metodologi penelitian

advertisement
IV.
4.1.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug
Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Garut
merupakan salah satu sentra produksi cabai rawit di Indonesia. Pemilihan
Kecamatan Cigedug dikarenakan wilayah tepatnya di Desa Cigedug terdapat
banyak petani yang telah menjalin kemitraan dengan PT. Indofood Fritolay
Makmur. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada bulan Mei hingga Juni
2012.
4.2.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
didapat dengan melakukan observasi langsung di daerah penelitian serta
pembuatan daftar pertanyaan yang telah disiapkan untuk melakukan wawancara.
Metode yang digunakan adalah wawancara langsung kepada petani sebagai
responden dengan menggunakan kuisioner sebagai alat bantu seperti yang tertera
pada Lampiran 9.
Data sekunder didapat dari instansi-instansi terkait yakni Badan Penyuluh
Pertanian (BPP), Kecamatan Cigedug, Departemen Pertanian, Departemen
Perdagangan, Badan Pusat Statistik (BPS), Pusat Data dan Informasi Pertanian
(Pusdatin), serta hasil-hasil penelitian berupa publikasi-publikasi dan jurnal-jurnal
pertanian oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP). Selain
itu, data sekunder juga didapat dari situs web internet, buletin, literatur-literatur
serta sumber-sumber yang terkait dengan topik penelitian ini.
4.3.
Metode Penarikan Contoh
Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 petani cabai rawit
merah yang terdiri dari 9 petani yang menjalin kemitraan dan 15 petani yang tidak
menjalin kemitraan di wilayah Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten
Garut. Penentuan petani responden dilakukan menggunakan metode purposive
menggunakan data petani yang berasal dari Gapoktan Cagarit dan disesuaikan
29
dengan karakteristik dan jenis tanaman tumpang sari yang dominan diusahakan
bersama cabai rawit merah. Adapun definisi petani cabai rawit merah yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah para petani Desa Cigedug yang
membudidayakan tanaman cabai rawit merah secara tumpang sari dengan
tanaman tomat dan kol minimal satu kali dalam satu musim tanam di lahan sendiri
atau di lahan garapan, baik yang telah bermitra dengan PT. Indofood Fritolay
Makmur maupun yang tidak bermitra.
4.4.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data. Metode analisis data
kuantitatif menggunakan analisis pendapatan usahatani yang berdasarkan pada
penerimaan dan biaya usahatani, sedangkan R/C rasio digunakan untuk
mengetahui tingkat efisiensi usahatani tersebut. Metode analisis data kualitatif
dianalisis secara deskriptif pada analisis keragaan usahataninya. Jadi analisis data
yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis keragaan usahatani dan
analisis pendapatan usahatani dari komoditi cabai rawit merah yang telah menjalin
kemitraan dan tidak menjalin kemitraan.
4.4.1. Analisis Keragaan Usahatani
Analisis keragaan usahatani dianalisis secara deskriptif dengan mengamati
secara langsung proses usahatani mulai dari persiapan lahan, penanaman,
pemeliharaan hingga pemanenan. Analisis ini juga ditunjang dengan data-data
primer yang diperoleh melalui proses wawancara langsung terhadap petani
responden. Analisis keragaan usahatani digunakan untuk mengetahui secara detail
kegiatan usahatani yang berlangsung mulai dari sarana produksi yang digunakan
hingga teknik budidaya yang digunakan oleh masing-masing petani responden.
Keragaan usahatani ini dapat memberi penjelasan tentang hasil produksi serta
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani yang dijalankan.
4.4.2. Analisis Pendapatan Usahatani
Pendapatan dalam penelitian ini akan dibedakan menjadi dua, pertama
pendapatan atas biaya tunai (pendapatan tunai) yaitu biaya yang benar-benar
dikeluarkan secara tunai oleh petani (explicit cost). Kedua, pendapatan atas biaya
30
total (pendapatan total) dimana semua input milik keluarga juga diperhitungkan
sebagai biaya (Siregar 2008).
Penerimaan total usahatani (total farm revenue) merupakan nilai produk
dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode tertentu.
Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yang
dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu.
