PERAN SELF-AWARENESS DAN EGO SUPPORT TERHADAP

advertisement
 Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
p ISSN : 1411 - 6073
PERAN SELF-AWARENESS DAN EGO SUPPORT TERHADAP
KEPUASAN HIDUP REMAJA TIONGHOA
Agoes Dariyo1
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta
[email protected]
Abstract.
The objective of this study was to investigate the impact of the self-awareness and
ego support on the life satisfaction of adolescence. Participants were 223
subjects (19-21 years). Collecting data by using questionnaires such as: selfawareness, ego support, and the life satisfaction of adolescence. Data was
analyzed with multiple regression via SPSS 16.0 software program. Found was
the impact of self-awareness on life satisfaction (r2 = .052, t = 3.467 , p = .001
< .01), the impact of ego support on life satisfaction (r2 = 0,219, t = 7.877, p =
0,000 < 0,01), and the impact of self-awareness and ego support on the life
satisfaction of adolescence (r2 = 0,.243, F = 35.307, p =0, .000 < 0,01).
Keywords: : self-awareness, ego support, life satisfaction, adolescence.
Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-awareness terhadap
kepuasan hidup, pengaruh ego support terhadap kepuasan hidup dan pengaruh
Self-awareness dan Ego Support terhadap kepuasan hidup remaja, Sebanyak 223
orang remaja (19-21 tahun) terlibat dalam penelitian ini. Teknik pengambilan data
dengan menggunakan kuosioner yaitu self-awareness, ego support dan kepuasan
hidup. Analisis data dengan menggunakan teknik regresi dan diketahui ada
pengaruh Self-awareness terhadap kepuasan hidup (r2 = 0, .052, t =, 3.467 , p =
0,001 < 0,01 ); ada pengaruh ego support terhadap kepuasan hidup (r2 = 0,219, t
= 7.877, p = 0,000 < 0,01), dan ada pengaruh Self-awareness dan Ego Support
terhadap kepuasan hidup (r2 = 0,.243, F = 35.307, p =0, .000 < 0,01). Selanjutnya
berbagai penemuan tersebut didiskusikan dalam artikel ini.
Kata-kata kunci: self-awareness, ego support, kepuasan hidup dan remaja.
1
Agoes Dariyo: Dosen Tetap Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (Untar) Jakarta. Korespondensi terkait riset ini dengan alamat email: [email protected]. Penelitian ini didanai oleh Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Untar. 254 Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
p ISSN : 1411 - 6073
hidup disamakan dengan well-
PENDAHULUAN
Sepanjang sejarah manusia,
(Schimmack,
being
2009)
kepuasan hidup merupakan tujuan
subjective
penting yang dikejar oleh setiap
(kesejahteraan
individu.
Kepuasan
hidup
happiness
dipandang
sebagai
bentuk
(Comptom, 2005). Sebagian ahli
memenuhi kebutuhan hidupnya.
menyukai kepuasan hidup sebagai
Diener (dalam Eid & Lassen,
evaluasi secara global terhadap
2008)
seluruh hidupnya (Diener, 2005),
menyatakan
kepuasan
hidup (life satisfaction) sebagai
namun
tujuan
kepuasan
penting
bagi
setiap
well-being
ada
pemenuhan
hasil
kehidupan
dan
penilaian
atau
(kebahagiaan)
individu. Kepuasan hidup adalah
evaluasi
subjektif),
yang
menyukai
hidup
sebagai
aspek-aspek
(domains)
terhadap kehidupan pribadinya
(Schimack,at al, dalam Eid &
(Diener, Oishi & Lucas, 2015).
Lassen, 2008).
Setiap
orang
berupaya
keras
Remaja
memandang
melakukan hal-hal yang penting
kepuasan
hidup
dan
dengan
bagaimana
dianggap
perlu
untuk
mencapai kepuasan hidupnya.
Kepuasan
hidup
terkait
erat
mereka
mampu memenuhi seluruh aspek
bersifat
hidupnya.
Diponegoro
(2004)
subjektif artinya masing-masing
menemukan
individu memiliki penghayatan
hidup remaja dipengaruhi oleh
dan penilaian yang berbeda-beda
kehidupan keluarga, pertemanan,
terhadap
dalam
sekolah, lingkungan dan diri-
hidupnya. Karena masing-masing
sendiri. Hanya saja, dalam hal ini,
individu
Diponegoro
kepuasan
memiliki
perbedaan
bahwa
tidak
kepuasan
memerinci
kepribadian (Adebayo, S. O &
masing-masing
Arogundade,
Ada
Namun demikian, Schimmack et
kepuasan
al (dalam Eid & Lassen, 2008)
beberapa
2011).
pandangan
255 aspek
tersebut.
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
menyatakan
keluarga
p ISSN : 1411 - 6073
terutama
& Radiaswati (2012) menemukan
orangtua memberi peran penting
orangtua yang utuh, harmonis dan
bagi kehidupan remaja. Sebab
tidak bercerai menyumbangkan
orangtua
role
kebahagiaan atau kepuasan hidup
model bagi anak-anak remaja
bagi remaja. Sebaliknya, orangtua
dalam
bercerai
adalah
sebagai
keluarga.
Hal
ini
akan
mendorong
mengindikan sesuai dengan hasil
muculnya ketidakpuasan dalam
penelitian
hidup remaja.
