FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA

advertisement
FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI
UMUM DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam ( SEI )
Oleh :
ERIE ROMIATUL ANIQOH
NIM : 103046228373
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI
UMUM DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam ( SEI )
Oleh :
ERIE ROMIATUL ANIQOH
NIM : 103046228373
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat,
A.M. Hasan Ali, MA
SH. MH
NIP. 150 370 226
NIP. 150 268 783
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH ( EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA
ASURANSI UMUM DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH telah diujikan dalam
Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta Pada 23 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 23 September 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
1. Ketua
: DR. Euis Amalia, M.Ag.
NIP. 150 289 264
(…….………….)
2. Sekretaris
: Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag
NIP. 150 318 308
(………….…… )
3. Pembimbing I : A.M. Hasan Ali, MA
NIP. 150 370 226
(………….…….)
4. Pembimbing II : Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH. MH
NIP. 150 268 783
(………………..)
5. Penguji I
: Hendra Pertaminawati, M.Ag
(………………..)
6. Penguji II
: Dra. Nuriyah Thaher, MM
NIP. 150 321 873
(………………..)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 23 September 2008
Erie Romiatul Aniqoh
ABSTRAK
Nama
: ERIE ROMIATUL ANIQOH
NIM
: 103046228373
FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI DI
BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fungsi bagian investasi
pada divisi keuangan di BUMIDA Bumiputera Syariah Jakarta dalam mengelola dana
untuk diinvestasikan dan bagaimana proses investasi yang dilakukan.
Adapun Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah dengan menggunakan metode deskriftif analisis kualitatif, yakni suatu tehnik
analisis data dimana terlebih dahulu dipaparkannya semua data yang telah diperoleh
kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber – sumber dalam bentuk
kalimat – kalimat yaitu dengan menggunakan analisis domain, komponen dan analisis
tema.
Hasil dari penelitian ini adalah pengelolaan dana yang dilakukan BUMIDA
Bumiputera Syariah Jakarta dikelola oleh bagian investasi Konvensional yaitu BUMIDA
Bumiputera 1967 karena BUMIDA Bumiputera Syariah merupakan cabang dari
BUMIDA Bumiputera konvensional tetapi modal telah terpisah dari induknya. Dalam
menentukan instrumen investasi, bagian investasi melakukan langkah – langkah dan
hasil dari investasi yang dilakukan secara keseluruhan mengalami peningkatan.
Kata kunci : Investasi
KATA PENGANTAR
‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ‬
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta
alam yang menguasai seluruh kehidupan dan yang telah memberikan segala nikmat.
Segala yang tampak maupun tidak tampak pasti ada rahasia ilmu yang terkandung
didalamnya. Sebagai pencipta yang mengatur alam ini, adalah penguasa mutlak atas
segala ilmu yang ada dan yang senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada
kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tidak menemukan kendala
apaun yang berarti.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak dibantu, baik secara moril maupun
materil oleh berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi – tingginya kepada :
1. Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu DR. Euis Amalia, M.ag dan Sekretaris Program
Studi Muamalat Bapak Ah. Azharuddin Latifh, M.ag
3. Bapak AM. Hasan Ali MA dan Bapak Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH, MH
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu luang, pengarahan
dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. BUMIDA Bumiputera Syariah Jakarta, Bapak Drs. Saiful Hadi, Mas Setyo, Mas
Kholil dan Mas Landung yang telah membantu memberikan informasi dan data
dalam penyelesaian skripsi ini
5. Pimpinan Perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi
perpustakaan.
6. Teman – teman mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.
7. Ien, terima kasih telah memberikan berbagai informasi kepada penulis dalam
menyelesaikan kuliah.
8. My Love, Ayah dan Zahra terima kasih sayang, karena kalian penulis menyelesaikan
skripsi ini. Dan
9. Bapak, Mama’ dan adik – adikku, terima kasih atas segala pengertian, bantuan dan
dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 Juli 2008 M
4 Rajab 1429 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
6
D. Kegunaan dan Manfaat Penelitian
6
E. Kajian Pustaka
7
F. Metodologi Penelitian
8
G. Sistematika Penulisan
12
TINJAUAN TEORITIS INVESTASI DAN ASURANSI SYARIAH
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
14
2. Prinsip Dasar Investasi
16
3. Bentuk Investasi Syariah
17
4. Instrumen Investasi syariah
32
B. Asuransi Syariah
BAB III
BAB IV
1. Pengertian Asuransi
44
2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah
47
3. Mekanisme Operasional Asuransi Syariah
53
4. Pembebanan Biaya Operasional
54
5. Mekanisme Pengelolaan Dana Premi
55
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah BUMIDA Bumiputera Syariah
57
B. Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan
58
C. Prinsip dan Landasan Operasional
62
D. Produk BUMIDA Syariah
64
E. Struktur Organisasi
70
FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA
ASURANSI UMUM BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH
BAB V
A. Mengalola Dana
71
B. Menentukan Instrumen Investasi
74
C. Strategi Memdapatkan Return Optimal
89
D. Kendala yang dihadapi
90
E. Hasil Investasi
91
PENUTUP
A. Kesimpulan
97
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
99
DAFTAR TABEL
Tabel. 4.1
Daftar Instrumen dan Proporsi Dana BUMIDA
Bumiputera Syariah
76
Tabel 4.2
Daftar Saham BUMIDA Bumiputera Syariah
80
Tabel 4.3
Daftar Reksa Dana yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah
84
Tabel 4.4
Daftar outlet BUMIDA Bumiputera Syariah
hingga periode Mei 2008
88
Tabel 4.5
Perkembangan Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah
92
Tabel 4.6
Pencapaian Target Investasi s.d. Mei 2008
93
Tabel 4.7
Pertumbuhan Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah
94
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu dihadapkan pada masalah
ekonomi. Bagaimana mengelola kehidupan dengan baik dan sejahtera untuk
mendapatkan kehidupan yang layak, tentu manusia harus pandai – pandai
mengatur ekonomi terutama dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu,
manusia dituntut untuk menggunakan kegiatan tersebut dengan sebaik – baiknya.
Seperti menabung, berhemat dan berinvestasi.
Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan dana
pada sebuah perusahaan. Investasi dapat dilakukan pada aktiva riil atau real
assets ataupun financial assets atau sekuritas (commercial paper, saham, obligasi
atau sertifikat reksadana)1.
Istilah investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu
perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan2. Hampir semua
investasi mengandung ketidakpastian atau resiko, oleh karena itu, perusahaan
asuransi/pemodal harus mengetahui tiga elemen pokok yang ada dalam investasi,
yaitu :
1
Suad Husnan, Dasar-dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas (Yogyakarta : UPP AMP
YPKN, 2001), h.3.
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta :
Balai Pustaka, 1989), h. 337,Cet-2.
1. Return/tingkat keuntungan, pemodal tidak mengetahui secara pasti berapa
tingkat keuntungan yang akan didapatkan, pemodal hanya bisa mengira –
ngira berapa tingkat yang diharapkannya.
2. Resiko, yaitu kemungkinan penyimpangan dari return yang diharapkan
dengan return yang sebenarnya.
3. Waktu, yaitu kapan dan berapa lama investasi dilakukan, apakah pemodal
akan menginvestasikan dananya/modalnya dalam jangka panjang atau jangka
pendek.
Kegiatan investasi yang kedua yaitu sekuritas pada pasar modal
merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan perekonomian
nasional, dengan bukti bahwa banyak perusahaan dan industri yang
menggunakan institusi pasar modal ini untuk menyerap investasi dan media
untuk memperkuat posisi keuangannya.
Dalam setiap kegiatan investasi, return yang diharapkan diperoleh
investor akan selalu diikuti dengan resiko yang mungkin terjadi. Keown Dkk
menyatakan bahwa “Trade off risk & return” keseimbangan resiko dan
pengembalian yang berarti jangan menambah resiko kecuali mendapatkan
kompensasi tambahan pendapatan.3
Para investor pasti menginginkan suatu tingkat pengembalian minimum
yang harus lebih besar dari tingkat inflasi yang diperkirakan terjadi atas
keputusan
3
2001).
menunda konsumsi pada saat ini. Tabungan yang memiliki
Keown, Arthur J Dkk, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Jakarta : Salemba Empat,
purchasing power yang terus menurun tidak akan memberikan daya tarik bagi
individu untuk menunda konsumsinya.
Investor akan selalu menitikberatkan tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return) dari pada tingkat pengembalian aktual (actual
retun). Hubungan antara resiko dan tingkat pengembalian merupakan konsep
dasar yang menjadi kunci dalam menilai sekuritas (saham, obligasi, dll) maupun
usulan proyek baru.
Industri asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan pengelola dana
masyarakat dalam jumlah besar sangat tergantung pada keberhasilan mengelola
investasi dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan.
Dalam perusahaan asuransi, investasi merupakan hal yang sangat penting
untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan agar tetap solvent, artinya
mampu membayar biaya operasi dan kewajibannya.
Untuk
itu
ahli
manajemen
keuangan
dan
investasi
berusaha
mengembangkan ukuran – ukuran yang yang dapat digunakan untuk menentukan
layak tidaknya sebuah usulan investasi atau seberapa besar keberhasilan suatu
investasi dalam memenuhi tingkat pengembalian yang diharapkan.
Menurut Lawrence & Michael, “ A portofolio is a collection of invesment
vehicles assembled to meet a common invesment goal” Artinya tujuan utama dari
pembentukan suatu portofolio investasi adalah untuk mendapatkan hasil yang
optimal dengan risiko yang minimal.4
4
Lawrence , J Gitman & Michael D Joehnk, Fundamental of Investing edisi 3 (New
York : Harper & Row Publiser, 1995).
Seperti pada perusahaan asuransi maka tujuan portofolio investasi adalah
untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang
kecil untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis (pembayaran klaim)
maupun untuk pertumbuhan perusahaan.
Dalam suatu investasi di industri asuransi, investor memiliki tanggung
jawab systematic risk dan unsystematic risk. Agar suatu bisnis sukses dan dapat
menguntungkan maka bisnisnya harus dijalankan berdasarkan atas keputusan
yang sehat, bijaksana dan hati – hati. Hasil yang akan dicapai dengan semua itu
akan nyata dan tahan lama. Investasi dalam asuransi juga harus berfungsi dengan
baik. Sebab investasi yang dilakukan akan menentukan tingkat keuangan dan
kemajuan suatu perusahaan asuransi.
Kemampuan seseorang yang melakukan investasi dalam meraih
keuntungan dari pengelolaan dana dilihat dari kebijakan investasi yang
diterapkannya. Kebijakan investasi itu dapat dilihat dari pembentukan portofolio
investasi. Portofolio berarti kumpulan bentuk investasi yang terpadu untuk tujuan
mendapatkan keuntungan investasi5. Oleh karena itu, dibutuhkan orang – orang
yang mampu dan berkompeten dalam melakukan investasi yang dapat
memberikan kontribusi untuk perkembangan suatu perusahaan. Maka penulis
tertarik untuk membuat skripsi dengan judul “ FUNGSI BAGIAN INVESTASI
DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI UMUM DI BUMIDA
BUMIPUTERA SYARIAH ”.
5
Agus Edi Sumanto,Alokasi Asset dan Optimasi Portofolio dalam Asuransi Syariah
dengan Menggunakan Pendekatan Makrowitz : Skripsi (Jakarta : AAMAI, 2004), h.42.
B.
Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Dengan adanya permasalahan diatas, dan untuk mencegah terjadinya
pembahasan yang melebar, penulis membatasi pokok bahasan penelitian dengan
membahas tentang pelaksanaan investasi pada bagian investasi.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana bagian Investasi mengelola dana asuransi?
2. Bagaimana bagian Investasi menentukan instrumen investasi?
3. Strategi apa yang dilakukan bagian Investasi untuk mendapatkan kuntungan
yang optimal?
4. Apakah ada kendala yang dihadapi saat melakukan investasi?
5. Bagaimana hasil dari investasi yang dilakukan?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana dijabarkan sebelumnya,
maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana bagian Investasi mengelola dana asuransi.
2. Untuk mengetahui bagaimana bagian investasi dalam menentukan instrumen
investasi.
3. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan bagian Investasi dalam
mendapatkan return optimal
4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam berinvestasi dan
5. Untuk mengetahui hasil dari investasi.
D.
Kegunaan / Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penulis pada penulisan skripsi antara lain :
1. Hasil penelitian merupakan informasi bagi perusahaan – perusahaan untuk
melakukan investasi khususnya Perusahaan Asuransi Syariah.
2. Penulis memperoleh pengetahuan berharga tentang pengelolaan dana
Asuransi syariah.
3. Masyarakat dapat mengetahui investasi yang dilakukan perusahaan asuransi
syariah, sehingga masyarakat tidak ragu dalam berasuransi dan berinvestasi.
4. Hasil penelitian dapat digunakan para mahasiswa sebagai bahan perkuliahan
untuk menambah pengetahuan, khususnya mahasiswa jurusan Asuransi
Syariah UIN Syarifhidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum.
E.
Kajian Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyertakan review hasil penelitian
terdahulu mengenai investasi secara umum yaitu :
1. Judul “Manajemen investasi islami pada perusahaan asuransi syariah”
dengan nomor skripsi 122. Skripsi ini membahas tentang manajemen
investasi yang sesuai dengan syariah pada perusahaan asuransi syariah. Pada
skripsi ini juga membahas tentang kebijakan investasi dengan prinsip kehati
– hatian, menyusun investasi yang terkonsentrasi pada investasi yang
strategis. Pelaksanaan investasi yang tidak bertentangan dengan syariah.
2. Judul “Peranan Manajer Investasi dalam pengembangan Reksa Dana
Syariah” dengan nomor skripsi 81. Skripsi ini membahas tentang manajer
investasi dalam mengembangkan Reksa Dana syariah. Skripsi ini juga
berbicara tentang bagaimana manajer investasi mengelola dana untuk
mendapatkan return yang diharapkan oleh para investor.
3. Judul “Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi Syariah” dengan nomor
skripsi 136. Skripsi ini membahas tentang pengelolaan dana premi yang
terbagi menjadi dua, yaitu saving dan non saving.
4. Judul “Mekanisme Pengelolan Dana Premi pada Asuransi Kumpulan”
dengan nomor skripsi 18. Skripsi ini membahas tentang pengelolaan dana
premi asuransi kumpulan yang terbagi menjadi dua, saving dan non saving
dan dana tersebut di investasikan ke berbagai instrumen yang sesuai dengan
syariah. Tata cara pengajuan klaim dan penagihan premi yang berbentuk
kolektif.
Dari keempat judul diatas menjelaskan bahwa dana premi yang dikelola
perusahaan asuransi sebatas pengelolaan yang bersifat ekstern yaitu hanya
menampilkan pengeolaan dana secara umum. Sedangkan judul skripsi yang
penulis jabarkan adalah tentang pengelolaan dana intern perusahaan asuransi
yaitu tentang kinerja perusahaan dalam melakukan atau mengelola dana untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal khususnya kinerja perusahaan pada
bagian Investasi dan keuangan.
F.
Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
a. Library Research (Studi Pustaka) yaitu dengan mengumpulkan dan
menganalisis data dari berbagai sumber yang relevan dengan analisis
yang akan digunakan yaitu buku – buku investasi, Koran dan majalah
yang terkait serta situs internet.
b. Field Research (penelitian Lapangan) yang diperoleh melalui pusat
referensi perusahaan Asuransi (tempat penelitian), website Asuransi dan
sumber – sumber lainnya untuk mengumpulkan data.
Sedangkan
penelitian
ini
bersifat
deskriftif
analitis,
yaitu
menggambarkan data dan informasi lapangan berdasarkan fakta sebagaimana
adanya pada waktu penelitian dilakukan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang dipakai adalah studi di perusahaan
Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera Syariah dengan menggunakan kasus
antara teori dan praktek.
3. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah :
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data
atau hasil dari penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini,
penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan Kepala Bagian
Investasi perusahaan asuransi dan orang – orang yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diterima melalui studi dokumentasi
(library research) yang ada hubungannnya dengan materi skripsi ini.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan
melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan data
dari berbagai literature.
Adapun Sumber Data yang digunakan berasal dari tempat penelitian
dan perpustakaan.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dan
penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi, dilakukan guna mendapatkan data dengan melakukan
pengamatan langsung ke tempat penelitian yaitu Asuransi umum
BUMIDA Bumiputera Syariah untuk mendapatkan data yang relevan.
b. Wawancara, dilakukan penulis secara langsung dengan pihak – pihak
yang terkait dan berkompeten dengan tujuan penelitian untuk
mendapatkan data yang akurat.
c. Studi Dokumentasi, yakni pengumpulan data dokumentasi tentang
BUMIDA Bumiputera Syariah Jakarta yang diambil dari dokumen –
dokumen yang berupa makalah – makalah, brosur dan dokumen lainnya.
