BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan. Aktivitas pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Peserta didik membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya di sekolah dengan penerapan metode pengajaran atau dengan cara lain yang dapat diterapkan pada sekolah yang disesuaikan dengan sistem pendidikan nasional. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapai tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. 1 Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dimiliki bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan hal tersebut bahwa pendidikan merupakan faktor penting dalam hal menentukan terhadap kualitas kehidupan sumber daya manusia pada suatu negara. Apabila dalam sebuah negara itu memiliki kualitas pendidikan yang baik maka idealnya negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang berkualitas pula. Kenyataannya peserta didik sebagai manusia memiliki perbedaan dalam hal kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan, semangat dan sebagainya. Ada peserta didik yang lebih unggul pada semua ciri tersebut tapi ada juga peserta didik lemah pada salah satu ciri yang telah disebutkan. Keadaan tersebut dapat membatasi kelangsungan pembelajaran dan hasil pendidikan. Untuk itu peran seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada peserta didik. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan tersebut terdiri dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu dalam mengajar pada bidang studi 2 apapun, guru harus berupaya mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap peserta didik, sebab ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu. Pembelajaran IPS memerlukan suatu metode yang tepat supaya konsepkonsep yang ada, dapat dipahami oleh peserta didik secara maksimal, selain itu tidak dapat dilupakan yaitu membentuk kepribadian. Oleh karena itu guru harus dapat memilih metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan dan mempunyai cara-cara yang menarik sehingga peserta didik merasa senang terhadap pembelajaran IPS. Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan penggunaan otak sebagai pusat aktivitas mental mulai dari pengambilan, pemrosesan, hingga penyimpulan informasi. Untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran, maka proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan keseluruhan otak. Fakta yang harus disadari, bahwa dunia pembelajaran bagi anak saat ini dipenuhi dengan informasi yang up to date setiap saat. Ketidak mampuan memproses informasi secara optimal ditengah arus informasi menyebabkan banyak peserta didik yang mengalami hambatan dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP N 4 Wonosari diperoleh gambaran kegiatan pembelajaran IPS di kelas VIII C ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran antara lain tingkat kreativitas dan pemahaman peserta didik rendah, masih terdapat peserta didik yang berbicara dengan temannya daripada memperhatikan guru yang sedang 3 menjelaskan materi, guru dalam menyampaiakan materi sudah menggunakan modifikasi metode namun belum optimal. Kreativitas peserta didik rendah dapat dilihat antara lain ketika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan berpendapat, hanya ada dua peserta didik yang bertanya dan memberikan pendapat, sebagian besar peserta didik tidak mengerjakan latihan soal yang diberikan guru, bahkan tidak sedikit pula bahwa peserta didik membuat catatan dengan cara menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji pada buku ataupun penjelasan lisan yang disampaikan guru. Hal ini mengakibatkan hubungan antar ide maupun informasi menjadi sangat terbatas dan spesifik, berujung pada minimnya kreativitas yang dapat dikembangkan setelahnya. Tingkat pemahaman peserta didik yang rendah dapat diperoleh dari nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan yaitu nilai 70. Berdasarkan data nilai UAS Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Semester 1 dari 32 peserta didik pada kelas VIII C menunjukkan 7 peserta didik mendapat nilai di atas KKM dan 25 peserta didik mendapat nilai di bawah KKM (data terlampir). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Peserta didik yang belum mencapai KKM perlu mengikuti kegiatan remidi. kegiatan remidi mengindikasikan pemahaman peserta didik terhadap materi masih rendah dan pembelajaran dalam kelas tersebut dikatakan belum tuntas. Peneliti 4 belum menjumpai adanya upaya meningkatkan kreativitas dan pemahaman dalam pembelajaran IPS. Untuk itu dibutuhkan suatu metode untuk membantu otak berpikir secara teratur sehingga kreativitas dan pemahaman dapat tercipta pada peserta didik. Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka diperlukan inovasi pembelajaran berbeda diantaranya yaitu dengan metode peta pikiran atau mind mapping untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. Peserta didik tidak perlu fokus untuk mencatat tulisan yang ada dipapan tulis secara keseluruhan, peserta didik hanya mengetahui inti masalah, kemudian membuat peta pikirannya masing-masing dengan kreativitasnya sendiri. Salah satu bentuk metode pembelajaran yang dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman pada peserta didik yang belum dikembangkan di SMP N 4 Wonosari adalah metode pembelajaran mind mapping. Mind mapping adalah salah satu metode yang memudahkan dalam hal menyerap dan mengeluarkan informasi dari dalam otak peserta didik. Hasil dari mind mapping yaitu mind map. Mind map menggunakan warna yang memiliki struktur alami yang memancar dari pusat, menggunakan garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak. Secara harfiah mind map akan memetakan pikiran-pikiran. Dengan membuat sendiri mind map, peserta didik melihat pembelajaran IPS itu lebih jelas, dan mempelajari materi dalam pembelajaran IPS lebih bermakna. Peserta didik lebih mudah 5 belajar dengan catatannya sendiri yang menggunakan bentuk huruf yang dimiliki dan ditambah dengan pemberian warna yang berbeda disetiap catatan. Metode mind mapping diharapkan dapat membantu guru melakukan pembelajaran yang relatif mudah dipahami peserta didik, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dalam situasi yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik. Kenyataannya catatan yang baik dan efektif membantu peserta didik dalam hal mengingat detail-detail tentang point-point kunci, memahami konsep-konsep utama dan melihat kaitannya. Metode mind mapping membantu peserta didik untuk mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, memberikan wawasan serta menumbuhkan kreativitas peserta didik. Kreativitas peserta didik dalam pembelajaran dapat dilihat pada interaksi dan komunikasi yang terjalin antar peserta didik dalam pelaksanaan metode mind mapping. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang digunakan untuk belajar mengorganisasikan dan merencanakan. Mind mapping membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu peningkatan pemahaman. Metode mind mapping merupakan metode yang mengaktifkan kedua belahan otak. Guru memberikan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan gagasan dalam membuat mind mapping sehingga akan mempermudah dalam 6 pemahaman dalam pembelajaran. Peran peserta didik dalam pembelajaran akan lebih optimal dalam menerapkan metode mind mapping ini. Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Mind Mapping Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kreativitas dan Pemahaman Peserta Didik dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII C SMP N 4 Wonosari”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat teridentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Guru dalam menyampaiakan materi sudah menggunakan modifikasi metode namun belum optimal. 2. Peserta didik membuat catatan dengan cara menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji pada buku ataupun penjelasan lisan. 3. Masih terdapat peserta didik yang melakukan pembicaraan dengan temannya daripada memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi. 4. Tingkat kreativitas peserta didik dalam pembelajaran IPS masih rendah. 5. Tingkat pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS masih rendah. 7 C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya permasalahan yang teridentifikasi, maka permasalahan dibatasi pada masih rendahnya tingkat kreativitas dan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS. Ada bebagai metode yang dapat digunakan antara lain dengan metode jigsaw, diskusi kelompok, simulasi dan mind mapping. Namun yang paling tepat diterapkan pada kelas VIII C yaitu metode mind mapping. Menurut Yovan P.Putra (2008: 255-256) metode mind mapping memiliki kelebihan antara lain memangkas waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang memakan waktu menjadi pencatatan efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh peserta didik, mampu meningkatkan kreativitas serta dapat mengakomodir berbagai sudut pandang yang berbeda dari individu dalam kelompok. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar peningkatan kreativitas peserta didik melalui penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari? 2. Seberapa besar peningkatan pemahaman peserta didik melalui penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari? 8 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui: 1. Peningkatan kreativitas peserta didik dengan menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari. 2. Peningkatan pemahaman peserta didik dengan menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari. F. Manfaat Penelitian Penelitiaan ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pembelajaran IPS terutama dalam peningkatan kreativitas dan pemahaman melalui metode pembelajaran mind mapping. b. Membentuk kemampuan untuk memahami hakekat dan proses penyusunan penelitian ilmiah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru : 1) Menambah referensi guru mengenai metode pembelajaran khususnya mind mapping untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas. 9 2) Dapat memberikan masukan dalam menerapkan metode mind mapping yang sesuai dengan kondisi peserta didik. b. Bagi Peserta Didik: 1) Membantu peserta didik dalam mengembangkan kreativitas. 2) Menambahkan pengalaman belajar IPS yang lebih bisa membantu dalam hal peningkatan pemahaman materi IPS. 3) Membantu dalam proses mendapatkan nilai-nilai sosial yang berguna bagi kehidupan. c. Bagi Peneliti: Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan dibidang penelitian sebagai persiapan menjadi seorang pendidik dimasa mendatang. 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakekat Pembelajaran IPS a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan sesuatu yang dirancang dengan sengaja yang bersifat eksternal untuk mendukung terjadinya proses belajar mengajar internal dalam diri individu. Pengertian pembelajaran tersebut sejalan dengan Sugihartono (2007: 81), menjelaskan bahwa pembelajaran adalah merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisir dan menciptakan sistem lingkungan belajar dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien serta hasil yang optimal. Selanjutnya Riyanto (2002: 57) berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu proses eksperimentasi. Selalu harus ada yang dipelajari karena adanya pengalaman-pengalaman baru. Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2006: 61), pembelajaran adalah membelajarkan peserta didik dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, hal tersebut merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Menurut 11 Syaiful Sagala (2006: 68) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran, hal tersebut dibuat karena adanya kebutuhan untuk menyakinkan yang pertama yaitu adanya alasan untuk belajar, yang kedua yaitu peserta didik belum mengetahui apa yang akan diajarkan, oleh karena itu guru menetapkan hasil-hasil belajar dan tujuan yang akan dicapai. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha yang dilakukan pendidik membelajarkan peserta didik dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar untuk menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar dengan bantuan metode mengajar dengan hasil yang maksimal. b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang memadukan dari disiplin ilmu sosial dan humaniora. Tersaji secara sistematis dan terkoordinasi yang menggambarkan atas ilmuilmu yang terkandung di dalamnya. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial salah satunya yaitu menjadikan peserta didik menjadi warga negara yang baik. Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Trianto (2010: 171) yang menyatakan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, 12 hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diwujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial. IPS menurut Supardi (2011: 182), menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial dikenal dengan sebutan studi sosial, menurut National Council for Sosial Studies (NCSS) adalah: “Sosial studies are the intergrated study of the sosial sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, sosial studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences.” Definisi yang diberikan oleh NCSS menyebutkan bahwa IPS merupakan kajian terintegrasi dari ilmu sosial dan humaniora untuk mengembangkan kemampuan sebagai warga negara. Melalui program yang diberikan di sekolah, IPS merupakan perpaduan yang sistematis dari disiplin ilmu antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama dan sosiologi, seperti keserasian isi humaniora, matematika dan ilmu alam. Terkait dengan pengertian di atas dapat dijelaskan pula bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang dirumuskan atas dasar realitas dan 13 fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu pendekatan interdisipliner, multidisipliner dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik, hukum, budaya, psikologi sosial, ekologi). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai cabang ilmuilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang bertujuan membahas masalah sosial atau kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan. c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Materi yang terkandung di dalamnya yang merupakan suatu penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial dan menekankan pada keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah yang ada pada lingkup sendiri maupun lingkup yang sangat kompleks. Menurut Udin Saripudin Winataputra (1989: 16) menyatakan bahwa IPS memiliki tiga dimensi yaitu hakikat nilai, hakikat realitas sosial, dan hakikat pengetahuan. Hakikat nilai berarti IPS menanamkan pengertian tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada daerah atau negara. Hakikat realitas sosial berarti bahwa IPS membahas 14 pengertian tentang kondisi sosial suatu masyarakat yang sesungguhnya. Hakikat pengetahuan berarti bahwa IPS mengajarkan pengetahuan kepada peserta didik agar dapat bermanfaat dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan hakikat IPS tersebut, maka penerapan mata pelajaran IPS secara khusus dapat dirinci sebagai berikut: sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, tujuan kelembagaaan sekolah, memenuhi karakteristik pelajar, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan setempat serta berisikan aspek penalaran, sikap, nilai serta keterampilan. Untuk perincian lebih lanjut Udin Saripudin Winataputra (1989: 18) menjabarkan tujuan pengajaran ilmu pengetahuan sosial sebagai berikut: 1) Pengetahuan dasar atau basic knowledge, meliputi: a) Konsep dasar atau basic conceps yakni pengertian yang memiliki abstraksi yang sangat tinggi. b) Ide utama atau main ideas yang melukiskan suatu generalisasi. c) Fakta yang spesifik atau spesific fact seperti data statistik penduduk. 2) Proses berpikir Proses berpikir meliputi: a) Proses pembentukan konsep atau concept formation. 15 b) Pengembangan generalisasi secara induktif dimana peserta didik menganalisis dan menginterprestasikan data. c) Penerapan prinsip-prinsip, yakni bagaimana peserta didik memperoleh pengetahuan seperti fakta dan generalisasi. 3) Sikap, perasaan dan kepekaan Sikap, perasaan dan kepekaan meliputi: a) Kemampuan untuk mengidentifikasi diri dengan orang yang memiliki perbedaan kebudayaan. b) Kemampuan dalam membentuk pendapat sendiri. c) Keterbukaan pikiran. d) Kesiapan menerima perubahan. 4) Keterampilan Keterampilan tersebut meliputi: a) Keterampilan yang bersifat akademis. b) Kemampuan untuk bekerja sama. Menurut Hamid Hasan (1996: 104) ada dua cara dalam melihat ruang lingkup tujuan pendidikan IPS. Ruang lingkup pertama adalah berdasarkan materi kajian. Cara kedua adalah dengan melihat dampak dari suatu kegiatan belajar IPS. Melalui cara pertama dikenal adanya ruang lingkup yang berkembang dari lingkungan yang dekat dengan kehidupan peserta didik sampai dengan kehidupan yang sangat jauh berada di luar lingkungan fisik keberadaan peserta didik. Cara kedua 16 atau yang berdasarkan dampak menghasilkan adanya tujuan yang dinamakan sebagai tujuan pengajaran dan tujuan pengayaan. Tujuan pengajaran adalah tujuan yang akan dicapai dengan melakukan kegiatan dan pembahasan materi tertentu. Tujuan ini akan dihasilkan melalui kegiatan yang dirancang oleh pendidik. Tujuan pengayaan adalah hasil positif dari aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Tujuan pengayaan ini dapat dihasilkan melalui pemahaman peserta didik maupun dalam berbagai aktivitas untuk memahami materi kajian. Menurut Supardi (2011: 185) tujuan IPS adalah untuk mengembangkan peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun menimpa masyarakat. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standart Isi, dijelaskan bahwa jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui pembelajaran IPS diberikan di sekolah, memiliki tujuan untuk mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik berdasarkan pancasila dan UUD 1945, dengan menitik beratkan pada pengembangan individu yang dapat memahami masalahmasalah yang berada dalam lingkungannya, baik yang berasal dari 17 lingkungan sosial yang membahas interaksi antar manusia, dan lingkungan alam yang membahas interaksi antar manusia dan lingkungannya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, selain itu dapat berpikir kritis dan kreatif, dan dapat melanjutkan serta mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa. Dapat disimpulkan bahwa setelah memahami materi IPS yang diajarkan sesuai dengan tujuan IPS maka harapannya peserta didik memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang positif bagi calon warga negara dan warga masyarakat demokratis dan pada gilirannya mampu mengambil keputusan mengenai hak dan kewajibannya sebagai pribadi dan warga masyarakat. Pada akhirnya tujuan IPS benar-benar dapat teraplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. d. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial Setiap mata pelajaran tentu memiliki karakteristik yang membedakan dari mata pelajaran yang lain. Demikian pula mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP. Terkait dengan pengertian dan tujuan IPS, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 37 menjelaskan Pengetahuan Sosial itu, antara lain: 18 beberapa karakteristik Ilmu 1) Menurut sifat dan statusnya Karakteristik IPS menurut sifat dan statusnya dapat dirinci sebagai berikut: a) IPS merupakan mata pelajaran yang terutama diberikan di tingkat sekolah. b) IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 2) Menurut materinya Menurut materinya, ruang lingkup materi IPS meliputi: a) Materi kajian IPS merupakan perpaduan atau integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, sehingga akan lebih bermakana dan konstektual apabila materi IPS didesain secara terpadu. b) Materi IPS juga terkait dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan dan kebangsaan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta tuntutan dunia global. c) Jenis materi IPS dapat berupa fakta, konsep dan generalisasi, terkait juga dengan aspek kognitif, psikomotorik dan nilai-nilai spiritual. 19 3) Menurut tujuannya Tujuan IPS dapat dirinci sebagai berikut: a) Memberikan pengetahuan untuk menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa, bersifat demokratis dan bertanggung jawab, memiliki identitas dan kebangsaan nasional. Untuk itu peserta didik perlu dibekali pengetahuan dan nilai yang bersumber dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta masalah sosial kemasyarakatan dan kebangsaan. b) Mengembangkan kemampuan belajar berpikir kritis dan inkuiri untuk dapat memahami, mengidentifikasi, menganalisis dan kemudian memiliki keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial. c) Melatih belajar mandiri, disamping berlatih untuk membangun kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang kreatif dan inovatif. d) Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan keterampilan sosial. Melalui pembelajaran IPS, diharapkan peserta didik memiliki kecerdasan dan keterampilan dalam berbagai hal yang terkait dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Menumbuhkan rasa senang terhadap setiap aktivitas sosial, sehingga melahirkan 20 kebiasaan sosial yang sesuai dengan nilai, norma dan ketentuan yang ada. e) Pembelajaran IPS juga diharapkan dapat melatih peserta didik untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan terpuji termasuk moral, kejujuran, keadilan, dan lain-lain sehingga memiliki akhlak mulia. f) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. e. Manfaat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Setiap mata pelajaran mempunyai manfaat yang mempunyai kaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai, dalam hal ini pula mata pelajaran IPS. Beberapa manfaat yang didapat dari pembelajaran IPS adalah: 1) Mengembangkan Aspek Kognitif Menurut Djodjo Suradisastra, dkk (1991: 7) mengatakan bahwa ranah kognitif dalam IPS menyangkut hal-hal tentang manusia dan dunianya dapat dinalar agar mampu dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan yang rasional dan tepat. Jadi bahan kajian IPS bukanlah hal yang bersifat hafalan belaka namun mendorong daya nalar yang kreatif yang membuat peserta didik mampu untuk 21 mengambil sebuah konsep dari suatu kejadian yang terjadi dalam lingkungan sekitar. 2) Mengembangkan Aspek Afektif Menurut Djodjo Suradisastra, dkk (1991: 7) mengatakan aspek afektif didapat apabila pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh peserta didik dapat mendorong tindakan yang berdasarkan nalar, sehingga dapat dijadikan alat untuk berkiprah, dan mendorong semangat ilmiah dan imajinasi. 3) Mengembangkan Aspek Psikomotor Menurut Djodjo Suradisastra dkk, (1991: 8). Aspek psikomotor dapat diraih dalam pengajaran IPS dengan memberikan keterampilan yang dapat dipakai untuk menangani gejala-gejala sosial dengan memberikan fakta, konsep, generalisasi dan selanjutnya prinsip, penjelasan dan teori kepada peserta didik. Keterampilan yang diberikan kepada peserta didik diharapkan berguna dalam pengambilan keputusan dalam partisipasi kehidupan nyata. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS mempunyai tiga manfaat yaitu mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, maka guru dalam menyiapkan isi materi pelajaran yang sebaik mungkin dengan mengenali sumber bahan pelajaran, memilih bahan pembelajaran yang sesuai dan siap disajikan dalam proses belajar mengajar. Ciri utama pengetahuan sosial terletak pada perilaku manusia 22 mulai dari menekankan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan sosial dan kenegaraan dalam kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia. f. Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi ilmu pengetahuan sosial yang dikembangkan menyangkut masalah sosial dengan kompetensi yang telah digariskan dalam kurikulum. Beberapa strategi pembelajaran dapat digunakan untuk menyajikan materi pokok IPS. Pembelajaran IPS yang berorientasi pada disiplin ilmu dapat mengintegrasikan Kompetensi Dasar yang ada dalam Standar Isi melalui model pembelajaran IPS terpadu. Menurut Supardi (2011: 182) materi kajian IPS merupakan perpaduan atau integrasi dari berbagai cabang-cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, sehingga akan lebih bermakna dan konstektual apabila materi IPS didesain secara terpadu. Jenis materi IPS dapat berupa fakta, konsep yang terkait dengan aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Menurut Supardi (2011: 196) terdapat beberapa model keterpaduan dalam pembelajaran IPS antara lain: 1) Model Integrated Model integrated menggunakan pendekatan antar bidang keilmuan yang konsepnya saling tumpang tindih (overlap). Dalam model ini konsep, tema atau topik dapat dikembangkan berdasarkan a) isu atau 23 peristiwa yang aktual di masyarakat, b) potensi utama yang ada di suatu tempat, c) permasalahan yang ada di masyarakat, d) karakter. Dalam model ini, SK dan KD dari berbagai bidang ilmu sosial yang memiliki kesamaan dapat diangkat sebagai konsep atau tema sentral. Keterpaduan dalam IPS dengan menggunakan model integrated dapat digambarkan seperti gambar 1. SK/KD/ Materi Sejarah SK/KD/ Materi Ekonomi Tema SK/KD/ Materi Geografi SK/KD Materi Sosiologi Gambar 1. Model Integrated dalam Pembelajaran IPS 2) Model Connected/Correlated Model connected merupakan keterkaitan yang berangkat dari satu SK, KD dan materi kemudian dicari hubungan dengan SK, KD dan materi yang lain. Pembelajaran terpadu model connected dilakukan dengan mengaitkan satu KD/KD/materi kemudian dicari hubungan dengan SK/KD/materi yang lain. Keterpaduan IPS dengan menggunakan model connected dapat digambarkan seperti gambar 2. 24 SK/KD/Materi Geografi SK/KD/Materi Sejarah SK,KD,Materi Geografi SK/KD/Materi Ekonomi SK/KD/Materi Sosiologi Gambar 2. Model Connected dalam Pembelajaran IPS Melihat dua pendekatan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di atas, maka penelitian ini menggunakan model connected dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini mengaitkan antara SK: 2. Memahami proses kebangkitan nasional, KD: 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme barat serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah, dan SK: 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia, KD: 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional. 2. Metode Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Metode Pembelajaran Kegiatan belajar yang dilakukan dalam menyampaikan materi pelajaran diperlukan sebuah metode untuk menyampaikannya. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses 25 belajar mengajar, maka dengan metode pembelajaran yang sesuai peserta didik akan bersemangat dan suasana kelas akan lebih hidup, sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat maksimal. Menurut Sugihartono (2007: 81) menyatakakan metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam pembelajaran terdapat beragam jenis metode pembelajaran. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang dipandang tepat dalam kegiatan pembelajarannya. Hal tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Djamarah (2002: 85) dalam pemilihan metode merupakan hal yang sangat penting perlu diperhatikan karena metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Hamzah B.Uno (2011: 97) berbagai macam metode telah banyak diciptakan dan dipergunakan dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu: 1) Metode Ceramah Metode pembelajaran melalui ceramah adalah metode yang menghendaki peserta didik harus mendapat informasi yang sama dalam jumlah peserta didik yang banyak. Kegiatan pembelajaran yang menekankan pada penyampaian informasi secara verbal dan 26 cenderung searah (guru kepada peserta didik) dan menggunakan teknologi rendah. 2) Metode Simulasi Metode simulasi adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang untuk bertindak atau mencoba suatu kondisi yang sebenarnya akan terjadi atau dilakukan. Biasanya dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mencoba dan melakukan sesuatu pada situasi yang dikondisikan. 3) Metode Jigsaw Metode pembelajaran jigsaw adalah metode yang menghendaki peserta didik belajar melalui kelompok. Metode ini mendorong kerjasama dalam kelompok. Setiap anggota kelompok memahami dan mendalami sesuatu, kemudian digabung menjadi satu dengan anggota-anggota kelompok lain untuk memperoleh suatu pemahaman yang utuh. Selain tiga metode di atas, Sugiyanto (2010: 104) salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu: 4) Mind Mapping Mind mapping metode ini dikembangkan oleh Tony Buzan yang didasarkan pada bekerjanya otak. Otak mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk dan perasaan. Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon 27 dengan cabang dan rantingnya. Dengan demikian proses menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta pikiran mendekati operasi alamiah dalam berpikir. Keberhasilan pembelajaran IPS diukur dari keberhasilan peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dan dipengaruhi beberapa faktor antara lain: faktor guru, faktor materi pelajaran, faktor lingkungan, faktor metode pengajaran, dan faktor lainnya termasuk peserta didik itu sendiri. Keberhasilan tersebut dapat diamati dari beberapa sisi banyaknya soal yang mampu dikerjakan dengan benar, maka tingginya pemahaman dan penguasaan peserta didik dalam suatu pelajaran dan makin banyak soal yang mampu dikerjakan dengan benar diharapkan makin tinggi tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian metode pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan. Pemilihan metode yang tepat terhadap situasi kelas dapat mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar anak yang memuaskan. 28 b. Mind Mapping 1) Definisi Mind Mapping Metode mind mapping menggunakan berbagai gambar dan warna yang akan menyeimbangkan cara kerja kedua otak. Sehingga dengan metode ini dapat menjadikan peserta didik senang untuk belajar. Mind mapping mempunyai bentuk seperti diagram yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran), tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak. Menurut Sugiyanto (2010: 104) menyatakan bahwa otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Jadi otak tidak menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris yang rapi seperti yang dikeluarkan dalam berbahasa, maka untuk dapat mengingat kembali dengan cepat apa yang telah dipelajari sebaiknya belajar meniru bekerjanya otak yaitu seperti pohon dengan cabang dan rantingnya disertai gambar, warna simbol pola dan asosiasi yaitu dalam bentuk peta pikiran yang menyerupai pohon. Menurut Bobbi DePorter (2002: 175-176), mind mapping adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang telah dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik dan perincian menjadi cabang- 29 cabangnya. Mind mapping terbaik adalah pikiran yang warna-warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol, biasanya tampak seperti karya seni. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabangcabang melengkung, akan merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat. Michael Gelb dalam Buzan (2007: 179-181): mind mapping dapat diartikan sistem revolusioner dalam perencanaan dan pembuatan catatan yang telah mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia. Pembuatan mind mapping didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak. Mind mapping dipopulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Menurut Bobbi DePorter, (2010: 152-159): mind mapping juga dapat disebut dengan peta pikiran. Mind mapping juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ideide yang berkaitan. Pada hakikatnya mind mapping menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak. Metode mind mapping adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna. 30 Dari uraian di atas, dapat diambil sebuah definisi bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik menjadi cabang-cabang melengkung yang menyerupai pohon dengan kombinasi warna-warni, gambar dan simbol. 2) Kegunaan Mind Mapping Mind mapping digunakan untuk menggeneralisasikan, memfisualisasikan serta mengklasifikasikan ide-ide. Selain itu dapat pula digunakan sebagai bantuan dalam belajar, berorganisasi, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Menurut Sugiyanto (2010: 105) mengatakan bahwa ketika informasi baru diserap dengan menggunakan peta-peta konsep, kapasitas penyimpanan meningkat pula. Format grafis ini banyak menarik perhatian para pembelajar visual dan pembelajar global dan otak emosional dengan gambar dan warna. Pendapat tersebut dipertegas oleh Michael Michalko dalam Buzan (2009: 6), metode mind mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Kegunaan metode mind mapping dalam bidang pendidikan antara lain: 31 a) Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah. b) Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan. c) Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat. d) Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif. Menurut Yovan P. Putra (2008: 255-256) menyatakan bahwa dengan mengaplikasikan mengantisipasi derasnya mind laju mapping, informasi individu dengan dapat memiliki kemampuan mencatat yang memungkinkan terciptanya hasil cetak mental (mental computer printout). Hal tersebut tidak hanya berguna untuk membantu dalam mempelajari informasi yang diberikan, tetapi juga dapat merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas informasi tersebut. Jika dikaitkan dengan kreativitas, menurut Yovan P. Putra (2008: 256), aplikasi pada mind mapping dapat meningkatkan kreativitas individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan salah satunya karena mind mapping memungkinkan penggunaan unsur-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk, warna dan lainnya dalam membentuk representasi mental. Selain itu, mind mapping dapat mengakomodir berbagai sudut pandang yang berbeda dari individu dalam kelompok. Berbagai teknologi pikiran yang memacu kreativitas seperti brainwriting, brainwalking dan semantic intuition sangat kompatibel dengan aplikasi mind mapping. 32 Menurut Yovan P. Putra (2008: 256), banyak individu yang telah meraih keberhasilan berkat daya kreativitas yang dimunculkan melalui mind mapping. Seorang diantaranya adalah Walt Disney. Disney disebut sebagai seseorang yang paling kratif pada abad ke20. Kreativitasnya sangat tinggi disebabkan karena dia bisa menjalankan tiga fungsi pemikiran sekaligus yaitu pemimpi, realis, dan kritik. Ketiga fungsi tersebut Disney jalankan dengan optimal melalui aplikasi mind mapping, jauh sebelum Tony Buzan mempopulerkan penggunaannya. Kreativitas adalah hal yang menyebabkan Walt Disney sebagai pemain utama pada industri hiburan. Aplikasi mind mapping menurut Yovan P. Putra (2008: 257) bahwa mind mapping memungkinkan terciptanya kreativitas individu sehingga secara otomatis memaksa setiap individu untuk berpikir melampaui batasannya. Menurut Ryuta Kawashima, head of the neuroscientist dari Tohoku University di Jepang, pencipta program pelatihan “brain traning”, pikiran memiliki usianya sendiri yang berbeda dengan usia biologis individu. Jika individu menggunakannya, maka ia membuatnya lebih muda. Sebaliknya jika individu tidak menggunakannya, ia membuatnya menjadi lebih tua. Sehingga tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa aplikasi 33 mind mapping dapat berkontribusi dalam mempermuda usia pikiran individu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan mind mapping dalam pembelajaran adalah memperlancar saluran-saluran kreatif. Mind mapping dapat melatih peserta didik dalam menangkap butir-butir pokok informasi untuk mempermudah memahami materi yang hasilnya sangat signifikan dan memunculkan daya kreativitas peserta didik. 3) Langkah Membuat Mind Map Langkah membuat mind map menurut Tony Buzan (2009: 15-19) sebagai berikut: a) Mulai dari tengah dengan kertas kosong yang pasangannya diletakkan mendatar. b) Pergunakan gambar untuk ide sentral. c) Pergunakan warna. d) Menghubungkan cabang utama ke gambar pusat menghubungkan cabang antar tingkat dan seterusnya. e) Membuat garis hubung yang melengkung bukan garis lurus. f) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. 34 dan Gambar 3. Contoh Aplikasi Mind Map 4) Langkah-langkah Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Mind Mapping Mind mapping merupakan salah satu cara pengembangan kreativitas bagi peserta didik untuk menghasilkan ide-ide, akan mempermudah peserta didik dalam mengidentifikasi secara jelas dan kreatif dari apa yang mereka pelajari. Selain itu mind mapping membuat peserta didik memahami pokok bahasan dan hasil dari mind mapping dapat digunakan sebagai panduan belajar yang dapat digunakan sebagai sumber rujukan. Menurut Tony Buzan (2009: 6), indikator mind mapping sebagai berikut: a) Merencanakan b) Berkomunikasi 35 c) Menjadi lebih kreatif d) Menyelesaikan masalah e) Memusatkan perhatian f) Belajar lebih cepat dan efisien g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran h) Melatih “gambar keseluruhan” i) Mengingat dengan lebih baik Bobbi DePorter, (2010: 155-158) untuk membuat mind map menggunakan pulpen berwarna dan dimulai dari bagian tengah kertas. Menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan lebih banyak tempat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan membuat mind map sebagai berikut: a) Tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain. Misalnya, mind mapping dilingkupi oleh gambar bohlam. b) Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin atau gagasan utama. Jumlah cabang-cabangnya bervariasi, tergantung dari jumlah gagasan atau segmen. Gunakan warna yang berbeda untuk tiap cabang. c) Tulislah untuk kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan untuk detail. Kata-kata kunci adalah kata-kata 36 yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan. Bila menggunakan singkatan, dipastikan mengenal singkatansingkatan tersebut sehingga dengan mudah segera mengingat artinya selama berhari-hari atau berminggu-minggu setelahnya. d) Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik. Mind map dipresentasikan dan didiskusikan secara klasikal di dalam kelas. Istilah mind map merupakan hasil dari metode mind mapping yaitu berupa hasil visualisasi dari simbol atau gambar yang dapat digunakan sebagai catatan tertulis dan hasilnya akan mudah diingat dan dipahami dalam pikiran. Dalam membuat mind map juga diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf kapital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan mind map yang telah dibuat akan lebih mengesankan. Penggunaan metode mind mapping yang divariasi dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi, karena dalam setiap pembelajaran harus diawali penjelasan atau informasi dari guru dalam penyajian atau penyampaian bahan pelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli di pada halaman sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap mind mapping dalam pembelajaran IPS meliputi : 37 a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing peserta didik dalam berkomunikasi. c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih kreatif. d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat diselesaikan. e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota 38 kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien, Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam belajar lebih cepat dan efisien. g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersamasama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran. h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah berpikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan” ketika melakukan koreksi hasil mind mapping. i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan 39 materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. 5) Kelebihan Metode Mind Mapping Menurut Tony Buzan (2009: 8), terdapat beberapa kelebihan saat menggunakan mind mapping dalam pembelajaran, yaitu: a) Mind mapping merupakan cara yang cepat digunakan. b) Mind mapping dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala peserta didik. c) Proses menggambar diagram pada hasil mind mapping bisa memunculkan ide-ide yang lain. d) Diagram mind mapping yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis. Ditinjau dari segi waktu mind mapping juga dapat mengefisienkan penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi. Hal ini utamanya disebabkan karena mind mapping dapat menyajikan gambaran menyeluruh atas suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, mind mapping mampu memangkas waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang 40 memakan waktu menjadi pencatatan yang efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh individu. Menurut Yovan P. Putra (2008: 258), keutamaan metode pencatatan menggunakan mind mapping, antara lain: a) Tema utama terdefenisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah. b) Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama. c) Hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali. d) Lebih mudah dipahami dan diingat. e) Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur mind mapping, sehingga mempermudah proses pengingatan. f) Masing-masing mind mapping sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan. g) Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci. 41 Menurut Bobbi DePorter (2010: 172) mengatakan bahwa manfaat mind mapping sebagai berikut: a) Fleksibel Peserta didik dapat menjelaskan suatu hal tentang pemikiran maka dengan mudah menambahkannya di tempat yang sesuai dengan peta pikiran tanpa harus kebingungan. b) Dapat memusatkan pikiran Dengan menggunakan mind mapping tidak perlu berpikir untuk menangkap setiap kata yang dibicarakan, yang perlu dilakukan adalah berkonsentrasi pada gagasan-gagasannya. c) Meningkatkan pemahaman Ketika membaca tulisan dari hasil metode mind mapping akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya. d) Menyenangkan Imajinasi dan kreativitas tidak terbatas. Dan hal ini menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan. Dengan membuat mind map peserta didik bisa mengasah sikap kreatif mereka. Dalam membuat mind map peserta didik bisa lebih dekat dengan materi IPS yang sedang mereka pelajari, mereka akan mempunyai pemahaman lebih tentang konsep-konsep yang ada pada materi IPS. Mind map melatih kecerdasan otak 42 kanan dan otak kiri. Otak kanan yang berisi penggunaan warna, bentuk dan simbol-simbol yang mereka pikirkan dalam membuat mind map sedangkan pada otak kiri berisi konsep-konsep materi IPS yang harus peserta didik kuasai. Mind mapping dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan dengan mudah, jauh lebih mudah daripada pencatatan tradisional. Dengan menggunakan mind mapping akan dicapai peningkatan beberapa aspek yaitu konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan pemahaman sehingga peserta didik dapat mengambil keputusan berkualitas yang tepat. Indikator mind mapping merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, belajar lebih cepat dan efisien, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, melatih “gambar keseluruhan”, mengingat dengan lebih baik. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai mind mapping, dapat disimpulkan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik menjadi cabang-cabang melengkung yang menyerupai pohon dengan kombinasi warna-warni, gambar dan simbol. 43 3. Kreativitas Mengembangkan kreativitas dibutuhkan suatu keberanian dalam merubah karena kreativitas menuntut keberanian dalam melepaskan diri dari berpikir konvensional yang perlu perubahan setiap saat oleh karena itu perlu perencanaan yang matang dan berkesinambungan. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta sesuatu yang baru. Orang yang memiliki kreativitas itu mempunyai daya imajinatif serta mempunyai inisiatif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara berpikir tidak biasa. Sedangkan pengertian kreativitas menurut Julia Cameron The Artist’s Way dalam Elaine B. Johnson (2009: 213), kreativitas adalah sifat sejati, sebuah proses yang sama normal dan menakjubkan seperti bunga yang mekar di ujung tangkai berwarna hijau. Kreativitas ibarat darah sebagaimana darah yang merupakan kenyataan dari tubuh fisik tanpa harus dicari. Kreativitas merupakan sebuah kenyataan spritual dari diri tanpa harus dicari. Pada gilirannya ditakdirkan untuk meneruskan kreativitas dengan menjadikan diri kreatif. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Elaine B. Johnson (2009: 213214) menyatakan bahwa aktivitas mental membantu kreativitas. Berpikir kreatif bukanlah sebuah proses yang sangat terorganisasi, sebagaimana berpikir kritis. Tidak seperti berpikir kritis yang mencoba untuk memperlembut emosi dengan cara memfokuskan diri pada proses logika sebagai bagian dari proses berpikir. Sebaliknya berpikir kreatif adalah 44 sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Menurut Elaine B. Johnson (2009: 213-214) menyatakan bahwa berpikir kreatif yang membutuhkan ketekunan, disiplin diri dan perhatian penuh meliputi aktivitas mental seperti: a. Mengajukan pertanyaan. b. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka. c. Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda. d. Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas. e. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda. f. Mendengarkan intuisi. Kreatif peserta didik dapat terwujud tidak hanya dibutuhkan keterampilan berpikir kreatif tetapi juga ciri-ciri afektif-kreatif. Oleh karena itu pendidikan hendaknya tidak hanya memperhatikan pengembangan keterampilan berpikir semata-mata tetapi pembentukan sikap, perasaaan dan ciri-ciri kepribadian yang mencerminkan kreativitas yang perlu dikembangkan. 45 Didalam aktivitas pembelajaran tidak lepas dari istilah belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dinamis yang dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupannya, baik aspek fisik maupun mental. Melalui proses kedua aspek tersebut melahirkan suatu ide-ide dan gagasan peserta didik sehingga akan terbentuk kreativitas belajar yang optimal. Perilaku kreatif adalah hasil dari pemikiran kreatif. Oleh karena itu hendaknya sistem pendidikan dapat merangsang pemikiran, sikap dan perilaku kreatif-produktif, disamping pemikiran logis dan penalaran. Pengertian kreativitas menurut Utami Munandar, (1990: 47-49) yaitu sebagai berikut: a. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Biasanya orang mengartikan kreativitas sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru. Sesungguhnya apa yang diciptakan itu tidak perlu hal-hal yang baru sama sekali, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Disini termasuk segala pengetahuan yang pernah diperolehnya baik selama di bangku sekolah maupun yang dipelajari dalam keluarga dan dalam masyarakat. Gagasan-gagasan yang kreatif, hasil-hasil karya yang kreatif tidak muncul begitu saja. Untuk dapat mencipta sesuatu yang bermakna dibutuhkan persiapan. Salah satu yang menentukan sejauh mana seseorang itu kreatif adalah 46 kemampuannya untuk dapat membuat kombinasi baru dari hal-hal yang ada. Peserta didik yang kreatif dapat membuat aneka ragam benda dengan menggunakan bahan-bahan bekas yang sudah tidak terpakai. Karya-karya unggul hasil pemikiran para ilmuwan dan penemu pada dasarnya tidak merupakan sesuatu yang baru sama sekali, tetapi merupakan kombinasi dari gagasan-gagasan atau unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas terletak pada keberhasilan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna dan bermanfaat. Contoh: sepatu sudah dikenal sejak dahulu, demikian pula roda. Akan tetapi orang yang akan pertama kali memikirkan membuat kombinasi antara sepatu dan roda menjadi sepatu roda termasuk orang yang kreatif. b. Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir devergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi tidak semata-mata banyaknya jawaban 47 yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu dari jawabannya. Ciri-ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi, dengan proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitude ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Menurut Utami Munandar (1990: 88) kedua jenis ciri kreativitas itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud. Berikut ini ciri-ciri aptitude dan nonaptitude akan diuraikan lebih lanjut dengan memberikan perumusan (definisi) yang menjelaskan konsepnya, serta contoh perilaku peserta didik yang mencerminkan ciri-ciri tersebut: a. Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif (aptitude): 1) keterampilan berpikir lancar a) Definisi (1) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan. (2) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. b) Perilaku Peserta Didik (1) Mengajukan banyak pertanyaan. (2) Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. (3) Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah. 2) Keterampilan Berpikir Luwes (fleksibel) 48 a) Definisi (1) Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. (2) Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. b) Perilaku Peserta Didik (1) Memberikan macam-macam penafsiran (interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah. (2) Memberikan pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang lain. (3) Mampu mengubah arah berpikir secara spontan. 3) Berpikir Orisinal a) Definisi (1) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. (2) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. b) Perilaku Peserta Didik (1) Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. (2) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru. (3) Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain. 49 4) Keterampilan Memperinci (mengelaborasi) a) Definisi (1) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. (2) Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. b) Perilaku Peserta Didik (1) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain. (2) Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana. (3) Menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain. 5) Keterampilan Menilai (mengevaluasi) a) Definisi (1) Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana. (2) Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka. b) Perilaku Peserta Didik 50 (1) Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang sendiri (2) Mempunyai alasan (rasional) yang dapat dipertangung jawabkan untuk mencapai suatu keputusan. (3) Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus. b. Ciri-Ciri Afektif (nonaptitude) 1) Rasa Ingin Tahu a) Definisi (1) Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak. (2) Peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti. b) Perilaku Peserta Didik (1) Mempertanyakan segala sesuatu. (2) Senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambargambar dan sebagainya untuk mencari gagasan-gagasan baru. (3) Ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian-kejadian. 2) Bersifat Imajinatif a) Definisi 51 (1) Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi (2) Mengunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan b) Perilaku Peserta Didik (1) Memikirkan/membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi. (2) Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain. (3) Melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat orang lain. 3) Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan a) Definisi (1) Merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit. (2) Lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. b) Perilaku Peserta Didik (1) Menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit. (2) Melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk. (3) Berusaha terus menerus agar berhasil. 52 4) Sifat Berani Mengambil Resiko a) Definisi (1) Tidak takut gagal atau mendapat kritik. (2) Tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvensional atau yang kurang berstruktur. b) Perilaku Peserta Didik (1) Berani mempertahankan gagasan atau pendapatnya walau mendapat tantangan atau kritik. (2) Tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. (3) Berani mencoba hal-hal baru. 5) Sifat Menghargai a) Definisi (1) Dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup. (2) Menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. b) Perilaku Peserta Didik (1) Menghargai hak-hak sendiri dan hak-hak orang lain. (2) Menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan. (3) Senang dengan penghargaan terhadap dirinya. Menurut Sugihartono (2007: 14) menyatakan bahwa kreativitas merupakan salah satu kemampuan mental yang unik pada manusia. 53 Kreativitas sering melibatkan kemampuan berpikir. Orang yang kreatif dalam berpikir mampu memandang sesuatu dari sudut pandang yang baru dan dapat menyelesaikan masalah yang berbeda dari orang pada umumnya. Menurut Rhodes dalam Sugihartono (2007: 15) menyebutkan 4 ciri kreativitas sebagai ”Four P’s Creativity” atau empat P, yaitu: a. Person, merupakan keunikan individu dalam pikiran dan ungkapannya. b. Proses, yaitu kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir. c. Press, merupakan situasi kehidupan dan lingkungan sosial yang memberi kemudahan dan dorongan untuk menampilkan tindakan kreatif. d. Product, diartikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan karya yang baru dan orisinil dan bermakna bagi individu dan lingkungannya. Menurut Bobbi DePorter (2010: 301) menyatakan bahwa proses berpikir kreatif (kreativitas) mengalir melalui 5 tahap yaitu: a. Persiapan (mendefinisikan masalah, tujuan, atau tantangan). b. Inkubasi (mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran). c. Huminasi (mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan). d. Verifikasi (memastikan solusi itu benar-benar memecahkan masalah). e. Aplikasi (mengambil langkah untuk menindak lanjuti solusi tersebut). 54 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas mencakup kemampuan peserta didik dalam berpikir dan bersikap untuk melahirkan, menciptakan dan mengembangkan potensinya yang membutuhkan ketekunan, disiplin diri dan perhatian penuh. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi kreativitas yang meliputi sering mengajukan pertanyaan yang baik, mampu menyatakan pendapat secara spontan, mampu mengajukan gagasan yang berbeda dengan orang lain, hasil mind map, mampu memberikan alasan yang rasional, mempertanyakan segala sesuatu, dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas, tidak mudah terpengaruh terhadap pendapat orang lain, dan kemampuan menyampaikan mind map dalam presentasi. 4. Pemahaman Pemahaman adalah dapat menjelaskan informasi yang ditangkap dari orang lain dengan bahasa sendiri. Orang yang memiliki pemahaman yang cukup terhadap suatu informasi ataupun materi pelajaran yang telah dipelajari yaitu mereka dapat membuat pernyataan ulang dan mampu menguraikan dan memberikan contoh dalam bentuk yang berbeda. Menurut Ngalim Purwanto (2006: 44-45) pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya 55 hafal secara verbalistis tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. Kata kerja operasional yang biasa dipakai dalam rumusan TIK untuk jenjang pemahaman diantaranya: membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil kesimpulan. Menurut Nana Sudjana, (2002: 24), tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Dalam taksonomi bloom (kata kerja operasional) adalah kata kerja yang dapat diukur, dievaluasi, dicapai dan dibuktikan. Kata kerja ini dapat membantu dalam menentukan kejelasan kompetensi dasar atau indikator yang sesuai dengan tingkat kesulitan. Menurut Nana Sudjana (2002: 24) pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga katagori yaitu: a. Tingkat terendah Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang sakelar. 56 b. Tingkat kedua Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Menghubungkan pengetahuan tentang konjungasi kata kerja, subjek, dan posesif pronoun sehingga mengetahui menyusun kalimat ”my friend is studying” bukan ”my friend studying” merupakan contoh pemahaman penafsiran. c. Tingkat ketiga atau tertinggi Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya. Menurut Nana Sudjana (2002: 25) bahwa karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal. Misalnya mengungkapkan tema, topik atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan tetapi materinya berbeda. Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri dengan simbol tertentu termasuk ke dalam pemahaman terjemahan. Dapat menghubungkan hubungan antar unsur dari keseluruhan pesan suatu karangan termasuk ke dalam pemahaman penafsiran. Item ekstrapolasi 57 mengungkapkan kemampuan di balik pesan yang tertulis dalam suatu keterangan atau tulisan. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram, atau grafik. Dalam tes objektif tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah banyak mengungkapkan aspek pemahaman. Menurut Sardiman (2003: 42-43) pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Maksudnya pemahaman tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. Kalau sudah demikian, belajar akan bersifat mendasar. Kenyataannya banyak peserta didik di sekolah-sekolah yang melupakan unsur pemahaman ini. Banyak contoh terjadi para peserta didik melakukan belajar pada malam hari menjelang akan ujian pada pagi harinya. Kegiatan belajar ini cenderung hanya sekedar mengetahui sesuatu bahan yang dituangkan di kertas ujian pada pagi harinya. Tetapi kalau ditanya pada dua atau tiga hari kemudian mengenai apa yang dipelajari kebanyakan sudah lupa. Pemahaman dalam artian peserta didik diminta untuk membuktikan bahwa memahami hubungan yang sederhana diantara konsep. Misalnya untuk menjawab soal tes yang berkaitan dengan pemahaman materi diajarkan kepada peserta didik beberapa minggu lalu kemudian selang beberapa minggu selanjutnya guru melakukan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman, dalam hal ini peserta didik benar-benar paham mengenai materi tersebut. 58 Pemahaman merupakan hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh seseorang. Seseorang dikatakan berhasil jika mengalami perubahan tingkah laku. Bloom dalam Subiyanto (1988: 47) mengklasifikasikan tujuan pembelajaran mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif bersangkutan dengan daya pikir, pengetahuan atau penalaran, ranah afektif bersangkutan dengan perasaan dan ranah psikomotorik bersangkutan dengan keterampilan fisik, keterampilan motorik atau keterampilan tangan. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik mampu mengetahui arti atau konsep suatu materi. Indikator pemahaman peserta didik yaitu peserrta didik dapat menjawab soal tes yang didalamnya terdapat kata kerja operasional yaitu dapat menjelaskan, mendiskripsikan, menguraikan, menerangkan, mengubah, memberikan contoh, dan menyimpulkan. 5. Karakteristik Peserta Didik a. Pengertian Peserta Didik Pada dasarnya suatu aktivitas pendidikan berlangsung dengan melibatkan unsur subjek atau pihak sebagai aktor penting. Unsur tersebut adalah peserta didik dan pendidik. Bahkan karena begitu pentingnya kedudukan kedua menjadi unsur dasar yang membentuk aktivitas pendidikan. 59 Menurut Dwi Siswoyo, dkk (2008: 87) bahwa pengertian peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Sebagai anak, peserta didik mempunyai potensi bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Pandangan modern mengenai peserta didik adalah subjek atau pesona, yakni makhluk yang mempribadi tidak lagi sebagai objek yang nonpribadi sebagaimana pandangan para ahli pada abad pertengahan. Peserta didik merupakan subjek yang otonom maksudnya yaitu memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang dan bisa marah. Sebagai subjek yang memiliki otonomi maka peserta didik dapat mengembangkan diri secara terus menerus agar bisa menyelesaikan masalah yang dijumpai sepanjang hidupya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik sebagaimana dijelaskan Dwi Siswoyo (2008: 88) adalah bahwa peserta didik merupakan: 1) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik. Maksudnya individu sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang berbeda dengan individu lain yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan. 60 2) Individu yang sedang berkembang, yakni selalu ada perubahan dalam diri peserta didik secara wajar baik yang ditunjukkan kepada diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan. 3) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Maksudnya adalah walaupun individu makhluk yang berkembang punya potensi fisik dan psikis untuk bisa mandiri namun karena belum dewasa maka individu membutuhkan bantuan dan bimbingan dari pihak lain sesuai kodrat kemanusiannya. 4) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Hal ini dikarenakan bahwa di dalam diri anak ada kecenderungan untuk memerdekan diri, sehingga mewajibkan bagi pendidik dan orang tua untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan kepada anak dan pada akhirnya pendidik mengundurkan diri. Dari beberapa pengertian mengenai peserta didik maka dapat disimpulkan pengertian peserta didik yaitu individu yang sedang dalam proses belajar yang memiliki kemampuan yang beragam dalam mengembangkan potensi diri. b. Karakteristik Peserta Didik 61 Sebelum memulai suatu proses pembelajaran, perlu mengetahui karakteristik dari peserta didik. Karakteristik peserta didik yang perlu diketahui yaitu sejauh mana peserta didik mampu menguasai materi pembelajaran IPS yang disampaikan oleh guru. Sebagaimana mata pelajaran, peserta didik juga memiliki karakteristik tersendiri yang bisa dibedakannya dari satu jenjang pendidikan lainnya. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari tiga aspek yang didasarkan pada taksonomi Bloom dalam psikologi, yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif. Selanjutnya ketiga aspek ini dapat diuraikan satu persatu sehingga terlihat karakteristik peserta didik di Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), (Depdiknas, 2004, 309-311) yaitu sebagai berikut: 1) Aspek Kognitif a) Perkembangan Aspek Kognitif Menurut Piaget perkembangan kognitif anak usia SMP adalah pada masa usia remaja awal sudah mencapai tahap operasi formal. Pada usia ini secara mental anak telah dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain, berpikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah dari pada berpikir kongkret. Implikasi pendidikan atau bimbingan dari periode operasi formal ini, adalah perlunya disiapkan program 62 pendidikan atau bimbingan yang memfasilitasi perkembangan kemampuam berpikir peserta didik. Upaya yang dapat dilakukan antara lain : (1) Penggunaan metode mengajar yang mendorong anak aktif bertanya, mengemukakan gagasan, atau menguji-cobakan metode. (2) Melakukan dialog, diskusi, atau curah pendapat dengan peserta didik tentang masalah-masalah sosial, baik itu menyangkut sosiologi, geografi, ekonomi maupun sejarah. b) Aspek kognitif meliputi: (1) Knowledge (pengetahuan, ingatan ). (2) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh). (3) Application (menerapkan). (4) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan). (5) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru). (6) Evaluation (menilai). 2) Aspek Psikomotorik a) Perkembangan Aspek Psikomotorik Perkembangan aspek psikomotor pada anak usia SMP sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perkembangan pada anak 63 usia SD, karena usia SMP merupakan kelanjutan dari usia SD. Pada masa usia SMP keterampilan anak semakin berkembang dengan baik, sehingga dapat dijadikan pijakan untuk menentukan pilihan yang akan ditekuninya di usia selanjutnya. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun ketrampilan. Oleh karena itu, perkembangan psikomotor sangat menunjang keberhasilan peserta didik. Pada masa usia SMP perkembangan psikomotor ini umumnya sudah dicapainya, dan untuk selanjutnya dikembangkannya. Pekembangan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaanperasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialaminya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan itim dengan lawan jenis. Pada usia SMP (remaja awal) perkembangan emosi anak menunjukan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung/marah, atau sedih). Oleh karena itu, mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio- 64 emosional, lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya. Dalam hubungan persahabatan, anak remaja memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut interes, sikap, nilai, dan kepribadian. Pada masa ini berkembang sikap ”comformity” yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi) atau keinginan orang lain (teman sebaya) perkembangan konformitas pada remaja dapat memberikan dampak yang positif maupun yang negatif bagi dirinya. Jika temannya menampilkan sikap dan perilaku yang mulia seperti taat beribadah, berakhlak mulia, rajin belajar, hormat pada orang tua, dan berpenampilan baik seperti temannya. Sebaliknya, jika temannya berpenampilan tidak baik, dia pun akan seperti temannya tersebut. b) Aspek Psikomotor : (1) mulai melakukan (Initiatory level), (2) tahap dapat melakukan dengan benar (Pre-routine level), (3) terampil dan menjadi kebiasaan melakukan dengan benar (Routinized level). 3) Aspek Afektif a) Perkembangan Aspek Afektif 65 Perkembangan aspek afektif anak usia SMP tidak beda dengan perkembangannya pada aspek psikomotornya. Kedua aspek ini terkait erat sehingga perkembangannya selalu seiring dan sejalan. Sikap, perilaku teman (terutama teman sebaya) dan lingkungan masyarakatnya sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan perilaku anak. Perkembangan aspek afektif anak juga terkait erat dengan perkembangan kepribadian anak. Fase remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian. Masa remaja juga merupakan saat berkembangnya identitas (jati diri). Perkembangan identitas masa remaja berkaitan erat dengan komitmennya terhadap akupasi (pendudukan, pesan-pesan) masa depan, peran-peran pada masa dewasa, dan sistem keyakinan pribadi. Perkembangan identitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: (1) Iklim keluarga, yaitu yang berkaitan dengn interaksi sosioemosional antara anggota keluarga serta sikap dan perilaku orang tua terhadap anak. (2) Tokoh idola, yaitu orang-orang yang dipersepsi oleh remaja sebagai figur yang memiliki posisi di masyarakat. (3) Peluang pengembangan diri, yaitu kesempatan untuk melihat ke depan dan menguji dirinya dalam setting 66 (adegan) kehidupan yang beragam. Aspek afektif meliputi: reseiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karaterisasi). B. Penelitian yang Relevan Ada beberapa penelitian terdahulu relevan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian yang relevan adalah: 1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Tugiyati (2010), dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Penguasaan Materi IPS di SMP Muhammadiyah I Kalibawang Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dengan metode mind mapping dapat meningkatkan penguasaan materi IPS di SMP Muhammadiyah I Kalibawang. Hal ini dapat ditunjukan dengan meningkatnya partisipasi belajar dan hasil belajar peserta didik, data membuktikan bahwa terjadi peningkatan presentase partisipasi belajar dan terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik disetiap akhir siklus. Prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS sebagai berikut: nilai rata-rata pada siklus I 65, pada siklus II 70, dan nilai rata-rata pada akhir siklus 72,50 hal yang sama terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang mencapai batas tuntas minimal (>60) yaitu sebelum tindakan 16 peserta didik ( 66,67% ), yang tuntas pada siklus I sebanyak 67 17 peserta didik (70,83% ), kemudian yang tuntas pada siklus II menjadi 20 peserta didik (83,33% ), dan pada akhir siklus I dan II meningkat menjadi 21 peserta didik (87,50%), serta 3 peserta didik yang belum tuntas karena terbatasnya waktu penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III dan hanya diadakan remidi sampai dapat mencapai ketuntasan. Dalam penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti tentang penerapan metode mind mapping, sedangkan perbedaan dengan penelitian penulis adalah tujuan penelitiannya yaitu meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. 2. Penelitian oleh Mindarno dengan judul Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Gamping Sleman, menunjukkan adanya peningkatan skor yang diperoleh guru, hal ini membuktikan bahwa peran dan kegiatan guru semakin baik, tiap siklus rata-rata aktivitas peserta didik meningkat. Tiap siklus nilai rata-rata yang diperoleh oleh peserta didik, tiap pertemuan adalah sebagai berikut; siklus pertama rata-rata nilai yang diperoleh 7,73, siklus kedua nilai rata-rata 8,22, siklus ketiga nilai rata-rata 8,73. Dari ketiga nilai rata-rata yang diperoleh oleh peserta didik maka dapat dikatakan terjadi peningkatan. Dalam penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti tentang penerapan metode mind mapping, sedangkan perbedaan dengan penelitian 68 penulis adalah tujuan penelitiannya yaitu meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. C. Kerangka Berpikir Kegiatan pembelajaran di kelas VIII C mengalami beberapa kendala yaitu diantaranya antara lain masih terdapat peserta didik yang melakukan pembicaraan dengan temannya daripada memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi, tingkat kreativitas dan pemahaman peserta didik rendah. Kreativitas peserta didik rendah dapat dilihat antara lain ketika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan berpendapat tidak ada yang bertanya dan memberikan pendapat, tidak ada peserta didik yang mengajukan gagasan, sebagian besar peserta didik tidak mengerjakan latihan soal yang diberikan guru, bahkan tidak sedikit pula bahwa peserta didik membuat catatan dengan cara menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji pada buku ataupun penjelasan lisan. Hal ini mengakibatkan hubungan antar ide maupun informasi menjadi sangat terbatas dan spesifik, berujung pada minimnya kreativitas yang dapat dikembangkan setelahnya. 69 Tingkat pemahaman peserta didik yang rendah dapat diperoleh dari nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan yaitu 70. Berdasarkan data nilai UAS Semester 1 dari 32 peserta didik pada kelas VIII C menunjukkan 7 peserta didik dapat mendapat nilai di atas KKM dan 25 peserta didik mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Peserta didik yang belum mencapai KKM perlu mengikuti kegiatan remidi. Penerapan metode mind mapping diharapkan mampu meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik pada pembelajaran IPS. Peserta didik dapat berpikir dan bersikap kreatif serta dapat memahami materi pembelajaran IPS sehingga dengan menerapkan metode mind mapping dapat meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Dengan demikian, uraian kerangka pikir tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut: Kondisi Awal kreativitas dan pemahaman rendah Tindakan Metode Pembelajaran Mind Mapping Kondisi Akhir Kreativitas dan Pemahaman Peserta Didik Meningkat Gambar 4. Bagan Kerangka Berpikir 70 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari. 2. Penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari. 71 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang berupaya untuk memperbaiki serta mengubah kondisi pembelajaran dan melihat pengaruh nyata dari upaya tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan. Penelitian ini mencoba untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan metode mind mapping di kelas VIII C SMP N 4 Wonosari karena krativitas dan pemahaman di kelas tersebut paling rendah. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi, penelitian yang dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti dibantu teman sejawat, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Guru sebagai pelaksana tindakan dengan metode mind mapping, dalam pelaksanaannya dipandu langsung oleh peneliti. Kolaborasi dilakukan dari observasi awal samapi pada tahap akhir setiap siklus. 72 B. Definisi Operasional Variabel 1. Mind mapping (peta pikiran) adalah metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik menjadi cabangcabang melengkung yang menyerupai pohon dengan kombinasi warnawarni, gambar dan simbol. 2. Kreativitas adalah kemampuan peserta didik dalam berpikir dan bersikap untuk melahirkan, menciptakan dan mengembangkan potensinya yang membutuhkan ketekunan, disiplin diri dan perhatian penuh. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi kreativitas yang meliputi sering mengajukan pertanyaan yang baik, mampu menyatakan pendapat secara spontan, mampu mengajukan gagasan yang berbeda dengan orang lain, hasil mind map, mampu memberikan alasan yang rasional, mempertanyakan segala sesuatu, dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas, tidak mudah terpengaruh terhadap pendapat orang lain, dan kemampuan menyampaikan mind map dalam presentasi. 3. Pemahaman adalah tingkat kemampuan kognitif yang mengharapkan peserta didik mampu mengetahui arti atau konsep suatu materi yang dipelajari. Indikator pemahaman peserta didik yaitu peserta didik dapat menjawab soal tes yang didalamnya terdapat kata kerja operasional yaitu 73 dapat menjelaskan, mendiskripsikan, menguraikan, menerangkan, mengubah, memberikan contoh, dan menyimpulkan materi. C. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP N 4 Wonosari yang terletak di Kelurahan Piyaman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Pemilihan sekolah tersebut berdasarkan pra survey yang menunjukkan masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran IPS. 2. Subjek Penelitian Pihak yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII C SMP N 4 Wonosari dengan jumah peserta didik 32 yang terdiri dari 14 peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik perempuan. Pemilihan kelas VIII C sebagai subjek penelitian adalah berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru IPS bahwa selama proses pembelajaran IPS berlangsung, kelas VIII C memiliki kreativitas dan pemahaman peserta didik yang paling rendah. Kreativitas peserta didik rendah dapat dilihat antara lain ketika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan berpendapat sebagian besar peserta didik tidak ada yang bertanya dan memberikan pendapat, tidak ada yang mengajukan gagasan, sebagian besar peserta didik tidak mengerjakan latihan soal yang diberikan guru, 74 bahkan tidak sedikit pula bahwa peserta didik membuat catatan dengan cara menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji pada buku ataupun penjelasan lisan. Tingkat pemahaman peserta didik yang rendah dapat diperoleh dari nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan yaitu 70. Berdasarkan data nilai UAS IPS Semester 1 dari 32 peserta didik pada kelas VIII C menunjukkan 7 peserta didik mendapat nilai di atas KKM dan 25 peserta didik mendapat nilai di bawah KKM (data terlampir). Dengan dijadikannya kelas tersebut sebagai subjek penelitian, maka diharapkan dapat terjadi peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik setelah diterapkannya metode mind mapping. 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksankan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Mei 2012. D. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain milik Kemmis dan MC Taggart yang menggambarkan penelitian tindakan kelas meliputi beberapa siklus dan masing-masing terdiri dari empat tahapan. Adapun tahap tersebut seperti tersaji pada gambar 5, sebagai berikut: 75 Keterangan: 1. Perencanaan (planning) 2. Pelaksanaan Tindakan (action) 3. Pengamatan (observation) 4. Refleksi (reflection) Gambar 5. Proses Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart (Suwarsih Madya, 2007: 67) Empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning) Peneliti harus menyiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, pedoman wawancara, dan tes. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, lembar kerja peserta didik, lembar evaluasi, pedoman wawancara, dan tes disusun oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan guru kelas dan dosen pembimbing. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum dipergunakan sebagai dasar melakukan tindakan yaitu dinilaikan kepada tim ahli. Hasil penilaian RPP dapat diketahui apakah bagus atau kurang, apabila kurang maka direvisi terlebih dahulu. Setelah direvisi dinyatakan bagus maka RPP dapat dipergunakan dalam pembelajaran. 76 2. Pelaksanaan tindakan (action) Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran yang berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang digunakan adalah metode mind mapping. Pelaksanaan tindakan dilakukan secara kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru IPS sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti. 3. Pengamatan (observasion) Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran dengan mengunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan oleh dua orang yaitu peneliti dan dibantu oleh teman sejawat. 4. Refleksi (reflection) Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran siklus berikutnya agar berjalan sesuai dengan tujuan penelitian. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi bentuk penelitian tindakan bukan merupakan 77 kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. E. Prosedur Penelitian Tindakan Pelaksanaan tindakan direncanakan beberapa siklus. Setiap satu siklus terdiri dari dua pertemuan. Pelaksanaan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perencanaan tindakan Peneliti mengadakan diskusi dengan guru mengenai masalah peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik, selanjutnya mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping dengan acuan silabus yang ada. Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar. Menyusun lembar observasi dan format wawancara sebagai alat evaluasi kegiatan. Rencana materi yang akan dibahas dalam siklus I adalah kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian pajak dan retribusi, unsur dan jenis-jenis pajak. Peneliti mempersiapkan bahan dan alat seperti: kertas, gambar, dan soal tes untuk peserta didik. 2. Pelaksanaan tindakan Sebelum menerapkan metode mind mapping guru melakukan apersepsi dengan pertanyaan maupun pernyataan yang disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah melakukan apersepsi maka melakukan 78 motivasi dengan berbagai hal misalnya penyajian gambar yang berhubungan dengan materi dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran. Selama peserta didik membuat mind map guru berkelliling untuk memberikan penjelasan jika ada peserta didik yang bertanya. Guru dapat memperbaiki mind map yang belum terstruktur menjadi terstruktur. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mewujudkan kreativitas masing-masing. Langkah-langkah pelaksanaan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS meliputi : a. Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. b. Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing peserta didik dalam berkomunikasi. c. Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih kreatif. 79 d. Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat diselesaikan. e. Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika presentasi mind map dilakukan. f. Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind map dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien, Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam belajar lebih cepat dan efisien. g. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersama-sama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran. h. Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, peserta didik melatih “gambar keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah berfikir 80 secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan” ketika melakukan koreksi hasil mind mapping. i. Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. 3. Observasi Observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung untuk mengamati proses kreativitas terbentuk serta mengobservasi guru selama melaksanakan metode mind mapping. Saat observasi peneliti mengamati dan mencatat segala aktivitas yang dilakukan peserta didik. Aktivitas yang dimaksud berupa berfikir kreatif dan sikap kreatif yang ditunjukkan oleh peserta didik terutama dalam penerapan metode mind mapping. Observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, semua aktivitas tersebut diamati dan dicatat dalam lembar pengamatan berdasarkan indikator yang ada dicatat dalam lembar pengamatan berdasarkan indikator yang ada. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan serta berupa catatan lapangan. Teknik observasi dilakukan dengan menggunakan alat berupa daftar cek jawaban, yakni ya atau tidak. Peneliti memfoto kegiatan pembelajaran sehingga pengamatan yang 81 dilakukan memiliki bukti yang nyata dan otentik. Kemudian dilakukan tes untuk mengamati kemajuan tingkat pemahaman peserta didik setelah melakukan pembelajaran dengan menggunkan metode mind mapping. 4. Refleksi Seluruh data yang diperoleh kemudian dianalisis. Setelah selesai dianalisis kemudian direfleksikan sehingga diketahui tindakan, masalah serta hasil yang terjadi selama penelitian. Selanjutnya refleksi akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. Hasil pengamatan dan diskusi siklus I menjadi pertimbangan perlu dilanjutkan siklus II dan seterusnya. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Menurut Cholid Narbuka (2005: 70) menyatakan bahwa wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan dari guru dan peserta didik dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode mind mapping. Wawancara ini dilakukan terhadap guru dan peserta didik berdasarkan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan. 82 2. Tes Pemahaman Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 223) tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan. Peserta didik diberikan tes soal yang berbentuk check point (pilihan ganda) dan soal uraian. Tes soal diberikan setiap akhir siklus dengan tujuan mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari. 3. Observasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 229) didalam pengertian psikologik observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan pengamatan. Sehingga dalam hal ini observasi yang dilakukan adalah terfokus pada aktivitas kreativitas peserta didik baik itu berfikir kreatif maupun sikap kreatif terhadap pembelajaran IPS dengan melalui penerapan metode mind mapping. Kegiatan ini dilakukan setiap penelitian berlangsung. 4. Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis sehingga di dalam melaksanakan dokumentasi menyelidiki benda-benda tertulis seperti bukubuku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian 83 dan sebagainya. Metode dokumentasi yang peneliti lakukan yaitu mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas. Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang visi misi sekolah, data peserta didik dan lokasi serta data yang berkenaan dengan kreativitas dan tes pemahaman belajar peserta didik. G. Instrumen Penelitian 1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan guru dan peserta didik. Wawancara mengacu pada pedoman wawancara. Kisi-kisi wawancara tersaji dalam tabel 1 dan II, sebagai berikut: 84 Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Peserta Didik Aspek yang ditanyakan a. Berfikir kreativitas 1) Keterampilan berpikir lancar Indikator Butir wawan cara Gagasan atau ide baru yang muncul dalam benak peserta didik dengan dengan adanya metode mind mapping Kemampuan dalam hal macam-macam penafsiran (interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan materi Kemampuan memikirkan masalahmasalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain saat diskusi Antusias mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain saat diskusi Kegiatan peserta didik sebelum mind map dikumpulkan 1 6 3) Merasa tertantang oleh kemajemukan 4) Sifat berani mengambil resiko Sikap peserta didik saat guru memberikan penjelasan Sikap peserta didik saat melihat mind map Sikap peserta didik saat menghadapi tugas membuat mind mapping Sikap peserta didik saat presentasi dan diskusi 5) Sifat menghargai Sikap peserta didik dalam berpendapat 10 2) Keterampilan berpikir luwes (fleksibel) 3) Berpikir orisinal 4) Keterampilan memperinci (mengelaborasi) 5) Keterampilan menilai (mengevaluasi) b. Sikap kreativitas 1) Rasa ingin tahu 2) Bersifat imajinatif 85 2 3 4 5 7 8 9 Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru Aspek yang ditanyakan a. Berfikir kreativitas 1) Keterampilan berpikir lancar 2) Keterampilan berpikir luwes (fleksibel) 3) Berpikir orisinal 4) Keterampilan memperinci (mengelaborasi) 5) Keterampilan menilai (mengevaluasi) b. Sikap kreativitas 1) Rasa ingin tahu 2) Bersifat imajinatif 3) Merasa tertantang oleh kemajemukan 4) Sifat berani mengambil resiko 5) Sifat menghargai Indikator Butir wawan cara Gagasan atau ide baru yang muncul dalam benak peserta didik dengan dengan adanya metode mind mapping Kemampuan peserta didik dalam hal macam-macam penafsiran (interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan materi Kemampuan peserta didik memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain saat diskusi Antusias peserta didik mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain saat diskusi Kegiatan peserta didik sebelum mind map dikumpulkan 1 Sikap peserta didik saat guru memberikan penjelasan Sikap peserta didik saat melihat mind map Sikap peserta didik saat menghadapi tugas membuat mind mapping Sikap peserta didik saat presentasi dan diskusi Sikap peserta didik dalam berpendapat 6 86 2 3 4 5 7 8 9 10 2. Tes Pemahaman Tes pemahamn terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Soal tersebut sebelum diberikan kepada peserta didik dikonsultasikan kepada guru pembimbing. Soal yang dibuat berdasarkan materi yang telah disampaikan. Tes dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan. 3. Observasi Observasi dilakukan peneliti selama proses penelitian berlangsung. Hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas baik sikap kreatif peserta didik dan berpikir kreatif yang ditunjukkan peserta didik dalam penerapan metode mind mapping merupakan materi dalam observasi yang dilakukan peneliti. Kisi-kisi observasi tersaji dalam tabel 3 dan 4. 87 Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Observasi Mind Mapping No. Aspek yang Indikator diamati 1. 2. Pendahuluan No Item a. Apersepsi 1 b. Motivasi 2 c. Tujuan pembelajaran 3 d. Materi pembelajaran 4 e. Pembagian kelompok 5 f. Menjelaskan metode mind mapping 6 Langkah a. Merencanakan 7 Pembelajaran b. Berkomunikasi 8 Mind Mapping c. Menjadi lebih kreatif 9 d. Menyelesaikan masalah 10 e. Memusatkan perhatian 11 f. Menyusun dan menjelaskan pikiran- 12 pikiran 3. g. Mengingat dengan lebih baik 13 h. Belajar lebih cepat dan efisien 14 i. Melatih “gambar keseluruhan” 15 Penutup dan a. Pelaksanaan Tes 16 Evaluasi b. Penghargaan 17 c. Kesimpulan 18 88 Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kreativitas No. 1. 2. Indikator Kreativitas Keterampilan berfikir lancar Sifat menghargai 3. Berfikir berfikir orisinal 4. Keterampilan Perilaku Peserta Didik A. Mengajukan banyak pertanyaan No. Item 1 B. Mampu mengubah arah berfikir 2 secara spontan C. Memiliki cara berpikir yang lain 3 dari yang lain D. Menambahkan garis-garis, warna- memperinci warna, dan detil-detil (bagian- (mengelaborasi) bagian) terhadap hasil mind map 4 sendiri atau mind map orang lain 5. Keterampilan E. Mempunyai alasan (rasional) yang 5 menilai dapat dipertangung jawabkan (mengevaluasi) untuk mencapai suatu keputusan 6. Rasa ingin tahu F. Mempertanyakan segala sesuatu 6 7. Bersifat G. Melihat hal-hal dalam suatu 7 imajinatif gambar yang tidak dilihat orang lain 8. Merasa tertantang oleh H. Melibatkan diri dalam tugas-tugas 8 yang majemuk kemajemukan 9. Sifat berani mengambil I. Tidak mudah dipengaruhi oleh 9 orang lain resiko 10 Keterampilan berfikir luwes J. Menghargai kesempatankesempatan yang diberikan (fleksibel) 89 10 H. Keabsahan Data Di dalam penelitian ini yang dimaksud keabsahan data adalah upaya untuk mengadakan pengecekan kebenaran data melalui cara lain. Keabsahan data dapat diketahui dengan cara triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2009: 330). Triangulasi yang digunakan dalam data ini dengan memanfaatkan penggunaan metode. Terdapat 2 strategi pada triangulasi dengan metode ini, yaitu : a. Pengecekan derajat penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data yakni observasi, dokumentasi, dan wawancara. b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. I. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan menerapkan metode mind mapping dapat meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif. Menurut Soedarsono (2001: 26) apabila yang dikumpulkan berupa data kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut 90 dilakukan melalui tahap: menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis. Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik dari Mathew B. Miles dan Michael Hubberman (Sugiyono, 2009: 338-345) yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya maka akan diperjelas pada gambar berikut ini. Data Display Data Collection Data Reduction Conclusions atau Verifying Gambar 6. Teknik Analisis Data Kualitatif Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni: 1. Reduksi Data Menurut Sugiyono (2009: 339) reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta 91 kedalaman wawasan yang tinggi. Reduksi data berpatokan pada tujuan utama dari sebuah penelitian. Dalam mereduksi data meliputi proses memilih, memusatkan, menyederhanakan, dan mengolah data yang terekam atau tertulis di lapangan tidak hanya merangkum satu saja tetapi juga mengubah data untuk dimengerti sesuai pokok masalah yang akan dituju sehingga menjadi informasi yang bermakna. 2. Penyajian Data Data-data hasil reduksi kemudian disajikan dalam bentuk paragraph yang saling berhubungan (narasi) yang dijelaskan melalui matriks, grafik dan diagram. Tujuannya adalah mempermudah dalam mengkonstruksi dan menginterprestasikan, memaparkan dan menyimpulkan data yang dipilih berkaitan dengan permasalahan yang menjadi fokus penelitian. 3. Kesimpulan (Verifying) Data yang harus diproses dengan langkah-langkah tersebut kemudian ditarik kesimpulan dengan metode induktif. Kesimpulan bersifat sementara kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara melihat kembali reduksi data sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari permasalahan penelitian. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif dan sajian visual. Sajian tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan 92 yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. J. Indikator Keberhasilan Tindakan Suatu tindakan dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria yang telah ditentukan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 107) keberhasilan proses mengajar dapat mencapai kriteria baik atau minimal apabila 60% sampai 75% peserta didik menguasai bahan ajar dan 75% atau lebih yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal. Mengacu pendapat tersebut, maka indikator keberhasilan dalam penelitian ini adanya peningkatan jumlah peserta didik yang mencapai taraf keberhasilan minimal yang ditentukan, yaitu dapat ditunjukkan sebagai berikut: 1. Penelitian ini dikatakan telah berhasil meningkatkan kreativitas peserta didik selama penerapan metode mind maping apabila hasil observasi kreativitas peserta didik diakhir siklus berada dalam katagori tinggi dan sangat tinggi yaitu minimal 75%. Lembar observasi kreativitas terdiri dari 10 aspek dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Pengatagorian kreativitas dilakukan dengan cara mengembangkan instrumen kreativitas yang terdiri dari 10 aspek butir pernyataan, setiap butir pernyataan dibuat rentangan skor yaitu 4, 3, 2 dan 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor 93 ideal tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 10 sehingga selisihnya sebesar 30. Selisih sebesar 30 dibagi 5 sehingga hasilnya 6 (interval). Dengan demikian tingkatan kreativitas adalah sebagai berikut: Tabel 5. Pedoman Penilaian Kreativitas Peserta Didik 2. Kriteria Skor Sangat Tinggi 35 – 40 Tinggi 29 – 34 Sedang 23 – 28 Rendah 17 – 22 Sangat Rendah 10 – 16 Penelitian ini dikatakan telah meningkatkan pemahamaan peserta didik apabila 75% dari peserta didik memiliki nilai minimal 70 pada nilai tes setiap akhir siklus. Dikatakan tuntas jika nilai≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal ini berdasarkan kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70. Tabel 6. Pedoman Penilaian Pemahaman Peserta Didik Nilai Kriteria ≥70 Tuntas <70 Belum tuntas 94 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Situasi dan Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis SMP N 4 Wonosari Letak geografis adalah letak suatu tempat berdasarkan kenyataannya dipermukaan bumi. Secara geografis dan administratif SMP N 4 Wonosari terletak di RT 04, RW 04 Dusun Ngerboh I, Desa Piyaman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. dengan batas sebagai berikut: a. Letak geografis SMP Negeri 4 Wonosari a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Nglipar b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Karangmojo c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Semanu d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Playen Untuk lebih mengetahui secara jelas dapat melihat peta penelitian. Peta penelitian terlihat pada halaman berikutnya sebagai berikut: 95 Skala = 1:500.000 Gambar 7. Peta Penelitian 96 2. Visi dan Misi SMP N 4 Wonosari a. Visi Mewujudkan peserta didik sebagai pribadi yang takwa, cerdas, dan terampil. b. Misi 1) Ibadah di sekolah. 2) Pembimbingan keagamaan 3) PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. 4) Ekstra Olahraga. 5) Ekstra keterampilan. Untuk mendukung tercapainya Visi dan Misi tersebut, SMP N 4 Wonosari mempunyai strategi khusus yaitu selektif dalam penerimaan peserta didik baru, meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan menjaga hubungan kekeluargaan antar warga. 3. Kondisi Fisik SMP N 4 Wonosari Gedung SMP N 4 Wonosari merupakan bangunan permanen untuk semua kelas maupun kantor pegawai dan guru. SMP N 4 Wonosari memiliki ruang kelas sebanyak 12 ruang yang terdiri dari Kelas VII berjumlah 4 ruang, kelas VIII berjumlah 4 ruang dan kelas IX bejumlah 4 ruang. Selain ruang kelas, terdapat ruang yang digunakan sebagai 97 penunjang kegiatan belajar mengajar, antara lain: Laboratorium IPA, Ruang BK, Perpusatakaan, Ruang OSIS, Koperasi Sekolah, Ruang UKS, Laboratorium Komputer, ruang guru, kantor TU, kantor kepala sekolah, mushola, toilet, dapur, ruang keterampilan, tempat parkir, lapangan upacara, tempat parkir guru, kantin sekolah. 4. Kondisi Non Fisik SMP N 4 Wonosari Dengan adanya fasilitas tersebut menunjang kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler yang ada di SMP N 4 Wonosari. Ekstrakulikuler dibagi menjadi dua yaitu wajib (pramuka) dan pilihan (Baca Tulis Al quran, musik, karya ilmiah remaja, story telling, basket, bola voli, sepak bola, tae kwon do, bulu tangkis). Kegiatan ini dijadikan wahana penyaluran dan pengembangan minat ataupun bakat peserta didik sehingga potensi yang dimiliki dapat tersalurkan secara optimal. Kegiatan belajar mengajar di SMP N 4 Wonosari dimulai pukul 07.15 hingga 13.15. Adapun pukul 07.00 - 07.15 diadakan untuk apel kedisplinan peserta didik dan khusus hari Jumat diadakan senam bersama di halaman sekolah. Pembagian jam pelajaran di SMP N 4 Wonosari sebagai berikut: 98 Tabel 7. Pembagian Jam Pelajaran di SMP N 4 Wonosari Jam Waktu 1 07.15 - 07.55 2 07.55 – 08.35 3 08.35 – 09.15 Istirahat I 09.15 – 09.35 4 09.35 – 10.15 5 10.15 – 10.55 6 10.55 – 11.35 Istirahat II 11.35 – 11.55 7 11.55 – 12.35 8 12.35 – 13.15 Administrasi pembelajaran yang digunakan di SMP N 4 Wonosari dalam penyususan buku kerja yaitu ada dua hal yaitu buku satu dan dua. Buku satu meliputi: Standar Isi (SKL, SK, KD), Program Semester, Program Tahunan, kalender sekolah, penetapan KKM, soal-soal dan kisikisi serta daftar pustaka. Sedangkan buku kerja dua meliputi: daftar hadir peserta didik, catatan harian peserta didik, pelaksanaan harian, daftar nilai dan analisis hasil evaluasi, program dan pelaksanaan remidi maupun pengayaan. Mengenai potensi para pengajar, sebagian besar tenaga pengajar yang direkrut oleh SMP N 4 Wonosari telah menempuh jenjang S1, karya 99 tulis ilmiah juga telah dilaksanakan oleh beberapa guru di sekolah. Dalam hal belajar mengajar SMP N 4 Wonosari telah menerapkan KTSP. SMP N 4 Wonosari memiliki 33 tenaga pengajar dan 10 karyawan tata usaha. Struktur kepemimpinan di SMP N 4 Wonosari dipimpin oleh kepala sekolah. Tugas kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah dan empat pembantu kepala sekolah yang meliputi bagian kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan hubungan masyarakat (humas). Untuk lebih jelasnya ada pada gambar di bawah ini. Kepala Sekolah R. Danang Soetandyo, S.Pd. Wk. Ur Kurikulum Dwi Wajayanti S.Pd. Wk. Ur Kesiswaan Sunarno, S.Pd. Bimbingan Konseling Puji Purnomo S.Pd Wk. Sek Tutik Pujirahayu, S.Pd. Wali Kelas Wk. Sar. Pras Bambang, S.Pd.Kn. Ka. Tata Usaha Sugiyono Peserta Didik Gambar 8. Struktur Organisasi SMP N 4 Wonosari 100 Wk. Ur Humas Handoko, S.Pd. B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan 1. Tahapan Penelitian Sebelum peneliti melakukan penelitian di SMP N 4 Wonosari, terlebih dahulu meminta izin kepada pihak sekolah. Setelah pihak sekolah memberikan izin untuk melakukan penelitian, peneliti kemudian mencari surat izin resmi melalui Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bappeda Kabupaten Gunungkidul. Dalam proses perizinan tersebut peneliti juga melakukan diskusi dengan guru mengenai proses pembelajaran dan permasalahan peserta didik di kelas. Adapun tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Diskusi Mengenai Permasalahan dalam Pembelajaran IPS Setelah melakukan perbincangan yang cukup panjang dengan guru pengampu mata pelajaran IPS di SMP N 4 Wonosari yaitu Ibu Tutik Pujirahayu, S.Pd. dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS adalah secara garis besar pembelajaran yang terjadi masih cenderung searah dan guru menjadi pihak dominan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru biasanya memberikan penjelasan dengan menggunakan metode ceramah dan peserta didik cukup mendengarkan. Penjelasan yang dilakukan oleh guru mengacu pada buku teks sehingga guru terfokus pada buku teks saat pembelajaran berlangsung. Saat peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran di kelas, peneliti menemukan beberapa masalah 101 nyata dalam proses pembelajaran. Permasalahan tersebut terlihat dari dominasi pembelajaran yang bersumber pada guru. Peserta didik terlihat kurang antusias mengikuti pembelajaran bahkan seringkali peserta didik tidak fokus terhadap pembelajaran yang dilakukan. Kreativitas peserta didikpun tidak tercipta dalam kelas karena peserta didik hanya sebagai pendengar. penjelasannya pun kurang jelas sehingga tidak terserap oleh peserta didik dengan baik. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data nilai Ujian Akhir Semester I rata-rata nilai IPS kelas VIII C adalah 52,5. Nilai itu masih jauh dari kriteria ketunasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS yaitu 70. Berikut ini disajikan nilai UAS Semester I untuk kelas VIII A – VIII D dalam bentuk tabel: Tabel 8. Nilai UAS Semester I Mata Pelajaran IPS Kelas Jumlah total nilai Jumlah peserta didik Rata-rata nilai VIII A 1932 32 60,38 VIII B 1874 32 58,56 VIII C 1680 32 52,50 VIII D 1742 32 54,48 Sumber: Data sekunder (Dokumen Nilai UAS I SMP N 4 Wonosari) 102 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil UAS Semester I Kelas VIII C Katagori Nilai Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 90 – 100 - - Tinggi 80 – 100 - - Sedang 65 – 79 7 21,87% Rendah 55 – 64 4 12,50% Sangat Rendah 0 – 54 21 65,63% Jumlah 32 100% Sumber: Data primer yang sudah diolah Berdasarkan hasil dokumentasi berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa tingkat pemahaman peserta didik pada Ujian Akhir Semester I masih tergolong sangat rendah, sebagian peserta didik memiliki nilai dengan katagori sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase dengan katagori sangat rendah sebesar 65,63% (21 peserta didik), katagori rendah sebesar 12,50% (4 peserta didik) dan katagori sedang hanya sisanya yaitu 21,87% (7 peserta didik). Hal ini terjadi karena penerapan metode yang digunakan bersifat konvensional, artinya pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah murni. Selain itu juga disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pembelajaran. 103 Berdasarkan hasil perbincangan antara peneliti dan guru mata pelajaran IPS terlihat bahwa tugas seorang guru dan peneliti untuk bisa memecahkan permasalahan tersebut. Untuk itu perlu adanya perubahan dalam pembelajaran agar mampu meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Metode pembelajaran juga mempunyai perananan penting dalam meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Maka dari itu perlu ada metode yang bisa memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan metode mind mapping. Penerapan metode mind mapping harapannya dapat meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik terhadap materi IPS. Dijelaskan pula kepada guru IPS bahwa penelitian ini akan dibatasi pada peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode mind mapping diharapakan metode ini mampu membuat peserta didik kreatif dan memahami materi dengan lebih baik. b. Dialog Awal dengan Guru Mengenai Jadwal Penelitian Setelah mengetahui permasalahan pembelajaran dan memperkenalkan metode mind mapping, peneliti melakukan diskusi dengan guru mengenai pembagian materi maupun jadwal mengajar guru mata pelajaran IPS. Penelitian yang dilakukan pada semester genap selalu terkendala dengan banyaknya hari libur sekolah karena 104 pada semester genap dilangsungkan dengan kegiatan UAN (Ujian Akhir Nasional) sehingga menghambat jadwal penelitian. Maka dari itu pihak sekolah memberikan pengertian bahwa dalam suatu rencana dan kenyataan perlu ada kesepahaman antara peneliti dan pihak sekolah. Pada kesempatan tersebut diputuskan untuk menentukan waktu penelitian dan masuk kelas menerapkan metode mind mapping dimulai tanggal 11 April 2012. c. Observasi Kelas yang akan Digunakan Sebagai Subjek Penelitian Di SMP N 4 Wonosari terdapat 12 kelas yaitu masing-masing jejang terdiri dari empat kelas (kelas A, B, C, D). Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pertimbangan yang matang untuk menentukan subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII C SMP N 4 Wonosari yang berjumlah 32 peserta didik, yang terdiri dari 14 peserta didik laki-laki dan 18 peserta didik perempuan. Pemilihan subjek adalah berdasarkan hasil data ujian semester I mata pelajaran IPS kelas VIII C lebih rendah dibandingkan kelas yang lainnya dan observasi awal yang menunjukkan pada kelas tersebut cenderung kurang kreatif. Diperkuat juga dengan hasil wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa ditunjukkan seringnya guru melakukan kegiatan remidi karena hasil belajar belum tuntas atau belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 70. 105 d. Persamaan Persepsi Antara Guru dan Peneliti Tentang Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran IPS Sebelum melaksanakan tindakan penelitian perlu adanya persamaan persepsi atau pandangan antara guru dan peneliti. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi kesalahpahaman disaat pelaksanaan tindakan. Berdasarkan persamaan persepsi antara guru dan peneliti diperoleh kesepakatan mengenai guru mata pelajaran IPS Ibu Tutik Pujirahayu, S.Pd. sebagai guru pelaksana tindakan sedangkan peneliti bertugas sebagai observer. Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang metode mind mapping dan menjelaskan pokok-pokok yang harus dilakukan guru maupun peneliti sebelum melakukan tindakan. Materi yang digunakan merupakan materi hasil perpaduan antara KD 2.1 dan KD 7.3. Hal demikian menjadi baru bagi guru untuk itu dalam hal ini peneliti memberikan gambaran pembelajaran. Guru menjadi sangat tertarik dan merasa tertantang untuk mengajarkan IPS seperti yang diharapakan. Sementara itu peneliti selain sebagai observer juga membuat RPP, contoh mind mapping, menyiapkan hadiah, menyiapkan gambar untuk digunakan sebagai apersepsi dan menyiapakan soal-soal untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik yang sebelumnya dikonsultasikan kepada guru. 106 e. Rancangan Pembelajaran Berdasarkan permasalahan ada di atas, maka pada penelitian ini peneliti mencoba memperbaiki pembelajaran yang ada yang mana bermula pada teacher center menjadi student center. Perbaikan pembelajaran dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan metode mind mapping selama proses pembelajaran IPS yang tujuannya untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Perbaikan dilakukan dalam beberapa siklus dengan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Adapaun rancangan pembelajaran untuk setiap siklus adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan: kegiatan pembukaan seperti salam, presensi, penyampaian apersepsi dan motivasi. 2) Kegiatan inti: melakukan eksprorasi mengenai materi yang akan dipelajari, setelah itu penyampaian materi. Pada siklus pertama, materi yang disampaikan adalah kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian pajak dan retribusi, unsur dan jenis-jenis pajak. Setiap siklus dua pertemuan. Sebelumnya diberikan penjelasan mengenai pembuatan mind map dan keterangan-keterangan tujuan penerapan mind mapping untuk pembelajaran dan menjelaskan manfaat pembelajaran menggunakan mind mapping. Langkah pertama dalam siklus pertama menerapkan metode mind mapping yaitu peneliti membuat 107 mind map yang telah dipersiapkan dari rumah kemudian dikonsultasikan guru selanjutnya ditunjukkan oleh guru kepada peserta didik pada saat proses belajar mengajar. Kemudian peserta didik membuat mind map secara individual. Selanjutnya secara bergiliran perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil dari mind map nya. Di dalam kegiatan presentasi diadakan diskusi yang dipimpin oleh moderator yang telah disepakati. Setelah diskusi dilakukan setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. 3) Penutup: dalam kegiatan penutup akhir siklus diadakan kegiatan refleksi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I untuk dijadikan rencana pelaksanaan siklus berikutnya. C. Hasil Tindakan 1. Siklus I a. Perencanaan Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mencari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kemudian mempersiapkan materi yang akan diberikan dalam proses pembelajaran. Materi yang dibahas adalah kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian pajak dan retribusi, 108 unsur dan jenis-jenis pajak. Metode yang digunakan adalah mind mapping. Selain mempersiapakan meteri yang akan diberikan kepada peserta didik pada perencanaan tindakan juga mempersiapkan instrumen yang akan digunakan. Instrumen yang dipersiapkan adalah soal-soal untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan sedangkan lembar observasi untuk mengetahui tingkat kreativitas dan pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik mengenai pembelajaran yang telah berlangsung, hadiah, pena pewarna, dan nomor observasi. Tahap kedua membuat RPP yang disesuaikan dengan SK dan KD yang ada. Satu pertemuan menggunakan waktu 2x40 menit. RPP yang telah dibuat dikonsultasikan kepada guru. Kemudian guru memberikan beberapa masukan yang disesuaikan dengan standar mutu sekolah yang dimiliki SMP N 4 Wonosari kemudian RPP tersebut dijadikan panduan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap ketiga mempersiapkan alat yang membantu pembelajaran yang digunakan untuk melakukan apersepsi, penjelasan materi maupun pemberian tugas rumah. Pertemuan pertama, peneliti membawa hasil mind mapping sebagai contoh. Pertemuan kedua membawa gambargambar yang berhubungan dengan materi untuk dijadikan alat bantu apersepsi. 109 Tahap keempat membuat instrumen penelitian yaitu lembar soal dan lembar jawab, lembar observasi, dan lembar wawancara. Lembar soal dan lembar jawab yang diberikan pada peserta didik telah divalidasi oleh guru sedangkan lembar observasi guna mengetahui seberapa besar kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik kelas VIII C digunakan pada proses pembelajaran menggunakan mind mapping yang isinya mengacu pada berfikir kreatif dan sikap kreatif. Lembar wawancara menjadi acuan dalam melaksankan wawancara dengan guru dan peserta didik setelah siklus berakhir. Pertanyaan yang diajukan diperoleh dari pedoman wawancara. Tidak lupa bahwa harus menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang telah menjadi yang terbaik dalam memperoleh nilai tes dan presentasi untuk setiap pertemuan. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I mengacu pada RPP yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Materi yang dibahas adalah kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial, pengertian pajak dan retribusi, unsur dan jenis-jenis pajak. Pelaksananaa siklus I terbagi dalam dua pertemuan yang tersaji dalam tabel 10 berikut ini. 110 Tabel 10. Jadwal Pembelajaran Siklus I Hari/tanggal Rabu, 11 April 2012 Rabu, 18 April Waktu 10.15 -11.35 10.15 -11.35 2012 Materi Kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial. Pengertian pajak dan retribusi. Unsur dan jenis-jenis pajak. Guru memulai pelajaran berdasarkan RPP yang terbagi dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, inti kegiatan, dan penutup. Tahap pendahuluan, guru memberikan salam dan memberikan yel-yel semangat. Selanjutnya melakukan presensi yang diikuti dengan pengambilan nomor observasi. Apersepsi untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik tentang materi kolonialisme dan pajak. Selain melaksanakan apersepsi juga menyampaikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran yaitu guru sebelum menampilkan contoh hasil mind mapping yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Dalam kegiatan menampilkan hasil mind mapping, guru menjelaskan kembali secara sekilas sekedar mengingatkan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS untuk kali ini dan mingguminggu kedepan. Selanjutnya guru menanyakan kepada peserta didik tentang pendapatnya mengenai mind mapping. Setelah terjadinya 111 kegiatan tanya jawab, guru menyampaian materi dengan seksama. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. Guru menyampaikan langkah-langkah metode mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada kelompok yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping akan tetapi tidak ada yang berani maju dengan alasan takut salah dan ditertawakan oleh teman-teman yang lainnya. Kemudian guru menunjuk kelompok yang dilihat sudah cukup siap untuk memulai presentasi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Kegiatan presentasi dapat dilakukan oleh 2 kelompok. Selama kegiatan penutup, guru mengajak peserta didik untuk melakukan kesimpulan dan memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi maupun mind mapping. Guru menyampaian kegiatan yang akan dilakukan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan pada pertemuan berikutnya. Untuk menambah pemahaman peserta didik, diberikan tugas rumah yang dikumpulkan 112 minggu depan. Kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan salam, berpindah tempat duduk dan memberikan salam serta yel-yel semangat. Pertemuan kedua terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan dimulai guru dengan mengucapkan salam, mengkondisikan peserta didik dan presensi. Setelah itu dilakukan apersepsi dan pemberian motivasi. Guru menyampaian tujuan yang hendak dicapai. Pada pertemuan kedua siklus pertama masuk kelas dengan tepat waktu pada pukul 10.15 WIB. Kegiatan inti yaitu melanjutkan presentasi hasil mind mapping. Dalam kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu orang secara perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi dengan cara berdiskusi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi secara bergantian. guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. Waktu presentasi dan diskusi dibatasi maksimal 15 menit. Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan menggunakan mind map dan 113 memberi beberapa perbaikan pada mind map yang mereka buat. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu pada lembar jawab yang telah disediakan. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yel-yel semangat. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan belajar mengajar diakhiri dengan mengucapkan salam dan yel-yel semangat. c. Observasi Pertemuan pertama, peserta didik telihat binggung dan cemas karena baru mulai beradaptasi dengan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS. Beberapa peserta didik cenderung asyik berbicara dan ramai sendiri membicarakan sesuatu diluar materi pelajaran misalnya tentang pertandingan sepak bola. Guru kemudian memancing perhatian peserta didik dengan memperlihatkan mind map. Guru menjelaskan metode mind mapping dan peserta didik terlihat sangat tertarik. Tindakan tersebut sangat ditanggapi peserta didik degan sikap langsung tenang dan memusatkan pandangan ke depan. Guru mulai menjelaskan materi dan peserta didikpun telihat sangat memperhatikan. 114 Peserta didik membuka buku pelajaran dan ada satu peserta didik menanyakan mengenai mind mapping maupun materi yang dipelajari hari ini. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas yang ditanggapi cukup baik oleh peserta didik. Pertemuan kedua, peserta didik mengikuti tanya jawab yang diberikan oleh guru saat apersepsi. Pada saat pemberian motivasipun peserta didik terlihat tenang hanya ada satu meja yang terlihat perlu perhatian khusus dari guru. Pengkondisian kelas lebih mudah karena belajar dari pertemuan pertama. Selanjutnya diadakan kegiatan tes siklus I yang keadaan peserta didik ada yang masih menoleh temannya kemudian mendapat teguran dari guru yaitu memidahkan tempat duduk dari paling depan menjadi paling belakang. Hasil mind map belum menunjukkan adanya kemapuan kreatif secara menyeluruh oleh peserta didik tetapi terlihat adanya kemauan peserta didik untuk memperbaikinya. Keadaan ini terlihat saat memberikan komentar terhadap mind map yang dibuat. Kegiatan penutup diakhiri dengan penyimpulan oleh salah satu peserta didik yang bersedia membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti juga menanyakan manfaat pembelajaran yang telah dialami peserta didik dan jawabannya sangat beragam yaitu pembelajaran menyenangkan, membuat berfikir kreatif dan ada yang mengatakan pembelajarannya rumit kemudian kegiatan penutup diberikan hadiah. 115 Waktu pembelajaran lebih sekitar 15 menit, meskipun setelah jam pelajaran IPS adalah istirahat dan peserta tidak keberatan mesti lebih jamnya. 1) Kreativitas Peserta Didik Peningkatan kreativitas peserta didik memerlukan sebuah penerapan metode yang terarah dan tepat. Metode mind mapping merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini sebagai metode yang diharapakan mampu mendukung peningkatan kreativitas peserta didik, Pada dasarnya mind mapping menekankan pentingnya kreativitas peserta didik dalam setiap aktivitas pembelajaran. Kreativitas dapat diukur dari beberapa kegiatan yang saling terkait. indikator dalam mengukur kreativitas peserta didik meliputi: keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes (fleksibel), berfikir berfikir orisinal, keterampilan memperinci (mengelaborasi), keterampilan menilai (mengevaluasi), rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani mengambil resiko, sifat menghargai. Setiap indikator dibagi menjadi satu kegiatan aktivitas yang menunjukkan kreativitas baik dalam berpikir kreatif maupun sikap kreatif. Untuk mengetahui setiap aktivitas yang terjadi selama penelitian, peneliti melakukan observasi atau pengamatan langsung 116 mengenai kreativitas saat diskusi sebelum dan sesudah presentasi mind map dan semua yang terjadi dalam pembelajaran. Alat yang digunakan dalam mengamati perkembangan kreativitas peserta didik digunakan lembar instrumen. Lembar observasi kreativitas terdiri dari 10 aspek dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Kriteria penilaian dalam mengukur kreativitas terdapat pada lembar observasi kreativitas peserta didik dapat dilihat pada lampiran. Tabel 11. Tingkat Kreativitas Siklus I Katagori Skor Sangat tinggi 35 – 40 - - Tinggi 29 – 34 - - Sedang 23 – 28 21 65,63% Rendah 29 – 34 7 21,87% Sangat Rendah 10 – 16 4 12,50% 32 100% Jumlah Frekuensi Persentase (%) Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I tingkat kreativitas dapat dilihat dengan hasil pengamatan terhadap peserta didik yang belum mencapai katagori tinggi maupun sangat tinggi. Sedangkan tingkat kreativitas dari hasil pengamatan yang berkatagori sedang sebanyak 65,63% (21 peserta didik), berkatagori rendah sebanyak 21,87% (7 peserta didik), dan katagori sangat rendah sebanyak 12,50% (4 peserta didik). Untuk mengetahui 117 tingkat kreativitas berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dapat diamati dalam diagram berikut ini. Tingkat Kreativitas Siklus I P e r s e n t a s e 65.63% 70 60 50 Tingkat Kreativitas 40 30 21.87% 20 10 0 12.50% 0% 0% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Gambar 9. Tingkat Kreativitas Siklus I 2) Pemahaman Peserta Didik Pemahaman dalam pembelajaran IPS merupakan hasil belajar yang dicapai peserta didik secara efektif di kelas khususnya setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran IPS yang diberikan oleh guru dan dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil dari pemahaman tersebut diukur dari nilai tes setiap siklusnya. Dikatakan tuntas jika nilai ≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal ini berdasarkan kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70. Adapun daftar nilai peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan dalam lampiran. 118 Tabel 12. Tingkat Pemahaman Siklus I Katagori Nilai Frekuensi Persentase Tuntas ≥70 10 31,25% Belum Tuntas <70 22 68,75% 32 100% Jumlah Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I, tingkat pemahaman belum optimal karena belum berhasil mencapai criteria keberhasilan yang ditentukan yaitu 75%. Tingkat pemahaman dari hasil belajar yang berkatagori tuntas sebanyak 31,25% (10 peserta didik), dan katagori belum tuntas sebanyak 68,75% (22 peserta didik). Untuk mengetahui tingkat pemahaman berdasarkan hasil belajar pada siklus I dapat diamati dalam diagram berikut ini. Tingkat Pemahaman Siklus I p e r s e n t a s e 80 68.75% 70 60 50 40 31.25% Siklus I 30 20 10 0 Tuntas Belum tuntas Gambar 10. Tingkat Pemahamaan siklus I 119 d. Refleksi 1) Kelebihan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan, ditemukan beberapa kelebihan, antara lain: a) Peserta didik sudah ada kemauan untuk mempresentasikan hasil mind mapping meskipun masih malu-malu. b) Adanya respon yang baik terhadap metode mind mapping yang nampak saat guru menanyakan kepada peserta didik manfaat yang diperoleh melalui metode mind mapping saat kegiatan penutup pada pertemuan kedua. 2) Kelemahan Berdasarkan observasi yang dilakukan selama proses tindakan, maka ditemukan beberapa kelamahan. Kelemahan tersebut sebagai berikut: a) Peserta didik kurang mampu untuk dikondisikan dengan baik oleh guru saat pertemuan pertama. b) Peserta didik kurang memahami tentang penerapan metode mind mapping sehingga hasil mind mapping yang dibuat oleh peserta didik belum maksimal. 120 c) Tingkat pemahaman masih rendah sehingga hasil belajar belum mencapai ketuntasan sesuai dengan kreteria ketunasan minimal (KKM). d) Alokasi waktu pada pertemuan kedua lebih 15 menit. 3) Tindak lanjut Berdasarakan hasil analisis dan refleksi siklus I maka perlu pembenahan untuk menyusun perencanaan pada siklus II, maka perlu melakukan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk menaggulangi kelemahan pada pembelajaran pada siklus I dapat dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut: a) Guru dan peneliti lebih kreatif lagi mencari cara untuk mengkondisikan peserta didik, seperti dengan memberikan gambar-gambar yang lebih menarik lagi ataupun menambahkan metode lain di dalamnya. b) Memberikan penjelasan tentang materi secara rinci serta mempertegas pengerjaan mind mapping sehingga hasil yang didapat lebih maksimal. Peneliti memberikan rambu-rambu untuk membuat mind pembelajaran. 121 mapping berdasarkan materi 2. Siklus II a. Perencanaan Hasil refleksi pada Siklus I dijadikan pedoman untuk menyusun perencanaan pada siklus II. Melihat hasil siklus I bahwa kelas VIII C yang peserta didiknya memiliki kemampuan yang heterogen dengan latar belakang akademik yang berbeda, untuk itu perlu ada kerja keras dari guru dan peneliti dalam hal peningkatan kreativitas dan pemahaman materi lebih baik lagi. Pengaturan waktu di dalam kelas perlu diperbaiki dalam siklus kedua ini. Siklus ini terdiri dari dua kali pertemuan yang membahas materi tentang kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, prinsip-prinsip perpajakan, fungsi pajak, contoh pajak dalam keluarga (4x40 menit dengan 2 kali pertemuan). Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan, yaitu: Tahap pertama yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP sebelumnya sudah dinilai oleh tim ahli. RPP disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru IPS kelas VIII C. RPP yang dibuat memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkahlangkah pembelajaran dalam penerapan mind mapping serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan indikator keberhasilan 122 pembelajaran. Aspek yang dinilai pada hasil diarahkan pada ketepatan peserta didik meletakkan konsep dan tanda hubung yang tepat. Tahap kedua yaitu peneliti menyiapkan gambar untuk membantu pembelajaran di kelas dan persiapan materi diambil dari materi pelajaran sesuai dengan sub pokok bahasan dalam buku IPS. Selanjutnya peneliti dan guru IPS kelas VIII C bekerjasama membuat soal tes untuk dilakukan pada akhir siklus II. Tahap ketiga yaitu membagi peserta didik yang berjumlah 32 peserta didik menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 8 orang. Selanjutnya tahap keempat yaitu menyiapkan lembar observasi, dan lembar wawancara. Lembar soal dan lembar jawaban yang diberikan pada peserta didik telah divalidasi oleh guru sedangkan lembar observasi dilakukan oleh dua observer (peneliti dan teman sejawat) pada siklus II guna mengetahui seberapa besar kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik kelas VIII C. Lembar observasi terdiri dari 10 indikator dengan keterangan satu indikator terdiri dari 4 sub indikator yang mengacu pada berpikir kreatif dan sikap kreatif. Lembar wawancara akan menjadi acuan dalam melaksankan wawancara dengan guru dan peserta didik setelah siklus II berakhir. Pertanyaan yang diajukan diperoleh dari pedoman wawancara. Tidak lupa bahwa harus menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang telah menjadi yang terbaik 123 dalam memperoleh nilai tes yang kedua dan presentasi untuk siklus yang kedua. b. Pelaksanaan Tindakan Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran maka proses pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Proses belajar mengajar ini meliputi beberapa tahap sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran (RPP dilampiran). Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 4x40 menit. Adapun jadwal penelitian dapat diperlihatkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 13. Jadwal Pembelajaran Siklus II Hari/tanggal Waktu Materi Rabu, 2 Mei 10.15 -11.35 Kebijakan dan tindakan pemerintah 2012 kolonial Rabu, 9 Mei 10.15 -11.35 perpajakan dan prinsip-prinsip Fungsi pajak dan contoh pajak yang 2012 ditanggung keluarga Kegiatan awal, pada pertemuan pertama siklus kedua masuk kelas dengan tepat waktu pada pukul 10.15 WIB. Pada kegiatan awal guru mengadakan salam, presensi, apersepsi dan motivasi, tujuan pembelajaran serta menyampaikan materi dengan seksama. Guru menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind 124 mapping secara individu. Tugas yang harus peserta didik selesaikan pada pertemuan ini yaitu masing-masing individu membuat mind mapping dengan materi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, prinsip-prinsip perpajakan, fungsi pajak dan contoh pajak yang ditanggung keluarga. Hasil mind mapping yang paling bagus dipilih oleh masing-masing kelompok untuk dipresentasikan di depan papan tulis. Waktu mengerjakan mind mapping dibatasi selama 15 menit. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. Konsep yang ditulis untuk satu kelompok sama akan tetapi bentuk mind mapping masing-masing individu berbeda. Ketika waktu peserta 125 didik membuat mind mapping peserta didik terlihat sangat konsentrasi mengerjakan mind mapping ada sebagian peserta didik yang terlihat kebingungan dengan bentuk dan warna yang harus mereka gunakan dalam membuat mind mapping tersebut. Setelah selesai mengerjakan mind mapping masing-masing kelompok memilih hasil mind mapping yang terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind mapping. Hasil mind mapping dipresentasikan oleh salah satu orang perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi secara bergantian. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Waktu presentasi dan tanya jawab untuk satu kelompok dibatasi maksimal 15 menit. Kelompok yang dapat mempresentasikan pada pertemuan pertama siklus II berjumlah 2 kelompok. Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan pada mind map yang mereka buat. Guru juga menjelaskan bahwa pada pertemuan minggu depan akan dilaksanakan tes, maka peserta didik harus mempersiapkan dengan baik supaya mendapatkan hasil yang 126 maksimal tentunya. Diakhiri pembelajaran dengan salam dan semangat pasti bisa. Pada pertemuan kedua ini peserta didik masuk kelas jam 10.15 WIB, guru memulai presensi. Setelah selesai presensi kemudian apersepsi, memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti, guru meminta peserta didik yang belum mempresentasikan untuk mempresentasikan hasil mind mapping di depan papan tulis. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Presentasi pada pertemuan ini tidak ada hambatan seperti rasa malu dari anggota kelompok. Diskusipun berjalan dengan sangat lancar dan banyak tanggapan dari peserta didik. Selanjutnya guru memberikan perbaikan mind mapping dalam salah satu kelompok saja karena kelompok yang lainnya sudah cukup sesuai dengan diharapakan dan direncanakan. Pada sesi berikutnya adalah tes yang dikerjakan secara individu. tes dibatasi 25 menit. Pada waktu tes ini guru lebih memberikan peringatan kepada peserta didik. Guru berkata: “ayo tempat duduk kasih jarak, tidak boleh nyontek”. Setelah waktu tes yang ditentukan habis 127 peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat waktu. Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat berseriseri. Sebelum pertemuan diakhiri, guru memberi PR (pekerjaan rumah) kepada peserta didik yaitu membawa struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga. c. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data utama dalam penelitian ini dalam upaya peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik saat pembelajaran IPS. Peneliti bertindak sebagai observer dengan dibantu teman sejawat melakukan pengamatan pada siklus II, observasi dilakukan mulai dari kegiatan pendahuluan kegiatan inti hingga penutup. Pertemuan pertama dalam tahap ini menunjukkan bahwa kelas menjadi lebih berwarna, hal ini ditunjukkan oleh suasana presentasi dari masing-masing kelompok dan tanggapan dari kelompok lain. Hal yang terlihat adalah adanya peserta didik yang saling tunjuk untuk maju ke depan. Kondisi demikian dapat dipaparkan sebagai berikut: Saat guru mempersilahkan setiap kelompok untuk presentaasi, tidak ada peserta didik yang berani karena alasan malu dengan anggota kelompok lainnya untuk memulai presentasi sampai pada akhirnya guru menunjuk kelompok Welta (peserta didik yang tampak aktif di kelasnya) yang memulai presentasi,Welta memulai presentasi dengan baik. Kelompok 128 Welta dapat menjawab semua pertanyaan dari teman-teman ataupun dari guru dengan baik. Pertemuan kedua, peserta didik mulai berani bertanya dan menanggapi hasil mind map kelompok yang maju, sudah tidak ada lagi peserta didik yang terlihat malu-malu. Komentar kelompok lain yang muncul seperti: “kenapa pada kelompok anda tidak membahas mengenai pajak barang mewah ya? Selanjutnya seharusnya masingmasing garis hubung diberi nomor atau tanda lain supaya lebih mudah membedakan. Setelah kelompok pertama selesai presentasi maka dilanjutkan kelompok yang kedua. Kegiatan presentasi berjalan lancar dan tidak ada kegiatan yang berbeda jauh dari kelompok sebelumnya. 1) Pengamatan Terhadap Kreativitas Peserta Didik Tabel 14. Tingkat Kreativitas Siklus II Katagori Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat tinggi 35 – 40 - - Tinggi 29 – 34 14 43,75% Sedang 23 – 28 14 43,75% Rendah 29 – 34 3 9,38% Sangat Rendah 10 – 16 1 3,12% 32 100% Jumlah Sumber:data primer yang sudah diolah Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus II tingkat kreativitas dapat dilihat dengan hasil pengamatan terhadap 129 peserta didik yang belum mencapai katagori yang maksimal yaitu sangat tinggi. Tingkat kreativitas dari hasil pengamatan yang berkatagori tinggi 43,75% (14 peserta didik) katagori sedang sebanyak 43,75% (14 peserta didik), berkatagori rendah sebanyak 9,38% (3 peserta didik), dan katagori sangat rendah sebanyak 3,12% (1 peserta didik). Untuk mengetahui tingkat kreativitas berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II dapat diamati dalam diagram berikut ini. Tingkat Kreativitas Siklus II P e r s e n t a s e 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 43.75% 43.75% Tingkat Kreativitas 9.38% 3.12% 0% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Gambar 11. Tingkat Kreativitas Siklus II 2) Tingkat Pemahaman Pemahaman dalam pembelajaran IPS merupakan hasil belajar yang dicapai peserta didik secara efektif di kelas khususnya setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran IPS yang diberikan oleh guru dan dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil dari pemahaman tersebut diukur dari nilai tes setiap siklusnya. Dikatakan tuntas jika 130 nilai ≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal ini berdasarkan kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70. Adapun daftar nilai peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan dalam lampiran. Nilai tes yang dilakukan pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 15. Tingkat Pemahaman Siklus II Katagori Nilai Frekuensi Persentase Tuntas ≥70 25 78,13% Belum Tuntas <70 7 21,87% 32 100% Jumlah Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus II tingkat pemahaman dapat dilihat dengan hasil belajar peserta didik yang sudah mencapai KKM. Hal ini tidak terlepas dari upaya pembelajaran menggunakan mind mapping yang dilakukan dalam pembelajaran IPS. Tingkat pemahaman dari hasil belajar yang berkatagori tuntas sebanyak 78,13% (25 peserta didik) dan katagori belum tuntas sebanyak 21,87% (7 peserta didik). Untuk mengetahui tingkat pemahaman berdasarkan hasil belajar pada siklus II dapat diamati dalam diagram berikut ini. 131 Tingkat Pemahaman Siklus II p e r s e n t a s e 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 78.13% 21.87% Tuntas Siklus II Belum tuntas Gambar 12. Tingkat Pemahamaan Siklus II d. Refleksi 1) Kelebihan a) Pada kegiatan siklus kedua, menunjukkan proses perencanaan berjalan lancar, sesuai dengan rencana yang telah dibuat secara kolaborasi antara peneliti dan guru yang termuat dalam RPP. b) Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan c) Dalam diskusi saat setelah presentasi sudah ada kritikan yang dilontarkan dari peserta didik kepada peserta didik yang lain. 2) Kekurangan a) Peserta didik masih terlihat malu-malu untuk presentasi mewakili kelompoknya. b) Hasil tes pemahaman masih belum maksimal. 132 3) Tindak Lanjut Berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus II, maka perlu pembenahan untuk menyusun perencanaan pada siklus III, untuk itu perlu melakukan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kelemahan pada pembelajaran pada siklus II dapat dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut: a) Guru dan peneliti menentukan urutan presentasi sehingga tidak ada lagi peserta didik merasa belum siap untuk presentasi. b) Peserta didik dibiasakan dengan dengan metode mind mapping sehingga diharapkan dapat lebih mudah peserta didik memahami dan menguasai materi dengan baik. 3. Siklus III a. Perencanaan Pada rencana tindakan siklus III peneliti tetap menerapkan metode mind mapping pada mata pelajaran IPS, dengan metode pembelajaran ini diharapkan dapat lebih membantu untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Menindak lanjuti hasil refleksi pada siklus II, maka peneliti berupaya untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran, yaitu peserta didik dibiasakan dengan metode mind mapping sehingga diharapkan dapat lebih mudah memahami dan menguasai materi dengan baik. Siklus ini 133 terdiri dari dua kali pertemuan yang membahas materi tentang perairan laut (4x40 menit dengan 2 kali pertemuan). Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan, yaitu: Tahap pertama yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru IPS kelas VIII C. RPP yang dibuat memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan mind mapping serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan indikator keberhasilan pembelajaran. Aspek yang dinilai pada hasil diarahkan pada ketepatan peserta didik meletakkan konsep dan tanda hubung yang tepat. RPP dikembangkan berdasarkan standar mutu yang dimiliki SMP N 4 Wonosari yang telah dikembangkan oleh peneliti dan guru IPS kelas VIII C. Tahap kedua yaitu peneliti dan guru IPS kelas VIII C bekerjasama membuat soal tes. Soal berjumlah lima belas dengan perincian pilihan ganda berjumlah sepuluh dan soal uraian singkat berjumlah lima. Di dalam tahap ini pembuatan soal peneliti sangat dibantu dengan adanya soal yang dimiliki oleh pihak sekolah seperti bank soal dari MGMP Kabupaten Gunungkidul serta soal-soal yang dikumpulkan yang 134 digunakan pada saat ujian sekolah dan buku yang berada di perpustakaan yang digunakan sebagai rujukan. Tahap ketiga yaitu membagi peserta didik yang berjumlah 32 peserta didik menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 8 orang dalam presentasi dan diskusi hasil mind map tentang materi yang telah diajarkan. Tahap keempat yaitu yaitu menyiapkan lembar observasi dan lembar wawancara. Lembar soal dan lembar jawaban yang diberikan pada peserta didik telah divalidasi oleh guru sedangkan lembar observasi disiapkan pada siklus III guna mengetahui seberapa besar kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik kelas VIII C yang terlihat pada aktivitas peerta didik baik dalam berpikir kreatif maupun sikap kreatif yang indikatornya sudah ditentukan sebelumnya. Lembar indikator terdiri dari sepuluh indikator yang masing-masing indikator terdiri dari empat sub indikator yang masing-masing indikator mempunyai skor 1 sampai dengan 4. Skor keseluruhan indikator yang ada pada lembar observasi maksimal 40 dan minimal 10. Perincian skor lembar observasi sebagai berikut: apabila skor 35 – 40 berkatagori sangat tinggi, skor 29 – 34 berkatagori tinggi, skor 23 – 28 berkatagori sedang, skor 17 – 22 berkatagori rendah, dan skor 10 – 16 berkatagori sangat rendah. Selanjutnya pada lembar wawancara akan menjadi acuan dalam melaksankan wawancara dengan guru dan peserta didik setelah siklus III berakhir. Pertanyaan yang 135 diajukan diperoleh dari pedoman wawancara. Tidak lupa bahwa harus menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang telah menjadi yang terbaik dalam memperoleh nilai tes yang kedua dan presentasi untuk siklus yang ketiga. b. Pelaksanaan Tindakan Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran maka proses pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 16 dan 23 Mei 2012. Pada siklus ketiga diadakan dua kali pertemuan. Adapun pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 4x40 menit. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai pengamat sedangkan guru sebagai pihak yang memberikan tindakan. Jadwal pelaksanaan dapat dilihat pada table beriku ini: Tabel 16. Jadwal Pembelajaran Siklus III Hari/tanggal Waktu Materi Rabu, 16 Mei 10.15 -11.35 Kebijakan dan tindakan pemerintah 2012 kolonial dan prinsip-prinsip Rabu, 23 Mei 10.15 -11.35 perpajakan 2012 Fungsi pajak dan contoh pajak yang ditanggung keluarga Pada pertemuan ini peserta didik mendapatkan pengalaman langsung dan dapat merasakan secara langsung manfaat yang diperoleh 136 dengan menggunakan mind map dalam menguasai konsep-konsep IPS. Kegiatan awal, pada pertemuan pertama masuk kelas siklus ketiga dengan tepat waktu pada pukul 10.15 WIB. Pada kegiatan awal guru melakukan presensi, apersepsi, motivasi serta menyampaikan tugas yang harus peserta didik selesaikan pada pertemuan ini yaitu masingmasing individu membuat mind mapping dan menyampaikan langkahlangkah mind mapping. Hasil mind mapping yang paling bagus dipilih oleh masing-masing kelompok untuk dipresentasikan di depan papan tulis. Waktu mengerjakan mind mapping dibatasi selama 15 menit. Kegiatan inti, guru memberikan materi secara baik dan sangat menarik, selanjutnya guru membagi kedalam 4 kelompok dan semua peserta didik berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing untuk menyesuaikan konsep yang akan mereka tulis, konsep yang ditulis untuk satu kelompok sama akan tetapi bentuk mind mapping masingmasing individu berbeda. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping. Jam 10.30 dimulai semua peserta didik mulai membuat mind mapping hingga sampai jam 10.45 berarti 137 tepat waktu, peserta didik sudah mulai terbiasa membuat mind mapping, ketika waktu peserta didik membuat mind mapping peserta didik terlihat sangat antusias dan penuh semangat mengerjakan mind mapping. Setelah selesai mengerjakan mind mapping masing-masing kelompok memilih hasil mind mapping yang terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind mapping. Dalam kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu orang secara bergantian dengan anggota kelompoknya. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi secara bergantian. Waktu presentasi dan tanya jawab dibatasi maksimal 15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada kelompok yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping peserta didik-peserta didik membuat kesepakatan pertama kali yang maju dimulai dari kelompok pertama. Kemudian kelompok pertama maju dan mempresentasikan hasil mind mapping. Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa pujian pada 138 mind mapping yang mereka buat karena hasilnya sangat mengembirakan. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. Guru juga menjelaskan bahwa pada pertemuan minggu depan akan dilaksanakan tes yang ketiga. Pada pertemuan kedua ini peserta didik masuk kelas jam 10.15 WIB guru memulai presensi, apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran. Guru meminta peserta didik untuk membagi kelompoknya seperti pembagian kelompok yang telah disepakati kemudian melanjutkan kegiatan presentasi. Presentasi berjalan lancar dan tidak ada kegiatan berbeda dengan presentasi kelompok sebelumnya. Kegiatan presentasi kelompok sudah berakhir dan hasilnya sangat luar biasa, ada kritikan, pujian serta tanggapan dari peserta didik. Sangat terlihat mereka terlihat kemandirian sudah timbul, serta kretivitas telah terlihat dengan adanya hasil mind mapping maupun dari proses presentasi dan diskusi yang telah mereka laksanakan. Pada sesi berikutnya adalah tes yang dikerjakan secara 139 individu. Waktu tes dibatasi 25 menit. Guru berkata: “saya yakin kalian pasti bisa mengerjakan dengan hasil yang maksimal”. Setelah waktu tes yang ditentukan habis peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat waktu. Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat berseri-seri. Kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipresentasikan peserta didik agar peserta didik lebih paham lagi. Kemudian guru dan peneliti membagikan hadiah kepada peeerta didik yang sudah berani presntasi dan mendapatkan nilai tes kedua yang terbaik, selanjutnya semua peserta didik mendapatkan hadiah karena telah bisa membuat mind mapping dalam kegiatan pembelajaran. c. Observasi Guru telah berusaha semaksimal mungkin menerapkan metode mind mapping. Pada siklus III ini telah berjalan sesuai dengan rencana dan semua aturan yang harus dikerjakan oleh peserta didik disampaikan secara tertulis dan lisan. Langkah-langkah yang pada siklus sebelumnya belum dilaksanakan, pada siklus III ini telah dilaksanakan. Pada dasarnya guru telah melaksanakan metode mind mapping dengan baik. Pertemuan pertama menunjukkan bahwa kelas menjadi lebih berwarna, hal ini ditunjukkan oleh suasana presentasi dari masingmasing kelompok dan tanggapan dari kelompok lain. Hal yang terlihat 140 adalah adanya peserta didik yang nampak tidak malu-malu lagi dan kepercayaan diri peserta didik sudah mulai nampak dalam mempresentasikan hasil mind map pada saat maju ke depan. Kondisi demikian dapat dipaparkan sebagai berikut: Saat guru mempersilahkan setiap kelompok untuk presentasi, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat kelas, kelompok 1 yang maju pertama kali untuk mempresentasikan hasil mind mapnya anggota kelompok 1 sudah tidak nampak malu-malu lagi dalam presentasi. kelompok 1 ini dapat menjawab semua pertanyaan dari teman-teman ataupun dari guru dengan baik. Pada pertemuan kedua, kejadian yang terlihat adalah peserta didik mulai berani bertanya dan menanggapi hasil mind map kelompok yang maju. Komentar kelompok lain yang muncul seperti: “Mind map yang kalian buat itukan ada gambar Pak Gayus, coba kalian jelaskan kenapa seeorang Pak Gayus yang berpendidikan bisa korupsi ya?”. Kegiatan presentasi berjalan lancar dan proses kreativitas berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sampai dengan batas waktu pembelajaran berakhir pada tahap ini, semua kelompok yang sudah maju mempresentasikan hasil mind map mereka. 141 1) Kreativitas Peserta Didik Tabel 17. Tingkat Kreativitas Siklus III Katagori Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat tinggi 35 – 40 6 18,75% Tinggi 29 – 34 19 59,38% Sedang 23 – 28 7 21,87% Rendah 29 – 34 Sangat Rendah 10 – 16 Jumlah 32 100% Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus III tingkat kreativitas dapat dilihat dengan hasil pengamatan terhadap peserta didik yang sudah mencapai katagori yang paling tinggi yaitu sangat tinggi dan tidak ada peserta didik yang menempati katagori paling rendah maupun katagori rendah. Tingkat kreativitas dari hasil pengamatan yangberkatagori sangat tinggi 18,75% (6 peserta didik), berkatagori tinggi 59,38% (19 peserta didik), katagori sedang sebanyak 21,87 (7 peserta didik). Untuk mengetahui tingkat kreativitas berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III dapat diamati dalam diagram berikut ini. 142 Tingkat Kreativitas Siklus III P e r s e n t a s e 70 60 50 40 30 20 10 0 59.38% 21.87% 18.75% Tingkat Kreativitas 0% Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah 0% Sangat Rendah Gambar 13. Tingkat Kreativitas Siklus III 2) Pemahaman Peserta Didik Pemahaman dalam pembelajaran IPS merupakan nilai yang dicapai peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil dari pemahaman tersebut diukur dari nilai tes setiap siklusnya. Dikatakan tuntas jika nilai ≥70 dan belum tuntas bila nilai <70. Hal ini berdasarkan kurikulum SMP N 4 Wonosari mengenai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPS yaitu 70. Adapun daftar nilai peserta didik dapat dilihat secara keseluruhan dalam lampiran. Nilai tes yang dilakukan pada siklus III dapat dilihat pada tabel berikut ini. 143 Tabel 18. Tingkat Pemahaman Siklus III Katagori Nilai Frekuensi Persentase Tuntas ≥70 31 96,88% Belum Tuntas <70 1 3,12% 32 100% Jumlah Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus III tingkat pemahaman dapat dilihat dengan hasil belajar peserta didik yang sudah mencapai KKM yang ditentukan. Tingkat pemahaman dari hasil belajar yang berkatagori tuntas sebanyak 96,88% (31 peserta didik) dan katagori belum tuntas sebanyak 3,12% (1 peserta didik). Pada siklus ini sudah berhasil mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. Apabila tabel tingkat pemahaman siklus III di atas dibuat diagramnya, maka akan tampak sebagai berikut: Tingkat Pemahaman Siklus III 120 p e r s e n t a s e 100 96.88% 80 60 Siklus III 40 20 3.12% 0 Tuntas Belum tuntas Gambar 14. Tingkat Pemahaman Siklus III 144 d. Refleksi 1) Kelebihan a) Pada kegiatan siklus ketiga, menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP) dan pelaksanaannya. b) Waktu yang dibutuhkan peserta didik dalam mengerjakan mind mapping sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan karena peserta didik sudah mulai terbiasa membuat mind mapping dan peserta didik sudah bisa menyesuikan diri dalam membuat mind mapping. c) Peserta didik dalam mempresentasikan hasil mind mapping dapat melatih peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat di depan peserta didik yang lain. d) Peserta didik sudah mulai nampak tidak malu-malu lagi dan sudah nampak percaya diri karena mereka sudah mulai terbiasa mempresentasikan hasil mind mapping. e) Peserta didik sudah berani mengungkapkan gagasan. f) Peserta didik sudah tidak mudah terpengaruh terhadap pendapat orang lain. 145 D. Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peneliti yaitu menerapkan metode mind mapping sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu setiap hari Rabu jam pelajaran ke V dan VI (10.15 - 11.35) selama 6 kali pertemuan (tiga siklus) yang dimulai pada tanggal 11 April 2012 sampai 23 Mei 2012, semua tahapan terlaksana dengan baik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih mengarah pada peserta didik, selama pembelajaran hampir tidak ada kegiatan mencatat secara konvensional. Pelaksanaan siklus I, kegiatan yang dilakukan dari persiapan tindakan, pelaksanaan diskusi, pembuatan mind mapping, presentasi kemudian reflkesidan evaluasi, kegiatan berlangung dengan baik, meskipun analisis yang dibuat peserta didik masih lemah. Siklus kedua, peserta didik melakukan hal yang sama seperti siklus I yaitu pembuatan mind mapping dilakukan secara individu tetapi hasil mind mapping sduah terlihat menunujukkan pemikiran yang runtut. Pelaksanaan Siklus III, peserta didik melakukan diskusi, presentasi mind mapping dan hasilnya sangat baik. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi, lembar wawancara, tes evaluasi, catatan lapangan, dokumentasi. RPP telah dinilai oleh tim ahli. RPP dan tes soal divalidasi oleh guru kolaborator Ibu Tutik Pujirahayu, S.Pd., selaku guru IPS Kelas VIII C. Seluruh alat evaluasi 146 dipersiapkan oleh peneliti sebelum penelitian berlangusng sehingga alat evalausi yang digunakan oleh peneliti pun menjadi acaun dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan peneliti pada tiap pertemuan dan penugasan yang dikerjakan oleh peserta didik pada setiap siklusnya diperoleh fakta yang memperlihatkan bahwa kreativitas baik sikap maupun berpikir kreatif mengalami peningkatan. Tes yang diberikan memperlihatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi IPS juga meningkat dari setiap siklusnya. Presentasi dan diskusi yang dilakukan oleh peserta didik juga jauh lebih baik dibandingkan pertemuan sebelumnya. Peningkatan kreativitas yang diamati oleh peneliti di tiap pertemuan juga didukung dengan pernyataan peserta didik dan guru saat dilakukan wawancara. Rata-rata peeserta didik menyatakan bahwa peserta didk lebih kreatif dalam pembelajaran IPS. Peserta didik lebih mampu menganalisis fenomena secara tepat. Peserta didik juga merasa tertarik dengan pembelajaran IPS karena metode mind mapping memberikan tantangan tersendiri saat harus membuat mind mapping. Menurut guru, peningkatan kreativitas peserta didik terlihat dalam diskusi dan presentasi, dan dalam hal peningkatan pemahaman peserta didik saat presentase peserta didik yang dapat berhasil diatas KKM yang ditentukan. Peserta didik terlihat antusias saat mengikuti pembelajaran dan menikmati saat membuat mind mapping. 147 Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS Ibu Tutik Pujirahayu, S.Pd., menerapakan metode mind mapping untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Berdasarkan hasil observasi antara guru dengan peserta didik secara individu maupun kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapakan metode mind mapping dapat dinyatakan bahwa guru dapat menerapkan metode mind mapping pada setiap siklus dengan baik. Metode pembelajaran ini dapat menjadikan kreativitas dan pemahaman peserta didik meningkat, karena pada metode ini diharuskan peserta didik berpikir melampaui batasnya karena mind mapping memungkinkan penggunaan unsur-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk, warna dan lainnya dalam membentuk representasi mental. Aktivitas dalam pembelajaran IPS menggunakan mind mapping memicu peserta didik untuk meningkatkan kreativitas peserta didik baik dalam berpikir kreatif maupun bersikap kreatif. Pemahaman peserta didik dapat meningkat dengan metode mind mapping disebabkan karena hubungan antara masing-masing informasi secara mudah dapat dikenali. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode mind mapping berhasil meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik terbukti dengan wawancara, tes, dan observasi yang menujukkan peningkatan. a. Kreativitas Peserta Didik Hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi tentang variabel kreativitas peserta didik, persentase terbesar pada siklus I 65,63% berada dalam katagori sedang sedangkan untuk siklus II meningkat menjadi 148 43,75% berada dalam katagori tinggi. Untuk siklus III meningkat menjadi 59,38% dan berada dalam katagori tinggi. Untuk memudahkan mengetahui peningkatan kreativitas peserta didik, berikut disajikan tabel kreativitas peserta didik dari siklus I sampai dengan siklus III: Tabel 19. Peningkatan Kreativitas Peserta didik Siklus I, II dan III. Katagori Siklus I F P Siklus II F P Peningka tan (SISII) Sangat Siklus III F P Peningk atan (SIISIII) 6 18,75% 18,75% - - - - - Tinggi - - 14 43,75% 43,75% Sedang 21 65,63% 14 Rendah 7 21,87% 3 9,38% (-12,49%) - - (-9,38%) Sangat 4 12,50% 1 3,12% - - (-3,12%) Tinggi 43,75% (-21,88%) 19 59,38% 15,63% 7 21,87% (-21,88%) (-9,38%) Rendah Sumber: hasil penelitian yang sudah diolah Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa tingkat kreativitas peserta didik telah mengalami peningkatan. Pada siklus III menunjukkan 18,75% (6 peserta didik) menempati katagori sangat tinggi, 59,38% (19 peserta didik) menempati katagori tinggi dan 21,87% (7 peserta didik) menempati katagori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus III telah mencapai tingkat keberhasilan penelitian karena telah memenuhi 149 indikator keberhasilan yaitu 70% peserta didik telah mencapai katagori tinggi dan sangat tinggi yaitu bila dijumlahkan sebesar 78,13% (25 peserta didik). Berikut ini merupakan penjelasan peningkatan kreativitas peserta didik pada siklus I sampai dengan siklus III: Peningkatan Kreativitas Siklus I, II dan III 65.63% 59.38% 70 P e r s e n t a s e 60 50 43.75% 43.75% 40 Siklus I 30 20 10 0 21.87% 21.87% 18.75% 9.38% 0% 0% Sangat Tinggi 0% 0 Tinggi Sedang Rendah Siklus II 12.5% Siklus III 3.12% 0% Sangat Rendah Gambar 15. Peningkatan kreativitas Siklus I, II dan III Dari gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat kreativitas peserta didik telah mengalami kenaikan. Pada siklus III ini memaparkan bahwa besar tingkat kreativitas peserta didik dalam pada katagori yang menunjukkan keberhasilan penelitian. Berdasarkan ketiga siklus tersebut yang membedakan karakteristik masing-masing siklus tentang kreativitas peserta didik adalah bahwa pada siklus I tidak ada peerta didik yang berada dalam katagori sangat tinggi dan tinggi sedangkan pada siklus II lebih banyak 150 peserta didik pada katagori sedang, selanjutnya pada siklus III menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi peserta didik dalam katagori sangat rendah dan rendah. Bedasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS, peningkatan kreativitas ini disebabkan karena pembelajaran IPS dengan metode mind mapping memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran dan metode ini berisi cara yang mengabungkan fungis otak kanan dan otak kiri. Dengan adanya peningkatan kreativitas dari siklus I sampai dengan siklus III menunjukkkan bahwa penerapan metode mind mapping berhasil meningkatakan kreativitas peserta didik. Hasil temuan ini sesuai dengan Yovan P. Putra (2008: 256), aplikasi pada mind mapping dapat meningkatkan kreativitas individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan salah satunya karena mind mapping memungkinkan penggunaan unsur-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk, warna dan lainnya dalam membentuk representasi mental. b. Pemahaman Peserta Didik Pemahaman peserta didik diukur dengan tes untuk mengetahui hasil belajar pada setiap akhir siklus. Tes dapat mengukur sejauh mana peserta didik memahami materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil tes pemahaman maka dapat dilihat pada tabel beriku ini: 151 Tabel 20. Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Siklus I, II, dan III No Kriteria Katagori Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) S I S II S III SI S II S III 1. ≥70 Tuntas 10 25 31 31,25% 78,13% 96,88% 2. <70 Belum 22 7 1 68,75% 21,87% 3,12% Tuntas Jumlah 32 32 32 100% 100% 100% Dari tabel diatas dapat diketahui tingkat pemahaman peserta didik berdasarkan tes yang dilakukan setiap akhir siklus. Siklus I tingkat pemahaman peserta didik dalam katagori belum tuntas 68,75% (22 peserta didik) dan katagori tuntas 31,25% (10 peserta didik). Pada siklus II tingkat pemahaman peserta didik dalam katagori belum tuntas 21,87% (7 peserta didik) dan katagori tuntas 78,13% (25 peserta didik). Pada siklus III tingkat pemahaman peserta didik mengalami kenaikan yaitu dalam katagori tuntas 96,88% (31 peserta didik) dan katagori belum tuntas 3,12% (1 peserta didik). Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pada siklus III tingkat pemahaman peserta didik mencapai tingkat ketuntasan sebesar 96,88% (31 peserta didik) ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu tingkat ketuntasan peserta didik diatas 75%. Apabila tabel peningkatan 152 pemahaman peserta didik siklus I, II dan III di atas dibuat diagramnya, maka akan tampak sebagai berikut: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Siklus I, II dan III 120 p e r s e n t a s e 96.88% 100 80 78.13% 68.75% 60 40 Tuntas Belum Tuntas 31.25% 21.87% 20 3.12% 0 Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 16. Peningkatan Pemahaman Siklus I, II dan III Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik dan lembar observasi catatan lapangan diperoleh hasil bahwa sebagian besar peserta didik setuju dengan penerapan metode mind mapping untuk meningkatkan kreativitas dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi. Alasannya dengan mind mapping yang mendorong berfikir kreatif dapat memudahkan peserta didik dalam hal mengingat materi, mengungkapkan pendapat dalam diskusi dan lancar dalam mengungkapkan ide dalam presentasi. Hasil analisis dan refleksi terhadap setiap siklusnya diperoleh bahwa untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik perlu 153 didukung beberapa aspek diantaranya metode pembelajaran yang tepat serta kesungguhan guru dalam menerapkannya. Metode mind mapping menjadi salah satu metode pembelajaran yang secara langsung berhasil meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Dengan adanya peningkatan jumlah peserta didik yang tuntas dalam tes dari siklus I, II, III hal ini membuktikan bahwa penerapan metode mind mapping dalam meningkatkan pemahaman peserta didik tehadap materi IPS yang dapat dilihat dari tes belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Yovan P. Putra (2008: 255-256) menyatakan bahwa dengan mengaplikasikan mind mapping, individu dapat mengantisipasi derasnya laju informasi dengan memiliki kemampuan mencatat yang memungkinkan terciptanya hasil cetak mental (mental computer printout), hal tersebut tidak hanya berguna untuk membantu dalam mempelajari informasi yang diberikan, tetapi juga dapat merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas informasi tersebut, menyatakan bahwa dengan metode mind mapping dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. E. Keterbatasan Penelitian Selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam upaya peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik melalui penerapan metode mind mapping di kelas VIII C dalam pembelajaran IPS, peneliti menemukan 154 beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan meliputi beberapa hal sebagai berikut: 1. Kurangnya kesiapan peserta didik dalam belajar Pada umumnya pesera didik belum siap dalam menerima pelajaran sehingga pertama kali metode mind mapping diterapkan banyak diantara peserta didik yang cenderung acuh dengan apa yang diberikan kepada peserta didik. Kecenderungan santai dalam menggunakan metode ceramah murni mengakibatkan peserta didik sulit untuk diarahkan ketika pertama kali menggunakan metode mind mapping. 2. Keterbatasan ruang Ruang yang representatif sangat mendukung dalam proses pembelajaran. Idealnya pembelajaran dengan metode mind mapping memerlukan ruangan yang luas sehingga antar kelompok tidak saling merasa terganggu dan meminimalisir keributan karena banyak peserta didik yang mengobrol antar kelompok. Dalam penelitian ini, ruang kelas yang kurang representatif menyebebabkan antar kelompok merasa terganggu oleh suara kelompok yang lain dan menyulitkan mobilitas peneliti saat observasi. 155 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab terdahulu disimpulkan bahwa penerapan metode mind mapping berhasil meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik. Peningkatan tersebut secara keseluruhan dapat terlihat pada peningkatan persentase kreativitas dan pemahaman peserta didik pada aktivitas pembelajaran selama diterapkannya metode mind mapping dalam pembelajaran IPS antara lain sebagai berikut: 1. Kreativitas Peserta Didik Dengan diterapkannya metode mind mapping, kreativitas peserta didik mengalami peningkatan. Peningkatan kreativitas peserta didik dari siklus I ke siklus II dengan katagori sangat tinggi tidak ada, katagori tinggi meningkat sebesar 43,75%, katagori sedang mengalami penurunan sebesar 21,88%, katagori rendah mengalami penurunan sebesar 12,49% dan katagori sangat rendah mengalami penurunan sebesar 9,38%. Peningkatan kreativitas peserta didik dari siklus II ke siklus III dengan katagori sangat tinggi meningkat 18,75%, katagori tinggi meningkat sebesar 15,63%, pada katagori sedang mengalami penurunan sebesar 21,88%, katagori rendah mengalami penurunan sebesar 9,38% dan dalam katagori sangat rendah juga mengalami penurunan sebesar 3,12%. 156 2. Pemahaman Peserta Didik Dengan diterapkannya metode mind mapping, pemahaman peserta didik mengalami peningkatan. Peningkatan pemahaman peserta didik dapat dibuktikan dengan persentase peserta didik yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebesar 31,25% meningkat menjadi 78,13% pada siklus II. Selanjutnya masih mengalami peningkatan menjadi 96,88% pada siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang mencapai nilai KKM telah melampaui kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%. B. Implikasi Pada dasarnya penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kreativitas dan pemahaman peserta didik melalui penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran IPS. Penerapan metode ini ternyata berhasil meningkatkan kreativitas dan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS. C. Saran 1. Kurangnya kesiapan peserta didik dapat ditingkatkan lagi dengan cara mengelola kelas dengan baik dengan menciptakan kondisi belajar yang menarik dan menyenangkan, membuat interaksi yang baik antara guru dan peserta didik menggunakan metode mengajar yang bervariasi. 157 2. Keterbatasan ruang kelas dapat diatasi dengan mengatur posisi tempat duduk yang urut sesuai nomor kelompok dari bangku paling depan sebelah kiri untuk kelompok I, sebelah kiri belakang untuk kelompok II, sebelah kanan depan kelompok III dan kelompok IV paling belakang dengan model zig-zag. Sehingga antar kelompok tidak saling terganggu saat diskusi berlangsung dan memudahkan mobilitas peneliti saat melakukan pengamatan. 158 DAFTAR PUSTAKA Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map Untuk Anak Agar Anak Pintar di Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama. Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Cholid, Narbuka. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. De Porter, Bobbi. 2002. Quantum Teaching Orchestrating Student Success. Bandung: Kaifa. De Porter, Bobbi. 2010. Quantum Learning Unleashing the Genius In You. Bandung: Kaifa. Djodjo, Suradisastra dkk. 1991. Pendidikan IPS 3. Jakarta: Depdikbud. Dwi, Siswoyo. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Hasan, Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hamzah B. Uno. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara. Johnson, Elaine. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja Rosdakarya. Nana, Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 159 Ngalim, Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rochiati, Wiriaatmadja. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Saiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Beelajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada. Soedarsono. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Solo: Yuma Pustaka. Sugiyono, 2009. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi, Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi, Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Supardi. 2011. Dasar-dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak. Suwarsih, Madya. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta. Syaiful, Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. 160 Theo, Riyanto. 2002. Pembelajaran sebagai Proses Bimbingan Pribadi. Jakarta: Grasindo. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara. Udin Saripudin Winataputra. 1989. Konsep dan Masalah Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Utami, Munandar. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas. Jakarta: Gramedia. Yovan P. Putra. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yama Widya. 161 162 163 164 Lampiran 2 PERANGKAT PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VIII/2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Nama : Yumi Hartati NIM : 08416241012 Sekolah : SMP N 4 Wonosari SMP N 4 WONOSARI Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari GUNUNGKIDUL 165 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VIII/2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Standar Kompetensi : 2. Memahami proses kebangkitan nasional 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional Indikator 1. Mendiskripsikan kedatangan bangsa barat ke Indonesia sampai Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial 2. Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi 3. Menguraikan unsur dan jenis-jenis pajak Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat: 1. Mendiskripsikan kedatangan bangsa barat ke terbentuknya kekuasaan kolonial 2. Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi 3. Menguraikan unsur dan jenis-jenis pajak Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tanggung jawab, tekun, ketelitian. 166 B. Materi Ajar 1. Proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat ke Indonesia sampai terbentuknya kekuasaan kolonial Menurut sejarah, jatuhnya bangsa Indonesia ke tangan kolonialisme dimulai sejak bangsa barat menundukkan kerajaan-kerajaan di nusantara. Kerajaan yang ada di nusantara secara perlahan dikuasai oleh Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris. Ada faktor pendorong bagi bangsa barat untuk datang dan menguasai Indonesia, diantaranya karena kekayaan alam Indonesia. Sejak ratusan tahun lalu rempah-rempah merupakan barang yang berharga di Eropa. Oleh karena itu bangsa barat memperdagangkan dan mendapat keuntungan yang besar bagi bangsa tersebut. Bangsa Portugis merupakan bangsa barat yang pertama yang menguasai kerajaan di nusantara yaitu sejak merebut Malaka pada tahun 1511. Kekuasaan berakhir setelah Belanda merebut Malaka pada 1640. Adapun Spanyol tidak sempat banyak menguasai karena kalah bersaing dengan Portugis dan hanya memusatkan daerah kolonialnya di Filipina. Sementara Belanda sebagai penguasa terlama dan banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat Indonesia. Pada awal tahun 1596 Belanda mulai datang ke Banten dibawah pimpinan Cornelis De Houtman. Kedatangan ini diikuti oleh kedatangan rombongan Belanda yang selanjutnya menyebabkan persaingan perdagangan dan penguasaan rempah-rempah diantara pengusaha Belanda. Untuk mengatasi persaingan dagang tersebut atas saran dari Johan Van Oldenbarnevelt, pada tahun 1602 didirikanlah kongsi dagang Belanda yang diberi nama Vereenigne Oost-Indische Compagnie (VOC). Gerakan penjajahan Belanda melalui VOC yang didirikannya diantaranya dengan menetapkan beberapa kebijakan yang sangat merugikan rakyat seperti: 1) Menarik upeti dari raja-raja yang telah ditakhlukkan oleh Belanda. 2) Menarik pajak dari rakyat dalam bentuk hasil bumi. 167 3) Mengadakan pelayaran hongi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh armada Belanda dengan menggunakan perahu-perahu kecil untuk menangkap, mengawasi pedagang dan penduduk pribumi yang dianggap melanggar ketentuan Belanda. 4) Melakukan ektirpasi yaitu membinasakan dan menghancurkan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor agar tidak mengalami kelabihan produksi menyebebkan jatuhnya harga. 5) Mengangkat seorang gubernut jenderal untuk mengawasi dan melaksankan jalannya pemerintah di daerah dikuasainya. 2. Pengertian Pajak dan Retribusi Pajak merupakan sumber terpenting keuangan negara. Setiap warga negara yang sudah dewasa dan memiliki penghasilan wajib pajak ikut menanggung beban pajak dan menyumbang pada keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pajak seringkali dimengerti dalam berbagai macam arti atau definisi sebagai berikut: a. Rohmat Soemitro: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk tabungan masyarakat yang merupakan sumber utama pembiayaan investasi umum. b. Soeparman Soemahamidjaja: Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma hukum guna menutupi biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian pajak adalah iuran wajib pajak yang dipungut oleh negara dan dibayarkan oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma 168 hukum untuk membiayai pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diberikan secara langsung. Selain pajak, dikenal istilah lain yang mirip artinya dengan pajak, yaitu retribusi. Retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah karena memakai fasilitas negara secara langsung. Contohnya: karcis pasar, izin bangunan, dan karcis memasuki tempat wisata seperti Gembiraloka. 3. Unsur dan Jenis-jenis Pajak Bila hendak membahas pajak lebih mendalam, selain mengetahui definisi pajak, kita juga harus mengetahui bebrapa unsur pajak seperti subjek pajak, objek pajak, dan tarif pajak. a. Subjek Pajak Subjek pajak adalah pihak (berupa orang atau badan usaha ataupun warisan yang belum terbagi) yang wajib membayar pajak kepada negara. Dalam hal ini wajib pajak adalah orang atau badan usaha yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. b. Objek Pajak Objek pajak atau dasar pajak adalah objek atau hal yang dikenai pajak. Contoh objek pajak adalah penghasilan, kekayaan, laba perusahaan dan kendaraan. c. Tarif Pajak Tarif pajak adalah ketentuan tentang beberapa beban pajak yang harus dipikul oleh objek pajak. 169 Pajak dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Penggolongan pajak bisa bermacam-macam, diantaranya: a. Penggolongan Pajak Berdasarkan Kewenangan Pemungut Pajak 1) Pajak negara (pusat) Pajak negara yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). 2) Pajak daerah Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah. Contohnya: pajak reklame, pajak hiburan, pajak kendaraan bermotor dan pajak penerangan. b. Penggolongan Berdasarkan Cara Pembebanan Pajak 1) Pajak langsung Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan berdasarkan surat ketetapan pajak (berkohir) dan pengenaannya secara berkala dan tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contohnya: pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan dan pajak deviden. 2) Pajak tidak langsung Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan tidak berdasarkan surat ketetapan pajak (berkohir) dan pengenaannya tidak secara berkala dan dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contohnya: pajak penginapan, pajak reklame, pajak hiburan, pajak pertambahan nilai dan PPnBM. C. Metode Pembelajaran Metode Mind Mapping 170 D. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran 1. Buku Fattah, Sanusi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional. Sutarto,dkk. 2008. IPS: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suparman, dkk. 2007. Sejarah 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2. Foto dan gambar (terlampir) E. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan I a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis). 2) Apersepsi Tahukah kalian bahwa bangsa yang pertama kali datang ke Indonesia ? Kedatangan bangsa barat di Indonesia dipelopori oleh bangsa Portugis yang kemudian disusul oleh bangsa Spanyol, Belanda dan Inggris. Mereka mendirikan koloni, mengadakan perdagangan serta melaksanakan monopoli perdagangan. Mereka melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik yang merugikan rakyat nusantara demi keuntungan yang besar. 3) Motivasi Tahukah kalian bagaimana nenek moyang dahulu melawan penjajah? Lahirnya bangsa ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi melalui proses yang sangat panjang. Oleh 171 karena itu kalian sebagai generasi penerus bangsa ini wajib mengisi dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: a) Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial b) Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi c) Menguraikan unsur dan jenis pajak b. Kegiatan Inti (60 menit) 1) Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser tempat duduk sesuai dengan denah tempat duduk dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok dengan ketentuan waktu (2x15 menit). 2) Penerapan metode pembelajaran mind mapping: a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing peserta didik dalam berkomunikasi. c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan 172 motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih kreatif. d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat diselesaikan. e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien, Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam belajar lebih cepat dan efisien. g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersamasama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran. h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah berfikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan” 173 ketika melakukan koreksi hasil mind mapping. i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. c. Kegiatan Penutup (10 menit) 1) Membuat kesimpulan Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Pajak merupakan sumber utama bagi pendapatan negara kita. Pajak mempunyai peran yang sangat besar terhadap pendapatan negara. Setelah memperhatikan Realisasi Anggran Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia Tahun 2006. Dari hal tersebut tampak jelas bahwa pajak merupakan sumber utama bagi pendapatan negara kita. Dari pendapatan total, 65%-nya berasal dari pajak. Jadi, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak memberi sumbangan yang sangat besar terhadap pendapatan negara kita. Zaman sekarang pajak merupakan sumber pendapatan negara, berbeda dengan zaman kolonial yaitu upeti dan pajak yang berupa hasil bumi merupakan sumber pendapatan. Kedua kebijakan tersebut memiliki persamaan yaitu bersifat memaksa namun memiliki perbedaan yaitu kalau pajak zaman sekarang disesuaikan dengan keadaan dan 174 bersifat manusiawi namun bila upeti dan pajak hasil bumi tidak demikian adanya. 2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari. Guru memberikan dorongan dan memperjelas bahwa membayar pajak merupakan bentuk dari tanggung jawab seperti nilai untuk bertangung jawab terhadap negara dalam hal kemajuan pembangunan dengan kesadaran membayar pajak pagi para wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangan seperti salah satu oknum pegawai pajak yang tidak bertanggung jawab (memperlihatkan foto) korupsi dalam hal pengelolaan pajak. 3) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan tugas membawa struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga. Tugas tersebut dikumpulkan minggu depan. 4) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping yang dibuat hari ini. 5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapkan semangat pasti bisa. 2. Pertemuan II a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis). 175 2) Apersepsi Pada zaman dahulu, ketika negara umumnya masih berbentuk kerajaan, penduduk memberikan upeti kepada raja. Bentuk upeti dapat berupa hasil pertanian, hasil kerajinan. Penduduk yang tidak mempunyai penghasilan, mempersembahkan upeti berbentuk tenaga kerja untuk kepentingan umum. Sistem uang belum dikenal luas waktu itu. Dengan demikian upeti merupakan sumber pendapatan kerajaan. Apakah pengertian upeti demikian mirip dengan pengertian pajak? 3) Motivasi Marilah kita pahami bahwa satu sumber utama pendapatan negara yang paling besar adalah dari penarikan pajak. Jumlahnya yang sangat besar membuat pajak sebagai sumber dana yang terpenting bagi pemerintah. Tanpa menarik pajak, negara kita akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan program pembangunan. Untuk lebih memahami pentingnya pajak, kita akan mempelajari pajak sebagai sumber pendapatan negara, dan perbedaan pajak dengan retribusi. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: a) Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah colonial b) Mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi c) Menguraikan unsur dan jenis pajak b. Kegiatan Inti (60 menit) 1) Pengumpulan tugas membawa struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga di meja guru. 2) Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dan membentuk kelompok yang telah disepakati dengan menyuarakan 176 yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. 3) Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu (2 x 15 menit). 4) Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu mengerjakan tes 25 menit. c. Kegiatan Penutup (15 menit) 1) Membuat kesimpulan Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Kebijakan pemerintah kolonial pada saat itu telah menyebabkan penderitaan luar biasa dan merupakan tindakan yang tidak manusiawi karena menyebabkan rakyat sangat menderita. Hal itu sangat berbeda dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang sudah merdeka yaitu kebijakannya yaitu demi kesejahteraan bersama dan membangun perekonomian bangsa dengan menggunakan sistem pajak. Sistem pajak ini telah diatur dalam Undang-undang dan harapannya tidak ada penyelewengan dari proses penarikan pajak tersebut. 2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai untuk bertangung jawab terhadap negara dalam untuk ikut bersama membangun bangsa Indonesia dengan kemampuan masing-masing individu dan mengingat bahwa pajak diterapkan di Indonesia untuk kesejahteraan bersama. 177 3) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan tugas membaca referensi materi selanjutnya. 4) Pemberian hadiah bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria yang ditentukan. 5) Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang: kebijakan dan. tindakan pemerintah kolonial, prinsip-prinsip perpajakan 6) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran IPS selanjutnya saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. F. Penilaian 1. Kisi-kisi tes Indikator Pencapaian Tekik Bentuk Contoh Instrumen Penilaian Instrumen  Mendefinisikan Tes pengertian pajak dan tertulis retribusi Indikator Pencapaian Pilihan ganda Tekik Bentuk Penilaian Instrumen  Menguraikan unsur Tes dan jenis-jenis pajak tertulis uraian 178  Iuran wajib masyarakat kepada negara yang diatur oleh UU dengan balas jasanya tidak secara langsung dapat ditunjukkan kepada masyarakat disebut … a. Bea dan cukai b. Pajak c. retribusi d. denda Contoh Instrumen  Sebutkan 3 unsur pajak?  Mendiskripsikan Tes kedatangan bangsa tertulis barat ke Indonesia sampat terbentuknya kekuasaan colonial Pilihan ganda  Bangsa Barat yang pertama kali menguasai kerajaan-kerajaan di nusantara adalah …. a. Belanda b. Spanyol c. Inggris d. Portugis Kunci Jawaban 1. B. Pajak 2. Tiga unsur pajak adalah Subjek Pajak, Objek Pajak, Tarif Pajak 3. D. Portugis Pedoman Penilaian Bentuk Soal No. Soal Skor Benar Pilihan Ganda 1 – 10 10 @1 Uraian 10 @2 1–5 Skor Maksimal Nilai = 20 100 179 2. Pedoman Penilaian Kreativiatas Kreativitas peserta didik dalam menyusun hasil mind map, presentasi kelompok dan diskusi kelas. a. Lembar Pengamatan Kreativiatas No. Nama Aspek yang Diamati Jml Siswa skor a. a. a. a. a. a. a. a. a. a. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. 32. Catatan: Skor diisi dengan angka 1 sampai 4 dengan kriteria terlampir. Wonosari, April 2012 Guru Mapel IPS, Peneliti Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati NIP. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012 180 Lampiran 3 PERANGKAT PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VIII/2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Nama : Yumi Hartati NIM : 08416241012 Sekolah : SMP N 4 Wonosari SMP N 4 WONOSARI Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari GUNUNGKIDUL 181 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VIII/2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Standar Kompetensi : 2. Memahami proses kebangkitan nasional 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional Indikator 1. Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial 2. Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan 3. Mendefinisikan fungsi pajak 4. Menguraikan contoh pajak dalam keluarga Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 pertemuan) G. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat: 1. Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial 2. Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan 3. Mendefinisikan fungsi pajak 4. Menguraikan contoh pajak dalam keluarga Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tanggung jawab, tekun, ketelitian. 182 H. Materi Ajar 1. Perkembangan kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial Berakhirnya kekuasaan VOC di Indonesia pada 31 Desember 1799 menyebabkan kekuasaan Belanda semakin memudar. Di sisi lain pada saat bersamaan kongsi dagang Inggris semakin mengalami perkembangan. Hal ini membuat pemerintah Belanda semakin gencar untuk mempertahankan wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Belanda mengangkat Herman Willem Daendeles untuk mengatur pemerintahan di Indonesia sekaligus mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Untuk tugas-tugas ini, Dandeles melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: pemindahan pusat pemerintahan lebih ke pedalaman, menambah jumlah prajurit, membangun benteng-benteng pertahanan, membuat jalan dari Anyer ke Panarukan, dan rakyat dipaksa untuk kerja rodi. Dalam perkembangan selanjutnya, semakin buruknya perekonomian Belanda mengakibatkan gejolak tersendiri di kalangan mereka. Siasat yang dilancarkan Belanda dalam rangka memperbaiki keuangan mereka serta menguasai Indonesia akhirnya dirubah, semula menggunakan politik monopoli menjadi politik bebas. Melalui rekomendasi Johanes Van de Bosch, seorang ahli keuangan Belanda ditetapkan sistem tanam paksa atau cultur stelsel tahun 1830. Tujuan sistem tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya untuk mengisi kekosongan kas Belanda. Peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa: a. Rakyat harus menyediakan 1/5 dari tanah miliknya untuk tanaman ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau serta tanah tersebut harus bebas pajak tanah. b. Waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu pemeliharaan padi. c. Kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah Belanda. 183 d. Hasil tanaman rakyat tersebut diserahkan kepada Belanda dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda. e. Bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari. Akibat dari kegiatan tanam paksa, rakyat Indonesia menderita kemiskinan yang berkepanjangan, kelaparan dan kematian dimana-mana. Sementara bagi Belanda merupakan ladang ekonomi yang banyak mendapatkan keuntungan. Kas Belanda yang semula kosong dapat dipenuhi kembali. Praktik tanam paksa menimbulkan reaksi dan sikap prihatin dari berbagai kalangan diantaranya sebgai berikut: a. Baron Vann Hovel, seorang misionaris yang menyatakan bahwa tanam paksa adalah suatu tindakan yang tidak manusiawi karena menyebabkan rakyat sangat menderita. b. E.F.E Douwes Dekker, seorang pejabat Belanda yang merasa prihatin terhadap penderitaan rakyat Indonesia, menulis buku berjudul Max Havelaar yang isinya menceritakan tentang penderitaan rakyat Indonesia akibat sistem tanam paksa. c. Golongan pengusaha atau kaum liberalis yang menghendaki kebebasan dalam berusaha. 2. Prinsip-Prinsip Perpajakan Beberapa prinsip pengenaan pajak yang baik menurut Adam Smith dikenal dengan istilah the four cannon of taxation, yaitu sebagai berikut: a. Prinsip Kesamaan/keadilan (equity), dimana beban pajak sesuai dengan kemampuan relatif dari setiap wajib pajak. b. Prinsip kepastian (certainty) dimana besarnya pajak tegas, jelas dan pasti bagi setiap wajib pajak. 184 c. Prinsip kecocokan/kelayakan (convenience), dimana pajak tidak terlalu memberatkan wajib pajak sehingga mereka dengan senang hati membayar pajak pada pemerintah. d. Prinsip ekonomi (economy), dimana biaya pemungutan pajak tidak lebih besar daripada jumlah penerimaan pajaknya. 3. Fungsi Pajak a. Pajak memiliki beberapa fungsi pokok, yaitu 1) Sebagai sumber kas Negara (budgetair) Sebagai sumber untuk mengisi kas Negara, pajak digunakan untuk membiayai program-program pemerintah seperti membayar gaji pegawai negeri, membangun jalan dan jembatan, termasuk juga membayar utang luar negeri. 2) Sebagai alat pengatur (regularend) Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur kegiatan-kegiatan ekonomi seperti kegiatan produksi, konsumsi, distribusi dan eksporimpor. Misalnya agar orang mengurangi konsumsi minuman keras, maka pajak terhadap minuman keras harus dinaikkan. 3) Sebagai sarana untuk meajukan keadilan social Pajak dijadikan sebagai alat untuk meratakan pendapatan. Misalnya, mereka yang mempunyai pendapatan tinggi dikenai pajak yang lebih tinggi. Mereka yang berpendapatan rendah dikenai pajak yang rendah bahkan tidak dikenakan pajak sama sekali, contohnya seperti mobil mewah yang dikonsumsi oleh golongan masyarakat kaya dikenakan beban pajak yang tinggi sedangkan untuk barang-barang kebutuhan pokok tidak dikenakan pajak sama sekali. 185 4. Contoh Pajak dalam Keluarga Pajak yang ditanggung suatu keluarga sangat tergantung pada kondisi keluarga. Misalnya jumlah tanggungan dalam keluarga, jumlah sumber penghasilan, nilai penghasilan, jumlah kendaraan, harga jual rumah dan tanah, jumlah barang mewah yang dimiliki. Begitu banyak hal yang dapat membedakan jenis dan jumlah pajak yang ditanggung suatu keluarga dari keluarga yang lain. Contoh pajak yang ditaggung suatu keluarga adalah pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai dan pajak kendaraan bermotor. a. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan atau sering disingkat dengan PPh, dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajaknya bisa pribadi dan bisa pula badan. Objek pajaknya adalah penghasilan. Sesuai UU No.17 Tahun 2000, jika orang tuamu memperoleh penghasilan lebih kecil dari Rp 25 juta, tarif dasar PPh-nya adalah 5%. Makin tinggi penghasilan seseorang makin tinggi pula tarif PPh-nya. b. Pajak Bumi dan Bangunan Pajak bumi dan bangunan merupakan pajak langsung yaitu pajak yang dipungut langsung oleh pemrintah pusat. Subjek PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi atau memperoleh manfaat atas bangunan. Pengertian bangunan meliputi jalan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan, pabrik, jalan tol, kolam renang, pagar mewah, tempat olahraga dan fasilitas lain yang memberikan manfaat. c. Pajak Pertambahan Nilai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diatur dalam UU No. 18 tahun 2000. Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang atau jasa di dalam daerah pabean (daerah pajak). Pertambahan 186 nilai timbul karena digunakannya faktor-faktor produksi dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang dan jasa kepada konsumen. Subjek dari PPN adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak. d. Pajak Kendaraan Bermotor Pajak kendaraan bermotor merupakan jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah provinsi. Sesuai dengan UU No. 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah, tarif maksimum yang dikenakan untuk pajak kendaraan bermotor adalah 5%. I. Metode Pembelajaran Metode Mind Mapping J. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran 3. Buku Fattah, Sanusi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional. Sutarto,dkk. 2008. IPS: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suparman, dkk. 2007. Sejarah 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 4. Foto dan gambar (terlampir) K. Langkah-langkah Pembelajaran 3. Pertemuan I (pertama) a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) d. Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis). 187 e. Apersepsi Pada saat Indonesia dijajah Belanda, rakyat diwajibkan menanam tanaman yang laku dipasaran dunia. Misalnya lada, kopi dan cengkeh. Sistem ini dinamakan cultur stelsel atau tanam paksa. Tahukah kalian dampak dari sistem tanam paksa terhadap rakyat pada waktu itu? Apakah yang akan terjadi bila sistem itu masih digunakan di Indonesia saat ini? f. Motivasi Coba kalian renungkan, akibat kebijakan pemerintah kolonial saat itu di Indonesia? Semua kebijakan kolonial sangat merugikan bangsa Indonesia. Rakyat sangat tertindas, terbelakang dan menderita. Untuk itu kalian sebagai penerus bangsa ini wajib mengisinya dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya agar tidak bisa terjajah lagi oleh bangsa asing dalam bidang ekonomi. Untuk itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama. g. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: a) Mengidentifikasi perkembangan kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial b) Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan c) Mendefinisikan fungsi pajak d) Menguraikan contoh pajak dalam keluarga b. Kegiatan Inti (60 menit) 1) Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai denah tempat duduk dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 188 kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok dengan ketentuan waktu (2x15 menit). 2) Penerapan metode pembelajaran mind mapping: a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing peserta didik dalam berkomunikasi. c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif melakukan kegiatan berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih kreatif. d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat diselesaikan. e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika 189 presentasi mind mapping dilakukan. f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien, Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam belajar lebih cepat dan efisien. g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersamasama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran. h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah berfikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan” ketika melakukan koreksi hasil mind mapping. i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. 3) Kegiatan Penutup (10 menit) a) Membuat kesimpulan Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru 190 memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Pajak adalah instrumen yang penting, baik untuk membiayai penyelenggaraan negara, menyehatkan ekonomi, maupun untuk secara tidak langsung meratakan pendapatan. Seandainya sistem perpajakan kita rapi dan efektif, boleh jadi Indonesia tidak perlu berhutang lagi pada bank dunia. b) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian. Karena pajak sebagai sumber pendapatan negara sangat penting untuk membiayai pembangunan terutama belanja rutin, pemerintah berupaya terus meningkatkan penerimaan dari sektor pajak ini. Dalam perhitungan antara penerimaan pajak untuk membiayai belanja rutin harus diperhitungkan dengan ketelitian yang sangat tinggi. Dan selalu tekun dalam mempelajari materi karena kita harus berfikir secara kreatif ini juga seperti pendapatan negara yang tidak mengandalkan ekspor migas yang suatu saat nanti akan habis. Oleh sebab itu, sumber utama pendapatan negara di luar ekspor migas dimaksimalkan. c) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping yang dibuat hari ini. d) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan tugas mencari artikel berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan penunggakan membayar pajak. Tugas tersebut dikumpulkan minggu depan. 191 e) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. 4. Pertemuan II (kedua) a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis). 2) Apersepsi Memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu artikel berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan penunggakan membayar pajak. Pemungutan pajak mempunyai dasar hukum, maka pajak dapat dipaksakan. Artinya kepada para wajib pajak yang tidak membayar pajaknya, pajak bisa ditagih dengan kekerasan dan perlu dengan surat paksa, sita dan sandera. 3) Motivasi Marilah kita pahami bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat mengarahkan kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai dengan yang dicita-citakan bersama, yaitu terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: a) Mengidentifikasi perkembangan kebijakan pemerintah kolonial. b) Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan. 192 dan tindakan c) Mendefinisikan fungsi pajak. d) Menguraikan contoh pajak dalam keluarga b. Kegiatan Inti (65 menit) 1) Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan denah tempat duduk selanjutnya membentuk kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. 2) Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu (2 x 15 menit). 3) Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu mengerjakan tes 25 menit. c. Kegiatan Penutup (15 menit) 1) Membuat kesimpulan Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Walaupun identik dengan penjajahan, kolonial dan imperalisme barat memiliki sisi positif disamping sisi negarif. Namun pada kenyataannya, hanya sisi negatiflah yang dialami rakyat Indonesia. Sisi positif hanya dinikmati kalangan Indonesia tertentu, yakni para penguasa dan kaum feodal. 2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian. Akibat berlakunya ekonomi uang banyak orang terpikat menjadi kuli kontrak di perkebunan (merasakan dapat upah), ini merupakan contoh pengalaman yang dapat kita ambil pelajarannya yaitu kita 193 harus tekun belajar dan teliti dalam mengelola uang karena bila tidak bisa mengelola uang maka kita akan terjebak pada sesuatu yang tidak kita inginkan. 3) Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah memenuhi kriteria yang ditentukan. 4) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan tugas yaitu membawa struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga. 5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran IPS dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. L. Penilaian 3. Kisi-kisi Indikator Pencapaian 1. Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah colonial 2. Mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan 3. Mendefinisikan fungsi pajak Tekik Penilaian Tes tertulis Bentuk Contoh Instrumen Instrumen uraian  Sebutkan 2 peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa! Tes tertulis uraian  Sebutkan 4 prinsip (syarat) pemungutan pajak! Tes tertulis Pilihan ganda 4. Menguraikan contoh pajak dalam keluarga Tes tertulis uraian  Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya disebut fungsi …. a. Pengaturan b. Budgeter c. regulatory d. stabilitas  Apakah objek pajak bumi dan bangunan? 194 Kunci Jawaban 1. Peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa: a. Rakyat harus menyediakan 1/5 dari tanah miliknya untuk tanaman ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau serta tanah tersebut harus bebas pajak tanah. b. Waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu pemeliharaan padi. c. Kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah Belanda. d. Hasil tanaman rakyat tersebut diserahkan kepada Belanda dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda. e. Bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari. 2. prinsip (syarat) pemungutan pajak! a. prinsip kesamaan/keadilan (equity) b. prinsip kepastian (certainty) c. prinsip kecocokan/kelayakan (convenience) d. prinsip ekonomi (economy) 3. B. Budgeter 4. Objek pajak bumi dan bangunan yaitu: a. Bumi: permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. b. Bangunan: konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. Pedoman Penilaian Bentuk Soal No. Soal Pilihan Ganda 1 – 10 Uraian 1–5 Skor Maksimal Skor Benar 10 @1 10 @2 20 195 Nilai = 100% Pedoman Penilaian Kreativitas b. Lembar Pengamatan No. Nama Aspek yang Diamati Jumlah Siswa nilai a. a. a. a. a. a. a. a. a. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 a.10 2. 32. Catatan: Skor diisi dengan angka 1 sampai 4 dengan kriteria terlampir. Wonosari, April 2012 Guru Mapel IPS, Peneliti Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati NIP. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012 196 Lampiran 4 PERANGKAT PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VIII/2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Nama : Yumi Hartati NIM : 08416241012 Sekolah : SMP N 4 Wonosari SMP N 4 WONOSARI Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari GUNUNGKIDUL 197 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VIII/2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 Standar Kompetensi : 2. Memahami proses kebangkitan nasional 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional Indikator 5. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah. 6. Menguraikan sistem pemungutan pajak 7. Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya 8. Memberikan gambaran orang bijak taat pajak Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2 pertemuan) M. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat: 1. Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah. 2. Menguraikan sistem pemungutan pajak. 3. Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya. 4. Memberikan gambaran orang bijak taat pajak. 198 Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tanggung jawab, tekun, ketelitian. N. Materi Ajar 1. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan itu meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya. a. Bidang Politik Semenjak awal abad ke-19 penguasa Belanda mulai mengadakan pembaruan politik kolonial. Pengaruh Belanda semakin kuat karena intervensi yang intensif dalam persoalan-persoalan intern negara seperti dalam soal pergantian tahta, pengangkatan pejabat birokrasi ataupun campur tangan dalam menentukan kebijakan politik negara. Akibat yang terjadi dari tindakan pemerintah itu timbul perubahan tata kehidupan di kalangan rakyat Indonesia. Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan penguasa pribumi. Secara administratif para bupati ditempatkan di bawah pemrintah kolonial. Hubungan rakyat dengan para bupati terbatas pada soal administratif dan pungutan pajak. Hak-hak yang diberikan oleh adat hilang. Kepemilikan tanah lungguh atau tanah jabatan dihapus dan diganti dengan gaji. Upacara tata laksana yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan. Dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah. 199 b. Bidang sosial ekonomi Dengan masuknya sistem ekonomi uang, maka beban rakyat bertambah berat. Sistem ekonomi uang memudahkan bagi pelaksana pemungutan pajak, peningkatan perdagangan hasil bumi, lahirnya buruh upahan, masalah tanah dan penggarapannya. Sistem penyewaan tanah dan praktik-praktik pemerasan dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa dalam menjalankan pemungutan pajak, kerja paksa, penyewaan tanah dan penyelewengan lainnya, telah menjadikan rakyat menjadi lemah. Mereka tidak memiliki tempat berlindung dan tempat untuk mengatakan keberatan-keberatan yang mereka rasakan. Tidak mengherankan apabila kebijakan kolonial tersebut menimbulkan rasa antipati di kalangan rakyat, yang dapat menuju ke arah timbulnya perlawanan-perlawanan. c. Bidang kebudayaan Dalam bidang kebudayaan, pengaruh kehidupan barat di nusantara makin meluas. Cara pergaulan, gaya hidup, cara berpakaian, bahasa dan pendidikan barat mulai di kenal di kalangan atas. Sementara itu, beberapa tradisi di kalangan penduduk mulai luntur dan hilang. Selain itu sekolah sudah mulai didirikan tetapi tujuannya untuk kepentingan penjajah. Tantangan yang kuat datang dari para pemimpin agama yang memandang bahwa kehidupan barat bertentangan dengan norma agama. Dalam suasana kritis, pandangan keagamaan ini dijadikan dasar ajakan untuk melakukan perlawanan. 2. Sistem Pemungutan Pajak a. Official asseesment system Official asseesment system yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: 200 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. 2) Wajib pajak bersifat pasif. 3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. b. Self-assessment system Yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya: 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri. 2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung menyetor dan melaporkan sendiri terutangnya. 3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. c. With holding system With holding system yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: 1) Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, yaitu pihak yang bukan fiskus maupun wajib pajak. 3. Sanksi Pajak Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Pengetahuan tentang sanksi dalam perpajakan menjadi penting karena pemerintah Indonesia memilih menerapkan self assessment system 201 dalam rangka pelaksanaan pemungutan pajak. Berdasarkan sistem ini, wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung menyetor dan melaporkan pajaknya sendiri. Untuk dapat menjalankan dengan baik maka setiap wajib pajak memerlukan pengetahuan pajak, baik dari segi peraturan maupun secara administrasinya. Membayar pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak. Oleh karena itu, wajib pajak yang lalai dalam membayar pajak akan dikenakan sanksi. Kelalaian dalam membayar pajak pajak dapat berupa terlambat membayar pajak, membayar pajak tidak sesuai dengan jumlah kewajibannya ataupun tidak membayar pajak sama sekali. Bagi wajib pajak yang lalai dalam membayar pajak, maka akan dikenakan sanksi administratif yang dapat berupa bunga, denda, ataupun kenaikan/tambahan jumlah pembayaran. Jenis sanksi yang diberikan tergantung dari jenis kelalaian yang diperbuat. Berikut ini adalah beberapa sanksi yaitu: a. Wajib pajak yang terlambat atau tidak memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa denda. b. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak, tetapi memberikan laporan bulanan, ia akan dikenakan sanksi berupa bunga. c. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak dan tidak memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa kenaikan atau tambahan jumlah pembayaran. d. Selain sanksi tersebut, wajib pajak yang lalai dalam membayar pajak juga dapat dikenakan sanksi berupa tahanan penjara. Sanksi ini diberikan bagi wajib pajak yang memiliki tunggakan pajak dengan jumlah yang besar yaitu diatas seratus juta rupiah. 