hubungan tekanan darah rumah dengan derajat disfungsi diastolik

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN TEKANAN DARAH RUMAH DENGAN
DERAJAT DISFUNGSI DIASTOLIK PADA PENDERITA
HIPERTENSI DALAM PENGOBATAN
TESIS
I MADE PUTRA SWI ANTARA
0806485404
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
JAKARTA 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN TEKANAN DARAH RUMAH DENGAN
DERAJAT DISFUNGSI DIASTOLIK PADA PENDERITA
HIPERTENSI DALAM PENGOBATAN
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
I MADE PUTRA SWI ANTARA
0806485404
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
JAKARTA 2013
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: I Made Putra Swi Antara
NPM
Tanda Tangan
: 0806485404
:
Tanggal
: 27 Juni 2013
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh
Nama
NPM
Program Studi
Judul tesis
: I Made Putra Swi Antara
: 0806485404
: Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
: Hubungan Tekanan Darah Rumah dengan Derajat
Disfungsi Diastolik pada Penderita Hipertensi dalam
Pengobatan
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Spesialis Jantung
dan Pembuluh Darah pada Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
: dr. Nani Hersunarti, SpJP(K)
(
)
Pembimbing
: Prof. dr. Harmani Kalim, SpJP(K)
(
)
Pembimbing Bahasa : Dr. dr. Barita Sitompul, SpJP(K)
(
)
Penguji
: Prof. dr. Ganesja M Harimurti, SpJP(K)
(
)
Penguji
: Dr. dr. Hananto, SpJP(K)
(
)
Penguji
: dr. Sunarya Soerianata, SpJP(K)
(
)
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal
: 27 Juni 2013
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, akhirnya saya dapat
menyelesaikan tesis ini pada waktunya. Dengan penuh kerendahan hati saya haturkan
apresiasi kepada semua pihak yang telah berperan dalam tugas berat ini. Saya ingin
menyampaikan secara khusus rasa terima kasih, hormat dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada :
1. Prof. dr. Ganesja M Harimurti, SpJP(K), selaku Ketua Departemen Kardiologi
dan Kedokteran Vaskular FK UI atas semua nasihat dan tauladan yang telah beliau
berikan selama saya menjalani pendidikan. Pesan untuk kelak selalu menjaga
identitas sebagai kardiolog yang terbaik dan penuh semangat untuk memajukan
bidang kardiologi akan selalu saya ingat dan amalkan di tempat tugas saya nanti.
2. Para Guru Besar sekalian, Prof. dr. Asikin Hanafiah, SpJP(K), SpA, Prof. dr.
Lily I Rilantono, SpJP(K), SpA, Alm. Prof. dr. Syukri Karim, SpJP(K), Prof.
DR. dr. Idris Idham, SpJP(K), Prof. dr. Harmani Kalim, SpJP(K), MPH,
Prof. DR. dr. Dede Kusmana, SpJP(K), Prof. DR. dr. Budhi Setianto,
SpJP(K), sebagai pembuka wawasan dalam hal keilmuan kardiologi dan cara
berpikir untuk menjadi seorang kardiolog yang baik, dan sebagai tauladan
kehidupan diluar keilmuan kardiologi.
3. dr. Nani Hersunarti, SpJP(K) dan Prof. dr. Harmani Kalim, SpJP(K) sebagai
pembimbing penelitian yang telah memberikan segala perhatian, waktu dan
dukungannya sehingga tesis ini dapat saya selesaikan dan juga tentu saja ilmu
melimpah selama pendidikan saya, serta kepada Dr. dr. Barita Sitompul,
SpJP(K), sebagai pembimbing bahasa yang sudah meluangkan waktu untuk
membaca dan mengoreksi tata bahasa dan penulisan tesis ini.
4. dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K), selaku ketua program studi saat ini, dan Dr.
dr. Amiliana Mardiani, SpJP(K) selaku sekretaris program studi yang telah
dengan penuh sabar membantu dan memastikan seluruh proses dan tahapan
pendidikan saya berjalan lancar hingga akhir.
iv
5. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K), sebagai koordinator penelitian yang banyak
memberikan dukungan, saran dan kritik dalam penyelesaian dan penyempurnaan
tesis ini.
6. Dr. Hananto Andriantoro, SpJP(K), Direktur Utama PJNHK saat ini, Dr .dr.
Faisal Baraas, SpJP(K) dan Dr. dr. Anwar Santoso, SpJP(K), Direktur Utama
PJNHK terdahulu beserta seluruh jajaran direksi lainnya, atas kesempatan dan
fasilitas yang luar biasa selama menjalani pendidikan.
7. Seluruh Staf Pengajar, dan para perawat dan teknisi kardiovaskular di Divisi
Non Invasif dan Poli Rawat Jalan atas segala bantuannya dalam pengambilan
sampel penelitian. Khususnya kepada Mas Aji dan Ibu Euis sebagai teknisi ruang
echo yang banyak membantu saya dalam penelitian ini.
8. Seluruh Staf Pengajar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK
UI lainnya, para pahlawan dan tauladanku semua, sebagai guru, orang tua, dan
juga teman baik yang baik, terima kasih atas segala ilmu dan pengalaman hidup
yang telah diberikan selama ini.
9. Prof. dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D sebagai pembimbing statistik yang telah
membantu dalam membuka wawasan tentang penelitian dan membimbing analisis
statistik dalam penelitian ini.
10. Seluruh rekan-rekan dan pengurus Keluarga Asisten Kardiologi (KELAKAR)
terutama teman-teman angkatan Januari 2009: dr. Dian Andina, dr. Wishnu
Aditya, dr. Haryadi, dr. Kabul Priyantoro, dr. Heru Sulastomo, dr. Katrina
Hutasoit, dr. Sulistiowati, dr. Prafithrie, dr. Siska Yulianti, dan teman
seperjuangan lainnya untuk kebersamaan, persahabatan, dukungan, kerja sama dan
segala cerita suka dan duka yang telah kita bagi bersama dalam 4,5 tahun ini dan
persahabatan di tahun-tahun mendatang.
11. Bapak Herman, Ibu Rini Sukaman, Ibu Linda, Mbak Rita, Mbak Pipin,
Mbak Ita, Mas Budi, Mbak Nurul, Syuaib, Arry dan Endra, sebagai staf
pendukung, terima kasih untuk segala bantuan selama menjalani proses
pendidikan ini.
v
12. Seluruh karyawan medis maupun non-medis di Pusat Jantung Nasional
Harapan Kita, terima kasih atas segala bantuan dan kerja sama yang baik selama
saya menjalani proses pendidikan.
13. Terakhir namun yang terpenting dalam hidupku, istriku Yulia, kedua anakku Lana
& Kimi, seluruh perjalanan pendidikan dan hidup ini akan terasa hampa tanpa
suka dan duka kehidupan yang telah kalian berikan. Semoga semua dukungan dan
pengorbanan yang telah kalian berikan selama pendidikan ini akan berbuah
kebaikan bagi kehidupan kita.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu,
yang telah membantu selama pendidikan serta dalam menyelesaikan penelitian ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua.
Jakarta, 27 Juni 2013
Putra Antara
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama
: I Made Putra Swi Antara
NPM
: 0806485404
Program Studi : Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Departemen : Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
Fakultas
: Kedokteran
Jenis karya
: Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan Tekanan Darah Rumah dengan Derajat Disfungsi Diastolik
pada Penderita Hipertensi dalam Pengobatan
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 27 Juni 2013
Yang menyatakan,
I Made Putra Swi Antara
vii
ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul
: I Made Putra Swi Antara
: Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
: Hubungan Tekanan Darah Rumah dengan Derajat Disfungsi
Diastolik pada Penderita Hipertensi dalam Pengobatan
Latar Belakang. Hipertensi merupakan faktor utama penyebab gagal jantung yang
saat ini sudah menjadi pandemi dunia, terutama dalam bentuk gagal jantung dengan
preservasi fraksi ejeksi ventrikel. Kontrol terhadap hipertensi secara tradisional
dilakukan berdasarkan pemeriksaan rutin ke fasilitas kesehatan yang diikuti dengan
pengaturan terapi yang diberikan. Saat ini pengukuran tekanan darah rumah
ditempatkan sebagai pemeriksaan tambahan yang dapat memberikan informasi
tambahan mengenai kontrol tekanan darah sehingga mencegah terjadinya kerusakan
target organ. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara nilai
pengukuran tekanan darah rumah dengan derajat disfungsi diastolik sebagai indikator
kerusakan target organ.
Metode. Studi potong lintang yang dilakukan di Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FK UI / RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta pada
kelompok pasien hipertensi dari poliklinik rawat jalan yang telah mendapatkan terapi
rutin. Pengukuran tekanan darah rumah dilakukan dengan alat yang terstandarisasi.
Pemeriksaan ekokardiografi lengkap terhadap parameter diastolik dilakukan dan
dikelompokkan berdasarkan derajat disfungsi diastoliknya.
Hasil. Sebanyak 56 pasien ikut dianalisa dalam penelitian ini, dengan rerata umur
subyek adalah 51,2 + 7,2 thn dan sebagian besar wanita (58,9%). Didapatkan disfungsi
diastolik derajat I pada 11 subyek (19,6%), derajat II pada 19 subyek (33,9%).
Parameter fungsi diastolik E/A memiliki hubungan linear yang paling signifikan
terhadap TD Rumah sistolik setelah dikontrol terhadap usia, jenis kelamin, IMT, dan
DM (R2=0,27;p<0,01). Uji ANOVA menemukan perbedaan rerata TD Rumah Sistolik
yang signifikan antara fungsi diastolik normal dan disfungsi diastolik derajat 2
(p=0,02). Uji regresi logistik menemukan perbedaan yang signifikan antara TD Rumah
sistolik <127 mmHg dengan TD >135 dengan OR 12,68 (IK 2.03-79.08;p<0.01).
Kesimpulan. Pengukuran TD Rumah Sistolik memiliki hubungan signifikan terhadap
derajat disfungsi diastolik. Gangguan parameter fungsi diastolik dapat terjadi pada
tekanan darah yang lebih rendah daripada target yang umum digunakan saat ini.
Kata Kunci : hipertensi, ekokardiografi, disfungsi diastolik, pengukuran darah rumah
viii
ABSTRACT
Name
Study Programme
Title
: I Made Putra Swi Antara
: Cardiology and Vascular Medicine
: Correlation between Home Blood Pressure Monitoring and
Degree of Diastolic Dysfunction in Treated Hypertensive
Patients
Background. Hypertension the main factor leading to heart failure which has become
a world pandemic, especially in the form of heart failure with preserved ejection
fraction. Traditional control for hypertension comprise of regular outpatient clinic
visits followed by adjustment of the drug regimen. Recently, home blood pressure
monitoring has been been accepted as an additional tool to provide more information
on blood pressure control and prevent target organ damage. This study aim to evaluate
the relationship between home blood pressure measurement with the degree of diastolic
dysfunction as an indicator of target organ damage.
Methods. A cross-sectional study performed at Cardiology and Vascular Medicine
Department FK UI / National Cardiac Centre Harapan Kita, Jakarta, on a group of
hypertensive patients in the outpatient clinic currently receiving active treatment.
Home blood pressure measurement are performed with a standarized device. Full
echocardiography study on diastolic function parameters are performed and grouped
based on the diastolic dysfunction grade criteria.
Result. Fifty six patients are enrolled in this study with average age of 51,2 + 7,2 y.o.
which are mostly women (58,9%). Grade I diastolic dysfunction was found in 11
subjects (19,6%), Grade II on 19 subjects (33,9%). One parameter of diastolic
dysfunction, E/A ratio, have the strongest linear correlation with systolic HBP after
adjusted for age, sex, BMI, and DM (R2=0,27;p<0.01). ANOVA test found a
significant difference on mean of systolic HBPM between normal and grade II diastolic
dysfunction (p=0.02). Logistic regression test showed significant difference between
<127 and >135 mmHg of systolic HBPM with OR 12,68 (CI 2.03-79.08;p<0.01).
Conclusion. Systolic HBPM have a significant relationship to the degree of diastolic
