Jurnal Kesehatan Kartika 1 HUBUNGAN

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI SUAMI TERHADAP KEHAMILAN
DI BALAI PENGOBATAN SUMBER SEHAT MARGA ASIH KABUPATEN BANDUNG
Yayat Suryati, Oyoh, Mega Rahayu Dwijayanti
STIKES A. Yani Cimahi
ABSTRAK
Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun psikologi sosial seorang wanita
karena pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi dan janinnya. Kabupaten Bandung mempunyai
jumlah penduduk sebanyak + 5 Juta Jiwa yang terbagi dalam 30 lebih kecamatan. Angka kematian ibu
(AKI) pada tahun 2009 terdapat sekitar 10% dan angka kematian bayi (AKB) sebanyak 36,02 %. Angka
tersebut terutama AKB masih cukup tinggi.Data partisipasi suami berupa peran aktif suami mengantarkan
ibu memeriksakan kehamilan mencapai 42% dari jumlah ibu hamil yang memeriksakannya di klinik, balai
pengobatan dan puskesmas di wilayah kabupaten Bandung.Sisanya ibu hamil memeriksakan
kehamilannya sendiri atau dengan saudara.
Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami
terhadap kehamilan.Jenis penelitian ini adalah metode deskriptif korelasi.Menggunakan pendekatan cross
sectional dengan jumlah sampel 30 responden di Balai Pengobatan Sumber Sehat.Teknik pengambilan
sampel yang digunakan yaitu teknik Quota sampling.Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
kuesioner. Analisa data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat (Chi square).
Hasil penelitian diperoleh data Dari 30 responden terdapat 9 (81,8%) yang berpengetahuan kurang dan
tidak aktif, sedangkan suami yang berpengetahuan baik dan aktif sebanyak 10 (71,4%). Ada terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan suami terhadap partisipasi terhadap kehamilan dengan p
value = 0,013.
Dari 30 responden terdapat sebanyak 14 (46,7%) hampir sebagian responden berpengetahuan baik. Dari
30 responden terdapat sebanyak 16 (53,3%) sebagian besar responden yang aktif dalam partisipasi
terhadap kehamilan.
Diharapkan pada Balai Pengobatan Sumber sehat Marga Asih kabupaten Bandung dapat memberikan
pelayanan secara promotif dan preventif seperti penyuluhan pada suami tentang partisipasi terhadap
kehamilan. Diharapkan bagi peneliti lain untuk menggunakan rancangan penelitian case control agar
hubungan yang di teliti lebih kuat.
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Partisipasi suami, Kehamilan
Kepustakaan : 31,1999 - 2010
A. PENDAHULUAN
Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tapi berharga
karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab
yang lebih besar, sedangkan hamil yaitu mengandung janin dalam rahim (Bobak, 2005).
Periode antenatal adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan psikologis untuk kelahiran
dan menjadi orang tua. Pada periode ini terutama perempuan yang sehat akan mencari petunjuk dan
perawatan secara teratur. Kunjungan antenatal biasanya dimulai segera setelah tidak mendapat haid
(menstruasi), sehingga bisa diidentifikasi diagnosis dan perawatan terhadap kelainan yang mungkim
muncul pada ibu hamil.Kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan kalender atau 40 minggu. Kehamilan
dibagi menjadi 3 periode yaitu trimester I dari minggu ke-1 sampai 13, trimester II dari minggu ke -14
sampai 26, trimester III dari minggu ke-27 sampai 38-40 (akhir kehamilan) (Salmah, 2006).
Jurnal Kesehatan Kartika
1
Selama kehamilan, ibu memerlukan adaptasi dengan berbagai perubahannya terutama pada
ibu yang mengalami kehamilan pertama. Secara fisik ibu hamil akan merasa letih, lesu dan
sebagainya. Sedangkan secara psikologis ibu hamil akan dibayangi dan dihantui rasa cemas serta
takut akan hal-hal yang mungkin akan terjadi baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya. Hal-hal
seperti itulah yang harus diketahui oleh sang ibu dan sang ayah.
