Majalah Pemkab Mojokerto Edisi April 2015

advertisement
Majalah Pemkab Mojokerto
Edisi April 2015
TAMA
Maj a
2
Majatama edisi Maret 2015
3
Contents
5
halaman
11
halaman
M erubah Desa
Dalam Tataran Pembangunan Holistik
ADD
Bergairah,
Desa Siap Berbenah
REDAKSI
Pelindung
Pembina
Mustofa Kama Pasa, SE
Dra. Choirun Nisa, M.Pd
Ir. Herry Suwito, MM
Pengarah
Dr. Akhmad Jazuli, SH, M.Si
Dewan Redaksi
Alfiyah Ernawa , S.Sos, MM
Kabag Humas dan Protokol
Editor
Redaktur
Kasubag Humas dan Protokol
Setda Kabupaten Mojokerto
Luluk Hikmatus
Petugas Layout
Tritus Julan
Peliput berita
Staf Bagian Humas dan Protokol
Setda Kabupaten Mojokerto
Antok Ari Mawardi
Andro Ikhwan Nurcahyo
Ento Suprayono
Irvan Shala n
Setyo Kardiono
Bagian Humas dan Protokol
Setda Kabupaten Mojokerto
Telp. (0321) 321794
Email : [email protected]
Distribusi
Fotografer
Alamat Redaksi
Majatama edisi Maret 2015
17
halaman
Bakal Dikembangkan
4
Perandal
Perempuan
am
PembangunanBangsa
Oleh:
Alyah Ernawati
Kepala Bagian Humas dan Protokol
Setda Kabupaten Mojokerto
Konsep pembangunan kemampuan peranan perempuan yang dipergunakan berkembang menjadi
p em berdayaan perem p uan yang
berarti meningkatkan kualitas dan
peran perempuan pada semua aspek
kehidupan baik secara langsung atau
tidak langsung melalui penciptaan
situasi-situasi yang kondusif sebagai
motivator dan akslerasi proses pembangunan. Sehingga Karls (1995)
memandang bahwa pemberdayaan
kaum perem p uan seb ag ai suat u
proses kesadaran dan pembentukan
kapasitas (capacity building) terhadap
partisipasi yang lebih besar, kekuasaan
dan pengawasan dalam pembuatan
keputusan dan tindakan transformasi
agar menghasilkan persamaan derajat
yang lebih besar antara perempuan
dan kaum laki-laki.
Diakui selama ini ada anggapan
bahwa kualitas perempuan dalam
pembangunan masih sangat rendah,
yang m enyeb abkan p eran kaum
perempuan tertinggal dalam segala
hal. Maka untuk mengatasinya diperlukan upaya dan strategi mengintegrasikan gender ke dalam arus pembangunan dengan cara menempatkan
perempuan sebagai subjek pembangunan dan menghilangkan faktor
kendala yang dihadapi perempuan
dalam pembangunan dengan melakukan kegiatan analisis dan evaluasi (1)
sejauhmana perempuan terlibat dalam
pro gram - prog ram pem bang unan
(2) sejauhmana kualitas tenaga kerja
perempuan (3) hambatan-hambatan
apa saja yang dihadapi perempuan
dalam kegiatan pembangunan (4)
upaya-upaya apa saja yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas dan peran perempuan (5) faktor apa sajakah
yang dominan berpengaruh terhadap
hubungan gender dan (6) bagaimana
pemecahan masalah yang dihadapi
perempuan. Maka dengan kerangka
ini tentunya akan dapat dihasilkan
suatu identifikasi sejauhmana peranan
perempuan dalam pembangunan
dewasa ini.
Sal ah sat u indikato r i nt egrasi
perempuan dalam pembangunan
adalah tingkat partisipasi angkatan
kerja (TPAK) perempuan disemua bidang lapangan kerja sebagai politikus,
PNS, karyawan, buruh perusahaan
termasuk petani, hingga tahun 1998
saja mencapai 40,2 persen.
Kondisi ini dapat dipahami begitu
besar andil perempuan dalam pembangunan nasional yang diprediksi
akan terus meningkat dari tahun ke
tahun. Meskipun Women In Development Approach (WID) yang diperkenalkan oleh United States Agency for
International Development (USAID)
bahwa perempuan merupakan sumber
daya yang belum dimanfaatkan secara
optimal untuk memberikan sumbangan ekonomi dalam pembangunan.
Ini berarti bahwa perempuan dan
pembangunan telah menjadi sorotan
dunia internasional termasuk lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dalam ka-
jian yang lebih komprehensif. Hubeis
(1985) mengatakan, analisis alternatif
peran perempuan dalam mendorong
pembangunan dapat dilihat dari tiga
aspek yakni (1) peran tradisi atau peran
domestic yang berkait an deng an
pekerjaan rumah tangga. Perempuan
yang berhasil mengelola rumah tangga dengan baik akan menjadi inspirasi
dan motivator bagi pelaku pembangunan, (2) peran transisi yang berkaitan
dengan garapan lahan pertanian atau
bekerja di usaha keluarga dan (3)
peran kontemporer. Perempuan memiliki peran di luar rumah tangga atau
disebut wanita karier. Peran-peran
ini menunjukkan bahwa perempuan
baik langsung maupun tidak langsung
mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembangunan bangsa.
Pemerintah telah menempatkan
kaum perempuan sebagai partner
yang manis bagi pembangunan. Isu
gerakan dan pemberdayaan perempuan yang berkem bang b erkisar
dalam suatu pemikiran bahwa perempuan sebagai sumber daya pembangunan, dengan kata lain politik
gender telah memakai pendekatan
Wo men In Develop m ent di m ana
perempuan terintegrasi sepenuhnya
dalam derap pembangunan nasional.
Konsep ini memberikan porsi kepada
kaum perempuan untuk lebih eksis
meningkatkan peran sertanya dalam
pembangunan menuju bangsa yang
sejahtera dan penuh kedamaian.
(*)
Majatama edisi April 2015
5
M erubah Desa
Dalam Tataran Pembangunan Holistik
Penerapan UU nomor 6 tahun 2014 tentang
desa, menjadi kewajiban dan tanggung jawab
tersendiri yang harus dipenuhi oleh Kabupaten
Mojokerto. Regulasi yang termaktub di dalamnya sangat membantu dalam proses pembuatan
dan penerapan konsep “Membangun Desa”.
Secara empiris, Kabupaten Mojokerto dibawah
pimpinan Mustofa Kamal Pasa yang akrab
disapa MKP, nyatanya tidak pernah berhenti
merealisasikan mimpi membangun desa layaknya kota. Atas perintah UU di atas, MKP
meletakkan pembangunan berbasis desa, dan
diimplementasikan pada wajah APBD 2015
Kabupaten Mojokerto. Agenda “Rembug Desa”
yang dijalankan selama masa kepemimpinan
MKP, merupakan salah satu manifestasi keseriusan untuk membangun desa-desa di 18
kecamatan di Kabupaten Mojokerto secara
holistik, baik dari infrastruktur utama maupun
sumber daya manusia.
Dari awal kepemimpinannya pada awal
2010, tercatat Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Mojokerto adalah
Rp 800 M, jumlah ini kemudian terus meningkat
menjadi Rp 2,2 T pada 2015. Belum ditambah
dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dari
tahun 2011 senilai kurang lebih Rp 83 M, menjadi
Rp 400 M pada 2015 ini. Dengan kondisi APBD
dan PAD yang cukup sehat, menjadi hal yang
relevan jika pemerintah daerah ingin mengubah
wajah pedesaan Kabupaten Mojokerto.
Maka melalui agenda rembug desa lah, realisasi tersebut bisa lebih terarahkan melalui komunikasi dua arah antar bupati dengan masyarakat
langsung. Tuntutan akan kualitas dan kinerja
kepemimpinan dalam penyelenggaraan pemerintahan telah menjadi patron seorang pemimpin
dalam membawa perubahan yang diharapkan.
Majatama edisi April 2015
Kepemimpinan yang adil dan merata, seolah
menjadi hal yang basic dan pantang diabaikan,
karena kontribusinya merupakan motor penggerak pembangunan itu sendiri.
Jajaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah
(SKPD) seperti Dinas PU Cipta Karya, Bina
Marga dan Dinas Pertanian telah bersiap dengan
usulan masyarakat, melalui instruksi bupati. Data
statistik Dinas PU Bina Marga mencatat bahwa
mayoritas kondisi jalan yang ada di Kabupaten
Mojokerto, kondisinya sudah sangat baik. Jumlah
jalanan ini adalah 603,004 km, jauh mendominasi
angka kondisi jalan dengan kondisi sedang dengan jumlah 11,469 km, dan kondisi jalan dengan
kondisi rusak dengan total 139,522 km. Proyek
peningkatan dan pelebaran jalan pada 2015 ini
telah mencapai angka 670 km dan perlahan
mendekati bidik targetnya yaitu 1100 km. Pemerintah Kabupaten Mojokerto telah merampungkan
proyek peningkatan dan pelebaran jalan sebanyak
75% pada 2014 lalu, tahun 2015 ini target angka
85% dalam peningkatan dan pelebaran jalan,
diharapkan bisa diraih segera.
Laporan Dinas PU Cipta Karya juga memberitahukan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2014 lalu, tercatat total keseluruhan
APBD dan P-APBD Kabupaten Mojokerto yang
dikucurkan untuk program peningkatan jalan
lingkungan menelan dana total Rp 22.051.009.250,
yang digunakan untuk membangun jalan poros
dan jalan lingkungan desa. Begitu juga dengan Dinas Pertanian yang mengemban tanggung jawab
untuk melancarkan kegiatan fisik peningkatan
Jalan Usaha Tani (JUT) pada 2015 ini, yang akan
direalisasikan di 22 desa di Kabupaten Mojokerto.
Mengingat roda khas perekonomian perdesaan
yang sebagian besar berkutat di sektor pertanian,
bupati ingin agar nantinya pembangunan ini
membawa dampak baik bagi aktivitas perekonomian masyarakat.
Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan
kearifan lokal kawasan pedesaan yang mencakup
struktur demografi masyarakat, karakteristik
sosial budaya, karakterisktik fisik geografis, pola
kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor kelembagaan desa, dan
karakteristik kawasan pemukiman. Kesemua
indikator inilah yang coba dipenuhi oleh bupati
dalam usaha keras merubah desa layaknya kota.
Pembangunan yang berbasis pedesaan diberlakukan untuk memperkuat fondasi perekonimian
negara, mempercepat pengentasan kemiskinan
dan pengurangan kesenjangan perkembangan
antar wilayah, sebagai solusi bagi perubahan
sosial, desa sebagai basis perubahan.
Pembangunan desa tidak mungkin bisa dilaksanakan oleh satu pihak saja, harus ada koordinasi dengan pihak lain baik seperti perangkat
desa maupun masyarakat secara keseluruhan.
Bupati selalu menegaskan bahwa pembangunan
tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya koordinasi
dengan pihak terkait, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat tidak bisa mengandalkan
pemerintah kabupaten saja, namun sumbangan
ide-ide segar untuk pembangunan. Atas dasar
inilah bupati selalu antusias melakukan kegiatan
rembug desa, dengan karakteristik masyarakat
yang kritis terhadap perkembangan pembangunan kabupten yang dipimpinnya selama ini.
Aturan tata tertib adminsitrasi untuk jajaran
perangkat desa merupakan hal lain yang bersifat
esensial, dan diharapkan akan mempercepat laju
pembangunan desa layaknya kota. Berkaitan dengan urusan dana bantuan, maka peran perangkat
desa inilah yang menjadi sentral.
6
Resolusi ADD Kabupaten Mojokerto 2015:
Optimalkan Penyerapan ADD
Kabupaten Mojokerto
memastikan Alokasi
Dana Desa (ADD) cair
pada pertengahan bulan,
menyusul regulasi realisasi
ADD dan Dana Desa
(DD) berupa Peraturan
Bupati (Perbup) yang
telah terbit pasca Bupati
Mojokerto, Mustofa Kamal
Pasa menandatanganinya.
Desa yang akan menerima
pencairan ADD harus
melengkapi persyaratan
yang telah ditentukan, agar
dana tersebut cepat turun.
Seperti yang tertuang
dalam Perbup nomor 7
tahun 2015 mengenai
persyaratan penyaluran
ADD yang harus melalui 2
tahap penyaluran.
Ada 9 langkah tata cara pada
tahap pertama, yaitu :
Surat Kepala Desa perihal
permohonan penyaluran ADD
pada bupati melalui camat harus
dilampiri antara lain ; Keputusan
kepala desa tentang pembentukan tim pelaksana desa, keputusan kepala desa tentang pembentukan tim pembangunan desa,
keputusan kepala desa tentang
penunjukan bendahara, laporan
penyelenggaraan pemerintahan
desa (LPPDesa) tahun sebelumnya, peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBDesa tahun sebelumnya,
peraturan desa tentang APBDesa tahun berjalan, tanda terima
(kwitansi) ADD tahap 1 yang ditandatangani kepala desa bermaterai, surat pernyataan tanggung
jawab mutlak terhadap penggunaan anggaran ADD tahap 1 yang
ditandatangani kepala desa, dan
hasil verifikasi tim pendamping
kecamatan.
Peyaluran tahap kedua yakni, surat kepala desa perihal
permohonan penyaluran ADD
Tahap II pada bupati melalui
camat yang dilampiri antara lain
; laporan penggunaan ADD dari
desa sebagaimana lampiran II
(form 1) setelah diverifikasi oleh
tim pendamping kecamatan,
tanda terima (kwitansi) ADD
yahap II yang ditandatangani
oleh kepala desa bermaterai, surat pernyataan tanggung jawab
mutlak terhadap penggunaan
anggaran ADD tahap II yang
ditandatangani kepala desa, dan
hasil verifikasi tim pendamping
kecamatan.
Kasubag Tata Pemerintahan
Desa Kabupaten Mo jokerto,
Mahmud, menyampaikan bahwa
dalam ADD terdapat hak dan
kewajiban yang harus diketahui.
“ADD merupakan hak desa untuk
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pemberdayaan masyarakat, dan
pembinaan kemasyarakatan. Namun untuk pencairan ADD, desa
harus memenuhi kewajibannya”,
ungkap Mahmud.
Sedangkan 3 kewajiban utama yang harus dipenuhi oleh
desa adalah ; APBDesa tahun
2015 harus sudah ditetapkan,
pertanggungjawaban APBDesa
tahun sebelumnya, dan laporan
penyelenggaraan pemerintahan
desa. Mahmud juga berharap
agar April ini, masing-masing
desa dapat mencairkan ADD.
Sebab dalam ADD terdapat penghasilan tetap kepala desa dan
perangkatnya.
Perlu diketahui bahwa pada
tahun 2014 lalu bahwa hampir
semua desa belum menerima
pencairan tahap kedua, total dana
yang gagal terserap mencapai
Rp 14 M. Gagalnya penyerapan ini dikarenakan desa yang
‘bandel’ tidak segera memenuhi
persyaratan pencairan, padahal
Pemkab telah berjanji akan mencairkannya lewat P-APBD 2015.
Tahun 2015 ini ADD dari APBD
Kabupaten Mojokerto mencapai
Rp 106 M, rata-rata dana yang
akan diterima per desa yakni Rp
300 juta. Dana pembangunan
ini belum lagi ditambah dengan
Dana Desa (DD) yang bersumber
dari APBN total Rp 82,6 M. Estimasi penerimaan tiap desanya
mencapai Rp 100 juta hingga
500 juta.
Pembangunan desa mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka
pembangunan nasional dan
pembangunan daerah, karena
di dalamnya terkandung unsur
pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta menyentuh
secara langsung kepentingan
sebagian besar masyarakat yang
bermukim di pedesaan dalam
rangka upaya meningkatkan
kesejahteraan mereka.