Goetzmann, Scholz,
Dux,
Roellin,
Boehler,
Demikian pula, kepuasan
Muellhaupt, Noll, Wüthrich, and
hidup
Klaghofer
(2012)
yang
pertemanan
menemukan
bahwa
kualitas
terkait
atau
erat
dengan
persahabatan
yang dikembangkan oleh remaja
hubungan antar individu satu
(Dariyo,
dengan lainnya memberi pengaruh
sebagai sarana bagi remaja untuk
kepuasan hidup seseorang.
mengembangkan
Penelitian
Guastello
Kasimatis
2015).
Persahabatan
ketrampilan
&
sosial (social skill) yang berguna
(2012) membuktikan
dalam upaya menyesuaikan diri
bahwa
pengasuhan
otoritatif
dalam
mampu
memberikan
pengaruh
masyarakat (Aboud, Mendelson &
bagi remaja unuk memperoleh
Purdy,
(mencapai)
berfungsi
kepuasan
hidup.
lingkungan
2003).
sosial-
Persahabatan
sebagai
sumber
Dalam hal ini, orangtua harus
dukungan emosional bagi remaja.
menunjukkan keteladanan di mata
Remaja
anak-anaknya
sudah
dan kesempatan untuk belajar hal-
menginjak remaja. Orangtua yang
hal yang positif dari lingkungan
mampu mendidik atau membina
pertemanan
anak-anak
West & Laszkowski, . 2005).
memperlihatkan
yang
remaja
harus
keharmonisan
Dengan
sebagai orangtua. Masriah, Putri,
perhatian
(Cillessen,
demikian,
Jiang,
dapat
dikatakan bahwa peran oraangtua
256 memperoleh
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
p ISSN : 1411 - 6073
maupun pertemanan memberikan
dukungan
emosional
Kesadaran diri yang positif
(ego
mendorong
seseorang
untuk
support) (Kail & Cavanaugh,
mampu
2010) terhadap remaja dalam
hidup
upaya mencapai kepuasan hidup
2000), sebab ia dapat mengenali
(Comptom, 2005).
seluruh potensi kekuatan maupun
Kepuasan
merupakan
hidup
penilaian
menerima
kenyataan
(self-acceptance)
kelemahan
dalam
(Brill,
dirinya
dan
(Thomasson, 2006). Kemampuan
penghayatan individual terhadap
untuk menerima seluruh aspek
seluruh
kehidupan
aspek
kehidupannya.
akan
mendorong
Penilaian ini merupakan hasil dari
munculnya perasaan bermakna
kesadaran diri (self-awareness)
(Fridayanti. 2013) dan merasa
(Brill, 2000; Duval & Silvia,
puas
2002).
(Kreuse,
2007,
dalam
Heintzelman
&
2014).
Kesadaran diri tumbuh-
kembang
melalui
proses
dari
terhadap
kehidupannya
King,
kematangan konsep diri yaitu
Kesadaran
suatu
seseorang dapat menghargai diri-
kemampuan
untuk
diri
membuat
memandang terhadap keseluruhan
sendiri
aspek-aspek dalam diri individu
demikian, dapat dikatakan bahwa
(Boyd & Bee, 2012: Rice &
kesadaran diri (self-awareness)
Dolgin, 2008). Goleman (1999)
memberi
pengaruh
menyatakan
kepuasan
hidup
bahwa
self-
(self-esteem).
awareness merupakan kesadaran
seseorang.
diri
Self-awareness
seseorang
memahami,
yang
menerima
mampu
dan
Dengan
terhadap
dalam
Self-awareness
diri
ialah
mengelola seluruh potensi untuk
kesadaran diri seseorang yang
pengembangan hidup di masa
mampu
depan.
dan mengelola seluruh potensi
memahami,
menerima
untuk pengembangan hidup di
257 Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
p ISSN : 1411 - 6073
masa depan (Goleman (1999).
sehingga
Ada ahli yang menyamakan self-
hubungan sosial dengan orang
dengan
tidak
menganggu
self-
lain. Selain itu, kesadaran diri
(Auzoult
and
juga
2014).
Pada
mengendalikan diri dalam upaya
prinsipnya, kesadaran diri terkait
memenuhi kebutuhan hidupnya,
erat
agar
awareness
consciousness
Hardy-Massard,
dengan
pemahaman
penerimaan
diri.
kesadaran
berupaya
seluruh
dan
Dengan
berfungsi
ia
berhasil
seseorang
Silvia, 2002).
untuk
mengetahui
Ego Support
hidup
mengatasi
masalah (coping skill) (Duval &
diri,
aspek
untuk
yang
Ego
ialah
support
berhubungan dengan kelebihan
dukungan emosional yang berasal
maupun
dari
kekurangan
dalam
lingkungan
sosial
baik
dirinya (Thomasson, 2006). Orang
keluarga
yang memiliki kesadaran diri,
saudara kandung, sanak keluarga
adalah orang yang menilai diri-
maupun
teman-teman
sendiri
(peer
group).
terkait
dengan
pengalaman-pengalaman
dalam
seorang
orangtua,
sebaya
Dukungan
emosional memberikan pengaruh
hidupnya (Andrén, 2012).
