44 BAB III SISTEM AKUNTANSI PROYEK KONTRAKTOR KECIL

advertisement
BAB III
SISTEM AKUNTANSI PROYEK KONTRAKTOR KECIL
Sistem akuntansi untuk kontraktor sangat tergantung dari kondisi dari setiap
kontraktor dan karakterisktik proyek yang ditangani (Coombs dan Palmer, 1989).
Dari pengamatan awal penelitian kontraktor kecil menggunakan metode cash
dalam sistem akuntasi dimana sistem akuntansi mengenal transaksi ketika terjadi
aliran uang (cash in-cash out). Sistem akuntansi kontraktor kecil menggunakan
sistem sentralisasi dimana semua proses akuntansi terpusat di kantor. Untuk
mengetahui secara detail mengenai karakteristik sistem akuntansi yang
dipraktekkan kontraktor kecil diperlukan suatu pengambilan data secara langsung
dengan responden kontraktor kecil. Data yang diperoleh dari hasil survey juga
dipergunakan sebagai input data primer dalam penilaian potensi pengembangan
aplikasi EVMS pada sistem akuntansi proyek.
III.1. Kualifikasi Kontraktor Kecil
Menurut keputusan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) nomor: 75 /
KPTS / LPJK / D / X / 2002 tentang pedoman sertifikasi dan regristrasi badan
usaha jasa pelaksana konstruksi nasional, kualifikasi adalah penggolongan usaha
di bidang jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi Nasional menurut tingkat /
kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha pada sub-bidang pekerjaan
konstruksi, yang terdiri atas Kualifikasi Besar, Kualifikasi Menengah dan
Kualifikasi Kecil.
Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Nasional didasarkan pada tingkat /
kedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usahanya yang ditinjau dari aspek
Penanggung Jawab Badan Usaha atau Prinsipal (PJBUP), pemilikan Tenaga Ahli
Inti sebagai Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha (PJTBU) dan Penanggung
Jawab Bidang/Subbidang (PJB/PJSB), serta Tenaga Teknik pendukung.
44
45
Kualifikasi Kecil, yang memenuhi persyaratan memiliki seorang PJTBU yang
dapat merangkap sebagai PJB atau merangkap sebagai Tenaga Teknik
Pendukung, mempunyai kompetensi:
a. Kualifikasi K3, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan
pekerjaan konstruksi sampai nilai Rp.100 juta.
b. Kualifikasi K2, bagi mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan
konstruksi lebih dari Rp.100 juta sampai dengan nilai Rp.400 juta.
c. Kualifikas K1, bagi mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan
konstruksi lebih dari nilai Rp.400 juta sampai dengan nilai Rp.1 milyar.
III.2. Rancangan Survey dan Analisa Data
Tujuan dilaksanakannya survey adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
sistem pencatatan transaksi dan penilaian kinerja yang diterapkan untuk
pengelolaan proyek terutama kaitannya dalam pengendalian biaya dan untuk
mendapatkan data input primer dalam penilaian potensi pengembangan aplikasi
EVMS pada sistem akuntansi proyek.
Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara yang terstruktur. Metode
wawancara digunakan dengan tujuan agar gambaran sistem akuntansi proyek
dapat diperoleh lebih jelas. Struktur pertanyaan wawancara berupa pertanyaan
terbuka, namun juga diberi beberapa pilihan jawaban yang sudah ditentukan dan
jawaban terbuka bila tidak terdapat dalam pilihan yang diberikan. Pilihan jawaban
yang diberikan bertujuan agar responden mengerti arah dari pertanyaan sehingga
jawaban yang diberikan tidak melenceng dari tujuan pertanyaan. Struktur
pertanyaan wawancara lebih lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 1.
Responden dari penelitian ini adalah kontraktor kecil yang berada di Kota
Bandung. Pemilihan kontraktor kecil karena mengacu pada penelitian sebelumnya
dimana praktek pengelolaan proyek konstruksi dan penggunaan aplikasi perangkat
lunak masih kurang. Sedangkan kota Bandung yang dipilih karena keterbatasan
mobilisasi dari peneliti.
46
Data yang dikumpulkan dalam survey terbatas untuk transaksi cash out saja yaitu
pengeluaran biaya pelaksanaan proyek. Sedangkan transaksi cash in tidak dapat
diperoleh secara detail untuk berbagai macam sistem pembayaran pemilik proyek.
Untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik dari sistem pencatatan
transaksi proyek dan laporan yang dihasilkan, maka pertanyaan wawancara
dikelompokkan dalam :
a. Dokumen transaksi dan sistem pencatatan transaksi, bertujuan untuk
mengidentifikasi
dokumen-dokumen
transaksi
yang
ada
dalam
pelaksanaan proyek dan sistem pencatatan yang diterapkan termasuk alat
bantu perangkat lunak yang digunakan.
b. Transaksi biaya tenaga kerja langsung, bertujuan untuk mengidentifikasi
jenis transaksi yang terjadi untuk item biaya tenaga kerja langsung dan
sistem pencatatannya.
c. Transaksi
biaya
material,
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
mengidentifikasi jenis transaksi yang terjadi untuk item biaya material dan
sistem pencatatannya.
d. Transaksi peralatan, bertujuan untuk mengidentifikasi mengidentifikasi
jenis transaksi yang terjadi untuk item biaya peralatan dan sistem
pencatatannya.
e. Transaksi biaya tidak langsung, bertujuan untuk mengidentifikasi
mengidentifikasi jenis transaksi yang terjadi untuk item biaya tidak
langsung dan sistem pencatatannya.
Berdasarkan hasil survey dilakukan analisa data berupa gambaran sistem
akuntansi proyek kontraktor kecil dan kajian terhadap pengembangan potensi
EVMS pada sistem akuntansi biaya kontraktor kecil. Gambaran sistem akuntansi
proyek kontraktor kecil dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana praktek
yang dilakukan kontraktor kecil dalam menangani transaksi yang terjadi selama
pelaksanaan proyek. Kajian potensi dilakukan dengan melakukan penilaian
terhadap fungsi sitem akuntansi dan prioritas upaya yang harus dilakukan oleh
kontraktor kecil .
47
Penilaian fungsi sistem akuntansi dilakukan terhadap 4 komponen utama yang
harus diikuti agar sistem akuntansi mempunyai fungsi tidak hanya sebagai
pelaporan biaya namun juga sebagai pengendali biaya. Komponen ini dijabarkan
dalam 21 kriteria dan masing-masing kriteria memiliki skala yang merupakan
jawaban dari materi pertanyaaan. Skala penilaian mempunyai nilai satu bila
terjawab dan nol bila tidak terjawab. Penilaian fungsi disajikan dalam bentuk
prosentase terhadap terjawabnya seluruh skala penilaian.
Nilai dari setiap kriteria merupakan jumlah dari hubungan antar kriteria dan
penerapan kriteria EVMS untuk kontraktor kecil. Penilaian hubungan antar
kriteria menggunakan skala 0 hingga 3. Nilai nol bila kriteria tidak memiliki
hubungan sama sekali, nilai 1 bila mempunyai hubungan tidak langsung yang
bersifat rendah, nilai 2 bila mempunyai hubungan secara tidak langsung yang
bersifat moderat dan nilai 3 bila mempunyai hubungan langsung. Rekomendasi
penerapan kriteria EVMS untuk kontraktor kecil terbagi atas harus diterapkan,
sangat dianjurkan dan dianjurkan diterapkan. Nilai masing-masing rekomendasi
secara berurutan adalah 3, 2 dan 1. Urutan diberikan berdasarkan urutan nilai yang
merupakan hasil perkalian prosentase upaya perbaikan dengan total nilai dari
setiap kriteria. Skema analisa data disajikan dalam Gambar 3.1 di bawah ini
Materi
wawancara
Gambaran sistem
akuntasi proyek
Skala Kriteria
• 1 materi pertanyaan terjawab
• 0 materi pertanyaan tidak terjawab
Nilai hubungan antar kriteria
• 3 hubungan langsung
• 2 hubungan moderat
• 1 hubungan rendah
: Hasil Kajian
Usulan penerpan kriteria EVMS
• 3 harus diterapkan
• 2 sangat dianjurkan
• 1 dianjurkan
Nilai masing-masing kriteria
Gambar 3.1. Skema Analisa Data
Kriteria penilaian fungsi
sistem akuntansi (21 kriteria)
Fungsi sistem
akuntansi proyek
Upaya peningkatan
sistem akuntansi
Skor dan Urutan Prioritas
Peningkatan Setiap Kriteria
48
III.3. Sistem Akuntansi Proyek Kontraktor Kecil
III.3.1. Profil Responden
Berdasarkan survei konstruksi yang dilakukan oleh BPS tahun 2003, kontraktor di
di Kota Bandung jumlahnya didominasi oleh kontraktor dengan kualifikasi kecil
sebanyak 94,3% dari 6.268 jumlah total kontraktor di Kota Bandung. Sedangkan
untuk kontraktor menengah berjumlah 5,5 % dan kontraktor besar berjumlah
0,2%. Jumlah kontraktor yang terlibat dalam penelitian ini ada 9 kontraktor
dengan kualifikasi sebagai kontraktor kecil. Perbandingan jumlah sampel yang
diambil dengan jumlah populasi dari kontraktor kecil di Kota Bandung adalah
0,0015.
