efektivitas iklan dengan analisis aida - E

advertisement
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
EFEKTIVITAS IKLAN DENGAN ANALISIS AIDA (ATTENTION.
INTEREST, DESIRE DAN ACTION) STUDI PADA PENGGUNA SEPEDA
MOTOR MEREK YAMAHA DI KOTA SINGARAJA
Ida Ayu Pradnya Maha Dewi
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) total nilai iklan sepeda motor merek Yamaha, dan
(2) efektivitas iklan sepeda motor merek Yamaha. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Sumber data penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner
kepada responden yang berjumlah 130 orang.
Penelitian ini dilaksanakan di Singaraja.Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) total nilai iklan sepeda motor merek Yamaha berdasarkan dimensi
action 2.550, dimensi interest 2.463, dimensi desire 1.648 dan dimensi action 2.496. (2) Efektivitas iklan
sepeda motor merek Yamaha berada pada kategori istimewa dengan nilai masing-masing dimensi ,yaitu
dimensi attention 85%, dimensi interest 82%, dimensi desire 82% dan dimensi action 83%.
Kata Kunci : Analisis AIDA, Efektivitas Iklan
Abstract
This research is aimed to (1) total advertising value brand motorcycles Yamaha, and (2)
advertising effectiveness brand motorcycles Yamaha. The type of this research is descriptive qualitative.
The source of the data in this study are primary data. The primary data obtained by distributing
questionnaires to the respondents, amounting to 130 people. The research was conducted in Singaraja.
The data were collected by questionnaire and then that has been used was descriptive analysis. The
results showed that dimensional action 2.55, dimensional interest 2.463, dimensional desire 1.648 and
dimensional action 2.496 . (2) Advertising effectiveness Yamaha brand motorcycles that are in a special
category with the value of each dimension, the dimension of attention 85%, 82% interest dimension, the
dimension of desire 82% and 83% action dimension.
Keyword: AIDA Analysis, Advertising Effectiveness
1
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
PENDAHULUAN
Iklan merupakan salah satu media
komunikasi pemasaran yang berperan
penting dalam aktivitas ekonomi dalam
upaya
mengenalkan produk kepada
konsumen. Iklan sebagai salah satu sarana
pemasaran produk barang atau jasa harus
mampu tampil menarik dan persuasif. Iklan
merupakan alat promosi yang
sangat
efisien karena mempunyai daya bujuk
(persuasif) yang kuat. Iklan yang efisien
akan berhubungan dengan penghematan
biaya yang dikeluarkan dalam pasang iklan.
Sehingga keberhasilan dalam memilih dan
menentukan media iklan yang efisien ini
akan bisa membantu tercapainya iklan yang
tepat sasaran dengan biaya lebih rendah
dari biasanya. Iklan bertujuan untuk meraih
pencapaian
perspektif
positif.
Iklan
merupakan sumber informasi konsumen
dalam pengambilan keputusan pembelian.
Iklan
tidak
hanya
sebagai
media
penyadaran konsumen tentang suatu
produk, tetapi mendorong konsumen untuk
membeli. Tujuan akhir dari sebuah iklan
bagi sebuah perusahaan adalah untuk
mempengaruhi sikap, persepsi dalam
perilaku konsumen sehingga konsumen
berperilaku sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan
yaitu
membeli
dan
menggunakan produknya (Jefkins, 2007).
Menurut Kotler (2005) keberadaan
iklan sudah menjadi tuntutan yang tidak
dapat dihindari demi sebuah produk yang
ditawarkan agar mendapat perhatian dalam
kehidupan masyarakat. Representasi iklan
produk yang ditampilkan dalam berbagai
ruang dan media baik media cetak maupun
elektronik, sebagian dari penanda verbal
maupun nonverbal tidak memiliki hubungan
antara produk barang atau jasa yang
dipasarkan.
Interpretasi
iklan
lewat
berbagai
media
tersebut
cenderung
membangun realitasnya dalam membangun
nilai guna suatu produk. Nilai yang
ditampilkan agar memperoleh respon yang
kuat dari konsumen. Oleh karena itu, pihak
pembuat iklan harus memperhatikan isi
pesan, struktur pesan, format pesan, dan
sumber pesan iklan agar pesan yang
disampaikan dalam iklan sampai pada
konsumen dan mudah diingat, sehingga
dapat mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen dalam hal dorongan kebutuhan,
keinginan,
motivasi
dan
pengaruh
lingkungan sekitar.
Iklan ditujukan untuk mempengaruhi
perasaan,
pengetahuan,
kepercayaan,
sikap, dan citra konsumen yang berkaitan
dengan suatu produk atau merek. Meskipun
tidak secara langsung berdampak pada
pembelian, iklan menjadi saran untuk
membantu pemasaran yang efektif dalam
menjalin komunikasi antara perusahaan
dan Iklan merupakan salah satu media
yang paling umum bagi perusahaan dalam
melakukan komunikasi persuasif (daya
bujuk) pada sasaran pembeli dan
masyarakat. Menurut Kotler (2005: 277)
“Iklan adalah segala bentuk presentasi
nonpribadi dan promosi gagasan, barang,
atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus
dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang
berbiaya efektif guna menyebarkan pesan,
entah untuk membangun preferensi merek
atau untuk mendidik orang.”
Menurut
Krisyantono (2008:174) iklan adalah bentuk
komunikasi nonpersonal yang menjual
pesan-pesan persuasif dari sponsor yang
jelas untuk mempengaruhi orang membeli
produk dengan membayar sejumlah biaya
untuk media. Dan menurut Jefkins,
(2007:15). “Iklan sebagai salah satu sarana
pemasaran produk barang atau jasa harus
mampu tampil menarik dan persuasif”.
Berdasarkan
pengertian
iklan
yang
dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu
proses komunikasi yang mempunyai
kekuatan yang sangat penting sebagai alat
pemasaran yang membantu menjual dan
memberikan layanan serta gagasan atau
ide melalui saluran tertentu dalam bentuk
informasi yang persuasif.
Dari sisi konsumen, iklan sendiri
dipandang sebagai suatu media penyedia
informasi tentang kemampuan, harga,
fungsi produk, maupun atribut lainnya yang
berkaitan dengan suatu produk (Durianto,
2003). Sebaik apapun kualitas suatu produk
jika tidak diimbangi melalui informasi yang
tepat tentang kehadiran dan pengetahuan
terhadap produk tersebut di pasar, maka
minim peluang bagi produk tersebut untuk
dapat dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen.
Dengan demikian, perusahaan harus
2
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
mampu mengelola media komunikasi
pemasaran yang efektif dan efisien.
Menurut Durianto (2003), iklan
ditujukan untuk mempengaruhi perasaan,
pengetahuan, kepercayaan, sikap, dan citra
konsumen yang berkaitan dengan suatu
produk atau merek. Meskipun tidak secara
langsung berdampak pada pembelian, iklan
menjadi saran untuk membantu pemasaran
yang efektif dalam menjalin komunikasi
antara perusahaan dan konsumen, dan
sebagai
upaya
perusahaan
dalam
menghadapi pesaing.
Aktivitas periklanan dilakukan oleh
perusahaan dengan tujuan yang berbedabeda tergantung kondisi perusahaan dan
persaingan pasar. Secara umun tujuan
periklanan mengacu pada keputusan
perusahaan tentang penetapan sasaran
pasar, penentuan posisi pasar, dan
marketing mix.
Menurut Kotler (2005: 277) tujuan
periklanan
yang
berkaitan
dengan
sasarannya dapat digolongkan sebagai
berikut. (1) Iklan untuk memberi informasi
(Informative) kepada khalayak tentang
seluk beluk suatu produk. Biasanya, iklan
seperti ini dilakukan secara besar-besaran
tahap awal peluncuran sebuah produk
dengan tujuan membentuk permintaan awal.
Dalam hal ini, kebutuhan suatu produk yang
sebelumnya “tersembunyi” atau masih
berupa persepsi yang dapat diperjelas
lewat iklan. Pada umumnya iklan jenis
Informative ini digunakan pada merk yang
memiliki siklus kehidupan pada tahap
perkenalan (Introduction Stage). Secara
spesifik, tujuan iklan Informative berguna
untuk berbagai hal berikut ini : (a)
membentuk pasar suatu produk baru. (b)
mengusulkan suatu kegunaan baru suatu
produk. (c) memberitahukan pasar tentang
perubahan
harga.
(d)
menjelaskan
penggunaan suatu produk. (e) menjelaskan
pelayanan yang tersedia. (f) mengoreksi
kesan
yang
ada.
(g)
Mengurangi
kecemasan pembeli. (h) membangun citra
perusahaan.
(2)
Periklanan
untuk
membujuk (persuasive) dilakukan pada
tahap
kompetitif.
Tujuannya
adalah
membentuk permintaan selektif produk
tertentu. Dalam hal ini, perusahaan
melakukan persuasi secara tidak langsung
dengan memberi informasi kelebihan
produk yang akan merubah pikiran orang
untuk melakukan tindakan pembelian. Iklan
jenis ini biasanya digunakan untuk merk
yang siklus kehidupannya pada taraf
pertumbuhan
(Grow
Stage).Adapun
kegunaan iklan jenis ini secara spesifik
adalah sebagai berikut. (a) membentuk
preferensi merk. (b) mendorong alih merk
(brand swiching). (c) mengubah persepsi
pembeli tantang atribut produk. (d)
membujuk
pembeli
untuk
membeli
sesegera mungkin. (e) Membujuk pembeli
untuk menerima kunjungan penjual. (3)
Periklanan yang mengingatkan digunakan
untuk menyegarkan informasi yang pernah
diterima masyarakat. Iklan ini sangat
penting untuk produk yang sudah mapan.
Bentuk iklan jenis ini adalah iklan penguat
yang bertujuan meyakinkan pembeli
sekarang bahwa mereka telah melakukan
tindakan pembelian yang benar. Umumnya
iklan jenis ini digunakan pada fase
kedewasaan (maturity) suatu merk. Iklan
jenis ini berguna untuk (a) mengingatkan
pembeli bahwa produk tersebut mungkin
akan dibutuhkan dikemudian hari. (b)
mengingatkan pembeli dimana mereka bisa
membeli produk yang bersangkutan. (c)
membuat pembeli tetap ingat produk yang
bersangkutan, meski tidak sedang musim.
(d) mempertahankan kesadaran puncak
(top of mind).
Menurut
Martoyo
(2002:4)
menyatakan bahwa “efektivitas adalah
suatu kondisi atau keadaan dimana dalam
memilih tujuan yang hendak dicapai dan
saran atau peralatan yang digunakan,
disertai dengan kemampuan yang dimiliki
adalah tepat, sehingga tujuan yang
diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang
memuaskan”.
Efektivitas
adalah
kemampuan melaksanakan tugas, fungsi
(operasi kegiatan program atau misi)
daripada suatu organisasi atau sejenisnya
yang
tidak
adanya
tekanan
atau
ketegangan
diantara
pelaksanaannya
(Kurniawan, 2005). Mengetahui efektivitas
sebuah iklan merupakan sesuatu yang
sangat penting, sebab untuk menghindari
kesalahan yang membawa konsekuensi
kerugian finansial yang besar atau jika dari
pengukuran efektifitas diketahui bahwa
iklan tersebut tidak berhasil membujuk
3
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
segmen konsumen yang ditargetkan, maka
metode lain dapat segera dipertimbangkan.
Efektivitas
adalah
kemampuan
melaksanakan tugas, fungsi (operasi
kegiatan program atau misi) daripada suatu
organisasi atau sejenisnya yang tidak
adanya tekanan atau ketegangan diantara
pelaksanaannya
(Kurniawan,
2005).
Menurut Martoyo (2002:4) menyatakan
bahwa “efektivitas adalah suatu kondisi
atau keadaan dimana dalam memilih tujuan
yang hendak dicapai dan saran atau
peralatan yang digunakan, disertai dengan
kemampuan yang dimiliki adalah tepat,
sehingga tujuan yang diinginkan dapat
dicapai dengan hasil yang memuaskan”.
Berdasarkan pengertian efektivitas
yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah
suatu
keadaan
yang
menunjukan
keberhasilan perusahaan dalam mencapai
suatu tujuan tertentu dengan menggunakan
sumber-sumber yang ada dengan ukuran
yang telah ditentukan sebelumnya.
Mengetahui efektivitas sebuah iklan
merupakan sesuatu yang sangat penting,
sebab untuk menghindari kesalahan yang
membawa konsekuensi kerugian finansial
yang besar atau jika dari pengukuran
efektifitas diketahui bahwa iklan tersebut
tidak berhasil membujuk segmen konsumen
yang ditargetkan, maka metode lain dapat
segera dipertimbangkan.
Menurut Durianto (2003) terdapat
empat metode penilaian efektivitas iklan
yaitu metode EPIC (Empathy, Persuasion,
Impact dan Communication) bertujuan
untuk mengetahui dampak komunikasi iklan
tersebut
terhadap
konsumen
dalam
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Metode DRM (Direct Rating Method)
disebut juga metode penentuan peringkat
langsung yang digunakan untuk menguji
naskah iklan. Metode CRI (Customer
Response Index) adalah alat analisis yang
digunakan untuk mengetahui respon
konsumen pada suat periode waktu tertentu
kampanye iklan suatu merk, dalam bentuk
prosentase respon konsumen dalam
kuesioner. Metode AIDA (Attention, Interest,
Desire dan Action) digunakan untuk melihat
efek secara hierarki dari promosi produk
terhadap pangsa pasar potensial. Dari
keempat metode pengukuran efektivitas
iklan, maka dalam penelitian ini digunakan
metode AIDA untuk mengukur efektivitas
iklan.
Ada cara yang dipergunakan untuk
menilai apakah iklan tersebut efektif atau
tidak , menurut Durianto (2003) terdapat
empat metode penilaian efektivitas iklan
yaitu metode EPIC (Empathy, Persuasion,
Impact dan Communication) bertujuan
untuk mengetahui dampak komunikasi iklan
tersebut
terhadap
konsumen
dalam
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
Metode DRM (Direct Rating Method)
disebut juga metode penentuan peringkat
langsung yang digunakan untuk menguji
naskah iklan. Metode CRI (Customer
Response Index) adalah alat analisis yang
digunakan untuk mengetahui respon
konsumen pada suat periode waktu tertentu
kampanye iklan suatu merk, dalam bentuk
prosentase respon konsumen dalam
kuesioner. Metode AIDA (Attention, Interest,
Desire dan Action) digunakan untuk melihat
efek secara hierarki dari promosi produk
terhadap pangsa pasar potensial. Dari
keempat metode pengukuran efektivitas
iklan, maka dalam penelitian ini digunakan
metode AIDA untuk mengukur efektivitas
iklan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia
tahun 2012 sampai 2014 terlihat bahwa
penjualan Yamaha mengalami fluktuasi.
Penjualan sepeda motor tahun 2012 merk
Honda sebesar 159.040, Yamaha sebesar
227.263, Suzuki sebesar 13.753, Kawasaki
sebesar 9.256, dan Tvs sebesar 573.
Penjualan sepeda motor tahun 2013 merk
Honda tahun 2013 sebesar 366.223,
Yamaha sebesar 300.609, Suzuki sebesar
11.530, Kawasaki sebesar 8.525 dan Tvs
sebesar 510. Penjualan sepeda motor
tahun 2014 merk Honda sebesar 380.101,
Yamaha sebesar 222.142, Suzuki sebesar
12.543, Kawasaki sebesar 9.325 dan Tvs
sebesar 550. Jika dilihat dari segi iklan
Yamaha merupakan iklan yang bagus,
tetapi
kenapa
penjulaan
Yamaha
mengalami fluktuasi sedangkan penjualan
Honda meningkat, apakah penggunaan
iklan efektif atau tidak untuk Yamaha
sehingga meyebabkan penjualan Yamaha
fluktuasi.
4
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
Dari permasalahan diatas, peneliti
tertarik untuk meneliti “Efektivitas Iklan
dengan Analisis AIDA (attention, interest,
desire dan action) Studi pada Pengguna
Sepeda Motor Yamaha”.
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut. (1) Berapakah total nilai iklan
sepeda motor Yamaha ditinjau dari analisis
AIDA pada masyarakat pengguna sepeda
motor merek Yamaha di kota Singaraja? (2)
Bagaimanakah efektivitas iklan sepeda
motor Yamaha ditinjau dari analisis AIDA
pada masyarakat pengguna sepeda motor
merek Yamaha di kota Singaraja? Sesuai
dengan rumusan masalah yang telah
dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai
berikut. (1) total nilai iklan sepeda motor
Yamaha ditinjau dari analisis AIDA pada
masyarakat pengguna sepeda motor merek
Yamaha di kota Singaraja (2) efektivitas
iklan sepeda motor Yamaha ditinjau dari
analisis AIDA pada masyarakat pengguna
sepeda motor merek Yamaha di kota
Singaraja. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat, baik manfaat
teoritis maupun manfaat praktis. Manfaat
teoritis dalam penelitian ini adalah Sebagai
sarana untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan memberikan wawasan
baru bagi dunia pemasaran dan bisa
memberikan
informasi
bagi
peneliti
selanjutnya yang berhubungan dengan
analisis AIDA. Dan manfaat praktis nya
adalah (1) bagi mahasiswa, hasil penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
pengetahuan mengenai tahapan analisis
AIDA. (2) bagi lembaga Undiksha, hasil
penelitian ini diharapkan bisa menjadi
bahan pertimbnagan bacaan ilmiah guna
melengkapi kepustakaan Undiksha. (3) bagi
perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan
bisa menjadi acuan untuk meningkatkan
strategi dalam periklanan sepeda motor
Yamaha.
desire dan action) pada pengguna sepeda
motor merek Yamaha di Singaraja. Dengan
demikian, hasil yang diharapkan dari
penelitian ini dapat memberikan gambaran
tentang efektivitas iklan dengan model
AIDA pada pengguna sepeda motor
Yamaha di Singaraja.
Definisi operasional variabel menurut
Kotler (2005:277) “iklan adalah segala
bentuk presentasi nonpribadi dan promosi
gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor
tertentu yang harus dibayar”. Menurut
Paulus (2011) model AIDA dipakai untuk
melihat efek secara hierarki dari promosi
produk terhadap pangsa pasar potensia.
Suatu produk pertama-tama tidak dikenal,
lalu promosi bekerja agar pasar potensial
yang
dimaksud
memberi
perhatian
(attention). Setelah itu diharapkan tertarik
(interest) pada produk lalu mempunyai
sikap berhasrat (desire) untuk memiliki.
Terakhir tahapan tindakan membeli (action)
yang menjadi sasaran utama dalam
promosi tadi. Dimensi efektivitas iklan ada
empat, pertama attention yaitu menarik
perhatian konsumen terhadap suatu produk
yang ditawarkan, attention terdiri dari tiga
indikator (1) pesan yang disampaikan
dalam iklan (2) frekuensi penayangan iklan
(3) visualisasi iklan . Kedua interest yaitu
untuk meningkatkan ketertarikan konsumen.
Biasanya dengan menjelaskan manfaat
atau
keuntungan dari produk tersebut,
interest terdiri dari tiga indikator (1)
efektivitas media yang digunakan (2)
persepsi konsumen mengenai produk
setelah iklan ditampilkan (3) kejelasan
pesan. Ketiga desire yaitu
untuk
meyakinkan konsumen agar mereka ingin
memiliki produk atau jasa yang ditawarkan,
sesuai dengan kebutuhan mereka, desire
terdiri dari tiga indikator (1) perolehan
informasi dari iklan (2) minat konsumen
atas iklan (3) kepercayaan konsumen akan
produk. Keempat action yaitu mengarahkan
konsumen agar mengambil aksi dalam
keputusan pembelian, action terdiri dari tiga
indikator (1) keyakinan unuk membeli
produk (2) kecenderungan akan melakukan
pembelian
(3)
kesesuaian
produk
berdasarkan iklan.
Penelitian ini dilakukan di Singaraja
pada pengguna sepeda motor Yamaha.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
METODE
Penelitian
ini
termasuk
dalam
penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantiatif. Data yang dicari dalam penelitian
ini yaitu data mengenai efektivitas iklan
dengan analisis AIDA (attention, interest,
5
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
berdasarkan sumbernya adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah
hasil jawaban responden yang diperoleh
dengan menggunakan kuesioner.
Sebelum dilakukan analisis data,
terlebih dahulu akan dilakukan uji instrumen
penelitian yaitu (1) Arikunto (2009)
menyatakan kuesioner adalah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang
yang akan diukur (responden). Dengan
kuesioner ini orang dapat dikethaui tentang
keadaan/data
diri,
pengalaman,
pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan
lain-lain. Untuk itu diperlukan data yang
valid dan reliabel.. (2) Menurut Arikunto
(2009), Reliabiltas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik.