5. Tehnik Analisa Data
Tehnik analisa data yang penulis pakai dalam menganalisis data
menggunakan metode deskriftif analisis kualitatif, yakni suatu tehnik analisis
data dimana terlebih dahulu dipaparkannya semua data yang telah diperoleh
kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber – sumber
dalam bentuk kalimat – kalimat yaitu dengan menggunakan beberapa tahapan
:
a. Analisis Domain, yaitu menganalisis hasil observasi (pengamatan) dan
hasil wawancara yang terfokus pada Kepala Bagian Investasi BUMIDA
Bumiputera Syariah.
b. Analisis Komponen, yaitu analisis data berdasarkan unsur – unsur atau
bagian dari observasi dan wawancara dengan Kepala Bagian Investasi
BUMIDA Bumiputera Syariah
c. Analisis Tema, yaitu analisis data yang dihasilkan dari analisis komponen
yang disesuaikan dan diarahkan sesuai dengan tema skripsi yang akan
dibahas.
6. Pedoman Penulisan Skripsi
Pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah buku
“Pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” tahun 2007. dengan beberapa
pengecualian :
a. Penulisan Al - Qur’an tidak menggunakan catatan kaki dan sebagai
sumber penulisan menggunakan Al - Qur’an yang diterbitkan oleh
Departemen Agama RI tahun 1996.
b. Kutipan langsung dari buku ejaan lama ditulis dengan ejaan yang
disempurnakan kecuali nama pengarang dan penerjemah.
c. Dalam kepustakaan, Al - Qur’an dan terjemahnya ditulis pada urutan
pertama sebagai penghormatan sebelum sumber – sumber lainnya. Untuk
berikutnya ditulis secara alfabetis.
G.
Sistematika Penulisan
Secara sistematis, penulisan skripsi dibagi kedalam 5 bab, masing –
masing terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab – bab
tersebut. Yaitu :
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan
dan
perumusan
masalah,
kegunaan/manfaat
penulisan,
kajian
tujuan
pustaka,
penelitian,
metodologi
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini dibahas antara lain pengertian investasi,
prinsip – prinsip dasar investasi syariah, bentuk investasi syariah,
instrumen investasi syariah, pengertian asuransi, prinsip – prinsip
asuransi syariah, mekanisme operasional asuransi syariah,
mekanisme pengelolaan dana premi.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya
Asuransi umum BUMIDA Bumiputera Syariah, falsafah, visi dan
misi perusahaan, prinsip dan landasan operasional, produk
Asuransi umum BUMIDA Bumiputera Syariah dan struktur
organisasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas antara lain; Pengelolaan dana
asuransi, Menentukan instrumen investasi, Strategi mendapatkan
keuntungan optimal, kendala yang dihadapi dalam melakukan
investasi dan Hasil Investasi.
BAB V
PENUTUP
Bab terakhir adalah penutup yang berisi kesimpulan dan
saran.
Bab
ini
memberikan
penerangan
tentang
intisari
(kesimpulan) dari hasil pembahasan pada bab – bab sebelumnya,
serta saran – saran yang sekiranya dapat dijadikan suatu
pertimbangan dan kontribusi pemikiran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS INVESTASI DAN ASURANSI SYARIAH
C.
INVESTASI
1. Pengertian Investasi
Istilah investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu
perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.6 Investasi bisa
dikatakan sebagai komitmen dana dengan tujuan memperoleh pengembalian
ekonomi selama sutau periode waktu, yang biasanya dalam bentuk kas arus
periodik dan nilai akhir.7 Investasi juga dapat dikatakan sebagai wahana
dimana dana ditempatkan dengan harapan dapat memelihara atau menaikkan
nilai dan atau memberikan hasil (return) yang positif. 8
Secara umum Investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset,
baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan
memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa
mendatang. Sedangkan, investasi keuangan adalah menanamkan dana pada
6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta :
Balai Pustaka, 1989), h. 337,Cet-2.
7
Johar Arifin dan Moh fakhrudin, Kamus Istilah Pasar Modal (Jakarta : Elex Media
Komputindo, 1999), h. 195.
8
Kertonegoro Santanoe, Analisa dan Manajemen Investasi ( Jakarta : Widya Press,
1995 ), h.3.
suatu surat berharga yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa
mendatang.9
Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan
perdagangan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk
usaha yang berkaitan dengan suatu produk atau asset maupun usaha jasa.
Dalam ajaran islam kegiatan berinvestasi dapat dikategorikan sebagai
kegiatan investasi sekaligus kegiatan bermuamalah, yaitu kegiatan yang
mengatur hubungan antar manusia. Berdasarkan hukum fiqh bahwa hukum
asal dari kegiatan muamalah itu adalah mubah (boleh) yaitu semua kegiatan
dalam pola hubungan antar manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang jelas
ada larangannya (haram). Hal ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah
yang kegiatan tersebut baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam
ajaran islam, maka kegiatan tersebut dapat dianggap atau diterima. Kecuali
terdapat implikasi dari Al - Qur’an dan Hadits yang melarangnya secara
implisit maupun eksplisit.
Dalam literatur Islam klasik memang tidak ditemukan adanya
terminology investasi, akan tetapi sebagai kegiatan ekonomi , kegiatan
tersebut dapat dikategorikan sebagai kegiatan jual beli (al bay). Oleh karena
itu untuk mengetahui apakah kegiatan investasi merupakan kegiatan sesuatu
yang dibolehkan atau tidak menurut ajaran islam, maka perlu diketahui hal –
9
Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah Di Pasar Modal ( Jakarta : Modal Publication,
2003), h. 45.
hal yang dilarang atau diharamkan oleh ajaran islam dalam hubungan jual
beli (al bay).
2. Prinsip Dasar Investasi
Prinsip dasar investasi syariah adalah bahwa perusahaan selaku
pemegang amanah wajib melakukan investasi terhadap dana yang terkumpul
dari peserta, dan investasi yang dimaksud harus sesuai dengan prinsip –
prinsip syariah.
Investasi bagi ummat Islam berarti menanamkan sejumlah dana pada
sektor tertentu (sektor keuangan ataupun sektor riil) pada periode waktu
tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan (expected return).
Keuntungan dalam pandangan Islam mempunyai pandangan yang holistik.10
a. Aspek material atau finansial; artinya suatu bentuk investasi hendaknya
menghasilkan manfaat finansial yang kompetitif dibandingkan dengan
bentuk investasi lainnya.
b. Aspek kehalalan; artinya suatu bentuk investasi harus terhindar dari
bidang maupun prosedur yang syubhat dan/atau haram. Suatu bentuk
investasi yang tidak halal hanya akan membawa pelakunya kepada
kekesatan serta sikap dan perilaku yang destruktif secara individu
maupun sosial.
10
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Life and General ) Konsep dan Operasional
(Jakarta : Gema Insani Press, 2004), h. 362.
c. Aspek sosial dan lingkungan; artinya suatu bentuk investasi hendaknya
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat banyak dan lingkungan
sekitar, baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang.
d. Aspek pengharapan kepada ridha Allah; artinya suatu bentuk investasi
tertentu itu dipilih dalam rangka mencapai ridha Allah. Kesadaran adanya
kehidupan yang abadi, menjadi panduan bagi ketiga aspek diatas. Dengan
demikian probabilitas usaha harus dipandang sebagai sesuatu yang
berkesinambungan sampai dalam kehidupan di alam baqa’.
3. Bentuk Investasi Syariah
Investasi mempunyai arti yang luas, yaitu bukan terbatas pada
investasi uang dan barang atau yang biasa disebut harta. Investasi bisa
dilakukan pada kekayaan lain berupa Asset, yaitu; tabungan (uang), tanah
(sawah, kebun, dan sejenisnya), bangunan (gedung, perkantoran , ruko, dan
sejenisnya), juga lainnya yang dapat dikategorikan sebagai harta kekayaan.
Dan diantara bentuk investasi islami adalah sebagai berikut :
a. Mudharabah
Mudharabah adalah akad antara kedua belah pihak untuk salah
seorangnya (salah satu pihak) mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak
lainnya untuk diperdagangkan. Dan laba dibagi dua sesuai dengan
kesepakatan.11
11
Sabiq Sayyid, Terjemah Fiqh Sunnah ( Bandung : Almaarif, 1993 ), Jilid 13, h.36.
Dalam istilah fiqh muamalah, mudharabah adalah suatu bentuk
perniagaan dimana sipemilik modal (shahibul Maal) menyetorkan
modalnya kepada pengusaha, yang selanjutnya disebut mudharib, untuk
diniagakan dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan
kesepakatan dari kedua belah pihak sedangkan kerugian, jika ada akan
ditanggung oleh si pemilik modal.12
Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara
dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan
dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal
selama bukan akibat kelalaian si pengelola.13
Adapun landasan dasar syariah atas transaksi mudharabah yang
terdapat pada ayat – ayat Al – Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW
dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Al – Qur’an
‫ن‬
َ ‫ﻀِﺮ ُﺑ ْﻮ‬
ْ ‫ن َﻳ‬
َ ‫ﺧ ُﺮ ْو‬
َ ٰ‫ﻰ وَا‬
ْ ٰ‫ن ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ﻣﱠﺮﺿ‬
ُ ‫ﺳ َﻴ ُﻜ ْﻮ‬
َ ‫ن‬
ْ ‫ﻋِﻠ َﻢ َا‬
َ
‫ﻲ‬
ْ ‫ن ِﻓ‬
َ ‫ن ُﻳﻘَﺎ ِﺗُﻠ ْﻮ‬
َ ‫ﺧ ُﺮ ْو‬
َ ‫ﷲ َٰوَا‬
ِ ‫ﻞ ا‬
ِ‫ﻀ‬
ْ ‫ﻦ َﻓ‬
ْ ‫ن ِﻣ‬
َ ‫ض َﻳ ْﺒ َﺘ ُﻐ ْﻮ‬
ِ ‫ﻻ ْر‬
َ ‫ﻓِى ْﺎ‬
ۖ
‫ﷲ‬
ِ ‫ﻞا‬
ِ ‫ﺳ ِﺒ ْﻴ‬
َ
“ …Dia mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang – orang yang
sakit dan orang – orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian
karunia Allah…” ( Q.S. Al – Muzammil : 20 )
12
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia, Konsep, Produk
dan implementasi Operasional Bank Syariah ( Jakarta : Djambatan, 2001 ), Cet. 1 hal. 164.
13
Syafii Antonio. M, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan ( Jakarta : BI dan
Tazkia Institute, 1999 ), Cet. I., h.171.
2) Hadits
‫ ﻗﺎل رﺻﻮل اﷲ ﺻﻞ‬: ‫ﻋﻦ ﺻﺎ ﻟﺢ ﺑﻦ ﺻﻬﻴﺐ ﻋﻦ اﺑﻴﻪ ﻗﺎل‬
‫اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺛﻼ ث ﻓﻴﻬﻦ اﻟﺒﺮآﺔ اﻟﺒﻴﻊ اﻟﻰ اﺟﻞ واﻟﻤﻘﺎر‬
( ‫ﺿﺔ واﺧﻼط اﻟﺒﺮﺑﺎﻟﺸﻌﻴﺮ اﻟﺒﻴﺖ ﻻ ﻟﻠﺒﻴﻊ )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬
“ Dari shalih bin Suhaib, bahwa Rasulullah bersabda : “ tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkatan : jual – beli secara tangguh,
muqaradhah ( mudharabah ), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual ”. ( HR. Ibnu Majah )14
Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a) Mudharabah muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara
sahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak
dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam
pembahasan fiqih ulama Salaf As – Shalih seringkali dicontohkan
dengan ungkapan if’ al ma syi’ ta (lakukanlah sesukamu) dari
shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar.
b) Mudharabah Muqayyad
Mudharabah Muqayyad atau disebut juga istilah restricted
mudharabah atau specified mudharabah adalah kebalikan dari
mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis
14
Ibnu Majjah, Kitab At – Tijaarah No. 2280.
usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam
memasuki jenis dunia usaha.
b. Musyarakah
Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing – masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.15
Menurut Sunarto Zulkifli, Musyarakah adalah akad kerjasama
atau percampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu
usaha tertentu yang halal dan produktif dengan kesepakatan bahwa
keuntungan akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati dan resiko akan
ditanggung sesuai porsi kerjasama.16
Ketentuan dasar musyarakah adalah sebagai berikut :
1) Semua pihak wajib menyertakan modal dan tenaga atau keahlian pada
kegiatan usaha walau tidak perlu sama.
2) Semua pihak mendapatkan laba sesuai dengan kesepakatan, namun
menaggung resiko kerugian secara proporsionil menurut porsi modal
yang disertakan masing – masing pihak.
15
Rifai Moh. DKK. Terjemah khulashah kifayatul Akhyar ( Semarang : Toha Putra,
1990 ), h. 183.
16
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah ( Jakarta : Zikrul
Hakim, 2003 ), h. 51.
3) Kerugian yang disebabkan oleh kelalaian dari salah satu pihak
menjadi tanggung jawab pihak yang bersangkutan.
Musyarakah dibagi menjadi dua jenis, yaitu; musyarakah
pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan
tercipta karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat
pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah
akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju
bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan
berbagi keuntungan dan kerugian.17
1)
2)
3)
4)
5)
Menurut Sunarto Zulkifli, ada 5 jenis musyarakah, yaitu : 18
Syirkah mufawadah, yakni kerjasama atau percampuran dana antara
dua pihak atau lebih dengan porsi dana yang sama.
Syirkah al – ‘Inan, yakni kerjasama atua percampuran dana antara
dua pihak atau lebih dengan porsi dana yang tidak mesti sama.
Syirkah wujuh, yakni kerjasama atau percampuran antara pihak
pemilik dana dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas ataupun
kepercayaan.
Syirkah ‘abdan, yakni kerjasama atau percampuran tenaga atau
profesionalisme antara dua pihak atau lebih (kerjasama profesi).
Syirkah al – mudharabah, yakni kerjasama atau percampuran dana
antara pihak pemilik dana dengan pihak lain yang memiliki
profesionalisme atau tenaga.
Landasan hukum musyarakah tercantum dalam Al – Qur’an surat
Shaad ayat 24 :
‫ﻦ‬
َ ‫ﺾ ِاﻻﱠاﱠﻟ ِﺬ ْﻳ‬
ٍ ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ ﻋَﻠٰﻰ َﺑ ْﻌ‬
ُ ‫ﻲ َﺑ ْﻌ‬
ْ ‫ﺨَﻠﻄَﺂ ِء َﻟ َﻴ ْﺒ ِﻐ‬
ُ ‫ﻦ ا ْﻟ‬
َ ‫ن َآ ِﺜ ْﻴﺮًا ِّﻣ‬
‫َوِا ﱠ‬
...... ‫ﺖ‬
ِ ٰ‫ﺼِﻠﺤ‬
ّٰ ‫اٰ َﻣ ُﻨﻮْا وَﻋَﻤِﻠُﻮااﻟ‬
“ Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang – orang yang bersyarikat
itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain kecuali
17
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep, Produk dan implementasi
Operasional Bank Syariah, h. 72.
18
Zulkifli Sunarto,. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h. 52.
orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh....” ( Q.S. Shaad : 24
)
Musyarakah merupakan kerjasama atau kemitraan yang dilakukan
oleh dua belah pihak untuk ikut serta dalam suatu usaha. Dimana dalam
menjalankan usaha tersebut kedua belah pihak tadi dapat secara bersama
– sama terlibat dalam manajemen atau boleh juga disepakati bersama.
Tapi pihak yang membiayai dapat melakukan intervensi dalam
manajemen jika perlu. Pembagian keuntungan dilakukan juga sesuai
dengan kesepakatan.
c. Kafalah
Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung
(kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
yang
ditanggung.
Dalam pengertian
lain,
kafalah
juga
berarti
mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang
pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan.19
Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh satu pihak kepada
pihak lain. Pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran
kembali suatu hutang atau pelaksanaan prestasi tertentu yang menjadi
pihak penerima jaminan.20
19
Sudarsono Heri, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan illustrasi (
Yogyakarta : Ekonosia FE UII, 2004 ), h. 77.
20
1995),h.17.
Tri Cahyo Bambang Ph.D., Analisis Bank Syariah ( Jakarta : Badan Penerbit IPWI,
Landasan hukum kafalah terdapat dalam Al – Quran surat Ali
Imran ayat 37 :
ۖ
‫ﺴﻨًﺎ ۖ ﱠو َآ ﱠﻔَﻠﻬَﺎ زَآَﺮِﻳﱠﺎ‬
َ‫ﺣ‬
َ ‫نۢ َﺑ َﺘﻬَﺎ َﻧﺒَﺎﺗًﺎ‬
ْ ‫ﻦ ﱠوَا‬
ٍ‫ﺴ‬
َ‫ﺣ‬
َ ‫ل‬
ٍ ‫َﻓ َﺘ َﻘ ﱠّﺒَﻠﻬَﺎ َر ﱡﺑﻬَﺎ ِﺑ َﻘ ُﺒ ْﻮ‬
‫ل‬
َ ‫ﺟ َﺪ ﻋِ ْﻨﺪَهَﺎ ِر ْزﻗًﺎ ﻗَﺎ‬
َ ‫ب َو‬
َ ‫ﺤﺮَا‬
ْ ‫ﻞ ﻋَﻠَ ْﻴﻬَﺎ َز َآ ِﺮﻳﱠﺎ ا ْﻟ ِﻤ‬
َ‫ﺧ‬
َ ‫َآﱠﻠﻤَﺎ َد‬
‫ﻦ‬
ْ ‫ق َﻣ‬
ُ ‫ن اﷲَ َﻳ ْﺮ ُز‬
‫ﻋ ْﻨ ِﺪاﷲِ ِا ﱠ‬
ِ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﺖ ُه َﻮ ِﻣ‬
ْ ‫ﻚ هٰﺬ َۗا ﻗَﺎَﻟ‬
ِ ‫ﻳٰ َﻤ ْﺮ َﻳ ُﻢ َا ّٰﻧٰﻰ َﻟ‬
‫ب‬
ٍ ‫ﺣﺴَﺎ‬
ِ ‫َِﻳﺸَﺂ ُء ِﺑ َﻐ ْﻴ ِﺮ‬
“ Maka Tuhannya menerimanya sebagai (Nazar) dengan penerimaan
yang baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Dia
(Allah) menjadikan Zakaria sebagai penjaminnya (maryam) setiap
Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati makanan
disisinya. Zakaria berkata : hai Maryam darimana kamu memperoleh
makanan ini? Maryam menjawab : makanan itu dari sisi Allah.
Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya
tanpa Hisab ”. ( Q.S. Ali Imran : 37 ).
Jenis – jenis kafalah adalah sebagai berikut : 21
1) Kafalah bin nafs adalah jaminan dari diri si penjamin (personal
guarantee).
2) Kafalah bil maal adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan
hutang. Dalam aplikasinya, diperbankan dapat berbentuk jaminan
uang muka (Advance Payment Bond).
3) Kafalah mualaqoh adalah jaminan mutlak yang dibatasi oleh kurun
waktu tertentu dan untuk tujuan tertentu. Dalam perbankan modern
hal ini diterapkan untuk jaminan pelaksanaan suatu proyek atau
jaminan penawaran.
21
Sumber Diklat Pelatihan Asuransi Syariah ( Jakarta : Tazkia Institute, 2000).
d. Hiwalah
Hiwalah adalah pengalihan kewajiban dari satu pihak yang
mempunyai kewajiban kepada pihak lain.22 Hiwalah juga didefinisikan
sebagai pindahnya hutang dari tanggungan seseorang kepada orang lain.23
Landasan hukum hiwalah adalah Al – Qur’an surat Yusuf ayat 72
:
‫ﻞ َﺑ ِﻌ ْﻴ ٍﺮ ﱠوَا َﻧ ْﺎ ِﺑ ِﻪ‬
ُ ‫ﺣ ْﻤ‬
ِ ‫ِﻪ‬
َ ‫ﻦ ﺟَﺂ‬
ْ ‫ﻚ َوِﻟ َﻤ‬
ِ ‫ع ا ْﻟ َﻤِﻠ‬
َ ‫ﺻﻮَا‬
ُ ‫ﻗَﺎُﻟﻮْا َﻧ ْﻔ ِﻘ ُﺪ‬
ِ‫ء ﺑ‬
‫ﻋ ْﻴ ٌﻢ‬
ِ ‫َز‬
“ Dan siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan
makanan (seberat) beban onta dan aku menjamin terhadapnya ( Q.S.
Yusuf : 72 )
Jenis Hiwalah berdasarkan obyeknya, ada dua : 24
1) Hiwalah ad – dain, yaitu hiwalah dimana obyeknya adalah hutang.
2) Hiwalah al – haq, yaitu hiwalah dimana obyeknya adalah piutang atau
hak penagihan.
e. Ijarah
22
Syafii Antonio M, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan h. 121.
Moh Rifai Dkk, Terjemah khulashah kifayatul Akhyar, h. 203.
24
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h. 30.
23
Ijarah secara bahasa berarti upah dan sewa. Transaksi ijarah
merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah yang banyak dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ijarah adalah transaksi pertukaran antara ‘ayn berbentuk jasa atau
manfaat dengan dayn. Dalam istilah lain, ijarah dapat juga didefinisikan
sebagai akad pemindahan hak guna atau manfaat atas barang atau jasa,
melalui upah sewa tanpa diikuti pemindahan hak kepemilikan atas barang
itu sendiri. 25
Landasan hukum tentang ijarah terdapat dalam Al – Qur’an surat
ayat al – Baqarah : 233.
‫ﺳﱠﻠ ْﻤ ُﺘ ْﻢ‬
َ ‫ﻋَﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ِاذَا‬
َ ‫ح‬
َ ‫ﺟﻨَﺎ‬
ُ ‫ﻞ‬
َ ‫ﻻ َد ُآ ْﻢ َﻓ‬
َ ‫ﺿ ُﻌ ْ̃ﻮاَا ْو‬
ِ ‫ﺴ َﺘ ْﺮ‬
ْ ‫ن َا َر ْد ﱡﺗ ْﻢ َا ْﻧ َﺘ‬
ْ ‫َوِا‬
‫ن‬
َ ‫ن اﷲَ ِﺑﻤَﺎ َﺗ ْﻌ َﻤُﻠ ْﻮ‬
‫ﻋَﻠﻤُﻮْ̃ااَ ﱠ‬
ْ ‫ف وَا ﱠﺗﻘُﻮااﷲَ وَا‬
ِۗ ‫ﻣﱠﺂ اٰ َﺗ ْﻴ ُﺘ ْﻢ ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌ ُﺮ ْو‬
‫ﺼ ْﻴ ٌﺮ‬
ِ ‫َﺑ‬
“ Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu mamberikan bayaran menurut yang
patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ ( Q.S. Al – Baqarah : 233 )
Jenis ijarah menurut obyeknya terdiri dari :
25
Ibid., h. 42.
1) Ijarah dimana obyeknya manfaat dari barang, seperti sewa mobil,
sewa rumah, dan lain – lain.
2) Ijarah dimana obyeknya adalah manfaat dari tenaga seseorang seperti
jasa taxi, jasa guru, dan lain – lain.
Harta benda yang dapat dijadikan ijarah harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Manfaat dari obyek akad harus diketahui secara jelas. Misalnya
dengan memeriksa, atau pemilik memberikan informasi secara
transparan tentang kualitas manfaat barang.
2) Obyek ijarah dapat diserah – terimakan dan dimanfaatkan secara
langsung dan tidak mengandung cacat yang menghalangi fungsinya.
3) Obyek ijarah dan pemanfaatannya haruslah tidak bertentangan dengan
hukum syara’.
4) Obyek yang disewakan adalah manfaat langsung dari sebuah benda.
Misalnya sewa – menyewa rumah untuk ditempati, mobil untuk
dikendarai.
5) Harta benda yang menjadi obyek ijarah haruslah harta benda yang
bersifat isti’maliy, yakni harta benda yang dapat dimanfaatkan
berulang kali tanpa mengakibatkan kerusakan dzat dan pengurangan
sifat. Seperti tanah, rumah, mobil. Sedangkan harta yang bersifat
istihlaki, harta benda yang rusak atau berkurang sifatnya karena
pemakaian. Seperti makanan, buku tulis.
Adapun ijarah yang mentransaksikan suatu pekerjaan atas seorang
pekerja atau buruh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Perbuatan tersebut harus jelas batas waktu pekerjaan, misalnya
bekerja menjaga rumah satu malam, atau satu bulan. Dan harus jelas
jenis pekerjaannya, misalnya memasak, mencuci dan lain – lain.
Pendek kata diperlukan adanya job description (uraian pekerjaan).
2) Pekerjaan yang menjadi obyek ijarah tidak berupa pekerjaan yang
telah
menjadi
kewajiban
pihak
musta’jir
(pekerja)
sebelum
berlangsung akad ijarah, seperti kewajiban membayar hutang,
mengembalikan pinjaman dan lain – lain.
Hukum Islam juga mengatur sejumlah persyaratan yang berkaitan
dengan ujrah (upah atau ongkos sewa) sebagaimana berikut ini :
1) Upah harus berupa mal mutaqawwim dan upah tersebut harus
dinyatakan secara jelas.
2) Upah harus berbeda dengan jenis obyeknya. Menyewakan rumah
dengan rumah lainnya, atau mengupah suatu pekerjaan dengan
pekerjaan yang serupa, merupakan contoh ijarah yang tidak
memenuhi persyaratan ini. Karena itu hukumnya tidak sah, karena
dapat mengantarkan kepada praktek riba.26
f. Rahn
Rahn adalah istilah yang sering digunakan dalam bahasa fikih
yang berarti gadai. Rahn adalah sebuah akad utang piutang yang disertai
dengan jaminan atau agunan. Sesuatu yang dijadikan agunan disebut
marhun, dan pihak yang menyerahkan disebut rahin, sedangkan pihak
yang menerima jaminan disebut murtahin.
26
A. Mas’adi Gufron, Fiqh Muamalah Konstekstual ( Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2002 ), Ed. 1., Cet. 1. h. 187.
Pandangan fuqoha tentang kebolehan akad gadai didasarkan pada
keterangan Al – Qur’an surat Al – Baqarah ayat 283 sebagai berikut :
‫ن‬
ْ ‫ﺿ ٌﺔ ۗ َﻓِﺎ‬
َ ‫ﻦ ﱠﻣ ْﻘ ُﺒ ْﻮ‬
ٌ ٰ‫ﺠﺪُوا آَﺎ ِﺗﺒًﺎ َﻓ ِﺮه‬
ِ ‫ﺳ َﻔ ٍﺮ ﱠوَﻟ ْﻢ َﺗ‬
َ ‫ن ُآ ْﻨ ُﺘ ْﻢ ﻋَﻠٰﻰ‬
ْ ‫َوِا‬
َ ‫ﻖ اﷲ‬
ِ ‫ﻦ َاﻣَﺎ َﻧ َﺘ ُﻪ َو ْﻟ َﻴ ﱠﺘ‬
َ ‫ﻀ ُﻜ ْﻢ َﺑ ْﻌﻀًﺎ َﻓ ْﻠٌﻴ َﺆ ﱢد اﱠﻟﺬِى ا ْؤ ُﺗ ِﻤ‬
ُ ‫ﻦ َﺑ ْﻌ‬
َ ‫َا ِﻣ‬
‫ﻪ اٰﺛِ ٌﻢ َﻗ ْﻠ ُﺒ ُﻪ وَاﷲُ ﺑِﻤَﺎ‬ُ ‫ﻦ ﱠﻳ ْﻜ ُﺘ ْﻤﻬَﺎ َﻓِﺎ ﱠﻧ‬
ْ ‫َرﺑﱠ ُﻪ ۗ وَﻻَﺗَ ْﻜ ُﺘ ُﻤﻮْاا ْﻟﺸَﻬَﺎدَةَ ۗ َو َﻣ‬
‫ﻋِﻠ ْﻴ ٌﻢ‬
َ ‫ن‬
َ ‫َﺗ ْﻌ َﻤُﻠ ْﻮ‬
“ jika (hendak bermuamalah secara tidak tunai) engkau dalam
perjalanan sedangkan engkau tidak menemukan seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang. Akan tetapi jika kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada
Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) membunyikan
persaksian. Dan barang siapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya
ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. ( Al – Baqarah : 283 ).
Mengenai al – marhun (benda yang dijadikan sebagai jaminan
utang) seluruh fuqaha berprinsip bahwasanya setiap harta benda (al maal)
yang sah diperjual belikan sah pula dijadikan sebagai jaminan.
Menurut fuqaha malikiyah piutang terhadap pihak ketiga dapat
dijadikan sebagai jaminan utang kepada pihak kedua, dan membolehkan
jaminan berupa harta berserikat, sekalipun tidak ada izin dari pihak
sekutunya. Hal demikian, mereka berpendapat bahwa al – rahn (jaminan
utang) tidak harus disertai penyerahan barang jaminan. Menurut fuqaha
jumhur akad al – rahn harus disertai penyerahan barang jaminan.
Menurut mereka piutang dan harta bersama tidak sah dijadikan jaminan,
kecuali ada persetujuan dari sekutunya. Fuqaha Syafi’iyah dan Hanabilah
mempertegas persyaratan al – marhun harus berupa benda, tidak sah
menjaminkan manfaatnya suatu benda.
Mengenai pemanfaatan barang jaminan oleh pihak murtahin
(orang yang menerima jaminan) terdapat perbedaan pendapat dikalangan
fuqaha, yaitu :
1) Menurut Fuqaha Hanabilah, apabila barang jaminan tersebut berupa
binatang (termasuk barang – barang lain yang memerlukan perawatan
khusus), maka pemegang gadai boleh mengambil manfaat darinya
sebatas biaya atau ongkos perawatan yang dikeluarkannya.
Sedangkan apabila barang tersebut tidak memerlukan perawatan,
menurut mereka pemegang gadai haram menganbil manfaat apapun
darinya.
2) Menurut fuqaha Hanafiyah, al – rahin tidak dapat memanfaatkan
barang gadai secara sewenang – wenang, kecuali atas izin dari
pemegang gadai. Dan setiap resiko yang ditimbulkan dari
pemanfaatan barang tersebut menjadi tanggung jawab pihak yang
mengambil manfaat.
3) Menurut fuqaha Syafi’iyah, pemanfaatan barang gadai oleh
pemiliknya tidak diperlukan izin dari pihak pemegang gadai. Menurut
mereka pemilikan atas barang yang digadaikan tetap bersifat
sempurna (milk al – tam) sehingga ia mempunyai kekuasaan penuh
untuk bertasharruf atasnya sepanjang tidak merugikan pihak
pemegang gadai.
4) Menurut fuqaha Malikiyah, pemilikan atas barang gadai tidak lagi
bersifat sempurna. Karena rahin tidak berhak memanfaatkan barang
gadai sekalipun ada izin daripihak murtahin. 27
g. Qardh
27
ibid., h. 179.
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan.28
Dalil Al – Qur’an tentang Qardh terdapat dalam firman Allah
dalam surat Al – Hadid ayat 11 yaitu :
‫ﺟ ٌﺮ َآ ِﺮ ْﻳ ٌَﻢ‬
ْ ‫ﺴﻨًﺎ َﻓ ُﻴﻀٰ ِﻌ َﻔ ُﻪ َﻟ ُﻪ َوَﻟ ُﻪ َا‬
َ‫ﺣ‬
َ ‫ﷲ َﻗ ْﺮﺿًﺎ‬
َ ‫ضا‬
ُ ‫ي ُﻳ ْﻘ ِﺮ‬
ْ ِ‫ﻦ ذَااّﻟﻠَﺬ‬
ْ ‫َﻣ‬
“ Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan
dia akan memperoleh pahala yang banyak.” ( Q.S. Al – Hadid : 11)
Ada beberapa rukun qardh, yaitu :
1) Pihak yang meminjam (murtaqidh)
2) Pihak yang memberikan pinjaman (muqridh)
3) Dana (berupa Uang atau benda)
4) Ijab qabul (sighat).
4. Instrumen Investasi Syariah
Berdasarkan ketentuan dari fatwa DSN No. 40/DSN/MUI/X/2003
maka produk – produk investasi di pasar modal yang sesuai dengan prinsip
syariah dapat berupa:
a. Saham
28
Sudarsono Heri, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan illustrasi, h. 74.
Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ). Pemilik saham suatu
perusahaan disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik
perusahaan. Tanggung jawab pemilik perusahaan yang berbentuk PT
terbatas pada modal yang disetorkan.
Para
ahli
fiqh
berpendapat
bahwa
suatu
saham
dapat
dikategorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan
emiten tidak tercakup pada hal – hal yang dilarang dalam syariah islam,
seperti:
1) Alkohol
2) Perjudian
3) Produksi yang bahan bakunya berasal dari babi
4) Pornografi
5) Jasa keuangan yang bersifat konvensional
6) Asuransi yang bersifat konvensional
Selain dilihat dari sektor kegiatan usahanya, penilaian kesyariahan
suatu saham perusahaan juga harus dilihat dari sisi permodalannya,
seperti:
1) Rasio atas utang dan ekuitas (debt to equity rati)
2) Cash & interest bearing securities to equity ratio
3) Rasio atas kas dan asset (cash to asset ratio)
Fatwa diatas telah menentukan bagaimana memilih saham –
saham yang sesuai dengan ajaran islam. Dalam perkembangannya
beberapa institusi keuangan telah membuat batasan – batasan untuk
kategori saham syariah, Seperti Amerika Serikat melalui Dow Jones
Islamic Index, Islamic com, dan di Indonesia dengan Jakarta Islamic
Index.
Untuk menetapkan saham – saham yang masuk dalam
perhitungan indeks JII dilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut:
1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3
(tiga) bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau
semesteran terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva
maksimal 90%.
3) Memilih 60 saham dari saham – saham diatas berdasarkan urutan rata
– rata kapitalisasi pasar terbesar selama 1 (satu) tahun terakhir.
4) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata –
rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.
b. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang dari suatu lembaga atau suatu
perusahaan yang dijual kepada investor untuk mendapatkan dana segar.