Dengan perbandingan sampel dengan populasi yang sangat kecil hasil penelitian
ini tidak mempunyai nilai keyakinan statistik yang dapat dijadikan wakil dari
gambaran sistem akuntanis proyek kontraktor kecil di Kota Bandung ataupun
untuk Indonesia. Namun hasil survey dari penelitian ini dapat dijadikan indikasi
awal mengenai sistem akuntansi proyek kontraktor kecil yang nantinya menjadi
dasar acuan dari penelitian-penelitian lebih lanjut berkaitan dengan sistem
akuntansi proyek kontraktor kecil.
Jenis proyek yang ditangani oleh kontraktor yang terlibat dalam penelitian ini
adalah 78% bergerak dalam proyek bangunan gedung, 11% bergerak di bidang
arsitektur dan interior dan 11% lainnya bergerak di bidang pertamanan.
Responden yang diwawancarai dalam survey merupakan staf kontraktor yang
mengerti bagaimana sistem akuntansi diterapkan dalam pengelolaan proyek yang
dilaksanakan kontraktor. Sebanyak 55,6% responden mempunyai jabatan level
manajer perusahaan dan 44,4% lainnya mempunyai jabatan sebagai pelaksana
lapangan.
49
III.3.2. Dokumen Transaksi dan Sistem Pencatatan Transaksi
Setiap transaksi yang terjadi selama pelaksanaan proyek harus memiliki dokumen
sebagai terjadinya transaksi dan nilai dari transaksi. Dokumen transaksi
merupakan sumber dokumen utama dalam pencatatan transaksi. Semua kontraktor
kecil telah melakukan pencatatan transaksi yang terjadi sesuai dengan
pengelompokkannya dan urut sesuai dengan tanggal kejadian. Sistem pencatatan
transaksi yang dilakukan kontraktor adalah dengan cara batch system dimana
dokumen transaksi dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dilakukan pencatatan
dan diproses sehingga menghasilkan laporan. Belum ada kontraktor kecil yang
menggunakan sistem real on time dimana setiap transaksi yang terjadi, dokumen
langsung dicatat dan dilakukan proses akuntansi.
Kontraktor kecil belum memiliki prosedur tetap yang menjadi standard
operational procedure (SOP) dalam sistem akuntansi yang sesuai dengan
karakteristik dari operasi perusahaan dalam pelaksanaan proyek. Sistem akuntansi
hanya dijalankan sesuai dengan prisnsip dasar akuntansi.
Model pembayaran dari pemilik proyek yang dikenal kontraktor kecil adalah
berdasarkan kemajuan pekerjaan disertai retensi. Model pembayaran kontraktor
kepada supplier berupa pelunasan saat penerimaan material ataupun pelunasan
beberapa minggu setelah penerimaan material. Sedangkan pembayaran kepada
subkonraktor berdasarkan kemajuan pekerjaan dengan retensi. Dengan kata lain
transaksi yang terjadi berupa tunai (cash), hutang (account payable) dan piutang
(account
receivable). Namun terdapat 67% kontraktor yang menggunakan
metode cash dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan dimana account
payable dan account receivable tidak dikenal dalam metode cash. Hutang dan
piutang untuk kontraktor yang menggunakan metode cash dicatat dalam
pembukuan tersendiri. Sebanyak 33% kontraktor menggunakan metode accrual
dimana pendapatan yang diperoleh dari pemilik proyek ataupun pengeluaran
untuk item biaya subkontraktor dikenal bila tagihan sudah dikeluarkan bukan
berdasarkan kemajuan pekerjaan (metode percentage of completion).
50
Sistem akuntansi membutuhkan struktur akun (chart of account) yang dilengkapi
dengan kode untuk mengelompokkan transaksi yang dicatat dalam sistem.
Terdapat 56% kontraktor kecil yang sudah memiliki struktur akun. Kontraktor
kecil yang tidak menggunakan struktur akun dalam pencatatan transaksi memilah
dan mengelompokkan transaksi secara manual. Hal tersebut masih dapat
dilakukan karena jumlah transaksi yang terjadi tidak terlalu banyak. Namun
penggunaan sistem kode sangat diperlukan dalam penggunaan software sebagai
alat bantu dalam sistem akuntansi.
Tabel 3.1. Dokumen dan Sistem Pencatatan Transaksi Proyek Kontraktor Kecil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Materi Pertanyaan
Dokumen transaksi
Praktek yang Dilakukan
Semua kontraktor kecil mengumpulkan dokumen
transaksi dan dicatat dalam pengelompokkan
tertentu sesuai urutan waktu
Prosedur standar dalam
Semua kontraktor kecil belum menetapkan
sistem akuntansi
prosedur standar dalam sistem akuntansi. Namun
sistem akuntansi dijalankan sesuai dengan prinsip
dasar akuntansi
Jenis transaksi pembayaran Semua kontraktor kecil mempunyai jenis transaksi
berupa tunai, hutang dan piutang baik dengan
supplier, subkontraktor dan pemilik proyek
Metode akuntansi
a. Metode cash
67%
b. Metode accrual
33%
c. Metode percentage of completion
0%
0%
d. Metode completed contract
Struktur akun
a. Ada
56%
b. Tidak ada
44%
Kode biaya
a. Ada
78%
b. Tidak ada
22%
a. MS Excel
89%
Software
b. Software akuntansi
11%
Profit dalam laporan
a. Ditampilkan
56%
pelaksanaan proyek
b. Tidak ditampilkan
44%
Hanya terdapat 11% kontraktor kecil yang sudah menggunakan software khusus
untuk akuntansi dalam sistem pengelolaan proyek. 89% kontraktor kecil lainnya
menggunakan MS-Excel sebagai alat bantu dalam pencatatan transaksi. Dari
kontraktor kecil yang menggunakan MS-Excel dapat dipastikan bahwa kontraktor
51
kecil tidak memiliki struktur akun, penggunaan MS-Excel masih sangat sederhana
dimana transaksi dipilah dan dikelompokkan secara manual.
Dalam laporan keuangan pelaksanaan proyek yang dibuat, terdapat 56% yang
menampilkan profit sementara yang diperoleh selama pelaksanaan proyek. Bila
dilihat metode akuntansi yang digunakan, profit yang diperoleh kontraktor tidak
menunjukkan kinerja selama pelaksanaan proyek karena pendapatan proyek tidak
dihitung berdasarkan prosentase penyelesaian pekerjaan.
III.3.3. Transaksi Biaya Tenaga Kerja Langsung
Dalam pencatatan penggunaan tenaga kerja hanya terdapat 44% kontraktor kecil
yang melakukan pencatatan penggunaan berserta penempatan pekerja dalam
setiap paket pekerjaan dalam proyek. Dengan tidak ada catatan jumlah pekerja
yang digunakan dalam setiap paket pekerjaan tidak dapat diketahui jumlah biaya
tenaga kerja yang sudah dikeluarkan sehingga penilaian kinerja untuk setiap item
pekerjaan tidak dapat dilakukan.
Tabel 3.2. Transaksi Biaya Tenaga Kerja Langsung Proyek dan Sistem
Pencatatannya
2.
Materi Pertanyaan
Sistem pencatatan penggunaan
tenaga kerja untuk setiap paket
pekerjaan
Sistem pembayaran tenaga kerja
3.
Periode pembayaran
1.
Praktek yang Dilakukan
a. Dicatat
44%
b. Tidak dicatat
56%
33,3%
a. Timesheet
33,3%
b. Lump sum
33,4%
c. Timesheet & lump sum
Semua kontraktor memiliki periode
setiap minggu dalam melakukan
pembayaran upah tenaga kerja
Penggunaan pekerja dalam pelaksanaan proyek selalu dicatat dalam laporan
harian. Tenaga kerja yang terlibat dalam proyek memiliki dua tipe pembayaran
yaitu sistem pembayaran harian dimana upah diberikan setiap akhir minggu dan
sistem pembayaran lump sum kepada mandor. Cara pembayaran upah tenaga
52
kerja dengan sistem lump sum biasanya setiap akhir minggu dilakukan
pembayaran untuk konsumsi selama satu minggu dan di akhir pekerjaan dilakukan
pelunasan sesuai dengan nilai pekerjaan yang disepakati.
terhadap tenaga
kerjasetiap hari. Cara lain dalam pembayaran upah tenaga kerja dengan cara lump
sum adalah berdasarkan kemajuan pekerjaan dengan tau tanpa retensi. Dengan
adanya perbedaan cara pembayaran ini maka kontraktor kecil menetapkan sistem
akuntansi yang berbeda bagi masing-masing tipe pembayaran. Untuk tenaga kerja
yang menggunakan pembayaran upah harian maka digunakan timesheet sebagai
dasar pembayara di akhir minggu dan sebagai dokumen transaksi penggunaan
tenaga kerja. Sedangkan tenaga kerja yang menggunkaan sistem pembayaran
lump sum sistem pencatatan dilakukan ketika saat pembayaran upah kepada
tenaga kerja karena metode akuntansi yang digunakan adalah metode accrual.
