9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1

advertisement
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan
1.
Penelitian dengan judul “Jenis Perubahan Makna dan Faktor – Faktor
Perubahan Makna Nama Julukan Klub Sepakbola di Liga Super Indonesia
dan Divisi Utama Liga Indonesia Musim Kompetisi 2013-2014” karya
Priyanto
Pada penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan jenis perubahan
makna dan faktor – faktor perubahan makna nama julukan klub sepakbola di Liga
Super Indonesia dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014. Data
yang digunakan adalah nama - nama julukan klub sepakbola di Liga Super Indonesia
dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014. Sumber data
penelitian tersebut adalah nama-nama julukan klub sepakbola di Liga Super Indonesia
dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2013-2014. Jenis penelitiannya
adalah deskriptif kualitatif. Tahap analisis data meliputi, mengklasifikasikan data
nama - nama julukan Klub Sepakbola di Liga Super Indonesia dan Divisi Utama Liga
Indonesia musim kompetisi 2013-2014, menganalisis data sesuai dengan jenis
perubahan makna dan faktor perubahan maknanya.
2.
Penelitian dengan Judul “Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Jawa
Dalam Bahasa Indonesia pada Surat Kabar Harian Banyumas Edisi OktoberDesember 2014” karya Nani Herliyati
Pada penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan jenis perubahan
makna dan faktor perubahan makna kata serapan bahasa Jawa dalam Bahasa
Indonesia pada surat kabar Harian Banyumas edisi Oktober-Desember 2014. Jenis
penelitian tersebut deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah perubahan makna
9
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
10
kata bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Harian Banyumas edisi
Oktober-Desember 2014. Sumber data penelitian tersebut adalah surat kabar Harian
Banyumas edisi Oktober-Desember 2014. Tahap analisis data meliputi, penyediaan
data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data.
Dari kedua teori relevan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua
penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan
dikaji oleh peneliti. Persmaannya ialah sama-sama menggunakan kajian semantik
dalam mengolah data, sedangkan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
yang telah dilakukan adalah data yang akan dianalisis. Pada penelitian yang sudah
dilakukan oleh Priyanto, data yang digunakan berupa nama-nama julukan klub
sepakbola di Liga Super Indonesia dan Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi
2013-2014 dan penelitian Nani Herliyanti yang menggunakan data kata serapan
bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Harian Banyumas edisi
Oktober-Desember 2014. Data yang digunakan oleh peneliti kali ini adalah istilah
politik pada rubrik “Nasional” dalam majalah Tempo. Penelitian mengenai analisis
sebab dan perubahan makna istilah politik pada rubrik “Nasional” dalam majalah
Tempo edisi bulan Maret – April 2016. Penelitian ini belum pernah dilakukan oleh
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Mahasiswa
Universitas lainnya, menjadikan perlu dilakukan sebuah penelitian menggunakan
kajian semantik.
Pada penelitian ini, peneliti lebih fokus menggunakan kajian semantik karena
menurut pendapat Verhaar, (2010:13) semantik adalah cabang ilmu linguistik yang
membahas arti atau makna. Semantik mengkaji bahasa yang ada di masyarakat dari
bahasa lisan, bahasa nonlisan dan tulis. Bahasa memiliki banyak makna dalam
penggunakaannya. Konteks kalimat dan kata mempengaruhi arti dari bahasa yang
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
11
digunakan. Seperti pada istilah bidang ilmu politik pada rubril “Nasional” dalam
majalah Tempo. Memiliki makna istilah yang sering digunalkan dalam bidang ilmu
politik.
B. Bahasa
Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa merupakan
cara yang paling efektif untuk menyampaikan maksud tuturan pembicara. Bahasa
(language) merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri
(Kridalaksana, 2009: 24). Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu
dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan
(Chaer dan Agustina, 2004: 11). Bahasa menjadikan manusia dapat berinteraksi untuk
mengutarakan kehendaknya.
Tidak hanya itu, Chaer (2007: 58) juga berpendapat bahwa bahasa adalah
bersifat manusiawi, bisa diartikan hanya dimiliki manusia dan hanya dapat digunakan
oleh manusia. Berbeda dengan mahluk lain seperti binatang, ada beberapa binatang
menggunakan gelombang udara untuk berkomunikasi atau bunyi-bunyian tertentu
tetapi itu tidak bisa disebut dengan bahasa. Karena sesungguhnya bahasa memiliki
sistem tertentu agar dapat dipahami oleh lawan komunikasinya seperti ucapan atau
tuturan. Tujuan manusia berbahasa yaitu alat yang digunakan untuk berinteraksi atau
alat untuk berkomunikasi untuk menyampaikan gagasan, pikiran, konsep dan juga
perasaan. Terbentuknya bahasa seperti sekarang ini tentunya memiliki sejarah yang
panjang.
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
12
C. Semantik
Semantik berasal dari bahasa Yunani sema kata benda yang berarti „tanda‟
atau „lambang‟. Kata kerjanya yaitu semaino yang berarti „menandai‟ atau
„melambangkan‟ (Saussure dalam Chaer 2013:02). Kemudian semantik disepakati
sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan
antar tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan istilah lain,
bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa.
Menjadikan kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang
arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatikal, dan
semantik (Chaer 2013:02).
Sedangkan menurut Verhaar (2001: 385), semantik adalah cabang ilmu
linguistik yang meneliti arti dan makna. Makna atau arti hadir dalam tata bahasa
(morfologi dan sintaksis) maupun leksikon. Jadi semantik dapat dibagi atas semantik
gramatikal dan semantik leksikal. Semantik gramatikal merupakan bahasa yang
mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna. Misal
menyatakan makna jamak bahasa Indonesia menggunakan proses reduplikasi seperti
kata buku yang bermakna „sebuah buku‟ menjadi „buku-buku‟ atau „banyak buku‟.
Dalam bahasa Inggris untuk menyatakan jamak menggunakan penambahan morfem
(s) atau menggunakan bentuk khusus, misal books yang berarti „banyak buku‟. Sedang
semantik leksikal adalah bidang yang meneliti leksikal menurut asas-asasnya dinamai
„leksikologi‟. Tugas yang paling praktis yaitu menyusun kamus, di kenal sebagai
„leksikografi‟ atau leksikologi terapan.
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
13
D. Kosakata
Kosakata menurut Usman dkk. (1979), Soedjito (1988), dan Notosudirjo
(1990) umumnya mendeskripsikan konsep atau pengertian tentang kosakata itu dari
Adiwimarta (1978), yang juga tidak jauh dari pengertian leksikon pada kamus (dalam
Chaer, 2007: 6). Dari keempat sumber itu, dapat menarik pengertian bahwa kosakata
adalah: (a) Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa. (b) Kata yang dikuasi oleh
seseorang atau kelompok dari lingkungan yang sama. (c) Kata-kata atau istilah yang
digunakan dalam satu bidang kegitan atau ilmu pengetahuan. (d) Sejumlah kata dari
suatu bahasa yang disusun secara alfabetis bersama dengan sejumlah penjelasan
maknanya, layaknya sebuah kamus. (e) Semua morfem yang ada dalam suatu bahasa.
Kosakata
bahasa
Indonesia
semakin
berkembang
sejalan
dengan
perkembangan sosial masyarakat. Ilmu pengetahuan dan ruang lingkup beserta
kepentingan yang kompleks serta semakin pesat kemajuan masyarakat. Didukung olah
sumber daya manusia yang ada, maka kosakata pun berkembang. Kemudian baik
jumlah kosakata asli dan bahasa serapan yang disesuaikan pelafalan dan penulisan
dalam bahasa Indonesia. Komponen ini yang membuat kosakata bahasa Indonesia
semakin kaya.
E. Makna Istilah
1.
Pengertian Makna
Menurut Wijana (2015:24) hubungan antara kata dan objek yang ditunjukan
disebut dengan makna atau hubungan antara kata dengan sesuatu yang ditunjukan itu
yang disebut makna. Ada yang perlu diperhatikan dalam pemahaman makna yang
dimiliki seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Kata bunga, ada berbagai
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
14
macam bunga di dunia ini. Bunga yang dimaksud apakah bunga mawar, bunga
kamboja, bunga matahari, bunga anggrek, bunga bank, bunga hiasan atau bunga tahu
yang menyatakan nama makanan atau seperti apa. Manusia mampu menggunakan
semua ini dalam komunikasi.
Perlu diperhatikan bahwa makna tidak selamanya dihubungkan dengan benda
berbentuk fisik saja, namun masih ada kata fungsional yang digunakan berkomunikasi
oleh manusia. Seperti, dan, oleh, tetapi, namun, yang, dan sebagainya. Ini tidak dapat
dihubungkan dengan benda berbentuk fisik, karena sifatnya yang nonreferensial.
Begitu pula dengan satuan semantik yang bukan hanya leksikal, tetapi juga satuan
gramatikal yang lebih kecil seperti morfem dan satuan yang lebih besar seperti frasa,
klausa, dan kalimat. Maka dari itu, makna tidak hanya bersangkutan dengan makna
denotatif saja tetapi juga konotatif.
2.
Pengertian Istilah
Istilah merupakan istilah atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang
dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat
yang khas dalam bidang tertentu (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
2007:55). Menurut Fitriany (2015: 296) dalam pembentukan istilah, perlu
diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan kosakata bahasa Indonesia sebagai
berikut, (a) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan konsep termaksud dan tidak menyimpang dari makna itu. (b) Istilah
yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat diantara pilihan yang tersedia
yang mempunyai rujukan sama. (c) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang
dinilai rasa (konotasi) baik. (d) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
15
didengar (eufonik). (e) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya
adalah sesuai kaidah bahasa Indonesia.
3.
Pengertian Makna Istilah
Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti, bisa berdiri sendiri tanpa
bantuan kalimat atau terikat konteks kalimat. Menurut Chaer (2013: 71) makna istilah
dibuat setepat mungkin untuk menghindari kesalahpahaman dalam bidang ilmu atau
kegiatan tertentu. Makna istilah terbagi menjadi makna istilah khusus dan makna
istilah umum. Menurut Pateda (2010: 106) makna khusus yaitu makna atau istilah
yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu. Misalkan pada kalimat Dokter
memeriksa tangan dan lengan pasien kecelakaan tadi siang. Kata tangan dan lengan
digunakan sebagai istilah untuk pengertian yang berbeda. Tangan adalah pergelangan
sampai ke jari-jari. Sedangkan lengan dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.
Sedangkan dalam bahasa umum tangan dan lengan dianggap bersinonim. Begitu juga
dengan kata kaki dengan tungkai serta telinga dengan kuping, dalam dalam istilah
kedokteran maknanya akan berbeda.
F. Sebab-Sebab Perubahan Makna
Banyak sebab yang mempengaruhi perubahan makna sebuah istilah. Menurut
Chaer (2013: 131) sebab-sebab perubahan makna yaitu perkembangan ilmu dan
teknologi, perkembangan sosial budaya, perbedaan bidang pemakaian, adanya
asosiasi, pertukaran tanggapan indra, pertukaran tanggapan indra, perbedaan
tanggapan, adanya penyingistilahn, proses gramatikal, dan pengembangan istilah.
Sebab perubahan makna ini akan mempengaruhi perkembangan bahasa dalam
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
16
masyarakat. Masyarakat sendiri yang akan memilah bahasa sesuai kebutuhan mereka.
Penjelasan selengkapnya tentang sebab perubahan makna sebagai berikut:
1.
Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Perkembangan dalam ilmu dan kemajuan dalam bidang teknologi dapat
menyebabkan terjadinya perubahan makna sebuah kata. Kata yang tadinya
mengandung konsep makna mengenai sesuatu yang sederhana, tetap digunakan
walaupun konsep makna yang terkandung telah berubah sebagai akibat dari
pandangan baru, atau teori baru dalam satu bidang ilmu atau sebagai akibat dalam
perkembangan teknologi. Perubahan makna sastra dan makna „tulisan‟ sampai pada
makna „karya imajinatif‟ adalah salah satu contoh perkembangan makna bidang
keilmuan. Pandangan atau teori baru yang menyebabkan kata sastra itu berubah. Dari
sastra yang berarti buku yang isinya baik bahasanya menjadi berarti karya yang
bersifat imajinatif kreatif. Begitu pula dengan contoh yang lain seperti kata kereta api.
Sejak dulu hingga sekarang masih menggunakan kata kereta api meskipun kereta kini
sudah memakai mesin disel. Satu contoh lagi adalah manuskrip pada mulanya berarti
„tulisan tangan‟. Kini kata tersebut masih digunakan untuk menyebut naskah yang
akan dicetak, walaupun hampir tidak ada lagi naskah yang ditulis tangan karena sudah
ada komputer.
2.
Perkembangan Sosial dan Budaya
Perkembangan dalam bidang sosial kemasyarakatan dapat menyebabkan
terjadi perubahan makna. Di sini sama dengan yang terjadi sebagai akibat
perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi. Sebuah istilah yang mulanya
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
17
bermakna „A‟, lalu berubah menjadi bermakna „B‟ atau „C‟. Jadi, bentuk katanya tetap
sama tetapi konsep makna yang terkandung berubah. Misalnya, kata saudara dalam
bahasa Sangsekerta berarti „seperut atau sekandung‟. Kini kata saudara walaupun
masih juga digunakan dalam arti orang yang lahir dalam kandungan yang sama, tetapi
digunakan juga untuk menyebut atau menyapa siapa saja yang dianggap sederajat atau
setatus sosial yang sama. Misalnya dalam kalimat “Surat saudara sudah saya terima”,
atau kalimat “Di mana dilahirkan?”
3.
Perbedaan Bidang Pemakaian
Dalam setiap bidang kehidupan atau kegiatan memiliki kosakata tersendiri
yang hanya dikenal dan digunakan dengan makna tertentu dalam bidang tertentu. Kata
yang menjadi kosakata dalam bidang tertentu dalam kehidupan dan pemakaian seharihari dapat terbantu dari bidangnya, dan digunakan dalam bidang lain atau menjadi
kosakata umum. Oleh karena itu, kata-kata tersebut menjadi memiliki makna baru
atau makna lain di samping makna aslinya (makna yang terkandung di dalam
bidangnya). Misalkan kata menggarap yang berasal dari bidang pertanian dengan
segala macam derivasinya, seperti tampak dalam frasa menggarap sawah, tanah
garapan, dan petani penggarap. Kata menggarap kini banyak juga digunakan dalam
bidang lain dengan makna mengerjakan seperti tampak digunakan dalam frasa
menggarap skripsi, menggarap naskah drama, menggarap laporan paraktikum,
menggarap tugas rumah atau yang lainnya. Kemudian kata mambajak dalam bidang
pertanian memiliki arti mengolah tanah dengan alat bajak. Kata mambajak juga
digunakan dalam bidang lain namun dalam bentuk negatif seperti pembajak, diartikan
orang yang melakukan pembajakan (dalam kapal atau pesawat).
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
18
4.
Adanya Asosiasi
Masih ada hubungan atau pertautan maknanya dengan makna yang digunakan
pada bidang asalnya. Misalkan kata mencatut yang berasal dari lingkungan
perbengkelan dan pertukangan mempunyai makna bekerja dengan menggunakan
catut. Kemudian, kata amplop yang berasal dari bidang administrasi atau surat
menyurat, makna asalnya adalah sampul surat. Dari kata amplop itu selain dapat
dimasuki surat juga dapat dimasuki benda lain seperti uang. Oleh karena itu, dalam
kalimat Beri saja amplop maka urusan pasti beres. Kata amplop dalam kalimat
tersebut bermakna uang karena yang dimaksud bukan berisi surat atau tidak berisi
apa-apa melainkan berisi uang. Uang ini bisa bermaksud sebagai sogokan untuk
melancarkan suatu tujuan tertentu. Asosiasi antara amplop dengan uang ini adalah
berkenaan dengan wadah. Jadi, menyebut wadahnya yaitu amplop tetapi yang
dimaksud adalah isinya, yaitu uang.
5.
Pertukaran Tanggapan Indra
Alat indra kita sebenarnya sudah mempunyai tugas tertentu untuk menangkap
segala yang terjadi di dunia ini. Misalkan rasa pahit, getir dan manis harus ditangkap
oleh indra perasa atau lidah. Begitu pula dengan fungsi alat indra lain. Pada
penggunaan bahasa banyak sekali terjadi kasus pertukaran tanggapan antara indra
yang satu dengan indra yang lain. Kata manis misalnya, kata manis seharusnya
digunakan oleh indra perasa, seperti dalam kalimat Pepaya itu rasanya manis. Namun
bisa digunakan dengan indara penglihatan, seperti dalam kalimat Wajahnya manis
dipandang. Pertukaran alat indra penanggap, biasa disebut dengan kata sinestesia.
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
19
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu sun artinya sama dan aisthetikas artinya
tampak.
6.
Perbedaan Tanggapan
Setiap unsur leksikal atau kata sebenarnya secara sinkronis telah mempunyai
makna leksikal yang tetap. Namun karena pandangan hidup dan ukuran dalam norma
kehidupan di dalam masyarakat banyak kata yang menjadi memiliki yang rendah
kurang menyenangkan. Di samping itu ada juga yang menjadi memiliki nilai rasa
tinggi atau yang menyenangkan. Kata yang nilainya merosot ini disebut peyoratif,
sedang yang nilainya naik menjadi tinggi disebut amelioratif. Misal, kata bini akhirakhir ini dianggap peyoratif, sedang kata istri disebut amelioratif.
Nilai rasa tersebut hanya bersifat sinkronik. Secara diakronik kemungkinan
bisa berubah. Perkembangan pandangan hidup yang biasanya sejalan dengan
perkambangan budaya dan kemasyarakatan dapat memungkinkan bisa terjadi
perubahan nilai rasa peyoratif atau amelioratif. Misal kata jamban dahulu mempunyai
nilai peyoratif, oleh karena itu orang tidak menggunakannya. Kata tersebut kehilangan
nilai peyoratifnya karena pemerintah DKI secara resmi menggunakan lagi istilah
tersebut sebagai istilah baku seperti dalam frasa jamban keluarga.
7.
Adanya Penyingkatan
Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata atau ungkapan yang karena sering
digunakan maka kemudian tanpa diucapkan atau dituliskan secara keseluruhan orang
sudah mengerti maksudnya. Olah karena itu maka kemudian orang lebih banyak
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
20
menggunakan penyingkatan saja dari pada menggunakan bentuk utuhnya. Misalnya
Pergi ke Surabaya dengan Garuda, arti kalimat ini adalah Pergi ke Surabaya dengan
pesawat perusahaan Garuda. Sebetulnya dalam bentuk penyingkatan ini bukanlah
peristiwa perubahan makna yang terjadi sebab makna atau konsep itu tetap, yang
terjadi adalah perubahan bentuk kata. Kata yang semula berbentuk utuh (panjang)
menjadi lebih pendek (singkat). Seperti kata „perpustakaan‟ yang disingkat menjadi
perpus. Begitu juga istilah lab yang menggantikan kata „laboratorium‟, let pada kata
„letnan‟, dok pada kata „dokter‟. Bentuk yang disebut akronim seperti tilang berarti
„bukti pelanggaran‟, satpam untuk „satuan pengamanan‟. Berlaku juga pada „Rumah
Sakit‟ yang disingkat menjadi RS, „Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan‟ yang
disingkat menjadi kemendikbud.
8.
Proses Gramatikal
Proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi akan
meyebabkan pula terjadinya perubahan makna. Namun yang terjadi sebenarnya bukan
perubahan makna. Melainkan sebab bentuk kata itu sudah berubah sebagai hasil
proses gramatikal. Bentuk berubah maka maknapun akan berubah atau berbeda. Jadi,
tidaklah dapat dikatakan kalau dalam hal ini telah menjadi perubahan makna. Sebab
yang terjadi adalah proses gramatikal dan proses itu telah melahirkan makna
gramatikal.
9.
