hubungan pengetahuan, sikap dan beban kerja dengan

advertisement
TESIS
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN
KERJA DENGAN KELENGKAPAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
IRNA DI RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT SANGLAH DENPASAR
I GST A A PUTRI MASTINI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
TESIS
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN
KERJA DENGAN KELENGKAPAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
IRNA DI RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT SANGLAH DENPASAR
I GST A A PUTRI MASTINI
NIM. 1192161019
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN
KERJA DENGAN KELENGKAPAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
IRNA DI RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT SANGLAH DENPASAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana
Universitas Udayana
I GST A A PUTRI MASTINI
NIM. 1192161019
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 19 Juli 2013
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. dr. NT. Suryadhi, MPH. PhD.
NIP. 19430215 1969021 001
Dra. Alit Suryani, M. Kes
NIP. 19590602 198403 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister IKM
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
Prof. dr. D.N Wirawan, MPH
NIP. 19481010 197702 1 001
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi. Sp.S (K)
NIP.19590215 198510 2 001
iii
Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai
oleh Panitia Penguji pada
Program Pascasarjana Universitas Udayana
pada Tanggal 4 – 2 – 2013
Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
No. : 0195/UN 14.4/HK/2013 Tanggal 4 – 2 – 2013
Panitia Penguji Penelitian Tesis adalah :
Ketua
: Prof. dr. NT. Suryadhi, MPH, PhD.
Anggota
:
1. Dra. Alit Suryani, M. Kes
2. Dr. Adnyana Sudibya, SE, Ak, M. Kes
3. Dr. Luh Seri Ani, SKM, M. Kes
4. Dr. I Putu Ganda W, S. sos, M.M.
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: I GST A A PUTRI MASTINI
NIM
: 1192161019
Program Studi
: Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Tesis/
: Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Beban Kerja
Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Irna Di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar,
Juli 2013
Yang membuat pernyataan
I GST A A PUTRI MASTINI
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya tesis ini dapat
diselesaikan. Tesis ini merupakan tugas akhir yang dibuat sebagai salah satu
syarat menyelesaikan Program Pendidikan Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana
Denpasar.
Penulis menyadari tanpa bimbingan, pengarahan, sumbangan pikiran,
dorongan semangat dan bantuan dari semua pihak, tugas akhir ini tidak akan
terlaksana dengan baik. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan
rasa terima kasih yang setulus-tulusnya dan
penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD, selaku Rektor Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp OT (K) M.Kes, selaku dekan Fakultas
Kedokteran Univesitas Udayana, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
3. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K), Selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, yang telah memberikan
vi
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Studi Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
4. Profesor dr. DN. Wirawan, MPH selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Denpasar, guru dan panutan,
yang telah memberikan semangat, kesempatan, petunjuk, bimbingan dan
arahan sejak mulai pendidikan sampai akhir pendidikan penulis.
5. Profesor dr. NT. Suryadhi, MPH.PhD., selaku Pembimbing I, guru dan
panutan yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan petunjuk serta
semangat yang tak terhingga sejak awal penyusunan rancangan penelitian
hingga akhir penyusunan tesis ini.
6. Dra. Alit Suryani, M.Kes., selaku Pembimbing II, yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan petunjuk serta semangat yang tak terhingga sejak awal
penyusunan rancangan penelitian hingga akhir penyusunan tesis ini.
7. Dr. Wayan Sutarga, MPHM, Direktur RSUP Sanglah Denpasar, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan melakukan
penelitian di RSUP Sanglah Denpasar,
8. dr. Ni Luh Dharma Kerti Natih, MHSM dan seluruh staf Rekam Medik RSUP
Sangkah Denpasar yang telah memberikan informasi, bantuan dan
kemudahan-kemudahan yang diberikan dalam penelitian ini.
9. dr. I Gst. Ag. Bgs. Krisna Wibawa, SPB sebagai Instalasi IGD (MS dan
Ratna) RSUP Sanglah Denpasar yang telah memberikan kesempatan,
petunjuk, bimbingan dan arahan sejak awal sampai akhir pendidikan penulis.
vii
10. Drg. Triputro Nugroho, M.Kkes., selaku Direktur Sumber Daya Manusia
RSUP Sanglah Denpasar yang memberikan kesempatan untuk mengikuti
pendidikan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Universitas Udayana Denpasar.
11. Semua staf Ruang Medical Surgical Rumah Sakit Pusat Sanglah Denpasar
atas masukan, bimbingan, dorongan dan bantuannya, pengertian dan
kerjasama yang baik selama dalam penyusunan tesis ini.
12. Semua sampel penelitian atas kesediaan dan kerelaannya untuk ikut
berpartisipasi selama penelitian berlangsung.
13. Ayahanda A.A. Ketut Sujana (alm) dan Ibunda A.A. Putu Sari yang telah
membesarkan, mendidik, memberikan semangat dukungan, doa restu dan
cinta yang tidak terkira selama ini dan selama menjalankan penelitian ini.
14. Kakanda : A.A. putu Suwela, A.A. Md. Suryani yang telah memberikan rasa
cinta, dorongan dan semangat dalam menjalani proses pendidikan dan
penelitian hingga berakhir.
15. Khususnya kepada suami tercinta A.A. Raka Suardana, serta anak-anak yang
sangat saya cintai A.A. Pt. Chyntia P.S dan A.A. Md. Ananda P.S atas
pengertian,
pengorbanan, kesabaran dan ketabahannya selama ini serta
dorongan semangat yang tiada henti-hentinya selama penulis menjalani dan
menyelesaikan pendidikan ini.
16. Semua pihak yang telah membantu yang belum tercantum namanya di atas.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa membalas
budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Kiranya penulis mendapat
viii
kekuatan dan selalu dalam karunia-Nya untuk dapat mengamalkan semua ilmu
yang penulis peroleh bagi sesama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya akhir ini jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan, namun demikian besar harapan penulis semoga
apa yang terkandung didalamnya akan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan dunia keperawatan pada khususnya.
Denpasar,
Juli 2013
Penulis
ix
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN BEBAN KERJA
DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN IRNA DI RSUP SANGLAH DENPASAR
Beban kerja perawat sangat berpengaruh terhadap kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang medical surgical RSUP Sanglah
Denpasar, beban kerja sebgian besar tergolong katagori tingkat tinggi (70%) dan
30% tergolong sedang. Kurang lengkapnya pendokumentasian disebabkan oleh
beban kerja yang tinggi serta terbatas sumberdaya yang ada, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, beban kerja dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar.
Desain penelitian yang digunakan adalah “Cross Sectional”. Sampel adalah
perawat rawat inap yang ada di ruang Medical Surgical dan Ratna RSUP Sanglah
Denpasar yang telah memenuhi kreteria. Jumlah sampel adalah 76 orang.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Data
dikumpulkan menggunakan koesioner dan hasilnya dianalisis dengan uji Chi
Square dan multivariate (regresi logistik) Subjek penelitian sebagian besar 44
(57,9%) berumur 31-40 tahun, berpendidikan D3 keperawatan 50 ( 65,8%), masa
kerja 39 (51,3%) 6-10 tahun, pengetahuan baik 54 (71,1%), sikap positif 54
(71,1%).
Hasil uji bivariat : pengetahuan baik
dengan kelengkapan
pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% pengetahuan kurang dengan
kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai 86,4%, sikap positif dengan
kelengkapan pendokumentasian sesuai 100%, sikap negative dengan kelengkapan
pendokumentasian sesuai 88,9%. Pengetahuan, sikap berhubungan dengan
kelengkapan pendokumentasian (p<0,05).Pada analisis multivariate didapat
variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan adalah beban kerja dengan nilai p=0,004
dengan nilai OR sebesar 44.
Diperlukan upaya penambahan jumlah perawat sesuai dengan Peraturan
Mentri Kesehatan No. 282/Menkes/Per/VII/1997 dengan rasiao 1:1, di setiap
IRNA supaya penanggungjawab ruangan mengeefektifkan Sumber Daya Manusia
yang tersedia.
Kata kunci : Pengetahuan, sikap, beban kerja dan pendokumentasian.
x
ABSTRACT
RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND WORK LOAD WITH
DOCUMENTING COMPREHENSIVENESS OF NURSING CARE IN IRNA
RSU SANGLAH DENPASAR
Nurse workload is very influential on the documenting comprehensiveness
of nursing care in medical surgical space RSU Sanglah Denpasar, the work load
included most in high-level categories (70%) and 30% belong to average
categories. Lack of comprehensive in documenting due to high workload and the
limited resources available, this study aimed to determine the relationship of
knowledge, attitude, and work load with inpatient nursing care documentation of
Main General Hospital Sanglah Denpasar.
The study design used was a "cross sectional". Samples are inpatient nurse
in the Medical Surgical and Ratna Hospital Sanglah who have met the criteria.
The number of samples is 76 persons. Selections of samples are done with
accidental sampling method. Data were collected using koesioner and the results
were analyzed with chi square tests and multivariate (logistic regression). Most of
the research subjects are: 44 (57.9%) aged 31-40 years, 50 (65.8%) are educated
in nursing D3, 39 (51, 3%) period of work 6-10 years, 54 (71.1%) good
knowledge, 54 (71.1%) a positive attitude.
Bivariate test results: good knowledge with appropriate comprehensive
documentation about 83.3% , lack of
knowledge with inappropriate
comprehensive documentation about 86.4%, positive attitude with appropriate
comprehensive documentation about 100%, negative attitudes with appropriate
comprehensive documentation about 88.9%. Knowledge and attitudes are relate to
documenting comprehensiveness (p <0.05). At multivariate analysis obtained the
most dominant variables relate to documenting comprehensiveness of nursing care
is the workload with value of p = 0.004 by the OR size 44.
Required the addition of appropriate amounts of nurse with Health Ministry
Regulation No.. Rasiao 282/Menkes/Per/VII/1997 with ratio 1:1, in each IRNA so
that the justification chamber to make more effective the available Human
Resources.
Keywords: Knowledge, attitude, workload and documentation.
xi
RINGKASAN PENELITIAN
“Hubungan Pengetahuan,Sikap,Beban Kerja Dengan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan IRNA Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar”
Tahun 2013
Oleh : I GST A.A Putri Mastini,
Pendokumentasian merupakan unsur pokok dalam pertanggung jawaban
kinerja profesi keperawatan setelah melakukan intervensi keperawatan langsung
ke pasien. Munculnya perkembangan dan paradigma baru rekam medis dan
asuhan keperawatan sebagai manajemen informasi di bidang kesehatan
merupakan dampak positif dari perkembangan teknologi informasi sesuai dengan
perkembangan konsep dan tata cara berkomunikasi di bidang kesehatan.
Hal ini membawa pengaruh yang besar bagi setiap tata nilai kehidupan dan
pengetahuan, termasuk dalam dunia kesehatan, khususnya dalam manajemen di
bidang kesehatan. Dalam rangka peningkatan pelayanan di rumah sakit perlu
didukung dengan sistem pengelolaan dokumen asuhan keperawatan yang baik,
benar dan aman(Handayaningsih,2009).
Dokumentasian merupakan sarana komunikasi antar petugas kesehatan
dalam rangka pemulihan kesehatan pasien,tanpa dokumentasi yang benar dan
jelas,kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seseorang
perawat profesional tidak dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan pasien
di rumah sakit.(Nursalam,2011)
Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, jumlah tenaga
keperawatan yang bertugas di instalasi rawat inap A,B,C dan D sebanyak 316
orang. sisanya bertugas tersebar di ruang operasi, instalasi gawat darurat, ruang
intensif dan poliklinik. Dari 316 orang di Rumah Sakit Umum Pusat Denpasar
dengan latar belakang pendidikan, Sekolah Pendidikan Kesehatan 25 orang, D3
Keperawatan 221 orang, D4 Gawat darurat 50 orang, S1 Keperawatan 20 orang.
Perbandingan sumber daya manusia dalam merawat pasien di ruang rawat
inap dapat disimpulkan 1 perawat merawat 3-5 pasien yang artinya dalam setiap
shif yang seharusnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
282/Menkes/Per/VII/1997 dengan rasio 1:1 yang artinya satu orang perawat
merawat satu orang pasien.
Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu (Menteri Aparatur Negara, 2004).
Berdasarkan pengamatan awal yang di lakukan di ruang medical surgical
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, mendapatkan data bahwa jumlah
perawat jaga di ruang medical surgical berjumlah 25 orang dan terbagi dalam 3
shift kerja dimana 10 orang pada shif pagi, 6 orang pada shif sore dan malam,
setiap shift terdapat satu orang perawat primer yang bertugas sebagai manajerial
pada setiap shif. Ruang medical surgical merupakan ruangan intermediet yang
xii
tingkat ketergantungan tinggi, karena membutuhkan perhatian dan bantuan yang
lebih spesifik merawat kasus bedah, neuro dan interna yang memerlukan
observasi ketat. Dengan rasio perawat dengan pasien pada shif pagi adalah 1:4,
shift sore dan malam 1:6 dengan rentang waktu untuk shif tujuh jam,shif sore
Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara dan observasi terhadap
10 orang perawat yang bertugas di ruang medical surgical rumah sakit umum
pusat sanglah denpasar dengan menggunakan skala akhir SWAT secara subyektif,
diperoleh bahwa beban kerja di ruang medical surgical sebagian besar tergolong
kategori tingkat tinggi (70%) dan 30% tergolong sedang.sehingga penulis tertarik
untuk meneliti apakah pengetahuan, sikap, beban kerja perawat berhubungan
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Ratna dan Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Diduga pengetahuan,sikap dan beban kerja berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan,
sikap, dan beban kerja perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar. Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan informasi
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian,
serta dapat mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan dan pertimbangan untuk memperbaiki kinerja keperawatan dan
bebas dari tuntutan hukum sesuai dengan perkembangan pelayanan dan
persaingan nasional maupun internasional.
Metoda penelitian adalah penelitian observasional yakni dengan hanya
mengamati tanpa melakukan perlakuan pada obyek penelitian. menurut waktunya
adalah cross sectional yakni pengamatan hanya dilakukan pada suatu saat saja.
Menurut analisanya merupakan penelitian analitik yaitu hubungan antara,
pengetahuan, sikap dan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di rawat
inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
yang berjumlah: 76 orang. Penelitian bulan Mei 2013 – Juni 2013. Penentuan
sumber data yaitu data primer yang diperoleh dari perawat yang bertempat tugas
di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan
pengetahuan baik dengan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% dan
responden dengan pengetahuan kurang dengan kelengkapan pendokumentasian
tidak sesuai sebanyak 86,4% Pengetahuan berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05).Responden sikap positf dengan
kelengkapan pendokumentasian sesuai 100% dan responden sikap negative
dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 88,9%. Sikap
berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P<
0,05). Responden beban kerja ringan dengan kelengkapan pendokumentasian
sesuai sebanyak 90,4%, sedangkan responden beban kerja sedang dengan
kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 95,8% beban kerja
berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P<
0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling berhubungan
xiii
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah beban kerja dengan nilai p =
0,004, dengan nilai OR sebesar 44. Mengingat adanya hubungan ketiga variabel
bebas di atas dengan kelengkapan pendokukentasian maka penulis menyarankan
pentingnya mengevaluasi ulang beban kerja perawat di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, karena masih ditemukannya tingkat beban
kerja kategori sedang. Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pada unit-unit
keperawatan lainnya, sehingga hasilnya dapat digenaralissi.
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM..................................................................................
i
PRASYARAT GELAR............................................................................
ii
LEMBARAN PENGESAHAN ................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..........................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
x
ABSTRACT ............................................................................................
xi
RINGKASAN ..........................................................................................
xii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
xv
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xx
DAFTAR SINGKATAN .........................................................................
xxi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xxii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................
1
1.1
Latar Belakang ..............................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ........................................................
7
1.3
Tujuan Penelitian...........................................................
7
1.3.1 Tujuan Umum .....................................................
7
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................
8
Manfaat Penelitian.........................................................
8
1.4.1 Manfaat Praktis .................................................
8
1.4.2 Manfaat Teoritis ................................................
9
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
10
2.1 P enget ahuan ..............................................................
10
2.2
Sikap ............................................................................
13
2.2.1 Tingkatan sikap ...................................................
14
2.2.2 Ciri sikap .............................................................
15
Beban Kerja .................................................................
19
1.4
BAB II
2.3
xv
2.3.1 Pengertian beban kerja .........................................
19
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja .....
21
2.3.3 Prosedur penghitungan beban kerja .......................
21
2.3.4 Pendekatan penghitungan beban kerja ...................
22
2.4
Prilaku .........................................................................
34
2.5
Perubahan Prilaku .........................................................
38
2.6
Pembinaan Prilaku .......................................................
39
2.7
Pengembangan Prilaku .................................................
39
2.8
Dokumentasi Asuhan Keperawatan ...............................
39
2.9
Komponen Model Dokumentasi Keperawatan ...............
40
2.10 Tujuan Utama Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .
42
2.11. Manfaat Dokumentasi Asuhan Keperawatan..................
43
2.12 Instrument Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan ...................................................................
45
2.13 Teknik Pencatatan ........................................................
47
2.13.1. Jenis-jenis Pencatatan/Dokumentasi ...................
47
2.13.2 Trend dan Perubahan yang Berdampak Terhadap
Dokumentasi .....................................................
49
2.13.3 Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi
Keperawatan.....................................................
52
2.13.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Pendokumentasian ...........................................
BAB III
BAB IV
54
KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP
DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...........................................
57
3.1
Kerangka Berpikir ........................................................
57
3.2
Kerangka Konsep .........................................................
58
3.3
Hipotesis ......................................................................
59
METODELOGI PENELITIAN ..............................................
60
4.1
Desain Penelitian ..........................................................
60
4.2
Lokasi Penelitian ...........................................................
60
xvi
BAB V
4.3
Populasi ........................................................................
61
4.4
Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian ......................
61
4.5
Variabel Penelitian .......................................................
62
4.6
Definisi Operasional .....................................................
62
4.7
Prosedur Penelitian .......................................................
64
4.8
Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ............................
64
HASIL PEMBAHASAN ........................................................
67
5.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..............................
67
5.2
Karakteristik Sampel .....................................................
68
5.3
Penguji Instrumen Penelitian .........................................
69
5.4
Deskripsi Variabel Penelitian ........................................
70
5.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan
Pendokumentsian Asuhan Keperawatan ........................
5.6
Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .......................
5.7
72
73
Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .......................
73
5.8 Variabel Yang Paling Berhubungan dengan Kelengkapan
BAB VI
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .......................
74
PEMBAHASAN ....................................................................
75
6.1
Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .....................
6.2
Hubungan Antara Sikap Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ....................
6.3
75
76
Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan .....................
78
6.4 Variabel Bebas Yang Paling Dominan Berhubungan
Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan.....................................................................
xvii
79
BAB VII PENUTUP ............................................................................
7.1
81
Kesimpulan ..................................................................
81
7.2. Saran .............................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 2.1
Halaman
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Pasien ........................................................
30
Tabel 2.2.
Skala Akhir SWAT...............................................................
32
Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Responden di RSUP Sanglah
Denpasar tahun 2013 ...........................................................
68
Tabel 5.2.
Hasil Uji Reabilitas Variabel ................................................
70
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Asuhan
Keperawatan ........................................................................
71
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Menurut Sikap......................................
71
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Menurut Beban Kerja ...........................
71
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Menurut Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan.........................................................................
72
Hubungan
Pengetahuan
Dengan
Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..............................
72
Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan ............................................................
73
Hubungan Beban Kerja
Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..............................
73
Tabel 5.10 Nilai Standard Error, Exp (B), CI dan Nilai P value Variabel
Bebas
Yang
Berhubungan
dengan
Kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan ................................
74
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep .....................................................
58
Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian ...............................................