Bagi
terutama
positif terhadap diri seseorang,
individu,
karena ia merasa diterima oleh
kesadaran diri berfungsi untuk
lingkungan social (Brill, 2000).
mengendalikan
emosi
Penerimaan sosial merupakan hal
agar dapat dimanfaatkan dalam
terpenting bagi seseorang, karena
menjalin
dengan
ia menjadi bagian penting bagi
orang lain (Auzoult and Hardy-
lingkungan sosial. Ia akan belajar
Massard, 2014). Ia harus mampu
dari
mengendalikan diri dari sifat-sifat
mengembangkan
emosi
potensinya demi mencapai tujuan
relasi
negatif,
seluruh
sosial
dan
lebih
menonjolkan hal-hal yang positif,
social
hidupnya yang lebih baik.
258 lingkungan
untuk
segenap
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
Dukungan emosional akan
p ISSN : 1411 - 6073
berbeda-beda
terhadap
seluruh
membuat diri seseorang merasa
aspek hidupnya. Masing-masing
berharga. Seseorang menyadari
individu
tidak
bahwa
ratakan.
Mungkin
ternyata
masih
ada
bisa
disamaseseorang
perhatian dari lingkungan sosial
merasakan kepuasan hidup ketika
yang
ia
sangat
berharga
dalam
telah
memenuhi
standar
hidupnya Ketika seseorang sedang
kebutuhan tertentu; namun hal itu
menghadapi persoalan hidup (life
belum tentu akan memuaskan
maka
problem),
dukungan
bagi individu yang lain.
emosional akan menumbuhkan
Namun
demikian,
ada
harapan, optimism dan keyakinan
beberapa
diri untuk mengatasi masalah
menjadi standar kepuasan hidup.
tersebut.
dasar
yang
Dengan
dukungan
Schimack, Diener, Oishi & Shush
maka
seseoraing
(2006, dalam Eid & Larsen, 2008)
emosional
merasa
aspek
yakin
untuk
dapat
menyebutkan 6 dimensi kepuasan
diri
dalam
hidup pada kelompok kaum muda
lingkungan sosial (Kumalasari &
(remaja) di antaranya: romantic,
Ahyani, 2012).
finances,
Kepuasan Hidup
recreation,
menyesuaikan
Kepuasan
hidup
bagaimana
mengevaluasi,
grades,
social
dan
life,
housing.
ialah
Romantic ialah hubungan asmara
seseorang
antara individu remaja dengan
menghayati
dan
lawan jenisnya.
Finances yaitu
merasakan terhadap pemenuhan
ketersediaan dukungan finansial
seluruh aspek kebutuhan dalam
(keuangan)
hidupnya
&
hidup
(Diener,
Lucas.2015).
Oishi
Kepuasan
untuk
menopang
seluruh
aktivitas
hidupnya.
Grades
ialah
bagaimana
bersifat subjektif, artinya masing-
pencapaian
masing
yang telah dilakukan oleh seorang
individu
memiliki
penghayatan dan penilaian yang
259 prestasi
akademik
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
remaja
selama
belajar
di
kepuasan hidup; dan (3) ada
lingkungan pendidikan formal.
pengaruh self-awareness dan ego
Selain itu, social life ialah
kehidupan
pertemanan
dikembangkan
oleh
p ISSN : 1411 - 6073
eupport terhadap kepuasan hidup.
yang
METODE PENELITIAN
seorang
Subjek
remaja bersama dengan temanteman
sebayanya.
Subjek adalah remaja akhir
Recreation
usia 18-21 tahun, jumlah subjek
ialah kehidupan remaja untuk
sebanyak 223 orang remaja yang
mengisi
dengan
terdiri dari 185 perempuan ( 17 %
berwisata yang memberi pengaruh
) dan 38 laki-laki (83. %). Mereka
positif bagi hidupnya. Housing
terdiri dari suku jawa (38 orang =
ialah
yang
17 % ), Tionghoa (121 orang =
anggota-anggota
54, 3 % ) dan Batak (17 orang =
waktu
seluruh
aktivitas
melibatkan
keluarga
di
luang
rumahnya.
Ke-6
7,6 % ), serta suku bangsa lainnya
dimensi tersebut mencerminkan
(21,1 %).
kebutuhan penting yang sesuai
Teknik pengambilan data
dengan tahap perkembangan bagi
Teknik
pengambilan
data
remaja. Mereka yang berhasil
dengan menggunakan kuosioner
dalam mencapai kepuasan hidup,
yaitu kuosioner self-awareness,
maka
ego support dan kepuasan hidup.
mereka
mengembangkan
akan
mental
mampu
yang
Kuosioner
self-awareness
sehat (mental health) (Lyons,
dikembangkan
dari
Otis, Huebner, and Hills, 2014).
