FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI UMUM DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam ( SEI ) Oleh : ERIE ROMIATUL ANIQOH NIM : 103046228373 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI UMUM DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam ( SEI ) Oleh : ERIE ROMIATUL ANIQOH NIM : 103046228373 Di Bawah Bimbingan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, A.M. Hasan Ali, MA SH. MH NIP. 150 370 226 NIP. 150 268 783 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI UMUM DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Pada 23 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 23 September 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 PANITIA UJIAN 1. Ketua : DR. Euis Amalia, M.Ag. NIP. 150 289 264 (…….………….) 2. Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag NIP. 150 318 308 (………….…… ) 3. Pembimbing I : A.M. Hasan Ali, MA NIP. 150 370 226 (………….…….) 4. Pembimbing II : Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH. MH NIP. 150 268 783 (………………..) 5. Penguji I : Hendra Pertaminawati, M.Ag (………………..) 6. Penguji II : Dra. Nuriyah Thaher, MM NIP. 150 321 873 (………………..) LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 23 September 2008 Erie Romiatul Aniqoh ABSTRAK Nama : ERIE ROMIATUL ANIQOH NIM : 103046228373 FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fungsi bagian investasi pada divisi keuangan di BUMIDA Bumiputera Syariah Jakarta dalam mengelola dana untuk diinvestasikan dan bagaimana proses investasi yang dilakukan. Adapun Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan metode deskriftif analisis kualitatif, yakni suatu tehnik analisis data dimana terlebih dahulu dipaparkannya semua data yang telah diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber – sumber dalam bentuk kalimat – kalimat yaitu dengan menggunakan analisis domain, komponen dan analisis tema. Hasil dari penelitian ini adalah pengelolaan dana yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah Jakarta dikelola oleh bagian investasi Konvensional yaitu BUMIDA Bumiputera 1967 karena BUMIDA Bumiputera Syariah merupakan cabang dari BUMIDA Bumiputera konvensional tetapi modal telah terpisah dari induknya. Dalam menentukan instrumen investasi, bagian investasi melakukan langkah – langkah dan hasil dari investasi yang dilakukan secara keseluruhan mengalami peningkatan. Kata kunci : Investasi KATA PENGANTAR ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang menguasai seluruh kehidupan dan yang telah memberikan segala nikmat. Segala yang tampak maupun tidak tampak pasti ada rahasia ilmu yang terkandung didalamnya. Sebagai pencipta yang mengatur alam ini, adalah penguasa mutlak atas segala ilmu yang ada dan yang senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tidak menemukan kendala apaun yang berarti. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak dibantu, baik secara moril maupun materil oleh berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi – tingginya kepada : 1. Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu DR. Euis Amalia, M.ag dan Sekretaris Program Studi Muamalat Bapak Ah. Azharuddin Latifh, M.ag 3. Bapak AM. Hasan Ali MA dan Bapak Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH, MH selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu luang, pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 4. BUMIDA Bumiputera Syariah Jakarta, Bapak Drs. Saiful Hadi, Mas Setyo, Mas Kholil dan Mas Landung yang telah membantu memberikan informasi dan data dalam penyelesaian skripsi ini 5. Pimpinan Perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan. 6. Teman – teman mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi. 7. Ien, terima kasih telah memberikan berbagai informasi kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah. 8. My Love, Ayah dan Zahra terima kasih sayang, karena kalian penulis menyelesaikan skripsi ini. Dan 9. Bapak, Mama’ dan adik – adikku, terima kasih atas segala pengertian, bantuan dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 6 Juli 2008 M 4 Rajab 1429 H Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 5 C. Tujuan Penelitian 6 D. Kegunaan dan Manfaat Penelitian 6 E. Kajian Pustaka 7 F. Metodologi Penelitian 8 G. Sistematika Penulisan 12 TINJAUAN TEORITIS INVESTASI DAN ASURANSI SYARIAH A. Investasi 1. Pengertian Investasi 14 2. Prinsip Dasar Investasi 16 3. Bentuk Investasi Syariah 17 4. Instrumen Investasi syariah 32 B. Asuransi Syariah BAB III BAB IV 1. Pengertian Asuransi 44 2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah 47 3. Mekanisme Operasional Asuransi Syariah 53 4. Pembebanan Biaya Operasional 54 5. Mekanisme Pengelolaan Dana Premi 55 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah BUMIDA Bumiputera Syariah 57 B. Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan 58 C. Prinsip dan Landasan Operasional 62 D. Produk BUMIDA Syariah 64 E. Struktur Organisasi 70 FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI UMUM BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH BAB V A. Mengalola Dana 71 B. Menentukan Instrumen Investasi 74 C. Strategi Memdapatkan Return Optimal 89 D. Kendala yang dihadapi 90 E. Hasil Investasi 91 PENUTUP A. Kesimpulan 97 B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 99 DAFTAR TABEL Tabel. 4.1 Daftar Instrumen dan Proporsi Dana BUMIDA Bumiputera Syariah 76 Tabel 4.2 Daftar Saham BUMIDA Bumiputera Syariah 80 Tabel 4.3 Daftar Reksa Dana yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah 84 Tabel 4.4 Daftar outlet BUMIDA Bumiputera Syariah hingga periode Mei 2008 88 Tabel 4.5 Perkembangan Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah 92 Tabel 4.6 Pencapaian Target Investasi s.d. Mei 2008 93 Tabel 4.7 Pertumbuhan Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah 94 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi. Bagaimana mengelola kehidupan dengan baik dan sejahtera untuk mendapatkan kehidupan yang layak, tentu manusia harus pandai – pandai mengatur ekonomi terutama dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu, manusia dituntut untuk menggunakan kegiatan tersebut dengan sebaik – baiknya. Seperti menabung, berhemat dan berinvestasi. Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan dana pada sebuah perusahaan. Investasi dapat dilakukan pada aktiva riil atau real assets ataupun financial assets atau sekuritas (commercial paper, saham, obligasi atau sertifikat reksadana)1. Istilah investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan2. Hampir semua investasi mengandung ketidakpastian atau resiko, oleh karena itu, perusahaan asuransi/pemodal harus mengetahui tiga elemen pokok yang ada dalam investasi, yaitu : 1 Suad Husnan, Dasar-dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas (Yogyakarta : UPP AMP YPKN, 2001), h.3. 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), h. 337,Cet-2. 1. Return/tingkat keuntungan, pemodal tidak mengetahui secara pasti berapa tingkat keuntungan yang akan didapatkan, pemodal hanya bisa mengira – ngira berapa tingkat yang diharapkannya. 2. Resiko, yaitu kemungkinan penyimpangan dari return yang diharapkan dengan return yang sebenarnya. 3. Waktu, yaitu kapan dan berapa lama investasi dilakukan, apakah pemodal akan menginvestasikan dananya/modalnya dalam jangka panjang atau jangka pendek. Kegiatan investasi yang kedua yaitu sekuritas pada pasar modal merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan perekonomian nasional, dengan bukti bahwa banyak perusahaan dan industri yang menggunakan institusi pasar modal ini untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Dalam setiap kegiatan investasi, return yang diharapkan diperoleh investor akan selalu diikuti dengan resiko yang mungkin terjadi. Keown Dkk menyatakan bahwa “Trade off risk & return” keseimbangan resiko dan pengembalian yang berarti jangan menambah resiko kecuali mendapatkan kompensasi tambahan pendapatan.3 Para investor pasti menginginkan suatu tingkat pengembalian minimum yang harus lebih besar dari tingkat inflasi yang diperkirakan terjadi atas keputusan 3 2001). menunda konsumsi pada saat ini. Tabungan yang memiliki Keown, Arthur J Dkk, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Jakarta : Salemba Empat, purchasing power yang terus menurun tidak akan memberikan daya tarik bagi individu untuk menunda konsumsinya. Investor akan selalu menitikberatkan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dari pada tingkat pengembalian aktual (actual retun). Hubungan antara resiko dan tingkat pengembalian merupakan konsep dasar yang menjadi kunci dalam menilai sekuritas (saham, obligasi, dll) maupun usulan proyek baru. Industri asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan pengelola dana masyarakat dalam jumlah besar sangat tergantung pada keberhasilan mengelola investasi dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan. Dalam perusahaan asuransi, investasi merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan agar tetap solvent, artinya mampu membayar biaya operasi dan kewajibannya. Untuk itu ahli manajemen keuangan dan investasi berusaha mengembangkan ukuran – ukuran yang yang dapat digunakan untuk menentukan layak tidaknya sebuah usulan investasi atau seberapa besar keberhasilan suatu investasi dalam memenuhi tingkat pengembalian yang diharapkan. Menurut Lawrence & Michael, “ A portofolio is a collection of invesment vehicles assembled to meet a common invesment goal” Artinya tujuan utama dari pembentukan suatu portofolio investasi adalah untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan risiko yang minimal.4 4 Lawrence , J Gitman & Michael D Joehnk, Fundamental of Investing edisi 3 (New York : Harper & Row Publiser, 1995). Seperti pada perusahaan asuransi maka tujuan portofolio investasi adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang kecil untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis (pembayaran klaim) maupun untuk pertumbuhan perusahaan. Dalam suatu investasi di industri asuransi, investor memiliki tanggung jawab systematic risk dan unsystematic risk. Agar suatu bisnis sukses dan dapat menguntungkan maka bisnisnya harus dijalankan berdasarkan atas keputusan yang sehat, bijaksana dan hati – hati. Hasil yang akan dicapai dengan semua itu akan nyata dan tahan lama. Investasi dalam asuransi juga harus berfungsi dengan baik. Sebab investasi yang dilakukan akan menentukan tingkat keuangan dan kemajuan suatu perusahaan asuransi. Kemampuan seseorang yang melakukan investasi dalam meraih keuntungan dari pengelolaan dana dilihat dari kebijakan investasi yang diterapkannya. Kebijakan investasi itu dapat dilihat dari pembentukan portofolio investasi. Portofolio berarti kumpulan bentuk investasi yang terpadu untuk tujuan mendapatkan keuntungan investasi5. Oleh karena itu, dibutuhkan orang – orang yang mampu dan berkompeten dalam melakukan investasi yang dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan suatu perusahaan. Maka penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul “ FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI UMUM DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH ”. 5 Agus Edi Sumanto,Alokasi Asset dan Optimasi Portofolio dalam Asuransi Syariah dengan Menggunakan Pendekatan Makrowitz : Skripsi (Jakarta : AAMAI, 2004), h.42. B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah Dengan adanya permasalahan diatas, dan untuk mencegah terjadinya pembahasan yang melebar, penulis membatasi pokok bahasan penelitian dengan membahas tentang pelaksanaan investasi pada bagian investasi. Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana bagian Investasi mengelola dana asuransi? 2. Bagaimana bagian Investasi menentukan instrumen investasi? 3. Strategi apa yang dilakukan bagian Investasi untuk mendapatkan kuntungan yang optimal? 4. Apakah ada kendala yang dihadapi saat melakukan investasi? 5. Bagaimana hasil dari investasi yang dilakukan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana dijabarkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana bagian Investasi mengelola dana asuransi. 2. Untuk mengetahui bagaimana bagian investasi dalam menentukan instrumen investasi. 3. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan bagian Investasi dalam mendapatkan return optimal 4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam berinvestasi dan 5. Untuk mengetahui hasil dari investasi. D. Kegunaan / Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan penulis pada penulisan skripsi antara lain : 1. Hasil penelitian merupakan informasi bagi perusahaan – perusahaan untuk melakukan investasi khususnya Perusahaan Asuransi Syariah. 2. Penulis memperoleh pengetahuan berharga tentang pengelolaan dana Asuransi syariah. 3. Masyarakat dapat mengetahui investasi yang dilakukan perusahaan asuransi syariah, sehingga masyarakat tidak ragu dalam berasuransi dan berinvestasi. 4. Hasil penelitian dapat digunakan para mahasiswa sebagai bahan perkuliahan untuk menambah pengetahuan, khususnya mahasiswa jurusan Asuransi Syariah UIN Syarifhidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum. E. Kajian Pustaka Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyertakan review hasil penelitian terdahulu mengenai investasi secara umum yaitu : 1. Judul “Manajemen investasi islami pada perusahaan asuransi syariah” dengan nomor skripsi 122. Skripsi ini membahas tentang manajemen investasi yang sesuai dengan syariah pada perusahaan asuransi syariah. Pada skripsi ini juga membahas tentang kebijakan investasi dengan prinsip kehati – hatian, menyusun investasi yang terkonsentrasi pada investasi yang strategis. Pelaksanaan investasi yang tidak bertentangan dengan syariah. 2. Judul “Peranan Manajer Investasi dalam pengembangan Reksa Dana Syariah” dengan nomor skripsi 81. Skripsi ini membahas tentang manajer investasi dalam mengembangkan Reksa Dana syariah. Skripsi ini juga berbicara tentang bagaimana manajer investasi mengelola dana untuk mendapatkan return yang diharapkan oleh para investor. 3. Judul “Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi Syariah” dengan nomor skripsi 136. Skripsi ini membahas tentang pengelolaan dana premi yang terbagi menjadi dua, yaitu saving dan non saving. 4. Judul “Mekanisme Pengelolan Dana Premi pada Asuransi Kumpulan” dengan nomor skripsi 18. Skripsi ini membahas tentang pengelolaan dana premi asuransi kumpulan yang terbagi menjadi dua, saving dan non saving dan dana tersebut di investasikan ke berbagai instrumen yang sesuai dengan syariah. Tata cara pengajuan klaim dan penagihan premi yang berbentuk kolektif. Dari keempat judul diatas menjelaskan bahwa dana premi yang dikelola perusahaan asuransi sebatas pengelolaan yang bersifat ekstern yaitu hanya menampilkan pengeolaan dana secara umum. Sedangkan judul skripsi yang penulis jabarkan adalah tentang pengelolaan dana intern perusahaan asuransi yaitu tentang kinerja perusahaan dalam melakukan atau mengelola dana untuk mendapatkan keuntungan yang optimal khususnya kinerja perusahaan pada bagian Investasi dan keuangan. F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian a. Library Research (Studi Pustaka) yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber yang relevan dengan analisis yang akan digunakan yaitu buku – buku investasi, Koran dan majalah yang terkait serta situs internet. b. Field Research (penelitian Lapangan) yang diperoleh melalui pusat referensi perusahaan Asuransi (tempat penelitian), website Asuransi dan sumber – sumber lainnya untuk mengumpulkan data. Sedangkan penelitian ini bersifat deskriftif analitis, yaitu menggambarkan data dan informasi lapangan berdasarkan fakta sebagaimana adanya pada waktu penelitian dilakukan. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai adalah studi di perusahaan Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera Syariah dengan menggunakan kasus antara teori dan praktek. 3. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah : a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau hasil dari penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan Kepala Bagian Investasi perusahaan asuransi dan orang – orang yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. b. Data Sekunder, yaitu data yang diterima melalui studi dokumentasi (library research) yang ada hubungannnya dengan materi skripsi ini. Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan data dari berbagai literature. Adapun Sumber Data yang digunakan berasal dari tempat penelitian dan perpustakaan. 4. Tehnik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dan penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : a. Observasi, dilakukan guna mendapatkan data dengan melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian yaitu Asuransi umum BUMIDA Bumiputera Syariah untuk mendapatkan data yang relevan. b. Wawancara, dilakukan penulis secara langsung dengan pihak – pihak yang terkait dan berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat. c. Studi Dokumentasi, yakni pengumpulan data dokumentasi tentang BUMIDA Bumiputera Syariah Jakarta yang diambil dari dokumen – dokumen yang berupa makalah – makalah, brosur dan dokumen lainnya. 5. Tehnik Analisa Data Tehnik analisa data yang penulis pakai dalam menganalisis data menggunakan metode deskriftif analisis kualitatif, yakni suatu tehnik analisis data dimana terlebih dahulu dipaparkannya semua data yang telah diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber – sumber dalam bentuk kalimat – kalimat yaitu dengan menggunakan beberapa tahapan : a. Analisis Domain, yaitu menganalisis hasil observasi (pengamatan) dan hasil wawancara yang terfokus pada Kepala Bagian Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah. b. Analisis Komponen, yaitu analisis data berdasarkan unsur – unsur atau bagian dari observasi dan wawancara dengan Kepala Bagian Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah c. Analisis Tema, yaitu analisis data yang dihasilkan dari analisis komponen yang disesuaikan dan diarahkan sesuai dengan tema skripsi yang akan dibahas. 6. Pedoman Penulisan Skripsi Pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah buku “Pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” tahun 2007. dengan beberapa pengecualian : a. Penulisan Al - Qur’an tidak menggunakan catatan kaki dan sebagai sumber penulisan menggunakan Al - Qur’an yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI tahun 1996. b. Kutipan langsung dari buku ejaan lama ditulis dengan ejaan yang disempurnakan kecuali nama pengarang dan penerjemah. c. Dalam kepustakaan, Al - Qur’an dan terjemahnya ditulis pada urutan pertama sebagai penghormatan sebelum sumber – sumber lainnya. Untuk berikutnya ditulis secara alfabetis. G. Sistematika Penulisan Secara sistematis, penulisan skripsi dibagi kedalam 5 bab, masing – masing terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab – bab tersebut. Yaitu : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, kegunaan/manfaat penulisan, kajian tujuan pustaka, penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Dalam bab ini dibahas antara lain pengertian investasi, prinsip – prinsip dasar investasi syariah, bentuk investasi syariah, instrumen investasi syariah, pengertian asuransi, prinsip – prinsip asuransi syariah, mekanisme operasional asuransi syariah, mekanisme pengelolaan dana premi. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya Asuransi umum BUMIDA Bumiputera Syariah, falsafah, visi dan misi perusahaan, prinsip dan landasan operasional, produk Asuransi umum BUMIDA Bumiputera Syariah dan struktur organisasi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas antara lain; Pengelolaan dana asuransi, Menentukan instrumen investasi, Strategi mendapatkan keuntungan optimal, kendala yang dihadapi dalam melakukan investasi dan Hasil Investasi. BAB V PENUTUP Bab terakhir adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini memberikan penerangan tentang intisari (kesimpulan) dari hasil pembahasan pada bab – bab sebelumnya, serta saran – saran yang sekiranya dapat dijadikan suatu pertimbangan dan kontribusi pemikiran. BAB II TINJAUAN TEORITIS INVESTASI DAN ASURANSI SYARIAH C. INVESTASI 1. Pengertian Investasi Istilah investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.6 Investasi bisa dikatakan sebagai komitmen dana dengan tujuan memperoleh pengembalian ekonomi selama sutau periode waktu, yang biasanya dalam bentuk kas arus periodik dan nilai akhir.7 Investasi juga dapat dikatakan sebagai wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan dapat memelihara atau menaikkan nilai dan atau memberikan hasil (return) yang positif. 8 Secara umum Investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Sedangkan, investasi keuangan adalah menanamkan dana pada 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), h. 337,Cet-2. 7 Johar Arifin dan Moh fakhrudin, Kamus Istilah Pasar Modal (Jakarta : Elex Media Komputindo, 1999), h. 195. 8 Kertonegoro Santanoe, Analisa dan Manajemen Investasi ( Jakarta : Widya Press, 1995 ), h.3. suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang.9 Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan perdagangan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang berkaitan dengan suatu produk atau asset maupun usaha jasa. Dalam ajaran islam kegiatan berinvestasi dapat dikategorikan sebagai kegiatan investasi sekaligus kegiatan bermuamalah, yaitu kegiatan yang mengatur hubungan antar manusia. Berdasarkan hukum fiqh bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah itu adalah mubah (boleh) yaitu semua kegiatan dalam pola hubungan antar manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang jelas ada larangannya (haram). Hal ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah yang kegiatan tersebut baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran islam, maka kegiatan tersebut dapat dianggap atau diterima. Kecuali terdapat implikasi dari Al - Qur’an dan Hadits yang melarangnya secara implisit maupun eksplisit. Dalam literatur Islam klasik memang tidak ditemukan adanya terminology investasi, akan tetapi sebagai kegiatan ekonomi , kegiatan tersebut dapat dikategorikan sebagai kegiatan jual beli (al bay). Oleh karena itu untuk mengetahui apakah kegiatan investasi merupakan kegiatan sesuatu yang dibolehkan atau tidak menurut ajaran islam, maka perlu diketahui hal – 9 Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah Di Pasar Modal ( Jakarta : Modal Publication, 2003), h. 45. hal yang dilarang atau diharamkan oleh ajaran islam dalam hubungan jual beli (al bay). 2. Prinsip Dasar Investasi Prinsip dasar investasi syariah adalah bahwa perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi terhadap dana yang terkumpul dari peserta, dan investasi yang dimaksud harus sesuai dengan prinsip – prinsip syariah. Investasi bagi ummat Islam berarti menanamkan sejumlah dana pada sektor tertentu (sektor keuangan ataupun sektor riil) pada periode waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan (expected return). Keuntungan dalam pandangan Islam mempunyai pandangan yang holistik.10 a. Aspek material atau finansial; artinya suatu bentuk investasi hendaknya menghasilkan manfaat finansial yang kompetitif dibandingkan dengan bentuk investasi lainnya. b. Aspek kehalalan; artinya suatu bentuk investasi harus terhindar dari bidang maupun prosedur yang syubhat dan/atau haram. Suatu bentuk investasi yang tidak halal hanya akan membawa pelakunya kepada kekesatan serta sikap dan perilaku yang destruktif secara individu maupun sosial. 10 M. Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Life and General ) Konsep dan Operasional (Jakarta : Gema Insani Press, 2004), h. 362. c. Aspek sosial dan lingkungan; artinya suatu bentuk investasi hendaknya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat banyak dan lingkungan sekitar, baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang. d. Aspek pengharapan kepada ridha Allah; artinya suatu bentuk investasi tertentu itu dipilih dalam rangka mencapai ridha Allah. Kesadaran adanya kehidupan yang abadi, menjadi panduan bagi ketiga aspek diatas. Dengan demikian probabilitas usaha harus dipandang sebagai sesuatu yang berkesinambungan sampai dalam kehidupan di alam baqa’. 3. Bentuk Investasi Syariah Investasi mempunyai arti yang luas, yaitu bukan terbatas pada investasi uang dan barang atau yang biasa disebut harta. Investasi bisa dilakukan pada kekayaan lain berupa Asset, yaitu; tabungan (uang), tanah (sawah, kebun, dan sejenisnya), bangunan (gedung, perkantoran , ruko, dan sejenisnya), juga lainnya yang dapat dikategorikan sebagai harta kekayaan. Dan diantara bentuk investasi islami adalah sebagai berikut : a. Mudharabah Mudharabah adalah akad antara kedua belah pihak untuk salah seorangnya (salah satu pihak) mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk diperdagangkan. Dan laba dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.11 11 Sabiq Sayyid, Terjemah Fiqh Sunnah ( Bandung : Almaarif, 1993 ), Jilid 13, h.36. Dalam istilah fiqh muamalah, mudharabah adalah suatu bentuk perniagaan dimana sipemilik modal (shahibul Maal) menyetorkan modalnya kepada pengusaha, yang selanjutnya disebut mudharib, untuk diniagakan dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak sedangkan kerugian, jika ada akan ditanggung oleh si pemilik modal.12 Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kelalaian si pengelola.13 Adapun landasan dasar syariah atas transaksi mudharabah yang terdapat pada ayat – ayat Al – Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) Al – Qur’an ن َ ﻀِﺮ ُﺑ ْﻮ ْ ن َﻳ َ ﺧ ُﺮ ْو َ ٰﻰ وَا ْ ٰن ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ﻣﱠﺮﺿ ُ ﺳ َﻴ ُﻜ ْﻮ َ ن ْ ﻋِﻠ َﻢ َا َ ﻲ ْ ن ِﻓ َ ن ُﻳﻘَﺎ ِﺗُﻠ ْﻮ َ ﺧ ُﺮ ْو َ ﷲ َٰوَا ِ ﻞ ا ِﻀ ْ ﻦ َﻓ ْ ن ِﻣ َ ض َﻳ ْﺒ َﺘ ُﻐ ْﻮ ِ ﻻ ْر َ ﻓِى ْﺎ ۖ ﷲ ِ ﻞا ِ ﺳ ِﺒ ْﻴ َ “ …Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang – orang yang sakit dan orang – orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah…” ( Q.S. Al – Muzammil : 20 ) 12 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan implementasi Operasional Bank Syariah ( Jakarta : Djambatan, 2001 ), Cet. 1 hal. 164. 13 Syafii Antonio. M, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan ( Jakarta : BI dan Tazkia Institute, 1999 ), Cet. I., h.171. 2) Hadits ﻗﺎل رﺻﻮل اﷲ ﺻﻞ: ﻋﻦ ﺻﺎ ﻟﺢ ﺑﻦ ﺻﻬﻴﺐ ﻋﻦ اﺑﻴﻪ ﻗﺎل اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺛﻼ ث ﻓﻴﻬﻦ اﻟﺒﺮآﺔ اﻟﺒﻴﻊ اﻟﻰ اﺟﻞ واﻟﻤﻘﺎر ( ﺿﺔ واﺧﻼط اﻟﺒﺮﺑﺎﻟﺸﻌﻴﺮ اﻟﺒﻴﺖ ﻻ ﻟﻠﺒﻴﻊ )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ “ Dari shalih bin Suhaib, bahwa Rasulullah bersabda : “ tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan : jual – beli secara tangguh, muqaradhah ( mudharabah ), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual ”. ( HR. Ibnu Majah )14 Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu : a) Mudharabah muthlaqah Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara sahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama Salaf As – Shalih seringkali dicontohkan dengan ungkapan if’ al ma syi’ ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar. b) Mudharabah Muqayyad Mudharabah Muqayyad atau disebut juga istilah restricted mudharabah atau specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis 14 Ibnu Majjah, Kitab At – Tijaarah No. 2280. usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha. b. Musyarakah Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing – masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.15 Menurut Sunarto Zulkifli, Musyarakah adalah akad kerjasama atau percampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produktif dengan kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati dan resiko akan ditanggung sesuai porsi kerjasama.16 Ketentuan dasar musyarakah adalah sebagai berikut : 1) Semua pihak wajib menyertakan modal dan tenaga atau keahlian pada kegiatan usaha walau tidak perlu sama. 2) Semua pihak mendapatkan laba sesuai dengan kesepakatan, namun menaggung resiko kerugian secara proporsionil menurut porsi modal yang disertakan masing – masing pihak. 15 Rifai Moh. DKK. Terjemah khulashah kifayatul Akhyar ( Semarang : Toha Putra, 1990 ), h. 183. 16 Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah ( Jakarta : Zikrul Hakim, 2003 ), h. 51. 3) Kerugian yang disebabkan oleh kelalaian dari salah satu pihak menjadi tanggung jawab pihak yang bersangkutan. Musyarakah dibagi menjadi dua jenis, yaitu; musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian.17 1) 2) 3) 4) 5) Menurut Sunarto Zulkifli, ada 5 jenis musyarakah, yaitu : 18 Syirkah mufawadah, yakni kerjasama atau percampuran dana antara dua pihak atau lebih dengan porsi dana yang sama. Syirkah al – ‘Inan, yakni kerjasama atua percampuran dana antara dua pihak atau lebih dengan porsi dana yang tidak mesti sama. Syirkah wujuh, yakni kerjasama atau percampuran antara pihak pemilik dana dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas ataupun kepercayaan. Syirkah ‘abdan, yakni kerjasama atau percampuran tenaga atau profesionalisme antara dua pihak atau lebih (kerjasama profesi). Syirkah al – mudharabah, yakni kerjasama atau percampuran dana antara pihak pemilik dana dengan pihak lain yang memiliki profesionalisme atau tenaga. Landasan hukum musyarakah tercantum dalam Al – Qur’an surat Shaad ayat 24 : ﻦ َ ﺾ ِاﻻﱠاﱠﻟ ِﺬ ْﻳ ٍ ﻀ ُﻬ ْﻢ ﻋَﻠٰﻰ َﺑ ْﻌ ُ ﻲ َﺑ ْﻌ ْ ﺨَﻠﻄَﺂ ِء َﻟ َﻴ ْﺒ ِﻐ ُ ﻦ ا ْﻟ َ ن َآ ِﺜ ْﻴﺮًا ِّﻣ َوِا ﱠ ...... ﺖ ِ ٰﺼِﻠﺤ ّٰ اٰ َﻣ ُﻨﻮْا وَﻋَﻤِﻠُﻮااﻟ “ Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang – orang yang bersyarikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain kecuali 17 Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep, Produk dan implementasi Operasional Bank Syariah, h. 72. 18 Zulkifli Sunarto,. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h. 52. orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh....” ( Q.S. Shaad : 24 ) Musyarakah merupakan kerjasama atau kemitraan yang dilakukan oleh dua belah pihak untuk ikut serta dalam suatu usaha. Dimana dalam menjalankan usaha tersebut kedua belah pihak tadi dapat secara bersama – sama terlibat dalam manajemen atau boleh juga disepakati bersama. Tapi pihak yang membiayai dapat melakukan intervensi dalam manajemen jika perlu. Pembagian keuntungan dilakukan juga sesuai dengan kesepakatan. c. Kafalah Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan.19 Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu hutang atau pelaksanaan prestasi tertentu yang menjadi pihak penerima jaminan.20 19 Sudarsono Heri, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan illustrasi ( Yogyakarta : Ekonosia FE UII, 2004 ), h. 77. 20 1995),h.17. Tri Cahyo Bambang Ph.D., Analisis Bank Syariah ( Jakarta : Badan Penerbit IPWI, Landasan hukum kafalah terdapat dalam Al – Quran surat Ali Imran ayat 37 : ۖ ﺴﻨًﺎ ۖ ﱠو َآ ﱠﻔَﻠﻬَﺎ زَآَﺮِﻳﱠﺎ َﺣ َ نۢ َﺑ َﺘﻬَﺎ َﻧﺒَﺎﺗًﺎ ْ ﻦ ﱠوَا ٍﺴ َﺣ َ ل ٍ َﻓ َﺘ َﻘ ﱠّﺒَﻠﻬَﺎ َر ﱡﺑﻬَﺎ ِﺑ َﻘ ُﺒ ْﻮ ل َ ﺟ َﺪ ﻋِ ْﻨﺪَهَﺎ ِر ْزﻗًﺎ ﻗَﺎ َ ب َو َ ﺤﺮَا ْ ﻞ ﻋَﻠَ ْﻴﻬَﺎ َز َآ ِﺮﻳﱠﺎ ا ْﻟ ِﻤ َﺧ َ َآﱠﻠﻤَﺎ َد ﻦ ْ ق َﻣ ُ ن اﷲَ َﻳ ْﺮ ُز ﻋ ْﻨ ِﺪاﷲِ ِا ﱠ ِ ﻦ ْ ﺖ ُه َﻮ ِﻣ ْ ﻚ هٰﺬ َۗا ﻗَﺎَﻟ ِ ﻳٰ َﻤ ْﺮ َﻳ ُﻢ َا ّٰﻧٰﻰ َﻟ ب ٍ ﺣﺴَﺎ ِ َِﻳﺸَﺂ ُء ِﺑ َﻐ ْﻴ ِﺮ “ Maka Tuhannya menerimanya sebagai (Nazar) dengan penerimaan yang baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Dia (Allah) menjadikan Zakaria sebagai penjaminnya (maryam) setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati makanan disisinya. Zakaria berkata : hai Maryam darimana kamu memperoleh makanan ini? Maryam menjawab : makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa Hisab ”. ( Q.S. Ali Imran : 37 ). Jenis – jenis kafalah adalah sebagai berikut : 21 1) Kafalah bin nafs adalah jaminan dari diri si penjamin (personal guarantee). 2) Kafalah bil maal adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Dalam aplikasinya, diperbankan dapat berbentuk jaminan uang muka (Advance Payment Bond). 3) Kafalah mualaqoh adalah jaminan mutlak yang dibatasi oleh kurun waktu tertentu dan untuk tujuan tertentu. Dalam perbankan modern hal ini diterapkan untuk jaminan pelaksanaan suatu proyek atau jaminan penawaran. 21 Sumber Diklat Pelatihan Asuransi Syariah ( Jakarta : Tazkia Institute, 2000). d. Hiwalah Hiwalah adalah pengalihan kewajiban dari satu pihak yang mempunyai kewajiban kepada pihak lain.22 Hiwalah juga didefinisikan sebagai pindahnya hutang dari tanggungan seseorang kepada orang lain.23 Landasan hukum hiwalah adalah Al – Qur’an surat Yusuf ayat 72 : ﻞ َﺑ ِﻌ ْﻴ ٍﺮ ﱠوَا َﻧ ْﺎ ِﺑ ِﻪ ُ ﺣ ْﻤ ِ ِﻪ َ ﻦ ﺟَﺂ ْ ﻚ َوِﻟ َﻤ ِ ع ا ْﻟ َﻤِﻠ َ ﺻﻮَا ُ ﻗَﺎُﻟﻮْا َﻧ ْﻔ ِﻘ ُﺪ ِء ﺑ ﻋ ْﻴ ٌﻢ ِ َز “ Dan siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban onta dan aku menjamin terhadapnya ( Q.S. Yusuf : 72 ) Jenis Hiwalah berdasarkan obyeknya, ada dua : 24 1) Hiwalah ad – dain, yaitu hiwalah dimana obyeknya adalah hutang. 2) Hiwalah al – haq, yaitu hiwalah dimana obyeknya adalah piutang atau hak penagihan. e. Ijarah 22 Syafii Antonio M, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan h. 121. Moh Rifai Dkk, Terjemah khulashah kifayatul Akhyar, h. 203. 24 Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h. 30. 23 Ijarah secara bahasa berarti upah dan sewa. Transaksi ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah yang banyak dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ijarah adalah transaksi pertukaran antara ‘ayn berbentuk jasa atau manfaat dengan dayn. Dalam istilah lain, ijarah dapat juga didefinisikan sebagai akad pemindahan hak guna atau manfaat atas barang atau jasa, melalui upah sewa tanpa diikuti pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. 25 Landasan hukum tentang ijarah terdapat dalam Al – Qur’an surat ayat al – Baqarah : 233. ﺳﱠﻠ ْﻤ ُﺘ ْﻢ َ ﻋَﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ِاذَا َ ح َ ﺟﻨَﺎ ُ ﻞ َ ﻻ َد ُآ ْﻢ َﻓ َ ﺿ ُﻌ ْ̃ﻮاَا ْو ِ ﺴ َﺘ ْﺮ ْ ن َا َر ْد ﱡﺗ ْﻢ َا ْﻧ َﺘ ْ َوِا ن َ ن اﷲَ ِﺑﻤَﺎ َﺗ ْﻌ َﻤُﻠ ْﻮ ﻋَﻠﻤُﻮْ̃ااَ ﱠ ْ ف وَا ﱠﺗﻘُﻮااﷲَ وَا ِۗ ﻣﱠﺂ اٰ َﺗ ْﻴ ُﺘ ْﻢ ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌ ُﺮ ْو ﺼ ْﻴ ٌﺮ ِ َﺑ “ Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu mamberikan bayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ ( Q.S. Al – Baqarah : 233 ) Jenis ijarah menurut obyeknya terdiri dari : 25 Ibid., h. 42. 1) Ijarah dimana obyeknya manfaat dari barang, seperti sewa mobil, sewa rumah, dan lain – lain. 2) Ijarah dimana obyeknya adalah manfaat dari tenaga seseorang seperti jasa taxi, jasa guru, dan lain – lain. Harta benda yang dapat dijadikan ijarah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Manfaat dari obyek akad harus diketahui secara jelas. Misalnya dengan memeriksa, atau pemilik memberikan informasi secara transparan tentang kualitas manfaat barang. 2) Obyek ijarah dapat diserah – terimakan dan dimanfaatkan secara langsung dan tidak mengandung cacat yang menghalangi fungsinya. 3) Obyek ijarah dan pemanfaatannya haruslah tidak bertentangan dengan hukum syara’. 4) Obyek yang disewakan adalah manfaat langsung dari sebuah benda. Misalnya sewa – menyewa rumah untuk ditempati, mobil untuk dikendarai. 5) Harta benda yang menjadi obyek ijarah haruslah harta benda yang bersifat isti’maliy, yakni harta benda yang dapat dimanfaatkan berulang kali tanpa mengakibatkan kerusakan dzat dan pengurangan sifat. Seperti tanah, rumah, mobil. Sedangkan harta yang bersifat istihlaki, harta benda yang rusak atau berkurang sifatnya karena pemakaian. Seperti makanan, buku tulis. Adapun ijarah yang mentransaksikan suatu pekerjaan atas seorang pekerja atau buruh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Perbuatan tersebut harus jelas batas waktu pekerjaan, misalnya bekerja menjaga rumah satu malam, atau satu bulan. Dan harus jelas jenis pekerjaannya, misalnya memasak, mencuci dan lain – lain. Pendek kata diperlukan adanya job description (uraian pekerjaan). 2) Pekerjaan yang menjadi obyek ijarah tidak berupa pekerjaan yang telah menjadi kewajiban pihak musta’jir (pekerja) sebelum berlangsung akad ijarah, seperti kewajiban membayar hutang, mengembalikan pinjaman dan lain – lain. Hukum Islam juga mengatur sejumlah persyaratan yang berkaitan dengan ujrah (upah atau ongkos sewa) sebagaimana berikut ini : 1) Upah harus berupa mal mutaqawwim dan upah tersebut harus dinyatakan secara jelas. 2) Upah harus berbeda dengan jenis obyeknya. Menyewakan rumah dengan rumah lainnya, atau mengupah suatu pekerjaan dengan pekerjaan yang serupa, merupakan contoh ijarah yang tidak memenuhi persyaratan ini. Karena itu hukumnya tidak sah, karena dapat mengantarkan kepada praktek riba.26 f. Rahn Rahn adalah istilah yang sering digunakan dalam bahasa fikih yang berarti gadai. Rahn adalah sebuah akad utang piutang yang disertai dengan jaminan atau agunan. Sesuatu yang dijadikan agunan disebut marhun, dan pihak yang menyerahkan disebut rahin, sedangkan pihak yang menerima jaminan disebut murtahin. 26 A. Mas’adi Gufron, Fiqh Muamalah Konstekstual ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002 ), Ed. 1., Cet. 1. h. 187. Pandangan fuqoha tentang kebolehan akad gadai didasarkan pada keterangan Al – Qur’an surat Al – Baqarah ayat 283 sebagai berikut : ن ْ ﺿ ٌﺔ ۗ َﻓِﺎ َ ﻦ ﱠﻣ ْﻘ ُﺒ ْﻮ ٌ ٰﺠﺪُوا آَﺎ ِﺗﺒًﺎ َﻓ ِﺮه ِ ﺳ َﻔ ٍﺮ ﱠوَﻟ ْﻢ َﺗ َ ن ُآ ْﻨ ُﺘ ْﻢ ﻋَﻠٰﻰ ْ َوِا َ ﻖ اﷲ ِ ﻦ َاﻣَﺎ َﻧ َﺘ ُﻪ َو ْﻟ َﻴ ﱠﺘ َ ﻀ ُﻜ ْﻢ َﺑ ْﻌﻀًﺎ َﻓ ْﻠٌﻴ َﺆ ﱢد اﱠﻟﺬِى ا ْؤ ُﺗ ِﻤ ُ ﻦ َﺑ ْﻌ َ َا ِﻣ ﻪ اٰﺛِ ٌﻢ َﻗ ْﻠ ُﺒ ُﻪ وَاﷲُ ﺑِﻤَﺎُ ﻦ ﱠﻳ ْﻜ ُﺘ ْﻤﻬَﺎ َﻓِﺎ ﱠﻧ ْ َرﺑﱠ ُﻪ ۗ وَﻻَﺗَ ْﻜ ُﺘ ُﻤﻮْاا ْﻟﺸَﻬَﺎدَةَ ۗ َو َﻣ ﻋِﻠ ْﻴ ٌﻢ َ ن َ َﺗ ْﻌ َﻤُﻠ ْﻮ “ jika (hendak bermuamalah secara tidak tunai) engkau dalam perjalanan sedangkan engkau tidak menemukan seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang. Akan tetapi jika kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) membunyikan persaksian. Dan barang siapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Al – Baqarah : 283 ). Mengenai al – marhun (benda yang dijadikan sebagai jaminan utang) seluruh fuqaha berprinsip bahwasanya setiap harta benda (al maal) yang sah diperjual belikan sah pula dijadikan sebagai jaminan. Menurut fuqaha malikiyah piutang terhadap pihak ketiga dapat dijadikan sebagai jaminan utang kepada pihak kedua, dan membolehkan jaminan berupa harta berserikat, sekalipun tidak ada izin dari pihak sekutunya. Hal demikian, mereka berpendapat bahwa al – rahn (jaminan utang) tidak harus disertai penyerahan barang jaminan. Menurut fuqaha jumhur akad al – rahn harus disertai penyerahan barang jaminan. Menurut mereka piutang dan harta bersama tidak sah dijadikan jaminan, kecuali ada persetujuan dari sekutunya. Fuqaha Syafi’iyah dan Hanabilah mempertegas persyaratan al – marhun harus berupa benda, tidak sah menjaminkan manfaatnya suatu benda. Mengenai pemanfaatan barang jaminan oleh pihak murtahin (orang yang menerima jaminan) terdapat perbedaan pendapat dikalangan fuqaha, yaitu : 1) Menurut Fuqaha Hanabilah, apabila barang jaminan tersebut berupa binatang (termasuk barang – barang lain yang memerlukan perawatan khusus), maka pemegang gadai boleh mengambil manfaat darinya sebatas biaya atau ongkos perawatan yang dikeluarkannya. Sedangkan apabila barang tersebut tidak memerlukan perawatan, menurut mereka pemegang gadai haram menganbil manfaat apapun darinya. 2) Menurut fuqaha Hanafiyah, al – rahin tidak dapat memanfaatkan barang gadai secara sewenang – wenang, kecuali atas izin dari pemegang gadai. Dan setiap resiko yang ditimbulkan dari pemanfaatan barang tersebut menjadi tanggung jawab pihak yang mengambil manfaat. 3) Menurut fuqaha Syafi’iyah, pemanfaatan barang gadai oleh pemiliknya tidak diperlukan izin dari pihak pemegang gadai. Menurut mereka pemilikan atas barang yang digadaikan tetap bersifat sempurna (milk al – tam) sehingga ia mempunyai kekuasaan penuh untuk bertasharruf atasnya sepanjang tidak merugikan pihak pemegang gadai. 4) Menurut fuqaha Malikiyah, pemilikan atas barang gadai tidak lagi bersifat sempurna. Karena rahin tidak berhak memanfaatkan barang gadai sekalipun ada izin daripihak murtahin. 27 g. Qardh 27 ibid., h. 179. Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.28 Dalil Al – Qur’an tentang Qardh terdapat dalam firman Allah dalam surat Al – Hadid ayat 11 yaitu : ﺟ ٌﺮ َآ ِﺮ ْﻳ ٌَﻢ ْ ﺴﻨًﺎ َﻓ ُﻴﻀٰ ِﻌ َﻔ ُﻪ َﻟ ُﻪ َوَﻟ ُﻪ َا َﺣ َ ﷲ َﻗ ْﺮﺿًﺎ َ ضا ُ ي ُﻳ ْﻘ ِﺮ ْ ِﻦ ذَااّﻟﻠَﺬ ْ َﻣ “ Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.” ( Q.S. Al – Hadid : 11) Ada beberapa rukun qardh, yaitu : 1) Pihak yang meminjam (murtaqidh) 2) Pihak yang memberikan pinjaman (muqridh) 3) Dana (berupa Uang atau benda) 4) Ijab qabul (sighat). 4. Instrumen Investasi Syariah Berdasarkan ketentuan dari fatwa DSN No. 40/DSN/MUI/X/2003 maka produk – produk investasi di pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah dapat berupa: a. Saham 28 Sudarsono Heri, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan illustrasi, h. 74. Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ). Pemilik saham suatu perusahaan disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan. Tanggung jawab pemilik perusahaan yang berbentuk PT terbatas pada modal yang disetorkan. Para ahli fiqh berpendapat bahwa suatu saham dapat dikategorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan emiten tidak tercakup pada hal – hal yang dilarang dalam syariah islam, seperti: 1) Alkohol 2) Perjudian 3) Produksi yang bahan bakunya berasal dari babi 4) Pornografi 5) Jasa keuangan yang bersifat konvensional 6) Asuransi yang bersifat konvensional Selain dilihat dari sektor kegiatan usahanya, penilaian kesyariahan suatu saham perusahaan juga harus dilihat dari sisi permodalannya, seperti: 1) Rasio atas utang dan ekuitas (debt to equity rati) 2) Cash & interest bearing securities to equity ratio 3) Rasio atas kas dan asset (cash to asset ratio) Fatwa diatas telah menentukan bagaimana memilih saham – saham yang sesuai dengan ajaran islam. Dalam perkembangannya beberapa institusi keuangan telah membuat batasan – batasan untuk kategori saham syariah, Seperti Amerika Serikat melalui Dow Jones Islamic Index, Islamic com, dan di Indonesia dengan Jakarta Islamic Index. Untuk menetapkan saham – saham yang masuk dalam perhitungan indeks JII dilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut: 1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. 2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau semesteran terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal 90%. 3) Memilih 60 saham dari saham – saham diatas berdasarkan urutan rata – rata kapitalisasi pasar terbesar selama 1 (satu) tahun terakhir. 4) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata – rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir. b. Obligasi Obligasi merupakan surat utang dari suatu lembaga atau suatu perusahaan yang dijual kepada investor untuk mendapatkan dana segar. Sebagai surat utang, penerbitan obligasi melibatkan perjanjian kontrak yang mengikat antara pihak penerbit (iusser) dengan pihak pembeli pinjaman atau investor (bondholder). Kontrak perjanjian yang mengikat antara penerbit dengan pihak pemberi pinjaman sebagai investor minimal harus berisi 4 hal : 1) Besarnya tingkat kupon serta periode pembayarannya 2) Jangka waktu jatuh tempo 3) Besarnya nominal 4) Jenis obligasi Besarnya prosentase pembayaran yang diberikan secara periodik atas pembayaran prosentase tertentu didasarkan atas nilai nominalnya atau disebut pembayaran kupon. Kupon merupakan penghasilan bunga obligasi yang didasarkan atas nilai nominal yang dilakukan berdasarkan perjanjian, biasanya setiap tahun atau setiap semester atau triwulan. Penentuan tingkat kupon obligasi biasa ditentukan berdasarkan tingkat bunga komersial yang sedang berlaku.29 Berdasarkan uraian tersebut maka obligasi adalah produk yang tidak sesuai dengan ajaran islam, karena dalam islam suatu hutang piutang termasuk kegiatan tabarru (kebajikan), sehingga diharamkan untuk mendapatkan sesuatu dari kegiatan tersebut. Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen – instrumen yang mempunyai komponen bunga (interest – bearing instruments) ini keluar dari daftar investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah. Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSNMUI/IX/2002, " Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada 29 Ibid., h. 222. pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo ". Pada awalnya, penggunaan istilah "obligasi syariah" sendiri dianggap kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga tidak dimungkinkan untuk di- syariah-kan. Namun sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan prinsip syariah, tetap menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi tidak dengan dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada obligasi. Mulanya dikenal sebagai instrumen fixed income karena memberikan kupon dengan bunga tetap (fixed) sepanjang tenornya. Kemudian dikembangkan juga obligasi dengan kupon bunga mengambang (floating) sehingga bunga yang diterima pemegang obligasi tidak lagi tetap. Dalam hal obligasi syariah, kupon yang diberikan tidak lagi berdasarkan bunga, tetapi bagi hasil atau margin/fee.30 Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah yaitu: a) Mudharabah b) Murabahah c) Salam d) Istishna e) Ijarah Obligasi syariah sebagai bentuk pendanaan (financing) dan sekaligus investasi (investment) memungkinkan beberapa bentuk struktur 30 “Obligasi Syariah” artikel di akses pada 8 Mei 2008 dari http// www. bapepam.com. yang dapat ditawarkan untuk tetap menghindarkan pada riba. Berdasarkan pengertian tersebut, obligasi syariah dapat memberikan: 1) Bagi Hasil berdasarkan akad Mudharabah/Muqaradhah/Qiradh atau Musyarakah. Karena akad Mudharabah/Musyarakah adalah kerja sama dengan skema bagi hasil pendapatan atau keuntungan, obligasi jenis ini akan memberikan return dengan penggunaan term indicative/expected return karena sifatnya yang floating dan tergantung pada kinerja pendapatan yang dibagihasilkan. 