60
xx
DAFTAR SINGKATAN
BAB
= Buang Air Besar
BAK
= Buang Air kecil
BLU
= Badan Layanan Umum
DEPKES
= Departemen Kesehatan
DRG
= Diagnosis Related Group
IRNA
= Instalasi Rawat Inap
JCI
= Join Comition International
MS
= Medical Surgical
POR
= Problem Oriented Methol
RI
= Republik Indonesia
RSUD
= Rumah Sakit Umum Daerah
RSUP
= Rumah Sakit Umum Pusat
SPK
= Sekolah Pendidikan Kesehatan
SWAT
= Subjektive Work Assesent Technique
UU
= Undang-Undang
WSD
= Water Sealed Drainage
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Persetujuan responden
Lampiran 2
: Informed consent
Lampiran 3
: Lembaran instrument
Lampiran 4
: Uji validitas dan reabilitas
Lampiran 5
: Hasil uji statistik penelitian
Lampiran 6
: Penyerahan ethical chearance
Lampiran 7
: keterangan kelaikan etik
Lampiran 8
: Surat rekomendasi penelitian
Lampiran 9
: Poto Tempat Kegiatan Penelitian
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendokumentasian merupakan unsur pokok dalam pertanggung jawaban
kinerja profesi keperawatan setelah melakukan intervensi keperawatan langsung
kepada pasien. Munculnya perkembangan dan paradigma baru rekam medis dan
asuhan keperawatan sebagai manajemen informasi di bidang kesehatan
merupakan dampak positif dari perkembangan teknologi informasi sesuai dengan
perkembangan konsep dan tata cara berkomunikasi di bidang kesehatan.
Hal ini membawa pengaruh yang besar bagi setiap tata nilai kehidupan dan
pengetahuan, termasuk dalam dunia kesehatan, khususnya dalam manajemen di
bidang kesehatan. Dokumentasi asuhan keperawatan dikaitkan dengan adanya
paradigma baru sebagai pusat informasi dan komunikasi, praktisi inginkan akan
pengertian tentang peranan yang benar dalam dunia pelayanan kesehatan. Dalam
rangka peningkatan pelayanan di rumah sakit perlu didukung dengan sistem
pengelolaan
dokumen
asuhan
keperawatan
yang
baik,
benar
dan
aman(Handayaningsih,2009).
Globalisasi mengakibatkan tingginya kompetisi di sektor kesehatan
khususnya pada pendokumentasian di bidang kesehatan. Tingginya tuntutan
masyarakat baik Nasional maupun Internasional terhadap tuntutan pelayanan
kesehatan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan yang baik, tepat, cepat, aman
serta transparan dalam penulisan hasil intervensi merupakan indikator mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Persaingan antar rumah sakit baik swasta,
1
2
pemerintah maupun rumah sakit asing akan semakin leluasa berkembang. Untuk
bersaing secara sehat dalam perebutan pasar bebas terhadap pelayanan di rumah
sakit baik rumah sakit swasta, pemerintah dan asing, rumah sakit harus
memberikan pelayanan kepada pasien langsung secara cepat, tepat, akurat,
bermutu dengan biaya terjangkau (Muninjaya, 2005).
Supremasi hukum dengan berlakunya UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, peraturan pemerintah No. 23 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan,
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 749a/Menkes/PER XII/1989 tentang rekam
medis dan UU N0. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menuntut
pengelola rumah sakit lebih transparan, berkualitas dan memperhatikan
kepentingan pasien (RSUP Sanglah, 2011).
Menurut Tungpalan (1983) dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat
dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan proses
pendokumentasian adalah merupakan pekerjaan atau merekam peristiwa baik dari
obyek
maupun
memberi
jasa
yang
dianggap
berharga
dan
penting
(Handayaningsih, 2009).
Pendokumentasian merupakan sarana komunikasi antar petugas kesehatan
dalam rangka pemulihan kesehatan pasien, tanpa dokumentasi yang benar dan
jelas, kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seseorang
perawat profesional tidak dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan perbaikan status kesehatan pasien
di rumah sakit. (Nursalam, 2011)
2
3
Temuan di rumah sakit menunjukkan formulir dokumentasi keperawatan
yang telah disiapkan tidak tuntas atau tidak terisi lengkap. Ditemukan rata-rata
perbulan rekam medis yang tidak lengkap antara 5 sampai 10 rekam medis setelah
pasien pulang rawat inap di IRNA. Beberapa hal yang sering menjadi alasan
petugas antara lain, banyak kegiatan-kegiatan di luar tanggung jawab perawat
menjadi beban yang dikerjakan oleh profesi keperawatan. Sistem pencatatan yang
diajarkan terlalu sulit dan banyak menyita waktu. Tidak semua tenaga perawat
yang ada di institusi pelayanan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sama
di dalam penulisan untuk membuat dokumentasi keperawatan sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Tenaga keperawatan yang ada berasal dari berbagai
jenjang pendidikan keperawatan (SPK, D3, D4, S1) dari rentang waktu lulusan
yang sangat berbeda. Perawat lebih banyak mengerjakan pekerjaan koordinasi dan
limpahan wewenang. Formulir tidak praktis sehingga terjadi penulisan yang
tumpang tindih.
Asuhan keperawatan di rumah sakit dilaksanakan oleh tenaga sumber daya
manusia yang professional dengan tingkat pendidikan D3 Keperawatan dan
sebagian kecil dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan. Di Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar, jumlah tenaga keperawatan yang bertugas di
instalasi rawat inap A,B,C dan D sebanyak 316 orang. sisanya bertugas tersebar di
ruang operasi, instalasi gawat darurat, ruang intensif dan poliklinik. Dari 316
orang di rumah sakit umum pusat denpasar dengan latar belakang pendidikan,
Sekolah Pendidikan Kesehatan 25 orang, D3 Keperawatan 221 orang, D4 Gawat
darurat 50 orang, S1 Keperawatan 20 orang.
3
4
Perbandingan sumber daya manusia dalam merawat pasien di ruang rawat
inap dapat disimpulkan 1 perawat merawat 3 sampai 5 pasien yang artinya dalam
setiap shif yang seharusnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
282/Menkes/Per/VII/1997 dengan rasio 1:1 yang artinya satu orang perawat
merawat satu orang pasien.
Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu (Menteri Aparatur Negara, 2004).
Perawat merupakan tenaga profesional yang memberikan asuhan keperawatan
yang merupakan fungsi perawat sebagai care giver. Selain itu, dalam memenuhi
kebutuhan psikologis pasien, perawat juga harus berperan sebagai educator
seperti pemberian penyuluhan kesehatan kepada pasien serta masih banyak fungsi
lain yang bisa dilakukan perawat untuk meningkatkan kualitas pelayanannya
kepada pasien. Dalam memenuhi peran dan fungsinya di rumah sakit, perawat
dituntut untuk bekerja secara efektif, efisien serta memenuhi kebutuhan pasien
yang komprehensif yang mencakup bio-psiko-sosial-spiritual (Gafar, 2002).
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di ruang medical surgical
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar didapatkan data bahwa jumlah
perawat jaga di ruang medical surgical berjumlah 25 orang dan terbagi dalam 3
shift kerja dimana 10 orang pada shif pagi, 6 orang pada shif sore 6 orang pada
shif malam, dan terdapat 3 orang perawat primer yang bertugas sebagai manajerial
pada setiap shif. Ruang medical surgical merupakan ruangan intermediet yang
merawat kasus bedah, neuro dan interna yang memerlukan observasi ketat.
Dengan rasio perawat dengan pasien pada shif pagi adalah 1:4, shift sore dan
4
5
malam 1:6 dengan rentang waktu untuk shif tujuh jam,shif sore tujuh jam dan shif
malam 12 jam, sedangkan standarnya adalah 1:1 setiap pergantian shif.
Kondisi pasien di ruang medical surgical termasuk pada kelompok dengan
ketergantungannya tinggi, karena membutuhkan perhatian dan bantuan yang lebih
spesifik dibandingkan pasien-pasien lain serta keadaan umum pasien dengan
observasi yang ketat. Berdasarkan formula Douglas maka seharusnya jumlah
perawat pagi untuk 36 pasien di ruang medical surgical adalah sebanyak 12 orang,
siang 11 orang dan malam sebanyak 7 orang. Jika dilihat dari kondisi yang ada di
ruang medical surgical hal tersebut menggambarkan bahwa kondisi tenaga
perawat di ruang medical surgical kurang sehingga beban kerja perawat bisa
dikatakan overload.
Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara dan observasi terhadap
10 orang perawat yang bertugas di ruang medical surgical rumah sakit umum
pusat sanglah denpasar dengan menggunakan skala akhir SWAT secara subyektif,
diperoleh bahwa beban kerja di ruang medical surgical sebagian besar tergolong
kategori tingkat tinggi (70%) dan 30% tergolong sedang.
Beban kerja perawat tidak hanya merawat pasien saja yaitu kegiatan
langsung, tetapi juga kegiatan tak langsung yang tak kalah penting seperti
melengkapi dan melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan dan catatan
medik yang terperinci. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan
dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan keperawatan yang
berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
5
6
tertulis dengan tanggung jawab perawat dan merupakan bagian dari pelaksanaan
asuhan keperawatan yang menggunakan pendekatan proses keperawatan dan
memilliki nilai hukum yang sangat penting (Hidayat, 2001).
Untuk pelaksanaan proses pendokumentasi asuhan keperawatan dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan di masing-masing rawat inap maka telah
disiapkan berupa standar asuhan keperawatan DepKes tahun 1994, standar
prosedur operasional rumah sakit umum pusat sanglah denpasar, serta kebijakankebijakan yang dikeluarkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Denpasar,
format baku instrument penerapan berupa cek lis dan formulir, namun masih ada
pendokumentasian pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang belum
lengkap terisi.
Hasil pada rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
tentang pendokumentasian pasien pulang dan meninggal di ruangan rawat inap
untuk rekam medis yang tidak lengkap lebih dari 7 hari pada tahun 2012,
diperoleh tertinggi pada bulan Februari sebesar 1,28%. Sedangkan jumlah rekam
medis tidak lengkap lebih dari 30 hari setelah pasien pulang dan meninggal di
ruang rawat inap pada tahun 2012, diperoleh sebesar 0,74% pada bulan Februari.
Hasil supervisi evaluasi keperawatan kepada perawat di ruang rawat diperoleh
kelengkapan
dokumentasi
tidak
lengkap
secara
optimal
disebabkan
pendokumentasian asuhan keperawatan disebutkan dengan alasan formulir yang
ada kurang sederhana, belum tersosialisasi dengan baik dan benar tentang cara
pengisian, dirasakan menyita waktu dan menghambat pelayanan dalam proses
penulisan dokumen, dan pemahaman petugas.
6
7
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
apakah pengetahuan, sikap dan beban kerja perawat berhubungan dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical
Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:
1.
Apakah ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ?
2.
Apakah ada hubungan sikap dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar ?
3.
Apakah
ada
hubungan
beban
kerja
perawat
dengan
kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical
Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan, sikap, dan beban kerja perawat dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna,
Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
7
8
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat
inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sangalah
Denpasar.
2
Untuk
mengetahui
hubungan
antara
sikap
perawat
dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat
inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar.
3
Untuk megetahui hubungan beban kerja perawat dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna,
Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
4
Untuk mengetahui variabel yang paling berhubungan dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat
inap Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan yang bisa digunakan
sebagai bahan pustaka dan acuan peneliti selanjutnya. Serta dapat
mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan dan pertimbangan untuk memperbaiki kinerja keperawatan
8
9
dan bebas dari tuntutan hukum sesuai dengan perkembangan pelayanan dan
persaingan nasional maupun internasional.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Menambah
melaksanakan
pengetahuan
penelitian
dan
pengalaman
khususnya
bagi
penelitian
peneliti
mengenai
dalam
evaluasi
penerapan pendokumentasian asuhan keperawatan terhadap pengetahuan,
sikap, dan beban kerja perawat di ruang rawat inap Ratna, Medical
Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pendidikan formal dan
informal
(Notoatmodjo, 2003).
Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Namun peningkatan pengetahuan tidak
selalu menggambarkan perubahan perilaku. Beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku seseorang adalah pengetahuan dan sikap, namun pembentukan perilaku
itu sendiri tidak semata-mata berdasarkan hal tersebut tapi masih dipengaruhi oleh
banyak faktor yang sangat kompleks (Notoatdmodjo, 2003).
Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan yaitu :
2.1.1 Tahu
Adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalamnya adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang
10
11
spesifik terhadap suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
2.1.2 Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar,
objektif yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.
2.1.3 Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
2.1.4 Analisis
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu subyek ke dalam suatu
komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
2.1.5 Sintesis
Suatu kemampuan untuk meletakkan suatu hubungan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk
menyusun formulasi yang baru dari formulasi yang telah ada.
2.1.6 Evaluasi
Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (perilaku) dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
12
Rogers mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru dalam
diri seseorang akan terjadi proses yang berurutan yaitu :
1. Awareness (kesadaran)
Di mana orang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus.
2. Interest
Subyek mulai tertarik terhadap stimulus atau subyek tersebut.
Di sini sikap subyek sudah mulai timbul.
3. Evaluation
Pada tahap ini subyek mulai menimbang-nimbang baik buruknya
stimulus terhadap dirinya.
4. Trial
Di mana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendakioleh stimulus.
5. Adaption
Di mana subyek lebih berprilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus
Hasil penelitian sebelumnya terkait dengan pengetahuan terhadap
pendokumentasian yang diteliti oleh Lukman (2002) didapatkan hasil penelitian
pendokumentasian yang dilakukan di ruang rawat inap Dalam BPRSUD kota
Salatiga yang meneliti tentang hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi dengan
pendokumentasian keperawatan dengan hasil pengetahuan perawat terhadap
13
pendokumentasian 40%, sikap perawat 55% dan motivasi perawat 53%, serta
hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan menunjukkan 43%. Hal ini
menunjukkan hubungan pengetahuan dan motivasi dengan perilaku perawat
dalam pelaksanaan pendokumentasian.
2.2 Sikap
Menurut Notoadmodjo (2000), sikap merupakan kesiapan atau kesedian
untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain
fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi
merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Sikap merupakan
reaksi atau respon yang masih tetap dari seseorang terhadap sesuatu stimulus atau
objek, Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa sikap
menentukan perilaku seseorang. Sikap yang positif diharapkan menjadi motivasi
yang kuat dalam usaha melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Sikap adalah suatu pola prilaku, tedensi atau kesiapan antisipatif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana,
sikap adalah respon terhadap stimulsi sosial yang telah terkondisikan.
Salah seorang ahli spikologi sosial Newcomb, dikutip Notoatmodjo, 2002
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan tindakan
atau prilaku/peran. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan
14
reaksi terbuka, merupakan reaksi terhadap obyek dilingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap obyek.
Dalam bagian lain Allport dikutip Notoatmodjo, 2002 menyatakan bahwa
sikap sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu (1) Kepercayaan
(keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek. (2) Kehidupan emosional atau
evaluasi emosional terhadap suatu obyek dan (3) Kecendrungan untuk bertindak
(trend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap
yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan,
berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
2.2.1 Tingkatan sikap
2.2.1.1 Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek). Misalnya sikap orang terhadap gizi
dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.
2.2.1.2 Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
menerima ide tersebut.
2.2.1.3 Menghargai (Valuing)
15
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Misalnya : seorang petugas mengajak petugas yang lain (tetangganya,
saudaranya dan sebagainya). Untuk ikut melaksanakan pendokumentasian
yang lengkap, atau mendiskusikan tentang hal-hal terkait tentang cara
pendokumentasian yang lengkap, adalah suatu bukti bahwa si petugas
tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap pentingnya dokumentasi.
2.2.1.4 Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Sikap mungkin
terarah terhadap benda, orang tetapi juga peristiwa, pandangan, lembaga,
norma dan nilai.
2.2.2 Ciri sikap
2.2.2.1 Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya.
Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif
biogenetis seperti
lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2.2.2.2 Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat dan syarat tertentu.
2.2.2.3 Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan terhadap suatu
obyek. Sikap terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan
dengan suatu objek yang dapat dirumuskan secara jelas.
16
2.2.2.4 Obyek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
2.2.2.5 Sikap mempunyai segi motivasi dan perasaan. Sifat inilah yang
membedakan sikap dari kecepatan atau pengetahuan yang dimiliki orang.
Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih berbeda
dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu
obyek tidak sama dengan sikap terhadap obyek itu. Pengetahuan mengenai suatu
obyek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk
bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek itu. Sikap dapat dibentuk
atau berubah melalui 4 macam cara :
1. Adopsi
Kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang dan terus menerus, lama
kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi
terbentuknya suatu sikap.
2. Deferensisi
Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan
dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang terjadi dianggap sejenis,
sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terdapat obyek tersebut
dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
3. Integrasi
Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai
pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu.
17
4. Trauma
Pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam
pada jiwa orang bersangkutan. Pengalaman-pengalama yang traumatis dapat
juga menyebabkan terbentuknya sikap.
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu
proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan
individu lain disekitarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap
adalah : (1) faktor intern : yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan seperti selektifitas dan (2) faktor ektern yang merupakan faktor
diluar manusia yaitu :
2. Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap.
3. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.
4. Sikap orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.
5. Media komunikasi yang digunakan dalam penyampaian sikap.
6. Situasi pada saat sikap terbentuk.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek. Notoatmodjo (2002) menjelaskan bahwa
sikap itu mempunyai 3 komponen yakni kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep
terhadap suatu obyek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek
dan kecendrungan untuk bertindak (trend to behave). Sikap merupakan respon
seseorang yang berhubungan dengan nilai, interes (perhatian), apresiasi
(penghargaan), persepsi (perasaan), (Suryabrata, 2003).
18
Sikap secara nyata menunjukan konotasi kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional.
New Comb pada tahun 1967 menyatakan sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Sikap sebelum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi predisposisi
melalui suatu prilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Notoatmodjo,
2002)
Sejalan
dengan
hasil
penelitian
Muhamad
Sayuti
(2006)
pendokumentasian yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD Raden Mattaher
Jambi,
yang
meneliti
tentang
faktor-faktor
pelaksanaan
dokumentasi
menyimpulkan persentase pelaksanaan dokumentasi sebesar 69,5%.
Sementara itu pada studi awal yang dilakukan peneliti terhadap
pendokumentasian di RSUD Muaro Jambi pada tanggal 4-5 mei 2010, dengan
melihat 10 berkas pendokumentasian terdapat 6 berkas pendokumentasian yang
kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatannya kurang dan tidak
dilaksanakan secara benar oleh perawat rawat inap dan 4 berkas lainnya hanya
pengisian pada kolom implementasi. Rendahnya tingkat kelengkapan pengisian
dokumentasi asuhan keperawatan tersebut terkait dengan faktor pengetahuan dan
motivasi perawat yang cukup beragam, baik dari aspek tata cara pengisian,
kelengkapan pengisian dan kegunaannya dari aspek medis serta pelayanan
kesehatan, maupun aspek lain yang terkait dengan kemampuan dan kemauan
19
perawat dalam mendokumentasikan hasil catatan asuhan keperawatan dalam
melengkapi rekam medis.
2.3 Beban Kerja
2.3.1 Pengertian beban kerja
Menurut Moekijat (2004) beban kerja adalah volume dari hasil kerja atau
catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat menunjukan volume yang dihasilkan
oleh sejumlah pegawai dalam suatu bagian tertentu. Jumlah pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu atau beban
kerja dapat dilihat pada sudut pandang obyektif dan subyektif. Secara obyektif
adalah keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan.
Sedangkan beban kerja secara subyektif adalah ukuran yang dipakai seseorang
terhadap pernyataan tentang perasaan kelebihan beban kerja, ukuran dari tekanan
pekerjaan dan kepuasan kerja. Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit
pelayanan keperawatan (Marquis dan Huston, 2004).
Pengertian beban kerja dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu secara
subyektif dan obyektif. Beban kerja secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang
dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Beban kerja subyektif adalah ukuran
yang dipakai seseorang terhadap pertanyaan tentang beban kerja yang diajukan,
tentang perasaan kelebihan jam kerja, ukuran dan tekanan pekerjaan dan kepuasan
kerja (Marquis dan Huston, 2004).
20
Menurut Caplan & Sadock (2006) beban kerja sebagai sumber
ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban kerja secara kualitatif dan
kuantitatif. Kelebihan beban kerja secara kuantitatif meliputi:
1. Harus melakukan observasi penderita secara ketat selama jam kerja.
2. Terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan dan
keselamatan penderita.