Goleman (1999) yang terdiri dari
Penelitian saat ini
6 item, contoh: saya tahu kapan
Penelitian
saat
ini
saya
marah.
konsep
Reliabilitas
self-
mengajukan 3 hipotesis yaitu: (1)
awareness (chronbach alpha =
ada
0,598). Kuosioner ego support
pengaruh
Self-awareness
terhadap kepuasan hidup, (2) ada
dikembangkan
pengaruh ego support terhadap
(Santrock, 2007) dan terdiri dari 6
260 dari
konsep
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
item, contoh: saya merasakan ada
sumber
pertolongan
p ISSN : 1411 - 6073
Analisis Data
yang
Adapun
analisis
data
berharga dari teman yang peduli
dilakukan dengan menggunakan
terhadap hidup saya. Reliabilitas
korelasi
ego support (chronbach alpha =
korelasi
.777).
hubungan antara variabel self-
Kuosioner kepuasan hidup
dikembangkan
dari
dan
regresi.
untuk
Analisis
mengetahui
awareness, ego support dengan
konsep
kepuasan hidup. Analisis regresi
Schimack, Diener, Oishi & Shush
digunakan
(2006, dalam Eid & Larsen, 2008)
hipotesis penelitian yaitu peran
menyebutkan
self-awareness dan ego support
antaranya:
6
dimensi
di
untuk
menguji
finances,
terhadap
kepuasan
hidup.
grades, social life, recreation, dan
Analisis
data
dengan
housing. Jumlah item 27 butir.
menggunakan
Contoh item: secara umum, saya
versi 15.
cukup
HASIL
romantic,
merasa
perjalanan
puas
wisata
menyegarkan
dengan
yang
dapat
SPSS
Syarat Uji Regressi Ganda
saya.
Ada beberapa syarat uji
Adapun reliabilitas dimensi house
yang harus dilakukan sebelum
(chronbach alpha = 0, 745),
analisis regresi ganda terhadap
(chronbach alpha =
romantic
0,727),
pikiran
program
data
penelitian.
Semuanya
(chronbach
terpenuhi dengan baik. Tidak
social
life
terjadi multikolinieritas yaitu nilai
0,747),
toleransi 0, 974 > 0,01 dan nilai
=
VIF 1.026 < 10. Distribusi data
0,726), grade ( chronbach alpha =
tergolong normal, karena data
0,754).
tersebar di sekeling garis gambar
alpha
recreation
=
0,721),
(chronbach
finance
alpha
(chronbach
=
alpha
P-P
plot.
terjadinya
261 Selain
itu,
tidak
heteroskedastisitas
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
karena
titik-titik
p ISSN : 1411 - 6073
hubungan
scaterplots
antara
ego
support
menyebar secara acak tanpa ada
dengan kepuasan hidup (r = 0,488,
pola tertentu (Nisfianoor, 2013).
p = 0,000 < 0,01), tidak ada
Hasil Uji Data
hubungan antaara ego support
Uji
data
menggunakan
antara
teknik
variable
satu
dengan
dengan self-awareness ( r = 0,160,
korelasi
p = 0,08 > 0, 01), dan hubungan
dengan
antara
self-awareness
dengan
variable yang lain. Hasil uji
kepuasan hidup ( r = .227, p =
korelasi diketahui bahwa ada
0,000 < 0, 01) (Tabel 1).
pengaruh self-awareness terhadap
kepuasan
hidup
dengan
Tabel 1. Hasil Uji Korelasi
Hubungan
Korelasi ( r )
Arti
sumbangan 5,2 %.
Hasil uji
Ego Support – Kepuasan
r = 0,488, p = 0,000 < 0,01 Hubungan positif
regresi pengaruh self-awareness
Hidup
ego support - self-awareness
r = 0,160, dan
p = 0,08
Tidak ada
hubungan
ego> 0, 01
Support
terhadap
self-awareness - kepuasan
r = .227, p = 0,000 < 0, 01 Hubungan positif
kepuasan hidup diketahui r2 =
hidup
0,243, F = 35.307, p =0, .000 <
Selain itu, data juga diuji
0,01 Artinya terdapat pengaruh
dengan analisis regressi. Hasil uji
self-awareness dan ego support
regresi
terhadap kepuasan hidup dengan
variable
terhadap
ego
support
kepuasan
hidup
sumbangan 24,3 % (Tabel 2).
2
diketahui r = 0,219, t = 7.877, , p
= 0,000 < 0,01 Artinya terdapat
pengaruh pengaruh ego support
terhadap kepuasan hidup dengan
sumbangan 21,9 %. Hasil uji
regresi pengaruh self-awareness
terhadap kepuasan hidup diketahu
r2 = 0, .052, t =, 3.467
, p =
0,001 < 0,01 Artinya terdapat
262 Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
p ISSN : 1411 - 6073
Tabel 2. Hasil Uji Regresi
Peran variabel thd kepuasan
Hasil
hidup
Ego Support – Kepuasan Hidup r2 = 0,219, t = 7.877, p = 0,000 <
0,01
Self-awareness - kepuasan hidup r2 = 0, 052, t =, 3.467 , p = 0,001 <
0,01
Ego support dan self-awareness r2 = 0,243, F = 35.307, p =0, .000 <
0,01
terhadap kepuasan hidup
Sumbangan
21, 9
persen
5, 2 persen
24, 3
persen
dukungan secara emosional dari
DISKUSI
Dalam diskusi ini akan
dikemukakan
mengenai
lingkungan sosial. Ego support
(dukungan
ego)
support dan kepuasan hidup, Ego
dukungan
emosional
Support dan Self-Awareness, Self-
menyentuh aspek afeksi, atau
awareness dan Kepuasan Hidup
perasaan dalam diri seseorang.
serta Self-awareness dan Ego
Dukungan
Support
terhadap
ego
Kepuasan
merupakan
emosional
yang
sebagai
bentuk perhatian, kasih-sayang
Hidup.
maupun relasi sosial dari orang
Ego Support dan Kepuasan
lain terhadap individu tertentu.
