20. FISIOLOGI NEONATUS – Copy

advertisement
FISIOLOGI NEONATUS
Dr. Kartin akune, SpA
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK/FKIK UNTAD
RSUD UNDATA
PALU
DEFENISI
• Fisiologi Neonatus adalah ilmu yang mempelajari
fungsi dan proses vital neonatus yang mengalami
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin.
• Faktor yang mempengaruhi proses ini adalah
maturasi, adaptasi dan toleransi.
MATURASI
Maturasi mempersiapkan fetus untuk transisi
dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Maturitas berhubungan dengan
masa gestasi dibandingkan berat badan.
ADAPTASI
Adaptasi diperlukan pada neonatus untuk
dapat tetap hidup dalam lingkungan yang
baru
yang
dibandingkan
dengan
lingkungan selama menjadi fetus.
TOLERANSI
Neonatus memiliki toleransi terhadap keadaan
ekstrim
seperti
hipoksia,
hipoglikemia,
perubahan PH yang drastis. Toleransi menurun
seiring bertambahnya umur. Makin matur
neonatus makin baik adaptasinya tetapi
berkurang toleransinya.
SISTEM RESPIRASI
• Dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta.
• Setelah lahir, pertukaran oksigen melalui paru-paru.
• Tipe pernapasan pada neonatus adalah pernapasan
abdomen, biasanya belum teratur frekuensi dan
dalamnya pernapasan.
• Setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru
sama dengan orang dewasa
• Pada neonatus bronkiolus relatif kecil sehingga
mudah menjadi air trapping.
Rangsangan pernapasan pertama
• Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melewati
jalan lahir.
• Penurunan paO2 dan kenaikan paCO2
merangsang kemoreseptor yang terletak pada
sinus karotikus.
• Rangsangan dingin pada wajah dapat
merangsang permulaan gerakan pernapasan.
Reaksi bayi pada masa transisi
udara
Cairan
paruparu
janin
Napas pertama
Napas kedua
Napas
selanjutnya
Sistem Kardiovaskular
• Pada janin, darah dari plasenta melalui vena umbilikus,
sebagian ke hati, sebagian langsung ke atrium kiri
jantung kemudian ke ventrikel kiri jantung.
• Darah yang ke hepar akan menuju ke atrium kanan
kemudian masuk ke paru dan sebagian melewati duktus
arteriosus menuju aorta.
• Darah yang ada pada atrium kiri kemudian dialirkan
menuju ke ventrikel kiri dan dipompa keluar melalui
aorta kemudian dialirkan keseluruh tubuh.
Sirkulasi Janin
Aspek sirkulasi janin yang berbeda dengan
neonatus dan dewasa :
• Terdapat pirau intra dan ekstrakardial.
• Kedua ventrikel bekerja secara paralel bukan
secara seri.
• Ventrikel kanan memompa melawan resistensi
yang lebih tinggi dari ventrikel kiri.
• Aliran darah ke paru hanya merupakan
sebagian kecil dari curah jantung ventrikel
kanan.
• Paru mengambil oksigen dari darah bukan
sebaliknya.
• Paru secara terus menerus mengsekresikan
cairan ke dalam saluran pernapasan.
• Hati adalah organ pertama yang menerima
bahan makanan seperti oksigen, glukosa, asam
amino.
• Plasenta adalah tempat utama untuk pertukaran
gas, ekskresi dan pemberi bahan kimia esensial
untuk janin.
• Plasenta memberikan aliran sirkuit dengan
resistensi yang rendah.
Alur Sirkulasi Janin
oksigen dan zat nutrisi yang terdapat dalam
plasenta melalui vena umbilikus akan menuju ke
janin. Dari vena umbilikus sebagian menuju ke
hati melalui vena hepatika ke vena kava inferior.
Sebagaian lainnya menuju duktus venosus
menuju ke vena kava inferior.
darah yang berasal dari vena umbilikalis mengisi
vena kava inferior bersama-sama dengan darah
dari tubuh bagian bawah. Sepertiga darah
tersebut akan mengalir menuju foramen oval ke
atrium kiri, ventrikel kiri, dan aorta. Dua pertiga
darah tersebut akan masuk ke atrium kanan,
ventrikel kanan dan A. Pulmonalis.