2) Margin/Fee berdasarkan akad Murabahah atau Salam atau Istishna atau Ijarah. Dengan akad Murabahah/Salam/ Isthisna sebagai bentuk jual beli dengan skema cost plus basis, obligasi jenis ini akan memberikan fixed return. c. Reksadana Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil yang tidak mengetahui dan tidak memiliki banyak waktu untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai modal dan keinginan untuk melekukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.31 31 Tjipto Darmadji dan Hendy MF, Pasar Modal di Indonesia ( Jakarta : Salemba Empat, 2001 ). h. 147. Menurut undang – undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 didefinisikan bahwa Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya dinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Sedangkan Reksadana syariah mengandung pengertian sebagai Reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat islam. Yaitu tidak menginvestasikan pada saham – saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat islam. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 18 April 2000 tentang Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah telah mendefinisikan tentang reksa dana syariah yaitu reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al mal/rabb al mal) dengan Manajer investasi sebagai wakil shahib al mal maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al mal dengan pengguna investasi. Berdasarkan hal tersebut maka batasan untuk produk – produk yang dapat dijadikan portofolio bagi Reksadana syariah adalah produk – produk investasi sesuai dengan ajaran islam. Macam – macam Reksadana sesuai kebijakan Investasi meurut peraturan Bapepam adalah : 1). Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds) Reksadana yang hanya melakukan investasi pada Efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Reksadana ini mengutamakan investasi pada jenis – jenis efek di Pasar uang dengan orientasi pendapatan jangka pendek. 2). Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds) Reksadana yang melakukan investasi sekurang – kurangnya 80 % dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat utang. Reksadana ini mengkhususkan pada Efek yang memberikan pendapatan secara tetap. 3). Reksa Dana saham (Growth Funds) Reksadana yang melakukan investasi sekurang – kurangnya 80% dari aktivanya dalam Efek bersifat Ekuitas. Reksadana ini mengupayakan untuk memperoleh capital gain dalam jangka panjang. 4). Reksa Dana Campuran (Balanced funds) Reksadana yang melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan efek bersifat utang yang perbandingan tidak termasuk huruf b dan c diatas. Reksadana ini mengutamakan penganekaragaman jenis efek dengan proporsi yang seimbang antara efek ekuitas dan efek utang. Instrumen investasi syariah di Indonesia pada saat ini masih dalam tahap tumbuh dan berkembang. Beberapa instrumen investasi syariah yang ada saat ini dan bisa menjadi outlet investasi bagi asuransi syariah adalah: a. Investasi ke bank – bank umum syariah seperti BMI, BSM b. Investasi ke bank umum yang memiliki cabang syariah Seperti BNI Syariah, BRI Syariah, BII Syariah, Danamon Syariah, Bank IFI Syariah dll. c. Investasi ke BPR Syariah dan Baitul Mal wat Tamwil (BMT) d. Investasi langsung ke perusahaan yang tidak menjual barang haram atau maksiat dengan sistem mudharabah, wakalah, wadiah dll e. Investasi ke lembaga keuangan syariah lainnya seperti Reksadana syariah, modal ventura syariah, leasing syariah, pegadaian syariah, obligasi syariah dll. Jenis investasi syariah yang saat ini diimplementasikan di perusahaan asuransi syariah di Indonesia: 1. Deposito mudharabah, investasi dapat dilakukan di bank syariah 2. Obligasi syariah, yaitu investasi dengan membeli obligasi syariah yang diterbitkan oleh bank syariah atau lembaga keuangan lain yang berdasarkan prinsip syariah dengan nisbah tertentu. 3. Reksadana syariah, yaitu reksadana yang beroperasi menurut prinsip syariah baik dalam bentuk akad antara shohibul mal dengan Manajer investasi sebagai wakil shohibul mal, maupun antara Manajer investasi dengan pengguna investasi 4. Saham, yaitu dengan membeli saham – saham yang menjadi anggota JII di BEJ 5. Penyertaan langsung, yaitu melakukan penyertaan langsung pada perusahaan yang secara analisis studi kelayakan menguntungkan. 6. Bangunan, dengan membeli aktiva tetap yang kemudian disewakan. 7. Pembiayaan mudharabah, investasi yang dilakukan dengan akad kerjasama usaha antara shohibul mal dan mudharib dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan. 8. Pembiayaan bai bithaman ajil, investasi dengan akad jual beli barang yang menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati bersama. 9. Hipotik yaitu memberikan pinjaman dalam bentuk hipotik untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan rumah. Departemen keuangan (SK Dirjen No. Kep. 4499/LK/2000 tanggal 11 September 2000) sebagai regulator mengeluarkan peraturan tentang tempat investasi bagi asuransi syariah yaitu: 1) Deposito dan sertifikat deposito syariah 2) Deposito dan sertifikat deposito pada BPRS 10% 3) Sertifikat wadiah bank Indonesia 20% 4) Saham syariah yang tercatat di BEJ 20% 5) Obligasi syariah yang tercatat di BEJ 20% 6) Saham syariah yang tercatat di bursa efek luar negeri 10% 7) Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek luar negeri 10% 8) Surat berharga syariah yang diterbitkan/dijaminkan pemerintah 20% 9) Reksadana syariah 20%Investasi langsung 10% 10) Pembiayaan Modal kerja dengan skema mudharabah 10% 11) Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi 20% 12) Hipotik/mudharabah 30% 13) Pinjaman polis Dalam Keputusan Menteri Keuangan terbaru No. 424/KMK.06/2003, jenis investasi yang diperkenankan untuk perusahaan asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah adalah sebagai berikut : a. Deposito berjangka dan sertifikat deposito pada bank, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 1 (satu) bulan. b. Saham yang tercatat di bursa efek. c. Obligasi dan Medium Term Notes dengan peringkat paling rendah A atau yang setara pada saat penempatan. d. Surat berharga yang duterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia. e. Unit penyertaan reksa dana. f. Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek). g. Bangunan dengan hak strata atau tanah dengan bangunan, untuk investasi. h. Pinjaman polis. i. Pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaraan bermotor, dan barang modal dengan skema murabahah (jual beli dengan pembayaran ditangguhkan). j. Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil). B. ASURANSI SYARIAH 1. Pengertian Asuransi Ruang lingkup usaha asuransi yaitu jasa keuangan yang menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberi perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang. M. Az Zarqa mengatakan bahwa asuransi syariah adalah sebuah sistem ta’awun atau tadhawun yang bertujuan untuk menutupi kerugian peristiwa – peristiwa atau musibah, tugas ini dibagikan kepada sekelompok tertanggung dengan cara memberikan pengganti kepada orang yang tertimpa musibah. Pengganti tersebut diambil dari kumpulan premi – premi mereka.32 Dalam ekonomi Islam, asuransi syariah merupakan lembaga keuangan Syariah non Bank, yang bergerak dibidang jasa penjamin atau pertanggungan risiko. Karenanya asuransi syariah dapat dilihat sebagai 32 Zarqa Mustafa Ahmad, Al : Dar al Fikr, 1968). Ightishodi al Islamiyah nidzomutta’min (Bairut lembaga keuangan non Bank yang beroperasi dalam bidang pertanggungan atau pinjaman risiko kepada para nasabah.33 DSN MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah (Ta’min, takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui iuran tabarru’ untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) sesuai dengan syariah.34 Sedangkan pada pasal 246 KUHD asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian (timbal balik), dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya, karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu.35 Berdasarkan definisi tersebut maka dalam asuransi terkandung tiga unsur, yaitu: a. Pihak tertanggung (Insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, secara sekaligus atau angsuran b. Pihak penanggung (Insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada tertanggung, apabila terjadi sesuatu risiko yang mengandung unsur ketidakpastian. 33 Hendi Suhendi dan Denik, Yusuf, Asuransi Takaful : Dari Teori ke Praktis (Bandung, Mimbar Pustaka asuransi), h.3. 34 Tim penyusun Fatwa dewan Pengawas Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional ( Jakarta : Intermasa, 2003 ), Edisi ke-2, H. 135. 35 cet-4, h. 1. Purwosutcjpto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 6 (Jakarta: Djambatan, 1996), c. Suatu peristiwa (accident) yang tidak diketahui sebelumnya Pengertian asuransi dalam UU No. 2 Th. 1992 ketentuan pasal 1 angka (1) Asuransi atau pertanggungan adalah “ perjanjian antara dua belah pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan “. 36 Istilah lain yang sering digunakan untuk asuransi syariah adalah Takaful. Kata Takaful berasal dari takafala-yatakafalu, yang secara epistimologis berarti menjamin atau saling menaggung. Kata Takaful sebenarnya tidak dijumpai dalam Al – Qur’an. Namun ada sejumlah kata yang seakar dengan Takaful, seperti dalam surah Thaha ayat 40. Takaful dalam pengertian muamalah adalah saling memikul risiko diantara sesama orang sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar saling menolong dalam kebaikan dengan cara masing – masing mengeluarkan dana tabarru’ dana sumbangan, derma yang ditujukan untuk menanggung risiko. Takaful dalam pengertian ini sesuai dengan Al – Qur’an surat Almaidah ayat 2 yang berbunyi : 36 Prof. Dr. H. Man Supraman Sastrawidjaja, S.H, S U, dan Endang S.H, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian ( Bandung : PT Alumni, 2004 ), cet-3, h.165. ۖ ۖ ن ِ ﻋ ْﺪوَا ُ ﻻ ْﺛ ِﻢ َواْﻻ ِ ﻋﻠَى ْﺎ َ ﻻ َﺗﻌَﺎ َو ُﻧﻮْا َ ى َو ٰوَﺗَﻌَﺎ َو ُﻧﻮْا ﻋَﻠىَﺎ ْﻟ ِﺒ ﱢﺮ وَا ْﻟ َﺘ ْﻘﻮ ب ِ ﺷ ِﺪ ْﻳ ُﺪاْﻟﻌِﻘَﺎ َ َن اﷲ وَا ﱠﺗﻘُﻮااﷲ َۗ ا ﱠ “ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” ( Al – Maidah : 2 ) Asuransi kerugian adalah usaha asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Dari definisi diatas tampak bahwa asuransi syariah bersifat saling melindungi dan tolong – menolong yang disebut ta a’wun yaitu prinsip hidup saling tolong – menolong dan melindungi atas dasar ukhuwah islamiah antara sesama anggota peserta asuransi syariah dalam menghadapi risiko. 2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah Industri asuransi, baik asuransi kerugian maupun asuransi jiwa, memiliki prinsip – prinsip yang menjadi pedoman bagi seluruh penyalenggaraan kegiatan perasuransian dimanapun berada.37 a. Insurable Interest (Kepentingan yang dipertanggungkan) 37 AM. Hasan Ali, MA, Asuransi dalam persepektif hokum Islam ( Jakarta : Kencana, 2004), h.77. Iinsurabe interest didefinisikan oleh Darmawi adalah sebagai hak atau adanya hubungan dengan persoalan pokok dari kontrak, seperti menderita kerugian financial, sebagai akibat terjadinya kerusakan, kerugian, atau kehancuran suatu harta. Tanpa insurable interest, suatu kontrak akan merupakan kontrak taruhan atau kontrak perjudian, lagi pula dapat menimbulkan niat jahat untuk menyebabkan terjadinya kerugian dengan tujuan memperoleh santunan. Jika insurable interest itu ada, maka tidak mungkin mendapatkan keuntungan dari peristiwa tersebut. b. Utmost Good Faith (Kejujuran Sempurna) Utmost Good Faith adalah bahwa kita berkewajiban memberitahukan sejelas – jelasnya dan teliti mengenai segala fakta – fakta yang penting yang berkaitan dengan objek yang diasuransikan. Kewajiban untuk memberikan fakta – fakta penting tersebut berlaku : 1) Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak asuransi selesai dibuat. 2) Pada saat perpanjangan kontrak asuransi 3) Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal – hal yang ada kaitannya dengan perubahan – perubahan itu. c. Indemnity (Indemnitas) Indemnitas adalah kontrak penggantian kerugian. Yaitu penenggung menyediakan penggantian kerugian untuk kerugian yang nyata diderita tertanggung, dan tidak lebih besar daripada kerugian yang diderita tertanggung. Artinya batas tertinggi kewajiban penanggung berdasarkan prinsip ini adalah memulihkan tertanggung pada ekonomi yang sama dengan posisinya sebelum terjadi kerugian. d. Subrogation (Subrogasi) Prinsip subrogasi diatur dalam Undang – undang Hukum Dagang Pasal 284 yang berbunyi : “Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung”. Dengan kata lain, apabila tertanggung mengalami kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga maka penanggung setelah memberikan ganti rugi kepada tertanggung, akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga tersebut. e. Contribution (Kontribusi) Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila penanggung telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak tertanggung, maka penanggung berhak menuntut perusahaan – perusahaan lain yang terlibat suatu pertanggungan (secara bersama – sama menutup asuransi harta benda milik Anda) untuk membayar bagian kerugian masing – masing yang besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang ditutupnya. f. Proximate Cause (Kausa Proksimal) Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama – tama penanggung akan mencari sebab – sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya akan terjadilah peristiwa atau musibah tersebut. Suatu prinsip yang digunakan untuk mencapai penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah : “ Unbroken Chain of Events “ yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus. Sebagai contoh, kasus klaim kecelakaan diri berikut ini : 1) Seorang mengendarai kendaraannya di jalan tol dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terhindari dan terbalik. 2) Korban luka parah dan dibawa ke rumah sakit. 3) Tidak lama kemudian korban meninggal dunia. Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa kuasa proksimalnya adalah korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik. Melalui kuasa proksimal akan dapat diketahui apakah penyebab terjadinya musibah atau kecelakaan tersebut dijamin dalam kondisi polis asuransi atau tidak. Prinsip yang diterapkan dalam asuransi syariah tidaklah jauh berbeda dari prinsip yang berlaku pada konsep ekonomika islami secara komprehensif dan bersifat major. Hal ini disebabkan karena kajian asuransi syariah merupakan turunan ( minor ) dari konsep ekonomi islami. Dalam hal ini, prinsip dasar asuransi syariah ada sepuluh macam, yaitu :38 a. Tauhid (Unity) 38 Ibid., h. 125. Prinsip Tauhid (unity) adalah dasar utama dari setiap bentuk bangunan yang ada dalam syariah islam. Setiap bangunan dan aktivitas kehidupan manusia harus didasarkan pada nilai – nilai tauhidnya. Artinya bahwa setiap gerak langkah serta bangunan hukum harus mencerminkan nilai – nilai ketuhanan. b. Keadilan (Justice) Prinsip kedua dalam berasuransi adalah terpenuhinya nilai – nilai keadilan (justice) antara pihak – pihak yang terikat dengan akad asuransi. Keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah (anggota) dan perusahaan asuransi. c. Tolong menolong (Ta’awun) Praktik tolong – menolong dalam asuransi adalah unsur utama pembentuk (DNA-Chromosom) bisnis asuransi. Tanpa adanya unsur ini atau hanya semata – mata untuk mengejar keuntungan bisnis (profit oriented) berarti perusahaan asuransi itu sudah kehilangan karakter utamanya, dan seharusnya sudah wajib terkena pinalti untuk dibekukan operasionalnya sebagai perusahaan asuransi. d. Kerja Sama (Cooperation) Kerja sama dalam bisnis asuransi dapat berwujud dalam bentuk akad yang dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu antara anggota (nasabah) dan perusahaan asuransi. Dalam operasionalnya akad yang dipakai dalam bisnis asuransi dapat memakai konsep mudharabah atau musyarakah. e. Amanah (Trustworthy) Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat terwujud dalam nilai – nilai akuntabilitas (pertanggungjawaban) perusahaan melalui penyajian laporan keuangan tiap periode. Dalam hal ini perusahaan asuransi harus memberi kesempatan yang besar bagi nasabah untuk mengakses laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi harus harus mencerminkan nilai – nilai kebenaran dan keadilan dalam bermuamalah dan melalui auditor public. f. Kerelaan (al – ridha) Dalam bisnis asuransi, kerelaan dapat diterapkan pada setiap anggota (nasabah) agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan sejumlah dana (premi) yang disetorkan ke perusahaan asuransi, yang difungsikan sebagai dana sosial (tabarru). g. Larangan Riba Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik riba berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan untuk istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Baik dalam transaksi jual – beli maupun pinjam – meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam islam. h. Larangan Maisir ( judi) Yaitu adanya salah satu pihak yang untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian. i. Larangan Gharar (Ketidakpastian) Gharar dalam pengertian bahasa adalah al – khida’ (penipuan) yaitu suatu tindakan yang didalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. 3. Sistem Operasional Asuransi Syariah Sistem operasional asuransi syariah dilandasi oleh tiga prinsip, yaitu : a. Rasa saling bertanggungjawab b. Kerja sama dan saling membantu c. Serta saling melindungi antara para peserta dan perusahaan. Perusahaan asuransi syariah bertindak sebagai mudharib, yaitu pihak yang diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta sebagai shahibul maal untuk mengelola uang premi dan mengembangkan dengan jalan yang halal sesuai dengan syariah serta memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai dengan akad. Premi pada asuransi kerugian syariah dan term insurance life, preminya hanya mengandung unsur tabarru yang besarnya merujuk pada rate standard yang diterapkan Dewan Asuransi Indonesia (DAI). Pembagian keuntungan didasarkan atas akad awal yang telah disepakati antara perusahaan dan peserta dalam bentuk persentase atau sistem pembagian tertentu, seperti 60 % : 40 % dari pendapatan bersih setelah dikurangi berbagai macam biaya atau beban asuransi, seperti reasuransi dan klaim. Surplus tersebut kemudain dibagi hasil antara peserta dan perusahaan. Bagian perusahaan ini diambil sebagai biaya operasional sebelum menjadi profit perusahaan. 4. Pembebanan biaya operasional Untuk menghindari unsur ketidakadilan bagi peserta yang tidak mengetahui penggunaan dananya oleh perusahaan, perusahaan asuransi syariah tidak diperbolehkan membayar uang komisi agen atau biaya lainnya dengan uang premi, kecuali untuk penggunaan dana tabarru yang besarnya 510 % atas izin dan keikhlasan peserta. Ini karena dana tersebut akan dimanfaatkan untuk dana kebajikan dalam bentuk bantuan kepada peserta yang terkena musibah. Dengan tidak adanya pemotongan biaya, peserta pada tahun pertama telah memiliki nilai tunai yang dapat diambil jika peserta mengundurkan diri pada tahun pertama atau bulan pertama. Dana akan dikembalikan penuh kecuali dana tabarru. Namun melihat situasi dan kondisi sosial ekonomi serta pasar saat ini, dan tidak semua perusahaan memiliki modal besar, Dewan Pengawas Syariah membolehkan beberapa perusahaan asuransi menggunakan biaya loading, misalnya dalam bentuk biaya komisi dan biaya penagihan sebesar 20-30 % dari premi tahun pertama. Agar tidak menyalahi akad mudharabah dan tabarru, perusahaan asuransi syariah tidak diperbolehkan mengenakan biaya tersebut kepada peserta.39 5. Mekanisme Pengelolaan Dana Premi pengelolaan adalah pengurusan, penyelenggaraan dan manajemen perusahaan40. Dana adalah jumlah uang yang di sediakan untuk suatu kumpulan41. Premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.42 Jadi pengelolaan dan premi adalah pengurusan oleh perusahaan didalam mengurusi dana premi yang sudah terkumpul, dengan cara menginvestasikannya ke lembaga – lembaga keuangan lain yang berbasis syariah. Dalam praktik di beberapa perusahaan asuransi kerugian syariah di Indonesia dan Malaysia, mekanisme pengelolaan dana adalah sebagai berikut; Dana dibayarkan peserta, kemudian terjadi akad mudharabah (bagi hasil) antara mudharib (pengelola) dan shahibul mal (peserta). Kumpulan dana tersebut kemudian diinvestasikan secara syariah ke bank syariah maupan ke investasi syariah lainnya, lalu dikurangi biaya – biaya operasional (seperti klaim, Reasuransi, komisi broker, dll). Selanjutnya surplus (profit) dilakukan bagi hasil antara mudharib (pengelola) dan shahibul mal (peserta) 39 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah ( keberadaaannya dan Kelebihannya Ditengah Asuransi konvensional ) ( Jakarta : Elex Media Komputindo, 2006 ), h. 70. 40 J.S. Badudu & Sutan Moh. Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Jakarta : Pustaka Hampan, 1996 ), h. 228. 41 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan ( Jakarta : LPKN, 1997 ), H. 154 42 Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama’ Indonesia Fatwa DSN, no. 21/DSN-MUI /x/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah ( Jakarta, 2001 ). sesuai dengan skim bagi hasil yang telah ditentukan sebelumnya (misalnya 60 : 40). Bagian yang 60 persen untuk mudharib (perusahaan) tadi setelah dikurangi biaya administrasi dan management expense, sisanya menjadi profit bagi shareholders. Sedangkan bagian yang lain, yaitu 40 persen menjadi share surplus for participant (surplus bagi hasil untuk participan).43 43 H.249. M. Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Life and General ) Konsep dan Operasional. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN F. Sejarah Berdirinya BUMIDA Bumiputera Syariah PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967 SYARIAH, disingkat BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH, memperoleh izin pendirian sejak 19 Februari 2004, sesuai dengan surat keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004. Secara resmi beroperasi sejak bulan April 2004. Induknya sendiri, PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967 atau BUMIDA BUMIPUTERA, memperoleh ijin operasi dari Direktorat Lembaga Keuangan, Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemaen Keuangan Republik Indonesia No. KEP.350/DJM/111.3/71973 tanggal 24 Juli 1973. BUMIDA BUMIPUTERA didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputera 1912, sebagai induk perusahaan, yang diwakili oleh Dra. H.I.K. Suprakto dan Mohamad S. Hasyim, MA sesuai dengan akte No.7 tanggal 8 Desember 1967 dari Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 20 Februari 1970. BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH merupakan bagian kelompok bisnis AJB Bumiputera 1912, yang secara khusus bergerak di bidang asuransi umum/kerugian syariah. Induknya sendiri merupakan perusahaan yang mempelopori industri asuransi di Indonesia. G. Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan 1. Falsafah a. Idealisme Senantiasa memelihara semangat dan nilai – nilai kejuangan bangsa dalam upaya meningkatkan martabat dan kesejahteraan bangsa melalui asuransi b. Kebersamaan Senantiasa memelihara dan meningkatkan nilai – nilai nasionalisme dan kejuangan dengan semangat kebersamaan menghadapi era globalisasi, melalui upaya sinergi dan optimalisasi manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. c. Profesionalisme Memiliki kemampuan mengelola bisnis asuransi umum secara profesional, dengan dukungan SDM yang berwawasan dan berpengetahuan luas, didukung dengan keterampilan tinggi serta senantiasa memberikan pelayanan prima kepada nasabah. 2. Visi Berkembang untuk menjadi yang terdepan sebagai pemain utama Pasar Retail. 3. Misi Menguasai Pasar Retail melalui inovasi terus – menerus memberikan layanan optimal didukung oleh SDM yang berkualitas aktif dalam pengembangan jaringan Bumiputera Group menuju 10 besar Asuransi Umum. 4. Nilai – nilai Dasar a. Berkualitas Membangun SDM merupakan kunci pokok eksistensi dan kelanjutan perkembangan Perusahaan ke depan. Dengan SDM yang berkualtias; Perusahaan mampu menghadirkan kualtias produk dan pelayanan terbaik, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga integritas dan moralitas usaha menuju Good Coporate Governance. b. Dipercaya Komitmen yang tinggi untuk membangun SDM berkualitas, inovasi dan diferensiasi produk, pelayanan yang optimal dengan dukungan teknologi informasi yang andal, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas stake holder terhadap Perusahaan. c. Menguntungkan Kepercayaan dan loyalitas stake holder terhadap Perusahaan akan menghasilkan manfaat yang saling menguntungkan, bukan hanya dinikmati oleh share holder, tetapi juga oleh pemegang polis, karyawan dan semua pihak yang berkepentingan terhadap Perusahaan. 5. Struktur Kepemilikan Permodalan Kepemilikan Perusahaan sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseoraan Terbatas dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912 98% dan PT Eurasia Wisata 2%. Struktur permodalan Perusahaan telah dipenuhi, sesuai ketentuan modal setor minimum yang dipersyaratkan dalam UU No. 2 Tahun 1992, dari Rp 25.000.000.000.00 menjadi Rp 100.000.000.000.00 Untuk Bumida Bumiputera Syariah, sejak tahun 2007 modal setor yang dipisahkan dari modal induknya telah mencapai Rp 10.000.000.000.00 dan saat ini merupakan asuransi syariah berbadan hukum cabang yang memiliki modal terbesar. 6. Dukungan Kelompok Usaha Perusahaan – perusahaan lain yang menjadi kelompok usaha AJB Bumiputera 1912 antara lain: a) Bank Bumiputera b) Bumiputera Multimedia c) Informatics OASE d) Mardi Mulyo e) Eurasia Wisata f) Bumiputera Mitra Sarana g) Bapindo Bumi Seguritas h) Wisma Bumiputera i) Yayasan Dharma Bumiputera j) Dana Pensiun Bumiputera k) Hotel Bumiwiyata Bumida Bumiputera Syariah bersinergi dengan AJB Bumiputera 1912 Syariah yang telah beroperasi lebih dahulu. 7. Dukungan Reasuransi dan Mitra Asuransi Didukung oleh beberapa Perusahaan Reasuransi dalam negeri dan luar negeri, meliputi: a) Reasuransi Internasional Indonesia (ReIndo) Syariah b) Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) Syariah c) Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) Syariah d) Dukungan Reasuransi Luar Negeri, ARIL Malaysia Serta Mitra Perusahaan Asuransi yang tergabung dalam Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI). 8. Jaringan Perkantoran Bumida Bumiputera hingga saat ini memiliki 43 kantor cabang dan perwakilan, disamping dukungan Sinergi Rumpun Bambu AJB Bumiputera 1912 dengan kantor operasional yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, serta didukung lebih dari 20.000 tenaga pemasaran Sinergi. H. Prinsip dan Landasan Operasional Keputusan Menteri Keuangan RI No. 424/KMK.06/2003, tanggal 30 september 2003, yang isinya : a. Prinsip syariah adalah prinsip perjanjian beardasarkan hukum Islam antara perusahaan asuransi dengan pihak lain dalam menerima amanah dengan mengelola dana peserta melalui kegiatan investasi atau kegiatan lain yang di selenggarakan sesuai dengan syariah. b. Perusahaan asuransi yang menjalankan usaha asuransi dengan prinsip syariah, laporan perhitungan tingkat solvabilitas harus dilengkapi dengan surat pernyataan DPS bahwa pengelolaan kekayaan dan kewajiban telah dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. c. Perusahaan asuransi yang menyelenggarakan usaha asuransi dengan prinsip syariah harus melakukan pemisahan kekayaan dan kewajiban usaha asuransi dengan prinsip syariah dengan kekayaan dan kewajiban usaha asuransi dengan prinsip konvensional. Fatwa MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001, tanggal 17 Oktober 2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. 1). Usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru yang memberikan pola pengambilan untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. 2). Tidak mengandung gharar (penipuan) maysir (perjudian) riba (melipatgandakan), zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat. 3). Pengelolan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh lembaga yang berfungsi sebagai Pemegang Amanah dan wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul sesuai dengan prinsip syariah. 4). Perusahaan asuransi syariah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana atas dasar akad tabarru (hibah). I. Produk BUMIDA Bumiputera Syariah Produk BUMIDA syariah merupakan suatu program dengan konsep tolong – menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (wa ta’awannu alal birri wat taqwa) yang memberikan manfaat santunan bila terjadi musibah (Kecelakaan). Semua peserta BUMIDA syariah merupakan sebuah keluarga besar yang akan saling menanggung satu sama lain terhadap musibah yang dialami oleh peserta lain. Sistem ini diatur dengan meniadakan tiga unsur yang masih sering dipertanyakan, yaitu : ketidakpastian (gharar), untung – untungan (maisir), dan bunga (riba). Adapun Produk – produk yang ditawarkan BUMIDA syariah antara lain : Produk Standard Syariah terdiri dari : 1. Asuransi Kebakaran Yang terjadi karena kekurang hati – hatian atau kesalahan pelayan atau karyawan Tertanggung, tetangga, perampok atau sejenisnya, ataupun karena sebab kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan dalam Polis. 