PENGARUH PEMBERITAAN SURAT KABAR

advertisement
ISTIQRA’, Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol. 1, No. 1 Januari-Juni 2013
P3M STAIN Datokarama Palu
PENGARUH PEMBERITAAN SURAT KABAR
TERHADAP PRASANGKA AGAMA DI KOTA PALU
(Suatu Kajian Sosiologi Hukum Islam)
M. Taufan, B.
(Dosen Jurusan Syari’ah STAIN Datokarama Palu)
Abstract
This study revealed finding on the influence of newspaper contents to religious
prejudice in Palu, in an Islamic law sociological study perspective. The study put
forward that (1) the influence of the newspaper content to readers’ attitudes
concerning religious prejudice was relatively small, (2) the intensity of reading
news on religious prejudice was positive, but the effect was relatively small, (3) the
influence of social group to newspaper reader attitude on religious prejudice was
very high indicating tendency that the more people interact with their own social
group of their own religion, the more they have religious prejudices. (4) the news
content, the intensity of news reading and social groups altogether had a positive
effect on religious prejudice. This suggested tendency that the news content siding
with a certain religious group would affect perception, knowledge and trends
(attitudes) of readers. They would side with their own religion group and had a
negative prejudice against different group of religion.
Keywords: Newspapers Preaching, Religious Prejudice, Palu City.
A. PENDAHULUAN
Pluralitas keberagamaan dalam satu negara merupakan fenomena lumrah dengan
segala dinamikanya. Pluralitas beragama masyarakat dapat menjadi dinamis ketika suatu
negara memiliki tatanan nilai universal yang disepakati untuk mengatur kehidupan
bersama. Negara RI merupakan negara kesatuan dengan pluralisme etnis, agama dan
kebudayaan yang beragam. Jumlah kelompok ras dan etnik di Indonesia secara
keseluruhan sulit dihitung dengan pasti, sebab ruang lingkup istilah dan konsep
kelompok ras bisa mengembang atau menyempit menurut keadaan subjektif,1 namun
1
Lihat Kuntjoroningrat, Masalah-Masalah Pembangunan (Bunga Rampai Antropologi
Terapan) (Jakarta: LP3ES, 1982), h. 345.
ISTIQRA’, Jurnal Penelitian Ilmiah, ISSN: 2338-025X
Vol. 1, No. 1 Januari-Juni 2013
24
M. Taufan, B.
demikian menurut daftar sosiografi Indonesia yang dikutip oleh Bahar, 2 masyarakat
Indonesia minimal terdiri dari 358 kelompok etnik dan 200 sub kelompok.
Sebuah negara yang telah dewasa kehidupan demokrasinya ditandai oleh warganya yang saling menghargai perbedaan pendapat, pluralisme dalam sikap politik,
keagamaan, dan kesukuan, merupakan bagian dari bangsa itu. Dalam negara demokrasi,
tidak ada pemaksaan kebenaran oleh satu kelompok terhadap kelompok lain, toleransi
agama dijunjung tinggi. 3
Negara Indonesia dengan keanekaragaman suku, budaya, dan agamanya sedang
mengalami proses pembentukan masyarakat beradab. Yaitu, memahami perbedaanberbedaan SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) tetapi tidak untuk dibedabedakan, yang diukur dari suku atau agamanya sendiri.
Secara normatif, media massanya juga hendaknya menopang perwujudan
masyarakat madani di tanah air. Tidak semestinya media massa nasional ikut dalam
prasangka keagamaan dan kesukuan yang kontra produktif di tengah upaya demokratisasi yang sedang ditegakkan. 4 Oleh karena itu, dalam konteks ini pendapat di atas
menyiratkan bahwa pluralitas agama dan kerukunan sosial merupakan dua variabel yang
berhubungan dalam posisi yang diametral.
Hal ini terjadi karena pluralitas cenderung bercorak integritas, oleh karenanya
menurut pendapat tersebut, kerukunan sosial pemeluk berbagai agama mustahil
diwujudkan secara utuh kecuali dalam wujud kerja sama sosial keagamaan.
Gambaran di atas cenderung mengandung pemihakan secara subjektif kepada
komunitas pemeluk agama yang merasa kurang memperoleh kebebasan sistem yang
berlaku. Selain itu, juga menyiratkan bahwa harmonisasi kerukunan antar umat
beragama relatif sulit terwujud. Sikap pesimis ini seyogianya tidak terus menggeluti
semua pikiran masyarakat. Tatanan sosial pasca reformasi ini merupakan antitesis sistem
anti politik otoritarian Orde Baru yang dicirikan dengan seringnya pemberangusan
media massa dengan mengatasnamakan SARA.
Sikap masyarakat ini dipengaruhi oleh pandangan, persepsi, dan keyakinan
terhadap iman mereka. Dan, dalam interaksi ini tiap-tiap agama memang sudah
mempunyai pandangannya, sikap, persepsi, dan prasangka tertentu terhadap masingmasing agama lainnya.
2
Lihat Bahar, dkk., (eds), Integrasi Nasional: Teori, Masalah dan Strategi (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1996), h. 9.
3
Lihat John Locke, Surat Mengenai Toleransi, dalam Diane Ravitch dan Abigail
Thernstorm, terjemahan oleh Hermoyo, Demokrasi Klasik dan Modern (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1994), h. 56-82.
4
Lihat Agus Sudibyo, dkk, Kabar-Kabar Kebencian Prasangka Agama di Media Massa
(Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 2001), h. 1.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
25
Masyarakat Kota Palu yang multi agama, dalam kehidupan sosialnya, selalu
memandang dan menghargai berbagai kepercayaan yang ada di sana. Penelitian ini
sebagai general chek up kehidupan dan kerukunan antar agama, khususnya toleransi,
hormat menghormati, dan tolong menolong antar pemeluk agama lain serta kepercayaan
yang dianut dan diyakini.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti prasangka agama akibat isu sara yang
sering timbul di Indonesia, yang dapat mengakibatkan konflik antar pemeluk agama
dengan pemeluk agama yang lainnya, yang tentunya akan merugikan salah satu pihak
penganut ataupun pemeluk agama lainnya. Dengan demikian di dalam pokok penelitian
ini pokok masalah dirumuskan sebagai berikut: “Seberapa besar pengaruh pemberitaan
media cetak tentang prasangka agama dan kelompok pergaulan terhadap sikap pada
prasangka agama”.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah pengaruh isi berita surat kabar terhadap
sikap pembaca tentang prasangka agama. 2) Apakah ada pengaruh intensitas membaca
berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama. 3) Apakah ada
pengaruh kelompok pergaulan terhadap sikap pembaca surat kabar tentang prasangka
agama. 4) Apakah ada pengaruh isi berita surat kabar, intensitas membaca surat kabar
dan kelompok pergaulan secara bersama-sama terhadap prasangka agama.
Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat, yaitu: 1) Apakah ada pengaruh isi
berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama. 2) Apakah ada
pengaruh intensitas membaca berita surat kabar terhadap sikap pembaca tentang
prasangka agama. 3) Apakah ada pengaruh kelompok pergaulan terhadap sikap pembaca
surat kabar tentang prasangka agama. 4) Apakah ada pengaruh isi berita, intensitas
membaca surat kabar dan kelompok pergaulan secara bersama-sama terhadap prasangka
agama.
Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat, yaitu: 1) Aspek teoritis, dapat
memberikan sumbangan bagi perkembangan dan nuansa hukum Islam, khususnya dalam
bidang sosiologi hukum Islam, lebih khusus lagi dalam bidang yang berkaitan dengan
hukum dan komunikasi massa, serta hukum dan komunikasi kelompok. 2) Aspek
praktis, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah, maupun instansiinstansi yang terkait di dalamnya maupun institusi-institusi swasta yang akan menyusun
kebijakan-kebijakan, khususnya hubungan komunikasi antar agama dengan memperhatikan kondisi masyarakat Indonesia yang multi religius khususnya di Kota Palu. 3)
bahan masukan bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti penelitian ini lebih
mendalam lagi.
26
M. Taufan, B.
B. Metode Penelitian
1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini, digunakan metode survei eksplanatori untuk menjelaskan
hubungan sebab akibat dan pengujian hipotesis.5 Selain itu, metode survei adalah
penelitian yang berupaya mengumpulkan data lapangan, menggambarkan dan menganalisis data, yang pada dasarnya kuantitatif, dengan bantuan analisis statistika yang
relevan, sehingga dapat dibuat kesimpulan tentang arti data tersebut.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (explanatory
survey), yakni penelitian dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat
yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya melalui data
tertentu. Penggunaan metode survei dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan (explanatory) hubungan kausal antara variabel penelitian melalui
pengajuan hipotesis.
Dalam rancangan penelitian ini, terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu berita
surat kabar dan lingkungan sosial sebagai variabel bebas (X) dan sikap pembaca tentang
prasangka agama, sebagai variabel terikat (Y).
1. Variabel Bebas (X), terpaan berita surat kabar dan lingkungan sosial sebagai
variabel bebas. Variabel Bebas (X) ini dengan sub variabel sebagai berikut: Isi Berita
(x1), Intensitas Membaca ( x2), Kelompok Pergaulan ( x3)
2. Variabel terikat (Y) Sikap pembaca tentang prasangka agama, adalah gabungan dari
aspek-aspek kognisi, afeksi, dan konasi dari responden, setiap individu siswa akan
diukur melalui: variabel terikat dalam penelitian ini ialah sikap pembaca tentang
prasangka agama (Y), dengan indikator-indikator: (a) Aspek kognisi, berkaitan
dengan pengetahuan responden (positif atau negatif) respon senang, netral dan tak
senang terhadap prasangka agama. (b) Aspek afeksi, berkaitan dengan penilaian
responden/evaluatif tentang prasangka agama. (c) Aspek konasi, berkaitan dengan
kecenderungan/keinginan responden (positif atau negatif) untuk menerima prasangka
agama di media.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah dua pada sekolah menengah Atas (SMA)
yaitu SMA Muhammadiyah 1 Palu dan SMA Katolik Santo Andreas Palu, dimana
jumlah siswa pada SMA Muhammadiyah 1 Palu berjumlah 584 dan SMA Katolik Santo
Andreas Palu berjumlah 186. Adapun populasi penelitian tergambar pada tabel sebagai
berikut:
5
Lihat Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta:
LP3ES, 1989), h. 3.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
27
Tabel 1 Populasi Penelitian
No.