Dengan adanya dukungan
Hidup
Hasil analisis uji korelasi
emosional, seorang remaja akan
diketahui bahwa ada hubungan
merasa diri sebagai orang yang
yang
dihargai
signifikan
antara
ego
dan
diterima
oleh
support dengan kepuasan hidup (r
lingkungan
= 0,488, p = 0,000 < 0,01), artinya
sosial bisa berasal dari keluarga,
ego support memiliki hubungan
teman-teman sebaya, atau guru-
yang erat dengan kepuasan hidup
guru di sekolah mau bersikap
remaja. Remaja sebagai individu
peduli terhadap diri individu.
yang berada dalam masa peralihan
Bentuk perhatian dan kepedulian
benar-benar merasakan perlunya
tersebut
265 sosial.
akan
Lingkungan
membuat
diri
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
p ISSN : 1411 - 6073
individu merasa puas atas dirinya,
terhadap
sehingga ia mencapai kepuasan
diketahui bahwa r2 = 0, .052, t =,
hidup. Melalui uji analisis regresi
3.467, p = 0,001 < 0,01. Artinya
diketahui bahwa ada pengaruh
pengaruh self-awareness terhadap
ego support terhadap kepuasan
kepuasan
hidup ( r2 = 0,219, t = 7.877, p =
memberikan sumbangan sebesar
0,000 < 0,01), artinya terdapat
5,2
pengaruh ego support terhadap
sumbangan
kepuasan
dengan
tergolong relatif kecil terhadap
memberikan sumbangan sebesar
kepuasan hidup. Masih ada faktor-
21,9 %.
Masih ada sebanyak
faktor lain sebanyak 94,8 % yang
78,1 persen yang mempengaruhi
mempengaruhi kepuasan hidup
kepuasan hidup remaja.
remaja.
Self-awareness dan Kepuasan
menyadari diri sendiri, adalah
Hidup
mereka yang mampu menilai,
hidup
kepuasan
hidup
%.
hidup
hanya
Dengan
demikian,
self-awareness
Mereka yang mampu
Hasil uji korelasi diketahui
mengevaluasi dan menerima diri
bahawa ada hubungan positif
sendiri apa adanya (Brill, 2000;
yang cukup signifikan antara self-
Duval & Silvia, 2002). Mereka
awareness dengan kepuasan hidup
akan
(r = .227, p = 0,000 < 0, 01).
kebermaknaan dalam hidupnya
Artinya remaja yang memiliki
(Heintzelman and
self-awareness yang tinggi, maka
akhirnya mereka merasa puas
ia juga memiliki kepuasan hidup
terhadap kehidupannya.
yang tinggi pula. Sebaliknya bila
remaja
mempunyai
dapat
menemukan
King, 2014),
Self-awareness
senantiasa
self-
dimiliki individu yang terbiasa
awareness rendah, maka ia juga
untuk melakukan refleksi diri
mempunyai kepuasan hidup yang
(self-reflection),
rendah. Namun ketika melihat
yang menilai dan mengevaluasi
hasil uji regresi self-awareness
seluruh
266 suatu
pengalaman
aktifitas
hidupnya
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
p ISSN : 1411 - 6073
(Andrén. 2012). Ia menyadari
dalam Eid & Larsen, 2008).
akan berbagai aspek pengalaman
Sesuai dengan tahap dan tugas
hidup yang positif maupun negatif
perkembangan
(Duval & Silvia, 2002). Berbagai
berusaha untuk mengembangkan
pengalaman
menjadi
seluruh potensinya, maka mereka
yang
menjalani relasi sosial dengan
dirinya
orang lain, seperti persahabatan
tersebut
sumber
pembelajaran
berharga
bagi
(Heintzelman and King, 2014). Ia
dan
pengalaman
sehingga
ia
yang
atau berpacaran.
dapat memperbaiki hal-hal yang
negatif
remaja
Masa pacaran merupakan
memperteguh
masa yang seringkali dijalani oleh
yang
positif,
remaja.
Remaja
semakin
mampu
tertarik
terhadap
sudah
mulai
lawan
jenis
mengendalikan diri. Kemampuan
(Steinberg, 2011). Remaja wanita
mengendalikan diri menjadi kunci
akan bergaul dengan laki-laki,
penting untuk dapat menghayati
sebaliknya
dan menghargai kehidupannya,
bergaul dengan wanita (Santrock,
sehingga
mencapai
2007;
hidupnya
Ketertarikan secara fisik, seperti
(Yamawaki, Nelson1 and Omori,
warna kulit, wajah, tinggi badan,
2010).
atau kesamaan hobi dapat menjadi
ia
kepuasan
bisa
dalam
Remaja
didorong
kebutuhan-kebutuhan
oleh
pemicu
fisiologis
remaja
Steinberg,
remaja
mengembangkan
laki-laki
2011).
untuk
suatu
yang bertujuan untuk mencapai
persahabatan (Kail & Cavanaugh,
kepuasan hidup. Mereka berpikir,
2010).
bersikap dan bertindak untuk
persahabatan dapat ditingkatkan
memenuhi aspek-aspek kebutuhan
statusnya lebih erat lagi menjadi
seperti romantic, finances, grades,
hubungan pacaran. Mereka yang
social
dan
berhasil memiiki pacar, seringkali
housing (Schimack, et al, 2006,
merasa bangga dan bahagia, atau
life,
recreation,
267 Namun
hubungan
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
mencapai
kepuasan
dalam
p ISSN : 1411 - 6073
terbaik membuat mereka merasa
hidupnya.
percaya diri, optimis dan yakin
Secara
finansial
remaja
akan
masa
depan
hidupnya.
masih bergantung pada orangtua.