2. Asuransi Kendaraan Bermotor a. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor akibat tabrakan, perbuatan jahat orang lain, pencurian, kebakaran dan sambaran petir. b. Kerugian atau kerusakan sebagaimana tersebut diatas selama penyeberangan dengan feri atau alat penyeberangan resmi lain yang berada dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. c. Kerusakan roda bila kerusakan tersebut mengakibatkan pula kerusakan kendaraan bermotor itu yang disebabkan oleh kecelakaan. d. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh Tertanggung untuk penjagaan atau pengangkutan ke bengkel atau tempat lain guna menghindari atau mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam Polis. Setinggi – tingginya sebesar setengah persen (0.5%) dari jumlah pertanggungan, tanpa diperhitungkan dengan risiko sendiri. 3. Asuransi Kesehatan Suatu bentuk pertanggungan Asuransi yang memberikan jaminan kepada tertanggung untuk mengganti setiap biaya pengobatan, seperti biaya perawatan di rumah sakit, biaya pembedahan, obat – obatan, bila tertanggung menderita penyakit/sakit berdasarkan program yang disepakati atau yang di jamin oleh polis perusahaan asuransi. 4. Asuransi Kecelakaan Diri Asuransi Kecelakaan Diri menjamin tertanggung akibat dari suatu kecelakaan yang menimpa dirinya selama 24 jam dalam periode pertanggungan tertentu, misalnya selama satu tahun atau selama satu perjalanan. 5. Asuransi Pengangkutan Memberikan perlindungan kepada Tertanggung (pemilik barang yang diangkut) dari kerusakan/kerugian atas barang – barang yang diangkut (yang sedang dalam pengangkutan) sebagai akibat suatu musibah/kecelakaan. Kepentingan yang bisa dipertanggungkan dalam asuransi pengangkutan adalah : Barang yang diangkut, biaya/ongkos pengiriman dan keuntungan yang diharapkan. 6. Asuransi Surety Bond Perjanjian 3 (tiga) pihak antara Perusahaan Asuransi sebagai penjamin (Surety) dan Pemborong/Kontraktor sebagai terjamin (Principal) untuk menjamin kepentingan pihak Pemilik Proyek (Obligie), apabila Principal gagal/tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian ( perjanjian pokok) yang dibuat antara Principal dan Obligie. 7. Tanggung Gugat Dokter serta asuransi yang bersifat tailor made (sesuai kebutuhan ) Mengganti kerugian kepada dokter, sebagai akibat dari tindakan medis selama menjalankan profesinya, dan secara hukum bertanggung jawab dari kerugian yang timbul dari cedera badan pada pasien yang disebabkan oleh tindakan yang terjadi di daerah lingkup jaminan selama masa berlakunya polis. 8. Asuransi AKDHK Pengertian Asuransi Kecelakaan Diri Diluar Jam Kerja dan Hubungan Kerja : a. Tenaga Kerja merupakan motor perusahaan, partner kerja, juga asset perusahaan. Jaminan kesejahteraan yang diberikan oleh Pengusaha terhadap karyawannya adalah investasi jangka panjang untuk peningkatan produktivitas. b. Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi secara tiba – tiba tidak terduga sebelumnya, datang dari luar diri tertanggung, bersifat kekerasan, tidak dikehendaki dan tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu serta dapat didiagnosa secara medis. Produk Paketkoe Syariah ; 1. Asuransi Rumahkoe Program ini dinamakan ”RumahKoe Syariah” yang dirancang sebagai produk asuransi kebakaran syariah khusus rumah tinggal yang dikemas secara sederhana dengan penambahan benefit – benefit bagi peserta. Dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu ”RumahKoe Asri Syariah” dan ”RumahKoe Idaman Syariah”. Adapun manfaat yang diberikan sebagai bagian kesatuan paket meliputi Kerugian / Kerusakan Rumah Tinggal sesuai Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI). 2. Asuransi Motorkoe Produk motorkoe syariah dirancang khusus untuk kendaraan roda dua yang dikemas secara sederhana untuk memenuhi kebutuhan pasar. Saat ini banyak kendaraan bermotor khususnya roda dua yang mengalami kecelakaan. Untuk mengurangi resiko penderita dari kecelakaan, maka asuransi memproteksi semua kerugian yang dialami peserta atas ketentuan yang telah disepakati. 3. Asuransi Mobilkoe Program dinamakan “MobilKoe Syariah” yang di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu ”MobilKoe Grand Syariah” dan ”MobilKoe Elegant Syariah” yang dirancang dari produk Asuransi Kendaraan Bermotor Syariah dengan tambahan manfaat bagi Peserta. Program MobilKoe Syariah dirancang khusus bagi Pemilik kendaraan yang menginginkan manfaat yang bersifat comprehensive/menyeluruh, kemudahan program serta pembayaran premi yang terjangkau/murah dan disesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tersebut. 4. Asuransi Sehatkoe Program ini mudah dipahami karena berupa Hospital Income yang diberikan perhari sesuai dengan lamanya perawatan. Manfaat akan diberikan sesuai dengan perjanjian yang dilakukan. 5. Asuransi Siswakoe Produk Asuransi SiswaKoe Syariah adalah penyempurnaan dari produk Asuransi Siswakoe Syariah sebelumnya setelah diadakan sedikit perubahan sesuai dengan perkembangan pasar yang ada serta kebutuhan masyarakat khususnya pada tingkat pendidikan pra sekolah, dasar, menengah dan lanjutan. 6. Asuransi Mahasiswakoe Produk Asuransi Mahasiswakoe Syariah adalah penyempurnaan dari produk Asuransi Siswakoe Syariah sebelumnya setelah diadakan sedikit perubahan sesuai dengan perkembangan pasar yang ada serta kebutuhan masyarakat khususnya pada tingkat pendidikan tinggi di atas SMA atau sederajat. 7. Asuransi kecelakaan diri syariah Asuransi Kecelakaan Diri menjamin tertanggung akibat dari suatu kecelakaan yang menimpa dirinya selama 24 jam dalam periode pertanggungan tertentu, misalnya selama satu tahun atau selama satu perjalanan. J. Struktur Organisasi Dewan Pengawas Syariah Ketua : H. Endy M. Astiwara, MA, AAAI-J, FIIS Anggota : DR. KH. Surahman Hidayat, MA : DR. KH. Ahzami Samiun Jazuli, Kabag SDM dan Keuangan Syariah : Drs. Saiful Hadi Kabag Pengembangan Bisnis Syariah : Fahmi Basyah, ST, AAAI-K AIIS Kepala Cabang Syariah : Drs. M. Nasyubun, AAAI-K, AIIS Kasie Teknik : Yeny Triana, AAAI-K, AIIS Kasie Keuangan : Yakub Malik, SE Kasie Pemasaran Retail : Kusumaningsyah Rousstia, SP Kasie Pemasaran Korporasi : H. Nuryanto MA BAB IV FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI UMUM DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH A. Mengelola Dana Sebagai perusahaan yang berorientasi pada profit, perusahaan asuransi harus menginvestasikan dananya keberbagai instrumen investasi untuk mendapatkan sesuatu yang diharapakan dalam mencapai tujuan. Dana pun harus dikelola dengan sebaik mungkin agar mendapatkan keuntungan yang optimal. Pada asuransi kerugian, premi yang dibayarkan peserta ke perusahaan asuransi disebut dengan premi kontribusi. Kontribusi premi Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera Syariah dikelola dalam bentuk investasi oleh Bagian investasi pada Divisi Keuangan BUMIDA Bumiputera 1967 Konvensional 44 . Karena Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera Syariah merupakan cabang dari Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera 1967 Konvensional, maka pengelolalaan dananya masih dikelola oleh Induk perusahaan yaitu BUMIDA Bmiputera 1967 konvensional. Pelaksanaan investasi dikelola oleh bagian investasi pada Divisi Keuangan konvensional dan investasi tersebut tidak keluar dari koridor syariah. 44 Wawancara Pribadi dengan Setyo, Bagian Investasi Bumida Bumiputera (Jakarta, 8 Februari 2008). Investasi yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang telah diberikan oleh Dewan Syariah Nasional yang telah tercantum dalam Fatwa DSN-MUI. Untuk sementara waktu, masih dikelola oleh bagian konvensional, karena cabang syariah belum mampu mengelola sendiri. Cabang syariah masih membutuhkan banyak dana untuk memperluas jaringan, pengembangan produk dan untuk mengurangi biaya – biaya operasional perusahaan. Itulah yang menjadi alasan mengapa dana masih dikelola oleh konvensional.harapan kedepan mudah- mudahan cabang syariah dapat mengelola sendiri keuangannya. Namun, harus digaris bawahi bahwa, hanya pengelolaannya dibagian konvensional tetapi pelaksanaannya syariah.45 Bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah mengelola dana yang berasal dari dana premi dan modal perusahaan. 1. Dana Premi Premi kontribusi yang berasal dari peserta dikelola setelah dikurangi Ujroh kemudian dana tersebut dikumpulkan menjadi dana tabarru dan diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi oleh bagian investasi. Setelah mendapatkan hasil dari investasi, dikembalikan ke pool tabarru dan dikurangi beban asuransi seperti; klaim dan reasuransi. Sisanya menjadi surplus tabarru. Jika terjadi Surplus tabarru, akan dibagihasilkan kepada peserta dan perusahaan sesuai dengan nisbah yang telah disepakai di awal perjanjian. Lihat gambar 4.1 Klaim asuransi dibayarkan pada peserta dari dana peserta dan alokasi untuk cadangan klaim ditetapkan di BUMIDA Bumiputera Syariah sebesar 45 Wawancara Pribadi dengan Syaiful Hadi, Kabag Teknik dan keuangan, (Jakarta, 26 Februari 2008). 40% dari dana tabarru. Jumlah premi yang diinvestasikan pada tahun 2007 sebesar Rp. 10.788.712.336,-. 2. Modal Perusahaan Modal perusahaan di investasikan untuk menopang laju perkembangan perusahaan. modal ini digunakan sebagai cadangan atau talangan ( qardul hasan ) jika terjadi defisit pada dana tabarru dan akan dikembalikan apabila ditahun berikutnya terjadi surplus tabarru. Modal perusahaan yang diinvestasikan pada tahun 2007 sebesar Rp. 10.000 000 000,- yang diinvestasikan ke berbagai instrumen jangka panjang ataupun jangka pendek. BUMIDA Bumiputera Syariah menggunakan akad antara peserta dan perusahaan dengan akad wakalah bil ujroh. Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal – hal yang diwakilkan. Ujroh adalah upah atau imbalan, berasal dari kata ijarah yang berarti upahan. Ujroh dalam pembahasan ini adalah sebagai biaya loading (upah perusahaan), yaitu biaya – biaya yang dikeluarkan peserta untuk perusahaan (pengelola dana) sebagai biaya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, seperti biaya operasional perusahaan, meliputi biaya marketing, gaji karyawan, dsb. Gambar 4.1 Skema Pengelolaan dana premi BUMIDA Bumiputera Syariah Bagian Pendapatan Pengelolaan (Perusahaan) % of HI Hasil Investasi Investasi Premi Kontribusi Mudharabah (1-x) % of HI X % of Premi Tab X % of Premi (-) Ujroh Pool Tabbaru (-) ( 1-x ) % of Premi (+) Beban Asuransi ( - ) Klaim ( - ) Sesi R/A ( + ) Wa’ad R/A ( + ) Cadangan Insentif` ( Bagi Hasil ) 70% of Surplus Surplus Tabbaru Insentif` ( Bagi Hasil ) 30% of Surplus Bagian Peserta Sumber : BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH B. Menentukan instrumen investasi Dalam perusahaan asuransi, investasi sangat penting peranannya dalam menjalankan kemajuan dan perkembangan perusahaan yang lebih baik. Keuntungan yang didapatkan dari hasil investasi digunakan untuk biaya / beban asuransi seperti beban klaim, beban Reasuransi, dan untuk cadangan. Untuk menentukan instrumen investasi, bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan beberapa tahap dalam menentukan instrumen, yaitu : 1. Menentukan kebijakan investasi Bagian Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah yang disebut sebagai pemodal menentukan apa yang menjadi tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut dilakukan. Karena dalam berinvestasi, tidak tertutup kemungkinan untuk rugi. Jadi pemodal harus mempertimbangkan resiko dan keuntungan dengan sangat hati – hati. 2. Menganalisis Sekuritas Dalam hal ini Bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan analisis sekuritas dengan menggunakan dua cara, yaitu : a. Analisis Teknikal, analisis ini menggunakan data – data (perubahan) harga sekuritas di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang. b. Analisis Fundamental, perusahaan (lewat analisis analisis ini mengidentifikasikan terhadap faktor – faktor prospek yang mempengaruhinya) untuk dapat memperkirakan harga saham di masa mendatang. 3. Membentuk Portofolio Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas – sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing – masing sekuritas tersebut. Dalam hal ini BUMIDA Bumiputera Syariah menggunakan proporsi dana pada masing – masing portofolio pada periode 5 – 2008 seperti tabel berikut : Tabel. 4.1 Daftar Instrumen yang digunakan BUMIDA Bumiputera Syariah dan Proporsi Dana pada periode 5 – 2008 ( posisi s.d. 31/05/2008 ) Instrumen Proporsi Dana Saham 4,236,724,998.46 Reksa Dana 1,408,274,763.00 Obligasi 1,000,000,000.00 Deposito 5,335,000,000.00 Total 11,979,999,761.46 Sumber : Bagian Keuangan BUMIDA Syariah 4. Melakukan Revisi Portofolio Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud jika perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Jika dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko BUMIDA Bumiputera Syariah (pemodal), maka BUMIDA Bumiputera Syariah dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas – sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. 5. Evaluasi kinerja portofolio Bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tujuan dari kelima tahap diatas dilakukan oleh bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah adalah untuk mendapatkan hasil investasi dengan resiko yang rendah dan return yang optimal. BUMIDA Bumiputera Syariah masih tergolong Asuransi Umum Syariah yang baru. Pada tahun berdirinya BUMIDA Bumiputera Syariah, yaitu tahun 2004 dana yang dimiliki sangat sedikit. Dana tersebut hanya dapat digunakan untuk biaya operasional perusahaan dan untuk memenuhi klaim peserta. Dana yang diinvestasikan sangat kecil dan hanya dapat ditempatkan pada Deposito saja. Lalu pada awal 2007 mendapatkan suntikan dana dari Induk perusahaan yaitu Bumida Bumiputera menjadi 10 Milyar. Maka BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi ke berbagai instrumen investasi di Pasar Modal untuk menopang laju perkembangan perusahaan menjadi lebih besar. Fatwa DSN No. 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di bidang Pasar Modal, telah menentukan tentang kriteria produk – produk investasi yang sesuai dengan ajaran Islam. 46 Pasar modal syariah tidak saja berfungsi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian keuntungan dan resikonya. Tetapi juga bagi pemegang saham, pasar modal memungkinkan menjual saham untuk mendapatkan likuiditas. 46 Tim penyusun Fatwa dewan Pengawas Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional ( Jakart : Intermasa, 2003 ), Edisi ke-2. Fungsi dari keberadaan pasar modal syariah menurut MM. Metwally adalah sebagai berikut :47 1). Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya. 2). Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapat kan likuiditas. 3). Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya. 4). Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional. 5). Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham. Instrumen yang digunakan BUMIDA Bumiputera Syariah dalam investasi adalah instrumen – instrumen yang terdaftar di pasar modal syariah : 1. Saham Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saham adalah surat bukti kepemilikan bagian modal Perseroan Terbatas (PT) yang memberi hak atas deviden dan lain – lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.48 Dengan diluncurkannya Jakarta Islamic Index (JII) oleh Bursa Efek Jakarta pada tanggal 3 Juli 2000 yang merupakan benchmark bagi saham – saham likuid dan memenuhi prinsip syariah islam, diharapkan kepercayaan investor yang ingin berinvestasi pada saham yang berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah islam untuk melakukan investasi di bursa semakin meningkat. 47 MM. Metwally, Teori dan Praktek Ekonomi Islam ( Jakarta : Bangkit Daya Inasani, 1995 ), h. 177. 48 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), h. 766, Cet-2. Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks atas 30 saham yang memenuhi prinsip – prinsip syariah. Saham – saham yang termasuk dalam anggota JII akan dievaluasi setiap 6 (enam) bulan sekali yaitu pada bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Saham yang dipilih bagian Investasi di BUMIDA Bumiputera Syariah adalah saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII). Untuk mengetahui saham – saham yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah berikut digambarkan tabel dan harga perolehan hingga periode Mei 2008. Tabel 4.2 Daftar Saham BUMIDA Bumiputera Syariah periode 5 – 2008 ( posisi s.d. 31/05/2008 ) No. Nama Saham Harga Perolehan 1. PT. Telkom / TLKM 1.075.181.250.00 2. PT. Indosat / ISAT 1.096.860.313.00 3. PT. Astra Agro Lestari / AALI 441.726.563.00 4. PT. Astra International / ASII 340.850.000.00 5. Medco Energi Coorp / MEDC 263.156.250.00 6. Kalbe Farma / KLBF 356.388.750.00 7. Indocement Tunggal Prakarsa / INTP 8. PT. Aneka Tambang / ANTM 521.300.000.00 9. PT. Tambang Batubara Bukit Asam / PTBA 136.590.625.00 10. Perusahaan Gas Negara / PGAS 377.190.626.00 11. PT. Unilever / UNVR 273.807.811.00 98.370.313.00 Sumber : Asuransi BUMIDA Syariah Dengan berinvestasi dalam bentuk saham keuntungan yang dipeoleh BUMIDA Bumiputera Syariah adalah : a) Dividen, pembagian keuntungan perusahaan/emiten kepada pemegang saham b) Capital gain, potensi keuntungan dari selisih harga jual beli saham Sementara risiko yang menyertainya adalah bahwa perusahaan/emiten bisa gagal membayar dividen atau dividen tidak selalu bisa dibagikan setiap tahun. Selain itu pergerakan saham yang sangat fluktuatif bisa naik drastis maupun merosot tajam, sehingga menyebabkan nilai investasi akan turun naik. 2. Obligasi Pengertian obligasi syariah dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tanggal 14 September 2002 adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan penyerta dana yang diadasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang – piutang melainkan penyertaan. Dana yang terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha lama atau pembangunan suatu unit baru yang benar – benar berbeda dari usaha lama. Atas penyertaannya, investor berhak mendapatkan nisbah keuntungan tertentu yang dihitung secara proporsional dan dibayarkan secara periodik. Dari sisi pasar modal, penerbitan obligasi syariah muncul sehubungan dengan berkembangnya institusi – institusi keuangan syariah, seperti asuransi syariah, dana pensiun syariah, dan reksa dana syariah yang membutuhkan alternatif penempatan investasi. Bagi emiten, menerbitkan obligasi syariah berarti juga memanfaatkan peluang – peluang tertentu. Emiten dapat memperoleh sumber pendanaan yang lebih luas, baik investor konvensional maupun syariah. Selain itu, struktur obligasi syariah yang inovatif juga memberi peluang untuk memperoleh biaya modal yang kompetitif dan menguntungkan. Obligasi yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah adalah obligasi Citra Sari Makmur Ijarah. dengan nilai investasi sebesar Rp. 1,000,000,000.00 dengan kerugian yang belum terealisir dari penurunan harga saham sebesar Rp. 20,746,860.- total obligasi sebesar Rp. 1,020,746,860.- pada periode 5 – 2008 (posisi s.d. 31/05/2008). Obligasi ini memberikan return sebesar 15%/Th, dan obligasi ini diharapkan mampu memberikan return yang telah dijanjikan. 3. Reksa Dana Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Sesuai Undang – undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksa dana dapat berbentuk Perseroan Tertutup atau Terbuka atau kontrak investasi kolektif.49 Bagi masyarakat pemodal, reksadana merupakan salah satu alternativ investasi, khususnya pemodal yang tidak memiliki keahlian dalam menghitung resiko atas investasi yang mereka lakukan. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. 49 Prospektus Danareksa Indek Syariah, Jakarta : 2006 Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah, baik dalam bentuk akad, pengelolaan dana dan penggunaan dana. Reksadana yang dipilih bagian investasi pada divisi keuangan BUMIDA Bumiputera Syariah adalah reksa dana campuran dan reksadana pendapatan tetap. Reksadana campuran memiliki kelebihan return yang tinggi dan likuiditas yang kecil, karena reksa dana campuran bersifat jangka panjang. Sedangkan reksadana pendapatan tetap tidak berfluktuasi atau lebih stabil tetapi return yang tidak tertalu tinggi. Instrumen investasi yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Daftar Reksa Dana yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah dan nilai investasi ( posisi s.d. 31/05/2008 ) Nama Reksa Dana Kategori Investasi Return PNM Syariah Campuran 500,000,000.00 20% Danareksa Indeks Syariah Saham 100,000,000.00 30% Trimegah Syariah Pndpt Tetap 300,000,000.00 20% BSM Investa berimbang Campuran 500,000,000.00 20% Sumber : Bagian Investasi BUMIDA Syariah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa return yang diberikan oleh masing – masing reksa dana beragam, mulai dari 20% - 30%. Keberagaman return yang diberikan tersebut menarik investor (BUMIDA Bumiputera Syariah) untuk melakukan investasi. Dilihat dari perkembangan pasar modal syariah, keempat instrumen tersebut berada di level aman. Berdasarkan analisis yang telah disebutkan diatas, BUMIDA Bumiputera Syariah memilih instrumen tersebut dengan tujuan instrumen tersebut diharapkan dapat memberikan return yang dihaparkan oleh BUMIDA Bumiputera Syariah. Reksa dana mempunyai beberapa keuntungan oleh Iggi H Ichsien diuraikan antara lain :50 a) Diversifikasi investasi, reksadana melakukan diversifikasi dalam berbagai instrumen efek sehingga dapat menyebarkan risiko. b) Kemudahan investasi, dalam reksadana memiliki kemudahan pelayanan administrasi dalam pembelian, penjualan kembali unit penyertaan maupun melakukan reinvestasi pendapatan. c) Dikelola oleh manajemen professional, pengelolaan portofolio suatu reksadana dilakukan oleh fund manager yang memang mempunyai keahlian khusu mengelola dana. d) Transparansi informasi, reksadana diwajibkan memberikan informasi atas perkembangan portofolio dan biaya secara berkala dan kontinyu. NAV juga wajib diumumkan setiap hari, membuat laporan keuangan perkuartal, persemester dan pertahun serta menerbitkan prospektus secara teratur. 50 Achsien, Iggi H, Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep dan Praktek Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta:PT. SUN, 2000 e) Likuiditas, pemodal dapat mencairkan kembali unit penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing – masing reksadana. f) Biaya rendah, reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal sehingga akan dihasilkkan efisiensi biaya transaksi. g) Return yang kompetitif, berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa rata – rata reksadana secara historis mempunyai kinerja yang lebih baik dibanding deposito. Bahkan ada beberapa yang outperform terhadap portofolio pasar. Namun, dari beberapa keuntungan yang diberikan reksadana juga mempunyai beberapa resiko yang menyertainya, yaitu : a) Risiko politik dan ekonomi, perubahan kebijakan ekonomi politik dapat dan sangat mempengaruhi kinerja bursa dan perusahaan. b) Risiko pasar, nilai sekuritas di pasar efek memang berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi secara umum. Hal ini akan berpengaruh langsung pada nilai bersih portofolio. c) Risiko inflasi, total real return investasi dapat menurun karena terjadinya inflasi. d) Risiko nilai tukar, risiko ini terjadi jika terdapat sekuritas luar negeri dalam portofolio yang dimiliki, karena nilai tukar akan mempengaruhi nilai sekuritas. e) Risiko spesifik yaitu risiko dari setiap sekuritas yang dimiliki, selain dipengaruhi pasar secara keseluruhan. f) Risiko menurunnya nilai unit penyertaan, NAV dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek – efek yang menyusun portofolionya. Berkaitan juga dengan kemampuan managemen perusahaan dalam mengelola dana atau fund management risk sebagai akibat kinerja yang buruk. g) Risiko likuiditas/redemption effect, yaitu penjualan kembali/redemption sebagian besar unit penyertaan secara bersamaan. 4. Deposito Deposito adalah hak atas saldo uang dari bank bagi mereka yang telah menyimpan dana di bank.51 Deposito merupakan investasi yang mudah karena tidak mengandung resiko. Walaupun memiliki resiko tetapi sangat kecil. Deposito, merupakan investasi yang hanya dapat diambil atau dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati, 1,3,6,12 bulan. Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi nilai pada akad sudah tercantum perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru.52 Deposito yang digunakan di Bank syariah adalah deposito mudharabah, dimana penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan Bank sebagai pembiayaan mudharabah atau ijarah. Hasil usaha ini 51 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), h. 766, Cet-2. h. 198. 52 Sudarsono Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonisia, 2004), Cet-2. h.59. akan dibagihasilkan sesuai nisbah yang telah disepakati. Bila bank menggunakannya untuk pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi atau mendepositokan ke berbagai bank syariah, berikut tabel deposito yang digunakan BUMIDA Bumiputera Syariah. Tabel 4. 4 Daftar outlet Deposito BUMIDA Bumiputera syariah hingga periode Mei 2008 No. Outlet Deposito 1 Bank Syariah Mandiri 2. Bank Syariah Mandiri ( Tabarru ) 1,300,000,000.00 3. Bank Muamalat Indonesia 1,325,000,000.00 4. Bank IFI Syariah 600,000,000.00 5. Bank DKI Syariah 350,000,000.00 6. Bank Permata Syariah 400,000,000.00 7. Bank Bukopin Syariah Surabaya 200,000,000.00 8. Bank Muamalat Ind Yogyakarta 10,000,000.00 9. Bank RIAU Syariah 50,000,000.00 Sumber : Auransi Umum BUMIDA Syariah C. Jumlah Deposito 1,100,000,000.00 Strategi Mendapatkan Keuntungan Optimal Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal bagian investasi melakukan langkah – langkah atau strategi dalam melakukan investasi. Strategi yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio dimaksudkan untuk mengurangi resiko – resiko yang dihadapi dalam berinvestasi. 1. Investasi Reksa Dana Untuk mendapatkan investasi yang optimal pada instrumen investasi Reksa Dana, Bagian Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi Reksa Dana dengan jangka panjang karena dapat memberikan keuntungan yang optimal. 2. Investasi Saham BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi saham dengan menanamkan sahamnya pada dua pilihan, yaitu jangka panjang dan jangka pendek dengan menganalisis pasar, baik pergerakan indeks luar negeri maupun indeks IHSG. Jangka panjang dan jangka pendek dipilih karena dianggap cukup memberikan keuntungan. 3. Investasi Obligasi BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi Obligasi dengan memilah – milah obligasi yang ada saat ini, tingkat Return yang dapat diperoleh lebih besar daripada SBI dan tidak beresiko. 4. Investasi Deposito Dilakukan dengan cara menempatkan dana pada Bank yang mamberikan tingkat bagi hasil yang tinggi dan Bank tersebut dijamin oleh pemerintah. D. Kendala Yang Dihadapi Profesionalitas dan transparan bagi sebuah perusahaan yang berbasis syariah adalah sangat penting, mengaplikasikan nilai – nilai syariah dalam berbagai bidang khususnya bagian investasi akan mempengaruhi semua bidang. Akan tetapi ketika hal itu diaplikasikan pada perusahaan, bukan hal yang mustahil ditemukan kendala – kendala untuk tercapai tujuan tersebut. Tujuan sebuah perusahaan dalam berbisnis adalah untuk mencapai kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat maupun bagi mereka yang secara tidak langsung memberikan dukungan terhadap perusahaan. Dengan adanya suatu bisnis maka semua pihak akan mendapatkan manfaat baik secara ekonomi, sosial dan budaya. Investasi yang dilakukan tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada resiko - resiko yang harus di hadapi dalam melakukan investasi. kendala yang dihadapi Bagian Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah adalah kondisi pasar yang kurang kondusif, seperti : 1. Naik turunnya Indeks saham, dengan kondisi yang tidak stabil ini, bagian investasi sangat berhati – hati dalam melakukan investasi. 2. NAB Reksa Dana, Nilai Aktiva Bersih atau Net Asset Value merupakan salah satu tolok ukur dalam memantau hasil portofolio suatu reksadana. NAB yang besarnya fluktuatif mempengaruhi perubahan nilai efek dari portofolio. 3. Indeks Dunia yang tidak stabil juga mempengaruhi indeks – indeks yang ada di BEJ. Disamping adanya kendala – kendala yang dihadapi diatas, Bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah terus melakukan upaya – upaya untuk dapat menangani kendala tersebut. Yaitu dengan meningkatkan kewaspadaan dalam memilih instrumen yang aman, juga memantau perkembangan dan melakukan diversifikasi agar dapat mendapatkan keuntungan yang optimal. E. Hasil Investasi Sejak diberikan dana dari induk perusahaan, yaitu BUMIDA Bumiputera 1967, BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi ke berbagai instrumen dalam sekuritas. Beberapa instrumen yang dipilih memberikan keuntungan dan resiko yang berbeda - beda. Pada tahun 2005 dan 2006 hasil dari investasi kecil bagi perusahaan, karena investasi yang dilakukan hanya Deposito dan hasil ini hanya dapat memenuhi klaim saja. Hingga akhir Desember 2007 hasil yang didapatkan dari investasi cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Dilihat dari perkembangan investasi dari tahun 2005 hingga akhir tahun 2007 ada sedikit peningkatan. Untuk mengetahui perkembangan investasinya. perkembangan tersebut berikut tabel Tabel 4.5 Perkembangan Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah TAHUN INVESTASI HASIL INVESTASI 2005 4,492,000,000.00 98,636,070.00 2006 3,425,000,000.00 195,062,049.00 2007 10,786,712,336.00 2,643,055,613.00 Sumber : BUMIDA Syariah Pada awal tahun 2008 pasar sekuritas mengalami penurunan. Hal ini disebabkan kondisi politik yang tidak kondusif dan ekonomi yang tidak stabil. Dari hasil evaluasi kinerja bagian investasi dan keuangan, hasil investasi hingga bulan Mei 2008 yang didapatkan BUMIDA Bumiputera Syariah dari investasi mengalami penurunan. Pencapaian target investasi yang direncanakan tidak tercapai. Berikut tabel target investasi ; Tabel 4.6 Pencapaian Target Investasi s.d. Mei 2008 No. KETERANGAN 1. 