Pendapatan total usahatani dapat diartikan sebagai penerimaan total dikurang
dengan semua biaya yang telah dikeluarkan, baik biaya tunai maupun tidak tunai.
(Soekartawi 2006). Secara matematis tingkat pendapatan usahatani dapat ditulis
sebagai berikut (Soekartawi 1986) :
TR
=PxQ
TC
= biaya tunai + biaya diperhitungkan
π atas biaya tunai
= TR - biaya tunai
π atas biaya total
= TR – TC
Keterangan :
TR
: total penerimaan usahatani (Rp)
TC
: total biaya usahatani (Rp)
P
: harga output (Rp/Kg)
Q
: jumlah output (Kg)
π
: pendapatan atau keuntungan (Rp)
Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar likuiditas tunai yang
dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya. Biaya tunai terdiri
dari sarana produksi, tenaga kerja luar keluarga, dan pajak dan sewa lahan. Biaya
tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja
petani jika penyusutan, bibit sendiri dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.
Biaya yang diperhitungkan meliputi, penyusutan alat, dan tenaga kerja dalam
keluarga serta biaya bibit sendiri.
Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi
selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya
modal pakai. Metode yang digunakan ini adalah metode garis lurus. Metode ini
digunakan karena jumlah penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan
31
diasumsikan tidak laku bila dijual. Rumus yang digunakan yaitu (Soekartawi
2006) :
Biaya penyusutan :
Dengan : Nb = Nilai pembelian (Rp)
Ns = tafsiran nilai sisa (Rp)
n = jangka usia ekonomis (Tahun)
4.4.3. Analisis Perbandingan Penerimaan dan Biaya (R/C-ratio)
Analisis pendapatan usahatani selalu disertai dengan pengukuran efisiensi.
Salah satu ukuran efisiensi penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan
(revenue cost ratio) adalah analisis R/C. Analisis R/C rasio dalam usahatani
menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya yang
bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari usahatani yang dilaksanakan. Selain
itu R/C rasio juga merupakan perbandingan antara penerimaan dengan
pengeluaran usahatani.
Rasio R/C yang dihitung dalam analisis ini terdiri dari R/C atas biaya tunai
dan R/C atas biaya total. Rasio R/C atas biaya tunai dihitung dengan
membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu periode
tertentu. Rasio R/C atas biaya total dihitung dengan membandingkan antara
penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumus analisis
imbangan penerimaan dan biaya usahatani adalah sebagai berikut (Soekartawi
1986) :
R/C rasio atas biaya tunai = TR / biaya tunai
R/C rasio atas biaya total = TR / TC
Keterangan :
TR : total penerimaan usahatani (Rp)
TC : total biaya usahatani (Rp)
Secara teoritis R/C menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang
dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai R/C. Suatu usaha dapat
dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai R/C rasio
lebih besar dari satu (R/C > 1), makin tinggi nilai R/C menunjukkan bahwa
penerimaan yang diperoleh semakin lebih besar dari tiap unit biaya yang
32
dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Namun apabila nilai R/C
lebih kecil dari satu (R/C < 1), usaha ini tidak mendatangkan keuntungan
sehingga tidak layak untuk diusahakan karena penerimaan yang diterima lebih
kecil dari tiap unit yang dikeluarkan. Contoh perhitungan pendapatan usahatani
dapat dilihat pada Tabel 2 (Soekartawi 1986).
Tabel 2.
Contoh Perhitungan Pendapatan Usahatani dan R/C Ratio Per Hektar
Per Tahun Tanaman Musiman.
No
Keterangan
A
Penerimaan
B
Biaya tunai
1
Bibit
2
Pupuk
3
Obat-obatan
4
Tenaga kerja luar keluarga
5
Plastik
6
Koran
Jumlah
Harga per
Total
Satuan (Rp)
(Rp)
Total biaya tunai
C
Biaya yang diperhitungkan
1
Penyusutan
2
Sewa lahan
3
Tenaga kerja keluarga
Total biaya yang diperhitungkan
D
Total biaya (B+C)
E
Pendapatan atas biaya tunai (A-B)
F
Pendapatan atas biaya total (A-D)
G
R/C atas biaya tunai (A/B)
H
R/C atas biaya total (A/D)
33
Download