Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Media

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori
2.1.1. Hasil Belajar IPA
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya
dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih
lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Iskandar (2001:12) menarik kesimpulan bahwa hasil belajar IPA berupa fakta-fakta,
hukum-hukum, prinsip-prinsip klasifikasi dan struktur. Hasil IPA penting bagi kemajuan hidup
manusia. Cara kerja memperoleh itu disebut proses IPA, dalam proses IPA terkandung cara
kerja, sikap dan cara berfikir.
Beberapa
pendapat menggambarkan bahwa hasil belajar IPA merupakan proses
perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan
hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat
dilihat pada nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai
oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang
ditetapkan.
2.1.1.1 Pembelajaran IPA
Suyitno (2004:2) menyimpulkan pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam
agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
Pengajaran IPA dikembangkan berdasarkan persoalan atau tema untuk dapat dikaji dari
aspek kemampuan siswa yang mencakup aspek mengkomunikasikan konsep secara ilmiah,
aspek pengembangan konsep dasar, dan pengembangan kesadaran dalam konteks ekonomi
dan sosial.
5
6
Menurut Iskandar (2001: 2-13) hakikat pembelajaran IPA terdiri dari:
1) Ilmu Pengetahuan Sebagai Produk
IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori IPA. Fakta
dalam IPA adalah pertanyaan benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betulbetul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang
mempersatukan fakta-fakta IPA. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan
diantara
konsep-konsep IPA. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsepkonsep dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan.
2) Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses.
Ketrampilan
proses
IPA
adalah
ketrampilan yang dilakukan oleh para ilmuan
diantaranya adalah :
(1) Mengamati
(2) Mengukur
(3) Menarik kesimpulan
(4) Mengendalikan variabel
(5) Membuat grafik dan tabel data
(6) Membuat definisi operasional
(7) Melakukan eksperimen
3) Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Sikap
IPA sebagai sikap ilmiah yaitu dalam memecahkan masalah seorang ilmuan sering
berusaha
mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai hasil yang
diharapkan. Beberapa ciri sikap ilmiah yaitu :
(1) Obyektif terhadap fakta
(2) Tidak tergesa – gesa mengambil kesimpulan
(3) Berhati terbuka
(4) Tidak mencampur adukan fakta dengan pendapat
(5) Bersifat hati – hati
(6) Ingin menyelidiki.
Pembelajaran IPA dapat didifinisikan yaitu ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam. Mata pelajaran IPA merupakan ilmu yang nyata yang setiap harinya berkaitan
dengan kehidupan manusia dan lingkungan. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan memahami
konsep pembelajaran jika guru dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak dibuat dengan
menggunakan model yang nyata. Salah satu model pembelajaran yang nyata yaitu melalui
7
metode discovery dengan menggunakan media gambar dalam materi pertumbuhan makhluk
hidup pada siswa kelas III SD Negeri 2 Tlogorejo .
2.1.1.2 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil
belajar
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya
dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut,
baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Gagne dan Berliner ( dalam Tri Anni, 2006:2 )
bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil
dari pengalaman. Cronbach ( dalam Suryabrata, 2004 : 231 ) belajar yang sebaik-baiknya
adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca
inderanya.
Sujana
(1989: 22) menyimpulkan
“ Pengertian hasil belajar dalam hal ini adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan pengalaman belajarnya”.
Menurut Iskandar (2001 : 12) hasil belajar IPA berupa fakta – fakta, hukum – hukum, prinsipprinsip klasifikasi dan struktur. Hasil IPA penting bagi kemajuan hidup manusia. Cara kerja
memperoleh itu disebut proses IPA, dalam proses IPA terkandung cara kerja, sikap dan cara
berfikir.
Menurut Darsono (2001:24) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah adalah
sebagai berikut :
1) Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh pehatian
dan mampu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari
prinsip kesiapan ini.
2) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis bertujuan pada suatu obyek. Perhatian ini
timbul karena adanya sesuatu yang menarik sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik.
3) Motivasi
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas.
Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang
melakukan kegitan tertentu yang mencpai tujuan.
8
Mata pelajaran IPA merupakan ilmu yang nyata yang setiap harinya berkaitan dengan kehidupan
manusia dan lingkungan. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan memahami konsep pembelajaran
jika guru dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak dibuat dengan menggunakan model yang
nyata. Salah satu model pembelajaran yang nyata yaitu melalui metode discovery dengan
menggunakan media gambar dalam materi pertumbuhan makhluk hidup pada siswa kelas III SD
Negeri 2 Tlogorejo , .Tegowanu, Kab.Grobogan.
Belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan
dalam tingkah laku atau kecapakan. Jadi berhasil tidaknya seseorang dalam proses belajar
tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Slameto (1995: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar
diri siswa. Faktor-faktor ekstern itu antara lain:
1) Latar belakang pendidikan orang tua
2) Status ekonomi sosial orang tua
3) Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah
4) Media yang di pakai guru
5) Kompetensi guru
Faktor Intern adalah faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yang berasal dari dalam
diri siswa. Faktor-faktor intern itu antara lain:
1) Kesehatan
2) Kecerdasan/ intelegensia
3) Cara belajar
4) Bakat
5) Minat
6) Motivasi
Untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal, seorang guru harus dapat memilih
model pembelajaran yang efektif dan efisien, serta metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar siswa agar situasi kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, dengan
suasana yang tidak membosankan siswa. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan
mampu meningkatkan hasil belajar dengan melalui metode discovery dengan menggunakan
media gambar sebagai objek. Hasil belajar dengan melalui metode discovery mempunyai
keuntungan antara lain: pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat, hasil belajar discovery
mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya, secara menyeluruh belajar
9
discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus
belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan
memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan bahwa
belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks. Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat
ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung
kegiatan belajar akan dapat dilalui dengan lancar dan akan memperoleh prestasi atau hasil
belajar yang baik. Untuk mencapai hasil yang baik guru harus kreatif dalam pembelajaran, yaitu
dengan menggunakan media yang menarik dan menggunakan pendekatan sesuai dengan
karakteristik siswa.
Media memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Media mampu membantu
guru dalam mengungkapkan pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Guru sadar bahwa
tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa,
terutama
materi
pembelajaran
pembelajaran
yaitu
(1)
yang
rumit
dan
komplek. Fungsi dan peranan media
menangkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu,
(2)
memanipulasi keadaan, peristiwa, atau obyek tertentu, (3) menambah gairah dan motivasi
belajar siswa. Dari beberapa fungsi diatas media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas,
memudahkan dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada
siswa sehingga dapat memotivasi belajar siswa.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar yaitu merupakan media
paling
nyata yang sangat membantu guru dalam menerapkan sesuatu kepada siswanya.
Pengajaran realitas yang diselenggarakan di kelas dapat membantu siswa memahami materi
yang diajarkan.
2.1.1.3 Pentingnya Belajar IPA
Belajar IPA adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Belajar IPA mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut,
baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Belajar IPA di SD sebagai dasar atau landasan bagi pengembangan pelajaran IPA pada
tingkat yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, prosedur pengajaran yang baik
10
mutlak diperlukan guru. Pelajaran IPA di SD diajarkan bukanlah sekedar bertujuan siswa dapat
mengetahui ilmu tentang alam saja, tetapi lebih luas jangkauannya yaitu dapat berkembang terus
kepribadiannya secara wajar.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan belajar IPA sangatlah penting karena belajar
IPA konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah
dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).
2.1.2. Media Gambar dalam Pendekatan Pembelajaran Discovery
2.1.2.1 Penggunaan Media Gambar
Kendala yang sering muncul di sekolah adalah verbalisme. Yang terdapat dalam tiap
situasi
belajar, yakni apabila para siswa diberi kata-kata tanpa memahami artinya. Jika
pembelajaran
dilakukan
hanya
dengan
cara
menghafal, akan memudahkan timbulnya
verbalisme, kurang menarik, kurang menyenangkan, dan cepat membosankan. Pembelajaran
akan lebih menarik dan lebih berhasil, apabila dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman
yang mengkondisikan siswa sehingga dapat melihat, meraba, mengucap, berbuat, mencoba,
berpikir dan sebagainya. Untuk itu guru perlu menggunakan media dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Maksud dan tujuan penggunaan media pembelajaran adalah untuk
memberikan variasi, memberikan lebih banyak realitas dalam pembelajaran, sehingga lebih
terwujud, lebih terarah dan mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran.