2. Investasi Hasil Investasi TARGET REALISASI 155,127,570,731 128,173,419,763 3,592,263,741 2,901,743,058 PENCAPAIAN 82.62% 80.78% Sumber : Divisi Keuangan dan Investasi BUMIDA Pada tabel 4.6 dijelaskan bahwa target yang diharapkan hingga bulan Mei 2008 tidak tercapai. Dari target investasi sebesar Rp. 155,127,570,731.00 dan hasil Investasi yang ditargetkan sebesar Rp. 3,592,263,741.00 yang terealisasi hanya sebesar Rp. 128,173,419,763.00 dan hasil investasi sebesar Rp. 2,901,743,058.00. artinya target investasi dan hasilnya tidak tercapai 100%. Target investasi hanya tercapai 82.62% dan target hasil investasi sebesar 80.76%. Ini disebabkan karena kondisi pasar yang tidak stabil. Tabel 4 .7 Pertumbuhan Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah Tahun 2005 - 2007 No. KETERANGAN S.D. Desember 2005 INVESTASI 1 Deposito : USD IDR 2 Reksadana USD IDR 3 Saham : 4 Obligasi : 5 Penyertaan : TOTAL HASIL S.D. Desember 2006 % GAIN INVESTASI 4,492,000,000 98,636,070 0 2.20% 3,425,000,000 0 0 0 0 0 4,492,000,000 0 0 0 0 0 98,636,070 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 2.20% 3,425,000,000 HASIL % GAIN 0 195,062,049 0.00% 5.70% 0 0 0 0 0 195,062,049 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 5.70% S.D. Desember 2007 No. KETERANGAN Perusahaan HASIL INVESTASI 1 Deposito : USD IDR 2 Reksadana USD IDR 3 Saham : 4 Obligasi : 5 Penyertaan : TOTAL % GAIN 0 3,160,000,000 195,940,498 0.00% 6.20% 411,237,727 5,103,750,000 986,235,510 0 9,661,223,237 372,197,025 1,841,052,660 82,475,000 0 2,491,665,183 0.00% 90.51% 36.07% 8.36% 0.00% 25.79% INVESTASI 1,000,000,000 Tabbaru HASIL % GAIN 0.00% 1.04% 10,366,390 125,489,099 141,024,041 0 0 0 0 0 0 1,125,489,099 151,390,431 Investasi Hasil 10,786,712,336 2,643,055,614 0.00% 112.38% 0.00% 0.00% 0.00% 13.45% Sumber : Divisi keuangan dan Investasi BUMIDA Bumiputera Pada tabel 4.7 Tahun 2005 Investasi yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah pada Deposito dengan nilai sebesar Rp. 4,492,000,000.00 dengan hasil Investasi sebesar Rp. 98,636,070.00 dan Gain sebesar 2.20%. Dana yang diinvestasikan adalah dari dana perusahaan dan dana tabarru. Dan hasil investasi yang didapatkan sangat kecil. Investasi pada tahun 2006 juga pada Deposito dengan menggunakan kurs rupiah dengan investasi sebesar Rp. 3,425,000,000.00 hasil yang didapatkan dari investasi sebesar Rp. 195,062,049.00 dengan gain 5.70%. artinya, ada peningkatan hasil investasi dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 investasi yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu investasi dengan modal perusahaan dan dari dana tabarru karena pada awal 2007 BUMIDA Bumiputera Syariah mendapatkan dana dari Induk perusahaan. BUMIDA Bumiputera Syariah pun melakukan investasi ke berbagai instrumen diantaranya adalah Deposito, Reksa dana, Obligasi dan Saham. Pada tahun 2007 BUMIDA Bumiputera Syariah mengalokasikan dana pada Deposito dari dana perusahaan sebesar Rp. 3,160,000,000.00 dengan hasil investasi sebesar Rp. 195,940,498.00 dan gain sebesar 6.20%. Investasi Reksadana menggunakan Kurs IDR sebesar Rp. 411,237,727.00 dengan hasil investasi sebesar Rp. 372,197,025.00 dan gain sebesar 90.51% menunjukkan bahwa hasil investasi dari Reksadana pada tahun 2007 sangat tinggi. Investasi pada Saham sebesar Rp. 5,103,750,000.00 dengan hasil investasi sebesar Rp. 1,841,052,660.00 dan gain sebesar 36.07%. Investasi pada Obligasi sebesar Rp. 986,235,510.00 dengan hasil investasi sebesar Rp. 82,475,000.00 dan gain sebesar 8.36%. Pada dana Tabarru, instrumen investasi yang digunakan hanya dua yaitu Deposito dan 1,125,489,099.00 Reksadana. dengan Dana proporsi yang dana diinvestasikan pada Deposito sebesar Rp. sebesar Rp. 1,000,000,000.00 dengan hasil investasi sebesar Rp. 10,366,390.00 dan gain sangat kecil yaitu 1.04%. Pada Reksadana sebesar Rp. 125,489,099.00 dengan hasil investasi sebesar Rp. 141,024,041.00 dan gain sangat tinggi melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar 112.38%. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan diversifikasi investasi setelah mendapatkan dana dari induk perusahaan yaitu BUMIDA Bumiputera 1967. Secara umum Investasi yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah pada tahun 2007 cukup bagus, dilihat dari hasil investasi. Untuk masukan, BUMIDA Bumiputera Syariah hendaknya menginvestasikan dananya lebih besar ke Instrumen Reksadana karena dilihat dari evaluasi kinerja bagian investasi dan keuangan, hasil investasi yang besar didapatkan dari Reksadana. Reksadana pun cukup menjanjikan di masa – masa seperti ini, karena Reksadana saat ini adalah instrumen yang aman dari resiko – resiko kerugian. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah menyelesaikan bab IV ada beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, yaitu : 1. Pengelolaan dana yang dilakukan Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera Syariah masih dikelola oleh bagian investasi pada Divisi keuangan konvensional yaitu BUMIDA Bumiputera 1967. Karena BUMIDA Bumiputera Syariah masih merupakan cabang dari BUMIDA Bumiputera 1967. Tetapi modal setor BUMIDA Bumiputera Syariah sudah terpisah dari induknya sebesar Rp. 10,000,000,000.00 dan merupakan asuransi umum syariah yang berbadan hukum cabang dengan modal terbesar. Pengelolaan ini dilakukan BUMIDA Bumiputera 1967 Konvensional karena untuk mengurangi biaya – biaya operasional perusahaan juga BUMIDA Bumiputera Syariah masih merupakan cabang dan masih dibawah struktur organisasi BUMIDA Bumiputera 1967. 2. Dalam menentukan instrumen investasi, BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi ke berbagai sekuritas yang terdaftar di pasar modal syariah dan telah ditentukan oleh Dewan Syariah Nasional yang telah tercantum dalam Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Dalam pelaksanaannya, cabang BUMIDA Bumiputera Syariah tidak melakukan sendiri kegiatan investasinya. Kegiatan investasinya dilaksanakan oleh bagian investasi BUMIDA Bumiputera 1967 konvensional, cabang syariah hanya memantau hasil investasi tiap bulannya. Instrumen yang digunakan BUMIDA Bumiputera Syariah adalah Deposito, Reksadana, obligasi dan Saham. Proporsi dana yang diberikan pada masing – masing instrumen berbeda. 3. Strategi yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah dalam mendapatkan keuntungan yang optimal, dilakukan dengan melakukan diversifikasi portofolio. Yaitu melakukan penyebaran portofolio dengan memilih banyak sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi resiko. Untuk instrumen Reksadana dilakukan dengan jangka panjang dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang optimal. Saham dilakukan dengan jangka panjang dan jangka pendek karena saham mengikuti pergenakan indeks. Obligasi dipilih yang memberikan return yang lebih besar dari SBI dan tidak berisiko, dan Deposito yang dipilih adalah deposito pada Bank yang dijamin pemerintah. 4. Kendala yang dihadapi BUMIDA Bumiputera Syariah dalam menjalankan investasi adalah naik turunnya saham, NAB Reksadana yang fluktuatif, dan indeks dunia yang tidak stabil mempengaruhi indeks – indeks yang ada di BEJ. 5. Hasil investasi yang didapatkan BUMIDA Bumiputera Syariah secara keseluruhan mengalami peningkatan. Dilihat dari hasil investasi pada akhir tahun 2007 sebesar 24.51%. dengan investasi sebesar Rp. 10,786,712,336 dan hasil investasi sebesar Rp. 2,643,055,613. Dibanding tahun 2005 dan 2006, hasil investasi yang didapatkan sangat jauh. Karena tahun 2005 dan tahun 2006 BUMIDA Bumiputera Syariah tidak memiliki cukup dana untuk melakukan investasi ke berbagai instrumen. B. SARAN – SARAN Saran – saran yang diberikan penulis kepada tempat penelitian yaitu BUMIDA Bumiputera Syariah adalah : 1. Untuk menjadikan BUMIDA Bumiputera Syariah semakin maju, dan berkembang sesuai dengan cita – citanya, komitemen dari manajemen puncak sangat diperlukan sebagai pijakan awal untuk mengembangkan dan membangun distribusi. Langkah selanjutnya adalah harus ada komitmen yang kuat dari seluruh level manajemen untuk mengembangkan Investasi tersebut. Berikutnya, semua pihak yang terkait harus memiliki visi, misi dan implementasi strategi yang selaras. Tim kerja yang solid dan terciptanya komunikasi yang interaktif memperlancar jalannya usaha. Sistem teknologi yang terintegrasi dan pola investasinya yang terencana atau terprogram dengan efektif dan juga senetiasa meningkatkan keterampilan atau kualitas kerja dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara efisien, menjadikan perusahaan semakin maju dan berkembang. Melakukan evaluasi secara rutin untuk melakukan perbaikan dan inovasi untuk pengembangan Investasi kedepan. 2. Agar BUMIDA Bumiputera Syariah dapat mengelola investasi sendiri, BUMIDA Bumiputera Syariah hendaknya mengoptimalkan kinerja karyawan, merekrut agen – agen untuk dididik secara professional serta memberikan pelayanan yang optimal. Agen sangat berpengaruh bagi perusahaan asuransi, karena agen merupakan tombak dari usaha perusahaan asuransi. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Amrin, Asuransi Syariah(keberadaaannya dan Kelebihannya Ditengah Asuransi konvensional) Jakarta : Elex Media Komputindo, 2006 Achsien, Iggi H, Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep dan Praktek Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta:PT. SUN, 2000 Agus Edi Sumanto, Alokasi Asset dan Optimasi Portofolio dalam Asuransi Syariah dengan Menggunakan Pendekatan Makrowitz : Skripsi, Jakarta, AAMAI, 2004 A. Mas’adi Gufron, Fiqh Muamalah Konstekstual, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. 2002 AM. Hasan Ali, MA, Asuransi dalam perspektif hokum Islam, Jakarta, Kencana, 2004 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989 Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama’ Indonesia Fatwa DSN, no. 21/DSN-MUI /X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, Jakarta, 2001 Hendi Suhendi dan Denik, Yusuf, Asuransi Takaful : Dari Teori ke Praktis, Mimbar Pustaka, asuransi, Bandung. Ibnu Majjah, Kitab At – Tijaarah No. 2280. Iwan P. Pontjowinoto, PrinsipSyariah Di Pasar Modal ( Pandangan Praktisi ),Modal Publication, Jakarata, 2003 Johar Arifin dan Moh fakhrudin, Kamus Istilah Pasar Modal, Jakarta : Elex Media Komputindo. 1999 J.S. Badudu & Sutan Moh. Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka Hampan, 1996 Keown, Arthur J Dkk, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat: (edisi Bahasa Indonesia) 2001 Kertonegoro Santanoe, Analisa dan Manajemen Investasi, Jakarta : Widya Press, 1995 Lawrence , J Gitman & Michael D Joehnk, Fundamental of Investing edisi 3, New York : Harper & Row Publiser 1995 Man Supraman Sastrawidjaja, dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, Bandung: PT Alumni, 2004 MM. Metwally, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Jakarta : Bangkit Daya Inasani, 1995 M. Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Life and General ) Konsep dan Operasional, Jakarta : Gema Insani Press, 2004 Prof. Dr. H. Man Supraman Sastrawidjaja, S.H, S U, dan Endang S.H, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, Bandung : PT Alumni, 2004 Prospektus Danareksa Indek Syariah, Jakarta : 2006 Purwosutcjpto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 6, Jakarta: Djambatan, 1996 Rifai Moh. DKK. Terjemah khulashah kifayatul Akhyar, Semarang : Toha Putra, 1990 Sabiq Sayyid, Terjemah Fiqh Sunnah, Bandung : Almaarif, 1993 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta : LPKN, 1997 Suad Husnan, Dasar-dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta : UPP AMP YPKN, 2001 Sudarsono Heri, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan illustrasi, Yogyakarta : Ekonosia FE UII, 2004 Sumber Diklat Pelatihan Asuransi Syariah, Jakarta : Tazkia Institute, 2000 Syafii Antonio. M, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : BI dan Tazkia Institute, 1999 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta : Djambatan, 2001 Tim penyusun Fatwa dewan Pengawas Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta : Intermasa, 2003 Tjipto Darmadji dan Hendy MF, Pasar Modal di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat. 2001 Tri Cahyo Bambang Ph.D., Analisis Bank Syariah, Jakarta : Badan Penerbit IPWI, 1995 Wawancara Pribadi dengan Setyo, Bagian Investasi Bumida Bumiputera, Jakarta, 8 Februari, 2008. Zarqa Mustafa Ahmad, Al Ightishodi al Islamiyah nidzomutta’min,Bairut, Dar al Fikr, 1968. Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta : Zikrul Hakim, 2003 http// www. bapepam.com. PEDOMAN WAWANCARA Nama : Drs. Syaiful Hadi Jabatan : Kabag. Teknik dan Keuangan Syariah Tempat : BUMIDA Bumiputera Syariah Pertanyaan dan jawaban : A : Siapa yang mengelola dana premi asuransi umum BUMIDA Bumiputera Syariah? B : Kontribusi premi dikelola dalam bentuk investasi oleh bagian investasi pada divisi keuangan Bumida Bumiputeramuda 1967 A : Kemana premi tersebut di investasikan? B : Premi tersebut diinvestasikan pada instrumen – instrumen syariah di Pasar Modal. Nama : Setyo Jabatan : Staff Bagian Investasi dan keuangan Tempat : BUMIDA Bumiputera Konvensional Pertanyaan dan jawaban : A : Bentuk Investasi apa saja yang dilakukan Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera Syariah? B : Bentuk investasi yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah adalah obligasi, Reksadana, Saham dan Deposito syariah. A : Bagaimana strategi untuk melakukan investasi yang optimal? B : Dengan cara melakukan diversifikasi portofolio, antara lain : 1. Investasi pada Reksadana, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal digunakan jangka panjang minimal 2 tahun. 2. Investasi Saham, dilakukan jangka panjang dan jangka pendek dengan menganalisis pasar baik pergerakan indeks luar negeri maupun indeks IHSG. 3. Investasi obligasi, memilah – milah obligasi yang ada pada saat inidan tingkat return yang diperoleh lebih besar daripada SBI. 4. Investasi Deposito, dilakukan dengan cara menempatkan pada Bank yang memberikan bagi hasil yang tinggi dan Bank tersebut dijamin pemerintah. A : Apakah ada kendala yang dihadapi dalam melakukan investasi? Kendala seperti apa? B : Ada, kendala yang dihadapi antara lain : 1. kondisi pasar yang kurang kondusif seperti; naik turunnya indeks saham, NAB Reksadana, bunga deposito dan indeks dunia. Nama : Kholil Jabatan : Staff Bagian Investasi dan keuangan Tempat : BUMIDA Bumiputera Konvensional Pertanyaan dan jawaban : A : Bagaimana cara menentukan instrumen investasi? B : Caranya adalah dengan melakukan kebijakan investai, menganalisis sekuritas, membentuk portofolio, melakukan revisi portofolio, mengevaluasi kinerja portofolio. A : Hasil dari investasi digunakan untuk apa saja ? B : Hasil investasi digunakan untuk menopang laju kembang perusahaan, yaitu untuk pemenuhan klaim, biaya operasional perusahaan meliputi biaya marketing, karyawan dan sebagainya. LAMPIRAN :