KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB DASAR HUKUM

advertisement
BEST PRACTICE FORUM TANGGUNG
JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN
DUNIA USAHA ( TSLDU )
DI PROVINSI DKI JAKARTA
Disampaikan oleh:
Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta
Tuty Kusumawati
Disampaikan pada Seminar Nasional dengan tema,
“Kemitraan Strategis dalam Membangun Indonesia Inovatif”
Rabu, 21 September 2016”
OUTLINE
POKOK-POKOK PERGUB NOMOR 112 TAHUN 2013
1
2
3
IMPLEMENTASI TSLDU
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
POKOK-POKOK PERGUB NOMOR 112 TAHUN 2013
I. Maksud dan Tujuan TSLDU
Maksud dibentuknya Pergub ini adalah untuk mengatur penyelenggaraan TSLDU dalam rangka
optimalisasi program pembangunan daerah
Tujuan TSLDU sebagai berikut:
a. Tersedianya pedoman penyelenggaraan TSLDU termasuk data/informasi lingkungan perusahaan
beserta pihak yang menjadi pelakunya
b. Terkoordinasinya penyelenggaraan TSLDU sesuai peraturan perundang-undangan
c. Terwujudnya kepastian hukum bagi perusahaan dalam melaksanakan TSLDU secara terpadu dan
berdaya guna
d. Meminimalisir dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif keberadaan perusahaan bagi
perusahaan masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan, dan
e. Terwujudnya pemerataan pembangunan melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan
POKOK-POKOK PERGUB NOMOR 112 TAHUN 2013
II. Prinsip TSLDU
a.
b.
TSLDU merupakan kegiatan sukarela dimana perusahaan memiliki kebebasan mutlak untuk
menetukan bentuk kegiatan, besarnya dana yang akan dialokasikan atau dibelanjakan dan lokasi
kegiatan, serta dengan cara/pola kegiatan TSLDU dilaksanakan
TSLDU sebagaimana dimaksud diatas, bukan merupakan
kewajiban/kompensasi/persyaratan/insentif atas diberikannya pelayanan perizinan terhadap
kegiatan atau aktivitas perusahaan.
II. Ruang Lingkup TSLDU
a.
b.
c.
d.
Bina Sosial dan Budaya
Bina Ekonomi
Bina Fisik Lingkungan, dan
Penanggulangan Bencana
POKOK-POKOK PERGUB NOMOR 112 TAHUN 2013
i.
Ruang lingkup TSLDU dapat berupa kegiatan langsung kepada masyarakat atau melalui keikutsertaan
dalam program pemerintah daerah,
ii. Keikutsertaan dalam program Pemerintah Daerah yang dimaksud diatas berupa kegiatan TSLDU
terkait:
a. Jasa/non Barang Milik DaeraH
b. Barang Milik Daerah; dan/atau
iii. Kegiatan TSLDU yang terkait Barang Milik Daerah merupakan kegiatan yang berdampak pada adanya
penambahan dana/atau penggunaan Barang Milik Daerah
iv. Kegiatan TSLDU yang terkait Jasa/non Barang Milik Daerah merupakan kegiatan yang tidak
berdampak pada adanya penambahan dan/atau penggunaan Barang Milik Daerah
v. Penggunaan Barang Milik Daerah apabila statusnya digunakan oleh SKPD wajib mendapatkan
persetujuan dari Kepala SKPD
vi. Mekanisme terkait penambahan dan/atau penggunaan Barang Milik Daerah dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
vii. Prosedur Pelaksanaan TSLDU terkait dengan Barang Milik Daerah dilaksanakan melalui mekanisme
Hibah
POKOK-POKOK PERGUB NOMOR 112 TAHUN 2013
viii.Setelah pelaksanaan TSLDU selesai, ditindaklanjuti dengan serah terima dan dibuatkan Berita Acara
Serah Terima (BAST)
ix. Pelaksanaan Hibah dan Berita Acara Serah Terima (BAST) dari kegiatan TSLDU dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
x. Pelaksanaan TSLDU oleh perusahaan dapat dilakukan dengan pola sebagai berikut:
a. Melaksanakan secara langsung, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan
b. Mendanai pelaksanaan kegaitan sosial yang langsung dilaksanakan oleh masyrakat yang
menerima kegiatan TSLDU berdasarkan proposal yang diajukan masyarakat setempat
c. Menggunakan jasa pihak ketiga, organisasi/lembaga kemasyarakatan atau perusahaan yang
memberikan jasa, untuk merumuskan dan/atau melaksanakan TSLDU, dan/atau
d. Beberapa perusahaan bekerja sama mengumpukan dana untuk membiayai suatu
program/kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilaksanakan secara langsung atau melalui pihak
ketiga
IMPLEMENTASI TSLDU
RUANG PUBLIK TERBUKA RAMAH ANAK (RPTRA)
6.400 ton
TAHAP I
TAHAP II
6 RPTRA
57 RPTRA
(CSR)
(CSR)
TAHAP III
150 RPTRA
(DINAS
PERUMAHAN)
IMPLEMENTASI TSLDU
LENGGANG JAKARTA
Lenggang Jakarta adalah ruang
publik yang merupakan pusat
kuliner serta taman budaya
yang berlokasi di Taman Monas,
Jakarta
Diresmikan 22 Mei 2015 oleh
Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama
CONTENTS
6.400 ton
metode CASHLESS
Program
Lenggang
Jakarta
merupakan program penertiban
PKL Monas yang dilaksanakan
oleh CSR Rekso Group bersama
Dinas Koperasi Usaha Mikro
Kecil
Menengah
serta
Perdagangan
Provinsi
DKI
Jakarta
Semua pedagang yang terdaftar
dan berdagang di Lenggang
Jakarta merupakan PKL Monas
dan terdiri dari 339 PKL binaan
IMPLEMENTASI TSLDU
LENGGANG JAKARTA
Islamic Centre :
Luas area 3000 m2
Dapat menampung
150 pkl
JAKUT
JAKBAR
Gg Laler Kel Kebon Kosong Kec Kemayoran
:
Luas Area 10000 m2
Dapat Menampung 490 PKL
JAKPUS
Jl. Cengkeh, kota tua
:
Luas area 12000 m2
Dapat menampung
500 pkl
JAKTIM
JAKSEL
Jl. Pasar Kebayoran
lama :
Luas area 8000 m2
Dapat menampung
800 pkl
Kramat Jati :
Luas Area 3000 m2
Dapat Menampung
500 PKL
IMPLEMENTASI TSLDU
TAMAN – TAMAN KOTA
TAMAN PINTAR KAYU PUTIH – CSR BNI
TAMAN MATARAM – CSR WORKOUT EMBASSY
IMPLEMENTASI TSLDU
TRANSPORTASI
Pengenaan Kompensasi merupakan salah satu bentuk disinsentif yang dikenakan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada pemilik lahan yang ingin meningkatkan Koefisien
Lantai Bangunan (KLB) pada daerah yang mendapat Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ) Bonus
(kode a) yang sejalan dengan rencana tata ruang.
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Peraturan Mentri PU No. 20/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ Kabupaten/Kota
Perda DKI No. 1 Tahun
2012 tentang RTRW 2030
Kata Kunci :
Mekanisme Disinsentif Berupa
Pengenaan KOMPENSASI
Perda DKI No. 1 Tahun
2014 tentang RDTR & PZ
Pergub DKI No. 175 Tahun 2015
tentang Pengenaan
Kompensasi terhadap
Pelampauan Nilai KLB
Pergub DKI No. 251 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Pergub 175 Tahun 2015
tentang Pengenaan Kompensasi
terhadap Pelampauan Nilai KLB
Pergub DKI 119 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Pergub Nomor 175
Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi
terhadap Pelampauan Nilai KLB
PENGENAAN KOMPENSASI
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 Pasal 10 ayat (2) :
Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah
provinsi meliputi :
a. perencanaan tata ruang wilayah;
b. pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan
c. pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.
 Pasal 35 :
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.
 Pasal 38 ayat (3) huruf b :
Disinsentif yang merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau
mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa pembatasan
penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.