1
2
Nama Sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Palu
SMA Katolik Santo Andreas Palu
Jumlah
Kelas I
209
70
279
Kelas II
180
60
240
Kelas III
195
56
251
Jumlah
584
186
770
b. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan langkah–langkah sebagai berikut:
a. Menentukan ukuran sampel
Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus:
Ni
n=
N (d)2 + 1
Keterangan :
Ni
= Besarnya ukuran populasi pada masing-masing unit/cabang
N
= Jumlah populasi keseluruhan
n
= Jumlah sampel keseluruhan
Dengan menetapkan tingkat kepercayaan sebesar 95% (0,95) atau nilai presisi
d = 5 % (0,05) maka hasil perhitungan untuk ukuran sampel minimal (n) adalah:
=
770
=
770 (0.1)2 + 1
770
8.7
= 88.50 ≈ 89
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka ukuran sampel (n) dalam penelitian
ini adalah sebesar 89 responden. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dangan cara stratified random sampling, teknik sampling ini digunakan karena adanya
perbedaan ciri-ciri responden yang dapat dibedakan berdasarkan tingkatan, yaitu
tingkatan kelas masing-masing.
Penentuan tingkatannya berdasarkan karakteristik tertentu menurut usia, jenjang
pendidikan, dan sebagainya; teknik ini akan semakin baik jika dilengkapi dengan
penggunaan proporsional, sehingga tiap tingkat diwakili oleh jumlah responden yang
sebanding. Stratified random sampling, yang dilengkapi dengan proporsional disebut
dengan Proportional Stratified Random Sampling, 6 dalam penelitian ini berdasarkan
perbedaan jenis sekolah, yaitu SMA Muhammadyah 1 Palu dan SMA Katolik Santo
Andreas Palu.
6
Lihat Usman, Beberapa Indeks dan Skala Pengukuran Variabel-Variabel Sosial dan
Psikologi (Garut: PPs Universitas Garut, 1996), h. 45.
28
M. Taufan, B.
b. Untuk mengalokasikan sampel digunakan rumus 7 yaitu:
Ni
ni =
Nxn
Keterangan :
• ni
= Ukuran sampel masing–masing kelompok.
• Ni
= Jumlah populasi penelitian masing–masing kelompok.
• N
= Jumlah populasi penelitian
• n
= Ukuran sampel penelitian.
Dari rumus di atas, maka perhitungan sampel dapat dilakukan sebagai berikut:
Stratum I : SMA Muhammadiyah 1 Palu = (584:770) X 89 = 67.50 ≈ 68.
Stratum II: SMA Katolik Santo Andreas Palu= (186:770) X 89 = 21.49 ≈ 21
Dengan menggunakan rumus diatas, maka alokasi sampel pada masing- masing
stratum dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Alokasi Sampel
Stratum
SMA Muhammadiyah 1 Palu
SMA Katolik Santo Andreas Palu
Total
N1
584
186
770
N
100
100
-
N1
68
21
89
Sumber Data: Data Diolah.
c. Variabel Penelitian
Operasionalisasi Variabel penelitian dapat lihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
(1)
Berita Surat
Kabar
7
Sub Variabel
(2)
Isi berita (x1)
Dimensi
(3)
Pesan
informasi
dan
evaluatif
Indikator
(4)
1. Pengetahuan pembaca
tentang berita prasangka
agama di media.
2. Persepsi tentang berita
prasangka agama di media.
3. Penilaian pembaca tentang
berita prasangka agama di
media.
Skala
(5)
Ordinal
Lihat Harun Al-Rasyid, Analisis Jalur (Bandung: PPs Universitas Padjadjaran,
1998),h.19.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
Lingkungan
Sosial
Prasangka
Agama
Intensitas
• Lama
• Waktu yang digunakan untuk
membaca (x2) membaca
membaca surat kabar.
surat kabar. 1. Berita prasangka agama yang
dibaca.
• Jumlah
2. Banyaknya berita prasangka
berita
agama yang diketahui.
tentang
prasangka 3. Banyaknya berita prasangka
agama yang diingat.
agama yang
dibaca.
Kelompok
Pertukaran 1. Keterikatan antar anggota
pergaulan
pesan
kelompok
(x3)
Informasi 2. Pemahaman antar anggota
kelompok
3. Keterbukaan antar anggota
kelompok
4. Pertemuan antar anggota
kelompok
5. kontrol antar anggota
kelompok
Sikap pembaca
Intensitas 1. Aspek kognisi, berkaitan
tentang
Arah
dengan pengetahuan
prasangka
responden (positif atau negatif)
agama (Y)
tentang prasangka agama.
2. Aspek afeksi, berkaitan
dengan penilaian responden /
evaluatif tentang prasangka
agama.
3. Aspek konasi, berkaitan
dengan kecenderungan
responden menerima/
menolak bekerjasama dengan
suatu agama tertentu.
29
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Data variabel penelitian yang diperoleh dari responden adalah data dalam skala
ordinal. Agar data dapat dianalisis dengan uji statistik Path Analisys, maka tingkat
pengukuran ordinal harus dinaikan skalanya menjadi tingkat pengukuran interval dengan
metode “Method of Succesive Interval “. 8
8
Lihat Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997),
h. 97.
30
M. Taufan, B.
d. Instrumen Penelitian
Pengukuran dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan (positif dan
negatif ) yang isinya mengandung pengaruh berita prasangka agama melalui surat kabar
dan kelompok pergaulan sebagai variabel bebas, dan sikap pada berita prasangka agama,
adalah gabungan dari aspek–aspek kognisi, afeksi, dan konasi sebagai variabel terikat.
Responden diminta memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan pernyataan variabel
tersebut.
Data ini diperoleh dan dikumpulkan dengan cara: pertama, angket yang berupa
daftar pertanyaan dan pernyataan tertutup (tertulis) yang diajukan kepada responden,
terdiri dari sejumlah pertanyaan dan pernyataan dengan skala ukuran ordinal. Teknik ini
digunakan untuk mengumpulkan data primer dari variabel Intensitas membaca (X1), Isi
berita (X2), Intensitas Membaca (X3), dan kelompok pergaulan.
Kedua, observasi dan wawancara langsung dengan responden untuk memperoleh
gambaran lebih teliti dan tepat jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada responden
dan sebagai informasi dan data pendukung dalam pembahasan.
e. Teknik Pengumpulan Data
1). Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil jawaban responden melalui kuesioner yang
berkaitan dengan masalah pengaruh pemberitaan media cetak tentang prasangka agama
dalam kelompok pergaulan terhadap sikap para siswa SMA Muhammadiyah 1 Palu dan
SMA Katolik Santo Andreas Palu. Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang secara
logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban
yang mempunyai arti dalam menguji hipotesis. 9
Kuesioner penelitian ini terdiri dari pertanyaan tertutup (closed form
questionnaire) maupun pertanyaan terbuka (open form questionnaire), yaitu: Pertanyaan
tertutup jawabannya sudah disediakan, sehingga tinggal memberi tanda, sedangkan
pertanyaan terbuka ditujukan agar dapat memberi kebebasan seluas-luasnya pada
responden untuk memberikan jawaban. Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut dapat
digunakan sebagai data pendukung yang dapat dijadikan bahan untuk menggambarkan
dan menjelaskan fenomena yang terjadi. 10
Penentuan skor atas jawaban pertanyaan yang bersifat tertutup dari kuesioner
yang diajukan pada responden, dibuat dengan menggunakan skala Likert. Cara
pengukurannya dengan memberikan pertanyaan yang menggunakan rancangan jawaban,
9
Lihat Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 248.
Lihat Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan, 2000), h. 158-
10
159.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
31
sebagai berikut: SS = sangat setuju, S = setuju, R = ragu-ragu, TS = tidak setuju, STS =
sangat tidak setuju. 11
Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian maka diuji cobakan pada
responden yang memiliki sifat atau karakteristik yang sama pada 30 responden. Dengan
jumlah minimal 30 orang ini maka distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva
normal. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing
pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi “Product
Moment“ (Ancok) dalam Singgarimbun dan Effendi 12 yang rumusnya sebagai berikut:
N ( ∑ XY ) - ( ∑ X ∑ Y )
r =
( N ∑ X 2 - (∑ X ) 2 ) ( N ∑ Y 2 − (∑ Y) 2 )
Keterangan :
r = korelasi
X = skor setiap item
Y = Skor total item X.
N = jumlah responden.
Hasil korelasi Product Moment diatas menunjukan validitas kuesioner apakah
vaditas tinggi atau rendah. Menurut Azwar 13 korelasi minimal setiap item lebih besar
atau sama dengan 0,30 (≥ 0,30) dengan demikian pernyataan yang memiliki skor
korelasi lebih kecil dari 0,30 tidak digunakan.
Berdasarkan uji coba 52 kuesioner ternyata ada 2 (dua) kuesioner yang lebih kecil
dari 0,30 yaitu item 22 pada variabel X3 = 0,175 dan variabel Y item 24 = 0,271, artinya
50 item kuesioner yang valid, sehingga digunakan untuk mengali data responden.
Reliabilitas instrumen penelitian digunakan teknik “belah dua“ dengan langkah
sebagai berikut: (1) Membagi item yang valid ke dalam dua belahan yaitu item ganjil
dalam belahan pertama dan item genap dalam belahan kedua. (2) Menjumlahkan
masing-masing skor dalam belahan, sehingga diperoleh skor total masing-masing
belahan. (3) Skor total ganjil dan genap dikorelasikan dengan korelasi “Product
Moment“. (4) Mencari reliabilitas semua item dengan cara menguji angka korelasi yang
diperoleh dengan rumus:
11
Lihat J. Daniel Mueller, Measuring Social Attitudes (Amsterdam Avenue. New York:
Teacher College Press, 1234, 1986), h. 24.
12
Lihat Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta:
LP3ES, 1989), h. 137.
13
Lihat Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997),
h. 27.
32
M. Taufan, B.
2(
r.tot
r.tt )
=
1+
r.tt
(Ancok, dalam Singarimbun dan Effendi,14 )
Keterangan :
r.tot = angka reliabilitas keseluruhan item.
r.tt = angka korelasi belahan pertama dengan belahan kedua.