Sebagai surat utang, penerbitan obligasi melibatkan perjanjian
kontrak yang mengikat antara pihak penerbit (iusser) dengan pihak
pembeli pinjaman atau investor (bondholder). Kontrak perjanjian yang
mengikat antara penerbit dengan pihak pemberi pinjaman sebagai
investor minimal harus berisi 4 hal :
1) Besarnya tingkat kupon serta periode pembayarannya
2) Jangka waktu jatuh tempo
3) Besarnya nominal
4) Jenis obligasi
Besarnya prosentase pembayaran yang diberikan secara periodik
atas pembayaran prosentase tertentu didasarkan atas nilai nominalnya
atau disebut pembayaran kupon. Kupon merupakan penghasilan bunga
obligasi yang didasarkan atas nilai nominal yang dilakukan berdasarkan
perjanjian, biasanya setiap tahun atau setiap semester atau triwulan.
Penentuan tingkat kupon obligasi biasa ditentukan berdasarkan tingkat
bunga komersial yang sedang berlaku.29
Berdasarkan uraian tersebut maka obligasi adalah produk yang
tidak sesuai dengan ajaran islam, karena dalam islam suatu hutang
piutang termasuk kegiatan tabarru (kebajikan), sehingga diharamkan
untuk mendapatkan sesuatu dari kegiatan tersebut.
Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak
ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen –
instrumen yang mempunyai komponen bunga (interest – bearing
instruments) ini keluar dari daftar investasi halal. Karena itu,
dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah.
Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSNMUI/IX/2002, " Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada
29
Ibid., h. 222.
pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar
pendapatan
kepada
pemegang
Obligasi
Syariah
berupa
bagi
hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo ".
Pada awalnya, penggunaan istilah "obligasi syariah" sendiri
dianggap kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari
bunga sehingga tidak dimungkinkan untuk di- syariah-kan.
Namun sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang
menjalankan prinsip syariah, tetap menghimpun dan menyalurkan dana,
tetapi tidak dengan dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran
pengertian pada obligasi. Mulanya dikenal sebagai instrumen fixed
income karena memberikan kupon dengan bunga tetap (fixed) sepanjang
tenornya. Kemudian dikembangkan juga obligasi dengan kupon bunga
mengambang (floating) sehingga bunga yang diterima pemegang obligasi
tidak lagi tetap. Dalam hal obligasi syariah, kupon yang diberikan tidak
lagi berdasarkan bunga, tetapi bagi hasil atau margin/fee.30
Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah
yaitu:
a) Mudharabah
b) Murabahah
c) Salam
d) Istishna
e) Ijarah
Obligasi syariah sebagai bentuk pendanaan (financing) dan
sekaligus investasi (investment) memungkinkan beberapa bentuk struktur
30
“Obligasi Syariah” artikel di akses pada 8 Mei 2008 dari http// www. bapepam.com.
yang dapat ditawarkan untuk tetap menghindarkan pada riba.
Berdasarkan pengertian tersebut, obligasi syariah dapat memberikan:
1) Bagi Hasil berdasarkan akad Mudharabah/Muqaradhah/Qiradh atau
Musyarakah. Karena akad Mudharabah/Musyarakah adalah kerja
sama dengan skema bagi hasil pendapatan atau keuntungan, obligasi
jenis ini akan memberikan return dengan penggunaan term
indicative/expected return karena sifatnya yang floating dan
tergantung pada kinerja pendapatan yang dibagihasilkan.
2) Margin/Fee berdasarkan akad Murabahah atau Salam atau Istishna
atau Ijarah. Dengan akad Murabahah/Salam/ Isthisna sebagai bentuk
jual beli dengan skema cost plus basis, obligasi jenis ini akan
memberikan fixed return.
c. Reksadana
Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil yang tidak mengetahui
dan tidak memiliki banyak waktu untuk menghitung resiko atas investasi
mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana
dari masyarakat yang mempunyai modal dan keinginan untuk melekukan
investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.31
31
Tjipto Darmadji dan Hendy MF, Pasar Modal di Indonesia ( Jakarta : Salemba
Empat, 2001 ). h. 147.
Menurut undang – undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1
ayat 27 didefinisikan bahwa Reksadana adalah wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
dinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Sedangkan Reksadana syariah mengandung pengertian sebagai
Reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada
syariat islam. Yaitu tidak menginvestasikan pada saham – saham atau
obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan
dengan syariat islam.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-MUI/IX/2000
tanggal 18 April 2000 tentang Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana
Syariah telah mendefinisikan tentang reksa dana syariah yaitu reksa dana
yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta
(shahib al mal/rabb
al mal) dengan Manajer investasi sebagai wakil shahib al mal maupun
antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al mal dengan pengguna
investasi.
Berdasarkan hal tersebut maka batasan untuk produk – produk
yang dapat dijadikan portofolio bagi Reksadana syariah adalah produk –
produk investasi sesuai dengan ajaran islam.
Macam – macam Reksadana sesuai kebijakan Investasi meurut
peraturan Bapepam adalah :
1). Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksadana yang hanya melakukan investasi pada Efek bersifat
utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Reksadana ini
mengutamakan investasi pada jenis – jenis efek di Pasar uang dengan
orientasi pendapatan jangka pendek.
2). Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang – kurangnya
80 % dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat utang. Reksadana ini
mengkhususkan pada Efek yang memberikan pendapatan secara
tetap.
3). Reksa Dana saham (Growth Funds)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang – kurangnya
80% dari aktivanya dalam Efek bersifat Ekuitas. Reksadana ini
mengupayakan untuk memperoleh capital gain dalam jangka panjang.
4). Reksa Dana Campuran (Balanced funds)
Reksadana yang melakukan investasi dalam Efek bersifat
Ekuitas dan efek bersifat utang yang perbandingan tidak termasuk
huruf
b
dan
c
diatas.
Reksadana
ini
mengutamakan
penganekaragaman jenis efek dengan proporsi yang seimbang antara
efek ekuitas dan efek utang.
Instrumen investasi syariah di Indonesia pada saat ini masih
dalam tahap tumbuh dan berkembang. Beberapa instrumen investasi
syariah yang ada saat ini dan bisa menjadi outlet investasi bagi asuransi
syariah adalah:
a.
Investasi ke bank – bank umum syariah seperti BMI, BSM
b. Investasi ke bank umum yang memiliki cabang syariah Seperti BNI
Syariah, BRI Syariah, BII Syariah, Danamon Syariah, Bank IFI
Syariah dll.
c. Investasi ke BPR Syariah dan Baitul Mal wat Tamwil (BMT)
d. Investasi langsung ke perusahaan yang tidak menjual barang haram
atau maksiat dengan sistem mudharabah, wakalah, wadiah dll
e. Investasi ke lembaga keuangan syariah lainnya seperti Reksadana
syariah, modal ventura syariah, leasing syariah, pegadaian syariah,
obligasi syariah dll.
Jenis investasi syariah yang saat ini diimplementasikan di
perusahaan asuransi syariah di Indonesia:
1. Deposito mudharabah, investasi dapat dilakukan di bank syariah
2. Obligasi syariah, yaitu investasi dengan membeli obligasi syariah
yang diterbitkan oleh bank syariah atau lembaga keuangan lain yang
berdasarkan prinsip syariah dengan nisbah tertentu.
3. Reksadana syariah, yaitu reksadana yang beroperasi menurut prinsip
syariah baik dalam bentuk akad antara shohibul mal dengan Manajer
investasi sebagai wakil shohibul mal, maupun antara Manajer
investasi dengan pengguna investasi
4. Saham, yaitu dengan membeli saham – saham yang menjadi anggota
JII di BEJ
5. Penyertaan langsung, yaitu melakukan penyertaan langsung pada
perusahaan yang secara analisis studi kelayakan menguntungkan.
6. Bangunan, dengan membeli aktiva tetap yang kemudian disewakan.
7. Pembiayaan mudharabah, investasi yang dilakukan dengan akad
kerjasama usaha antara shohibul mal dan mudharib dengan nisbah
bagi hasil menurut kesepakatan.
8. Pembiayaan bai bithaman ajil, investasi dengan akad jual beli barang
yang menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati
bersama.
9. Hipotik yaitu memberikan pinjaman dalam bentuk hipotik untuk
pembiayaan kendaraan bermotor dan rumah.
Departemen keuangan (SK Dirjen No. Kep. 4499/LK/2000
tanggal 11 September 2000) sebagai regulator mengeluarkan peraturan
tentang tempat investasi bagi asuransi syariah yaitu:
1) Deposito dan sertifikat deposito syariah
2) Deposito dan sertifikat deposito pada BPRS 10%
3) Sertifikat wadiah bank Indonesia 20%
4) Saham syariah yang tercatat di BEJ 20%
5) Obligasi syariah yang tercatat di BEJ 20%
6) Saham syariah yang tercatat di bursa efek luar negeri 10%
7) Obligasi syariah yang tercatat di bursa efek luar negeri 10%
8) Surat berharga syariah yang diterbitkan/dijaminkan pemerintah 20%
9) Reksadana syariah 20%Investasi langsung 10%
10) Pembiayaan Modal kerja dengan skema mudharabah 10%
11) Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi 20%
12) Hipotik/mudharabah 30%
13) Pinjaman polis
Dalam
Keputusan
Menteri
Keuangan
terbaru
No.
424/KMK.06/2003, jenis investasi yang diperkenankan untuk perusahaan
asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah adalah sebagai berikut :
a. Deposito berjangka dan sertifikat deposito pada bank, termasuk
deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang dari atau
sama dengan 1 (satu) bulan.
b. Saham yang tercatat di bursa efek.
c. Obligasi dan Medium Term Notes dengan peringkat paling rendah A
atau yang setara pada saat penempatan.
d. Surat berharga yang duterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau
Bank Indonesia.
e. Unit penyertaan reksa dana.
f. Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek).
g. Bangunan dengan hak strata atau tanah dengan bangunan, untuk
investasi.
h. Pinjaman polis.
i. Pembiayaan kepemilikan tanah dan atau bangunan, kendaraan
bermotor, dan barang modal dengan skema murabahah (jual beli
dengan pembayaran ditangguhkan).
j. Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil).
B.
ASURANSI SYARIAH
1. Pengertian Asuransi
Ruang lingkup usaha asuransi yaitu jasa keuangan yang
menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi,
memberi perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi
terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak
pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.
M. Az Zarqa mengatakan bahwa asuransi syariah adalah sebuah
sistem ta’awun atau tadhawun yang bertujuan untuk menutupi kerugian
peristiwa – peristiwa atau musibah, tugas ini dibagikan kepada sekelompok
tertanggung dengan cara memberikan pengganti kepada orang yang
tertimpa musibah. Pengganti tersebut diambil dari kumpulan premi – premi
mereka.32
Dalam ekonomi Islam, asuransi syariah merupakan lembaga
keuangan Syariah non Bank, yang bergerak dibidang jasa penjamin atau
pertanggungan risiko. Karenanya asuransi syariah dapat dilihat sebagai
32
Zarqa Mustafa Ahmad, Al
: Dar al Fikr, 1968).
Ightishodi al Islamiyah nidzomutta’min (Bairut
lembaga keuangan non Bank yang beroperasi dalam bidang pertanggungan
atau pinjaman risiko kepada para nasabah.33
DSN MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 dalam fatwanya tentang
pedoman umum asuransi syariah (Ta’min, takaful atau Tadhamun) adalah
usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau
pihak melalui iuran tabarru’ untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) sesuai dengan syariah.34
Sedangkan pada pasal 246 KUHD asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian (timbal balik), dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi,
untuk memberikan penggantian kepadanya, karena suatu kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu.35
Berdasarkan definisi tersebut maka dalam asuransi terkandung tiga
unsur, yaitu:
a. Pihak tertanggung (Insured) yang berjanji untuk membayar uang premi
kepada pihak penanggung, secara sekaligus atau angsuran
b. Pihak penanggung (Insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang
(santunan) kepada tertanggung, apabila terjadi sesuatu risiko yang
mengandung unsur ketidakpastian.
33
Hendi Suhendi dan Denik, Yusuf, Asuransi Takaful : Dari Teori ke Praktis (Bandung,
Mimbar Pustaka asuransi), h.3.
34
Tim penyusun Fatwa dewan Pengawas Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan
Syariah Nasional ( Jakarta : Intermasa, 2003 ), Edisi ke-2, H. 135.
35
cet-4, h. 1.
Purwosutcjpto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 6 (Jakarta: Djambatan, 1996),
c. Suatu peristiwa (accident) yang tidak diketahui sebelumnya
Pengertian asuransi dalam UU No. 2 Th. 1992 ketentuan pasal 1
angka (1) Asuransi atau pertanggungan adalah “ perjanjian antara dua belah
pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pihak
ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan “. 36
Istilah lain yang sering digunakan untuk asuransi syariah adalah
Takaful. Kata Takaful berasal dari takafala-yatakafalu, yang secara
epistimologis berarti menjamin atau saling menaggung. Kata Takaful
sebenarnya tidak dijumpai dalam Al – Qur’an. Namun ada sejumlah kata
yang seakar dengan Takaful, seperti dalam surah Thaha ayat 40. Takaful
dalam pengertian muamalah adalah saling memikul risiko diantara sesama
orang sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas
risiko yang lainnya. Saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar saling
menolong dalam kebaikan dengan cara masing – masing mengeluarkan dana
tabarru’ dana sumbangan, derma yang ditujukan untuk menanggung risiko.
Takaful dalam pengertian ini sesuai dengan Al – Qur’an surat Almaidah ayat
2 yang berbunyi :
36
Prof. Dr. H. Man Supraman Sastrawidjaja, S.H, S U, dan Endang S.H, Hukum
Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian ( Bandung : PT
Alumni, 2004 ), cet-3, h.165.
ۖ
ۖ
‫ن‬
ِ ‫ﻋ ْﺪوَا‬
ُ ‫ﻻ ْﺛ ِﻢ َواْﻻ‬
ِ ‫ﻋﻠَى ْﺎ‬
َ ‫ﻻ َﺗﻌَﺎ َو ُﻧﻮْا‬
َ ‫ى َو‬
ٰ‫وَﺗَﻌَﺎ َو ُﻧﻮْا ﻋَﻠىَﺎ ْﻟ ِﺒ ﱢﺮ وَا ْﻟ َﺘ ْﻘﻮ‬
‫ب‬
ِ ‫ﺷ ِﺪ ْﻳ ُﺪاْﻟﻌِﻘَﺎ‬
َ َ‫ن اﷲ‬
‫وَا ﱠﺗﻘُﻮااﷲ َۗ ا ﱠ‬
“ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,
dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” ( Al –
Maidah : 2 )
Asuransi kerugian adalah usaha asuransi yang memberikan jasa
dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan
tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang
tidak pasti.
Dari definisi diatas tampak bahwa asuransi syariah bersifat saling
melindungi dan tolong – menolong yang disebut ta a’wun yaitu prinsip hidup
saling tolong – menolong dan melindungi atas dasar ukhuwah islamiah antara
sesama anggota peserta asuransi syariah dalam menghadapi risiko.
2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah
Industri asuransi, baik asuransi kerugian maupun asuransi jiwa,
memiliki
prinsip –
prinsip yang
menjadi
pedoman
bagi
seluruh
penyalenggaraan kegiatan perasuransian dimanapun berada.37
a. Insurable Interest (Kepentingan yang dipertanggungkan)
37
AM. Hasan Ali, MA, Asuransi dalam persepektif hokum Islam ( Jakarta : Kencana,
2004), h.77.
Iinsurabe interest didefinisikan oleh Darmawi adalah sebagai
hak atau adanya hubungan dengan persoalan pokok dari kontrak, seperti
menderita kerugian financial, sebagai akibat terjadinya kerusakan,
kerugian, atau kehancuran suatu harta. Tanpa insurable interest, suatu
kontrak akan merupakan kontrak taruhan atau kontrak perjudian, lagi
pula dapat menimbulkan niat jahat untuk menyebabkan terjadinya
kerugian dengan tujuan memperoleh santunan. Jika insurable interest itu
ada, maka tidak mungkin mendapatkan keuntungan dari peristiwa
tersebut.
b. Utmost Good Faith (Kejujuran Sempurna)
Utmost
Good
Faith
adalah
bahwa
kita
berkewajiban
memberitahukan sejelas – jelasnya dan teliti mengenai segala fakta –
fakta yang penting yang berkaitan dengan objek yang diasuransikan.
Kewajiban untuk memberikan fakta – fakta penting tersebut berlaku :
1) Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai
kontrak asuransi selesai dibuat.
2) Pada saat perpanjangan kontrak asuransi
3) Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal –
hal yang ada kaitannya dengan perubahan – perubahan itu.
c. Indemnity (Indemnitas)
Indemnitas adalah kontrak penggantian kerugian. Yaitu
penenggung menyediakan penggantian kerugian untuk kerugian yang
nyata diderita tertanggung, dan tidak lebih besar daripada kerugian yang
diderita tertanggung. Artinya batas tertinggi kewajiban penanggung
berdasarkan prinsip ini adalah memulihkan tertanggung pada ekonomi
yang sama dengan posisinya sebelum terjadi kerugian.
d. Subrogation (Subrogasi)
Prinsip subrogasi diatur dalam Undang – undang Hukum
Dagang Pasal 284 yang berbunyi : “Apabila seorang penanggung telah
membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung
akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk
menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada
tertanggung”. Dengan kata lain, apabila tertanggung mengalami kerugian
akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga maka penanggung setelah
memberikan ganti rugi kepada tertanggung, akan menggantikan
kedudukan tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga
tersebut.
e. Contribution (Kontribusi)
Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila penanggung telah
membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak tertanggung, maka
penanggung berhak menuntut perusahaan – perusahaan lain yang terlibat
suatu pertanggungan (secara bersama – sama menutup asuransi harta
benda milik Anda) untuk membayar bagian kerugian masing – masing
yang besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang ditutupnya.
f. Proximate Cause (Kausa Proksimal)
Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah
atau kecelakaan, maka pertama – tama penanggung akan mencari sebab –
sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian
peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya akan terjadilah peristiwa
atau musibah tersebut. Suatu prinsip yang digunakan untuk mencapai
penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah : “ Unbroken Chain of
Events “ yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus.