Secara umum, sang ibu akan merasakan rasa cemas akan hal-hal yang tidak dipahami
karena mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani
sedang berada dalam suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. Emosi wanita yang sedang
hamil juga sangatlah labil.Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah
dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami
perubahan.Ibu menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. Seorang wanita hamil
akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain (Varney,
2006).
Kehamilan istri, disatu sisi bisa menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang calon
ayah, apalagi yang baru pertama mengalaminya. Kadang di sisi lain, kecemasan senantiasa
menghantui pikiran seorang suami berkaitan dengan keadaan istri. Bagaimana mengantisipasi
perasaan cemas dan kekhawatiran selama istri hamil. Sebagai calon ayah, perasaan itu tentu tak
jauh beda dengan yang dialami istri sebagai calon ibu. Bahagia, cemas, bangga, bingung, bercampur
menjadi satu.Istri yang baru pertama hamil, sangat membutuhkan perhatian lebih dari suami.
Biasanya calon ibu seringkali mengalami perubahan emosi yang sering membuatnya tidak merasa
nyaman, hingga sedikit besar perhatian suami akan sangat berarti bagi istri.
Menurut Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN,2001) partisipasi suami
dalam kehamilan dapat ditunjukkan dengan: memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri.,
mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan minimal4 kali
selama kehamilan, memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia, menentukan
tempat persalinan (fasilitas kesehatan) bersama istri sesuai dengan kemampuan dan kondisi masingmasing daerah, melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang
menyangkut kesehatan selama kehamilan (perdarahan, eklampsi dan lain-lain), menyiapkan biaya
persalinan.
Menurut Lestariningsih (2008) keberhasilan istri dalam mencukupi kebutuhan nutrisi untuk si
bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa
kehamilan (Lestariningsih, 2008, Info Lengkap Agar Suami Lebih Berperan Dalam Kehamilan, ¶ 1,
http://www.bibilung.wordpress.com, diperoleh tanggal 1 Februari 2010). Jika kurangnya peran serta
maupun pengetahuan suami terhadap kehamilan ibu dapat menyebabkan bermacam-macam
keadaan mulai dari kekurangan nutrisi terhadap ibu dan janin, bahkan sampai pada kematian.
Kematian Ibu dan janin bisa terjadi dalam kehamilan, hal itu dikarenakan tidak segera mendapat
pertolongan tenaga kesehatan jika terjadi sesuatu, karena umumnya keluarga ibu dan janin terutama
suami tidak mengenali tanda-tanda komplikasi yang mengancam jiwa, lamban mengambil keputusan
mencari pertolongan, sangat jauh untuk mendapatkan perawatan yang memadai atau sering disebut
“3 terlambat”. Ketidak tahuan bahaya itu hingga kini masih dialami oleh sebagian besar para
suami.Berdasarkan informasi diatas maka sangatlah penting peran suami dalam mengetahui dan ikut
aktif menjaga ibu hamil agar tidak terjadi hal-hal terburuk seperti kematian ibu dan bayi (Jalilah,
2008).
Tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan di beberapa daerah dinilai masih kurang.
Sebagai gambaran bahwa telah dilakukan penelitian oleh Nurul Hidayatun Jalilah di Puskesmas Pare,
Kabupaten Tumenggung, Jawa Tengah menunjukkan tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan
Jurnal Kesehatan Kartika
2
hanya 12 responden dari 33 responden yang diteliti atau hanya 35%. Hal itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya faktor kepercayaan dan kurangnya pendidikan (Jalilah, 2008).