Berdasarkan rumus diatas dikonsultasikan dengan aturan Guilford sehingga
diperoleh informasi tentang reliabilitanya. Kriteria Guilford yang dimaksud yaitu :
< 0,20
= tidak ada korelasi.
0,20 - < 0,40 = korelasi rendah
0,40 - < 0,70 = korelasi sedang
0,70 - < 0,90 = korelasi tinggi
0,90- < 1,00 = korelasi tinggi sekali
1,00
= korelasi sempurna.
Berdasarkan perhitungan reliabilitas kuesioner (Lampiran IV) diperoleh hasil
bahwa:
X1 = 0,3505
X2 = 0,5310
X3 = 0,5978
Y = 0,6728
Dengan demikian, apabila dikonsultasikan dengan Kriteria Guilford, maka
kuesioner dapat digunakan sebagai alat pencari data.
2). Data Sekunder
Data sekunder yaitu data penunjang penelitian yang diperoleh dari SMA
Muhammadiyah 1 Palu dan SMA Katolik Santo Andreas Palu, khususnya lembaga
pendukung dan instansi yang terkait, serta dengan melakukan studi kepustakaan untuk
mendapatkan gambaran dan pemahaman tentang prasangka agama yang ada di harian
umum surat kabar yang terbit di Palu.
Selain itu, data diperoleh dari berbagai referensi seperti buku, tesis, laoran
peneltian, dokumen-dokumen, majalah, dan penerbitan lainnya yang ada relevansinya
dengan masalah penelitian.
14
Lihat Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta:
LP3ES, 1989), h. 120.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
A.
33
Analisis Data
Data yang diperoleh dari responden adalah data dengan skala ordinal, untuk
menguji hipotesis-hipotesis penelitian dengan analisis jalur (Path Analysis) maka data
dinaikkan menjadi data dalam skala interval dengan Method of Succesive Interval.
Method of Succesive Interval (MSI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Memasukkan skor jawaban responden berdasar variabel dalam tabulasi.
2. Memerhatikan skor jawaban setiap item pertanyaan dalam tabulasi.
3. Menentukan frekuensi masing-masing skor (1, 2, 3, 4, dan 5) item kuesioner.
4. Setiap frekuensi masing-masing item tersebut dibagi dengan banyaknya responden
akan menghasilkan proporsi.
5. Menghitung proporsi kumulatif.
6. Mencari nilai tabel distribusi normal (tabel z) untuk setiap proporsi kumulatif
masing-masing item.
7. Mencari nilai density untuk setiap nilai Z dari tabel Densitas (Ordinates of the
Normal Curve ).
8. NS = (Density at lower limit – Density at upper limit )
(Area below upper limit – Area below lower limit )
9. Menentukan nilai tranformasi ( Y ) skala interval dengan menggunakan rumus : Y
= NS + k
K = 1 + [ NSmin ]
Keterangan :
NS
= Nilai Skala
K
= Nilai Konstan
NSmin = Nilai Skala Minimum
Untuk mempermudah analisis hipotesis penelitian dibuat hubungan struktural
antara variabel dalam bagan 1 berikut:
X1
ρYX1
ρYX2
ρY X3
X2
X3
ρYε
Y
ε
34
M. Taufan, B.
Dimana :
X1
=
X2
=
X3
=
Y
=
ε
=
PYXi,...k =
Isi Berita
Intensitas Membaca
Kelompok Pergaulan
Prasangka Agama.
Variabel lain yang mempengaruhi Y.
Parameter struktural yang memperlihatkan besarnya koefisien variabel X
terhadap Y.
= Korelasi antar variabel eksogen.
rXiXj
g. Rancangan Uji Hipotesis
Dengan berpijak pada hipotesis konseptual maka rancangan uji hipotesisnya dapat
dkemukakan sebagai berikut: 1) Ada pengaruh isi berita surat kabar terhadap sikap
pembaca tentang prasangka agama. 2) Ada pengaruh intensitas membaca berita surat
kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama. 3) Ada pengaruh kelompok
pergaulan terhadap sikap pembaca surat kabar tentang prasangka agama. 4) Ada
pengaruh isi berita, intensitas membaca surat kabar dan kelompok pergaulan secara
bersama-sama terhadap prasangka agama.
Dengan melihat di atas, maka rancangan Uji Hipotesis dapat disusun sebagai
berikut:
Ho = PYXi < 0 untuk i = 1, 2, …, k
H1 = PYXi > 0 untuk sekurang-kurangnya untuk sebuah i.
Proses penghitungan analisis data penelitian menggunakan alalisis jalur (path
analysis) dengan langkah kerja sebagai berikut. 15
Gambaran diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan
lengkap dengan persamaan strukturnya.
rx1x2
rx1x3
ρyx2
ρyx1
ρyε
Y
ε
rx1x3 ρyx3
15
Lihat Harun Al-Rasyid, Analisis Jalur (Bandung: PPs Universitas Padjadjaran, 1998),
h. 7-10.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
35
2. Persamaan strukturnya adalah :
Y = ρyx1 + ρyx2 + ρyx3 + ε
3. Untuk menghitung korelasi antar variabel dengan korelasi Pearson Product Moment
sebagai berikut:
∑ X i Yi -
( ∑ X 1 )(∑ Yi )
n
r =
{( ∑ X i
2
1
(∑ X i ) 2
-
n
) ( ∑ Yi
2
−
( ∑ Yi ) 2
=
n
)}
4. Menghitung matriks korelasi antar variabel
1 rx1 x 2

1
R=



... rx1 xi 
... rx 2 xi 

1 rx 3 xi 

1 
5. Menghitung matriks invers (R 1 -1)
6. Menghitung koefisien jalur ρxuxI, dimana i = 1,2,3…k melalui rumus :
 ρx u x i 
C11
 ρx x 

u 2 

= 
 ... 




 ρx u x k 

C12
C22
...
...
...
...
C1k
C2 k
C3 k
C kk
  rx u x1 
 rx x 
 u 2 
  ... 


 rx u x k 
Dimana nilai C adalah nilai matriks invers.
7. Menghitung determinasi total dengan rumus:
Rx2u ( x1 ... x k
)
 rxu x1 
 rx x 
u
2 
= ( ρxu x1... ρxu xk ) − 
 ... 


 rxu xk 
36
M. Taufan, B.
8. Pengaruh variabel luar ( ε ) terhadap Y
PYε = 1 − R 2 Y ( X 1,......., Xk ) =
9. Uji Keberartian koefisien jalur secara keseluruhan :
H o : Pyx1 = Pyx2 = ....... = Pyxk ≤ 0
H 1 : sekurang − kurangnya ada sebuah Pyx j > 0
Uji Pyxi :
Uji Statistiknya:
F = (n-k-1) R2 Y (X1.....Xk)
K (1-R2Y X1.....Xk)
dimana; n = sampel
k = banyaknya variabel
Dari tabel distribusi F-Sneedecor diperoleh
Ftabel , jika
Fhitung > Ftabel , maka H 0 ditolak
Hal ini berarti secara keseluruhan variabel
(x 1 , x 2 ,......., x k ) berpengaruh positif
terhadap Y dengan derajat kesalahan ( α ) . Selanjutnya layak untuk diuji secara
individual (uji keberartian jalur secara parsial).
10. Uji Keberartian koefisien jalur secara parsial.
Hipotesis statistiknya dinyatakan sebagai berikut :
H0 : PYX1 ≤ 0 melawan Hi : PYX1 > 0
H0 : PYX2 ≤ 0 melawan Hi : PYX2 > 0
H0 : PYX3 ≤ 0 melawan Hi : PYX3 > 0
Dengan menggunakan ststistik uji t-student (Modifikasi Al Rasyid melalui matrik
invers korelasi,16 dengan rumus :
ti =
(1 - R
PYX i
2
YXi,..., Xk
)CR
ii
n - k -1
16
Lihat Nirwana SK Sitepu, Analisis Jalur (Path Analysis) (Bandung: FMIPA UNPAD,
1994), h. 27.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
37
Keterangan :
PYX 1 = koefisien jalur dari variabel X1 terhadap variabel Y
1 − R 2Y ( x x ,.., xk )
1, 2
= pengaruh total variabel X.
Crij
= unsur atau elemen pada baris ke-i dan kolom ke-j dari matrik invers korelasi.
n-k -1 = derajat bebas ( db ).
t hitung > t tabel , maka H 0
ditolak
Kriteria pengujian hipotesis, jika
.Sehingga
diketahui pengaruh masing-masing variabel X dan melalui korelasi (r) antar variabel X
terhadap Y, yaitu : Menghitung pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Xi
terhadap Y.
a.
b.
Pengaruh Langsung :
Y
Xi
Pengaruh Tidak Langsung X1 terhadap Y :
Y
Xi Ω Xj Y
Y
= PYXi.PYXi
= PYXi.rYXj.PYxj
h. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Menengah Atas (SMA) di Palu, yaitu
di SMA Muhammadiyah 1 Palu dan SMA Katolik Santo Andreas Palu.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Waktu yang digunakan untuk membaca Surat Kabar
Pada tabel dibawah ini dijelaskan waktu yang digunakan responden untuk
membaca surat kabar.
Tabel 4. Waktu untuk membaca Surat Kabar
No Penghasilan ( Rp)
Jumlah
1.
-15 menit
9
2.
15 – 30 menit
53
3.
30 – 45 menit
20
4.
45 – 60 menit
8
5.
> 60
5
Jumlah
89
Sumber: Data primer.
Prosentase
10,11
59,55
22,47
8,98
5,61
100
38
M. Taufan, B.
Penyebaran informasi melalui komunikasi massa bermedia akan menimbulkan
efek pada komunikan sebagai sasran komunikasi. Efek yang timbul karena pesan yang
ada dalam media massa dibaca sehingga terhadi proses pengolahan pesan dalam diri
individu.
Terpaan media atau media exposure menurut Severin 17 sebagai kegiatan individu
mendengarkan, melihat, dan membaca pesan-pesan media massa. Exposure juga tidak
hanya berkaitan dengan apakah seseorang itu secara fisik berada dalam jangkauan media
massa, tetapi juga apakah orang itu benar-benar diterpa pesan.
