I. 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan merupakan bahan pangan berprotein tinggi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Protein pada daging ikan bernilai gizi tinggi, karena mengandung asam amino esensial yang sempurna (Rospiati, 2006). Oleh karena itu ikan diharapkan menjadi sumber zat gizi untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat. Namun masih rendahnya pola konsumsi ikan masyarakat pada umumnya menjadi kendala dalam pemenuhan asupan gizi di masyarakat sampai saat ini. Menurut KKP (2012), pada tahun 2012 tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg per kapita per tahun, tetapi tingkat konsumsi ikan tersebut masih di bawah target yang diharapkan mencapai 35,14 kg per kapita per tahun, maka perlu usaha peningkatan konsumsi ikan nasional agar dapat mencapai target konsumsi ikan yang diharapkan. Peningkatan konsumsi ikan di masyarakat dapat ditingkatkan melalui usaha diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber protein dari ikan. Ikan tuna merupakan salah satu jenis ikan yang mengandung protein yang cukup tinggi yaitu sebanyak 23,20% dan lemak yang relatif rendah yaitu sebanyak 2,70% dalam 100 gram daging (Tee et al., 1987). Ikan tuna juga merupakan komoditas perikanan Indonesia terbesar kedua setelah udang (Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP, 2012). Daging ikan tuna dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pada produk olahan ikan di antaranya adalah naget ikan. Naget ikan merupakan jenis makanan yang digemari oleh masyarakat saat ini (Jamshidi dan Shabanpour, 2013). Akan tetapi sampai saat ini bahan pengisi (filler) naget ikan komersial masih tergantung pada terigu yang diimpor dari negara lain. Konsumsi terigu Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2012 mencapai 5,06 juta ton (Aptindo, 2012). Upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu pada naget ikan telah dilakukan dengan mensubstitusi penggunaannya dengan tapioka (Firmansyah, 2011; Sahubawa et al., 2006; Surawan, 2007). Firmansyah (2011) mensubtitusi penggunaan terigu dengan tapioka rasio perbandingan tapioka dan terigu 7:3 yang menghasilkan penilaian konsumen naget ikan patin (Pangasius sp.) yang disukai oleh konsumen, namun hasil tersebut masih menunjukkan adanya penggunaan terigu, sehingga perlu eksplorasi berbagai tepung lokal yang mampu menghasilkan kualitas yang sama dengan terigu yang salah satunya adalah maizena. Maizena merupakan pati yang diekstrak dari biji jagung yang merupakan bahan pangan lokal dan produksinya dalam skala nasional mencapai 17,04 juta ton (Badan Pusat Statistik, 2009). Kelimpahan produksi jagung yang sangat besar tersebut mendorong pengolahan pati jagung (maizena) untuk dimanfaatkan sebagai tepung lokal yang mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional. Maizena telah dimanfaatkan dalam industri pengolahan pangan, karena berperan dalam menentukan sifat tekstur dan reologi pada olahan bahan pangan (Gardjito et al., 2013), sehingga maizena dapat digunakan sebagai bahan pengisi naget tuna yang dapat menentukan tekstur yang dihasilkan. Wellyalina dan Azima (2013) menggunakan maizena sebanyak 5% - 15% dari berat daging ikan tuna untuk mengolah naget tuna dan menghasilkan naget tuna yang disukai oleh konsumen, namun naget tuna yang dihasilkan memiliki tekstur yang semakin keras. Wibisono (2010) mengkombinasikan maizena dengan tapioka dengan rasio 3:1 pada bakso ikan patin yang menghasilkan tekstur yang kenyal (Wibisono, 2010). Dengan demikian, kombinasi tapioka dan maizena memiliki potensi untuk dimanfaatkan. Pemanfaatan kombinasi tapioka dan maizena sebagai bahan pengisi pada produk naget tuna perlu diteliti, sehingga dapat diketahui komposisi/rasio yang tepat antara tapioka dan maizena untuk menghasilkan produk yang memiliki mutu yang baik dari karakteristik kimia, fisik, dan kesukaan konsumen. Dengan demikian diharapkan pemanfataan tepung lokal dapat menjadi alternatif pengembangan usaha produk fishgel di antaranya naget, bakso, kamaboko, empek-empek, otak-otak, dan tempura. 2. Tujuan Penelitian 2.1. Mengetahui karakteristik kimia, karakteristik fisik, dan tingkat kesukaan konsumen terhadap naget tuna yang dibuat dengan berbagai perbandingan tapioka dan maizena. 2.2. Mengetahui formulasi terbaik dari berbagai perbandingan tapioka dan maizena untuk menghasilkan naget tuna. 3. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang produk diversifikasi pangan dan nilai gizi naget tuna. Selain itu informasi ini dapat digunakan sebagai alternatif pemanfaatan tapioka dan maizena sebagai pengganti terigu dalam pembuatan naget ikan