Penelitian ini menggunakan analisis
data deskriptif dengan menjelaskan datadata yang diperoleh melalui kuesioner
efektivitas iklan dengan analsiis AIDA
(attention, interest, desire dan action).
Dalam pengisian jawaban kuesioner,
jawaban “sangat setuju” akan menunjukkan
nilai 5, jawaban “setuju” akan menunjukkan
nilai 4, jawaban “ Cukup Setuju” akan
menunjukkan nilai 3, jawaban “ Tidak
Setuju” akan menunjukkan nilai 3, dan
jawaban “Sangat Tidak Setuju” akan
menunjukkan nilai 1. Data yang diperoleh
tersebut selanjutnya dianalisis dengan
menghitung total jawaban secara manual.
Menurut Paulus (2011) , jika jawabanjawaban yang diperoleh memiliki rata-rata
nilai 0-20% berarti efektivitas iklan berada
pada kriteria “Buruk”, 21-40% berada pada
kriteria “Menengah”, 41-60% berada pada
kriteria “ Rata-rata”, 61-80% berada pada
kriteria “Baik” dan 81-100% berada pada
kriteria “Istimewa”.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pengguna sepeda motor Yamaha di
Kota Singaraja. Karena jumlah populasi
tidak bisa dihitung jumlah yang pasti, maka
menurut
Widiyanto
(2005)
dasar
prngambilan sampel yang digunakan
adalah:
Keterangan:
n
= banyak sampel yang diperlukan
z
= tingkat keyakinan
moe = margin of error
Dengan tingkat keyakinan sebesar
95% atau Z = 1,96 dan tingkat kesalahan
maksimal sampel yang masih bisa
ditoleransi atau moe sebesar 10% maka
jumlah sampel dapat ditentukan sebagai
perikut.
n = 96,04
n = 96 (dibulatkan)
Berdasarkan perhitungan di atas, maka
sampel dalam penelitian ini sebanyak 96
orang kemudian dibulatkan menjadi 100
orang. Dalam penelitian ini jumlah sampel
yang digunakan sebnayk 100 orang yang
dilakukan dengan teknik non probability
sampling yaitu dengan sampling incidental.
Menurut Sugiyono (2009: 66) non
probability
sampling
adalah
teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Selanjutnya Sugiyono
(2009: 67) menyatakan bahwa sampling
incidental merupakan teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan atau incidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
Untuk melakukan analisis data maka
data yang diperoleh diringkas dan
dibandingkan dengan indikator-indikator
yang telah ditetapkan dalam kuesioner.
Perhitungan atas kuesioner dilaksanakan
dengan menggunakan analisis AIDA.
Menurut Paulus (2011) metode analisis
AIDA menggunakan rumus sebagai berikut.
X=
X 100%
Keterangan :
X1 = Nilai pada tahap attention
X2 = Nilai pada tahap interest
6
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
X3 = nilai pada tahap desire
X4 = nilai pada tahap action
Xn = nilai pada maisng-masing tahap
hierarki AIDA
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian mengenai total nilai
iklan sepeda motor Yamaha yang ditinjau
dari model analisis AIDA pada pengguna
sepeda motor Yamaha di kota Singaraja
dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Total nilai iklan sepeda motor Yamaha ditinjau dari model analisis
AIDA pada pengguna sepeda motor merek Yamaha di kota Singaraja
Total Nilai Penuh
No
Dimensi
Total Nilai
Harapan (Xn)
1
Attention
2.550
3.000
2
Interest
2.463
3.000
3
Desire
1.648
2.000
4
Action
2.496
3.000
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
bahwa total nilai iklan sepeda motor
Yamaha ditinjau dari model analisis AIDA
pada pengguna sepeda motor Yamaha di
kota Singaraja dapat dilihat dari empat
dimensi model analisis AIDA yaitu (1)
dimensi attention memiliki total nilai sebesar
2.550, (2) dimensi interest memiliki total
nilai sebesar 2.463, (3) dimensi desire
memiliki total nilai 1.648 dan (4) dimensi
action memiliki total nilai sebesar 2.496.
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
total nilai penuh harapan pada dimensi
attention, interest dan action sebesar 3.000
yang diperoleh dari Xn = 5 x 6 x 100 =
3.000 . Total nilai penuh harapan pada
tahap Xn adalah nilai jawaban kuesioner
tertinggi yaitu 5, dikalikan dengan 6 butir
pertanyaan dari masing-masing tahap
model AIDA, lalu dikalikan jumlah respoden
seluruhnya, yaitu sebanyak 100 orang.