Menurut pengamatan penulis, para reponden menerima informasi tentang
kerusuhan yang bernuansakan SARA dari dari banyaknya waktu yang mereka pergunakan untuk membaca isi surat kabar sesuai dengan isi pesan apa yang disampaikan oleh
media surat kabar yang yang dikonsumsi oleh responden.
2. Surat Kabar yang Selalu Dibaca
Pada tabel dibahwa ini akan dijelaskan surat kabar yang selalu dibaca oleh
responden sebagai berikut:
Tabel 5. Harian Yang Dibaca Responden
No
Jenis Surat Kabar
Jumlah
1.
Kompas
9
2.
Media Indonesia
7
3.
Nuansa Pos
36
4.
Radar Sulteng
42
5.
MAL Alkhaerat
14
6.
Lain-lain
5
Jumlah
113
Sumber: Data primer.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Sudibyo et.al 18 berjudul Kabar-kabar
Kebencian Agama di Media Massa, mengatakan bahwa media massa minoritas, dalam
hal ini Kompas, sangat berhati-hati untuk memberitakan kasus SARA dan cenderung
untuk menghindari penilaian langsung terhadap kelompok Islam maupun kelompoknya
(Kristen). Demikan juga dengan sumber informasi lain (surat kabar yang dibaca oleh
responden dalam hal ini Suara Pembaharuan).
17
Lihat Werner J. Tankard Severin, Communication Theories: Origin Methods, and
Uses in The Mass Media (New York: Longman Publisher Group, 1992), h. 26.
18
Lihat Agus Sudibyo, Ibnu Hamad dan Muhammad Qodari, Kabar-Kabar Kebencian
Prasangka Agama di Media Massa (Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 2001), h. 173.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
39
Kedua surat kabar tersebut, yaitu Kompas dan Suara Pembaharuan cara penyajian
yang netral dan tidak menunjukkan keberpihakan yang nyata, dengan kata lain, mereka
selalu mendapatkan berita resmi dari pihak militer, sikap ini dilakukan karena mereka
tidak berani untuk berspekulasi dengan membuka kemungkinan berhadapan langsung,
dan mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari kebencian dari umat
Islam.
Beda dengan Republika, media ini lebih berani dalam memberikan evaluasievaluasi yang memberikan prasangka negatif tentang kelompok-kelompok kristen, hal
yang sama juga dilakukan oleh media surat kabar Media Dakwah. Kedua surat kabar
tersebut menggambarkan bahwa orang Kristen itu biadab, dan sebagai pembunuh yang
tidak berprikemanusian.
Penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa media yang sering melakukan
pemberitaan tentang prasangka, memandang negatif atau jelek terhadap agama tertentu
adalah media Islam, alasannya, karena mereka adalah mayoritas, sebaliknya media
Kristen selalu menghindari konflik-konflik terhadap mereka yang bertikai. Hal ini
dilakukan, untuk menghindari kemarahan agama tertentu.
3. Cara Memperoleh Surat Kabar
Selanjutnya, pada tabel dibawah ini dijelaskan cara responden memperoleh surat
kabar sebagai berikut:
Tabel 6. Cara Memperoleh Surat Kabar
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cara memperoleh
Media
Kompas
Media Indonesia
Nuansa Pos
Radar Sulteng
MAL Alkhaerat
Lain-lain
Jumlah
Orang tua
berlangganan
4
3
16
21
3
2
49
Beli
eceran
2
2
9
11
5
29
Pinjam
2
2
5
7
4
3
23
Baca di
perpustakaan
1
6
3
2
12
Sumber : Data primer.
Teori Agenda Setting mengemukakan bahwa media dapat memiliki pengaruh
yang kuat terhadap agenda setting tetapi tidak selalu, karena kekuatan media juga
mempengaruhi hal ini, seperti kredibilitas media, penilaian individu-individu terhadap
media, pernyataan bukti-bukti yang kuat serta menyentuh kepentingan publik.
Pemilihan orang tua responden dalam memilih media menurut pengamatan
penulis dikarenakan kebutuhan akan media tersebut, dengan kata lain kebutuhan
informasi yang ingin diketahui dari media yang mereka pergunakan. Tentunya, unuk
40
M. Taufan, B.
memperoleh informasi kejadian tentang akar dan penyebab kerusuhan di tanah air yang
bernuansakan SARA (Suka, agama Ras dan antargolongan) yang terjadi sesungguhnya.
4. Berapa kali membaca Surat Kabar
Pada tabel dibawah ini dijelaskan berapa kali responden membaca surat kabar
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 7 Berapa Kali Membaca Surat Kabar
No
Jenis media
Jumlah
1
0
Tidak pernah
2
46
1 – 10 kali
3
31
11 – 20 kali
4
12
- 20 kali
Jumlah
Sumber: Data primer
89
%
0
51,68
34,83
13,48
100
Dalam alam keterbukaan seperti sekarang ini, hampir mustahil sebuah media
hanya dibaca oleh satu kelompok masyarakat, melainkan selalu terbuka dari kelompokkelompok lain untuk mengaksesnya, dan dalam situasi demikian terbuka peluang untuk
salung beda persepsi yang berujung pada perbedaan sikap.
Sikap pada berita yang bernuansakan prasangka agama melalui saluran
komunikasi massa di media cetak dipengaruhi oleh faktor pengolahan stimulus, yaitu isi
pesan tentang kerusuhan yang bernuansakan SARA. Bagaimana mereka mempersepsi
pesan, mengolah dan menyimpan pesan pada memorinya. Kemudian menjadi
penetahuan dan preferen dalam diri untuk melihat dan menilai berita tentang prasangka
agama.
Apa yang dipersepsikan dan diingat pada tahap selanjutnya akan mempengaruhi
pandangan dan pendapatnya pada obyek sikap yaitu prasangka agama. Berkenaan
dengan sikap pada prasangka agama maka komponen sikap yang dominan yaitu
komponen kognitif, afektif dan konatif (dalam taraf kesiapan untuk bertindak).
Komponen kognitif merupakan kepercayaan seseorang terhadap obyek sikap yang
sebenarnya. Kepercayaan ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi suatu proses dari kita
mengenal sebagian demi sebagian dari suatu obyek sikap.
Penyampaian pesan melalui media massa surat kabar ini terletak pada
pengorganisasian pesan, sehingga huruf, simbol dan gambar yang dicetak memeliki
pengertian seperti yang dikehendaki oleh media surat kabar. Dari sisi pembaca,
efektifitas suatu berita sangat tergantung pada khalayak menggunakan fikirannya secara
aktif sehingga pesan yang ia terima dapat membentuk suatu konsepsi dalam pikiran,
kemudian konsepsi tersebut dikategorikan sehingga menjadi pengetahuan yang baru atau
menambah pengetahuan yang telah ia miliki.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
41
Hal ini akan menjadikan suatu pengalaman pribadi, kebudayaan dan orang lain
yang dianggap penting, media massa, instituisi atau lembaga pendidikan dan lembaga
agama, serta emosi dalam diri individu.
5. Sumber-Sumber Informasi tentang Prasangka Agama
Sedangkan sumber informasi tentang prasangka agama berpengaruh pada
pengetahuan tentang seluk beluk, akar permasalahan, penyebab dari prasangka agama,
dan akibat yang ditimbulkan dari informasi tentang prasangka agama yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 8. Sumber Informasi Tentang Prasangka Agama
No
1
2
3
4
5
6
Jenis media
Teman
Radio
Keluarga
Majalah
Televisi
Lain-lain
Jumlah
Jumlah
48
16
34
19
63
4
184
Sumber: Data primer.
Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan media
massa, diantaranya dalah surat kabar, majalah, tabloid, dan buku maupun elektronik
(radio, televisi, film) sebagai saluran, dapat menimbulkan keserempakan penerimaan
pesan oleh komunikan, berjumlah banyak, heterogen dan anomin.
Penyampaian pesan yang berbeda, baik melalui media cetak maupun media
elektronik adalah media penyiaran lebih banyak mengkomunikasikan citra dan simbol,
tetapi tidak seselektif mengkomunikasikan informasinya secara detail.
Menurut pengamatan peneliti, pengaruh yang paling besar tentang prasangka
agama adalah melalui saluran komunikasi massa melalui media surat kabar sangat
berpengaruh terhadap responden, karena media cetak ini memuat foto-foto kejadian dan
kebiadaban agama tertentu melakukan kekerasan terhadap peneganut agama tertentu
pula.
Hal ini ini membuat responden bersifat negatif, memandang rendah penganut
agama yang dianut oleh orang lain, sehingga mereka beranggapan bahwa agama orang
lain tersebut biadab, tidak berprikemanusian, tukang membunuh dan sifat-sifat negatif
lainnya. Pengalaman pribadi, merupakan pembentukan kesan atau tanggapan terhadap
obyek sikap merupakan proses yang kompleks dalam diri individu.
Situasi dan kondisi dimana respons itu terbentuk, ciri-ciri serta atribut obyektif
dari pesan yang menerpanya memiliki peran juga pengalaman yang sangat mengesankan
42
M. Taufan, B.
dengan obyek sikap tersebut lebih dingat, dibandingkan pengalaman yang sederhana
atau dalam kondisi normal.
6. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis secara empirik melalui alat uji statistik analisis jalur (Path
analysis), sehingga diketahui. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui dengan
menguji adakah pengaruh Isi Berita (X1), Intensitas Membaca (X2), dan Kelompok
Pergaulan (X3) terhadap Prasangka agama (Y). Berdasarkan hipotesis penelitian dan
hubungan antar variabel bebas secara lengkap tergambar dalam diagram berikut ini:
Bagan 2. Hubungan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat.
Hubungan dan pengaruh langsung dan tidak langsung variabel X1, X2, X3 dan
X1
rx2
ρyx1= 0,2397
ε
rx2x1=0,7027
X2
ρyx2= 0,2246
rx3x2=50524
rx1x3= 0,6500
X3
Y
ρYε 0,7888
ρyx3= 0,2472
variabel lain terhadap Y dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Pengaruh Variabel X terhadap Y
No Pengaruh X terhadap Y
1
2
Pengaruh Langsung X1 terhadap Y
Pengaruh melalui X2
Pengaruh melalui X3
Pengaruh Total X1 terhadap Y
Pengaruh Langsung X2 terhadap Y
Pengaruh melalui X1
Pengaruh melalui X3
Pengaruh Total X2 terhadap Y
Kekuatan
0.05748
0.03783
0.03852
0.13382
0.05042
0.03783
0.02804
0.11629
Persentase
5.75
3.78
3.85
13.38
6.10
2.92
3.78
11.63
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
3
4
43
Pengaruh Langsung X3 terhadap Y
Pengaruh melalui X2
Pengaruh melalui X3
Pengaruh Total X3 terhadap Y
Total Pengaruh langsung dan tak langsung
variabel X terhadap Y
Pengaruh Variabel Lain ( ε )
Jumlah
Sumber: Lampiran 4.
5
0.06109
0.03852
0.02804
0.12765
6.11
3.85
2.80
12.77
0.37777
37.78
0.62223
1.00000
62.22
100
Hasil perhitungan analisis jalur tersebut dibandingkan dengan nilai tabel, apabila
nilai perhitungan lebih besar dari nilai tabel berarti hipotesis tersebut diterima, baik
pengujian secara individu (parsial atau ivdividu) maupun pengujian secara bersamasama.
Tabel 10. Hasil Uji Keberartian Koefisien Jalur dengan Nilai Tabel
Koefisien Jalur
Perhitungan
Tabel
Kesimpulan
Pyx1= 0,1680
Thitung 1= 1,7484
Ttabel 1,6622
Signifikan
=
Ttabel 1,6622
Signifikan
=
Ttabel 1,6622
Signifikan
=
Ftabel 2,7119
Signifikan
Thitung
2
1,8597.
Thitung
3
Pyx3= 0,3024
2,1865
F
hitung
R2
28,3333
Sumber: Lampiran 4.
Pyx2= 0,2470
7. Analisis data
a. Hipotesis 1
Hipotesis penelitian pertama (1) yaitu : “Ada pengaruh isi berita surat kabar
terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama”.
Berdasarkan hasil uji statistik Uji t diperoleh Thitung 1,7484 > Ttabel 1,6622,
H : P ≤ 0 H 1 : Pyx1 > 0
,
sehingga Ho ditolak. Hasil perhitungan tersebut dengan hipotesis o yx1
uji statistik dengan derajat kepercayaan 90 % menunjukan bahwa Ho ditolak,
t 1 hitung > t tabel
, maka secara otomatis H1 (Isi Berita melalui surat kabar berpengaruh
terhadap prasangka agama diterima.
44
M. Taufan, B.
Pengaruh variabel X1 menunjukan kecenderungan Isi Berita tentang kehidupan
antar agama yang dipahami dan dipersepsi khalayak (responden) menimbulkan
prasangka agama.
Persepsi disini dapat berkaitan dengan obyek benda dan persepsi orang, persepsi
orang merupakan pemberian makna atas informasi yang diterima dari orang lain baik
melalui komunikasi verbal maupun non verbal.
Persepsi manusia bisa statis bisa dinamis. Disebut statis manakala persepsi
terhadap suatu agama atau kelompok keagamaan itu relatif berubah, meskipun orang
yang mempercayai, baik dari segi umur, pendidikan, jenis kelamin, mayoritas ataukah
minoritas akan berubah-ubah. Sifat statis antara lain sangat tergantung dari multipeleksi
kognisi mereka yang mempersepsi dengan indikator tingkat keagamaan.
Sedangkan sifat dinamis kalau persepsi itu dikaitkan dengan perubahan situasi
dan kondisi yang melingkupi orang yang mempersepsi, juga perubahan lingkungan yang
mengelilingi agama atau kelompok suatu agama tertentu.
Dalam diri individu (responden) pesan atau informasi dari media cetak surat kabar
dipersepsi dan diolah dalam diri, hasil pengolahan informasi ini akan tersimpan dalam
memori, suatu hal yang sangat mendasar yang layak dicermati yaitu kekurangan
informasi, kesalahan persepsi, dan perbedaan persepsi antar individu terhadap obyek
yang sama dan dari sumber yang berbeda-beda akan mengakibatkan perbedaan
prakonsepsi terhadap suatu obyek, yang selanjutnya membedakan sikap terhadap obyek
yang sama.
Teori Stimulus Organisme Respons SOR mempunyai elemen-elemen yang terdiri
dari sebuah isi pernyataan (stimulus), seorang komunikan (organisme) dan efek
(respons). Dalam teori ini Hovland et al dalam Mar’at 19 mengatakan bahwa tingkah
laku sosial dapat dimengerti melalui analisa stimuli yang diberikan dan dapat
mempengaruhi rekasi yang spesifik munculnya rekasi ini tergantung pada kualitas
rangsangan yang berkomunikasi dengan organisme. Apabila sudah memiliki informasi
maka informasi baru akan digunakan untuk mengevaluasi dan rekonstruksi pengertian
(meaning).
Perubahan sikap dapat terjadi jika rangsangan yang diberikan melebihi
rangsangan yang diterima oleh organisme sebelumnya dan rangsangan yang dapat
merubah sikap adalah rangsangan yang dapat memberikan harapan bagi organisme.
b. Hipotesis 2
Hipotesis penelitian kedua (2) yaitu: “Ada pengaruh intensitas membaca terhadap
sikap pembaca tentang prasangka agama “.
19
Lihat Ma’rat, Sikap Manusia: Perubahan serta Pengukurannya (Jakarta: Fakultas
Psikologi UNPAD Ghalia Indonesia, 1984), h. 26.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
45
Berdasarkan hasil uji statistik Uji t diperoleh Thitung 1,8597 > Ttabel 1,6622, sehingga Ho
H o : Pyx1 ≤ 0
H 1 : Pyx1 > 0
, uji
ditolak. Hasil perhitungan tersebut dengan hipotesis
statistik dengan derajat kepercayaan 90 % menunjukan bahwa Ho ditolak,
t 1 hitung > t tabel
, maka secara otomatis H1 (Isi Berita melalui surat kabar berpengaruh
terhadap prasangka agama diterima).
Pengaruh variabel X2 menunjukan kecenderungan semakin lama membaca Surat
Kabar semakin banyak berita tentang kehidupan antar agama yang dibaca, dipahami dan
dipersepsi dan diingat khalayak (responden), sehingga menimbulkan prasangka agama.
Persepsi ini memungkinkan komunikan memahami makna yang disampaikan oleh
komunikator. Demikian pula berita tentang prasangka agama melalui media surat kabar
berisi informasi, masing-masing individu memiliki penilaian yang berbeda-beda.
Perbedaan ini karena perbedaan kemampuan fisiologis maupun psikologis, yaitu
kemampuan memperhatikan pesan persatuan waktu. Disamping itu perbedaan terhadap
isi berita dipersepsi dan pengalaman akan menambah perbedaan pemahaman atas pesan
yang sama.
Persepsi menurut Darsito (1976) dalam Rakhmat 20 adalah Pengalaman tentang
obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan manafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
inderawi (sensor stimuli). Hubungan antara sensasi dan persepsi sudah jelas, sensasi
adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi
tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.
Dari segi yang mempersepsi, perubahan persepsi bisa berubah karena perubahan
kompleksitas kognitif karena faktor umur, jenis pendidikan, jenis kelamin, dan lain-lain.
Sedangkan dari lingkungan masyarakat yang mengelilingi agama, dapat dilihat apakah
masyarakat semakin homogen atau heterogen, dan masalah minoritas atau mayoritas.
Psikologi Kognitif yang memandang manusia tidak lagi sebagai makhluk yang
pasif, tetapi sebagai makhluk yang aktif mengolah stimulus yang menerpa dirinya.
Manusialah yang memberi makna obyek yang diterima dirinya tanpa pemberian makna
oleh dirinya obyek tersebut tidak berarti apa-apa.
Azwar 21 mengemukakan perspektif psikologi kognitif ini memusatkan
perhatiannya pada analisis respon kognitif, yaitu suatu usaha untuk memahami pertama
apa yang dipikirkan orang sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus pesan.
20
Lihat Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis
Statistik (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), h. 51.
21
Lihat Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000), h. 26-28.
46
M. Taufan, B.
Pemprosesan informasi, yang didalam berfikir digambarkan sebagai suatu
rangkaian kejadian atau peristiwa dalam diri yang meliputi langkah memilih informasi,
pengolahan informasi, dipersepsi saat diterima sampai timbulnya efek-efek dari
pengolahan informasi tersebut.
c. Hipotesis 3
Hipotesis penelitian ketiga ( 3 ) yaitu : “Ada pengaruh kelompok pergaulan
terhadap sikap pembaca surat kabar lokal tentang prasangka agama “. Berdasarkan hasil
uji statistik (uji t) analisis jalur diperoleh hasil seperti dibawah ini : Thitung 2,1865 > Ttabel
1,6622 sehingga Ho ditolak.
H :P
≤0
H 1 : Pyx 3 > 0
Hasil perhitungan tersebut dengan hipotesis o yx 3
Uji statistik dengan derajat kepercayaan 90 % menunjukan bahwa Ho ditolak,
t3
> t tabel
hitung
, maka secara otomatis H1 bahwa kelompok pergaulan berpengaruh
terhadap prasangka agama diterima.
Pengaruh variabel X3, hal ini menunjukan kecenderungan bahwa semakin tinggi
tingkat keterikatan, keterbukaan, pertemuan dan kontrol antar anggota kelompok
pergaulan menimbulkan efek semakin kuatnya prasangka agama.
Individu di dalam kelompok pergaulan ini merupakan salah satu media, dimana
pertukaran informasi menyebar. Informasi tersebut dari sudut pandang Ilmu Komunikasi
adalah pesan. Pesan inilah yang dikirim dari individu yang satu ke individu yang lain,
dimana pada saat berkomunikasi kedudukan komunikator dan komunikan saling
bergantian sebagai pembawa pesan.
Pesan ini bukan saja pesan verbal, tetapi juga pesan non verbal, dimana keduanya
dalam suatu simbol yang dengan referen yang ada pesan tersebut dipersepsi dalam diri
individu anggota kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan individu-individu yang melakukan hubungan
dengan orang lain yang menunjukkan saling ketergantungan pada tingkat yang berarti.
Sherif dan sherif dalam Ahmadi 22 mengemukakan bahwa kelompok adalah suatu
unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi
sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu-individu tu sudah
terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tentang yang khas bagi kelompok
itu.