III.3.4. Transaksi Biaya Material
Penanganan material dimualai dari kedatangan material, penyimpanan material
hingga penggunaan material dalam pekerjaan sebagai komponen utama untuk
penyelesaian proyek secara keseluruhan. Material yang datang ke lokasi proyek
langsung seharusnya dilakukan pencatatan sebagai invetaris material yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proyek agar jumlah material yang berada di lokasi
proyek dapat diketahui dan kehilangan material dapat dicegah. Namun hanya
terdapat 56% kontraktor kecil yang melakukan inventaris terhadap material yang
berada di lokasi proyek. Tidak dilakukannya inventarisasi material bagi 44%
kontraktor kecil lainnya dengan alasan jumlah material yang berada di lokasi
proyek sedikit dan inventarsisasi material tidak perlu dilakukan.
Semua kontraktor kecil melakukan pencatatan penggunaan material dalam laporan
harian. Namun hanya terdapat 44% kontraktor kecil yang mencatat penggunaan
material dalam setiap item pekerjaan. 56% kontraktor kecil lainnya mencatat
penggunaan material tanpa dapat ditelusuri jumlah setiap material yang digunakan
dalam setiap item pekerjaan.
53
Model pemabayaran material dari kontraktor kepada supplier ada dua jenis.
Model pembayaran yang pertama adalah pemabayaran secara lunas saat material
sudah berada di lokasi proyek. Model pembayaran yang kedua adalah dengan cara
pembayaran mundur ke belakang dimana pelunasan dilakukan beberapa minggu
setelah pengiriman material ke lokasi proyek. Cara pembayaran yang kedua
dilakukan bila sudah ada kesepakatan dengan supplier dan dilakukan dengan
supplier rekanan dari kontraktor. Tipe pembayaran ini dapat menggunakan
pembayaran dengan uang muka ataupun tidak menggunakan uang muka.
Tabel 3.3. Transaksi Biaya Material Proyek dan Sistem Pencatatannya
Materi Pertanyaan
1.
Sistem inventaris material
2.
Pencatatan penggunaan material
untuk setiap item pekerjaan
3.
Cara pembayaran material
Praktek yang Dilakukan
a. Ada
56%
b. Tidak
44%
a. Dilakukan
44%
b. Tidak dilakukan
56%
a. Pelunaasan saat
100%
material diterima
b. Pelunasan beberapa
minggu setelah
100%
material diterima
III.3.5. Transaksi Biaya Peralatan
Terdapat dua macam pengadaan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan
konstruksi yaitu menyewa peralatan dan menggunaakan peralatan yang dimiliki
sendiri oleh kontraktor kecil. Terdapat 56% dari kontraktor memiliki peralatan
berat sendiri. Namun tidak semua kontraktor yang memiliki peralatan sendiri
dalam pelaksanaan konstruksi menggunakan peralatan sendiri karena keterbatasan
jumlah yang dimiliki.
Dengan perbedaan pengadaan peralatan maka perhitungan biaya peralatan untuk
kedua macam pengadaan tersebut berbeda. Komponen biaya peralatan sewa
adalah biaya sewa peralatan dan biaya operasional peralatan seperti biaya bahan
bakar. Sedangkan komponen biaya peralatan yang dimiliki sendiri adalah biaya
kepemilikan dengan mempertimbangkan depresiasi peralatan, biaya perawatan,
54
biaya operasional serta pajak dan perijinan bila peralatan dikenakan pajak dan
biaya perijinan seperti kendaraan bermotor.
Seperti halnya pencatatan biaya tenaga kerja dan biaya material, pencatatan biaya
peralatan untuk setiap item pekerjaan hanya dilakukan oleh 44% kontraktor kecil.
Berkaitan dengan biaya peralatan, kontraktor kecil telah melakukan pencatatan
penggunaan waktu peralatan setiap harinya, biaya bahan bakar, biaya perbaikan
dan perawatan dan pembayaran pajak untuk peralatan yang dimiliki sendiri.
Tabel 3.4. Transaksi Biaya Peralatan Proyek dan Sistem Pencatatannya
Materi Wawancara
1.
Pengadaan peralatan
2.
Pencatatan biaya peralatan
Praktek yang Dilakukan
a. Milik sendiri
56%
b. Sewa
100%
a. Jumlah jam penggunaan
100%
b. Biaya bahan bakar
100%
c. Biaya peralatan untuk setiap
44%
item pekerjaan
III.3.6. Transaksi Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung yang muncul dalam proyek yang dilaksanakan kontraktor
kecil antara lain biaya persiapan, biaya staf proyek, biaya operasional kantor
proyek dan biaya lain-lain (Tabel 3.5). Biaya sewa kantor jarang ditemui oleeh
kontraktor kecil karena kantor proyek menggunakan bangunan sementara di
dalam lokasi proyek dan pembuatan kantor proyek masuk dalam biaya persiapan.
Biaya lain-lain merupakan biaya yang tidak ada kaitannya dengan proyek seperti
sumbangan kepada masyarakat sekitar proyek.
Time sheet tidak digunakan sebagai acuan perhitungan gaji staf kontraktor kecil
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek. Staf proyek memperoleh gaji tetap dari
perusahaan dan time sheet hanya digunakan untuk pengecekan jumlah kedatangan
staf di lokasi proyek.
55
Dalam laporan biaya pelaksanaan proyek, semua kontraktor kecil tidak
mendistribusikan biaya tidak langsung dalam item pekerjaan. Biaya yang muncul
dalam laporan setiap item pekerjaan hanya berupa biaya langsung saja. Namun
dalam estimasi biaya penawaran proyek kontraktor kecil mendistribusikan biaya
tidak langsung ke dalam item pekerjaan dengan perbandingan biaya langsung.
Tabel 3.5. Transaksi Biaya Tidak Langsung dan Sistem Pencatatannya
Materi Wawancara
1.
Biaya tidak langsung
yang muncul di proyek
2.
Penggunaan timesheet
3.
Distribusi biaya langsung
Praktek yang Dilakukan
a. Pekerjaan persiapan
b. Biaya staf proyek
- Gaji
- Upah lembur & bonus
- Asuransi
c. Biaya operasional kantor proyek
- listrik
- telpon
d. lain-lain
a. Ada
b. Tidak ada
a. Ada
b. Tidak ada
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
0%
100%
0%
100%
III.4. Fungsi Sistem Akuntansi Proyek Kontraktor Kecil
Sistem akuntansi mempunyai dua fungsi utama yaitu untuk melaporkan transaksi
biaya yang terjadi dan sebagai pengendali biaya. Pelaporan biaya adalah dimana
sistem akuntasi dapat menyediakan data bagi manajemen agar dapat diketahui
masalah yang muncul dan dapat melakukan tindakan. Ketika perusahaan
melakukan pemesanan material, biaya aktual tidak dapat diketahui hingga tagihan
dari supplier diterima dan saat yang bersamaan dimungkinkan material telah
digunakan.
Contoh kasus sistem akuntansi hanya berfungsi sebagai pelaporan biaya
ditunjukkan saat sistem akuntansi hanya dapat melaporkan keuntungan ketika
proyek selesai. Ketika proyek sudah selesai sudah tidak terdapat tindakan yang
dapat dilakukan manajemen untuk mengatasi permasalahan bila biaya aktual
melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan.
56
Fungsi akuntansi sebagai pengendali biaya bila sistem akuntansi mampu
meyediakan data dari waktu kewaktu selama pelaksanaan proyek sehingga pihak
manajemen dapat mengalisa dan dapat mengambil tindakan perbaikan. Sistem
akuntansi dapat menelusuri biaya yang melebihi anggaran secara cepat dan
pemborosan dapat dihindari.
Hasil wawancara yang merupakan gambaran praktek sistem akuntansi dalam
pelaksanaan proyek dinilai apakah sistem yang diterapkan hanya berfungsi
sebagai pelaporan biaya atau mempunyai fungsi lebih lanjut yaitu untuk
pengendalian biaya. Peterson (2005) telah memberikan 4 komponen utama yang
harus diikuti agar sistem akuntansi mempunyai fungsi tidak hanya sebagai
pelaporan biaya namun juga sebagai pengendali biaya. Komponen ini dijabarkan
dalam 21 kriteria seperti terlihat dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Kriteria Sistem Akuntansi Berfungsi sebagai Pelaporan Biaya dan
Pengendalian Biaya
Komponen
Utama
Mencatat dan memilah
biaya dalam kelompok
akun yang terpisah
1.
2.
3.
Kriteria
Sistem
akuntansi harus
memiliki
sistem
penelusuran
yang kuat
Kemajuan pekerjaan
yang sudah dicapai
dimasukkan dalam
pendapatan walaupun
tagihan belum
dikeluarkan.
Mencatat dan memilah
hak kontraktor dalam dan
kewajiban kontraktor
dalam tunai
Keterangan
Pemilahan dan pengelompokan
transaksi merupakan fungsi
dasar dari sistem akuntansi
sebagai pelaporan biaya.
Metode percentage of
completion dapat melakukan
penelusuran dengan akurat
terhadap transaksi yang terjadi
selama pelaksanaan proyek
karena pendapatan dinilai dari
seberapa besar penyelesaian
pekerjaan.