4. Orang Bijak Taat Pajak Dari sudut yuridis, pajak memang mengandung unsur pemaksaan. Artinya, jika kewajiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada 202 konsekuensi hukum bisa terjadi. Konsekuensi hukum tersebut adalah pengenaan sanksi-sanksi perpajakan. Pada hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Itulah sebabnya penting bagi wajib pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga mengetahui konsekuensi hukum dari apa yang dilakukan ataupun tidak dilakukan. Para wajib pajak yang membayar pajak dengan taat berarti telah melaksanakan salah satu kewajibannya sebagai warga negara. Dan orang tersebut bisa digambarkan dengan orang bijak taat pajak. Ia telah ikut serta membantu pemerintah membiayai berbagai pengeluaran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Atas pajak yang telah dibayarkan pada negara, para wajib pajak juga berhak mendapatkan pendidikan, kebebasan untuk memilih agama, fasilitas kesehatan, sarana dan prasarana publik. Dengan dikeluarkannya berbagai undang-undang perpajakan, diharapkan pemungutan pajak dari para wajib pajak berjalan semakin tertib. Salah satu indikatornya adalah peningkatan jumlah pajak yang diterima pemerintah dari tahun ke tahun. O. Metode Pembelajaran Metode Mind Mapping P. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran 5. Buku Fattah, Sanusi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional. Sutarto,dkk. 2008. IPS: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suparman, dkk. 2007. Sejarah 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 6. Foto dan gambar (terlampir). 203 Q. Langkah-langkah Pembelajaran 5. Pertemuan I (pertama) h. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis). 2) Apersepsi Memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga. Semisalnya struk PBB maka dalam hal ini bahwa PBB merupakan pajak yang ditanggung oleh keluarga. Selanjutnya dengan melihat gambar bangunan, gambar jalan (terlampir) yang terlihat bagus tersebut. Sudah bisa dipastikan bahwa pembangunan tersebut membutuhkan uang, uang tersebut bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak yang sesuai dengan ketentuan. Dari proses pembangunan itulah para wajib pajak dapat menikmati kembali uang yang telah disetor kepada pemerintah lewat pajak secara tidak langsung. 3) Motivasi Marilah kita pahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih dan berdisiplin, penerimaan negara akan sangat memadai sehingga pemerintah tidak perlu mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan dengan itu, para pejabat juga tidak perlu membebani pengusaha besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-ujungnya hanya menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Untuk itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama. 204 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: a) Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakankebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah. b) Menguraikan sistem pemungutan pajak. c) Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya. d) Memberikan gambaran orang bijak taat pajak. i. Kegiatan Inti (60 menit) 1) Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai denah tempat duduk dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok pertama dengan ketentuan waktu (2x15 menit). 2) Penerapan metode pembelajaran mind mapping: a) Merencanakan, pada tahap ini peserta didik merencanakan pembuatan mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik dalam merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. b) Berkomunikasi, setelah merencanakan pembuatan mind mapping kemudian peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru membimbing peserta didik dalam berkomunikasi. c) Menjadi lebih kreatif, setelah berkomunikasi, peserta didik bersama anggota kelompok untuk menjadi lebih kreatif melakukan kegiatan berdiskusi 205 dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru sebagai tutor memberikan motivasi dan membimbing peserta didik dalam menjadi lebih kreatif. d) Menyelesaikan masalah, pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai dengan anggota kelompoknya selama pembuatan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah bila masalah dalam kelompok tersebut belum dapat diselesaikan. e) Memusatkan perhatian, setelah kegiatan diskusi menyelesaikan masalah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya yaitu presentasi. Peserta didik memusatkan perhatian kepada anggota kelompok yang bersedia untuk menjadi presentator. Guru meminta peserta didik dalam memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. f) Belajar lebih cepat dan efisien, ketika kegiatan presentasi mind mapping dilakukan peserta didik belajar lebih cepat dan efisien, Guru membimbing dan mengintruksikan peserta didik dalam belajar lebih cepat dan efisien. g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, setelah kegiatan presentasi dilakukan, peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran dengan cara dibahas dan dikaji secara bersamasama terhadap hasil mind mapping yang dipresentasikan. Guru membimbing dan memotivasi peserta didik dalam menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran. h) Melatih “gambar keseluruhan”, setelah kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping dalam mengingat dengan lebih baik, peserta didik melatih “gambar keseluruhan”. Guru meminta peserta didik untuk mengubah arah 206 berfikir secara spontan dalam melatih “gambar keseluruhan” ketika melakukan koreksi hasil mind mapping. i) Mengingat dengan lebih baik, setelah peserta didik selesai melatih “gambar keseluruhan”, peserta didik berusaha mengingat dengan lebih baik dengan menyimpulkan materi pembelajaran menggunakan hasil mind mapping yang dibuatnya. Guru mendorong peserta didik dalam mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. j. Kegiatan Penutup (10 menit) 1) Membuat kesimpulan Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Masuknya kekuasaan barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan itu meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini telah terjadi kembali bahwa kita hidup dalam dunia yang mengglobal yaitu tanpa ada batas-batas negara sepertinya. Oleh karena itu pengaruh-pengaruh budaya asing sangat kental di negara Indonesia. Jangan pernah berfikir bahwa budaya asing itu lebih baik daripada budaya kita sendiri. Kalian sebgai generasi penerus harus menciptakan gerakan menyintai budaya sendiri. 2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai menghargai pendapat orang lain dan belajar menghargai budaya nusantara. 207 3) Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping yang dibuat hari ini. 4) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya 5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. 6. Pertemuan II (kedua) a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis). 2) Apersepsi Bila kalian datang terlambat ke sekolah apakah ada sanksi? Begitupun dengan keterlambatan dalam membayar pajak paasti juga ada sanksinya. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. 3) Motivasi Marilah kita pahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih dan berdisiplin, penerimaan negara akan sangat memadai sehingga pemerintah tidak perlu mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan dengan itu, para pejabat juga tidak perlu membebani pengusaha 208 besar dengan berbagai pungutan liar yang ujung-ujungnya hanya menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Untuk itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: a) Mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakankebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah. b) Menguraikan sistem pemungutan pajak. c) Mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya. d) Memberikan gambaran orang bijak taat pajak. b. Kegiatan Inti (60 menit) 1) Peserta didik mendengarkan penjelasan mengenai materi pembelajaran selama 10 menit. 2) Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai denah tempat duduk sambil menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. 3) Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu (2 x 15 menit). 4) Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu mengerjakan tes 25 menit. c. Kegiatan Penutup (10 menit) 1) Membuat kesimpulan Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Marilah kita 209 pahami bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat mengarahkan kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai dengan yang dicitacitakan bersama, yaitu terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Orang bijak taat pajak. Demikianlah slogan himbauan bagi warga Negara supaya membayar pajak. Mengapa kita harus membayar pajak? Lihatlah sekolahanmu, jalan,dan jembatan di sekitarmu! Pajak digunakan untuk membangun semua itu. Penghasilan utama pemerintah berasal dari pajak. Jadi, jika kita tidak membayar pajak, maka pemerintah akan kekurangan dana untuk membangun negara. 2) Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai tanggung jawab dan disiplin, tanggung jawab terhadap kewajiban sebagai wajib pajak yaitu taat pajak dan disiplin dalam membayar pajak agar tidak diberi sanksi. 3) Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya. 4) Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah memenuhi kriteria yang ditentukan. 5) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran IPS yang kemudian dilanjutkan saling mengucapakan semangat pasti bisa. 210 menepuk bahu sambil R. Penilaian 4. Kisi-kisi Indikator Pencapaian 1. Mengidentifikasi pengaruh Tekik Bentuk Penilaian Instrumen Tes Uraian yang tertulis ditimbulkan Contoh Instrumen  Masuknya kekuasaan Barat ke atas Indonesia telah membawa perubahan dan kebijakan-kebijakan bahkan kegoncangan pemerintah kolonial dalam kehidupan rakyat di berbagai daerah. Indonesia. Perubahan dalam bidang apakah itu? 2. Menguraikan sistem Tes pemungutan pajak Uraian tertulis  Sebutkan 3 ciri-ciri system pemungutan pajak official assessement system? 3. Mengidentifikasikan Tes sanksi-sanksi tertulis Pilihan ganda terhadap wajib  Sanksi administrasi berupa…. e. Denda, bunga dan pajak yang kenaikan f. Denda, bunga dan melalaikan kewajibannya teguran g. Bunga, kenaikan dan teguran h. Kenaikan, teguran dan perdata 4. Memberikan gambaran orang Tes uraian tertulis  Apa pendapatmu tentang pernyataan “orang bijak bijak taat pajak taat pajak”? 211 Kunci Jawaban 1. Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan dalam bidang meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya. 2. Ciri-cirinya: 4. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. 5. Wajib pajak bersifat pasif. 6. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. 3. A. Denda, bunga dan kenaikan 4. “orang bijak taat pajak” mengandung arti bahwa kelancaran dan keberhasilan pembangunan suatu negara merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu bentuk tanggung jawab masyarakat kepada negara adalah dengan membayar pajak. Pajak merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif warga negara dalam rangka ikut melaksanakan pembangunan nasional dengan cara mentaati membayar pajak maka bisa dikatakan sebagai orang yang bijak karena fungsi dari pajak sangat mempengaruhi perekonomian nasional. Pedoman Penilaian Bentuk Soal No. Soal Skor Benar Pilihan Ganda 1 – 10 10 @1 Uraian 10 @2 Skor Maksimal 1–5 20 212 Nilai = 100% 5. Pedoman Penilaian c. Lembar Pengamatan Kreativitas No. Nama Aspek yang Diamati Jml Siswa nilai a. a. a. a. a. a. a. a. a. a.10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 3. 32. Catatan: Skor diisi dengan angka 1 sampai 4 dengan kriteria terlampir. Wonosari, April 2012 Guru Mapel IPS, Peneliti Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati NIP. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012 213 LEMBAR PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM PENERAPAN METODE MIND MAPPING Nama Sekolah : SMP N 4 Wonosari Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VIII C/ 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Berilah tanda “√” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda. 1. 2. 3. 4. Belum Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik No. Fokus Penilaian Butir Penilaian A. Perumusan tujuan 1. Kejelasan rumusan pembelajaran 1 pembelajaran IPS dengan metode mind mapping 2. Kesesuaian Kompetensi Dasar B. Pemilihan dan 1. Kesesuaian materi ajar dengan: pengorganisasian maateri ajar a. Tujuan pembelajaran IPS dengan metode mind mapping b. Karakteristik peserta didik 2. Keruntutan dan sitematika materi ajar IPS C. Pemilihan Kesesuaian media/alat dengan: media/alat 1. Tujuan pembelajaran pembelajaran IPS dengan metode mind mapping 2. Materi pembelajaran IPS 3. Karakteristik peserta didik 214 2 3 4 D. Skenario/Kegiatan 1. Kesesuaian strategi dan metode No. Nama Pembelajaran 1. Abdul Sofyan Aziz 7 April 11 April pembelajaran 18 April dengan: 2 Mei . 9 Mei . a.. Tujuan. pembelajaran dengan metode IPS. 16 Mei . mind mapping b. Materi pembelajaran IPS c. Karakteristik peserta didik 2. Kesesuaian langkah pembelajaran dengan KD dan alokasi waktu E. Pemilihan Sumber Kesesuaian sumber belajar dengan: Belajar 1. Tujuan pembelajaran IPS dengan metode mind mapping 2. Materi pembelajaran IPS 3. Karakteristik peserta didik F. Penilaian Belajar Hasil 1. Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran IPS dengan metode mind mapping 2. Kejelasan prosedur penilaian 3. Kelengkapan intrumen Jumlah Skor Telah dinilai oleh tim ahli Penilai NIP. 215 23 Mei . Lampiran 5 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. Adi Mukti Sudrajat Afsari Krismonica Artha Arofik Nur Rohman Bayu Prihantoro Beti Prastiwi Dian Ayu Andriani Dwi Setyo Nugraha Eko Vajarianto Erna Purnama Safitri Erwin Pratama Fatimah Setya Damai Guntur Apriyadi Intan Sugiyarto Kalis Novia Rahayu Kristina Larasati Mella Muizrikah Zain Mey Indriastuti Nurul Prastiwi Panggih Dwi Jayanti Putri Dwi Astuti Rendra Egi Santoso Risa Meilani Rohmat Tri Saputra Roni Bambang Nugroho Santi Rokhani Sinta Rokhana Sinung Dewi Prabawanti Wahyu Ramadhan Heru P. Welta Eni Prastiwi Yosua Christoper Sinai Yulian Raharjo Persentase Kehadiran Wonosari, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100% . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100% . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100% . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100 % . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100% . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100% Mei 2012 Guru Mata Pelajaran Peneliti Tutik Pujirahayu, S.Pd. Yumi Hartati NIM. 19590904 197903 2 002 NIM. 08416241012 216 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100% 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 Lampiran 10 SOAL TES DAN KUNCI JAWABAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VIII/2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 SMP N 4 WONOSARI Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari GUNUNGKIDUL 231 SOAL TES SIKLUS I TELAH DIVERIVIKASI OLEH GURU MATA PELAJARAN IPS Tanggal : ………………………… Tanda Tangan : ………………………… Nama Terang : ………………………… NIP : ………………………… A. Pilih jawaban yang benar diantara huruf a,b,c, dan d dengan memberi tanda silang pada lembar jawab yang disediakan! 1. Bangsa Barat yang pertama kali menguasai kerajaan-kerajaan di nusantara adalah …. a. Belanda b. Spanyol c. Inggris d. Portugis 2. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan Belanda mendirikan VOC adalah …. a. Menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda b. Mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya c. Agar mampu bersaing dengan kongsi dagang dari bangsa lain seperti Portugis dan Spanyol d. Membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia 3. Iuran wajib setiap warga negara kepada pemerintah tanpa balas jasa langsung adalah …. a. Retribusi b. Pajak c. Pungutan Negara d. Sumbangan wajib 4. Pajak sebagai sumber pendapatan negara digunakan terutama untuk membiayai kegiatan-kegiatan seperti …. a. Belanja rutin b. Belanja pembangunan c. Membayar pinjaman d. Membayar bunga utang 5. Berikut yang bukan merupakan ciri-ciri pajak adalah …. a. Merupakan pungutan wajib yang dibayar wajib pajak kepada pemerintah 232 b. Wajib pajak mendapatkan imbalan jasa (kontraprestasi) secara langsung c. Dipungut berdasarkan Undang-Undang d. Wajib pajak tidak mendapatkan imbalan jasa (kontraprestasi) secara langsung 6. Ketentuan umum dan tata cara perpajakan diatur dalam Undang-undang …. a. No. 16 tahun 1995 b. No. 16 tahun 2000 c. No. 17 tahun 2000 d. No. 18 tahun 2000 7. Yang bukan contoh pajak tidak langsung adalah …. a. Pajak Pertambahan Nilai b. Cukai rokok c. Bea materai d. Pajak Bumi dan Bangunan 8. Pajak daerah dan negara merupakan pembagian pajak atas …. a. Subjek b. Objek c. Wewenang pemungutan d. Sifat 9. NPWP harus dimiliki oleh setiap …. a. Subjek pajak b. Objek pajak c. Masyarakat d. Penduduk suatu daerah 10. Yang tidak termasuk unsur pajak adalah …. a. Subjek pajak b. Obejek pajak c. Tarif pajak d. Jenis pajak A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Deskripsikan 2 (dua) kebijakan yang sangat merugikan rakyat yang dilakukan gerakan penjajahan Belanda melalui VOC? 2. Uraian secara singkat alasan orang harus membayar pajak? 3. Berikan contoh pajak negara dan pajak daerah? 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tarif pajak? 5. Uraikan hubungan antara Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak? 233 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I A. Pilihan Ganda 1. D 6. B 2. D 7. D 3. B 8. C 4. A 9. A 5. B 10. D B. Soal Uraian 1. Gerakan penjajahan Belanda melalui VOC yang didirikannya diantaranya dengan menetapkan beberapa kebijakan yang sangat merugikan rakyat seperti: a. Menarik upeti dari raja-raja yang telah ditakhlukkan oleh Belanda b. Menarik pajak dari rakyat dalam bentuk hasil bumi c. Mengadakan pelayaran hongi d. Mengangkat seorang gubernut jenderal untuk mengawasi dan melaksankan jalannya pemerintah di daerah dikuasainya. 2. Alasan orang harus membayar pajak yaitu Membayar pajak merupakan salah satu kewajiban warga negara yang telah menjadi wajib pajak. Pajak merupakan sumber pendapatan yang utama bagi pendapatan dalam negeri. Oleh karena itu jika ada orang yang berusaha menghindar diri dari kewajiban untuk membayar pajak, sungguh orang tersebut sangat merugikan negara. 3. Perbedaan antara pajak negara dengan pajak daerah a. Pajak Negara (pusat) Pajak negara yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negaRa. Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak atas barang mewah (PPnBM) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). b. Pajak daerah Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga pemerintah daerah. Contohnya: pajak reklame, pajak hiburan, pajak kendaraan bermotor dan pajak restoran. 4. Yang dimaksud dengan tarif pajak Tarif pajak adalah ketentuan tentang beberapa beban pajak yang harus dipikul oleh objek pajak. 5. Hubungan antara Wajib Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak adalah: Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. 234 SOAL TES SIKLUS II TELAH DIVERIVIKASI OLEH GURU MATA PELAJARAN IPS Tanggal : ………………………… Tanda Tangan : ………………………… Nama Terang : ………………………… NIP : ………………………… A. Pilih jawaban yang benar diantara huruf a,b,c, dan d dengan memberi tanda silang pada lembar jawab yang disediakan! 1. Salah satu nilai positif yang dapat dipetik dari sistem tanam paksa di Indonesia adalah …. a. Indonesia pengekspor tembakau besar b. Melimpahnya hasil pertanian di Indonesia c. Meningkatnya kesejahteraan penduduk d. Masuknya teknik pertanian Barat di Indonesia 2. Selama Daendels berkuasa di Indonesia, banya terjadi kelaparan dan kematian, sebab ia melaksanakan kebijakan …. a. Kerja romusha b. Sewa tanah c. Kerja wajib d. Penyerahan wajib 3. Tanah yang tidak dikenakan pajak adalah tanah yang digunakan untuk …. a. Mendirikan perusahaan b. Fasilitas umum c. Rumah pejabat d. Pertokoan 4. Pajak berfungsi antara lain …. a. Sumber pendapatan utama setelah industri b. Sumber pendapatan negara yang utama setelah migas c. Sumber pendapatan utama setelah pertanian dan perkebunan d. Satu-satunya sumber pendapatan Negara 5. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi pajak adalah …. a. Fungsi budgetair b. Fungsi regularend c. Fungsi alokasi d. Fungsi stabilisasi 235 6. Objek pajak penghasilan adalah …. a. Produksi b. Biaya produksi c. Penghasilan d. Modal usaha 7. Yang tidak termasuk tarif pajak adalah …. a. Progresif b. Proporsional c. Regresif d. Degresif 8. Semakin besar pendapatan, semakin besar tarif pajak yang dikenakan. Sistem tarif seperti itu adalah …. a. Progresif b. Sebanding c. Degresif d. Prospektif 9. Pemungutan pajak harus sesuai dengan kemampuan relatif dari setiap wajib pajak, ini merupakan prinsip …. a. Kecocokan b. Kesamaan c. Keamanan d. Kepastian 10. Biaya pemungutan pajak hendaknya tidak lebih besar daripada jumlah penerimaan pajaknya, ini merupakan prinsip …. a. Kepastian b. Ekonomi c. Ketepatan d. Keamanan B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! 1. Deskripsikan 2 peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa! 2. Berikan uraian mengenai 4 prinsip (syarat) pemungutan pajak! 3. Jelaskan bahwa pajak berfungsi sebagai pengatur (regulatory)? 4. Berikan 3 contoh pajak dalam keluarga! 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan subjek dari PPN! 236 KUNCI JAWABAN SOAL TES SIKLUS II A. Pilihan Ganda 1. D 2. C 3. B 4. B 5. C 6. C 7. C 8. A 9. B 10. B B. Uraian 1. Peraturan yang ditetapkan dalam rangka melaksanakan sistem tanam paksa: a. Rakyat harus menyediakan 1/5 dari tanah miliknya untuk tanaman ekspor, seperti kopi, tebu, teh dan tembakau serta tanah tersebut harus bebas pajak tanah. b. Waktu tanam dari setiap tanaman tersebut tidak boleh lebih dari waktu pemeliharaan padi. c. Kerusakan tanaman akibat bencana alam ditanggung oleh pemerintah Belanda. d. Hasil tanaman rakyat tersebut diserahkan kepada Belanda dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah Belanda. e. Bagi petani yang tidak memiliki tanah dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 66 hari. 2. Empat (4) prinsip (syarat) pemungutan pajak! a. prinsip kesamaan/keadilan (equity) b. prinsip kepastian (certainty) c. prinsip kecocokan/kelayakan (convenience) d. prinsip ekonomi (economy) 3. Pajak berfungsi sebagai pengatur (regulatory) adalah Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur kegiatan-kegiatan ekonomi seperti kegiatan produksi, konsumsi, distribusi dan ekspor-impor. Misalnya agar orang mengurangi konsumsi minuman keras, maka pajak trhadap minuman keras harus dinaikkan. 4. Tiga (3) contoh pajak dalam keluarga yaitu: Contoh pajak yang ditaggung suatu keluarga adalah pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai dan pajak kendaraan bermotor. 5. Yang menjadi subjek dari PPN adalah …. Subjek dari PPN adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak. 237 SOAL TES SIKLUS III TELAH DIVERIVIKASI OLEH GURU MATA PELAJARAN IPS Tanggal : ………………………… Tanda Tangan : ………………………… Nama Terang : ………………………… NIP : ………………………… A. Pilih jawaban yang benar diantara huruf a,b,c, dan d dengan memberi tanda silang pada lembar jawab yang disediakan! 1. Semenjak awal abad ke-19 penguasa Belanda mulai mengadakan pembaruan politik kolonial di Indonesia terjadi perubahan penting di bidang politik, salah satu contohnya adalah …. a. Mempersempit areal pertanian b. Memeperkecil kekuasaan bupati c. Memperkecil pemungutan pajak tanah d. Membebaskan rakyat dari tanam paksa 2. History of Java adalah sebuah buku hasil karya Rafles berisi tentang …. a. Aturan-aturan pajak tanah di Jawa b. Cara-cara pemerintah yang baik c. Sistem politik masyarakat Jawa d. Sejarah kebudayaan dan keindahan Jawa 3. Sanksi administrasi berupa…. a. Denda, bunga dan kenaikan b. Denda, bunga dan teguran c. Bunga, kenaikan dan teguran d. Kenaikan, teguran dan perdata 4. Sistem pemungutan pajak dengan ketentuan wajib pajak memungut dan menghitung sendiri pajak yang harus dibayarkan, seperti itu dinamakan …. a. Official assessment system b. Economic system c. Self assessment system d. Social system 5. System pemungutan pajak yang mempunyai salah satu ciri wajib pajak bersifat pasif adalah …. a. Semi self assessment b. With holding system c. Self-assessment system d. Official Asessment system 238 6. Yang tidak termasuk dalam sistem pemungutan pajak adalah …. a. With holding system b. Semi self assessment c. Official Asessment system d. Self-assessment system 7. Wajib pajak yang terlambat atau tidak memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa…. a. denda b. bunga c. tambahan jumlah pembayaran d. hukuman 8. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak, tetapi memberikan laporan bulanan, ia akan dikenakan sanksi berupa …. a. denda b. tambahan jumlah pembayaran c. hukuman d. bunga 9. Wajib pajak yang tidak atau kurang dalam membayar pajak dan tidak memberikan laporan bulanan akan dikenakan sanksi berupa …. a. hukuman b. denda c. tambahan jumlah pembayaran d. bunga 10. Suatu alat yang terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar perpajakan dapat terpenuhi adalah … a. Sanksi pidana b. Denda c. Bunga d. Kenaikan B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Jelaskan perubahan dalam bidang apakah itu? 2. Coba terangkangkan 3 kelalaian dalam membayar pajak? 3. Uraikan 3 jenis sanksi pajak? 4. Uraikan pendapatmu tentang pernyataan bahwa “Orang bijak taat pajak”? 5. Coba terangkan 3 ciri-ciri system pemungutan pajak official assessement system ? 239 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS III A. PILIHAN GANDA 1. B 2. D 3. A 4. C 5. D 6. B 7. A 8. D 9. C 10. A B. Soal Uraian 1. Masuknya kekuasaan Barat ke Indonesia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan dalam bidang meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya. 2. Tiga (3) kelalaian dalam membayar pajak yaitu …. a. terlambat membayar pajak b. membayar pajak tidak sesuai dengan jumlah kewajibannya c. tidak membayar pajak sama sekali 3. Tiga (3) jenis sanksi pajak yaitu …. Tiga (3) jenis sanksi pajak dapat berupa denda, bunga, atau kenaikan/tambahan jumlah pembayaran 4. pendapat tentang pernyataan bahwa “Orang bijak taat pajak” mengandung arti bahwa kelancaran dan keberhasilan pembangunan suatu negara merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu bentuk tanggung jawab masyarakat kepada negara adalah dengan membayar pajak. Pajak merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif warga negara dalam rangka ikut melaksanakan pembangunan nasional dengan cara mentaati membayar pajak maka bisa dikatakan sebagai orang yang bijak karena fungsi dari pajak sangat mempengaruhi perekonomian nasional. 5. Tiga (3) ciri-ciri system pemungutan pajak official assessement system yaitu Ciri-cirinya: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b. Wajib pajak bersifat pasif. c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. 240 LEMBAR JAWAB TES Pilihan Ganda 1. A 2. A 3. A 4. A 5. A 6. A 7. A 8. A 9. A 10. A B B B B B B B B B B C C C C C C C C C C D D D D D D D D D D Uraian ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …..……………………………………………………….………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………..…………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………..…………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Kalian pasti bisa! 241 Lampiran 11 NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS VIII C NO Nama Peserta Didik Nilai UAS 1 Abdul Sofyan Aziz 40 2 Adi Mukti Sudrajat 45 3 Afsari Krismonica Artha W. 40 4 Arofik Nur Rohman 45 5 Bayu Prihantoro 50 6 Beti Prastiwi 45 7 Dian Ayu Andriani 50 8 Dwi Setyo Nugraha 55 9 Eko Vajarianto 50 10 Erna Purnama Safitri 75 11 Erwin Pratama 55 12 Fatimah Setya Damai 50 13 Guntur Apriyadi 45 14 Intan Sugiyarto 50 15 Kalis Novia Rahayu 60 16 Kristina Larasati 55 17 Mella Muizrikah Zain 50 18 Mey Indriastuti 50 19 Nurul Prastiwi 45 20 Panggih Dwi Jayanti 75 21 Putri Dwi Astuti 75 22 Rendra Egi Santoso 45 23 Risa Meilani 70 24 Rohmat Tri Saputra 70 25 Roni Bambang Nugroho 40 26 Santi Rokhani 75 27 Sinta Rokhana 45 28 Sinung Dewi Prabawanti 40 29 Wahyu Ramadhan Heru P. 40 30 Welta Eni Prastiwi 75 31 Yosua Christoper Sinai 45 32 Yulian Raharjo 30 Keterangan: sumber dokumentasi SMP N 4 Wonosari 242 Keterangan Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Lampiran 12 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 HASIL TES SIKLUS I, II dan III Nama Peserta Didik Hasil Tes Siklus I Abdul Sofyan Aziz 50 Adi Mukti Sudrajat 50 Afsari Krismonica Artha W. 45 Arofik Nur Rohman 50 Bayu Prihantoro 50 Beti Prastiwi 60 Dian Ayu Andriani 60 Dwi Setyo Nugraha 60 Eko Vajarianto 55 Erna Purnama Safitri 60 Erwin Pratama 60 Fatimah Setya Damai 60 Guntur Apriyadi 55 Intan Sugiyarto 65 Kalis Novia Rahayu 70 Kristina Larasati 75 Mella Muizrikah Zain 75 Mey Indriastuti 60 Nurul Prastiwi 60 Panggih Dwi Jayanti 85 Putri Dwi Astuti 80 Rendra Egi Santoso 70 Risa Meilani 75 Rohmat Tri Saputra 75 Roni Bambang Nugroho 55 Santi Rokhani 85 Sinta Rokhana 55 Sinung Dewi Prabawanti 60 Wahyu Ramadhan Heru P. 60 Welta Eni Prastiwi 85 Yosua Christoper Sinai 50 Yulian Raharjo 60 Jumlah Rata-rata Jumlah peserta didik yang mendapat nilai ≥70 Persentase peserta didik yang mendapat nilai ≥70 243 2015 62.97 10 31,25% Hasil Tes Siklus II 65 70 60 60 60 85 85 80 80 80 85 80 60 85 85 85 85 75 75 95 90 80 90 90 60 95 70 80 85 95 60 80 Hasil Tes Siklus III 85 85 60 70 85 85 85 85 85 85 85 85 95 85 85 85 95 85 85 100 100 95 100 90 70 95 85 95 85 100 70 85 2510 78.44 25 78,13% 2765 86.41 31 96,88% LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE MIND MAPPING Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VIII/2 Tahun Pelajaran : 2011/2012 SMP N 4 WONOSARI Alamat: Ngerboh, Piyaman, Wonosari GUNUNGKIDUL 244 LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE MIND MAPPING Siklus :I Waktu : 10.15 – 11.35 Petunjuk Pengisian Berilah tanda “ √ ” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda. No. A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. Aspek yang diamati Pendahuluan Guru melakukan apersepsi. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. Guru menyampaian langkah-langkah metode mind mapping Langkah Pembelajaran Mind Mapping Guru menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan 245 Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12. 13. 14. 15. C. 16. 17. 18. perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. Penutup dan Evaluasi Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu pada lembar jawab yagn telah disediakan. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yelyel semangat √ √ √ √ √ √ √ Wonosari, April 2012 (Yumi Hartati) 246 LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE MIND MAPPING Siklus : II Waktu : 10.15 – 11.35 Petunjuk Pengisian Berilah tanda “ √ ” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda. No. A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. Aspek yang diamati Pendahuluan Guru melakukan apersepsi. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. Guru menyampaian langkah-langkah metode mind mapping Langkah Pembelajaran Mind Mapping Guru menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. 247 Ya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tidak 12. 13. 14. 15. C. 16. 17. 18. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. Penutup dan Evaluasi Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu pada lembar jawab yagn telah disediakan. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yelyel semangat √ √ √ √ √ √ √ Wonosari, Mei 2012 (Yumi Hartati) 248 LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE MIND MAPPING Siklus : III Waktu : 10.15 – 11.35 Petunjuk Pengisian Berilah tanda “ √ ” pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda. No. A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Aspek yang diamati Pendahuluan Guru melakukan apersepsi. Guru memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. Guru menyampaian langkah-langkah metode mind mapping Langkah Pembelajaran Mind Mapping Guru menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar 249 Ya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tidak 13. 14. 15. C. 16. 17. 18. lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. Penutup dan Evaluasi Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu pada lembar jawab yagn telah disediakan. Guru menggunakan cara-cara tertentu untuk memberikan penghargaan yaitu dengan memuji, memberikan tepuk tangan, hadiah pagi peserta didik yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. Guru memberikan kesimpulan materi yang dipelajari hari ini selanjutnya menutup pembelajaran dengan salam dan menyerukan kepada peserta didik untuk yelyel semangat √ √ √ √ √ √ Wonosari, Mei 2012 (Yumi Hartati) 250 Lampiran 14 HASIL WAWANCARA A. Hasil Wawancara Peserta Didik 1. Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012 Waktu : 11.40 – 11.55 WIB Tempat : Ruang Kelas Menurut kalian apakah dengan belajar metode mind mapping memunculkan gagasan atau ide baru yang muncul? Jawab: Menurut saya metode mind mapping memunculkan gagasan baru karena termotifasi untuk lebih baik. 2. Apakah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan mind mapping memunculkan kemampuan kalian dalam hal macam-macam penafsiran (interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan materi? Jawab: Iya jelas tentu mbak 3. Ketika diskusi setelah membuat mind map, apakah kalian mempunyai kemampuan memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain? Jawab: kalau saya pada saat diskusi masih ragu-ragu mbak. 4. Apakah kalian antusias mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain saat diskusi setelah menggunakan mind map dalam pembelajaran? Jawab: sedikit antusias mbak karena masih malu mbak sama teman-teman karena jarang berdiskusi mbak. 5. Apa yang kalian lakukan sebelum mind map dikumpulkan? Jawab: Diteliti terlebih dahulu mbak. 251 6. Bagaimana sikap kalian saat guru memberikan penjelasan materi dan langkah-langkah membuat mind map? Jawab: Mendengarkan dengan seksama dan sangat penasaran. 