Beberapa faktor penyebab
desa membutuhkan sumber
pendapatan antara lain, kecilnya
desa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDesa), ren-
dahnya dana operasional desa
untuk menjalankan pelayanan
publik, serta faktor banyaknya
program pembangunan masuk
ke desa, tetapi hanya dikelola
oleh dinas. Program semacam
itu kerap mendulang kritikan
karena tidak memberikan akses
pembelajaran bagi desa, dan
bersifat top down sehingga tidak
sejalan dengan kebutuhan desa
dan masyarakatnya.
Hal diatas menggerakkan
pemerintah untuk turut memberi dukungan keuangan pada
desa yang berasal dari dana
perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, minimal 10 % untuk
desa yang disebut Alokasi Dana
Desa (ADD). ADD sebenarnya
adalah bentuk bantuan stimulan
atau dana perangsang untuk
mendorong dalam membiayai
program pemerintah desa yang
ditunjang dengan partisipasi,
swadaya, dan gotong-royong
masyarakat dalam melaksanakan
kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat. ADD juga
merupakan bentuk pemenuhan
hak desa untuk menyelenggarakan otonomi desa dalam rangka
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat sesuai
kondisi mengikuti pertumbuhan
dari desa itu sendiri.
Majatama edisi April 2015
Jika ditilik dari catatan data
statistik, ADD Kabupaten Mojokerto tahun anggaran 2014 sebesar Rp 25.611.028.000, sedangkan
yang terserap Rp 12.855.817.500.
Artinya dana ADD yang dapat
diserap oleh desa hanya
sebesar 50,20%. Dengan kata lain, tingkat
penyerapan dana ADD
pada tahun anggaran
2 01 4 d i K a bu p at e n
Mojokerto mengalami
penurunan cukup signifikan yaitu sebesar
46,38%. Sekali lagi, faktor utama p enyebab
turunnya penyerapan
ADD adalah banyaknya
desa yang belum bisa
melengkapi kelengkapan pencairan dana,
sehingga ADD menjadi tersendat dan tidak kunjung turun.
Dalam setiap agenda
Rembug Desa, bupati
berkali-kali mengingatkan agar kepala desa
yang mendapat bantuan
ADD tertib administrasi.
Pemerintah Kabupaten Mojokerto sendiri
perlu merancang serangkaian strategi komunikasi sebagai pedoman untuk melakukan sosialisasi ADD.
St rategi ko munikasi
tersebut tentu tidak ala
kadarnya, melainkan
melalui pertimbangan
dan riset yang mendalam mengenai kondisi desa bersangkutan.
D e ng a n m e ra n ca ng
strategi komunikasi ini,
diharapkan desa dapat
menjadi lebih paham
mengenai pentingnya
ADD dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa, sehingga makin
banyak dana ADD yang
dapat terserap.
Statistik ini tetapi
tidak serta merta menyurutkan p ro gram
pembangunan Kabupaten Mojokerto, sebab
bupati secara kontinyu
terus melakukan ‘blusukan’ Rembug Desa
demi menyerap aspirasi
masyarakat yang menginginkan pembangunan
lebih dan lebih lagi.
Masyarakat diharapkan
ikut turun mengawasi
desa masing-masing,
untuk kedepannya lebih
peka dan kritis dengan program
pembangunan Kabupaten Mojokerto.
Majatama edisi April 2015
Upaya Mengubah Wajah
Pelayanan Publik Melalui
Citizen Charter
Citizen charter adalah
pendekatan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
menempatkan pengguna layanan
sebagai pusat perhatian. Artinya, kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan menjadi
pertimbangan utama dalam
seluruh proses penyelenggaraan
pelayanan publik. Konsep ini
yang coba diaplikasikan Pemerintah Kabupaten Mojokerto pada
lembaga pelayanan publiknya,
yakni BPTPM dan Catatan Sipil.
7
Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Mojokerto sejak 2011 lalu telah
mengadaptasi citizen charter melalui program pelayanan gratis
untuk KK, KTP, Akte, surat nikah
non muslim, yang bisa
diproses dalam sehari.
Layanan ini bisa dilakukan di tempat, maupun
melalui layanan mobil
keliling, dengan syarat
kelengkap an berkas
oleh pemohon. Langkah ‘jemput bola’ ini
diharapkan menuai animo positif dari masyarakat dari hari ke hari, dan
mampu merubah wajah
pelayanan publik yang
birokratis dan berbelitbelit. Bahkan Kepala Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten
Mojokerto, Bambang
Eko Wahyudi, tidak segan untuk sering-sering
turun langsung melayani masyarakat.
B a d a n Pe r i j i n a n
Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM)
Kabupaten Mojokerto
juga termasuk dalam
da ar badan pelayanan
masyarakat yang terus
menyuguhkan kemudahan pelayanan dan
aksesbilitas terpadu
yang penuh inovasi
untuk menarik minat.
Ini dibuktikan dengan
diluncurkannya program terbaru BPTPM
2015, yakni pemberian
retribusi atau potongan sebesar 50% bagi
masyarakat yang mengajukan pemutihan Ijin
M e ndi ri kan Ba ngu nan atau IMB hunian.
2015 ini memang akan
menjadi tahun dimana
standar public service
atau kualitas pelayanan
suatu badan pelayanan
masyarakat dituntut
untuk makin meningkatkan kinerjanya. Bukan tanpa alasan, hal
ini semata-mata guna
terwujudnya pemerintahan yang baik (good
governance), sehingga
melahirkan sistem
pelayanan publik yang
akuntable, inovatif dan
informatif.
Syarat wajib pengajuan retribusi atau
potongan sebesar 50%
untuk pemutihan IMB
hunian ini sangat mudah, antara
lain mengisi form (termasuk persetujuan tetangga dan surat kebenaran data), sertifikat atau bukti
8
kepemilikan tanah, fotokopi KTP pemohon,
gambar peta situasi beserta denah bangunan,
dan juga surat kuasa apabila diwakilkan.
Adapun pengecualian atau kondisi dimana
pengajuan retribusi ini tidak bisa diajukan
antara lain yakni bangunan yang digunakan
untuk usaha, villa, bangunan dengan luas
diatas 200 m2, dan bangunan yang didirikan
dibawah tahun 2000.
Selian IMB, IUJK atau izin Usaha Jasa
Konstruksi, dan Izin Tempat Usaha Penjualan Minuman Beralkohol yang termasuk
dalam sub pengajuan Bidang Perijinan
Tertentu, BPTPM juga siap melayani beberapa sub pengajuan bidang lainnya. Di
Bidang Penanaman contohnya, BPTPM siap
melayani Penda aran Penanaman Modal,
Izin Pemanfaatan Ruang, dan Izin Lokasi.
Untuk Bidang Industri dan Perdagangan,
sub yang tercakup di dalamnya seperti Izin
Gangguan atau HO, Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP, Tanda Da ar Perusahaan
atau TDP, Izin Usaha Industri atau IUI, dan
Izin Usaha Toko Modern atau IUTM. dan
Bidang Usaha dan Jasa. Selanjutnya yaitu di
Bidang Usaha Jasa, yang dimana komponen
sub nya terdiri dari Izin Bidang Kesehatan,
Media, Ketenagakerjaan, Tanda Daftar
Usaha Pariwisata, Izin Pemakaian Kekayaan Daerah, Penyelenggaraan Reklame,
Eksplorasi Air Bawah Tanah, Pengeboran
Air bawah Tanah, Pengambilan Air Tanah
Sumur Bor, dan Pengambilan Air Tanah
Sumur Pasak. Semua sub tersebut dirancang
menjadi kesatuan sistem yang rapi dengan
detail yang transparan, demi kenyamanan
masyarakat dan juga pemodal atau pebisnis
sebagai pengguna utamanya.
Kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik terbaik, mendorong
semua organisasi maupun instansi baik
swasta maupun pemerintah, untuh terus
berbenah demi memberi pelayanan paripurna kepada publik penggunanya. Salah
satu aspek penting dalam pelaksanaan
pelayanan publik adalah kemampuan komunikasi dari setiap petugas pelayanan.
Komunikasi ini tidak sebatas pada proses
penyampaian pesan semata, tetapi semua
tindakan yang berpotensi komunikasi,
seperti performa komunikator (petugas),
dalam menyampaikan atau menangkap
pesan komunikan (publik atau masyarakat
pengguna), kesmuanya ini termasuk dalam
modal intelektual yang bersifat tidak tampak (intangible). Faktor intangible ini akan
sempurna dengan dukungan aspek yang
tampak (tangible), misalnya kondisi instansi
yang kondusif dari segi penataan ruang
penerimaan publik dan kerapian.
BPTPM Kabupaten Mojokerto mencoba
untuk memadukan dua aspek diatas salah
satunya dengan cara mendesain ruangan
khusus konseling atau pengaduan yang berfungsi untuk ruang mediasi dan pemecahan
masalah dengan metode komunikasi dua
arah yang baik antara petugas dan pengguna layanan BPTPM. Begitu juga dengan
layanan kemitraan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yang bisa
dilakukan langsung di loket penerimaan
kantor BPTPM Kabupaten Mojokerto. Loket
ini siap melayani informasi dan penjelasan
seputar BPJS dan juga menyediakan blanko
yang diperlukan. Langkah untuk mempercepat proses perijinan BPTPM, kini bahkan
direalisasikan dalam kemudahan form pengajuan yang bisa diunduh langsung di website resmi BPTPM Kabupaten Mojokerto di
perijinan.mojokertokab.go.id. Wacana BBTPM
menjadi BPM-PTSP atau Badan Perencanaan Modal-Perijinan Terpadu Satu Pintu
menurut Kepres tahun 1997, juga diharapkan akan mampu meningkatkan performa
BPTPM menjadi lebih baik, mudah dan
mampu merubah kesan birokratis pelayanan publik. Kepala BPTPM Kabupaten
Mojokerto, Bambang Wahyuadi juga sering
turun langsung melayani masyarakat yang
ingin mengurus perijinan. (Ida/Hms)
Majatama edisi April 2015
9
M KP
PRO PEM BANGUNAN
DESA M ELALUI BK DESA
Oleh:
Eddy Tauq
Kepala Bagian Pembangunan Setda Kab.Mojokerto
BANTUAN Keuangan Desa atau BK Desa
adalah bantuan keuangan yang diberikan
oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto kepada pemerintah desa dengan tujuan untuk
memberdayakan masyarakat perdesaan,
mempercepat pemerataan pembangunan
di desa dan mendorong pertumbuhan ekonomi di desa melalui peningkatan sarana
dan prasarana di desa. BKDesa menggunakan
mekanisme transfer langsung dari Bank BPD
Jatim ke rekening pemerintah desa. Dana
BK Desa dapat digunakan antara lain untuk
kegiatan peningkatan jalan lingkungan baik
hotmix maupun cor, rehab balai/ kantor desa,
gedung TPQ dll.
Pada tahun 2014 pemerintah Kabupaten
Mojokerto melalui APBD Kabupaten Mojokerto tahun 2014 telah mentransfer dana BK
Desa sejumlah Rp 32 M kepada 83 desa lokasi
penerima BK Desa. Selanjutnya pada P-APBD
Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Pemerintah
Kabupaten Mojokerto juga telah mentransfer
dana BKDesa sejumlah Rp 11,07 M kepada 43
desa lokasi penerima BK Desa sehingga total
pada tahun 2014 telah ditransfer sebesar
Rp 43,07 M untuk program BK Desa. Hal ini
menjadi fakta dan bukti nyata kepedulian
Bupa Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa yang
pro terhadap pembangunan desa.
Selain itu bupa juga berkomitmen bahwa
mekanisme bantuan keuangan desa harus
semakin mudah baik pengajuan, pelaksanaan,
maupun pengawasannya sehingga desa dak
merasa kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan BK Desa namun tetap meminimalkan
terjadinya penyelewengan dana BK desa.
Sehingga sangat dibutuhkan komitmen semua
pihak terutama pemerintah desa sebagai
penerima dana BKDesa untuk selalu berpedoman pada peraturan yang berlaku.
Mekanisme BK Desa
Hasil Pelaksanaan BK Desa telah menjadi
fakta nyata bahwa infratrukutur perdesaan
saat ini telah berkembang dengan sangat
pesat. Desa saat ini telah dapat menikma
infrastrutur jalan yang sudah baik dan lebih
lebar sehingga kegiatan warga masyarakat
sehari-hari baik perekonomian, pendidikan
dan lainnya dapat dilaksanakan baik dengan
lancar. Dengan adanya fasilitas pemerintahan
desa yang baik maka aparatur pemerintah
desa dapat memberikan pelayanan yang
terbaik baik bagi warga desa. Sudah menjadi
fakta pula bahwa dengan terbukanya akses ke
desa telah meningkatkan harga tanah di desa
berkali lipat dari sebelumnya. Bahkan potensi
potensi lain di desa yang selama ini belum
bisa berkembang karena dak adanya akses
jalan saat ini sudah mulai terlihat geliatnya
seper potensi obyek wisata alam, wisata budaya dan juga wisata religi yang kedepannya
merupakan potensi PAD bagi desa.
Manfaat BK Desa sungguh sangat luar
biasa dan telah dapat dirasakan seluruh
lapisan masyarakat perdesaan di Kabupaten
Mojokerto sehingga program BK Desa patut
untuk dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Bahkan apabila seluruh infrastruktur
di pedesaan sudah baik maka dana BK Desa
dapat digunakan untuk kegiatan yang lain
misalnya untuk kegiatan ekonomi produk f
di desa sehingga daat mengurangi angka
pengangguran di desa dan pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan serta derajat
kesejahteraan seluruh masyarakat desa di
Kabupaten Mojokerto.
FOTO - FOTO TYOK/HMS
Majatama edisi April 2015
10
Permohonan Bantuan
Bupati Mojokerto
APBD
Melalui Camat
1. Besar Dana
Persyaratan :
2. Foto Lokasi
APBDesa
Kepala Desa
Pencairan Bantuan
APBD
KAB
Pemkab
PERSYARATAN:
BPKA
Transfer Via
Bank Jatim
Pemerintah
Desa
APBDesa
Rek. Kas
Pemerintah Desa
Kas Bendahara
TPK
TPK
1. Pembelian Matrial/ Peralatan
2. Upah
3. Sewa Alat
4. Biaya Administrasi/ Operasional
5. Pajak
Laporan Pertanggungjawaban Bantuan
Pemerintah
Kabupaten
a.) Surat Keputusan Kepala
Desa tentang pembentukan
Tim Pengelola Kegiatan
(TPK).
b.) Foto Copy KTP Kepala
Desa dan Bendahara Desa.
c.) Foto Copy Rekening
Bank Pembangunan Daerah
Kabupaten Mojokerto atas
nama pemerintah
T u n a idesa.
d.) Foto Copy NPWP atas
nama Bendahara Desa.
e.) Surat Pernyataan
Tanggung Jawab Mutlak
(SPTJM) yang
ditandatangani Kepala
Desa.
f.) Pakta Integritas yang
ditandatangani Kepala
Desa.
g.) Kwitansi penerimaan
uang rangkap 4 (empat)
bermaterai Rp.6.000,00
yang ditandatangani Kepala
Desa.
Bupati
Mojokerto
Laporan
Penggunaan
Dana Melalui Camat :
1.Besar Dana
2.Perkembangan Fisik dan
Keuangan
Pemerintah
Desa
TPK
Kepala
Desa
Ketua TPK
1. Laporan Perkembangan
Fisik dan Keuangan.
2. Laporan
Pertanggungjawaban
(100 %).