Pengembangan Istilah
Salah satu upaya dalam pengembangan atau pembentukan kata baru adalah
dengan memanfaatkan kosakata bahasa Indonesia yang ada dengan jalan memberi
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
21
makna baru, entah dengan menyempitkan atau meluaskan. Kata papan yang semula
berarti „lempengan kayu tipis‟. Diangkat menjadi istilah untuk makna „rumah atau
tempat tinggal‟. Kemudian sandang kini diangkat menjadi istilah untuk makna
„pakaian‟ dan „teras‟ yang semula bermakna „inti kayu‟ atau „saripati kayu‟, kini
diangkat menjadi unsur pembentuk istilah untuk makna „utana‟ atau „pimpinan‟.
Contoh lain, perubahan makna sebagai akibat usaha dalam membentuk istilah seperti
istilah canggih, gaya, tapak, paket, dan menyangkal.
G. Jenis Perubahan Makna
Setelah membahas tentang sebab-sebab perubahan makna, selanjutnya akan
dijelaskan tentang jenis perubahan makna. Menurut Chaer (2013: 140) jenis
perubahan makna meliputi maluas, menyempit, perubahan total, penghalus dan
pengasaran. Banyaknya kegiatan yang dilakukan masyarakat menjadikan makna
dalam sebuah bahasa berkembang. Jenis perubahan mkana meluas kerap dijumpai
dalam berbahasa. Tidak menutup kemungkinan pada jenis perubahan makna lain
justru lebih banyak mengalami perubahan makna. Penjelasan selengkapnya sebagai
berikut:
1.
Jenis Perubahan Makna Meluas
Yang dimaksud dengan perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi
pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah „makna‟,
tapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain. Misalkan
kata baju pada mulanya hanya berarti „pakaian sebelah atas dan pinggang sampai ke
bahu‟ seperti pada frasa baju batik, baju safari, baju lengan panjang, baju seragam,
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
22
baju kebaya, baju pengantin. Contohnya pada kalimat Murid-murid memakai baju
sergam pada upacara peringatan hari kemerdekaan. Kata baju dapat dimaknai
„pakaian, topi, celana, dasi dan atribut lainnya yang menyatakan pakaian sekolah‟.
Begitu juga dengan baju olahraga, baju dinas,dan baju militer. Perlu diperhatikan
bahwa makna lain yang terjadi sebagai hasil perluasan itu masih berada dalam
lingkungan polisemi. Jadi, makna-makna itu masih ada hubungannya dengan makna
aslinya.
2.
Jenis Perubahan Makna Menyempit
Yang dimaksud dengan perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada
sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian
berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Misalnya, kata sarjana yang
pada mulanya berarti orang pandai atau cendikiawan, kemudian hanya berarti orang
yang lulus dari perguruan tinggi, seperti sarjana pendidikan, sarjana ekonomi,
sarjana teknik, sarjana hukum, sarjana sosial, dan sarjana sastra, sarjana pertanian,
sarjana keperawatan dan lainnya. Sepandainya–pandainya seseorang mungkin
sebagai hasil belajar sendiri, jika bukan tamatan dari perguruan tinggi tidak bisa
disebut sarjana. Sebaliknya, seberapa rendah IPK seseorang jika ia sudah lulus maka
ia akan disebut sarjana, karena sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Begitu juga dengan kata pendeta, makna sesungguhnya berarti orang yang berilmu.
Dalam bahasa Malaysia masih ada sisanya, yaitu Za‟ba merupakan salah satu tokoh
bahasa Melayu yang sering disebut sebagai pendeta bahasa. Dalam bahasa Indonesia
kata pendeta sudah menyempit maknanya karena bermakna guru agama Kristen.
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
23
3.
Jenis Perubahan Makna Perubahan Total
Perubahan total adalah berubahnya sama sekali makna sebuah kata dan makna
asalnya. Memang ada kemungkinan makna yang dimiliki sekarang masih ada sangkut
pautnya dengan makna asal, tetapi sangkut pautnya nampaknya sudah jauh sekali.
Misalnya, kata ceramah pada mulanya berarti „cerewet‟ atau „banyak cakap‟ tetapi ini
berarti „pidato atau uraian‟ mengenai sesuatu hal yang disampaikan di depan orang
banyak. Contoh lain, kata seni selalu dihubungkan dengan „air seni atau kencing‟.
