PERTUMBUHAN EMBRYO Setelah inti sel jantan dan sel betina bersejiwa maka terbentuklah satu sel baru yang bersifat diploid yang disebut zygote/ konseptus = gamet satu sel. Selanjutnya gamet yang telah membelah menjadi 2 sel atau lebih disebut embryo. Selanjutnya zat-zat yang terdapat pada ampula yang dihasilkan oleh dinding ampula yaitu bicarbonate, pyruvate, oxygen dsb, yang sebelumnya mampu merangsang pergerakan spermatozoa sebelum fertilisasi ternyata sangat berguna bagi kehidupan / pertumbuhan konseptus. Bukti dari hal ini adalah berhasilnya medium tersebut untuk kehidupan dan pertumbuhan konseptus secara in vitro. Meskipun zona pelucida masih intak ternyata embryo tikus 2 s/d 4 sel dalam ampula sudah memiliki kemampuan untuk menyerap protein. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa cairan ampula maupun isthmus menunjang penghidupan blastula. Ikut menentukan komposisi cairan ampula adalah faktor endokrin. Pada saat embryo uterus, cairan uterus mempunyai komposisi kimia yang berlainan dengan dengan komposisi cairan ampula atau isthmus. Ini menunjukan bahwa embryo pada waktu muda (2 s/d 16 sel) memerlukan medium pertumbuhan yang khusus, sedangkan jika sudah agak tumbuh yaitu setelah mencapai uterus dalam bentuk morula (32 sel) mediumnya juga harus esuai. Cairan yang berada di uterus juga dikhususkan untuk merula, sebab jika embryo sampai ke uterus belum dalam bentuk morula maka embryo akan mati. Pertumbuhan embryo dimulai dengan membelah diri dari satu sel menjadi 2 sel dan seterusnya tidak merubah besarnya seluruh embryo, sebab pembelahan dan pertumbuhan ini terjadi masih dalam zona pellucida dan akibatnya sel-sel baru yang terbentuk makin lama makin kecil. Pembelahan berlangsung terus, pada saat jumlah sel dalam zona pellucida mencapai 32 sel, embryo ini disebut morula. Cairan mulai terlihat terkumpul diantara beberapa sel dalam tubuh morula. Ruangan ini disebut blastocoele, sedangkan embryo pada tahap ini selanjutnya disebut blastocyste. Jika blastocoele telah terbentuk maka tubuh embryo seolah-olah terbagi dua, karena ada bagian sel yang tumbuh membentuk sel-sel tipis di bagian permukaan, yang menyelubungi hampir seluruh tubuh blastocoel. Bagian-bagian yang menyelubungi ini disebut trophoblast, sedang bagian yang diselubungi disebut inner cell mass (ICM). Dalam pertumbuhan selanjutnya trophoblast akan tumbuh menjadi plasenta, sedangkan masa sel bagian dalam akan tumbuh menjadi makhluk baru yang akan lahir. IMPLANTASI. Proses implantasi adalah proses yang berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap tersebut adalah : 1. Tahap persentuhan embriyo dengan eudometrium 2. Tahap terlepasnya zona pellucida. 3. Tahap pergeseran atau pembagian tempat 4. Tahap pertautan antara trophoblast dengan epithel endometrium. Implantasi dikatakan sudah selesai jika embryo telah bertautan dengan endometrium sedemikian rupa sehingga tidak akan berubah tempatnya. Implantasi artinya tertanam / terkubur dalam kelenjar endometrium (contoh pada hewan pengerat= rodentia), sedangkan pada mamalia embryo hanya bersentuhan dengan endometrium. Pertautan terjadi karena trophoblast menjulurkan protein ke epithel endometrium. Seluruh tubuh embryo masih tetap berada dalam lumen uterus. Jadi sifat implantasinya sangat ngambang dan mudah untuk terlepas, oleh karena itu pada hewan jenis ini waktu implantasinya susah ditentukan (hanya kira-kira saja). Pada domba implantasi terjadi kira-kira pada hari yang ke 10 sampai hari ke 22 setelah inseminasi, sapi kira-kira hari ke 11 s/d hari ke 40. PLASENTASI Plasenta merupakan tenunan tubuh dari embryo dan hewan induknya, yang terjalin pada waktu pertumbuhan embryo untuk keperluan penyaluran makanan dari induk ke anaknya dan zat buangan dari anak ke induknya. Pada kebuntingan muda jaringan tubuh embryo yang paling luar akan mengalami perubahan morfologik menjadi amnion, allantois, chorion dan kantong kuning telur (yolk sac). 