3. Beragam jenis pekerjaan yang dilakukan demi kesehatan dan keselamatan
penderita.
4. Kontak langsung perawat klien secara terus menerus selama 24 jam.
5. Kurangnya tenaga perawat dibanding jumlah penderita.
Sedangkan beban kerja secara kualitatif mencakup:
1. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tidak mampu mengimbangi
sulitnya pekerjaan.
2. Tuntutan keluarga untuk kesehatan dan keselamatan penderita.
3. Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkwalitas.
4. Setiap saat dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat.
5. Tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien
di ruangan.
6. Menghadapi pasien yang karakteristik tidak berdaya, koma, kondisi terminal.
7. Setiap saat melaksanakan tugas delegasi dari dokter.
Beban kerja adalah jumlah pekerjaan yang
harus diselesaikan oleh
sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu dan sebagai sumber
21
ketidakpuasan disebabkan oleh kelebihan beban kerja secara kualitatif dan
kuantitatif (Caplan & Sadock, 2006).
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja
Untuk memperkirakan beban kerja keperawatan pada sebuah unit pasien
tertentu, manajer harus mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi beban
kerja diantaranya (Caplan & Sadock, 2006);
1. Berapa banyak pasien yang dimasukkan ke unit perhari, bulan atau tahun
2.
Kondisi pasien di unit tersebut
3.
Rata-rata pasien menginap
4.
Tindakan perawatan langsung dan tidak langsung yang akan dibutuhkan oleh
masing-masing pasien
5.
Frekuensi masing-masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan
6.
Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan masing-masing tindakan
perawatan langsung dan tak langsung
2.3.3 Prosedur penghitungan beban kerja
Asri (2006), menyebutkan bahwa secara terperinci prosedur perhitungan
beban kerja tenaga dokter dan perawat dapat dibagi seperti langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
Mempersiapkan peralatan yang dipakai dalam perhitungan beban kerja. Alat
utama yang dipakai adalah :
a. Stop watch yaitu alat mengukur waktu
22
b. Alat tulis yang digunakan untuk membuat catatan yang akan berguna
dalam pengukuran
2.
Menetapkan metode kerja yang akan digunakan dalam perhitungan beban
kerja terutama menetapkan metode standar seperti menyiapkan susunan
tempat kerja yang akan diteliti, peralatan dan lain-lain.
3.
Memilih pekerja yang tepat, berpengalaman dan terlatih dalam bidangnya
atau disebut sebagai pekerja normal
4.
Menyiapkan perlengkapan peralatan sehingga pengukuran tidak akan berhenti
di tengah jalan
5.
Memperhatikan dan mencatat actual time (waktu nyata) setiap pekerjaan
6.
Menghitung waktu normal
7.
Menetapkan waktu cadangan (allowance)
8.
Menetapkan waktu standar
2.3.4 Pendekatan penghitungan beban kerja
Seperti kita ketahui perawat merupakan proporsi tenaga yang paling besar
di rumah sakit, diperkirakan sekitar 70% personel adalah perawat (Ilyas, 2004).
Dengan dominannya jumlah perawat di rumah sakit , sejumlah peneliti, praktisi,
dan asosiasi telah melakukan riset untuk dapat menghitung tenaga perawat dengan
mengembangkan formula khusus untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat.
2.3.4.1 Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Berdasarkan Formula Gillies
Menurut Gilles (2006) tindakan keperawatan membagi menjadi tindakan
keperawatan langsung, tidak langsung, dan penyuluhan kesehatan. Arti umum
keperawatan langsung adalah perawatan yang diberikan anggota staf keperawatan
23
secara langsung kepada pasien tersebut dan perawatan tersebut dihubungkan
secara khusus kepada kebutuhan fisik dan psikologisnya.
Perawatan tidak langsung adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan atas
nama pasien tetapi di luar kehadiran pasien yang berhubungan kepada lingkungan
pasien atau keberadaan finansial dan kesejahteraan sosial si pasien, perawatan
tidak langsung termasuk kegiatan seperti perencanaan perawatan, penghimpunan
peralatan dan perbekalan, diskusi dengan anggota tim kesehatan lain, penulisan
dan pembacaan catatan kesehatan pasien, pelaporan kondisi pasien kepada rekan
kerja, dan menyusun sebuah rencana bagi perawatan pasien. Pengajaran kesehatan
mencakup semua usaha oleh anggota staf keperawatan untuk memberitahu, dan
memotivasi pasien dan keluarganya menyangkut perawatan setelah keluar dari
rumah sakit.
2.3.4.2 Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Berdasarkan Formula Illyas
Ilyas (2004) mengkatagorikan tindakan keperawatan sebagai berikut :
1. Kegiatan langsung : semua kegiatan yang mungkin dilaksanakan oleh seorang
perawat terhadap pasien, misalnya menerima pasien, anamnesa pasien,
mengukur tanda vital, menolong buang air besar,buang air kecil, merawat
luka,
mengganti
balutan,
mengangkat
jahitan,
kompres,
memberi
suntikan/obat/imunisasi, penyuluhan kesehatan
2.
Kegiatan tidak langsung : setiap kegiatan yang dilakukan oleh perawat yang
berkaitan dengan fungsinya, tetapi tidak berkaitan langsung dengan pasien,
24
seperti : menulis rekam medik, mencari kartu rekam medis pasien, meng update data rekam medis, dokumentasi asuhan keeprawatan.
3.
Kegiatan tambahan : kegiatan pribadi yaitu semua kegiatan yang berkaitan
dengan kepentingan perawat yang diamati seperti makan, minum, pergi ke
toilet: maupun bagian atau organisasi rumah sakit seperti menginput harga
obat, ngamparah obat.
Untuk menghitung beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini
kecenderungan kita dalam mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari
personel bahwa mereka sangat sibuk dan menuntut diberikan waktu lembur (Ilyas,
2004). Sedangkan untuk menghitung beban kerja personel menurut Ilyas (2004)
ada tiga cara yang dapat digunakan yaitu :
1. Work Sampling
Tehnik ini dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang
dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang ataupun jenis tenaga tertentu.
Pada work sampling kita dapat mengamati sebagai berikut :
a.
Aktifitas yang sedang dikerjakan personil pada jam kerja
b.
Kaitan antara aktifitas personil dengan fungsi dan tugasnya pada waktu
jam kerja
c.
Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau
tidak produktif
d.
Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan schedule jam
kerja.
25
Langkah-langkah yang dilakukan dalam work sampling adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan jenis personil yang diteliti.
b. Melakukan pemilihan sample bila jumlah personil banyak. Dalam tahap
ini dilakukan simple random sampling untuk mendapatkan presentasi
populasi perawat yang akan diamati.
c. Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan
sebagai kegiatan produktif dan tidak produktif dapat dan juga kegiatan
langsung yang berkaitan dengan fungsi keperawatan dan kegiatan tidak
langsung.
d. Melatih pelaksana peneliti tentang kegiatan penelitian.
e. Mengamati kegiatan perawat dilakukan dengan interval 2-15 menit
tergantung kebutuhan peneliti.
f. Pada work sampling yang diamati adalah kegiatan dan penggunaan
waktunya, tanpa memperhatikan kualitas kerjanya (Ilyas, 2004).
4. Study Time and Motion
Tehnik ini dilaksanakan dengan mengamati secara cermat kegiatan
yang dilakukan oleh personil yang sedang diamati. Pada time and motion
study, kita juga dapat mengamati sebagai berikut :
a. Aktifitas yang sedang dikerjakan personil pada jam kerja
b.
Kaitan antara petugas personil dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam
kerja.
26
c.
Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif.
d.
Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan schedule jam kerja.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam time and motion study
adalah sebagai berikut :
a. Menentukan jenis personil yang diteliti.
b. Menentukan sampel dari perawat yang akan diteliti dengan cara purposive
sampling
c. Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan
sebagai kegiatan produktif atau tidak produktif dapat
juga kegiatan
langsung yang berkaiatan dengan fungsi keperawatan dan kegiatan tidak
langsung.
d. Melatih pelaksana peneliti tentang kegiatan penelitian.
e. Pengamatan dapat dilakukan selama 24 jam (3 shift) secara terus menerus,
bagaiman perawat
melakukan aktivitasnya dan bagaimana kualitasnya
menjadi faktor penting dalam time and motion study. Kualitas kerja dapat
dilihat dari kesesuian antara kegiatan yang dilakukan dengan standar
profesi (Ilyas, 2004).
5. Daily Log
Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling, dimana orangorang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan
untuk kegiatan tersebut. Penggunaan tehnik ini sangat tergantung pada
kerjasama dan kejujuran dari personel yang diteliti. Dengan meggunakan
27
formulir kegiatan dapat dicatat jenis kegiatan, waktu, dan lamanya kegiatan
dilakukan.
2.3.4.3 Pendekatan Penghitungan Beban Kerja Menurut Douglas
Menurut Douglas (dalam Potter dan Perry, 2005) tentang jumlah tenaga
perawat di rumah sakit didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi,
sore, dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien. Tingkat
ketergantungan pasien diklasifikasikan berdasarkan teori Dorothea Orem.
Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan.
Teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri) (Potter dan Perry, 2005).
Klasifikasi tingkat ketergantungan pasien berdasarkan teori D. Orem (Nursalam,
2003) yaitu:
1. Minimal Care :
a.
Mampu naik turun tempat tidur
b.
Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c.
Mampu makan dan minum sendiri
d.
Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan
e.
Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f.
Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g.
Mampu buang air kecil dan buang air besar dengan sedikit bantuan
h.
Status psikologi stabil
28
i.
j.
Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
Operasi ringan
2. Partial Care
a.
Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur
b.
Membutuhkan bantuan untuk ambulasi atau berjalan
c.
Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d.
Membutuhkan bantuan untuk makan atau disuap
e.
Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f.
Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g.
Membutuhkan bantuan untuk buang air besar dan buang air kecil
(tempat tidur/kamar mandi)
h.
Pasca operasi minor (24 jam)
i.
Melewati fase akut dari pasca operasi mayor
j.
Fase awal dari penyembuhan
k.
Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
l.
Gangguan emosional ringan
3. Total Care
a.
Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur
b.
Membutuhkan latihan pasif
c.
Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena atau
Nasal Gastrik Tube.
d.
Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e.
Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
29
f.
Dimandikan perawat
g.
Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
h.
Keadaan pasien tidak stabil
i.
Perawatan kolostomi
j.
Menggunakan WSD
k.
Menggunakan alat traksi
l.
Irigasi kandung kemih secara terus menerus
m. Menggunakan alat bantu respirator
n.
Pasien tidak sadar
Menurut Douglas (dalam Ilyas, 2004) mengklasifikasikan ketergantungan
pasien berdasarkan standar waktu pelayanan pasien rawat inap sebagai berikut :
a. Keperawatan Mandiri (Self care) : 1-2 jam/hari dimana pasien masih mampu
melakukan pergerakan atau berjalan, makan, mandi maupun eleminasi tanpa
bantuan. Bantuan hanya diberikan terhadap tindakan khusus.
b.
Keperawatan Sebagian (Partial Care) : 3-4 jam/hari dimana pasien masih
punya kemampuan sebagian tetapi untuk melakukan pergerakan secara penuh
seperti berjalan, bangun, makan, mandi dan eleminasi perlu dibantu oleh
seorang perawat.
c.
Keperawatan Total (Total Care) : 5-7 jam/hari dimana pasien memerlukan
bantuan secara penuh, atau tingkat ketergantungan pasien terhadap perawat
sangat tinggi, seperti pasien yang tidak sadar, atau yang sangat lemah dan
tidak mampu melakukan pergerakan, mandi dan eleminasi perlu dibantu dan
pada umumnya memerlukan dua perawat.
30
Tabel 2.1
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien
Waktu Klasifikasi
Kebutuhan
Perawat
Pagi
Siang
Sore
Minimal
0,17
0,14
0,07
Intermediate
0,27
0,15
0,10
Maksimal
0,36
0,30
0,20
Douglas (dalam PPE, 2004)
2.3.4.4 SWAT (Subjective Workload Assessment Technique)
Metode Subjective Workload Assesment Technique (SWAT) pertama kali
dikembangkan oleh Gary Reid dari Divisi Human Engineering pada Armstrong
Laboratory, Ohio USA digunakan analisis beban kerja yang dihadapi oleh
seseorang yang harus melakukan aktivitas baik yang merupakan beban kerja fisik
maupun mental yang bermacam-macam dan muncul akibat meningkatnya
kebutuhan akan pengukuran subjektif yang dapat digunakan dalam lingkungan
yang sebenarnya (real world environment). Dalam penerapannya SWAT akan
memberikan penskalaan subjektif yang sederhana dan mudah dilakukan untuk
mengkuantitatifkan beban kerja dari aktivitas yang harus dilakukan oleh pekerja.
SWAT akan menggambarkan sistem kerja sebagai model multi
dimensional dari beban kerja, yang terdiri atas tiga dimensi atau faktor yaitu
beban waktu (time load), beban mental (mental effort load), dan beban psikologis
(psychological stress load). Masing-masing terdiri dari 3 tingkatan yaitu rendah,
31
sedang dan tinggi (Sritomo,2007). Yang dimaksud dengan dimensi secara definisi
adalah sebagai berikut :
1. Time Load : adalah yang menunjukkan jumlah waktu yang tersedia dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas. Beban waktu rendah, beban
waktu sedang, beban waktu tinggi)
2.
Mental Effort Load : adalah menduga atau memperkirakan seberapa banyak
usaha mental dalam perencanaan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu
tugas (beban usaha mental rendah, beban usaha mental sedang, beban usaha
mental tinggi)
3.
Psychological Stress Load : adalah mengukur jumlah resiko, kebingungan,
frustasi yang dihubungkan dengan performansi atau penampilan tugas (Beban
tekanan psikologis rendah, beban tekanan psikologis sedang, beban tekanan
psikologis tinggi).
Prosedur penerapan metode SWAT terdiri dari 2 tahapan, yaitu tahap
penskalaan (scale development) dan tahap penilaian (event scoring). Pada langkah
pertama 27 kombinasi tingkatan tingkatan beban kerja mental diurutkan dengan
dari 27 kartu kombinasi dari urutan beban kerja terendah sampai dengan beban
kerja tertinggi, menurut persepsi masing-masing pekerja. Dalam pengurutan kartu
tersebut tidak ada suatu aturan mana yang benar atau yang salah. Dalam hal ini
pengurutan kartu yang benar adalah yang dilakukan menurut intuisi dan preferensi
yang dipahami oleh responden. Dari hasil pengurutan kemudian ditransformasikan
ke dalam sebuah skala interval dari beban kerja dengan range 0-100 (dapat dilihat
pada tabel 2.1). Pada kedua tahap penilaian sebuah aktivitas atau kejadian akan
32
dinilai dengan menggunakan rating 1 sampai 3 (rendah, sedang dan tinggi) untuk
setiap tiga dimensi atau faktor yang ada. Nilai skala yang berkaitan dengan
kombinasi tersebut yang dapat dari tahap penskalaan kemudian dipakai sebagai
beban kerja untuk aktivitas yang bersangkutan (Wignjosoebroto, 2007).
Hasil dari konversi ini maka dapat diketahui beban kerja masing-masing
pekerja, adapun kategori beban kerja dari masing-masing pekerja adalah sebagai
berikut :
1. Beban kerja rendah ratingnya berada di nilai 40 ke bawah
2. Beban kerja sedang jika ratingnya berada pada nilai 41 sampai 60
3. Beban kerja tinggi jika nilai SWAT ratingnya berada di nilai 61 sampai 100
Tabel 2.2.
Skala Akhir SWAT
33
Menurut Zadry (2007), pengukuran beban kerja dengan metode SWAT
dapat digunakan pada dunia penerbangan, sektor industri, seperti pada pabrikpabrik tekstil, pabrik-pabrik (perakitan) kendaraan bermotor, perusahaan penyedia
jasa, dan pabrik-apbrik (perusahaan) yang memerlukan tingkat kecermatan yang
tinggi, sektor perhubungan, seperti untuk meneliti tingkat beban kerja bagi para
pengemudi bus jarak jauh atau para masinis kereta api.
Selain itu Zadry (2007), juga mengungkapkan tentang cara pelaksanaan
SWAT sebagai berikut :
1. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pengukuran kepada subjek
(orang) yang akan diteliti.
2.
Memberikan kartu SWAT sebanyak 27 kartu yang harus diurutkan oleh
subjek menurut urutan kartu yang menyatakan kombinasi workload yang
terendah hingga tertinggi menurut persepsi ataupun intuisi dari tiap subjek.
3.
Melakukan pencatatan urutan kartu yang dibuat oleh subjek, kemudian
di‘download’ di computer-program SWAT sehingga didapatkan nilai dari
SWAT score untuk tiap subjek.
4.
Berdasarkan
nilai-nilai
SWAT
tersebut,
komputer
mengkonversikan
performansi kerja dari subjek tersebut dengan nilai kombinasi dari beban
kerjanya (workload), yang terdiri dari :
a. Time Load (T) : rendah (1), menengah (2), dan tinggi (3).
b. Mental Effort Load (E) : rendah (1), menengah (2), dan tinggi (3).
c. Psychological Stress Load (S) : rendah (1), menengah (2), dan tinggi (3).
34
Bila nilai konversi dari SWAT scale terhadap SWAT rating berada <
40, maka performansi kerja subjek tersebut berada pada level optimal. Bila
SWAT rating-nya berada antara 40-100, maka beban kerjanya (workload)
tinggi, artinya subjek pada saat itu tidak bisa diberikan jenis pekerjaan
tambahan lain.
5.
Meng-assess pekerjaan kepada subjek, kemudian ditanyakan apakah
pekerjaan yang sedang dilakukan pada saat tersebut beban kerjanya
(kombinasi dari Time Load, Mental Effort, dan Stress Load) dikategorikan
sebagai pekerjaan dengan beban kerja rendah (1), menengah (2), atau tinggi
(3) menurut yang bersangkutan.
6.
Ulangi kembali langkah 4 untuk melihat apakah pekerjaan tersebut termasuk
ke dalam kategori beban kerja rendah atau beban kerja tinggi, sehingga dapat
diantisipasi langkah selanjutnya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maheri (2010) yang menemukan
hubungan yang positif antara beban kerja perawat dengan pendokumentasian
proses asuhan keperawatan (r=0,541, p<0,05) dan tingkat kekuatan hubungan
sedang. Penelitian ini menunjukkan dengan beban kerja sedang dokumentasi
proses asuhan keperawatan yang dikerjakan oleh perawat dalam katagori sedang.
2.4 Prilaku
Prilaku adalah suatu tindakan atau perubuatan suatu organisme yang dapat
diamati atau bahkan dapat dipelajari. Adapun dalam pengertian yang lain disebut
sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya (Notoatmodjo,
2002).
35
Dalam proses pembentukannya prilaku dipengaruhi oleh beberapa factor
yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Factor-faktor tersebut
antara lain : susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses belajar,
lingkungan dan sebagainya. Perubahan prilaku dalam diri seseorang dapat
diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan
melalui panca indera. Motivasi yang diartikan sebagai dorongan dalam diri untuk
bertindak untuk mencapai tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk prilaku.
Prilaku dapat juga timbul akibat emosi.
Prilaku dapat berubah dalam individu dengan melalui berbagai mekanisme
dan diakibatkan oleh banyak factor. Menurut teori Hosland (1953) proses
perubahan prilaku sama dengan proses belajar. Yang terdiri dari (Notoatmodjo,
2002).
1.
Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau
ditolsk. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus
itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti sampai di
sini. Tetapi bilastimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari
individu dan stimulus tersebut efektif.
2.
Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme diterima maka ia
mengerti stimulus ini dan dilajutkan kepada proses berikutnya.
3.
Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga menjadi
kesediaan untuk bertidak demi stimulus yang telah diterianya (bersikap).
4.
Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunyai efek tindakan individu (perubahan prilaku).
36
Adapun menurut Kurt Lewin prilaku adalah suatu keadaan yang seimbang
antara factor-faktor kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat. Prilaku dapat
berubah apabila dalam diri seseorang terdapat:
1. Kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi adanya stimulus yang
mendorong terjadinya perubahan prilaku. Stimulus ini dapat berupa
pengetahuan dan pendidikan.
2. Kekuatan penahan/menurun
3. Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan
Prilaku manusia sangatlah komplek, dan mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas. Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan,
membagi prlaku itu ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasankawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Ketiga domain
prilaku tersebut meliputi ranah kognitif (cognitive domain), ranah afaktif
(affaktive domain) dan ranah psikomotor (pcychomotor domain).
Terbentuknya suatu prilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai
pada domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus
yang berupa materi atau obyek yang di luarnya sehingga menimbulkan
pengetahuan baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon
batin dalam bentuk sikap subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya
rangsangan, yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut,
akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap
atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Namun demikian di dalam
kenyataannya stimulus yang diterima oleh si subyek dapat langsung menimbulkan
37
tindakan. Artinya seseorang dapat bertidak atau berprilaku baru tanpa terlebih
dahulu mengetahui makanan dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain
tindakan (action) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap.
Model pendekatan prilaku dari Lowrend Green (1980) menyebutkan
bahwa prilaku individu atau masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu
(Notoatmodjo, 2002) :
1. Faktor predisposisi (Predisposing Factors) adalah faktor yang mendahului
prilaku yang menjelaskan alasan atau motivasi untuk berprilaku, berupa
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan faktor demografi (status ekonomi,
umur, jenis kelamin, besar keluarga).
2. Faktor pendukung (enabling factor) adalah faktor yang memungkinkan
motivasi atau keinginan terlaksana termasuk lingkungan fisik (dan atau
tidaknya fasilitas/sumber daya).
3. Factor pendorong (Reinforcing Factor) adalah faktor yang memperkuat
perubahan prilaku seseorang yang dapat diakibatkan adanya sikap, prilaku
petugas maupun tokoh masyarakat.
Model lain untuk mempelajari sikap individu terhadap suatu hal yang baru
adalah teori inovation decision proscess yang terdiri dari 4 tahap yaitu :
1. Tahap pengertian (knowledge)
Pada tahap ini individu memperkenalkan akan adanya sesuatu yang baru
(inovasi) dan individu lalu memperoleh pengertian tentang inovasi tersebut.
2. Tahap persuasi (persuation)
38
Setelah mengenal dan mempunyai sedikit pengertian tentang inovasi yang
diperkenalkan kepadanya, maka dalam individu tersebut akan tumbuh sikap
positif atau negatif terhadap inovasi tersebut.
3. Tahap pengambilan keputusan (decision making)
Sesudah individu mempunyai sikap positif atau negatif, tertarik atau tidak
tertarik, maka pada individu tersebut sampai pada tahap ini harus memutuskan
apakah ia menolak tau menerima inovasi tersebut.
4. Tahap pemantapan
Pada tahap ini individu mencari informasi-informasi lebih lanjut sehubungan
dengan keputusan yang telah diambil. Kalau misalnya pada tahap
pengambilan keputusan ia telah memutuskan untuk menerima inovasi tersebut,
maka pada tahap ini ia akan masih bertanya-tanya kepada orang-orang yang
mempunyai pengalaman tentang inovasi tersebut untuk meyakinkan dirinya,
apakah keputusan yang diambil sudah tepat. Jadi tahap ini adalah pemantapan
keputusan yang diambil.
2.5 Perubahan Prilaku
Perubahan prilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dalam diri individu
menjadi prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai individu tersebut atau dari prilaku
negatif ke prilaku positif (Notoatmodjo, 2003).
39
2.6 Pembinaan Prilaku
Pembimaam terutama ditujukan kepada individu petugas kesehatan agar
mempertahankan pencatatan dalam pendokumentasian setelah melakukan
intervensi, prilaku ini agar tetap dipertahankan.
2.7 Pengembangan Prilaku
Pengembangan prilaku ditujukan untuk membiasakan dalam penulisan
dokumentasi setelah intervensi tiga factor yang mempengaruhi prilaku tersebut
(Green,1980) adalah :
2.8 Dokumentasi Asuhan Keperawatan
2.8.1 Pengertian
Menurut Tupalan 1983 adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan
bukti secara hukum. Menurut Fisbach 1981 adalah suatu dokumen yang
berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tingkat kesakitan tetapi
juga jenis dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Menurut
Effendi 1995 merupakan informasi keperawatan dan kesehatan pasien yang
dilakukan perawat sebagai pertanggung jawaban terhadap pelayanan
asuhan keperawatan yang telah diberikan.
Dari beberapa difinisi dapat disimpulkan bahwa dokumentasi asuhan
keperawatan adalah :
2.8.2 Informasi yang mencakup aspek bio-psiko-sosial dan spiritual yang terjadi
pada setiap tahap proses keperawatan yang dicatat secara menyeluruh.
40
2.8.3 Informasi yang diperoleh menjadi dasar bagi penegakan diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan
dan menjadi dasar umpan balik selanjutnya.
2.8.4 Informasi disusun secara sistimatis dalam format yang telah disepakati dan
dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral dan hukum.
2.9 Komponen Model Dokumentasi Keperawatan
Komponen model dokumentasi yang digunakan mencakup tiga aspek yaitu
ketrampilan
berkomunikasi,
keterampilan
mendokumentasikan
proses
keperawatan dan standar dokumantasi. Efektivitas dan efisien sangat bermanfaat
dalam
memperoleh
data
yang
relevan
dan
meningkatkan
kualitas
pendokumentasian keperawatan.
2.9.1 Keterampilan berkomunikasi
Perawat harus memberikan pendapat dan pemikirannya serta
menerima pendapat dan pemikiran perawat lain setiap kali melihat
dokumantasi keperawatan. Agar pendapat dan pemikirannya dapat
disampaikan dengan baik, perawat memerlukan keterampilan dalam
menulis. Keterampilan komunikasi yang baik memungkinkan perawat
untuk mengomunikasikan kepada profesi kesehatan lainnya. Jika
pendokumentasian dilakukan secara konsisten maka dokumentasi tersebut
harus meliputi komponen riwayat keperawatan yaitu masalah yang terjadi
saat dini maupun yang akan datang, masalah actual dan potensial,
perencanaan dan tujuan saat ini dan yang akan datang, pemeriksaan,
pengobatan, promosi kesehatan dan evaluasi tujuan keperawatan.
41
2.9.2 Keterampilan Mendokumentasikan Proses Keperawatan
Perawat memerlukan keterampilan dalam mendokumentasikan
proses keperawatan. Pendokumensian merupakan metode yang tepat
untuk mengambil keputusan yang sistimatis.
Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendokumentasian
proses keperawatan yang efektif menggunakan standar terminology
(pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi),
mengumpulkan
dan
mendokumentasikan
data
yang
bermanfaat,
menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan klasifikasi dan analisis
yang
akurat,
mendokumentasikan
rencana
asuhan
keperawatan,
mendokumentasikan hasil observasi, mendokumentasikan evaluasi sesuai
dengan urutan waktunya serta merevisi rencna asuhan keperawatan
berdasarkan hasil yang diharapkan.
2.9.3
Standar dokumentasi
Menurut
pernyataan
Fisbach 1991 standar dokumentasi adalah suatu
tentang
kualitas
dan
kuantitas
dokumentasi
yang
dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu. Dengan
adanya standar bahwa adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi
keperawatan.
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat
pola
pencatatan
dan
sebagai
petunjuk
atau
pedoman
ptaktis
pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan. Fakta
42
tentang kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditunjukan pada
ketrampilan penulisan sesuai dengan standar dokumentasi yang konsisten,
pola yang efektif, dan akurat.
Yang diksudkan efektif dan akurat yaitu; pendokumantasian
ditetapkan oleh profesi atau pemerintah dengan menggunakan pedomanpedoman yang berlaku, standar profesi keperawatan ditulis ke dalam
catatan kesehatan, peraturan tentang praktik keperawatan dapat dilihat
pada catatan pelayanan kesehatan dan pedoman harus diikuti secara
konsisten.
2.10 Tujuan Utama Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan
pasien, dokumentasi keperawatan dapat diartikan suatu catatan hukum yang
mempunyai banyak manfaat :
2.10.1 Mengidentifikasi
status
kesehatan
pasien
dalam
rangka
mendokumentasikan kebutuhan pasien, merencanakan, melaksanakan
asuhan keperawatan dan mengepaluasi intervensi.
2.10.2 Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Hal ini juga
menyediakan :
1. Bukti kualitas asuhan keperawatan
2. Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada pasien.
3. Informasi terhadap perlindungan individu.
4. Bukti aplikasi standar praktek keperawatan.
43
5. Sumber informasi statistic untuk standar dan riset keperawatan.
6. Pengurangan biaya informasi.
7. Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan.
8. Komunikasi konsep resiko asuhan keperawatan.
9. Informasi untuk peserta didik keperawatan.
10. Persepsi hak pasien.
11. Dokumentasi untuk tenaga professional, tanggungjawab etik dan
menjaga kerahasiaan informasi pasien.
12. Suatu data keuangan yang sesuai.
13. Data perencanaan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.
2.11 Manfaat Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan mempunyai makna yang sangat penting
bila dilihat dari berbagai aspek antara lain :
2.11.1 Aspek hukum semua catatan informasi tentang keadaan pasien merupaka
dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang
berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai
pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi
diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus
diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani oleh
tenaga kesehatan (perawat), tanggal, dan perlunya dihindari adanya
penulisan yang dapat menimbulkan interprestasi yang salah.
44
2.11.2 Jaminan mutu atau kualitas pelayanan
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan member kemudahan
bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien dan untuk
mengetahui sejauh mana masalah pasien dapat teratasi dan seberapa jauh
masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang
akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan keperawatan.
2.11.3 Komunikasi
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat perekam terhadap masalah
yang berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan
bisa melihat catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan
pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.
2.11.4 Keuangan
Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua tindakan keperawatan yang
belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat
dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan
bagi pasien.
2.11.5 Pendidikan
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
kronologi dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
keperawatan.
45
2.11.6 Penelitian
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat
di dalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
atau obyek penelitian dan pengembangan profesi keperwatan.
2.11.7 Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran
dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien, dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat
keberasilan pemberian asuhan keperawatan yang diberikan, guna
pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat
bagi peningkatan mutu bagi individu perawat dalam mencapai tingkat
kepangkatan yang lebih tinggi.
2.12 Instrument Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Instrument evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan merupakan alat
untuk mengukur mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit. Asuhan keperawatan
dikatakan bermutu bila telah memenuhi kreteria standar profesi. Standar profesi
adalah standar asuhan keperawatan yang diterbitkan oleh departemen Kesehatan
Republik Indonesia dan diberlakukan melalui surat keputusan Direktur Jendral
Pelayanan Medik No YM.00.03.2.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan
merupakan bagian integral dan penjabaran dari standar pelayanan Rumah Sakit
yang diberlakukan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan No 436 tahun
1993.
46
2.12.1 Prinsip-prinsip pencatatan/dokumentasi
Prinsip pencatatan ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi isi maupun teknik
pencatatan.
2.12.2 Isi Pencatatan
1. Mengandung nilai administrative
Misalnya
rangkaian
pendokumentasian
kegiatan
pelayanan
keperawatan merupakan alat pembelaan yang sah manakala terjadi
gugatan.
2. Mengandung nilai hukum
Misalnya catatan medis kesehatan keperawatan/kebidanan dapat
dijadikan sebagai pegangan hukum bagi rumah sakit, petugas
kesehatan, maupun klien.
3. Mengandung nilai keuangan
Kegiatan
pelayanan
medis
keperawatan/kebidanan
akan
menggambarkan tinggi rendahnya biaya perawatan yang merupakan
sumber perencanaan keuangan Rumah Sakit.
4.
Mengandung nilai riset
Pencatatan mengandung data, atau informasi, atau bahan yang dapat
digunakan sebagai objek penelitian, karena dokumentasi merupakan
informasi yang terjadi dimasa lalu.
5. Mengandung nilai edukasi
Pencatatan medis keperawatan/kebidanan dapat digunakan sebagai
referensi atau bahan pengajaran dibidang profesi si pemakai.
47
2.13 Teknik Pencatatan
1. Menulis nama klien pada setiap halaman catatan perawat/bidan.
2. Mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru atau hitam
3. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu
dan dapat dipercaya secara factual.
4. Ringkas, singkatan yang biasa digunakan dan dapat diterima, dapat
dipakai. Contoh : Kg untuk Kilogram.
5. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau.
6. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis
kata “salah” di atasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan
informasi yang benar “janga dihapus”. Validasi pencatatan akan rusak
jika ada penghapusan.
7. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda
tangan.
8. Jika pencatatan bersammbung pada halaman baru, tandatangani dan tulis
kembali waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut.
2.13.1 Jenis-jenis Pencatatan/Dokumentasi
Ada dua jenis pencatatan :
1.
Catatan Klien secara Tradisional
Catatan klien secara tradisional merupakan catatan yang berorientasi
pada sumber dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber bisa
didapat dari perawat, dokter, atau tim kesehatan lainnya. Catatan perawat
terpisah dari catatan dokter dan catatan perkembangan. Biasanya catatan
48
ditulis dalam bentuk naratif. Sistem dokumentasi yang berorientasi pada
sumber yang ditulis secara terpisah-pisah sulit menghubungkan keadaan yang
benar sesuai perkembangan pasien. Catatan tradisional umumnya mempunyai
enam bagian, yaitu: catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat
medic, lembar identitas, catatan keperawatan, dan laporan khusus lainnya.
2.
Catatan Berorientasi pada Masalah
Pencatatan yang beroientasi pada masalah berfokus pada masalah yang
sedang dialami klien. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr.
Lawrence Weed dari USA, di mana dikembangkan satu sistem pencatatan
dan pelaporan dengan penekanan pada klien tentang segala permasalahannya.
Secara menyeluruh sistem ini dikenal dengan nama “Problem Oriented
Method”. Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif
untuk membantu tim kesehatan mengidentifikasi masalah-masalah klien,
merencanakan terapi, diagnose, penyuluhan, serta mengevaluasi dan
mengkaji perkembangan klien. POR adalah suatu konsep, maka disarankan
untuk membuat suatu format yang baku. Tiap pelayanan dapat menerapkan
konsep ini dan menyelesaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat.
Komponen dasar POR terdiri dari empat bagian Yaitu :
1.
Data Dasar, identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan
sebelumnya. Riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, laboratorium
dan lain-lain data dasar diperlukan tergantung dari unit atau jenis asuhan yang
akan diberikan, misalnya : data dasar unit kebidanan akan berbeda dengan
unit bedah.
49
2.
Daftar Masalah, masalah klien didapar dari hasil kajian. Pencatatan dasar
masalah dapat berupa gejala-gejala, kumpulan gejala, atau hasil laboratorium
yang abnormal, masalah psikologis, atau masalah social. Masalah yang ada
mungkin banyak sehingga perlu diatur menurut prioritas maslah dengan
member nomor, tanggal pencatatan, serta menyebutkan masalahnya. Daftar
memberikan keuntungan bagi perawat sebagai perencana keperawatan.
3.
Rencana. disesuaikan dengan tiap masalah yang ada. Dengan demikian
perawat dapat merencanakan sesuai kebutuhan klien.
4.
Catatan Perkembangan Klien. Adalah semua catatan yang berhubungan
dengan keadaan klien selama dalam perawatan. Pada umumnya catatan ini
terdiri dari beberapa macam bentuk, antara lain :
a.
Catatan Berkesinambungan (Flow Sheet).
Digunakan untuk mencatat hasil observasi perawatan secara umum,
khususnya pada keadaan klien yang sering berubah-ubah dengan cepat.
b.
Catatan secara Naratif (Notes).
c.
Catatan akan pulang/sembuh (Discharge Notes). Dokter maupun perawat
membuat kesimpulan tentang keadaan klien selama dirawat, baik
mengenai permasalahan maupun tindak lanjut yang dibutuhkan.
2.13.2 Trend dan Perubahan yang Berdampak Terhadap Dokumentasi
Masalah yang muncul perlu di perhatikan dan dipertimbangkan sebelum
penyelesaian masalah yang dapat di temukan dalam dokumentasi.Masalahmasalah
dokumentasi
dan
perubahan
pendokumentasian keperawatan adalah:
yang
mempengaruhi
pentingnya
50
1. Praktik Keperawatan
Perubahan yang terjadi pada sistem pelayanan kesehatan di Indonesia
membawa perubahan terhadap praktik keperawatan professional yang
berdampak terhadap kegiatan pencatatan keperawatan.
2. Lingkungan Keperawatan
Lingkungan praktik keperawatan yang berdampak terhadap dokumentasi
perawatan antara lain : Persyaratan akreditasi, peraturan pemerintah,
perubahan system pendidikan keperawatan, meningkatnya masalah klien yang
semakin kompleks, serta meningkatnya praktik keperawatan mandiri dan
kolaborasi, yang membawa dampak semakin lengkap dan tajam sebagai
manifestasi bukti dasar lingkup wewenang dan pertanggungjawaban.
3. Data statistik keperawatan.
Pendokumentasian yang lengkap dan akurat sangat bermanfaat dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien,data statistic yang sangat
bermanfaat dalam penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan serta
penentuan jasa pelayanan.
4. Intensitas pelayanan keperawatan dan kondisi penyakit.
Pendokumentasian yang lengkap dan akurat tentang tingkat keparahan
penyakit dan tipe atau jumlah intervensi yang diperlukan dapat sebagai dasar
pertimbangan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dengan kasus
yang sama dan perkiraan pembiayaan yang di perlukan.
5. Ketrampilan keperawatan.
Meningkatnya rasionalisasi perawat dalam akurasi rumusan masalah dan
intervensi keperawatan pada pendekatan proses keperawatan, terutama pada
51
perubahan keadaan pasien yang cepat dan sangat bermanfaat dalam
pendokumentasian.
6. Konsumen
Penggunaan
layanan
kesehatan
oleh
pasien
berpengaruh
terhadap
pendokumentasian. Waktu rawat inap yang pendek, biaya yang terjangkau dan
adanya perawatan lanjutan di rumah(home care) bagi pasien yang tidak
memerlukan perawatan maksimal merupakan tren pelayanan di masa depan,
oleh karena itu perlu pembenahan tentang pendokumentasian yang lengkap
dan akurat terutama pada pasien yang baru masuk rumah sakit, tingkat asuhan
keperawatan dan ahli dalam pemberian pelayanan.
7. Biaya
Perubahan
biaya
pelayanan
berdampak
terhadap
pendokumentasian,
pendokumentasian yang baik akan memberikan gambaran tentang pengeluaran
biaya yang di tanggung oleh pasien.
8. Kualitas asuransi dan audit keperawatan
Pendokumentasian juga di pengaruhi oleh prosedur kendali mutu terutama
tentang audit catatan pelayanan kesehatan. Data tentang keadaan pasien
sebelum masuk rumah sakit, pertanyaan dan wawancara dengan pasien
merupakan sumber utama audit data.
9. Akreditasi control
Perubahan tentang standar pelayanan kesehatan yang di susun oleh instalasi
yang berwenang akan membawa pengaruh terhadap pendokumentasian.
52
Instalasi
pelayanan
harus
mengikuti
dan
menyesuaikan
aturan
pendokumentasian yang berlaku.
10. Coding dan klasifikasi
Tren
klasifikasi
tingkat
ketergantungan
pasien
berdampak
terhadap
pendokumentasian sebelumnya klasifikasi pasien hanya berdasarkan pada
diagnosis medis, pelayanan klinik atau tipe pelayanan tetapi saat ini pasien
diklasifikasikan berdasarkan DRG (Diagnosis Related Group). Sedangkan
informasi daftar kode (coding) memberikan gambaran kebutuhan pasien dan
asuhan keperawatan yang telah diterima.
11. Prospektif sistem pembayaran
Tren perubahan dalam sistem pembayaran berdampak terhadap dokumentasi
prospektif pembayaran merujuk pada sistem pembayaran terhadap asuhan
keperawatan yang diterima oleh semua pasien khususnya pada waktu pasien
masuk rumah sakit.