Kata seni kini digunakan sepadan dengan makna kata Belanda kunst atau dalam
bahasa Inggris art, yaitu untuk mengartikan „karya atau ciptaan yang bernilai halus‟.
Misal digunakan dalam seni lukis, seni tari, seni suara dan lainnya. Sedang orang
yang berkecimpung di dunia seni disebuat seniman untuk laki-laki dan seniwati untuk
perempuan.
4.
Jenis Perubahan Makna Penghalusan (Eufemia)
Dalam pembicaraan mengenai penghalusan. Kita berhadapan dengan gejala
ditampilkannya kata-kata atau bentuk-bentuk yang dianggap memiliki makna kata
yang lebih halus atau lebih sopan daripada yang akan digantikan. Kecenderungan
untuk menghaluskan makna kata tanpaknya merupakan gejala umum dalam
masyarakat bahasa Indonesia. Gejala penghalusan makna ini bukan barang baru dalam
masyarakat Indonesia. Orang-orang dulu yang karena kepercayaan atau sebab-sebab
lainnya akan mengganti kata buaya atau harimau dengan kata nenek; mengganti kata
ular dengan kata akar atau oyod. Kemudian kata penjara atau bui diganti dengan kata
atau ungkapan yang lebih halus yaitu lembaga pemasyarakatan; dipenjara atau dibui
diganti menjadi dimasukan di lembaga pemasyarakatan.
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
24
5.
Jenis Perubahan Makna Pengasaran
Perubahan pengasaran adalah usaha untuk mengganti kata yang maknanya
halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar. Usaha atau gejala
pengasaran ini biasanya dilakukan orang dalam situasi yang tidak ramah atau untuk
menunjukkan kejengkelan. Namun, banyak juga kata yang sebenarnaya bernilai kasar
tetapi sengaja digunakan untuk lebih memberi tekakanan tetapi tanpa terasa
kekasarannya. Misal kata menggondol biasa dipakai oleh binatang seperti anjing.
Misalkan dalam kalimat Anjing menggondol tulang, tetapi juga bisa digunakan pada
Akhirnya regu bulu tangkis kita berhasil menggondol pulang piala Thomas Cup. Kata
yang digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda menjadikan maknanya berbeda
pula.
H. Politik
Definisi secara umum politik dikatakan sebagai usaha untuk menentukan
peraturan-peraturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar warga,
untuk membawa masyarakat kearah kehidupan yang harmonis (Budiardjo, 2008: 15).
Karena menuju kehidupan yang lebih baik, yang itu berkaitan dengan peraturan
pemerintah dan segala macam tentang perilaku pelaku politikus. Sedangkan menurut
Kaelola (2009:257) ada beberapa pengertian kata politik, diantaranya (1) berasal dari
bahasa Yunani polisteia. polis berarti „kota/negara‟. Kota yaitu kesatuan masyarakat
yang mengurus dirinya sendiri artinya urusan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan
urusan yang menyangkut dari kepentingan sekelompok masyarakat atau negara, (2)
usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan mewujudkan kehidupan
bersama, (3) segala hal yang berkaitan dengan negara dan pemerintahan, (4) segala
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
25
kegiatan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan, (5) segala kegiatan
untuk merumuskan dan melakukan kebijakan publik atau masyarakat umum, (6) suatu
konflik dalam rangka mencari dan mempertahankan dari sumber-sumber yang
penting., (7) kegiatan yang berkaitan dengan massalah siapa mendapat apa, kapan, dan
bagaimana, (8) kegiatan manusia yang berkenaan dengan pengambilan dan
pelaksanakan keputusan-keputusan. Tidak ada satu ungkapan yang dapat menangkap
sejumlah makna yang terkandung dalam kata politik.