7. Apa yang kalian rasakan dan pikirkan ketika melihat mind map yang kalian buat? Jawab: Sangat antusias tetapi masih sedikit kurang mengerti mbak. 8. Bagaimana sikap kalian saat menghadapi tugas membuat mind mapping? Jawab: Merasa tertantang dan segera mengerjakan tapi maasih ragu-ragu juga mbak. 9. Bagaimana sikap kalian saat presentasi dan diskusi dalam pembelajaran menggunakan mind mapping? Jawab: Pertama-tama malu mbak karena belum terbiasa dengan presentasi. 10. Bagaimana sikap kalian saat menyampaikan pendapat setelah belajar menggunakan mind map dalam pembelajaran? Jawab: Sangat senang sekali mbak karena seperti punya modal pengetahuan yang diperoleh setelah membuat mind map 252 B. Hasil Wawancara Dengan Guru IPS (Tutik Pujirahayu, S.Pd.) 1. Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012 Waktu : 12.00 – 12.15 WIB Tempat : Ruang Perpustakaan Menurut ibu, apakah metode mind mapping memunculkan gagasan atau ide baru yang muncul pada peserta didik? Jawab: Iya mbak, metode mind mapping yang diterapkan dapat memunculkan gagasan peserta didik. 2. Apakah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan mind mapping memunculkan kemampuan peserta didik dalam hal macam-macam penafsiran (interprestasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah antara ide dengan materi? Jawab: Iya mind mapping mempunyai keunggulan yaitu dapat membantu peserta didik dalam menginterprestasikan gambar dengan materi. 3. Apakah saat diskusi setelah membuat mind map peserta didik mempunyai kemampuan memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain? Jawab: Sebagian peserta terlihat berusaha untuk memikirkan ide yang berbeda dengan temannya saat diskusi. 4. Apakah peserta didik antusias mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain saat diskusi setelah menggunakan mind map dalam pembelajaran? Jawab: Peserta didik antusias tetapi masih canggung dalam menanggapi pendapat teman. 5. Apa yang dilakukan peserta didik sebelum mind map dikumpulkan? Jawab: Peserta didik melihat dan mengkoreksi mind map kemudian sebagian memberikan tambahan dalam hasil mind map nya. 253 6. Bagaimana sikap peserta didik saat ibu memberikan penjelasan materi dan langkah-langkah membuat mind map? Jawab: Peserta didik mendengarkan dengan seksama 7. Peserta didik mempunyai respon seperti apa ketika melihat mind map yang dibuatnya? Jawab: Respon peserta didik sangat baik dengan ditunjukkan wajah berseriseri namun terlihat wajah yang masih terlihat ragu-ragu. 8. Bagaimana sikap peserta didik saat menghadapi tugas membuat mind map? Jawab: sebagian masih terlihat menikmati tetapi masih binggung. 9. Bagaimana sikap peserta didik saat presentasi dan diskusi dalam pembelajaran menggunakan mind mapping? Jawab: sangat baik tetapi memang perlu sistem tunjuk. 10. Bagaimana sikap peserta didik saat menyampaian pendapat setelah belajar menggunakan mind map dalam pembelajaran? Jawab: sudah ada kemajuan daripada biasanya, tetapi masih perlu perbaikan. 254 Lampiran 15 DAFTAR KELOMPOK MIND MAPPING KELAS VIII C 1. 2. 3. 4. 9. 10. 11. 12. KELOMPOK JUJUR KELOMPOK DISIPLIN Abdul Sofyan Aziz Adi Mukti Sudrajat Afsari Krismonica A.W. Arofik Nur Rohman Eko Vajarianto Erna Purnama Safitri Erwin Pratama Fatimah Setya Damai 5. Bayu Prihantoro 6. Beti Prastiwi 7. Dian Ayu Andriani 8. Dwi Setyo Nugraha 13. Guntur Apriyadi 14. Intan Sugiyarto 15. Kalis Novia Rahayu 16. Kristina Larasati KELOMPOK KREATIF KELOMPOK TOLERANSI 17. 18. 19. 20. 25 26. 27. 28. 21. 22. 23. 24. 29. 30. 31. 32. Mella Muizrikah Zain Mey Indriastuti Nurul Prastiwi Panggih Dwi Jayanti Roni Bambang Nugroho Santi Rokhani Sinta Rokhana Sinung Dewi Prabawanti 255 Putri Dwi Astuti Rendra Egi Santoso Risa Meilani Rohmat Tri Saputra Wahyu Ramadhan H.P. Welta Eni Prastiwi Yosua Christoper Sinai Yulian Raharjo Lampiran 16 DENAH TEMPAT DUDUK PESERTA DIDIK KELAS VIII C DALAM MENERAPAKAN METODE MIND MAPPING PAPAN TULIS MEJA GURU 1 2 3 4 5 6 I 7 8 III 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 31 32 II 25 26 IV 27 28 29 OBSERVER 30 OBSERVER 256 Lampiran 17 CATATAN LAPANGAN A. Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 1 Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/ VIII C Hari/Tanggal : Rabu, 11 April 2012 Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional Waktu : 2x 40 menit Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi yang diikuti dengan pengambilan nomor observasi, kehadiran peserta didik mencapai 100%. Guru menyampaikan apersepsi yaitu dengan memberikan pertanyaan: tahukah kalian bahwa bangsa yang pertama kali datang ke Indonesia ? kemudian peserta didik menjawab: Portugis bu, iya tepat sekali anak-anak. Kemudian guru memberikan keterangan yaitu: kedatangan bangsa barat di Indonesia dipelopori oleh bangsa Portugis yang kemudian disusul oleh bangsa Spanyol, Belanda dan Inggris. Mereka mendirikan koloni, mengadakan perdagangan serta melaksanakan monopoli perdagangan. Mereka melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik yang merugikan rakyat nusantara demi keuntungan yang besar. Kegiatan selanjutnya setelah memberikan apersepsi yaitu menyampaikan motivasi yaitu tahukah kalian bagaimana nenek moyang dahulu melawan penjajah? Lahirnya bangsa ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu kalian sebagai generasi penerus bangsa ini wajib mengisi dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi 257 kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi, menguraikan unsur dan jenis pajak. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti (60 menit). Guru menyampaikan mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser tempat duduk sesuai dengan presensi dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran yaitu guru sebelum menampilkan contoh hasil mind mapping yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Dalam kegiatan menampilkan hasil mind mapping, guru menjelaskan kembali secara sekilas sekedar mengingatkan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS untuk kali ini dan minggu-minggu kedepan. Selanjutnya guru menanyakan kepada peserta didik tentang pendapatnya mengenai mind mapping. Setelah terjadinya kegiatan tanya jawab, guru menyampaian materi dengan seksama. Guru menyampaikan langkah-langkah metode mind mapping. Guru menginformasikan peserta didik untuk merencanakan pembuatan mind mapping secara individu. Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada kelompok yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping akan tetapi tidak ada yang berani maju dengan alasan takut salah dan ditertawakan oleh teman-teman yang lainnya. Kemudian guru menunjuk kelompok yang dilihat sudah cukup siap untuk memulai presentasi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Diskusi dan pembuatan mind mapping 20 menit seharusnya 15 menit karena terdapat peserta didik yang belum selesai mewarnai mind mapping. Presentasi dilakukan oleh 2 258 kelompok dengan waktu 2x12 menit. Presentasi masih dilakukan dengan malumalu dan arah berfikir peserta didik masih belum spontan. Serta dalam mengelurkan pendapat masih perlu dorongan dari guru. Kegiatan selanjutnya yaitu penutup (10 menit). Kegiatan pertama yaitu membuat kesimpulan. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Peserta didik masih terlihat malu-malu. Kemudian guru mendorong peserta didik untuk memberikan kesimpulan. Kemudian peserta didik memberikan kesimpulan pajak itu penting bu karena negara kita bisa membangun jelan, sarana dan prasarana umum itu dengan pajak yang dibayarkan bu. Kemudian guru memberikan penguatan kesimpulan yaitu: pajak merupakan sumber utama bagi pendapatan negara kita. Pajak mempunyai peran yang sangat besar terhadapat pendapatan negara. Setelah memperhatikan Realisasi Anggran Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia Tahun 2006 . Dari hal tersebut tampak jelas bahwa pajak merupakan sumber utama bagi pendapatan negara kita. Dari pendapatan total, 65%-nya berasal dari pajak. Jadi, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak memberi sumbangan yang sangat besar terhadap pendapatan negara kita. Zaman sekarang pajak merupakan sumber pendapatan negara berbeda dengan zaman kolonial yaitu upeti dan pajak yang berupa hasil bumi merupakan sumber pendapatan. Kedua kebijakan tersebut memiliki persamaan yaitu bersifat memaksa namun memiliki perbedaan yaitu kalau pajak zaman sekarang disesuaikan dengan keadaan dan bersifat manusiawi namun bila upeti dan pajak hasil bumi tidak demikian adanya. Selanjutnya peserta didik dengan dorongan guru menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai untuk bertangung jawab bu, kemudian guru mempertajam dengan memberikan keterangan yaitu dengan membayar pajak merupakan salah satu bentuk tanggung jawab terhadap 259 negara dalam hal kemajuan pembangunan dengan kesadaran membayar pajak pagi para wajib pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangan seperti salah satu oknum pegawai pajak yang tidak bertanggung jawab (memperlihatkan foto) korupsi dalam hal pengelolaan pajak. Guru menambah referensi dan pengetahuan peserta didik diberikan tugas membawa struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga, dikumpulkan minggu depan. Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping yang dibuat hari ini. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. 260 B. Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 2 Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/ VIII C Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012 Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional Waktu : 2x 40 menit Guru memulai pelajaran pada pukul 10.15 WIB. Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis), kehadiran 100%. Guru melakukan apersepsi yaitu menceritakan pada zaman dahulu, ketika negara umumnya masih berbentuk kerajaan, penduduk memberikan upeti kepada raja. Bentuk upeti dapat berupa hasil pertanian, hasil kerajinan. Penduduk yang tidak mempunyai penghasilan, mempersembahkan upeti berbentuk tenaga kerja untuk kepentingan umum. Sistem uang belum dikenal luas waktu itu. Dengan demikian upeti merupakan sumber pendapatan kerajaan. Selanjutnya guru menyampaikan motivasi yaitu para siswa yang ibu banggakan, marilah kita pahami bahwa satu sumber utama pendapatan negara yang paling besar adalah dari penarikan pajak. Jumlahnya yang sangat besar membuat pajak sebagai sumber dana yang terpenting bagi pemerintah. Tanpa menarik pajak, negara kita akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan program pembangunan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, mendefinisikan pengertian pajak dan retribusi, menguraikan unsur dan jenis pajak. Selanjutnya kegiatan inti (60 menit). Peserta didik mengumpulan tugas membawa 261 struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga di meja guru. Guru memberikan kode untuk peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dan membentuk kelompok yang telah disepakati dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu (2 x 15 menit). Kegiatan inti yaitu melanjutkan presentasi hasil mind mapping. Dalam kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu orang secara perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi dengan cara berdiskusi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi secara bergantian. guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. Waktu presentasi dan diskusi dibatasi maksimal 15 menit. Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan pada mind map yang mereka buat. Guru membagikan soal tes kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu pada lembar jawab yang telah disediakan. Dalam presentasi sudah ada peningkatan daripada pada pertemuan pertama dengan adanya pendapat yang disampaikan peserta didik maupun dalam cara menjawab pertanyaan dari guru namun masih perlu bimbingan dari guru lebih lanjut. Setelah melakukan presentasi, peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu mengerjakan tes 25 menit. Kegiatan tes masih terlihat peserta didik yang berusaha untuk bertanya kepada peserta didik yang lain dan ada yang menyontek jawaban peserta didik yang lain. Kegiatan selanjutnya yaitu membuat kesimpulan. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang 262 materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Guru memberikan penjelasan yaitu: kebijakan pemerintah kolonial pada saat itu telah menyebabkan penderitaan luar biasa dan merupakan tindakan yang tidak manusiawi karena meyebabkan rakyat sangat menderita. Hal itu sangat berbeda dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang sudah merdeka yaitu kebijakannya yaitu demi kesejahteraan bersama dan membangun perekonomian bangsa dengan menggunakan sistem pajak. Sistem pajak ini telah diatur dalam Undang-undang dan harapannya tidak ada penyelewengan dari proses penarikan pajak tersebut. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai untuk bertangung jawab bu. Bertanggung jawab lagi kata guru. Iya bertangung jawab terhadap negara dalam untuk ikut bersama membangun bangsa Indonesia dengan kemampuan masing-masing individu dan mengingat bahwa pajak diterapkan di Indonesia untuk kesejahteraan bersama. Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan tugas membaca referensi materi selanjutnya. Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial dan prinsip-prinsip perpajakan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. 263 C. Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 1 Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C Hari/Tanggal : Rabu, 2 Mei 2012 Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional Waktu : 2x 40 menit Guru memulai pelajaran pukul 10.15 menit. Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Kegiatan pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan bila ada yang tidak masuk maka ditanya terlebih lanjut alasan dan bukti surat ijin tertulis). Guru melakukan apersepsi yaitu dengan memberikan keterangan bahwa pada saat Indonesia dijajah Belanda, rakyat diwajibkan menanam tanaman yang laku dipasaran dunia. Misalnya lada, kopi dan cengkeh. Sistem ini dinamakan cultur stelsel atau tanam paksa. Tahukah kalian dampak dari sistem tanam paksa terhadap rakyat pada waktu itu? Apakah yang akan terjadi bila sistem itu masih digunakan di Indonesia saat ini? tahu bu, dampaknya sengsara bu bagi kaum yang tidak punya kekuasaan dan sistem itu tidak digunakan bu tetapi masih banyak rakyat yang sengasara. Selanjutnya guru menyampaikan motivasi yaitu dengan mengajak peserta didik untuk merenungkan yaitu: coba kalian renungkan, akibat kebijakan pemerintah kolonial saat itu di Indonesia? Semua kebijakan kolonial sangat merugikan bangsa Indonesia. Rakyat sangat tertindas, terbelakang dan menderita. Untuk itu kalian sebagai penerus bangsa ini wajib mengisinya dengan rajin belajar dan berprestasi tentunya agar tidak bisa terjajah lagi oleh bangsa asing dalam bidang ekonomi. Untuk itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi 264 berikut ini dengan seksama. Selanjutnya penjelasan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi perkembangan kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, mendefinisikan prinsip-prinsip perpajakan, mendefinisikan fungsi pajakdan menguraikan contoh pajak dalam keluarga. Setelah melakukan kegiatan pendahuluan guru memulai kegiatan inti (60 menit). Penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok dengan ketentuan waktu (2x15 menit). Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. Konsep yang ditulis untuk satu kelompok sama akan tetapi bentuk mind mapping masing-masing individu berbeda. Ketika waktu peserta didik membuat mind mapping peserta didik terlihat sangat konsentrasi mengerjakan mind mapping ada sebagian peserta didik yang terlihat kebingungan dengan bentuk dan warna yang harus mereka gunakan dalam membuat mind mapping tersebut. Setelah selesai mengerjakan mind mapping masing-masing kelompok memilih 265 hasil mind mapping yang terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind mapping. Hasil mind mapping dipresentasikan oleh salah satu orang perwakilan dari kelompoknya. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi secara bergantian. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiranpikiran ketika membahas mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Waktu presentasi dan tanya jawab untuk satu kelompok dibatasi maksimal 15 menit. Kelompok yang dapat mempresentasikan pada pertemuan pertama siklus II berjumlah 2 kelompok. Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan pada mind map yang mereka buat. Selelah penerapan metode mind maping maka dilakukan kegiatan penutup (10 menit). Kegiatan pertama dalam penutup yaitu membuat kesimpulan, peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Peserta didik sudah sangat terlihat perbedaan dari pertemuan terakhir, peserta didik mengeluarkan ide sudah rasional terarah dan spontan. Dalam menyimpulkan sudah baik dan logis. Selanjutnya guru memberikan penguatan kesimpulan yaitu: pajak adalah instrumen yang penting, baik untuk membiayai penyelenggaraan negara, menyehatkan ekonomi, maupun untuk secara tidak langsung memeratakan pendapatan. Seandainya sistem perpajakan kita rapi dan efektif, sangat boleh jadi Indonesia tidak perlu berhutang lagi pada bank dunia. Selanjutnya peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian. Guru bertanya lagi tekun dan ketelitian dalam hal apa? kemudian peserta didik tekun dalam membayar pajak agar rakyat bisamenikmati 266 fasilitas umum dengan baik dan teliti dalam menghitung pajak bu. Kemudian guru memberikan penguatan nilai-nilai yaitu guru menyampaikan pajak sebagai sumber pendapatan negara sangat penting untuk membiayai pembangunan terutama belanja rutin, pemerintah berupaya untuk terus berupaya meningkatkan penerimaan dari sektor pajak ini. Dalam perhitungan antara penerimaan pajak untuk membiayai belanja rutin harus diperhitungkan dengan ketelitian yang sangat tinggi. Dan selalu tekun dalam mempelajari materi karena kita harus berfikir secara kreatif ini juga seperti pendapatan negara yang tidak mengandalkan ekspor migas yang suatu saat nanti akan habis. Oleh sebab itu, sumber utama pendapatan negara di luar ekspor migas dimaksimalkan. Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind map yang dibuat hari ini. Guru menambah referensi dan pengetahuan diberikan tugas mencari artikel berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan penunggakan membayar pajak. Tugas tersebut dikumpulkan minggu depan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. 267 D. Catatan lapangan siklus II Pertemuan 2 Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C Hari/Tanggal : Rabu, 9 Mei 2012 Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional Waktu : 2x 40 menit Kegiatan pembelajaran dimulai pukul 10.15 WIB ditandai dengan bel berbunyi. Guru memulai kegiatan pendahuluan (10 menit). Kegiatan pertama yaitu pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran dan hasil kehadiran 100%. Guru menyampaikan apersepsi yaitu dengan cara memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu artikel berjumlah 2 mengenai wajib pajak yang melakukan penunggakan membayar pajak. Pemungutan pajak mempunyai dasar hukum, maka pajak dapat dipaksakan. Artinya kepada para wajib pajak yang tidak membayar pajaknya, pajak bisa ditagih dengan kekerasan dan perlu dengan surat paksa, sita dan sandera. Setelah memberikan apersepsi kemudian memberikan motivasi yaitu mengajak peserta didik memahami perpajakan yaitu marilah kita pahami bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat mengarahkan kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai dengan yang dicita-citakan bersama, yaitu terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi perkembangan kebijakan dan tindakan pemerintah kolonial, mendefinisikan 268 prinsip-prinsip perpajakan, mendefinisikan fungsi pajak, menguraikan contoh pajak dalam keluarga. Selanjutnya guru melakukan kegiatan inti selama 65 menit. Hal pertama yang dilakukan adalah memberikan kode kepada peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dengan membentuk kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu 2 x 15 menit. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Presentasi pada pertemuan ini tidak ada hambatan seperti rasa malu dari anggota kelompok. Diskusipun berjalan dengan sangat lancar dan banyak tanggapan dari peserta didik. Selanjutnya guru memberikan perbaikan mind mapping dalam salah satu kelompok saja karena kelompok yang lainnya sudah cukup sesuai dengan diharapakan dan direncanakan. Peserta didik dalam mengeluarkan pendapat sudah baik dan tidak ada yang terlihat malu-malu. Peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman Pada sesi berikutnya adalah tes yang dikerjakan secara individu. tes dibatasi 25 menit. Pada waktu tes ini guru lebih memberikan peringatan kepada peserta didik. Guru berkata: “ayo tempat duduk kasih jarak, tidak boleh nyontek”. Setelah waktu tes yang ditentukan habis peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat waktu. Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat berseriseri. Setelah kegiatan tes, kegiatan selanjutnya yaitu penutup 15 menit. Kegiatan pertama yaitu membuat kesimpulan. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan. Peserta didik bertanya kenapa banyak orang miskin padahal system pajak sudah dilaksanakan bu? Meskipun sistem pajak 269 sudah dilaksanakan namun masih saja terdapat orang miskin karena terbatasnya lapangan pekerjaan dan pendidikan belum bisa menyentuh semua lapisan masyarakat. Pertanyaan dari peserta didik yang bisa ditulis yaitu pajak kenapa bisa diselewengkan? Penyelewengan sama artinya dengan penjajahan yaitu samasama korban menderita. Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibuatlah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Walaupun identik dengan penjajahan, kolonial dan imperalisme Barat memilki sisi positif disamping sisi negarif. Namun pada kenyataannya, hanya sisi negatiflah yang dialami rakyat Indonesia. Sisi positif hanya dinikmati kalangan Indonesia tertentu, yakni para penguasa dan kaum feodal. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai tekun, ketelitian. Akibat berlakunya ekonomi uang banyak orang terpikat menjadi kuli kontrak di perkebunan (merasakan dapat upah), ini merupakan contoh pengalaman yang dapat kita ambil pelajarannya yaitu kita harus tekun belajar dan teliti dalam mengelola uang karena bila tidak bisa mengelola uang maka kita akan terjebak pada sesuatu yang tidak kita inginkan. Pemberian hadiah bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan tugas yaitu membawa struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. 270 E. Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 1 Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C Hari/Tanggal : Rabu, 16 Mei 2012 Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional Waktu : 2x 40 menit Pembelajaran dimulai pukul 10.15 WIB. Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Kegiatan pertama yaitu pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi. Kehadiran peserta didik 100%. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan cara memperlihatkan tugas kemarin dan dibahas sebentar yaitu struk bukti pembayaran pajak yang ditanggung keluarga yaitu struk PBB maka dalam hal ini bahwa PBB merupakan pajak yang ditanggung oleh keluarga. Selanjutnya dengan melihat gambar bangunan, gambar jalan (terlampir) yang terlihat bagus tersebut. Sudah bisa dipastikan bahwa pembangunan tersebut membutuhkan uang, uang tersebut bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak yang sesuai dengan ketentuan. Dari proses pembangunan itulah para wajib pajak dapat menikmati kembali uang yang telah disetor kepada pemerintah lewat pajak secara tidak langsung. Guru melakukan motivasi yaitu mengajak peserta didik untuk memahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih dan berdisiplin, penerimaan negara akan sangat memadai sehingga pemerintah tidak perlu mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan dengan itu, para pejabat juga tidak perlu membebani pengusaha besar dengan berbagai pungutan liar yang ujungujungnya hanya menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Untuk itu kalian sebagai peserta didik harus mempelajari materi berikut ini dengan seksama. 271 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di berbagai daerah, menguraikan sistem pemungutan pajak, mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya, memberikan gambaran orang bijak taat pajak Kegiatan inti dilakukan dalam waktu 60 menit yaitu dengan penyampaian mengenai materi pembelajaran selama 15 menit. Peserta didik sudah memposisikan diri pada tempat duduk yang sesuai dengan denah tempat duduk. Peserta didik menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa kemudian membentuk menjadi 4 kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok pertama dengan ketentuan waktu (2x15 menit). Guru mendorong peserta didik berkomunikasi dengan anggota kelompok dalam menyusun mind mapping dari berbagai sumber acuan sesuai dengan materi yang dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih kreatif saat berdiskusi dalam pembuatan dan penyusunan mind mapping. Guru berkeliling dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah ketika pembuatan mind mapping. Jam 10.30 dimulai semua peserta didik mulai membuat mind mapping hingga sampai jam 10.45 berarti tepat waktu, peserta didik sudah mulai terbiasa membuat mind mapping, ketika waktu peserta didik membuat mind mapping peserta didik terlihat sangat antusias dan penuh semangat mengerjakan mind mapping. Setelah selesai mengerjakan mind mapping masingmasing kelompok memilih hasil mind mapping yang terbaik. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind mapping. Dalam kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind mapping adalah satu orang secara bergantian dengan anggota kelompoknya. Guru meminta peserta didik untuk memusatkan perhatian ketika presentasi mind mapping dilakukan. Guru mengintruksikan peserta didik dapat belajar lebih cepat dan efisien dengan adanya kegiatan presentasi hasil mind mapping. Selanjutnya setelah presentasi, kelompok 272 lain diminta untuk menanggapi, tanggapan dilakukan oleh anggota kelompok presentasi secara bergantian. Waktu presentasi dan tanya jawab dibatasi maksimal 15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan kepada kelompok yang siap untuk memprentasikan hasil mind mapping peserta didik-peserta didik membuat kesepakatan pertama kali yang maju dimulai dari kelompok pertama. Kemudian kelompok pertama maju dan mempresentasikan hasil mind mapping. Pada akhir sesi presentasi guru memberi pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa pujian pada mind mapping yang mereka buat karena hasilnya sangat mengembirakan. Guru memotivasi peserta didik menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran ketika membahas dan mengkaji mind mapping secara bersama-sama terhadap hasil presentasi dan diskusi. Guru meminta peserta didik untuk melatih “gambar keseluruhan” dalam kegiatan koreksi terhadap hasil mind mapping yang dibuat secara individu. Guru mendorong peserta didik mengingat dengan lebih baik ketika memberikan penguatan kesimpulan yang diperoleh dari hasil mind mapping peserta didik. Guru juga menjelaskan bahwa pada pertemuan minggu depan akan dilaksanakan tes yang ketiga. Kegiatan Penutup selama 10 menit hal pertama yaitu membuat kesimpulan. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Masuknya kekuasaan Barat ke Indoneia telah membawa perubahan dan bahkan kegoncangan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Perubahan itu meliputi bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini telah terjadi kembali bahwa kita hidup dalam dunia yang menglobal yaitu tanpa ada batas-batas negara sepertinya. Oleh karena itu pengaruh-pengaruh budaya asing sangat kental di negara Indonesia. Jangan pernah berfikir bahwa budaya asing itu lebih baik daripada budaya kita sendiri. 273 Kalian sebgai generasi penerus harus menciptakan gerakan menyintai budaya sendiri. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai menghargai pendapat orang lain dan belajar menghargai budaya nusantara. Guru menginformasikan bahwa pertemuan berikutnya yaitu presentasi 2 kelompok selanjutnya dari hasil dari mind mapping yang dibuat hari ini. Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. 274 F. Catatan Lapangan Siklus III Pertemuan 2 Nama Sekolah/Kelas : SMP N 4 Wonosari/VIII C Hari/Tanggal : Rabu, 23 Mei 2012 Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperalisme Barat serta pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional Waktu : 2x 40 menit Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 10.15 WIB. Kegiatan Pendahuluan selama 10 menit. Pembukaan (peserta didik berdiri dan memberi hormat kepada guru kemudian dilanjutkan dengan presensi dengan menanyakan kehadiran, laporan kehadiran menunjukkan 100%. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan apersepsi yaitu dengan mengungkapkan perumpamaan bila kalian datang terlambat ke sekolah apakah ada sanksi? Begitupun dengan keterlambatan dalam membayar pajak paasti juga ada sanksinya. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Selanjutnya pemberian motivasi dengan mengajak peserrta didik memahami sesuatu hal yaitu marilah kita pahami jika pungutan pajak dilakukan secara bersih dan berdisiplin, penerimaan negara akan sangat memadai sehingga pemerintah tidak perlu mengemis bantuan kesana kemari. Sejalan dengan itu, para pejabat juga tidak perlu membebani pengusaha besar dengan berbagai pungutan liar yang ujungujungnya hanya menyuburkan premanisme dalam ekonomi bangsa. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu: mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan atas kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di 275 berbagai daerah, menguraikan sistem pemungutan pajak, mengidentifikasikan sanksi-sanksi terhadap wajib pajak yang melalaikan kewajibannya, memberikan gambaran orang bijak taat pajak. Selanjutnya yaitu kegiatan inti selama 60 menit. Mengarahkan peserta didik untuk berdiri dan bergeser sesuai dengan urutan tempat duduk sesuai dengan presensi dengan menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. Peserta didik duduk sesuai dengan denah tempat duduk kemudian menyuarakan yel-yel yaitu saya datang, saya belajar, saya senang, hore-hore kami pasti bisa. Melakukan presentasi 2 kelompok berikutnya dengan ketentuan waktu (2 x 15 menit). Peserta didik mulai berani bertanya dan menanggapi hasil mind map kelompok yang maju. Komentar kelompok lain yang muncul seperti: “Mind map yang kalian buat itukan ada gambar Pak Gayus, coba kalian jelaskan kenapa seeorang Pak Gayus yang berpendidikan bisa korupsi ya?”. Kegiatan presentasi berjalan lancar dan proses kreativitas berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sampai dengan batas waktu pembelajaran berakhir pada tahap ini, semua kelompok yang sudah maju mempresentasikan hasil mind map mereka. Selanjutnya peserta didik dibagikan lembar tes pemahaman. Waktu mengerjakan tes 25 menit. Dalam mengerjakan tes pemahaman peserta didik sudah tenang dan terkondisikan. Guru berkata: “saya yakin kalian pasti bisa mengerjakan dengan hasil yang maksimal”. Setelah waktu tes yang ditentukan habis peserta didik mengumpulkan lembar jawab tes tepat waktu. Suasana tes sangat tenang dan roman wajah peserta didik dan guru terlihat berseri-seri. Selanjutnya kegiatan Penutup selama 10 menit yaitu membuat kesimpulan. Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi dan sekaligus memberikan kesimpulan selanjutnya guru memberi tanggapan dan penguatan terhadap pendapat-pendapat peserta didik untuk selanjutnya dibutalah kesimpulan dengan merujuk pada referensi atau pendapat para ahli. Marilah kita pahami bahwa melalui perpajakan, pemerintah dapat mengarahkan kegiatan dan kehidupan ekonomi kita sesuai dengan yang dicita-citakan bersama, yaitu 276 terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Orang bijak taat pajak. Demikianlah slogan himbauan bagi warga Negara supaya membayar pajak. Mengapa kita harus membayar pajak? Lihatlah sekolahanmu, jalan,dan jembatan di sekitarmu! Pajak digunakan untuk membangun semua itu. Penghasilan utama pemerintah berasal dari pajak. Jadi, jika kita tidak membayar pajak, maka pemerintah akan kekurangan dana untuk membangun negara. Peserta didik menyebutkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi yang telah dipelajari seperti nilai tanggung jawab dan disiplin, tanggung jawab terhadap kewajiban sebagai wajib pajak yaitu taat pajak dan disiplin dalam membayar pajak agar tidak diberi sanksi. Sebelum diakhiri kegiatan belajar mengajar untuk menambah referensi dan pengetahuan diberikan kesempatan untuk bertanya. Pemberian hadiah bagi peserta didik dan kelompok yang telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengintruksikan peserta didik duduk kembali sesuai dengan sebelum pelajaran tadi yang kemudian dilanjutkan saling menepuk bahu sambil mengucapakan semangat pasti bisa. 277 Lampiran 18 FOTO PENELITIAN Foto I. Lokasi Penelitian SMP N 4 Wonosari Foto 2. Guru dan peneliti membagikan tanda pengenal observasi 278 Foto 3. Guru sedang menjelaskan materi pelajaran Gambar 4. Guru memberikan penjelasan mengenai metode mind mapping 279 Foto 5. Peserta didik memberikan pendapat Gambar 6. Suasana kelas saat berebutan memberikan gagasan 280 Gambar 7. Peserta didik membuat mind mapping Foto 8. Peserta didik mempresentasikan mind mapping 281 Foto 9. Peserta didik mengerjakan tes Foto 10. Peneliti melakuan wawancara dengan peserta didik 282 Gambar 11. Peneliti melakukan pengamatan Gambar 12. Peneliti melakukan refleksi dengan guru 283 284 285 286 287 288 289 290