Sebagai contoh, kasus klaim kecelakaan diri berikut ini :
1) Seorang mengendarai kendaraannya di jalan tol dengan kecepatan
tinggi sehingga mobil tidak terhindari dan terbalik.
2) Korban luka parah dan dibawa ke rumah sakit.
3) Tidak lama kemudian korban meninggal dunia.
Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa kuasa proksimalnya
adalah korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi sehingga
mobil tidak terkendali dan terbalik. Melalui kuasa proksimal akan dapat
diketahui apakah penyebab terjadinya musibah atau kecelakaan tersebut
dijamin dalam kondisi polis asuransi atau tidak.
Prinsip yang diterapkan dalam asuransi syariah tidaklah jauh
berbeda dari prinsip yang berlaku pada konsep ekonomika islami secara
komprehensif dan bersifat major. Hal ini disebabkan karena kajian
asuransi syariah merupakan turunan ( minor ) dari konsep ekonomi
islami. Dalam hal ini, prinsip dasar asuransi syariah ada sepuluh macam,
yaitu :38
a. Tauhid (Unity)
38
Ibid., h. 125.
Prinsip Tauhid (unity) adalah dasar utama dari setiap bentuk
bangunan yang ada dalam syariah islam. Setiap bangunan dan
aktivitas kehidupan manusia harus didasarkan pada nilai – nilai
tauhidnya. Artinya bahwa setiap gerak langkah serta bangunan hukum
harus mencerminkan nilai – nilai ketuhanan.
b. Keadilan (Justice)
Prinsip kedua dalam berasuransi adalah terpenuhinya nilai –
nilai keadilan (justice) antara pihak – pihak yang terikat dengan akad
asuransi. Keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam
menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah (anggota) dan
perusahaan asuransi.
c. Tolong menolong (Ta’awun)
Praktik tolong – menolong dalam asuransi adalah unsur
utama pembentuk (DNA-Chromosom) bisnis asuransi. Tanpa adanya
unsur ini atau hanya semata – mata untuk mengejar keuntungan bisnis
(profit oriented) berarti perusahaan asuransi itu sudah kehilangan
karakter utamanya, dan seharusnya sudah wajib terkena pinalti untuk
dibekukan operasionalnya sebagai perusahaan asuransi.
d. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama dalam bisnis asuransi dapat berwujud dalam
bentuk akad yang dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang
terlibat, yaitu antara anggota (nasabah) dan perusahaan asuransi.
Dalam operasionalnya akad yang dipakai dalam bisnis asuransi dapat
memakai konsep mudharabah atau musyarakah.
e. Amanah (Trustworthy)
Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat terwujud
dalam nilai – nilai akuntabilitas (pertanggungjawaban) perusahaan
melalui penyajian laporan keuangan tiap periode. Dalam hal ini
perusahaan asuransi harus memberi kesempatan yang besar bagi
nasabah untuk mengakses laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi harus harus
mencerminkan nilai – nilai kebenaran dan keadilan dalam
bermuamalah dan melalui auditor public.
f. Kerelaan (al – ridha)
Dalam bisnis asuransi, kerelaan dapat diterapkan pada setiap
anggota (nasabah) agar mempunyai motivasi dari awal untuk
merelakan sejumlah dana (premi) yang disetorkan ke perusahaan
asuransi, yang difungsikan sebagai dana sosial (tabarru).
g. Larangan Riba
Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam
pengertian lain, secara linguistik riba berarti tumbuh dan membesar.
Sedangkan untuk istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan
dari harta pokok atau modal secara bathil. Baik dalam transaksi jual –
beli maupun pinjam – meminjam secara bathil atau bertentangan
dengan prinsip muamalah dalam islam.
h. Larangan Maisir ( judi)
Yaitu adanya salah satu pihak yang untung namun di lain
pihak justru mengalami kerugian.
i. Larangan Gharar (Ketidakpastian)
Gharar dalam pengertian bahasa adalah al – khida’
(penipuan) yaitu suatu tindakan yang didalamnya diperkirakan tidak
ada unsur kerelaan.
3. Sistem Operasional Asuransi Syariah
Sistem operasional asuransi syariah dilandasi oleh tiga prinsip, yaitu
:
a. Rasa saling bertanggungjawab
b. Kerja sama dan saling membantu
c.
Serta saling melindungi antara para peserta dan perusahaan.
Perusahaan asuransi syariah bertindak sebagai mudharib, yaitu
pihak yang diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta sebagai
shahibul maal untuk mengelola uang premi dan mengembangkan dengan
jalan yang halal sesuai dengan syariah serta memberikan santunan kepada
yang mengalami musibah sesuai dengan akad.
Premi pada asuransi kerugian syariah dan term insurance life,
preminya hanya mengandung unsur tabarru yang besarnya merujuk pada rate
standard yang diterapkan Dewan Asuransi Indonesia (DAI).
Pembagian keuntungan didasarkan atas akad awal yang telah
disepakati antara perusahaan dan peserta dalam bentuk persentase atau sistem
pembagian tertentu, seperti 60 % : 40 % dari pendapatan bersih setelah
dikurangi berbagai macam biaya atau beban asuransi, seperti reasuransi dan
klaim. Surplus tersebut kemudain dibagi hasil antara peserta dan perusahaan.
Bagian perusahaan ini diambil sebagai biaya operasional sebelum menjadi
profit perusahaan.
4. Pembebanan biaya operasional
Untuk menghindari unsur ketidakadilan bagi peserta yang tidak
mengetahui penggunaan dananya oleh perusahaan, perusahaan asuransi
syariah tidak diperbolehkan membayar uang komisi agen atau biaya lainnya
dengan uang premi, kecuali untuk penggunaan dana tabarru yang besarnya 510 % atas izin dan keikhlasan peserta. Ini karena dana tersebut akan
dimanfaatkan untuk dana kebajikan dalam bentuk bantuan kepada peserta
yang terkena musibah. Dengan tidak adanya pemotongan biaya, peserta pada
tahun pertama telah memiliki nilai tunai yang dapat diambil jika peserta
mengundurkan diri pada tahun pertama atau bulan pertama. Dana akan
dikembalikan penuh kecuali dana tabarru.
Namun melihat situasi dan kondisi sosial ekonomi serta pasar saat
ini, dan tidak semua perusahaan memiliki modal besar, Dewan Pengawas
Syariah membolehkan beberapa perusahaan asuransi menggunakan biaya
loading, misalnya dalam bentuk biaya komisi dan biaya penagihan sebesar
20-30 % dari premi tahun pertama. Agar tidak menyalahi akad mudharabah
dan tabarru, perusahaan asuransi syariah tidak diperbolehkan mengenakan
biaya tersebut kepada peserta.39
5. Mekanisme Pengelolaan Dana Premi
pengelolaan adalah pengurusan, penyelenggaraan dan manajemen
perusahaan40. Dana adalah jumlah uang yang di sediakan untuk suatu
kumpulan41. Premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan
sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam
akad.42
Jadi pengelolaan dan premi adalah pengurusan oleh perusahaan
didalam mengurusi dana premi yang sudah terkumpul, dengan cara
menginvestasikannya ke lembaga – lembaga keuangan lain yang berbasis
syariah.
Dalam praktik di beberapa perusahaan asuransi kerugian syariah di
Indonesia dan Malaysia, mekanisme pengelolaan dana adalah sebagai
berikut; Dana dibayarkan peserta, kemudian terjadi akad mudharabah (bagi
hasil) antara mudharib (pengelola) dan shahibul mal (peserta). Kumpulan
dana tersebut kemudian diinvestasikan secara syariah ke bank syariah
maupan ke investasi syariah lainnya, lalu dikurangi biaya – biaya operasional
(seperti klaim, Reasuransi, komisi broker, dll). Selanjutnya surplus (profit)
dilakukan bagi hasil antara mudharib (pengelola) dan shahibul mal (peserta)
39
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah ( keberadaaannya dan Kelebihannya Ditengah
Asuransi konvensional ) ( Jakarta : Elex Media Komputindo, 2006 ), h. 70.
40
J.S. Badudu & Sutan Moh. Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Jakarta : Pustaka
Hampan, 1996 ), h. 228.
41
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan ( Jakarta : LPKN, 1997 ), H. 154
42
Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama’ Indonesia Fatwa DSN, no. 21/DSN-MUI
/x/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah ( Jakarta, 2001 ).
sesuai dengan skim bagi hasil yang telah ditentukan sebelumnya (misalnya
60 : 40). Bagian yang 60 persen untuk mudharib (perusahaan) tadi setelah
dikurangi biaya administrasi dan management expense, sisanya menjadi
profit bagi shareholders. Sedangkan bagian yang lain, yaitu 40 persen
menjadi share surplus for participant (surplus bagi hasil untuk participan).43
43
H.249.
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Life and General ) Konsep dan Operasional.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
F.
Sejarah Berdirinya BUMIDA Bumiputera Syariah
PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967 SYARIAH,
disingkat BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH, memperoleh izin pendirian
sejak 19 Februari 2004, sesuai dengan surat keputusan Menteri Keuangan RI No.
Kep-075/KM.6/2004. Secara resmi beroperasi sejak bulan April 2004.
Induknya sendiri, PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERAMUDA 1967
atau BUMIDA BUMIPUTERA, memperoleh ijin operasi dari Direktorat
Lembaga Keuangan, Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemaen
Keuangan Republik Indonesia No. KEP.350/DJM/111.3/71973 tanggal 24 Juli
1973.
BUMIDA BUMIPUTERA didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputera
1912, sebagai induk perusahaan, yang diwakili oleh Dra. H.I.K. Suprakto dan
Mohamad S. Hasyim, MA sesuai dengan akte No.7 tanggal 8 Desember 1967
dari Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta
dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 15
tanggal 20 Februari 1970.
BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH merupakan bagian kelompok
bisnis AJB Bumiputera 1912, yang secara khusus bergerak di bidang asuransi
umum/kerugian syariah. Induknya sendiri merupakan perusahaan yang
mempelopori industri asuransi di Indonesia.
G.
Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan
1. Falsafah
a. Idealisme
Senantiasa memelihara semangat dan nilai – nilai kejuangan
bangsa dalam upaya meningkatkan martabat dan kesejahteraan bangsa
melalui asuransi
b. Kebersamaan
Senantiasa
memelihara
dan
meningkatkan
nilai
–
nilai
nasionalisme dan kejuangan dengan semangat kebersamaan menghadapi
era globalisasi, melalui upaya sinergi dan optimalisasi manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
c. Profesionalisme
Memiliki kemampuan mengelola bisnis asuransi umum secara
profesional,
dengan
dukungan
SDM
yang
berwawasan
dan
berpengetahuan luas, didukung dengan keterampilan tinggi serta
senantiasa memberikan pelayanan prima kepada nasabah.
2. Visi
Berkembang untuk menjadi yang terdepan sebagai pemain utama
Pasar Retail.
3. Misi
Menguasai Pasar Retail melalui inovasi terus – menerus memberikan
layanan optimal didukung oleh SDM yang berkualitas aktif dalam
pengembangan jaringan Bumiputera Group menuju 10 besar Asuransi
Umum.
4. Nilai – nilai Dasar
a. Berkualitas
Membangun SDM merupakan kunci pokok eksistensi dan
kelanjutan perkembangan Perusahaan ke depan. Dengan SDM yang
berkualtias; Perusahaan mampu menghadirkan kualtias produk dan
pelayanan terbaik, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga
integritas dan moralitas usaha menuju Good Coporate Governance.
b. Dipercaya
Komitmen yang tinggi untuk membangun SDM berkualitas,
inovasi dan diferensiasi produk, pelayanan yang optimal dengan
dukungan
teknologi
informasi
yang
andal,
diharapkan
dapat
meningkatkan kepercayaan dan loyalitas stake holder terhadap
Perusahaan.
c.
Menguntungkan
Kepercayaan dan loyalitas stake holder terhadap Perusahaan akan
menghasilkan manfaat yang saling menguntungkan, bukan hanya
dinikmati oleh share holder, tetapi juga oleh pemegang polis, karyawan
dan semua pihak yang berkepentingan terhadap Perusahaan.
5. Struktur Kepemilikan Permodalan
Kepemilikan Perusahaan sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995
tentang Perseoraan Terbatas dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912 98% dan
PT Eurasia Wisata 2%.
Struktur permodalan Perusahaan telah dipenuhi, sesuai ketentuan
modal setor minimum yang dipersyaratkan dalam UU No. 2 Tahun 1992,
dari Rp 25.000.000.000.00 menjadi Rp 100.000.000.000.00 Untuk Bumida
Bumiputera Syariah, sejak tahun 2007 modal setor yang dipisahkan dari
modal induknya telah mencapai Rp 10.000.000.000.00 dan saat ini
merupakan asuransi syariah berbadan hukum cabang yang memiliki modal
terbesar.
6. Dukungan Kelompok Usaha
Perusahaan – perusahaan lain yang menjadi kelompok usaha AJB
Bumiputera 1912 antara lain:
a) Bank Bumiputera
b) Bumiputera Multimedia
c) Informatics OASE
d) Mardi Mulyo
e) Eurasia Wisata
f) Bumiputera Mitra Sarana
g) Bapindo Bumi Seguritas
h) Wisma Bumiputera
i) Yayasan Dharma Bumiputera
j) Dana Pensiun Bumiputera
k) Hotel Bumiwiyata
Bumida Bumiputera Syariah bersinergi dengan AJB Bumiputera
1912 Syariah yang telah beroperasi lebih dahulu.
7. Dukungan Reasuransi dan Mitra Asuransi
Didukung oleh beberapa Perusahaan Reasuransi dalam negeri dan
luar negeri, meliputi:
a) Reasuransi Internasional Indonesia (ReIndo) Syariah
b) Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) Syariah
c) Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) Syariah
d) Dukungan Reasuransi Luar Negeri, ARIL Malaysia
Serta Mitra Perusahaan Asuransi yang tergabung dalam Asosiasi
Asuransi Syariah Indonesia (AASI).
8. Jaringan Perkantoran
Bumida Bumiputera hingga saat ini memiliki 43 kantor cabang dan
perwakilan, disamping dukungan Sinergi Rumpun Bambu AJB Bumiputera
1912 dengan kantor operasional yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia,
serta didukung lebih dari 20.000 tenaga pemasaran Sinergi.
H.
Prinsip dan Landasan Operasional
Keputusan Menteri Keuangan RI No. 424/KMK.06/2003, tanggal 30
september 2003, yang isinya :
a. Prinsip syariah adalah prinsip perjanjian beardasarkan hukum Islam antara
perusahaan asuransi dengan pihak lain dalam menerima amanah dengan
mengelola dana peserta melalui kegiatan investasi atau kegiatan lain yang di
selenggarakan sesuai dengan syariah.
b. Perusahaan asuransi yang menjalankan usaha asuransi dengan prinsip
syariah, laporan perhitungan tingkat solvabilitas harus dilengkapi dengan
surat pernyataan DPS bahwa pengelolaan kekayaan dan kewajiban telah
dilakukan sesuai dengan prinsip syariah.
c. Perusahaan asuransi yang menyelenggarakan usaha asuransi dengan prinsip
syariah harus melakukan pemisahan kekayaan dan kewajiban usaha asuransi
dengan prinsip syariah dengan kekayaan dan kewajiban usaha asuransi
dengan prinsip konvensional.
Fatwa MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001, tanggal 17 Oktober 2001 tentang
Pedoman Umum Asuransi Syariah.
1). Usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru yang memberikan pola
pengambilan untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syariah.
2). Tidak
mengandung
gharar
(penipuan)
maysir
(perjudian)
riba
(melipatgandakan), zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan
maksiat.
3). Pengelolan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh lembaga yang
berfungsi sebagai Pemegang Amanah dan wajib melakukan investasi dari
dana yang terkumpul sesuai dengan prinsip syariah.
4). Perusahaan asuransi syariah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana
atas dasar akad tabarru (hibah).
I.
Produk BUMIDA Bumiputera Syariah
Produk BUMIDA syariah merupakan suatu program dengan konsep
tolong – menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (wa ta’awannu alal birri wat
taqwa) yang memberikan manfaat santunan bila terjadi musibah (Kecelakaan).
Semua peserta BUMIDA syariah merupakan sebuah keluarga besar yang
akan saling menanggung satu sama lain terhadap musibah yang dialami oleh
peserta lain. Sistem ini diatur dengan meniadakan tiga unsur yang masih sering
dipertanyakan, yaitu : ketidakpastian (gharar), untung – untungan (maisir), dan
bunga (riba).