Politik mengandung makna kegiatan atau proses, sebaliknya sistem politik
secara tidak langsung menunjukan eksistensi tatanan atau pola hubungan. Dalam
lingkungan praktis, politik disebut sebagai seni untuk melakukan sesuatu yang
mungkin, seni memerintah, dan studi tentang siapa mendapat apa, kapan dan
bagaimana. Politik biasanya disamakan dengan penggunaan pengaruh, perjuangan
kekuasaan, dan persaingan di antara para individu atau kelompok atas alokasi ganjaran
atau nilai dalam masyarakat. Politik juga mencakup proses pengendalian sosial,
termasuk lingkungan dan pencapaian tujuan bersama. Berbagai wajah politik dengan
gampang terlihat pada setiap kelompok sosial seperti pengambilan keputuksan,
pencarian kekuasaan, pengalokasian nilai, cakupan tujuan, pengendalian sosial,
pencaroan kekuasaan, persaingan kepentingan, kegiatan yang menggunakan pengaruh.
Dalam kebanyakan percakapan, politik lebih mengacu pada kebijakan umum dan
alokasi dari pada proses intern organisasi swasta.
I.
Majalah Tempo
Terbit setiap minggu menjadikan majalah mempunyai pembahasan lebih
tentang suatu isu atau permasalahan yang berkembang di masyarakat. Dalam majalah
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
26
Tempo juga terdapat rubrik untuk membedakan konteks berita. Misalkan majalah
Tempo yang banyak mengusung berita politik sehingga rubrik yang dipakai juga akan
menyajikan berita seputar perkembangan politik. Oleh karena itu akan sedikit
informasi selain politik dalam terbitan majalah tersebut. Pembahasan lebih lanjut
tentang majalah dan rubrik adalah sebagai berikut:
1.
Pengertian Majalah
Majalah merupakan media cetak yang dipergunakan untuk meyampaikan
informasi atau berita kepada pembacanya. Sama seperti surat kabar, majalah
memberikan informasi berupa berita dalam bentuk teks. Berbeda dengan surat kabar,
majalah mempunyai frekuensi terbitan lebih lama. Majalah harus fokus pada advance
story untuk mempertahankan kredibilitas, vitalitas dan ketepatan waktu yang
diperlukan untuk medium ini. Menurut Rolnicki (2008: 305), fokus utama majalah
berita adalah pada feature atau berita feature yang tidak terlalu menekankan ketepatan
waktu dan sudut pandang kapan, tetapi lebih menekankan pada elemen berita lain
seperti konsekuensi, kedekatan, human interest dan sudut pandang mengapa dan
bagaimana dari satu peristiwa. Majalah dalam terbitannya akan membahas satu tema
saja. Maka dari itu, majalah mempunyai kategori dalam terbitannya dan lebih banyak
pembahasannya.
Menurut Santana (2005: 96), majalah terdiri dari beberapa kategori. Terdapat
pada kategori meliputi: (a) majalah umum, (b) majalah-majalah berkualitas, (c)
majalah penerbangan, (d) majalah berita, (e) divisi majalah dalam koran, (f) majalah
kota, (g) majalah religius, (h) majalah pria, (i) majalah wanita, (j) shelter magazine,
(k) majalah pertanian, (l) majalah olahraga, (m) majalah perdagangan, (n) majalah
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
27
perusahaan, (o) majalah fraternal, (p) majalah opini, (q) majalah alternatif, (r) majalah
khusus lainnya. Dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan majalah Tempo
sebagai sumber data dalam penelitian. Majalah Tempo merupakan majalah nasional
dengan kategori berita dan politik. Jika dalam kategori yang disebutkan oleh Santana,
majalah Tempo termasuk dalam kategori majalah berita.
2.
Rubrik “Nasional” dalam Majalah Tempo
Rubrik merupakan sebuah ruang untuk karangan tim redaksi dalam surat
majalah. Rubrik “Nasional” adalah salah satu rubrik yang ada dalam majalah Tempo.
Rubrik ini dibuat oleh redaksi dengan mengangkat topik-topik permasalahan yang
sedang aktual dan menjadi sorotan masyarakat. Rubrik mengangkat berbagai isu yang
beraneka ragam. Isu yang berkembang dimasyarakat seperti ekonomi, sosial, bidaya
hingga politik. Rubrik “Nasional” dalam majalah Tempo memuat berita politik
nasional terkini menjadikan rubrik ini sebagai media penelitian untuk menganalisis
istilah politik.
Sebab Dan Jenis Perubahan..., Ulva Dwi Cahyani, FKIP, UMP, 2017
Download