BAB II GAMBARAN UMUM REKSADANA

advertisement
 BAB II
GAMBARAN UMUM REKSADANA
2.1. Sejarah Pasar Modal Indonesia
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuiti (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan
demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual
beli dan kegiatan terkait lainnya.
Berdasarkan Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, pasar modal didefinisikan sebagai: “Kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek”.
Perkembangan pasar modal di Indonesia diawali dengan dibentuknya Bursa
Efek pertama di Indonesia oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14
Desember 1912. Pada saat itu pasar modal tersebut didirikan dengan tujuan untuk
melayani kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Pada masa-masa selanjutnya, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal
tidak berjalan seperti yang diharapkan. Sempat pula terjadi kevakuman yang antara
lain disebabkan oleh perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10 pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi
yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Perkembangan pasar modal kembali bergairah pada saat Pemerintah
Republik Indonesia kembali mengaktifkannya pada tahun 1977. Berbagai insentif
dan regulasi digulirkan oleh Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan pasar
modal ke arah yang lebih baik.
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki visi “Menjadi Bursa Yang
Kompetitif dengan Kredibilitas Tingkat Dunia” telah melalui sejarah yang cukup
panjang. Namun demikian beberapa periode penting dalam perkembangannya
dapat diuraikan sebagai berikut. 1
Pada tanggal 14 Desember 1912 merupakan saat bursa efek pertama di
Indonesia dibentuk. Bursa tersebut dibentuk oleh Pemerintah Hindia Belanda di
Batavia.
Pada periode selanjutnya, Bursa Efek beberapa kali ditutup dan dibuka
kembali karena beberapa alasan. Pada tahun 1914 sampai dengan 1918, bursa efek
ditutup selama Perang Dunia I dan dibuka kembali pada tahun 1925 hingga 1942
yaitu Bursa Efek di Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Sebenarnya pada awal tahun
1939, Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup karena alasan isu politik yaitu
Perang Dunia II. Demikian juga dengan bursa efek Jakarta, ditutup kembali selama
Perang Dunia II. Pada tahun 1952, Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali
dengan Undang-Undang Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh
Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. DR.
Sumitro Djojohadikusumo).
1
www.idx.co.id http://digilib.mercubuana.ac.id/
11 Pada tahun 1956, bursa efek semakin tidak aktif dengan adanya program
nasionalisasi perusahaan Belanda dan hingga berujung pada kevakuman pada
tahun 1956 sampai dengan 1977.
Pada tanggal 10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar
Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public-nya
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
Pada tahun 1977 hingga 1987 perdagangan di bursa efek mengalami
kelesuan. Hal ini ditandai dengan jumlah emiten yang hanya mencapai 24 emiten
hingga tahun 1987. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan
instrumen Pasar Modal.
Sebagai upaya untuk menggairahkan pasar modal, pada tahun 1987
pemerintah mengeluarkan Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor
asing menanamkan modal di Indonesia.
Selama kurun waktu 1988 sampai dengan 1990 pemerintah juga
meluncurkan paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal yang
mengakibatkan Bursa Efek Jakarta (BEJ) terbuka untuk asing. Paket deregulasi ini
terlihat efektif ditandai dengan aktivitas bursa yang terlihat meningkat.
Pada tanggal 2 Juni 1988, Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12 Pada bulan Desember 1988, Pemerintah kembali mengeluarkan Paket
Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
Pada tanggal 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. Hal
ini kemudian diikuti pula dengan swastanisasi BEJ pada tanggal 13 Juli 1992,
demikian pula dengan perubahan BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
Pada tanggal 22 Mei 1995 Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
Pada tanggal 10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang–
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang diberlakukan mulai
Januari 1996. Pada tahun itu juga, Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa
Efek Surabaya.
Pada tahun 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading)
mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia, hal ini diikuti pula dengan sistem
perdagangan jarak jauh (remote trading) yang mulai diaplikasikan pada tahun
2002.