Begitu kuatnya hubungan antar agama dengan kesamaan emosional, mind,
tempat, lingkungan, dapat menimbulkan pencirian dan pensifatan kelompok yang
cenderung berdampak pada perasaan mayoritas dengan minoritas, perasaan in group dan
out group dan lain sebagainya.
22
Lihat Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 44.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
47
d. Hipotesis 4
Hipotesis penelitian keempat (4) yaitu: ”Ada pengaruh isi berita, intensitas
membaca dan kelompok pergaulan secara bersama-sama terhadap prasangka agama “.
Berdasarkan hasil uji statistik path analisis diperoleh Fhitung 28,3333 > FTabel
2,7119, sehingga Ho ditolak. Hasil perhitungan tersebut dengan hipotesis
H o : Pyx 4 ≤ 0
H 1 : Pyx 4 > 0
Uji statistik dengan derajad kepercayaan 90% menunjukan bahwa Ho ditolak,
t4
hitung
> t tabel
, maka secara otomatis H1 (Isi Berita, Intensitas membaca, dan
Kelompok pergaulan secara bersama-sama ada pengaruh terhadap prasangka agama
diterima.
Kekuatan isi berita tentang prasangka agama terletak pada pengogranisasian pesan
sehingga huruf, simbol dan gambar yang dicetak memiliki pemaknaan yang sama akan
kerusuhan prasangka agama yang sebenarnya. Dari sisi pembaca, efektifitas suatu isi
berita prasangka agama sangat tergantung pada persepsi pembaca. Khalayak akan
mengunakan pikirannya secara aktif sehingga pesan yang diterima akan membentuk
suatu gambaran tentang suatu obyek psikologis sehingga menjadi suatu pengetahuan
yang baru atau menambah pengetahuan yang telah ada.
Perubahan sikap pada prasangka agama dipengaruhi oleh faktor pengolahan
stimulus pesan yang disampaikan media cetak, kemudian bagaimana pesan dipersepsi,
diolah dan disimpan pada memorinya, sehingga menjadi pengetahuan dan menilai
bahkan menilai prasangka agama.
Menurut Thurstone dalam Azwar 23 mengemukakan sikap sebagai tingkat
kecenderungan yang positif atau negatif yang berhubungan dengan obyek psikologi.
Obyek psikologi disini meliputi simbol, kata-kata, slogan, lambang, ide, dan
sebagainya.
Prasangka agama merupakan obyek dari sikap, sikap yang tergantung pada
persepsi pembaca. Sumber pesan tentang obyek yang sama tidak saja dari surat kabar
tetapi dari media komunikasi antarpesona dan media komunikasi massa yang lain. Sikap
pada suatu obyek sikap yang memerlukan keterlibatan tinggi melalui proses yang
panjang, lebih lama dan komplek.
Makin kuatnya kecenderungan prasangka antar agama yang bersumber pada
mengentalnya etnisitas agama yang cenderung mengekvlusifkan diri. Kemudian,
menyebarkan issu yang mengindentikkan setiap kegiatan sosial kemasyarakatan dengan
proses pengagamasasian agama tertentu, misalnya misi kristenisasi atau Islamisasi.
23
Lihat Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000), h. 89.
48
M. Taufan, B.
Apa yang dipersepsikan dan diingat pada tahap selanjutnya akan mempengaruhi
pandangan dan pendapatnya pada obyek sikap, yaitu prasangka agama dimedia cetak.
Disamping dari faktor tersebut diatas, faktor-faktor organisme yang berbeda baik
itu dari segi belakang latar belakang, keluarga, kemampuan sumber daya yang dimiliki,
perbedaan dalam mempersepsi suatu pesan yang sama, dan tujuan yagn berbeda, akan
menghasilkan respon yang berbeda pula.
Sedangkan aspek-aspek yang terdapat dalam proses interaksi sosial menurut
Mar’at 24 adalah komunikasi, proses persepsi, proses belajar, proses pengalaman, dan
kerangka rujukan. Didalam komunikasi, interaksi sosial mengikutsertakan pengaruh dua
arah yang saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi.
Komunikasi antarpersonal sebagai suatu situasi interaksi, yaitu individu
mengirimkan pesan (stimuli) dalam hal ini berupa berupa simbol verbal untuk merubah
perilaku individu lain didalam situasi tatap muka. Individu akan senantiasa berinteraksi
dengan individu lain di lingkunganya, dimana kepada siapa ia berinteraksi terbuka pada
pilihan-pilihan.
Pendapat Ellis25 menyatakan bahwa kelompok merupakan referesi memberikan
norma dan nilai yang dapat menjadi perspektif mengenai bagaimana seseorang berfikir
atau berprilaku.
Faktor dalam diri individu dan kelompok dipengaruhi oleh faktor-faktor:
pembelajaran, budaya, tingkat perhatian dan pengalaman. Jelaslah bahwa kognisi
individu berkembang ke dalam suatu sistem yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
budaya, kepentingan, dan pengalaman individu, serta ditentukan oleh similaritas dan
proksimitas dari obyek kognisi.
Komponen kognisi berhubungan dengan pengetahuan, keyakinan atau penilaian
terhadap apa yang diinformasikan. Sedangkan komponen afeksi adalah hubungannya
dengan respons emosional atau perasaan yang menunjukkan adanya rasa senang atau
tidak senang terhadap ide atau gagasan yang diinformasikan oleh media massa cetak
surat kabar.
Komponen konasi berhubungan dengan persiapan atau kencenderungan yang
besar untuk melaksanakan apa yang sedang diamati atau tindakan apa yang seharusnya
diambil dari dalam informasi media cetak surat kabar.
24
Lihat Ma’rat, Sikap Manusia: Perubahan serta Pengukurannya (Jakarta: Fakultas
Psikologi UNPAD Ghalia Indonesia, 1984), h. 108.
25
Lihat Ellis, Behaviour Analysis and Social Action (London: Academic Press, 1989),
h. 167.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
49
8. Penjelasan Masing-masing Variabel
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data (interpretasi data) dari hipotesis yang
diajukan dan kerangka teoritik, menunjukan bahwa:
a. Variabel X1 (Isi Berita melalui Surat Kabar)
Berdasarkan penelitian ini bahwa “Ada pengaruh isi berita melalui surat kabar
terhadap prasangka agama”, sedangkan pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar
13.38 %. Hal ini menunjukan bahwa, ada isi berita agama yang dibaca dan dipersepsi
oleh pembaca memihak pada suatu kelompok agama tertentu.
Hal ini menunjukkan bahwa isi berita yang jelas, lengkap, dan menarik sesuai
dengan kenyataan akan semakin diperhatikan untuk dibaca sehingga berpengaruh
kepada sikap pada prasangka agama.
Azwar 26 mengemukakan perspektif psikologi kognitif memusatkan perhatiannya
pada analisis respon kognitif, yaitu suatu usaha untuk memahami pertama apa yang
diperkirakan orang sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus pesan. Sedangkan
kesiapan bereaksi atau reaksi terhadap stimulus tersebut tergantung pada kesiapan
internal dalam diri.
Berdasarkan data frekuensi menunjukkan bahwa responden yang memiliki total
skor tinggi 14 – 17 mencapai (64,10 %), total skor sedang 18 - 21mencapai (21,2 %),
dan total skor rendah 10 - 14 mencapai (14,50 %). Hal ini mengindikasikan bahwa Isi
Berita tentang prasangka agama yang dibaca responden dalam kategori tinggi.
Jumlah item Isi Berita yang diajukan kepada responden sebanyak 6 item, dengan
total skor berkisar 14 – 17 (57 responden) mengindikasikan bahwa respon khalayak atas
Isi Berita dalam kategori sedang.
b. Variabel X2 (Intensitas membaca)
Berdasarkan penelitian ini bahwa “Ada pengaruh intensitas membaca berita surat
kabar terhadap prasangka agama”, sedangkan pengaruh langsung dan tidak langsung
sebesar 11,63 %. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi intensitas membaca berita
agama tertentu atau memihak pada suatu kelompok agama tertentu dapat mengakibatkan
prasangka agama.
Intentitas membaca yaitu berapa kali rata-rata dan seberapa lama waktu yang
digunakan untuk membaca surat kabar. Semakin lama membaca surat kabar berarti
semakin besar perhatian sikap pada prasangka agama.
Stamm 27 mendefinisikan sebagai berikut:
26
Lihat Saifuddin Azwar, Sikap Manusia : Teori dan Pengukuranya (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000), h. 67.
27
Lihat R. Keith Stamm and Bowes E. John, The Mass Communication Process
(Kendall/Hunt Publishing Company, 1990), h. 26.
50
M. Taufan, B.
“Terpaan media atau media exposure menurut Severin 28 sebagai kegiatan individu
mendengarkan, melihat, dan membaca pesan-pesan media massa. Exposure tidak
hanya berkaitan dengan apakah seseorang itu secara fisik berada dalam jangkauan
media massa, tetapi juga apakah orang itu benar-benar diterpa pesan. Exposure
dapat berupa kegiatan membaca, mendengarkan, melihat atau sekedar memperhatikan media.”
Efek media surat kabar yaitu efek isi media yang diterima individu akan
menimbulkan efek pada individu. Pesan media ini dapat juga sebagai bahan pertukaran
pesan dalam komunikasi antar individu dalam linkungan sosialnya. Dalam komunikasi
antar personal jenis dan isi media sebagai sumber informasi lebih banyak karena
individu lain dapat memperoleh tidak saja isi yang sama dari media yang berbeda.
Weimann 29 mengemukakan peningkatan yang lain kategori menarik dari
penelitian efek adalah konteks efek media, yang mana lebih memfokuskan pada konteks
yang spesifik datang dari potensial efek. Kategori ini termasuk bagian dari efek pada
setting sosial yang spesifik dan situasi dimana media digunakan, seperti kategori
penelitian efek ini adalah penelitian efek penggunaan media. Lebih lanjut digambarkan
secara kompleks, cendekiawan menguji efek media pada level yang berbeda dan pada
dimensi lain. Efek media pada individu, famili, kelompok referen, sekumpulan orang,
masyarakat, dan level budaya. Dalam kategori ini, perbedaan pendekatan studi tentang
efek media dapat diperoleh. Sebagai contoh, pada level individu cendekiawan dapat
lebih memperhatikan efek media pada perilaku individu, sikap kepercayaan atau emosi,
atau efek yang lain pada perilaku kelompok atau nilainilai kelompok.
