rancang bangun aplikasi jejaring sosial untuk berbagi informasi

advertisement
RANCANG BANGUN APLIKASI JEJARING SOSIAL UNTUK BERBAGI
INFORMASI KEHILANGAN
Yuda Eka Fisabilillah1, Rinda Cahyana2, Bunyamin3
Jurna Algoritma
Sekolah Tinggi Teknologi Garut
Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia
Email : [email protected]
1
2
[email protected]
[email protected]
3
[email protected]
Abstrak – Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama
rentang kehidupannya dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang
berbeda. Dalam Perkembangan masyarakat, proses pencarian kehilangan sedikit demi sedikit mulai
berkembang. Dimana individu yang mengalami proses ini mempunyai keinginan untuk
memberitahukan informasi kehilangan kepada orang lain. Kemajuan teknologi informasi dapat
dimanfaatkan sebagai media untuk mengumumkan informasi kehilangan. Namun belum ada wadah
yang mengkhususkan menampung data dan informasi kehilangan. Maka dari itu, muncul ide untuk
membangun apikasi jejaring sosial untuk berbagi informasi kehilangan. Dalam membangun aplikasi
jejaring sosial digunakan suatu metode pengembanagan yaitu The Web Modelling Language
(WebML). Tahapan proses meliputi proses analisa kebutuhan, perancangan sistem, implementasi
dan pengujian. Adapun untuk proses analisis kebutuhan didasarkan pada hasil wawancara dan
observasi dengan para pengguna jejaring sosial. Aplikasi jejaring sosial ini akan menggunakan
teknologi SIG sehingga informasi dapat dilihat secara visual (peta) dan informasi kehilangan
ditampilkan berdasarkan letak hilangnya suatu objek (harta)..
Kata Kunci – Informasi Kehilangan, Aplikasi Jejaring Sosial, WebML, SIG.
I.
PENDAHULUAN
Informasi Kehilangan adalah gambaran suatu kondisi yang dialami oleh individu ketika
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada dan dimiliki serta data tersebut diolah menjadi bentuk yang bermanfaat bagi pembacanya. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami
oleh setiap individu selama rentang kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Dalam
agama Islam ada istilah luqhatah (barang hilang). Menurut M. Anwar luqhatah adalah harta yang
ditemukan di suatu tempat dan tidak diketahui siapa pemiliknya. Kewajiban bagi yang
menemukan barang hilang, orang hilang atau kehilangan lainnya adalah memberitahukan dan
mengumumkan kepada masyarakat tentang penemuan barang tersebut.
Dewasa ini dalam perkembangan masyarakat, proses pencarian kehilangan sedikit demi
sedikit mulai berkembang. Dimana individu yang mengalami proses ini mempunyai keinginan
untuk memberitahukan informasi kehilangan kepada orang lain. Banyak sarana media informasi
yang dapat dimanfaatkan untuk mengumumkan informasi kehilangan, contohnya seperti koran,
radio, televisi, blog dan media informasi lainnya. Dengan adanya media informasi sebanyak itu,
diperlukan sebuah wadah yang dapat menampung data dan informasi kehilangan secara terpusat
untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai media untuk mengumumkan informasi
kehilangan.
Salah satu diantaranya teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk berbagi informasi
kehilangan adalah jejaring sosial. Menurut Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan
ISSN : 2302-7339 Vol. 11 No. 1 2014
Informatika) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari
angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Oleh karena
itu, jejaring sosial merupakan wadah yang tepat untuk menampung data dan informasi kehilangan.
Jejaring sosial atau media sosial adalah sarana media online atau pergaulan sosial online, dimana
penggunanya dapat berbagi informasi. Media jejaring sosial memberikan jalan untuk menjalin
komunikasi dalam mencari atau berbagi informasi, mulai dari keluarga, saudara, teman sampai
dengan orang yang tidak dikenal sekalipun.
Pesatnya perkembangan jejaring sosial dikarenakan mudahnya kita mengakses jejaring sosial
tersebut. Namun sangat disayangkan apabila perkembangan dan kemajuan teknologi internet ini
hanya digunakan untuk sekadar update status atau juga saling menimpali komentar atau foto yang
diunggah ke jejaring sosial. Maka itu perlu adanya jejaring sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai
media penyedia informasi dan penyalur informasi yang guna untuk membantu kehidupan manusia,
salah satunya seperti media layanan informasi kehilangan. Jika menggunakan media seperti koran,
radio, bahkan televisi dibutuhkan modal yang besar untuk berbagi informasi, lain halnya dengan
jejaring sosial. Seorang pengguna jejaring sosial dapat mencari atau berbagi informasi baik berupa
tulisan, gambar, video, dan lainnya hanya dengan mendaftar tanpa harus dikenakan biaya pendaftaran atau pemasangan iklan. Dengan adanya media jejaring sosial kita dapat mencari informasi dan
berbagi informasi kehilangan dimana saja dan kapan saja. Semua itu memudahkan kita untuk
mengetahui informasi kehilangan.