dysfunction. A worsening of diastolic function parameter can occur on a level of blood
pressure lower then the target level commonly used today.
Keywords : hypertension, echocardiography, diastolic dysfunction, home blood
pressure monitoring
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 3
Hipotesis ......................................................................................................... 3
Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.5.1. Tujuan Umum ......................................................................................... 3
1.5.2. Tujuan Khusus ........................................................................................ 3
Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
1.6.1. Akademik ................................................................................................ 3
1.6.2. Klinik ...................................................................................................... 4
1.6.3. Masyarakat .............................................................................................. 4
1.6.4. Bidang Penelitian .................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran tekanan darah rumah .................................................................. 5
Alat ukur tekanan darah osilometrik otomatis ............................................... 6
Keuntungan Pengukuran Tekanan Darah Rumah .......................................... 6
Disfungsi Diastolik dan Hipertensi ................................................................ 7
Derajat disfungsi diastolik .............................................................................. 9
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN ALUR PENELITIAN
Kerangka Teori ............................................................................................. 12
Kerangka Konsep ......................................................................................... 13
Alur Penelitian .............................................................................................. 14
x
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 15
Desain Penelitian .......................................................................................... 15
Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 15
Subyek Penelitian ......................................................................................... 15
Besar Sampel ................................................................................................ 15
Kriteria Inklusi dan Eksklusi ........................................................................ 16
4.5.1. Kriteria Inklusi ...................................................................................... 16
4.5.2. Kriteria Eksklusi.................................................................................... 16
Identifikasi Variabel ..................................................................................... 16
4.6.1. Variabel Independen ............................................................................. 16
4.6.2. Variabel Dependen ................................................................................ 16
4.6.3. Variabel Perancu ................................................................................... 16
Prosedur Penelitian ....................................................................................... 17
4.7.1. Pengumpulan data dan pengolahan data ............................................... 17
4.7.2. Penilaian derajat disfungsi diastolik dengan ekokardiografi ................ 18
Analisa Statistik ............................................................................................ 20
Definisi Operasional ..................................................................................... 21
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Karakteristik Dasar dan Parameter Ekokardiografi Subyek Penelitian ........ 22
Hubungan antara Pengukuran TD Rumah dengan Derajat Disfungsi
Diastolik .................................................................................................................. 26
Hubungan antara Kontrol Tekanan Darah dengan Disfungsi Diastolik ....... 27
BAB 6 DISKUSI
Penilaian derajat disfungsi diastolik ............................................................. 29
Parameter Fungsi Diastolik dalam Evaluasi Kerusakan Target Organ ........ 29
Ambang nilai kontrol hipertensi pada pemeriksaan tekanan darah rumah .. 29
Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 30
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................... 32
Saran ............................................................................................................. 32
KEPUSTAKAAN ....................................................................................................... 33
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keuntungan dan keterbatasan dari TD Rumah............................................. 5
Tabel 2.2 Keuntungan dan keterbatasan alat pengukur tekanan darah osilometrik ..... 6
Tabel 2.3 Berbagai modalitas pengukuran tekanan darah yang digunakan saat ini
dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing .................. 7
Tabel 5.1 Karakteristik dasar dan parameter ekokardiografi subyek penelitian ........ 22
Tabel 5.2 Uji regresi linear univariat pengukuran TD Rumah terhadap parameterparameter fungsi diastolik .......................................................................... 23
Tabel 5.3 Uji regresi multivariat dari variabel independen yg mempengaruhi E/A .. 25
Tabel 5.4 Uji ANOVA antara rerata TD Rumah sistolik dengan kategori fungsi
diastolik ...................................................................................................... 26
Tabel 5.5 Distribusi disfungsi diastolik berdasarkan kriteria kontrol TD Rumah ..... 27
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perubahan kecepatan relaksasi anulus mitral dari awal dan akhir pada
penelitian VALIDD ................................................................................. 8
Gambar 2.2 Skema untuk penentuan derajat disfungsi diastolik................................. 9
Gambar 2.3 Gambaran skematis tekanan ventrikel & atrium kiri, kecepatan Doppler
transmitral, kecepatan Doppler vena pulmonal, serta kecepatan Doppler
jaringan pada kondisi normal dan ketiga derajat disfungsi diastolik ..... 11
Gambar 3.1 Bagan kerangka teori penelitian ............................................................ 12
Gambar 3.2 Bagan kerangka konsep penelitian ........................................................ 13
Gambar 3.3 Bagan alur penelitian ............................................................................. 14
Gambar 4.1 Contoh pengukuran mitral inflow pada pasien normal
menggunakan PW Doppler. ................................................................... 18
Gambar 4.2 Contoh perekaman mitral inflow pada level anulus (kiri) dan aliran vena
pulmonal (kanan) pada pasien dengan peningkatan LVEDP. ............... 19
Gambar 4.3 Contoh perekaman Doppler jaringan septal (kiri) dan lateral (kanan)
pada pasien dengan infark anteroseptal. ................................................ 20
Gambar 5.1 Scatter plot antara E/A dengan rerata TD Rumah sistolik .................... 24
Gambar 5.2 Proporsi disfungsi diastolik ventrikel kiri pada subyek penelitian ........ 24
Gambar 5.3 Distribusi nilai E/e’ terhadap nilai TD Rumah sistolik dan derajat
disfungsi diastoliknya ............................................................................ 25
Gambar 5.4 Hubungan antara rerata TD Rumah dgn derajat disfungsi diastolik ..... 26
Gambar 5.5 Distribusi subyek penelitian berdasarkan tekanan darah dan fungsi
diastolik .................................................................................................. 27
Gambar 5.6 Distribusi Nilai TD Klinik dan Fungsi Diastolik................................... 28
xiii
DAFTAR SINGKATAN
ABPM
Ambulatory Blood Pressure Monitoring
DM
Diabetes Mellitus
DT
Deceleration Time
HBPM
Home Blood Pressure Monitoring
LAVI
Left Atrial Volume Index
OBP
Office Blood Pressure
OR
Odds Ratio
SP
Subyek Penelitian
TDA
Tekanan Darah Ambulatori
TDI
Tissue Doppler Imaging
TDK
Tekanan Darah Kantor
TDR
Tekanan Darah Rumah
xiv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hipertensi dikenal dengan sebagai salah satu faktor penyebab gagal jantung,
terutama pada gagal jantung dengan preservasi fraksi ejeksi/GJ-PFE (Heart Failure
with Preserved Ejection Fraction/HF-PEF). Angka prevalensi GJ-PFE sendiri juga
semakin bertambah, terutama seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup.
Hipertensi juga merupakan salah satu alasan utama untuk mengunjungi dokter di
poliklinik rawat jalan, dengan angka prevalensi di Indonesia yang mencapai 31,7%.1,2
Walau penegakan diagnosis hipertensi dan pengawasan pengobatan anti
hipertensi biasanya dilakukan berdasarkan pengukuran tekanan darah yang dilakukan
di klinik/kantor dokter (Office Blood Pressure/OBP) atau Tekanan Darah Klinik,
namun proses pengukuran ini telah diketahui tidak reliabel atau efisien. Pengukuran
tekanan darah yang dilakukan sering tidak akurat sebagai akibat teknik yang kurang
baik, tidak representatif karena efek kerah putih (white-coat effect), serta hampir tidak
pernah melebihi dari tiga kali pengukuran dalam satu kali kunjungan. Kadang baik
dokter maupun pasien tidak menyadari betapa besar variasi pengukuran tekanan darah
yang biasa dilakukan seperti ini. Salah satu teknik yang kemudian berkembang untuk
mengatasi kekurangan ini adalah pengukuran Ambulatory Blood Pressure
Monitoring/ABPM atau Tekanan Darah Ambulatori yang dapat memberikan data
variasi tekanan darah secara mendetail melalui pengukuran TD selama 24 jam. Namun
sayangnya pemeriksaan ini relatif lebih sulit dikerjakan karena biaya yang relatif tinggi
dan memerlukan peralatan khusus.3,4
Sebagai suatu titik tengah antara TD Klinik dan TD Ambulatori, maka
berkembanglah Home blood pressure monitoring/HBPM atau pengukuran tekanan
darah rumah (TD Rumah). Teknik ini dapat menghindari beberapa kelemahan dari
pengukuran tekanan darah di klinik dengan memungkinkan pengambilan lebih banyak
pengukuran dalam lingkungan yang lebih representatif. Akhir-akhir ini, penggunaan
TD Rumah semakin mendapatkan penekanan penting dalam diagnosis maupun
Universitas Indonesia
pengobatan hipertensi karena memiliki nilai prognostik yang lebih baik dibandingkan
dengan TD Klinik. Penggunaan TD Rumah dalam tatalaksana hipertensi kini telah
diakui oleh berbagai panduan hipertensi internasional, baik oleh Joint National
Committee(JNC) 7, maupun dari European Society of Hypertension (ESH).4-11
Sebagai salah satu akibat dari hipertensi, terjadi perubahan fungsional otot
jantung dengan peningkatan progresif massa ventrikel kiri yang awalnya tetap dalam
rentang normal. Peningkatan ringan massa otot inilah yang dianggap sebagai penyebab
awal terjadinya disfungsi diastolik pada penderita hipertensi, jauh sebelum terjadi
gangguan fungsi sistolik akibat hipertrofi ventrikel kiri yang berat. Fenomena ini
awalnya dapat diamati pada populasi yang lebih tua seiring dengan terjadinya
hipertensi ‘fisiologis’ akibat penurunan elastisitas dari arteri besar dalam tubuh.12,13
Pengukuran fungsi diastolik saat ini sudah menjadi bagian yang rutin dalam
pemeriksaan ekokardiografi berdasarkan beberapa parameter yang berbeda.
Berdasarkan parameter tersebut, disfungsi diastolik dikategorikan menjadi beberapa
kelompok (I-III). Studi sebelumnya telah menemukan bahwa disfungsi diastolik
cenderung ditemukan lebih dini daripada munculnya hipertrofi ventrikel kiri pada
penderita hipertensi. Karena itu, disfungsi diastolik ventrikel kiri kini telah
dihubungkan sebagai salah satu parameter paling dini kerusakan target organ yang
diakibatkan oleh hipertensi.14-16
Sebagian besar studi sebelumnya mengenai disfungsi diastolik pada penderita
hipertensi menggunakan kelompok pasien yang belum pernah mendapatkan
pengobatan serta melihat parameter fungsi diastolik secara individual. Sulit
menemukan studi yang melihat secara langsung pengukuran tekanan darah rumah
dengan derajat disfungsi diastolik pada populasi penderita hipertensi dalam pengobatan
yang belum mengalami gagal jantung.
Rumusan Masalah
Hipertensi dan disfungsi diastolik merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Prevalensi dua kelainan tersebut terus meningkat. Pengukuran tekanan darah rumah
telah terbukti memiliki manfaat yang penting dalam tatalaksana hipertensi. Beberapa
2
Universitas Indonesia
studi menunjukkan bahwa disfungsi diastolik bisa menjadi parameter kerusakan target
organ paling dini akibat hipertensi. Studi yang menilai hubungan antara pengukuran
tekanan darah rumah dengan derajat disfungsi diastolik masih terbatas. Dengan
demikian, perlu dilakukan penelitian yang melihat bagaimana hubungan antara tekanan
darah rumah terhadap derajat disfungsi diastolik pada penderita hipertensi dalam
pengobatan.
Pertanyaan Penelitian
1. Adakah hubungan antara tekanan darah rumah dengan derajat disfungsi
diastolik pada penderita hipertensi dalam pengobatan?
2. Berapakah ambang nilai tekanan darah rumah yang berpengaruh terhadap
fungsi diastolik pada penderita hipertensi dalam pengobatan?
Hipotesis
Terdapat hubungan antara pengukuran tekanan darah rumah dengan derajat
disfungsi diastolik pada penderita hipertensi dalam pengobatan
Tujuan Penelitian
1.5.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara nilai pengukuran tekanan darah rumah dengan
derajat disfungsi diastolik pada penderita hipertensi dalam pengobatan.
1.5.2. Tujuan Khusus
Mengetahui ambang nilai tekanan darah rumah yang berpengaruh terhadap
parameter fungsi diastolik pada penderita hipertensi dalam pengobatan.
Manfaat Penelitian
1.6.1. Akademik
Memberikan data tentang kuatnya hubungan antara status kontrol hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah rumah terhadap derajat disfungsi
diastolik.
3
Universitas Indonesia
1.6.2. Klinik
Memberikan bukti manfaat dari pengukuran tekanan darah rumah dalam
manajemen tekanan darah pada penderita hipertensi dalam pengobatan.
1.6.3. Masyarakat
Meningkatkan kewaspadaan tentang kontrol tekanan darah bagi penderita
hipertensi sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan target organ yang lebih lanjut
1.6.4. Bidang Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi dan data
tentang manfaat pengukuran tekanan darah rumah, serta sebagai dasar untuk penelitian
lanjutan dengan desain longitudinal dan jumlah sampel yang lebih besar.
4
Universitas Indonesia
5
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran tekanan darah rumah
Pengukuran tekanan darah rumah bukan merupakan teknik baru. Potensi
manfaat dari pengukuran ini pertama kali ditunjukkan oleh Ayman dan Goldshine pada
tahun 1940. Beberapa kelebihan maupun kekurangan dari TD Rumah dibandingkan
metode pengukuran lainnya adalah:4
Tabel 2.1 Keuntungan dan keterbatasan dari TD Rumah
Keuntungan
Menghilangkan efek kerah putih
Meningkatkan kepatuhan terhadap terapi
Penilaian respon terhadap pengobatan
antihipertensi
Meningkatkan jumlah pengukuran
Pengurangan biaya
Prediksi luaran klinis
Keterbatasan
Kemungkinan underestimasi tekanan
siang hari
Kemungkinan kesalahan laporan
hasil pengukuran
Kemungkinan peningkatan tingkat
kecemasan
Salah satu penelitian tentang TD Rumah yang cukup besar (Finn-Home)
menyimpulkan bahwa pengukuran darah dua kali sehari dalam periode yang sebaiknya
7 hari atau paling sedikit 3 hari sudah cukup untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang tingkat tekanan darah pasien. Hasil pengukuran pagi ataupun malam keduanya
memiliki kekuatan prediktif yang sama untuk kejadian kardiovaskular di masa depan.17
Saat ini, TD Rumah telah diakui dapat melengkapi pemeriksaan TD Klinik
dalam talaksana hipertensi. Kombinasi keduanya telah terbukti dapat meningkatkan
nilai prognostik dalam memperkirakan kematian pada populasi umum. Agarwal, dkk
melakukan suatu meta analisis terhadap peranan TD Rumah, dan menyimpulkan bahwa
TD Rumah dapat membantu mengatasi inersia terapeutik serta meningkatkan kontrol
tekanan darah pada penderita hipertensi.18-21
Universitas Indonesia
Alat ukur tekanan darah osilometrik otomatis
Ketika awal perkembangannya, penelitian TD Rumah banyak menggunakan
alat sphygmomanometer aneroid ataupun air raksa. Namun beberapa tahun terakhir,
perkembangan teknologi dalam alat pengukuran tekanan darah telah menghasilkan alat
osilometrik digital yang akurat, praktis dan mempermudah pasien dalam mengukur
sendiri tekanan darahnya. Tentu saja alat-alat ini perlu melalui tahap validasi
berdasarkan protokol yang ditetapkan oleh asosiasi besar untuk membuktikan akurasi
pengukurannya. Daftar terbaru alat-alat yang telah melalui proses validasi dapat dilihat
di website dabl Educational (http://www.dableducational.com).4,9,22
Keuntungan dan kekurangan dari pengukuran tekanan darah menggunakan alat
ukur osilometrik otomatis adalah:
Tabel 2.2 Keuntungan dan keterbatasan alat pengukur tekanan darah osilometrik
Keuntungan
Mempunyai catatan dengan TD
sistolik dan diastolik, TD ratarata, nadi, waktu dan tanggal
pengukuran
Menghilangkan kesalahan
observer
Menghilangkan bias observer
Menghilangkan preferensi angka
bulat
Pelatihan minimal
Data dapat disimpan utk dianalisa
dan dibandingkan nanti
Menghasilkan catatan tren
Keterbatasan
Memiliki riwayat akurasi yang kurang
baik, namun meningkat
Semua menggunakan pengukuran
osilometrik – tekanan sistolik dan
diastolik didapat dari algoritma yang
hanya diketahui oleh pabrikan
Teknik osilometrik dapat tidak bekerja
utk sebagian orang tertentu
Teknik osilometrik kurang akurat pada
aritmia
Lebih mahal daripada alataneroid atau
merkuri
Under-estimasi TD pada pre-eklamsia
Keuntungan Pengukuran Tekanan Darah Rumah
Panduan tatalaksana hipertensi internasional yang terbaru (mis, ESH 2013)
telah menyarankan dua tehnik pengukuran tekanan darah diluar rumah sakit, yaitu TD
Rumah dan TD Ambulatori sebagai pemeriksaan yang penting dalam pendekatan klinis
pasien dengan hipertensi. Aplikasinya dalam praktek sehari-hari semakin meningkat
6
Universitas Indonesia
karena perkembangan dari teknik, ketersediaan alat TD Rumah dan TD Ambulatori
yang akurat, dan kesadaran akan keterbatasan dari TD Klinik.23,24
Tabel 2.3 Berbagai modalitas pengukuran tekanan darah yang digunakan saat ini
dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing
Fitur
Jumlah pengukuran
Efek Kerah Putih
Dependen pada operator
Membutuhkan validasi
TD Siang
TD Malam dan dipping
TD Pagi
Variabilitas TD 24 jam
Diagnosis HT kerah putih
& HT Tersamar
Efek plasebo
Reprodusibilitas
TD Kantor
rendah
Iya
Iya
No
+
+
-
TD Ambulatori
tinggi
No
No
Yes
+++
+++
++
++
++
TD Rumah
sedang
No
No
Yes
++
+
+
++
++
rendah
Nilai prognostik
Keterlibatan pasien
Keterlibatan medis
Monitor efek terapi
+
+++
Informasi
sedikit
Perbaikan kontrol
hipertensi
Biaya
Ketersediaan
Latihan buat pasien
+
Tinggi (nilai ratarata 24 jam)
+++
++
Informasi ekstensif
akan profil TD,
tidak bisa sering
diulang
++
Tinggi (rerata dari
beberapa pengukuran)
++
++
+
Baik untuk monitor
jangka panjang,
informasi profil TD
terbatas
+++
rendah
Banyak
-
Tinggi
Sedikit
+
Rendah
Banyak
++
Disfungsi Diastolik dan Hipertensi
Disfungsi diastolik ventrikel kiri merupakan sebagai kelainan pada pengisian
ventrikel kiri, termasuk penurunan distensibilitas diastolik serta gangguan relaksasi.
Kondisi ini merupakan penghubung patofisiologis yang penting antara hipertensi dan
gagal jantung, terutama pada pasien dengan preservasi fraksi ejeksi yang normal.
Disfungsi diastolik ventrikel kiri pada populasi umum ditemukan memiliki prevalensi
yang sama dengan disfungsi sistolik. Disfungsi diastolik yang lebih berat juga
7
Universitas Indonesia
ditemukan memiliki frekuensi perkembangan menjadi gagal jantung yang lebih
tinggi.13,25
Hipertensi dan penuaan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perubahan morfologi kardiak dan luaran yang buruk. Jenis kelamin wanita serta
bertambahnya umur telah dihubungkan dengan peningkatan kekakuan sistolik
ventrikel maupun vaskular, walau tidak selalu disertai oleh penyakit kardiovaskular.26
Pada penelitian Valsartan in Diastolic Dysfunction (VALIDD), ditemukan
bahwa rerata kecepatan relaksasi lateral mitral (salah satu parameter disfungsi diastolik
yang diukur menggunakan pencitraan Doppler jaringan) pada pasien yang menderita
hipertensi cenderung menurun secara signifikan dan berbanding terbalik dengan usia.
Penting juga diingat bahwa hipertrofi ventrikel kiri cuman ditemukan pada 3% dari
populasi yang diteliti, walau semuanya memiliki riwayat hipertensi. Karena itu,
disfungsi diastolik merupakan mekanisme potensial untuk mengevaluasi pengobatan
hipertensi yang mungkin dapat menghambat progresi menjadi gagal jantung.13,25
Gambar 2.1 Perubahan kecepatan relaksasi anulus mitral dari awal dan akhir pada
penelitian VALIDD (dikutip dari kepustakaan no. 13)
Kolo dkk juga menemukan bahwa anak dari orangtua penderita hipertensi
mengalami perubahan parameter fungsi diastolik yang signifikan dibandingkan anak
dari orangtua normotensif pada usia yang relatif muda. Perburukan parameter diastolik
tersebut biasanya lebih berat pada penderita hipertrofi ventrikel kiri.27
8
Universitas Indonesia
Derajat disfungsi diastolik
Disfungsi diastolik dikelompokkan berdasarkan gradasi ringan atau derajat I
(gangguan relaksasi), sedang atau derajat II (pseudo-normalisasi), dan berat atau
derajat III (pengisian restriktif). Pembagian dengan tiga derajat ini berperan sebagai
prediktor mortalitas dalam satu penelitian epidemiologis besar. Bahkan pada penderita
yang asimtomatik, disfungsi diastolik derajat I dihubungkan dengan angka mortalitas
5 tahun yang 3-5x lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai fungsi
diastolik yang normal.25
Pembagian derajat disfungsi diastolik dapat dilakukan dengan observasi
beberapa parameter ekokardiografi seperti terlihat pada gambar berikut ini :
Septal e’
Lateral e’
LA volume
Septal e’ > 8
Lateral e’ > 10
LA < 34 ml/m2
Fungsi Normal
Septal e’ > 8
Lateral e’ > 10
LA > 34 ml/m2
Fungsi Normal,
Jantung Atlit atau
konstriksi
Septal e’ < 8
Lateral e’ < 10
LA > 34 ml/m2
DD Derajat I
DD Derajat II
Derajat III
E/A < 0,8
DT > 200 ms
Rerata E/e’ < 8
Ar-A < 0 ms
Val E/A < 0,5
E/A 0,8-1,5
DT 160-200 ms
Rerata E/e’ 9-12
Ar-A > 30 ms
Val E/A > 0,5
E/A > 2
DT <160 ms
Rerata E/e’ > 13
Ar-A > 30 ms
Val E/A > 0,5
Gambar 2.2 Skema praktis untuk penentuan derajat disfungsi diastolik
(disadur dari kepustakaan no. 28)
Disfungsi diastolik ringan (derajat I) mempunyai parameter sebagai berikut:






Rasio E/A <0.8
DT >200 ms
IVRT >= 100
Aliran sistolik yang dominan pada aliran vena pulmonal (S>D)
e’ annular <8 cm/s
Rasio E/e’ <8 (septal dan lateral)
9
Universitas Indonesia
Pasien dalam kelompok ini memiliki penurunan cadangan diastolik yang dapat
diungkapkan dengan uji beban. Perlu diingat bahwa bisa terjadi penurunan rasio E/A
mitral disertai kecepatan Doppler jaringan annular yang normal pada subyek normal
dengan deplesi volume (cairan). Pada sebagian besar kasus dengan E/A <0.8 seperti
ini, tekanan LA tidak meningkat kecuali pada pasien dengan gangguan relaksasi
miokard yang berat seperti pada penderita hipertensi lama atau kardiomiopati
hipertrofi.28
Disfungsi diastolik sedang (derajat II) memiliki parameter sebagai berikut:

Rasio E/A 0.8 hingga 1.5 (pseudo-normal), menurun >= 50% dengan
manuver Valsava
 DT 160-200 ms
 Rasio E/e’ 9-12 (rata-rata)
 e’ annular < 8 cm/s
 Rasio S/D <1
 Pada beberapa pasien, durasi Ar-A >= 30ms
Kondisi ini menggambarkan gangguan relaksasi miokard dengan peningkatan
tekanan pengisian ventrikel kiri yang ringan hingga sedang.28
Disfungsi diastolik berat (derajat III) memiliki parameter sebagai berikut:
 Rasio E/A >= 2
 DT <160 ms
 IVRT <= 60 ms
 Fraksi pengisian sistolik <= 40%
 Durasi aliran A mitral lebih pendek daripada durasi AR
 Rasio E/e’ >13 (rata-rata), atau septal E/e’ >= 15 dan lateral E/e’ >12
Pada kelompok ini, tekanan pengisian ventrikel kiri dapat kembali menjadi
gangguan relaksasi dengan terapi yang baik (derajat IIIa), sementara pada sebagian
lainnya, pengisian ventrikel kiri tetap restriktif (derajat IIIb). Disfungsi diastolik derajat
IIIb sebaiknya ditentukan setelah melakukan beberapa pemeriksaan serial sambil
mengoptimalkan terapi yang diberikan.28
10
Universitas Indonesia
Gambar 2.3 Gambaran skematis tekanan ventrikel & atrium kiri, kecepatan Doppler
transmitral, kecepatan Doppler vena pulmonal, serta kecepatan Doppler jaringan pada
kondisi normal dan ketiga derajat disfungsi diastolik (dikutip dari kepustakaan no. 29)
11
Universitas Indonesia
12
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN ALUR PENELITIAN
Kerangka Teori
Hipertensi
Terkontrol
Pengukuran
Tekanan Darah
Tidak Terkontrol
Fungsi Diastolik
Normal
Perubahan
fungsional Ventrikel
Kiri
Beban tekanan
berlebih kronis



Pemanjangan waktu relaksasi
isovolumetrik
Penurunan laju pengisian cepat
Peningkatan amplitudo gelombang A
Perubahan vaskular
pada arteri besar
dan kecil
Penyakit Jantung
Koroner
HT Terkontrol
Disfungsi Diastolik
Hipertrofi Ventrikel
Kiri
Evaluasi
Echocardiografi



Faktor Risiko PJK
lainnya
Grade I
Grade II
Grade III
Gambar 3.1 Bagan kerangka teori penelitian.
Pasien yang menderita hipertensi dievaluasi melalui pengukuran tekanan darah
dan masuk dalam kategori terkontrol atau tidak, bila tekanan darah tidak terkontrol
akan berujung pada berbagai perubahan yang menyebabkan terjadinya disfungsi
diastolik yang dapat diketahui melalui evaluasi ekokardiografi. Bila tekanan darah
terkontrol dengan baik, disfungsi diastolik bisa juga kembali menjadi normal.
Universitas Indonesia
Kerangka Konsep
Variabel Terikat
Tekanan Darah
Fungsi Diastolik
LAVI
E/A
DT
E/e’
Pengukuran
Tekanan Darah
Rumah & Klinik
Jenis Kelamin
Usia
IMT
Diabetes
Derajat Disfungsi
Diastolik
Variabel Bebas
Variabel Perancu
Gambar 3.2 Bagan kerangka konsep penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini berasal dari pengukuran tekanan darah
rumah dan klinik, dengan variabel perancu yang dapat mempengaruhi fungsi diastolik
yang dicatat dari wawancara dan hasil pemeriksaan. Sedangkan variabel terikat adalah
parameter-parameter ekokardiografi yang digunakan untuk menentukan derajat
disfungsi diastolik yang ada.
13
Universitas Indonesia
Alur Penelitian
Kriteria Inklusi :

Penderita Hipertensi & bersedia
berpartisipasi

Berobat rutin > 3 bulan terakhir
Pasien Kontrol ke
Poliklinik
Kriteria Eksklusi :

Usia > 65 thn

Memiliki penyakit Gagal Jantung
(EF<50%), Penyakit Jantung
Katup, Penyakit Jantung
Koroner, Gagal Ginjal Kronis
Cek Tekanan Darah
Form Informasi
Penelitian
Periksa EKG 12 Lead
Wawancara & dilatih tentang cara
penggunaan alat HBPM
Mengambil form pengantar dan/atau
diberikan jadwal pemeriksaan
Periksa Laboratorium &
Ekokardiografi
Pasien mengukur TD
Rumah
Pengumpulan dan
Analisis Data
Periksa TMT
[Eksklusi?]
Gambar 3.3 Bagan alur penelitian.
Pasien yang datang berobat rutin di poliklinik rawat jalan RS PJNHK serta
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diwawancara untuk mengambil data demografi
dasar, kemudian dilatih tentang cara penggunaan alat pengukuran tekanan darah rumah
yang baik dan benar. Peserta penelitian juga diminta melakukan sendiri pengukuran
tekanan darah dihadapan peneliti untuk memastikan peserta sudah memahami teknik
pengukuran yang benar. Proses penelitian dilanjutkan dengan pemeriksaan lain yang
datanya kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
14
Universitas Indonesia
15
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian
potong lintang pada penderita hipertensi dalam pengobatan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) / Rumah Sakit Pusat Jantung
Nasional Harapan Kita (RS PJNHK), Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan di
poliklinik rawat jalan RS PJNHK dari Maret-Mei 2013.
Subyek Penelitian
Pasien poliklinik rawat jalan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
FK UI / RS PJNHK dengan diagnosis hipertensi dalam pengobatan rutin selama
minimal 3 bulan terakhir.
Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian untuk melihat hubungan antara nilai
pengukuran tekanan darah rumah dengan derajat disfungsi diastolik, maka digunakan
rumus perkiraan jumlah sampel untuk uji koefisien korelasi satu sampel :
2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)
𝑛=(
) +3
1+𝑟
0,5 ln 1 − 𝑟
dimana :
n
= besar sampel
Zα = Derivat baku Alfa (1,96)
Zβ = Derivat baku Beta (0,842)
r
= 0,4 (batas kemaknaan yang diterima)
Universitas Indonesia
Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, maka didapatkan perkiraan jumlah
sampel minimal adalah sebanyak 54 orang.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.5.1. Kriteria Inklusi

Penderita hipertensi di poliklinik rawat jalan Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FK UI / RS PJNHK, Jakarta yang telah bersedia dan
menandatangani informed consent penelitian.

Telah berobat rutin dengan diagnosis hipertensi setidaknya dalam 3 bulan
terakhir
4.5.2. Kriteria Eksklusi

Usia > 65 thn

Memiliki Penyakit Gagal Jantung, Penyakit Jantung Katup, Penyakit Jantung
Koroner, Penyakit Gagal Ginjal Kronis
Identifikasi Variabel
4.6.1. Variabel Independen
Rerata tekanan darah rumah yang diukur dengan alat pengukur tekanan darah
osilometrik otomatis sebanyak dua kali sehari selama empat hari
4.6.2. Variabel Dependen
Parameter derajat disfungsi diastolik ventrikel kiri yang dikelompokkan sesuai
rekomendasi oleh American Society of Echocardiography28
4.6.3. Variabel Perancu

Data demografis : usia, jenis kelamin

Data antropometri : berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh

Data ekokardiografi : EDD, ESD, LVEF, IVSD, LVPWd, TAPSE, RWMA,
E/A, DT, E/e’, LAVI, LVMI

Data laboratorium : GD puasa, GD 2JPP, HbA1C, Creatinin
16
Universitas Indonesia

Data medikamentosa : ACE-I/ARB, B-Blocker, CCB, Diuretik
Prosedur Penelitian
4.7.1. Pengumpulan data dan pengolahan data

Penelitian dikerjakan di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK
UI / RS PJNHK, melibatkan pasien poliklinik rawat jalan yang datang untuk
kontrol berobat dengan diagnosa hipertensi. Sampel penelitian dipilih secara
konsekutif bagi semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan setuju untuk
mengikuti penelitian.

Pasien diberikan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan, serta
kemudian menandatangani surat persetujuan untuk ikut penelitian (informed
consent), sambil dilakukan wawancara untuk mencari kriteria eksklusi pada
pasien tersebut.

Dilakukan pencatatan data identitas dan karakteristik dasar di lembar formulir
penelitian berupa nomor rekam medis, nama, pekerjaan, rekaman EKG, serta
obat-obatan yang diminum.

Pasien diberikan penjelasan tentang cara pengukuran tekanan darah rumah
menggunakan alat Omron HEM-7200 yang telah disediakan, sekaligus
melakukan pengukuran yang akan dicatat sebagai data tekanan darah kantor.
Pasien diminta untuk mendemonstrasikan sendiri cara pengukuran tekanan
darah yang benar untuk memastikan pemahaman terhadap teknik pengukuran
yang baik dan benar. Pasien juga dibekali lembaran informasi tentang prosedur
pengukuran tekanan darah yang baik dan benar. Selanjutnya pengukuran
tekanan darah rumah dilakukan dalam dua waktu dalam sehari (pagi dan malam
hari) pada lengan yang sama. Sebelum pengukuran tekanan darah disarankan
untuk duduk tenang selama minimal 5 menit, serta dilakukan dua kali
pengukuran dengan jarak satu menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan
selama 4 hari.
17
Universitas Indonesia

Pasien kemudian dilakukan pengambilan data ekokardiografi 2 dimensi dan
data Tissue Doppler Imaging/TDI sebagai parameter fungsi diastolik yang
dikerjakan menggunakan alat echo Vivid-7 oleh seorang sonografer ahli.

Pasien dengan faktor risiko PJK selain hipertensi dan usia diatas 45 tahun
dilakukan Treadmill Test untuk mendeteksi adanya penyakit jantung koroner
sebagai kriteria eksklusi.
4.7.2. Penilaian derajat disfungsi diastolik dengan ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi dilakukan dengan menggunakan alat Vivid 7 oleh
teknisi kardiovaskular yang telah berpengalaman. Data direkam sebagai loop digital
untuk analisis tambahan secara off-line jika diperlukan. Beberapa parameter yang
dikumpulkan (serta poin-poin penting dalam pengukurannya) adalah:
Gambar 4.1 Contoh pengukuran mitral inflow pada pasien normal menggunakan PW
Doppler.(dikutip dari kepustakaan no.28)
1) Pola mitral inflow
a) Doppler pulsed wave dilakukan pada pandangan apikal 4-ruang untuk
mendapatkan kecepatan mitral inflow sebagai dasar evaluasi pengisian
ventrikel kiri
b) Contoh volume 1-2 mm diletakkan diantara ujung kedua daun katup mitral saat
fase diastolik untuk mendapatkan rekaman kecepatan yang jelas
18
Universitas Indonesia
c) Pengukuran utama mencakup kecepatan puncak E dan A, rasio E/A, DT, dan
Intra-Ventricular Relaxation Time/IVRT
d) Pola inflow mitral meliputi normal, gangguan relaksasi ventrikel kiri,
pseudonormalisasi, serta pengisian ventrikel kiri restriktif
2) Aliran vena pulmonal
a) Doppler pulsed wave terhadap aliran vena pulmonal dilakukan pada pandangan
apikal 4-ruang untuk membantu penilaian fungsi diastolik ventrikel kiri
b) Contoh volume 2-3 mm diletakkan > 0.5 cm didalam vena pulmonal untuk
mendapatkan rekaman optimal dari gelombang spektralnya
c) Pengukuran yang diambil meliputi kecepatan puncak S dan D, rasio S/D, fraksi
pengisian sistolik, serta kecepatan puncak Ar pada akhir diastole. Pengukuran
lainnya adalah selisih waktu antara durasi Ar dan durasi gelombang-A mitral
d) LVEDP yang meningkat akan menyebabkan peningkatan kecepatan dan durasi
Ar, serta durasi Ar-A.
e) Pada pasien dengan EF yang menurun, penurunan fraksi pengisian sistolik
(<40%) berhubungan dengan penurunan komplians LA dan peningkatan
tekanan rata-rata LA.
Gambar 4.2 Contoh perekaman mitral inflow pada level anulus (kiri) dan aliran vena
pulmonal (kanan) pada pasien dengan peningkatan LVEDP. (dikutip dari kepustakaan
no.28)
3) Doppler jaringan anular kecepatan diastolik awal dan larut
a) PW DTI dilakukan pada pandangan apikal untuk mendapatkan kecepatan
anulus mitral
19
Universitas Indonesia
b) Volume sampel sebaiknya diposisikan tepat pada atau dalam 1 cm dari lokasi
insersi daun katup mitral pada sisi septal dan lateral
c) Direkomendasikan untuk mengambil rekaman spektral pada kecepatan 50-100
mm/s pada akhir ekspirasi, serta mengambil pengukuran yang mencerminkan
rata-rata dari > 3 siklus jantung secara konsekutif
d) Pengukuran utama meliputi kecepatan-kecepatan sistolik, dan diastolik awal
(e’) dan larut (a’)
e) Untuk menilai fungsi diastolik global ventrikel kiri, disarankan untuk
mengambil dan mengukur sinyal Doppler jaringan setidaknya pada sisi septal
maupun lateral dari anulus mitral beserta reratanya
f) Pada pasien dengan kelainan kardiak, e’ dapat digunakan untuk mengkoreksi
efek dari relaksasi ventrikel kiri terhadap kecepatan E mitral, serta rasio E/e’
dapat digunakan untuk prediksi tekanan pengisian ventikel kiri
g) Rasio E/e’ tidak akurat sebagai indeks tekanan pengisian pada orang normal
atau pada pasien dengan kalsifikasi anular berat, kelainan katup mitral, serta
perikarditis konstriktif.
Gambar 4.3 Contoh perekaman Doppler jaringan septal (kiri) dan lateral (kanan) pada
pasien dengan infark anteroseptal. (dikutip dari kepustakaan no. 28)
Analisa Statistik
Data dari nilai pemeriksaan TD rumah diolah menjadi data rerata. Sedangkan
data ekokardiografi tiap parameter ekokardiografi kemudian dikelompokkan menjadi
20
Universitas Indonesia
derajat disfungsi diastolik secara kategorikal. Dilakukan uji analisis statistik korelasi
regresi univariat dan multivariat dengan batas kemaknaan p<0.05. Data diolah
menggunakan perangkat lunak STATA SE versi 12.0 ke dalam bentuk tabel maupun
grafik.
Definisi Operasional
1) Hipertensi: Tekanan darah sistolik >140 mmHg dan/atau tekanan darah
diastolik >90 mmHg
2) Hipertensi terkontrol: Rerata pengukuran tekanan darah rumah sistolik <135
mmHg dan/atau diastolik <85 mmHg
3) Hipertensi tidak terkontrol: Rerata pengukuran tekanan darah rumah sistolik
> 135 mmHg dan/atau diastolik > 85 mmHg
4) Disfungsi diastolik ventrikel kiri: Kondisi dimana terjadi gangguan fungsi
mekanik ventrikel kiri saat fase diastole. Kriteria dan derajat disfungsi diastolik
berdasarkan ekokardiografi telah dijelaskan diatas.
5) Penderita Hipertensi dalam Pengobatan: Penderita hipertensi yang telah
mendapatkan terapi, serta tetap mengkonsumsi obat-obatan yang menurunkan
tekanan darah dalam kurun waktu setidaknya 3 bulan terakhir.
6) Penyakit Jantung Koroner : Penyempitan pembuluh darah koroner yang
signifikan (>70%) dibuktikan melalui pencitraan koroangiografi atau MSCT
koroner dan/atau tanda iskemik positif dalam stress test.
7) Penyakit Gagal Ginjal Kronis: Gangguan fungsi ginjal yang sudah menetap,
ditandai dengan nilai estimated creatinine clearance rate menggunakan rumus
Cockroft-Gault <60 mL/min dari hasil pemeriksaan laboratorium.
8) Penyakit Diabetes Mellitus didefinisikan sebagai nilai gula darah puasa >126
mg/dL atau gula darah dua jam post prandial >200 mg/dL, atau sudah
mendapatkan terapi anti diabetes.
21
Universitas Indonesia
22
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Dasar dan Parameter Ekokardiografi Subyek Penelitian
Terdapat 81 pasien yang memenuhi kriteria inklusi awal dan bersedia
mengikuti penelitian, terdapat 18 pasien yang tidak menyelesaikan seluruh
pemeriksaan yang dibutuhkan (TD Rumah, Ekokardiografi, dan TMT), 4 pasien yang
ditemukan memiliki gangguan katup yang signifikan atau gangguan fungsi sistolik
ventrikel kiri, dan 3 pasien dengan hasil TMT yang positif sehingga dikeluarkan dari
sampel penelitian.
Tabel 5.1 Karakteristik dasar dan parameter ekokardiografi subyek penelitian (n=56)
Variabel
Jenis kelamin
Laki-laki (%)
Perempuan (%)
Faktor risiko
Pre-diabetes (%)
DM (%)
Status merokok
- Perokok (%)
- Bukan perokok (%)
Dislipidemia (%)
Rerata + SD
23 (41,1)
33 (58,9)
16 (28,6)
17 (30,4)
16 (28,6)
4 (7,1)
52 (92,9)
25 (44,6)
Usia (tahun)
Berat badan (cm)
Tinggi badan (kg)
IMT (kg/m2)
51,2 + 7,2
68,3 + 8,6
160,8 + 6,3
26,4 + 3,2
EDD
ESD
LVEF
LA Volume Index
LV Mass Index
E/A
DT
E/e’ (rerata)
46 + 4,6
26,1 + 3,8
74,1 + 5,5
32,2 + 7,5
103,5 + 29,4
0,96 + 0,29
209,4 + 48,9
9,3 + 2,6
Ket.: IMT:Indeks Massa Tubuh Ket.: EDD=End Diastolic Diameter;
ESD=End Systolic Diameter; LVEF=Left Ventricle Ejection Fraction;
LA=Left Atrium; LV=Left Ventricle; DT=Deceleration Time
Universitas Indonesia
Sebanyak 56 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian
dimasukkan sebagai subyek penelitian untuk dianalisa (Tabel 5.1). Sebagian besar
subyek adalah perempuan (58,9%) dengan usia rata-rata 51,2 tahun. Tujuh belas
(30,4%) subyek penelitian memiliki DM dan 16 (28,6%) dengan pre-diabetes. Hanya
empat subyek (7,1%) adalah perokok, sedangkan sisanya bukan perokok. Dua puluh
lima subyek (44,6%) memiliki dislipidemia.
Dilakukan uji korelasi regresi linear secara terpisah antara parameter fungsi
diastolik terhadap nilai TD Rumah (Tabel 5.2), dimana terlihat bahwa pada populasi
penelitian terdapat korelasi yang signifikan pada parameter E/A, DT dan LAVI
terhadap nilai TD Rumah. Hubungan parameter ini juga nampak lebih kuat pada hasil
pengukuran rerata tekanan sistolik dibandingkan dengan rerata tekanan diastolik TD
Rumah.
Tabel 5.2 Uji regresi linear univariat pengukuran TD Rumah terhadap parameterparameter fungsi diastolik
R2
p
[95% IK]
TD Rumah Sistolik
- E/A
-0.1548
0.003*
-0.0124 -0.0028
- DT
0.1003
0.017*
0.2106 1.8820
- E/e’
0.0043
0.631
-0.0359 0.0579
- LAVI
0.0910
0.024*
0.0235 0.2782
TD Rumah Diastolik
- E/A
-0.1332
0.006*
-0.0177 -0.0029
- DT
0.0822
0.032*
0.0290 2.6159
- E/e’
0.0001
0.936
-0.0675 0.0754
- LAVI
0.0393
0.143
-0.0593 0.3402
DT=Deceleration Time; LAVI=Left Atrial Volume Index; *=sig p<0.05
Jika dilihat dalam bentuk scatter plot, terlihat sebaran nilai E/A terhadap rerata
TD rumah sistolik masih menunjukkan pola hubungan negatif yang linear seiring
dengan meningkatnya nilai rerata tekanan darah. (R2=0.154;p=0.003).
23
Universitas Indonesia
2.00
1.50
1.00
0.50
100.00
120.00
140.00
Rerata HBP Sistolik
E/A
Fitted values
160.00
95% CI
Gambar 5.1 Scatter plot antara E/A dengan rerata TD Rumah sistolik
Berdasarkan derajat disfungsi diastolik, sebagian besar subyek penelitian
memiliki fungsi diastolik yang normal (46,4%), sedangkan disfungsi diastolik derajat
I terjadi pada 19,6% subyek, dan derajat II pada 33,93% subyek.
33,9%
Normal
46,4%
DD Derajat I
DD Derajat II
19,6%
Gambar 5.2 Proporsi disfungsi diastolik ventrikel kiri pada subyek penelitian
Parameter disfungsi diastolik yang memiliki korelasi paling konsisten terhadap
TD Rumah sistolik pada populasi penelitian ini adalah E/A. Pada uji regresi multivariat
24
Universitas Indonesia
bersama dengan variabel usia, jenis kelamin, IMT, dan DM tetap menunjukkan