12. Resiko tindakan
Manajemen resiko adalah pengukuran keselamatan klien untuk melindungi
perawat dari tindakan kelalaian. Manajemen resiko ditekankan pada keadaan
klien yang mempunyai resiko terjadinya perlukaan atau kecacatan. Pencatatan
yang paling penting meliputi : catatan tentang kejadian, perintah verbal dan
nonverbal, informed consent, dan catatan penolakan klien terhadap tindakan.
2.13.3. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Standar dokumentasi diartikan sebagai ukuran atau model terhadap sesuatu
yang hampir sama. Model tersebut mencakup kualitas, karakteristik, sarana dan
53
kinerja yang diharapkan dalam suatu intervensi, pelayanan dan seluruh komponen
yang terlibat. Manfaat dokumentasi keperawatan tersebut berdasarkan :
1.
Hukum
Dokumentasi dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh
karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan
ditandatangani oleh perawat pelaksana, tanggal dan perlunya dihindari
adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah Jaminan
mutu.
Dengan pencatatan yang lengkap dan akurat akan membantu meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan.
2.
Komunikasi
Dokumentasi keperawatan merupakan “perekam” terhadap masalah yang
berkaitan dengan klien yang bisa dijadikan pedoman dalam memberikan
asuhan keperawatan.
3.
Keuangan (sebagai pertimbangan biaya perawatan)
Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua asuhan keperawatan yang
belum,sedang dn telah diberikandidokumentasikan dengan lengkap dan dapat
dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan
bagi pasien.
4.
Pendidikan
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan atau refrensi pembelajaran bagi peserta didik.
54
5.
Penelitian
Dokumentasikeperawatan mempunyai nilai penelitian.data yang terdapat di
dalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau
objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
6.
Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan
fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan klien. Hal ini akan
bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan dan bahan petimbangan dalam
kenaikan jenjang karir/kenaikan pangkat.
2.13.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pendokumentasian
Potter dan Perry (1989) memberikan panduan sebagai petunjuk cara
mendokumentasikan dengan benar :
1.
Jangan menghapus menggunakan tip-ex atau mencoret tulisan yang salah
ketika mencatat, karena akan Nampak seakan-akan perawat mencoba
menyembunyikan informasi atau merusak dokumen. Cara yang benar adalah
dengan membuat satu garis pada tulisan yang salah, tulis kata “salah” lalu
diparaf kemudian tulis catatan yag benar.
2.
Tulislah kondisi obyektif klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien maupun
tenaga kesehatan lain karena menyatakan tersebut dapat dipergunakan
sebagai bukti terhadap prilaku yang tidak profisional atau asuhan
keperawatan yang tidak bermutu.
55
3.
Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis dapat
diikuti dengan kesalahan tindakan. Oleh karena itu jangan tergesa-gesa
melengkapi catatan, pastikan bahwa informasi akurat.
4.
Catatan hanya fakta, catatan harus akurat dan reliable. Pastikan apa yang
ditulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau menulis perkiraan saja.
5.
Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong, karena orang lain dapat
menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang kosong tadi.
Untuk itu buat garis horizontal sepanjang area yang kosong dan bubuhkan
tanda tangan dibawahnya.
6.
Semua catatan harus dapat dibaca, ditulis dengan tinta dan menggunakan
bahasa yang lugas, karena tulisan yang tidak terbaca dapat disalah tafsirkan
sehingga menimbulkan kealahan dan dapat dituntut ke pengadilan.
7.
Jika
mempertanyakan
suatu
instruksi,
catat
bahwa
anda
sedang
mengklarifikasi karena jika perawat melakukan tindakan di luar batas
kewenangannya dapat dituntut.
8.
Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas informasi yang ditulisnya. Jadi jangan menuliskan
pertanggungjawaban tindakan orang lain.
9.
Hindari penggunaan tulisanyang bersifat umum (kurang spesifik), tulis secara
lengkap, singkat, padat dan obyektif.
10. Mulailah mencatat dokumentasi dengan waktu dan akhiri dengan tanda
tangan (nama). Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan
ditandatangani, hal ini menunjukkan orang yang bertanggung gugat atas
56
dokumentasi tersebut. Jangan tunggu sampai akhir giliran dinas baru
mencatat perubahan penting yang terjadi beberapa jam lalu.
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Dokumen asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat penting bagi
perawat karena di dalam pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai
tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang
dihadapi oleh pasien dalam memberikan pelayanan.
Kurang lengkapnya pendokumentasian asuhan keperawatan saat ini
disebabkan karena alasan formulir yang kurang sederhana, belum tersosialisasi
dengan baik dan benar tentang cara pengisian, dirasakan menyita waktu dan
menghambat pelayanan dalam proses penulisan dokumen, pemahaman petugas
dan sosialisasi serta ketidakpuasan terhadap kompensasi pegawai yang diterima.
Perubahan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku biasanya karena
mendapatkan pengetahuan yang dianggapnya sebagai stimulus yang baik.
Indikator seseorang akan bersikap baik apabila seseorang tersebut mempunyai
kemampuan untuk menyebutkan faktor-faktor terjadinya perubahan sikap antara
lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh media masa, lembaga
pendidikan dan lain-lain.
Beban kerja perawat dapat mencakup fungsi utamanya dan tugas tambahan
yang ia kerjakan, serta jumlah pasien yang harus dirawatnya. Kapasitas kerjanya
sesuai dengan pendidikan yang dia perolah, waktu kerja yang dia gunakan untuk
mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta
57
58
kelengkapan fasilitas yang dapat membantu menyelesaikan kerjanya dengan baik.
Banyak tugas tambahan yang harus dikerjakan oleh seorang perawat dapat
mengganggu efektifitas kerja dari perawat tersebut, beban kerja yang berlebihan
ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan tentu saja berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
3.2 Konsep
Berdasarkan rumusan masalah pada bab 1, sehingga landasan teori yang
digunakan untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan beban kerja
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
(Ratna dan Medical Surgical) adalah teori Lawrence Green.
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Faktor Predesposisi
- Umur
- Pendididkan
- Masa kerja
- Nilai
- Keyakinan
-- Sikap
Pengetahuan
-- Pengetahuan
Sikap
-
Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Faktor Pendukung
- Fasilitas
- Sarana/prasarana
Faktor Pendorong
- Dukungan atasan
- Dukungan teman kerja
Beban Kerja
- Waktu kerja
- Kegiatan perawat
Gambar 3.1 : Skema Kerangka Konsep
59
Keterangan :
= Variabel Yang Diteliti
= Variabel Tidak Diteliti
Berdasarkan gambar 3.1 dapat dilihat bahwa prilaku perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan
Medical Surgical berawal dari faktor yang mempermudah mencakup
pengetahuan dan sikap. Adanya pengetahuan tentang kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan akan mempunyai sikap positif
terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap positif akan mempengaruhi
niat untuk melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan.
Penggunaan waktu dan jenis kegiatan perawat merupakan indikator
dari beban kerja yang dapat mempengaruhi pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical.
3.3
Hipotesis
3.3.1 Ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna,
Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
3.3.2 Ada
hubungan
yang
signifikan
sikap
dengan
kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna,
Medical Surgical pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
3.3.3 Ada hubungan yang signifikan beban kerja perawat dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yakni dengan hanya
mengamati tanpa melakukan perlakuan pada obyek penelitian. menurut waktunya
adalah cross sectional yakni pengamatan hanya dilakukan pada suatu saat saja.
Menurut analisanya merupakan penelitian analitik yaitu hubungan antara status
perawat, pengetahuan, sikap, standar operasional dengan pendokumentasian
asuhan keperawatan.
Perawat
Pengetahuan
Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Sikap
Beban Kerja
Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian
4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di ruangan ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical
pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada bulan Mei 2013 – Juni
2013. Penentuan sumber data yaitu data primer yang diperoleh dari perawat yang
bertempat tugas di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar.
60
61
4.3 Populasi
Populasi dalam penelitian untuk variabel pengetahuan, sikap dan beban kerja
adalah semua perawat di rawat inap Ratna, Medical Surgical pada Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar yang berjumlah: 316 orang.
4.4 Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian
Prosedur sampel diambil dari populasi perawat pegawai negeri sipil dan
kontrak yang ada di ruang rawat inap : A.B.C dan D, Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar, khususnya di ruang Ratna dan ruang Medical Surgical yang
mempunyai pendokumentasian keperawatan rawat inap.
a.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus :
N
n=
1+N (d2)
316
n=
1 + 316 (0,1)2
316
=
1 + 3,16
=
75,96 dibulatkan menjadi 76 sampel
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
62
b. Tehnik pengambilan sampel
Tehnik pengambilan sampel untuk masing-masing dalam penelitian ini dengan
accidental sampling pada kelompok perawat. Tidak termasuk kepala ruangan
karena kepala ruangan mempunyai tugas yang berbeda dengan perawat primer
dan perawat assosiative.
4.5 Variabel Penelitian
4.5.1 Variabel
Variabel penelitian yang akan diukur adalah pengetahuan, sikap, beban
kerja dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
4.5.1.1 Variabel bebas adalah pengetahuan, sikap, beban kerja perawat.
4.5.1.2 Variabel terikat adalah pendokumentasian asuhan keperawatan
4.6 Definisi Operasional
No
Variabel
1
Pengetahuan
2
Sikap
Definisi
Operasional
Segala sesuatu
yang dipahami
oleh perawat
tentang
pendokumentasian
asuhan
keperawatan
Alat Ukur
Kuesioner
yang terdiri
dari 14
pertanyaan
dengan 2
alternatif
benar (1) dan
salah (0)
Sikap adalah
Kuesioner
persepsi atau
yang terdiri
keinginan untuk
dari 20
melakukan
pertanyaan
pendokumentasian dengan 5
asuhan
alternatif
keperawatan
sangat tidak
setuju (1)
tidak setuju
(2), raguragu (3),
setuju (4),
Kategori
- Baik : skor
≥ (50%)
dari skor
total
- Kurang :
skor <
(50%) dari
skor total
Positif :
skor ≥
(50%) dari
skor total
- Negatif :
skor <
(50%) dari
skor total
Skala
Ukur
Nominal
Nominal
63
3
4
Beban Kerja Kegiatan atau
perawat
aktifitas yang
dilakukan perawat
sesuai dengan
jenis pekerjaan
dan beratnya
pekerjaan dalam
satuan waktu
tertentu
Pendokumen
tasian
asuhan
keperawatan
Dokumentasi
proses
keperawatan
mencakup
pengkajian,
identifikasi
masalah,
perencanaan
intervensi
sangat setuju
(5)
Parameternya
adalah
pengisian
kuesioner
langsung
oleh
responden
Lembar
wawancara
yang terdiri
dari 6
pertanyaan
dengan 2
alternatif
sesuai (1)
dan tidak
sesuai (0)
Ordinal
Ordinal
- 1-15 berat
- 16-30
sedang
- 31-44
ringan
- > 45 tidak
menjadi
beban
Sesuai : skor
≥ (50%) dari
skor total
- Tidak
sesuai :
skor <
(50%) dari
skor total
Nominal
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan
pengujian dengan teknik analisis Koefisien Korelasi Produk-Moment Pearson,
dengan rumus sebagai berikut.
rxy =
NXY - ΣX.ΣY
2
(NX  (X) 2 ) ( NY 2  (Y) 2
(Sugiyono, 2003 : 282)
Selain uji validitas dilakukan pula pengujian reliabilitas instrumen secara
internal consistency yakni mencobakan instrumen sekali saja kemudian butir yang
telah dinyatakan valid berdasarkan uji validitas dianalisis dengan Alpha Cronbach
(Sugiyono, 2003 : 282) . apabila realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik
jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6.
64
4.7 Prosedur Penelitian
1
Peneliti mengajukan ethical clearance ke Litbang Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
2
Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar.
3
Permohonan ijin disetujui, selanjutnya peneliti menyampaikan maksud dan
tujuan kepada responden berkaitan dengan penelitian.
4
Setelah
memahami
tujuan
penelitian,
responden
diminta
untuk
menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden penelitian.
5
Peneliti mencari dokumentasi status kepegawaian yang difokuskan kepada
pegawai yang berstatus sebagai perawat.
6
Peneliti
membagikan
kuesioner
tentang
pengetahuan,
sikap
dan
pendokumentasian asuhan keperawatan kepada responden penelitian.
7
Peneliti
melakukan observasi tentang pelaksanaan pendokumentasian
keperawatan di ruang rawat inap Ratna dan Medical Surgical.
4.8 Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Data yang diperoleh diolah melalui beberapa tahapan :
a. Editing
Merupakan tahap pertama setelah data terkumpul dilakukan editing yang
meliputi pemeriksaan kelengkapan dokumen kepegawaian, lembar
65
observasi, kuesioner, terkait pendokumentasian asuhan keperawatan untuk
memudahkan proses penyempurnaan data yang kurang atau tidak sesuai.
b. Coding
Suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam
kuesioner) dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data.
c. Data Entry
Memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam alat bantu
pengolah data.
d. Data Cleaning
Untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam
alat bantu pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya
e. Scoring
Untuk keperluan analisis, maka dari hasil pengisian kuesioner oleh
responden terhadap pengetahuan dan sikap kemudian dilakukan scoring.
2 Analisis data
a.
Analisis univariat yaitu analisa yang digunakan untuk menganalisis
variabel yang ada secara deskriptif dengan membuat tabel distribusi
frekuensi. Variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah
variabel
status
perawat,
pengetahuan,
sikap,
beban
kerja
dan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
b.
Analisis bivariat
Analisis bivariat yaitu analisa untuk mengetahui hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua
66
variabel yang diduga memiliki hubungan. Analisis pada penelitian ini
yaitu variabel status perawat, pengetahuan, sikap, beban kerja dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan, maka uji statistik yang digunakan
untuk mendapatkan korelasi antara kedua variabel tersebut digunakan uji
chi square test apabila memenuhi kriteria chi square, apabila tidak
memenuhi kriteria tersebut maka digunakan uji alternatif fisher exact.
Dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16.00 for windows.
c.
Analisis Multivariate
Analisis multivariate digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang
memberikan korelasi paling tinggi terhadap variabel terikat. Pada
penelitian ini menggunakan analisis regression logistik dengan CI 95%.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar yang dibangun sejak tahun
1959 diresmikan pertama kalinya tanggal 30 Desember 1959 dengan kapasitas
150 tempat tidur. Perkembangan selanjutnya, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagai
Rumah Sakit Pendidikan. Dalam perkembangannya Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar mengalami beberapa kali perubahan status, terakhir pada
tahun 2005 berubah menjadi PPK BLU (Kep Menkes No.1243 tahun 2005 tanggal
11 Agustus 2005) dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Tipe A sesuai
dengan Permenkes 1636 tahun 2005 tertanggal 12 Desember 2005. Menjadi
rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian tingkat
nasional dan internasional. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
merupakan rumah sakit rujukan dengan kapasitas ruang rawat inap yang terdiri
dari beberapa kelas. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar terdiri dari 26
instalasi antara lain Rawat Jalan, Rawat Darurat, Rawat Inap A, Rawat Inap B,
Rawat Inap C, Rawat Inap D, Rawat Intensif, Bedah Sentral, Wing International,
Geriatri, Pelayanan Jantung Terpadu, Rehabilitas Medik, Radiologi, Laboratorium
klinik, Farmasi, Gizi, Sterilasasi Sentral, Binatu, Kedokteran Forensik, Rekam
Medik, pengamanan dan Penertiban lingkungan, pemeliharaan sarana gedung dan
sanitasi, Pemeliharaaan sarana medis dan non medis, dan Perbengkelan, Patologi
67
68
Anatomi, Elektronik data program, dan Hemodialisa. Yang
kapasitas tempat
tidurnya tahun 2012 ini akan dikembangkan menjadi 800 unit dari sebelumnya
600 unit.
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar merupakan rumah sakit
pendidikan tipe A di kota Denpasar (Permenkes 1636 Tahun 2005 Tanggal 2
Desember 2005). Saat ini Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar berstatus
Badan Layanan Umum (BLU milik Departemen Kesehatan RI dan merupakan
rujukan untuk provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali.
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar memiliki fasilitas pelayanan
kesehatan yang lengkap dan sekarang sedang pada tanggal 12 Juni 2013 sudah
berstandar International: Joint Comition International (JCI).
5.2 Karakteristik Sampel
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar tahun 2013
Karakteristik
f
%
Umur
- 20-30 tahun
21
27,6
- 31-40 tahun
44
57,9
- 41-50 tahun
11
14,5
Pendidikan
- SPK
- D3
- S1
Masa kerja
- 1-5 th
- 6-10 th
- 11-15 th
- 16-20 th
3
50
23
3,9
65,8
30,3
27
39
4
6
35,5
51,3
5,3
7,9
69
Tabel di atas menunjukkan bahwa proporsi umur 31-40 tahun tertinggi (57,9%)
dibandingkan kategori umur lainnya. Tingkat pendidikan responden mayoritas
setingkat D3 (65,8%). Dan sebagian besar responden dengan masa kerja selamat
6-10 tahun (51,3%).
5.3 Pengujian instrumen penelitian
Suatu instrumen dalam penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan dari data variabel yang diteliti
secara tetap dan untuk dapat mengetahui apakah hasil analisis memenuhi syarat
atau tidak maka ada ketentuan yang harus dipenuhi.
1. Uji validitas
Analisis validitas untuk menunjukkan sejauh mana instrumen penelitian
mengukur apa yang diukur. Pengujian validitas menggunakan alat bantu komputer
dengan program SPSS. Setiap butir pertanyaan/pernyataan dalam penelitian akan
valid jika memiliki koefisien korelasi > 0,3.
Uji validitas terhadap variabel pengetahuan pendokumentasian yang terdiri
dari 14 butir pertanyaan/pernyataan, variabel sikap yang terdiri dari 20 butir,
variabel beban kerja yang terdiri dari 13 butir, variabel pendokumentasian asuhan
keperawatan yang terdiri dari 29 butir, semuanya menunjukkan koefisien korelasi
lebih dari 0,3 dan dinyatakan valid (Lampiran 2).
2. Uji reliabilitas
Data yang reliabel diperoleh dari hasil pengukuran suatu alat yang mampu
menunjukkan adanya konsistensi atas hasil-hasilnya ketika mengukur gejala yang
70
sama. Suatu instrumen yang reliabel adalah jika memiliki nilai cronbach alpha
lebih dari 0,60.
Hasil olah data dari indikator-indikator mengenai variabel-variabel penelitian
sudah valid, maka langkah berikutnya adalah menguji reabilitasnya. Ringkasan uji
reabilitasnya disajikan pada Tabel 5.2.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus alpha cronbach seperti
disajikan pada Tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa koefisien alpha cronbach
masing-masing variabel lebih dari 0,60 sehingga data dari semua variabel
penelitian ini dapat dinyatakan reliabel.
Tabel 5.2
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
No
Variabel
Cronbach
Standar
Alpha
Cronbach Alpha
1
Pengetahuan pendokumentasian
0,864
0,60
2
Sikap
0,911
0,60
3
Beban kerja
0,984
0,60
4
Pendokumentasian asuhan keperawatan
0,911
0,60
Sumber: Lampiran 2
5.4 Deskripsi Variabel Penelitian
Penelitian ini menguji hubungan antara pengetahuan pendokumentasian,
sikap dan beban kerja terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Terlebih
dahulu akan dideskripsikan masing-masing variabel tersebut, seperti digambarkan
di bawah ini:
71
5.4.1 Pengetahuan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Asuhan Keperawatan
Pengetahuan
F
%
Baik
54
71,1
Kurang
22
28,9
Total
76
100
Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan pengetahuan
tentang asuhan keperawatan adalah kategori baik (71,1%)
5.4.2 Sikap
Sikap
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Menurut Sikap
F
%
Positif
54
71,1
Negatif
22
28,9
Total
76
100
Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan sikap tentang
pendokumentasian asuhan keperawatan adalah kategori positif (71,1%)
5.4.3 Beban Kerja
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Menurut Beban Kerja
Beban Kerja
F
%
Ringan
52
68,4
Sedang
24
31,6
Total
76
100
Pada tabel diperoleh sebagian besar responden berdasarkan bebam kerja
dengan kategori ringan (68,4%).