II. LANDASAN TEORI
2.1
Jejaring Sosial Untuk Berbagi Informasi Kehilangan
Informasi adalah data yang diolah (George H.B, 2000) dalam bentuk yang lebih berguna
(Jogiyanto HM, 1999) dengan tujuan (Anton M, 1990) untuk meningkatkan pengetahuan (Abdul K,
2002) bagi si penerimanya (Davis G.B, 1991) danbermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini
atau mendatang (Mcleod, 2001). Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang
dapat dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau
keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan (Potter &
Perry, 1997). Informasi Kehilangan adalah data yang diolah untuk menggambarkan suatu kejadian
yang dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang pernah dimilikinya sudah tidak ada.
Menurut M.Anwar luqhatah adalah barang yang ditemukan di suatu tempat dan tidak diketahui
siapa pemiliknya. Kewajiban bagi yang menemukan barang hilang, orang hilang atau kehilangan
lainnya adalah memberitahukan dan mengumumkan kepada masyarakat tentang penemuan barang
tersebut.
2.2
The Web Modeling Language (WebML)
WebML adalah sebuah notasi visual dan metodologi untuk menentukan struktur dari aplikasi
web termasuk didalamnya proses organisai serta penyajian kontek web tersebut kedalam format
hypertext (Ceri, 2002). Fase pengembangan WebML terdiri dari Requirements Analysis, Conceptual
Modeling, Implementation, Testing & Evaluation, Devloyment dan Maintenance and Evoluation.
Gambar 2.1. Metode WebML (Ceri, 2000)
http://jurnal.sttgarut.ac.id
2
Jurnal Algortima Sekolah Tinggi Teknologi Garut
2.2.1 Perancangan Data
Perancangan Data berhubungan dengan pengorganisasian informasi obyek inti yang
sebelumnya diidentifikasi selama analisis kebutuhan ke skema data yang komprehensif dan
koheren. Merancang data merupakan disiplin yang paling konsolidatif dan tradisional. Dengan
alasan itu WebML tidak mengusulkan lagi bahasa pemodelan untuk memodelkan data melainkan
menggunakan Entity-relationship (ER) atau subset setara dengan class diagram primitif dalam
UML (Ceri, 2002). Menurut McLeod (2007) model ini merupakan kumpulan konseptual field - field
data yang saling berhubungan.
2.2.2 Perancangan Hypertext
Perancangan Hypertext sebagai skema tampilan situs berupa komposisi konten dan layanan
dalam halaman hypertext beserta navigasi dan interkoneksi komponen. Model hypertext mendefinisikan antarmuka front-end yang ditampilkan melalui browser kepada pengguna. Model ini juga
menjelaskan halaman yang berfungsi untuk menampilkan konten (content unit), hubungan link antar halaman dengan content units serta operasi-operasi spesifik (operation unit). Model-model tersebut, baik data ataupun hypertext digambar dengan menggunakan aplikasi WebRatio, yaitu sebuah
aplikasi pemodelan khusus untuk WebML.
III. KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan, sampai mencapai tujuan yang direncanakan,
alur tahapan aktifitas penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 3.1 Alur Aktifitas Penelitian
Aktifitas penelitian dimulai dengan merumuskan masalah yang muncul untuk dijadikan acuan
dalam merumuskan tujuan penelitian.Perumusan tujuan penelitian dimaksudkan agar penelitian
menjadi terarah dan jelas. Setelah penelitian dirumuskan maka tahap selanjutnya dilakukan studi
literatur yang dimaksudkan untuk mendukung penelitian dari sisi ilmiah. Dengan berdasarkan studi
literatur dibuatlah work breakdown structure seperti pada gambar 3.2.
3
© 2014 Jurnal STT-Garut All Right Reserved
ISSN : 2302-7339 Vol. 11 No. 1 2014
Gambar 3.2 Work Breakdown Structure
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perancangan Data
Rancangan data dibangun sebagaimana spesifikasi yang telah diperoleh pada analisis
kebutuhan. Rancangan data digambarkan dengan diagram ER berikut :
Gambar 4.1. ERD Jejaring Sosial untuk berbagi informasi kehilangan
Selain diagram ERD pada gambar 4.1 dibuat juga sebuah diagram ER pada aplikasi
webratio yang berguna pada saat proses desain hypertext sebagaimana terdapat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. ERD Jejaring Sosial untuk berbagi informasi kehilangan pada Webratio
http://jurnal.sttgarut.ac.id
4
Jurnal Algortima Sekolah Tinggi Teknologi Garut
4.2. Perancangan Hypertext
Perancangan Hypertext berguna untuk menggambarkan keterhubungan antar setiap halaman
dalam aplikasi berbasis web. Ada dua tahapan yang perlu dilewati yakni pertama mengambarkan
struktur situs dan tahapan kedua adalah menggambarkan link hypertext dinamis.
