ISTIQRA’, Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol. 1, No. 1 Januari-Juni 2013 P3M STAIN Datokarama Palu PENGARUH PEMBERITAAN SURAT KABAR TERHADAP PRASANGKA AGAMA DI KOTA PALU (Suatu Kajian Sosiologi Hukum Islam) M. Taufan, B. (Dosen Jurusan Syari’ah STAIN Datokarama Palu) Abstract This study revealed finding on the influence of newspaper contents to religious prejudice in Palu, in an Islamic law sociological study perspective. The study put forward that (1) the influence of the newspaper content to readers’ attitudes concerning religious prejudice was relatively small, (2) the intensity of reading news on religious prejudice was positive, but the effect was relatively small, (3) the influence of social group to newspaper reader attitude on religious prejudice was very high indicating tendency that the more people interact with their own social group of their own religion, the more they have religious prejudices. (4) the news content, the intensity of news reading and social groups altogether had a positive effect on religious prejudice. This suggested tendency that the news content siding with a certain religious group would affect perception, knowledge and trends (attitudes) of readers. They would side with their own religion group and had a negative prejudice against different group of religion. Keywords: Newspapers Preaching, Religious Prejudice, Palu City. A. PENDAHULUAN Pluralitas keberagamaan dalam satu negara merupakan fenomena lumrah dengan segala dinamikanya. Pluralitas beragama masyarakat dapat menjadi dinamis ketika suatu negara memiliki tatanan nilai universal yang disepakati untuk mengatur kehidupan bersama. Negara RI merupakan negara kesatuan dengan pluralisme etnis, agama dan kebudayaan yang beragam. Jumlah kelompok ras dan etnik di Indonesia secara keseluruhan sulit dihitung dengan pasti, sebab ruang lingkup istilah dan konsep kelompok ras bisa mengembang atau menyempit menurut keadaan subjektif,1 namun 1 Lihat Kuntjoroningrat, Masalah-Masalah Pembangunan (Bunga Rampai Antropologi Terapan) (Jakarta: LP3ES, 1982), h. 345. ISTIQRA’, Jurnal Penelitian Ilmiah, ISSN: 2338-025X Vol. 1, No. 1 Januari-Juni 2013 24 M. Taufan, B. demikian menurut daftar sosiografi Indonesia yang dikutip oleh Bahar, 2 masyarakat Indonesia minimal terdiri dari 358 kelompok etnik dan 200 sub kelompok. Sebuah negara yang telah dewasa kehidupan demokrasinya ditandai oleh warganya yang saling menghargai perbedaan pendapat, pluralisme dalam sikap politik, keagamaan, dan kesukuan, merupakan bagian dari bangsa itu. Dalam negara demokrasi, tidak ada pemaksaan kebenaran oleh satu kelompok terhadap kelompok lain, toleransi agama dijunjung tinggi. 3 Negara Indonesia dengan keanekaragaman suku, budaya, dan agamanya sedang mengalami proses pembentukan masyarakat beradab. Yaitu, memahami perbedaanberbedaan SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) tetapi tidak untuk dibedabedakan, yang diukur dari suku atau agamanya sendiri. Secara normatif, media massanya juga hendaknya menopang perwujudan masyarakat madani di tanah air. Tidak semestinya media massa nasional ikut dalam prasangka keagamaan dan kesukuan yang kontra produktif di tengah upaya demokratisasi yang sedang ditegakkan. 4 Oleh karena itu, dalam konteks ini pendapat di atas menyiratkan bahwa pluralitas agama dan kerukunan sosial merupakan dua variabel yang berhubungan dalam posisi yang diametral. Hal ini terjadi karena pluralitas cenderung bercorak integritas, oleh karenanya menurut pendapat tersebut, kerukunan sosial pemeluk berbagai agama mustahil diwujudkan secara utuh kecuali dalam wujud kerja sama sosial keagamaan. Gambaran di atas cenderung mengandung pemihakan secara subjektif kepada komunitas pemeluk agama yang merasa kurang memperoleh kebebasan sistem yang berlaku. Selain itu, juga menyiratkan bahwa harmonisasi kerukunan antar umat beragama relatif sulit terwujud. Sikap pesimis ini seyogianya tidak terus menggeluti semua pikiran masyarakat. Tatanan sosial pasca reformasi ini merupakan antitesis sistem anti politik otoritarian Orde Baru yang dicirikan dengan seringnya pemberangusan media massa dengan mengatasnamakan SARA. Sikap masyarakat ini dipengaruhi oleh pandangan, persepsi, dan keyakinan terhadap iman mereka. Dan, dalam interaksi ini tiap-tiap agama memang sudah mempunyai pandangannya, sikap, persepsi, dan prasangka tertentu terhadap masingmasing agama lainnya. 2 Lihat Bahar, dkk., (eds), Integrasi Nasional: Teori, Masalah dan Strategi (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), h. 9. 3 Lihat John Locke, Surat Mengenai Toleransi, dalam Diane Ravitch dan Abigail Thernstorm, terjemahan oleh Hermoyo, Demokrasi Klasik dan Modern (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994), h. 56-82. 4 Lihat Agus Sudibyo, dkk, Kabar-Kabar Kebencian Prasangka Agama di Media Massa (Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 2001), h. 1. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 25 Masyarakat Kota Palu yang multi agama, dalam kehidupan sosialnya, selalu memandang dan menghargai berbagai kepercayaan yang ada di sana. Penelitian ini sebagai general chek up kehidupan dan kerukunan antar agama, khususnya toleransi, hormat menghormati, dan tolong menolong antar pemeluk agama lain serta kepercayaan yang dianut dan diyakini. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti prasangka agama akibat isu sara yang sering timbul di Indonesia, yang dapat mengakibatkan konflik antar pemeluk agama dengan pemeluk agama yang lainnya, yang tentunya akan merugikan salah satu pihak penganut ataupun pemeluk agama lainnya. Dengan demikian di dalam pokok penelitian ini pokok masalah dirumuskan sebagai berikut: “Seberapa besar pengaruh pemberitaan media cetak tentang prasangka agama dan kelompok pergaulan terhadap sikap pada prasangka agama”. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah pengaruh isi berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama. 2) Apakah ada pengaruh intensitas membaca berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama. 3) Apakah ada pengaruh kelompok pergaulan terhadap sikap pembaca surat kabar tentang prasangka agama. 4) Apakah ada pengaruh isi berita surat kabar, intensitas membaca surat kabar dan kelompok pergaulan secara bersama-sama terhadap prasangka agama. Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat, yaitu: 1) Apakah ada pengaruh isi berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama. 2) Apakah ada pengaruh intensitas membaca berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama. 3) Apakah ada pengaruh kelompok pergaulan terhadap sikap pembaca surat kabar tentang prasangka agama. 4) Apakah ada pengaruh isi berita, intensitas membaca surat kabar dan kelompok pergaulan secara bersama-sama terhadap prasangka agama. Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat, yaitu: 1) Aspek teoritis, dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan dan nuansa hukum Islam, khususnya dalam bidang sosiologi hukum Islam, lebih khusus lagi dalam bidang yang berkaitan dengan hukum dan komunikasi massa, serta hukum dan komunikasi kelompok. 2) Aspek praktis, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah, maupun instansiinstansi yang terkait di dalamnya maupun institusi-institusi swasta yang akan menyusun kebijakan-kebijakan, khususnya hubungan komunikasi antar agama dengan memperhatikan kondisi masyarakat Indonesia yang multi religius khususnya di Kota Palu. 3) bahan masukan bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti penelitian ini lebih mendalam lagi. 26 M. Taufan, B. B. Metode Penelitian 1. Jenis dan Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, digunakan metode survei eksplanatori untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dan pengujian hipotesis.5 Selain itu, metode survei adalah penelitian yang berupaya mengumpulkan data lapangan, menggambarkan dan menganalisis data, yang pada dasarnya kuantitatif, dengan bantuan analisis statistika yang relevan, sehingga dapat dibuat kesimpulan tentang arti data tersebut. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (explanatory survey), yakni penelitian dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya melalui data tertentu. Penggunaan metode survei dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan (explanatory) hubungan kausal antara variabel penelitian melalui pengajuan hipotesis. Dalam rancangan penelitian ini, terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu berita surat kabar dan lingkungan sosial sebagai variabel bebas (X) dan sikap pembaca tentang prasangka agama, sebagai variabel terikat (Y). 1. Variabel Bebas (X), terpaan berita surat kabar dan lingkungan sosial sebagai variabel bebas. Variabel Bebas (X) ini dengan sub variabel sebagai berikut: Isi Berita (x1), Intensitas Membaca ( x2), Kelompok Pergaulan ( x3) 2. Variabel terikat (Y) Sikap pembaca tentang prasangka agama, adalah gabungan dari aspek-aspek kognisi, afeksi, dan konasi dari responden, setiap individu siswa akan diukur melalui: variabel terikat dalam penelitian ini ialah sikap pembaca tentang prasangka agama (Y), dengan indikator-indikator: (a) Aspek kognisi, berkaitan dengan pengetahuan responden (positif atau negatif) respon senang, netral dan tak senang terhadap prasangka agama. (b) Aspek afeksi, berkaitan dengan penilaian responden/evaluatif tentang prasangka agama. (c) Aspek konasi, berkaitan dengan kecenderungan/keinginan responden (positif atau negatif) untuk menerima prasangka agama di media. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah dua pada sekolah menengah Atas (SMA) yaitu SMA Muhammadiyah 1 Palu dan SMA Katolik Santo Andreas Palu, dimana jumlah siswa pada SMA Muhammadiyah 1 Palu berjumlah 584 dan SMA Katolik Santo Andreas Palu berjumlah 186. Adapun populasi penelitian tergambar pada tabel sebagai berikut: 5 Lihat Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES, 1989), h. 3. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 27 Tabel 1 Populasi Penelitian No. 1 2 Nama Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Palu SMA Katolik Santo Andreas Palu Jumlah Kelas I 209 70 279 Kelas II 180 60 240 Kelas III 195 56 251 Jumlah 584 186 770 b. Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan langkah–langkah sebagai berikut: a. Menentukan ukuran sampel Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus: Ni n= N (d)2 + 1 Keterangan : Ni = Besarnya ukuran populasi pada masing-masing unit/cabang N = Jumlah populasi keseluruhan n = Jumlah sampel keseluruhan Dengan menetapkan tingkat kepercayaan sebesar 95% (0,95) atau nilai presisi d = 5 % (0,05) maka hasil perhitungan untuk ukuran sampel minimal (n) adalah: = 770 = 770 (0.1)2 + 1 770 8.7 = 88.50 ≈ 89 Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka ukuran sampel (n) dalam penelitian ini adalah sebesar 89 responden. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dangan cara stratified random sampling, teknik sampling ini digunakan karena adanya perbedaan ciri-ciri responden yang dapat dibedakan berdasarkan tingkatan, yaitu tingkatan kelas masing-masing. Penentuan tingkatannya berdasarkan karakteristik tertentu menurut usia, jenjang pendidikan, dan sebagainya; teknik ini akan semakin baik jika dilengkapi dengan penggunaan proporsional, sehingga tiap tingkat diwakili oleh jumlah responden yang sebanding. Stratified random sampling, yang dilengkapi dengan proporsional disebut dengan Proportional Stratified Random Sampling, 6 dalam penelitian ini berdasarkan perbedaan jenis sekolah, yaitu SMA Muhammadyah 1 Palu dan SMA Katolik Santo Andreas Palu. 6 Lihat Usman, Beberapa Indeks dan Skala Pengukuran Variabel-Variabel Sosial dan Psikologi (Garut: PPs Universitas Garut, 1996), h. 45. 28 M. Taufan, B. b. Untuk mengalokasikan sampel digunakan rumus 7 yaitu: Ni ni = Nxn Keterangan : • ni = Ukuran sampel masing–masing kelompok. • Ni = Jumlah populasi penelitian masing–masing kelompok. • N = Jumlah populasi penelitian • n = Ukuran sampel penelitian. Dari rumus di atas, maka perhitungan sampel dapat dilakukan sebagai berikut: Stratum I : SMA Muhammadiyah 1 Palu = (584:770) X 89 = 67.50 ≈ 68. Stratum II: SMA Katolik Santo Andreas Palu= (186:770) X 89 = 21.49 ≈ 21 Dengan menggunakan rumus diatas, maka alokasi sampel pada masing- masing stratum dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Alokasi Sampel Stratum SMA Muhammadiyah 1 Palu SMA Katolik Santo Andreas Palu Total N1 584 186 770 N 100 100 - N1 68 21 89 Sumber Data: Data Diolah. c. Variabel Penelitian Operasionalisasi Variabel penelitian dapat lihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel (1) Berita Surat Kabar 7 Sub Variabel (2) Isi berita (x1) Dimensi (3) Pesan informasi dan evaluatif Indikator (4) 1. Pengetahuan pembaca tentang berita prasangka agama di media. 2. Persepsi tentang berita prasangka agama di media. 3. Penilaian pembaca tentang berita prasangka agama di media. Skala (5) Ordinal Lihat Harun Al-Rasyid, Analisis Jalur (Bandung: PPs Universitas Padjadjaran, 1998),h.19. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar Lingkungan Sosial Prasangka Agama Intensitas • Lama • Waktu yang digunakan untuk membaca (x2) membaca membaca surat kabar. surat kabar. 1. Berita prasangka agama yang dibaca. • Jumlah 2. Banyaknya berita prasangka berita agama yang diketahui. tentang prasangka 3. Banyaknya berita prasangka agama yang diingat. agama yang dibaca. Kelompok Pertukaran 1. Keterikatan antar anggota pergaulan pesan kelompok (x3) Informasi 2. Pemahaman antar anggota kelompok 3. Keterbukaan antar anggota kelompok 4. Pertemuan antar anggota kelompok 5. kontrol antar anggota kelompok Sikap pembaca Intensitas 1. Aspek kognisi, berkaitan tentang Arah dengan pengetahuan prasangka responden (positif atau negatif) agama (Y) tentang prasangka agama. 2. Aspek afeksi, berkaitan dengan penilaian responden / evaluatif tentang prasangka agama. 3. Aspek konasi, berkaitan dengan kecenderungan responden menerima/ menolak bekerjasama dengan suatu agama tertentu. 29 Ordinal Ordinal Ordinal Data variabel penelitian yang diperoleh dari responden adalah data dalam skala ordinal. Agar data dapat dianalisis dengan uji statistik Path Analisys, maka tingkat pengukuran ordinal harus dinaikan skalanya menjadi tingkat pengukuran interval dengan metode “Method of Succesive Interval “. 8 8 Lihat Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 97. 30 M. Taufan, B. d. Instrumen Penelitian Pengukuran dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan (positif dan negatif ) yang isinya mengandung pengaruh berita prasangka agama melalui surat kabar dan kelompok pergaulan sebagai variabel bebas, dan sikap pada berita prasangka agama, adalah gabungan dari aspek–aspek kognisi, afeksi, dan konasi sebagai variabel terikat. Responden diminta memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan pernyataan variabel tersebut. Data ini diperoleh dan dikumpulkan dengan cara: pertama, angket yang berupa daftar pertanyaan dan pernyataan tertutup (tertulis) yang diajukan kepada responden, terdiri dari sejumlah pertanyaan dan pernyataan dengan skala ukuran ordinal. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dari variabel Intensitas membaca (X1), Isi berita (X2), Intensitas Membaca (X3), dan kelompok pergaulan. Kedua, observasi dan wawancara langsung dengan responden untuk memperoleh gambaran lebih teliti dan tepat jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada responden dan sebagai informasi dan data pendukung dalam pembahasan. e. Teknik Pengumpulan Data 1). Data Primer Data primer diperoleh dari hasil jawaban responden melalui kuesioner yang berkaitan dengan masalah pengaruh pemberitaan media cetak tentang prasangka agama dalam kelompok pergaulan terhadap sikap para siswa SMA Muhammadiyah 1 Palu dan SMA Katolik Santo Andreas Palu. Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban yang mempunyai arti dalam menguji hipotesis. 9 Kuesioner penelitian ini terdiri dari pertanyaan tertutup (closed form questionnaire) maupun pertanyaan terbuka (open form questionnaire), yaitu: Pertanyaan tertutup jawabannya sudah disediakan, sehingga tinggal memberi tanda, sedangkan pertanyaan terbuka ditujukan agar dapat memberi kebebasan seluas-luasnya pada responden untuk memberikan jawaban. Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai data pendukung yang dapat dijadikan bahan untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang terjadi. 10 Penentuan skor atas jawaban pertanyaan yang bersifat tertutup dari kuesioner yang diajukan pada responden, dibuat dengan menggunakan skala Likert. Cara pengukurannya dengan memberikan pertanyaan yang menggunakan rancangan jawaban, 9 Lihat Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 248. Lihat Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan, 2000), h. 158- 10 159. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 31 sebagai berikut: SS = sangat setuju, S = setuju, R = ragu-ragu, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju. 11 Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian maka diuji cobakan pada responden yang memiliki sifat atau karakteristik yang sama pada 30 responden. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi “Product Moment“ (Ancok) dalam Singgarimbun dan Effendi 12 yang rumusnya sebagai berikut: N ( ∑ XY ) - ( ∑ X ∑ Y ) r = ( N ∑ X 2 - (∑ X ) 2 ) ( N ∑ Y 2 − (∑ Y) 2 ) Keterangan : r = korelasi X = skor setiap item Y = Skor total item X. N = jumlah responden. Hasil korelasi Product Moment diatas menunjukan validitas kuesioner apakah vaditas tinggi atau rendah. Menurut Azwar 13 korelasi minimal setiap item lebih besar atau sama dengan 0,30 (≥ 0,30) dengan demikian pernyataan yang memiliki skor korelasi lebih kecil dari 0,30 tidak digunakan. Berdasarkan uji coba 52 kuesioner ternyata ada 2 (dua) kuesioner yang lebih kecil dari 0,30 yaitu item 22 pada variabel X3 = 0,175 dan variabel Y item 24 = 0,271, artinya 50 item kuesioner yang valid, sehingga digunakan untuk mengali data responden. Reliabilitas instrumen penelitian digunakan teknik “belah dua“ dengan langkah sebagai berikut: (1) Membagi item yang valid ke dalam dua belahan yaitu item ganjil dalam belahan pertama dan item genap dalam belahan kedua. (2) Menjumlahkan masing-masing skor dalam belahan, sehingga diperoleh skor total masing-masing belahan. (3) Skor total ganjil dan genap dikorelasikan dengan korelasi “Product Moment“. (4) Mencari reliabilitas semua item dengan cara menguji angka korelasi yang diperoleh dengan rumus: 11 Lihat J. Daniel Mueller, Measuring Social Attitudes (Amsterdam Avenue. New York: Teacher College Press, 1234, 1986), h. 24. 12 Lihat Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES, 1989), h. 137. 13 Lihat Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 27. 32 M. Taufan, B. 2( r.tot r.tt ) = 1+ r.tt (Ancok, dalam Singarimbun dan Effendi,14 ) Keterangan : r.tot = angka reliabilitas keseluruhan item. r.tt = angka korelasi belahan pertama dengan belahan kedua. Berdasarkan rumus diatas dikonsultasikan dengan aturan Guilford sehingga diperoleh informasi tentang reliabilitanya. Kriteria Guilford yang dimaksud yaitu : < 0,20 = tidak ada korelasi. 0,20 - < 0,40 = korelasi rendah 0,40 - < 0,70 = korelasi sedang 0,70 - < 0,90 = korelasi tinggi 0,90- < 1,00 = korelasi tinggi sekali 1,00 = korelasi sempurna. Berdasarkan perhitungan reliabilitas kuesioner (Lampiran IV) diperoleh hasil bahwa: X1 = 0,3505 X2 = 0,5310 X3 = 0,5978 Y = 0,6728 Dengan demikian, apabila dikonsultasikan dengan Kriteria Guilford, maka kuesioner dapat digunakan sebagai alat pencari data. 2). Data Sekunder Data sekunder yaitu data penunjang penelitian yang diperoleh dari SMA Muhammadiyah 1 Palu dan SMA Katolik Santo Andreas Palu, khususnya lembaga pendukung dan instansi yang terkait, serta dengan melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman tentang prasangka agama yang ada di harian umum surat kabar yang terbit di Palu. Selain itu, data diperoleh dari berbagai referensi seperti buku, tesis, laoran peneltian, dokumen-dokumen, majalah, dan penerbitan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah penelitian. 14 Lihat Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES, 1989), h. 120. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar A. 33 Analisis Data Data yang diperoleh dari responden adalah data dengan skala ordinal, untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian dengan analisis jalur (Path Analysis) maka data dinaikkan menjadi data dalam skala interval dengan Method of Succesive Interval. Method of Succesive Interval (MSI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Memasukkan skor jawaban responden berdasar variabel dalam tabulasi. 2. Memerhatikan skor jawaban setiap item pertanyaan dalam tabulasi. 3. Menentukan frekuensi masing-masing skor (1, 2, 3, 4, dan 5) item kuesioner. 4. Setiap frekuensi masing-masing item tersebut dibagi dengan banyaknya responden akan menghasilkan proporsi. 5. Menghitung proporsi kumulatif. 6. Mencari nilai tabel distribusi normal (tabel z) untuk setiap proporsi kumulatif masing-masing item. 7. Mencari nilai density untuk setiap nilai Z dari tabel Densitas (Ordinates of the Normal Curve ). 8. NS = (Density at lower limit – Density at upper limit ) (Area below upper limit – Area below lower limit ) 9. Menentukan nilai tranformasi ( Y ) skala interval dengan menggunakan rumus : Y = NS + k K = 1 + [ NSmin ] Keterangan : NS = Nilai Skala K = Nilai Konstan NSmin = Nilai Skala Minimum Untuk mempermudah analisis hipotesis penelitian dibuat hubungan struktural antara variabel dalam bagan 1 berikut: X1 ρYX1 ρYX2 ρY X3 X2 X3 ρYε Y ε 34 M. Taufan, B. Dimana : X1 = X2 = X3 = Y = ε = PYXi,...k = Isi Berita Intensitas Membaca Kelompok Pergaulan Prasangka Agama. Variabel lain yang mempengaruhi Y. Parameter struktural yang memperlihatkan besarnya koefisien variabel X terhadap Y. = Korelasi antar variabel eksogen. rXiXj g. Rancangan Uji Hipotesis Dengan berpijak pada hipotesis konseptual maka rancangan uji hipotesisnya dapat dkemukakan sebagai berikut: 1) Ada pengaruh isi berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama. 2) Ada pengaruh intensitas membaca berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama. 3) Ada pengaruh kelompok pergaulan terhadap sikap pembaca surat kabar tentang prasangka agama. 4) Ada pengaruh isi berita, intensitas membaca surat kabar dan kelompok pergaulan secara bersama-sama terhadap prasangka agama. Dengan melihat di atas, maka rancangan Uji Hipotesis dapat disusun sebagai berikut: Ho = PYXi < 0 untuk i = 1, 2, …, k H1 = PYXi > 0 untuk sekurang-kurangnya untuk sebuah i. Proses penghitungan analisis data penelitian menggunakan alalisis jalur (path analysis) dengan langkah kerja sebagai berikut. 15 Gambaran diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan lengkap dengan persamaan strukturnya. rx1x2 rx1x3 ρyx2 ρyx1 ρyε Y ε rx1x3 ρyx3 15 Lihat Harun Al-Rasyid, Analisis Jalur (Bandung: PPs Universitas Padjadjaran, 1998), h. 7-10. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 35 2. Persamaan strukturnya adalah : Y = ρyx1 + ρyx2 + ρyx3 + ε 3. Untuk menghitung korelasi antar variabel dengan korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut: ∑ X i Yi - ( ∑ X 1 )(∑ Yi ) n r = {( ∑ X i 2 1 (∑ X i ) 2 - n ) ( ∑ Yi 2 − ( ∑ Yi ) 2 = n )} 4. Menghitung matriks korelasi antar variabel 1 rx1 x 2 1 R= ... rx1 xi ... rx 2 xi 1 rx 3 xi 1 5. Menghitung matriks invers (R 1 -1) 6. Menghitung koefisien jalur ρxuxI, dimana i = 1,2,3…k melalui rumus : ρx u x i C11 ρx x u 2 = ... ρx u x k C12 C22 ... ... ... ... C1k C2 k C3 k C kk rx u x1 rx x u 2 ... rx u x k Dimana nilai C adalah nilai matriks invers. 7. Menghitung determinasi total dengan rumus: Rx2u ( x1 ... x k ) rxu x1 rx x u 2 = ( ρxu x1... ρxu xk ) − ... rxu xk 36 M. Taufan, B. 8. Pengaruh variabel luar ( ε ) terhadap Y PYε = 1 − R 2 Y ( X 1,......., Xk ) = 9. Uji Keberartian koefisien jalur secara keseluruhan : H o : Pyx1 = Pyx2 = ....... = Pyxk ≤ 0 H 1 : sekurang − kurangnya ada sebuah Pyx j > 0 Uji Pyxi : Uji Statistiknya: F = (n-k-1) R2 Y (X1.....Xk) K (1-R2Y X1.....Xk) dimana; n = sampel k = banyaknya variabel Dari tabel distribusi F-Sneedecor diperoleh Ftabel , jika Fhitung > Ftabel , maka H 0 ditolak Hal ini berarti secara keseluruhan variabel (x 1 , x 2 ,......., x k ) berpengaruh positif terhadap Y dengan derajat kesalahan ( α ) . Selanjutnya layak untuk diuji secara individual (uji keberartian jalur secara parsial). 10. Uji Keberartian koefisien jalur secara parsial. Hipotesis statistiknya dinyatakan sebagai berikut : H0 : PYX1 ≤ 0 melawan Hi : PYX1 > 0 H0 : PYX2 ≤ 0 melawan Hi : PYX2 > 0 H0 : PYX3 ≤ 0 melawan Hi : PYX3 > 0 Dengan menggunakan ststistik uji t-student (Modifikasi Al Rasyid melalui matrik invers korelasi,16 dengan rumus : ti = (1 - R PYX i 2 YXi,..., Xk )CR ii n - k -1 16 Lihat Nirwana SK Sitepu, Analisis Jalur (Path Analysis) (Bandung: FMIPA UNPAD, 1994), h. 27. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 37 Keterangan : PYX 1 = koefisien jalur dari variabel X1 terhadap variabel Y 1 − R 2Y ( x x ,.., xk ) 1, 2 = pengaruh total variabel X. Crij = unsur atau elemen pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matrik invers korelasi. n-k -1 = derajat bebas ( db ). t hitung > t tabel , maka H 0 ditolak Kriteria pengujian hipotesis, jika .Sehingga diketahui pengaruh masing-masing variabel X dan melalui korelasi (r) antar variabel X terhadap Y, yaitu : Menghitung pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Xi terhadap Y. a. b. Pengaruh Langsung : Y Xi Pengaruh Tidak Langsung X1 terhadap Y : Y Xi Ω Xj Y Y = PYXi.PYXi = PYXi.rYXj.PYxj h. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Menengah Atas (SMA) di Palu, yaitu di SMA Muhammadiyah 1 Palu dan SMA Katolik Santo Andreas Palu. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Waktu yang digunakan untuk membaca Surat Kabar Pada tabel dibawah ini dijelaskan waktu yang digunakan responden untuk membaca surat kabar. Tabel 4. Waktu untuk membaca Surat Kabar No Penghasilan ( Rp) Jumlah 1. -15 menit 9 2. 15 – 30 menit 53 3. 30 – 45 menit 20 4. 45 – 60 menit 8 5. > 60 5 Jumlah 89 Sumber: Data primer. Prosentase 10,11 59,55 22,47 8,98 5,61 100 38 M. Taufan, B. Penyebaran informasi melalui komunikasi massa bermedia akan menimbulkan efek pada komunikan sebagai sasran komunikasi. Efek yang timbul karena pesan yang ada dalam media massa dibaca sehingga terhadi proses pengolahan pesan dalam diri individu. Terpaan media atau media exposure menurut Severin 17 sebagai kegiatan individu mendengarkan, melihat, dan membaca pesan-pesan media massa. Exposure juga tidak hanya berkaitan dengan apakah seseorang itu secara fisik berada dalam jangkauan media massa, tetapi juga apakah orang itu benar-benar diterpa pesan. Menurut pengamatan penulis, para reponden menerima informasi tentang kerusuhan yang bernuansakan SARA dari dari banyaknya waktu yang mereka pergunakan untuk membaca isi surat kabar sesuai dengan isi pesan apa yang disampaikan oleh media surat kabar yang yang dikonsumsi oleh responden. 2. Surat Kabar yang Selalu Dibaca Pada tabel dibahwa ini akan dijelaskan surat kabar yang selalu dibaca oleh responden sebagai berikut: Tabel 5. Harian Yang Dibaca Responden No Jenis Surat Kabar Jumlah 1. Kompas 9 2. Media Indonesia 7 3. Nuansa Pos 36 4. Radar Sulteng 42 5. MAL Alkhaerat 14 6. Lain-lain 5 Jumlah 113 Sumber: Data primer. Dari hasil penelitian yang dilakukan Sudibyo et.al 18 berjudul Kabar-kabar Kebencian Agama di Media Massa, mengatakan bahwa media massa minoritas, dalam hal ini Kompas, sangat berhati-hati untuk memberitakan kasus SARA dan cenderung untuk menghindari penilaian langsung terhadap kelompok Islam maupun kelompoknya (Kristen). Demikan juga dengan sumber informasi lain (surat kabar yang dibaca oleh responden dalam hal ini Suara Pembaharuan). 17 Lihat Werner J. Tankard Severin, Communication Theories: Origin Methods, and Uses in The Mass Media (New York: Longman Publisher Group, 1992), h. 26. 18 Lihat Agus Sudibyo, Ibnu Hamad dan Muhammad Qodari, Kabar-Kabar Kebencian Prasangka Agama di Media Massa (Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 2001), h. 173. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 39 Kedua surat kabar tersebut, yaitu Kompas dan Suara Pembaharuan cara penyajian yang netral dan tidak menunjukkan keberpihakan yang nyata, dengan kata lain, mereka selalu mendapatkan berita resmi dari pihak militer, sikap ini dilakukan karena mereka tidak berani untuk berspekulasi dengan membuka kemungkinan berhadapan langsung, dan mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari kebencian dari umat Islam. Beda dengan Republika, media ini lebih berani dalam memberikan evaluasievaluasi yang memberikan prasangka negatif tentang kelompok-kelompok kristen, hal yang sama juga dilakukan oleh media surat kabar Media Dakwah. Kedua surat kabar tersebut menggambarkan bahwa orang Kristen itu biadab, dan sebagai pembunuh yang tidak berprikemanusian. Penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa media yang sering melakukan pemberitaan tentang prasangka, memandang negatif atau jelek terhadap agama tertentu adalah media Islam, alasannya, karena mereka adalah mayoritas, sebaliknya media Kristen selalu menghindari konflik-konflik terhadap mereka yang bertikai. Hal ini dilakukan, untuk menghindari kemarahan agama tertentu. 3. Cara Memperoleh Surat Kabar Selanjutnya, pada tabel dibawah ini dijelaskan cara responden memperoleh surat kabar sebagai berikut: Tabel 6. Cara Memperoleh Surat Kabar No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Cara memperoleh Media Kompas Media Indonesia Nuansa Pos Radar Sulteng MAL Alkhaerat Lain-lain Jumlah Orang tua berlangganan 4 3 16 21 3 2 49 Beli eceran 2 2 9 11 5 29 Pinjam 2 2 5 7 4 3 23 Baca di perpustakaan 1 6 3 2 12 Sumber : Data primer. Teori Agenda Setting mengemukakan bahwa media dapat memiliki pengaruh yang kuat terhadap agenda setting tetapi tidak selalu, karena kekuatan media juga mempengaruhi hal ini, seperti kredibilitas media, penilaian individu-individu terhadap media, pernyataan bukti-bukti yang kuat serta menyentuh kepentingan publik. Pemilihan orang tua responden dalam memilih media menurut pengamatan penulis dikarenakan kebutuhan akan media tersebut, dengan kata lain kebutuhan informasi yang ingin diketahui dari media yang mereka pergunakan. Tentunya, unuk 40 M. Taufan, B. memperoleh informasi kejadian tentang akar dan penyebab kerusuhan di tanah air yang bernuansakan SARA (Suka, agama Ras dan antargolongan) yang terjadi sesungguhnya. 4. Berapa kali membaca Surat Kabar Pada tabel dibawah ini dijelaskan berapa kali responden membaca surat kabar dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 7 Berapa Kali Membaca Surat Kabar No Jenis media Jumlah 1 0 Tidak pernah 2 46 1 – 10 kali 3 31 11 – 20 kali 4 12 - 20 kali Jumlah Sumber: Data primer 89 % 0 51,68 34,83 13,48 100 Dalam alam keterbukaan seperti sekarang ini, hampir mustahil sebuah media hanya dibaca oleh satu kelompok masyarakat, melainkan selalu terbuka dari kelompokkelompok lain untuk mengaksesnya, dan dalam situasi demikian terbuka peluang untuk salung beda persepsi yang berujung pada perbedaan sikap. Sikap pada berita yang bernuansakan prasangka agama melalui saluran komunikasi massa di media cetak dipengaruhi oleh faktor pengolahan stimulus, yaitu isi pesan tentang kerusuhan yang bernuansakan SARA. Bagaimana mereka mempersepsi pesan, mengolah dan menyimpan pesan pada memorinya. Kemudian menjadi penetahuan dan preferen dalam diri untuk melihat dan menilai berita tentang prasangka agama. Apa yang dipersepsikan dan diingat pada tahap selanjutnya akan mempengaruhi pandangan dan pendapatnya pada obyek sikap yaitu prasangka agama. Berkenaan dengan sikap pada prasangka agama maka komponen sikap yang dominan yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif (dalam taraf kesiapan untuk bertindak). Komponen kognitif merupakan kepercayaan seseorang terhadap obyek sikap yang sebenarnya. Kepercayaan ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi suatu proses dari kita mengenal sebagian demi sebagian dari suatu obyek sikap. Penyampaian pesan melalui media massa surat kabar ini terletak pada pengorganisasian pesan, sehingga huruf, simbol dan gambar yang dicetak memeliki pengertian seperti yang dikehendaki oleh media surat kabar. Dari sisi pembaca, efektifitas suatu berita sangat tergantung pada khalayak menggunakan fikirannya secara aktif sehingga pesan yang ia terima dapat membentuk suatu konsepsi dalam pikiran, kemudian konsepsi tersebut dikategorikan sehingga menjadi pengetahuan yang baru atau menambah pengetahuan yang telah ia miliki. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 41 Hal ini akan menjadikan suatu pengalaman pribadi, kebudayaan dan orang lain yang dianggap penting, media massa, instituisi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta emosi dalam diri individu. 5. Sumber-Sumber Informasi tentang Prasangka Agama Sedangkan sumber informasi tentang prasangka agama berpengaruh pada pengetahuan tentang seluk beluk, akar permasalahan, penyebab dari prasangka agama, dan akibat yang ditimbulkan dari informasi tentang prasangka agama yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 8. Sumber Informasi Tentang Prasangka Agama No 1 2 3 4 5 6 Jenis media Teman Radio Keluarga Majalah Televisi Lain-lain Jumlah Jumlah 48 16 34 19 63 4 184 Sumber: Data primer. Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan media massa, diantaranya dalah surat kabar, majalah, tabloid, dan buku maupun elektronik (radio, televisi, film) sebagai saluran, dapat menimbulkan keserempakan penerimaan pesan oleh komunikan, berjumlah banyak, heterogen dan anomin. Penyampaian pesan yang berbeda, baik melalui media cetak maupun media elektronik adalah media penyiaran lebih banyak mengkomunikasikan citra dan simbol, tetapi tidak seselektif mengkomunikasikan informasinya secara detail. Menurut pengamatan peneliti, pengaruh yang paling besar tentang prasangka agama adalah melalui saluran komunikasi massa melalui media surat kabar sangat berpengaruh terhadap responden, karena media cetak ini memuat foto-foto kejadian dan kebiadaban agama tertentu melakukan kekerasan terhadap peneganut agama tertentu pula. Hal ini ini membuat responden bersifat negatif, memandang rendah penganut agama yang dianut oleh orang lain, sehingga mereka beranggapan bahwa agama orang lain tersebut biadab, tidak berprikemanusian, tukang membunuh dan sifat-sifat negatif lainnya. Pengalaman pribadi, merupakan pembentukan kesan atau tanggapan terhadap obyek sikap merupakan proses yang kompleks dalam diri individu. Situasi dan kondisi dimana respons itu terbentuk, ciri-ciri serta atribut obyektif dari pesan yang menerpanya memiliki peran juga pengalaman yang sangat mengesankan 42 M. Taufan, B. dengan obyek sikap tersebut lebih dingat, dibandingkan pengalaman yang sederhana atau dalam kondisi normal. 6. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis secara empirik melalui alat uji statistik analisis jalur (Path analysis), sehingga diketahui. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui dengan menguji adakah pengaruh Isi Berita (X1), Intensitas Membaca (X2), dan Kelompok Pergaulan (X3) terhadap Prasangka agama (Y). Berdasarkan hipotesis penelitian dan hubungan antar variabel bebas secara lengkap tergambar dalam diagram berikut ini: Bagan 2. Hubungan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat. Hubungan dan pengaruh langsung dan tidak langsung variabel X1, X2, X3 dan X1 rx2 ρyx1= 0,2397 ε rx2x1=0,7027 X2 ρyx2= 0,2246 rx3x2=50524 rx1x3= 0,6500 X3 Y ρYε 0,7888 ρyx3= 0,2472 variabel lain terhadap Y dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9. Pengaruh Variabel X terhadap Y No Pengaruh X terhadap Y 1 2 Pengaruh Langsung X1 terhadap Y Pengaruh melalui X2 Pengaruh melalui X3 Pengaruh Total X1 terhadap Y Pengaruh Langsung X2 terhadap Y Pengaruh melalui X1 Pengaruh melalui X3 Pengaruh Total X2 terhadap Y Kekuatan 0.05748 0.03783 0.03852 0.13382 0.05042 0.03783 0.02804 0.11629 Persentase 5.75 3.78 3.85 13.38 6.10 2.92 3.78 11.63 Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 3 4 43 Pengaruh Langsung X3 terhadap Y Pengaruh melalui X2 Pengaruh melalui X3 Pengaruh Total X3 terhadap Y Total Pengaruh langsung dan tak langsung variabel X terhadap Y Pengaruh Variabel Lain ( ε ) Jumlah Sumber: Lampiran 4. 