Merasa merasa berharga, bangga
Mereka
dan
juga
memiliki
berusaha
kepuasan
dapat
finansial
puas
mereka
saku
akademis
orangtua.
Namun,
mereka juga bisa belajar mandiri
mereka
dengan
cara
hidupnya
(Dowler, et al, 2015). Sebaliknya,
dengan cara mendapatkan uang
dari
dalam
yang
gagal
secara
di
sekolah,
maka
merasa
pesimis
dan
bekerja
agar
kurang
uang
demi
kemampuan diri-sendiri. Bahkan
mencukupi kebutuhan hidupnya.
mereka mengalami drop out (DO)
Keuangan menjadi penting bagi
(Janozs,
penunjang
remaja,
Tremblay, 2000). Mereka menjadi
karena mereka dapat menjalankan
murung, minder, dan sulit dalam
aktivitas
pergaulan
mendapatkan
kehidupan
dengan
ditopang
baik,
secara
jika
finansial.
Blanc,
terhadap
Boulerice,
sosial.
&
Dengan
demikian, mereka kurang puas
Sebaliknya, mereka mengalami
dalam hidupnya.
hambatan dalam
Social life ialah kehidupan
Dalam
menempuh
pendidikan
yakin
akademis,
social seorang individu dalam
remaja
lingkungan
keluarga,
maupun
dituntut oleh orangtua atau guru-
teman sebaya (Rice & Dolgin,
gurunya
2008).
untuk
memperoleh
Lingkungan
keluarga
prestasi akademik terbaik (grade).
maupun
Tuntutan
merupakan
memberikan kesempatan individu
dukungan nyata bagi keberhasilan
untuk mengenai mengembangkan
mencapai
ketrampilan bersosialisasi (social
(Wibowo
orangtua
prestasi
&
Keberhasilan
akademik
Susanto,
mencapai
2014).
sebaya
skill). Ketrampilan bersosialisasi
nilai
menjadi
268 teman
dasar
untuk
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
menyesuaikan
diri
dalam
Self-awareness dan Ego Support
lingkungan sosial. keberhasilan
seseorang
dalam
p ISSN : 1411 - 6073
terhadap Kepuasan Hidup
menjalani
Hasil uji regresi diketahui
kehidupan sosial akan memberi
r2 = 0,.243, F = 35.307, p =0, .000
dampak
< 0,01 Artinya secara bersama-
terhadap
kepuasan
sama
hidupnya.
terdapat
dan
pengaruh
self-
Recreation
ialah
aktivitas
awareness
menyenangkan
untuk
mengisi
terhadap kepuasan hidup dengan
ego
support
waktu luang atau senggang demi
sumbangan 24,3 % .
melepasan kepenatan, kebosanan
variabel memiliki peran yang
atau kejenuhan hidup (Rice &
cukup
Dolgin, 2008). Kegiatan rekreasi
kepuasan hidup remaja.
dengan cara berwisata di alam
masa pertumbuhannya menuju ke
terbuka
masa dewasa, remaja dituntut
atau
mengadakan
signifikan
perjalanan jauh dari keramaian
untuk
kota. Dengan berwisata, maka
memahami
diri
seseorang
awareness)
(Duval
dapat
merasakan
Kedua
terhadap
Dalam
mengembangkan
sendiri
&
(selfSilvia,
kesegaran dan dapat menjalankan
2002). Kesadaran diri sendiri
aktivitas kembali dengan baik
dapat membuat hidupnya semakin
(Papalia, Olds & Feldman, 2009).
mampu untuk menerima keadaan
Housing ialah kegiatan bersama
diri-sendiri apa adanya (Brill,
dengan seluruh anggota keluarga
2000;
di
Sandrine Hardy-Massard). Selain
rumah,
seperti
saudara-saudara
orangtua,
itu,
kandung
Laurent
seorang
Auzoult
remaja
and
tetap
(sibling), atau sanak keluarga
memerlukan dukungan emosional
yang lain. Kegiatan ini misalnya
dari orang lain. Karena remaja
menonton TV, film atau berkebun
adalah bagian dari lingkungan
di halaman rumah.
sosial, sehingga ia tetap menjaga
relasi dengan orang lain (Aboud,
269 Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
Mendelson,
&
Purdy,
2003).
p ISSN : 1411 - 6073
penting,
atau
Dengan kedua variabel tersebut,
(bermanfaat)
bagi
remaja
sosial,
semakin
mengembangkan
mampu
diri
untuk
ditemukan
penelitian
bahwa
maka ia pun merasakan
(Goetzmann et al, 2014).
ini,
Dalam
penelitian
ini
ada
ditemukan ada perbedaan antara
hubungan antaara ego support
remaja laki-laki dan wanita dalam
dengan self-awareness (r = 0,160,
memandang
p = 0,08 > 0, 01). Dukungan
Remaja wanita lebih merasa puas
emosional
dalam
tidak
tidak
lingkungan
adanya kepuasan dalam hidupnya
mencapai kepuasan hidupnya.