DASAR HUKUM ( I )
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
2. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
 Pasal 4 ayat (2) :
Pengaturan penataan ruang oleh pemerintah daerah provinsi meliputi penyusunan
dan penetapan :
a. Rencana tata ruang wilayah provinsi, rencana tata ruang kawasan strategis
provinsi, dan arahan peraturan zonasi sistem provinsi yang ditetapkan dengan
peraturan daerah provinsi; dan
b. ketentuan tentang perizinan, penetapan bentuk dan besaran insentif dan
disinsentif, sanksi administratif, serta petunjuk pelaksanaan pedoman bidang
penataan ruang yang ditetapkan dengan peraturan gubernur.
 Pasal 177 ayat (3) :
Disinsentif non fiskal berupa:
a. kewajiban memberi kompensasi;
b. pensyaratan khusus dalam perizinan;
c. kewajiban memberi imbalan; dan/atau
d. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.
DASAR HUKUM ( II )
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
3.
Peraturan Menteri PU No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ
Kabupaten/Kota
 Ketentuan pengaturan zonasi adalah varian dari zonasi konvensional yang dikembangkan
untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan aturan zonasi dan ditujukan untuk
mengatasi berbagai permasalahan dalam penerapan peraturan zonasi dasar.
 Ketentuan pengaturan zonasi berfungsi untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan
peraturan zonasi dasar serta memberikan pilihan penanganan pada lokasi tertentu sesuai
dengan karakteristik, tujuan pengembangan, dan permasalahan yang dihadapi pada zona
tertentu, sehingga sasaran pengendalian pemanfaatan ruang dapat dicapai secara lebih
efektif.
DASAR HUKUM ( III )
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
4.
Peraturan Daerah DKI No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030
 Pasal 208 ayat (2) :
Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada setiap pemanfaatan lahan yang kegiatan
pembangunannya merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan
di sekitarnya dan meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan
jalan.
 Pasal 210 ayat (2) huruf a:
Disinsentif dari Pemerintah Daerah kepada masyarakat dapat berupa kewajiban
memberi kompensasi.
DASAR HUKUM ( IV )
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
5.
Peraturan Daerah DKI No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang
& Peraturan Zonasi
Pasal 620 :
Penerapan Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ) ditetapkan oleh Gubernur setelah mendapatkan
pertimbangan dari BKPRD dengan tujuan memberikan fleksibilitas penerapan PZ pada
sub zona.
Pasal 621 ayat (1) :
Teknik Pengaturan Zonasi Bonus diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk
peningkatan luas lantai atau Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
6.
Peraturan Gubernur DKI No. 175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi
terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan
7.
Peraturan Gubernur DKI No. 251 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Pergub
175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai
Koefisien Lantai Bangunan
DASAR HUKUM ( V )
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
Kompensasi terhadap pelampauan KLB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
ditetapkan dalam bentuk penyediaan fasilitas publik antara lain :
a. penyediaan lahan dan/ atau membangun RTH publik;
b. penyediaan lahan dan/ atau membangun rumah susun sewa;
c. penyediaan lahan dan/ atau membangun waduk atau situ;
d. pembangunan dan/ atau perbaikan prasarana dan sarana kota;
e. perbaikan dan/ atau pemugaran bangunan cagar budaya;
f. penyediaan moda angkutan umum;
g. pembangunan dan/atau perbaikan fasilitas penyeberangan orang dan/ atau multiguna;
h. penyediaan jalur dan peningkatan kualitas fasilitas pejalan kaki;
i. penyediaan jalur sepeda serta fasilitas pendukungnya; dan/ atau
j. penyediaan lahan dan/ atau pembangunan dan/ atau perbaikan sarana dan prasarana
pemerintah lainnya.
BENTUK KOMPENSASI
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
1. Pembangunan Jalan Layang di Kawasan Semanggi
2. Revitalisasi Kawasan Kota Tua
3. Pembangunan Rumah Susun :
a. Rusunawa Daan Mogot  3 tower, 870 unit
b. Rusunawa Daan Mogot  2 tower, 540 unit
c. Rusun Cengkareng Barat  3 tower, 810 unit
d. Rusun Cengkareng Barat  2 tower, 540 unit
4. Rehabilitasi Gedung KPU DKI Jakarta
5. Pembangunan Jakarta Creative Hub (Co-working Space)
Kegiatan yang didanai melalui kompensasi KLB
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
BEFORE
AFTER
Pembangunan Jalan Layang Semanggi
KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
TERIMA KASIH
Download