5 0.06109 0.03852 0.02804 0.12765 6.11 3.85 2.80 12.77 0.37777 37.78 0.62223 1.00000 62.22 100 Hasil perhitungan analisis jalur tersebut dibandingkan dengan nilai tabel, apabila nilai perhitungan lebih besar dari nilai tabel berarti hipotesis tersebut diterima, baik pengujian secara individu (parsial atau ivdividu) maupun pengujian secara bersamasama. Tabel 10. Hasil Uji Keberartian Koefisien Jalur dengan Nilai Tabel Koefisien Jalur Perhitungan Tabel Kesimpulan Pyx1= 0,1680 Thitung 1= 1,7484 Ttabel 1,6622 Signifikan = Ttabel 1,6622 Signifikan = Ttabel 1,6622 Signifikan = Ftabel 2,7119 Signifikan Thitung 2 1,8597. Thitung 3 Pyx3= 0,3024 2,1865 F hitung R2 28,3333 Sumber: Lampiran 4. Pyx2= 0,2470 7. Analisis data a. Hipotesis 1 Hipotesis penelitian pertama (1) yaitu : “Ada pengaruh isi berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama”. Berdasarkan hasil uji statistik Uji t diperoleh Thitung 1,7484 > Ttabel 1,6622, H : P ≤ 0 H 1 : Pyx1 > 0 , sehingga Ho ditolak. Hasil perhitungan tersebut dengan hipotesis o yx1 uji statistik dengan derajat kepercayaan 90 % menunjukan bahwa Ho ditolak, t 1 hitung > t tabel , maka secara otomatis H1 (Isi Berita melalui surat kabar berpengaruh terhadap prasangka agama diterima. 44 M. Taufan, B. Pengaruh variabel X1 menunjukan kecenderungan Isi Berita tentang kehidupan antar agama yang dipahami dan dipersepsi khalayak (responden) menimbulkan prasangka agama. Persepsi disini dapat berkaitan dengan obyek benda dan persepsi orang, persepsi orang merupakan pemberian makna atas informasi yang diterima dari orang lain baik melalui komunikasi verbal maupun non verbal. Persepsi manusia bisa statis bisa dinamis. Disebut statis manakala persepsi terhadap suatu agama atau kelompok keagamaan itu relatif berubah, meskipun orang yang mempercayai, baik dari segi umur, pendidikan, jenis kelamin, mayoritas ataukah minoritas akan berubah-ubah. Sifat statis antara lain sangat tergantung dari multipeleksi kognisi mereka yang mempersepsi dengan indikator tingkat keagamaan. Sedangkan sifat dinamis kalau persepsi itu dikaitkan dengan perubahan situasi dan kondisi yang melingkupi orang yang mempersepsi, juga perubahan lingkungan yang mengelilingi agama atau kelompok suatu agama tertentu. Dalam diri individu (responden) pesan atau informasi dari media cetak surat kabar dipersepsi dan diolah dalam diri, hasil pengolahan informasi ini akan tersimpan dalam memori, suatu hal yang sangat mendasar yang layak dicermati yaitu kekurangan informasi, kesalahan persepsi, dan perbedaan persepsi antar individu terhadap obyek yang sama dan dari sumber yang berbeda-beda akan mengakibatkan perbedaan prakonsepsi terhadap suatu obyek, yang selanjutnya membedakan sikap terhadap obyek yang sama. Teori Stimulus Organisme Respons SOR mempunyai elemen-elemen yang terdiri dari sebuah isi pernyataan (stimulus), seorang komunikan (organisme) dan efek (respons). Dalam teori ini Hovland et al dalam Mar’at 19 mengatakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui analisa stimuli yang diberikan dan dapat mempengaruhi rekasi yang spesifik munculnya rekasi ini tergantung pada kualitas rangsangan yang berkomunikasi dengan organisme. Apabila sudah memiliki informasi maka informasi baru akan digunakan untuk mengevaluasi dan rekonstruksi pengertian (meaning). Perubahan sikap dapat terjadi jika rangsangan yang diberikan melebihi rangsangan yang diterima oleh organisme sebelumnya dan rangsangan yang dapat merubah sikap adalah rangsangan yang dapat memberikan harapan bagi organisme. b. Hipotesis 2 Hipotesis penelitian kedua (2) yaitu: “Ada pengaruh intensitas membaca terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama “. 19 Lihat Ma’rat, Sikap Manusia: Perubahan serta Pengukurannya (Jakarta: Fakultas Psikologi UNPAD Ghalia Indonesia, 1984), h. 26. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 45 Berdasarkan hasil uji statistik Uji t diperoleh Thitung 1,8597 > Ttabel 1,6622, sehingga Ho H o : Pyx1 ≤ 0 H 1 : Pyx1 > 0 , uji ditolak. Hasil perhitungan tersebut dengan hipotesis statistik dengan derajat kepercayaan 90 % menunjukan bahwa Ho ditolak, t 1 hitung > t tabel , maka secara otomatis H1 (Isi Berita melalui surat kabar berpengaruh terhadap prasangka agama diterima). Pengaruh variabel X2 menunjukan kecenderungan semakin lama membaca Surat Kabar semakin banyak berita tentang kehidupan antar agama yang dibaca, dipahami dan dipersepsi dan diingat khalayak (responden), sehingga menimbulkan prasangka agama. Persepsi ini memungkinkan komunikan memahami makna yang disampaikan oleh komunikator. Demikian pula berita tentang prasangka agama melalui media surat kabar berisi informasi, masing-masing individu memiliki penilaian yang berbeda-beda. Perbedaan ini karena perbedaan kemampuan fisiologis maupun psikologis, yaitu kemampuan memperhatikan pesan persatuan waktu. Disamping itu perbedaan terhadap isi berita dipersepsi dan pengalaman akan menambah perbedaan pemahaman atas pesan yang sama. Persepsi menurut Darsito (1976) dalam Rakhmat 20 adalah Pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan manafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensor stimuli). Hubungan antara sensasi dan persepsi sudah jelas, sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Dari segi yang mempersepsi, perubahan persepsi bisa berubah karena perubahan kompleksitas kognitif karena faktor umur, jenis pendidikan, jenis kelamin, dan lain-lain. Sedangkan dari lingkungan masyarakat yang mengelilingi agama, dapat dilihat apakah masyarakat semakin homogen atau heterogen, dan masalah minoritas atau mayoritas. Psikologi Kognitif yang memandang manusia tidak lagi sebagai makhluk yang pasif, tetapi sebagai makhluk yang aktif mengolah stimulus yang menerpa dirinya. Manusialah yang memberi makna obyek yang diterima dirinya tanpa pemberian makna oleh dirinya obyek tersebut tidak berarti apa-apa. Azwar 21 mengemukakan perspektif psikologi kognitif ini memusatkan perhatiannya pada analisis respon kognitif, yaitu suatu usaha untuk memahami pertama apa yang dipikirkan orang sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus pesan. 20 Lihat Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), h. 51. 21 Lihat Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 26-28. 46 M. Taufan, B. Pemprosesan informasi, yang didalam berfikir digambarkan sebagai suatu rangkaian kejadian atau peristiwa dalam diri yang meliputi langkah memilih informasi, pengolahan informasi, dipersepsi saat diterima sampai timbulnya efek-efek dari pengolahan informasi tersebut. c. Hipotesis 3 Hipotesis penelitian ketiga ( 3 ) yaitu : “Ada pengaruh kelompok pergaulan terhadap sikap pembaca surat kabar lokal tentang prasangka agama “. Berdasarkan hasil uji statistik (uji t) analisis jalur diperoleh hasil seperti dibawah ini : Thitung 2,1865 > Ttabel 1,6622 sehingga Ho ditolak. H :P ≤0 H 1 : Pyx 3 > 0 Hasil perhitungan tersebut dengan hipotesis o yx 3 Uji statistik dengan derajat kepercayaan 90 % menunjukan bahwa Ho ditolak, t3 > t tabel hitung , maka secara otomatis H1 bahwa kelompok pergaulan berpengaruh terhadap prasangka agama diterima. Pengaruh variabel X3, hal ini menunjukan kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat keterikatan, keterbukaan, pertemuan dan kontrol antar anggota kelompok pergaulan menimbulkan efek semakin kuatnya prasangka agama. Individu di dalam kelompok pergaulan ini merupakan salah satu media, dimana pertukaran informasi menyebar. Informasi tersebut dari sudut pandang Ilmu Komunikasi adalah pesan. Pesan inilah yang dikirim dari individu yang satu ke individu yang lain, dimana pada saat berkomunikasi kedudukan komunikator dan komunikan saling bergantian sebagai pembawa pesan. Pesan ini bukan saja pesan verbal, tetapi juga pesan non verbal, dimana keduanya dalam suatu simbol yang dengan referen yang ada pesan tersebut dipersepsi dalam diri individu anggota kelompok. Kelompok adalah sekumpulan individu-individu yang melakukan hubungan dengan orang lain yang menunjukkan saling ketergantungan pada tingkat yang berarti. Sherif dan sherif dalam Ahmadi 22 mengemukakan bahwa kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu-individu tu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tentang yang khas bagi kelompok itu. Begitu kuatnya hubungan antar agama dengan kesamaan emosional, mind, tempat, lingkungan, dapat menimbulkan pencirian dan pensifatan kelompok yang cenderung berdampak pada perasaan mayoritas dengan minoritas, perasaan in group dan out group dan lain sebagainya. 22 Lihat Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 44. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 47 d. Hipotesis 4 Hipotesis penelitian keempat (4) yaitu: ”Ada pengaruh isi berita, intensitas membaca dan kelompok pergaulan secara bersama-sama terhadap prasangka agama “. Berdasarkan hasil uji statistik path analisis diperoleh Fhitung 28,3333 > FTabel 2,7119, sehingga Ho ditolak. Hasil perhitungan tersebut dengan hipotesis H o : Pyx 4 ≤ 0 H 1 : Pyx 4 > 0 Uji statistik dengan derajad kepercayaan 90% menunjukan bahwa Ho ditolak, t4 hitung > t tabel , maka secara otomatis H1 (Isi Berita, Intensitas membaca, dan Kelompok pergaulan secara bersama-sama ada pengaruh terhadap prasangka agama diterima. Kekuatan isi berita tentang prasangka agama terletak pada pengogranisasian pesan sehingga huruf, simbol dan gambar yang dicetak memiliki pemaknaan yang sama akan kerusuhan prasangka agama yang sebenarnya. Dari sisi pembaca, efektifitas suatu isi berita prasangka agama sangat tergantung pada persepsi pembaca. Khalayak akan mengunakan pikirannya secara aktif sehingga pesan yang diterima akan membentuk suatu gambaran tentang suatu obyek psikologis sehingga menjadi suatu pengetahuan yang baru atau menambah pengetahuan yang telah ada. Perubahan sikap pada prasangka agama dipengaruhi oleh faktor pengolahan stimulus pesan yang disampaikan media cetak, kemudian bagaimana pesan dipersepsi, diolah dan disimpan pada memorinya, sehingga menjadi pengetahuan dan menilai bahkan menilai prasangka agama. Menurut Thurstone dalam Azwar 23 mengemukakan sikap sebagai tingkat kecenderungan yang positif atau negatif yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini meliputi simbol, kata-kata, slogan, lambang, ide, dan sebagainya. Prasangka agama merupakan obyek dari sikap, sikap yang tergantung pada persepsi pembaca. Sumber pesan tentang obyek yang sama tidak saja dari surat kabar tetapi dari media komunikasi antarpesona dan media komunikasi massa yang lain. Sikap pada suatu obyek sikap yang memerlukan keterlibatan tinggi melalui proses yang panjang, lebih lama dan komplek. Makin kuatnya kecenderungan prasangka antar agama yang bersumber pada mengentalnya etnisitas agama yang cenderung mengekvlusifkan diri. Kemudian, menyebarkan issu yang mengindentikkan setiap kegiatan sosial kemasyarakatan dengan proses pengagamasasian agama tertentu, misalnya misi kristenisasi atau Islamisasi. 23 Lihat Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 89. 48 M. Taufan, B. Apa yang dipersepsikan dan diingat pada tahap selanjutnya akan mempengaruhi pandangan dan pendapatnya pada obyek sikap, yaitu prasangka agama dimedia cetak. Disamping dari faktor tersebut diatas, faktor-faktor organisme yang berbeda baik itu dari segi belakang latar belakang, keluarga, kemampuan sumber daya yang dimiliki, perbedaan dalam mempersepsi suatu pesan yang sama, dan tujuan yagn berbeda, akan menghasilkan respon yang berbeda pula. Sedangkan aspek-aspek yang terdapat dalam proses interaksi sosial menurut Mar’at 24 adalah komunikasi, proses persepsi, proses belajar, proses pengalaman, dan kerangka rujukan. Didalam komunikasi, interaksi sosial mengikutsertakan pengaruh dua arah yang saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi. Komunikasi antarpersonal sebagai suatu situasi interaksi, yaitu individu mengirimkan pesan (stimuli) dalam hal ini berupa berupa simbol verbal untuk merubah perilaku individu lain didalam situasi tatap muka. Individu akan senantiasa berinteraksi dengan individu lain di lingkunganya, dimana kepada siapa ia berinteraksi terbuka pada pilihan-pilihan. Pendapat Ellis25 menyatakan bahwa kelompok merupakan referesi memberikan norma dan nilai yang dapat menjadi perspektif mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berprilaku. Faktor dalam diri individu dan kelompok dipengaruhi oleh faktor-faktor: pembelajaran, budaya, tingkat perhatian dan pengalaman. Jelaslah bahwa kognisi individu berkembang ke dalam suatu sistem yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, budaya, kepentingan, dan pengalaman individu, serta ditentukan oleh similaritas dan proksimitas dari obyek kognisi. Komponen kognisi berhubungan dengan pengetahuan, keyakinan atau penilaian terhadap apa yang diinformasikan. Sedangkan komponen afeksi adalah hubungannya dengan respons emosional atau perasaan yang menunjukkan adanya rasa senang atau tidak senang terhadap ide atau gagasan yang diinformasikan oleh media massa cetak surat kabar. Komponen konasi berhubungan dengan persiapan atau kencenderungan yang besar untuk melaksanakan apa yang sedang diamati atau tindakan apa yang seharusnya diambil dari dalam informasi media cetak surat kabar. 24 Lihat Ma’rat, Sikap Manusia: Perubahan serta Pengukurannya (Jakarta: Fakultas Psikologi UNPAD Ghalia Indonesia, 1984), h. 108. 25 Lihat Ellis, Behaviour Analysis and Social Action (London: Academic Press, 1989), h. 167. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 49 8. Penjelasan Masing-masing Variabel Berdasarkan hasil penelitian, analisis data (interpretasi data) dari hipotesis yang diajukan dan kerangka teoritik, menunjukan bahwa: a. Variabel X1 (Isi Berita melalui Surat Kabar) Berdasarkan penelitian ini bahwa “Ada pengaruh isi berita melalui surat kabar terhadap prasangka agama”, sedangkan pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar 13.38 %. Hal ini menunjukan bahwa, ada isi berita agama yang dibaca dan dipersepsi oleh pembaca memihak pada suatu kelompok agama tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa isi berita yang jelas, lengkap, dan menarik sesuai dengan kenyataan akan semakin diperhatikan untuk dibaca sehingga berpengaruh kepada sikap pada prasangka agama. Azwar 26 mengemukakan perspektif psikologi kognitif memusatkan perhatiannya pada analisis respon kognitif, yaitu suatu usaha untuk memahami pertama apa yang diperkirakan orang sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus pesan. Sedangkan kesiapan bereaksi atau reaksi terhadap stimulus tersebut tergantung pada kesiapan internal dalam diri. Berdasarkan data frekuensi menunjukkan bahwa responden yang memiliki total skor tinggi 14 – 17 mencapai (64,10 %), total skor sedang 18 - 21mencapai (21,2 %), dan total skor rendah 10 - 14 mencapai (14,50 %). Hal ini mengindikasikan bahwa Isi Berita tentang prasangka agama yang dibaca responden dalam kategori tinggi. Jumlah item Isi Berita yang diajukan kepada responden sebanyak 6 item, dengan total skor berkisar 14 – 17 (57 responden) mengindikasikan bahwa respon khalayak atas Isi Berita dalam kategori sedang. b. Variabel X2 (Intensitas membaca) Berdasarkan penelitian ini bahwa “Ada pengaruh intensitas membaca berita surat kabar terhadap prasangka agama”, sedangkan pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar 11,63 %. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi intensitas membaca berita agama tertentu atau memihak pada suatu kelompok agama tertentu dapat mengakibatkan prasangka agama. Intentitas membaca yaitu berapa kali rata-rata dan seberapa lama waktu yang digunakan untuk membaca surat kabar. Semakin lama membaca surat kabar berarti semakin besar perhatian sikap pada prasangka agama. Stamm 27 mendefinisikan sebagai berikut: 26 Lihat Saifuddin Azwar, Sikap Manusia : Teori dan Pengukuranya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 67. 27 Lihat R. Keith Stamm and Bowes E. John, The Mass Communication Process (Kendall/Hunt Publishing Company, 1990), h. 26. 50 M. Taufan, B. “Terpaan media atau media exposure menurut Severin 28 sebagai kegiatan individu mendengarkan, melihat, dan membaca pesan-pesan media massa. Exposure tidak hanya berkaitan dengan apakah seseorang itu secara fisik berada dalam jangkauan media massa, tetapi juga apakah orang itu benar-benar diterpa pesan. Exposure dapat berupa kegiatan membaca, mendengarkan, melihat atau sekedar memperhatikan media.” Efek media surat kabar yaitu efek isi media yang diterima individu akan menimbulkan efek pada individu. Pesan media ini dapat juga sebagai bahan pertukaran pesan dalam komunikasi antar individu dalam linkungan sosialnya. Dalam komunikasi antar personal jenis dan isi media sebagai sumber informasi lebih banyak karena individu lain dapat memperoleh tidak saja isi yang sama dari media yang berbeda. Weimann 29 mengemukakan peningkatan yang lain kategori menarik dari penelitian efek adalah konteks efek media, yang mana lebih memfokuskan pada konteks yang spesifik datang dari potensial efek. Kategori ini termasuk bagian dari efek pada setting sosial yang spesifik dan situasi dimana media digunakan, seperti kategori penelitian efek ini adalah penelitian efek penggunaan media. Lebih lanjut digambarkan secara kompleks, cendekiawan menguji efek media pada level yang berbeda dan pada dimensi lain. Efek media pada individu, famili, kelompok referen, sekumpulan orang, masyarakat, dan level budaya. Dalam kategori ini, perbedaan pendekatan studi tentang efek media dapat diperoleh. Sebagai contoh, pada level individu cendekiawan dapat lebih memperhatikan efek media pada perilaku individu, sikap kepercayaan atau emosi, atau efek yang lain pada perilaku kelompok atau nilainilai kelompok. Berdasarkan data frekuensi menunjukkan bahwa responden yang memiliki total skor tinggi 20 – 23 mencapai (22,50 %), total skor sedang 15 – 19 mencapai (46 %), dan total skor rendah 11 – 14 (31,4 %) mencapai. Hal ini mengindikasikan bahwa Intensitas Membaca dalam kategori sedang. Sedangkan jenis media surat kabar yang paling banyak dibaca yaitu Kompas sebanyak 42 responden, sedangkan media surat kabar lainnya lebih kecil dan responden yang lainnya memperoleh informasi melalui media surat Suara Pembaharuan dan Koran Tempo. c. Variabel X3 (Kelompok Pergaulan) Berdasarkan penelitian ini bahwa “Ada pengaruh kelompok pergaulan terhadap prasangka agama”, sedangkan pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar 12,77 %. 