Majatama edisi April 2015
11
ADD
Bergairah,
Desa Siap
Berbenah
Agenda “Rembug Desa” merupakan salah satu program
bupati dalam rangka mensosialisasikan program pembangunan di Kabupaten Mojokerto kepada masyarakat. Tujuan
agenda ini juga untuk menyerap aspirasi langsung dari masyarakat sehingga program pembangunan Pemerintah Kabupaten Mojokerto kedepan, tepat dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Destinasi pertama dari agenda minggu ini adalah Desa
Bandung, Kecamatan Gedeg, pada Senin (9/3). Desa Bandung
memiliki dua dusun, yakni Bandung Wetan dan Bandung
Kulon. Dusun Bandung Wetan menjadi dusun perdana sidak
rombongan bupati dan segenap jajarannya, termasuk kepala
SKPD, Muspida, dan camat setempat.
Dari pantauan fisik, kondisi Dusun Bandung Wetan
sudah cukup baik dan tertata rapi. Namun di beberapa titik,
kondisi infrastruktur umumnya masih memerlukan sentuhan
perbaikan. Keluhan warga Desa Bandung Wetan antara lain
adalah masih minimnya lampu penerangan jalan, perbaikan sarana penunjang areal pemakaman seperti pagar, jalan cor usaha
tani, tugu batas dusun, dan gedung PAUD yang akan segera
dirubah konsep sekaligus namanya menjadi “Gedung Pintar”.
Gedung ini nantinya akan terintegrasi juga dengan TK dan
SD, sehingga menjadikannya sebagai satu kawasan kompleks
pendidikan terpadu dan lebih modern. Khusus anggaran untuk
“Gedung Pintar”, anggaran dana telah dipersiapkan kurang
lebih Rp 200 juta. Sedangkan di Dusun Bandung Kulon, tercatat
ada 15 unit rumah warga yang sudah tidak layak huni, jalan
pertanian bagian barat kondisinya tidak rata, serta Polindes
yang tampak berdiri seadanya dengan triplek dan seng.
Mustofa Kamal Pasa, Bupati Mojokerto, juga secara resmi
juga menyetujui bantuan dana untuk pembangunan balai Desa
Bandung sebesar Rp 400 juta. Tentu hal ini juga dipengaruhi
faktor naiknya jumlah anggaran yang disediakan untuk desa.
Dalam pemaparan terbuka yang digelar di balai Desa Bandung,
bupati menyatakan, “Tahun lalu, kami telah melakukan perombakan terhadap 68 unit balai desa yang tersebar di berbagai
desa, dengan rata-rata biaya pembangunan sebesar Rp 250 juta.
Pada 2015, jumlah ini akan naik menjadi Rp 400 juta”, jelasnya.
Bupati juga mengkritisi kondisi dari Rumah Sakit
RA.Basuni, Gedeg. Menurut bupati, infrastruktur Rumah
Sakit RA.Basuni belum cukup siap untuk menarik simpati
masyarakat maupun calon potensial pasien. Wacana pemindahan rumah sakit ke daerah Kupang, menjadi opsi yang layak
untuk ditindak lanjuti secara serius.
Kunjungan bupati selanjutnya dilaksanakan pada Selasa
(10/3) menuju Desa Sumberjati, Kecamatan Jatirejo. Complaint
utama yang disampaikan warga pada orang nomor satu di
Kabupaten Mojokerto ini adalah problem rusaknya infrastruktur jalan poros utama sebagai akses masuk desa. Desa beriklim
sejuk dengan penduduk 820 jiwa ini memiliki dua dusun,
Majatama edisi April 2015
yakni Dusun Sumberjati dan Sumberpetung. Letak geografis
yang berada di jalur lembah dan pegunungan dengan kontur
tanah yang tidak rata, membuat Desa Sumberjati sangat layak
untuk mendapat treatment khusus pembangunan jalan yang
bisa mendukung kondisi dan keselamatan pengguna jalan.
Dalam dialog terbuka dengan masyarakat, bupati mengusulkan pengecoran dan pelebaran jalan selebar 6-7 meter
dengan ketebalan 25 cm, hal ini sesuai dengan standar propinsi.
Jalan yang akan dibangun memiliki panjang 4,5 sampai dengan 5 km. Sedangkan jalan pertanian yang ditargetkan akan
dibangun sepanjang satu kilometer. Terdapat pula 3 jembatan
penunjang aktivitas warga setiap harinya dan saat ini sedang
berada dalam kondisi lapuk dan berpotensi ambruk. Menindak lanjuti temuan ini, bupati berencana untuk membangun
ulang jembatan dengan konstruksi modern. Problem krusial
lainnya yang harus mendapat perhatian lebih adalah masalah
kekurangan air bersih karena curahan debit air dari sumber
utama yang kecil, belum lagi ditambah dengan jarak penampungan yang lumayan jauh yakni membentang sepanjang 4,5
km. Solusi yang ditawarkan adalah membangun aliran pipa
dengan diameter besar demi pemaksimalan sumber mata air.
Bupati menegaskan potensi dari desa seperti Sumberjati
sangat luar biasa. “Sumberjati adalah desa dengan potensi alam
dan wisata yang sangat luar biasa. Pembangunan sektor penunjang wisata seperti villa dan resort sangat mungkin untuk diwujudkan demi mendongkrak geliat perekonomian lokal agar
tidak kalah dengan daerah wisata ternama di Mojokerto seperti
Pacet dan Trawas. “Masyarakat saya minta untuk aktif, kritis
dan jeli melihat peluang yang ada, kemudian menyampaikan
kepada saya sebagai bahan pengayaan untuk pembangunan
di masa depan guna manfaat bersama”, imbuhnya.
12
Kepala desa Sumberjati, Sugianto, menyambut baik solusi-solusi dan bantuan
yang diberikan oleh bupati, “Ini adalah
kunjungan kedua bupati beserta jajarannya.
Dana bantuan pada kunjungan pertama, telah
dimanfaatkan untuk membangun jalan beton
di Dusun Sumberpetung. Semoga bantuan
kedua ini dapat meningkatkan kesejahteraan
serta perekonomian masyarakat Sumberjati”,
ujar Sugianto.
Desa Simbaringin, Kecamatan Kutorejo,
mendapatkan kunjungan “Rembug Desa”
pada Rabu (11/3). Permasalahan yang terjadi
juga masih senada dengan apa yang dialami
oleh dua desa sebelumnya. Desa yang berbatasan dengan Kecamatan Pacet di sisi timur
ini memiliki luas yang cukup lebar dengan
11 dusun, yakni Dusun Mengungkung, Watusimbar, Pandansari, Pandanrejo, Wringinanom, Kluwih, Wonorejo, Terongmalang,
Kedungkendo, Kedungrejo, dan terakhir
adalah Dusun Sonosari. Tentunya hal ini juga
akan menambah da ar temuan masalah yang
akan dihadapi.
Warga Dusun Kedungrejo mengalami
problem rusaknya jalan poros dusun yang
rusak berat dengan kondisi lubang tanah
menganga dan berlumpur. Permintaan warga
pada bupati adalah pembangunan jalan cor
sepanjang kurang lebih 700 meter tentunya,
kemudian menambahkan penerangan jalan di
20 titik rawan setiap jarak 50 meter, berikut
sistem drainase dan pelebaran jalan menuju
ponpes Al-Hidayah. Serupa dengan Dusun
Kedungrejo, salah satu dusun yang juga
membutuhkan peremajaan jalan Tanggul
Penahan Tanah (TPT) dan jalan usaha tani
adalah Dusun Mengungkung, dengan panjang bervariasi antara 940 meter, 400 meter,
dan 50 meter yang terpusat di beberapa titik
vital.
Saat berembug dengan segenap perangkat desa dan masyarakat, bupati secara jelas
dan transparan mengungkap bahwa dana
APBN tahun ini adalah sebesar Rp 700 juta.
Sedangkan Alokasi Dana Desa (ADD), terjadi
kenaikan yang cukup signifikan. “ADD pada
tahun 2011 adalah sebesar Rp 56 juta, hingga
pada 2015 jumlahnya terus naik menjadi Rp
369 juta. Jika diartikan, estimasi penerimaan
dana rata-rata untuk sebuah desa saja, bisa
mencapai hampir Rp 2 milyar. Karena anggaran makin bertambah, maka sudah selayaknya bagi desa dan dusun-dusun yang jauh
dari pusat kota untuk berbenah dan mempercantik infrastruktur agar tidak tertinggal, atau
bahkan bisa setara dengan Kota Mojokerto
yang tertata rapi dan teratur”, ungkapnya.
Kepala desa Simbaringin, Tri Wahyudi,
mengungkapkan antusiasnya mewakili
aspirasi warga atas bantuan bupati. “Terimakasih sebesar-besarnya atas kunjungan
bupati yang bersedia menengok kampung
kami beserta kekurangannya. Dalam forum
terhormat ini, saya selaku Kades Simbaringin
merasa sangat bahagia atas perhatian bupati
yang solutif dalam memecahkan permasalahan kampung kami. Semoga solusi-solusi
yang dijanjikan, bisa dengan segera direalisasikan”, ujarnya.
5 (Lima) program sukses Bupati MKP
pada 2015 yakni membangun infrastrukrtur
jalan poros lingkungan, pembangunan sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana
religi, dan sarana pariwisata, benar-benar
dimaksimalkan. Perwujudan visi misi tersebut, tercermin jelas dari agenda kerja rutin
“Rembug Desa” yang secara kontinyu terus
dilaksanakan.
“Pada 2015 ini, tidak akan ada lagi alasan
bagi desa-desa dengan infrastruktur yang
minim untuk tidak direhab dan dibangun.
Agenda “Sambang Desa” yang pernah dilaksanakan pada 2013, telah memberikan
bantuan sebesar Rp 165 juta per desa. Tahun
ini pada agenda Rembug Desa, dana bantuan
rata-rata Rp 400 juta sudah menunggu untuk
didistribusikan ke desa-desa yang membutuhkan”, tegas bupati disambut tepuk tangan
warga pada acara Rembug Desa, Senin (16/3)
di Desa Balongwono Kecamatan Trowulan.
Desa Balongwono Kecamatan
Trowulan yang terdiri dari 224 Kepala Keluarga ini, secara khusus meminta pembangunan jembatan di atas sungai ring kanal
Ngotok, sebagai akses menuju dusun ke
areal pemakaman. Dibutuhkan jarak tempuh
sejauh 5 km lebih untuk menuju ke pemakaman dan sawah, maka atas dasar pertimbangan inilah warga berharap agar bupati bisa
mewujudkan permintaan ini segera.
Masyarakat di Dusun Kembangkuning juga mengeluhkan kecilnya voltase listrik
sehingga lampu penerangan jalan tidak
pernah menyala. Beralih dari permasalahan
kecilnya voltase, ternyata jembatan penghubung dusun sepanjang 1,5x10m di dusun
ini, juga mengalami kerusakan karena usia
pembangunan awal yakni tahun 1979, dan
belum pernah dipugar atau diperbaiki sampai
sekarang. Warga Dusun Kembangkuning
juga menghendaki pembangunan DAM di
Jombang, yang selama ini berjasa mengairi
persawahan mereka. Atas permintaan ini, bupati memberikan jawabannya, “Kami belum
bisa melakukan hal tersebut, karena DAM
yang dimaksud tidak berada dalam kendali
dan otoritas Pemkab Mojokerto. Solusi yang
kami tawarkan dari keluhan saudara sekalian
adalah, pembangunan sumur bor dangkal
yang bisa dioperasikan ketika kemarau tiba.
Semua akan didanai oleh Pemerintah Daerah”, ujarnya.
Majatama edisi April 2015
13
Usai mendengar aspirasi warga Dusun
Kembangkunig, bupati tidak lupa menyambangi Dusun Wates Lor dan Dusun Kweden
Kecamatan Trowulan. Bupati memberi gagasan agar pagar rumah warga diseragamkan
dengan arsitektur bergaya Majapahit, sebagai
citra Trowulan sebagai kerajaan besar pada
masa lampau. Pembangunan musholla, pengaspalan jalan, tiang penerangan jalan dan
drainase, tentu juga termasuk dalam usulan
warga yang diamini langsung oleh bupati
pada kunjungan dua dusun ini.
Rembug Desa yang terus digalakkan oleh
bupati, tidak pernah luput untuk menyisir
desa-desa yang butuh penanganan cepat.
Begitu pula dengan Desa Punggul Kecamatan
Dlanggu yang menjadi agenda Rembug Desa
pada Rabu (18/3).
Desa dengan tujuh dusun yakni Dusun
Janti, Sukoasri, Dawuhan, Ngepung, Ngembul, Graji dan Karangkletak ini membutuhkan penanganan segera di sektor pembangunan jalan poros dan jalan lingkungan.
“Kami berterimakasih atas kunjungan Bapak
Bupati MKP yang bersedia meluangkan
waktunya untuk menengok desa kami yang
jalan utamanya sangat buruk, sesuai yang
Bapak Bupati dan rombongan tadi lewati”,
ujar Kepala Desa Punggul, Bapak Subadri,
sedikit bergurau.
Jalan cor tampaknya merupakan problem
kritikal yang dihadapi warga Desa Punggul,
terutama Dusun Janti. Kritikal karena pembangunan ini benar-benar harus disegerakan,
sebab kondisi jalan yang masih tanah dengan
batuan besar dan sudut-sudut tajam. Beberapa unit rumah warga memerlukan renovasi
total dan tidak lagi layak huni, bersanding
lengkap dengan problem lampu penerangan
jalan, pembangunan TPQ, saluran air dan
jalan usaha tani.
Tidak jauh berbeda dengan apa kondisi dikeluhkan oleh warga Dusun Janti,
warga Dusun Karangklethak, Dusun Graji
dan Dusun Ngepung juga menumpahkan
langsung uneg-uneg mereka pada bupati.
Di dusun ini tercatat 5 unit rumah tidak
Majatama edisi April 2015
layak huni, rehap gapura dusun, rehab
jalan aspal, dan pembangunan atap masjid
yang diidamkan warga, bakal direalisasikan
secepatnya. Bupati juga menilik langsung
kondisi SDN Punggul yang sudah lapuk, dan
menginstruksikan renovasi gedung dengan
konstruksi besi dan baja. Tidak lagi memakai
bahan baku kayu sebagai kerangka bangunan
yang rentan rapuh.
Masih dalam satu rangkaian acara yang
sama, bupati juga turut meramaikan acara
pengundian pemenang dalam acara “Bulan Panutan Pembayaran PBB-P2 Tahun
2015”, didampingi oleh segenap perwakilan
dari Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda)
Kabupaten Mojokerto, yang digelar terbuka
di lapangan Desa Punggul siang itu. Acara
tersebut digelar dengan tujuan untuk mengapresiasi warga yang taat dan tepat waktu
membayar pajak, dengan memberikan sejumlah hadiah menarik yang diundi langsung
oleh bupati.
Acara pengundian ini kemudian dilanjutkan langsung dengan forum terbuka bupati
dan warga di Balai Desa Punggul. Kepala
Desa Punggul, Subadri, sangat bersemangat
dengan upaya bupati untuk mensejahterakan
masyarakat pedesaan yang menurutnya kini
sangat kritis terhadap Pemerintah Daerah.
“Masyarakat kami sangat kritis terhadap
kinerja Pemerintah Daerah saat ini, semoga
bapak bupati bisa terus menampung segala
aspirasi dan keluhan warga”, tegasnya dengan semangat.
Alokasi Dana Desa (ADD) rencananya
akan cair pada pertengahan bulan, tentunya
dengan syarat pencairan yang harus dipenuhi
oleh desa bersangkutan. “ADD dipastikan
akan cair pada pertengahan bulan, desa
harus tahu tata cara administrasi pencairan
dana demi terlaksananya pembangaunan rata
menyeluruh”, lontar bupati dalam Rembug
Desa, Senin (20/4) di Desa Watukenongo
Kecamatan Pungging.
