BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan perawat dengan jenis pekerjaan dan beratnya pekerjaan yang ditetapkan dalam satuan waktu tertentu di suatu unit pelayanan keperawatan (Huston, 2012). Beban kerja perawat dipengaruhi oleh kondisi pasien yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan dan dokumentasi asuhan keperawatan serta banyaknya tugas tambahan yang harus dikerjakan oleh seorang perawat (Kusmiati, 2013). Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang perawatan dengan tingkat resiko kematian pasien yang tinggi sehingga tindakan keperawatan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien. Pengambilan keputusan yang cepat ditunjang dengan data yang merupakan hasil observasi dan monitoring yang ketat setiap 1 jam oleh perawat. ICU dihadapkan pada pasien dengan kondisi jiwa yang terancam sehingga perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif (Supriyantoro, 2012). Disamping itu, ICU dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memerlukan keahlian khusus seperti monitor jantung, respirator/ventilator dan lain-lain serta suasana kerja yang tenang dan memberikan kesan serius. Kondisi kerja di ICU tersebut dapat menyebabkan beban kerja yang tinggi bagi perawat. Beban kerja perawat yang tinggi berdampak langsung terhadap penurunan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan juga pada kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan itu sendiri (Nuraini, 2013). Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang memiliki nilai hukum 1 2 yang sangat penting. Tanpa dokumentasi keperawatan maka semua implementasi keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat tidak mempunyai makna dalam hal tanggung jawab dan tanggung gugat (Nursalam, 2010). Perawat harus mendokumentasikan setiap tindakan proses keperawatan yang mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan dan intervensi untuk mencerminkan mutu suatu asuhan keperawatan yang diberikan. Perawat kemudian mengobservasi dan mengevaluasi respon pasien terhadap intervensi yang diberikan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada profesi kesehatan lainnya. Pengkajian ulang dan evaluasi respon pasien terhadap intervensi keperawatan dan tindakan medis dapat sebagai petunjuk dan kesinambungan dalam proses keperawatan dan adanya perubahan dari setiap tahap (Nursalam, 2010). Berdasarkan hasil analisa (Nuraini) di Irna RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada bulan Februari 2013 menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dari data menyebutkan bahwa yang mempunyai beban kerja berat kecenderungan kualitas dokumentasinya hanya (15%) dan yang mempunyai beban kerja sedang kecenderungan kualitas dokumentasinya hanya (52%). Ini dapat dilihat bahwa beban kerja berat maupun beban kerja sedang menunjukan kualitas dokumentasinya kurang, artinya kualitas dokumentasi masih sangat jauh dari memadai yang akibatnya tindakan keperawatan tidak akurat sehingga nilai pelayanan keperawatan menurun. Rasio perawat dan pasien adalah setiap satu shift perawat menangani pasien sebanyak 10 atau 11 orang, dengan kondisi dan tingkat ketergantungan pasien yang bervariasi (Nuraini, 2013). Hasil studi ini juga dipertegas Inayah dan Wahyuni (2010) yang mengemukakan bahwa dari 6 responden yang mempunyai beban kerja yang ringan hampir seluruhnya (83,3%) itu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan sesuai Standar Asuhan Keperawatan (SAK) sedangkan dari 18 responden yang mempunyai beban kerja berat 3 hampir seluruhnya (83,3%) pendokumentasiannya belum sesuai SAK. Sampel yang digunakan adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D RSUD Cibabat Cimahi yakni berjumlah 24 orang. Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan antara lain kurangnya pemahaman dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan yang berbeda-beda sehingga tidak ada keseragaman pelaksanaan dokumentasi keperawatan dan kurangnya kesadaran perawat akan pentingnya dokumentasi keperawatan. Penulisan dokumentasi keperawatan tidak mengacu pada standar yang sudah ditetapkan sehingga terkadang tidak lengkap dan akurat (Inayah, 2010). Dokumentasi keperawatan dianggap sebagai beban karena banyaknya lembar format yang harus diisi untuk mencatat data dan intervensi keperawatan pada pasien membuat perawat terbebani. Kurangnya tenaga perawat yang ada dalam suatu tatanan pelayanan kesehatan memungkinkan perawat bekerja hanya berorientasi pada tindakan saja. Tidak cukup waktu untuk menuliskan setiap tindakan yang telah diberikan pada lembar format dokumentasi keperawatan (Inayah, 2010). Berdasarkan hasil penelitian (Supratman, 2009) di Rumah Sakit Dr. Moewardi diketahui bahwa perawat yang beban kerjanya berat sebanyak (68,8%), sedangkan perawat yang beban kerjanya ringan sebanyak (31,2%). Hasil observasi terhadap kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana di Rumah Sakit Dr. Moewardi diperoleh hasil (56,2 %). Berdasarkan analisis ternyata diketahui bahwa beban kerja yang berat dikarenakan pekerjaan langsung dan tak langsung dalam memberikan asuhan keperawatan. Pekerjaan langsung perawat di Rumah Sakit Dr. Moewardi misalnya menerima pasien baru, mewawancarai pasien, mengukur tanda vital, memberikan obat, membantu kebutuhan nutrisi, memberikan penyuluhan kesehatan, membantu visit 4 dokter dan merujuk pasien. Pekerjaan tidak langsung misalnya melakukan tugas administrasi dan mengambil obat (Supratman, 2009). Studi pendahulan telah dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei 2014. Peneliti mendapatkan jumlah perawat di Unit Perawatan Intensif sebanyak 42 orang dari data tenaga bidang keperawatan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Selain itu peneliti melakukan wawancara terhadap kepala ruangan ICU. Hasil wawancara yang didapatkan adalah BOR (Bed Occupation of Rate) ICU berkisar 60 %, pendidikan perawat adalah Diploma Keperawatan, Sarjana Keperawatan dan Ners, tingkat ketergantungan pasien adalah partial care dan total care, setiap sperawat yang dinas menangani 3 - 4 pasien. Peneliti juga melakukan observasi terhadap tindakan keperawatan dan non keperawatan. Tindakan keperawatan meliputi: monitoring haemodinamik pasien setiap 1 jam, membalut luka, membersihkan luka, memberikan obat, memasang infus, melakukan personal hygne, memberikan makan dan minum pasien, membuang urin dan lain-lain. Sedangkan tindakan non keperawatan meliputi: menggulung kasa, menyapu, menulis laporan dan lain-lain. Selain itu, peneliti melakukan observasi terhadap perawat saat melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat pada saat memantau keadaan haemodinamik pasien setiap 1 jam tidak tertera dengan lengkap dan bahkan pendokumentasian tersebut ditulis hingga beberapa jam kemudian. Dalam hal ini peneliti menemukan kesenjangan yang dilakukan oleh perawat. Observasi juga dilakukan peneliti terhadap 5 status pasien namun pengisiannya belum sesuai dengan SAK yang meliputi: standar 1 (Pengkajian), standar 2 (Diagnosa), standar 3 (Perencanaan), standar 4 (Implementasi), standar 5 (Evaluasi) dan standar 6 (Catatan Asuhan Keperawatan). 5 Maka dari data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Unit Perawatan Intensif RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2014”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah penelitian adalah apakah ada hubungan beban kerja perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di Unit Perawatan Intensif RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2014 ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui adanya hubungan antara beban kerja perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di Unit Perawatan Intensif RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui beban kerja perawat di Unit Perawatan Intensif RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2014. b. Untuk mengetahui pendokumentasian asuhan keperawatan di Unit perawatan Intensif RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada perawat dalam melakukan dokumentasi keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan produktifitas memberikan pelayanan yang intensif kepada pasien kritis. perawat dalam 6 2. Bagi Kepala Bidang Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi kepala bidang keperawatan untuk meningkatan kualitas pelayanan keperawatan khususnya di unit perawatan intensif dengan memotivasi perawat sehingga dapat mengelola waktunya dengan baik dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar rumah sakit. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan atau dasar bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan beban kerja perawat dan pendokumentasian asuhan keperawatan.