Dalam
berguna
memiliki
kepuasan
hidup.
kehidupannya,
hubungan dengan self-awareness.
dibandingkan dengan remaja laki-
Kedua variabel ini merupakan
laki. Sesuai dengan pandangan
variabel
(mandiri)
Lamanna & Riedmann (2012)
yang tidak saling berhubungan.
terdapat perbedaan jender dalam
Namun
keduanya
konteks sosialisasi di masyarakat.
digabung menjadi satu, maka
Remaja wanita lebih merasa peka
keduanya mempunyai pengaruh
dalam
terhadap kepuasan hidup remaja.
menghayati
Seorang remaja yang memiliki
Remaja wanita menekankan aspek
kesadaran diri yang positif, serta
afeksi yang berkaitan dengan
ditopang
relasi sosial, seperti keluarga,
independen
apabila
dengan
dukungan
memahami,
dan
kehidupannya.
emosional dari lingkungan sosial,
pertemanan
maka ia merasakan penerimaan
dengan teman sebaya. Sejalan
yang
membuatnya
menjadi
dengan penemuan Patnani (2012)
pribadi
yang
(Brill,
bahwa keluarga sebagai sumber
berharga
2000), dan memiliki makna hidup
kebahagiaan
(Heintzelman & King, 2014).
Orangtua
Karena hidupnya menjadi pribadi
perhatian,
270 atau
hubungan
bagi
dapat
wanita.
mencurahkan
kasih-sayang
dan
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
kebutuhan
afeksi
bagi
anak-
p ISSN : 1411 - 6073
Selain
itu,
penyusunan
anaknya, termasuk anak wanita.
konsep-konsep
SIMPULAN,
mengacu pada teori-teori Barat,
KETERBATASAN dan
terutama Amerika Serikat. Karena
SARAN
itu, pandangan kepuasan hidup
Hasil
penelitian
dapat
variabel
mencerminkan
masih
latar-belakang
disimpulkan bahwa ada pengaruh
budaya Amerika Serikat dan hal
self-awareness terhadap kepuasan
ini belum tentu sesuai dengan
hidup, ada pengaruh ego support
konteks budaya Indonesia. Di
terhadap kepuasan hidup, dan
masa depan, disarankan untuk
secara
ada
membuat alat ukur Kepuasan
pengaruh self-awareness dan ego
Hidup Remaja yang sesuai dengan
support terhadap kepuasan hidup.
konteks
bersamai-sama
Penelitian ini menggunakan
budaya
masyarakat
Indonesia.
setting pada kelompok remaja
DAFTAR PUSTAKA
yang mayoritas bersuku bangsa
Aboud, F.E., Mendelson, M.J.,
& Purdy, K.T. (2003).
Cross-race peer relations
and Friendship quality.
International Journal of
Behavioral
Development, 2 (7), 165175.
Adebayo, S. O & Arogundade, O
B (2011). The Predictive
Influence of Extraversion
and Neuroticism on Life
Satisfaction Judgments of
Adults in Ado -Ekiti,
Nigeria. British Journal
of Arts and Social
Sciences.3 (1), 38-49.
Andrén. U (2012). Self-awareness
and self-knowledge in
professions: Something
tionghoa.
Untuk
mendapatkan
perbandingan dengan kelompok
suku lainya, maka diperlukan
penambahan jumlah subjek yang
berbeda suku bangsa lain seperti
Jawa
atau
penelitian
Batak.
Disarankan
selanjutnya
dapat
melibatkan kedua suku bangsa
tersebut,
agar
dapat
dilihat
perbedaan kepuasan hidup dari
beragam
suku-suku
bangsa
tersebut.
271 Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
Diener, E. (2005). Guidelines for
National Indicators of
Subjective Well Being
and Ill Being. Illinois,
USA:
University
of
Illinois.
Diener, E., Oishi & Lucas, (2015).
National Accounts of
Subjective Well-Being.
American Psychologist,
70, (3), 234–242.
Diponegoro, A, M. (2004).
Analisis Faktor Kepuasan
Hidup
Remaja.
Phronesis,
Jurnal
Ilmiah
Psikologi
Terapan, 6 (12), 121133.
Dowler, C. A., Hinkle, V.A.,
Gibson, N., Hinkle, K.
T., Wiley, E and Fiester,
H.
R.
(2015).
A
Predictive Model for
Student Success on the
Georgia High School
Science Graduation Test.
International
Interdisciplinary
Journal of Scientific
Research, 2 (1), 41-59.
Duval, T. S & Silvia, P. J. (2002)
Self-Awareness,
Probability
of
Improvement, and the
Self-Serving
Bias.
Journal of Personality
and Social Psychology,
82, ( 1), 49 – 61.
Eid, M & Larsen, R.J. ( 2008).
The
Science
of
Subjective Well-Being.
New York: The Guilford
Press.
we are or a skill we
learn. Göteborg, Sweden:
University
of
Gothernburg.
Auzoult ,L and Hardy-Massard, S
(2014).
