tinjauan pelepasan informasi rekam medis dalam menjamin aspek

advertisement
TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS DALAM
MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN
DI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN
HASIL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
OLEH :
HAIJAH MANULLANG
NIM : 1313466014
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
(APIKES) ANGKATAN VI IMELDA MEDAN
TA. 2016/2017
TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS DALAM
MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN
DI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN
HASIL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
OLEH :
HAIJAH MANULLANG
NIM : 1313466014
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
(APIKES) ANGKATAN VI IMELDA MEDAN
TA. 2016/2017
LEMBAR PERSETUJUAN
TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS DALAM
MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN
DI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN
OLEH :
HAIJAH MANULLANG
NIM. 1313466014
Penelitian ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan
Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Perekam Medik dan Informasi
Kesehatan Imelda Medan
Disetujui:
Dosen Pembimbing
(Sarida Surya Manurung, S.Kep, Ns, M.Kes)
DiketahuiDirektur
Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan
(APIKES) Imelda Medan
(dr. Suheri Parulian Gultom. M. Kes)
PERNYATAAN
TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS DALAM
MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN
DI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Agustus 2016
HAIJAH MANULLANG
NIM : 1313466014
LEMBAR PENGUJIAN
Pelitian dengan judul :
TINJAUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS DALAM
MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN
DI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN
OLEH :
HAIJAH MANULLANG
NIM : 1313466014
Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Pada tanggal Agustus tahun 2016
Penguji I
:
(
)
Pengguji II
:
(
)
Pengguji III
:
(
)
Disahkan Oleh :
Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan
(APIKES) Imelda Medan
Dr. Suheri Parulian Gultom, M. Kes
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN
IMELDA MEDAN
Nama : Haijah Manullang
NIM : 1313466014
Judul : Tinjauan Pelepasan Informasi Rekam Medis Dalam Menjamin
Aspek Hukum Kerahasiaan Di Rumah Sakit Imelda Medan.
ABSTRAK
Sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk melindungi
informasi kesehatan yang terdapat didalam rekam medis terhadap
kemungkinanhilang, rusak, pemalsuan dan akses yang tidak sah. Secara
keseluruhan,keamanan (security), privasi (privacy), kerahasian (confidentiality)
dankeselamatan (safety) adalah perangkat yang membentengi informasi
dalamrekam medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pelepasan informasi rekam medis di Rumah Sakit Imelda Medan. Jenis penelitian
berupa deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi penelitian ini
adalah pelepasan informasi rekam medis dalam menjamin aspek hukum kepada
pihak ketiga, sampel penelitian 20permintaan visum. Teknik pengambilan sampel
yaitu dengan cara teknik nonprobability. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Data permintaan visum kepolisian/pengadilan pada bulan juni – juli tahun 2016 di
Rumah sakit Imelda Medan berjumlah 20 permintaan dengan persentase (66%).
Sedangkan penggunaan informasi untuk penelitian sebanyak 10 permintaan
dengan persentase (33%).
Kata Kunci
: Tinjauan Pelepasan Informasi Rekam Medis Dalam
Menjamin Aspek Hukum Kerahasiaan Di Rumah Sakit
Imelda Medan.
Daftar Pustaka : 11 Referensi (1996-2010)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
IDENTITAS DIRI
Nama
: Haijah Manullang
Tempat Tanggal Lahir
: Tanjung Pura, 27Oktober1995
Agama
: Kristen
Anak
: 1 dari 1 bersaudara
Alamat
: Tanjung Pura
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah
: Hotman Manullang
Pekerjaan
: PNS
Nama ibu
: Hotmariani Simanjuntak
Alamat
:Tanjung Pura
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Negeri 050728 Tanjung Pura
: 2001-2007
SMP Negeri 2 Tanjung Pura
: 2007-2010
SMK Negeri 1 Tanjung Pura
:2010-2013
APIKES Imelda Medan
: 2013-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan judul “Tinjauan Pelepasan Informasi Rekam Medis Dalam
Menjamin Aspek Hukum Kerahasiaan di Rumah Sakit Imelda Medan. Karya tulis
ilmiah ini merupakan syarat dalam memenuhi tugas Tugas Akhir dalam mencapai
gelar Ahli Madya Kesehatan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempernaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Keberhasilan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan moril dari berbagai pihak, maka
dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H.R. Imran Ritonga,MSc selaku Ketua Yayasan Imelda.
2. Dr. Imelda Liana Ritonga, S.Kep, M.Pd,MN selaku Ketua Stikes Yayasan
Imelda Medan.
3. Dr. Suheri P. Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.
4. Esraida Simanjuntak, SKM, selaku Pudir 1 APIKES Imelda Medan.
5. Ali Sabela Hasibuan, S.Kep.Ns, selaku Pudir II APIKES Imelda Medan.
6. Dra. Rani Robeti, M. Kom, selaku pudir III APIKES Imelda Medan.
i
7. Sarida Surya Manurung, S.Kep, M. Kes, selaku pembimbing Akademi Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan Imelda Medan.
8. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Akademi Perekam Medik dan
Informasi Kesehatan Imelda Medan yang telah banyak memberikan bantuan
dan dukungan serta membekali penulis ilmu pengetahuan.
9. Terima kasih kepada ayah saya tersayang Hotmandan ibunda saya Hotmariani
yang telah membesarkan penulis sampai sekarang ini dan banyak memberikan
dukungan kepada penulis dari segi materi, motivasi, semangat, doa dan kasih
sayang dengan tulus yang tidak ternilai harganya dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah selama mengikuti perkuliahan di Akademi Perekam Medik dan
Informasi Kesehatan Imelda Medan.
10. Buat Teman-teman satu kamar saya Ita, Nurul, Atika, Murti, Eva, Winsi,
Ruth,dan terkhusus kepada ruko 2 lantai satu Hikmah yang tersayang, Dede
Saharani, Gita, Ega, Kristi, Amny, Chichiliayang telah banyak membantu dan
memberikan dukungan kepeda penulis dalam menyelesaikan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
11. Buat adik-adik kelas saya :,Hotsinar Simbolon, Yulianti Sihite, yang selalu
memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
12. Buat Teman- teman tersayang : Juli Sembiring, Yovie Marselina Ginting,
Romauli Febriani Purba, Helen Simbolon, Sabina, Ayda Debora yang selalu
memberi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.
ii
13. Buat abang Irvan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan maupun bantuan dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca, semoga Tuhan
menyertai kita semua. Amin.
Medan, Agustus 2016
Penulis
(HAIJAH MANULLANG)
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGUJIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i
iv
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................
1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................
1.3.2 Tujuan Khusus ..........................................................
1.4 Mamfaat Penelitian .............................................................
1.4.1 Bagi Rumah Sakit ......................................................
1.4.2 Bagi Petugas Rekam Medis ......................................
1.4.3 Bagi Peneliti .............................................................
1
1
2
3
3
3
3
4
4
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ........................................................................
5
2.1.1 Pengertian Rekam Medis ..........................................
5
2.1.2 Tujuan Rekam Medis ...................................................
6
2.1.3 Kegunaan Rekam Medis ............................................
6
2.1.4 Kepemilikan Rekam Medis ......................................
8
2.1.5 Nilai Informasi Yang Terkandung Dalam Rekam Medis
9
BAB III
2.1.6 Pelepasan Informasi Rekam Medis ..........................
2.1.7 Persetujuan Pelepasan Informasi Medis ...................
2.2 Landasan Teori ...................................................................
2.3 Kerangka Konsep ..............................................................
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................
3.2.1 Waktu Penelitian ......................................................
3.2.2 Tempat Penelitian .....................................................
3.3 Populasi ..............................................................................
3.3.1 Sampel ......................................................................
iv
9
10
11
12
13
13
13
13
13
14
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ....................
3.4.1 Variabel Penelitian ...................................................
3.4.2 Defenisi Operasional ................................................
3.5 Instrumen Penelitian ..........................................................
3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................
3.6.1 Observasi ..................................................................
3.6.2 Wawancara ................................................................
3.7 Teknik Analisis data ..........................................................
14
14
15
17
17
17
17
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................
18
4.1.1 Sejarah RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan .......
18
4.1.2 Visi dan Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 19
4.1.3 Falsafah dan Motto ...................................................
20
4.1.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja
Indonesia Medan ......................................................
20
4.2 Hasil Penelitian...................................................................
21
4.2.1 Prosedur Pelepasan Informasi Rekam Medis Pasien
Kepada pihak ke-3 ................................................... 22
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .........................................................................
24
5.2 Saran ...................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Persentase Keperluan Penggunaan Informasi Rekam Medis
Bulan Juni- Juli ....................................................................................21
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep .........................................................................
12
Gambar 4.1 Prosedur Pelepasan Informasi Rekam Medis Pasien
Kepada Pihak Ke-3……………………………………………...
vii
23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk melindungi informasi
kesehatan yang terdapat di dalam rekam medis terdapat di dalam rekam medis
terhadap kemungkinan hilang, rusak,pemalsuan dan akses yang tidak sah. Secara
keseluruhan, keamanan (security) privasi (privacy), kerahasian (confidentiality)
dan keselamatan (safety) adalah perangkat yang membentengi informasi dalam
rekam medis.
Nah, disinilah terletak kendala dalam perkembangan Hukum Medis nya.
Menjadi tersendat-sendat karena mencakup dua disiplin sekaligus, Hukum dan
Medis. Namun karena Hukum Medis adalah cabang dari Ilmu Hukum, maka
sebagai suatu cabang ia harus menganuti prinsip-prinsip dari hukum. Disiplin
medis berfungsi untuk “mengisi” bidang-bidang tertentu yang diperlukan oleh
Hukum Medis (J.Guwandi 2004)
Rumah sakit berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.340/MENKES/PER/III/2010 adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan dan gawat darurat.
Beberapa rumah sakit memiliki salah satu institusi pelayanan kesehatan
dengan berbagai fungsi, anatar lain fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian,
agar mampu melaksanakan fungsi tersebut, rumah sakit harus memiliki sumber
daya manusia yang profesional. Salah satu diantaranya sumber daya rekam medis.
1
2
Rumah sakit merupakan bagian dari kehidupan perwujudan derajat
kesehatan.Salah satu kegiatan yang diadakan dalam proses pelayanan kesehatan
sebagai mana yang di nyatakan dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009
mengatakan bahwa: “kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik ,mental,
spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial maupun ekonomis”.
Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai upaya kesehatan dijalankan dengan
berpedoman
kepada
kebijakan
operasional
yang
salah
satunya
adalah
pengembangan tenaga kesehatan. Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan
meningkatkan penyediaan jumlah, mutu kesehatan yang mampu mengembang
tugas untuk perwujudan perubahan, pertumbuhan, dan pembaharuan, dalam
rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah pelepasan informasi rekam medis RSU Imelda
Medan telah menjamin aspek hukum kerahasian rekam medis pasien”?
3
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelepasan informasi
rekam medis di RS Imelda Medan dalam menjamin aspek hukum kerahasian
rekam medis pasien.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. . Mengidentifikasi para pengguna informasi rekam medis khususnya pihak
ke-3
2. Mengidentifikasi prosedur pelepasan informasi rekam medis pasien rawat
inap kepada pihak ke-3
3. Mengidentifikasi orang-orang atau pihak yang terlibat dalam proses
pelepasan informasi rekam medis pasien rawat inap kepada pihak ke-3
4. Mendapatkan informasi tentang penggunaan ijin tertulis pasien dalam
proses pengeluaran informasi medis ke pihak ke-3
5. Mengidentifikasi prosedur yang dilakukan RSU Imelda Medan dalam
menjamin aspek hukum kerahasiaan pasien.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi pihak
RSU Imelda Medan dalam meningkatkan aspek hukum kerahasiaan rekam medis
pasien.
1.4.2 Bagi Petugas Rekam Medis
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada petugas rekam medis agar
lebih mengetahui hukum rekam medis saat pelepasan informasi berkas rekam
medis.
1.4.3 Bagi Peneliti
Peneliti diharapkan dapat menambah ilmu, wawasan dan pengalaman serta
sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan yang
ada di lapangan khususnya dalam bidang aspek hukum kerahasiaan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah data-data yang terdapat didalam berkas rekam medis itu
bersifat rahasia. Karena hubungan dokter-pasien bersifat pribadi dan khusus, maka
segala sesuatu yang dipercayakan pasien kepada dokternya harus dilindungi
terhadap pengungkapan lebih lanjut. Hal ini sejak zaman Hippokrates sudah
dirasakan demikian dan terdapat perlindungan dan pengaturan, baik dalam bidang
Etika maupun Hukum Medis. (j.guwandi 2005)
Rekam medis “keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang
identitas, anamnase, penentuan fisik laboratorium diagnosa segala pelayanan dan
tindakan medik yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat
inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”(Depkes RI
1997)
Kemudian rekam medis menurut (Huffman 1994) “himpunan fakta tentang
kehidupan seorang pasien dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan lampau yang di tulis oleh para praktisi kesehatan dalam
upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien”.
Dalam pelayanan kesehatan terutama yang dilakukan para dokter di rumah
sakit peranan catatan rekam medis sangat penting dan melekat dengan kegiatan
pelayanan. Rekam medis adalah orang ketiga pada saat dokter menerima pasien.
5
6
Hal ini dapat dipahami karena catatan tersebut akan berguna untuk merekam
keadaan pasien, hasil pemeriksaan serta tindakan pengobatan yang diberikan.
Sesuai PerMenKes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 tentang rekam
medis, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah di berikan. Catatan atau rekaman ini menjadi sangat
berguna untuk mengingatkan kembali dokter akan keadaan hasil pemeriksaan dan
pengobatan yang telah diberikan bila pasien datang kembali untuk berobat ulang
setelah beberapa hari, beberapa bulan bahkan beberapa tahun kemudian. Dengan
adanya rekam medis, maka dokter bisa mengingat atau mengenali keadaan pasien
waktu diperiksa sehingga lebih mudah melanjutkan strategi pengobatan dan
perawatannya
Rekam medis wajib di buat oleh setiap sarana pelayanan kesehatan. Dengan
demikian rekam medis besar pengaruhnya terhadap kualitas pelayanan kesehatan
yang diterima oleh pasien, juga menyumbangkan hal yang penting digunakan di
bidang hukum kesehatan. Rekam medis dapat di pergunakan sebagai bahan
pendidikan, penelitian dan akreditasi.
2.1.2 Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa
dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis baik dan benar tertib
administrasi dirumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan.
7
Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu factor yang menentukan
upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Depkes RI,1994)
Menurut
Ery Rustiyanto,(2009)
Tujuan
rekam
medis
adalah
untuk
mendapatkan catatan atau dokumen yang akurat dan aduket dari pasien, mengenai
kehidupan dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit dimasa lalu dan sekarang,juga
pengobatan yang telah diberikan sebagai upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan.
2.1.3 Kegunaan Rekam Medis
Pada lingkup lingkungan pelayanan kesehatan yang penuh persaingan,
informasi medis adalah kunci utama, dimana peran rekam medis saat ini telah jauh
melewati taraf asuhan pasien secara individu.
Menurut Edna K Huffman, 1994 bahwa rekam medis berguna untuk :
a. Manajemen Pelayanan Pasien
1. Sebagai dokumentasi perkembangan penyakit dan pengobatan selama
pasien berkunjung/dirawat pada institusi pelayanan kesehatan.
2. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan profesional kesehatan
lainnya yang ikut dalam memberikan pelayanan, pengobatan dan
perawatan kepada pasien.
3. Sebagai dasar informasi bagi profesional kesehatan yang menyediakan
asuhan selanjutnnya.
b. Dalam pengevaluasian kualitas pelayanan kesehatan.
Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang di berikan.
8
c. Dalam penggantian biaya .
Sebagai dasar bukti klaim dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan
medis pasien.
d. Perlindungan hukum
Menyediakan data dalam membantu melindungi kepentingan hukum
pasien, dokter, dan fasilitas pelayanan kesehatan.
e. Pendidikan
Menyediakan kasus aktual untuk pendidikan profesional kesehatan
f. Dalam pelayanan kesehatan masyarakat
Mengidentifikasi insiden penyakit sehingga rencana bisa di susun untuk
memperbaiki kesehatan menyeluruh.
g. Perencanaan dan pemasaran
Mengidentifikasi kebutuhan data guna memilih dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
Dengan kemajuan teknologi informasi, kegunaan rekam medis dapat dilihat
dari 2 kelompok besar yakni :
a. Kegunaan utama
Kegunaan utama yaitu tujuan yang berhubungan langsung dengan pasien.
Kegunaan utama rekam medis di bagi lagi menjadi 5 kepentingan yaitu untuk :
1. Pasien
2. Pelayanan pasien
3. Manajemen pelayanan
4. Menunjang pelayanan
9
5. Pembiayaan
b. Kegunaan sekunder rekam medis
Kegunaan sekunder rekam medis ditujukan kepada hal yang berkaitan dengan
lingkungan seputar pelayanan pasien yakni :
1. Edukasi
2. Peraturan
3. Riset
4. Pengambilan kebijakan
5. Industri
Kegunaan Rekam Medis secara umum adalah :
1. Sebagai alat komunikasi di antar dokter dengan tenaga ahli lainnya yang
ikut ambil bagian di dalam proses pemberian pelayanan, pengobatan, dan
perwatan kepada pasien
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien
3. Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan pelayanan,
pengobatan dan perkembangan penyakit selama pasien berkunjung/
dirawat di rumah sakit
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainnya
10
6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan
7. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis
yang diterima oleh pasien
8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan
Menurut pasal 13 Peraturan Menteri Kesehatan
No . 269/MENKES/PER/III/2008 menyebutkan bahwa : Rekam Medis dapat
digunakan sebagai :
a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
b. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan
kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi.
c. Keperluan penelitian pendidikan.
d. Dasar pemabayar biaya pelayanan kesehatan
e. Data statistik kesehatan
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek (Depkes RI,1994)
antara lain:
1. Aspek administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena lainnya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
11
2. Aspek medis
Suatu berkas medic mempunyai nilai medic karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar merencanakan pengobatan atau perawatan yang
diberikan kepada pasien .
3. Aspek hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk
menegakkan keadilan.
4. Aspek keuangan
Suatu berkas rekam medic mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di rumah
sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan atau pelayanan, maka pembayaran
pelayanan di rumah sakit tidak dapat di pertanggung jawabkan
5. Aspek penelitian
Suatu berkas rekam medic mempunyai nilai penelitian, karena isinya
mengandung data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari
kegiatan pelayanan medic yang diberikan kepada pasien. Informasi
tersebut dapat digunakan sebagai bahan referensi pengajaran dibidang
profesi si pemakai
6. Aspek pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data / informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan
12
pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi si
pemakai.
7. Aspek dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
2.1.4 Fungsi Rekam Medis
Fungsi rekam medis di Indonesia bisa dilihat dalam Pasal 14 Permenkes
Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989, yaitu dapat dipakai untuk :
1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2. Bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan
4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan
5. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.
Rekam medis yang diisi oleh para pihak dalam transaksi terapeutik
menampilkan mutu kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien. Oleh karena itu,
menurut kepustakaan, dapat dikaji bahwa untuk memenuhi persyaratan bagi satu
rekam medis/haruslah ditandatangani oleh semua pelayan medik yang terlibat .
Ada tiga alasan yang menyebabkan para pelayan kesehatan (dokter dan para
medis) harus wajib menandatangani rekam Medis yang berisi sejarah
perkembangan kesehatan pasien dan ringkasannya, yaitu :
13
1. Pasien harus dilindungi
2. Tanda tangan dokter yang merawat itu relevan jika kasus tersebut sampai
di pengadilan
3.
Untuk mencegah kegagalan bagi rumah sakit dalam memperoleh
akreditasi.
2.1.5 Manfaat Rekam Medis
Manfaat
Rekam
Medis
berdasarkan
Permenkes
Nomor
269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam medis sebagai berikut :
1. Pengobatan, rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencankan pengobatan,
perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.
2. Peningkatan
Kualitas
Pelayanan
membuat
Rekam
Medis
bagi
penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan
meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan
untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal
3. Pendidikan dan penelitian Rekam Medis yang merupakan informasi
perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan
tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan
pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran
gigi.
4. Pembiayaan. Rekam Medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
14
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien
5. Statistik kesehatan Rekam Medis dapat digunakan sebagai bahan statistic
kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada
penyakit-penyakit tertentu
6.
Pembuktian Masalah Hukum, disiplin dan Etika Rekam Medis merupakan
alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah
hukum, disiplin dan etika.
2.1.6
Kepemilikan rekam medis
Dari defenisi rekam medis di atas sudah jelas dapat diketahui bahwa
informasi yang terkandung di dalam rekam medis adalah menjadi milik pasien
yang diperoleh dari kontak medis antara pasien dan dokter selama masa perawatan
pasien.
Berkas rekam medis adalah milik sarana pelayanan kesehatan, oleh karena itu
pasien tidak berhak untuk membawa rekam medis pasien tersebut keluar dari
sarana pelayanan kesehatan tersebut. Hal ini dijelaskan pula oleh PerMenKes
No.269/MENKES/PER/III/2008 BAB V pasal 12 yaitu :
Ayat (1)
Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan
Ayat (2)
Isi rekam medis milik pasien
15
Ayat (3)
Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk ringkasan
rekam medis.
Selanjutnya kepemilikan rekam medis ini juga dipertegas dalam undangundang RI No.29 Tahun 2004 Pasal 47 ayat (1) Dokumen rekam medis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau
sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.
Basbeth,2005 mengemukakan bahwa pasien dapat mengcopy rekam
medisnya, namun rekam medis yang asli harus tetap berada di tangan rumah sakit.
Walaupun hak pasien untuk melihat dan membuat duplikasi dari rekam medis nya
adalah mutlak, namun hal tersebut harus dengan alasan yang jelas. Bila sebuah
permohonan yang rasional diajukan, maka seorang pasien dapat melihat atau
bahkan membuat duplikat dari rekam medis nya pada waktu yang di tentukan .
2.1.7 Nilai Informasi Yang Terkandung Dalam Rekam Medis
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi penerimanya. Informasi yang merupakan sumber daya strategis
bagi organisasi atau suatu entitas yang mendukung kelangsungan hidup bagi
organisasi. Oleh karena itu informasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan organisasi (murdani 2007)
Rekam Medis mengandung 2 macam informasi yaitu :
a. Informasi Yang Mengandung Nilai Kerahasiaan
Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan merupakan catatan yang
mengenai hasil pemeriksaan, diagnosis, pengobatan pengamatan dan seterusnya
16
mengenai penderita yang bersangkutan. Mengenai hal ini ada kewajiban simpan
rahasia kedokteran, sehingga tidak boleh disebar luaskan tanpa ijin penderita
tersebut.
b. Informasi Yang Tidak Mengandung Nilai Kerahasiaan
Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan yaitu mengenai identitas
pasien (nama, alamat, dan lain-lain) serta informasi lain yang tidak mengandung
nilai medis. Berkas rekam medis asli tetap harus di simpan di rumah sakit dan
tidak boleh di serahkan kepada pengacara atau siapapun, yang berhak atas rekam
medis adalah rumah sakit. Pengisian dan penyelesaiannya adalah tanggung jawab
penuh dokter yang merawat dimana catatan harus di cermat, singkat dan jelas.
2.1.8 Pelepasan Informasi Rekam Medis
Informasi yang terdapat dalam rekam medis sifatnya rahasia dan harus dijaga
kerahasiaannya oleh dokter maupun tenaga profesi kesehatan lainnya. Dalam etika
dan hukum di bidang kesehatan mengatakan bahwa di Indonesia tidak menganut
paham kewajiban menyimpan rahasia kedokteran secara mutlak, namun terdapat
pengecualian bahwa rahasia kedokteran dapat dibuka berdasarkan beberapa alasan
yaitu :
a. Karena Daya Paksa Pasal 48 KUHP yang berbunyi :
“Barang siapa melakukan sesuatu perbuatan karena pengaruh daya paksa
tidak dapat di pidana”. Dengan adanya pasal tersebut, maka tenaga kesehatan
terpaksa membuka rahasia pasien karena pengaruh daya paksa untuk melindungi :
1. Kepentingan umum
2. Kepentingan orang yang tidak bersalah
17
3. Kepentingan pasien
4. Kepentingan tenaga kesehatan itu sendiri tidak dapat dipidana .
b. Karena Menjalankan Perintah Undang- Undang (pasal 50 KUHP)
Seorang tenaga kesehatan yang dipanggil sebagai saksi ahli atau saksi dalam
sidang pengadilan, kewajiban untuk menyimpan rahasia pasien dapat gugur atas
perintah hakim yang memimpin sidang
c. Karena Perintah Jabatan ( pasal 51 KUHP)
Seorang tenaga kesehatan yang diperintahkan untuk membuka rahasia pasien
oleh atasannya yang berhak untuk itu, tidak dapat dipidana.
d. Karena Untuk Mendapatkan Santunan Asuransi
Seorang dokter wajib mengisi formulir yang di perlukan oleh pasien atau
keluarganya untuk mendapat santunan asuransi. Dalam hal ini kewajiban untuk
menyimpan rahasia kedokteran menjadi gugur, karena berdasarkan peraturan yang
dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja, tanpa keterangan dari dokter yang
merawat, maka santunan asuransi tenaga kerja tidak akan dapat diberikan kepada
yang bersangkutan .
Hal pembukaan rahasia kedokteran dipertegas kembali dalam PerMenKes RI
No. 269/MENKES/PER/III/2008 BAB IV pasal 10 :
Ayat (2)
Informasi tentang identitas, diagnosa, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan,
dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :
a. Untuk kepentingan kesehatan pasien
18
b. Memenuhi permintaan aperatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum atas perintah pengadilan.
c. Permintaan atau persetujuan pasien sendiri
d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.
Ayat (3)
Permintaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat(2)
harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelyanan kesehatan.
Beberapa Pelepasan Informasi Medis :
1. Setiap informasi yang bersifat medik yang dimiliki rumah sakit tidak boleh
disebarkan oleh pegawai rumah sakit itu, kecuali bila pimpinan rumah
sakit itu mengijinkan.
2. Rumah sakit tidak boleh dengan sehendaknya menggunakan rekam medis
dengan cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien, kecuali jika
rumah sakit itu sendiri akan menggunakan rekam medis tersebut bila perlu
untuk melindungi dirinya atau mewakilnya.
3. Para asisten dan dokter yang bertanggung jawab boleh dengan bebas
berkonsultasi dengan bagian rekam medis dengan catatan yang ada
hubungan dengan pekerjaannya. Salinan rekam medis tidak boleh dibuat
tanpa persetujuan khusus dari kepala bagian rekam medis yang akan
bermusyawarah dengan pimpinan rumah sakit.
19
4. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan asuransi
atau badan lain untuk memperoleh rekam medis.
5. Badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari rekam medis, apabila
mempunyai alasan-alasan yang syah untuk memperoleh informasi namun
untuk data medis nya tetap diperlukan surat persetujuan dari pasien yang
bersangkutan.
6. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan dirinya
diserahkan kepada dokter yang bertugas merawat nya .
7. Informasi rekam medis hanya dikeluarkan dengan surat kuasa yang di
tanda tangani dan diberi tanggal oleh pasien, atau keluarga terdekat. Surat
kuasa juga di tanda tangani dan diberi tanggal oleh perekam medis yang
mengeluarkan dan disimpan didalam berkas rekam medis tersebut.
8. Rekam medis yang asli tidak boleh keluar rumah sakit, kecuali bila atas
perintah pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dari pimpinan
rumah sakit.
2.1.9 Persetujuan Pelepasan Informasi Medis
Walaupun informasi yang terkandung dalam rekam medis dapat dibuka,
namun pelepasan informasi tersebut harus melalui persetujuan atau izin tertulis
dari pasien ataupun kuasa pasien itu sendiri. Ini dimaksudkan untuk melindungi
hak privasi pasien dan melindungi sarana pelayanan kesehatan dalam tindak
hukum perlindungan hak kerahasiaan informasi pasien.
20
Ijin tertulis atau persetujuan pelepasan informasi medis ini harus dilengkapi
dengan tanda tangan pasien. Selanjutnya Huffman, 1994 menyebutkan bahwa
formulir pelepasan informasi setidaknya memuat unsur- unsur yang meliputi :
a. Nama institusi yang akan membuka informasi
b. Nama perorangan atau institusi yang akan menerima informasi
c. Nama lengkap pasien, alamat terakhir dan tanggal lahir
d. Maksud dibutuhkannya informasi
e. Jenis informasi yang diinginkan termasuk tanggal pengobatan pasien.
f. Tanggal yang tepat, kejadian, kondisi hingga batas waktu ijin yang
ditetapkan
g. Pernyataan bahwa ijin dapat di cabut dan tidak berlaku bagi masa lampau
maupun mendatang
h. Tanggal ijin di tanda tangani.
i. Tanda tangan pasien/kuasa
Kemudian WHO dalam medical record manual menjelaskan apabila suatu
permintaan dibuat untuk pelepasan informasi, permintaan tersebut harus
mengandung hal-hal sebagai berikut :
1. Nama lengkap pasien, alamat dan tanggal lahir
2. Nama orang atau lembaga yang akan meminta informasi
3. Tujuan dan kebutuhan informasi yang diminta
4. Tingkat dan sifat informasi yang akan dikeluarkan, termasuk tanggal
keluar informasi
21
5. Ditandatangani oleh pasien atau wakilnya yang sah (misalnya orang tua
atau anak nya
2.1.10 Aspek Hukum Kerahasiaan Rekam Medis
Hukum kesehatan mencakup segala peraturan dan aturan yang secara
langsung berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan kesehatan yang terancam
atau kesehatan yang rusak. Hukum kesehatan mencakup penerapan hukum
perdata dan hukum pidana yang berkaitan dengan hubungan hukum dalam
pelayanan kesehatan.
Menjaga keamanan dalam menyimpan informasi, Unsur keakuratan informasi
dan kemudahan akses menjadi tuntutan pihak organisasi pelayanan kesehatan,
praktisi kesehatan serta pihak ke-3 yang berwenang. Sedangkan pihak yang
membutuhkan informasi harus senantiasa menghormati privasi pasien. Secara
keseluruhan, keamanan,privasi, kerahasiaan dan keselamatan adalah perangkat
yang membentengi informasi dalam rekam medis. Dengan begitu berbagai pihak
yang berwenang yang membutuhkan informasi yang lebih rinci sesuai dengan
tugasnya senantiasa menjaga keempat unsure diatas.
Dalam konsep pelayanan kesehatan, dikenal istilah privasi,kerahasiaan, dan
keamanan.
a. Privasi adalah hak seseorang untuk mengontrol akses informasi atas rekam
medis pribadinya .
b. Kerahasiaan adalah proteksi terhadap rekam medis dan informasi lain
pasien dengan cara menjaga informasi pribadi pasien dan pelayanannya.
22
Dalam pelayanan kesehatan, informasi itu hanya diperuntukkan bagi pihak
tenaga kesehatan yang berwenang.
c. Keamanan adalah perlindungan terhadap privasi seseorang dan kerahasian
rekam medis. Dengan kata lain, keamanan hanya memperbolehkan
pengguna yang berhak untuk membuka rekam medis. Dalam pengertian
yang lebih luas, keamanan juga termasuk proteksi informasi pelayanan
kesehatan dari rusak, hilang atau pengubahan data akibat ulah pihak yang
tidak berhak (hatta 2009)
Rahasia kedokteran yang harus disimpan dan tidak boleh diungkapkan kepada
pihak lain tanpa ijin pasien yang dalam praktek masih belum disadari sepenuhnya.
Ini sudah berlaku universal dan dijelaskan dalam yurispudensi berbagai negara di
dalam pertimbangan hakim. Permintaan keterangan medis, misalnya dari pihak
asuransi harus ada surat pernyataan persetujuan tertulis dari pasien atau keluarga
terdekatnya. Surat tersebut diserahkan kepada rumah sakit untuk disimpan
didalam berkas rekam medis sebagai alat bukti jika ada tuntutan kelak (guwandi
1994)
Dengan aturan hukum yang ada, salah satu perlindungan hukum terhadap
pasien yang paling banyak digunakan dan sangat berpengaruh baik pasien maupun
pihak medis, yaitu dokter atau petugas sehetan adalah suatu bentuk pemberian
ganti rugi karena kesalahan ataupun kelalaian yang dilakukan oleh pihak medis.
Hal tersebut terjadi karena pasien yang sadar hukum dan bertujuan melindungi
hak nya mengajukan gugatan atas kelalaian atau keselahan tersebut.
23
Oleh sebab itu berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor
32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan, di sebutkan BAB V Pasal 21 tentang
standar profesi dan perlindungan hukum pada bagian satu sudah jelas bahwa
setiap tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi tenaga kesehatan.
Dan pasal 22 di wajibkan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya harus :
1. Menghormati hak pasien
2. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien
3. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang
akan dilakukan
4. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan
5. Membuat dan memelihara Rekam Medis
Hal-hal yang menyangkut tentang kerahasiaan rekam medis, diatur didalam
PerMenKes RI No 269/MENKES/PER/III/2008
Bab IV:
Pasal 10 ayat (1)
“informasi
tentang
identitas,
diagnosa,
riwayat
penyakit,
riwayat
pemeriksaan, dan riwayat pengobatan pasien harus di jaga kerahasiannya oleh
dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan
sarana pelayanan kesehatan”.
24
Pasal 11 ayat (1)
“Penjelasan tentang isi Rekam Medis hanya boleh dibuka oleh dokter atau
dokter gigi yang merawat pasien dengan ijin tertulis pasien atau berdasarkan
peraturan perundang-undangan
Bab V :
Pasal 12 ayat (4)
“Ringkasan Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat di catat
atau di copy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis
pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu”
Pasal 13 ayat (3)
“ Pemanfaatan Rekam Medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak
diperlukan persetujuan pasien, bila digunakan untuk negara”
Pasal 14
“ Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak,
pemalsuan dan/ atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak
terhadap Rekam Medis”
KepMenKes RI No 377/MENKES/SK/III/2007 tentang standar Profesi
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, dalam batasan dan ruang lingkup
menyebutkan bahwa :
Membuat standard dan pedoman manajemen informasi kesehatan meliputi
aspek legal dengan unsur keamanan(saftety), kerahasiaan (convidential),privasi
serta integritas data. Dalam menjaga memelihara hubungan baik dengan
25
masyarakat perlu adanya menjaga ketentuan-ketentuan yang wajar dalam
senantiasa dijaga.
Pentingnya
menjaga informasi yang terkandung di dalam Rekam Medis
maka sarana pelayanan kesehatan harus memiliki surat persetujuan yang di tanda
tangani oleh pasien atau walinya dalam pelepasan informasi.