Media sebagai alat bantu dalam pembelajaran, secara garis besar bermanfaat untuk:
1) menambah kegiatan belajar murid.
2) Menghemat waktu belajar (ekonomis),
3) menjadikan hasil belajar lebih permanen,
4) membantu para siswa yang ketinggalan dalam pelajarannya,
5) membangkitkan minat perhatian (motivasi) dan aktivitas pada siswa,
6) memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.
(S. Nasution. 1995 : 94-99)
Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media gambar yaitu merupakan media
paling
nyata yang sangat membantu guru dalam menerapkan sesuatu kepada siswanya.
Pengajaran realitas yang diselenggarakan di kelas dapat membantu siswa memahami materi
yang. Gambar yang digunakan yaitu gambar pertumbuhan mahkluk hidup . Kelebihan media
gambar dibandingkan dengan media yang lain adalah:
a. Sifatnya kongkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan media verbal
semata
11
b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu karena tidak semua benda atau objek dapat
dibawa ke kelas
c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja sehingga dapat mencegah
atau membetulkan kesalahpahaman
e.
Mudah diperoleh serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus
Nana Sudjana (2002:511) menarik kesimpulan bahwa media digunakan dengan tujuan
mempermuda
proses pembelajaran, dalam arti guru lebih mudah untuk menerangkan dan
siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga dapat memahami pelajaran
dengan baik. Secara rinci manfaat media pengajaran dalam proses pembelajaran siswa antara
lain :
1) Pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya
3) Metode mengajar lebih bervariasi
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan
uraian dari guru tetapi juga mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dll
2.1.2.2 Pendekatan Pembelajaran Discovery
Ditinjau
penemuan.
dari
Jadi,
arti
katanya,
seorang
siswa
“discover”
dikatakan
berarti menemukan dan "discovery" adalah
melakukan
"discovery" bila anak terlihat
menggunakan proses rnentalnya dalam usaha menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip.
Proses-proses
mental
yang dilakukan, misalnya mengamati, menggolongkan, mcngukur,
menduga, dan mengambil kesimpulan.
Suherman (2001)
menyimpulkan metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah
metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh
pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian
atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsepkonsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa
melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan
sebagainya
untuk
menemukan
beberapa konsep atau prinsip.
Mulyasa
(2006:110)
menyimpulkan metode discovery merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman
langsung.
12
Roestiyah (2001:20) mengemukakan metode discovery adalah metode mengajar
mempergunakan teknik penemuan. Metode discovery adalah proses mental dimana siswa
mengasimilasi
sesuatu
konsep
atau
sesuatu
prinsip. Proses mental tersebut misalnya
mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan,
dan
sebagainya.
Dalam
teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi, dapat
disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery ialah suatu pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan
berdiskusi, membaca sendiri, melihat sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar
sendiri.
Metode discovery yang dapat dilakukan oleh guru dengan menggunakan media gambar
pada pelajaran IPA dalam penelitian ini, dilakukan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai
berkut:
a) Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dibahas.
b) Memotivasi siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya dengan materi yang
diajarkan.
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang dilakukan.
d) Menjelaskan meteri pelajaran melalui pengamatan gambar yang sudah ditetapkan.
e) Mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya, melalui pengamatan gambar
Untuk menemukan jawaban melalui lembar tugas.
f) Menunjukkan dan mengenalkan gambar yang akan diamati
g) Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan/pemecahan masalah melalui
lembar tugas.
h) Membagikan lembar tugas siswa.
i) Menyuruh
siswa
untuk melakukan penemuan dengan mengamati gambar yang sudah
ditentukan yang diberi perlakuan.
j) Menyuruh siswa menghimpun informasi atau data dari hasil pengamatannya.
k) Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan.
l) Menyuruh siswa melaporkan hasil temuannya.
m) Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan.
n) Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya.
o) Melakukan evaluasi.