Desa Watukenongo Kecamatan Pungging
pada tahun 2014 pernah menerima bantuan
ADD sebesar Rp 50 juta, bupati memberi
bantuan pada lawatan kedua kalinya pada
acara Rembug Desa sebesar Rp 395 juta. Ditambah dana BK Desa Rp 1 M, serta tambahan
dana dari pusat minimal Rp 250 juta untuk
Infrastruktur. Besarnya sejumlah kenaikan
ini setara dengan kebutuhan desa Watukenongo yang masih memerlukan tambahan
perbaikan infrastruktur jalan.
Kepala Desa Watukenongo, Arifin,
menuturkan bahwa bantuan bupati tahun
lalu telah dimanfaatkan untuk membangun
dan memperbaiki fasilitas desa. “5 dusun di
Watukenongo antara lain Dusun Jetak, Dakon, Mbernet, Tengger, dan Kenongo, dalam
kunjungan bupati tahun ini mengusulkan
dilakukannya pengerasan jalan. Begitu
pula dengan jalan paving, plengsengan,
dana pembangunan Masjid Alam Nuril
Fadilah, dan pembangunan gedung TPQ
Mardothillah dan gapura desa, agar kiranya
diamini oleh Bapak Bupati”, pinta Arifin
secara rinci.
Pencairan ADD ini bahkan bisa disegerakan dari waktu yang sudah ditetapkan,
apabila kondisi infrastruktur desa mengalami rusak cukup parah. Hal ini yang
rencananya akan berlaku untuk perbaikan
total Desa Sumbertanggul Kecamatan Mojosari, berdasar hasil temuan acara rembug
desa, Rabu (22/4). Desa dengan 5 dusun
yakni Nggloghok, Sumberjo, Wonosari,
Sumbertanggul, dan Dusun Wonokoyo ini
kondisi jalannya rusak parah sepanjang
kurang lebih 5 km dengan lubang menganga terisi genangan air dan bongkahan
batu. Mobilisasi rombongan sidak rembug
desa bahkan sedikit tekendala karena kondisi jalanan ini.
Dusun Nggloghok yang bertumpu pada
sektor pertanian, mengalami hambatan
cukup berat ketika masa panen tiba. Jalan
Usaha Tani (JUT) sepanjang 300 meter dengan lebar 3 meter, terpantau rusak berlumpur. Selama ini warga Dusun Nggloghok
memikul hasil pertanian mereka dengan
alat seadanya, dikarenakan kondisi jalan
yang tidak bisa dilalui kendaraan bermotor
dan sepeda tradisional sekalipun. Bupati
langsung menyetujui permintaan seluruh
warga dusun, dan berencana memberi
bantuan sumur bor demi kelancaran cocok
tanam yang berpengaruh pada perekonomian warga.
“Selama kurang lebih 15 tahun lamanya,
jalanan Dusun Sumberjo dan jalan makam
belum tersentuh pembangunan sama sekali.
Unda-undi dengan Sumberjo, Dusun Sumbertanggul, Wonosari dan Wonokoyo juga
memiliki problem utama terkait infrastruktur jalan. Mohon Pak Bupati mewujudkan
impian kami dengan segera”, pinta warga
pada bupati.
Menyaksikan permintaan seluruh warga
atas problem krusial ini, bupati berjanji akan
segera menangani hal ini secepatnya, sekalipun ADD belum cair. “Saya meminta maaf
pada warga sekalian karena pembangunan
yang dijanjikan tahun lalu belum terlaksana, hal tersebut dikarenakan ADD belum
kunjung cair. Namun melihat kondisi warga
Saya yang belum bisa menikmati jalanan
yang bagus, Saya akan mengusahakan realisasi pembangunan bisa segera dilaksanakan
pada pekan depan”, janji Bupati bagi seluruh
warga Sumbertanggul. (Lia/Hms)
14
Sidak Bupati Di Tiga Sekolah
Pasang
Standarisasi
Untuk
Sekolah
Percontohan
Mustofa Kamal Pasa, Bupati Mojokerto
bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto dan SKPD, lakukan sidak ke 3 (tiga)
sekolah di beberapa kecamatan yang kondisi
bangunannya sudah tidak cukup mendukung
aktifitas belajar mengajar, Kamis (16/4). Tahun
ini, bupati memasang standar bangunan gedung sekolah dengan kualitas tinggi.
Sidak pertama bupati dilakukan di SD
Negeri Sidoharjo Kecamatan Gedeg, yang
kondisi bangunannya dinilai berpotensi
membahayakan. Gedung sekolah tersebut
merupakan bangunan lama dan minim
perawatan. Di tengah upaya pembangunan
holistik Kabupaten Mojokerto yang dilakukan bupati ternyata masih saja ada sekolah
yang masih mempertahakan bangunan lama
sebagai infrastruktur utamanya. Banyak kelas dengan kondisi plafon bolong dan turun
dari garis standar bangunan, menimbulkan
ketidaknyamanan bagi siswa maupun guru.
“Gedung sekolah ini sudah ringkih
karena usia. Semua warga sekolah termasuk
peserta didik dan guru yang ada di seluruh
Kabupaten Mojokerto, berhak mendapatkan
fasilitas terbaik, tidak terkecuali
SD Negeri Sidoharjo Gedeg ini. Akhir 2015
ini, target harus rampung”, tegas bupati. Ia
berjanji akan segera menindaklanjuti hal ini
dengan menganggarkan sejumlah dana PAPBD, untuk membangun gedung sekolah
sesuai standard yang baru.
Sedikit lebih baik dari SD Sidoharjo,
kerusakan yang dialami SD Negeri Banjaragung Kecamatan Puri dalam temuan sidak,
tidak sebanyak lokasi sebelumnya. Kondisi
fisik relatif masih bagus, namun bupati akan
tetap melakukan renovasi di beberapa bagian yang diperlukan demi terpeliharanya
kenyamanan bersama. Kepala sekolah SD
Banjaragung, Suwoto, sangat mengapresiasi
sidak bupati yang tidak hanya melakukan
perbaikan gedung-gedung sekolah yang kritis, namun sedikit kerusakan pun tidak lepas
dari pengawasannya. “Terimakasih bupati
telah memperhatikan keadaan sekolah kami.
Sekecil apapun potensi ancaman (kerusakan
gedung sekolah), namun tetap mendapat
perhatian lebih,” tutur Suwoto.
Impian bupati untuk membangun tata letak
gedung sekolah
bak hotel bintang tiga yang
mengadopsi nilai estetika Majapahitan, secara
sederhana mampu menginspirasi siapapun
untuk lebih peduli dengan sarana penunjang
pendidikan saat ini. Harapan yang mulia
melebihi ekspektasi standard pada umumnya,
melahirkan pemikiran-pemikiran cerdas dan
tidak banyak digubris orang lain. Contohnya
seperti tata letak gedung sekolah SMP 1 Puri
yang carut marut. Bayangkan siapa lagi yang
peduli terhadap permasalahan yang mungkin
menurut sebagian pihak tidak begitu krusial ini.
Namun dalam perspektif bupati, tata letak
suatu kompleks gedung sekolah haruslah rapi
dan teratur, karena sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar
yang efisien. Kondisi bangunan SMP 1 Puri
memang bisa dibilang cukup bagus, namun
mau tidak mau harus dirubah karena letak
penataannya yang salah. Untuk ini bupati
menginstruksikan SMP 1 Puri segera dirubah
layout tata gedungnya. (Lusy/Hms)
Majatama edisi April 2015
15
Siapkan
Strategi
Agar
Investor
Tak
Majatama edisi April 2015
Kabur
Upah Minimum Kabupaten (UMK) Mojokerto
sebesar Rp 2,7 juta dinilai cukup membebani pihak
investor dan perusahaan terkait. Hal ini berimbas
pada investor pemilik modal yang kabur, serta
banyaknya perusahaan yang pailit karena tidak
mampu membayar gaji pegawai. Hal tersebut
menjadi pembahasan serius Bupati Mojokerto,
Mustofa Kamal Pasa dan Tri Mulyanto selaku Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Mojokerto,
dalam acara sharing dan bincang-bincang dengan
perwakilan Serikat Buruh Kabupaten Mojokerto
di By Pass Resto, Selasa (14/4).
Fokus pertemuan tersebut adalah mencari
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
apabila pihak investor dan perusahaan beserta
tenaga buruhnya tidak menemukan win-win solution atas polemik UMK ini. “Kalau ada investor
baru baik lokal maupun asing, Disnakertrans saya
instruksikan agar membuat tim khusus sebagai
mediator yang menjembatani gesekan-gesekan
yang berpotensi merugikan. Kalau memungkinkan, perwakilan buruh harus bertemu investor
untuk menyuarakan pendapat mereka,” instruksi
bupati di depan peserta sharing.
Pemberlakuan pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015 ini memang
harus diantisipasi oleh Kabupaten Mojokerto.
Tenaga asing akan dengan mudah masuk ke
Indonesia, yang notabene dengan skill lebih baik
dan gaji yang lebih rendah dari UMK buruh Kabupaten Mojokerto.
Namun hal ini tidak serta menjadi momok
menakutkan bagi buruh di Kabupaten Mojokerto
khususnya. Sejumlah pimpinan asosiasi profesional percaya dan cukup optimis bahwa tenaga kerja
Indonesia cukup mampu bersaing dengan tenaga
asing luar. Terkait hal itu, pemerintah Kabupaten
Mojokerto harus siap dengan konsekuensi ini dan
berupaya untuk terus meningkatkan kapasitas
serta kemampuan buruhnya, demi memenuhi
standard baru pasar bebas MEA yang mungkin
akan diberlakukan tahun 2015. Untuk itu, kerjasama dan koordinasi dengan pihak-pihak yang
terkait seperti Disnakertrans, diharapkan mampu
menjawab tantangan tersebut. (Hengky/Hms)
16
Bakal
Dikembangkan
Dalam rangka memperingati hari Kartini
2015, Persatuan Wanita Olahraga Seluruh
Indonesia (Perwosi) mengadakan gelaran
Senam Bersama dan Lomba Aerobic di
GOR Gajahmada Mojosari, yang diikuti
oleh kurang lebih 400 peserta dari berbagai
sanggar senam se-Kabupaten Mojokerto,
Minggu (19/4).
Ketua Perwosi Kabupaten Mojokerto,
Ikfina Mustofa Kamal Pasa, menyampaikan
bahwa acara ini bertujuan untuk membangkitkan minat masyarakat untuk terus hidup
sehat dan aktif melalui olahraga. “Senam
dan lomba aerobic bersama ini kita harapkan akan mengubah kebiasaan hidup sehat
dengan rutin berolahraga. Mengolahragakan
masyarakat, masyarakat berolahraga. Begitu
kiranya yang bisa kita wujudkan dari acara
ini”, ungkap Ikfina dalam sambutannya.
Acara yang dibuka langsung oleh bupati ini juga memberikan beberapa hadiah
menarik bagi para pemenang. Dari hadiah
pemenang utama yang hanya Rp 500 ribu
dari panitia, mendapat tambahan hadiah
senilai total Rp 10 juta dari bupati sebagai
bentuk apresiasi. “Saya sangat mendukung
acara yang sangat bermanfaat seperti ini,
karena manfaat tersebut bisa dirasakan
bersama-sama. Semoga acara ini bisa diagendakan lebih rutin”, papar MKP sapaan
akrab bupati.
Akhir pekan memang selalu dimanfaatkan oleh bupati untuk tetap menjalankan
tugas dinasnya. Pada hari yang sama usai
membuka acara Senam dan Lomba Aerobic,
bupati dan rombongan langsung bergerak
menuju Desa Seloliman Kecamatan Trawas
dalam rangka tinjauan pembangunan. So-
soknya memang dikenal sebagai seorang
pemimpin yang sangat menjunjung tinggi
tradisi dan nilai kearifan lokal setempat.
Oleh sebab itu inovasi-inovasi pembangunan
guna mendukung pelestarian peninggalan
sejarah, selalu ditekankan dalam setiap
program kerjanya.
Kawasan Pusat Pelindungan Lingkungan
Hidup atau PPLH Seloliman dan sekitar,
merupakan kawasan yang kaya akan potensi
alam dan sejarahanya. Bupati ingin terus mempertahankan aset tersebut dengan sumbangsih
di bidang pembangunan yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi lebih terhadap kemajuan pariwisata Kabupaten Mojokerto khususnya. Rencana pelebaran jalan selebar
12 meter di kawasan Seloliman dan juga akses
menuju petirtaan Jolotundo, kelak diharapkan
akan mendongkrak jumlah wisatawan yang
Majatama edisi April 2015
17
berkunjung. Jalan yang lebar akan mempermudah mobilitas
dan kelancaran kendaraan. Rencana yang diusulkan bupati
ini tidak sepenuhnya lancar, banyak potensi konflik yang akan
menghadang di depan. Namun bupati optimis bahwa kendalakendala yang ada (contohnya pembebasan tanah warga untuk
pelebaran jalan), akan dapat diatasi dengan pendekatan dan
komunikasi yang baik.
Bendungan peninggalan Belanda di kawasan Seloliman,
rencananya juga akan diperbaiki demi pemenuhan debit
air untuk mengairi sawah-sawah warga. Bupati pun tidak
segan untuk turun langsung melihat kondisi bendungan
yang letaknya berada jauh di dalam hutan Seloliman, dengan
kondisi medan cukup berat. “Harus kita akui bahwa Belanda
telah sangat maju pada masanya, terbukti dari peninggalanpeninggalan bendungan yang berfungsi mengairi persawahan warga, salah satunya adalah bendungan yang kita lihat
sekarang. Akan sangat bermanfaat jika kita mampu mengolah
dan memaksimalkan lagi fungsi bendungan dengan maksimal”, tegas bupati. (Yuni/Hms)
Majatama edisi April 2015
18
PemkabSediakanRuangLaktasi
Pemerintah Kabupaten, melalui Dinas Kesehatan
telah menyediakan fasilitas bagi karyawati yang masih menyusui bayinya juga untuk masyarakat yang
berkunjung ke Kantor Pemerintah Kabupaten Mojokerto
sebuah ruangan khusus untuk menyusui yaitu Ruang
Laktasi yang ditempatkan di Balai Pengobatan Khusus
Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
Ruang laktasi tersebut mempunyai fungsi sebagai
tempat untuk ruang menyusui, ruang untuk memeras
ASI, serta untuk menyimpan ASI. Peralatan yang disediakan antara lain, sofa, dispenser, wastafel, Manual
Breast Pump (Pompa ASI), botol ASI, kantong ASI, sterilisator botol ASI, lemari pendingin (Refrigator) untuk
menyimpan ASI sebelum dibawa pulang. Peralatan
tersebut dapat digunakan secara gratis dan khusus
kantong ASI bias dibawa pulang, sedangkan untuk botol
ASI bias digunakan lagi dihari berikutnya.
Pemberian ASI kepada bayi sangat penting untuk
menjaga kekebalan tubuh bayi agar tidak mudah sakit.
Karena ASI terdapat kolestrum yang sangat bermanfaat
bagi bayi, yaitu cairan yang keluar dari payudara selama
hari-hari pertama sesudah bayi lahir. Kolestrum tidak
boleh dibuang,karena mengandung zat kekebalan yang
dapat melindungi bayi dari berbagai macam penyakit.
Majatama edisi April 2015
19
Untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhannya secara
optimal, bayi cukup hanya diberi ASI saja tidak boleh ada
makanan tambahan paling sedikit sampai umur 6 bulan,
karena system pencernaan belum bisa menerima makanan
lain selain ASI. Setelah bayi umur 6 bulan baru mulai diberi
makanan pendamping ASI, dan pemberian ASI diteruskan
sampai anak berumur 2 tahun.