28 Lihat Werner J. Tankard Severin, Communication Theories: Origin Methods, and Uses in The Mass Media (New York: Longman Publisher Group, 1992), h. 28. 29 Lihat Gabriel Weiman, Communication Unreality, Modern Media and the Reconstruction of Reality (Sage Publication: London, 2000), h. 17. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 51 Hal ini menunjukan bahwa adanya kecenderungan semakin tinggi berinteraksi dengan kelompok agamanya sendiri semakin besar prasangka agama. Dari data tabel frekuensi menunjukkan bahwa responden yang memiliki total skor tinggi 40–46 mencapai (43,90 %), total skor sedang 34 – 39 mencapai (39,30 %), dan total skor rendah 27–33 mencapai (16,90 %). Hal ini mengindikasikan bahwa Kelompok Pergaulan dalam kategori tinggi. Teori hubungan sosial menurut Deffleur dan Ball Rokeach 30, mengemukakan asumsi bahwa: informasi berkembang melalui media kepada individu yang memperoleh informasi langsung; informasi tersebut kemudian berkembang dari mereka yang cukup informasi melalui saluran komunikasi antar pribadi dalam kelompoknya. Pengaruh komunikasi kelompok yang tergolong tinggi ini disebabkan bahwa pesan yang disampaikan pada individu lain bermacam-macam, kompleks dan dalam intensitas yang berbeda-beda. d. Ketiga Variabel (X1, X2 dan X3) Berdasarkan penelitian ini bahwa “Ada pengaruh isi berita, intensitas membaca dan kelompok secara bersama-sama pergaulan terhadap prasangka agama”, sedangkan pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar 37.78 %. Hal ini menunjukan bahwa adanya kecenderungan semakin tinggi apabila ada isi berita agama yang dibaca dan dipersepsi oleh pembaca memihak pada suatu kelompok agama tertentu, semakin tinggi intensitas membaca berita memihak pada suatu kelompok agama tertentu, interaksi dengan kelompok agamanya sendiri semakin besar prasangka agama. e. Faktor-faktor Lain atau diluar Variabel Dengan demikian besarnya pengaruh variabel luar (faktor-faktor lain) sebesar 62.22 %. Setelah analisis data atau selesai penelitian diketahui adanya faktor-faktor luar yang diduga mempengaruhi prasangka agama. Azwar 31 mengemukakan bahwa sikap dibentuk oleh faktor internal dan ekternal. Faktor–faktor internal meliputi usia, jenis kelamin, emosi, kepribadian, pengalaman masa lalu, sumber-sumber yang dimiliki, keinginan, tujuan dan kebutuhan. Faktorfaktor eksternal meliputi pesan-pesan dalam kelompok pergaulan yang kompleks, media massa dan informasi lain, latar belakang keluarga yang berbeda-beda, lingkungan sosial yang berbeda dan budaya atau hanya kebiasaan responden yang berbeda. 30 Lihat Defleur dan Ball Rokeach, Negotiation Behaviour (NY: Academic Press, 1989), h. 190-191. 31 Lihat Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukuranya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 25. 52 M. Taufan, B. Ternyata individu menggunakan bermacam-macam media komunikasi untuk sebuah pesan yang sama, bisa jadi uatu pesan menambah pengetahuan, meneguhkan sikapnya atau menggurangi predisposisinya pada obyek sikap. Pembentukan dan perubahan sikap menurut Gerungan 32: Pembentukan sikap senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia, dan berkenaan dengan obyek tertentu. Interaksi sosial dalam kelompok maupun di luar kelompok dapat mengubah attitude atau membentuk attitude yang baru. Yang dimaksud interaksi diluar kelompok ialah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusia yang sampai pada kepadanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, buku, risalah, dan lain-lainnya. Tetapi pengaruh dari luar saja belum cukup untuk menyebabkan berubahnya attitude atau terbentuknya attitude baru. Faktor-faktor lain yang turut memegang perananya ialah faktorfaktor intern didalam diri pribadi manusia itu. Dan faktor-faktor intern itu turut ditentukan pula oleh motif-motif atau attitude lainya yang sudah terdapat dalam diri pribadi orang itu. Jadi dalam pembentukan dan perubahan attitude itu terdapat faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern pribadi individu yang memegang peranannya”. Secara rata-rata dapat diketahui bahwa faktor respons terhadap pesan tentang berita prasangka agama yang diberitakan sehingga lebih banyak diketahui, pesan yang diterima oleh masyarakat lebih banyak, dan pengalaman lebih banyak, terntanya menghasilkan intensitas sikap yang berbeda pula. Sikap memiliki tiga komponen, yaitu Kognisi, Afeksi, dan Konasi33: komponen kognisi berhubungan dengan pengetahuan, keyakinan atau penilaiaan terhadap apa yang diinformasikan. Komponen Afeksi berhubungan dengan respon emosional atau perasaan yang menunjukkan adanya rasa senang atau tidak senang terhadap ide atau gagasan yang diinformasikan. Komponen konasi berhubungan dengan kesiapan atau kecenderungan yang besar untuk melaksanakan apa yang diamati atau tindakan apa yang terkandung dalam informasi yang diperoleh. Prasangka agama adalah merupakan obyek sikap, pesan yang memuat obyek sikap itu maknya tergantung kepada persepsi pembaca, sumber pesan tentang obyek yang sama tidak saja dari surat kabar tetapi juga dari media komunikasi antar personal dan media yang sama. Sikap pada suatu obek sikap yang memerlukan keterlibatan tinggi melalui proses yang panjang, lebih lama dan kompleks. 32 Lihat W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2000), h. 154-155. Lihat Ma’rat, Sikap Manusia: Perubahan serta Pengukurannya (Jakarta: Fakultas Psikologi UNPAD Ghalia Indonesia, 1984), h. 13. 33 Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 53 C. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pengaruh isi berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama berpegaruh positif. Tetapi pengaruhnya relatif kecil, hal ini didukung dengan data rata-rata total skor jawaban responden yang mengindikasikan bahwa respons khalayak atas berita dalam kategori sedang, respon khalayak atas isi berita yang dipersepsi dalam kategori sedang. (2) Pengaruh intensitas membaca berita tentang prasangka agama terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama berpengaruh positif, tetapi pengaruhnya relatif kecil, hal ini didukung dengan rata-rata data total skor jawaban responden yang mengindikasikan bahwa intensitas membaca surat kabar khalayak dan pemilihan serta penyajian berita tentang prasangka agama dalam memberi pengaruh yang relatif kecil. (3) Pengaruh kelompok pergaulan terhadap sikap pembaca surat kabar tentang prasangka agama berpengaruh positif. Pengaruhnya sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan semakin tinggi berinteraksi dengan kelompok agamanya sendiri, pembatasan berinteraksi dengan agamanya sendiri akan semakin memperbesar prasangka agama. (4) Pengaruh isi berita, intensitas membaca berita dan kelompok pergaulan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prasangka agama. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan semakin sering isi berita agama yang dikemas oleh media dengan memihak pada suatu kelompok agama tertentu akan mempengaruhi persepsi, pengetahuan dan kecenderungan-kecenderungan (sikap) pembaca memihak pada suatu kelompok agama sendiri dan berprasangka negatif terhadap agama dan kelompok yang berbeda. Implikasi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kepada praktisi media massa, cetak maupun elektronik, tidak menyiarkan atau memberitakan suatu kejadian yang berbau SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) tidak memihak atau memojokkan suatu paham atau penganut agama yang sedang bertikai, karena berita yang berat sebelah akan menambah atau memperuncing masalah yang sedang terjadi. (2) Pemerintah, insan pers atau lembaga dan individu yang terkait dalam bidang media, cetak maupun elektronik harus memahami benar, bahwa masalah pertikaian yang sebenarnya, layak atau tidak suatu berita disiarkan atau diberitakan, agar konflik yang sedang terjadi tidak berkepanjangan dan tidak menyulut konflik yang lebih luas lagi. DAFTAR PUSTAKA A.S. Achmad. (2001). Media Massa dan Tantangan Disintegrasi Bangsa: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Tentang Politik, Ekonomi, Hukum dan Humaniora. Tahun II, Nomor 3. Makassar: PPs Unhas. Achmad, A.S., (2001). Media Massa dan Tantangan Disintegrasi Bangsa. Analisis:Jurnal IlmuIlmu Sosial Tentang Politik, Ekonomi, Hukum, dan Humaniora. Tahun II Nomor 3 PPs. Universitas Hasanuddin Makassar. 54 M. Taufan, B. Adji, Oemar Seno. (1994). Mass Media dan Hukum. Erlangga. Jakarta. Agustian, Ary Ginanjar. (2001). E S Q (Emotional Spritual Quatient): Berdasarlam Enam Rukun Iman dan Lima Rukun Islam, Penerbit Arga, Jakarta. Ahmadi, Abu. (1999). Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta. Al, Heuken S.J. (1989). Ensikplodia Politik Pembangunan Pancasila. Ciptaloka. Jakarta. Al-Rasyid, Harun. (1998). Analisis Jalur. Bandung: PPs. Universitas Padjadjaran Anonimus. (1981). Tata Cara Peribadatan dan Beragama. Jakarta. Armada, Wina. (1989). Wajah Hukum Pidana Pers. Jakarta: Pustaka Kartini. Assegaf, Djafar H. (1983). Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. Atkinson, L Rita. (1987). Pengantar Psikologi. Jilid II. Edisi XI. Interaksara. Batam. Azwar, Saiffudin. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saiffudin. (2000). Sikap Manusia: Teori dan Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. B, Sijabat W. Religion Telorance And The Christian Faith. Jakarta: BPK. Bahar, Safroedin dan Tangdililing, A.B. (eds). (1996). Integrasi Nasional. Teori, Masalah dan Strategi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Black & Haroldsen, (1979). The Psycological Sense of Community. Brookline Books. Cambridge, MA. Defleur dan Ball Rokeach, (1989). Negotiation Behaviour. Academic Press. NY. Departemen Agama Republik Indonesia. (1984). Pedoman Dasar Kerukunan Hidup Beragama. Jakarta. Devito, Joseph A. (1997). Komunikasi Antarmanusia. Alih Bahasa Agus Maulana dan Lyndon Saputra. Edisi Kelima. Professional Books. Jakarta. Djarwanto. (1991). Statistik Non Parametrik. Yogyakarta: BPEF. Effendy, Onong Uchjana. (1990). Ilmu Komuikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendy, Onong Uchjana. (1993). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya. Ellis. (1989). Behaviour Analysis and Social Action. London: Academic Press. Geertz, Clifford. (1981). Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Bandung: Pustaka Jaya. Gerungan, W.A. (2000). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Goldberg A. Alvin dan Larson E. Carl., (1985). Komunikasi Kelompok : Proses-proses Diskusi dan Penerapannya. Jakarta: UI-Press. Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan. Hidayat, Dedy N, Effendy Gazali, Harsono Suwardi, dan Ishadi S.K. (ed), (2000). Pers Dalam “Revolusi Mei”: Runtuhnya Sebuah Hegemoni. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hikam, Muhammad A.S., (1999). Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di Indonesia. Jakarta: Erlangga. Hogg, Michael A. & Abrams, Dominic. (1990). Social Identifications: A Social of Intergroup Realitions and Group Processes. New York: Routledge, Chapman & Hall. Hurlock (1997). A Behavior System. New Haven: Yale University Press. Irewati, Awani, Erlangga Masdiana, Heru Cahyono, Indria Samego, Moch. Nurhasim, Riza Sihbudi, dan Sri Yanuarti, (ed) Riza Sihbudi dan Moch. Nurhasim, (2001). Kerusuhan Sosial di Indonesia : Studi Kasus Kupang, Mataram, dan Sambas. Jakarta: PT. Gramedia. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 55 Kadir, Abd. (2009). Pengukuran Jarak Sosial antara Kelompok Agama Islam dan Kristen di Kota Ambon. Makassar: Balai Litbang Agama. Kantaprawira, Rusadi. (1996). Pendekatan Sistem Macam Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Sinar Baru. Kementerian Agama Republik Indonesia. (2009). Mushaf al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Nur Publishing. Kerlinger, Fred N. (2000). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada Press University. Krech, David. (1962). Individual In Society. Japan: Mc. Graw-Hill Kogakusha, Ltd & Tosho Printing co. Ltd. Tokyo. Kuntjoroningrat. (1982). Masalah-Masalah Pembangunan (Bunga Rampai Antropologi Terapan). Jakarta: LP3ES. Kuper, Adam & Kuper, Jessica. (2000). The Social Science Encyclopedia, edisi bahasa Indonesia : Ensikplodi Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Lembaga Alkitab Indonesia. T.th. Perjanjian Baru. Jakarta: LAI. Liem, Yusiu. (2001). Prasangka Terhadap Etnis Cina. Sebuah Intisari. Jakarta: Jambatan. Liliweri, Alo. (1991). Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Liliweri, Alo. (2001). Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Pustaka Pelajar. Lilliweri, Alo. (1994). Prasangka Sosial dan Efektivitas Komunikasi Antar Etnik. (Studi Tentang Pengaruh Prasangka Sosial Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Etik Pada Warga Kota Kupang Propensi Nusa Tenggara Timur. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: PPs Unpad. Lock, John. (1994). Surat Mengenai Toleransi, dalam Diane Ravitch dan Abigail Thernstorm, terjemahan oleh Hermoyo, Demokrasi Klasik dan Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Mar’at. (1984). Sikap Manusia: Perubahan serta Pengukuranya. Fakultas Psikologi UNPAD. Jakarta: Ghalia Indonesia. McQuail, Denis. (1987). Mass Communication Theory. Edisi Bahasa Indonesia, Teori Komunikasi Massa. Alih Bahasa Agus Dharma dan Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga. Mubarok, Achmad. (2003). Sunatullah Dalam Jiwa Manusia : Sebuah Pendekatan Dalam Psikologi Islami. Jakarta: The Institute of Islamic Thought (IIIT) Indonesia. Mueller, J. Daniel. (1986). Measuring Social Attitudes. Teacher College Press, 1234. New York: Amsterdam Avenue. Muis, A. (2001). Komunikasi Islami. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mulyana, Deddy. (2001). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasikun. (2000). Sistem Sosial Indonesia. Yogyakarta: Fisipol Universitas Gadjah Mada. Nasr, Sayyed Hossein. (1975). Ideals and Realities of Islam. London: George Allen & Unwin Ltd. Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nugroho, Bimo, Eriyanto dan Frans Suardiasis. (1999). Politik Media Mengemas Berita. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi. Petebang, Eddy dan Sutrisno, Eri. (2000) Konflik Etnik di Sambas. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi. 56 M. Taufan, B. Rahman, Fathur. ( 2002). Mengelola Prasangka Sosial dan Stereotipe Etnik-keagamaan melalui Psychological and Global Education. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Rakhmat, Jalaluddin. (1997). Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rakhmat, Jalaluddin. (1998). Psikologi Komunikasi, (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosda Karya. Rohan, Abudjamin. (1999). Dapatkah Islam dan Kristen Hidup Berdampingan. Jakarta: Media Da’wah. Saladin. (1995). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Grasindo. Sarlito. (1994). Psikologi Sosial Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka. Sarwono, Sarlito Wirawan. (1999). Psikologi Sosial : Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Sendjaja, S. Djuarsa. (1994). Teori Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Severin, Werner, J. Tankard,. (1992). Communication Theories: Origin Methods, and Uses in The Mass Media. New York: Longman Publisher Group. Shaw, Marvin E. (1977). Gruop Dynamic: Psycology of Small Group Behavior, 3 th Edition. New York: Mc Graw Hill. Simanjuntak. (1997). Personality and Social Behavior. NY: Random House. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. (1989). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Siregar, Ashadi. (1991). Disain Kajian Orientasi Pers Orde Baru: Penelitian Tentang Artikel Opini Harian Kompas 1966-1990. Yogyakarta: LP3Y. Sitepu, Nirwana SK. (1994). Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: FMIPA UNPAD. Smith, Huston. (1985). Agama-Agama Manusia (The Relegion of Man). Jakarta: Obor Indonesia. Sobur, Alex. (2001). Etika Pers: Profesionalisme Dengan Nurani. Bandung: Humaniora Utama Press. Soehartono, Irawan. (2000). Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soelaeman, Munandar M. (2001). Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Rafika Aditama. Stam, Keith R & Bowes, Jhon E. (1990). The Mass Communication Process, A Behavioral and Social Perspective. Kendall: Hunt Publishing Company. Stamm, R. Keith and Bowes E. John. (1990). The Mass Communication Process. Kendall/Hunt Publishing Company. Sudibyo, Agus. (1999). Citra Bung Karno. Analisis Berita Pers Orde Baru. Yogyakarta: Bigraf Publising. Sudibyo, Agus., Hamad, Ibnu dan Qodari, Muhammad. (2001). Kabar-Kabar Kebencian Prasangka Agama di Media Massa. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi. Suparlan, Parsudi. (1999). Konflik Sosial dan Alternatif Pemecahannya. Jurnal Antropologi Indonesia. Edisi XXII. No.58 hal.7. Jakarta: UI & Yayasan Obor Indonesia. Supranto, J., (1998). Teknik Sampling. Jakarta: Rineka Cipta. Susanto, Astrid S. (1982). Komunikasi Kontemporer. Bandung: Binacipta. Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar 57 Susanto, Astrid S. (1995). Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Suseno, Franz Magnis. (1988). Etika Politik. Jakarta: Gramedia. Tan, S. Alexis. (1981). Mass Communication Theories and Research. Ohio: Grid Publishing,Inc. Columbus. Usman. (1996). Beberapa Indeks dan Skala Pengukuran Variabel-Variabel Sosial dan Psikologi. Garut: Program Pascasarjana Universitas Garut. Verderber, F. Rudolph. (1984). Communicate, 4th Edition. California: Wadsworth Publishing Company. Belmont. Weiman, Gabriel. (2000). Communication Unreality, Modern Media and the Reconstruction of Reality. London: Sage Publication. Whindahl, S., Signitzer, B., and Olson, J, (1992). Using Communication Theory. London and Newbury Park. CA: Sage Publications. Wimmer, Roger D & Dominick, Joseph R, (1987). Mass Media Reseach : An Introduction, 2rd. Belmont, California: Wadworth Publishing Company. Yusuf, Yusmar. (1989). Dinamika Kelompok: Kerangka Studi dalam Perspektif Psikologi Sosial. Bandung: Amrico. Zein, Abdul Baqir. (2000). Etnis China dalam Potret Pembauran di Indonesia. Jakarta: Insan Indonesia.