Darah dari tubuh bagian atas melalui vena kava
superior akan mengisi atrium kanan kemudian
mengisi ventrikel kanan. Curah jantung ventrikel
kanan sebagian kecil akan menuju ke paru dan
selebihnya melalui duktus arteriosus mengisi
aorta descendens.
Curah jantung janin dan distribusinya
Curah jantung efektif janin in utero sebesar
200 ml/kgBB/menit. Pada neonatus curah
jantung normal 164 ml/kgBB/menit. Kirakira 67% curah jantung keseluruhan berasal
dari ventrikel kanan dan 33% berasal dari
ventrikel kiri.
Besarnya curah jantung akan meningkat
sesuai dengan meningkatnya umur
kehamilan, tetapi proporsi distribusi
berubah. Jumlah darah ke plasenta relatif
berkurang, sedangkan darah yang ke otak,
paru dan saluran cerna bertambah.
Sirkulasi Paru Janin
Meskipun tekanan darah A. pulmonal dan aorta
sama, tetapi karena resistensi pembuluh darah
paru tinggi, maka darah dari ventrikel kanan
dipaksa melalui duktus arteriosus ke aorta
descendens. Kontraktilitas duktus arteriosus
janin dipengaruhi oleh prostaglandin, inhibitor
prostaglandin dan oksigen.
Mekanisme tingginya resistensi pulmonal
diduga karena mekanisme neurohormonal.
Epinefrin dan norepinefrin menimbulkan
vasokonstriksi. Sebaliknya, bradikinin,
oksigen, asetilkolin, histamin dan
isoproterenol menimbulkan vasodilatasi.
Pada keadaan hipoksia janin menimbulkan
vasokonstriksi pembuluh darah paru dan
pengaruhnya meningkat sejalan dengan
masa gestasi.
• Fungsi paru pada janin tidak berfungsi sebagai
pertukaran gas melainkan metabolisme.
Sebagian metabolisme berupa pertumbuhan
paru itu sendiri.
• Tapi umumnya paru terus menerus
memproduksi cairan surfaktan.
• Semua cairan tersebut harus dibuang sebelum
pertukaran gas yang normal terjadi.
• Hilangnya cairan berlangsung beberapa hari
setelah lahir dan lebih cepat pada kelahiran per
vaginam dibandingkan secara seksio sesarea.
Refleks kardiovaskular janin
• Rangsangan pada sinus karotis atau ujung
perifer nervus vagus menimbulkan bradikardia
hebat.
• Faktor klinis yang mungkin mempengaruhi
frekuensi denyut jantung melalui refleks
kardiovaskuler adalah kompresi tulang kepala
janin, kontraksi uterus yang kuat, kegiatan ibu
dan merokok.
Elektrokardigram dan ekokardiogram
pada janin
Elektrokardiogram pada janin dapat menentukan
frekuensi denyut jantung maupun amplitudo dan
intervalnya. Selain itu juga dapat diketahui adanya
blok jantung, kehamilan ganda dan letak janin.
Ekokardiogram M-mode dan 2D dapat menilai
struktur dan irama jantung janin manusia yang
mengalami pertumbuhan.
Penggunaannya merupakan alat bantu menentukan
adanya gawat janin dan penatalaksanaannya.
Jantung Janin
Secara fungsional miokard janin terdapat
ketegangan yang lebih besar pada waktu
istirahat dan ketegangan aktif yang lebih rendah
pada waktu konstriksi. Jadi daya pengembangan
jantung janin lebih rendah dibandingkan dengan
jantung pada orang dewasa.
Sebelum minggu ke-24 masa gestasi, ventrikel
kiri biasanya lebih berat daripada ventrikel
kanan. Setelah minggu ke-28 masa gestasi,
ventrikel kanan lebih berat dari ventrikel kiri.
A. Koronaria pada janin menunjukkan diameter
ekstema, tebalnya tunika media, dan tunika
intima bertambah sesuai umur, pada janin lelaki
lebih tebal daripada janin perempuan.
A. Pulmonalis dan Aorta
A. Pulmonalis mempunyai elastisitas yang
serupa dengan aorta descendens. Pada
trimester 3 masa kehamilan, elastisitas A.
pulmonalis dan aorta menyerupai pada
neonatus setelah lahir.
Penapasan neonatus yang pertama kali dan
terputusnya hubungan neonatus dengan
plasenta merupakan faktor mempengaruhi
perubahan drastis sirkulasi pada neonatus
tapi tidak mirip pula dengan sirkulasi orang
dewasa, sehingga disebut sirkulasi transisi
atau sirkulasi naonatus.
Bentuk Khusus Sirkulasi Neonatus
Perubahan yang terjadi setelah lahir adalah :
• Penurunan resistensi vaskular paru
• Peningkatan aliran darah paru
• Peningkatan resistensi vaskular sistemik
• Pengaliran darah melalui duktus arteriosus
terutama dari kiri ke kanan
• Penutupan foramen ovale.
Faktor yang menyebabkan bayi mengambil napas
pertama belum jelas diketahui namun diduga, disebakan
karena :
• Sebelum terjadi tanda pernapasan, tanda hipoksia,
hiperkarbia, dan asidosis makin bertambah berat;
ketiganya akan merangsang untuk bernapas, meskipun
sering terlambat.
• Bertambahnya jumlah rangsangan sensoris terhadap
saraf pusat bayi.
• Perubahan mendadak suhu lingkugan
• Perubahan relatif berat badan in utero, dan
• Rangsangan pada kulit.
Sirkulasi Neonatus
• Begitu bayi terpisah dari plasenta, tekanan
darah sistemik meningkat sementara, karena
dilepaskannya plasenta yang mempunyai
resistensi rendah.
• Dengan napas pertama terjadi peningkatan
hebat aliran darah paru terutama karena
pengurangan resistensi vaskular paru dan
mungkin karena efek kombinasi peninggian
tekanan parsial oksigen dan pelepasan
bradikinin.
• Karena terjadi penurunan resitensi vaskular
paru dan peninggian resistensi vaskular
sistemik, maka darah dari aorta mengalir ke a.
pulmonalis melalui duktus arteriosus.
• Selama beberapa jam pertama kehidupan
neonatus, pirau kiri ke kanan melalui duktus
arteriosus sebesar 30-50 curah jantung
ventrikel kiri. Jumlah darah yang kembali ke
jantung melalui vena pulmonalis lebih besar
dari sirkulasi janin. Darah tersebut akan
melebarkan dan meninggikan atrium kiri, yang
secara fisiologis akan menutup foramen ovale.
Penutupan Foramen Ovale
• Penutupan fungsional foramen ovale terjadi tidak
lengkap segera setelah lahir.
• Pirau dari kanan ke kiri dilaporkan pada 50 bayi
sewaktu menangis, sampai usia 8 hari.
• Foramen ovale masih dapat terbuka pada 50
individu sampai usia 5 tahum, dan pada 25
individu setelah usia 20 tahun.
• Foramen ovale jarang sekali menutup sebelum
lahir, bila hal ini terjadi akan dijumpai
kardiomegali sebelah kanan dan umumnya
menunjukkan tanda dini gagal jantung.
Penutupan Duktus Arteriosus
• Pirau kiri ke kanan melalui duktus arteriosus
biasanya menetap 15-20 jam setelah lahir, tetapi
dapat berlangsung sampai beberapa hari.
• Pirau kanan ke kiri melalui duktus arteriosus
jarang terjadi pada bayi sehat dan hanya terjadi
selama 1 jam setetelah lahir.
• Hipoksia akan meninggikan pirau kanan ke kiri
menyebabkan duktus arteriosus akan tetap
terbuka pada bayi dengan gawat napas,
prematuritas, dan bayi yang lahir di dataran
tinggi.
• Faktor utama penutupan duktus arteriosus adalah efek
konstriksi dan peninggian tekanan oksigen arteri.
Respon tersebut bergantung pada usia janin, makin
mendekat aterem respon makin kuat dan sudah
bereaksi pada tekanan oksigen yang rendah.
• Penutupan secara anatomik duktus arteriosus dapat
terjadi segera setelah lahir, tetapi pada sebagian besar
bayi tidak berobliterasi sampai beberapa bulan, bahkan
ada yang samapai 1 tahun.
• Pada bagian tengah duktus terobliterasi terutama oleh
kontraksi otot, sedangkan pada kedua ujungnya
mempunyai penebalan tunika intima dan media. Selain
itu terjadi pula trombosis di bagian tengah.
Curah Jantung pada Neonatus
Dipengaruhi oleh faktor berikut :
1. Penggunaan anastesi dan analgetik pada ibu
2. Cara persalinan : lahir pervaginam mempunyai curah
jantung yang lebih besar dari bayi lahir seksio sesarea.
3. Waktu pengikatan tali pusat : pengikatan tali pusat yang
lambat akan meningkatkan tekanan darah dan
meningkatkan frekuensi nafas dalam 24 jam pertama
kehidupan. Hal ini menyebabkan peningkatan angka pirau
kanan ke kiri setelah 1 jam kelahiran.
4. Keadaan lingkungan
5. Suhu tubuh
6. Besarnya pirau intrakardial & ekstrakardial
Sistem Digestivus
o Pada
naonatus
traktus
digastivus
mengandung zat warna hitam kehijauan yang
terdiri dari mukopolisakarida dan disebut
mekonium.
o Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10
jam pertama dalam 4 hari biasanya tinja sudah
berbentuk dan berwarna biasa
o
Enzim dalam traktus digestivus sudah
terdapat pada neonatus kecuali enzim
amilase pankreas.
o Aktifitas enzim probiotik pada neonatus
sesuai berat badan. Semakin berat badan
neonatus semakin banyak enzim probiotik
yang teraktifasi.
o Enzim lipase sudah terdapat pada fetus 7-8
bulan.
Hepar
o Segera setelah lahir terdapat kenaikan kadar protein
dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel
hemopoetik berkurang,
o enzim hati belum semuanya aktif seperti enzim
dehidrogenase UDPG dan tranferase glukoronil
sehingga terdapat ikterus.
o Daya detoksikasi belum sempurna, seperti pemberian
kloramfenikol
melebihi
dosis
50mg/kgbb/
menimbulkan gray baby syndrom.
Metabolisme
o Luas permukaan naonatus relatif lebih besar daripada
orang dewasa, sehingga metabolisme basal per-kgBB
lebih besar.
o Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari
pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi dari
pembakaran lemak.
o Setelah mendapat susu lebih kurang pada hari
keenam, energi 60% dari lemak dan 40% dari
karbohidrat.
Produksi Panas
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh
untuk meningkatkan suhu tubuh:
1. Aktifitas otot.
2. Shivering
3. Non shivering yaitu dengan pembakaran
“brown fat” yang memberikan lebih banyak
energi per gram daripada lemak biasa.
Keseimbangan asam-basa
pH darah dalam waktu lahir rendah karena
glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus
telah mengkompensasi asidosis ini.
Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak
air dan natrium relatif lebih besar daripada
kalium. Fungsi ginjal belum sempurna karena :
1. Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa.
2. Ada ketidaksembangan antara luas permukaan
glomerulus dan volume tubulus proksimal.
3. Renal blood blow pada neonatus relatif kurang.
Kelenjar Endokrin
o Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari
ibu.
o Pada waktu bayi baru lahir, beberapa hormon tersebut
masih berfungsi sehingga terdapat pembesaran
kelenjar mamae dan pengeluaran darah dari vagina
“withdrawal”.
o kelenjar adrenal lebih besar dan kelenjar tifoid sudah
terbentuk sempurna dan berfungsi sejak beberapa
bulan sebelum lahir.
Susunan saraf pusat
o Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah
subkortikal.
o Setelah lahir jumlah cairan otak berkurang
sedangkan lemak dan protein bertambah.
o Mielinisasi terjadi setelah bayi berumur 2 bulan.
Pertambahan sel saraf berlangsung sampai
anak berumur kurang 1 tahun.
Imunoglobulin
o Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada
sumsum tulang dan lamina propria ileum apendiks.
o Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas
dari antigen dan stres imunologis. Pada bayi baru
lahir hanya terdapat IgG karena dapat melalui
plasenta.
o Tetapi bila ada infeksi yang didapat melalui
plasenta terjadi pembentukan sel plasma dan IgA.
Terima kasih
Download