Bagi ibu-ibu yang bekerja sebagai karyawati tidak perlu
menyapih bayinya terlalu dini setelah cuti bersalin dan kembali bekerja. Agar pemberian ASI dapat diberikan dengan
optimal, walaupun ibu kembali bekerja, dapat dilakukan halhal sebagai berikut: ASI harus diberikan secara terus menerus
selama cuti bersalin, jangan memberi susu botol, karena susu
botol sangat berbahaya bagi bayi. Ibu harus menyusui bayinya
sebelum berangkat kerja dan setelah tiba dirumah, terutama
pada malam hari dan selama liburan dirumah.
Selama di tempat kerja ASI dapat dikeluarkan, lalu dapat
dimasukkan ke dalam wadah yang bersih dan tertutup, kemudian disimpan dalam lemari es atau termos es. ASI dibawa
pulang dan disimpan lagi dalam lemari es, dan diberikan oleh
pengasuh kepada bayi saat ibu bekerja esoknya. Jika bayi sudah berumur 6 bulan mulai diberikan makanan pendamping
ASI, jangan diberikan susu botol, ibu harus cukup istirahat
dan banyak makan dan minum agar produksi ASI lancar.
Ada beberapa cara untuk mengeluarkan ASI
dengan tangan antara lain, sebelumnya tangan harus
dicuci terlebih dahulu dengan sabun, menyediakan
tempat/wadah kecil tertutup yang sudah dicuci bersih
dan kering. Duduk dengan santai dan pegang wadah
agar menempel di bawah payudara, meletakkan ibu
jari di atas areola dan jari-jari lain di bawah areola
pada bagian yang berlawanan, tekan bagian aeroba di
sekitar pu ing, tekan dan lepas, kemudian ubah posisi
jari-jari pada aeroba dan tekan dengan cara yang sama,
keluarkan ASI dari payudara yang satu kurang lebih
5 menit sampai ASI berkurang. Kemudian ulangi lagi
pada payudara lainnya, tekan bagian areola di sekitar
pu ing, tekan dan lepas, kemudian ubah posisi jari-jari
pada areola dan tekan dengan cara yang sama.
ASI dapat disimpan di wadah yang bersih (steril)
bertutup dan dapat tahan sampai 6 jam pada suhu
kamar, 2 x 24 jam di dalam lemari es. Sebelum ASI
diberikan kepada bayi dengan sendok atau gelas ASI
dapat dihangatkan dengan meren dan wadah ASI
dalam mangkok atau panci yang berisi air hangat/
panas, karena ASI tidak boleh dididihkan.
Setelah bayi lahir, ibu harus segera menyusuinya
dalam waktu 50 menit setelah bayi lahir. Agar bayi
terang sang untuk menghisap ASI, mulut bayi harus
dirangsang dengan menempelkan pu ing kemulut
bayi, meskipun ASI belum keluar. (Luluk/Hms)
Majatama edisi April 2015
20
Majatama edisi April 2015
21
Oleh:
Akhmad Soponyono
(Kartunis Majatama)
Diakui atau tidak, kita harus mulai
sadar akan pentingnya demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal ini terlihat orang dengan bebasnya
mengutarakan pendapat dan orang
mulai kritis mempercayai atau tidak
pendapat orang lain. Hal ini tentunya
membuat setiap orang secara perlahan
menjadi pandai. Pertanyaannya sebetulnya bagaimanakah demokrasi itu secara
hakiki dan mengapa diantara orangorang ada yang menyebut demokrasi
kebablasan dan lain lain bagaimana pula
demokrasi bila dihubungkan dengan
peran pendidikan. Nah berbicara masalah demokrasi , kita harus mengenal
dua hal, pertama mengenal tentang sub-
Majatama edisi April 2015
stansial demokrasi yaitu memiliki watak
dan kepribadian adil, jujur, menghargai
pendapat orang lain, toleransi, tanggung jawab, transparansi dan lain-lain.
Kedua, kita harus memahami prosedural
demokrasi, yaitu tata cara bersdemokrasi
untuk mencapai substansial demokrasi
tadi, untuk mencapai keadilan, kejujuran, toleransi dan tanggung jawab.
Kita mengenal substansial demokrasi
saja, tetapi kita tidak tahu prosedur untuk mencapainya, maka kita ibarat hidup
dalam sebuah hayalan atau mimpi, kita
akan berjalan meraba rabara menuju
tujuan, mungkin kita seperti orang buta,
sebaliknya bila kita hanya mengenal
prosedural saja, tanpa kita memahami
substansi yang akan dicapai, maka kita
akan bekerja tanpa ide atau teori seperti
orang bodoh. Sebuah contoh, apabila
demokrasi yang difahami hanya proseduralnya saja, yaitu anggapan umum
bahwa demokrasi secara dangkal dimaknai hanya sebagai suara terbanyak
tanpa memahami substansi yang benar.
Suara terbanyak dalam demokrasi tidak
sederhana prosesnya, tetapi harus didahului permusyawaratan serta perdebatan yang logis dan sehat sebelumnya.
Suara terbanyak bukanlah diatur tetapi
diperoleh. Suara mayoritas harus menghormati suara minoritas. Mayoritas yang
tidak menghormati minoritas bukanlah
demokrasi.
22
Karena it ulah demo krasi
sebetulnya selalu baik karena
didalamnya ada pemahaman
tentang substansial dan prosedural. Masalah istilah demokrasi
kebablasan memang didalam
hasanah ilmu politik tidak ada
istilah demokrasi kebablasan.
Istilah ini muncul bersamaan
reformasi. Demokrasi kebablas a n s e b e n ar n ya d i c i p t a k a n
oleh orang-orang yang tidak
me nyukai p erubahan , yait u
saat zaman otoriter menikmati
kekuasaannya sendiri. Perlu difamai, berdasarkan pengalaman
dimokratisasi didunia, bahwa
pemahaman demo krasi baik
seubstansial maupun prooseduran akan berhasil dengan
baik, hanya melalui pendidikan
yang demokratis.
Dunia pendidikan tentunya
telah berupaya keras melaksanakan demoktratisasi dalam
dunia pendidikan itu sendiri.
K em udian sas aran ap a sa ja
yang peling diutamakan dalam
upaya demokratisasi pendidikan
tersebut. Demokrasi pendidikan secara sederhana mengacu
dua hal, pertama, magenment (
pengelolaan harus dilaksanakan
secara demokratis ), yang mensyaratkan adanya transparansi,
akuntable( tanggung jawab serta
tanggung gugat ), renponsif (
tanggap terhadap tuntutan dan
kebutuham masyarakat ), baik
management pendidikan yang
dilakukan o leh pem erintah,
maupun lembaga-lembaga pendidikan. Kedua, proses pendidikan harus dilaksanakan secara
demokratis, yang mensyaratkan
adanya penanaman watak demokrasi yaitu jujur, adil, tangguh, bertanggung jawab, toleransi disampaing benar-benar
serius melatih semua potensi
kecerdasan peserta didik ( siswa
), sehingga luluisan ( out put/
Dalam
kehidupan
demokrasi
yang baik,
tentu tercipta
pelayanan
publik yang
baik, serta
tegaknya
hukum dan
keadilan.
Akhmad Soponyono
Kartunis Majatama
out come ) nya akan memiliki
kompetensi yang dibutuhkan
dalam persaingan hidup secara
sehat, moralitas dan manusiawi.
Kesejahteraan adalah tidak
hanya dibidang ekonomi semata
tetapi meliputi seluruh aspek
kehidupan baik aspek ekonomi,
politik, sosial, pendidikan maupun kultural. Dan peran pemerintah adalah sebagai pelayan
publik. Dan perlu kita pahami,
bahwa demonstrasi adalah salah
satu bagian dalam proses demokrasi. Apabila demokrasi
berjalan dengan baik, maka
tidak akan terjadi demonstrasidemonstrasi secara anarkhis.
Mengapa ? karena dalam kehidupan demokrasi yang baik,
tentu tercipta pelayanan publik yang baik, serta tegaknya
hukum dan keadilan. Demonstrasi-demonstrai itu muncul
adal ah akibat dari je lekn ya
pelayanan publik, komunikassi
politis yang tidak berjalan dengan baik, antara birokrat dan
rakyat . D emo nst rasi adal ah
suatau pertanda utaman bahwa
dekmokrasi ini tidak berjalan
dengan baik. Bila kita melihat
pada saat reformasi tentu kita
mengartikan reformasi sebuah
perubahan dari alam otoriter
menuju tatananan demokrastis.
Masa perubahan seoeperti inilah
disebut masa transisi.
Masa transusi ini merupakan masa yang berat dan sulit,
apabila masa transisi ini tidak
dapat terlampaui dengan baik
bisa-bisa akan kembali pada
bentuk otoriter baru dan gagalnya demokrasi. Penyakit utama
pada masa transisi ini untuk
menuju demokrasi adalah tidak
tegaknya hukum dan KKN. Dan
KKN ini terbukti telah membuat
dunia penididkan di tanah air
tertinggal dengan negara lain.
Dalam kondisi yang demikian,
dunia pendidikan bertugas sebagai designer dalam membentuk
in san-insan yang demokratis
dalam menyiapkan generasi
dalam kerangka menuju pendidikan yang lebih baik. Karena
dunia pendidikan tidak sematamata menata lingungan sekolah
, tetapi harus ikut pula menata
lingkungan masyrakatat dengan ge rakan-ge rakan m or al
misalnya dengan MBS ( management berbasis sekolah ) dimana
keterlibatan masyarakat secara
demokratis dalam dunia pendidikan harus terus ditingkatkan
dan diintensi an. Inilah salah
satu kontribusi dunia pendidikan ikut menata anak bangsa
menuju tatanan kehidupan berbangsa yang lebih demokratis
yaitu dengan menyiapkan generasui yang berakhlak, cerdas,
dan memiliki kompetensi untuk
mampu hidup yang normative
pada jamannya.
Majatama edisi April 2015
23
ADA APA DENGAN
HD. Chusnul Yakin
Kadisporabudpar Kab. Mojokerto
Ide Pembangunan
Awal desember 2010, Gubernur Jawa
Timur (Pakde Karwo) mempunyai rencana
kolosal akan merekonstruksi rumah penduduk di seputar Trowulan menjadi rumah
Majapahit dan menyediakan dana yang
cukup spektakuler, 200 Milyar. Seminggu
kemudian, Supriyadi, lewat LSM budaya
yang didirikannya “Sanggar Bhagaskara”
berinisiatif untuk segera membuat usulan
ke Bapak Gubernur. Inti usulannya adalah
masyarakat Trowulan sangat mendukung
program beliau. Usulan tersebut didukung
penuh dan ditandatangani oleh 10 kepala
desa di kecamatan Trowulan dan Dinas
Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto.
Dalam beberapa saat usulan pembangunan kampung Majapahit sepertinya tidak ada
respon. Namun pada tahun 2014 Pemerintah
Provinsi Jawa Timur telah menganggarkan
Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk
pembangunan kampung Majaphit sebesar
5,92 Milyar. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Mojokerto sendiri menganggarkan
dana sharing sebesar 1,48 Milyar, sehingga
total anggaran keseluruhan adalah 7,4 Milyar.
Pertamakali dalam sejarah, Presiden
Republik Indonesia mengunjungi Musium
Trowulan. Tanggal 3 Januari 2014 Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono melaksanakan
kunjungan kerja ke Trowulan. Beliau ingin
tahu lebih dekat bagaimana kondisi Trowulan
yang didalamnya terdapat Musium Trowulan yang menyimpan benda-benda Cagar
Budaya pada masa kerajaan Majapahit dan
juga terkait isu pembangunan pabrik baja
yang sempat mendunia. Momen ini tidak
disia-siakan oleh Gubernur Jawa Timur untuk menyampaikan rencana pembangunan
kampung Majapahit.
Proses yang Panjang
Karena Pak Gubernur Jawa Timur sudah
menyampaikan kepada Pak Presiden maka
Pembangunan kampung Majapahit harus
terlaksana. Persoalannya adalah, kegiatan ini
merupakan kegiatan baru yang belum pernah
Majatama edisi April 2015
dilaksanakan. Bagaimana bentuk bangunan
yang akan dibangun, siapa yang akan melaksanakan pembangunan, mekanisme penganggaran dan penyalurannya seperti apa, SKPD
mana yang menangani, dan lain sebagainya
belum tersusun secara baik pada awalnya.
Rapat awalpun dimulai. Karena belum
ada petunjuk yang jelas mengenai apa yang
akan dibangun, maka pada kesempatan awal
banyak yang mengusulkan untuk dibangun
pagar rumah Majapahit. Akan lebih mudah
membangun pagar karena mudah diseragamkan dan pasti pemilik rumah banyak yang
setuju, apalagi yang rumahnya tidak berpagar
atau pagar rumahnya sudah usang dan rusak.
Pengerjaannyapun tidak akan membutuhkan
waktu yang lama karena gambar desainnya tidak terlalu rumit dan sudah dibuat oleh Balai
Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan.
Selanjutnya usulanpun dikirimkan ke Gubernur Jawa Timur dengan tembusan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Timur, Bappeda Provinsi Jawa Timur dan
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi Jawa Timur. Dan hasilnya
adalah usulan itu ditolak mentah-mentah oleh
Pak Gubernur melalui Kadisparbud Provinsi
Jawa Timur. “Saya sudah menyampaikan
ke Pak Presiden untuk membangun rumah
Majapahit, lha koq hanya mau membangun
Pagar?”
Setelah memastikan Rumah Majapahit
yang akan dibangun, kini harus dipastikan
pula siapa yang membuat desain atau gambar rumahnya. Semula hanya rumah tampak depan saja yang akan dibangun seperti
membuat topeng. Tapi kemudian disepakati
membuat rumah Majapahit utuh mulai tampak depan, samping, bawah (lantai) dan atas
(atap).
24
Sesuai petunjuk Pak Gubernur melalui
Surat, Gambar dan RAB dikoordinasikan
ke Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan
Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Kabid
Bangunan dan Kasi Perencanaan turun lapangan ke Trowulan untuk melihat kondisi
eksisting yang ada. Setelah diolah beberapa
saat, akhirnya Gambar dan RAB salah satu
rumah penduduk yang digunakan contoh
bisa diselesaikan.
Desain rumah Majapahit merujuk pada
tiga sumber sejarah Majapahit, yakni kitab
Negarakertagama, relief sejumlah candi
dan penemuan artefak kuno. Relief-relief di
bagian rumah menggambarkan rumah Majapahit masa lampau. Relief itu diambilkan
dari model relief sejumlah candi, antara lain:
Candi Minak Jinggo di Trowulan, Candi Jago
di Malang, Candi Jawi di Pasuruan dan Candi
Penataran di Blitar
Selesainya Gambar dan RAB Rumah
Majapahit cukup melegakan karena apa
yang akan dibangun sudah ada gambarnya.
Untuk bentuk dan contoh fi sik bangunan
rumah Majapahit, tokoh-tokoh masyarakat
desa Bejijong pergi ke Wonosalam Jombang.
Di tempat ini terdapat beberapa rumah yang
dibangun ala Majapahitan.
Anggaran Pembangunan Rumah Majapahit
sudah disediakan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur sharing dengan Pemerintah Kabupaten
Mojokerto. Namun mekanisme pengelolaan
dana Bantuan Keuangan Khusus ini belum
ditentukan. Aturan mainnya seperti apa, siapa
yang berhak mendapatkan, siapa yang membuat gambar dan rumah, siapa yang mengawasi, siapa yang membuat laporan hingga status rumah yang telah dibangun menjadi milik
siapa dan sebagainya perlu dibuatkan payung
hukum berupa Praturan Bupati.
Setelah melalui beberapakali pertemuan
terwujudlah Peraturan Bupati tentang Bantuan Keuangan Khusus Pembangunan Rumah
Majapahit di Trowulan Kabupaten Mojokerto.