Adapun Produk – produk yang ditawarkan BUMIDA syariah antara lain :
Produk Standard Syariah terdiri dari :
1. Asuransi Kebakaran
Yang terjadi karena kekurang hati – hatian atau kesalahan pelayan
atau karyawan Tertanggung, tetangga, perampok atau sejenisnya, ataupun
karena sebab kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan dalam Polis.
2. Asuransi Kendaraan Bermotor
a. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor akibat tabrakan, perbuatan
jahat orang lain, pencurian, kebakaran dan sambaran petir.
b. Kerugian
atau
kerusakan
sebagaimana
tersebut
diatas
selama
penyeberangan dengan feri atau alat penyeberangan resmi lain yang
berada dibawah pengawasan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
c. Kerusakan roda bila kerusakan tersebut mengakibatkan pula kerusakan
kendaraan bermotor itu yang disebabkan oleh kecelakaan.
d. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh Tertanggung untuk penjagaan
atau pengangkutan ke bengkel atau tempat lain guna menghindari atau
mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam Polis.
Setinggi – tingginya sebesar setengah persen (0.5%) dari jumlah
pertanggungan, tanpa diperhitungkan dengan risiko sendiri.
3. Asuransi Kesehatan
Suatu bentuk pertanggungan Asuransi yang memberikan jaminan
kepada tertanggung untuk mengganti setiap biaya pengobatan, seperti biaya
perawatan di rumah sakit, biaya pembedahan, obat – obatan, bila tertanggung
menderita penyakit/sakit berdasarkan program yang disepakati atau yang di
jamin oleh polis perusahaan asuransi.
4. Asuransi Kecelakaan Diri
Asuransi Kecelakaan Diri menjamin tertanggung akibat dari suatu
kecelakaan yang menimpa dirinya selama 24 jam dalam periode
pertanggungan tertentu, misalnya selama satu tahun atau selama satu
perjalanan.
5. Asuransi Pengangkutan
Memberikan perlindungan kepada Tertanggung (pemilik barang yang
diangkut) dari kerusakan/kerugian atas barang – barang yang diangkut (yang
sedang dalam pengangkutan) sebagai akibat suatu musibah/kecelakaan.
Kepentingan yang bisa dipertanggungkan dalam asuransi pengangkutan
adalah : Barang yang diangkut, biaya/ongkos pengiriman dan keuntungan
yang diharapkan.
6. Asuransi Surety Bond
Perjanjian 3 (tiga) pihak antara Perusahaan Asuransi sebagai
penjamin (Surety) dan Pemborong/Kontraktor sebagai terjamin (Principal)
untuk menjamin kepentingan pihak Pemilik Proyek
(Obligie), apabila
Principal gagal/tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian (
perjanjian pokok) yang dibuat antara Principal dan Obligie.
7. Tanggung Gugat Dokter serta asuransi yang bersifat tailor made (sesuai
kebutuhan )
Mengganti kerugian kepada dokter, sebagai akibat dari tindakan
medis selama menjalankan profesinya, dan secara hukum bertanggung jawab
dari kerugian yang timbul dari cedera badan pada pasien yang disebabkan
oleh tindakan yang terjadi di daerah lingkup jaminan selama masa
berlakunya polis.
8. Asuransi AKDHK
Pengertian Asuransi Kecelakaan Diri Diluar Jam Kerja dan
Hubungan Kerja :
a. Tenaga Kerja merupakan motor perusahaan, partner kerja, juga asset
perusahaan. Jaminan kesejahteraan yang diberikan oleh Pengusaha
terhadap karyawannya adalah investasi jangka panjang untuk peningkatan
produktivitas.
b. Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi secara tiba – tiba tidak
terduga sebelumnya, datang dari luar diri tertanggung, bersifat kekerasan,
tidak dikehendaki dan tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu
serta dapat didiagnosa secara medis.
Produk Paketkoe Syariah ;
1. Asuransi Rumahkoe
Program ini dinamakan ”RumahKoe Syariah” yang dirancang
sebagai produk asuransi kebakaran syariah khusus rumah tinggal yang
dikemas secara sederhana dengan penambahan benefit – benefit bagi peserta.
Dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu ”RumahKoe Asri Syariah” dan
”RumahKoe Idaman Syariah”.
Adapun manfaat
yang diberikan sebagai bagian kesatuan paket
meliputi Kerugian / Kerusakan Rumah Tinggal sesuai Polis Standar Asuransi
Kebakaran Indonesia (PSAKI).
2. Asuransi Motorkoe
Produk motorkoe syariah dirancang khusus untuk kendaraan roda dua
yang dikemas secara sederhana untuk memenuhi kebutuhan pasar. Saat ini
banyak kendaraan bermotor khususnya roda dua yang mengalami
kecelakaan. Untuk mengurangi resiko penderita dari kecelakaan, maka
asuransi memproteksi semua kerugian yang dialami peserta atas ketentuan
yang telah disepakati.
3. Asuransi Mobilkoe
Program dinamakan “MobilKoe Syariah” yang di kelompokkan
menjadi dua jenis yaitu ”MobilKoe Grand Syariah” dan ”MobilKoe Elegant
Syariah” yang dirancang dari produk Asuransi Kendaraan Bermotor Syariah
dengan tambahan manfaat bagi Peserta.
Program MobilKoe Syariah dirancang khusus bagi Pemilik kendaraan
yang menginginkan manfaat yang bersifat comprehensive/menyeluruh,
kemudahan program serta pembayaran premi yang terjangkau/murah dan
disesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tersebut.
4. Asuransi Sehatkoe
Program ini mudah dipahami karena berupa Hospital Income yang diberikan
perhari sesuai dengan lamanya perawatan. Manfaat akan diberikan sesuai
dengan perjanjian yang dilakukan.
5. Asuransi Siswakoe
Produk Asuransi SiswaKoe Syariah adalah penyempurnaan dari
produk Asuransi Siswakoe Syariah sebelumnya setelah diadakan sedikit
perubahan sesuai dengan perkembangan pasar yang ada serta kebutuhan
masyarakat khususnya pada tingkat pendidikan pra sekolah, dasar, menengah
dan lanjutan.
6. Asuransi Mahasiswakoe
Produk Asuransi Mahasiswakoe Syariah adalah penyempurnaan dari
produk Asuransi Siswakoe Syariah sebelumnya setelah diadakan sedikit
perubahan sesuai dengan perkembangan pasar yang ada serta kebutuhan
masyarakat khususnya pada tingkat pendidikan tinggi di atas SMA atau
sederajat.
7. Asuransi kecelakaan diri syariah
Asuransi Kecelakaan Diri menjamin tertanggung akibat dari suatu
kecelakaan yang menimpa dirinya selama 24 jam dalam periode
pertanggungan tertentu, misalnya selama satu tahun atau selama satu
perjalanan.
J.
Struktur Organisasi
Dewan Pengawas Syariah
Ketua
: H. Endy M. Astiwara, MA, AAAI-J, FIIS
Anggota
: DR. KH. Surahman Hidayat, MA
: DR.
KH.
Ahzami
Samiun
Jazuli,
Kabag SDM dan Keuangan Syariah
: Drs. Saiful Hadi
Kabag Pengembangan Bisnis Syariah
: Fahmi Basyah, ST, AAAI-K
AIIS
Kepala Cabang Syariah
: Drs. M. Nasyubun, AAAI-K,
AIIS
Kasie Teknik
: Yeny Triana, AAAI-K, AIIS
Kasie Keuangan
: Yakub Malik, SE
Kasie Pemasaran Retail
: Kusumaningsyah Rousstia, SP
Kasie Pemasaran Korporasi
: H. Nuryanto
MA
BAB IV
FUNGSI BAGIAN INVESTASI DALAM PENGELOLAAN DANA ASURANSI
UMUM DI BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH
A.
Mengelola Dana
Sebagai perusahaan yang berorientasi pada profit, perusahaan asuransi
harus menginvestasikan dananya keberbagai instrumen investasi untuk
mendapatkan sesuatu yang diharapakan dalam mencapai tujuan. Dana pun harus
dikelola dengan sebaik mungkin agar mendapatkan keuntungan yang optimal.
Pada asuransi kerugian, premi yang dibayarkan peserta ke perusahaan
asuransi disebut dengan premi kontribusi. Kontribusi premi Asuransi Umum
BUMIDA Bumiputera Syariah dikelola dalam bentuk investasi oleh Bagian
investasi pada Divisi Keuangan BUMIDA Bumiputera 1967 Konvensional
44
.
Karena Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera Syariah merupakan cabang dari
Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera 1967 Konvensional, maka pengelolalaan
dananya masih dikelola oleh Induk perusahaan yaitu BUMIDA Bmiputera 1967
konvensional. Pelaksanaan investasi dikelola oleh bagian investasi pada Divisi
Keuangan konvensional dan investasi tersebut tidak keluar dari koridor syariah.
44
Wawancara Pribadi dengan Setyo, Bagian Investasi Bumida Bumiputera (Jakarta, 8
Februari 2008).
Investasi yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang telah diberikan oleh
Dewan Syariah Nasional yang telah tercantum dalam Fatwa DSN-MUI.
Untuk sementara waktu, masih dikelola oleh bagian konvensional, karena
cabang syariah belum mampu mengelola sendiri. Cabang syariah masih
membutuhkan banyak dana untuk memperluas jaringan, pengembangan produk
dan untuk mengurangi biaya – biaya operasional perusahaan. Itulah yang
menjadi alasan mengapa dana masih dikelola oleh konvensional.harapan kedepan
mudah- mudahan cabang syariah dapat mengelola sendiri keuangannya. Namun,
harus digaris bawahi bahwa, hanya pengelolaannya dibagian konvensional tetapi
pelaksanaannya syariah.45
Bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah mengelola dana yang
berasal dari dana premi dan modal perusahaan.
1. Dana Premi
Premi kontribusi yang berasal dari peserta dikelola setelah dikurangi
Ujroh kemudian dana tersebut dikumpulkan menjadi dana tabarru dan
diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi oleh bagian investasi. Setelah
mendapatkan hasil dari investasi, dikembalikan ke pool tabarru dan dikurangi
beban asuransi seperti; klaim dan reasuransi. Sisanya menjadi surplus
tabarru. Jika terjadi Surplus tabarru, akan dibagihasilkan kepada peserta dan
perusahaan sesuai dengan nisbah yang telah disepakai di awal perjanjian.
Lihat gambar 4.1
Klaim asuransi dibayarkan pada peserta dari dana peserta dan alokasi
untuk cadangan klaim ditetapkan di BUMIDA Bumiputera Syariah sebesar
45
Wawancara Pribadi dengan Syaiful Hadi, Kabag Teknik dan keuangan, (Jakarta, 26
Februari 2008).
40% dari dana tabarru. Jumlah premi yang diinvestasikan pada tahun 2007
sebesar Rp. 10.788.712.336,-.
2. Modal Perusahaan
Modal
perusahaan
di
investasikan
untuk
menopang
laju
perkembangan perusahaan. modal ini digunakan sebagai cadangan atau
talangan ( qardul hasan ) jika terjadi defisit pada dana tabarru dan akan
dikembalikan apabila ditahun berikutnya terjadi surplus tabarru.
Modal
perusahaan yang diinvestasikan pada tahun 2007 sebesar Rp. 10.000 000
000,- yang diinvestasikan ke berbagai instrumen jangka panjang ataupun
jangka pendek.
BUMIDA Bumiputera Syariah menggunakan akad antara peserta dan
perusahaan dengan akad wakalah bil ujroh. Wakalah adalah pelimpahan
kekuasaan oleh seorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak
kedua dalam hal – hal yang diwakilkan. Ujroh adalah upah atau imbalan, berasal
dari kata ijarah yang berarti upahan. Ujroh dalam pembahasan ini adalah sebagai
biaya loading (upah perusahaan), yaitu biaya – biaya yang dikeluarkan peserta
untuk perusahaan (pengelola dana) sebagai biaya untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan, seperti biaya operasional perusahaan, meliputi biaya marketing, gaji
karyawan, dsb.
Gambar 4.1
Skema Pengelolaan dana premi BUMIDA Bumiputera Syariah
Bagian Pendapatan Pengelolaan (Perusahaan)
% of HI
Hasil
Investasi
Investasi
Premi
Kontribusi
Mudharabah
(1-x) % of HI
X % of
Premi Tab
X % of Premi
(-)
Ujroh
Pool
Tabbaru
(-)
( 1-x ) %
of Premi
(+)
Beban
Asuransi
( - ) Klaim
( - ) Sesi R/A
( + ) Wa’ad R/A
( + ) Cadangan
Insentif`
( Bagi Hasil )
70% of Surplus
Surplus
Tabbaru
Insentif`
( Bagi Hasil )
30% of Surplus
Bagian
Peserta
Sumber : BUMIDA BUMIPUTERA SYARIAH
B.
Menentukan instrumen investasi
Dalam perusahaan asuransi, investasi sangat penting peranannya dalam
menjalankan kemajuan dan perkembangan perusahaan yang lebih baik.
Keuntungan yang didapatkan dari hasil investasi digunakan untuk biaya / beban
asuransi seperti beban klaim, beban Reasuransi, dan untuk cadangan.
Untuk menentukan instrumen investasi, bagian investasi BUMIDA
Bumiputera Syariah melakukan beberapa tahap dalam menentukan instrumen,
yaitu :
1. Menentukan kebijakan investasi
Bagian Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah yang disebut sebagai
pemodal menentukan apa yang menjadi tujuan investasinya, dan berapa
banyak investasi tersebut dilakukan. Karena dalam berinvestasi, tidak
tertutup kemungkinan untuk rugi. Jadi pemodal harus mempertimbangkan
resiko dan keuntungan dengan sangat hati – hati.
2. Menganalisis Sekuritas
Dalam hal ini Bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah
melakukan analisis sekuritas dengan menggunakan dua cara, yaitu :
a. Analisis Teknikal, analisis ini menggunakan data – data (perubahan)
harga sekuritas di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga
sekuritas di masa yang akan datang.
b.
Analisis
Fundamental,
perusahaan
(lewat
analisis
analisis
ini
mengidentifikasikan
terhadap
faktor
–
faktor
prospek
yang
mempengaruhinya) untuk dapat memperkirakan harga saham di masa
mendatang.
3. Membentuk Portofolio
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas – sekuritas mana yang akan
dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing –
masing sekuritas tersebut. Dalam hal ini BUMIDA Bumiputera Syariah
menggunakan proporsi dana pada masing – masing portofolio pada periode 5
– 2008 seperti tabel berikut :
Tabel. 4.1
Daftar Instrumen yang digunakan BUMIDA Bumiputera Syariah
dan Proporsi Dana pada periode 5 – 2008 ( posisi s.d. 31/05/2008 )
Instrumen
Proporsi Dana
Saham
4,236,724,998.46
Reksa Dana
1,408,274,763.00
Obligasi
1,000,000,000.00
Deposito
5,335,000,000.00
Total
11,979,999,761.46
Sumber : Bagian Keuangan BUMIDA Syariah
4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya,
dengan maksud jika perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang
telah dimiliki. Jika dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi
optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko BUMIDA Bumiputera
Syariah (pemodal), maka BUMIDA Bumiputera Syariah dapat melakukan
perubahan terhadap sekuritas – sekuritas yang membentuk portofolio
tersebut.
5. Evaluasi kinerja portofolio
Bagian investasi BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan penilaian
terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang
diperoleh maupun risiko yang ditanggung.
Tujuan dari kelima tahap diatas dilakukan oleh bagian investasi
BUMIDA Bumiputera Syariah adalah untuk mendapatkan hasil investasi dengan
resiko yang rendah dan return yang optimal.
BUMIDA Bumiputera Syariah masih tergolong Asuransi Umum Syariah
yang baru. Pada tahun berdirinya BUMIDA Bumiputera Syariah, yaitu tahun
2004 dana yang dimiliki sangat sedikit. Dana tersebut hanya dapat digunakan
untuk biaya operasional perusahaan dan untuk memenuhi klaim peserta. Dana
yang diinvestasikan sangat kecil dan hanya dapat ditempatkan pada Deposito
saja. Lalu pada awal 2007 mendapatkan suntikan dana dari Induk perusahaan
yaitu Bumida Bumiputera menjadi 10 Milyar. Maka BUMIDA Bumiputera
Syariah melakukan investasi ke berbagai instrumen investasi di Pasar Modal
untuk menopang laju perkembangan perusahaan menjadi lebih besar.
Fatwa DSN No. 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003 tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di bidang Pasar
Modal, telah menentukan tentang kriteria produk – produk investasi yang sesuai
dengan ajaran Islam. 46
Pasar modal syariah tidak saja berfungsi untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian keuntungan dan
resikonya. Tetapi juga bagi pemegang saham, pasar modal memungkinkan
menjual saham untuk mendapatkan likuiditas.
46
Tim penyusun Fatwa dewan Pengawas Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan
Syariah Nasional ( Jakart : Intermasa, 2003 ), Edisi ke-2.
Fungsi dari keberadaan pasar modal syariah menurut MM. Metwally
adalah sebagai berikut :47
1). Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
2). Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapat
kan likuiditas.
3). Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan mengembangkan lini produksinya.
4). Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
5). Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan
bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.
Instrumen yang digunakan BUMIDA Bumiputera Syariah dalam
investasi adalah instrumen – instrumen yang terdaftar di pasar modal syariah :
1. Saham
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saham adalah surat bukti
kepemilikan bagian modal Perseroan Terbatas (PT) yang memberi hak atas
deviden dan lain – lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.48
Dengan diluncurkannya Jakarta Islamic Index (JII) oleh Bursa Efek
Jakarta pada tanggal 3 Juli 2000 yang merupakan benchmark bagi saham –
saham likuid dan memenuhi prinsip syariah islam, diharapkan kepercayaan
investor yang ingin berinvestasi pada saham yang berbasis syariah dan
memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah islam untuk
melakukan investasi di bursa semakin meningkat.
47
MM. Metwally, Teori dan Praktek Ekonomi Islam ( Jakarta : Bangkit Daya Inasani,
1995 ), h. 177.
48
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta :
Balai Pustaka, 1989), h. 766, Cet-2.
Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks atas 30 saham yang
memenuhi prinsip – prinsip syariah. Saham – saham yang termasuk dalam
anggota JII akan dievaluasi setiap 6 (enam) bulan sekali yaitu pada bulan
Januari dan Juli setiap tahunnya.
Saham yang dipilih bagian Investasi di BUMIDA Bumiputera Syariah
adalah saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII). Untuk
mengetahui saham – saham yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah
berikut digambarkan tabel dan harga perolehan hingga periode Mei 2008.
Tabel 4.2
Daftar Saham BUMIDA Bumiputera Syariah
periode 5 – 2008 ( posisi s.d. 31/05/2008 )
No.
Nama Saham
Harga Perolehan
1.
PT. Telkom / TLKM
1.075.181.250.00
2.
PT. Indosat / ISAT
1.096.860.313.00
3.
PT. Astra Agro Lestari / AALI
441.726.563.00
4.
PT. Astra International / ASII
340.850.000.00
5.
Medco Energi Coorp / MEDC
263.156.250.00
6.
Kalbe Farma / KLBF
356.388.750.00
7.
Indocement Tunggal Prakarsa / INTP
8.
PT. Aneka Tambang / ANTM
521.300.000.00
9.
PT. Tambang Batubara Bukit Asam / PTBA
136.590.625.00
10.
Perusahaan Gas Negara / PGAS
377.190.626.00
11.
PT. Unilever / UNVR
273.807.811.00
98.370.313.00
Sumber : Asuransi BUMIDA Syariah
Dengan berinvestasi dalam bentuk saham keuntungan yang dipeoleh
BUMIDA Bumiputera Syariah adalah :
a) Dividen, pembagian keuntungan perusahaan/emiten kepada
pemegang
saham
b) Capital gain, potensi keuntungan dari selisih harga jual beli saham
Sementara risiko yang menyertainya adalah bahwa perusahaan/emiten
bisa gagal membayar dividen atau dividen tidak selalu bisa dibagikan setiap
tahun. Selain itu pergerakan saham yang sangat fluktuatif bisa naik drastis
maupun merosot tajam, sehingga menyebabkan nilai investasi akan turun
naik.
2. Obligasi
Pengertian obligasi syariah dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No.
32/DSN-MUI/IX/2002 tanggal 14 September 2002
adalah suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo.
Obligasi syariah bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih
merupakan penyerta dana yang diadasarkan pada prinsip bagi hasil.
Transaksinya bukan akad utang – piutang melainkan penyertaan. Dana yang
terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha lama atau pembangunan
suatu unit baru yang benar – benar berbeda dari usaha lama. Atas
penyertaannya, investor berhak mendapatkan nisbah keuntungan tertentu
yang dihitung secara proporsional dan dibayarkan secara periodik.
Dari sisi pasar modal, penerbitan obligasi syariah muncul sehubungan
dengan berkembangnya institusi – institusi keuangan syariah, seperti asuransi
syariah, dana pensiun syariah, dan reksa dana syariah yang membutuhkan
alternatif penempatan investasi.
Bagi emiten, menerbitkan obligasi syariah berarti juga memanfaatkan
peluang – peluang tertentu. Emiten dapat memperoleh sumber pendanaan
yang lebih luas, baik investor konvensional maupun syariah. Selain itu,
struktur obligasi syariah yang inovatif juga memberi peluang untuk
memperoleh biaya modal yang kompetitif dan menguntungkan.
Obligasi yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah adalah obligasi
Citra
Sari
Makmur
Ijarah.
dengan
nilai
investasi
sebesar
Rp.
1,000,000,000.00 dengan kerugian yang belum terealisir dari penurunan
harga saham sebesar Rp. 20,746,860.- total obligasi sebesar Rp.
1,020,746,860.- pada periode 5 – 2008 (posisi s.d. 31/05/2008). Obligasi ini
memberikan return sebesar 15%/Th, dan obligasi ini diharapkan mampu
memberikan return yang telah dijanjikan.
3. Reksa Dana
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
efek oleh Manajer Investasi. Sesuai Undang – undang Nomor 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal, Reksa dana dapat berbentuk Perseroan Tertutup atau
Terbuka atau kontrak investasi kolektif.49
Bagi masyarakat pemodal, reksadana merupakan salah satu alternativ
investasi, khususnya pemodal yang tidak memiliki keahlian dalam
menghitung resiko atas investasi yang mereka lakukan. Reksadana dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki
modal dan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
49
Prospektus Danareksa Indek Syariah, Jakarta : 2006
Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariah, baik dalam bentuk akad, pengelolaan dana dan
penggunaan dana. Reksadana yang dipilih bagian investasi pada divisi
keuangan BUMIDA Bumiputera Syariah adalah reksa dana campuran dan
reksadana pendapatan tetap. Reksadana campuran memiliki kelebihan return
yang tinggi dan likuiditas yang kecil, karena reksa dana campuran bersifat
jangka panjang. Sedangkan reksadana pendapatan tetap tidak berfluktuasi
atau lebih stabil tetapi return yang tidak tertalu tinggi. Instrumen investasi
yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Daftar Reksa Dana yang dipilih BUMIDA Bumiputera Syariah
dan nilai investasi ( posisi s.d. 31/05/2008 )
Nama Reksa Dana
Kategori
Investasi
Return
PNM Syariah
Campuran
500,000,000.00
20%
Danareksa Indeks Syariah
Saham
100,000,000.00
30%
Trimegah Syariah
Pndpt Tetap
300,000,000.00
20%
BSM Investa berimbang
Campuran
500,000,000.00
20%
Sumber : Bagian Investasi BUMIDA Syariah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa return yang diberikan oleh
masing – masing reksa dana beragam, mulai dari 20% - 30%. Keberagaman
return yang diberikan tersebut menarik investor
(BUMIDA Bumiputera
Syariah) untuk melakukan investasi. Dilihat dari perkembangan pasar modal
syariah, keempat instrumen tersebut berada di level aman. Berdasarkan
analisis yang telah disebutkan diatas, BUMIDA Bumiputera Syariah memilih
instrumen tersebut dengan tujuan instrumen tersebut diharapkan dapat
memberikan return yang dihaparkan oleh BUMIDA Bumiputera Syariah.
Reksa dana mempunyai beberapa keuntungan oleh Iggi H Ichsien
diuraikan antara lain :50
a) Diversifikasi investasi, reksadana melakukan diversifikasi dalam berbagai
instrumen efek sehingga dapat menyebarkan risiko.
b) Kemudahan investasi, dalam reksadana memiliki kemudahan pelayanan
administrasi dalam pembelian, penjualan kembali unit penyertaan
maupun melakukan reinvestasi pendapatan.
c) Dikelola oleh manajemen professional, pengelolaan portofolio suatu
reksadana dilakukan oleh fund manager yang memang mempunyai
keahlian khusu mengelola dana.
d) Transparansi informasi, reksadana diwajibkan memberikan informasi atas
perkembangan portofolio dan biaya secara berkala dan kontinyu. NAV
juga wajib diumumkan setiap hari, membuat laporan keuangan
perkuartal, persemester dan pertahun serta menerbitkan prospektus secara
teratur.
50
Achsien, Iggi H, Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep dan Praktek
Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta:PT. SUN, 2000
e) Likuiditas, pemodal dapat mencairkan kembali unit penyertaannya setiap
saat sesuai ketetapan yang dibuat masing – masing reksadana.
f) Biaya rendah, reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal
sehingga akan dihasilkkan efisiensi biaya transaksi.
g) Return yang kompetitif, berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa rata
– rata reksadana secara historis mempunyai kinerja yang lebih baik
dibanding deposito. Bahkan ada beberapa yang outperform terhadap
portofolio pasar.
Namun, dari beberapa keuntungan yang diberikan reksadana juga
mempunyai beberapa resiko yang menyertainya, yaitu :
a) Risiko politik dan ekonomi, perubahan kebijakan ekonomi politik dapat
dan sangat mempengaruhi kinerja bursa dan perusahaan.
b) Risiko pasar, nilai sekuritas di pasar efek memang berfluktuasi sesuai
dengan kondisi ekonomi secara umum. Hal ini akan berpengaruh
langsung pada nilai bersih portofolio.
c) Risiko inflasi, total real return investasi dapat menurun karena terjadinya
inflasi.
d) Risiko nilai tukar, risiko ini terjadi jika terdapat sekuritas luar negeri
dalam portofolio yang dimiliki, karena nilai tukar akan mempengaruhi
nilai sekuritas.
e) Risiko spesifik yaitu risiko dari setiap sekuritas yang dimiliki, selain
dipengaruhi pasar secara keseluruhan.
f) Risiko menurunnya nilai unit penyertaan, NAV dipengaruhi oleh
turunnya harga dari efek – efek yang menyusun portofolionya. Berkaitan
juga dengan kemampuan managemen perusahaan dalam mengelola dana
atau fund management risk sebagai akibat kinerja yang buruk.
g) Risiko likuiditas/redemption effect, yaitu penjualan kembali/redemption
sebagian besar unit penyertaan secara bersamaan.
4. Deposito
Deposito adalah hak atas saldo uang dari bank bagi mereka yang telah
menyimpan dana di bank.51 Deposito merupakan investasi yang mudah
karena tidak mengandung resiko. Walaupun memiliki resiko tetapi sangat
kecil. Deposito, merupakan investasi yang hanya dapat diambil atau
dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati, 1,3,6,12 bulan.
Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama
seperti deposito baru, tetapi nilai pada akad sudah tercantum perpanjangan
otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru.52
Deposito yang digunakan di Bank syariah adalah deposito
mudharabah, dimana penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul
maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut
digunakan Bank sebagai pembiayaan mudharabah atau ijarah. Hasil usaha ini
51
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta :
Balai Pustaka, 1989), h. 766, Cet-2. h. 198.
52
Sudarsono Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonisia,
2004), Cet-2. h.59.
akan dibagihasilkan sesuai nisbah yang telah disepakati. Bila bank
menggunakannya untuk pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung
jawab atas kerugian yang terjadi. BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan
investasi atau mendepositokan ke berbagai bank syariah, berikut tabel
deposito yang digunakan BUMIDA Bumiputera Syariah.
Tabel 4. 4
Daftar outlet Deposito BUMIDA Bumiputera syariah
hingga periode Mei 2008
No.
Outlet Deposito
1
Bank Syariah Mandiri
2.
Bank Syariah Mandiri ( Tabarru )
1,300,000,000.00
3.
Bank Muamalat Indonesia
1,325,000,000.00
4.
Bank IFI Syariah
600,000,000.00
5.
Bank DKI Syariah
350,000,000.00
6.
Bank Permata Syariah
400,000,000.00
7.
Bank Bukopin Syariah Surabaya
200,000,000.00
8.
Bank Muamalat Ind Yogyakarta
10,000,000.00
9.
Bank RIAU Syariah
50,000,000.00
Sumber : Auransi Umum BUMIDA Syariah
C.
Jumlah Deposito
1,100,000,000.00
Strategi Mendapatkan Keuntungan Optimal
Untuk mendapatkan keuntungan yang
optimal
bagian
investasi
melakukan langkah – langkah atau strategi dalam melakukan investasi. Strategi
yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah adalah dengan melakukan
diversifikasi portofolio dimaksudkan untuk mengurangi resiko – resiko yang
dihadapi dalam berinvestasi.
1. Investasi Reksa Dana
Untuk mendapatkan investasi yang optimal pada instrumen investasi
Reksa Dana, Bagian Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan
investasi Reksa Dana dengan jangka panjang karena dapat memberikan
keuntungan yang optimal.
2. Investasi Saham
BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi saham dengan
menanamkan sahamnya pada dua pilihan, yaitu jangka panjang dan jangka
pendek dengan menganalisis pasar, baik pergerakan indeks luar negeri
maupun indeks IHSG. Jangka panjang dan jangka pendek dipilih karena
dianggap cukup memberikan keuntungan.
3. Investasi Obligasi
BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi Obligasi dengan
memilah – milah obligasi yang ada saat ini, tingkat Return yang dapat
diperoleh lebih besar daripada SBI dan tidak beresiko.
4. Investasi Deposito
Dilakukan dengan cara menempatkan dana pada Bank yang
mamberikan tingkat bagi hasil yang tinggi dan Bank tersebut dijamin oleh
pemerintah.
D.
Kendala Yang Dihadapi
Profesionalitas dan transparan bagi sebuah perusahaan yang berbasis
syariah adalah sangat penting, mengaplikasikan nilai – nilai syariah dalam
berbagai bidang khususnya bagian investasi akan mempengaruhi semua bidang.
Akan tetapi ketika hal itu diaplikasikan pada perusahaan, bukan hal yang
mustahil ditemukan kendala – kendala untuk tercapai tujuan tersebut.
Tujuan sebuah perusahaan dalam berbisnis adalah untuk mencapai
kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat maupun bagi mereka yang secara
tidak langsung memberikan dukungan terhadap perusahaan. Dengan adanya
suatu bisnis maka semua pihak akan mendapatkan manfaat baik secara ekonomi,
sosial dan budaya.
Investasi yang dilakukan tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada resiko
- resiko yang harus di hadapi dalam melakukan investasi. kendala yang dihadapi
Bagian Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah adalah kondisi pasar yang
kurang kondusif, seperti :
1. Naik turunnya Indeks saham, dengan kondisi yang tidak stabil ini, bagian
investasi sangat berhati – hati dalam melakukan investasi.
2. NAB Reksa Dana, Nilai Aktiva Bersih atau Net Asset Value merupakan salah
satu tolok ukur dalam memantau hasil portofolio suatu reksadana. NAB yang
besarnya fluktuatif mempengaruhi perubahan nilai efek dari portofolio.
3. Indeks Dunia yang tidak stabil juga mempengaruhi indeks – indeks yang ada
di BEJ.
Disamping adanya kendala – kendala yang dihadapi diatas, Bagian
investasi BUMIDA Bumiputera Syariah terus melakukan upaya – upaya untuk
dapat menangani kendala tersebut. Yaitu dengan meningkatkan kewaspadaan
dalam memilih instrumen yang aman, juga memantau perkembangan dan
melakukan diversifikasi agar dapat mendapatkan keuntungan yang optimal.
E.
Hasil Investasi
Sejak diberikan dana dari induk perusahaan, yaitu BUMIDA Bumiputera
1967, BUMIDA Bumiputera Syariah melakukan investasi ke berbagai instrumen
dalam sekuritas. Beberapa instrumen yang dipilih memberikan keuntungan dan
resiko yang berbeda - beda. Pada tahun 2005 dan 2006 hasil dari investasi kecil
bagi perusahaan, karena investasi yang dilakukan hanya Deposito dan hasil ini
hanya dapat memenuhi klaim saja. Hingga akhir Desember 2007 hasil yang
didapatkan dari investasi cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Dilihat
dari perkembangan investasi dari tahun 2005 hingga akhir tahun 2007 ada sedikit
peningkatan.
Untuk
mengetahui
perkembangan investasinya.
perkembangan
tersebut
berikut
tabel
Tabel 4.5
Perkembangan Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah
TAHUN
INVESTASI
HASIL INVESTASI
2005
4,492,000,000.00
98,636,070.00
2006
3,425,000,000.00
195,062,049.00
2007
10,786,712,336.00
2,643,055,613.00
Sumber : BUMIDA Syariah
Pada awal tahun 2008 pasar sekuritas mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan kondisi politik yang tidak kondusif dan ekonomi yang tidak stabil.
Dari hasil evaluasi kinerja bagian investasi dan keuangan, hasil investasi hingga
bulan Mei 2008 yang didapatkan BUMIDA Bumiputera Syariah dari investasi
mengalami penurunan. Pencapaian target investasi yang direncanakan tidak
tercapai. Berikut tabel target investasi ;
Tabel 4.6
Pencapaian Target Investasi s.d. Mei 2008
No. KETERANGAN
1.
2.