Pencatatan dan pemilahan hak
dan kewajiban kontraktor perlu
dilakukan agar diketahui kapan
dan jumlah pembayaran yang
harus dan sudah dilakukan
selama pelaksanaan proyek.
57
Tabel 3.6. Kriteria Sistem Akuntansi Berfungsi sebagai Pelaporan Biaya dan
Pengendalian Biaya (lanjutan 1) Komponen
Utama
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kriteria
Keterangan
Dengan invetaris sumberdaya
dapat diketahui jumlah
Menginventaris
sumberdaya yang didatangkan
sumberdaya yang
dan yang digunakan dalam
digunakan dalam
pelaksanaan proyek. Inventaris
pelaksanaan proyek
termasuk dari pencatatan
penerimaan material hingga
penggunaan material.
Setiap biaya perlu
Mencatat biaya aktual
dikelompokkan sehingga dapat
dalam setiap item
diketahui kinerja kontraktor
pekerjaan
untuk setiap item pekerjaan.
Struktur akun digunakan
sebagai kode pengelompokkan
Mempunyai
struktur
akun
transaksi dalam software
Sistem
akuntansi
dan membantu
akuntansi harus
dalam penelusuran transaksi.
memiliki
Struktur akun digunakan
sistem
sebagai kode dalam
penelusuran
pengelompokkan biaya dalam
Mempunyai kode biaya
yang kuat
software akuntansi dan
membantu dalam penelusuran
biaya.
Digunakan sebagai kode
pengelompokkan pekerjaan
Mempunyai kode untuk
dalam software dan membantu
setiap pekerjaan
dalam penelusuran item
pekerjaan
Dengan mendistribusikan
biaya tidak langsung dalam
setiap item pekerjaan dapat
Mendistribusikan biaya
diketahui porsi dari biaya tidak
tidak langsung ke dalam
langsung terhadap setiap item
setiap item pekerjaan
pekerjaan dan dapat dilakukan
analisa untuk setiap item
pekerjaan.
58
Tabel 3.6. Kriteria Sistem Akuntansi Berfungsi sebagai Pelaporan Biaya dan
Pengendalian Biaya (lanjutan 2) Komponen
Utama
Kriteria
Keterangan
Ada perbandingan antara Prinsip management by
biaya aktual dengan biaya exception adalah manajemen
bertindak ketika permasalahan
yang dianggarkan
muncul. Pelaksanaan proyek
sesuai dengan jadwal dan
Ada perbandingan antara peggunaan biaya sesuai dengan
anggaran harus memenuhi
11.
kemajuan aktual dengan
kualitas proyek yang
penjadwalan
Sistem
disyaratkan. Permasalahan
akuntansi harus
yang terjadi dalam pelaksanaan
menggunakan
Menyajikan estimasi
proyek konstruksi dapat
12. prinsip
profit dalam setiap
diketahui dengan
management
laporan keuangan
membandingkan biaya aktual
by exception
dengan biaya yang
dianggarkan dan kemajuan
Membuat analisa untuk
aktual proyek dengan jadwal
13.
setiap item pekerjaan
yang telah disusun serta
dengan konsep earned value
dapat
mengestimasi profit
Mengidentifikasi
yang
diperoleh.
transaksi yang melebihi
14.
batas dari yang telah
ditetapkan perusahaan
Memiliki prosedur
Prosedur yang jelas dan
akuntansi yang tetap
standarisasi dokumen dalam
dalam
mencatat
dan
sistem akuntansi agar semua
15. Sistem
memproses transaksi
akuntansi
dapat dipastikan kejelasan
hingga menghasilkan
memerlukan
pemprosesan setiap informasi
prosedur yang laporan keuangan proyek dari transaksi yang terjadi dan
jelas agar
menjamin konsistensi,
Memiliki dokumen
keakuratan dan sahnya setiap
16. laporan yang
standar untuk setiap
dihasilkan
laporan yang dihasilkan.
transaksi
konsisten,
Dalam prosedur setiap
Ada seseorang yang
akurat dan
penerbitan dokumen transaksi
bertanggung jawab
otentik
harus jelas siapa yang
terhadap setiap
17.
bertanggung jawab atas
penerbitan dokumen
transaksi
transaksi
10.
59
Tabel 3.6. Kriteria Sistem Akuntansi Berfungsi sebagai Pelaporan Biaya dan
Pengendalian Biaya (lanjutan 3) Komponen
Utama
Kriteria
Keterangan
Dengan mengumpulkan
dokumen transakasi dan
Data harus
memproses secara harian, data
18.
dapat
dapat disajikan secara cepat
disediakan
terutama bila dibutuhkan untuk
dengan mudah
pengendalian proyek.
dan cepat
Dengan melaporkan biaya
ketika
secara berkala minimal setiap
Proses akuntansi
diperlukan oleh
minggu sangat diperlukan agar
19.
dilakukan secara
manajemen
biaya dapat dikendalikan dan
automatis
masalah teridentifikasi lebih
cepat.
Untuk mempecepat proses
akuntansi sangat terbantu
dengan adanya software
Melakukan pembaruan
akuntansi karena setelah
20. Data harus
dan pelaporan biaya
melakukan pencatatan
dapat
dalam mingguan
transaksi, data diproses secara
disediakan
automatis oleh software
dengan mudah
akuntansi.
dan cepat
Staf kontraktor yang
ketika
Pelaksana lapangan dapat bertanggung jawab atas
diperlukan oleh
melihat laporan keuangan pelaksanaan proyek
manajemen
seharusnya dengan cepat dapat
21.
untuk item pekerjaan
yang menjadi tanggung
mengakses data biaya aktual
jawabnya
sehingga secara aktif
mengendalikan biaya aktual
Mengumpulkan dokumen
transaksi dan melakukan
proses akuntansi secara
harian
Kriteria dalam ANSI/EIA 748 tidak mendetailkan proses akuntansi dalam
penerapan EVMS. Kriteria penilaian fungsi sistem akuntansi yang tercantum
dalam Tabel 3.6 merupakan pendetailan aspek utama pertimbangan akuntansi dari
kriteria ANSI/EIA 748. Kriteria ANSI/EIA 748 dalam aspek pertimbangan
akuntansi merupakan kriteria untuk mendapatkan nilai BCWP dan ACWP.
Melalui sistem akuntansi nilai ini tercatat dan dapat ditelusuri sehingga data
kinerja proyek dapat dirangkum baik untuk keseluruhan proyek maupun setiap
item pekerjaan. Melalui sistem akuntansi yang mampu berfungsi sebagai
pengendali biaya, idenifikasi dan penelusuran permasalahan dari penilaian kinerja
dengan dapat dilakukan.
60
Setiap kriteria mempunyai skala penilaian yang berasal dari materi dari
pertanyaan survey. Skala penilaian mempunyai nilai satu bila terjawab dan nol
bila tidak terjawab. Setiap kriteria dihitung prosentase berdasarkan terjawab atau
tidaknya skala penilaian. Prosentase penilaian dari setiap kriteria menunjukkan
potensi dan kemampuan kontraktor kecil dalam menerapkan sistem akuntansi
yang berfungsi sebagai pengendali biaya. Skala dari masing-masing kriteria
disajikan dalam Tabel 3.7 di bawah ini.
Tabel 3.7. Metoda Penilaian Kriteria Melalui Pertanyaan Wawancara
Item
Materi Pertanyaan (Skala
Pertanyaan
Penilaian)
Sistem akuntansi harus memiliki sistem penelusuran yang kuat
Mencatat dan memilah
III.1
memasukkan transaksi dalam jurnal
biaya dalam kelompok akun
melakukan pemilahan transaksi dalam
III.2
yang terpisah
kategori tertentu
Kemajuan pekerjaan yang
II.2
mencatat kemajuan proyek
sudah dicapai dimasukkan
metode akuntansi yang digunakan,
dalam pendapatan
III.8
untuk mengetahui apakah kemajuan
walaupun tagihan belum
proyek dimasukkan dalam pendapatan
dikeluarkan.
Memiliki dan mengumpulkan
Mencatat dan memilah hak
II.2
dokumen yang berkaitan dengan hak
kontraktor dalam dan
dan kewajiban kontraktor
kewajiban kontraktor dalam
melakukan pencatatan & pemilahan
tunai
III.8
hak & kewajiban kontraktor
pencatatan terhadap material yang
V.4
terbuang
Menginventaris sumberdaya
pencatatan terhadap material yang
yang digunakan dalam
V.12
diterima dari supplier
pelaksanaan proyek
pencatatan material yang digunakan
V.14
dalam proyek
IV.1
pencatatan biaya tenaga kerja aktual
V.3
pencatatan biaya material aktual
VI.1
pencatatan biaya peralatan aktual
pencatatan biaya tenaga kerja dalam
Mencatat biaya aktual
IV.1
item pekerjaan
dalam setiap item pekerjaan
pencatatan biaya material dalam item
V.3
pekerjaan
pencatatan biaya peralatan dalam item
VI.1
pekerjaan
Kriteria
A.