Petunjuk teknis penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit (1997)
menjelaskan bahwa :
Seorang pasien dapat memberikan persetujuan untuk memeriksa isi Rekam
Medis dengan memberi surat kuasa. Orang- orang yang membawa surat kuasa
harus menunjukkan tanda pengenal (identitas) yang syah kepada pimpinan Rumah
Sakit sebelum mereka meneliti isi Rekam Medis yang di minta .Jadi patokan yang
perlu dan harus senantiasa di ingat oleh petugas Rekam Medis adalah “ Surat
persetujuan untuk memberikan informasi yang di tanda tangani oleh seorang
pasien atau pihak yang bertanggung jawab. Untuk melengkapi persyaratan bahwa
surat kuasa/ persetujuan harus di tanda tangani oleh yang bersangkutan, rumah
sakit menyediakan formulir surat kuasa, dengan demikian tanda tangan dapat
diperoleh pada saat pasien tersebut masuk dirawat.
Aspek Hukum dan Etika
a. Peraturan peraturan Yang menjadi dasar Hukum Rekam Medis
1. UU Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
3. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesi
Nomor:
749a/MENKES/PER/XII/1989 Tentang Rekam Medik yang telah dirubah
26
dengan Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis
4. Keputusan Dirjen Pelayanan Medik NO. 78/YANMED/RS UMDIK/
YMU/I/91 tentang penyelenggaraan Rekam Medik
5. Pernyataan Ikatan Dokter Indonesia Tentang Rekam Medik/Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1996 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran
7. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
nomor
585/MEN.KES/PER/IX/1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik
8. Akreditasi Rumah Sakit Bidang Pelayanan Rekam Medis
9. Keputusan KKI Nomor 18/KKI/KEP/IX/2006 Tertanggal 21 September
2006 tentang penyelenggaraan Praktik Kedokteran yang baik
Beberapa ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang rekam
medis adalah :
1. Pasal 21 PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
a. Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk memenuhi standart profesi tenaga kesehatan
b. Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1)
ditetapkan oleh menteri
c. Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesi
berkewajiban untuk:
1) Menghormati hak pasien
2) Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien
27
3) Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan
tindakan yang akan dilakukan
4) Membuat dan memelihara Rekam Medis
2. Pasal 47 UU No 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
a. Dokumen Rekam Medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46
merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien
b. Rekam Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disimpan
dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan
sarana pelayanan kesehatan
c. Ketentuan mengenai Rekam Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan Menteri
3. Pasal 5 ayat (1), (2), (3) Permenkes RI nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis
Pasal 5 ayat (1) menyatakan:
Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran
wajib membuat Rekam Medis
Pasal 5 ayat (2) menyatakan
Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera
dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.
Pasal 5 ayat (3) menyatakan
Pembuatan Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan
melalui
pencatatan
dan
pendokumentasian
hasil
28
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah di
berikan kepada pasien
4. Pasal 10 ayat (1), 11 ayat (1) dan (2), 12 ayat (1) dan (2) Permenkes RI
Nomor 269/Menkes/Per/III/ 2008 tentang Rekam Medis
Pasal 10 ayat (1) menyatakan :
Informasi
tentang
identitas,
diagnose,
riwayat
penyakit,
riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiannya
oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan
Pasal 11 ayat (1) dan (2) menyatakan
Penjelasan tentang isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pimpinan sarana pelayanan
kesehatan dapat menjelaskan isi Rekam Medis secara tertulis atau
langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan
perundang-undangan
Pasal 12 ayat (1) dan (2) menyatakan
Berkas Rekam Medis milik sarana pelayanan kesehatan . Isi Rekam Medis
milik pasien
29
B. Aspek Hukum Rekam Medis
Ada beberapa hal dari Rekam Medis yang perlu di pahami dari aspek
hukumnya secara benar oleh semua pihak, baik manajer, profesional, maupun
pasien. Hal- hal yang penting itu ialah tentang
1. Kepemilikan Rekam Medis
Dasar pemikiran sesuai dengan pandangan filosofi yang menyatakan bahwa
“patient pays the treatment, not the record”. Oleh sebab itu sudah tepat jika pasal
12 ayat (1) Permenkes Tentang Rekam Medis menegaskan bahwa berkas Rekam
Medis milik sarana pelayanan kesehatan.
Bahwa Rekam Medis milik health care provider sedang isinya bukan milik
tetapi tentang pasien, dimana pasien juga berhak tahu atau di beritahu sesuai
penjelasan Pasal 53 Undang-Undang Kesehatan serta berhak memanfaatkan
Rekam Medis untuk menunjang kepentingan-kepentingan nya
2. Sifat data/ isi Data Rekam Medik
Sebagaimana diterangkan pada bagian penjelasan dan Pasal 53 undang –
undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa pasien berhak atas rahasia
kedokteran adapun hal – hal yang harus di rahasiakan itu menurut Peraturan
Pemerintah Tentang wajib Simpan Rahasia Kedokteran meliputi segala sesuatu
yang di ketahui selama melakukan pekerjaan di lapangan kedokteran. Dan segala
sesuatu yang diketahui itu ialah segala fakta yang di dapat pada pemeriksaan
interprestasi untuk menegakkan diagnosa dan melakukan pengobatan. Hal ini
meliputi anamnesa, pemeriksaan jasmani, pemeriksaan dengan alat – alat
kedokteran, fakta yang di kumpulkan dan sebagainya.
30
3. Pemanfaatan data/isi Rekam Medis
Pada hakekat nya Rekam Medis merupakan sumber data yang dapat di
manfaatkan untuk berbagai macam kepentingan. Mengingat data tersebut bersifat
konfindensial maka dalam hal penarikan, pemaparan ataupun penggunaan data
untuk berbagai macam kepentingan perlu memperhatikan aspek hukumnya.
Untuk data medik tanpa identitas (nameless data), tidak ada masalah hukum
yang berarti. Hal tersebut dapat ditarik, dipaparkan atau digunakan untuk berbagai
kepentingan( misalnya penelitian) tanpa harus meminta izin pasien tersebut.
2.2 Landasan Teori
Ketentuan hukum yang menjamin kerahasiaan informasi yang ada dalam
rekam medis yaitu:
a. Peraturan Pemerintah No 10 tahun 1966, tentang wajib simpan rahasia
kedokteran
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.269/ MENKES/
PER/III/2008 tentang rekam medis.
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan.
Pasal 44 ayat 3
“ Uji coba pada manusia harus dilakukan dengan memperhatikan kesehatan
dan keselamatan yang bersangkutan. Penelitian dan perkembangan yang
menggunakan manusia sebagai subjek harus mendapat informed consent. Sebelum
meminta persetujuan subyek penelitian, peneliti harus memberikan informasi
mengenai tujuan penelitian dan pengembangan kesehatan serta penggunaan
31
hasilnya, jaminan kerahasian tentang identitas dan data pribadi, metode yang
digunakan, resiko yang mungkin timbul dan hal lain yang perlu di ketahui oleh
yang bersangkutan dalam rangka penelitian dan pengembangan kesehatan”
d. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit .
Pasal 32 “ setiap pasien mempunyai hak mendapatkan privasi dan kerahasian
penyakit yang di derita termasuk data-data medisnya”
2.3 Kerangka Konsep
1. Rekam medis
-
1. Mengidentifik
oleh pihak ke-
asi proses
Pelepasan
3:
pelepasan
informasi yang
Pengadilan /
informasi
menjamin
kepolisian
rekam
kerahasiaan dan
mediskepada
privasi pasien
pihak ke-3
sesuai dengan
tentang :
aspek hukum
Pihak yang
rekam medis
-
terlibat dalam
pelepasan
informasi
-
Penggunaan
izin pasien
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
keterkaitan terhadap pelepasan informasi berkas rekam medis terhadap aspek
hukum kerahasiaan rekam medis di sebuah rumah sakit. Menurut Notoatmodjo
(2012).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan juni-juli 2016
3.2.2 Tempat Penelitian
Tempat yang dipilah menjadi penelitian adalah RS. Imelda Medan, karena
menurut peneliti RS Imelda Medan merupakan tempat yang sesuai dan dijangkau
oleh peneliti.
3.3 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitiian, Suryono (2008). Populasi dalam penelitian ini adalah pelepasan
informasi rekam medis dalam menjamin aspek hukum kepada pihak ke-3 di
Rumah Sakit Imelda Medan pada tahun 2016
3.3.1 Sampel
Sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini sampel
32
33
yang digunakan adalah sebagian pelepasan informasi rekam medis khususnya
kepada pihak ke -3 pada bulan juni – juli 2016. Sehingga dalam penelitian penulis
mengambil sampel dengan menggunakan teknik nonprobability
Teknik non probability sampling digunakan penulis karena dalam penarikan
sampel penulis mempertimbangkan hal- hal tertentu yang berkaitan dengan
penelitian, sehingga yang menjadi sampel adalah obyek/subyek yang telah
memenuhi pertimbangan yang berkaitan dengan penelitian.
3.4 Variabel Peneliti dan Defenisi Operasional
3.4.1 Variabel Peneliti
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu . (notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Permintaan informasi rekam medis oleh pihak ke-3
-
Asuransi
-
Pendidikan/penelitian
-
Kepolisian/pengadilan
b. Penggunaan ijin tertulis pasien/wali
c. Keterlibatan unit Rekam Medis, petugas rekam medis dan tenaga medis
dalam pelepasan informasi medis
d. Hukum kerahasiaan Rekam Medis
34
3.4.2 Defenisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diteliti /
diamati, perlu sesekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau defenisi
operasional (Notoatmodjo, 2005).
a. Permintaan informasi rekam medis oleh kepolisian / pengadilan adalah
upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian / pengadilan untuk
mendapatkan informasi rekam medis dengan harapan guna memperoleh
informasi sebagai bukti di pengadilan.
b. Permintaan informasi rekam medis oleh pendidikan/penelitian adalah
upaya yang dilakukan oleh institusi pendidikan ataupun penelitian untuk
mendapatkan informasi rekam medis dengan tujuan digunakan sebagai
referensi pembelajaran.
c. Permintaan informasi rekam medis oleh kepolisian/pengadilan adalah
upaya
yang
dilakukan
oleh
pihak
kepolisian/pengadilan
untuk
mendapatkan informasi rekam medis dengan harapan guna memperoleh
informasi sebagai bukti otentik di pengadilan.
d. Prosedur/aturan intern tentang pelepasan informasi rekam medis kepada
asuransi, pendidikan/penelitian dan kepolisian/pengadilan adalah peraturan
atau aturan yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit dalam hal
pengeluaran
informasi
rekam
medis
kepada
pihak
asuransi,
pendidikan/penelitian dan kepolisian/pengadilan.
e. Prosedur/aturan ekstern tentang pelepasan informasi rekam medis kepada
pihak asuransi, pendidikan/penelitian dan kepolisian/pengadilan adalah
35
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun perundang-undangan
yang
berhubungan
dengan
pelepasan
informasi
kepada
pihak
asuransi,pendidikan/penelitian dan kepolisian/pengadilan.
f. Penggunaan izin tertulis pasien / wali adalah pemberian hak atau
kewenangan kepada institusi pelayanan kesehatan untuk mengeluarkan
atau memberikan informasi medis pasien dengan menandatangani suatu
formulir baik dilakukan oleh pasien itu sendiri ataupun dikuasakan kepada
wali kepercayaannya.
g. Keterlibatan sub bagian rekam medis, petugas rekam medis dan tenaga
medis adalah keikutsertaan atau partisipasi sub bagian rekam medis dan
tenaga medis dalam mengeluarkan informasi dalam menjawab permintaan
informasi
oleh
pihak
asuransi,
pendidikan/penelitian
dan
kepolisian/pengadilan
h. Hukum kerahasiaan rekam medis adalah peraturan perundang-undangan
yang menyatakan bahwa rekam medis memiliki nilai hukum kerahasiaan
yang wajib di jaga.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah :
a. Pedoman wawancara
b. Pedoman observasi
36
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Observasi
Observasi atau pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara
lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti (notoatmodjo 2010). Proses dan syarat
pelepasan informasi pasien akan menjadi objek observasi.
3.6.2 Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapat keterangan atau perincian secara lisan dari seseorang
sasaran peneliti atau bercakap-cakap secara face to face (Notoatmodjo, 2010).
3.7 Teknik Analisa Data
Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat yang dilakukan terhadap
tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan persentase dari tiap variabel. Cara penyajian data dalam penelitian
ini adalah dengan penyajian data dalam bentuk tabular dan tekstular.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1
Sejarah Rumah Sakit Imelda Medan
Awal berdirinya Rumah Sakit ini di mulai dari klinik bersalin yang
terletak di Jl. Bilal No. 48 Medan dan didirikanoleh yayasan imelda pada tahun
1982. Seiring bertambah nya pasien bersalin dan berobat umum, memperluas
lahan dan pindah lokasi di Jl. Bilal No. 5 Medan serta mendapat izin sementara
sebagai RSU Imelda.
Pada tahun 1997 perpanjangan izin penyelenggaraan rumah sakit,
berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI. No YM, 02.04.3.5.5504 pada
tanggal 15 desember 1997. Pada tahun 2002 perpanjangan izin penyelenggaraan
rumah sakit keputusan menteri kesehatan RI. No Ym, 02. 04. 2. 2. 864. Pada
tanggal 04 Maret 2003.
Pada tahun 2004 RSU Imelda bertambah menjadi RSU Imelda Pekerja
Indonesia tepat nya pada tanggal 24 mei 2004. Pada tahun 2008 RSU Imelda
Pekerja Indonesia Menerima sertifikat Akreditasi penuh tingkat dasar dari
departemen kesehatan republik Indonesia pada tanggal 06 februari 2004.
Pada tahun 2009 keluarlah keputusan menteri kesehatan republik
Indonesia No. 822/MENKES/SK/IX/2009. Tentang penetapan RSU Imelda
pekerja Indonesia sebagai rumah sakit kelas B pada tahun 2008 izin tetap RSU
37
38
Imelda Pekerja Indonesia saat ini adalah dari departemen kesehatan republik
Indonesia No.07. 06/II/522.
4.1.2 Visi dan Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
1. Visi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
Rumah sakit Umeum Imelda Pekerja Indonesia menjadi rumah sakit dan
pendidikan dengan setandar Joint Committee International, ( JCI ) tahun
2020.