72
5.4.4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Menurut Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian
F
%
Sesuai
48
63,2
Tidak Sesuai
28
36,8
Total
76
100
Pada
tabel
diperoleh
sebagian
besar
responden
berdasarkan
pendokumentasian tentang asuhan keperawatan dengan kategori sesuai (63,2%).
5.5
Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
Tabel 5.7
Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Pendokumentasian
Sesuai
Tidak Sesuai
Total
Pengetahuan
f
%
F
%
f
%
Baik
45
83,3
9
16,7
54
100
Kurang
3
13,6
19
86,4
22
100
X2 = 32,633 (p<0,05)
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik
dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% dan responden
dengan pengetahuan kurang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai
sebanyak
86,4%
Pengetahuan
berhubungan
pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05).
dengan
kelengkapan
73
5.6
Hubungan Sikap Dengan Kelengkapn Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Tabel 5.8
Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian
Total
Sikap
Sesuai
Tidak Sesuai
f
%
F
%
f
%
Positif
0
100,0
22
0
22
100
Negatif
6
11,1
48
88,9
54
100
X2 = 53,079 (p<0,05)
Tabel 5.8
menunjukkan bahwa responden sikap positif dengan
kelengkapan pendokumentasian sesuai 100% dan responden sikap negative
dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 88,9%. Sikap
berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P<
0,05).
5.7
Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
Tabel 5.9
Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Pendokumentasian
Total
Beban Kerja
Sesuai
Tidak Sesuai
f
%
F
%
f
%
Ringan
47
90,4
5
9,6
52
100
Sedang
1
4,2
23
95,8
24
100
X2 = 52,460 (p<0,05)
74
Tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa responden beban kerja ringan
dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 90,4%, sedangkan
responden beban kerja sedang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak
sesuai sebanyak 95,8%
beban kerja berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05).
5.8
Variabel
Yang
Paling
Berhubungan
dengan
Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Tabel 5.10
Nilai Standard Error, Exp (B), CI dan Nilai P value Variabel Bebas yang
Berhubungan dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
CI 95%
P
Exp
Variabel Bebas
SE
(value)
(B)
Lower
Upper
Beban Kerja
1,3
0,004
44
3,44
562,10
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling berhubungan
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah beban kerja dengan nilai p =
0,004, dengan nilai OR sebesar 44.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1
Hubungan
Antara
Pengetahuan
Dengan
Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Notoadmodjo
(2003)
mengatakan
bahwa
pengetahuan
merupakan hasil tahu yang didapatkan dari lima penginderaan individu
seperti indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan asuhan keperawatan ruang rawat
inap dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dipahami oleh perawat
tentang pendokumentasian asuhan keperawatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan
baik dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 83,3% dan
responden
dengan
pengetahuan
kurang
dengan
kelengkapan
pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 86,4%. Pengetahuan berhubungan
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05)
dimana hasil didapat berdasarkan analisis dengan kuesioner pengetahuan
sebanyak 14 kuesioner yang telah diisi oleh perawat yang bertugas di Ruang
Medical Surgical dan Ruang Ratna.
Pengetahuan menurut Locke (2004) yang menjelaskan bahwa
setelah manusia mendapatkan informasi – informasi akan diolah lebih lanjut
dengan memikirkan, mengolah, mempertanyakan, menggolongkan dan
direfleksikan. Pengetahuan yang
75
sudah cukup
baik
ini hendaknya
76
dipertahankan dengan menggali lebih
mendalam pengetahuan tentang
pendokumentasian asuhan keperawatan
dengan
cara membaca dan
mengaplikasikan panduan pendokumentasian tersebut
Begitu pula menurut pernyataan Bloom (2003) bahwa terbentuknya
suatu perilaku baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu
terlebih dahulu terhadap stimulus
sehingga
yang
berupa
materi atau
objek,
menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan
selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap subjek
terhadap objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan
menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action)
sehubungan dengan stimulus yang telah diketahui.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Lukman (2002) yang menemukan bahwa pendokumentasian yang dilakukan
di ruang inap dalam BPRSUD kota Salatiga yang meneliti tentang hubungan
pengetahuan dengan pelaksanaan pendokumentasian.
6.2
Hubungan Antara Sikap Dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sikap positif dengan
kelengkapan pendokumentasian sesuai 100% dan responden sikap negative
dengan kelengkapan pendokumentasian tidak sesuai sebanyak 88,9%. Sikap
berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan
(P< 0,05) dimana hasil didapat berdasarkan analisis dengan kuesioner sikap
sebanyak 20 kuesioner yang telah diisi oleh perawat yang bertugas di
77
Ruang Medical Surgical dan Ruang Ratna.
Sikap sebagai penentuan yang dilakukan individu atau merupakan
pernyataan (ekspresi) tentang seseorang yang menyukai atau tidak
menyukai terhadap objek (stimulus) (Ajzen & Fishbein, 1980). Menurut
asumsi peneliti, sikap yang muncul disini bisa diartikan apabila semakin
baik (positif) sikap perawata
terhadap
pendokumentasian asuhan
keperawatan, biasanya ada kecenderungan melakukan pendokumentasian
yang sesuai .
Perubahan perilaku dalam hal kerja sama
berbagai kegiatan
merupakan hasil dari adanya perubahan setelah proses belajar, yaitu
proses perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi lebih
percaya diri karena pengetahuan atau keterampilannya yang semakin
bertambah. Perubahan perilaku
terjadi
karena
adanya
perubahan
(penambahan) pengetahuan atau keterampilan serta adanya perubahan
sikap yang sangat jelas (Nursalam,2007).
Menurut Allport (Notoadmodjo, 2003) sikap mempunyai tiga
komponen pokok, yaitu kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap
suatu objek,
kehidupan emosional atau evaluasi terhadap
objek,
dan kecenderungan untuk bertindak. Jadi, sikap yang positif dari perawat
akan cenderung untuk membuat pendokumentasian yang sesuai, sedangkan
sikap yang negatif terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan akan
cenderung tidak sesuai dengan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
78
Muhamad
Sayuti
(2006)
yang
menemukan
bahwa
pelaksanaan
pendokumentasian yang dilakukan di ruang inap dalam RSUD Raden
Matthaer Jambi berhubungan signifikan dengan sikap perawat.
6.3 Hubungan
Antara
Beban
Kerja
Dengan
Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden beban kerja ringan
dengan kelengkapan pendokumentasian sesuai sebanyak 90,4%, sedangkan
responden beban kerja sedang dengan kelengkapan pendokumentasian tidak
sesuai sebanyak 95,8%
beban kerja berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan (P< 0,05) dimana hasil didapat
berdasarkan analisis dengan kuesioner beban kerja sebanyak 13 kuesioner
yang telah diisi oleh perawat yang bertugas di Ruang Medical Surgical dan
Ruang Ratna.
Seorang perawat diharapkan bersikap penuh perhatian dan kasih
sayang terhadap pasien maupun keluarga pasien dalam melaksanakan
tugasnya, namun pada kenyataannya dimasa sekarang ini masih banyak
dijumpai keluhan masyarakat tentang buruknya kualitas pelayanan
keperawatan yang ditulis di berbagai media masa.
Belum tercapainya
kualitas pelayanan keperawatan salah satunya disebabkan oleh beban kerja
yang berlebihan sehingga pendokumentasian asuhan keperawatan yang
merupakan standar bagi perawat profesional belum terlaksana dengan baik
Beban kerja yang berlebih terjadi karena tidak sebandingnya rasio
tenaga perawat dengan pasien, pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan
oleh perawat misalnya membuat kwitansi pemakaian obat, konsul rontgen,
79
mengambil obat pasien ke apotik sehingga akan mempengaruhi penurunan
kinerja
perawat
dalam
mendokumentasikan
asuhan
keperawatan.
Pendokumentasian merupakan indikator mutu pelayanan keperawatan,
sehingga jika dokumentasi keperawatan sudah dilaksanakan dengan baik,
mutu pelayanan keperawatan juga baik yang menimbulkan kepuasan
terhadap pelayanan keperawatan demikan juga sebaliknya (Nursalam, 2008)
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Maheri (2010) yang
menemukan hubungan yang positif antara beban kerja perawat dengan
kelengkapan pendokumentasian proses asuhan keperawatan (r=0,541,
p<0,05) dan
tingkat kekuatan hubungan sedang. Penelitian ini
menunjukkan dengan beban kerja sedang dokumentasi proses asuhan
keperawatan yang dikerjakan oleh perawat dalam katagori sedang.
6.4
Variabel
Bebas
Yang
Paling
Dominan
Berhubungan
Dengan
Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling
berhubungan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan
di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar adalah
beban kerja dengan nilai p = 0,004, dengan nilai OR sebesar 44.
Beban kerja yang berlebih terjadi karena tidak sebandingnya rasio
tenaga perawat dengan pasien, pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan
oleh perawat misalnya membuat kwitansi pemakaian obat, konsul rontgen,
mengambil obat pasien ke apotik sehingga akan mempengaruhi penurunan
kinerja
perawat
dalam
mendokumentasikan
asuhan
keperawatan.
Pendokumentasian merupakan indakator mutu pelayanan keperawatan,
80
sehingga jika dokumentasi keperawatan sudah dilaksanakan dengan baik ,
mutu pelayanan keperawatan juga baik yang menimbulkan kepuasan
terhadap pelayanan keperawatan demikian juga sebaliknya (Nursalam,
2008), dari hasil analisa yang sudah didapatkan, predeksi atau asumsi bahwa
beban
kerja
yang
sangat
berpengaruh
terhadap
ketidaklengkapan
pendokumentasian di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
BAB VII
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan, sikap
dan
beban
kerja
dengan
kelengkapan
pendokumentasian
asuhan
keperawatan rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
sebagai berikut:
1. Ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
2. Ada hubungan sikap dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
3. Ada hubungan beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical di
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
4. Beban kerja merupakan variabel yang paling dominan berhubungan
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang
rawat inap
Ratna, Medical Surgical di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar.
7.2 Saran
1.
Pentingnya mengevaluasi ulang beban kerja perawat di ruang rawat
inap Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, karena masih
81
82
ditemukannya tingkat beban kerja kategori sedang, agar beban kerja
perawat optimal sehingga
pelayanan asuhan keperawatan yang
diberikan menjadi lebih berkualitas.
2.
Penambahan tenaga administratif juga perlu menjadi pertimbangan di
ruang rawat inap Ratna, Medical Surgical karena terlalu banyak
pekerjaan administratif akan mengurangi perawat untuk melakukan
asuhan keperawatan terhadap pasien sehingga mengurangi kualitas
pelayanan keperawatan.
3.
Penelitian
selanjutnya
diharapkan
dilakukan
pada
keperawatan lainnya, sehingga hasilnya dapat digenaralisasi.
unit-unit
83
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2010 Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
2011. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Chaplin,J.F. 2001. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan. Jakarta : Rajawali
Dahlan, M.S. 2006. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta : Arkans.
Effendi T.N. 1995. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan: PT
Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta.
Gemala R. Hatta. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Di pelayanan
Kesehatan : Erkadius, Nurul Ainy Sidik, Budi Sampurna. Jakarta :
Universitas Indonesia (UI Press).
Haston, S.P. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok : Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Handayaningsi. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Yogjakarta : Mitra Cendikia
Press.
Malayu, S.P. Hasibuan. 2000. Manajemen Sumber Data Manusia. Jakarta :
PT. Bumi Aksara.
Manulung. M. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta : Gajah Gadjah Mada
University Press.
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi (BPFE) UII.
Muninjaya, A.A Gede. (2005), Manajemen Keperawatan, Edisi kedua, Penerbit
buku Kedokteran, Jakarta
Niven, Neil. 2002. Psikologi Kesehatan dan Pengantar Untuk Perawat dan
Professional Kesehatan Lain. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
84
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
2009. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Potter, P.A & Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik, Volume 2. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Riskesdas.
2007.
Profil
Kesehatan
Indonesia
2007.
(online),
(http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/PRofil%/20KEsehatan%20
Indonesia%202008.pdf, diakses 24 Oktober 2012).
Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS statistic Non Parametrik. Jakarta :
Elex Medika Komputindo.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet.
Uyanto, S.S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta : Graha Ilmu.
85
LAMPIRAN 1
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA 2013
PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Umur
Pendidikan
Status Kepegawaian
Masa Kerja
:
:
:
:
:
Menyatakan bahwa dengan kesadaran dan keikhlasan hati, saya bersedia
berpartisipasi dan menjadi informan dalam penelitian yang dilakukan oleh I Gst.
A. A. Putri Mastini, mahasiswa Program Pasca Sarjana, Konsentrasi Umum,
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan, Sikap, Beban Kerja Dengan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan IRNA RSUP Sanglah Denpasar.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Denpasar,
.................... 2013.
Yang memberi
pernyataan,
(.............................................)
86
LAMPIRAN 2
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA 2013
INFORMED CONSENT
Judul Penelitian
Peneliti
Jabatan
NIM
Konsentrasi
: Hubungan Pengetahuan, Sikap, Beban Kerja Dengan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan IRNA RSUP
Sanglah Denpasar.
: I Gst. A. A. Putri Mastini.
: Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana Denpasar.
: 1192161019.
: Umum.
Kepada Yth. Bapak / Ibu petugas Ruang Angsoka, MS dan Ratna.
Pendokumentasian merupakan unsur pokok pelayanan dalam
pertanggungjawaban kinerja profesi keperawatan setelah melakukan intervensi
keperawatan langsung ke pasien. Tanpa dokumentasi yang benar dan jelas,
kegiatan pelayanan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh seorang perawat
profesional tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan dan perbaikan status kesehatan pasien di rumah sakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan, sikap dan beban kerja perawat dengan pendokumentasian asuhan
keperawatan di IRNA Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan, serta untuk
mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan
terhadap pengetahuan, sikap dan beban kerja perrawat di IRNA RSUP Sanglah
Denpasar.
Bapak / Ibu diharapkan parisipasinya dalam penelitian ini. Penelitian ini
hanya menjawab pertanyaan dari kuesioner yang diberikan dan jawaban
disesuaikan dengan pengalaman Bapak / Ibu sehari-hari dalam pendokumentasian
di IRNA RSUP Sanglah Denpasar.
Kami sangat berterima kasih apabila Bapak / Ibu berkenan berpartisipasi
dalam penelitian ini. Prtisipasi ini bersifat sukarela dan kami menjamin
kerahasiaan identitas dan jawaban yang Bapak / Ibu sampaikan.
87
LAMPIRAN 3
Saya I Gst AA Putri Mastini mahasiswa Magester Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universits Udayana di Denpasar yang sedang
mengerjakan Penelitian. Dengan ini mohon kesediaan sudara/saudari untuk
mengisikan kuesioner dari skala yang telah saya susun. Saya mohon agar
pertanyaan dari skala yang telah saya buat agar diberi respon yang sebenar
benarnya sesuai dengan apa yang saudara/saudari rasakan, sesuai petunjuk yang
ada dimasing-masing skala.
Sekian dari saya atas perhatian dan kerja sama saudara/saudari, saya
ucapkan terima kasih.
Hormat
saya,
I Gst AA Putri Mastini
NIM : 1192161019
Identitas Narasumber
Nama/Inisial
:
Usia
:
Unit Kerja
:
Jenis Kelamin
:
88
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, BEBAN KERJA
DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
Kuesioner ini hanya untuk kepentingan penelitian tidak ada
hubungannya dengan penilainan kerja
Keterangan: skor diisi oleh peneliti
No responden : …………
Status perawat
Petunjuk : pilihlah satu jawaban dengan memberi tanda ( X ) bila menurut
saudara merupakan pernyataan yang sesuai.
Skor
A. usia saudara sampai sekarang
tahun
1. 20 - 30 tahun
2. 31 - 40 tahun
3. 41 - 50 tahun
4. > 50 tahun
B. pendidikan terakhir
1. SPK/ sederajat
2. D3/ Akper/ Akbid
3. S1 Keperawatan/Kebidanan
C. Masa kerja saudara sampai sekarang
1. 1 – 5 tahun
2. 6 – 10 tahun
3. 11 – 15 tahun
4. 16 – 20 tahun
5. > 20 tahun
D. Status kepegawaian anda
1. Pegawai Negeri
2. Pegawai Kontrak
tahun
89
LAMPIRAN 3
Kuesioner Pengetahuan
Berilah tanda (√ ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat saudara
Keterangan
S : sesuai
TS : tidak sesuai
No.
1
2
Pertanyaan
Dokumentasi asuhan keperawatan adalah kumpulan informasi
yang dikumpulkan oleh perawat sebagai pertanggung jawaban
terhadap pelayanan yang telah diberikan
Dokumentasi merupakan hal yang penting dalam kaitanya pada
pemberian asuhan keperawatan karena merupakan fakta
kemampuan perawat dalam menulis sesuai standar.
3
Tujuan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi tenaga keperawatan
4
Manfaat dokumentasi asuhan keperawatan adalah sebagai alat
perekam terhadap masalah yang ada kaitanya dengan pasien
5
Sumber data dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
adalah pasien, orang terdekat, perawat lain, atau kepustakaan
Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan seharusnya
dilakukan setelah pasien diterima sampai dengan pasien pulang.