Berdasarkan data frekuensi menunjukkan bahwa responden yang memiliki total
skor tinggi 20 – 23 mencapai (22,50 %), total skor sedang 15 – 19 mencapai (46 %), dan
total skor rendah 11 – 14 (31,4 %) mencapai. Hal ini mengindikasikan bahwa Intensitas
Membaca dalam kategori sedang.
Sedangkan jenis media surat kabar yang paling banyak dibaca yaitu Kompas
sebanyak 42 responden, sedangkan media surat kabar lainnya lebih kecil dan responden
yang lainnya memperoleh informasi melalui media surat Suara Pembaharuan dan Koran
Tempo.
c. Variabel X3 (Kelompok Pergaulan)
Berdasarkan penelitian ini bahwa “Ada pengaruh kelompok pergaulan terhadap
prasangka agama”, sedangkan pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar 12,77 %.
28
Lihat Werner J. Tankard Severin, Communication Theories: Origin Methods, and
Uses in The Mass Media (New York: Longman Publisher Group, 1992), h. 28.
29
Lihat Gabriel Weiman, Communication Unreality, Modern Media and the
Reconstruction of Reality (Sage Publication: London, 2000), h. 17.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
51
Hal ini menunjukan bahwa adanya kecenderungan semakin tinggi berinteraksi dengan
kelompok agamanya sendiri semakin besar prasangka agama.
Dari data tabel frekuensi menunjukkan bahwa responden yang memiliki total skor
tinggi 40–46 mencapai (43,90 %), total skor sedang 34 – 39 mencapai (39,30 %), dan
total skor rendah 27–33 mencapai (16,90 %). Hal ini mengindikasikan bahwa Kelompok
Pergaulan dalam kategori tinggi.
Teori hubungan sosial menurut Deffleur dan Ball Rokeach 30, mengemukakan
asumsi bahwa: informasi berkembang melalui media kepada individu yang memperoleh
informasi langsung; informasi tersebut kemudian berkembang dari mereka yang cukup
informasi melalui saluran komunikasi antar pribadi dalam kelompoknya.
Pengaruh komunikasi kelompok yang tergolong tinggi ini disebabkan bahwa
pesan yang disampaikan pada individu lain bermacam-macam, kompleks dan dalam
intensitas yang berbeda-beda.
d. Ketiga Variabel (X1, X2 dan X3)
Berdasarkan penelitian ini bahwa “Ada pengaruh isi berita, intensitas membaca
dan kelompok secara bersama-sama pergaulan terhadap prasangka agama”, sedangkan
pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar 37.78 %. Hal ini menunjukan bahwa
adanya kecenderungan semakin tinggi apabila ada isi berita agama yang dibaca dan
dipersepsi oleh pembaca memihak pada suatu kelompok agama tertentu, semakin tinggi
intensitas membaca berita memihak pada suatu kelompok agama tertentu, interaksi
dengan kelompok agamanya sendiri semakin besar prasangka agama.
e. Faktor-faktor Lain atau diluar Variabel
Dengan demikian besarnya pengaruh variabel luar (faktor-faktor lain) sebesar
62.22 %. Setelah analisis data atau selesai penelitian diketahui adanya faktor-faktor luar
yang diduga mempengaruhi prasangka agama.
Azwar 31 mengemukakan bahwa sikap dibentuk oleh faktor internal dan ekternal.
Faktor–faktor internal meliputi usia, jenis kelamin, emosi, kepribadian, pengalaman
masa lalu, sumber-sumber yang dimiliki, keinginan, tujuan dan kebutuhan. Faktorfaktor eksternal meliputi pesan-pesan dalam kelompok pergaulan yang kompleks, media
massa dan informasi lain, latar belakang keluarga yang berbeda-beda, lingkungan sosial
yang berbeda dan budaya atau hanya kebiasaan responden yang berbeda.
30
Lihat Defleur dan Ball Rokeach, Negotiation Behaviour (NY: Academic Press,
1989), h. 190-191.
31
Lihat Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukuranya (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000), h. 25.
52
M. Taufan, B.
Ternyata individu menggunakan bermacam-macam media komunikasi untuk
sebuah pesan yang sama, bisa jadi uatu pesan menambah pengetahuan, meneguhkan
sikapnya atau menggurangi predisposisinya pada obyek sikap.
Pembentukan dan perubahan sikap menurut Gerungan 32:
Pembentukan sikap senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia, dan berkenaan dengan obyek tertentu. Interaksi sosial dalam kelompok maupun di luar
kelompok dapat mengubah attitude atau membentuk attitude yang baru. Yang
dimaksud interaksi diluar kelompok ialah interaksi dengan hasil buah kebudayaan
manusia yang sampai pada kepadanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat
kabar, radio, televisi, buku, risalah, dan lain-lainnya. Tetapi pengaruh dari luar
saja belum cukup untuk menyebabkan berubahnya attitude atau terbentuknya
attitude baru. Faktor-faktor lain yang turut memegang perananya ialah faktorfaktor intern didalam diri pribadi manusia itu. Dan faktor-faktor intern itu turut
ditentukan pula oleh motif-motif atau attitude lainya yang sudah terdapat dalam
diri pribadi orang itu. Jadi dalam pembentukan dan perubahan attitude itu terdapat
faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern pribadi individu yang memegang
peranannya”.
Secara rata-rata dapat diketahui bahwa faktor respons terhadap pesan tentang
berita prasangka agama yang diberitakan sehingga lebih banyak diketahui, pesan yang
diterima oleh masyarakat lebih banyak, dan pengalaman lebih banyak, terntanya menghasilkan intensitas sikap yang berbeda pula.
Sikap memiliki tiga komponen, yaitu Kognisi, Afeksi, dan Konasi33: komponen
kognisi berhubungan dengan pengetahuan, keyakinan atau penilaiaan terhadap apa yang
diinformasikan. Komponen Afeksi berhubungan dengan respon emosional atau perasaan
yang menunjukkan adanya rasa senang atau tidak senang terhadap ide atau gagasan yang
diinformasikan. Komponen konasi berhubungan dengan kesiapan atau kecenderungan
yang besar untuk melaksanakan apa yang diamati atau tindakan apa yang terkandung
dalam informasi yang diperoleh.
Prasangka agama adalah merupakan obyek sikap, pesan yang memuat obyek
sikap itu maknya tergantung kepada persepsi pembaca, sumber pesan tentang obyek
yang sama tidak saja dari surat kabar tetapi juga dari media komunikasi antar personal
dan media yang sama. Sikap pada suatu obek sikap yang memerlukan keterlibatan tinggi
melalui proses yang panjang, lebih lama dan kompleks.
32
Lihat W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2000), h. 154-155.
Lihat Ma’rat, Sikap Manusia: Perubahan serta Pengukurannya (Jakarta: Fakultas
Psikologi UNPAD Ghalia Indonesia, 1984), h. 13.
33
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
53
C. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pengaruh isi berita
surat kabar terhadap sikap pembaca tentang prasangka agama berpegaruh positif. Tetapi
pengaruhnya relatif kecil, hal ini didukung dengan data rata-rata total skor jawaban
responden yang mengindikasikan bahwa respons khalayak atas berita dalam kategori
sedang, respon khalayak atas isi berita yang dipersepsi dalam kategori sedang. (2)
Pengaruh intensitas membaca berita tentang prasangka agama terhadap sikap pembaca
tentang prasangka agama berpengaruh positif, tetapi pengaruhnya relatif kecil, hal ini
didukung dengan rata-rata data total skor jawaban responden yang mengindikasikan
bahwa intensitas membaca surat kabar khalayak dan pemilihan serta penyajian berita
tentang prasangka agama dalam memberi pengaruh yang relatif kecil. (3) Pengaruh
kelompok pergaulan terhadap sikap pembaca surat kabar tentang prasangka agama
berpengaruh positif. Pengaruhnya sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa adanya
kecenderungan semakin tinggi berinteraksi dengan kelompok agamanya sendiri,
pembatasan berinteraksi dengan agamanya sendiri akan semakin memperbesar prasangka agama. (4) Pengaruh isi berita, intensitas membaca berita dan kelompok
pergaulan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prasangka agama. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya kecenderungan semakin sering isi berita agama yang
dikemas oleh media dengan memihak pada suatu kelompok agama tertentu akan
mempengaruhi persepsi, pengetahuan dan kecenderungan-kecenderungan (sikap)
pembaca memihak pada suatu kelompok agama sendiri dan berprasangka negatif
terhadap agama dan kelompok yang berbeda.
Implikasi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kepada praktisi media
massa, cetak maupun elektronik, tidak menyiarkan atau memberitakan suatu kejadian
yang berbau SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) tidak memihak atau
memojokkan suatu paham atau penganut agama yang sedang bertikai, karena berita yang
berat sebelah akan menambah atau memperuncing masalah yang sedang terjadi. (2)
Pemerintah, insan pers atau lembaga dan individu yang terkait dalam bidang media,
cetak maupun elektronik harus memahami benar, bahwa masalah pertikaian yang
sebenarnya, layak atau tidak suatu berita disiarkan atau diberitakan, agar konflik yang
sedang terjadi tidak berkepanjangan dan tidak menyulut konflik yang lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA
A.S. Achmad. (2001). Media Massa dan Tantangan Disintegrasi Bangsa: Jurnal Ilmu-ilmu
Sosial Tentang Politik, Ekonomi, Hukum dan Humaniora. Tahun II, Nomor 3. Makassar:
PPs Unhas.
Achmad, A.S., (2001). Media Massa dan Tantangan Disintegrasi Bangsa. Analisis:Jurnal IlmuIlmu Sosial Tentang Politik, Ekonomi, Hukum, dan Humaniora. Tahun II Nomor 3 PPs.
Universitas Hasanuddin Makassar.
54
M. Taufan, B.
Adji, Oemar Seno. (1994). Mass Media dan Hukum. Erlangga. Jakarta.
Agustian, Ary Ginanjar. (2001). E S Q (Emotional Spritual Quatient): Berdasarlam Enam Rukun
Iman dan Lima Rukun Islam, Penerbit Arga, Jakarta.