Investasi
Hasil Investasi
TARGET
REALISASI
155,127,570,731 128,173,419,763
3,592,263,741
2,901,743,058
PENCAPAIAN
82.62%
80.78%
Sumber : Divisi Keuangan dan Investasi BUMIDA
Pada tabel 4.6 dijelaskan bahwa target yang diharapkan hingga bulan Mei
2008 tidak tercapai. Dari target investasi sebesar Rp. 155,127,570,731.00 dan
hasil Investasi yang ditargetkan sebesar Rp. 3,592,263,741.00 yang terealisasi
hanya sebesar Rp. 128,173,419,763.00 dan hasil investasi sebesar Rp.
2,901,743,058.00. artinya target investasi dan hasilnya tidak tercapai 100%.
Target investasi hanya tercapai 82.62% dan target hasil investasi sebesar 80.76%.
Ini disebabkan karena kondisi pasar yang tidak stabil.
Tabel 4 .7
Pertumbuhan Investasi BUMIDA Bumiputera Syariah
Tahun 2005 - 2007
No. KETERANGAN
S.D. Desember 2005
INVESTASI
1 Deposito :
USD
IDR
2 Reksadana
USD
IDR
3 Saham :
4 Obligasi :
5 Penyertaan :
TOTAL
HASIL
S.D. Desember 2006
% GAIN
INVESTASI
4,492,000,000
98,636,070
0
2.20% 3,425,000,000
0
0
0
0
0
4,492,000,000
0
0
0
0
0
98,636,070
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
0
2.20% 3,425,000,000
HASIL
% GAIN
0
195,062,049
0.00%
5.70%
0
0
0
0
0
195,062,049
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
5.70%
S.D. Desember 2007
No. KETERANGAN
Perusahaan
HASIL
INVESTASI
1 Deposito :
USD
IDR
2 Reksadana
USD
IDR
3 Saham :
4 Obligasi :
5 Penyertaan :
TOTAL
% GAIN
0
3,160,000,000
195,940,498
0.00%
6.20%
411,237,727
5,103,750,000
986,235,510
0
9,661,223,237
372,197,025
1,841,052,660
82,475,000
0
2,491,665,183
0.00%
90.51%
36.07%
8.36%
0.00%
25.79%
INVESTASI
1,000,000,000
Tabbaru
HASIL
% GAIN
0.00%
1.04%
10,366,390
125,489,099
141,024,041
0
0
0
0
0
0
1,125,489,099
151,390,431
Investasi
Hasil
10,786,712,336 2,643,055,614
0.00%
112.38%
0.00%
0.00%
0.00%
13.45%
Sumber : Divisi keuangan dan Investasi BUMIDA Bumiputera
Pada tabel 4.7 Tahun 2005 Investasi yang dilakukan BUMIDA
Bumiputera Syariah pada Deposito dengan nilai sebesar Rp. 4,492,000,000.00
dengan hasil Investasi sebesar Rp. 98,636,070.00 dan Gain sebesar 2.20%. Dana
yang diinvestasikan adalah dari dana perusahaan dan dana tabarru. Dan hasil
investasi yang didapatkan sangat kecil. Investasi pada tahun 2006 juga pada
Deposito dengan menggunakan kurs rupiah dengan investasi sebesar Rp.
3,425,000,000.00
hasil
yang
didapatkan
dari
investasi
sebesar
Rp.
195,062,049.00 dengan gain 5.70%. artinya, ada peningkatan hasil investasi
dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 investasi yang dilakukan
BUMIDA Bumiputera Syariah di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
investasi dengan modal perusahaan dan dari dana tabarru karena pada awal 2007
BUMIDA Bumiputera Syariah mendapatkan dana dari Induk perusahaan.
BUMIDA Bumiputera Syariah pun melakukan investasi ke berbagai instrumen
diantaranya adalah Deposito, Reksa dana, Obligasi dan Saham.
Pada tahun 2007 BUMIDA Bumiputera Syariah mengalokasikan dana
pada Deposito dari dana perusahaan sebesar Rp. 3,160,000,000.00 dengan hasil
investasi sebesar Rp. 195,940,498.00 dan gain sebesar 6.20%. Investasi
Reksadana menggunakan Kurs IDR sebesar Rp. 411,237,727.00 dengan hasil
investasi sebesar Rp. 372,197,025.00 dan gain sebesar 90.51% menunjukkan
bahwa hasil investasi dari Reksadana pada tahun 2007 sangat tinggi. Investasi
pada Saham sebesar Rp. 5,103,750,000.00 dengan hasil investasi sebesar Rp.
1,841,052,660.00 dan gain sebesar 36.07%. Investasi pada Obligasi sebesar Rp.
986,235,510.00 dengan hasil investasi sebesar Rp. 82,475,000.00 dan gain
sebesar 8.36%.
Pada dana Tabarru, instrumen investasi yang digunakan hanya dua yaitu
Deposito
dan
1,125,489,099.00
Reksadana.
dengan
Dana
proporsi
yang
dana
diinvestasikan
pada
Deposito
sebesar
Rp.
sebesar
Rp.
1,000,000,000.00 dengan hasil investasi sebesar Rp. 10,366,390.00 dan gain
sangat kecil yaitu 1.04%. Pada Reksadana sebesar Rp. 125,489,099.00 dengan
hasil investasi sebesar Rp. 141,024,041.00 dan gain sangat tinggi melebihi target
yang diharapkan yaitu sebesar 112.38%.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa BUMIDA Bumiputera
Syariah melakukan diversifikasi investasi setelah mendapatkan dana dari induk
perusahaan yaitu BUMIDA Bumiputera 1967. Secara umum Investasi yang
dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah pada tahun 2007 cukup bagus, dilihat
dari hasil investasi. Untuk masukan, BUMIDA Bumiputera Syariah hendaknya
menginvestasikan dananya lebih besar ke Instrumen Reksadana karena dilihat
dari evaluasi kinerja bagian investasi dan keuangan, hasil investasi yang besar
didapatkan dari Reksadana. Reksadana pun cukup menjanjikan di masa – masa
seperti ini, karena Reksadana saat ini adalah instrumen yang aman dari resiko –
resiko kerugian.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan bab IV ada beberapa kesimpulan dari hasil
penelitian, yaitu :
1. Pengelolaan dana yang dilakukan Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera
Syariah masih dikelola oleh bagian investasi pada Divisi keuangan
konvensional yaitu BUMIDA Bumiputera 1967. Karena BUMIDA
Bumiputera Syariah masih merupakan cabang dari BUMIDA Bumiputera
1967. Tetapi modal setor BUMIDA Bumiputera Syariah sudah terpisah dari
induknya sebesar Rp. 10,000,000,000.00 dan merupakan asuransi umum
syariah yang berbadan hukum cabang dengan modal terbesar. Pengelolaan ini
dilakukan BUMIDA Bumiputera 1967 Konvensional karena untuk
mengurangi biaya – biaya operasional perusahaan juga BUMIDA
Bumiputera Syariah masih merupakan cabang dan masih dibawah struktur
organisasi BUMIDA Bumiputera 1967.
2. Dalam menentukan instrumen investasi, BUMIDA Bumiputera Syariah
melakukan investasi ke berbagai sekuritas yang terdaftar di pasar modal
syariah dan telah ditentukan oleh Dewan Syariah Nasional yang telah
tercantum dalam Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal.
Dalam pelaksanaannya, cabang BUMIDA Bumiputera Syariah tidak
melakukan sendiri kegiatan investasinya. Kegiatan investasinya dilaksanakan
oleh bagian investasi BUMIDA Bumiputera 1967 konvensional, cabang
syariah hanya memantau hasil investasi tiap bulannya. Instrumen yang
digunakan BUMIDA Bumiputera Syariah adalah Deposito, Reksadana,
obligasi dan Saham. Proporsi dana yang diberikan pada masing – masing
instrumen berbeda.
3. Strategi yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah dalam mendapatkan
keuntungan yang optimal, dilakukan dengan melakukan diversifikasi
portofolio. Yaitu melakukan penyebaran portofolio dengan memilih banyak
sekuritas
dimaksudkan
untuk
mengurangi
resiko.
Untuk
instrumen
Reksadana dilakukan dengan jangka panjang dengan tujuan mendapatkan
keuntungan yang optimal. Saham dilakukan dengan jangka panjang dan
jangka pendek karena saham mengikuti pergenakan indeks. Obligasi dipilih
yang memberikan return yang lebih besar dari SBI dan tidak berisiko, dan
Deposito yang dipilih adalah deposito pada Bank yang dijamin pemerintah.
4. Kendala yang dihadapi BUMIDA Bumiputera Syariah dalam menjalankan
investasi adalah naik turunnya saham, NAB Reksadana yang fluktuatif, dan
indeks dunia yang tidak stabil mempengaruhi indeks – indeks yang ada di
BEJ.
5. Hasil investasi yang didapatkan BUMIDA Bumiputera Syariah secara
keseluruhan mengalami peningkatan. Dilihat dari hasil investasi pada akhir
tahun 2007 sebesar 24.51%. dengan investasi sebesar Rp. 10,786,712,336
dan hasil investasi sebesar Rp. 2,643,055,613. Dibanding tahun 2005 dan
2006, hasil investasi yang didapatkan sangat jauh. Karena tahun 2005 dan
tahun 2006 BUMIDA Bumiputera Syariah tidak memiliki cukup dana untuk
melakukan investasi ke berbagai instrumen.
B.
SARAN – SARAN
Saran – saran yang diberikan penulis kepada tempat penelitian yaitu
BUMIDA Bumiputera Syariah adalah :
1. Untuk menjadikan BUMIDA Bumiputera Syariah semakin maju, dan
berkembang sesuai dengan cita – citanya, komitemen dari manajemen
puncak sangat diperlukan sebagai pijakan awal untuk mengembangkan dan
membangun distribusi. Langkah selanjutnya adalah harus ada komitmen yang
kuat dari seluruh level manajemen untuk mengembangkan Investasi tersebut.
Berikutnya, semua pihak yang terkait harus memiliki visi, misi dan
implementasi strategi yang selaras. Tim kerja yang solid dan terciptanya
komunikasi yang interaktif memperlancar jalannya usaha. Sistem teknologi
yang terintegrasi dan pola investasinya yang terencana atau terprogram
dengan efektif dan juga senetiasa meningkatkan keterampilan atau kualitas
kerja dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara efisien,
menjadikan perusahaan semakin maju dan berkembang. Melakukan evaluasi
secara rutin untuk melakukan perbaikan dan inovasi untuk pengembangan
Investasi kedepan.
2. Agar BUMIDA Bumiputera Syariah dapat mengelola investasi sendiri,
BUMIDA
Bumiputera
Syariah
hendaknya
mengoptimalkan
kinerja
karyawan, merekrut agen – agen untuk dididik secara professional serta
memberikan pelayanan yang optimal. Agen sangat berpengaruh bagi
perusahaan asuransi, karena agen merupakan tombak dari usaha perusahaan
asuransi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah(keberadaaannya dan Kelebihannya Ditengah
Asuransi konvensional) Jakarta : Elex Media Komputindo, 2006
Achsien, Iggi H, Investasi Syariah di Pasar Modal: Menggagas Konsep dan Praktek
Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta:PT. SUN, 2000
Agus Edi Sumanto, Alokasi Asset dan Optimasi Portofolio dalam Asuransi Syariah
dengan Menggunakan Pendekatan Makrowitz : Skripsi, Jakarta, AAMAI, 2004
A. Mas’adi Gufron, Fiqh Muamalah Konstekstual, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
2002
AM. Hasan Ali, MA, Asuransi dalam perspektif hokum Islam, Jakarta, Kencana, 2004
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1989
Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama’ Indonesia Fatwa DSN, no. 21/DSN-MUI
/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, Jakarta, 2001
Hendi Suhendi dan Denik, Yusuf, Asuransi Takaful : Dari Teori ke Praktis, Mimbar
Pustaka, asuransi, Bandung.
Ibnu Majjah, Kitab At – Tijaarah No. 2280.
Iwan P. Pontjowinoto, PrinsipSyariah Di Pasar Modal ( Pandangan Praktisi ),Modal
Publication, Jakarata, 2003
Johar Arifin dan Moh fakhrudin, Kamus Istilah Pasar Modal, Jakarta : Elex Media
Komputindo. 1999
J.S. Badudu & Sutan Moh. Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka
Hampan, 1996
Keown, Arthur J Dkk, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat:
(edisi Bahasa Indonesia) 2001
Kertonegoro Santanoe, Analisa dan Manajemen Investasi, Jakarta : Widya Press, 1995
Lawrence , J Gitman & Michael D Joehnk, Fundamental of Investing edisi 3, New York
: Harper & Row Publiser 1995
Man Supraman Sastrawidjaja, dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan tertanggung
Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, Bandung: PT Alumni, 2004
MM. Metwally, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Jakarta : Bangkit Daya Inasani, 1995
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Life and General ) Konsep dan Operasional, Jakarta
: Gema Insani Press, 2004
Prof. Dr. H. Man Supraman Sastrawidjaja, S.H, S U, dan Endang S.H, Hukum Asuransi
Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian, Bandung :
PT Alumni, 2004
Prospektus Danareksa Indek Syariah, Jakarta : 2006
Purwosutcjpto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 6, Jakarta: Djambatan,
1996
Rifai Moh. DKK. Terjemah khulashah kifayatul Akhyar, Semarang : Toha Putra, 1990
Sabiq Sayyid, Terjemah Fiqh Sunnah, Bandung : Almaarif, 1993
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta : LPKN, 1997
Suad Husnan, Dasar-dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta : UPP AMP
YPKN, 2001
Sudarsono Heri, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan illustrasi,
Yogyakarta : Ekonosia FE UII, 2004
Sumber Diklat Pelatihan Asuransi Syariah, Jakarta : Tazkia Institute, 2000
Syafii Antonio. M, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta : BI dan
Tazkia Institute, 1999
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan
implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta : Djambatan, 2001
Tim penyusun Fatwa dewan Pengawas Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan
Syariah Nasional, Jakarta : Intermasa, 2003
Tjipto Darmadji dan Hendy MF, Pasar Modal di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat.
2001
Tri Cahyo Bambang Ph.D., Analisis Bank Syariah, Jakarta : Badan Penerbit IPWI, 1995
Wawancara Pribadi dengan Setyo, Bagian Investasi Bumida Bumiputera, Jakarta, 8
Februari, 2008.
Zarqa Mustafa Ahmad, Al Ightishodi al Islamiyah nidzomutta’min,Bairut, Dar al Fikr,
1968.
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta : Zikrul
Hakim, 2003
http// www. bapepam.com.
PEDOMAN WAWANCARA
Nama
: Drs. Syaiful Hadi
Jabatan
: Kabag. Teknik dan Keuangan Syariah
Tempat
: BUMIDA Bumiputera Syariah
Pertanyaan dan jawaban :
A : Siapa yang mengelola dana premi asuransi umum BUMIDA Bumiputera Syariah?
B : Kontribusi premi dikelola dalam bentuk investasi oleh bagian investasi pada divisi
keuangan Bumida Bumiputeramuda 1967
A : Kemana premi tersebut di investasikan?
B : Premi tersebut diinvestasikan pada instrumen – instrumen syariah di Pasar Modal.
Nama
: Setyo
Jabatan
: Staff Bagian Investasi dan keuangan
Tempat
: BUMIDA Bumiputera Konvensional
Pertanyaan dan jawaban :
A : Bentuk Investasi apa saja yang dilakukan Asuransi Umum BUMIDA Bumiputera
Syariah?
B : Bentuk investasi yang dilakukan BUMIDA Bumiputera Syariah adalah obligasi,
Reksadana, Saham dan Deposito syariah.
A : Bagaimana strategi untuk melakukan investasi yang optimal?
B : Dengan cara melakukan diversifikasi portofolio, antara lain :
1. Investasi pada Reksadana, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal
digunakan jangka panjang minimal 2 tahun.
2. Investasi Saham, dilakukan jangka panjang dan jangka pendek dengan
menganalisis pasar baik pergerakan indeks luar negeri maupun indeks IHSG.
3. Investasi obligasi, memilah – milah obligasi yang ada pada saat inidan tingkat
return yang diperoleh lebih besar daripada SBI.
4. Investasi Deposito, dilakukan dengan cara menempatkan pada Bank yang
memberikan bagi hasil yang tinggi dan Bank tersebut dijamin pemerintah.
A : Apakah ada kendala yang dihadapi dalam melakukan investasi? Kendala seperti apa?
B : Ada, kendala yang dihadapi antara lain :
1. kondisi pasar yang kurang kondusif seperti; naik turunnya indeks saham, NAB
Reksadana, bunga deposito dan indeks dunia.
Nama
: Kholil
Jabatan
: Staff Bagian Investasi dan keuangan
Tempat
: BUMIDA Bumiputera Konvensional
Pertanyaan dan jawaban :
A : Bagaimana cara menentukan instrumen investasi?
B : Caranya adalah dengan melakukan kebijakan investai, menganalisis sekuritas,
membentuk portofolio, melakukan revisi portofolio, mengevaluasi kinerja portofolio.
A : Hasil dari investasi digunakan untuk apa saja ?
B : Hasil investasi digunakan untuk menopang laju kembang perusahaan, yaitu untuk
pemenuhan klaim, biaya operasional perusahaan meliputi biaya marketing, karyawan
dan sebagainya.
LAMPIRAN :
Download