1
2
3
4
5
61
Tabel 3.7. Metoda Penilaian Kriteria Melalui Pertanyaan Wawancara (lanjutan 1)
Materi Pertanyaan (Skala
Penilaian)
memiliki kode akun
Mempunyai struktur akun
melakukan pemilahan transaksi dalam
III.2
kategori tertentu
memilah biaya dalam kategori biaya
III.17
langsung dan tidak langsung
memilah biaya langsung dalam biaya
Mempunyai kode biaya
III.12
setiap item biaya langsung
menggunakan kode biaya dalam
III.13
pemilahan biaya
memilah proyek dalam beberapa item
II.5
Mempunyai kode untuk
pekerjaan
setiap pekerjaan
mempunyai kode untuk setiap
II.6
pekerjaan
melakukan pencatatan biaya tidak
II.2
langsung
Mendistribusikan biaya
IV.1,V.3,VI.1 mencatat biaya langsung aktual
tidak langsung ke dalam
pencatatan biaya langsung aktual
IV.1,V.3,VI.1
setiap item pekerjaan
dalam setiap item pekerjaan
mendistribusikan biaya tidak langsung
VII.5
dalam setiap item pekerjaan
Sistem akuntansi harus menggunakan prinsip management by exception
membandingkan biaya tenaga kerja
IV.4
aktual dengan rencana
membandingkan biaya material aktual
Ada perbandingan antara
V.16
dengan rencana
biaya aktual dengan biaya
membandingkan biaya peralatan
yang dianggarkan
VI.9
aktual dengan rencana
membandingkan biaya tidak langsung
VII.8
aktual dengan rencana
Ada perbandingan antara
membandingkan kemajuan proyek
kemajuan aktual dengan
III.11
aktual dengan rencana
penjadwalan
mencatatat biaya aktual langsung &
IV.1,V.3,VI.1
tidak langsung
Menyajikan estimasi profit
dalam setiap laporan
II.2
mencatat kemajuan proyek
keuangan
menghitung estimasi profit dengan
III.10
formula earned value
Kriteria
6
7
8
9
B.
10
11
12
Item
Pertanyaan
II.3
62
Tabel 3.7. Metoda Penilaian Kriteria Melalui Pertanyaan Wawancara (lanjutan 2)
Kriteria
13
14
C.
15
16
17
D.
18
19
20
21
Membuat analisa untuk
setiap item pekerjaan
Item
Materi Pertanyaan (Skala
Pertanyaan
Penilaian)
IV.1,V.3,VI.1 mencatat biaya aktual
mencatat biaya aktual dalam item
IV.1,V.3,VI.1
pekerjaan
II.2
mencatat biaya tidak langsung
mendistribusikan biaya tidak langsung
VII.5
dalam setiap item pekerjaan
III.13
melakukan analisa biaya pekerjaan
Mengidentifikasi transaksi
yang melebihi batas dari
melakukan identifikasi transaksi yang
III.14
yang telah ditetapkan
melebihi batas
perusahaan
Sistem akuntansi memerlukan prosedur yang jelas agar laporan yang dihasilkan
konsisten, akurat dan otentik
Memiliki prosedur
akuntansi yang tetap dalam
mencatat dan memproses
memiliki prosedur tetap dalam sistem
III.15
transaksi hingga
akuntansi
menghasilkan laporan
keuangan proyek
Memiliki dokumen standar
II.1
memiliki dokumen standar
untuk setiap transaksi
Ada yang bertanggung
jawab terhadap setiap
penandatangan setiap dokumen oleh
II.11
penerbitan dokumen
staf yg bertanggung jawab
transaksi
Data harus dapat disediakan dengan mudah dan cepat ketika diperlukan oleh
manajemen
II.2
mempunyai laporan harian proyek
Mengumpulkan dokumen
transaksi dan melakukan
mengumpulkan dokumen transaksi
II.12
proses akuntansi secara
secara harian
harian
III.1
mencatat transaksi dalam jurnal harian
menggunakan komputer dalam
III.5
pencatatan transaksi
Proses akuntansi dilakukan
menggunakan software akuntansi
secara automatis
III.6
ataupun program lain yg digunakan
untuk automasi proses akuntansi
Melakukan pembaruan dan
pembuatan laporan keuangan proyek
pelaporan biaya dalam
III.4
periodik dalam mingguan
mingguan
Pelaksana lapangan dapat
pelaksana lapangan memiliki akses
melihat laporan keuangan
terhadap laporan keuangan item
III.16
untuk item pekerjaan yang
pekerjaan yang menjadi tanggung
menjadi tanggung jawabnya
jawabnya
63
Dari hasil penilaian, ternyata sistem akuntansi proyek kontraktor kecil belum
berfungsi sepenuhnya sebagai pengendali biaya. Rata-rata penilaian fungsi sistem
akuntansi proyek dari kontraktor kecil adalah 71,6% dengan nilai terendah adalah
62% dan nilai tertinggi adalah 80%. Dari hasil penilaian ini dapat dikatakan
bahwa sistem akuntansi proyek kontraktor kecil masih berfungsi hanya sebagai
pelaporan biaya. Hasil penilaian fungsi sistem akuntansi proyek kontraktor kecil
disajikan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Penilaian Fungsi Sistem Akuntansi Proyek Kontraktor Kecil
Materi
Kontraktor Kecil
Pertanyaan
Kriteria
(Skala
1
2
3
4
5
6
7
Penilaian)
A. Sistem akuntansi harus memiliki sistem penelusuran yang kuat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
8
9
Nilai
Skala
III.1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
III.2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
II.2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
III.8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
II.2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
III.8
0
0
1
0
0
0
1
0
1
3
V.4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
V.12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
V.14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
IV.1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
V.3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
VI.1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
IV.1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
4
V.3
1
0
1
0
1
0
0
0
1
4
VI.1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
4
II.3
1
0
1
1
0
0
0
1
1
5
III.2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
III.11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
III.12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
III.13
1
0
1
1
1
1
0
1
1
7
II.5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
II.6
1
0
1
0
1
0
0
0
1
4
II.2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
IV.1,V.3,VI.1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
IV.1,V.3,VI.1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
4
VII.5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Nilai
Kriteria
100%
50%
67%
67%
72%
78%
93%
72%
61%
64
Tabel 3.8. Penilaian Fungsi Sistem Akuntansi Proyek Kontraktor Kecil
(lanjutan 1)
Materi
Pertanyaan
Kontraktor Kecil
Kriteria
(Skala
Penilaian)
B. Sistem akuntansi harus menggunakan prinsip management by exception
10
11
12
13
Nilai
Skala
IV.4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
V.16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
VI.9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
VII.8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
III.11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
IV.1,V.3,VI.1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
II.2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
III.10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
IV.1,V.3,VI.1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
IV.1,V.3,VI.1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
4
II.2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
VII.5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
III.13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Nilai
Kriteria
75%
100%
67%
41%
III.14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
14
100%
C. Sistem akuntansi memerlukan prosedur yang jelas agar laporan yang dihasilkan konsisten, akurat
dan otentik
III.15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
0%
16
II.1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
100%
17
II.11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
100%
D. Data harus dapat disediakan dengan mudah dan cepat ketika diperlukan oleh manajemen
18
II.2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
II.12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
III.1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
100%
III.5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
III.6
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
20
III.4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
100%
21
III.16
33%
19
0
0
0
0
1
0
1
1
0
3
Total Nilai
39
31
40
33
39
32
34
34
39
322
Prosentase
78%
62%
80%
66%
78%
64%
68%
68%
78%
71,6%
56%
Dari empat komponen utama yang menjadi kunci sistem akuntansi agar befungsi
sebagai pengendali biaya, hanya komponen D yaitu data harus dapatdisediakan
dengan meudah dan cepat yang mempunyai nilai 78% dari kriteria yang ada.
Penilaian kriteria untuk setiap komponen disajikan dalam Tabel 3.9.
65
Tabel 3.9. Penilaian Fungsi Sistem Akuntansi Proyek Konstraktor Kecil untuk
Setiap Komponen Utama
A
B
C
D
Komponen Utama
Sistem akuntansi harus memiliki sistem penelusuran yang
kuat terhadap biaya
Sistem akuntansi harus menggunakan prinsip management
by exception
Sistem akuntansi memerlukan prosedur yang jelas agar
laporan yang dihasilkan konsisten, akurat dan otentik
Data harus dapat disediakan dengan mudah dan cepat
ketika diperlukan oleh manajemen
Prosentase
76%
67%
67%
78%
Nilai untuk komponen utama Sistem akuntansi harus memiliki sistem penelusuran
yang kuat terhadap biaya sebesar 76%. Sistem akuntansi proyek kontraktor kecil
belum memiliki sistem penelusuran yang kuat karena beberapa faktor yaitu:
a. Walaupun semua kontraktor sudah melakukan pencatatan dan pemilahan
transaksi, namun sebagian besar kontraktor kecil masih menggunakan
metode cash dalam sistem akuntansinya (67%) dan sebagian kecil sudah
menggunakan metode accrual (33%). Kontraktor kecil sama sekali belum
menggunakan metode percentage of completion. Metode cash merupakan
metode sistem akuntansi yang paling sederhana, namun metode ini kurang
dapat memberikan penulusuran yang kuat karena transaksi yang diproses
hanya ketika ada pemasukan atau pengeluaran uang tunai. Dengan tidak
digunakannya metode percentage of completion dalam sistem akuntansi
proyek berakibat tidak dapat diprediksi profit yang akan diperoleh
kontraktor kecil ketika berakhirnya proyek. Profit baru dapat diketahui
ketika proyek selesai dan pada saat tersebut sudah tidak dapat dilakukan
pengendalian biaya.
b. Sistem inventarisasi yang dilakukan kontraktor kecil belum maksimal
dimana kontraktor kecil belum sama sekali melakukan pencatatan material
yang terbuang. Inventarisasi yang sudah dilakukan kontraktor hanya
sebatas pada penerimaan material dan pengeluaran material yang
digunakan untuk pelaksanaan proyek.
c. Sebagian besar kontraktor kecil (56%) belum melakukan pencatatan biaya
dalam setiap item pekerjaan dan belum ada kontraktor kecil belum
66
mendistribusikan biaya tidak langsung dalam setiap item pekerjaan.