Ahmadi, Abu. (1999). Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.
Al, Heuken S.J. (1989). Ensikplodia Politik Pembangunan Pancasila. Ciptaloka. Jakarta.
Al-Rasyid, Harun. (1998). Analisis Jalur. Bandung: PPs. Universitas Padjadjaran
Anonimus. (1981). Tata Cara Peribadatan dan Beragama. Jakarta.
Armada, Wina. (1989). Wajah Hukum Pidana Pers. Jakarta: Pustaka Kartini.
Assegaf, Djafar H. (1983). Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Atkinson, L Rita. (1987). Pengantar Psikologi. Jilid II. Edisi XI. Interaksara. Batam.
Azwar, Saiffudin. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saiffudin. (2000). Sikap Manusia: Teori dan Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
B, Sijabat W. Religion Telorance And The Christian Faith. Jakarta: BPK.
Bahar, Safroedin dan Tangdililing, A.B. (eds). (1996). Integrasi Nasional. Teori, Masalah dan
Strategi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Black & Haroldsen, (1979). The Psycological Sense of Community. Brookline Books.
Cambridge, MA.
Defleur dan Ball Rokeach, (1989). Negotiation Behaviour. Academic Press. NY.
Departemen Agama Republik Indonesia. (1984). Pedoman Dasar Kerukunan Hidup Beragama.
Jakarta.
Devito, Joseph A. (1997). Komunikasi Antarmanusia. Alih Bahasa Agus Maulana dan Lyndon
Saputra. Edisi Kelima. Professional Books. Jakarta.
Djarwanto. (1991). Statistik Non Parametrik. Yogyakarta: BPEF.
Effendy, Onong Uchjana. (1990). Ilmu Komuikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. (1993). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya.
Ellis. (1989). Behaviour Analysis and Social Action. London: Academic Press.
Geertz, Clifford. (1981). Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Bandung: Pustaka
Jaya.
Gerungan, W.A. (2000). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Goldberg A. Alvin dan Larson E. Carl., (1985). Komunikasi Kelompok : Proses-proses Diskusi
dan Penerapannya. Jakarta: UI-Press.
Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan.
Hidayat, Dedy N, Effendy Gazali, Harsono Suwardi, dan Ishadi S.K. (ed), (2000). Pers Dalam
“Revolusi Mei”: Runtuhnya Sebuah Hegemoni. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hikam, Muhammad A.S., (1999). Politik Kewarganegaraan Landasan Redemokratisasi di
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Hogg, Michael A. & Abrams, Dominic. (1990). Social Identifications: A Social of Intergroup
Realitions and Group Processes. New York: Routledge, Chapman & Hall.
Hurlock (1997). A Behavior System. New Haven: Yale University Press.
Irewati, Awani, Erlangga Masdiana, Heru Cahyono, Indria Samego, Moch. Nurhasim, Riza
Sihbudi, dan Sri Yanuarti, (ed) Riza Sihbudi dan Moch. Nurhasim, (2001). Kerusuhan
Sosial di Indonesia : Studi Kasus Kupang, Mataram, dan Sambas. Jakarta: PT. Gramedia.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
55
Kadir, Abd. (2009). Pengukuran Jarak Sosial antara Kelompok Agama Islam dan Kristen di
Kota Ambon. Makassar: Balai Litbang Agama.
Kantaprawira, Rusadi. (1996). Pendekatan Sistem Macam Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Sinar
Baru.
Kementerian Agama Republik Indonesia. (2009). Mushaf al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Nur
Publishing.
Kerlinger, Fred N. (2000). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada Press
University.
Krech, David. (1962). Individual In Society. Japan: Mc. Graw-Hill Kogakusha, Ltd & Tosho
Printing co. Ltd. Tokyo.
Kuntjoroningrat. (1982).
Masalah-Masalah Pembangunan (Bunga Rampai Antropologi
Terapan). Jakarta: LP3ES.
Kuper, Adam & Kuper, Jessica. (2000). The Social Science Encyclopedia, edisi bahasa
Indonesia : Ensikplodi Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lembaga Alkitab Indonesia. T.th. Perjanjian Baru. Jakarta: LAI.
Liem, Yusiu. (2001). Prasangka Terhadap Etnis Cina. Sebuah Intisari. Jakarta: Jambatan.
Liliweri, Alo. (1991). Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya
Bakti.
Liliweri, Alo. (2001). Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Lilliweri, Alo. (1994). Prasangka Sosial dan Efektivitas Komunikasi Antar Etnik. (Studi Tentang
Pengaruh Prasangka Sosial Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Etik Pada Warga
Kota Kupang Propensi Nusa Tenggara Timur. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: PPs
Unpad.
Lock, John. (1994). Surat Mengenai Toleransi, dalam Diane Ravitch dan Abigail Thernstorm,
terjemahan oleh Hermoyo, Demokrasi Klasik dan Modern. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Mar’at. (1984). Sikap Manusia: Perubahan serta Pengukuranya. Fakultas Psikologi UNPAD.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
McQuail, Denis. (1987). Mass Communication Theory. Edisi Bahasa Indonesia, Teori
Komunikasi Massa. Alih Bahasa Agus Dharma dan Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga.
Mubarok, Achmad. (2003). Sunatullah Dalam Jiwa Manusia : Sebuah Pendekatan Dalam
Psikologi Islami. Jakarta: The Institute of Islamic Thought (IIIT) Indonesia.
Mueller, J. Daniel. (1986). Measuring Social Attitudes. Teacher College Press, 1234. New
York: Amsterdam Avenue.
Muis, A. (2001). Komunikasi Islami. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Mulyana, Deddy. (2001). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasikun. (2000). Sistem Sosial Indonesia. Yogyakarta: Fisipol Universitas Gadjah Mada.
Nasr, Sayyed Hossein. (1975). Ideals and Realities of Islam. London: George Allen & Unwin
Ltd.
Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nugroho, Bimo, Eriyanto dan Frans Suardiasis. (1999). Politik Media Mengemas Berita. Jakarta:
Institut Studi Arus Informasi.
Petebang, Eddy dan Sutrisno, Eri. (2000) Konflik Etnik di Sambas. Jakarta: Institut Studi Arus
Informasi.
56
M. Taufan, B.
Rahman, Fathur. ( 2002). Mengelola Prasangka Sosial dan Stereotipe Etnik-keagamaan melalui
Psychological and Global Education. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. (1997). Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis
Statistik. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rakhmat, Jalaluddin. (1998). Psikologi Komunikasi, (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Rohan, Abudjamin. (1999). Dapatkah Islam dan Kristen Hidup Berdampingan. Jakarta: Media
Da’wah.
Saladin. (1995). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Grasindo.
Sarlito. (1994). Psikologi Sosial Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1999). Psikologi Sosial : Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial.
Jakarta: Balai Pustaka.
Sendjaja, S. Djuarsa. (1994). Teori Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Severin, Werner, J. Tankard,. (1992). Communication Theories: Origin Methods, and Uses in
The Mass Media. New York: Longman Publisher Group.
Shaw, Marvin E. (1977). Gruop Dynamic: Psycology of Small Group Behavior, 3 th Edition.
New York: Mc Graw Hill.
Simanjuntak. (1997). Personality and Social Behavior. NY: Random House.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. (1989). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Siregar, Ashadi. (1991). Disain Kajian Orientasi Pers Orde Baru: Penelitian Tentang Artikel
Opini Harian Kompas 1966-1990. Yogyakarta: LP3Y.
Sitepu, Nirwana SK. (1994). Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: FMIPA UNPAD.
Smith, Huston. (1985). Agama-Agama Manusia (The Relegion of Man). Jakarta: Obor Indonesia.
Sobur, Alex. (2001). Etika Pers: Profesionalisme Dengan Nurani. Bandung: Humaniora Utama
Press.
Soehartono, Irawan. (2000). Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soelaeman, Munandar M. (2001). Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung:
Rafika Aditama.
Stam, Keith R & Bowes, Jhon E. (1990). The Mass Communication Process, A Behavioral and
Social Perspective. Kendall: Hunt Publishing Company.
Stamm, R. Keith and Bowes E. John. (1990). The Mass Communication Process. Kendall/Hunt
Publishing Company.
Sudibyo, Agus. (1999). Citra Bung Karno. Analisis Berita Pers Orde Baru. Yogyakarta: Bigraf
Publising.
Sudibyo, Agus., Hamad, Ibnu dan Qodari, Muhammad. (2001). Kabar-Kabar Kebencian
Prasangka Agama di Media Massa. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi.
Suparlan, Parsudi. (1999). Konflik Sosial dan Alternatif Pemecahannya. Jurnal Antropologi
Indonesia. Edisi XXII. No.58 hal.7. Jakarta: UI & Yayasan Obor Indonesia.
Supranto, J., (1998). Teknik Sampling. Jakarta: Rineka Cipta.
Susanto, Astrid S. (1982). Komunikasi Kontemporer. Bandung: Binacipta.
Pengaruh Pemberitaan Surat Kabar
57
Susanto, Astrid S. (1995). Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suseno, Franz Magnis. (1988). Etika Politik. Jakarta: Gramedia.
Tan, S. Alexis. (1981). Mass Communication Theories and Research. Ohio: Grid Publishing,Inc.
Columbus.
Usman. (1996). Beberapa Indeks dan Skala Pengukuran Variabel-Variabel Sosial dan Psikologi.
Garut: Program Pascasarjana Universitas Garut.
Verderber, F. Rudolph. (1984). Communicate, 4th Edition. California: Wadsworth Publishing
Company. Belmont.
Weiman, Gabriel. (2000). Communication Unreality, Modern Media and the Reconstruction of
Reality. London: Sage Publication.
Whindahl, S., Signitzer, B., and Olson, J, (1992). Using Communication Theory. London and
Newbury Park. CA: Sage Publications.
Wimmer, Roger D & Dominick, Joseph R, (1987). Mass Media Reseach : An Introduction, 2rd.
Belmont, California: Wadworth Publishing Company.
Yusuf, Yusmar. (1989). Dinamika Kelompok: Kerangka Studi dalam Perspektif Psikologi Sosial.
Bandung: Amrico.
Zein, Abdul Baqir. (2000). Etnis China dalam Potret Pembauran di Indonesia. Jakarta: Insan
Indonesia.
Download