Dalam Perbup ini untuk melaksanakan
kegiatan Pembangunan Rumah Majapahit
dibentuk 3 Tim yaitu Tim Kabupaten, Tim
Kecamatan dan Tim Desa. Yang memegang
peranan penting adalah Tim Desa. Kepala
Desa menyusun Tim Desa yang terdiri dari
3 tim yaitu Tim Perencanaan (Konsultan
Perencana), Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
dan Tim Pengawasan (Konsultan Pengawas).
Tim Kecamatan berfungsi sebagai pengawas dan juga meneruskan pengajuan pembangunan rumah Majapahit dan pengajuan
pencairan dari Desa. Tim Kabupaten melakukan verifikasi usulan pengajuan maupun
pencairan, melakukan monitoring dan evaluasi
dan memastikan rumah penduduk siapa saja
yang akan dibangun sebagai rumah Majapahit.
Di dalam Perbub juga mengatur prosentase untuk kegiatan perencanaan, administrasi pelaporan dan pengawasan. Juga
kreteria penerima bantuan keuangan khusus
Pembangunan rumah Majapahit, mekanisme
pengajuan usulan dan pencairan, ketentuan
jika terjadi SILPA dan penghematan anggaran
dalam melakukan pembangunan dan ketentuan pengadaan barang dan jasa di desa yang
didasarkan pada Peraturan Kepala LKPP
Nomor 13 Tahun 2013.
Dengan selesainya Peraturan Bupati tentang Bantuan Keuangan Khusus Pembangunan Rumah Majapahit di Trowulan Kabupaten Mojokerto maka selanjutnya dilaksanakan
sosialisasi kepada Tim Kabupaten, Tim
Kecamatan dan Tim Kepala Desa. Sosialisasi
banyak dilakukan di 3 (tiga) desa sasaran
awal Pembangunan Rumah Majapahit. Pro
dan kontra mengiringi kegiatan sosialisasi ini.
Kepala Desa cukup sibuk dengan keg-
iatan Pembangunan Rumah Majapahit. 3
(tiga) tim harus dibentuk di tingkat desa dan
harus mendapatkan legalitas berupa Surat
Keputusan Kepala Desa. Kemudian untuk
menentukan sasaran rumah penduduk yang
akan dibangun menjadi rumah Majapahit,
didasarkan kreteria yang sudah ditentukan
dan diputuskan melalui Musyawarah Desa.
Selanjutnya dilakukan pengukuran dan penyusunan RAB. Satu rumah satu gambar dan
satu RAB. Tidak sama ukuran antara rumah
satu dengan rumah lainnya.
Tim K abup aten berisi SKPD yang
berkompenten menangani program pembangunan rumah Majapahit sekaligus menjadi pendamping Tim di tingkat Kecamatan
dan Desa. Terkait teknis gambar ada Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang. Kemudian mengenai proses pengajuan pencairan ada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset. Untuk legal dra ing
dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku didampingi Bagian Hukum Sekretariat. Terkait Laporan pertanggungjawaban
ada Inspektorat Kabupaten, kemudian juga
ada ULP (Unit Layanan Pengadaan) Pemkab
Mojokerto yang mendampingi TPK Desa
terkait pengadaan barang dan jasa di desa.
Bappeda, Bagian Pembangunan mensupport
terkait mekanisme Bantuan Keuangan Khusus. BPCB Trowulan memberikan masukan
terkait lokasi dan hal-hal yang terkait wilayah
Trowulan sebagai Kawasan Cagar Budaya.
Tim Kecamatan diketuai langsung
Camat dibantu Sekretaris Kecamatan dan beberapa Kepala Seksi. Tugas utamanya adalah
mewakili Bapak Bupati dalam rangka mengawasi kegiatan Pembangunan Rumah Majapahit. Disisi lain yang tidak kalah pentingnya
adalah menjaga kondusifitas keamanan di
desa-desa sasaran.
Majatama edisi April 2015
25
Tahap Pembangunan
Proses pengurusan bagaimana bentuk
rumah Majapahit dan penyusunan Praturan
Bupati tentang Bantuan Keuangan Khusus
Rumah Majapahit yang cukup panjang menyebabkan Pembangunan Rumah Majapahit
baru bisa dilaksanakan awal Nopember 2014.
Mengingat waktu yang terbatas karena akan
berakhirnya tahun anggaran, pembangunan
rumah Majapahit pada tahap awal tidak bisa
dilakukan maksimal. Hanya 1 (satu) rumah
di Desa Jatipasar, 1 (satu) rumah di Desa Bejijong dan 6 (enam) rumah di Desa Sentonorejo
yang berhasil dibangun sampai akhir tahun
anggaran 2014.
Pembuatan Gambar dan RAB untuk
tiap-tiap rumah membutuhkan waktu yang
tidak sedikit. Belum lagi Gambar harus diverifikasi oleh SKPD teknis dalam hal ini Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Mojokerto. Kemudian jika masih
ragu-ragu tidak segan-segan kita melakukan
pertemuan dengan mendatangkan pihak
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan
Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dalam hal
ini Kabid Pembangunan dan jajarannya.
Pada tahap awal pembangunan
rumah Majapahit ini, pihak Provinsi semacam
melakukan supervisi bagaimana seharusnya
kegiatan pembangunan dilakukan terutama
kaitannya dengan kegiatan fisik. Mereka
memberikan saran bagaimana menempatkan
posisi bangunan, material bangunan, memasang batu bata, bagian mana yang perlu dicor,
dan sebagainya.
Karena pembangunan rumah Majapahit
tidak bisa dilakukan semuanya pada tahun
anggaran 2014, maka anggaran yang tidak
terserap menjadi SILPA Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) masing-masing dan dilanjutkan kegiatan Pembangunan
pada tahun 2015.
Sampai dengan Mei 2015 sudah akan terbangun 94 rumah Majapahit di Desa Bejijong,
21 di Desa Sentonorejo dan 22 di Desa Jatipasar sehingga total 137 rumah. Begitu besar
perhatian yang diberikan Bapak Gubernur
Jawa Timur sehingga pada APBD Provinsi
Jawa Timur tahun 2015 menganggarkan kembali Pembangunan rumah Majapahit sebesar
7,4 Milyar sharing yang diberikan Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebesar 1,5 Milyar
sehingga total 8,9 Milyar dan diperuntukkan
pembangunan rumah Majapahit sebanyak
148 rumah. Untuk sementara sasaran pembangunan tetap di 3 desa sesuai kuota awal
yang ditetapkan yaitu 200 rumah di Desa
Bejijong, 50 rumah di Desa Jatipasar dan 46
rumah di Desa Sentonorejo.
Desain wajah rumah Majapahit dibuat
tampak melebar dengan dua daun pintu
kembar atau kupu tarung berbahan kayu.
Untuk melengkapi sirkulasi udara dalam
rumah, dipasang dua daun jendela. Pada sisi
kiri dan kanan rumah tembok.
Isu yang Berkembang
Pro dan kontra mengiringi kegiatan
Pembangunan Rumah Majapahit di Trowulan. Pada awalnya masyarakat menyambut
program ini dengan setengah hati karena
mereka belum tahu bentuk wujudnya.
Apalagi adanya isu yang melemahkan yang
menyebabkan beberapa penduduk yang
semula bersedia rumahnya dibangun menjadi
rumah Majapahit kini mereka mengajukan
Majatama edisi April 2015
pengunduran diri.
Isu pertama yang digulirkan adalah rumah
yang telah dibangun menjadi rumah Majapahit akan menjadi milik Pemerintah. Masyarakat tentu tidak mau menerima kalau sampai
rumahnya menjadi milik pemerintah. Membuat rumah saja sudah susah apalagi rumah
Sentonorejo dan Desa Jatipasar dikumpulkan.
Tidak benar bahwa rumah penduduk yang dibangun menjadi rumah Majapahit akan dimiliki oleh Pemerintah. Di dalam
Peraturan Bupati tentang Bantuan Keuangan
Khusus Pembangunan Rumah Majapahit
dijelaskan bahwa rumah yang penduduk
yang mereka punyai harus menjadi milik
pemerintah. Isu kedua adalah rumah yang
penduduk yang sudah dibangun menjadi
rumah Majapahit mengharuskan penduduk
yang bersangkutan memeluk agama tertentu.
Karena rumah penduduk dibangun seperti jaman Majapahit dimana pada masa Majapahit
masyarakatnya memeluk agama Hindu dan
Budha. Isu yang berbau sara sangat sensitif
bagi masyarakat sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk mengikuti program
pembangunan rumah Majapahit.
Isu ketiga menyatakan bahwa pembangunan rumah Majapahit didanai oleh pihak
asing. Mendengar isu ini, masyarakat tidak
terima karena ini terkait harga diri sebuah
bangsa. Kalau pembangunan rumah Majapahit di danai asing dimana rasa nasionalisme
dan rasa cinta tanah air bisa terwujud. Nyatanya sebagian masyarakat menelan isu ini
mentah-mentah dan mereka minta mundur
dari kegiatan pembangunan Rumah Majapahit. Isu keempat menyatakan bahwa mereka
akan akan mendapatkan alokasi bantuan
keuangan tunai untuk pemeliharaan rumah
Majapahit per tahun nilainya 7 sampai 10 juta.
Masyarakat kemudian berbondong-bondong
menanyakan kebenaran isu ini.
Pembangunan rumah Majapahit
belum banyak dilakukan tetapi sudah diterpa
isu yang tidak sedap. Tim Pembangunan
Rumah Majapahit tingkat Kabupaten akhirnya mendatangkan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur dan
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi Jawa Timur dan pihak Balai
Pelestarian Cagar Budaya Trowulan untuk
memberikan penjelasan kepada masyarakat.
Dengan meminjam aula Budha Tidur masyarakat tiga desa yaitu Desa Bejijong, Desa
sasaran pembangunan akan dilakukan pembangunan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
yang dibentuk Kepala Desa. Pembangunannya dengan memperhatikan Gambar dan
RAB yang telah disusun konsultan perencana
yang telah diverifikasi oleh SKPD terkait dan
diawasi kegiatan pembangunannya oleh Tim
Pengawas. Setelah selesai kegiatan pembangunan, bangunan akan diserahkan oleh TPK
kepada Kepala Desa. Selanjutnya Kepala Desa
melalui Berita Acara Serah Terima menyerahkan kembali rumahnya yang telah dibangun
kepada pemilik rumah masing-masing. Jadi
isu yang pertama jelas tidak benar.
Dipastikan bahwa penduduk yang
rumahnya dibangun menjadi rumah Majaphit
agamanya tidak akan berubah. Mereka akan
tetap pada agamanya masing-masing, tidak
ada aturan, paksaan atau anjuran untuk
mengikuti agama tertentu terkait pembangunan rumah Majapahit. Anggaran Pembangunan rumah Majapahit, jelas-jelas dari APBD
Provinsi Jawa Timur dan APBD Kabupaten
Mojokerto yang diwujudkan dalam bentuk
Bantuan Keuangan Khusus. Tidak ada anggaran pemeliharaan yang dialokasikan untuk masing-masing rumah Majapahit yang
dibangun. Namun mereka dipersyaratkan
untuk tidak mengubah bangunan rumah
Majapahit sesuai dengan Surat kesediaan
dan Surat Pernyataan yang telah dibuat dan
ditandatangani.
Program Lanjutan
Setelah rumah penduduk dibangun seperti rumah Majapahit apakah sudah cukup
disitu saja dan tidak ada program lanjutannya? Ini yang menjadi pemikiran Pemkab
Mojokero dan Pemprov Jatim senyampang
Pembangunan rumah Majapahit di 3 (tiga)
desa belum tuntas.
26
Dalam beberapa saat, Bapak Bupati
Mojokerto menginginkan rumah-rumah
penduduk di Trowulan dibuatkan pagar Majapahit baik yang rumahnya dibangun rumah
Majapahit maupun yang tidak. Dengan dibangun pagar yang seragam, akan nampak indah
dan semarak desa-desa di wilayah Kecamatan
Trowulan.
Kondisi saat ini, sebagian rumah-rumah
penduduk yang telah dibangun menjadi
rumah Majapahit terutama di Desa Bejijong
banyak yang dimanfaatkan untuk menjual
souvenir baik yang terbuat dari gerabah,
kerajinan perak maupun cor kuningan, bahkan ada juga yang digunakan untuk berjualan
nasi (warung). Memang belum ada aturan
atau ketentuan yang mengatur tentang penggunaan rumah Majapahit. Yang jelas ketika
pembangunan telah selesai dilakukan maka
Rumah penduduk akan dikembalikan lagi
lewat berita acara serah terima untuk dipergunakan sesuai keinginan masing-masing
penduduk.
Ada ide dari Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Jawa Timur agar rumahrumah penduduk yang telah dibangun menjadi rumah Majapahit bisa dijadikan homestay.
Tentu saja tidak semua rumah bisa dijadikan
homestay. Rumah Majapahit yang rumah
induknya mempunyai sisa kamar yang tidak
ditempati bisa digunakan untuk homestay.
Sedangkan yang tidak punya kamar kosong
tidak harus mengikuti program homestay.
Untuk menjadikan rumah Majapahit menjadi homestay, maka pemilik rumah harus
diberikan edukasi. Bagaimana menjaga kebersihan kamar dan lingkungan. Cara penyajian
makanan harus baik walaupun makanannya
dengan menu tradisional ataupun menu
sehari-hari tuan rumah. Etika dalam melayani
tamu juga harus ditekankan.
Kepala Desa Bejijong sendiri mempunyai
gagasan agar tidak saja rumahnya yang mirip
rumah Majapahit. Tetapi keseharian orang
Majapahit juga bisa tertampil pada masyarakat desa Bejijong walaupun tidak setiap hari.
Pada hari-hari tertentu orang-orang desa
Bejij ong berpakaian ala Majapahit dengan
berkendaraan kuda atau dokar. Kemudian
juga bisa menampilkan kesenian Majapahit.
Salah satu anggota DPRD Kabupaten Mojokerto dari Komisi C menambahkan agar
kuliner atau makanan khas Majapahit juga
bisa ditampilkan. Bahkan mungkin tanamantanaman atau hal-hal yang berbau Majapahit
bisa direkonstruksi kembali untuk ditampilkan pada desa-desa yang mempunyai rumah
Majapahit.
Memang belum ada program lanjutan
yang ditetapkan tapi setidaknya wacana
yang berkembang di masyarakat bisa dipertimbangkan. Tentu saja harus mendapatkan
pengkajian yang serius agar program lanjutan
bisa berkesinambungan dengan program
yang sudah ada. Harapan kita bersama adalah
menjadikan Trowulan yang merupakan tlatah
ibukota Majapahit menjadi daerah yang bisa
uri-uri budaya Majapahit yang luhur dan
mampu memberikan kesejahteraan pada
masyarakatnya.
Makna Pembangunan Rumah Majapahit
Dengan terbangunnya duplikat Rumah
Majapahit di bekas ibukota kerajaan Majapahit ini dipastikan dikemudian hari akan
berdampak besar bagi perkembangan Pariwisata di wilayah Trowulan Mojokerto Jawa
timur, khususnya desa - desa yang menerima
program ini, desa - desa tersebut akan menjadi barometer kunjungan wisatawan, yang
pada akhirnya perekonomian masyarakat
setempat dipastikan akan terangkat dengan
adanya usaha kreatif yang secara otomatis
akan mereka ciptakan.
Dengan terbangunnya Rumah gaya
Majapahitan ini, merupakan bukti nyata
penghargaan tinggi yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah
Kabupaten Mojokerto kepada leluhurnya.
Dengan terbangunnya desain rumah tradisi
di Trowulan ini sekaligus bisa sebagai “alat
perlawanan” yang ampuh dari hantaman
derasnya pengaruh gaya arsitektur rumah
modern yang sudah keburu membumi di
wilayah ini.