Pencatatan biaya langsung ini digunakan untuk dibandingkan biaya yang
dianggarkan. Bila ada ketidaksesuaian antara biaya aktual dengan rencana
berate ada permasalahan dalam penggunaan biaya. Namun hal ini tidak
dapat ditelusuri bagian pekerjaan mana yang menjadi permasalahan karena
pencatatan adalah keseluruhan biaya pelakasanaan tanpa dikelompokkan
dalam setiap item pekerjaan. selain hal tersebut, kontraktor kecil belum
ada yang mendistribusikan biaya tidak langsung dalam setiap item
pekerjaan. Dengan praktek seperti ini analisa kinerja kontraktor untuk
setiap item pekerjaan tidak dapat dilakukan dengan akurat karena hanya
mempertimbangkan biaya langsung saja.
d. Masih banyak kontraktor yang belum mempunyai struktur akun, kode
biaya dank kode pekerjaan. Walaupun kontraktor kecil sudah melakukan
pemilahan dan pengelompokkan transaksi dan biaya pelaksanaan proyek
namun hanya terdapat 44% yang memiliki struktur akun, 78% memiliki
kode biaya dan 44% memiliki kode pekerjaan. Sistem pemilahan dan
pengelompokkan dokumen transaksi dan biaya dilakukan secara manual
dengan mencatat dalam kelompok-kelompok tertentu. Sistem kode baik
untuk kode akun, biaya dan pekerjaan sangat berguna dalam penelusuran
transaksi dan digunakan sebagai kode yang dikenali dalam software
akuntansi. Cara yang dilakukan kontraktor kecil mungkin dapat dilakukan
bila jumlah dokumen yang ada tidak terlalu banyak. Namun jika jumlah
sangat banyak maka akan menjadi masalah tersendiri dalam penelusuran
setiap tranksaksi yang terjadi.
Sistem akuntansi proyek kontraktor kecil baru 67% saja menggunakan prinsip
management by exception. Faktor penyebabnya adalah:
a. Kontraktor kecil sudah melakukan perbandingan biaya aktual dengan
biaya rencana namun sebatas biaya langsung saja. Untuk biaya tidak
langsung belum dilakukan oleh kontraktor. Perbandingan biaya tidak
langsung belum dapat dilakukan kontraktor kecil karena dalam fase
perencanaan proyek, biaya tidak langsung belum didetailkan. Estimasi
67
biaya langsung dilakukan dengan menggunakan prosentase terhadap biaya
langsung penyelesaian proyek secara keseluruhan.
b. Kontraktor kecil belum menerapkan konsep earned value dalam sistem
pengelolaan proyek. Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa
pengelolaan proyek yang dilakukan kontraktor kecil memiliki nilai
keseuaian 48,93% terhadap kriteria earned value (Soemardi et al, 2006).
Kontrakor kecil sudah melakukan perbandingan antara biaya aktual
dengan biaya yang dianggarakan dan perbandingan antara kemajuan
pekerjaan dengan jadwal yang disepakati dengan pemilik proyek. Namun
kontraktor belum mengestimasi profit dalam setiap laporan selama
pelaksnaan
proyek.
Hal
tersebut
belum
cukup
karena
hanya
mempertimbangkan satu aspek saja yaitu aspek biaya saja dan aspek
waktu
saja.
Dengan
melihat
aspek
biaya
dan
waktu
serta
mengintegrasikannya dengan formula earned value, profit yang akan
diperoleh di akhir proyek dapat diestimasi. Mengestimasi profit yang
diperoleh dapat dilakukan bila kontraktor menggunakan
metode
percentage of completion dalam sistem akuntansi proyek. Walapun belum
ada yang menggunakan metode percentage of completion namun
kontraktor kecil mampu menerapkan metode tersebut karenakemajuan
proyek sudah dicatat secara periodik. Kontraktor kecil sudah melakukan
identifikasi terhadap
transaksi yang melebihi batas yang ditetapkan
perusahaan. Proses identifikasi salah satunya dilakukan terhadap aliran
uang selama pelaksanaan proyek agar uang jumlah uang tunai yang
diperlukan perusahaan untuk melaksanakan proyek tetap terjaga.
c. Belum adanya sistem yang menilai kinerja setiap item pekerjaan. Penilaian
kinerja setiap item pekerjaan hanya berdasarkan biaya langsung dan hanya
dilakukan 44% kontraktor saja. Untuk menilai kinerja setiap item
pekerjaan selain biaya langsung juga diperhitungkan porsi biaya tidak
langsung terhadap masing-masing item pekerjaan. Walaupun biaya tidak
langsung tidak terkait dengan item peekerjaan, dengan menentukan porsi
biaya tidak langsung terhadap item pekerjaan maka untuk pengelolaan
proyek dapat dilakukan penilaian kinerja setiap item pekerjaan.
68
Laporan yang dihasilkan dari sistem akuntansi proyek kontraktor kecil memiliki
nilai konsistensi, akurasi dan otentik sebesar 67%. Kriteria yang belum dipenuhi
dakam komponen utama prosedur yang jelas dalam sistem akuntansi adalah belum
ada kontraktor kecil yang sudah menetapkan prosedur standar dalam sistem
akuntansi proyek. Penetapan prosedur standar dalam sistem akuntansi agar semua
semua transaksi tercatat dan tak ada yang terlewat satupun. Selain itu prosedur
stadar dalam sistem akuntansi akan memberikan konsistensi dalam setiap data
dalam setiap laporan proyek. Dengan data yang konsisten ini kontraktor akan
lebih percaya dengan informasi yang disajikan dalam setiap laporan proyek.
Walaupun belum memiliki prosedur tetap dokumen proses akuntansi terhadap
data dari dokumen transaksi sudah menggunakan prinsip dasar akuntansi sesuai
dengan metode akuntanasi yang digunakan. Masing-masing transaksi sudah
menggunakan dokumen standar untuk masing-masing kontraktor. Dengan adanya
dokumen standar ini membantu kemudahan dalam pembacaan data, konsistensi,
konsistensi, akurasi dan keaslian data dari laporan yang dihasilkan dari sistem
akuntansi proyek.
Penilain kriteria untuk komponen utama yang terakhir yaitu data harus dapat
disediakan dengan mudah dan cepat ketika diperlukan oleh manajemen dan staf
yang bertanggung jawab langsung terhadap biaya, sistem akuntansi proyek
kontraktor kecil memiliki nilai 78%. Kontraktor kecil belum dapat menyediakan
data yang dibutuhkan untuk pengelolaan proyek dengan cepat. Hal ini disebabkan
karena hampir semua kontraktor kecil (89%) belum menggunakan software
akuntansi diamana proses akuntansi dilakukan secara automatis ketika data dari
dokumen transaksi. Agar data dapat disediakan dengan cepat, kontraktor kecil
telah mengumpulkan dokumen transaksi dan melakukan proses akuntansi secara
harian dan laporan yang dihasilkan berkala dalam setiap minggu. dengan praktek
tersebut paling tidak kinerja proyek terpantau dalam mingguan. Hal tersebut sudah
mencukupi sesuai dengan kebutuhan dalam pengendalian proyek.
69
Hal yang belum dilakukan kontraktor kecil dalam komponen utama yang terakhir
adalah belum dilibatkan secara aktif pelaksana lapangan dalam pengendalian
proyek. Pelaksana lapangan belum mendapatkan akses laporan biaya untuk
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Akses laporan biaya dibatasi hanya
untuk pimpinan proyek dan bila terjadi permasalahan seperti melenceng dari
anggaran, pimpinan proyek baru mengambil tindakan dengan melibatkan
pelaksana lapangan. Bila pelaksana lapangan diberi akses mengenai laporan biaya
untuk pekerjaan yang dilakasanakannya maka tindakan perbaikan dapat dilakukan
lebih cepat atau dengan kata lain pelaksana lapangan dilibatkan secara aktif dalam
pengendalian biaya.
III.5. Upaya Perbaikan Sistem Akuntansi Proyek Kontraktor Kecil
Dari hasil analisa sebelumnya diketahui bahwa sistem akuntansi proyek
kontraktor kecil belum berfungsi secara penuh sebagai pengendali biaya. Kriteria
yang digunakan untuk penilaian sistem akuntansi proyek adalah kriteria yang
harus dilakukan agar sistem akuntansi berfungsi sebagai penegndali biaya. Untuk
melakukan upaya perbaikan kontraktor kecil harus menerapkan kriteria penilaian
tersebut. Upaya perbaikan dilakukan dalam sekala proritas. Untuk menetapkan
prioritas perbaikan selain berdasarkan nilai terendah dari penilaian juga
melibatkan hubungan antar kriteria. Analisa hubungan antar kriteria disajikan
dalam Tabel 3.9.