Syarat penulisan dokumentasian asuhan keperawatan adalah
lengkap dan mencantumkan semua pelayanan keperawatan yang
telah diberikan
Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan salah satu
tugas perawat
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Dalam penulisan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan
pelaksanaan fungsi interdependen perawat
Manfaat dilakukan perencanaan keperawatan adalah untuk
mengatasi masalah pasien
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
Pelaksanaan evaluasi proses dilakukan oleh perawat pelaksana
tindakan
Pelaksana evaluasi hasil dilakukan oleh kepala bangsal
Tindakan keperawatan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
Jawaban
S
TS
Skor
90
LAMPIRAN 3
Kuesioner sikap
Berilah tanda (√ ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat saudara
Keterangan
SS : sangat setuju
S : setuju
R : ragu – ragu
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju
NO
Pertanyaan
Jawaban
SS
1
Asuhan keperawatan merupakan catatan
perawat tentang pasien yang bisa
dipertanggungjawabkan
2
Penulisan asuhan keperawatan menjadi
tanggung jawab perawat
3
Saya merasa tenang bila sudah menulis
kegiatan yang telah saya lakukan pada pasien
4
Saya kurang suka menulis asuhan
keperawatan, bagi saya yang penting
pelayanan pada pasien
5
Pendokumentasian asuhan
keperawatan bisa melindungi perawat
dari sangsi hukum
6
Dengan adanya pendokumentasian
asuhan keperawatan bisa memudahkan
perawat dalam memberikan pelayanan
7
Asuhan keperawatan bisa digunakan
sebagi sarana komunikasi baik dengan
S
R
TS
STS Skor
91
LAMPIRAN 3
sesama perawat maupun profesi lain
8
Dalam penulisan asuhan keperawatan
harus mengikuti tahapan pada proses
asuhan keperawatan
9
Kinerja perawat dapat ditunjukan
dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan
10
Pendokumentasian asuhan
keperawatan berguna untuk
mengetahui ketercapaian tujuan
11
Penulisan asuhan keperawatan bisa
dilakukan setelah pasien pulang
12
Pengkajian merupakan tahap awal
dalam proses asuhan keperawatan
13
Diagnose keperawatan dilakukan
untuk merencanakan tindakan
14
Semua yang ada diperencanaan
pasti bisa dilakukan tindakan
15
Semua tindakan keperawatan harus
dilakukan evaluasi
16
Tahap evaluasi dilakukan setelah
tahap pelaksanaan tindakan
17
Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui ketecapaian tujuan
18
Perawat sebagai tenaga profesional
bertanggung jawab untuk
mendokumentasian asuhan
keperawatan yang diberikan pada
pasien
19
Penulisan asuhan keperawatan
92
LAMPIRAN 3
membuat pelayanan menjadi lambat
20
Adanya standar asuhan
keperawatan hanya merepotkan
perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien
Kuesioner Beban Kerja
Kode
4 = Tidak menjadi beban kerja
3 = Beban kerja ringan
2 = Beban kerja sedang
1 = Beban kerja berat
NO PERTANYAAN
1
Melakukan obsevasi pasien secara ketat selama jam
kerja
2
Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi
keselamatan pasien
3
Beragamnya jenis pekerjaan yang harus dilakukan
demi keselamatan pasien
4
Kontak langsung perawat dengan psien di ruangan
secara kontinyu selama jam kerja
5
Kurangnya tenaga perawat disbanding dengan pasien
yang dirawat
6
Pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki tidak
mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan di ruang rawat
inap
7
Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan
yang berkualitas
8
Tuntutan keluarga untuk kselamatan pasien
1
2
3
4
SKOR
93
LAMPIRAN 3
9
Setiap saat diharapkan pada putusan yang tepat
10
Tanggung jawab dalam melaksanakan perawatan
pasien di ruang rawat inap
11
Setiap saat menghadapi pasien dengan karakteristik
tidak berdaya, koma, dan kondisi terminal
12
Tugas pemberian obat-obat yang diberikan secara
intensif
13
Tindakan penyelamatan pasien
PENILAIAN PELAKSANAAN KERJA PERAWAT
Nomor perawat (kode)
:
Penilai (kode)
:
Jabatan penilai
:
Ruang
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk
:
Berilah tanda (V) pada angka
:
4 Bila telah dilakukan sepenuhnya dengan tepat
3 Bila dilakukan sepenuhnya namun tidak tepat
2 Bila dilaksanakan hanya sebagian
1 Bila hanya sedikit yang dilaksanakan
0 Bila tidak dikerjakan sama sekali
94
LAMPIRAN 3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Hal-hal yang dinilai
PENGKAJIAN
Melaksanakan pengkajian pada klien saat klien
masuk rumah sakit
Melengkapi format catatan pengkajian pasien (buku
status pasien) dengan tepat
Menilai kondisi pasien secara terus menerus
Menilai kebutuhan akan pasien/keluarga
Membuat prioritas masalah
PERENCANAAN
Membuat rencana perawatanberdasrkan kebutuhan
pasien
Bekerjasama dengan anggota tim kesehatan yang
lain dalam merencanakan perawatan
Membuat penjadwalan dalam melaksanakan
rencana perawatan
IMPLEMENTASI
Memberikan asuhan keperawatan secara
menyeluruh/holistic pada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
Menghormati martabat dan rahasia klien
Mampu berfungsi secara cepat dan tepat dalam
situasi kegawatan
Melasanakan program pendidikan kepada dan
keluarga
Bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain
dalam memberikan asuhan keperawatan
15
EVALUASI
Mengevalusi dan menyesuaikan rencana
keperawatan sesuai kebutuhan pasien
16
Mengevaluasi praktik keperawatan dengan
dibandingkan standar keperawatan
Evaluasi dilakukan secara terus menerus
17
KETERAMPILAN KOMUNIKASI
S
0
C
1
O
2
R
3
E
4
95
LAMPIRAN 3
18
Berkomunikasi dengan baik dengan rekan sekerja
dan anggota tim perawatan kesehatan lainnya
19
Mencatat pesanan secara akurat
20
Menanggapi dengan tepat terhadap permintaan dan
pernyataan pasien/keluarga
21
HARAPAN INSTITUSI DAN PROFESI
Turut mendukung kebijakan, visi dan misi rumah
sakit
22
Terus menerus membuat dan memperluas
pengetahuan dan keterampilan pribadi
23
24
25
26
27
28
29
Menghadiri penyuluhan/seminar/lokakarya yang
berhubungan dengan perawatan setiap ada acara
tersebut
Mau berbagi pengetahuan dengan sesama rekan
kerja
Berpartisipasi dalam panitia keperawatan dan
aktivitas lain yang memajukan pertumbuhan dan
perkembangan keperawatan
Berpartisipasi dalam belajar pengalaman untuk
mahasiswa perawat
Membantu orietasi pegawai baru
Menampakkan penampilan profesional
Bersikap disiplin dalam berbagai perbuatan
Melakukan tugas-tugas sebagaimana yang
diperlukan
Pedoman wawancara dengan Kepala bangsal
1. Bagaimana penulisan asuhan keperawatan yang sudah jalan selama
ini ?
2. Bagaimana pelaksanaan prosedur tetap pendokumentsian asuhan
keperawatan ?
96
LAMPIRAN 3
3. Bagaimana evaluasi yang sudah dilakukan ?
4. Menjadi tugas siapa monitoring dan evalusai pendokumentasian
asuhan keperawatan ?
5. Bagaimana penghargaan dan sangsi yang telah diterapkan berkaitan
dengan pendokumentasian asuhan keperawatan ?
6. Bagaimana dengan format yang sudah ada ?
97
LAMPIRAN 4
Uji Validitas
Variabel Pengetahuan Pendokumentasian
p1
p1
Pearson Correlation
1.000
p6
p7
p8
p9
p10
p11
p12
p13
p14
Pengetahuan
0.557
0.174
0.371
0.141
0.337
0.337
0.371
0.473
0.415
0.284
0.582
0.129
0.023
0.043
0.001
0.359
0.043
0.456
0.069
0.069
0.043
0.008
0.023
0.129
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.284
1.000
0.293
0.400
0.509
0.321
0.400
0.498
0.327
0.499
0.400
0.385
0.488
0.206
0.714
Sig. (2-tailed)
0.129
0.116
0.028
0.004
0.084
0.028
0.005
0.078
0.005
0.028
0.036
0.006
0.274
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.415
0.293
1.000
0.224
0.447
-0.120
0.671
0.340
0.176
0.388
0.671
0.351
0.280
0.488
0.632
Sig. (2-tailed)
0.023
0.116
0.235
0.013
0.529
0.000
0.066
0.352
0.034
0.000
0.057
0.134
0.006
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.371
0.400
0.224
1.000
0.667
0.301
0.167
0.380
0.315
0.315
0.375
0.539
0.447
0.036
0.627
Sig. (2-tailed)
0.043
0.028
0.235
0.000
0.106
0.379
0.038
0.090
0.090
0.041
0.002
0.013
0.849
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.557
0.509
0.447
0.667
1.000
0.312
0.389
0.254
0.604
0.342
0.389
0.850
0.745
0.267
0.814
Sig. (2-tailed)
0.001
0.004
0.013
0.000
0.093
0.034
0.176
0.000
0.065
0.034
0.000
0.000
0.154
0.000
N
N
p5
p5
0.371
N
p4
p4
0.415
N
p3
p3
0.284
Sig. (2-tailed)
p2
p2
LAMPIRAN 4
N
p6
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.174
0.321
-0.120
0.301
0.312
1.000
-0.200
0.120
0.358
0.200
0.134
0.367
0.239
0.029
0.397
Sig. (2-tailed)
0.359
0.084
0.529
0.106
0.093
0.288
0.527
0.052
0.289
0.481
0.046
0.203
0.878
0.030
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.371
0.400
0.671
0.167
0.389
-0.200
1.000
0.208
0.118
0.512
0.583
0.294
0.224
0.400
0.578
Sig. (2-tailed)
0.043
0.028
0.000
0.379
0.034
0.288
0.271
0.534
0.004
0.001
0.115
0.235
0.028
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.141
0.498
0.340
0.380
0.254
0.120
0.208
1.000
0.420
0.420
0.380
0.298
0.340
0.045
0.590
Sig. (2-tailed)
0.456
0.005
0.066
0.038
0.176
0.527
0.271
0.021
0.021
0.038
0.109
0.066
0.812
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.337
0.327
0.176
0.315
0.604
0.358
0.118
0.420
1.000
0.068
0.118
0.711
0.599
0.155
0.607
Sig. (2-tailed)
0.069
0.078
0.352
0.090
0.000
0.052
0.534
0.021
0.720
0.534
0.000
0.000
0.414
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.337
0.499
0.388
0.315
0.342
0.200
0.512
0.420
0.068
1.000
0.315
0.247
0.388
0.155
0.607
Sig. (2-tailed)
0.069
0.005
0.034
0.090
0.065
0.289
0.004
0.021
0.720
0.090
0.188
0.034
0.414
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
0.371
0.400
0.671
0.375
0.389
0.134
0.583
0.380
0.118
0.315
1.000
0.294
0.224
0.582
0.677
0.043
0.028
0.000
0.041
0.034
0.481
0.001
0.038
0.534
0.090
0.115
0.235
0.001
0.000
N
p7
N
p8
N
p9
N
p10
N
p11
98
LAMPIRAN
4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
99
N
p12
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.473
0.385
0.351
0.539
0.850
0.367
0.294
0.298
0.711
0.247
0.294
1.000
0.614
0.171
0.734
Sig. (2-tailed)
0.008
0.036
0.057
0.002
0.000
0.046
0.115
0.109
0.000
0.188
0.115
0.000
0.366
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.415
0.488
0.280
0.447
0.745
0.239
0.224
0.340
0.599
0.388
0.224
0.614
1.000
0.098
0.685
Sig. (2-tailed)
0.023
0.006
0.134
0.013
0.000
0.203
0.235
0.066
0.000
0.034
0.235
0.000
0.608
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.284
0.206
0.488
0.036
0.267
0.029
0.400
0.045
0.155
0.155
0.582
0.171
0.098
1.000
0.455
Sig. (2-tailed)
0.129
0.274
0.006
0.849
0.154
0.878
0.028
0.812
0.414
0.414
0.001
0.366
0.608
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.582
0.714
0.632
0.627
0.814
0.397
0.578
0.590
0.607
0.607
0.677
0.734
0.685
0.455
1.000
Sig. (2-tailed)
0.001
0.000
0.000
0.000
0.000
0.030
0.001
0.001
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.012
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
N
p13
N
p14
N
Pengetahuan
N
0.012
30.000
100
LAMPIRAN 4
Variabel Sikap
s1
s1
Pearson
Correlation
1.000
Sig. (2-tailed)
s2
s3
s4
s5
s2
s3
s4
s5
s6
s7
s8
s9
s10
s11
s12
s13
s14
s15
s16
s17
s18
s19
s20
Sikap
0.495
0.081
0.242
0.770
0.220
0.297
0.130
0.093
0.420
0.293
0.093
0.054
-0.003
0.154
0.117
0.117
0.162
0.321
0.338
0.391
0.005
0.671
0.197
0.000
0.242
0.111
0.493
0.624
0.021
0.116
0.624
0.779
0.988
0.416
0.538
0.538
0.391
0.083
0.068
0.033
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.495
1.000
0.342
-0.082
0.371
0.665
0.351
0.572
0.419
0.527
0.072
0.410
0.312
0.203
0.542
0.526
0.526
0.577
0.061
0.082
0.467
Sig. (2-tailed)
0.005
0.064
0.667
0.044
0.000
0.057
0.001
0.021
0.003
0.705
0.025
0.094
0.282
0.002
0.003
0.003
0.001
0.750
0.665
0.009
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.081
0.342
1.000
-0.083
0.108
0.436
0.273
0.311
0.448
0.245
-0.054
0.349
0.976
0.698
0.328
0.352
0.352
0.415
-0.061
-0.036
0.427
Sig. (2-tailed)
0.671
0.064
0.665
0.571
0.016
0.145
0.095
0.013
0.192
0.775
0.059
0.000
0.000
0.077
0.057
0.057
0.023
0.749
0.852
0.019
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.242
-0.082
-0.083
1.000
0.516
0.253
0.424
0.266
0.224
0.551
0.943
0.063
-0.034
0.424
0.302
0.309
0.309
0.221
0.935
0.903
0.718
Sig. (2-tailed)
0.197
0.667
0.665
0.003
0.178
0.020
0.156
0.234
0.002
0.000
0.739
0.860
0.019
0.105
0.097
0.097
0.241
0.000
0.000
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.770
0.371
0.108
0.516
1.000
0.447
0.316
0.301
0.400
0.703
0.476
0.215
0.127
0.165
0.427
0.447
0.447
0.411
0.509
0.538
0.646
101
LAMPIRAN 4
s6
s7
s8
s9
s10
Sig. (2-tailed)
0.000
0.044
0.571
0.003
0.013
0.089
0.106
0.028
0.000
0.008
0.253
0.503
0.385
0.019
0.013
0.013
0.024
0.004
0.002
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.220
0.665
0.436
0.253
0.447
1.000
0.567
0.860
0.740
0.793
0.315
0.832
0.389
0.481
0.815
0.856
0.856
0.932
0.291
0.323
0.790
Sig. (2-tailed)
0.242
0.000
0.016
0.178
0.013
0.001
0.000
0.000
0.000
0.090
0.000
0.033
0.007
0.000
0.000
0.000
0.000
0.119
0.081
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.297
0.351
0.273
0.424
0.316
0.567
1.000
0.488
0.452
0.449
0.466
0.349
0.247
0.423
0.462
0.464
0.464
0.507
0.448
0.466
0.663
Sig. (2-tailed)
0.111
0.057
0.145
0.020
0.089
0.001
0.006
0.012
0.013
0.009
0.059
0.189
0.020
0.010
0.010
0.010
0.004
0.013
0.009
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.130
0.572
0.311
0.266
0.301
0.860
0.488
1.000
0.626
0.757
0.302
0.716
0.253
0.515
0.677
0.709
0.709
0.802
0.240
0.224
0.682
Sig. (2-tailed)
0.493
0.001
0.095
0.156
0.106
0.000
0.006
0.000
0.000
0.105
0.000
0.178
0.004
0.000
0.000
0.000
0.000
0.201
0.235
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.093
0.419
0.448
0.224
0.400
0.740
0.452
0.626
1.000
0.632
0.159
0.534
0.447
0.433
0.650
0.740
0.740
0.743
0.170
0.196
0.659
Sig. (2-tailed)
0.624
0.021
0.013
0.234
0.028
0.000
0.012
0.000
0.000
0.402
0.002
0.013
0.017
0.000
0.000
0.000
0.000
0.370
0.300
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.420
0.527
0.245
0.551
0.703
0.793
0.449
0.757
0.632
1.000
0.525
0.659
0.274
0.504
0.748
0.793
0.793
0.739
0.498
0.482
0.848
Sig. (2-tailed)
0.021
0.003
0.192
0.002
0.000
0.000
0.013
0.000
0.000
0.003
0.000
0.142
0.004
0.000
0.000
0.000
0.000
0.005
0.007
0.000
102
LAMPIRAN 4
s11
s12
s13
s14
s15
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.293
0.072
-0.054
0.943
0.476
0.315
0.466
0.302
0.159
0.525
1.000
0.112
-0.022
0.412
0.332
0.315
0.315
0.255
0.966
0.945
0.744
Sig. (2-tailed)
0.116
0.705
0.775
0.000
0.008
0.090
0.009
0.105
0.402
0.003
0.557
0.907
0.024
0.073
0.090
0.090
0.173
0.000
0.000
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.093
0.410
0.349
0.063
0.215
0.832
0.349
0.716
0.534
0.659
0.112
1.000
0.310
0.322
0.678
0.724
0.724
0.786
0.094
0.121
0.552
Sig. (2-tailed)
0.624
0.025
0.059
0.739
0.253
0.000
0.059
0.000
0.002
0.000
0.557
0.095
0.083
0.000
0.000
0.000
0.000
0.622
0.524
0.002
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.054
0.312
0.976
-0.034
0.127
0.389
0.247
0.253
0.447
0.274
-0.022
0.310
1.000
0.695
0.359
0.389
0.389
0.372
-0.019
0.008
0.441
Sig. (2-tailed)
0.779
0.094
0.000
0.860
0.503
0.033
0.189
0.178
0.013
0.142
0.907
0.095
0.000
0.051
0.033
0.033
0.043
0.922
0.965
0.015
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
-0.003
0.203
0.698
0.424
0.165
0.481
0.423
0.515
0.433
0.504
0.412
0.322
0.695
1.000
0.352
0.419
0.419
0.439
0.363
0.328
0.667
Sig. (2-tailed)
0.988
0.282
0.000
0.019
0.385
0.007
0.020
0.004
0.017
0.004
0.024
0.083
0.000
0.056
0.021
0.021
0.015
0.048
0.077
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.154
0.542
0.328
0.302
0.427
0.815
0.462
0.677
0.650
0.748
0.332
0.678
0.359
0.352
1.000
0.944
0.944
0.886
0.373
0.403
0.754
Sig. (2-tailed)
0.416
0.002
0.077
0.105
0.019
0.000
0.010
0.000
0.000
0.000
0.073
0.000
0.051
0.056
0.000
0.000
0.000
0.043
0.027
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
30.00
0
103
LAMPIRAN 4
s16
s17
s18
s19
s20
Sika
0.724
Pearson
Correlation
0.117
0.526
0.352
0.309
0.447
0.856
0.464
0.709
0.740
0.793
0.315
Sig. (2-tailed)
0.538
0.003
0.057
0.097
0.013
0.000
0.010
0.000
0.000
0.000
0.090
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.117
0.526
0.352
0.309
0.447
0.856
0.464
0.709
0.740
Sig. (2-tailed)
0.538
0.003
0.057
0.097
0.013
0.000
0.010
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.162
0.577
0.415
0.221
0.411
0.932
Sig. (2-tailed)
0.391
0.001
0.023
0.241
0.024
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
Pearson
Correlation
0.321
0.061
-0.061
Sig. (2-tailed)
0.083
0.750
N
30.00
0
Pearson
Correlation
0.389
0.419
0.944
0.000
0.033
0.021
0.000
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.793
0.315
0.724
0.389
0.419
0.000
0.000
0.090
0.000
0.033
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.507
0.802
0.743
0.739
0.255
0.000
0.004
0.000
0.000
0.000
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.935
0.509
0.291
0.448
0.240
0.749
0.000
0.004
0.119
0.013
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.338
0.082
-0.036
0.903
0.538
Sig. (2-tailed)
0.068
0.665
0.852
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.391
0.467
0.427
Pearson
1.000
1.000
0.932
0.343
0.375
0.777
0.000
0.000
0.064
0.041
0.000
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.944
1.000
1.000
0.932
0.343
0.375
0.777
0.021
0.000
0.000
0.000
0.064
0.041
0.000
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.786
0.372
0.439
0.886
0.932
0.932
1.000
0.266
0.296
0.753
0.173
0.000
0.043
0.015
0.000
0.000
0.000
0.156
0.112
0.000
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.170
0.498
0.966
0.094
-0.019
0.363
0.373
0.343
0.343
0.266
1.000
0.991
0.745
0.201
0.370
0.005
0.000
0.622
0.922
0.048
0.043
0.064
0.064
0.156
0.000
0.000
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.323
0.466
0.224
0.196
0.482
0.945
0.121
0.008
0.328
0.403
0.375
0.375
0.296
0.991
1.000
0.755
0.002
0.081
0.009
0.235
0.300
0.007
0.000
0.524
0.965
0.077
0.027
0.041
0.041
0.112
0.000
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
0.718
0.646
0.790
0.663
0.682
0.659
0.848
0.744
0.552
0.441
0.667
0.754
0.777
0.777
0.753
0.745
0.755
1.000
0.000
104
LAMPIRAN 4
p
Correlation
Sig. (2-tailed)
0.033
0.009
0.019
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.002
0.015
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
N
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
30.00
0
LAMPIRAN 4
Variabel Beban Kerja
b1
b1
Pearson Correlation
1.000
b6
b7
b8
b9
b10
b11
b12
b13
Beban_Kerja
0.567
0.481
0.061
0.245
0.208
0.542
0.591
0.334
0.341
0.577
0.082
0.277
0.041
0.001
0.007
0.749
0.192
0.269
0.002
0.001
0.071
0.065
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.323
1.000
0.644
0.241
0.522
0.149
0.450
0.557
0.698
0.494
0.390
0.232
0.415
0.673
Sig. (2-tailed)
0.082
0.000
0.199
0.003
0.433
0.012
0.001
0.000
0.006
0.033
0.217
0.023
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.205
0.644
1.000
0.451
0.593
0.286
0.582
0.588
0.673
0.713
0.465
0.506
0.491
0.809
Sig. (2-tailed)
0.277
0.000
0.012
0.001
0.126
0.001
0.001
0.000
0.000
0.010
0.004
0.006
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.375
0.241
0.451
1.000
0.599
0.485
0.016
0.084
0.246
0.632
0.511
0.308
0.335
0.610
Sig. (2-tailed)
0.041
0.199
0.012
0.000
0.007
0.932
0.660
0.190
0.000
0.004
0.098
0.071
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
0.567
0.522
0.593
0.599
1.000
0.638
0.293
0.294
0.450
0.691
0.672
0.448
0.405
0.812
N
N
b5
b5
0.375
N
b4
b4
0.205
N
b3
b3
0.323
Sig. (2-tailed)
b2
b2
Pearson Correlation
86
87
LAMPIRAN 4
Sig. (2-tailed)
0.001
0.003
0.001
0.000
0.000
0.117
0.115
0.013
0.000
0.000
0.013
0.026
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.481
0.149
0.286
0.485
0.638
1.000
-0.100
0.024
0.110
0.405
0.643
0.136
0.209
0.530
Sig. (2-tailed)
0.007
0.433
0.126
0.007
0.000
0.600
0.899
0.563
0.026
0.000
0.473
0.267
0.003
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.061
0.450
0.582
0.016
0.293
-0.100
1.000
0.691
0.680
0.316
-0.005
0.373
0.416
0.539
Sig. (2-tailed)
0.749
0.012
0.001
0.932
0.117
0.600
0.000
0.000
0.089
0.980
0.042
0.022
0.002
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.245
0.557
0.588
0.084
0.294
0.024
0.691
1.000
0.718
0.394
0.179
0.286
0.426
0.608
Sig. (2-tailed)
0.192
0.001
0.001
0.660
0.115
0.899
0.000
0.000
0.031
0.345
0.125
0.019
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.208
0.698
0.673
0.246
0.450
0.110
0.680
0.718
1.000
0.569
0.442
0.530
0.586
0.769
Sig. (2-tailed)
0.269
0.000
0.000
0.190
0.013
0.563
0.000
0.000
0.001
0.014
0.003
0.001
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.542
0.494
0.713
0.632
0.691
0.405
0.316
0.394
0.569
1.000
0.753
0.732
0.526
0.867
Sig. (2-tailed)
0.002
0.006
0.000
0.000
0.000
0.026
0.089
0.031
0.001
0.000
0.000
0.003
0.000
N
b6
N
b7
N
b8
N
b9
N
b10
88
LAMPIRAN 4
N
b11
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.591
0.390
0.465
0.511
0.672
0.643
-0.005
0.179
0.442
0.753
1.000
0.586
0.642
0.765
Sig. (2-tailed)
0.001
0.033
0.010
0.004
0.000
0.000
0.980
0.345
0.014
0.000
0.001
0.000
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.334
0.232
0.506
0.308
0.448
0.136
0.373
0.286
0.530
0.732
0.586
1.000
0.649
0.662
Sig. (2-tailed)
0.071
0.217
0.004
0.098
0.013
0.473
0.042
0.125
0.003
0.000
0.001
0.000
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.341
0.415
0.491
0.335
0.405
0.209
0.416
0.426
0.586
0.526
0.642
0.649
1.000
0.701
Sig. (2-tailed)
0.065
0.023
0.006
0.071
0.026
0.267
0.022
0.019
0.001
0.003
0.000
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.577
0.673
0.809
0.610
0.812
0.530
0.539
0.608
0.769
0.867
0.765
0.662
0.701
1.000
Sig. (2-tailed)
0.001
0.000
0.000
0.000
0.000
0.003
0.002
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
N
b12
N
b13
N
Beban_Kerja
N
Variabel Pendokumentasian Keperawatan
0.000
30.000
89
LAMPIRAN 4
d1
d1
Pearson Correlation
1.000
d7
d8
d9
d10
d11
d12
d13
d14
d15
0.583
0.290
0.425
0.386
0.152
0.386
0.185
0.238
0.612
0.327
0.000
0.025
0.259
0.014
0.001
0.121
0.019
0.035
0.424
0.035
0.329
0.205
0.000
0.077
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.722
1.000
0.389
0.530
0.600
0.577
0.390
0.654
0.463
0.131
0.463
0.346
0.354
0.530
0.378
Sig. (2-tailed)
0.000
0.034
0.003
0.000
0.001
0.033
0.000
0.010
0.489
0.010
0.061
0.055
0.003
0.039
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.409
0.389
1.000
0.344
0.222
0.541
0.087
0.333
0.325
0.312
0.183
0.063
0.113
0.372
0.328
Sig. (2-tailed)
0.025
0.034
0.063
0.239
0.002
0.649
0.072
0.080
0.093
0.332
0.739
0.551
0.043
0.076
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.213
0.530
0.344
1.000
0.605
0.479
0.357
0.675
0.434
0.224
0.576
0.248
0.114
0.212
0.200
Sig. (2-tailed)
0.259
0.003
0.063
0.000
0.007
0.053
0.000
0.017
0.234
0.001
0.186
0.548
0.261
0.288
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.443
0.600
0.222
0.605
1.000
0.443
0.543
0.904
0.348
0.183
0.644
0.171
-0.017
0.187
0.281
Sig. (2-tailed)
0.014
0.000
0.239
0.000
0.014
0.002
0.000
0.060
0.334
0.000
0.365
0.929
0.324
0.132
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.583
0.577
0.541
0.479
0.443
1.000
0.290
0.366
0.238
0.152
0.238
0.262
0.238
0.442
0.327
Sig. (2-tailed)
0.001
0.001
0.002
0.007
0.014
0.121
0.047
0.206
0.424
0.206
0.163
0.205
0.014
0.077
N
N
d6
d6
0.443
N
d5
d5
0.213
N
d4
d4
0.409
N
d3
d3
0.722
Sig. (2-tailed)
d2
d2
90
LAMPIRAN 4
N
d7
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.290
0.390
0.087
0.357
0.543
0.290
1.000
0.351
-0.017
0.337
0.499
0.202
0.118
0.276
0.147
Sig. (2-tailed)
0.121
0.033
0.649
0.053
0.002
0.121
0.057
0.928
0.069
0.005
0.284
0.534
0.140
0.437
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.425
0.654
0.333
0.675
0.904
0.366
0.351
1.000
0.353
0.118
0.669
0.187
0.029
0.260
0.294
Sig. (2-tailed)
0.019
0.000
0.072
0.000
0.000
0.047
0.057
0.055
0.534
0.000
0.321
0.879
0.165
0.115
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.386
0.463
0.325
0.434
0.348
0.238
-0.017
0.353
1.000
-0.122
0.206
0.016
-0.145
0.145
0.175
Sig. (2-tailed)
0.035
0.010
0.080
0.017
0.060
0.206
0.928
0.055
0.522
0.274
0.931
0.443
0.443
0.355
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.152
0.131
0.312
0.224
0.183
0.152
0.337
0.118
-0.122
1.000
0.284
0.098
0.371
0.093
0.050
Sig. (2-tailed)
0.424
0.489
0.093
0.234
0.334
0.424
0.069
0.534
0.522
0.129
0.606
0.043
0.626
0.795
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.386
0.463
0.183
0.576
0.644
0.238
0.499
0.669
0.206
0.284
1.000
0.263
0.036
0.327
0.175
Sig. (2-tailed)
0.035
0.010
0.332
0.001
0.000
0.206
0.005
0.000
0.274
0.129
0.160
0.849
0.077
0.355
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.185
0.346
0.063
0.248
0.171
0.262
0.202
0.187
0.016
0.098
0.263
1.000
0.264
0.302
0.161
Sig. (2-tailed)
0.329
0.061
0.739
0.186
0.365
0.163
0.284
0.321
0.931
0.606
0.160
0.159
0.105
0.395
N
d8
N
d9
N
d10
N
d11
N
d12
91
LAMPIRAN 4
N
d13
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.238
0.354
0.113
0.114
-0.017
0.238
0.118
0.029
-0.145
0.371
0.036
0.264
1.000
0.250
0.134
Sig. (2-tailed)
0.205
0.055
0.551
0.548
0.929
0.205
0.534
0.879
0.443
0.043
0.849
0.159
0.183
0.481
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.612
0.530
0.372
0.212
0.187
0.442
0.276
0.260
0.145
0.093
0.327
0.302
0.250
1.000
0.535
Sig. (2-tailed)
0.000
0.003
0.043
0.261
0.324
0.014
0.140
0.165
0.443
0.626
0.077
0.105
0.183
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.327
0.378
0.328
0.200
0.281
0.327
0.147
0.294
0.175
0.050
0.175
0.161
0.134
0.535
1.000
Sig. (2-tailed)
0.077
0.039
0.076
0.288
0.132
0.077
0.437
0.115
0.355
0.795
0.355
0.395
0.481
0.002
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.327
0.614
0.242
0.701
0.848
0.464
0.516
0.854
0.175
0.174
0.467
0.337
0.134
0.200
0.286
Sig. (2-tailed)
0.077
0.000
0.198
0.000
0.000
0.010
0.004
0.000
0.355
0.359
0.009
0.068
0.481
0.288
0.126
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.152
0.131
0.312
0.224
0.183
0.152
0.337
0.118
-0.122
1.000
0.284
0.098
0.371
0.093
0.050
Sig. (2-tailed)
0.424
0.489
0.093
0.234
0.334
0.424
0.069
0.534
0.522
0.000
0.129
0.606
0.043
0.626
0.795
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.180
0.480
0.108
0.523
0.415
0.180
0.259
0.508
0.244
0.195
0.244
0.212
0.017
0.153
0.263
Sig. (2-tailed)
0.341
0.007
0.572
0.003
0.022
0.341
0.166
0.004
0.193
0.301
0.193
0.260
0.929
0.421
0.160
N
d14
N
d15
N
d16
N
d17
N
d18
0.002
92
LAMPIRAN 4
N
d19
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.056
0.391
0.206
0.444
0.537
0.056
0.398
0.604
0.106
0.244
0.558
0.167
0.138
0.035
0.203
Sig. (2-tailed)
0.767
0.032
0.275
0.014
0.002
0.767
0.029
0.000
0.578
0.194
0.001
0.378
0.466
0.856
0.281
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.152
0.131
0.312
0.224
0.183
0.152
0.337
0.118
-0.122
1.000
0.284
0.098
0.371
0.093
0.050
Sig. (2-tailed)
0.424
0.489
0.093
0.234
0.334
0.424
0.069
0.534
0.522
0.000
0.129
0.606
0.043
0.626
0.795
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.272
0.283
0.129
0.033
0.034
0.272
0.236
0.000
-0.073
0.186
0.073
0.151
0.500
0.167
0.267
Sig. (2-tailed)
0.146
0.130
0.496
0.864
0.859
0.146
0.208
1.000
0.702
0.326
0.702
0.426
0.005
0.379
0.153
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.461
0.444
0.453
0.211
0.311
0.397
0.084
0.377
0.246
0.128
0.246
0.097
0.267
0.282
0.570
Sig. (2-tailed)
0.010
0.014
0.012
0.264
0.095
0.030
0.659
0.040
0.189
0.500
0.189
0.610
0.154
0.131
0.001
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.313
0.271
0.496
0.163
0.065
0.313
0.332
-0.022
0.167
0.570
0.251
0.202
0.479
0.192
0.102
Sig. (2-tailed)
0.092
0.147
0.005
0.391
0.733
0.092
0.073
0.907
0.377
0.001
0.181
0.284
0.007
0.310
0.590
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.426
0.349
0.814
0.325
0.215
0.426
0.188
0.300
0.317
0.260
0.377
0.161
0.082
0.398
0.286
Sig. (2-tailed)
0.019
0.059
0.000
0.080
0.254
0.019
0.320
0.107
0.088
0.166
0.040
0.395
0.666
0.030
0.126
N
d20
N
d21
N
d22
N
d23
N
d24
93
LAMPIRAN 4
N
d25
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.190
0.110
0.261
-0.071
0.137
0.063
0.171
0.152
0.000
0.058
0.271
0.117
0.155
0.155
0.166
Sig. (2-tailed)
0.315
0.564
0.164
0.710
0.471
0.740
0.366
0.421
1.000
0.762
0.148
0.539
0.413
0.413
0.381
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.305
0.480
0.331
0.152
0.125
0.374
0.195
0.179
0.126
0.120
0.200
0.043
0.322
0.526
0.372
Sig. (2-tailed)
0.102
0.007
0.074
0.424
0.509
0.042
0.301
0.345
0.508
0.529
0.290
0.820
0.082
0.003
0.043
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.313
0.271
0.496
0.163
0.065
0.313
0.332
-0.022
0.167
0.570
0.251
0.202
0.479
0.192
0.102
Sig. (2-tailed)
0.092
0.147
0.005
0.391
0.733
0.092
0.073
0.907
0.377
0.001
0.181
0.284
0.007
0.310
0.590
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.152
0.131
0.312
0.224
0.183
0.152
0.337
0.118
-0.122
1.000
0.284
0.098
0.371
0.093
0.050
Sig. (2-tailed)
0.424
0.489
0.093
0.234
0.334
0.424
0.069
0.534
0.522
0.000
0.129
0.606
0.043
0.626
0.795
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.256
0.345
0.482
0.316
0.054
0.256
0.225
0.068
0.213
0.492
0.137
0.257
0.540
0.244
0.130
Sig. (2-tailed)
0.172
0.062
0.007
0.089
0.775
0.172
0.232
0.719
0.259
0.006
0.471
0.170
0.002
0.194
0.492
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
Pearson Correlation
0.653
0.796
0.642
0.646
0.659
0.643
0.541
0.679
0.380
0.467
0.636
0.385
0.422
0.540
0.477
Sig. (2-tailed)
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.002
0.000
0.038
0.009
0.000
0.036
0.020
0.002
0.008
N
d26
N
d27
N
d28
N
d29
N
Dokumentasi
94
LAMPIRAN 4
N
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
30.000
95
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas
Variabel Pengetahuan Pendokumentasian
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100.0
.0
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.864
N of Items
14
Variabel Sikap
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
96
LAMPIRAN 4
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
100.0
.0
100.0
30
0
30
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.911
N of Items
20
Variabel Beban Kerja
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
%
100.0
.0
100.0
97
LAMPIRAN 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.894
N of Items
13
Variabel Pendokumentasian Keperawatan
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.911
N of Items
29
%
100.0
.0
100.0
98
LAMPIRAN 5
Karakteristik responden
Umur
Valid
20-30 Th
31-40Th
41-50 Th
Total
Frequency
21
44
11
76
Percent
27,6
57,9
14,5
100,0
Cumulative
Percent
27,6
85,5
100,0
Valid Percent
27,6
57,9
14,5
100,0
Pendidikan
Valid
SPK
D3
S1
Total
Frequency
3
50
23
76
Percent
3,9
65,8
30,3
100,0
Valid Percent
3,9
65,8
30,3
100,0
Cumulative
Percent
3,9
69,7
100,0
Masa_kerja
Valid
1-5 Th
6-10 Th
1-15 Th
16-20 Th
Total
Frequency
27
39
4
6
76
Percent
35,5
51,3
5,3
7,9
100,0
Valid Percent
35,5
51,3
5,3
7,9
100,0
Cumulative
Percent
35,5
86,8
92,1
100,0
Frequencies
Pengetahuan
Valid
BAIK
KURANG
Total
Frequency
54
22
76
Percent
71,1
28,9
100,0
Valid Percent
71,1
28,9
100,0
Cumulative
Percent
71,1
100,0
99
LAMPIRAN 5
Sikap
Valid
Negatif
Positif
Total
Frequency
22
54
76
Percent
28,9
71,1
100,0
Valid Percent
28,9
71,1
100,0
Cumulative
Percent
28,9
100,0
Beban_Kerja
Valid
Ringan
Sedang
Total
Frequency
52
24
76
Percent
68,4
31,6
100,0
Valid Percent
68,4
31,6
100,0
Cumulative
Percent
68,4
100,0
Pendokumentasian
Valid
Sesuai
Tidak Sesuai
Total
Frequency
48
28
76
Crosstabs
Pengetahuan * Pendokumentasian
Percent
63,2
36,8
100,0
Valid Percent
63,2
36,8
100,0
Cumulative
Percent
63,2
100,0
100
LAMPIRAN 5
Crosstab
Pengetahuan
BAIK
KURANG
Total
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Pendokumentasian
Sesuai
Tidak Sesuai
45
9
34,1
19,9
83,3%
16,7%
3
19
13,9
8,1
13,6%
86,4%
48
28
48,0
28,0
63,2%
36,8%
Total
54
54,0
100,0%
22
22,0
100,0%
76
76,0
100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
N of Valid Cases
Value
32,633b
29,707
33,847
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
,000
,000
,000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,000
,000
76
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8,11.
Sikap * Pendokumentasian
Crosstab
Sikap
Negatif
Positif
Total
Count
Expected Count
% within Sikap
Count
Expected Count
% within Sikap
Count
Expected Count
% within Sikap
Pendokumentasian
Sesuai
Tidak Sesuai
0
22
13,9
8,1
,0%
100,0%
48
6
34,1
19,9
88,9%
11,1%
48
28
48,0
28,0
63,2%
36,8%
Total
22
22,0
100,0%
54
54,0
100,0%
76
76,0
100,0%
101
LAMPIRAN 5
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
N of Valid Cases
Value
53,079b
49,328
62,359
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
,000
,000
,000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,000
,000
76
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8,11.
Beban_Kerja * Pendokumentasian
Crosstab
Beban_Kerja
Ringan
Sedang
Total
Count
Expected Count
% within Beban_Kerja
Count
Expected Count
% within Beban_Kerja
Count
Expected Count
% within Beban_Kerja
Pendokumentasian
Sesuai
Tidak Sesuai
47
5
32,8
19,2
90,4%
9,6%
1
23
15,2
8,8
4,2%
95,8%
48
28
48,0
28,0
63,2%
36,8%
Total
52
52,0
100,0%
24
24,0
100,0%
76
76,0
100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
N of Valid Cases
Value
52,460b
48,820
58,798
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
,000
,000
,000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,000
,000
76
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8,84.
102
LAMPIRAN 5
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases
Selected Cases
N
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
Percent
100,0
,0
100,0
,0
100,0
76
0
76
0
76
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value
,00
1,00
Internal Value
0
1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Predicted
Step 0
Observed
Pendokumentasian
Pendokumentasian
,00
1,00
0
28
0
48
,00
1,00
Overall Percentage
Percentage
Correct
,0
100,0
63,2
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step 0
Constant
B
,539
S.E.
,238
Wald
5,138
df
1
Sig.
,023
Exp(B)
1,714
103
LAMPIRAN 5
Variables not in the Equation
Step
0
Variables
Score
32,633
53,079
52,460
59,071
Pengetahuan
Sikap
Beban_kerja
Overall Statistics
df
1
1
1
3
Sig.
,000
,000
,000
,000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
Chi-square
73,221
73,221
73,221
Step
Block
Model
df
Sig.
,000
,000
,000
3
3
3
Model Summary
-2 Log
Cox & Snell
likelihood
R Square
26,812a
,618
Step
1
Nagelkerke
R Square
,845
a. Estimation terminated at iteration number
20 because maximum iterations has been
reached. Final solution cannot be found.
Classification Tablea
Predicted
Step 1
Observed
Pendokumentasian
Pendokumentasian
,00
1,00
25
3
1
47
,00
1,00
Overall Percentage
Percentage
Correct
89,3
97,9
94,7
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step
a
1
Pengetahuan
Sikap
Beban_kerja
Constant
B
S.E.
-17,223 12146,459
37,046 14550,398
3,784
1,300
-20,922 8011,096
Wald
,000
,000
8,476
,000
df
a. Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Sikap, Beban_kerja.
1
1
1
1
Sig.
,999
,998
,004
,998
Exp(B)
,000
1E+016
44,000
,000
95,0% C.I.for EXP(B)
Lower
Upper
,000
.
,000
.
3,444
562,103
104
LAMPIRAN 6
105
LAMPIRAN 7
106
LAMPIRAN 8
107
LAMPIRAN 9
108
LAMPIRAN 9
109
LAMPIRAN 9
110
LAMPIRAN 9
111
LAMPIRAN 9
112
LAMPIRAN 9
113
LAMPIRAN 9
114
LAMPIRAN 9
115
LAMPIRAN 9
116
LAMPIRAN 9
117
LAMPIRAN 9
Download
Study collections