Diharapkan kedepan, masyarakat diwilayah ini akan semakin sadar betapa
pentingnya mengenal jatidiri mereka sendiri,
bangga akan kebesaran masa lalu leluhurnya,
mengenal potensi pariwisata dan budaya
yang sangat melimpah, menjadikan kebesaran masa lalu majapahit sebagai semangat
untuk merubah masa depan yang lebih baik
bagi mereka saat ini dan generasi mereka
selanjutnya.
Majatama edisi April 2015
27
Tingkatkan Imtaq
Kaum Ibu Kabupaten Mojokerto
Membuka kembali cita-cita
luhur Kabupaten Mojokerto
yang ingin terus membangun
dan memelihara mental spiritual,
maka Pemerintah Kabupaten
Mojokerto menghelat kegiatan
akbar bertajuk “Ngaji Bareng
Mamah Dedeh” yang diadakan
di GOR Gajah Mada Mojosari,
Jumat (24/4).
Bupati Mojokerto, Mustofa
Kamal Pasa yang turut hadir
dalam kesempatan tersebut,
mengungkapkan perasaannya
atas acara yang dihadiri ribuan
warga. “Atas nama Pemerintah
Daerah Kabupaten Mojokerto,
Saya menyampaikan rasa bangga
dan gembira atas terselenggaranya acara “Ngaji Bareng
Mamah Dedeh” ini. Mari kita
semua berdoa agar siraman rohani yang kita terima membawa
banyak faedah dan memperkuat
tali silaturahmi. Pengajian ini
juga sebagai media pembelajaran yang sarat dengan hal-hal
yang positif dan membangun,
terutama membangun mental
spiritual kita semua warga Kabu-
paten Mojokerto”, ungkap bupati
dalam sambutannya.
Fokus atau tema pengajian
akbar bersama Ustadzah kondang yang juga kerap mengisi
Bupati MKP (kiri) didampingi Kabag Kesra, Dedy Muhartadi (kanan) bersama
Asisten Pemerintahan dan Kesra, H. Akh. Jazuli, saat menyimak pengajian oleh
Mamah Dedeh.
acara siraman rohani salah satu
tv nasional swasta ini adalah,
keimanan dan ketaqwaan para
wanita di Kabupaten Mojokerto
khusunya. “Ibu merupakan figur
sentral di keluarga, sekaligus
‘insinyur’ dalam mencetak dan
melahirkan tokoh-tokoh besar
yang berpengaruh. Di balik seseorang yang hebat, ada sosok ibu
juara yang tiada lelah mengasuh
dan mendidik”, tambah bupati.
Animo masyarakat yang
menghadiri pengajian sangat besar, para ibu-ibu sangat aktif dalam
sesi ‘curhat’ khas Mamah Dedeh
seperti dalam acara tv. Gaya unik
dan lugas dalam menjawab pertanyaan, membuat siraman rohani
yang berlangsung sore hari pukul
16.00 WIB tersebut jauh dari kata
saklek. Semua turut larut dan menyimak dengan seksama seluruh
siraman rohani yang disampaikan
Mamah. (Nita/Hms)
Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa saat menyampaikan sambutan pada acara “Ngaji Bareng Mamah Dedeh” di GOR Gajahmada Mojosari, Jumat (24/4)
Majatama edisi April 2015
28
ita semua tahu bahwa tanggal
21 April adalah hari yang berarti
bagi bangsa Indonesia, khususnya kaum perempuan Indonesia.
Banyak acara sengaja dibuat
untuk membuat hari tersebut semakin istimewa. Mulai dari berpakaian kebaya ala
Ibu Kartini, upacara bendera, lomba fashion,
lomba merias, lomba memasak, bahkan juga
ada kegiatan memberikan bunga kepada
para perempuan sebagai bentuk ucapan
selamat atas diperingatinya 21 April sebagai
hari Kartini, hari yang selama ini identik
dengan kaum perempuan. Sebetulnya,
apakah kegiatan yang selama ini dilakukan
oleh sebagian besar masyarakat tersebut
telah benar-benar bisa mencapai tujuan
peringatan hari Kartini itu sendiri?
Jika kita tengok kembali sosok Kartini,
nama seorang perempuan Jawa, pahlawan
nasional yang menjadi latar belakang utama
peringatan tanggal 21 April maka mau
tidak mau kita harus menelusuri sejarah
siapa sebenar seorang Kartini itu. Kartini
lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879.
Ayahnya RM Adipati Ario Sosroningrat,
bupati Jepara, memiliki garis keturunan
dengan Hamengkubuwono VI, Sultan Yogyakarta. Ibunya bernama M.A. Ngasirah,
anak Kyai Haji Mardirono. Sampai usia 12
tahun, Kartini bersekolah di ELS (Europese
Lagere School). Kartini siswi yang pintar,
terutama dalam bahasa Belanda. Karangan
bahasa Belanda Kartini pernah terpilih sebagai karangan terbaik mengalahkan siswa
yang asli Belanda sekalipun. Sayangnya,
meskipun ayah Kartini paham bahwa pendidikan penting untuk anak perempuannya,
tetapi beliau tidak bisa berbuat apa-apa
ketika harus berhadapan dengan adat Jawa.
Akhirnya, Kartini harus tinggal di rumah
(dipingit) ketika usianya sudah 12 tahun.
Meskipun harus tinggal di rumah dalam
batasan tembok yang tinggi, Kartini tetap
belajar sendiri dan menulis surat kepada
teman-teman korespondensi yang berasal
dari Belanda. Kartini banyak membaca surat
kabar Semarang De Locomotief , leestromme,
yaitu majalah kebudayaan dan ilmu pen-
K
Ditulis oleh
Ikna Mustofa Kamal Pasa
Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto
Majatama edisi April 2015
29
getahuan, majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie, buku Max Havelaar dan SuratSurat Cinta karya Multatuli, De Stille Kraacht
(Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus, buku
karya Van Eeden, buku karya Augusta de
Wi , roman-feminis karya Nyonya Goekoop
de-Jong Van Beek dan sebuah roman antiperang karangan Berta Von Su ner, Die
Waffen Nieder (Letakkan Senjata)
Pada usia 24 tahun, Kartini disuruh
menikah dengan bupati Rembang, K.R.M.
Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat,
yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November
1903. Kartini bersedia menikah dengan
Bupati Rembang dengan sarat Kartini
tetap mengelola sekolah perempuan yang
telah dirintisnya sejak Juni 1903 bersama
adik-adiknya, boleh menggunakan bahasa
Jawa Kasar dengan suami, berdiri sama
tinggi duduk sama rendah dengan suami,
dan menghilangkan sebagian tata cara adat
Jawa yang mengharuskan isteri bersikap
merendah kepada suami. Akhirnya Kartini
meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17
September 1904 pada umur 25 tahun, setelah
melahirkan anak pertamanya.
Jika kita melihat sejarah hidup seorang
Kartini, maka kita akan mendapatkan kesan seorang perempuan Jawa, bangsawan,
cerdas, gemar membaca dan mempunyai
kepedulian dan semangat juang yang tinggi.
Memang di era penjajahan Belanda tersebut,
Kartini tidak pernah bersentuhan dengan
senjata api, tidak pernah berada di dalam
pasukan melawan penjajah Belanda. Tetapi
Kartini dengan berani berjuang melawan
peraturan adatnya sendiri, berjuang untuk
kebebasan kaum perempuan untuk suatu
tujuan yang mulia.
Kartini menulis,”….Bila dengan sebenarnya hendak memajukan peradaban, maka haruslah kecerdasan pikiran dan kecerdasan budi
sama-sama dimajukan. Dan siapakah yang lebih
banyak dapat berusaha memajukan kecerdasan
budi itu, siapakah yang dapat mempertinggi
derajat budi manusia?-ialah perempuan, ibu,
karena pada haribaan si ibu itulah manusia itu
mendapat didikannya yang mula-mulanya sekali,
Majatama edisi April 2015
oleh karena di sanalah pangkal anak itu belajar
merasa, berfi kir, berkata. Dan didikan yang
pertama-tama sekali, pastilah amat berpengaruh bagi penghidupan seseorang………. “.
Bagi Kartini perempuan adalah ibu, orang
yang pertama akan memberikan pendidikan
kepada anak, peletak dasar bagi anak untuk
berfikir dan berkata-kata.
Kartini berfikir bahwa ibu sebagai orang
pertama yang akan menjadi guru bagi
anaknya harus berpendidikan. Maka Kartini
dengan berusaha keras mengupayakan agar
gadis-gadis, calon ibu yang ada di sekitarnya bisa memperoleh pendidikan, karena
kenyataannya, pada saat itu perempuan
belum mendapatkan kesempatan untuk
mendapatkan pendidikan. Dan akhirnya
Kartini berhasil mendirikan sekolah untuk
para perempuan. Dalam suratnya Kartini
menulis,” ….Dan di manalah pula cita-citaku
dapat kusebarkan lebih dari pada di sekolah, menjadi pendidik turunan baru, yang akan menjadi
perempuan dan ibu di kemudian hari. Dalam
tangan anaklah masa yang akan datang dan
dalam tangan ibulah, anak, yaitu masa yang
akan datang itu….”
Bagi Kartini, seorang ibu tidak hanya
mendidik anak-anaknya, tetapi lebih dari
itu, ibulah yang akan membentuk watak
anaknya. “….Bukan sekolah itu saja yang
mendidik hati sanubari itu, melainkan pergaulan di rumah terutama harus mendidik
pula! Sekolah mencerdaskan pikiran sedang kehidupan di rumah tangga membentuk watak anak itu!….”. Lebih jauh lagi,
bagi Kartini, kewajiban ibu yang paling
utama dan paling berat dalam mendidik
anak adalah mendidik anak untuk berbudi
pekerti yang luhur,”….Ibulah yang jadi
pusat kehidupan rumah tangga, dari kepada
ibu itulah dipertanggungjawabkan kewajiban
pendidikan anak-anak yang berat itu: yaitu
bagian pendidikan yang membentuk budinya.
Berilah anak-anak gadis pendidikan yang
sempurna, jagalah supaya ia cakap kelak
memikul kewajiban yang berat itu….”
Maka, Kartini pun mengingatkan kepada
para perempuan akan tugasnya sebagai
seorang ibu yang rela berkorban untuk
anaknya dan bangsanya, ” ….Alangkah banyak ibu, yang namanya saja “ibu” hanya karena
mereka ada melahirkan anak ke dunia ini, tetapi
lain dari pada itu tiada patut memakai nama ibu
itu. Seorang perempuan yang mengurbankan
diri untuk orang lain, dengan segala rasa
cinta yang ada dalam hatinya, dengan segala asyik yang ada padanya, perempuan itu
“ibu”-lah dalam hati sanubarinya….”
Dengan melihat kembali sejarah perjuangan dan pemikiran Kartini, maka semakin
jelas bagi kita apa sebenarnya makna di balik
peringatan hari Kartini tanggal 21 April.
Makna yang seharusnya kita hidupkan di
setiap posesi acara peringatan hari Kartini,
makna yang harus dihayati oleh semua
perempuan Indonesia, dan makna yang harus kita tanamkan pada semua anak perempuan Indonesia. Makna bahwa perempuan
adalah ibu, yang berkewajiban mendidik
anaknya dengan segala pengorbanan agar
menjadi orang yang berbudi pekerti luhur,
dan untuk bisa melaksanakan itu, maka
perempuan harus berpendidikan, sehingga
dengan mendidik anaknya tersebut, maka
dia akan membentuk masa depan.
Kita harus selalu mengingat bahwa
makna kata “emansifatie” bagi Kartini bukanlah kebebasan yang identik dengan
“melakukan sesuatu sesuka hati”, seperti
yang beliau tulis,“….Bukan. Bukan keramaian,
bukan bersuka-suka hati yang saya ingini, tiada
pernah yang demikian itu terkandung dalam
cita-cita hati saya akan kebebasan….”.
Kebebasan yang diinginkan Kartini bagi
para perempuan adalah kebebasan untuk
mandiri agar bisa mermanfaat bagi bangsanya,”….Jalan yang terbuka bagi kami akan
hidup berdiri-sendiri, sambil boleh pula
berjasa bagi semua manusia….”.
Maka, semangat apa yang harus dimiliki
oleh Kartini modern? Yaitu semangat untuk
mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya agar bisa menjadi seorang ibu pembentuk budi pekerti anak, peletak peradaban
bangsa dan semangat untuk bersama-sama
berbagi manfaat untuk kemajuan bangsa
Indonesia. Selamat Hari Kartini, Selamat
Berjuang Membentuk Masa Depan Bangsa!
30
SIM PKK BERBASIS WEB
Seiring dengan perkembangan dunia teknologi saat ini,
Tim Penggerak PKK Kabupaten
Mojokerto turut berinovasi dengan melaksanakan SIM (Sistem
Informasi Manajemen) PKK.
SIM PKK ini merupakan aplikasi
berbasis Web yang terintegrasi
dari Desa hingga Tingkat Kabupaten untuk memonitoring
dan mengevaluasi kegiatan PKK
dengan rekapitulasi data berbasis computer dan dapat diakses
oleh seluruh masyarakat dimanapun dan kapanpun. Untuk
mensukseskan kegiatan tersebut,
Tim Penggerak PKK Kabupaten
Mojokerto di bawah pembinaan
langsung Bapemas Kabupaten
Mojokerto melakukan kerjasama
dengan Telkom Mojokerto untuk
mengadakan pelatihan admin
tingkat Kecamatan. Pelatihan
yang dilaksanakan tanggal 20
Maret 2015 itu dihadiri oleh 18
admin Kecamatan dan admin
Kabupaten.
Pada kegiatan tersebut, kepala Bapemas Kabupaten Mojokerto Bapak Ardi Sepdianto
mengatakan PKK Kabupaten
Mojokerto merupakan satusatunya organisasi yang telah
memiliki aplikasi SIM yang
belum dimiliki oleh SKPD lainnya, dengan adanya SIM PKK
diharapkan akan mempermudah
kinerja dan pengumpulan data di
masyarakat.
Ketua Tim Penggerak PKK
Kabupaten Mojokerto, Ny.dr.
Hj.Ikfina Mustofa Kamal Pasa
dalam sambutannya berharap
pelatihan ini dapat berjalan
secara berkesinambungan, dan
nantinya SIM PKK dapat di
aplikasikan di segenap jajaran
PKK mulai dari dasa wisma
sampai ke tingkat kabupaten
untuk sarana menyejahterakan
masyarakat, sesuai maksud dan
tujuan dari SIM PKK sendiri
adalah suatu Proses pengumpulan data secara sistematis
sehingga menghasilkan suatu
informasi sebagai dasar dalam
proses pengambilan keputusan.
Sim PKK di harapkan mampu
memberikan data dan informasi
tentang 10 program PKK secara
cepat,akurat, dan menyeluruh,
kabupaten/kota, provinsi dan
tingkat pusat.
Selain melakukan pelatihan
kepada admin tingkat Kecamatan, Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto juga melakukan pelatihan kepada bidang
umum dan pokja Tim Penggerak
PKK kecamatan dan desa/ kelurahan yang terbagi dalam 4
wilayah kerja eks-pembantu
Bupati Mojokerto, Mojosari,
Mojokasri dan Jabung. Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto
juga aktif mensosialisasikan SIM
PKK kepada masyarakat Kabupaten Mojokerto yang tersebar
di 304 desa, dan diharapkan
masyarakat dapat berperan aktif
dalam mendukung pengumpulan data yang akan digunakan
sebagai inp ut ap likasi SIM
PKK sehingga data yang dihasilkan oleh aplikasi tersebut
benar-benar akurat serta dapat
digunakan sebagai monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan PKK di masyarakat.