Penilaian hubungan antar kriteria menggunakan skala 0 hingga 3. Nilai nol bila
kriteria tidak memiliki hubungan sama sekali, nilai 1 bila mempunyai hubungan
tidak langsung yang bersifat rendah, nilai 2 bila mempunyai hubungan secara
tidak langsung yang bersifat moderat dan nilai 3 bila mempunyai hubungan
langsung. Ranking upaya peningkatan diurutkan berdasarkan nilai dari prosentase
peningkatan dikalikan dengan nilai hubungan antar kriteria serta nilai
rekomendasi penerapan kriteria earned value dari penelitian Soemardi et al
(2006). Penelitian ini merekomendasikan penerapan kriteria earned value dari
ANSI/EIA 748. Rekomendasi terbagi atas harus diterapkan, sangat dianjurkan dan
70
dianjurkan diterapkan. Nilai masing-masing rekomendasi secara berurutan adalah
3, 2 dan 1. Prosentase peningkatan adalah usaha yang harus dilakukan oleh
kontraktor kecil untuk meningkatkan sistem akuntansi proyek agar berfungsi
sebagai pengendali biaya.yang didapat dari nilai seberapa besar kriteria penilaian
fungsi sistem akuntansi belum terpenuhi oleh kontraktor kecil. Urutan upaya
peningkatan sistem akuntansi diperlihatkan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Analisa Hubungan Antar Kriteria
No
1.
Setiap biaya mempunyai kode tersendiri
Agar diketahui kinerja setiap pekerjaan dan dianalisa permasalahannya
8.
Untuk mengalisa transaksi yang melebihi batasan kontraktor
7.
Kemajuan aktual dibandingkan dengan rencana agar diketahui kinerja proyek
6.
Setiap pekerjaan mempunyai kode tersendiri
5.
Pencatatan dan pemilahan biaya digunakan untuk membandingkan biaya aktual dan biaya anggaran
4.
Pengelompokkan biaya dibuat pengkodean agar mudah dalam pemlilahan
3.
Analisa Hubungan Antar Kriteria
Pengelompokkan akun dibuat pengkodean agar mudah dalam pemlilahan
2.
Kriteria
Mencatat dan memilah
biaya dalam kelompok
akun yang terpisah
Mencatat kemajuan
pekerjaan yang sudah
dicapai & dimasukkan
dalam pendapatan
walaupun tagihan
belum dikeluarkan.
Mencatat dan memilah
hak kontraktor dalam
tunai (sudah terbayar)
dan piutang, kewajiban
kontraktor dalam tunai
(sudah membayar) dan
hutang hutang.
Menginventaris
sumberdaya yang
digunakan dalam
pelaksanaan proyek
Mencatat biaya aktual
dalam setiap item
pekerjaan
Mempunyai struktur
akun
Mempunyai kode biaya
Mempunyai kode untuk
setiap pekerjaan
Dari inventaris dapat diketahui jumlah sumberdaya yang digunakan
dan harga persatuan unit dari masing-masing sumberdaya
1
Tabel 3.10. Analisa Hubungan Antar Kriteria (lanjutan 1)
No
2
Digunakan kode pemilahan dalam software baik biaya, transaksi dan pekerjaan
15.
Prosedur akuntansi ditetapkan agar setiap jenis transasksi
yang sama dilakukan dengan proses yang sama sehingga
data yang dihasilkan akurat dan kosnsisten. Kriteria ini
berhubungan langsung dengan kriteria 1, 2, 3, 4 dan 5
Dicantumkan dalam setiap dokumen transakasi agar mudah dalam input data & pemilahan
14.
Digunakan menganalisa biaya per item pekerjaan
13.
Digunakan menganalisa biaya per item pekerjaan
12.
Pencatatan biaya dan kemajuan proyek
merupakan data awal untuk mengestimasi
11.
Untuk mengalisa transaksi yang melebihi batasan kontraktor
10.
Analisa Hubungan Antar Kriteria
Untuk mengalisa transaksi yang melebihi batasan kontraktor
9.
Kriteria
Mendistribusikan biaya
tidak langsung ke
dalam setiap item
pekerjaan
Ada perbandingan
antara biaya aktual
dengan biaya yang
dianggarkan
Ada perbandingan
antara kemajuan aktual
dengan penjadwalan
Menyajikan estimasi
profit dalam setiap
laporan keuangan
Membuat analisa untuk
setiap item pekerjaan
Mengidentifikasi
transaksi yang melebihi
batas dari yang telah
ditetapkan perusahaan
Memiliki prosedur
akuntansi yang tetap
dalam mencatat dan
memproses transaksi
hingga menghasilkan
laporan keuangan
proyek
Dari perbandingan biaya dan kemajuan aktual
dengan rencana dapat diestimasi profit proyek
Tabel 3.10. Analisa Hubungan Antar Kriteria (lanjutan 2)
No
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Keterangan :
Kriteria
Memiliki dokumen
standar untuk setiap
transaksi
Ada seseorang yang
bertanggung jawab
terhadap setiap
penerbitan dokumen
transaksi
Mengumpulkan
dokumen transaksi dan
melakukan proses
akuntansi secara harian
Proses akuntansi
dilakukan secara
automatis
Melakukan pembaruan
dan pelaporan biaya
dalam mingguan
Pelaksana lapangan
dapat melihat laporan
keuangan untuk item
pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya
Analisa Hubungan Antar Kriteria
Hasil analisa dilaporkan secara
berkala minimal dalam mingguan
dan digunakan sebagai indikaor
permasalahan dalam proyek
Proses akuntansi yg dilakukan harian &
dengan alat bantu software , data dapat
diberikan dengan mudah dan cepat
Hubungan langsung
Hubungan tidak langsung moderat
Hubungan tidak langsung rendah
3
Tabel 3.11. Urutan Upaya Peningkatan
Prosentase
Upaya
Peningkatan
(1)
Hubungan
antar
Kriteria
(2)
Mencatat dan memilah
biaya dalam kelompok
akun yang terpisah
0%
18
Kemajuan pekerjaan yang
sudah dicapai dimasukkan
dalam pendapatan
walaupun tagihan belum
dikeluarkan.
50%
15
Mencatat dan memilah
hak kontraktor dalam
tunai (sudah terbayar) dan
piutang, kewajiban
kontraktor dalam tunai
(sudah membayar) dan
hutang.
33%
3
Sistem akuntansi harus memiliki sistem penelusuran yang kuat
Upaya peningkatan
Penerapan Kriteria Earned Value ANSI EIA 748
Nilai
No
Kriteria
Rekomendasi
(3)
16 Mencatat biaya langsung
3
19
21
Menginventaris
sumberdaya yang
digunakan dalam
pelaksanaan proyek
33%
6
21
Mencatat biaya aktual
dalam setiap item
pekerjaan
28%
6
17
Mencatat biaya tidak
langsung
Mencermati biaya material
melaui cost account,
pencatatan earned value
yang akurat dan pencatatan
yang akurat penggunaan
material termasuk material
sisa
Mencermati biaya material
melaui cost account,
pencatatan earned value
yang akurat dan pencatatan
yang akurat penggunaan
material termasuk material
sisa
Membuat ringkasan dan
pendetailan biaya aktual
dalam WBS
4
Nilai
Kriteria
Skor
(4)=(2)+(3)
(5)=(1)x(4)
24
0
-
3
18
9
2
0
3
0,99
12
3
6
1,98
8
3
9
2,52
5
3
Urutan
Tabel 3.11. Urutan Upaya Peningkatan (lanjutan1)
Sistem akuntansi harus memiliki
sistem penelusuran yang kuat
Sistem akuntansi harus
menggunakan prinsip
management by
exception
Penerapan Kriteria Earned Value ANSI EIA 748
Nilai
No
Kriteria
Rekomendasi
(3)
Mencermati biaya material
melaui cost account,
pencatatan earned value
3
21 yang akurat dan pencatatan
yang akurat penggunaan
material termasuk material
sisa
3
16 Mencatat biaya langsung
Membuat ringkasan dan
3
17 pendetailan biaya aktual
dalam WBS
Membuat ringkasan dan
3
17 pendetailan biaya aktual
dalam WBS
Prosentase
Upaya
Peningkatan
(1)
Hubungan
antar
Kriteria
(2)
Mempunyai struktur akun
25%
6
Mempunyai kode biaya
7%
6
Mempunyai kode untuk
setiap pekerjaan
28%
6
39%
3
255%
3
22
Identifikasi CV, SV, SPI &
CPI secara periodik
0%
5
22
33%
2
27
Upaya peningkatan
Mendistribusikan biaya tidak
langsung ke dalam setiap
item pekerjaan
Ada perbandingan antara
biaya aktual dengan biaya
yang dianggarkan
Ada perbandingan antara
kemajuan aktual dengan
penjadwalan
Menyajikan estimasi profit
dalam setiap laporan
keuangan
Nilai
Kriteria
Skor
(4)=(2)+(3)
(5)=(1)x(4)
9
2,25
7
9
0,63
12
9
1,68
7
6
2,34
6
3
6
1,5
11
Identifikasi CV, SV, SPI &
CPI secara periodik
3
8
0
Merevisi EAC dan
menghitung VAC
3
5
1,65
5
Urutan
10
Tabel 3.11. Urutan Upaya Peningkatan (lanjutan2)
Sistem akuntansi
memerlukan prosedur yang
jelas agar laporan yang
dihasilkan konsisten, akurat
dan otentik
Sistem akuntansi
harus menggunakan
prinsip management
by exception
Upaya peningkatan
Membuat analisa untuk
setiap item pekerjaan
Mengidentifikasi transaksi
yang melebihi batas dari
yang telah ditetapkan
perusahaan
Memiliki prosedur akuntansi
yang tetap dalam mencatat
dan memproses transaksi
hingga menghasilkan
laporan keuangan proyek
Memiliki dokumen standar
untuk setiap transaksi
Ada seseorang yang
bertanggung jawab terhadap
setiap penerbitan dokumen
transaksi
Prosentase
Upaya
Peningkatan
(1)
Hubungan
antar
Kriteria
(2)
51%
2
0%
2
100%
Penerapan Kriteria Earned Value ANSI EIA 748
Nilai
No
Kriteria
Rekomendasi
(3)
Identifikasi biaya aktual per
20 satuan unit
1
Merangkum hasil analisa
2
25 dalam WBS & OBS
Nilai
Kriteria
Skor
(4)=(2)+(3)
(5)=(1)x(4)
5
2,55
3
5
0
15
0
15
15
0%
0
0
0
0
0%
0
0
0
0
23
Penjelasan terhadap varian
yang signifikan
6
Urutan
4
1
Tabel 3.12. Usulan Perbaikan Sistem Akuntansi Proyek (lanjutan1)
Komponen
Utama
Sistem
akuntansi
harus
memiliki
sistem
penelusuran
yang kuat
Skor
Usulan Perbaikan
21,39
Membuat kode
biaya
Menciptakan kode
setiap item
pekerjaan
Menetapkan
metode distribusi
biaya tidak
langsung dalam
setiap item
pekerjaan. Metode
distribusi paling
sederhana adalah
perbandingan biaya
aktual setiap item
pekerjaan
84
Upaya yang
Dilakukan
- Identifikasi semua
biaya yang muncul
sesuai jenis proyek
yang ditangani
kontraktor dan
- dikelompokkan
berdasarkan jenis
biaya.
