Majalah Pemkab Mojokerto Edisi April 2015 TAMA Maj a 2 Majatama edisi Maret 2015 3 Contents 5 halaman 11 halaman M erubah Desa Dalam Tataran Pembangunan Holistik ADD Bergairah, Desa Siap Berbenah REDAKSI Pelindung Pembina Mustofa Kama Pasa, SE Dra. Choirun Nisa, M.Pd Ir. Herry Suwito, MM Pengarah Dr. Akhmad Jazuli, SH, M.Si Dewan Redaksi Alfiyah Ernawa , S.Sos, MM Kabag Humas dan Protokol Editor Redaktur Kasubag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Mojokerto Luluk Hikmatus Petugas Layout Tritus Julan Peliput berita Staf Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Mojokerto Antok Ari Mawardi Andro Ikhwan Nurcahyo Ento Suprayono Irvan Shala n Setyo Kardiono Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Mojokerto Telp. (0321) 321794 Email : [email protected] Distribusi Fotografer Alamat Redaksi Majatama edisi Maret 2015 17 halaman Bakal Dikembangkan 4 Perandal Perempuan am PembangunanBangsa Oleh: Alyah Ernawati Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Mojokerto Konsep pembangunan kemampuan peranan perempuan yang dipergunakan berkembang menjadi p em berdayaan perem p uan yang berarti meningkatkan kualitas dan peran perempuan pada semua aspek kehidupan baik secara langsung atau tidak langsung melalui penciptaan situasi-situasi yang kondusif sebagai motivator dan akslerasi proses pembangunan. Sehingga Karls (1995) memandang bahwa pemberdayaan kaum perem p uan seb ag ai suat u proses kesadaran dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan dalam pembuatan keputusan dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan kaum laki-laki. Diakui selama ini ada anggapan bahwa kualitas perempuan dalam pembangunan masih sangat rendah, yang m enyeb abkan p eran kaum perempuan tertinggal dalam segala hal. Maka untuk mengatasinya diperlukan upaya dan strategi mengintegrasikan gender ke dalam arus pembangunan dengan cara menempatkan perempuan sebagai subjek pembangunan dan menghilangkan faktor kendala yang dihadapi perempuan dalam pembangunan dengan melakukan kegiatan analisis dan evaluasi (1) sejauhmana perempuan terlibat dalam pro gram - prog ram pem bang unan (2) sejauhmana kualitas tenaga kerja perempuan (3) hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi perempuan dalam kegiatan pembangunan (4) upaya-upaya apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan peran perempuan (5) faktor apa sajakah yang dominan berpengaruh terhadap hubungan gender dan (6) bagaimana pemecahan masalah yang dihadapi perempuan. Maka dengan kerangka ini tentunya akan dapat dihasilkan suatu identifikasi sejauhmana peranan perempuan dalam pembangunan dewasa ini. Sal ah sat u indikato r i nt egrasi perempuan dalam pembangunan adalah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan disemua bidang lapangan kerja sebagai politikus, PNS, karyawan, buruh perusahaan termasuk petani, hingga tahun 1998 saja mencapai 40,2 persen. Kondisi ini dapat dipahami begitu besar andil perempuan dalam pembangunan nasional yang diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun Women In Development Approach (WID) yang diperkenalkan oleh United States Agency for International Development (USAID) bahwa perempuan merupakan sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan sumbangan ekonomi dalam pembangunan. Ini berarti bahwa perempuan dan pembangunan telah menjadi sorotan dunia internasional termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam ka- jian yang lebih komprehensif. Hubeis (1985) mengatakan, analisis alternatif peran perempuan dalam mendorong pembangunan dapat dilihat dari tiga aspek yakni (1) peran tradisi atau peran domestic yang berkait an deng an pekerjaan rumah tangga. Perempuan yang berhasil mengelola rumah tangga dengan baik akan menjadi inspirasi dan motivator bagi pelaku pembangunan, (2) peran transisi yang berkaitan dengan garapan lahan pertanian atau bekerja di usaha keluarga dan (3) peran kontemporer. Perempuan memiliki peran di luar rumah tangga atau disebut wanita karier. Peran-peran ini menunjukkan bahwa perempuan baik langsung maupun tidak langsung mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembangunan bangsa. Pemerintah telah menempatkan kaum perempuan sebagai partner yang manis bagi pembangunan. Isu gerakan dan pemberdayaan perempuan yang berkem bang b erkisar dalam suatu pemikiran bahwa perempuan sebagai sumber daya pembangunan, dengan kata lain politik gender telah memakai pendekatan Wo men In Develop m ent di m ana perempuan terintegrasi sepenuhnya dalam derap pembangunan nasional. Konsep ini memberikan porsi kepada kaum perempuan untuk lebih eksis meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan menuju bangsa yang sejahtera dan penuh kedamaian. (*) Majatama edisi April 2015 5 M erubah Desa Dalam Tataran Pembangunan Holistik Penerapan UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa, menjadi kewajiban dan tanggung jawab tersendiri yang harus dipenuhi oleh Kabupaten Mojokerto. Regulasi yang termaktub di dalamnya sangat membantu dalam proses pembuatan dan penerapan konsep “Membangun Desa”. Secara empiris, Kabupaten Mojokerto dibawah pimpinan Mustofa Kamal Pasa yang akrab disapa MKP, nyatanya tidak pernah berhenti merealisasikan mimpi membangun desa layaknya kota. Atas perintah UU di atas, MKP meletakkan pembangunan berbasis desa, dan diimplementasikan pada wajah APBD 2015 Kabupaten Mojokerto. Agenda “Rembug Desa” yang dijalankan selama masa kepemimpinan MKP, merupakan salah satu manifestasi keseriusan untuk membangun desa-desa di 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto secara holistik, baik dari infrastruktur utama maupun sumber daya manusia. Dari awal kepemimpinannya pada awal 2010, tercatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Mojokerto adalah Rp 800 M, jumlah ini kemudian terus meningkat menjadi Rp 2,2 T pada 2015. Belum ditambah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dari tahun 2011 senilai kurang lebih Rp 83 M, menjadi Rp 400 M pada 2015 ini. Dengan kondisi APBD dan PAD yang cukup sehat, menjadi hal yang relevan jika pemerintah daerah ingin mengubah wajah pedesaan Kabupaten Mojokerto. Maka melalui agenda rembug desa lah, realisasi tersebut bisa lebih terarahkan melalui komunikasi dua arah antar bupati dengan masyarakat langsung. Tuntutan akan kualitas dan kinerja kepemimpinan dalam penyelenggaraan pemerintahan telah menjadi patron seorang pemimpin dalam membawa perubahan yang diharapkan. Majatama edisi April 2015 Kepemimpinan yang adil dan merata, seolah menjadi hal yang basic dan pantang diabaikan, karena kontribusinya merupakan motor penggerak pembangunan itu sendiri. Jajaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) seperti Dinas PU Cipta Karya, Bina Marga dan Dinas Pertanian telah bersiap dengan usulan masyarakat, melalui instruksi bupati. Data statistik Dinas PU Bina Marga mencatat bahwa mayoritas kondisi jalan yang ada di Kabupaten Mojokerto, kondisinya sudah sangat baik. Jumlah jalanan ini adalah 603,004 km, jauh mendominasi angka kondisi jalan dengan kondisi sedang dengan jumlah 11,469 km, dan kondisi jalan dengan kondisi rusak dengan total 139,522 km. Proyek peningkatan dan pelebaran jalan pada 2015 ini telah mencapai angka 670 km dan perlahan mendekati bidik targetnya yaitu 1100 km. Pemerintah Kabupaten Mojokerto telah merampungkan proyek peningkatan dan pelebaran jalan sebanyak 75% pada 2014 lalu, tahun 2015 ini target angka 85% dalam peningkatan dan pelebaran jalan, diharapkan bisa diraih segera. Laporan Dinas PU Cipta Karya juga memberitahukan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2014 lalu, tercatat total keseluruhan APBD dan P-APBD Kabupaten Mojokerto yang dikucurkan untuk program peningkatan jalan lingkungan menelan dana total Rp 22.051.009.250, yang digunakan untuk membangun jalan poros dan jalan lingkungan desa. Begitu juga dengan Dinas Pertanian yang mengemban tanggung jawab untuk melancarkan kegiatan fisik peningkatan Jalan Usaha Tani (JUT) pada 2015 ini, yang akan direalisasikan di 22 desa di Kabupaten Mojokerto. Mengingat roda khas perekonomian perdesaan yang sebagian besar berkutat di sektor pertanian, bupati ingin agar nantinya pembangunan ini membawa dampak baik bagi aktivitas perekonomian masyarakat. Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan kearifan lokal kawasan pedesaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial budaya, karakterisktik fisik geografis, pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasan pemukiman. Kesemua indikator inilah yang coba dipenuhi oleh bupati dalam usaha keras merubah desa layaknya kota. Pembangunan yang berbasis pedesaan diberlakukan untuk memperkuat fondasi perekonimian negara, mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan perkembangan antar wilayah, sebagai solusi bagi perubahan sosial, desa sebagai basis perubahan. Pembangunan desa tidak mungkin bisa dilaksanakan oleh satu pihak saja, harus ada koordinasi dengan pihak lain baik seperti perangkat desa maupun masyarakat secara keseluruhan. Bupati selalu menegaskan bahwa pembangunan tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya koordinasi dengan pihak terkait, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat tidak bisa mengandalkan pemerintah kabupaten saja, namun sumbangan ide-ide segar untuk pembangunan. Atas dasar inilah bupati selalu antusias melakukan kegiatan rembug desa, dengan karakteristik masyarakat yang kritis terhadap perkembangan pembangunan kabupten yang dipimpinnya selama ini. Aturan tata tertib adminsitrasi untuk jajaran perangkat desa merupakan hal lain yang bersifat esensial, dan diharapkan akan mempercepat laju pembangunan desa layaknya kota. Berkaitan dengan urusan dana bantuan, maka peran perangkat desa inilah yang menjadi sentral. 6 Resolusi ADD Kabupaten Mojokerto 2015: Optimalkan Penyerapan ADD Kabupaten Mojokerto memastikan Alokasi Dana Desa (ADD) cair pada pertengahan bulan, menyusul regulasi realisasi ADD dan Dana Desa (DD) berupa Peraturan Bupati (Perbup) yang telah terbit pasca Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa menandatanganinya. Desa yang akan menerima pencairan ADD harus melengkapi persyaratan yang telah ditentukan, agar dana tersebut cepat turun. Seperti yang tertuang dalam Perbup nomor 7 tahun 2015 mengenai persyaratan penyaluran ADD yang harus melalui 2 tahap penyaluran. Ada 9 langkah tata cara pada tahap pertama, yaitu : Surat Kepala Desa perihal permohonan penyaluran ADD pada bupati melalui camat harus dilampiri antara lain ; Keputusan kepala desa tentang pembentukan tim pelaksana desa, keputusan kepala desa tentang pembentukan tim pembangunan desa, keputusan kepala desa tentang penunjukan bendahara, laporan penyelenggaraan pemerintahan desa (LPPDesa) tahun sebelumnya, peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa tahun sebelumnya, peraturan desa tentang APBDesa tahun berjalan, tanda terima (kwitansi) ADD tahap 1 yang ditandatangani kepala desa bermaterai, surat pernyataan tanggung jawab mutlak terhadap penggunaan anggaran ADD tahap 1 yang ditandatangani kepala desa, dan hasil verifikasi tim pendamping kecamatan. Peyaluran tahap kedua yakni, surat kepala desa perihal permohonan penyaluran ADD Tahap II pada bupati melalui camat yang dilampiri antara lain ; laporan penggunaan ADD dari desa sebagaimana lampiran II (form 1) setelah diverifikasi oleh tim pendamping kecamatan, tanda terima (kwitansi) ADD yahap II yang ditandatangani oleh kepala desa bermaterai, surat pernyataan tanggung jawab mutlak terhadap penggunaan anggaran ADD tahap II yang ditandatangani kepala desa, dan hasil verifikasi tim pendamping kecamatan. Kasubag Tata Pemerintahan Desa Kabupaten Mo jokerto, Mahmud, menyampaikan bahwa dalam ADD terdapat hak dan kewajiban yang harus diketahui. “ADD merupakan hak desa untuk penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan pembinaan kemasyarakatan. Namun untuk pencairan ADD, desa harus memenuhi kewajibannya”, ungkap Mahmud. Sedangkan 3 kewajiban utama yang harus dipenuhi oleh desa adalah ; APBDesa tahun 2015 harus sudah ditetapkan, pertanggungjawaban APBDesa tahun sebelumnya, dan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa. Mahmud juga berharap agar April ini, masing-masing desa dapat mencairkan ADD. Sebab dalam ADD terdapat penghasilan tetap kepala desa dan perangkatnya. Perlu diketahui bahwa pada tahun 2014 lalu bahwa hampir semua desa belum menerima pencairan tahap kedua, total dana yang gagal terserap mencapai Rp 14 M. Gagalnya penyerapan ini dikarenakan desa yang ‘bandel’ tidak segera memenuhi persyaratan pencairan, padahal Pemkab telah berjanji akan mencairkannya lewat P-APBD 2015. Tahun 2015 ini ADD dari APBD Kabupaten Mojokerto mencapai Rp 106 M, rata-rata dana yang akan diterima per desa yakni Rp 300 juta. Dana pembangunan ini belum lagi ditambah dengan Dana Desa (DD) yang bersumber dari APBN total Rp 82,6 M. Estimasi penerimaan tiap desanya mencapai Rp 100 juta hingga 500 juta. Pembangunan desa mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka pembangunan nasional dan pembangunan daerah, karena di dalamnya terkandung unsur pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta menyentuh secara langsung kepentingan sebagian besar masyarakat yang bermukim di pedesaan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan mereka. Beberapa faktor penyebab desa membutuhkan sumber pendapatan antara lain, kecilnya desa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), ren- dahnya dana operasional desa untuk menjalankan pelayanan publik, serta faktor banyaknya program pembangunan masuk ke desa, tetapi hanya dikelola oleh dinas. Program semacam itu kerap mendulang kritikan karena tidak memberikan akses pembelajaran bagi desa, dan bersifat top down sehingga tidak sejalan dengan kebutuhan desa dan masyarakatnya. Hal diatas menggerakkan pemerintah untuk turut memberi dukungan keuangan pada desa yang berasal dari dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, minimal 10 % untuk desa yang disebut Alokasi Dana Desa (ADD). ADD sebenarnya adalah bentuk bantuan stimulan atau dana perangsang untuk mendorong dalam membiayai program pemerintah desa yang ditunjang dengan partisipasi, swadaya, dan gotong-royong masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat. ADD juga merupakan bentuk pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonomi desa dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat sesuai kondisi mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri. Majatama edisi April 2015 Jika ditilik dari catatan data statistik, ADD Kabupaten Mojokerto tahun anggaran 2014 sebesar Rp 25.611.028.000, sedangkan yang terserap Rp 12.855.817.500. Artinya dana ADD yang dapat diserap oleh desa hanya sebesar 50,20%. Dengan kata lain, tingkat penyerapan dana ADD pada tahun anggaran 2 01 4 d i K a bu p at e n Mojokerto mengalami penurunan cukup signifikan yaitu sebesar 46,38%. Sekali lagi, faktor utama p enyebab turunnya penyerapan ADD adalah banyaknya desa yang belum bisa melengkapi kelengkapan pencairan dana, sehingga ADD menjadi tersendat dan tidak kunjung turun. Dalam setiap agenda Rembug Desa, bupati berkali-kali mengingatkan agar kepala desa yang mendapat bantuan ADD tertib administrasi. Pemerintah Kabupaten Mojokerto sendiri perlu merancang serangkaian strategi komunikasi sebagai pedoman untuk melakukan sosialisasi ADD. St rategi ko munikasi tersebut tentu tidak ala kadarnya, melainkan melalui pertimbangan dan riset yang mendalam mengenai kondisi desa bersangkutan. D e ng a n m e ra n ca ng strategi komunikasi ini, diharapkan desa dapat menjadi lebih paham mengenai pentingnya ADD dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, sehingga makin banyak dana ADD yang dapat terserap. Statistik ini tetapi tidak serta merta menyurutkan p ro gram pembangunan Kabupaten Mojokerto, sebab bupati secara kontinyu terus melakukan ‘blusukan’ Rembug Desa demi menyerap aspirasi masyarakat yang menginginkan pembangunan lebih dan lebih lagi. Masyarakat diharapkan ikut turun mengawasi desa masing-masing, untuk kedepannya lebih peka dan kritis dengan program pembangunan Kabupaten Mojokerto. Majatama edisi April 2015 Upaya Mengubah Wajah Pelayanan Publik Melalui Citizen Charter Citizen charter adalah pendekatan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang menempatkan pengguna layanan sebagai pusat perhatian. Artinya, kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan menjadi pertimbangan utama dalam seluruh proses penyelenggaraan pelayanan publik. Konsep ini yang coba diaplikasikan Pemerintah Kabupaten Mojokerto pada lembaga pelayanan publiknya, yakni BPTPM dan Catatan Sipil. 7 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mojokerto sejak 2011 lalu telah mengadaptasi citizen charter melalui program pelayanan gratis untuk KK, KTP, Akte, surat nikah non muslim, yang bisa diproses dalam sehari. Layanan ini bisa dilakukan di tempat, maupun melalui layanan mobil keliling, dengan syarat kelengkap an berkas oleh pemohon. Langkah ‘jemput bola’ ini diharapkan menuai animo positif dari masyarakat dari hari ke hari, dan mampu merubah wajah pelayanan publik yang birokratis dan berbelitbelit. Bahkan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mojokerto, Bambang Eko Wahyudi, tidak segan untuk sering-sering turun langsung melayani masyarakat. B a d a n Pe r i j i n a n Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kabupaten Mojokerto juga termasuk dalam da ar badan pelayanan masyarakat yang terus menyuguhkan kemudahan pelayanan dan aksesbilitas terpadu yang penuh inovasi untuk menarik minat. Ini dibuktikan dengan diluncurkannya program terbaru BPTPM 2015, yakni pemberian retribusi atau potongan sebesar 50% bagi masyarakat yang mengajukan pemutihan Ijin M e ndi ri kan Ba ngu nan atau IMB hunian. 2015 ini memang akan menjadi tahun dimana standar public service atau kualitas pelayanan suatu badan pelayanan masyarakat dituntut untuk makin meningkatkan kinerjanya. Bukan tanpa alasan, hal ini semata-mata guna terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance), sehingga melahirkan sistem pelayanan publik yang akuntable, inovatif dan informatif. Syarat wajib pengajuan retribusi atau potongan sebesar 50% untuk pemutihan IMB hunian ini sangat mudah, antara lain mengisi form (termasuk persetujuan tetangga dan surat kebenaran data), sertifikat atau bukti 8 kepemilikan tanah, fotokopi KTP pemohon, gambar peta situasi beserta denah bangunan, dan juga surat kuasa apabila diwakilkan. Adapun pengecualian atau kondisi dimana pengajuan retribusi ini tidak bisa diajukan antara lain yakni bangunan yang digunakan untuk usaha, villa, bangunan dengan luas diatas 200 m2, dan bangunan yang didirikan dibawah tahun 2000. Selian IMB, IUJK atau izin Usaha Jasa Konstruksi, dan Izin Tempat Usaha Penjualan Minuman Beralkohol yang termasuk dalam sub pengajuan Bidang Perijinan Tertentu, BPTPM juga siap melayani beberapa sub pengajuan bidang lainnya. Di Bidang Penanaman contohnya, BPTPM siap melayani Penda aran Penanaman Modal, Izin Pemanfaatan Ruang, dan Izin Lokasi. Untuk Bidang Industri dan Perdagangan, sub yang tercakup di dalamnya seperti Izin Gangguan atau HO, Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP, Tanda Da ar Perusahaan atau TDP, Izin Usaha Industri atau IUI, dan Izin Usaha Toko Modern atau IUTM. dan Bidang Usaha dan Jasa. Selanjutnya yaitu di Bidang Usaha Jasa, yang dimana komponen sub nya terdiri dari Izin Bidang Kesehatan, Media, Ketenagakerjaan, Tanda Daftar Usaha Pariwisata, Izin Pemakaian Kekayaan Daerah, Penyelenggaraan Reklame, Eksplorasi Air Bawah Tanah, Pengeboran Air bawah Tanah, Pengambilan Air Tanah Sumur Bor, dan Pengambilan Air Tanah Sumur Pasak. Semua sub tersebut dirancang menjadi kesatuan sistem yang rapi dengan detail yang transparan, demi kenyamanan masyarakat dan juga pemodal atau pebisnis sebagai pengguna utamanya. Kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik terbaik, mendorong semua organisasi maupun instansi baik swasta maupun pemerintah, untuh terus berbenah demi memberi pelayanan paripurna kepada publik penggunanya. Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan pelayanan publik adalah kemampuan komunikasi dari setiap petugas pelayanan. Komunikasi ini tidak sebatas pada proses penyampaian pesan semata, tetapi semua tindakan yang berpotensi komunikasi, seperti performa komunikator (petugas), dalam menyampaikan atau menangkap pesan komunikan (publik atau masyarakat pengguna), kesmuanya ini termasuk dalam modal intelektual yang bersifat tidak tampak (intangible). Faktor intangible ini akan sempurna dengan dukungan aspek yang tampak (tangible), misalnya kondisi instansi yang kondusif dari segi penataan ruang penerimaan publik dan kerapian. BPTPM Kabupaten Mojokerto mencoba untuk memadukan dua aspek diatas salah satunya dengan cara mendesain ruangan khusus konseling atau pengaduan yang berfungsi untuk ruang mediasi dan pemecahan masalah dengan metode komunikasi dua arah yang baik antara petugas dan pengguna layanan BPTPM. Begitu juga dengan layanan kemitraan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yang bisa dilakukan langsung di loket penerimaan kantor BPTPM Kabupaten Mojokerto. Loket ini siap melayani informasi dan penjelasan seputar BPJS dan juga menyediakan blanko yang diperlukan. Langkah untuk mempercepat proses perijinan BPTPM, kini bahkan direalisasikan dalam kemudahan form pengajuan yang bisa diunduh langsung di website resmi BPTPM Kabupaten Mojokerto di perijinan.mojokertokab.go.id. Wacana BBTPM menjadi BPM-PTSP atau Badan Perencanaan Modal-Perijinan Terpadu Satu Pintu menurut Kepres tahun 1997, juga diharapkan akan mampu meningkatkan performa BPTPM menjadi lebih baik, mudah dan mampu merubah kesan birokratis pelayanan publik. Kepala BPTPM Kabupaten Mojokerto, Bambang Wahyuadi juga sering turun langsung melayani masyarakat yang ingin mengurus perijinan. (Ida/Hms) Majatama edisi April 2015 9 M KP PRO PEM BANGUNAN DESA M ELALUI BK DESA Oleh: Eddy Tauq Kepala Bagian Pembangunan Setda Kab.Mojokerto BANTUAN Keuangan Desa atau BK Desa adalah bantuan keuangan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto kepada pemerintah desa dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat perdesaan, mempercepat pemerataan pembangunan di desa dan mendorong pertumbuhan ekonomi di desa melalui peningkatan sarana dan prasarana di desa. BKDesa menggunakan mekanisme transfer langsung dari Bank BPD Jatim ke rekening pemerintah desa. Dana BK Desa dapat digunakan antara lain untuk kegiatan peningkatan jalan lingkungan baik hotmix maupun cor, rehab balai/ kantor desa, gedung TPQ dll. Pada tahun 2014 pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui APBD Kabupaten Mojokerto tahun 2014 telah mentransfer dana BK Desa sejumlah Rp 32 M kepada 83 desa lokasi penerima BK Desa. Selanjutnya pada P-APBD Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga telah mentransfer dana BKDesa sejumlah Rp 11,07 M kepada 43 desa lokasi penerima BK Desa sehingga total pada tahun 2014 telah ditransfer sebesar Rp 43,07 M untuk program BK Desa. Hal ini menjadi fakta dan bukti nyata kepedulian Bupa Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa yang pro terhadap pembangunan desa. Selain itu bupa juga berkomitmen bahwa mekanisme bantuan keuangan desa harus semakin mudah baik pengajuan, pelaksanaan, maupun pengawasannya sehingga desa dak merasa kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan BK Desa namun tetap meminimalkan terjadinya penyelewengan dana BK desa. Sehingga sangat dibutuhkan komitmen semua pihak terutama pemerintah desa sebagai penerima dana BKDesa untuk selalu berpedoman pada peraturan yang berlaku. Mekanisme BK Desa Hasil Pelaksanaan BK Desa telah menjadi fakta nyata bahwa infratrukutur perdesaan saat ini telah berkembang dengan sangat pesat. Desa saat ini telah dapat menikma infrastrutur jalan yang sudah baik dan lebih lebar sehingga kegiatan warga masyarakat sehari-hari baik perekonomian, pendidikan dan lainnya dapat dilaksanakan baik dengan lancar. Dengan adanya fasilitas pemerintahan desa yang baik maka aparatur pemerintah desa dapat memberikan pelayanan yang terbaik baik bagi warga desa. Sudah menjadi fakta pula bahwa dengan terbukanya akses ke desa telah meningkatkan harga tanah di desa berkali lipat dari sebelumnya. Bahkan potensi potensi lain di desa yang selama ini belum bisa berkembang karena dak adanya akses jalan saat ini sudah mulai terlihat geliatnya seper potensi obyek wisata alam, wisata budaya dan juga wisata religi yang kedepannya merupakan potensi PAD bagi desa. Manfaat BK Desa sungguh sangat luar biasa dan telah dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat perdesaan di Kabupaten Mojokerto sehingga program BK Desa patut untuk dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Bahkan apabila seluruh infrastruktur di pedesaan sudah baik maka dana BK Desa dapat digunakan untuk kegiatan yang lain misalnya untuk kegiatan ekonomi produk f di desa sehingga daat mengurangi angka pengangguran di desa dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan serta derajat kesejahteraan seluruh masyarakat desa di Kabupaten Mojokerto. FOTO - FOTO TYOK/HMS Majatama edisi April 2015 10 Permohonan Bantuan Bupati Mojokerto APBD Melalui Camat 1. Besar Dana Persyaratan : 2. Foto Lokasi APBDesa Kepala Desa Pencairan Bantuan APBD KAB Pemkab PERSYARATAN: BPKA Transfer Via Bank Jatim Pemerintah Desa APBDesa Rek. Kas Pemerintah Desa Kas Bendahara TPK TPK 1. Pembelian Matrial/ Peralatan 2. Upah 3. Sewa Alat 4. Biaya Administrasi/ Operasional 5. Pajak Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah Kabupaten a.) Surat Keputusan Kepala Desa tentang pembentukan Tim Pengelola Kegiatan (TPK). b.) Foto Copy KTP Kepala Desa dan Bendahara Desa. c.) Foto Copy Rekening Bank Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto atas nama pemerintah T u n a idesa. d.) Foto Copy NPWP atas nama Bendahara Desa. e.) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani Kepala Desa. f.) Pakta Integritas yang ditandatangani Kepala Desa. g.) Kwitansi penerimaan uang rangkap 4 (empat) bermaterai Rp.6.000,00 yang ditandatangani Kepala Desa. Bupati Mojokerto Laporan Penggunaan Dana Melalui Camat : 1.Besar Dana 2.Perkembangan Fisik dan Keuangan Pemerintah Desa TPK Kepala Desa Ketua TPK 1. Laporan Perkembangan Fisik dan Keuangan. 2. Laporan Pertanggungjawaban (100 %). Majatama edisi April 2015 11 ADD Bergairah, Desa Siap Berbenah Agenda “Rembug Desa” merupakan salah satu program bupati dalam rangka mensosialisasikan program pembangunan di Kabupaten Mojokerto kepada masyarakat. Tujuan agenda ini juga untuk menyerap aspirasi langsung dari masyarakat sehingga program pembangunan Pemerintah Kabupaten Mojokerto kedepan, tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Destinasi pertama dari agenda minggu ini adalah Desa Bandung, Kecamatan Gedeg, pada Senin (9/3). Desa Bandung memiliki dua dusun, yakni Bandung Wetan dan Bandung Kulon. Dusun Bandung Wetan menjadi dusun perdana sidak rombongan bupati dan segenap jajarannya, termasuk kepala SKPD, Muspida, dan camat setempat. Dari pantauan fisik, kondisi Dusun Bandung Wetan sudah cukup baik dan tertata rapi. Namun di beberapa titik, kondisi infrastruktur umumnya masih memerlukan sentuhan perbaikan. Keluhan warga Desa Bandung Wetan antara lain adalah masih minimnya lampu penerangan jalan, perbaikan sarana penunjang areal pemakaman seperti pagar, jalan cor usaha tani, tugu batas dusun, dan gedung PAUD yang akan segera dirubah konsep sekaligus namanya menjadi “Gedung Pintar”. Gedung ini nantinya akan terintegrasi juga dengan TK dan SD, sehingga menjadikannya sebagai satu kawasan kompleks pendidikan terpadu dan lebih modern. Khusus anggaran untuk “Gedung Pintar”, anggaran dana telah dipersiapkan kurang lebih Rp 200 juta. Sedangkan di Dusun Bandung Kulon, tercatat ada 15 unit rumah warga yang sudah tidak layak huni, jalan pertanian bagian barat kondisinya tidak rata, serta Polindes yang tampak berdiri seadanya dengan triplek dan seng. Mustofa Kamal Pasa, Bupati Mojokerto, juga secara resmi juga menyetujui bantuan dana untuk pembangunan balai Desa Bandung sebesar Rp 400 juta. Tentu hal ini juga dipengaruhi faktor naiknya jumlah anggaran yang disediakan untuk desa. Dalam pemaparan terbuka yang digelar di balai Desa Bandung, bupati menyatakan, “Tahun lalu, kami telah melakukan perombakan terhadap 68 unit balai desa yang tersebar di berbagai desa, dengan rata-rata biaya pembangunan sebesar Rp 250 juta. Pada 2015, jumlah ini akan naik menjadi Rp 400 juta”, jelasnya. Bupati juga mengkritisi kondisi dari Rumah Sakit RA.Basuni, Gedeg. Menurut bupati, infrastruktur Rumah Sakit RA.Basuni belum cukup siap untuk menarik simpati masyarakat maupun calon potensial pasien. Wacana pemindahan rumah sakit ke daerah Kupang, menjadi opsi yang layak untuk ditindak lanjuti secara serius. Kunjungan bupati selanjutnya dilaksanakan pada Selasa (10/3) menuju Desa Sumberjati, Kecamatan Jatirejo. Complaint utama yang disampaikan warga pada orang nomor satu di Kabupaten Mojokerto ini adalah problem rusaknya infrastruktur jalan poros utama sebagai akses masuk desa. Desa beriklim sejuk dengan penduduk 820 jiwa ini memiliki dua dusun, Majatama edisi April 2015 yakni Dusun Sumberjati dan Sumberpetung. Letak geografis yang berada di jalur lembah dan pegunungan dengan kontur tanah yang tidak rata, membuat Desa Sumberjati sangat layak untuk mendapat treatment khusus pembangunan jalan yang bisa mendukung kondisi dan keselamatan pengguna jalan. Dalam dialog terbuka dengan masyarakat, bupati mengusulkan pengecoran dan pelebaran jalan selebar 6-7 meter dengan ketebalan 25 cm, hal ini sesuai dengan standar propinsi. Jalan yang akan dibangun memiliki panjang 4,5 sampai dengan 5 km. Sedangkan jalan pertanian yang ditargetkan akan dibangun sepanjang satu kilometer. Terdapat pula 3 jembatan penunjang aktivitas warga setiap harinya dan saat ini sedang berada dalam kondisi lapuk dan berpotensi ambruk. Menindak lanjuti temuan ini, bupati berencana untuk membangun ulang jembatan dengan konstruksi modern. Problem krusial lainnya yang harus mendapat perhatian lebih adalah masalah kekurangan air bersih karena curahan debit air dari sumber utama yang kecil, belum lagi ditambah dengan jarak penampungan yang lumayan jauh yakni membentang sepanjang 4,5 km. Solusi yang ditawarkan adalah membangun aliran pipa dengan diameter besar demi pemaksimalan sumber mata air. Bupati menegaskan potensi dari desa seperti Sumberjati sangat luar biasa. “Sumberjati adalah desa dengan potensi alam dan wisata yang sangat luar biasa. Pembangunan sektor penunjang wisata seperti villa dan resort sangat mungkin untuk diwujudkan demi mendongkrak geliat perekonomian lokal agar tidak kalah dengan daerah wisata ternama di Mojokerto seperti Pacet dan Trawas. “Masyarakat saya minta untuk aktif, kritis dan jeli melihat peluang yang ada, kemudian menyampaikan kepada saya sebagai bahan pengayaan untuk pembangunan di masa depan guna manfaat bersama”, imbuhnya. 12 Kepala desa Sumberjati, Sugianto, menyambut baik solusi-solusi dan bantuan yang diberikan oleh bupati, “Ini adalah kunjungan kedua bupati beserta jajarannya. Dana bantuan pada kunjungan pertama, telah dimanfaatkan untuk membangun jalan beton di Dusun Sumberpetung. Semoga bantuan kedua ini dapat meningkatkan kesejahteraan serta perekonomian masyarakat Sumberjati”, ujar Sugianto. Desa Simbaringin, Kecamatan Kutorejo, mendapatkan kunjungan “Rembug Desa” pada Rabu (11/3). Permasalahan yang terjadi juga masih senada dengan apa yang dialami oleh dua desa sebelumnya. Desa yang berbatasan dengan Kecamatan Pacet di sisi timur ini memiliki luas yang cukup lebar dengan 11 dusun, yakni Dusun Mengungkung, Watusimbar, Pandansari, Pandanrejo, Wringinanom, Kluwih, Wonorejo, Terongmalang, Kedungkendo, Kedungrejo, dan terakhir adalah Dusun Sonosari. Tentunya hal ini juga akan menambah da ar temuan masalah yang akan dihadapi. Warga Dusun Kedungrejo mengalami problem rusaknya jalan poros dusun yang rusak berat dengan kondisi lubang tanah menganga dan berlumpur. Permintaan warga pada bupati adalah pembangunan jalan cor sepanjang kurang lebih 700 meter tentunya, kemudian menambahkan penerangan jalan di 20 titik rawan setiap jarak 50 meter, berikut sistem drainase dan pelebaran jalan menuju ponpes Al-Hidayah. Serupa dengan Dusun Kedungrejo, salah satu dusun yang juga membutuhkan peremajaan jalan Tanggul Penahan Tanah (TPT) dan jalan usaha tani adalah Dusun Mengungkung, dengan panjang bervariasi antara 940 meter, 400 meter, dan 50 meter yang terpusat di beberapa titik vital. Saat berembug dengan segenap perangkat desa dan masyarakat, bupati secara jelas dan transparan mengungkap bahwa dana APBN tahun ini adalah sebesar Rp 700 juta. Sedangkan Alokasi Dana Desa (ADD), terjadi kenaikan yang cukup signifikan. “ADD pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 56 juta, hingga pada 2015 jumlahnya terus naik menjadi Rp 369 juta. Jika diartikan, estimasi penerimaan dana rata-rata untuk sebuah desa saja, bisa mencapai hampir Rp 2 milyar. Karena anggaran makin bertambah, maka sudah selayaknya bagi desa dan dusun-dusun yang jauh dari pusat kota untuk berbenah dan mempercantik infrastruktur agar tidak tertinggal, atau bahkan bisa setara dengan Kota Mojokerto yang tertata rapi dan teratur”, ungkapnya. Kepala desa Simbaringin, Tri Wahyudi, mengungkapkan antusiasnya mewakili aspirasi warga atas bantuan bupati. “Terimakasih sebesar-besarnya atas kunjungan bupati yang bersedia menengok kampung kami beserta kekurangannya. Dalam forum terhormat ini, saya selaku Kades Simbaringin merasa sangat bahagia atas perhatian bupati yang solutif dalam memecahkan permasalahan kampung kami. Semoga solusi-solusi yang dijanjikan, bisa dengan segera direalisasikan”, ujarnya. 5 (Lima) program sukses Bupati MKP pada 2015 yakni membangun infrastrukrtur jalan poros lingkungan, pembangunan sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana religi, dan sarana pariwisata, benar-benar dimaksimalkan. Perwujudan visi misi tersebut, tercermin jelas dari agenda kerja rutin “Rembug Desa” yang secara kontinyu terus dilaksanakan. “Pada 2015 ini, tidak akan ada lagi alasan bagi desa-desa dengan infrastruktur yang minim untuk tidak direhab dan dibangun. Agenda “Sambang Desa” yang pernah dilaksanakan pada 2013, telah memberikan bantuan sebesar Rp 165 juta per desa. Tahun ini pada agenda Rembug Desa, dana bantuan rata-rata Rp 400 juta sudah menunggu untuk didistribusikan ke desa-desa yang membutuhkan”, tegas bupati disambut tepuk tangan warga pada acara Rembug Desa, Senin (16/3) di Desa Balongwono Kecamatan Trowulan. Desa Balongwono Kecamatan Trowulan yang terdiri dari 224 Kepala Keluarga ini, secara khusus meminta pembangunan jembatan di atas sungai ring kanal Ngotok, sebagai akses menuju dusun ke areal pemakaman. Dibutuhkan jarak tempuh sejauh 5 km lebih untuk menuju ke pemakaman dan sawah, maka atas dasar pertimbangan inilah warga berharap agar bupati bisa mewujudkan permintaan ini segera. Masyarakat di Dusun Kembangkuning juga mengeluhkan kecilnya voltase listrik sehingga lampu penerangan jalan tidak pernah menyala. Beralih dari permasalahan kecilnya voltase, ternyata jembatan penghubung dusun sepanjang 1,5x10m di dusun ini, juga mengalami kerusakan karena usia pembangunan awal yakni tahun 1979, dan belum pernah dipugar atau diperbaiki sampai sekarang. Warga Dusun Kembangkuning juga menghendaki pembangunan DAM di Jombang, yang selama ini berjasa mengairi persawahan mereka. Atas permintaan ini, bupati memberikan jawabannya, “Kami belum bisa melakukan hal tersebut, karena DAM yang dimaksud tidak berada dalam kendali dan otoritas Pemkab Mojokerto. Solusi yang kami tawarkan dari keluhan saudara sekalian adalah, pembangunan sumur bor dangkal yang bisa dioperasikan ketika kemarau tiba. Semua akan didanai oleh Pemerintah Daerah”, ujarnya. Majatama edisi April 2015 13 Usai mendengar aspirasi warga Dusun Kembangkunig, bupati tidak lupa menyambangi Dusun Wates Lor dan Dusun Kweden Kecamatan Trowulan. Bupati memberi gagasan agar pagar rumah warga diseragamkan dengan arsitektur bergaya Majapahit, sebagai citra Trowulan sebagai kerajaan besar pada masa lampau. Pembangunan musholla, pengaspalan jalan, tiang penerangan jalan dan drainase, tentu juga termasuk dalam usulan warga yang diamini langsung oleh bupati pada kunjungan dua dusun ini. Rembug Desa yang terus digalakkan oleh bupati, tidak pernah luput untuk menyisir desa-desa yang butuh penanganan cepat. Begitu pula dengan Desa Punggul Kecamatan Dlanggu yang menjadi agenda Rembug Desa pada Rabu (18/3). Desa dengan tujuh dusun yakni Dusun Janti, Sukoasri, Dawuhan, Ngepung, Ngembul, Graji dan Karangkletak ini membutuhkan penanganan segera di sektor pembangunan jalan poros dan jalan lingkungan. “Kami berterimakasih atas kunjungan Bapak Bupati MKP yang bersedia meluangkan waktunya untuk menengok desa kami yang jalan utamanya sangat buruk, sesuai yang Bapak Bupati dan rombongan tadi lewati”, ujar Kepala Desa Punggul, Bapak Subadri, sedikit bergurau. Jalan cor tampaknya merupakan problem kritikal yang dihadapi warga Desa Punggul, terutama Dusun Janti. Kritikal karena pembangunan ini benar-benar harus disegerakan, sebab kondisi jalan yang masih tanah dengan batuan besar dan sudut-sudut tajam. Beberapa unit rumah warga memerlukan renovasi total dan tidak lagi layak huni, bersanding lengkap dengan problem lampu penerangan jalan, pembangunan TPQ, saluran air dan jalan usaha tani. Tidak jauh berbeda dengan apa kondisi dikeluhkan oleh warga Dusun Janti, warga Dusun Karangklethak, Dusun Graji dan Dusun Ngepung juga menumpahkan langsung uneg-uneg mereka pada bupati. Di dusun ini tercatat 5 unit rumah tidak Majatama edisi April 2015 layak huni, rehap gapura dusun, rehab jalan aspal, dan pembangunan atap masjid yang diidamkan warga, bakal direalisasikan secepatnya. Bupati juga menilik langsung kondisi SDN Punggul yang sudah lapuk, dan menginstruksikan renovasi gedung dengan konstruksi besi dan baja. Tidak lagi memakai bahan baku kayu sebagai kerangka bangunan yang rentan rapuh. Masih dalam satu rangkaian acara yang sama, bupati juga turut meramaikan acara pengundian pemenang dalam acara “Bulan Panutan Pembayaran PBB-P2 Tahun 2015”, didampingi oleh segenap perwakilan dari Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Kabupaten Mojokerto, yang digelar terbuka di lapangan Desa Punggul siang itu. Acara tersebut digelar dengan tujuan untuk mengapresiasi warga yang taat dan tepat waktu membayar pajak, dengan memberikan sejumlah hadiah menarik yang diundi langsung oleh bupati. Acara pengundian ini kemudian dilanjutkan langsung dengan forum terbuka bupati dan warga di Balai Desa Punggul. Kepala Desa Punggul, Subadri, sangat bersemangat dengan upaya bupati untuk mensejahterakan masyarakat pedesaan yang menurutnya kini sangat kritis terhadap Pemerintah Daerah. “Masyarakat kami sangat kritis terhadap kinerja Pemerintah Daerah saat ini, semoga bapak bupati bisa terus menampung segala aspirasi dan keluhan warga”, tegasnya dengan semangat. Alokasi Dana Desa (ADD) rencananya akan cair pada pertengahan bulan, tentunya dengan syarat pencairan yang harus dipenuhi oleh desa bersangkutan. “ADD dipastikan akan cair pada pertengahan bulan, desa harus tahu tata cara administrasi pencairan dana demi terlaksananya pembangaunan rata menyeluruh”, lontar bupati dalam Rembug Desa, Senin (20/4) di Desa Watukenongo Kecamatan Pungging. Desa Watukenongo Kecamatan Pungging pada tahun 2014 pernah menerima bantuan ADD sebesar Rp 50 juta, bupati memberi bantuan pada lawatan kedua kalinya pada acara Rembug Desa sebesar Rp 395 juta. Ditambah dana BK Desa Rp 1 M, serta tambahan dana dari pusat minimal Rp 250 juta untuk Infrastruktur. Besarnya sejumlah kenaikan ini setara dengan kebutuhan desa Watukenongo yang masih memerlukan tambahan perbaikan infrastruktur jalan. Kepala Desa Watukenongo, Arifin, menuturkan bahwa bantuan bupati tahun lalu telah dimanfaatkan untuk membangun dan memperbaiki fasilitas desa. “5 dusun di Watukenongo antara lain Dusun Jetak, Dakon, Mbernet, Tengger, dan Kenongo, dalam kunjungan bupati tahun ini mengusulkan dilakukannya pengerasan jalan. Begitu pula dengan jalan paving, plengsengan, dana pembangunan Masjid Alam Nuril Fadilah, dan pembangunan gedung TPQ Mardothillah dan gapura desa, agar kiranya diamini oleh Bapak Bupati”, pinta Arifin secara rinci. Pencairan ADD ini bahkan bisa disegerakan dari waktu yang sudah ditetapkan, apabila kondisi infrastruktur desa mengalami rusak cukup parah. Hal ini yang rencananya akan berlaku untuk perbaikan total Desa Sumbertanggul Kecamatan Mojosari, berdasar hasil temuan acara rembug desa, Rabu (22/4). Desa dengan 5 dusun yakni Nggloghok, Sumberjo, Wonosari, Sumbertanggul, dan Dusun Wonokoyo ini kondisi jalannya rusak parah sepanjang kurang lebih 5 km dengan lubang menganga terisi genangan air dan bongkahan batu. Mobilisasi rombongan sidak rembug desa bahkan sedikit tekendala karena kondisi jalanan ini. Dusun Nggloghok yang bertumpu pada sektor pertanian, mengalami hambatan cukup berat ketika masa panen tiba. Jalan Usaha Tani (JUT) sepanjang 300 meter dengan lebar 3 meter, terpantau rusak berlumpur. Selama ini warga Dusun Nggloghok memikul hasil pertanian mereka dengan alat seadanya, dikarenakan kondisi jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan bermotor dan sepeda tradisional sekalipun. Bupati langsung menyetujui permintaan seluruh warga dusun, dan berencana memberi bantuan sumur bor demi kelancaran cocok tanam yang berpengaruh pada perekonomian warga. “Selama kurang lebih 15 tahun lamanya, jalanan Dusun Sumberjo dan jalan makam belum tersentuh pembangunan sama sekali. Unda-undi dengan Sumberjo, Dusun Sumbertanggul, Wonosari dan Wonokoyo juga memiliki problem utama terkait infrastruktur jalan. Mohon Pak Bupati mewujudkan impian kami dengan segera”, pinta warga pada bupati. Menyaksikan permintaan seluruh warga atas problem krusial ini, bupati berjanji akan segera menangani hal ini secepatnya, sekalipun ADD belum cair. “Saya meminta maaf pada warga sekalian karena pembangunan yang dijanjikan tahun lalu belum terlaksana, hal tersebut dikarenakan ADD belum kunjung cair. Namun melihat kondisi warga Saya yang belum bisa menikmati jalanan yang bagus, Saya akan mengusahakan realisasi pembangunan bisa segera dilaksanakan pada pekan depan”, janji Bupati bagi seluruh warga Sumbertanggul. (Lia/Hms) 14 Sidak Bupati Di Tiga Sekolah Pasang Standarisasi Untuk Sekolah Percontohan Mustofa Kamal Pasa, Bupati Mojokerto bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto dan SKPD, lakukan sidak ke 3 (tiga) sekolah di beberapa kecamatan yang kondisi bangunannya sudah tidak cukup mendukung aktifitas belajar mengajar, Kamis (16/4). Tahun ini, bupati memasang standar bangunan gedung sekolah dengan kualitas tinggi. Sidak pertama bupati dilakukan di SD Negeri Sidoharjo Kecamatan Gedeg, yang kondisi bangunannya dinilai berpotensi membahayakan. Gedung sekolah tersebut merupakan bangunan lama dan minim perawatan. Di tengah upaya pembangunan holistik Kabupaten Mojokerto yang dilakukan bupati ternyata masih saja ada sekolah yang masih mempertahakan bangunan lama sebagai infrastruktur utamanya. Banyak kelas dengan kondisi plafon bolong dan turun dari garis standar bangunan, menimbulkan ketidaknyamanan bagi siswa maupun guru. “Gedung sekolah ini sudah ringkih karena usia. Semua warga sekolah termasuk peserta didik dan guru yang ada di seluruh Kabupaten Mojokerto, berhak mendapatkan fasilitas terbaik, tidak terkecuali SD Negeri Sidoharjo Gedeg ini. Akhir 2015 ini, target harus rampung”, tegas bupati. Ia berjanji akan segera menindaklanjuti hal ini dengan menganggarkan sejumlah dana PAPBD, untuk membangun gedung sekolah sesuai standard yang baru. Sedikit lebih baik dari SD Sidoharjo, kerusakan yang dialami SD Negeri Banjaragung Kecamatan Puri dalam temuan sidak, tidak sebanyak lokasi sebelumnya. Kondisi fisik relatif masih bagus, namun bupati akan tetap melakukan renovasi di beberapa bagian yang diperlukan demi terpeliharanya kenyamanan bersama. Kepala sekolah SD Banjaragung, Suwoto, sangat mengapresiasi sidak bupati yang tidak hanya melakukan perbaikan gedung-gedung sekolah yang kritis, namun sedikit kerusakan pun tidak lepas dari pengawasannya. “Terimakasih bupati telah memperhatikan keadaan sekolah kami. Sekecil apapun potensi ancaman (kerusakan gedung sekolah), namun tetap mendapat perhatian lebih,” tutur Suwoto. Impian bupati untuk membangun tata letak gedung sekolah bak hotel bintang tiga yang mengadopsi nilai estetika Majapahitan, secara sederhana mampu menginspirasi siapapun untuk lebih peduli dengan sarana penunjang pendidikan saat ini. Harapan yang mulia melebihi ekspektasi standard pada umumnya, melahirkan pemikiran-pemikiran cerdas dan tidak banyak digubris orang lain. Contohnya seperti tata letak gedung sekolah SMP 1 Puri yang carut marut. Bayangkan siapa lagi yang peduli terhadap permasalahan yang mungkin menurut sebagian pihak tidak begitu krusial ini. Namun dalam perspektif bupati, tata letak suatu kompleks gedung sekolah haruslah rapi dan teratur, karena sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar yang efisien. Kondisi bangunan SMP 1 Puri memang bisa dibilang cukup bagus, namun mau tidak mau harus dirubah karena letak penataannya yang salah. Untuk ini bupati menginstruksikan SMP 1 Puri segera dirubah layout tata gedungnya. (Lusy/Hms) Majatama edisi April 2015 15 Siapkan Strategi Agar Investor Tak Majatama edisi April 2015 Kabur Upah Minimum Kabupaten (UMK) Mojokerto sebesar Rp 2,7 juta dinilai cukup membebani pihak investor dan perusahaan terkait. Hal ini berimbas pada investor pemilik modal yang kabur, serta banyaknya perusahaan yang pailit karena tidak mampu membayar gaji pegawai. Hal tersebut menjadi pembahasan serius Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa dan Tri Mulyanto selaku Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Mojokerto, dalam acara sharing dan bincang-bincang dengan perwakilan Serikat Buruh Kabupaten Mojokerto di By Pass Resto, Selasa (14/4). Fokus pertemuan tersebut adalah mencari pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, apabila pihak investor dan perusahaan beserta tenaga buruhnya tidak menemukan win-win solution atas polemik UMK ini. “Kalau ada investor baru baik lokal maupun asing, Disnakertrans saya instruksikan agar membuat tim khusus sebagai mediator yang menjembatani gesekan-gesekan yang berpotensi merugikan. Kalau memungkinkan, perwakilan buruh harus bertemu investor untuk menyuarakan pendapat mereka,” instruksi bupati di depan peserta sharing. Pemberlakuan pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015 ini memang harus diantisipasi oleh Kabupaten Mojokerto. Tenaga asing akan dengan mudah masuk ke Indonesia, yang notabene dengan skill lebih baik dan gaji yang lebih rendah dari UMK buruh Kabupaten Mojokerto. Namun hal ini tidak serta menjadi momok menakutkan bagi buruh di Kabupaten Mojokerto khususnya. Sejumlah pimpinan asosiasi profesional percaya dan cukup optimis bahwa tenaga kerja Indonesia cukup mampu bersaing dengan tenaga asing luar. Terkait hal itu, pemerintah Kabupaten Mojokerto harus siap dengan konsekuensi ini dan berupaya untuk terus meningkatkan kapasitas serta kemampuan buruhnya, demi memenuhi standard baru pasar bebas MEA yang mungkin akan diberlakukan tahun 2015. Untuk itu, kerjasama dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait seperti Disnakertrans, diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut. (Hengky/Hms) 16 Bakal Dikembangkan Dalam rangka memperingati hari Kartini 2015, Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) mengadakan gelaran Senam Bersama dan Lomba Aerobic di GOR Gajahmada Mojosari, yang diikuti oleh kurang lebih 400 peserta dari berbagai sanggar senam se-Kabupaten Mojokerto, Minggu (19/4). Ketua Perwosi Kabupaten Mojokerto, Ikfina Mustofa Kamal Pasa, menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk membangkitkan minat masyarakat untuk terus hidup sehat dan aktif melalui olahraga. “Senam dan lomba aerobic bersama ini kita harapkan akan mengubah kebiasaan hidup sehat dengan rutin berolahraga. Mengolahragakan masyarakat, masyarakat berolahraga. Begitu kiranya yang bisa kita wujudkan dari acara ini”, ungkap Ikfina dalam sambutannya. Acara yang dibuka langsung oleh bupati ini juga memberikan beberapa hadiah menarik bagi para pemenang. Dari hadiah pemenang utama yang hanya Rp 500 ribu dari panitia, mendapat tambahan hadiah senilai total Rp 10 juta dari bupati sebagai bentuk apresiasi. “Saya sangat mendukung acara yang sangat bermanfaat seperti ini, karena manfaat tersebut bisa dirasakan bersama-sama. Semoga acara ini bisa diagendakan lebih rutin”, papar MKP sapaan akrab bupati. Akhir pekan memang selalu dimanfaatkan oleh bupati untuk tetap menjalankan tugas dinasnya. Pada hari yang sama usai membuka acara Senam dan Lomba Aerobic, bupati dan rombongan langsung bergerak menuju Desa Seloliman Kecamatan Trawas dalam rangka tinjauan pembangunan. So- soknya memang dikenal sebagai seorang pemimpin yang sangat menjunjung tinggi tradisi dan nilai kearifan lokal setempat. Oleh sebab itu inovasi-inovasi pembangunan guna mendukung pelestarian peninggalan sejarah, selalu ditekankan dalam setiap program kerjanya. Kawasan Pusat Pelindungan Lingkungan Hidup atau PPLH Seloliman dan sekitar, merupakan kawasan yang kaya akan potensi alam dan sejarahanya. Bupati ingin terus mempertahankan aset tersebut dengan sumbangsih di bidang pembangunan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi lebih terhadap kemajuan pariwisata Kabupaten Mojokerto khususnya. Rencana pelebaran jalan selebar 12 meter di kawasan Seloliman dan juga akses menuju petirtaan Jolotundo, kelak diharapkan akan mendongkrak jumlah wisatawan yang Majatama edisi April 2015 17 berkunjung. Jalan yang lebar akan mempermudah mobilitas dan kelancaran kendaraan. Rencana yang diusulkan bupati ini tidak sepenuhnya lancar, banyak potensi konflik yang akan menghadang di depan. Namun bupati optimis bahwa kendalakendala yang ada (contohnya pembebasan tanah warga untuk pelebaran jalan), akan dapat diatasi dengan pendekatan dan komunikasi yang baik. Bendungan peninggalan Belanda di kawasan Seloliman, rencananya juga akan diperbaiki demi pemenuhan debit air untuk mengairi sawah-sawah warga. Bupati pun tidak segan untuk turun langsung melihat kondisi bendungan yang letaknya berada jauh di dalam hutan Seloliman, dengan kondisi medan cukup berat. “Harus kita akui bahwa Belanda telah sangat maju pada masanya, terbukti dari peninggalanpeninggalan bendungan yang berfungsi mengairi persawahan warga, salah satunya adalah bendungan yang kita lihat sekarang. Akan sangat bermanfaat jika kita mampu mengolah dan memaksimalkan lagi fungsi bendungan dengan maksimal”, tegas bupati. (Yuni/Hms) Majatama edisi April 2015 18 PemkabSediakanRuangLaktasi Pemerintah Kabupaten, melalui Dinas Kesehatan telah menyediakan fasilitas bagi karyawati yang masih menyusui bayinya juga untuk masyarakat yang berkunjung ke Kantor Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebuah ruangan khusus untuk menyusui yaitu Ruang Laktasi yang ditempatkan di Balai Pengobatan Khusus Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Ruang laktasi tersebut mempunyai fungsi sebagai tempat untuk ruang menyusui, ruang untuk memeras ASI, serta untuk menyimpan ASI. Peralatan yang disediakan antara lain, sofa, dispenser, wastafel, Manual Breast Pump (Pompa ASI), botol ASI, kantong ASI, sterilisator botol ASI, lemari pendingin (Refrigator) untuk menyimpan ASI sebelum dibawa pulang. Peralatan tersebut dapat digunakan secara gratis dan khusus kantong ASI bias dibawa pulang, sedangkan untuk botol ASI bias digunakan lagi dihari berikutnya. Pemberian ASI kepada bayi sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh bayi agar tidak mudah sakit. Karena ASI terdapat kolestrum yang sangat bermanfaat bagi bayi, yaitu cairan yang keluar dari payudara selama hari-hari pertama sesudah bayi lahir. Kolestrum tidak boleh dibuang,karena mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Majatama edisi April 2015 19 Untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhannya secara optimal, bayi cukup hanya diberi ASI saja tidak boleh ada makanan tambahan paling sedikit sampai umur 6 bulan, karena system pencernaan belum bisa menerima makanan lain selain ASI. Setelah bayi umur 6 bulan baru mulai diberi makanan pendamping ASI, dan pemberian ASI diteruskan sampai anak berumur 2 tahun. Bagi ibu-ibu yang bekerja sebagai karyawati tidak perlu menyapih bayinya terlalu dini setelah cuti bersalin dan kembali bekerja. Agar pemberian ASI dapat diberikan dengan optimal, walaupun ibu kembali bekerja, dapat dilakukan halhal sebagai berikut: ASI harus diberikan secara terus menerus selama cuti bersalin, jangan memberi susu botol, karena susu botol sangat berbahaya bagi bayi. Ibu harus menyusui bayinya sebelum berangkat kerja dan setelah tiba dirumah, terutama pada malam hari dan selama liburan dirumah. Selama di tempat kerja ASI dapat dikeluarkan, lalu dapat dimasukkan ke dalam wadah yang bersih dan tertutup, kemudian disimpan dalam lemari es atau termos es. ASI dibawa pulang dan disimpan lagi dalam lemari es, dan diberikan oleh pengasuh kepada bayi saat ibu bekerja esoknya. Jika bayi sudah berumur 6 bulan mulai diberikan makanan pendamping ASI, jangan diberikan susu botol, ibu harus cukup istirahat dan banyak makan dan minum agar produksi ASI lancar. Ada beberapa cara untuk mengeluarkan ASI dengan tangan antara lain, sebelumnya tangan harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun, menyediakan tempat/wadah kecil tertutup yang sudah dicuci bersih dan kering. Duduk dengan santai dan pegang wadah agar menempel di bawah payudara, meletakkan ibu jari di atas areola dan jari-jari lain di bawah areola pada bagian yang berlawanan, tekan bagian aeroba di sekitar pu ing, tekan dan lepas, kemudian ubah posisi jari-jari pada aeroba dan tekan dengan cara yang sama, keluarkan ASI dari payudara yang satu kurang lebih 5 menit sampai ASI berkurang. Kemudian ulangi lagi pada payudara lainnya, tekan bagian areola di sekitar pu ing, tekan dan lepas, kemudian ubah posisi jari-jari pada areola dan tekan dengan cara yang sama. ASI dapat disimpan di wadah yang bersih (steril) bertutup dan dapat tahan sampai 6 jam pada suhu kamar, 2 x 24 jam di dalam lemari es. Sebelum ASI diberikan kepada bayi dengan sendok atau gelas ASI dapat dihangatkan dengan meren dan wadah ASI dalam mangkok atau panci yang berisi air hangat/ panas, karena ASI tidak boleh dididihkan. Setelah bayi lahir, ibu harus segera menyusuinya dalam waktu 50 menit setelah bayi lahir. Agar bayi terang sang untuk menghisap ASI, mulut bayi harus dirangsang dengan menempelkan pu ing kemulut bayi, meskipun ASI belum keluar. (Luluk/Hms) Majatama edisi April 2015 20 Majatama edisi April 2015 21 Oleh: Akhmad Soponyono (Kartunis Majatama) Diakui atau tidak, kita harus mulai sadar akan pentingnya demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terlihat orang dengan bebasnya mengutarakan pendapat dan orang mulai kritis mempercayai atau tidak pendapat orang lain. Hal ini tentunya membuat setiap orang secara perlahan menjadi pandai. Pertanyaannya sebetulnya bagaimanakah demokrasi itu secara hakiki dan mengapa diantara orangorang ada yang menyebut demokrasi kebablasan dan lain lain bagaimana pula demokrasi bila dihubungkan dengan peran pendidikan. Nah berbicara masalah demokrasi , kita harus mengenal dua hal, pertama mengenal tentang sub- Majatama edisi April 2015 stansial demokrasi yaitu memiliki watak dan kepribadian adil, jujur, menghargai pendapat orang lain, toleransi, tanggung jawab, transparansi dan lain-lain. Kedua, kita harus memahami prosedural demokrasi, yaitu tata cara bersdemokrasi untuk mencapai substansial demokrasi tadi, untuk mencapai keadilan, kejujuran, toleransi dan tanggung jawab. Kita mengenal substansial demokrasi saja, tetapi kita tidak tahu prosedur untuk mencapainya, maka kita ibarat hidup dalam sebuah hayalan atau mimpi, kita akan berjalan meraba rabara menuju tujuan, mungkin kita seperti orang buta, sebaliknya bila kita hanya mengenal prosedural saja, tanpa kita memahami substansi yang akan dicapai, maka kita akan bekerja tanpa ide atau teori seperti orang bodoh. Sebuah contoh, apabila demokrasi yang difahami hanya proseduralnya saja, yaitu anggapan umum bahwa demokrasi secara dangkal dimaknai hanya sebagai suara terbanyak tanpa memahami substansi yang benar. Suara terbanyak dalam demokrasi tidak sederhana prosesnya, tetapi harus didahului permusyawaratan serta perdebatan yang logis dan sehat sebelumnya. Suara terbanyak bukanlah diatur tetapi diperoleh. Suara mayoritas harus menghormati suara minoritas. Mayoritas yang tidak menghormati minoritas bukanlah demokrasi. 22 Karena it ulah demo krasi sebetulnya selalu baik karena didalamnya ada pemahaman tentang substansial dan prosedural. Masalah istilah demokrasi kebablasan memang didalam hasanah ilmu politik tidak ada istilah demokrasi kebablasan. Istilah ini muncul bersamaan reformasi. Demokrasi kebablas a n s e b e n ar n ya d i c i p t a k a n oleh orang-orang yang tidak me nyukai p erubahan , yait u saat zaman otoriter menikmati kekuasaannya sendiri. Perlu difamai, berdasarkan pengalaman dimokratisasi didunia, bahwa pemahaman demo krasi baik seubstansial maupun prooseduran akan berhasil dengan baik, hanya melalui pendidikan yang demokratis. Dunia pendidikan tentunya telah berupaya keras melaksanakan demoktratisasi dalam dunia pendidikan itu sendiri. K em udian sas aran ap a sa ja yang peling diutamakan dalam upaya demokratisasi pendidikan tersebut. Demokrasi pendidikan secara sederhana mengacu dua hal, pertama, magenment ( pengelolaan harus dilaksanakan secara demokratis ), yang mensyaratkan adanya transparansi, akuntable( tanggung jawab serta tanggung gugat ), renponsif ( tanggap terhadap tuntutan dan kebutuham masyarakat ), baik management pendidikan yang dilakukan o leh pem erintah, maupun lembaga-lembaga pendidikan. Kedua, proses pendidikan harus dilaksanakan secara demokratis, yang mensyaratkan adanya penanaman watak demokrasi yaitu jujur, adil, tangguh, bertanggung jawab, toleransi disampaing benar-benar serius melatih semua potensi kecerdasan peserta didik ( siswa ), sehingga luluisan ( out put/ Dalam kehidupan demokrasi yang baik, tentu tercipta pelayanan publik yang baik, serta tegaknya hukum dan keadilan. Akhmad Soponyono Kartunis Majatama out come ) nya akan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam persaingan hidup secara sehat, moralitas dan manusiawi. Kesejahteraan adalah tidak hanya dibidang ekonomi semata tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan baik aspek ekonomi, politik, sosial, pendidikan maupun kultural. Dan peran pemerintah adalah sebagai pelayan publik. Dan perlu kita pahami, bahwa demonstrasi adalah salah satu bagian dalam proses demokrasi. Apabila demokrasi berjalan dengan baik, maka tidak akan terjadi demonstrasidemonstrasi secara anarkhis. Mengapa ? karena dalam kehidupan demokrasi yang baik, tentu tercipta pelayanan publik yang baik, serta tegaknya hukum dan keadilan. Demonstrasi-demonstrai itu muncul adal ah akibat dari je lekn ya pelayanan publik, komunikassi politis yang tidak berjalan dengan baik, antara birokrat dan rakyat . D emo nst rasi adal ah suatau pertanda utaman bahwa dekmokrasi ini tidak berjalan dengan baik. Bila kita melihat pada saat reformasi tentu kita mengartikan reformasi sebuah perubahan dari alam otoriter menuju tatananan demokrastis. Masa perubahan seoeperti inilah disebut masa transisi. Masa transusi ini merupakan masa yang berat dan sulit, apabila masa transisi ini tidak dapat terlampaui dengan baik bisa-bisa akan kembali pada bentuk otoriter baru dan gagalnya demokrasi. Penyakit utama pada masa transisi ini untuk menuju demokrasi adalah tidak tegaknya hukum dan KKN. Dan KKN ini terbukti telah membuat dunia penididkan di tanah air tertinggal dengan negara lain. Dalam kondisi yang demikian, dunia pendidikan bertugas sebagai designer dalam membentuk in san-insan yang demokratis dalam menyiapkan generasi dalam kerangka menuju pendidikan yang lebih baik. Karena dunia pendidikan tidak sematamata menata lingungan sekolah , tetapi harus ikut pula menata lingkungan masyrakatat dengan ge rakan-ge rakan m or al misalnya dengan MBS ( management berbasis sekolah ) dimana keterlibatan masyarakat secara demokratis dalam dunia pendidikan harus terus ditingkatkan dan diintensi an. Inilah salah satu kontribusi dunia pendidikan ikut menata anak bangsa menuju tatanan kehidupan berbangsa yang lebih demokratis yaitu dengan menyiapkan generasui yang berakhlak, cerdas, dan memiliki kompetensi untuk mampu hidup yang normative pada jamannya. Majatama edisi April 2015 23 ADA APA DENGAN HD. Chusnul Yakin Kadisporabudpar Kab. Mojokerto Ide Pembangunan Awal desember 2010, Gubernur Jawa Timur (Pakde Karwo) mempunyai rencana kolosal akan merekonstruksi rumah penduduk di seputar Trowulan menjadi rumah Majapahit dan menyediakan dana yang cukup spektakuler, 200 Milyar. Seminggu kemudian, Supriyadi, lewat LSM budaya yang didirikannya “Sanggar Bhagaskara” berinisiatif untuk segera membuat usulan ke Bapak Gubernur. Inti usulannya adalah masyarakat Trowulan sangat mendukung program beliau. Usulan tersebut didukung penuh dan ditandatangani oleh 10 kepala desa di kecamatan Trowulan dan Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto. Dalam beberapa saat usulan pembangunan kampung Majapahit sepertinya tidak ada respon. Namun pada tahun 2014 Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menganggarkan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk pembangunan kampung Majaphit sebesar 5,92 Milyar. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Mojokerto sendiri menganggarkan dana sharing sebesar 1,48 Milyar, sehingga total anggaran keseluruhan adalah 7,4 Milyar. Pertamakali dalam sejarah, Presiden Republik Indonesia mengunjungi Musium Trowulan. Tanggal 3 Januari 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melaksanakan kunjungan kerja ke Trowulan. Beliau ingin tahu lebih dekat bagaimana kondisi Trowulan yang didalamnya terdapat Musium Trowulan yang menyimpan benda-benda Cagar Budaya pada masa kerajaan Majapahit dan juga terkait isu pembangunan pabrik baja yang sempat mendunia. Momen ini tidak disia-siakan oleh Gubernur Jawa Timur untuk menyampaikan rencana pembangunan kampung Majapahit. Proses yang Panjang Karena Pak Gubernur Jawa Timur sudah menyampaikan kepada Pak Presiden maka Pembangunan kampung Majapahit harus terlaksana. Persoalannya adalah, kegiatan ini merupakan kegiatan baru yang belum pernah Majatama edisi April 2015 dilaksanakan. Bagaimana bentuk bangunan yang akan dibangun, siapa yang akan melaksanakan pembangunan, mekanisme penganggaran dan penyalurannya seperti apa, SKPD mana yang menangani, dan lain sebagainya belum tersusun secara baik pada awalnya. Rapat awalpun dimulai. Karena belum ada petunjuk yang jelas mengenai apa yang akan dibangun, maka pada kesempatan awal banyak yang mengusulkan untuk dibangun pagar rumah Majapahit. Akan lebih mudah membangun pagar karena mudah diseragamkan dan pasti pemilik rumah banyak yang setuju, apalagi yang rumahnya tidak berpagar atau pagar rumahnya sudah usang dan rusak. Pengerjaannyapun tidak akan membutuhkan waktu yang lama karena gambar desainnya tidak terlalu rumit dan sudah dibuat oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Selanjutnya usulanpun dikirimkan ke Gubernur Jawa Timur dengan tembusan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Dan hasilnya adalah usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Pak Gubernur melalui Kadisparbud Provinsi Jawa Timur. “Saya sudah menyampaikan ke Pak Presiden untuk membangun rumah Majapahit, lha koq hanya mau membangun Pagar?” Setelah memastikan Rumah Majapahit yang akan dibangun, kini harus dipastikan pula siapa yang membuat desain atau gambar rumahnya. Semula hanya rumah tampak depan saja yang akan dibangun seperti membuat topeng. Tapi kemudian disepakati membuat rumah Majapahit utuh mulai tampak depan, samping, bawah (lantai) dan atas (atap). 24 Sesuai petunjuk Pak Gubernur melalui Surat, Gambar dan RAB dikoordinasikan ke Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Kabid Bangunan dan Kasi Perencanaan turun lapangan ke Trowulan untuk melihat kondisi eksisting yang ada. Setelah diolah beberapa saat, akhirnya Gambar dan RAB salah satu rumah penduduk yang digunakan contoh bisa diselesaikan. Desain rumah Majapahit merujuk pada tiga sumber sejarah Majapahit, yakni kitab Negarakertagama, relief sejumlah candi dan penemuan artefak kuno. Relief-relief di bagian rumah menggambarkan rumah Majapahit masa lampau. Relief itu diambilkan dari model relief sejumlah candi, antara lain: Candi Minak Jinggo di Trowulan, Candi Jago di Malang, Candi Jawi di Pasuruan dan Candi Penataran di Blitar Selesainya Gambar dan RAB Rumah Majapahit cukup melegakan karena apa yang akan dibangun sudah ada gambarnya. Untuk bentuk dan contoh fi sik bangunan rumah Majapahit, tokoh-tokoh masyarakat desa Bejijong pergi ke Wonosalam Jombang. Di tempat ini terdapat beberapa rumah yang dibangun ala Majapahitan. Anggaran Pembangunan Rumah Majapahit sudah disediakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sharing dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Namun mekanisme pengelolaan dana Bantuan Keuangan Khusus ini belum ditentukan. Aturan mainnya seperti apa, siapa yang berhak mendapatkan, siapa yang membuat gambar dan rumah, siapa yang mengawasi, siapa yang membuat laporan hingga status rumah yang telah dibangun menjadi milik siapa dan sebagainya perlu dibuatkan payung hukum berupa Praturan Bupati. Setelah melalui beberapakali pertemuan terwujudlah Peraturan Bupati tentang Bantuan Keuangan Khusus Pembangunan Rumah Majapahit di Trowulan Kabupaten Mojokerto. Dalam Perbup ini untuk melaksanakan kegiatan Pembangunan Rumah Majapahit dibentuk 3 Tim yaitu Tim Kabupaten, Tim Kecamatan dan Tim Desa. Yang memegang peranan penting adalah Tim Desa. Kepala Desa menyusun Tim Desa yang terdiri dari 3 tim yaitu Tim Perencanaan (Konsultan Perencana), Tim Pengelola Kegiatan (TPK) dan Tim Pengawasan (Konsultan Pengawas). Tim Kecamatan berfungsi sebagai pengawas dan juga meneruskan pengajuan pembangunan rumah Majapahit dan pengajuan pencairan dari Desa. Tim Kabupaten melakukan verifikasi usulan pengajuan maupun pencairan, melakukan monitoring dan evaluasi dan memastikan rumah penduduk siapa saja yang akan dibangun sebagai rumah Majapahit. Di dalam Perbub juga mengatur prosentase untuk kegiatan perencanaan, administrasi pelaporan dan pengawasan. Juga kreteria penerima bantuan keuangan khusus Pembangunan rumah Majapahit, mekanisme pengajuan usulan dan pencairan, ketentuan jika terjadi SILPA dan penghematan anggaran dalam melakukan pembangunan dan ketentuan pengadaan barang dan jasa di desa yang didasarkan pada Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2013. Dengan selesainya Peraturan Bupati tentang Bantuan Keuangan Khusus Pembangunan Rumah Majapahit di Trowulan Kabupaten Mojokerto maka selanjutnya dilaksanakan sosialisasi kepada Tim Kabupaten, Tim Kecamatan dan Tim Kepala Desa. Sosialisasi banyak dilakukan di 3 (tiga) desa sasaran awal Pembangunan Rumah Majapahit. Pro dan kontra mengiringi kegiatan sosialisasi ini. Kepala Desa cukup sibuk dengan keg- iatan Pembangunan Rumah Majapahit. 3 (tiga) tim harus dibentuk di tingkat desa dan harus mendapatkan legalitas berupa Surat Keputusan Kepala Desa. Kemudian untuk menentukan sasaran rumah penduduk yang akan dibangun menjadi rumah Majapahit, didasarkan kreteria yang sudah ditentukan dan diputuskan melalui Musyawarah Desa. Selanjutnya dilakukan pengukuran dan penyusunan RAB. Satu rumah satu gambar dan satu RAB. Tidak sama ukuran antara rumah satu dengan rumah lainnya. Tim K abup aten berisi SKPD yang berkompenten menangani program pembangunan rumah Majapahit sekaligus menjadi pendamping Tim di tingkat Kecamatan dan Desa. Terkait teknis gambar ada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang. Kemudian mengenai proses pengajuan pencairan ada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset. Untuk legal dra ing dan peraturan perundang-undangan yang berlaku didampingi Bagian Hukum Sekretariat. Terkait Laporan pertanggungjawaban ada Inspektorat Kabupaten, kemudian juga ada ULP (Unit Layanan Pengadaan) Pemkab Mojokerto yang mendampingi TPK Desa terkait pengadaan barang dan jasa di desa. Bappeda, Bagian Pembangunan mensupport terkait mekanisme Bantuan Keuangan Khusus. BPCB Trowulan memberikan masukan terkait lokasi dan hal-hal yang terkait wilayah Trowulan sebagai Kawasan Cagar Budaya. Tim Kecamatan diketuai langsung Camat dibantu Sekretaris Kecamatan dan beberapa Kepala Seksi. Tugas utamanya adalah mewakili Bapak Bupati dalam rangka mengawasi kegiatan Pembangunan Rumah Majapahit. Disisi lain yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kondusifitas keamanan di desa-desa sasaran. Majatama edisi April 2015 25 Tahap Pembangunan Proses pengurusan bagaimana bentuk rumah Majapahit dan penyusunan Praturan Bupati tentang Bantuan Keuangan Khusus Rumah Majapahit yang cukup panjang menyebabkan Pembangunan Rumah Majapahit baru bisa dilaksanakan awal Nopember 2014. Mengingat waktu yang terbatas karena akan berakhirnya tahun anggaran, pembangunan rumah Majapahit pada tahap awal tidak bisa dilakukan maksimal. Hanya 1 (satu) rumah di Desa Jatipasar, 1 (satu) rumah di Desa Bejijong dan 6 (enam) rumah di Desa Sentonorejo yang berhasil dibangun sampai akhir tahun anggaran 2014. Pembuatan Gambar dan RAB untuk tiap-tiap rumah membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Belum lagi Gambar harus diverifikasi oleh SKPD teknis dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Mojokerto. Kemudian jika masih ragu-ragu tidak segan-segan kita melakukan pertemuan dengan mendatangkan pihak Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dalam hal ini Kabid Pembangunan dan jajarannya. Pada tahap awal pembangunan rumah Majapahit ini, pihak Provinsi semacam melakukan supervisi bagaimana seharusnya kegiatan pembangunan dilakukan terutama kaitannya dengan kegiatan fisik. Mereka memberikan saran bagaimana menempatkan posisi bangunan, material bangunan, memasang batu bata, bagian mana yang perlu dicor, dan sebagainya. Karena pembangunan rumah Majapahit tidak bisa dilakukan semuanya pada tahun anggaran 2014, maka anggaran yang tidak terserap menjadi SILPA Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) masing-masing dan dilanjutkan kegiatan Pembangunan pada tahun 2015. Sampai dengan Mei 2015 sudah akan terbangun 94 rumah Majapahit di Desa Bejijong, 21 di Desa Sentonorejo dan 22 di Desa Jatipasar sehingga total 137 rumah. Begitu besar perhatian yang diberikan Bapak Gubernur Jawa Timur sehingga pada APBD Provinsi Jawa Timur tahun 2015 menganggarkan kembali Pembangunan rumah Majapahit sebesar 7,4 Milyar sharing yang diberikan Pemerintah Kabupaten Mojokerto sebesar 1,5 Milyar sehingga total 8,9 Milyar dan diperuntukkan pembangunan rumah Majapahit sebanyak 148 rumah. Untuk sementara sasaran pembangunan tetap di 3 desa sesuai kuota awal yang ditetapkan yaitu 200 rumah di Desa Bejijong, 50 rumah di Desa Jatipasar dan 46 rumah di Desa Sentonorejo. Desain wajah rumah Majapahit dibuat tampak melebar dengan dua daun pintu kembar atau kupu tarung berbahan kayu. Untuk melengkapi sirkulasi udara dalam rumah, dipasang dua daun jendela. Pada sisi kiri dan kanan rumah tembok. Isu yang Berkembang Pro dan kontra mengiringi kegiatan Pembangunan Rumah Majapahit di Trowulan. Pada awalnya masyarakat menyambut program ini dengan setengah hati karena mereka belum tahu bentuk wujudnya. Apalagi adanya isu yang melemahkan yang menyebabkan beberapa penduduk yang semula bersedia rumahnya dibangun menjadi rumah Majapahit kini mereka mengajukan Majatama edisi April 2015 pengunduran diri. Isu pertama yang digulirkan adalah rumah yang telah dibangun menjadi rumah Majapahit akan menjadi milik Pemerintah. Masyarakat tentu tidak mau menerima kalau sampai rumahnya menjadi milik pemerintah. Membuat rumah saja sudah susah apalagi rumah Sentonorejo dan Desa Jatipasar dikumpulkan. Tidak benar bahwa rumah penduduk yang dibangun menjadi rumah Majapahit akan dimiliki oleh Pemerintah. Di dalam Peraturan Bupati tentang Bantuan Keuangan Khusus Pembangunan Rumah Majapahit dijelaskan bahwa rumah yang penduduk yang mereka punyai harus menjadi milik pemerintah. Isu kedua adalah rumah yang penduduk yang sudah dibangun menjadi rumah Majapahit mengharuskan penduduk yang bersangkutan memeluk agama tertentu. Karena rumah penduduk dibangun seperti jaman Majapahit dimana pada masa Majapahit masyarakatnya memeluk agama Hindu dan Budha. Isu yang berbau sara sangat sensitif bagi masyarakat sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk mengikuti program pembangunan rumah Majapahit. Isu ketiga menyatakan bahwa pembangunan rumah Majapahit didanai oleh pihak asing. Mendengar isu ini, masyarakat tidak terima karena ini terkait harga diri sebuah bangsa. Kalau pembangunan rumah Majapahit di danai asing dimana rasa nasionalisme dan rasa cinta tanah air bisa terwujud. Nyatanya sebagian masyarakat menelan isu ini mentah-mentah dan mereka minta mundur dari kegiatan pembangunan Rumah Majapahit. Isu keempat menyatakan bahwa mereka akan akan mendapatkan alokasi bantuan keuangan tunai untuk pemeliharaan rumah Majapahit per tahun nilainya 7 sampai 10 juta. Masyarakat kemudian berbondong-bondong menanyakan kebenaran isu ini. Pembangunan rumah Majapahit belum banyak dilakukan tetapi sudah diterpa isu yang tidak sedap. Tim Pembangunan Rumah Majapahit tingkat Kabupaten akhirnya mendatangkan pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dan pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat. Dengan meminjam aula Budha Tidur masyarakat tiga desa yaitu Desa Bejijong, Desa sasaran pembangunan akan dilakukan pembangunan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) yang dibentuk Kepala Desa. Pembangunannya dengan memperhatikan Gambar dan RAB yang telah disusun konsultan perencana yang telah diverifikasi oleh SKPD terkait dan diawasi kegiatan pembangunannya oleh Tim Pengawas. Setelah selesai kegiatan pembangunan, bangunan akan diserahkan oleh TPK kepada Kepala Desa. Selanjutnya Kepala Desa melalui Berita Acara Serah Terima menyerahkan kembali rumahnya yang telah dibangun kepada pemilik rumah masing-masing. Jadi isu yang pertama jelas tidak benar. Dipastikan bahwa penduduk yang rumahnya dibangun menjadi rumah Majaphit agamanya tidak akan berubah. Mereka akan tetap pada agamanya masing-masing, tidak ada aturan, paksaan atau anjuran untuk mengikuti agama tertentu terkait pembangunan rumah Majapahit. Anggaran Pembangunan rumah Majapahit, jelas-jelas dari APBD Provinsi Jawa Timur dan APBD Kabupaten Mojokerto yang diwujudkan dalam bentuk Bantuan Keuangan Khusus. Tidak ada anggaran pemeliharaan yang dialokasikan untuk masing-masing rumah Majapahit yang dibangun. Namun mereka dipersyaratkan untuk tidak mengubah bangunan rumah Majapahit sesuai dengan Surat kesediaan dan Surat Pernyataan yang telah dibuat dan ditandatangani. Program Lanjutan Setelah rumah penduduk dibangun seperti rumah Majapahit apakah sudah cukup disitu saja dan tidak ada program lanjutannya? Ini yang menjadi pemikiran Pemkab Mojokero dan Pemprov Jatim senyampang Pembangunan rumah Majapahit di 3 (tiga) desa belum tuntas. 26 Dalam beberapa saat, Bapak Bupati Mojokerto menginginkan rumah-rumah penduduk di Trowulan dibuatkan pagar Majapahit baik yang rumahnya dibangun rumah Majapahit maupun yang tidak. Dengan dibangun pagar yang seragam, akan nampak indah dan semarak desa-desa di wilayah Kecamatan Trowulan. Kondisi saat ini, sebagian rumah-rumah penduduk yang telah dibangun menjadi rumah Majapahit terutama di Desa Bejijong banyak yang dimanfaatkan untuk menjual souvenir baik yang terbuat dari gerabah, kerajinan perak maupun cor kuningan, bahkan ada juga yang digunakan untuk berjualan nasi (warung). Memang belum ada aturan atau ketentuan yang mengatur tentang penggunaan rumah Majapahit. Yang jelas ketika pembangunan telah selesai dilakukan maka Rumah penduduk akan dikembalikan lagi lewat berita acara serah terima untuk dipergunakan sesuai keinginan masing-masing penduduk. Ada ide dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur agar rumahrumah penduduk yang telah dibangun menjadi rumah Majapahit bisa dijadikan homestay. Tentu saja tidak semua rumah bisa dijadikan homestay. Rumah Majapahit yang rumah induknya mempunyai sisa kamar yang tidak ditempati bisa digunakan untuk homestay. Sedangkan yang tidak punya kamar kosong tidak harus mengikuti program homestay. Untuk menjadikan rumah Majapahit menjadi homestay, maka pemilik rumah harus diberikan edukasi. Bagaimana menjaga kebersihan kamar dan lingkungan. Cara penyajian makanan harus baik walaupun makanannya dengan menu tradisional ataupun menu sehari-hari tuan rumah. Etika dalam melayani tamu juga harus ditekankan. Kepala Desa Bejijong sendiri mempunyai gagasan agar tidak saja rumahnya yang mirip rumah Majapahit. Tetapi keseharian orang Majapahit juga bisa tertampil pada masyarakat desa Bejijong walaupun tidak setiap hari. Pada hari-hari tertentu orang-orang desa Bejij ong berpakaian ala Majapahit dengan berkendaraan kuda atau dokar. Kemudian juga bisa menampilkan kesenian Majapahit. Salah satu anggota DPRD Kabupaten Mojokerto dari Komisi C menambahkan agar kuliner atau makanan khas Majapahit juga bisa ditampilkan. Bahkan mungkin tanamantanaman atau hal-hal yang berbau Majapahit bisa direkonstruksi kembali untuk ditampilkan pada desa-desa yang mempunyai rumah Majapahit. Memang belum ada program lanjutan yang ditetapkan tapi setidaknya wacana yang berkembang di masyarakat bisa dipertimbangkan. Tentu saja harus mendapatkan pengkajian yang serius agar program lanjutan bisa berkesinambungan dengan program yang sudah ada. Harapan kita bersama adalah menjadikan Trowulan yang merupakan tlatah ibukota Majapahit menjadi daerah yang bisa uri-uri budaya Majapahit yang luhur dan mampu memberikan kesejahteraan pada masyarakatnya. Makna Pembangunan Rumah Majapahit Dengan terbangunnya duplikat Rumah Majapahit di bekas ibukota kerajaan Majapahit ini dipastikan dikemudian hari akan berdampak besar bagi perkembangan Pariwisata di wilayah Trowulan Mojokerto Jawa timur, khususnya desa - desa yang menerima program ini, desa - desa tersebut akan menjadi barometer kunjungan wisatawan, yang pada akhirnya perekonomian masyarakat setempat dipastikan akan terangkat dengan adanya usaha kreatif yang secara otomatis akan mereka ciptakan. Dengan terbangunnya Rumah gaya Majapahitan ini, merupakan bukti nyata penghargaan tinggi yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto kepada leluhurnya. Dengan terbangunnya desain rumah tradisi di Trowulan ini sekaligus bisa sebagai “alat perlawanan” yang ampuh dari hantaman derasnya pengaruh gaya arsitektur rumah modern yang sudah keburu membumi di wilayah ini. Diharapkan kedepan, masyarakat diwilayah ini akan semakin sadar betapa pentingnya mengenal jatidiri mereka sendiri, bangga akan kebesaran masa lalu leluhurnya, mengenal potensi pariwisata dan budaya yang sangat melimpah, menjadikan kebesaran masa lalu majapahit sebagai semangat untuk merubah masa depan yang lebih baik bagi mereka saat ini dan generasi mereka selanjutnya. Majatama edisi April 2015 27 Tingkatkan Imtaq Kaum Ibu Kabupaten Mojokerto Membuka kembali cita-cita luhur Kabupaten Mojokerto yang ingin terus membangun dan memelihara mental spiritual, maka Pemerintah Kabupaten Mojokerto menghelat kegiatan akbar bertajuk “Ngaji Bareng Mamah Dedeh” yang diadakan di GOR Gajah Mada Mojosari, Jumat (24/4). Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa yang turut hadir dalam kesempatan tersebut, mengungkapkan perasaannya atas acara yang dihadiri ribuan warga. “Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto, Saya menyampaikan rasa bangga dan gembira atas terselenggaranya acara “Ngaji Bareng Mamah Dedeh” ini. Mari kita semua berdoa agar siraman rohani yang kita terima membawa banyak faedah dan memperkuat tali silaturahmi. Pengajian ini juga sebagai media pembelajaran yang sarat dengan hal-hal yang positif dan membangun, terutama membangun mental spiritual kita semua warga Kabu- paten Mojokerto”, ungkap bupati dalam sambutannya. Fokus atau tema pengajian akbar bersama Ustadzah kondang yang juga kerap mengisi Bupati MKP (kiri) didampingi Kabag Kesra, Dedy Muhartadi (kanan) bersama Asisten Pemerintahan dan Kesra, H. Akh. Jazuli, saat menyimak pengajian oleh Mamah Dedeh. acara siraman rohani salah satu tv nasional swasta ini adalah, keimanan dan ketaqwaan para wanita di Kabupaten Mojokerto khusunya. “Ibu merupakan figur sentral di keluarga, sekaligus ‘insinyur’ dalam mencetak dan melahirkan tokoh-tokoh besar yang berpengaruh. Di balik seseorang yang hebat, ada sosok ibu juara yang tiada lelah mengasuh dan mendidik”, tambah bupati. Animo masyarakat yang menghadiri pengajian sangat besar, para ibu-ibu sangat aktif dalam sesi ‘curhat’ khas Mamah Dedeh seperti dalam acara tv. Gaya unik dan lugas dalam menjawab pertanyaan, membuat siraman rohani yang berlangsung sore hari pukul 16.00 WIB tersebut jauh dari kata saklek. Semua turut larut dan menyimak dengan seksama seluruh siraman rohani yang disampaikan Mamah. (Nita/Hms) Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa saat menyampaikan sambutan pada acara “Ngaji Bareng Mamah Dedeh” di GOR Gajahmada Mojosari, Jumat (24/4) Majatama edisi April 2015 28 ita semua tahu bahwa tanggal 21 April adalah hari yang berarti bagi bangsa Indonesia, khususnya kaum perempuan Indonesia. Banyak acara sengaja dibuat untuk membuat hari tersebut semakin istimewa. Mulai dari berpakaian kebaya ala Ibu Kartini, upacara bendera, lomba fashion, lomba merias, lomba memasak, bahkan juga ada kegiatan memberikan bunga kepada para perempuan sebagai bentuk ucapan selamat atas diperingatinya 21 April sebagai hari Kartini, hari yang selama ini identik dengan kaum perempuan. Sebetulnya, apakah kegiatan yang selama ini dilakukan oleh sebagian besar masyarakat tersebut telah benar-benar bisa mencapai tujuan peringatan hari Kartini itu sendiri? Jika kita tengok kembali sosok Kartini, nama seorang perempuan Jawa, pahlawan nasional yang menjadi latar belakang utama peringatan tanggal 21 April maka mau tidak mau kita harus menelusuri sejarah siapa sebenar seorang Kartini itu. Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879. Ayahnya RM Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara, memiliki garis keturunan dengan Hamengkubuwono VI, Sultan Yogyakarta. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, anak Kyai Haji Mardirono. Sampai usia 12 tahun, Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Kartini siswi yang pintar, terutama dalam bahasa Belanda. Karangan bahasa Belanda Kartini pernah terpilih sebagai karangan terbaik mengalahkan siswa yang asli Belanda sekalipun. Sayangnya, meskipun ayah Kartini paham bahwa pendidikan penting untuk anak perempuannya, tetapi beliau tidak bisa berbuat apa-apa ketika harus berhadapan dengan adat Jawa. Akhirnya, Kartini harus tinggal di rumah (dipingit) ketika usianya sudah 12 tahun. Meskipun harus tinggal di rumah dalam batasan tembok yang tinggi, Kartini tetap belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief , leestromme, yaitu majalah kebudayaan dan ilmu pen- K Ditulis oleh Ikna Mustofa Kamal Pasa Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Majatama edisi April 2015 29 getahuan, majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie, buku Max Havelaar dan SuratSurat Cinta karya Multatuli, De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus, buku karya Van Eeden, buku karya Augusta de Wi , roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman antiperang karangan Berta Von Su ner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata) Pada usia 24 tahun, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Kartini bersedia menikah dengan Bupati Rembang dengan sarat Kartini tetap mengelola sekolah perempuan yang telah dirintisnya sejak Juni 1903 bersama adik-adiknya, boleh menggunakan bahasa Jawa Kasar dengan suami, berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan suami, dan menghilangkan sebagian tata cara adat Jawa yang mengharuskan isteri bersikap merendah kepada suami. Akhirnya Kartini meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun, setelah melahirkan anak pertamanya. Jika kita melihat sejarah hidup seorang Kartini, maka kita akan mendapatkan kesan seorang perempuan Jawa, bangsawan, cerdas, gemar membaca dan mempunyai kepedulian dan semangat juang yang tinggi. Memang di era penjajahan Belanda tersebut, Kartini tidak pernah bersentuhan dengan senjata api, tidak pernah berada di dalam pasukan melawan penjajah Belanda. Tetapi Kartini dengan berani berjuang melawan peraturan adatnya sendiri, berjuang untuk kebebasan kaum perempuan untuk suatu tujuan yang mulia. Kartini menulis,”….Bila dengan sebenarnya hendak memajukan peradaban, maka haruslah kecerdasan pikiran dan kecerdasan budi sama-sama dimajukan. Dan siapakah yang lebih banyak dapat berusaha memajukan kecerdasan budi itu, siapakah yang dapat mempertinggi derajat budi manusia?-ialah perempuan, ibu, karena pada haribaan si ibu itulah manusia itu mendapat didikannya yang mula-mulanya sekali, Majatama edisi April 2015 oleh karena di sanalah pangkal anak itu belajar merasa, berfi kir, berkata. Dan didikan yang pertama-tama sekali, pastilah amat berpengaruh bagi penghidupan seseorang………. “. Bagi Kartini perempuan adalah ibu, orang yang pertama akan memberikan pendidikan kepada anak, peletak dasar bagi anak untuk berfikir dan berkata-kata. Kartini berfikir bahwa ibu sebagai orang pertama yang akan menjadi guru bagi anaknya harus berpendidikan. Maka Kartini dengan berusaha keras mengupayakan agar gadis-gadis, calon ibu yang ada di sekitarnya bisa memperoleh pendidikan, karena kenyataannya, pada saat itu perempuan belum mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Dan akhirnya Kartini berhasil mendirikan sekolah untuk para perempuan. Dalam suratnya Kartini menulis,” ….Dan di manalah pula cita-citaku dapat kusebarkan lebih dari pada di sekolah, menjadi pendidik turunan baru, yang akan menjadi perempuan dan ibu di kemudian hari. Dalam tangan anaklah masa yang akan datang dan dalam tangan ibulah, anak, yaitu masa yang akan datang itu….” Bagi Kartini, seorang ibu tidak hanya mendidik anak-anaknya, tetapi lebih dari itu, ibulah yang akan membentuk watak anaknya. “….Bukan sekolah itu saja yang mendidik hati sanubari itu, melainkan pergaulan di rumah terutama harus mendidik pula! Sekolah mencerdaskan pikiran sedang kehidupan di rumah tangga membentuk watak anak itu!….”. Lebih jauh lagi, bagi Kartini, kewajiban ibu yang paling utama dan paling berat dalam mendidik anak adalah mendidik anak untuk berbudi pekerti yang luhur,”….Ibulah yang jadi pusat kehidupan rumah tangga, dari kepada ibu itulah dipertanggungjawabkan kewajiban pendidikan anak-anak yang berat itu: yaitu bagian pendidikan yang membentuk budinya. Berilah anak-anak gadis pendidikan yang sempurna, jagalah supaya ia cakap kelak memikul kewajiban yang berat itu….” Maka, Kartini pun mengingatkan kepada para perempuan akan tugasnya sebagai seorang ibu yang rela berkorban untuk anaknya dan bangsanya, ” ….Alangkah banyak ibu, yang namanya saja “ibu” hanya karena mereka ada melahirkan anak ke dunia ini, tetapi lain dari pada itu tiada patut memakai nama ibu itu. Seorang perempuan yang mengurbankan diri untuk orang lain, dengan segala rasa cinta yang ada dalam hatinya, dengan segala asyik yang ada padanya, perempuan itu “ibu”-lah dalam hati sanubarinya….” Dengan melihat kembali sejarah perjuangan dan pemikiran Kartini, maka semakin jelas bagi kita apa sebenarnya makna di balik peringatan hari Kartini tanggal 21 April. Makna yang seharusnya kita hidupkan di setiap posesi acara peringatan hari Kartini, makna yang harus dihayati oleh semua perempuan Indonesia, dan makna yang harus kita tanamkan pada semua anak perempuan Indonesia. Makna bahwa perempuan adalah ibu, yang berkewajiban mendidik anaknya dengan segala pengorbanan agar menjadi orang yang berbudi pekerti luhur, dan untuk bisa melaksanakan itu, maka perempuan harus berpendidikan, sehingga dengan mendidik anaknya tersebut, maka dia akan membentuk masa depan. Kita harus selalu mengingat bahwa makna kata “emansifatie” bagi Kartini bukanlah kebebasan yang identik dengan “melakukan sesuatu sesuka hati”, seperti yang beliau tulis,“….Bukan. Bukan keramaian, bukan bersuka-suka hati yang saya ingini, tiada pernah yang demikian itu terkandung dalam cita-cita hati saya akan kebebasan….”. Kebebasan yang diinginkan Kartini bagi para perempuan adalah kebebasan untuk mandiri agar bisa mermanfaat bagi bangsanya,”….Jalan yang terbuka bagi kami akan hidup berdiri-sendiri, sambil boleh pula berjasa bagi semua manusia….”. Maka, semangat apa yang harus dimiliki oleh Kartini modern? Yaitu semangat untuk mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya agar bisa menjadi seorang ibu pembentuk budi pekerti anak, peletak peradaban bangsa dan semangat untuk bersama-sama berbagi manfaat untuk kemajuan bangsa Indonesia. Selamat Hari Kartini, Selamat Berjuang Membentuk Masa Depan Bangsa! 30 SIM PKK BERBASIS WEB Seiring dengan perkembangan dunia teknologi saat ini, Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto turut berinovasi dengan melaksanakan SIM (Sistem Informasi Manajemen) PKK. SIM PKK ini merupakan aplikasi berbasis Web yang terintegrasi dari Desa hingga Tingkat Kabupaten untuk memonitoring dan mengevaluasi kegiatan PKK dengan rekapitulasi data berbasis computer dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat dimanapun dan kapanpun. Untuk mensukseskan kegiatan tersebut, Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto di bawah pembinaan langsung Bapemas Kabupaten Mojokerto melakukan kerjasama dengan Telkom Mojokerto untuk mengadakan pelatihan admin tingkat Kecamatan. Pelatihan yang dilaksanakan tanggal 20 Maret 2015 itu dihadiri oleh 18 admin Kecamatan dan admin Kabupaten. Pada kegiatan tersebut, kepala Bapemas Kabupaten Mojokerto Bapak Ardi Sepdianto mengatakan PKK Kabupaten Mojokerto merupakan satusatunya organisasi yang telah memiliki aplikasi SIM yang belum dimiliki oleh SKPD lainnya, dengan adanya SIM PKK diharapkan akan mempermudah kinerja dan pengumpulan data di masyarakat. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto, Ny.dr. Hj.Ikfina Mustofa Kamal Pasa dalam sambutannya berharap pelatihan ini dapat berjalan secara berkesinambungan, dan nantinya SIM PKK dapat di aplikasikan di segenap jajaran PKK mulai dari dasa wisma sampai ke tingkat kabupaten untuk sarana menyejahterakan masyarakat, sesuai maksud dan tujuan dari SIM PKK sendiri adalah suatu Proses pengumpulan data secara sistematis sehingga menghasilkan suatu informasi sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan. Sim PKK di harapkan mampu memberikan data dan informasi tentang 10 program PKK secara cepat,akurat, dan menyeluruh, kabupaten/kota, provinsi dan tingkat pusat. Selain melakukan pelatihan kepada admin tingkat Kecamatan, Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto juga melakukan pelatihan kepada bidang umum dan pokja Tim Penggerak PKK kecamatan dan desa/ kelurahan yang terbagi dalam 4 wilayah kerja eks-pembantu Bupati Mojokerto, Mojosari, Mojokasri dan Jabung. Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto juga aktif mensosialisasikan SIM PKK kepada masyarakat Kabupaten Mojokerto yang tersebar di 304 desa, dan diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam mendukung pengumpulan data yang akan digunakan sebagai inp ut ap likasi SIM PKK sehingga data yang dihasilkan oleh aplikasi tersebut benar-benar akurat serta dapat digunakan sebagai monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan PKK di masyarakat. Untuk masyarakat umum yang ingin mengakses data SIM PKK Kabupaten Mojokerto, dapat mengakses ke alamat simpkk. mojokert okab.go.id melalui computer, laptop atau HP, dimanapun dan kapanpun. Majatama edisi April 2015 31 TYOK/HUMAS Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (tengah) didampingi Kadisporabudpar dan Ketua TP PKK Kab.Mojokerto foto bersama dengan nalis Gus Yuk 2015 di depan Griya Wira Bhakti Praja. Audiensi 15 Pasang Peserta Gus dan Yuk 2015 Bupati MKP Tekankan Kecerdasan Emosi, Penguatan Karakter dan Kecerdasan Akademik Mendekati waktu grand final Pemilihan Duta Wisata Gus dan Yuk Kabupaten Mojokerto 2015 yang akan dihelat pada tanggal 2 Mei mendatang di pelataran Candi Brahu Trowulan, bupati memberikan audiensi dan pembekalan kepada 15 pasang peserta Gus dan Yuk di Pringgitan Pendopo Graha Majatama Kabupaten Mojokerto, Senin (27/4). Bupati memberikan banyak wejangan dan dorongan pada para finalis yang akan berlaga di ajang prestisius ini, karena mereka akan memikul tanggung jawab menjaga nama baik Kabupaten Mojokerto khususnya mempromosikan dan mengenalkan aset seni budaya asli Mojokerto. “Kita punya kesempatan yang sama, tinggal seberapa jauh kemauan kalian untuk mengejar citacita. Ajang ini jangan dianggap sebagai media pengayaan pengalaman saja, tetapi jadikanlah kesempatan untuk melakukan sesuatu yang mulia. Lakukan kewajiban kalian dengan hati”, tuturnya. Peserta pemilihan Gus dan Yuk dituntut Majatama edisi April 2015 tidak hanya berpenampilan menarik, namun juga memiliki kepribadian yang baik, bertalenta, serta cerdas dalam akademik sesuai persyaratan yang diminta. Kesemua hal tersebut akan mempengaruhi performa public speaking untuk mempersuasi orang lain, agar maksud dan tujuan Gus dan Yuk sebagai duta pariwisata, dapat tercapai sesuai visi misi yang diemban. 15 pasang peserta Gus dan Yuk yang terpilih, sebelumnya telah menjalani proses seleksi ketat. Kriteria yang disyaratkan telah ada pada diri para finalis, dengan karakter unik dan tealenta masing-masing. “Saya yakin kalian memiliki talenta yang berbeda-beda, maksimalkan potensi kalian dengan imbangan karakter diri yang kuat. Apa yang akan kalian dapat nanti di ajang Gus dan Yuk, tidak bertumpu pada tataran teoritis saja. Aplikasi yang sesungguhnya harus kalian terapkan, otak kiri bekerja menangkap teori-teori akademik yang kalian dapatkan selama ini, sedangkan otak kanan adalah sumber kreatifitas (termasuk emosi dan karakter),” ujar bupati. Beberapa kategori yang dilombakan akan mmperebutkan juara 1, 2 dan 3, juara harapan, juara favorit, bertalenta, serta juara kategori persahabatan. Ke 15 pasang peserta akan mulai menjalani tahap karantina pada akhir bulan ini. Pendaftaran acara ini sudah dibuka mulai 28 Februari sampai 28 Maret 2015, dan pemenang dari pemilihan Gus dan Yuk akan menjadi wakil dari ajang duta wisata Provinsi Jawa Timur Raka Raki 2015. Kepala Disporabudpar Kabupaten Mojokerto, Didik Chusnul Yakin, sangat mengapresiasi kegiatan positif ini demi regenerasi ke depannya. “Disporabudpar Kabupaten Mojokerto memberi dukungan penuh atas perhelatan ini, kita siap menjadi mediator bagi anak-anak muda cerdas bertalenta Kabupaten Mojokerto untuk memaksimalkan potensi diri melalui Gus dan Yuk”, papar Didik. (Irma/Hms) 32 PEM KAB GELAR Semaan Al Quran Bersama Al - Ittihad Dalam rangka menjalin silaturrohmi Ulama – Umara dan sesama Hafidz – Hafidhoh yang ada di Kabupaten Mojokerto sekaligus untuk menyemarakkan syiar Islam, Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengelar Sema’an Al qur’an bersama AL-ITTIHAD di Pendopo Graha Maja Tama, Sabtu ( 18/4). Turut hadir dalam acara Sema’an Qur’an, Forpimda, Asisten, Staf Ahli, Kepala SKPD Serta Camat Se-Kabupaten Mojokerto. Semaan yang dilaksanakan mulai pagi sampai malam hari , diikuti 6000 orang Hafidz – Hafidhoh. Seperti diketahui bahwa kata semaan di ambil dari bahasa Arab Sami’a yang berarti mendengarkan/menyimak. Sedangkan Majelis Semaan Al Qur’an“ALITTIHAD” yaitu kegiatan atau suatu Majelis/Jami’iyah/Kumpulan segenap kaum muslim guna mendengarkan/menyimak lantunan ayat-ayat suci Alqur’an. Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa menyampaikan kegiatan keagamaan semacam ini diharapkan dapat menyeimbangkan antara pembangunan infrastruktur dan pembangunan mental spriritual keagamaan di Kabupaten Mojokerto. Dan untuk ke depan kegiatan ini akan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali atau 4 kali dalam 1 tahun. ”Mudah – mudahan dengan lantunan bacaan ayat – ayat suci Al- Quran dapat menyinari hati dan pikiran sehingga pembangunan di Kabupaten Mojokerto ini lebih baik dan masyarakatnya lebih sejahtera,” ungkap bupati. Disamping Semaan Al Qur’an, untuk menambah kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW juga dilaksanakan sholawatan setiap malam Jumat di Pendopo Bumi Sholawat dan Dzikir Taubatan Nasuha di Kompleks Makam Troloyo. ”Mudah – mudahan kegiatan keagamaan ini dapat dilaksanakan secara rutin dan Istiqomah akan membawa berkah,” pungkasnya. Pengajian Khitab dibawahkan oleh KH. Mansur Bahrudin mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah Kabupaten Mojokerto yang rutin mengadakan acara spritual semacam ini dengan mengundang jamiyah dari berbagai desa. ”Jangan cepat berpuas diri bisa membaca Al-Qur ’an namun harus terus ditingkatkan keahlian membacanya baik dari segi tajwid, tafsir, maupun lagunya,” harapnya. Sambutan dilanjutkan dengan Tausiyah dibawahkan oleh KH. Faiz Tajul Millah dan di tutup Do’a oleh KH. Ali Mas’adi. (Reni/Hms) Majatama edisi April 2015 33 YANGMAMPU Saat ini, kegemaran akan batu akik menjadi fenomena sosial di Indonesia. Di banyak tempat bisa ditemui penjual-penjual batu cincin yang menyediakan berbagai jenis batu akik. Ada banyak alasan seseorang membeli batu cincin berbagai ukuran itu, mulai dari alasan keindahan hingga alasan klenik. Tak semua penggemar batu akik percaya akan hal-hal klenik sehingga Banyak orang yang menghubung-hubungkan antara kondisi terkini dengan hal yang sedang populer di masyarakat pada masa tersebut. Di sisi lain mengenai orang-orang yang suka akik karena unsur kleniknya dikatakan oleh Mbah Gabus selaku unsur seniman yang paham akan batu akik,“Memang ada sebagian orang yang suka batu akik karena kepercayaan kleniknya. Untuk hal ini merupakan tugas pemuka-pemuka agama untuk terus menyuarakan apa yang harusnya menjadi pedoman dalam berkegiatan, termasuk kegemaran akan batu akik.”ujarnya Ada juga sebagian orang yang memiliki anggapan lebih terhadap batu akik/batu alam yang mereka miliki. Mereka meyakini batu akik sebagai jimat yang memiliki kekuatan gaib, keberuntungan, tolak bala, penyembuh/pengobatan dan lain-lain. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari histori yang terjadi dengan batu akik yang mereka miliki dan keyakinannya masing-masing. Salah satu batu akik yang mereka yakini adalah merah delima yang katanya memiliki berbagai khasiat. Bermacammacam bentuk dan rupa batu akik bisa kita temui di banyak tempat. Bagi yang mempercayainya, batu akik memiliki kecocokan dengan pemiliknya. Ada juga yang memiliki keyakinan bahwa hari lahir tertentu hanya cocok jika menggunakan batu akik warna dan jenis tertentu. Di berbagai tempat muncul pengrajin dan penjual batu akik dan batu mulia dadakan. Mereka seolah olah ingin mendapat keuntungan dari tren batu akik yang saat ini sangat luar biasa populernya. Dengan bermodal mesin asahan dan ilmu seadanya, banyak orang bisa mendapatkan penghasilan dari tren batu akik ini. Bahan-bahan batu-batu mulia yang masih berbentuk bongkahan dapat dibeli dengan kisaran harga Rp 25.000 Rp. 50.000,- per kilonya. untuk jenis saphire,ruby, sulaiman ataupun kalimaya. Yang Kemudian dijual dengan kisaran harga yang variatif sampai bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Terlepas dari tren batu akik yang menjadi salah satu fenomena alam yang berhubungan dengan batu akik, mudah-mudahan bisa menjadi berkah buat yang bisa mencari nafkah dari tren batu akik ini. (Hengky) Majatama edisi April 2015 34 Fenomena wanita berprofesi ganda sudah bukan hal yang aneh lagi. Saat ini banyak sekali dijumpai ibu-ibu rumah tangga menjadi agen ganda sebagai wanita karier. Namun ternyata hal ini masih sering menjadi perdebatan dalam masyarakat, dalam rumah tangga bahkan dari hati kecil seorang wanita “manakah yang lebih baik, menjadi ibu rumah tangga atau wanita karier ?. Bahkan gara-gara hal ini pula sebuah biduk rumah tangga bisa karam. Memang setiap orang berhak mempunyai perspektif yang berbeda dalam menilai hal ini. Namun marilah kita melihat hal ini dari segi yang berbeda. Jangan melihat hal ini sebagai suatu emansipasi, karena emansipasi wanita menurut Kartini tidak menuntut kaumnya untuk bekerja. Namun bagaimana seorang wanita bisa bermanfaat bagi keluarganya dan juga masyarakat. Suatu hal yang patut diapresiasi positif bila seorang wanita bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik yang juga wanita karier. Ingat bukan wanita karier yang juga ibu rumah tangga lo! karena kodrat wanita adalah ibu bagi anak-anaknya dan istri bagi suaminya. Menjadi wanita karier bukanlah berarti berada diluar, bekerja diperusahaan besar yang bonafide dengan gaji belasan juta rupiah, meeting di luar kota dan luar negeri dengan naik pesawat. Di masa sekarang yang serba teknologi, wanita bisa bekerja mencari uang tambahan dirumah sembari mengurus rumah dan anak-anak. Ibu-ibu tak lagi harus kehilangan waktu berharganya membesarkan anak-anak yang mulai tumbuh besar dan anak-anak juga tidak kehilangan kasih sayang dan perhatian ibunya. Namun ada yang perlu diperhatikan agar niat kita membantu keluarga mendapat berkah dan tentunya tidak menjadi buah simalakama bagi keluarga kita. Majatama edisi April 2015 35 Pertama, tajamkan niat kita bahwa menjadi wanita karier bukan semata-mata mencari kesenangan diri atau untuk pembuktian diri. Namun semata-mata untuk membantu suami, mengembangkan ilmu yang kita punya sehingga bermanfaat bagi keluarga maupun orang lain. Nilai plus bila kerja kita mendapatkan fulus yang besar yang bisa menambah income keluarga. Kedua, mintalah ijin kepada suami. Yakinkan pada suami bahwa kita bekerja benar-benar untuk keluarga. Restu suami sangatlah penting agar suami memahami dan tentunya turut mendukung usaha istri. Ketiga, bagilah waktu kita secara seimbang antara keluarga dan pekerjaan kita. Jangan pernah sepelekan urusan rumah tangga demi pekerjaan. Bedakan waktu bekerja dan waktu untuk keluarga. Bila sudah berada dirumah cobalah untuk tidak mengerjakan urusan kantor. Bagi ibu-ibu yang bekerja diluar memang tidak mudah membagi fungsi dirinya sebagai ibu rumah tangga dan juga wanita yang bekerja. Beruntung wanita diberi anugerah oleh Tuhan kemampuan multitasking dimana dia bisa mengerjakan berbagai pekerjaan dalam satu waktu. Menjadi baby si er, koki, tukang cuci dan lain sebagainya. Hal ini ternyata dikarenakan anatomi otak yang dimiliki wanita. Michael Gurian seorang pengarang buku dan juga filsafat sosial dalam bukunya yang berjudul Boys and Girls Learn Differently menerangkan bahwa otak pada wanita mempunyai zat kimia bernama serotonin lebih banyak daripada laki-laki. Tak hanya serotonin namun juga oxytocin atau zat pengikat. Zat inilah yang menurut Gurian menyebabkan wanita berperilaku lebih tenang daripada laki-laki yang bersikap lebih impulsif. Laki-laki juga cenderung sering menggunakan otak kanan saja sedangkan perempuan bisa menggunakan otak kanan-kirinya secara maksimal. Umumnya di daerah otak yang bernama korteks pada otak laki-laki banyak terpakai untuk melakukan fungsi spasial dan sedikit di korteksnya ini untuk memproduksi kata-kata. Sekumpulan saraf yang menghubungkan otak kiri dan kanan (corpus collosum) di otak laki-laki lebih kecil ketimbang otak perempuan sehingga perempuan lebih banyak menggunakan kata-kata atau dengan kata lainnya lebih cerewet ketimbang laki-laki. Sebuah penelitian mengatakan, perempuan bisa menggunakan sekitar 20 ribu kata per hari, sedangkan laki-laki cuma 7 ribu. Gurian menyimpulkan bahwa perempuan tampil lebih baik dalam tugas ganda atau multitasking dan yang bersifat bertransisi. Sebaliknya, laki-laki tidak, karena otak mereka dibentuk untuk melakukan pembaharuan dan reorientasi setelah sebelumnya harus melewati tahap istirahat (rest). Itulah kenapa wanita lebih bisa menghandle banyak pekerjaan daripada laki-laki. Itulah juga seorang ibu rumah tangga juga bisa menjadi wanita karier. Sebuah tugas dan tanggungjawab yang berat, membesarkan dan mendidik anak-anak, mengurus rumah, dan juga bekerja. Untuk itu diperlukan komitmen dari pasangan suami istri agar bisa berjalan dengan baik. Bagi para suami sudah selayaknya memberikan yang terbaik buat istri yang telah berkorban demikian besar untuk melakukan semuanya buat keluarga. Bekerja dan mengabdikan dirinya melebihi tanggung jawabnya sebagai seorang isteri dan ibu bagi anakanaknya. Tidaklah berlebihan yang mengatakan surga dibawah telapak kaki ibu. Selamat Hari kartini untuk ibu-ibu Indonesia. Sumber : dari berbagai sumber Majatama edisi April 2015