Di Jawa Barat AKI mencapai 38 per 1000 kelahiran dan AKB sebesar 226 per 100.000
kelahiran.Faktor tingginya angka kematian bayi di Jawa Barat disebabkan minimnya tingkat
pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, terutama pengetahuan dalam menjaga
serta memeriksakan kesehatan kandungannya ketika hamil.Peran seperti ini tidak saja dilakukan oleh
ibu tetapi keikutsertaan suami sebagai calon ayah sangatlah diperlukan (Tribun Jabar, 23 Januari
2010).
Dari hasil studi pendahuluan di balai pengobatan Sumber Sehat pada tanggal 18 sampai 20
Maret 2010 terdapat 10 dari 20 ibu hamil yang diantar oleh suaminya. Hasil wawancara terhadap
suami yang mengantar istrinya periksa kehamilan menunjukkan bahwa 7 orang suami tidak
mengetahui gizi ibu hamil dan 8 orang suami tidak mengetahui apa yang harus diperhatikan terhadap
ibu yang sedang hamil. Padahal partisipasi suami saat kehamilan sangatlah penting dan dapat
membuat ketenangan jiwa ibu hamil. Selama kehamilan, ibu memerlukan adaptasi dengan berbagai
perubahannya terutama pada ibu yang mengalami kehamilan pertama.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan
cross sectional. Metode deskriptif korelasi adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utuama mengetahui gambaran atau deskipsi tentang suatu situasi dengan menghubungkan
antara variabel, sedangkan Cross sectional dimana peneliti melakukan observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat.Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2005).
Variabel Independen
• Tingkat
Pengetahuan
suami terhadap
kehamilan
Variabel Dependen
Partisipasi suami
terhadap
kehamilan
• Pendapatan
• Budaya
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
(Sumber : BKKBN, 2000)
Jurnal Kesehatan Kartika
3
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang mengantarkan istrinya periksa di Balai
Pengobatan Sumber Sehat Marga Asih Kabupaten Bandung dari periode tahun 2009-2010 pada
bulan September 2009 – Februari 2010 adalah 180 orang.
Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik asidental sampling pengambilan sampel
yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia
(Notoatmodjo, 2005).Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan lembar kuesioner
kepada responden kemudian diberi penjelasan tentang petunjuk pengisian dalam memberikan
jawaban pada lembar kuesioner yaitu identitas responden dan data khusus pada lembar kuesioner
untuk mendapatkan data tentang tingkat pengetahuan suami tentang kehamilan dan partisipasi suami
tentang kehamilan.
Dalam analisis data penulis menggunakan analisa univariat untukmengetahui distribusi dan
persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).Dan analisabivariat analisa ini digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antar variabel yaitu variabel independen dan
.
dependen.proses pengolahan data menggunakan uji statistic chi – square (
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Analisa Univariat
a. Gambaran responden tentang tingkat pengetahuan suami.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan
suami di Balai
Pengobatan Sumber Sehat Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.
Pengetahuan suami
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
Frekuensi
11
5
14
30
%
36,7
16,7
46,7
100
Berdasarkan hasil analisis tabel 1 didapatkan bahwa dari 30 responden terdapat sebanyak
14 (46,7%) responden berpengetahuan baik. Pengetahuan merupakan informasi yang
diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai
gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Irmayanti,
2007).
Suami dengan berpengetahuan baik hal ini merupakan hal yang positif karena dengan
pengetahuan suami dapat mengetahui cara menjaga pola makan ibu hamil, yang diperoleh
dari buku-buku pengetahuan atau pengalaman orang lain dan Suami dapat memahami
bagaimana menjaga pola makan ibu hamil karena pola makan ibu hamil sangat penting
guna kelancaran asupan gizi bagi ibu dan janin jika tidak dijaga maka janin atau ibu akan
terganggu kesehatannya.
Dalam hal ini peran perawat pun tidak kalah pentingnya, perawat dituntut untuk lebih
meningkatkan peran dan fungsinya terutama di dalam pelaksanaan peran perawat sebagai
educator. Disni perawat harus mampu memberikan pendidikan kesehatan untuk pasangan
suami istri (PUS) khususnya untuk suami, agar para suami senantiasa mengetahui apa saja
yg dibutuhkan ibu dalam masa kehamilan.