Pada perkembangan terakhir, pada tahun 2007 dilakukan penggabungan
Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang efektif berlaku sejak tanggal 1
Desember 2007. Penggabungan ini dilakukan dengan tujuan untuk efektivitas
operasional dan transaksi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13 2.2. Definisi Reksadana
Ditinjau dari asal kata, reksadana berasal dari kosa kata 'reksa' yang artinya
'jaga' atau 'pelihara' dan 'dana' yang berarti 'uang' atau 'kumpulan uang'. Jadi,
reksadana bisa diartikan sebagai 'kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk
suatu kepentingan'. (www.infovesta.com)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
pengertian reksadana diatur dalam pasal 1 angka 27, yaitu bahwa: “reksadana
adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi yang telah mendapat ijin dari BAPEPAM.”
Sedangkan menurut Robert Ang (1997) reksadana (mutual fund) adalah
suatu institusi jasa keuangan yang menerima uang dari pemodal yang kemudian
menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang terdiversifikasi pada efek
atau sekuritas. Reksadana juga diartikan sebagai portofolio yang dibentuk oleh
perusahaan reksadana dan dijual kembali kepada masyarakat dalam bentuk unit
penyertaan (Jogiyanto, 2000).
Selain pengertian-pengertian tersebut di atas, (Raharjo, 2004) mengartikan
reksadana sebagai sekumpulan dana dari masyarakat, pihak pemodal atau pihak
investor untuk kemudian dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan pada
berbagai jenis portofolio investasi efek atau produk keuangan lainnya.
2.3. Sejarah dan Perkembangan Reksadana
Reksadana pertama kali dikenal di Belgia pada tahun 1822 dengan bentuk
reksadana tertutup (closed-end fund). Kemudian menyebar ke Inggris dan
Skotlandia pada tahun 1860 dengan bentuk Unit Investment Trust, dan mulai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14 dikenal di Amerika Serikat pada tahun 1920. Tahun 1940, di Amerika Serikat
dibuatlah undang-undang reksadana yang dikenal dengan nama Investment
Company Act 1940.
Keberadaan reksadana di Indonesia telah ada sejak tanggal 10 Agustus 1977
yaitu saat diresmikannya kembali pasar modal Indonesia, meskipun pada saat itu
belum ada peraturan khusus mengenai reksadana. Perkembangan reksadana di
Indonesia dimulai pada tahun 1996 yaitu sejak diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Sebelumnya, pada tahun 1990, Menteri
Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 1548 yang mengatur pemberian
ijin bagi para pelaku pasar modal untuk menerbitkan reksadana walaupun masih
terbatas bagi reksadana berbentuk perseroan yang bersifat tertutup (close end
fund). Pada perkembangan selanjutnya, sejalan dengan diefektifkannya UndangUndang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pemerintah mulai
menginjinkan reksadana bersifat terbuka (open end fund).
Sejak reksadana pertama kali diluncurkan pada tanggal 16 Oktober 1995
hingga 31 Maret 2000, terdapat 81 reksadana yang telah dioperasikan oleh para
manajer investasi. Dari jumlah tersebut, sejumlah 80 reksadana merupakan
reksadana KIK (Kontrak Investasi Kolektif) dan satu reksadana tertutup. Dari 80
reksadana KIK komposisinya terdiri atas 33 Reksadana Pendapatan Tetap, 21
Reksadana Saham, 21 Reksadana Campuran dan 5 Reksadana Pasar Uang.
Sedangkan satu reksadana perseroan tertutup adalah BDNI Reksadana.
Pada saat terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia dan wilayah
Asia Tenggara, reksadana pun mengalami penurunan kinerja. Jika pada tanggal 8
Juli 1997 terjadi pencapaian IHSG tertinggi yaitu sebesar 740.833 dan reksadana,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15 khususnya reksadana saham juga mencapai total nilai aktiva bersih (NAB)
tertinggi yaitu Rp1,1 triliun namun ketika bursa mengalami penurunan drastis pada
akhir Oktober 1999, NAB Reksadana Saham ini pun merosot sebesar 60% menjadi
Rp433 miliar saja.
2.4. Jenis-jenis Reksadana
2.4.1 Reksadana Berdasarkan Bentuk Hukumnya
Berdasarkan pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, bentuk hukum reksadana di Indonesia dibedakan
menjadi reksadana yang berbentuk Perseroan dan reksadana berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
a. Reksadana Berbentuk Perseroan
Reksadana ini merupakan bentuk reksadana yang dijalankan oleh
Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dan menjual saham untuk selanjutnya
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar
modal dan pasar uang. Reksadana perseroan dikelola berdasarkan kontrak
antara Direksi dengan Manajer Investasi.
b. Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Reksadana KIK merupakan reksadana yang hanya dapat dikelola
oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak yang dibuat antara manajer
investasi selaku pengelola dana dan bank kustodian sebagai pihak yang
memberikan wewenang untuk melaksanakan penitipan dan administrasi
kolektif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16 2.4.2 Reksadana berdasarkan Karakteristik Sifat Operasinya
Berdasarkan karakteristik sifat operasinya, reksadana dibagi menjadi
dua yaitu Reksadana Tertutup dan Reksadana Terbuka.
a. Reksadana Tertutup (Closed End Funds)
Reksadana tertutup adalah reksadana dimana pemegang unit
penyertaannya tertutup untuk menjual kembali unit penyertaan yang
dimilikinya kepada perusahaan manajemen investasi yang menerbitkan
reksadana tersebut. Pemegang unit penyertaan hanya bisa menjual unit
penyertaan yang dimilikinya kepada investor lain, dengan mekanisme
penjualan tersebut dilakukan di Bursa Efek (Closed-End Mutual Fund).
b. Reksadana Terbuka (Open End Funds)
Reksadana
terbuka
adalah
reksadana
yang
pemegang
unit
penyertaannya terbuka untuk menjual kembali unit penyertaan yang
dimilikinya kepada Perusahaan Manajemen Investasi yang menerbitkan
reksadana tersebut (Open-End Mutual Fund).
Robert Ang (2005) juga mendefinisikan Reksadana Terbuka sebagai
reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan Manajemen
Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan
di Bursa Efek sedangkan Reksadana Tertutup adalah reksadana yang tidak
dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen investasi yang
menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutup hanya dapat dijual
kembali kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa
Efek. Sebagian besar reksadana yang ada saat ini adalah merupakan
reksadana terbuka. Reksadana KIK (Kontrak Investasi Kolektif) di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17 Indonesia termasuk reksadana yang bersifat terbuka (Farid dan Siswanto,
2002).
Reksadana KIK yang bersifat terbuka lebih menarik bagi masyarakat
pemodal. Dibandingkan dengan reksadana berbentuk perseroan, reksadana
KIK dianggap lebih sederhana, efektif dan praktis karena tidak perlu ijin
dari Departemen Kehakiman, jadi cukup dengan mendaftar ke
BAPEPAM. Reksadana KIK tidak perlu dipimpin oleh direksi, cukup
dikendalikan oleh manajer investasi dengan kualifikasi tertentu yang telah
memiliki ijin usaha dari BAPEPAM. Kelebihan-kelebihan itulah yang
menjadi daya tarik utama dari produk Reksadana KIK.
2.4.3 Reksadana Berdasarkan Konsentrasi Portofolio
Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM No: KEP-08/PM/1997
tanggal 30 April 1997 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva
Bersih Reksadana Terbuka, terdapat beberapa jenis Reksadana sebagai
berikut:
a. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang hanya melakukan
investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu
tahun. Mayoritas alokasi investasi reksadana ini adalah pada efek pasar
uang, seperti SBI (Surat Bank Indonesia), surat utang berjangka kurang
dari satu tahun, deposito berjangka dan tabungan.
b. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk efek bersifat hutang yang memberi pendapatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18 tetap, seperti surat utang (baik surat utang negara/SUN maupun surat
utang perusahaan) berjangka lebih dari 1 tahun.
c. Reksadana Saham (Equity Funds)
Berbeda dengan reksadana pendapatan tetap, reksadana saham
merupakan reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80%
dari aktivanya adalah dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
d. Reksadana Campuran (Discretionary Funds)
Reksadana ini melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas
dan efek bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk reksadana
pendapatan tetap dan reksadana saham diatas. Dengan kata lain reksadana
ini melakukan alokasi dana pada efek yang merupakan kombinasi antara
efek ekuitas (saham) dan efek hutang (obligasi) yang masing-masing efek
tidak ada yang melebihi 80%.
Dari keempat jenis reksadana sebagaimana diuraikan tersebut di atas,
perbandingan risiko, return dan jangka waktunya, secara umum dapat
diilustrasikan sebagai berikut.
Tabel 2.1
Perbandingan Risiko, Return dan Jangka Waktu
(www.infovesta.com)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19 2.4.4 Reksadana berdasarkan Strategi Investasinya
Berdasarkan strategi investasinya, reksadana dibedakan menjadi tiga
yaitu sebagai berikut:
a. Asset allocation funds
Reksadana jenis ini melakukan investasinya pada efek pendapatan
tetap dan efek ekuitas, tetapi proporsi alokasi investasinya dapat berubah
secara dinamis menurut prediksi manajer investasi atas kinerja relatif tiap
sektor. Reksadana ini melakukan market timing dan merupakan investai
dengan risiko relatif tinggi.
b. Index funds
Reksadana ini berusaha untuk menyamai kinerja indeks pasar
dengan cara membeli efek yang merupakan representasi efek yang
termasuk dalam indeks pasar. Strategi reksadana ini sering disebut dengan
passive investment strategy.
c. Specialized sector funds
Reksadana ini hanya berkonsentrasi pada jenis industri tertentu.
Misalnya adalah reksadana yang berkonsentrasi pada industri teknologi,
logam mulia, telekomunikasi, dan sebagainya.
2.4.5 Sasaran Reksadana
Berdasarkan sasarannya, reksadana saham dibedakan antara reksadana
saham yang menekankan pertumbuhan, pendapatan maupun kombinasi dari
keduanya. Reksadana saham dengan sasaran pertumbuhan adalah reksadana
saham yang bertujuan mendapatkan penghasilan besar pada masa yang akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20 datang yaitu dengan adanya kenaikan/apresiasi nilai saham. Manajer
investasi reksadana ini memasukkan lebih banyak risiko ke dalam suatu dana
tertentu daripada yang lain karena mereka membeli saham di perusahaan
yang baru berkembang. Reksadana saham dengan sasaran pendapatan adalah
reksadana saham yang lebih mementingkan perolehan deviden atas investasi
yang dilakukannya. Manajer investasi reksadana saham dengan sasaran
pendapatan akan memilih saham-saham blue chips untuk komposisi
portofolionya atau saham-saham yang secara historis dapat memberikan
deviden tunai yang tinggi. Sedangkan, reksadana saham dengan sasaran
kombinasi (pertumbuhan dan pendapatan sekaligus) adalah reksadana saham
yang mampu memberikan kombinasi pendapatan kepada investor, baik
pendapatan yang diperoleh melalui pembagian deviden maupun melalui
kenaikan/apresiasi nilai saham. Perbedaan sasaran investasi masing-masing
reksadana saham dapat dilihat lewat prospektus yang diterbitkan oleh
masing-masing reksadana.
