain karena api, air panas, arus
listrik, bahan kimia, radiasi, suhu rendah (frost bite), tersambar petir, ledakan.
Penyulit yang timbul pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, odema paru,
SIRS (Systemic Inflamatory Response Sindrom), infeksi dan sepsis serta parut
hipertropik dan kontraktur.Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber
panas ke tubuh melelui konduksi atau radiasi elektromagnitik (Mansjoer, 2000).
Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat
setiap tahunnya. Dari kelompok ini 200 ribu pasien memerlukan penanganan
rawat jalan dan 100 ribu pasien dirawat di rumah sakit. Sekitar 12 ribu orang
meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang
berhubungan dengan luka bakar lebih separuh dari kasus luka bakar dirumah sakit
seharusnya dapat dicegah (Elisabeth, 2009).
Penelitian di Belanda menunjukkan 70% kejadian luka bakar terjadi di
lingkungan rumah tangga, 25% di tempat industri dan kira-kira 5% akibat
kecelakaan lalu lintas (Nugroho, 2012). Angka kejadian luka bakar di Indonesia
cukup tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun meninggal akibat luka bakar. Hal
tersebut dikarenakan jumlah anak-anak dan lansia cukup tinggi di Indonesia serta
ketidakberdayaan anak-anak dan lansia untuk menghindari terjadinya kebakaran
maka, usia anak-anak dan lansia merupakan korban angka kematian tertingi
akibat luka bakar yang terjadi di Indonesia(Anonim, 2010).
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan usaha-usaha
untuk menangani korban segera mungkin ditempat kejadian sebelum tenaga
medis mengambil alih penanganan, macam-macam tindakan yang dilakukan
dalam pertolongan pertama, seperti memindahkan korban pada tempat yang aman
dan lapang untuk bisa memberikan pertolongan lebih lanjut kepada korban
sewaktu mengalami kecelakaan. P3K sangat diperlukan bagi anak, karena anak
sewaktu-waktu dapat mengalami kecelakaan, penyebab kecelakaan pada anak
berbeda dengan orang dewasa. Penanganan kecelakaan pada anak tergantung
pada keadaan (Oktia, 2005).
Lukabakar dapat terjadi di mana saja, termasuk di rumah, apabila luka
bakar itu terjadi segera bisa dilakukan tindakan pertolongan pertama pada luka
bakar yaitu dengan mendinginkan kulit terbakar dengan air mengalir selama
kurang lebih 20 menit (Yusuf, 2011). Luka bakar adalah luka yang tidak jarang
terjadi pada kehidupan sehari-hari, baik luka bakar kecil ataupun besar.
Kehidupan sehari-hari yang sering berurusan dengan api membuat luka bakar
tidak menjadi hal yang asing karena itulah, pengetahuan tentang pertolongan
pertama pada luka bakar yang tepat sangat diperlukan oleh orang awam (Agfian,
2011).
Pada dasarnya dalam berbagai kasus darurat yang terjadi misalnya pada
luka bakar, peran masyarakat sangatlah penting karena peran dan pengetahuan
masyarakat merupakan faktor utama yang bisa menentukan keselamatan
seseorang. Hal ini karena masyarakat adalah kelompok pertama yang akan
berhadapan langsung dengan penderita luka bakar yang membutuhkan bantuan
sebelum korban mendapatkan bantuan dari pihak yang berkompeten, dalam hal
ini petugas medis (Anneahira, 2012).
Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap
pengambilan keputusan dan dalam berperilaku dalam hal ini akan meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk melakukan pertolongan pertama pada luka bakar
(Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Desa Jiwo Wetan,
terdapat 710 KK dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.221 orang dan
wanita sebanyak 1.240 orang. Hasil wawancara dengan 10 orang sebanyak 7
orang (70%) mengatakan bahwa pertolongan pertama yang dilakukan saat terkena
luka bakar yaitu dengan mengoleskan pasta gigi, kecap, salep, minyak atau
mentega ke area yang terbakar sedangkan 3 orang (30%) mengatakan bahwa
pertolongan pertama pada luka bakar dilakukan dengan cara mendinginkan kulit
terbakar dengan air mengalir dalam waktu sekitar 10 menit.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis berminat untuk
meneliti “Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pertolongan Pertama pada
Luka Bakar di Desa Jiwo Wetan”
B. Metode
Pada penelitian ini metode yang akan digunakan adalah dengan cara
deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain (Sugiyono, 2010).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Jiwo Wetan yang
diambil 1 orang dalam setiap KK yaitu sebanyak 710 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010). Sampel dalam rencana penelitian ini adalah
masyarakat di Desa Jiwo Wetan. Peneliti mengambil sampel 10% dari 710
jumlah populasi, perhitungannya yaitu : s = 10% x 710 = 71. Jadi sampel yang
digunakan dalam penelitian sebanyak 71 responden.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada
responden yang bersedia dijadikan subyek penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya tentang hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
2010). Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup yaitu pada setiap
pertanyaan sudah disediakan alternatif jawaban yaitu benar atau salah. Jenis
pertanyaan adalah favorable, dimana skor yang diberikan adalah 1 apabila
jawaban benar dan 0 apabila jawaban salah sedangkan pertanyaan dengan jenis
unfavorable skor yang diberikan adalah 0 apabila jawaban benar dan 1 apabila
jawaban salahKuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan dan dilakukan
pengecekan terhadap kelengkapan data.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden
Umur merupakan usia yang terhitung sejak lahir hingga saat dilakukan
penelitian. Pada penelitian ini umur dikategorikan menjadi kurang dari 20
tahun, 20 sampai 30 tahun, 31 sampai 40 tahun dan lebih dari 40 tahun,
dimana hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di Desa Jiwo WetanTahun
2012 (N = 71)
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
<20 tahun
0
0
2
20-30 tahun
33
46,5
3
31-40 tahun
27
38
4
>40 tahun
11
15,5
71
100
Jumlah
Pada tabel di atas diketahui bahwa umur responden sebagian besar adalah 2030 tahun sebanyak 33 orang (46,5%) dan sebagian kecil responden berumur
>40 tahun sebanyak 11 orang (15,5%).
2. Pendidikan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Desa Jiwo
WetanTahun 2012 (N = 71)
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
SD
0
0
2
SMP
11
15,5
3
SMA
46
64,8
4
Perguruan Tinggi
14
19,7
Jumlah
71
100
Pada tabel 2 di atas diketahui bahwa pendidikan responden sebagian besar
adalah SMA sebanyak 46 orang (64,8%), sebagian kecil responden
berpendidikan SMP sebanyak 11 orang (15,5%) dan tidak ada satupun
responden yang berlatar belakang pendidikan SD.
3. Sosial Ekonomi
Tabel 3 Distribusi Frekuensi SosialEkonomiResponden di Desa Jiwo
WetanTahun 2012 (N = 71)
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Rendah (≤Rp. 685.000,-)
30
42,3
2
Tinggi (>Rp. 685.000,-)
41
57,7
71
100
Jumlah
Berdasarkan pendapatan responden pada tabel di atas diketahui bahwa
sebagian besar responden dengan sosial ekonomi tinggi >Rp.685.000,sebanyak 41 orang (57,7%) dan sebagian kecil responden dengan sosial
ekonomi rendah ≤Rp. 685.000,- sebanyak 30 orang (42,3%)
4. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pertolongan pertama pada luka
bakar
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan dan pendengaran masyarakat
tentang
pertolongan
pertama
pada
luka
bakar.
Pengetahuan
masyarakatdiperoleh berdasarkan jawaban kuesioner kemudian hasil jawaban
dikategorikan menjadi pengetahuan baik, pengetahuan cukup dan pengetahuan
kurang sesuai dengan jumlah jawaban benar yang dipilih. Hasil penelitian
mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada
luka bakar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pertolongan Pertama Pada
Luka Bakar di Desa Jiwo WetanTahun 2012 (N = 71)
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Baik
29
40,8
2
Cukup
34
47,9
3
Kurang
8
11,3
71
100
Jumlah
Pada tabel 4 diketahui bahwa pengetahuan masyarakat tentang
pertolongan pertama pada luka bakar sebagian besar adalah cukup
sebanyak 34 orang (47,9%) dan sebagian kecil responden sebanyak 8
orang (11,3%) berpengetahuan kurang.
5. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pertolongan pertama pada luka
bakar Berdasarkan Umur
Tabel 5 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pertolongan pertama
pada luka bakar Berdasarkan Umur di Desa Jiwo WetanTahun 2012 (N =
71)
No
Kategori
Pengetahuan
Baik
Cukup
Total
Kurang
f
%
f
%
f
%
f
%
1
<20 tahun
0
0
0
0
0
0
0
0
2
20-30 tahun
19
26,8
12
16,9
2
2,8
33
46,5
3
31-40 tahun
8
11,3
16
22,5
3
4,2
27
38
4
>40 tahun
2
2,8
6
8,5
3
4,2
11
15,5
Total
29
40,8
34
47,9
8
11,3
71
100
Pada tabel 5 diketahui bahwa responden berusia 20-30 tahun paling
banyak berpengetahuan baik yaitu sebanyak 19 orang (26,8%) dan
responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (2,8%),
responden berusia 31-40 tahun paling banyak berpengetahuan cukup
sebanyak 16 orang (22,5%) sedangkan responden berusia >40 tahun
paling banyak berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (8,5%).
6. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pertolongan pertama pada luka
bakar Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.6
Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pertolongan
pertama pada luka bakar Berdasarkan Pendidikan di Desa Jiwo
WetanTahun 2012 (N = 71)
No.
Kategori
Pengetahuan
Baik
Cukup
Total
Kurang
f
%
f
%
f
%
f
%
1
SMP
0
0
3
4,2
8
11,3
11
15,5
2
SMA
15
21,1
31
43,7
0
0
46
64,8
3
PT
14
19,7
0
0
0
0
14
19,7
Total
29
40,8
34
47,9
8
11,3
71
100
Pada tabel 4.6 diketahui bahwa responden dengan pendidikan SMP
cenderung berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 8 orang (11,3%),
responden dengan pendidikan SMA cenderung berpengetahuan cukup
sebanyak 31orang (43,7%) dan semua responden dengan pendidikan PT
(Perguruan Tinggi) cenderung berpengetahuan baik sebanyak 14 orang
(19,7%) sehingga dilihat dari sudut pendidikan responden pendidikan PT
100% berpengetahuan baik.
7. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pertolongan pertama pada luka
bakar Berdasarkan Sosial ekonomi
Tabel 4.7
Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Pertolongan
pertama pada luka bakar Berdasarkan Sosialekonomi di Desa Jiwo
WetanTahun 2012 (N = 71)
No.
Kategori
Pengetahuan
Baik
Cukup
Total
Kurang
f
%
f
%
f
%
f
%
1
≤Rp. 685.000,-
4
5,6
19
26,8
7
9,9
30
42,3
2
>Rp. 685.000,-
25
35,2
15
21,1
1
1,4
41
57,7
Total
29
40,8
34
47,9
8
11,3
71
100
Pada tabel 4.7 diketahui bahwa responden dengan sosial ekonomi rendah
≤Rp. 685.000,- cenderung berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 19
orang (26,8%) dan responden dengan pendapatan tinggi >Rp. 685.000,cenderung berpengetahuan baik sebanyak 25 orang (35,2%). Namun
responden yang berpengetahuan kurang lebih didominasi (9,9%) oleh
mereka yang berpendapatan rendah ≤Rp. 685.000,-.
8. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Jiwo
Wetan menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang pertolongan
pertama
pada
luka
bakar
yaitu
sebanyak
34
orang
(47,9%)
berpengetahuan cukup. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil jumlah
jawaban benar responden pada kuesioner. Pengetahuan responden cukup
dikarenakan faktor-faktorantara lain umur, pendidikandansosialekonomi.
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh umur seseorang. Hasil
penelitian yang diperoleh mengenai umur responden, bahwa responden
berusia 20-30 tahun cenderung berpengetahuan baik yaitu sebanyak 19
orang
(26,8%),
responden
berusia
31-40
tahun
cenderung
berpengetahuan cukup sebanyak 16 responden (22,5%) sedangkan yang
berusia >40 tahun cenderung berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 6
orang (8,5%). Menurut Soekanto (2002), bahwa semakin meningkatnya
umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan
bekerja akan lebih matang, sehingga akan semakin matang dalam berfikir
serta
memperoleh
pengetahuan
mengenai
pertolonganpertamapadalukabakar. Semakin tua umur seseorang maka
proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada
umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
Seoranglansiadapatmemilikipengetahuanberasaldarisumberinforma
sisepertibukuatausuratkabar. Menurut Soekanto (2002) seseorang yang
mempunyai sumber informasi lebih banyak akan banyak akal dan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Menurut Notoatmodjo (2003),
informasi yang disampaikan guru, orang tua, teman, buku dan surat kabar
akan mempengaruhi pengetahuan. Seseorang dikatakan mempunyai
pengetahuan
tinggi
bila
didukung
banyaknya
informasi
yang
diperolehnya, semakin banyak informasi yang diperolehnya semakin
tinggi pula tingkat pengetahuannya. Begitu pula sebaliknya bila
informasi yang didapat kurang maka tingkat pengetahuannya juga akan
lebih rendah dibanding dengan yang banyak mendapat informasi.
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan seseorang, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan SMP
cenderung berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 8 orang (11,3%),
responden dengan pendidikan SMA cenderung berpengetahuan cukup
sebanyak 31 orang (43,7%) dan responden dengan pendidikan PT
(Perguruan Tinggi) cenderung berpengetahuan baik sebanyak 14 orang
(19,7%). Dilihat dari sudut pendidikan responden menunjukkan bahwa
responden pendidikan PT 100% berpengetahuan baik.
Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat merubah perilaku
seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang maka pengetahuan akan semakin luas atau baik, selain itu
semakin tinggi pendidikan seseorang akan mempermudah seseorang
tersebut dalam menerima informasi (Soekanto, 2006). Sejalan pendapat
dari Nursalam dan Siti Priyani (2002) yangmengatakan bahwa pada
umumnya pengetahuan seseorang dipengaruhi olehpendidikan yang
pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikanseseorang maka
semakin baik pula tingkat pengetahuannya.
Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah sosial
ekonomi. Hasil penelitian mengenai pekerjaan diketahui bahwa
responden dengan pendapatan rendah ≤Rp. 685.000,- cenderung
berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 orang (26,8%) dan responden
dengan pendapatan tinggi >Rp. 685.000,- cenderung berpengetahuan
baik sebanyak 25 orang (35,2%).
Menurut Soekanto (2006), tingkat sosial ekonomi akan menambah
pengetahuan karena tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya semakin tinggi. Sosial ekonomi berkaitan dengan
pekerjaan responden, menurut Notoatmodjo (2007) seseorang yang
bekerja dapat meningkatkan pengetahuan karena pergaulan dan
berinteraksi sosial dibanding orang yang tidak bekerja. Tingkat
pendapatan juga berlatar belakang tingkat pendidikan, seseorang dengan
pendidikan tinggi akan memperoleh pekerjaan yang lebih baik sehingga
perolehan pendapatan menjadi lebih tinggi.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1)
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada luka
bakar berdasarkan umur adalah berumur 20-30 tahun berpengetahuan
cukupsebesar26,8%.
2)
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada luka
bakar berdasarkan pendidikan adalah responden dengan pendidikan SMA
berpengetahuan cukup sebesar43,7%.
3)
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada luka
bakar berdasarkan sosial ekonomi adalah tinggi >Rp. 685.000
berpengetahuan baik sebesar35,2%.
2. Saran
1) Bagi Perawat
Meningkatkan perannya dalam memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan atau konseling tentang
pertolongan pertama pada luka bakar dengan menggunakan lembar balik
atau memberikan leaflet.
2) Bagi masyarakat
Sebaiknya lebih aktif dalam mencari berbagai informasi baik media
cetak maupun elektronik tentang pertolongan pertama pada luka bakar
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pertolongan pertama
pada luka bakar.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan
penelitian dengan variabel yang lebih variatif dan teknik analisis yang lebih
luas.
Daftar Pustaka
Abu Bakar. 2010, Tingkat Pengetahuan Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Akibat
Kompor Meledak di Kelurahan Wijaya Kusuma. Tidak dipublikasikan.
Agfian. 2011. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar. Diakses tanggal 2 Juni
Anneahira. 2012. Pengertian Pertolongan Pertama. Diakses tanggal 2 Juni 2012 jam
14.00 WIB.
Anonim.2010. PertolonganPertamapada Luka Bakar.Diaksestanggal 2 Juni 2012
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Elisabeth. 2009. Luka Bakar. Diakses tanggal 2 Juni 2012 jam 14.10 WIB. Didapat dari:
http://s1-kep.blogspot.com/2012/02/luka-bakar.html
Hudak dan Gallo. 2010. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC.
Islami. 2010. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Anak Di Rumah Desa Sumbergirang RW I
Lasem Rembang. Tidak dipublikasikan.
Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. 2007. Prinsip – prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Cetakan
kedua. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.
Nugroho. 2012. Mengungkap tentang Luka Bakar dan Artritis Reumatoid. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Oktia. 2005. Buku Penuntun Sistem Tanggap Darurat. UPT UNNES Press.
Purwadarminta, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Skeet. 1995. Tindakan Paramedis terhadap Kegawatan dan Pertolongan Pertama.
Jakarta : EGC.
Soekanto, S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suriati. 2010. Pengetahuan Keluarga dalam Penatalaksanaan Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan Luka Bakar yang Terjadi pada Balita di Rumah di Lingkungan
VI Kelurahan Pasar Merah Timur Medan. Tidak dipublikasikan.
Tafsir, A. 2004. Filsafat Ilmu: Mengurangi Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Pengetahuan. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.
Thygerson. 2011. Pertolongan Pertama, Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Yusuf. 2011. Pertolongan Pertama Saat Luka Bakar di Rumah. Diakses tanggal 2 Juni
2012
Download