Jurnal Kesehatan Kartika
4
Tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan di beberapa daerah dinilai masih
kurang. Sebagai gambaran bahwa telah dilakukan penelitian oleh Nurul Hidayatun Jalilah di
Puskesmas Pare, Kabupaten Tumenggung, Jawa Tengah menunjukkan tingkat
pengetahuan suami terhadap kehamilan hanya 12 responden dari 33 responden yang diteliti
atau hanya 35%. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor kepercayaan
dan kurangnya pendidikan (Jalilah, 2008).
Diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) dan Sarwono (2005) beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan diantaranya pengalaman, pendidikan, kepercayaan,
umur, pekerjaan, dan sumber informasi.
b. Gambaran responden tentang partisipasi suami.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Partisipasi Suami di Balai Pengobatan
Sumber Sehat Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.
Partisipasi suami
Tidak aktif
Aktif
Jumlah
Frekuensi
14
16
30
%
46,7
53,3
100
Berdasarkan hasil analisis tabel 2 didapatkan bahwa dari 30 responden terdapat
sebanyak 16 (53,3%) yang aktif dalam partisipasi terhadap kehamilan. Partisipasi adalah
keikutsertaan suami dalam proses pengambilan keputusan dan menetapkan berbagai
langkah yang di perlukan untuk melaksanakan keputusan yang sudah di ambil
(http://www.partisipasi-suami-dalam-asuhankehamilan.com diperoleh pada tanggal 05
MARET 2010).
Suami yang berpartisipasi aktif hal ini sangat positif karena Partisipasi suami saat
kehamilan sangat penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri. Suami dapat
membantu beberapa tugas istri sehingga,istri lebih banyak istirahat terutama menjelang
persalinan. Suami dapat membelikan dan membacakan bacaan yang bermanfaat sesuai
pandangannya, sehingga pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan janin makin baik.Dalam
situasi mengidam, mungkin istri memerlukan bantuan suami untuk mendapatkan makanan
yang diinginkan.Dengan demikian telah memberikan perhatian khusus pada janin dan ikut
serta memelihara kejiwaan secara tidak langsung (Manuaba, 1999).
Menurut Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN,2001) partisipasi
suami dalam kehamilan dapat ditunjukkan dengan: memberikan perhatian dan kasih sayang
kepada istri., mendorong dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas
kesehatan minimall 4 kali selama kehamilan, memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar
tidak terjadi anemia, menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) bersama istri
sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing daerah, melakukan rujukan ke
fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan selama
kehamilan (perdarahan, eklampsi dan lain-lain), menyiapkan biaya persalinan.
Jurnal Kesehatan Kartika
5
2. Analisa Bivariat
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan.
Tabel 3 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap
kehamilan.
Partisipasi
Tingkat Pengetahuan
suami
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
Total
Tidak aktif
n
%
n
%
n
%
9
1
4
14
2
4
10
16
18,2
80,0
71,4
53,3
11
5
14
30
100
100
100
100
81,8
20,0
28,6
46,7
aktif
Pvalue
0,013
Dari hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi
terhadap kehamilan diperoleh sebanyak 9 (81,8%) bahwa hampir seluruh responden yang
berpengetahuan kurang dan tidak aktif, sedangkan sebagian besar responden yang
berpengetahuan baik dan aktif sebanyak 10 (71,4%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p
value = 0,013 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan.
Hasil penelitian diperoleh data Dari 30 responden terdapat 9 (81,8%) yang
berpengetahuan kurang dan tidak aktif, sedangkan suami yang berpengetahuan baik dan
aktif sebanyak 10 (71,4%). %). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,013 maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan suami dengan
partisipasi suami terhadap kehamilan.