Mengintegrasikan
kode biaya dari
proses estimasi
hingga pelaksanaan
proyek
- Agar dapat
dibandingkan
kinerja setiap item
pekerjaan dengan
proyek lain perlu
menyamakan kode
untuk item
pekerjaan yang
sama. Bila tidak
dapat dilakukan
minimal kode biaya
berdasarkan WBS
proyek, namun
perbandingan antar
proyek dilakukan
secara manual.
- Integrasi antara
pencatatan biaya
tidak langsung
dengan dengan
pencatatan biaya
aktual setiap item
pekerjaan sehingga
diketahui porsi
biaya tidak
langsung untuk
setiap item
pekerjaan.
Prioritas
Pertama
Tabel 3.12. Usulan Perbaikan Sistem Akuntansi Proyek (lanjutan 2)
Komponen
Utama
Sistem
akuntansi
memerlukan
prosedur
yang jelas
agar laporan
yang
dihasilkan
konsisten,
akurat dan
otentik
Sistem
akuntansi
harus
menggunakan
prinsip
management
by exception
Skor
Usulan Perbaikan
15
Memiliki prosedur
akuntansi yang
tetap dalam
mencatat dan
memproses
transaksi hingga
menghasilkan
laporan keuangan
proyek
-
Setelah dilakukan
perbaikan sistem
akuntansi prosedur
harus ditetapkan dan
dijalankan secara
konsisten
Kedua
5,7
Menggunakan
formula earned
value untuk
mengestimasi
profit
-
Kedua
Melakukan analisa
untuk setiap item
pekerjaan
-
Mengumpulkan data
kemajuan proyek
(BCWS), biaya aktual
(ACWP) dan biaya
rencana (BCWP)
selama pelaksanaan
proyek yang
digunakan untuk
mengestimasi biaya
penyelesaian proyek
berdasarkan kinerja
pelakasanaan proyek.
Kinerja kontraktor
untuk setiap item
pekerjaan dapat
dihitung bila terdapat
pencatatan biaya
aktual untuk setiap
item pekerjaan dan
dibandingkan dengan
biaya yang
dianggarkan untuk
pelaksanaan setiap
item pekerjaan.
85
Upaya yang Dilakukan
Prioritas
Tabel 3.12. Usulan Perbaikan Sistem Akuntansi Proyek (lanjutan 3)
Komponen
Utama
Data harus
dapat
disediakan
dengan
mudah dan
cepat ketika
diperlukan
oleh
manajemen
Skor
Usulan Perbaikan
Upaya yang Dilakukan
Prioritas
2,64
Penggunaan
software akuntansi
-
Keempat
Pelaksana lapangan
dapat melihat
laporan keuangan
untuk item
pekerjaan yang
menjadi tanggung
jawabnya
-
Memanfatkan
program bantu dalam
MS-Excel agar proses
akuntansi dapat
dilakukan secara
automatis
Bila pelaksana
lapangan sudah
mendapatkan akses
laporan untuk
pekerjaan yang
menjadi tanggung
jawabnya diharapkan
melakukan
pengendalian biaya
secara aktif.
III.6. Ringkasan Bab
Bab ini berisi kajian terhadap potensi sistem akuntansi dan usulan upaya
pengembangannya berkaitan dengan penerapan EVMS untuk pengelolaan proyek
kontarktor kecil. Sebelum dilakukan kajian dan usulan, terlebih dahulu dilakukan
pengambilan data primer melalui survey terhadap kontraktor kecil. Kajian
dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap fungsi sistem akuntansi proyek
kontraktor kecil. Kriteria dibuat berdasarkan komponen kunci yang dikemukakan
Peterson (2005) yang harus diterapkan agar sistem akuntansi berfungsi sebagai
pelaporan biaya dan pengendali biaya dan kaitannya penerapan konsep earned
value dalam sistem akuntansi proyek.
Dari hasil analisa diperoleh bahwa sistem akuntansi belum berfungsi sepenuhnya
sebagai pengendali biaya dimana hasil penilaian potensi terhadap sistem akuntansi
proyek kontraktor kecil menghasilkan nilai sebesar 71,6%. Dari penilaian ini juga
dapat disimpulkan bahwa kontraktor kecil memiliki potensi untuk menerapkan
EVMS dalam sistem akuntansi proyek.
86
Namun untuk menerapkan EMVS dalam sistem akuntansi proyek, kontraktor
kecil memerlukan upaya perbaikan dalam sistem akuntansi proyek. Upaya
perbaikan dilakukan berdasarkan kekurangan dari sistem akuntansi proyek yang
diperoleh dari hasil penilaian dari masing-masing kriteria fungsi sistem akuntansi
dan prioritas upaya perbaikan diurutkan berdasarkan nilai upaya yang harus
dicapai oleh kontraktor kecil, nilai hubungan antar kriteria dan nilai penerapan
kriteria EVMS yang tercantum dalam ANSI/EIA 748 untuk kontrakator kecil.
Dari hasil penilaian prioritas upaya peningkatan sistem akuntansi proyek
kontraktor kecil diperoleh bahwa perbaikan terhadap sistem penelusuran biaya
menempati prioritas utama. Prioritas kedua adalah penetapan prosedur dalam
sistem akuntansi. Prioritas pertama dan kedua memberikan arti bahwa perlu suatu
perbaikan dari proses akuntansi proyek kontraktor kecil dan. Prioritas yang ketiga
adalah kontraktor kecil memerlukan penerapan EVMS dalam pengelolaan proyek.
prioritas yang terakhir adalah mengembangkan suatu alat bantu perangkat lunak
yang membantu dalam automatisasi proses akuntansi dan penerapan EVMS dalam
pengelolaan proyek. Skor untuk masing-masing komponen utama dan ringkasan
upaya perbaikan disajikan dalam Tabel 3.13.
Tabel 3.13. Prioritas Perbaikan Komponen Utama
Prioritas
1
Komponen Utama
Sistem penelusuran
biaya
Skor
21,39
Upaya yang dilakukan
Mendetailkan dalam pencatatan transaksi
Pemanfaatan kode
Perubahan metode akuntansi menjadi
percentage of completion
Mendistribusikan biaya tidaklangsung
•
•
•
•
2
Penetapan prosedur
15
3
Prinsip management
by exception
5,7
4
Penyediaan data
yang cepat dan
mudah
2,64
•
Menetapkan prosedur penanganan setiap
transaksi dalam sistem akuntansi
•
Menggunakan konsep earned value dalam
mengevaluasi kinerja proyek
•
Memanfaatkan software dalam sistem
akuntansi
Mendistribusikan laporan kinerja proyek
kepada staf pelakasana
•
Hasil kajian prioritas upaya merupakan dasar dalam pengembangan sistem
akuntansi proyek yang disajikan dalam Bab IV.
87
Download
Study collections