2. Misi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
1. Meninggkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, pengusaha dan
umum demi terciptanya produktivitas kerja yang tinggi melalui upaya
promotif, Preventif, kuratif dan rehabilitative.
2. Meninggkatkan sarana pendidikan kesehatan termasuk bidang kesehatan
kerja.
3. Berperan aktif mengkampanyekan kesehatan kerja kepada para pekerja
dan pengusaha.
4. Meninggkatkan kinerja manajemen
RSU Imelda Pekerja Indonesia
Medan sesuai dengan standart peraturan pemerintah, kebijakan
manajemen dan kebutuhan pasien.
5. Meningkatkan sumber daya manusia RSU Imelda Pekerja Indonesia
Medan melalui pendidikan dan pelatihan
6. Meninggkatkan pengenalan dan informasi kepada masyarakat luas
bahwa RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan siap menerima dan
39
memberikan pelayanan prima. Serta besarnya rentan
kendali dari
semua pimpinan diseluruh tinggkat organisasi.
7. Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu menjadi
bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.
4.1.3 Falsafah dan Motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
1. Falsafah
Mengutamakan keputusan pasien pelanggan secara utuh.
2. Motto
Memberi pelayanan prima
4.1.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
Organisasi merupakan sekelompok atau sekumpulan orang yang mau
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
dalam organisasiitu sendiri. Sedangkan struktur organisasi adalah gambaran
secara skematis tentang hubungan atau kerjasama dan melaksanakan kerja antara
orang-orang yang ada dalam organisasi stuktur.
Dengan adanya organisasi, maka setiap tugas dan kepastian dapat di
distribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan
efektif.
Ada 3 hal dasar yang dapat dilihat pada struktur organisasi yaitu :
1. Stuktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta
tannggung jawab kepada individu maupun bagian-bagia suatu Organisasi.
2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubugan pelaporan
yang di tetapkan secara resmi dalam suatu organisasi.
40
Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu menjadi bagian-bagian
organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.
4.2
Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai “ Tinjauan pelepasan
informasi rekam medis dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan di RSU Imelda
Medan”.
Table 4.1 Persentase Keperluan Penggunaan Informasi Rekam Medis Bulan
Juni-Juli tahun 2016
No Keparluan penggunaan Informasi
1
Visum
2
Penelitian
Total
Jumlah
20
Persentase %
66 %
10
33%
30
100 %
Data permintaan visum kepolisian/pengadilan pada bulan juni – juli tahun
2016 di Rumah sakit Imelda Medan berjumlah 20 permintaan dengan persentase
(66%). Sedangkan penggunaan informasi untuk penelitian sebanyak 10
permintaan dengan persentase (33%).
41
4.2.1 Prosedur Pelepasan Informasi Rekam Medis Pasien Kepada Pihak Ke-3
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti,
diperoleh 1 macam alur prosedur pengeluaran informasi medis pasien kepada
pihak ke-3 yaitu :
Prosedur pelepasan informasi kepada pihak kepolisian di Rumah Sakit Imelda
Medan
Korban datang dengan kasus perkelahian datang ke kantor polisi untuk
mengadu dan meminta surat visum dari kepolisian, dan kemudian korban datang
ke Rumah Sakit Imelda Medan untuk melakukan visum, setelah korban di visum
oleh dokter dan kemudian dokter mengisi surat visum korban, dan kepolisian
datang mengambil surat hasil visum korban untuk diproses ke pengadilan setelah
mendapat surat izin dari korban untuk hasil visum untuk di perlanjutkan ke proses
pengadilan.
42
a. Prosedur Pelepasan informasi kepada pihak pendidikan atu penelitian.
Unit Diklat Rumah Sakit
Pendidikan/penelitian
-
Mahasiswa/ instansi
Meminta persetujuan dari
direktur
pendidikan
-
Memberikan surat balasan
kepada instansi pendidikan
yang
ingin
bekerjasama
dengan rumah sakit
-
Mahasiswa
menyerahkan
surat penelitian kepada Ka.
Unit rekam Medis
Unit Rekam Medis
-
Pengarsipan surat penelitian
-
Memproses permintaan informasi yang
diberikan
-
Menyerahkan data yang dibutuhkan
Gambar 4.1
Prosedur Pelepasan Informasi Untuk Penelitian
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Penggunaan informasi medis di Rumah Sakit Imelda Medan, di dominasi
oleh penggunaan informasi medis dengan keperluan visum sebanyak 20
permintaan dengan persentase (66%). Sedangkan penggunaan informasi untuk
keperluan penelitian sebanyak 10 permintaan (33%).
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelepasan informasi medis
pasien Rumah Sakit Imelda Medan adalah Diklat, Sub Bag Rekam Medis,
Dokter/Tenaga Medis dan petugas ruangan.
5.2 Saran
Bagi Rumah Sakit Imelda Medan
1. Dalam menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi pasien di Rumah
Sakit Imelda Medan, sebaiknya didalam sub bagian Rekam Medis terdapat
buku pencatatan pengguna informasi rekam medis yang bertujuan untuk
mendokumentasikan pengguna informasi rekam medis yang bertujuan
untuk mendokumentasikan pengguna informasi medis serta sebagai bentuk
bukti apabila terjadi tuntutan kelak .
43
44
2. Sebaiknya diadakan sosialisasi tentang prosedur tetap mengenai pelepasan
informasi medis pasien kepada petugas rekam medis ataupun pihak yang
terlibat dalam pelepasan informasi medis pasien.
Bagi Apikes Imelda Medan
Diharapkan agar lebih memperbanyak waktu dalam melakukan praktek kerja
lapangan yang sesuai dengan ketentuan yang ada agar menambah wawasan bagi
mahasiswa-mahasiswi APIKES Imelda Medan.
Bagi Peneliti
Bagi peneliti sebagai bahan pembelajaran dalam memberikan pelayanan yang
baik bagi pasien serta mengetahui kompetensi perekam medis yang ada di Rumah
Sakit.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI (1997) Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah
Sakit, Jakarta : Dirjen Yanmed
Ery Rustiyanto, 2009 Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
J. Gusnandi, 2005 Rahasia Medis, Jakarta Graha Ilmu
Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.(2008) peraturan
269/MENKES/PER/III/2008, tentang Rekam Medis
Nomor
:
Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Notoatmodjo,s. 2010 Metodologi penelitian kesehatan edisi Revisi
Jakarta: rineka cipta
Notoatmodjo, soekidjo (2005) Metodologi Penelitian Kesehatan
Jakarta: rineka cipta
Presiden Republik Indonesia (1996) Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1996,
tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran, Jakarta
Presiden Republik Indonesia 2004 . Undang – undang Republik Indonesia Nomor
29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran , Jakarta
Presiden Republik Indonesia (2009) Undang- undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 Tentang kesehatan, Jakarta
Rustiyanto, Ery 2009 Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Sunny Ummul Firdaus,2008 Rekam Medis Dalam Sorotan Hukum dan Etika ,
Surakarta
World Health Organization (2006) Medical Records Manual A Guide For
Developing Countries. Geneva WHO
Download
Study collections