hubungan yang bermakna secara statistik dengan hasil nilai R2=0.2767 (Tabel 5.3).
Tabel 5.3 Uji regresi multivariat dari variabel independen yang mempengaruhi E/A
Koefisien
TD Rumah Sistolik
-0.0067
Usia
-0.0092
Jenis kelamin
0.0559
IMT
-0.0038
DM
-0.1110
Ket.: IMT=Indeks Massa Tubuh
p
0.006
0.080
0.453
0.735
0.174
[95% IK]
-0.01155
-0.0195
-0.0926
-0.0267
-0.2729
-0.0020
0.0011
0.2045
0.0189
0.0508
Parameter E/e’ penting dalam membedakan antara fungsi diastolik yang normal
dengan suatu pola pseudo-normalisasi dan sering meningkat pada keadaan disfungsi
diastolik.28 Namun pada penelitian ini peningkatan nilai TD Rumah sistolik tidak
diikuti dengan peningkatan nilai E/e’ (Gambar 5.3).
Gambar 5.3 Distribusi nilai E/e’ terhadap nilai TD Rumah sistolik dan derajat
disfungsi diastoliknya
25
Universitas Indonesia
Hubungan antara Pengukuran TD Rumah dengan Derajat Disfungsi
Diastolik
Hasil pengukuran rerata TD Rumah Sistolik menunjukkan hubungan yang
linear dengan derajat disfungsi diastolik, namun tidak demikian dengan rerata TD
Rumah diastolik (Gambar 5.4). Uji ANOVA dengan koreksi Bonferroni terhadap rerata
TD Rumah Sistolik dan pengelompokan fungsi diastolik (Normal, DD Derajat I dan
DD Derajat II) menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok fungsi
diastolik yang normal dengan disfungsi diastolik derajat II (Δmean=11,89;p=0.021),
namun tidak signifikan antar kelompok yang lainnya (Tabel 5.4).
Gambar 5.4 Hubungan antara rerata TD Rumah dengan derajat disfungsi diastolik
Tabel 5.4 Uji ANOVA antara rerata TD Rumah sistolik dengan kategori fungsi
diastolik
Fungsi Diastolik
Rerata + SD
p
Normal
121,68 + 13,06
DD Derajat I
132,24 + 16,04
0,132*
DD Derajat II
133,57 + 14,75
0,023*
Ket. : *dibandingkan dengan fungsi diastolik normal
Uji regresi logistik yang dilakukan terhadap disfungsi diastolik dengan rerata
TD Rumah sistolik dengan yang dikelompokkan berdasarkan kuartil menunjukkan
hubungan yang signifikan dengan OR 6,09 (IK 1.14-32.35; p=0.02) untuk TD Rumah
26
Universitas Indonesia
sistolik 127-135 mmHg dan OR 12,68 (IK 2.03-79.08; p<0.01) untuk TD Rumah
sistolik >135 mmHg jika dibandingkan dengan TD <127 mmHg.
Hubungan antara Kontrol Tekanan Darah dengan Disfungsi Diastolik
Jika pengukuran tekanan darah rumah dikategorikan menjadi terkontrol dan
tidak terkontrol (berdasarkan nilai yang telah ditentukan), maka tidak didapatkan
hubungan yang signifikan antara status kontrol tekanan darah dengan derajat disfungsi
diastolik (Tabel 5.5).
Tabel 5.5 Distribusi disfungsi diastolik berdasarkan kriteria kontrol TD Rumah
Fungsi Diastolik
Normal
DD Derajat I
DD Derajat II
Total
Tekanan Darah Rumah
Terkontrol
Tidak Terkontrol
20
6
7
4
10
9
37
19
Total
26
11
19
56
Analisa TD Rumah dengan fungsi diastolik menunjukkan bahwa masih banyak
subyek yang masuk dalam kategori TD terkontrol yang memiliki disfungsi diastolik
(Gambar 5.5).
Gambar 5.5 Distribusi subyek penelitian berdasarkan tekanan darah dan fungsi
diastolik
27
Universitas Indonesia
Jika digambarkan distribusi subyek penelitian berdasarkan TD klinik dan fungsi
diastoliknya, terlihat bahwa terdapat subyek dengan fungsi diastolik yang normal
memiliki nilai TD yang tinggi. Hal ini mungkin menggambarkan subyek penelitian
yang memiliki white coat hypertension (Gambar 5.6).
Gambar 5.6 Distribusi Nilai TD Klinik dan Fungsi Diastolik
28
Universitas Indonesia
29
DISKUSI
Penilaian derajat disfungsi diastolik
Derajat disfungsi diastolik pada pasien dengan fungsi ventrikel kiri yang baik
memiliki sedikit perbedaan karakteristik parameter fungsi diastolik. Pada pasien
dengan fungsi sistolik yang baik, sangat jarang ditemukan disfungsi diastolik yang
berat (Derajat III) atau pola pengisian restriktif. Pada kelompok seperti ini, parameter
yang baik dipakai sebagai pedoman adalah E/A dan LAVI sebagai penentu derajat
gangguan disfungsi diastolik. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pentingnya
menilai fungsi diastolik secara lengkap pada penderita hipertensi untuk dapat
membedakan fungsi diastolik yang normal dengan pseudonormal (Derajat II) karena
sebagian besar penderita disfungsi diastolik yang ringan tidak mengeluh secara klinis.
Kita perlu mengingat bahwa nilai prognostik disfungsi diastolik dalam memprediksi
luaran jangka panjang selama ini sudah cukup terbukti.3,28,30-33
Parameter Fungsi Diastolik dalam Evaluasi Kerusakan Target Organ
Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa parameter TDI seperti
lateral E/e’ atau parameter LAVI sebagai parameter terbaik untuk mendeteksi disfungsi
diastolik pada pasien gagal jantung dengan preservasi fraksi ejeksi.34-36 Pada penelitian
ini kedua parameter tersebut tidak ditemukan memiliki korelasi yang kuat dengan hasil
pengukuran tekanan darah rumah maupun klinik, hal ini mungkin disebabkan oleh
perbedaan karakteristik populasi pada subyek penelitian ini yang memiliki kontrol
tekanan darah yang relatif cukup baik dan semuanya belum menunjukkan gejala klinis
gagal jantung sehingga bisa dianggap berada dalam fase kerusakan target organ yang
lebih dini.
Ambang nilai kontrol hipertensi pada pemeriksaan tekanan darah rumah
Salah satu isu yang masih diperdebatkan adalah nilai ambang batas untuk
menentukan hipertensi ‘terkontrol’ apabila menggunakan nilai dari pengukuran TD
rumah. Oleh karena tekanan darah rumah selalu cenderung lebih rendah daripada
Universitas Indonesia
tekanan darah di klinik/rumah sakit, maka sejak tahun 1996, American Society of
Hypertension telah merekomendasikan angka 135/85 mmHg sebagai batas atas tekanan
darah rumah yang normal. Angka ini akhirnya juga diadopsi oleh JNC 7 dan panduan
dari American Heart Association dan tetap digunakan oleh panduan European Society
of Hypertension tahun 2013. Angka ini sesuai dengan temuan beberapa studi populasi
besar yang yang berusaha mencari ekuivalensi nilai pengukuran TD rumah terhadap
nilai tekanan darah 140/90 mmHg di klinik. Namun untuk populasi pasien yang sudah
dinyatakan menderita hipertensi, nilai ambang untuk hipertensi yang dapat dikatakan
‘terkontrol’ masih belum dapat dipastikan.5,17,24,37-39
Niiranen, dkk tahun 2013 telah menganalisa database internasional pengukuran
TD rumah dengan jumlah total 6.470 subyek untuk mencari ekuivalensi nilai TD rumah
yang memiliki risiko kardiovaskular 10 tahun yang sama dengan nilai pengukuran TD
klinik. Mereka menemukan bahwa ambang nilai untuk hipertensi pada pengukuran TD
rumah memang lebih rendah secara signifikan, dimana hipertensi derajat 1 setara
dengan 130/85 mmHg, dan hipertensi derajat 2 setara dengan 145/90 mmHg. Konsep
ini sesuai dengan temuan Solomon, dkk bahwa perbaikan parameter fungsi diastolik
yang terbesar terjadi pada kelompok pasien dengan target kontrol tekanan darah sistolik
intensif (<130 mmHg) dalam populasi pasien hipertensi yang mendapat terapi.38,40
Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kategori
tekanan darah yang ‘terkontrol’ terhadap fungsi diastolik apabila menggunakan nilai
135/85 mmHg. Jumlah subyek yang menderita disfungsi diastolik pada kelompok
‘terkontrol’ tersebut masih cukup tinggi, yaitu sebanyak 44,7%. Nilai OR terjadinya
disfungsi diastolik juga tetap signifikan pada level TD rumah sistolik >127 mmHg.
Terdapat kemungkinan bahwa tingkat kontrol tekanan darah rumah yang ideal dan
dapat berperan dalam perbaikan fungsi diastolik memang lebih rendah seperti pada
penelitian Solomon dkk.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini bersifat potong lintang, sehingga tidak dapat menangkap secara
penuh hubungan temporal antara tekanan darah dengan derajat disfungsi diastolik.
30
Universitas Indonesia
Populasi penelitian ini memiliki kontrol tekanan darah yang tergolong cukup baik
sehingga dapat mempengaruhi rentang perbedaan nilai parameter fungsi diastolik yang
diteliti. Penelitian ini juga tidak mengontrol durasi dari penyakit hipertensi yang
diderita oleh pasien yang mungkin berpengaruh terhadap fungsi diastolik ventrikel kiri.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder tidak sepenuhnya dapat dikontrol, termasuk
kemungkinan gagal ginjal kronis yang tidak terdeteksi melalui pemeriksaan
laboratorium saja. Begitu juga dengan pengobatan yang jenis, dosis, dan waktu
pemberiannya tidak seragam, hal tersebut mungkin saja mempengaruhi fungsi diastolik
pada pasien tersebut.
31
Universitas Indonesia
32
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pada populasi penderita hipertensi dalam pengobatan, pengukuran TD Rumah
Sistolik memiliki hubungan yang signifikan dengan derajat disfungsi diastolik
yang diukur melalui ekokardiografi
2. Gangguan parameter fungsi diastolik dapat terjadi pada tekanan darah rumah
lebih rendah daripada target yang umum digunakan saat ini
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara longitudinal untuk menentukan
target TD Rumah yang ideal guna mencegah atau memperbaiki disfungsi
diastolik sebagai parameter dini kerusakan target organ.
2. Penelitian dengan desain longitudinal berpotensi untuk memberikan gambaran
yang lebih lengkap antara hubungan pengukuran tekanan darah rumah dengan
derajat disfungsi diastolik seiring perjalanan waktu.
Universitas Indonesia
33
KEPUSTAKAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
BPPK. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) 2007. In. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2007:156.
Hogg K, Swedberg K, McMurray J. Heart failure with preserved left ventricular
systolic function; epidemiology, clinical characteristics, and prognosis. Journal of the
American College of Cardiology 2004;43:317-27.
O'Brien E, Asmar R, Beilin L, Imai Y, Mallion JM, Mancia G, et al. European Society
of Hypertension recommendations for conventional, ambulatory and home blood
pressure measurement. J Hypertens 2003;21:821-48.
Pickering TG. Home Monitoring of Blood Pressure. In: Black HR, Elliott WJ, eds.
Hypertension : a companion to Braunwald's heart disease. 1st ed. Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2007:69-84.
Matsui Y, Ishikawa J, Eguchi K, Shibasaki S, Shimada K, Kario K. Maximum value
of home blood pressure: a novel indicator of target organ damage in hypertension.
Hypertension 2011;57:1087-93.
Sheikh S, Sinha AD, Agarwal R. Home blood pressure monitoring: how good a
predictor of long-term risk? Current hypertension reports 2011;13:192-9.
Hara A, Tanaka K, Ohkubo T, Kondo T, Kikuya M, Metoki H, et al. Ambulatory
versus home versus clinic blood pressure: the association with subclinical
cerebrovascular diseases: the Ohasama Study. Hypertension 2012;59:22-8.
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, Jr., et al.
The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7 report. JAMA : the
journal of the American Medical Association 2003;289:2560-72.
Parati G, Stergiou GS, Asmar R, Bilo G, de Leeuw P, Imai Y, et al. European Society
of Hypertension guidelines for blood pressure monitoring at home: a summary report
of the Second International Consensus Conference on Home Blood Pressure
Monitoring. J Hypertens 2008;26:1505-26.
Ishikawa J, Hoshide S, Eguchi K, Ishikawa S, Shimada K, Kario K. Nighttime home
blood pressure and the risk of hypertensive target organ damage. Hypertension
2012;60:921-8.
Stergiou G, Karpettas N, Protogerou A, Nasothimiou E, Kollias A, Moyssakis I. Home
Blood Pressure Measurements Are Superior to Clinic and Ambulatory Measurements
in Predicting Target-Organ Damage in Hypertension: Pp.14.19. Journal of
Hypertension 2010;28:e254 10.1097/01.hjh.0000378945.79910.96.
Gaillet R, Hess OM. Hypertension and Diastolic Function. In: Smiseth OA, Tendera
M, eds. Diastolic heart failure. London: Springer; 2008:263-70.
Verma A, Solomon SD. Diastolic dysfunction as a link between hypertension and heart
failure. The Medical clinics of North America 2009;93:647-64.
Solomon SD, Janardhanan R, Verma A, Bourgoun M, Daley WL, Purkayastha D, et
al. Effect of angiotensin receptor blockade and antihypertensive drugs on diastolic
function in patients with hypertension and diastolic dysfunction: a randomised trial.
Lancet 2007;369:2079-87.
Universitas Indonesia
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Aeschbacher BC, Hutter D, Fuhrer J, Weidmann P, Delacretaz E, Allemann Y.
Diastolic dysfunction precedes myocardial hypertrophy in the development of
hypertension. American journal of hypertension 2001;14:106-13.
Narayanan A, Aurigemma GP, Chinali M, Hill JC, Meyer TE, Tighe DA. Cardiac
Mechanics in Mild Hypertensive Heart Disease: A Speckle-Strain Imaging Study.
Circulation: Cardiovascular Imaging 2009;2:382-90.
Niiranen TJ, Johansson JK, Reunanen A, Jula AM. Optimal schedule for home blood
pressure measurement based on prognostic data: the Finn-Home Study. Hypertension
2011;57:1081-6.
Agarwal R, Bills JE, Hecht TJ, Light RP. Role of home blood pressure monitoring in
overcoming therapeutic inertia and improving hypertension control: a systematic
review and meta-analysis. Hypertension 2011;57:29-38.
Sega R, Facchetti R, Bombelli M, Cesana G, Corrao G, Grassi G, et al. Prognostic
value of ambulatory and home blood pressures compared with office blood pressure in
the general population: follow-up results from the Pressioni Arteriose Monitorate e
Loro Associazioni (PAMELA) study. Circulation 2005;111:1777-83.
Verberk WJ, Kroon AA, Lenders JW, Kessels AG, van Montfrans GA, Smit AJ, et al.
Self-measurement of blood pressure at home reduces the need for antihypertensive
drugs: a randomized, controlled trial. Hypertension 2007;50:1019-25.
Mule G, Caimi G, Cottone S, Nardi E, Andronico G, Piazza G, et al. Value of home
blood pressures as predictor of target organ damage in mild arterial hypertension.
Journal of cardiovascular risk 2002;9:123-9.
O'Brien E, Pickering T, Asmar R, Myers M, Parati G, Staessen J, et al. Working Group
on Blood Pressure Monitoring of the European Society of Hypertension International
Protocol for validation of blood pressure measuring devices in adults. Blood pressure
monitoring 2002;7:3-17.
Parati G, Omboni S, Bilo G. Why Is Out-of-Office Blood Pressure Measurement
Needed? Home Blood Pressure Measurements Will Increasingly Replace Ambulatory
Blood Pressure Monitoring in the Diagnosis and Management of Hypertension.
Hypertension 2009.
Authors/Task Force M, Mancia G, Fagard R, Narkiewicz K, Redon J, Zanchetti A, et
al. 2013 ESH/ESC Guidelines for the management of arterial hypertension: The Task
Force for the management of arterial hypertension of the European Society of
Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC). European heart
journal 2013.
Redfield MM, Jacobsen SJ, Burnett JC, Jr., Mahoney DW, Bailey KR, Rodeheffer RJ.
Burden of systolic and diastolic ventricular dysfunction in the community:
appreciating the scope of the heart failure epidemic. JAMA : the journal of the
American Medical Association 2003;289:194-202.
Redfield MM, Jacobsen SJ, Borlaug BA, Rodeheffer RJ, Kass DA. Age- and genderrelated ventricular-vascular stiffening: a community-based study. Circulation
2005;112:2254-62.
Kolo PM, Sanya EO, Omotoso AB, Soladoye A, Ogunmodede JA. Left ventricular
hypertrophy is associated with diastolic filling alterations in normotensive offspring of
hypertensive nigerians. ISRN cardiology 2012;2012:256738.
Nagueh SF, Appleton CP, Gillebert TC, Marino PN, Oh JK, Smiseth OA, et al.
Recommendations for the evaluation of left ventricular diastolic function by
echocardiography. Journal of the American Society of Echocardiography : official
publication of the American Society of Echocardiography 2009;22:107-33.
34
Universitas Indonesia
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Baicu CF, Zile MR. Alterations in Ventricular Function: Diastolic Heart Failure. In:
Mann DL, ed. Heart failure : a companion to Braunwald's heart disease. 2nd ed. St.
Louis, Mo.: Elsevier/Saunders; 2011:213-25.
Achong N, Wahi S, Marwick TH. Evolution and outcome of diastolic dysfunction.
Heart 2009;95:813-8.
Mottram PM, Marwick TH. Assessment of diastolic function: what the general
cardiologist needs to know. Heart 2005;91:681-95.
Mancia G, Bombelli M, Brambilla G, Facchetti R, Sega R, Toso E, et al. Long-Term
Prognostic Value of White Coat Hypertension: An Insight From Diagnostic Use of
Both Ambulatory and Home Blood Pressure Measurements. Hypertension 2013.
Germing A, Gotzmann M, Schikowski T, Vierkotter A, Ranft U, Kramer U, et al. High
frequency of diastolic dysfunction in a population-based cohort of elderly women--but
poor association with the symptom dyspnea. BMC geriatrics 2011;11:71.
Kasner M, Westermann D, Steendijk P, Gaub R, Wilkenshoff U, Weitmann K, et al.
Utility of Doppler Echocardiography and Tissue Doppler Imaging in the Estimation of
Diastolic Function in Heart Failure With Normal Ejection Fraction: A Comparative
Doppler-Conductance Catheterization Study. Circulation 2007;116:637-47.
Shuai XX, Chen YY, Lu YX, Su GH, Wang YH, Zhao HL, et al. Diagnosis of heart
failure with preserved ejection fraction: which parameters and diagnostic strategies are
more valuable? European journal of heart failure 2011;13:737-45.
Pavlopoulos H, Grapsa J, Stefanadi E, Kamperidis V, Philippou E, Dawson D, et al.
The evolution of diastolic dysfunction in the hypertensive disease. European journal
of echocardiography : the journal of the Working Group on Echocardiography of the
European Society of Cardiology 2008;9:772-8.
Pickering T. Recommendations for the use of home (self) and ambulatory blood
pressure monitoring. American Society of Hypertension Ad Hoc Panel. American
journal of hypertension 1996;9:1-11.
Niiranen TJ, Asayama K, Thijs L, Johansson JK, Ohkubo T, Kikuya M, et al. Outcomedriven thresholds for home blood pressure measurement: international database of
home blood pressure in relation to cardiovascular outcome. Hypertension 2013;61:2734.
Logan AG, Irvine MJ, McIsaac WJ, Tisler A, Rossos PG, Easty A, et al. Effect of
home blood pressure telemonitoring with self-care support on uncontrolled systolic
hypertension in diabetics. Hypertension 2012;60:51-7.
Solomon SD, Verma A, Desai A, Hassanein A, Izzo J, Oparil S, et al. Effect of
Intensive Versus Standard Blood Pressure Lowering on Diastolic Function in Patients
With Uncontrolled Hypertension and Diastolic Dysfunction. Hypertension
2010;55:241-8.
35
Universitas Indonesia
Download