1. Amnion, adalah bagian yang menyelubungi fetus di bagian paling dalam. 2. Chorion, adalah bagian yang menyelubungi fetus di bagian paling luar. 3. Allantois, adalah bagian yang terdapat diantara amnion dan chorion Cairan amnion berfungsi sebagai media tumbuh embryo tergantung tingkat kekentalannya. Fungsi lain adalah mengurangi getaran atau guncangan dari luar tubuh induk dan sebagai tempat penampungan zat buangan dari embryo melalui uretra. Ruang yang terbentuk karena gelembung allantois berisi cairan allantois, konsistensi cairan allantois lebih encer dari cairan amnion, berfungsi untuk mengikuti perubahan posisi induk, sebagai kantong tempat pembuangan urine melalui urenchus (saluran urin) yang menghubungkan kantong urin dan kantong allantois melalui tali pusar. Kantong kuning telur tumbuh pada awal pertumbuhan embryo yang dapat diamati pada saat kantong allantois dan amnion tumbuh, namun setelah amnion dan allantois terbentuk seutuhnya maka kantung kuning telur ini akan terhenti pertumbuhannya, sehingga dengan terhentinya pertumbuhan ini pada mamalia dianggap tidak ada. Bentuk Makroskopis Plasenta Khoion adalah bagian lapis paling luar dari trophoblast. Trophoblast tumbuh menjalar menyelimuti seluruh permukaan endometrium. Terbentuknya jaringan plasenta karena penjalaran trophoblast yang tergantung dari jenis species. Pada sapi dan domba lapis sel paling luar dari trophoblast yang bersentuhan dengan epithel karunkula segera melarutkan sel-sel epithel vili trophoblast, sedang dibagian permukaan endometrium yang tidak didapati karunkula, tidak terjadi pembentukan plasenta. SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK Berkembang dan berfungsi pra lahir Tidak menjadi bagian tubuh janin dikeluarkan saat partus Terdiri atas : Kantong kuning telur, kantong amnion, alantois dan khorion Bunting muda : jar. tubuh embrio terluar mengalami perub. morfologis menjadi : amnion, alantois, khorion & kantong kuning telur (yolk sac) Amnion lapisan terdalam menyelubungi fetus (cairan amnion dalam kantong amnion) Amnion dikelilingi oleh cairan Khorion lapisan terluar yang berhubungan langsung SLR (karunkula / endometrium Alantois terdapat di antara amnion dan khorion - Lapisan dalam fusi dengan amnion - Lapisan luar fusi dengan khorion Arteri dan vena yang menghubungkan tubuh janin dengan plasenta berada pada lapisan alantois-khorion 1. Kantong kuning telur Kantong yang berisi kuning telur Dengan tubuh embrio dihubungkan dengan tangkai kuning telur Merupakan diferensiasi mesodermal lateral hingga terbentuk splanknosoel (ekstra embrionik sulom) Mamalia hanya beberapa minggu sebagai : tempat pembentukan sel darah merah pertama, menyalurkan bahan makanan (tropoblas tubuh embrio) 2. Kantong Amnion Berasal dari Ekstra embrionik somatopleura (pada embrio) Terbentuk : 13 – 16 post fertilisasi 30 jam inkubasi pada ayam Pada sapi bunting 3-7 bulan terdapat penebalan di beberapa tempat amniotic plaque Cairan amnion : jernih mukoid (urin + mekonium), dihasilkan oleh dinding amnion dan kulit tubuh embrio Partus membantu melebarkan servik Fungsi kantong amnion : Embrio tidak kering Mencegah perlekatan embrio dengan selaput ekstra yang lain kontraksi Meniadakan goncangan Embrio dapat merubah posisi Ayam dapat menyerap albumin 3. Alantois Asal : evaginasi bagian ventro-median usus belakang (splanknopleura). Meluas dan bersatu dengan khorion khorioalantois Terbentuk 24-28 hari post fertilisasi (hewan besar) Bagian apex