Pada struktur situs dijelaskan hubungan link statis yang berkaitan dengan cara kerja hyperlink
dalam HTML. Berikut pada gambar 4.3 merupakan merupakan gambaran struktur situs pada WEB
Jejaring sosial untuk berbagi informasi kehilangan.
Gambar 4.3. Struktur situs jejaring sosial untuk berbagi informasi kehilangan
Dari struktur situs yang telah dibangun maka dibuatlah sebuah desain hypertext dengan
menggabungkan ERD dant struktur situsmaka dihasilkan:
Gambar 4.4. Desain hypertext pada halaman pengunjung
4.2. Antarmuka
Pada proses desain dengan menggunakan WEBML pada dasarnya dapat dilakukan melalui
metode model driven engineering dimana aplikasi webratio secara otomatis mengenerate model
menjadi aplikasi dengan tampilan sederhana. Akantetapi pada penelitian ini proses pembuatan
aplikasi dibuat secara manual pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana proses
implementasi dari desain kedalam aplikasi web.
Gambar berikut ini merupakan potongan desain dari gambar 4.4 merupakan halaman berita
dari situs jejaring social untuk berbagi informasi kehilangan.
5
© 2014 Jurnal STT-Garut All Right Reserved
ISSN : 2302-7339 Vol. 11 No. 1 2014
Gambar 4.5. Desain Hypertext pada halaman berita
Dengan memperhatikan unit-unit yang terdapat dalam desain maka dibuatlah sebuah script
program dengan menggunakan HTML, PHP, Javascript dan memberikan sentuhan grafik dan script
CSS maka dihasilkan halaman sebagaimana tampak pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Tampilan situs jejaring sosial halaman berita
Gambar 4.7 akan menjelasan mengenai bagaimana content unit dalam desain hypertext yang
diterapkan dalam halaman web tersebut.
Gambar 4.7. Pengimplementasian perancangan hypertext
Hasil implementasi pada halaman berita yang mana dapat dilihat di gambar 4.6 dan gambar
4.7. Halaman berita terdapat beberapa content unit yang mengumpulkan informasi tentang berita
kehilangan. Salah satunya content unit peta yang menampilkan informasi kehilangan ke dalam peta.
Untuk menampilkan informasi ke dalam peta dibutuhkan latitude dan longitude untuk mengetahui
http://jurnal.sttgarut.ac.id
6
Jurnal Algortima Sekolah Tinggi Teknologi Garut
koordinat posisi suatu daerah pada permukaan bumi, dan kemudian diparsing ke xml sehingga data
dapat dibaca oleh google maps.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan, didapatkan beberpa kesimpulan kesimpulan
terkait pembangunan Jejaring Sosial untuk berbagi informasi kehilangan yakni:
1. Metode WebML merupakan metode yang tepat untuk pembangunan aplikasi jejaring sosial
berbasis web untuk berbagi informasi kehilangan dengan penerapan framework laravel.
2. Untuk memudahkan pengguna untuk mencari informasi kehilangan, maka sistem dilengkapi
dengan fitur pencarian, yaitu informasi dapat ditampilkan berdasarkan judul berita kehilangan,
kategori berita kehilangan, dan jenis berita kehilangan.
3. Untuk memudahkan pengguna untuk mencari informasi kehilangan, maka sistem dilengkapi
dengan teknologi SIG, yaitu informasi dapat dilihat secara visual (peta) dan ditampilkan berdasarkan letak hilangnya suatu objek.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
7
Abdul K. (2002). Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit Andi
Yogyakarta, Yogyakarta.
Anton M. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Anwar Moh. (1988). Fiqih Islam. Pt. Alma’arif, Subang
Ceri, S. Daniel, F. & Matera, M. (2000). Extending WebML for modeling multichannel
context-aware Web applications. Politecnico di Milano.
Ceri, S. (2002). Designing Web Application With WebML and Webratio. 221-261.
Politecnico di Milano .Springan.
Davis,G. B. (1991). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen
Bagian 1. PT.
Pustaka Binamas Pressindo, Jakarta.
Dawson, CW. (2005). Project In Computing and Informations Systems a
Student
Guide. Edinburgh Gate, Harlow, Essex CM20 2JE England.
George H.B. (2000). Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu, Salemba
Empat, Jakarta.
Jogiyanto HM. (1999). Analisis dan Disain Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisni. Andi Offset, Yogyakarta.
© 2014 Jurnal STT-Garut All Right Reserved
Download