9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar dalam Pembelajaran Majid (2007:174) menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktor dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis (National Center for Vocational Education Reserch Ltd/ National Center for Competency Based Training). Penggunaan bahan ajar, memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru atau instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi. Sedangkan bahan ajar menurut Djamarah dan Aswan (1996:50) adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar dan mengajar. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar dan mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan 10 bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga membantu guru untuk menciptakan lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik dan memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar. Dengan demikian, Majid (2007:174) menjelaskan bahwa bentuk bahan ajar paling tidak dikelompokkan menjadi empat yaitu: 1. Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. 2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam dan compact disk audio. 3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. 4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials) seperti compact disk interactive. B. Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk, langkahlangkah untuk menyelesaikan tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam 11 LKS harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas pada lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Keuntungan adanya LK adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Keuntungan bagi siswa, siswa akan belajar secara mandiri dalam memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis (Majid, 2007:176-177). LKS didefinisikan oleh Trianto (dalam Rayyan, 2012:1) sebagai panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. Menurut Achmadi (dalam Rayyan, 2012:1) tujuan dari penggunaan LKS yaitu untuk mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran, membantu siswa mengembangkan konsep, melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran, membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis, dan membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran. Sukamto (dalam Rayyan, 2012:1) menjelaskan bahwa kegunaan dari LKS yaitu memberikan pengalaman kongkret bagi siswa, membantu variasi belajar, membangkitkan minat siswa, meningkatkan retensi belajar mengajar, serta memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. 12 Syarat-syarat yang harus dipenuhi menurut Depdikbud (dalam Rayyan, 2012:1) agar LKS yang dibuat tepat dan akurat adalah sebagai berikut: Susunan kalimat dan kata-kata diutamakan sederhana dan mudah dimengerti, singkat dan jelas serta istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu. Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat membantu siswa memahami materi, menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian, membantu siswa berpikir kritis, dan menentukan variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran. Tata letak hendaknya membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan sistematis, menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir, dan desainnya harus menarik. LKS berbasis KPS adalah LKS yang menerapkan metode ilmiah secara utuh sehingga para siswa mendapat pengalaman penelaahan ataupun penelitian. LKS berbasis KPS berisi KPS yang akan diajarkan seperti: mengamati, merumuskan masalah, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, menganalisis, menerapkan, dan mengkomunikasikan (Hardiono, dkk., 2008:3). C. Keterampilan Proses Sains (KPS) Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud dalam Dimyati dan Mudjiono, 13 1999:138). Menurut Funk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999:138-139) keunggulan belajar dengan PKP adalah memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan, memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengar cerita tentang ilmu pengetahuan tetapi juga membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. Dengan demikian unsur keterampilan proses, ilmu pengetahuan, serta sikap dan nilai yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan PKP, saling berinteraksi dan berpengaruh satu dengan yang lain. Keterampilan proses terdiri atas keterampilan-keterampilan dasar dan keterampilan-keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar terdiri atas enam keterampilan yaitu: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Sedangkan keterampilanketerampilan terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambar hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Dimyati dan Mudjiono, 1999:139). Menurut Carin (1993:12-13), KPS terdiri atas lima belas indikator. Indikatorindikator tersebut dijabarkan dalam tabel berikut ini. 14 Tabel 1. Science Process or Inquiry Skill No. Science Process or Inquiry Skill Definition Example 1 Classifying Arranging or distributing objects, events, or information representing objects or events in classes according to some method Taking objects such as buttons from a mixed collection and placing them in groups by color, number of holes, or shape; or arranging them in order according to size. 2 Creating Models Displaying information by means of graphic illustrations or other multisensory representations Drawing a graph or diagram; constructing a three-dimensional object; using atape recording; constructing a chart or table; or producing a picture or photograph that illustrates information about the melting of ice cubes. 3 Formulating Hypotheses Constructing a statement that is tentative and testable about what is thougt likely to be true based on reasoning Making a statement to be used as the basis for an experiment:”if one of ice cubes is placed in water and another placed in air at the same temperature, then the ice cube in water will melt faster.” 4 Generalizing Drawing general conclusions from particulars Making a summary statement following analysis of experimental result: “ ice melts faster in water than in air when both air nda water are at the same temperature.” 5 Identyfing Variabels Recognizing the characteristics of objects or factors in events thats are constant or change under different conditions Listing or describing the factors that are thought to, or would, influence the rate at which an ice cube melts in air and in water, such as: original temperature of water and air, size of the ice cube, or volume of water and air. 6 Inferring Making a conclusions based on reasoning to explain an observasion Stating that heat caused the melting of an ice cube that had been placed in water. 7 Interpreting Data Analyzing data that have been obtained and organized by determining apparent patterns or relationships in the data Studying a graph, chart, or table of data collected about melting ice cunes ang nothing that smaller ice cunes melt faster than larger ones. 8 Making Decisions Identyfing alternatives and choosing a course of action from among Indentyfing alternatives ways to store ice cubes to avoid causing them to melt; analyzng the 15 the alternatives after basing the judgement for the selection on justifiable reasons consequences of each alternative such as the cost, the effect on other peole, or the effect on the environment; using justifiable reasons as the basis for making the choice ; nad choosing freely from the alternatives. 9 Manipulating Materials Handling or treating materials and equipment skillfully and effectively Arranging equipment and materials neede to conduct an investigation of the melting rate of ice; pouring liquids from one container to another; or carrying a balanceor adjusting it for use. 10 Measuring Making quantitative observations bay comparing to a convetional (or nonconventional) standard Using a clock to count the number of seconds needed for an ice cube to melt; using a thermometer to determine the final temperature in degrees Celcius of the melted ice cube. 11 Observing Becoming aware of an object or event by using any of the senses (or extensions of the senses) to indentify properties Looking at a melting ice cube to determine itschnaging shape; feeling water from an ice cube to detemine slipperiness or coldness; or using a thermometer to determine the coldness of the water. 12 Predicting Making a forecast of future events or conditions expected to exist Stating ” an ice cube whose weight is twice that of another ice cube will require twice the time to melt”. 13 Recording data Collecting bits of information about objects and events that illustrate a specific situation Taking notes; making a list or outline; recording numbers on a chart or graph; tape recording; taking photographs; or writing numbers of results of observations or measurements in an investigation, such as recording the number of cubic centimeters of water formed as an ice cube melts overtime. 14 Replicating Performing acts that duplicate demonstrated symbols, patterns, or procedures Operating a balance scale or using a thermometer following procedures previously demonstrated or modeled by another person 15 Using Numbers Applying mathematical rules of formulas to calculate quantities or determine relationships from basic measurements. Computing the average time for a 10-cubic -centimeter ice cube to melt. 16 Menurut Rustaman (dalam Sutarno, 2012:1), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya. Tabel 2. Indikator dan Sub Indikator Keterampilan Proses Sains No. Indikator Keterampilan Proses Sains Mengamati Sub Indikator Keterampilan Proses Sains - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera Mengumpulkan/ menggunakan fakta yang relevan 2 Mengelompokkan/ Klasifikasi - Mencatat setiap pengamatan secara terpisah Mencari perbedaan, persamaan Mengontraskan ciri-ciri Membandingkan Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan 3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan Menyimpulkan 4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati 5 Mengajukan Pertanyaan - Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. Bertanya untuk meminta penjelasan. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis 6 Merumusakan hipotesis - Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah 1 - 7 Merencanakan percobaan - Menentukan alat/ bahan/ sumber yang akan digunakan Mentukan variabel/ faktor penentu. Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat. Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja 8 Menggunakan alat/bahan - Memakai alat/ bahan Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/ bahan. Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan. 17 9 Menerapkan konsep - 10 Berkomunikasi - Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi Mengubah bentuk penyajian Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian Membaca grafik atau tabel atau diagram. Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa. D. Aktivitas Belajar Siswa Salah satu kunci keberhasilan belajar yang dilakukan oleh siswa adalah aktivitas. Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam menentukan efektif atau tidaknya suatu pembelajaran. Menurut teori kognitif dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:44), belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan contoh-contoh kegiatan psikis seperti mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan suatu konsep dengan konsep yang lain dan kegiatan psikis lainnya. Namun, semua kegiatan tersebut harus dapat 18 dikembalikan pada suatu karakteristik yaitu keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 1999:114-115). Dierich (dalam Hamalik 2004:172-173) membagi kegiatan/ aktivitas belajar dalam delapan kelompok yaitu: 1. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan/oral: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan permainan, dan mendengarkan radio. 4. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 19 8. Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan lain- lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.