2.5. Gambaran Umum Perdagangan Reksadana
2.5.1 Mekanisme Perdagangan
Sebelum membahas lebih jauh tentang reksadana, terutama tentang
pihak-pihak yang terlibat dalam investasi di reksadana, dan istilah-istilah
yang umumnya digunakan pada industri reksadana, pada gambar 2.1 di
bawah ini disampaikan terlebih dahulu mengenai gambaran umum
mekanisme perdagangan reksadana, yaitu sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21 Gambar 2.1
Mekanisme Kegiatan Reksadana KIK
(Eko P. Pratomo dan Ubaidillah Nugraha: 2001)
Reksadana dibentuk oleh manajer investasi dan bank kustodian melalui
akta kontrak investasi kolektif (KIK) yang dibuat notaris. Manajer investasi
akan berperan sebagai pengelola dana investasi yang terkumpul dari sekian
banyak investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek, seperti SBI,
obligasi, dan saham.
Sementara, bank kustodian akan berperan dalam penyimpanan dana
atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan
administrasi reksadana.
Reksadana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat
berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar. Melalui
reksadana, investor sudah tidak perlu repot mengelola portofolio investasinya
sendiri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22 Nilai reksadana ditentukan oleh Nilai Aktiva Bersih (NAB). Angka
NAB dicari dengan membagi total investasi reksadana dengan total saham
yang diterbitkannya. Surat reksadana pertama kali ditawarkan selalu dengan
harga yang sesuai dengan NAB awal yaitu Rp1.000,00 dan harus ada
investor yang menjadi sponsor sehingga dana yang terkumpul dari investor
sponsor langsung bisa digunakan untuk investasi kembali sehingga ada
penyerahan NAB (Ang, 2005).
Pada reksadana KIK, yang diperdagangkan adalah unit penyertaan.
Pada saat investor membeli atau menjual kembali unit penyertaannya kepada
manajer investasi (redemption), maka akan dikenai biaya transaksi yang
besarnya bervariasi antara 0,5% hingga 1,5% per tahun dari jumlah
portofolionya (Ang, 2005). Masing-masing reksadana berbeda-beda dalam
menetapkan besarnya biaya penjualan (entry fee/selling fee) dan penjualan
kembali (redemption fee/exit fee). Sebagian reksadana menetapkan jumlah
entry fee kecil namun besar di exit fee nya. Hal ini dimaksudkan untuk
mempertahankan investor agar tidak menjual kembali unit penyertaannya
dalam waktu yang singkat. Beberapa reksadana lain justru ada juga yang
menetapkan exit fee 0%, tentunya dengan tujuan yang berbeda.
Jika investor hendak pindah dari satu produk reksadana ke produk
reksadana yang lain dalam satu manajer investasi maka investor pada
umumnya hanya dikenakan biaya pengalihan atau switching fee, namun
kadang-kadang ada pula beberapa manajer investasi yang tidak mengenakan
switching fee tadi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23 Secara umum prosedur perdagangan reksadana KIK dimulai pada saat
seorang investor yang ingin berinvestasi di reksadana KIK menghubungi
manajer
investasi
yang
mengeluarkan/menerbitkan
reksadana,
atau
menghubungi agen penjualannya. Pada tahapan ini, investor dapat
menanyakan semua informasi tentang reksadana yang dikeluarkan. Jika dari
informasi yang terkumpul investor menyatakan berminat, maka investor
diminta untuk melakukan pembayaran ke nomor rekening yang disiapkan
oleh bank kustodian, dan bukan membayar kepada manajer investasi. Bukti
transfer beserta formulir permohonan pembelian reksadana yang telah
lengkap diserahkan kepada manajer investasi atau agen penjualannya.
Selanjutnya pihak manajer investasi akan menghubugi bank kustodian untuk
menerbitkan “surat konfirmasi” untuk investor. Jika investor hendak menjual
kembali reksadana KIK yang telah dibeli, maka dapat menghubungi manajer
investasi atau agen penjualannya. Surat konfirmasi yang berisikan banyaknya
unit penyertaan yang dimiliki diserahkan kepada manajer investasi untuk
dijual/redemption. Selanjutnya manajer investasi akan memerintahkan bank
kustodian untuk melakukan pembayaran sebesar yang dijual investor,
langsung ke rekening investor sesuai NAB yang berlaku pada hari itu.
Setelah itu manajer investasi akan memberikan tanda terima terhadap surat
konfirmasi yang diserahkan oleh investor.
2.5.2 Pihak-Pihak yang Terlibat
Pihak-pihak yang terlibat beserta peranannya sesuai dengan fungsi,
tugas dan wewenang yang disepakati dalam kontrak untuk pengoperasian
reksadana adalah sebagai berikut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24 1) Manajer Investasi (MI)
MI adalah orang yang bertanggung jawab mengelola dana yang
terkumpul dalam reksadana. Untuk menjadi MI harus mendapat izin dari
Bapepam LK. MI mendapatkan imbalan jasa dalam bentuk management
fee, dan entry/exit fee. Besarnya biaya jasa MI dipersentasekan secara
tahunan, tetapi perhitungannya dilakukan setiap hari. Pembayaran biaya
tersebut tidak dilakukan secara langsung, tetapi sudah diperhitungkan
kedalam nilai reksadana tersebut. Nilai NAB/UP yang keluar dipasaran
sudah dipotong biaya ini.
Setiap produk reksadana biasanya memiliki MI sendiri kecuali
produk tersebut tergabung dalam satu perusahaan yang sama. Jika berbeda
perusahaan, maka reksadana tersebut mempunyai MI yang berbeda.
Dasar pertimbangan dalam memilih MI adalah unsur kepercayaan
dan pengalaman. Kepercayaan dapat dilandaskan kepada reputasi ataupun
besarnya
perusahaan
tersebut,
maupun
siapa
grup
yang
ada
dibelakangnya. Sedangkan pengalaman harus dilihat kinerja mereka dalam
pengelolaan reksadana yang sudah ada pada mereka, apakah cukup
konsisten untuk rentan waktu yang lama.
2) Bank Kustodian
Bank kustodian adalah pihak yang memegang dana investasi
sehingga dana investor tidak dipegang langsung atau disalahgunakan oleh
MI. Bank kustodian berperan untuk mengawasi setiap penggunaan dana
investasi yang ada. Fungsi Bank Kustodian di Indonesia ada tiga hal yaitu
sebagai berikut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25 (1) Lembaga penitipan dan pengamanan
Semua dana dan efek yang terkumpul dari reksadana disimpan dan
berada dibawah pengawasan bank kustodian.
(2) Administrasi
Menghitung NAB dari setiap jenis reksadana setiap akhir hari bursa
yang nantinya akan diumumkan ke masyarakat.
(3) Transfer Agent
Melakukan
pencatatan
seluruh
pembelian
ataupun
pencairan
(redemption) oleh masyarakat pemodal serta mencatat setiap account
nasabah, disamping itu memberikan surat konfirmasi sebagai tanda
bukti pembelian, pencairan atau pemindahan antar jenis Reksadana.
3) Agen Penjual
Merupakan perusahaan efek atau bank yang mendapat persetujuan
oleh perusahaan reksadana (asset management) untuk menjual reksadana.
Agen penjual berbeda dengan bank kustodian. Bank yang menjadi agen
penjual tidak selalu menjadi bank kustodian.
Agen penjual lebih berperan pada saat penjualan reksadana.
Informasi berkaitan dengan reksadana yang dijual harus dapat disediakan
dan disampaikan kepada calon investor dengan lengkap dan benar.
Penyampaian informasi tersebut biasanya dalam bentuk penyediaan
prospektus, brosur maupun informasi lain.
Berdasarkan data dari Bapepam LK, saat ini di Indonesia terdapat 20
agen penjual yang terdaftar secara resmi. Ke 20 agen penjual tersebut
dapat dilihat pada tabel 2.2. di bawah ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26 No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Tabel 2.2
Daftar Agen Penjual Reksadana
Nama Perusahaan
ANZ Panin Bank, PT
Bank Central Asia, Tbk
Bank Mandiri (Persero), Tbk, PT
Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, PT
Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten, PT
Buana Indonesia Bank, PT
Citibank NA, Cabang Indonesia, PT
Commonwealth Bak, PT
Danamon Bank, Tbk, PT
DBS Indonesia Bank, PT
Internasional Indonesia Bank, Tbk, PT
Mega Bank, Tbk, PT
Niaga Bank, PT
OCBC NISP Bank, Tbk, PT
Pan Indonesia Bank, Tbk, PT
Permata Bank, Tbk
Sinarmas Bank, PT
Standard Chatered Bank Indonesia
Syariah Mandiri Bank, PT
The HSBC Ltd, PT
(sumber: www.bapepam.go.id)
4) Notaris
Sebagaimana lazimnya dalam hal-hal lain, peranan notaris
diperlukan dalam pembuatan akta kontrak-kontrak pada saat pendirian
reksadana. Hal ini terkait dengan pemenuhan ketentuan hukum yang wajib
dipenuhi dan menjadi bidang keahlian dari Notaris.
5) Konsultan Hukum
Peranan konsultan hukum dalam kaitannya dengan perdagangan
reksadana adalah memberikan layanan informasi dan saran investasi
keuangan, hukum dan lain-lain. Mereka dibayar oleh pengelola reksadana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27 6) Akuntan Publik
Peranan akuntan publik disini sama dengan peranannya dalam
bidang lain. Akuntan publik disini berperan untuk mengaudit dan
memastikan
bahwa
kegiatan
operasional
reksadana
dijalankan
sebagaimana bisnis umumnya yaitu berpedoman pada standar akuntansi
keuangan (SAK) yang berlaku. Kegiatan audit ini juga meliputi tentang
penggunaan dana investor apakah telah sesuai dengan peruntukkannya
atau tidak.
7) Broker
Broker berperan sebagai penghubung antara Reksadana dengan
emiten atau perusahaan yang menerbitkan efek. Proses transaksi jual beli
dilaksanakan oleh broker. Pada umumnya, manajer investasi juga berperan
sebagai broker.
2.5.3 Beberapa Ketentuan Umum Transaksi Reksadana
1) Hanya dapat dilakukan pada Hari Bursa.
2) Ada cut off time (saat ini jam 13.00 WIB).
3) Transaksi diproses berdasarkan NAB per Unit.
4) Transaksi yang diproses sebelum cut off time akan memakai NAB hari
tersebut, selebihnya memakai NAB hari berikutnya.
5) Pembayaran hasil redemption maksimal 7 hari kerja setelah transaksi.
2.5.4 Beberapa Istilah dalam Perdagangan Reksadana
1) Outstanding UP
Outstanding UP
merupakan
jumlah
diterbitkan Reksadana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
unit
penyertaan
yang
telah
28 2) Subscription
Subscription adalah pembelian atau pemesanan unit penyertaan.
3) Entry Fee
Membeli reksadana bisa dikenakan entry fee tertentu, tetapi bisa juga
tidak dikenakan entry fee. Misal suatu hari Anda membeli reksadana
dengan investasi Rp10 juta, NAB/UP Rp 1.350, dan entry fee sebesar 1%.
Jumlah UP yang bisa diperoleh dapat dihitung dengan perhitungan
sebagai berikut:
UP = [investasi (1-1%)] : NAB/UP
UP = [Rp 10 jt (1 - 0.001)] : Rp 1.350
UP = 7.333.3333 unit
4) Redemption
Redemption adalah pencairan atau penjualan kembali unit penyertaan.
Sama dengan pada saat pembelian reksadana, pada saat menjual
reksadana, bisa dikenakan redemption fee atau juga tidak. Misalnya, hari
ini kita ingin menjual reksadana yang kita beli sebagimana pada butir c di
atas, dengan NAB/UP Rp2.025 dan redemption fee sebesar 1,5%.
Besarnya redemption dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Redemption = UP x NAB/UP(1- % fee)
Redemption = 7.333,3333 x Rp 2.025 (1- 0,015)
Redemption = Rp 14.627.250
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download