13
p) Melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa melakukan penemuan ulang jika ia belum
menguasai materi, dan meminta siswa mengerjakan tugas pengayaan bagi siswa yang telah
melakukan penemuan dengan baik.
Langkah-langkah kegiatan melalui metode discovery dengan menggunakan media gambar
diatas mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 2 Tlogorejo semester 1
tahun pelajaran 2012/2013.
2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Banyak
penelitian
yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan melalu i metode discovery dalam pembelajaran akan tetapi berbeda dengan penelitian
yang penulis lakukan ini. Seperti penelitian yang dilakukan diantaranya oleh:
Yuana F.(2008) bukunya berjudul “Peningkatan aktivitas belajar IPA Melalui Metode
Discovery-Inquiry. Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kartasura”. Menyimpulkan bahwa hasil
penelitian dengan menerapkan metode discovery dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA di kelas IV SD
Negeri 3 Kartasura. Dalam penelitiannya siswa terlibat aktif untuk melihat, mengamati, dan
menganalisis
proses
terjadinya
baik
dalam menangani masalah atau mengemukakan
pendapatnya atas inisiatif sendiri dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar
sendiri serta bersifat terbuka diharapkan nantinya akan tertanam konsep yang lebih mantap
dalam diri siswa.
Menurut Asih Setiyaning Hastuti ( 2003 : XI ) peningkatan hasil belajar IPA dengan
menggunakan metode discovery pada siswa Kelas IV SD Negeri 2 Nyilir Kecamatan Kendal
Kabupaten Kendal, hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pengajaran metode discovery
mempunyai
pengaruh
positif,
yaitu
dapat
meningkatkan
motivasi
belajar siswa untuk
mempelajari pelajaran IPA yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan
bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pengajaran berbasis discovery sehingga mereka
menjadi termotivasi untuk belajar.
2.3. Kerangka Pikir
Beberapa keunggulan metode discovery/penemuan juga diungkapkan oleh Suherman,
dkk (2001: 179) sebagai berikut: 1) Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan
menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir; 2) Siswa memahami benar bahan
pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan
cara ini lebih lama diingat; 3) Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini
14
mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat; 4) Siswa
yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer
pengetahuannya ke berbagai konteks; 5) Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar
sendiri.
Metode discovery bila diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan materi struktur
pertumbuhan dan perubahan manusia pada siswa kelas III SD Negeri 2 Tlogorejo sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Karena penggunaan metode discovery ini guru
berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga metode
discovery memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Teknik ini mampu membantu siswa untuk
mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta panguasaan ketrampilan dalam proses
kognitif/pengenalan siswa, (b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat
pribadi/individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (c)
Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa. Sehingga hasil belajar IPA siswa dapat
meningkat dan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
Kerangka pikir di atas dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut
Kondisi Awal
Guru : pembelajaran
yang dilakukan guru
hanya berceramah
Siswa : sering lupa pada
materi yang sudah diajarkan
Hasil belajar siswa rendah
TINDAKAN
Guru : menggunakan
media gambar dalam
penerapan metode
discovery
SIKLUS 1
Gambar pertumbuhan manusia dan
gambar makanan sebagai objek
dalam metode discovery tentang
perkembangan manusia
SIKLUS 2
Gambar kegiatan rekreasi, hewan
dan tumbuhan sebagai objek dalam
metode discovery pada materi
pengaruh makanan terhadap
pertumbuhan manusia
2.4.Kondisi Akhir
Hasil belajar IPA siswa kelas III meningkat
Gambar. 2.1 Kerangka pikir
15
2.4.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dari kerangka pikir, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan
penggunaan media gambar dalam penerapan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar
IPA pada siswa kelas III SD Negeri 2 Tlogorejo Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan
semester 1 tahun pelajaran 2012/2013”
Download