Hal tersebut diatas sesuai dengan yang dikemukakan oleh BKKBN (2009) bahwa
semakin rendah tingkat pengetahuan suami maka akses informasi kesehatan ibu hamil akan
berkurang sehingga partisipasi suami juga menjadi tidak aktif.
Menurut BKKBN (2000) pengetahuan suami dipengaruhi banyak faktor antara lain
pengalaman, pendidikan, kepercayaan, umur , pekerjaan dan sumber informasi sedangkan
faktor yang mempengaruhi partisipasi suami dalam perlindungan kesehatan reproduksi ibu
hamil adalah budaya, pedapatan, tingkat pendidikan.
Adapun data yang mendukung hal tersebut antara lain 24% memperoleh sumber
informasi berdasarkan pengalaman kehamilan istri sebelumnya, 36% memperoleh informasi
dari petugas kesehatan.
Suami yang berpengetahuan baik dan aktif, hal ini menunjukan hal yang positif
karena suami sangat menyayangi istrinya sehingga dapat memberikan perhatian dan kasih
sayang kepada istri.Misalnya Mendorong dan mengantar istri untukmemeriksakan
kehamilan ke fasilitas kesehatan minimall 4 kali selama kehamilan, Memenuhi kebutuhan
gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia, Suami juga dapat mengetahui cara menjaga pola
makan ibu hamil, hal tersebut didapat dari buku-buku pengetahuan atau pengalaman orang
lain.sertaMenentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) bersama istri sesuai dengan
kemampuan dan kondisi masing-masing daerah.Partisipasi suami sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan janin ibu (Manuaba, 1999).
Jurnal Kesehatan Kartika
6
Hal serupa dikemukakan Lestariningsih (2008) keberhasilan istri dalam mencukupi
kebutuhan nutrisi untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan
keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilan (Lestariningsih, 2008, Info Lengkap Agar
Suami Lebih Berperan Dalam Kehamilan, ¶ 1, http://www.bibilung.wordpress.com,
diperoleh tanggal 1 Februari 2010). Jika kurangnya peran serta maupun pengetahuan suami
terhadap kehamilan ibu dapat menyebabkan bermacam-macam keadaan mulai dari
kekurangan nutrisi terhadap ibu dan janin, bahkan sampai pada kematian.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan yang
berhubungan partisipasi suami terhadap kehamilan di Balai pengobatan sumber sehat marga
asih kabupaten bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Hampir sebagian responden berpengetahuan baik.
b. Sebagian besar responden yang aktif dalam partisipasi terhadap kehamilan.
c. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan suami dengan pertisipasi terhadap
kehamilan.
2. Saran
a. Diharapkan pada Balai Pengobatan Sumber sehat Marga Asih kabupaten Bandung dapat
memberikan pelayanan secara promotif dan preventif seperti penyuluhan pada suami
tentang partisipasi terhadap kehamilan.
b. Diharapkan bagi peneliti lain untuk menggunakan rancangan penelitian case controlagar
hubungan yang di teliti lebih kuat dan juga menambahkan variabel lain seperti pendidikan
dan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bobak, dkk.(2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Budiono, (2000).Kamus Bahasa Indonesia Baku.Surabaya: Penerbit Alumni
Farrer, H. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Format referensi elektronik direkomendasikan oleh Suandi (2008) Angka Kematian Ibu Kabupaten
Bandung Tertinggi di Asean. Tersedia di http://www.ssffmp.or.id/berita/ diperoleh pada tanggal
29 Januari 2010
Hidayat, A.A. (2007). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Litin, C.S. (2007). Mayo Clinic Family Health Book: Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta: PT Gramedia.
Jurnal Kesehatan Kartika
7
……………(2005). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasinya.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Litin, C.S (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nurgiantoro, B. dkk.(2009). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nursalam.(2003). Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Rianto, A. (2009). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Saifuddin, A.B. (2004). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jurnal Kesehatan Kartika
8
Download