Desirability
Associated
with
the
Expression
of
SelfConsciousness
in
a
French Population. Swiss
Journal of Psychology,
73 (3), 183–188.
Boyd, D & Bee, H. (2012). The
Developing
Child.
Boston: Pearson.
Brill, R.R. (2000). Emotional
Honesty
and
SelfAcceptance.
USA:
XLibris Corporation.
Comptom, W.C. (2005). An
Introduction to Positive
Psychology.
Australia:
Thomson wadsworth.
Cillessen, A. H.N., Jiang, X.L.,
West,
T.V.,
&
Laszkowski,
D.K
.
(2005). Predictor of
dyadic friendship quality
in
adolescence.
International Journal of
Behavioral
Development, 2 (29),
165-172.
Dariyo, A. (2015). Persahabatan,
Kecerdasan Emosi dan
Kepuasan Hidup Remaja.
(Laporan
Penelitian,
Tidak
Diterbitkan).
Jakarta:
Lembaga
Penelitian dan Publikasi
Ilmiah
Universitas
Tarumanagara.
272 p ISSN : 1411 - 6073
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
Fridayanti. (2013). Pemaknaan
Hidup (meaning in life)
dalam kajian Psikologi.
Psikologika, 18 (2), 189198.
Goetzmann, L., Scholz, U, Dux,
R, Roellin, M, Boehler,
A, Muellhaupt, Noll, B,
G, Wüthrich, R. P., and
Klaghofer, R (2012). Life
Satisfaction and Burnout
Among Heart, Lung,
Liver,
and
Kidney
Transplant Patients and
Their Spouses. Swiss
Journal of Psychology,
71 (3), 125–134.
Heintzelman, S.J & King, L.A.
(2014). Life Is Pretty
Meaningful. American
Psychologist, 69 (6),
561–574.
Janozs, M.,
Blanc, M.L.,
Boulerice,
B.,
&
Tremblay, R.E. (2000).
Predicting
Different
Types
of
School
Dropouts: A Typological
Approach
With
Longitudinal
Samples.
Journal of Educational
Psychology, 92 (1), 171190.
Kasimatis, M. D. & Guastello, D.
D. (2012). Parenting
Style Trumps Work Role
in Life Satisfaction of
Midlife
Women.
Journal of Articles in
Support of the Null
Hypothesis, 9 (1), 51-59.
Kail, R.V & Cavanaugh, J. C
(2010).
Human
Development: A Life
Span View. Australia:
Wadworth
Cengage
Learning.
Kumalasari, F & Ahyani, L.N.
(2012). Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dengan
Penyesuaian Diri Remaja
Di Panti Asuhan. Jurnal
Psikologi Pitutur, 1 (1),
21-31.
Lamanna, M.A & Riedmann, A.
(2012).
Marriages,
Families
and
Relationship. Australia:
Wadworth
Cengage
Learning.
Lyons, M. D. Otis, K. L. Huebner,
E. S, and Hills, K. J.
(2014), Life Satisfaction
and
Maladaptive
Behaviors
in
Early
Adolescents.
School
Psychology Quarterly,
29 ( 4), 553–566.
Masriah, A., Putri, M.A., &
Radiaswati,
D.R.A.
(2012). Perbedaan Harga
diri dan Subjektif Well
Being antara Remaja
dengan
Orangtua
Lengkap dan Bercerai.
Jurnal Mind Set, 4 (1),
65-69.
Nisfianoor,
M.
(2013).
Pendekatan
Statistik
Modern.
Jakarta:
Universitas
Trisakti
Press.
Papalia, D.E., Olds, S.W, &
Feldman, R.D. (2009).
Human
Development
273 p ISSN : 1411 - 6073
Psikodimensia Volume 15 / 2 edisi Juli - Desember 2016 ( 254-274 )
(11th
edition).
Boston:McGraw-Hill.
Patnani, M. (2012). Keabahagiaan
Pada Perempuan. Jurnal
Psikogenesis, 1 (1), 5664.
Rice, F.P & Dolgin, K.G. (2008).
Adolescence:
Development,
Relationship
and
Culture. (12th edition).
Boston:
Pearson
Education.
Santrock,
J.W.
(2007).
Adolescence.
Boston:
McGraw-Hill.
Schimmack, U (2009). WellBeing: Measuring WellBeing in the SOEP.
Berlin:
Duncker
&
Humblot,
Smollers
Jarbuch, 129, 1-9.
Steinberg,
L.
(2011).
Adolescence.
(9th
edition).
Boston:
McGraw-Hill.
Thomasson, A.L. (2006). Self
awareness
and
Self
Knowlwedge. Psyche, 2
(16), 1-15.
Wibowo, M. W & Susanto, D.Y
(2014).
Dinamika
Dukungan Sosial pada
Prestasi Siswa Sekolah
Dasar: Suatu Pendekatan
Indigenous Psychology.
Jurnal
Psikologi
Tabularasa, 9 (1), 24-29.
Yamawaki, N, Nelson, J. A. P
and Omori, M., (2010).
Self-esteem
and
life
satisfaction as mediators
between parental bonding
and psychological wellbeing in Japanese young
adults.
International
Journal of Psychology
and Counselling. 3 (1), 18.
274 p ISSN : 1411 - 6073
Download