menyempit (sedikit vaskularisasi ujung khorio-alantois nekrotik Fungsi alantois : Kantong urin ekstra embrionik (sisa metabolit embrio / asam urat). Paru-paru ekstra embrionik (dinding luar terdapat area vaskulosa). Untuk mencerna albumen reptil, aves dan mamalia bertelur 4. Khorion Asal : dalam mesoderm somatis luar tropoblas Khorion dan amnion berkembang sebagailipatan somatopleura Fungsi : Transportasi nutrisi, gas dll dari induk ke fetus (banyak vaskularisasi) Barrier terhadap agen asing : mikroorganisme, zat kimia dll Plasenta Mamalia : embrio / fetus tergantung induk hubungan SEE dengan SLR Plasentasi proses implantasi, perkembangan embrio dan hubungan induk dengan fertus Pembentukan plasenta meliputi : - pembentukan vili-vili khorion yang menjulur ke SLR (manusia 3 hari kehamilan) - Terbentuk ruang antara vili dengan desidua basalis - Tiada vili smooth khorion Dari histotrof - Banyak vili khorion frondosum ke hematropik Jenis-jenis plasenta 1. Berdasarkan bentuk a) Plasenta difusa b) Plasenta kotiledonaria c) Plasenta zonaria d) Plasenta disciodalis 2. Berdasarkan keeratan dengan SLR a) Plasenta nondesiduata b) Plasenta semidesiduata c) Plasenta desiduata 1.a. Plasenta difusa Vili-vili khorion menyebar rata Penembusan vili dalam SLR dangkal Dijumpai pada babi dan kuda 1.b. Plasenta kotiledonaria Vili-vili khorion berkelompok dan penembusan vili dalam SLR lebih dalam Kelompok vili disebut kotiledon membujur dalam pori-pori karunkula Karunkula + kotiledon Plasentom Sapi = 75-120 buah, domba = 40-124 buah 1.c. Plasenta zonaria Berbentuk seperti pita mengitari bagian tengah khorioalantois Terdiri beberapa lokulus, tiap lokulus terdapat fetus dengan plasenta tersendiri Dijumpai pada : anjing dan kucing 1.d. Plasenta discoidalis Plasenta berbentuk cakram / oval Jumlah ada 1 / 2 buah Hubungan dengan SLR sangat erat kerusakan saat partus Dijumpai pada : primata dan manusia Plasenta zoonaria Plasenta discoidalis 2.a. Plasenta nondesiduata Hubungan khorion dengan SLR longgar saat partus SEE mudah lepas Dijumpai : babi dan kuda 2.b. Plasenta semidesiduata Hubungan khorion dengan SLR agak erat Dijumpai : hewan ruminansia 2.c. Plasenta desiduata Hubungan khorion dengan SLR sangat erat saat partus terjadi kerusakan rahim dan pendarahan Dijumpai : primata dan manusia Trophoblast hanya terletak berdampingan dengan permukaan endometrium. Jika pada domba dan sapi bagian dari endometrium yang larut hanya satu lapis sel saja, yaitu sel-sel epithel vili-vili dalam karunkula, maka pada babi dan kuda yang tidak mempunyai karunkula , plasenta terbentuk dari hubungan superfisial dari epithel endometrium dan epithel khorion. Selanjutnya plasenta yang terbentuk pada domba, kambing dan sapi pada umumnya disebut plasenta cotyledonaria, sedang yang terbentuk pada babi dan kuda disebut tipe difusa. Cotyledone pada sapi kira-kira 100 – 110 buah sedang pada domba kurang lebih 90 buah. Selain tipe difusa dan cotyledonaria terdapat 2 tipe plasenta lagi yaitu tipe zonaria pada anjing dan plasenta diskoidalis pada kera. Umur kesuburan spermatozoa, ova dan tingkat pertumbuhan embryo. Species Sperma (jam) Ovum (jam) 2 sel (hari) 8 sel (hari) Masuk uterus(hr) Blastocyst (hari) Lahir (hari) Sapi 30-48 8 - 12 1 3 3-3,5 7-8 275– 290 Kuda 72 - 120 6-8 1 3 4-5 6 335–455 Manusia 24 - 48 6 - 24 1,5 2,5 2-3 4 252– 274 Mencit 10 - 12 6 - 15 1 2,5 3 3,5 19 – 20 Kelinci 30 - 36 6-8 1 2,5 3 4 30 – 32 Tikus 12 - 14 8 - 12 1,5 3 3,5 4 20 – 22 Domba 30 - 48 16 - 24 1 2,5 3 6-7 145-155 Babi 24 - 48 8 - 10 14-16 jm 2 1,5 - 2 5-6 112– 115 TUGAS: Buat resume kuliah menggunakan bahasa sdr dengan cara tulis tangan dan dikumpul pada tatap muka minggu depan. Minimal 1 halaman folio.