Untuk masyarakat umum yang
ingin mengakses data SIM PKK
Kabupaten Mojokerto, dapat
mengakses ke alamat simpkk.
mojokert okab.go.id melalui
computer, laptop atau HP, dimanapun dan kapanpun.
Majatama edisi April 2015
31
TYOK/HUMAS
Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (tengah) didampingi Kadisporabudpar dan Ketua TP PKK Kab.Mojokerto foto bersama dengan nalis Gus Yuk 2015 di depan
Griya Wira Bhakti Praja.
Audiensi
15 Pasang
Peserta
Gus dan Yuk
2015
Bupati MKP Tekankan
Kecerdasan Emosi,
Penguatan Karakter dan
Kecerdasan Akademik
Mendekati waktu grand final Pemilihan
Duta Wisata Gus dan Yuk Kabupaten Mojokerto 2015 yang akan dihelat pada tanggal
2 Mei mendatang di pelataran Candi Brahu
Trowulan, bupati memberikan audiensi dan
pembekalan kepada 15 pasang peserta Gus
dan Yuk di Pringgitan Pendopo Graha Majatama Kabupaten Mojokerto, Senin (27/4).
Bupati memberikan banyak wejangan
dan dorongan pada para finalis yang akan
berlaga di ajang prestisius ini, karena mereka akan memikul tanggung jawab menjaga
nama baik Kabupaten Mojokerto khususnya mempromosikan dan mengenalkan aset
seni budaya asli Mojokerto. “Kita punya
kesempatan yang sama, tinggal seberapa
jauh kemauan kalian untuk mengejar citacita. Ajang ini jangan dianggap sebagai
media pengayaan pengalaman saja, tetapi
jadikanlah kesempatan untuk melakukan
sesuatu yang mulia. Lakukan kewajiban
kalian dengan hati”, tuturnya.
Peserta pemilihan Gus dan Yuk dituntut
Majatama edisi April 2015
tidak hanya berpenampilan menarik, namun juga memiliki kepribadian yang baik,
bertalenta, serta cerdas dalam akademik
sesuai persyaratan yang diminta. Kesemua
hal tersebut akan mempengaruhi performa
public speaking untuk mempersuasi orang
lain, agar maksud dan tujuan Gus dan Yuk
sebagai duta pariwisata, dapat tercapai
sesuai visi misi yang diemban. 15 pasang
peserta Gus dan Yuk yang terpilih, sebelumnya telah menjalani proses seleksi ketat.
Kriteria yang disyaratkan telah ada pada
diri para finalis, dengan karakter unik dan
tealenta masing-masing.
“Saya yakin kalian memiliki talenta
yang berbeda-beda, maksimalkan potensi
kalian dengan imbangan karakter diri yang
kuat. Apa yang akan kalian dapat nanti di
ajang Gus dan Yuk, tidak bertumpu pada
tataran teoritis saja. Aplikasi yang sesungguhnya harus kalian terapkan, otak kiri
bekerja menangkap teori-teori akademik
yang kalian dapatkan selama ini, sedangkan
otak kanan adalah sumber kreatifitas (termasuk emosi dan karakter),” ujar bupati.
Beberapa kategori yang dilombakan
akan mmperebutkan juara 1, 2 dan 3,
juara harapan, juara favorit, bertalenta,
serta juara kategori persahabatan. Ke
15 pasang peserta akan mulai menjalani
tahap karantina pada akhir bulan ini.
Pendaftaran acara ini sudah dibuka
mulai 28 Februari sampai 28 Maret 2015,
dan pemenang dari pemilihan Gus dan
Yuk akan menjadi wakil dari ajang duta
wisata Provinsi Jawa Timur Raka Raki
2015. Kepala Disporabudpar Kabupaten
Mojokerto, Didik Chusnul Yakin, sangat
mengapresiasi kegiatan positif ini demi
regenerasi ke depannya. “Disporabudpar
Kabupaten Mojokerto memberi dukungan
penuh atas perhelatan ini, kita siap menjadi mediator bagi anak-anak muda cerdas
bertalenta Kabupaten Mojokerto untuk
memaksimalkan potensi diri melalui Gus
dan Yuk”, papar Didik. (Irma/Hms)
32
PEM KAB GELAR
Semaan Al Quran Bersama
Al - Ittihad
Dalam rangka menjalin silaturrohmi
Ulama – Umara dan sesama Hafidz – Hafidhoh yang ada di Kabupaten Mojokerto sekaligus untuk menyemarakkan syiar Islam,
Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengelar
Sema’an Al qur’an bersama AL-ITTIHAD di
Pendopo Graha Maja Tama, Sabtu ( 18/4).
Turut hadir dalam acara Sema’an Qur’an,
Forpimda, Asisten, Staf Ahli, Kepala SKPD
Serta Camat Se-Kabupaten Mojokerto.
Semaan yang dilaksanakan mulai pagi sampai malam hari , diikuti 6000 orang Hafidz
– Hafidhoh. Seperti diketahui bahwa kata
semaan di ambil dari bahasa Arab Sami’a
yang berarti mendengarkan/menyimak.
Sedangkan Majelis Semaan Al Qur’an“ALITTIHAD” yaitu kegiatan atau suatu Majelis/Jami’iyah/Kumpulan segenap kaum
muslim guna mendengarkan/menyimak
lantunan ayat-ayat suci Alqur’an.
Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal
Pasa menyampaikan kegiatan keagamaan
semacam ini diharapkan dapat menyeimbangkan antara pembangunan infrastruktur dan pembangunan mental spriritual
keagamaan di Kabupaten Mojokerto. Dan
untuk ke depan kegiatan ini akan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali atau 4 kali
dalam 1 tahun. ”Mudah – mudahan dengan
lantunan bacaan ayat – ayat suci Al- Quran
dapat menyinari hati dan pikiran sehingga
pembangunan di Kabupaten Mojokerto
ini lebih baik dan masyarakatnya lebih
sejahtera,” ungkap bupati.
Disamping Semaan Al Qur’an, untuk
menambah kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW juga dilaksanakan sholawatan
setiap malam Jumat di Pendopo Bumi
Sholawat dan Dzikir Taubatan Nasuha
di Kompleks Makam Troloyo. ”Mudah –
mudahan kegiatan keagamaan ini dapat
dilaksanakan secara rutin dan Istiqomah
akan membawa berkah,” pungkasnya.
Pengajian Khitab dibawahkan oleh KH.
Mansur Bahrudin mengucapkan terima
kasih atas perhatian pemerintah Kabupaten
Mojokerto yang rutin mengadakan acara
spritual semacam ini dengan mengundang
jamiyah dari berbagai desa. ”Jangan cepat
berpuas diri bisa membaca Al-Qur ’an
namun harus terus ditingkatkan keahlian
membacanya baik dari segi tajwid, tafsir,
maupun lagunya,” harapnya. Sambutan
dilanjutkan dengan Tausiyah dibawahkan
oleh KH. Faiz Tajul Millah dan di tutup Do’a
oleh KH. Ali Mas’adi. (Reni/Hms)
Majatama edisi April 2015
33
YANGMAMPU
Saat ini, kegemaran akan batu akik menjadi fenomena sosial di Indonesia. Di banyak tempat bisa ditemui penjual-penjual
batu cincin yang menyediakan berbagai jenis batu akik. Ada
banyak alasan seseorang membeli batu cincin berbagai
ukuran itu, mulai dari alasan keindahan hingga alasan klenik.
Tak semua penggemar batu akik percaya akan hal-hal
klenik sehingga Banyak orang yang menghubung-hubungkan
antara kondisi terkini dengan hal yang sedang populer di
masyarakat pada masa tersebut.
Di sisi lain mengenai orang-orang yang suka akik karena
unsur kleniknya dikatakan oleh Mbah Gabus selaku unsur
seniman yang paham akan batu akik,“Memang ada sebagian
orang yang suka batu akik karena kepercayaan kleniknya.
Untuk hal ini merupakan tugas pemuka-pemuka agama
untuk terus menyuarakan apa yang harusnya menjadi pedoman dalam berkegiatan, termasuk kegemaran akan batu
akik.”ujarnya
Ada juga sebagian orang yang memiliki anggapan lebih
terhadap batu akik/batu alam yang mereka miliki. Mereka
meyakini batu akik sebagai jimat yang memiliki kekuatan
gaib, keberuntungan, tolak bala, penyembuh/pengobatan
dan lain-lain. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari histori yang
terjadi dengan batu akik yang mereka miliki dan keyakinannya
masing-masing.
Salah satu batu akik yang mereka yakini adalah merah
delima yang katanya memiliki berbagai khasiat. Bermacammacam bentuk dan rupa batu akik bisa kita temui di banyak
tempat. Bagi yang mempercayainya, batu akik memiliki kecocokan dengan pemiliknya. Ada juga yang memiliki keyakinan
bahwa hari lahir tertentu hanya cocok jika menggunakan batu
akik warna dan jenis tertentu.
Di berbagai tempat muncul pengrajin dan penjual batu
akik dan batu mulia dadakan. Mereka seolah olah ingin
mendapat keuntungan dari tren batu akik yang saat ini sangat
luar biasa populernya.
Dengan bermodal mesin asahan dan ilmu seadanya,
banyak orang bisa mendapatkan penghasilan dari tren batu
akik ini. Bahan-bahan batu-batu mulia yang masih berbentuk
bongkahan dapat dibeli dengan kisaran harga Rp 25.000 Rp. 50.000,- per kilonya. untuk jenis saphire,ruby, sulaiman
ataupun kalimaya.
Yang Kemudian dijual dengan kisaran harga yang variatif
sampai bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Terlepas dari tren batu akik yang menjadi salah satu fenomena
alam yang berhubungan dengan batu akik, mudah-mudahan
bisa menjadi berkah buat yang bisa mencari nafkah dari tren
batu akik ini. (Hengky)
Majatama edisi April 2015
34
Fenomena wanita berprofesi ganda
sudah bukan hal yang aneh lagi. Saat ini
banyak sekali dijumpai ibu-ibu rumah
tangga menjadi agen ganda sebagai wanita
karier. Namun ternyata hal ini masih sering
menjadi perdebatan dalam masyarakat,
dalam rumah tangga bahkan dari hati kecil
seorang wanita “manakah yang lebih baik,
menjadi ibu rumah tangga atau wanita
karier ?. Bahkan gara-gara hal ini pula
sebuah biduk rumah tangga bisa karam.
Memang setiap orang berhak mempunyai perspektif yang berbeda dalam
menilai hal ini. Namun marilah kita
melihat hal ini dari segi yang berbeda.
Jangan melihat hal ini sebagai suatu
emansipasi, karena emansipasi wanita
menurut Kartini tidak menuntut kaumnya untuk bekerja. Namun bagaimana
seorang wanita bisa bermanfaat bagi
keluarganya dan juga masyarakat. Suatu
hal yang patut diapresiasi positif bila
seorang wanita bisa menjadi ibu rumah
tangga yang baik yang juga wanita
karier. Ingat bukan wanita karier yang
juga ibu rumah tangga lo! karena kodrat
wanita adalah ibu bagi anak-anaknya
dan istri bagi suaminya. Menjadi wanita
karier bukanlah berarti berada diluar,
bekerja diperusahaan besar yang bonafide
dengan gaji belasan juta rupiah, meeting
di luar kota dan luar negeri dengan naik
pesawat. Di masa sekarang yang serba
teknologi, wanita bisa bekerja mencari
uang tambahan dirumah sembari mengurus rumah dan anak-anak. Ibu-ibu tak
lagi harus kehilangan waktu berharganya
membesarkan anak-anak yang mulai
tumbuh besar dan anak-anak juga tidak
kehilangan kasih sayang dan perhatian
ibunya. Namun ada yang perlu diperhatikan agar niat kita membantu keluarga
mendapat berkah dan tentunya tidak
menjadi buah simalakama bagi keluarga
kita.
Majatama edisi April 2015
35
Pertama, tajamkan niat kita bahwa menjadi wanita
karier bukan semata-mata mencari kesenangan diri
atau untuk pembuktian diri. Namun semata-mata
untuk membantu suami, mengembangkan ilmu yang
kita punya sehingga bermanfaat bagi keluarga maupun orang lain. Nilai plus bila kerja kita mendapatkan fulus yang besar yang bisa menambah income
keluarga.
Kedua, mintalah ijin kepada suami. Yakinkan
pada suami bahwa kita bekerja benar-benar untuk
keluarga. Restu suami sangatlah penting agar suami
memahami dan tentunya turut mendukung usaha
istri.
Ketiga, bagilah waktu kita secara seimbang antara
keluarga dan pekerjaan kita. Jangan pernah sepelekan
urusan rumah tangga demi pekerjaan. Bedakan waktu
bekerja dan waktu untuk keluarga. Bila sudah berada
dirumah cobalah untuk tidak mengerjakan urusan
kantor.
Bagi ibu-ibu yang bekerja diluar memang tidak
mudah membagi fungsi dirinya sebagai ibu rumah
tangga dan juga wanita yang bekerja. Beruntung
wanita diberi anugerah oleh Tuhan kemampuan
multitasking dimana dia bisa mengerjakan berbagai
pekerjaan dalam satu waktu. Menjadi baby si er, koki,
tukang cuci dan lain sebagainya. Hal ini ternyata dikarenakan anatomi otak yang dimiliki wanita.
Michael Gurian seorang pengarang buku dan juga
filsafat sosial dalam bukunya yang berjudul Boys and
Girls Learn Differently menerangkan bahwa otak
pada wanita mempunyai zat kimia bernama serotonin
lebih banyak daripada laki-laki. Tak hanya serotonin
namun juga oxytocin atau zat pengikat. Zat inilah yang
menurut Gurian menyebabkan wanita berperilaku
lebih tenang daripada laki-laki yang bersikap lebih
impulsif.
Laki-laki juga cenderung sering menggunakan
otak kanan saja sedangkan perempuan bisa menggunakan otak kanan-kirinya secara maksimal. Umumnya di daerah otak yang bernama korteks pada otak
laki-laki banyak terpakai untuk melakukan fungsi
spasial dan sedikit di korteksnya ini untuk memproduksi kata-kata. Sekumpulan saraf yang menghubungkan otak kiri dan kanan (corpus collosum) di
otak laki-laki lebih kecil ketimbang otak perempuan
sehingga perempuan lebih banyak menggunakan
kata-kata atau dengan kata lainnya lebih cerewet
ketimbang laki-laki.
Sebuah penelitian mengatakan, perempuan bisa
menggunakan sekitar 20 ribu kata per hari, sedangkan
laki-laki cuma 7 ribu.
Gurian menyimpulkan bahwa perempuan tampil
lebih baik dalam tugas ganda atau multitasking dan
yang bersifat bertransisi. Sebaliknya, laki-laki tidak,
karena otak mereka dibentuk untuk melakukan pembaharuan dan reorientasi setelah sebelumnya harus
melewati tahap istirahat (rest).
Itulah kenapa wanita lebih bisa menghandle banyak pekerjaan daripada laki-laki. Itulah juga seorang
ibu rumah tangga juga bisa menjadi wanita karier.
Sebuah tugas dan tanggungjawab yang berat, membesarkan dan mendidik anak-anak, mengurus rumah,
dan juga bekerja. Untuk itu diperlukan komitmen dari
pasangan suami istri agar bisa berjalan dengan baik.
Bagi para suami sudah selayaknya memberikan
yang terbaik buat istri yang telah berkorban demikian
besar untuk melakukan semuanya buat keluarga.
Bekerja dan mengabdikan dirinya melebihi tanggung
jawabnya sebagai seorang isteri dan ibu bagi anakanaknya. Tidaklah berlebihan yang mengatakan surga
dibawah telapak kaki ibu. Selamat Hari kartini untuk
ibu-ibu Indonesia.
Sumber : dari berbagai sumber
Majatama edisi April 2015
Download