Sedangkan total nilai penuh harapan pada
dimensi desire
sebesar 2.000 yang
diperoleh dari Xn = 5 x 4 x 100 = 2.000 .
Total nilai penuh pada tahap Xn adalah nilai
jawaban kuesioner tertinggi yaitu 5,
dikalikan dengan 4 butir pertanyaan dari
tahap model AIDA, lalu dikalikan jumlah
respoden seluruhnya, yaitu sebanyak 100
orang. Berikut ini adalah hasil perhitungan
yang dibagi dalam 4 tahap sebagai berikut,
1. Tahap Attention
X1=
Persentase
pada
tahap
attention,
menunjukkan bahwa 85%, responden
sudah memperhatikan (attention) iklan
sepeda motor merk Yamaha.
2. Tahap Interest
X2=
Persentase
pada
tahap
interest,
menunjukkan bahwa 82% responden
menyatakan tertarik atau berminat ( interest)
terhadap iklan sepeda motor merk Yamaha.
3. Tahap Desire
X3=
Persentase
pada
tahap
desire,
menunjukkan bahwa 82% responden
menyatakan berkeinginan (desire) untuk
menggunakan sepeda motor merk Yamaha.
4. Tahap Action
X4=
Persentase
pada
tahap
action,
menunjukkan bahwa 83% responden telah
benar-benar menggunakan (action) sepeda
motor merk Yamaha.
7
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
Tabel 2. Efektivitas iklan sepeda motor Yamaha ditinjau dari model analisis AIDA pada
pengguna sepeda motor merek Yamaha di kota Singaraja
No
Dimensi
Total
Nilai
Total Nilai
Penuh Harapan
(Xn)
Efektivitas
(%)
Kategori
1
Attention
2.550
3.000
85
Istimewa
2
Interest
2.463
3.000
82
Istimewa
3
Desire
1.648
2.000
82
Istimewa
4
Action
2.496
3.000
83
Istimewa
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa efektivitas iklan sepeda motor
Yamaha ditinjau dari model analisis AIDA
pada pengguna sepeda motor Yamaha di
kota Singaraja, dimensi seluruhnya berada
pada kategori istimewa. Dimensi attention
memiliki nilai efektivitas 85% yang berada
pada rentang 80-100% , dimensi interest
memiliki nilai efektivitas 82% yang berada
pada rentang 80-100%, dimensi desire
memiliki nilai efektivitas 82% yang berada
pada rentang 80-100% dan dimensi action
memiliki nilai efektivitas 83% yang berada
pada rentang 80-100%.
saat dimana pembeli sudah mulai ada
keinginan untuk melakukan pembelian.
Besarnya total nilai tersebut menunjukkan
bahwa
pengguna
Yamaha
dapat
mengetahui informasi secara luas tentang
sepeda motor merk Yamaha melalui iklan
sehingga menumbuhkan minat untuk
menggunakan sepeda motor merk Yamaha.
Berdasarkan penelitian mengenai
total nilai pengguna Yamaha di kota
Singaraja, dimensi desire memiliki total nilai
1.684. Menurut Husein dimensi desire bisa
diartikan tahap iklan dapat menggerakkan
keinginan khalayak untuk memiliki dan
menikmati produk tersebut. Besarnya total
nilai tersebut menunjukkan bahwa iklan
merk sepeda motor Yamaha yang
ditayangkan
dapat
menimbulkan
ketertarikan atau motivasi masyarakat
untuk memiliki sepeda motor merk Yamaha.
Dari hasil penelitian mengenai total
nilai pengguna yamaha di kota singaraja,
dimensi action memiliki total nilai 2.496.
Menurut Husein dimensi action pada tahap
ini hendaknya calon pembeli sudah dapat
mengambil keputusan. Besarnya total nilai
tersebut menunjukkan bahwa masyarakats
melakukan pembelian sepeda motor merk
Yamaha setelah adanya iklan dan produk
sepeda motor Yamaha yang dibeli sesuai
dengan iklan yang ditayangkan.
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa efektivitas iklan
dengan analisis AIDA (Attention, interest,
desire dan action) studi pada iklan
pengguna sepeda motor Yamaha pada
masing-masing dimensi berada pada
kategori istimewa, dengan nilai efektivitas
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa total nilai dengan
analisis AIDA (Attention, interest, desire
dan action) pada pengguna sepeda motor
Yamaha berada pada kategori istimewa.
Dari hasil penelitian mengenai total
nilai pengguna Yamaha di kota Singaraja,
dimensi attention memiliki total nilai 2.550.
Menurut Husein dimensi attention bisa
diartikan sebagai tahap iklan yang
ditayangkan harus dapat menarik perhatian
khalayak sasarannya. Besarnya total nilai
tersebut menunjukkan bahwa pengguna
Yamaha dapat memahami pesan iklan yang
disampaikan melalui visualisasi iklan yang
menarik sehingga dapat menarik perhatian
masyarakat menggunakan sepeda motor
merk Yamaha.
Hasil penelitian mengenai total nilai
pengguna Yamaha di kota Singaraja,
dimensi interest memiliki total nilai 2.463.
Menurut Husein dimensi interest adalah
8
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
masing-masing dimensi yaitu attention
sebesar 85 %, interest sebesar 82%, desire
sebesar 82% dan action sebesar 83%. Hal
ini sesuai dengan yang dikatakan paulus
(2011) bahwa jika nilai efektivitas mencapai
81-100 % dikategorikan istimewa. Hal ini
mencerminkan
bahwa
iklan
secara
istimewa mampu menarik masyarakat untuk
menggunakan sepeda motor merk Yamaha.
Durianto. 2003. Inovasi Pasar Dengan Iklan
Yang Efektif. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Husein, Umar. 2005. Riset Pemasaran &
Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Jefkins, Frank. 2007. Periklanan. Jakarta:
Erlangga.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
uraian yang telah dibuat, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut. (1) Total nilai
iklan sepeda motor pada pengguna sepeda
motor merek Yamaha dimensi attention
sebesar 2.550, interest 2.463, desire 1.648
dan action 2.469. (2) Efektivitas iklan
sepeda motor merek Yamaha berada pada
kategori istimewa dengan nilai masingmasing dimensi ,yaitu dimensi attention
85%, dimensi interest 82%, dimensi desire
82% dan dimensi action 83%.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2005.
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1.
edisi Keduabelas. Erlangga. Jakarta.
Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Pustaka Utama
Grafity
Kurniawan, Agung. 2005.
Pelayanan
Publik.
Pembahaman
Transformasi
Yogyakarta:
Martoyo, S. 2002. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi 2, BFFE.
Yogyakarta.
SARAN
Berdasarkan simpulan tersebut, dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut. (1) Bagi
Yamaha, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan evaluasi dan pertimbangan dalam
pembuatan iklan selanjutnya. (2) Bagi
kepentingan ilmiah dan peneliti lainnya,
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
salah satu referensi bagi para peneliti
selanjutnya
sebagai
bahan
untuk
mendalami objek yang sejenis.
Paulus, Lilik Kristianto. 2011.
Psikologi
Pemasaran . Jakarta : PT. BUKU
SERU.
Pedoman Penulisan Skripsi Dan Tugas
Akhir Program Sarjana Dan Diploma 3
Universitas Pendidikan Ganesha
Siregar, Syofian. 2010. “Statistika Deskriptif
untuk
Penelitian.”
Jakarta:
PT
Rajagrafindo Persada.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2012. Pengaruh Periklanan Terhadap
Keputuan
Pembelian
Konsumen
Pasta Gigi Pepsodent Di Kota
Makassar. Skripsi. Diajukan Kepada
Fakultas
Ekonomi.
Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Stanton,
William
J.
1993.
Pemasaran. Jakarta. PT:
Aksara Pratama
Prinsip
Gelora
Sudjono , Anas. 2009. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: ANDI.
Brightayati. 2010. Efektivitas Iklan dengan
Menggunakan
Analisis
AIDA
Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi
Terhadap Iklan Pond’s Flawless White
Di Indomaret Karanganyar). Skripsi.
Wijaya, Tomy. 2013. Metodologi Penelitian
Ekonomi
dan
Bisnis.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
9
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016
Widyatama, R. 2005. Pengantar Periklanan.
Jakarta: Buana Pustaka Indonesia
10
Download