Pergeseran Kesetimbangan Ditulis oleh Redaksi chem-is-try.org pada 21-04-2009 Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya. Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan. Bagi reaksi: A + B ↔ C + D KEMUNGKINAN TERJADINYA PERGESERAN 1. Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B memhentuk C dan D, sehingga jumlah mol A dan Bherkurang, sedangkan C dan D bertambah. 2. Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi membentuk A dan B. sehingga jumlah mol C dan D berkurang, sedangkan A dan B bertambah. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGGESER LETAK KESETIMBANGAN ADALAH : a. Perubahan konsentrasi salah satu zat b. Perubahan volume atau tekanan c. Perubahan suhu A. PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZAT Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut. Contoh: 2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g) Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan. Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. B. PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANAN Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan. Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlahKoefisien Reaksi Kecil. Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlahKoefisien reaksi besar. Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan. Contoh: N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) Koefisien reaksi di kanan =2 Koefisien reaksi di kiri =4 Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan. Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. C. PERUBAHAN SUHU Menurut Van’t Hoff: Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm). Contoh: 2NO(g) + O2(g) ↔ 2NO2(g) ; DH = -216 kJ Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan. BAB I PENDAHULUAN A. Landasan Teori Agar dapat memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan factor – factor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari – hari dan industri, anda harus mampu : Menjelaskan kesetimbangan dan factor – factor yang memengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan. Adapun contoh dari kesetimbangan kimia yaitu, Didalam gua biasanya terdapat stalaktit dan stalagmit. Bentuk stalaktit dan stalagmite ini menyerupai tiang – tiang yang indah. Di kawasan Tanjung Kodok, Paciran ( Lamongan ), terdapat sebuah gua yang dikenal Gua Istana Maharani. Didala gua ini terdapat stalaktit dan stalagmite yang indah dan menjadi salah satu objek wisata Indonesia. Stalagtit dan stalagmite terbentuk oleh adanya reaksi kesetimbangan berupa pelarutan dan pengendapan senyawa kapur oleh asam. Reaksi kesetimbangan juga berperan penting dalm berbafgai prosesbiologi dan lingkungan. Selain contoh tersebut, masih banyak fenomena di alam yang melibatkan reaksi kesetimbangan. Tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan Kc yang menyatakan tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi ( C = concentration ). Tetapan kesetimbangan ini sering dilambangkan dengan K saja. Untuk kesetimbangan zat dalam wujud gas, tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan Kp yang menyatakan tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan ( P = pressure ). Penentuan tetapan kesetimbanganbergantung pada jenis reaksinya, homogen atau heterogen. Reaksi kesetimbangan homogen terjadi jika zat – zat terlibatdalam kesetimbangan berada dalam fase yang sama, sedangkan untuk reaksi kesetimbangan heterogen, zat zat tersebut berada dalam fase berbeda. Reaksi keetimbangan homogen terjadi jika fase dari zat zat yang bereaksi dengan zat – zat hasil reaksi sama, yaitu gas atau larutan. Pada kesetimbangan hetrogen, zat – zat yang berbeda pada keadaan setimbang memilikifase yang berbeda – beda. Pad kesetimbang heterogen ini, fase zat yang berpengaruh dalam penentuan nilai Kc atau dalam pergeseran kesetimbangan adalah sebagai berikut : 1) jika terdapat fase gas dan fase padat, yang menentukan Kc adalah fase gas. 2) Jika terdapat fase gas dan fae cair, yang menentukan Kc adalah fase gas. 3) Jika terdapat larutan dan fase padat, yang menentukan Kc adalah larutan. 4) Jika terdapat fase gas, fase cair, fase padat yang menentukan Kc adalah fase gas. Pada reaksi kesetimbangn heterogen yang melibatkan larutan dan fase padat, air yang hanya berfungsi sebagai pelarut dianggap tidak ikut bereaksi. Kalaupun turut bereaksi, konsentrasinya dianggap tetap karena jumlahnya yang jauh lebih bsar dibandingkan zat lainnya. Keadaan setimbang pada suatu system merupakan keadaan yang stabil jika tidak ada pengaruh dari luar system. Jika diberikan suatu pengaruh ( aksi ) terhadap kesetimbangan, system tersebut akan bergeser menujukesetimbangan yang baru. Pada kesetimbangan baru ini, komposisis zat – zat yang terlibat dalam kesetimbangan berubah dari komposisi semula. Hal – hal yang dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan, yaitu perubahan konsentrasi, perubahan tekanan, perubahan volume, dan perubahan suhu. Jika terhadap suatu system kesetimbangan dilakukan suatu tindakn ( aksi ), system kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan ( pergeseran ) yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut. Berdasarkan asaz tersebut, suatu system yang berada pada keadaan setimbang ( reaksi kesetimbangan ) akan selalu berusaha untuk mempertahankan kesetimbangannya. Dengan demikian, apabila terjadi aksi, system tersebut akan mengalami prgeseran agar kesetimbangan tercapai kembali. Reaksi akan bergeser ke arah kanan atau kiri untuk mencapai kesetimbangannya. B. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini diharapkan siswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh konsentrasi dalam kesetimbangan kimia atau apa yang dilakukan suatu system kesetimbangan jika alah satu konsentrasi komponen di ubah atau semua komponen diubah. BAB II METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Alat : Silinder ukur 25 ml Gelas kimia 100 ml Batang pengaduk Tabung raksi yang sama ukurannya 7 buah Pipet tetes Aquades Bahan : Larutan kalium tiosianat 0,2 M Larutan besi ( III ) klorida 0,2 M Larutan kalium tiosianat 1 M Larutan besi ( III ) klorida 1 M Kristal dinatrium hydrogen pospat Labu semprot B. Cara Kerja 1. Masukkan 25 ml air kedalam gelas kimia. Tambahkan 3 tetes larutan KSCN 0,2 M dan 2 tetes FeCl3 0,2 M 2. Aduk larutan kemudian bagi larutan itu sama banyak dalam 5 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama digunakan untuk pembanding warna 3. Tambahkan a. 1 tetes larutan KSCN 1 M pada tabung ke 2 b. 1 tetes larutan FeCl3 1 M pada taung ke 3 c. Sedikit kristal Na2HPO4 pada tabung reaksi ke 4 4. Guncangkan ketiga tabung itu lalu dibandingkan warna larutan dalam tiap tabung itu dengan warna larutan dalam tabung pertama 5. Tambahkan 5 ml air pada tabung reaksi ke 5. guncangkan tabung itu lalu bandingkan warna larutannya dengan warna larutan dalam tabung pertama dengan melihat dari mulut tabung pada posisi tegak lurus BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 2. Larutan diencerkan ( tabung reaksi kelima ) warna larutan sebelum pengenceran dibandingkan dengan sesudah pengenceran dan dilihat dari mulut tabung B. Analisa Data Sistem yang di amati ialah apa yang terjadi pada pencampuran larutan besi ( III ) klorida dengan larutan kalium triosianat Fe 3+ (aq) + SCN -(aq) --> FeSCN2+(aq) Larutan FeSCN2+ ditambahkan 1 tetes larutan KSCN 1 M maka warnanya akan lebih tua dari sebelumnya. Sehingga SCN – diperbesar, arah kesetimbangan bergeser kekanan. C. Pembahasan a. Konsentrasi SCN – diperbesar arah kesetimbangan bergeser kekanan jadi jika konsentrasi zat ditingktkan kesetimbangan bergeser menjauhi zat tersebut b. Konsentrasi Fe 3+ diperbesar arah reaksi kesetimbangan akan bergeser kea rah kanan, karena konsentrasi zat tersebut di tingkatkan / diperbesar sehingga kesetimbangan bergeser menjauhi zat tersebut c. Konsentrasi Fe 3+ diperkecil arah reaksi kesetimbangan bergeser kekiri, jadi jika konsentrasi zat dikurangi kesetimbangan bergeser menjauhi zat tersebut d. Konsentrasi semua komponen diperkecil ( larutan diencerkan ) bergeser ke kiri e. Apakah semua Fe 3+ telah habis bereaksi? Tidak, karena apabila kesetimbangan bergeser kekanan maka nilai kanan sama dengan nilai kiri. f. Apakah semua SCN – t6elah habis bereaksi? Tidak, karena apabila kesetimbangan bergeser kekiri maka nilai kiri sama dengan kanan. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Semakin tua warna suatu larutan maka konsentrasi diperbesar arah reaksi bergeser ke kanan. Semakin muda warna suatu larutan maka konsentrasi diperkecil, arah reaksi bergeser ke kiri. B. Saran Kelengkapan alat praktikum perlu ditambah, karena, banyak alat praktikum yang sudah rusak (tidak layak pakai), semoga di praktikum berikutnya dapat lebih baik dari kali ini. DAFTAR PUSTAKA Purba, Michael.2004.Kimia untuk SMA Kelas X Semester II. Jakarta : Erlangga Kesetimbangan A. Landasan teori Kesetimbangan adalah prosos dinamis ketika reaksi ke depan dan reaksi balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi dari setiap zat tinggal tetap pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan mencapai suatu titik ketika konsentrasi zat-zat pereaksi dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul telah berubah dari pereaksi menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi tanpa perubahan netto konsentrasinya. Pokok-pokok penting yang perlu diingat pada konstanta kesetimbangan yaitu K adalah suatu konstanta untuk setiap reaksi selama suhunya tidak berubah. K menentukan zat mana yang konsentrasinya lebih besar pada saat keetimbangan produknya atau pereaksinya. Karena k ditentukan oleh konsentrasi pereaksi atau produknya. K tidak tergantung dari banyaknya tingkat reaksi antara pada mekanisme reaksinya. Jika nilai K lebih besar dari 1 pada kesetimbangan akan lebih banyak produk di bandingkan dengan pereaksi, dan reaksi berhenti di kanan, begitu pula sebaliknya. Asas Le chatelier menyatakan bahwa jika suatu perubahan yaitu perubahan konsentrasi , tekanan, volume, atau suhu diterapakan pada suatu system yang berada pada keadaan setimbang, system tersebut akan bergeser ke arah yang akan memperkecil pengaruh perubahan tersebut. Kenaikan tekanan akan menggeser kesetimbangan ke arah sisi yang mempunyai jumlah mol gas lebih sedikit. perubahan tekanan hanya mempengaruhi reaksi-reaksi dalam fase gas yang jumlah mol gas pereaksi dan produknya berbeda. Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem.