BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Diabetes Melitus atau penyakit

advertisement
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Diabetes Melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah Penyakit
yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia)
akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar
glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita Diabetes Melitus atau
tidak (Hasdianah, 2012).
Penyakit Diabetes Melitus dapat diartiakan individu yang mengalirkan
volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes Melitus
adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute
insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin,
2011). adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan
absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin
(Corwin, 2011). Menurut Riyadi ,S., dan Sukarmin 2011. Diabetes Melitus
merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan
metabolism, lemak, karbohidrat, protein dan berkembangnya kompilkasi
makrovaskuler dan neurologis.
Kesimpulan dari Diabetes Melitus adalah kondisi dimana kadar Gula
darah dalam tubuh melebihi batas normal ,yang dapat disebabkan Oleh beberapa
faktor. Faktor tersebut salah satunya karena kerusakan pada organ pankreas yang
tidak dapat memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.Tingkat kadar
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
glukosa darah menentukanseseorang menderita Diabetes Melitus atau tidak
(Hasdianah, 2012: Corwin,2010; Riyadi ,S., dan Sukarmin 2011)
B. Klasifikasi Diabetes Melitus
Menurut Riyadi, S. dan Sukarmin, (2011), klasifikasi Diabetes Melitus
dan penggolongan intoleransi glukosa yang alain yaitu :
1. Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)
yaitu defisiensi insulin karena kerusakan sel - sel Langerhans yang
berhubungan dengan tipe HLA ( Human Leucocyte Antigen ) spesifik,
predisposisi pada insulitis fenomena autoimun. Kelainan ini terjadi karena
kerusakan sistem imunitas ( kekebalan tubuh) yang kemudian merusak sel sel Langerhans di pankreas. Kelainan ini berdampak pada penurunan
produksi insulin
2. Non Insulin Dependent Diabetes Melitus ( NIDDM)
yaitu diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi Pada
semua umur. Kebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada
kecenderungan familiar, mungkin perlu insulin pada saat hiperglikemik
selama stress.
3. Diabetes Melitus tipe yang lain
Diabetes Melitus tipe yang lain yaitu DM yang berhubungan dengan
keadaan atau sindrom tertentu hiperglikemik terjadi karena penyakit lain,
penyakit pankreas, hormonal, obat atau bahan kimia, endoktrinopati,
kelainan reseptor insulin, sindrom genetik tertentu.
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Penyakit pankreas seperti pankreatitis akan berdampak pada
kerusakan anatomis dan fungsional organ pankreas akibat aktivitas toksik
baik karena bakteri maupun kimia. Kerusakan ini berdampak pada
penurunan insulin. ( Riyadi, S. dan Sukarmin, 2011). Menurut Nanda 2015
pankreatitis akut adalah peradangan yang terjadi di dalam pankreas.
Penyakit hormonal seperti kelebihan hormon glikokortoid (dari Korteks
adrenal) akan berdampak pada peningkatan glukosa dalam darah.
Peningkatan glukosa darah ini akan meningkatkan beban kerja dari insulin
untuk memfasilitasi glukosa masuk dalam sel. Peningkatan beban kerja ini
akan berakibat pada penurunan produksi insulin. Pemberian zat kimia / obat
- obatan seperti hidrokortison akan berdampak pada peningkatan darah
karena dampaknya seperti glukokortikoid ( Riyadi, S. dan Sukarmin, 2011
)
Endokrinopati (kematian produksi hormon )seperti kelenjar hifofisis
akan berdampak sistem bagi tubuh. Karena semua produk hormon akan
dialirkan keseluruh tubuh melalui aliran darah. Kelainan ini berdampak
pada penurunan metabolisme baik karbohidrat, protein, maupun yang dalam
perjalanannya akan mempengaruhi produksi insulin (Riyadi, S. dan
Sukarmin, 2011).
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
4.
Impaired Glukkosa Tolerance ( gangguan toleransi glukosa ) Kadar
glukosa anatara normal dan diabetes, dapat menjadi diabetes atau menjadi
normal atau tetap tidak berubah.
5.
Gastrointestinal Diabetes Melitus ( GDM )
Intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan,terjadi perubahan
metabolisme endokrin dan karbohifrat yang menunjang pemanasan
makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Menjelang aterm, kebutuhan
insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali lipat dari keadaan normal. Bila
seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif
hipoinsulin maka mengakibatkan hiperglikemi. Resistensi insulin juga
disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progresteron,prolaktin dan
palsenta laktogen hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel
sehingga mengurangi aktivitas insulin.
C. Etiologi
Diabetes Melitus disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh sel sel beta pulau Langerhans. Jenis juvenilis ( usia muda ) disebabakan oleh
predisposisi herediter terhadap perkembangan antibodi yang merusak sel - sel
beta atau degenerasi sel - sel beta. Diabetes jenis awitan maturitas disebabkan
oleh degenerasi sel - sel beta akibat penuaan dan akibat kegemukan /
obesitas.Tipe ini jelas disebabkan oleh degenerasi sel - sel beta sebagai akibat
penuaan yang cepat pada orang yang rentan dan obesitas mempredisposisi
terhadap obesitas ini karena diperlukan insulin dalam jumlah besaruntuk
pengolahan metabolisme pada orang kegemukan dibandingkan orang normal
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
(Riyadi, S. dan Sukarmin, 2011 ). Penyebab resistensi insulin pada diabetes
sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang berperan antara lain :
1. Kelainan Genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes.
Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes melitus akan ikut
diinformasikan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan produksi
insulin.
2. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara Dramatis
menurun dengan cepat pada usia setelah usia 40 tahun. Penurunan ini akan
beresiko pada penurunan fungsi endoktrin Pankreas untuk memproduksi
insulin.
3. Gaya Hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat
saji yang kaya pengawet,lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh terhadap
kerja pankreas. Stres juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan
meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan
kerja pankreas. Beban yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga
berdampak pada penurunan insulin.
4.
Pola makan yang salah
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama – sama meningkatkan Risiko
terkena diabetes. Malnutrisi juga dapat merusak pankreas, sedangkan
obesitas meningkatkan gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola makan
yang tidak teratur dan cenderung lambat juga akan berperan pada
ketidakstabilan kerja pankreas.
5.
Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel – sel beta pankreas mengalami hipertropi yang
akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin. Hipertropi pancreas
disebabkan karena peningkatan beban metabolisme glukosa pada penderita
obesitas untuk mencukupi energin sel yang terlalu banyak.
D. Manifestasi klinis
Menurut Riyadi ,S. dan Sukarmin, (2011) manifestasi klinis dijumpai
pada pasien Diabetes Melitus yaitu :
1. Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )
2. Polidipsi ( peningkatan rasa haus ) akibat volume urin yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel
mengikuti dehidrasi ekstrasel akan berdifusi
keluar sel mengikutin
penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik ( sangat pekat ).
Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH (Antidiuretik Hormone )
dan menimbulkan haus.
3. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetes lama,katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan sebagian sel
untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
4. Polifagia ( peningkatan rasa lapar )
5. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
Pemebentukan antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi
mucus,gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada penderita
diabetesn kronik.
6. Kelainan kulit : gatal - gatal, bisul
Kelainan kulit berupa gatal - gatal, biasanya terjadi didaerah ginjal. Lipatan
kulit seperti diketiak dan dibawah payudara. Biasanya akibat
tumbuh jamur.
E. Anatomi dan fisiologi
1. Pengertian pankreas
Pankreas
adalah
suatu
organ
berupa
kelenjar
terletak
retroperiontenial dalam abdomen bagian atas, didepan vertebrae lumbalis I
dan II, dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal +2,5cm. Pankreas
terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya
dihubungkan oleh dua saluran doudenum atau usus 12 jari (Ari, 2011 ).
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Menurut Syarifuddin, (2014 ). Bagian - bagian pankreas :
a. Kepala pankreas
Merupakan bagian yang paling lebar,terletak di sebelah kanan rongga
itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis
pertama.
b. Badan pankreas
Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang
lambung dan di depan vertebra Lumbalis pertama.
c. Ekor pankreas
Merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang sebenarnya
Menyentuh limpa.
Pankreas mendapat darah dari arteri lienalis dan arteri mesentrika
superior. Duktus pankreatikus bersatu dengan duktus koledukus dan
masuk ke doudenum, pankreas menghasilkan dua kelenjar yaitu
kelenjar endoktrin dan kelenjar eksokrin. Pankreas menghasilkan
endoktrin bagian dari kelompok sel yang membentuk pulau - pulau
Langerhans. Pulau - pulau Langerhans berbentuk oval terbesar di seluruh
pankreas. Dalam
tubuh
manusia terdapat 1 - 2 juta
Langerhans yang dibedakan atas granulasi dan pewarnaan
pulau
setengah
dari sel ini menyekresi hormon insulin ( Syarifuddin, 2014).
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2. Struktur Jaringan Penyusun Pankreas
Ada dua jaringan utama yang menyusun pankreas :
a. Jaringan Asini
Berfungsi untuk mensekresi getah pencernaan doudenum.
b. Pulau Langerhans
Pulau Langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76
x 175 mm dan berdiameter 20 sampai 300 mikron tersebar
Di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan di ekor
daripada kepala dan badan pankreas. Pulau - pulau ini menyusun
1 - 2 % berat pankreas. Pada manusia terdapat 1 - 2 juta pulau.
Masing - masing memiliki pasokan darah yang besar dan darah
dari pulau Langerhans sperti darah dari saluran cerna tetapi
tidak seperti darah dari organ endoktrin lain, mengalirkan vena
hepatika. Sel - sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa
jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya. Pada
manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel :
Sel - sel A ( alfa ) sekitar 20 - 40% memprodiksi glukagon menjadi
faktor hiperglikemik,mempunyai anti insulin aktif . Pulau – pulau yang
kaya akan sel A secara embriologis berasal dari tonjolan pankreas
dorsal,dan pulau yang kaya akan sel F berasal dari tonjolan pankreas
sentral. Kedua tonjolan ini berasal dari empat yang berbeda
di doudenum.
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
1) Sel – sel B ( beta ) 60 – 80% fungsinya membuat insulin,umumnya
terletak di bagian tengah pulau.
Sel beta yang ada di pulau langerhans memproduksi hormon insulin
yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah dan secara
fisiologis memiliki peranan yang berlawan dengan glukosa. Insulin
menurunkan kadar gula darah dengan beberapa cara insulin
mempercepat transportasi glukosa dari darah ke dalam sel, khusus
serabut otot rangka glukosa masuk ke dalam sel tergantung dari
keberadaan creseptor insulin yang ada di permukaan sel target.
Insulin juga mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen,
menurunkan glycogenolysis dan gluconeogenesis,menstimulasi
glukosa atau zat gizi lainnya ke dalam asam lemak (lipogenesis), dan
membantu menstimulasi sintesis protein.
2) Sel - sel D5 - 15% membuat somatostatin
3) Sel - sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik
polipeptida
4) Sel - sel D5 - 15% membuat somatostatin
5) Sel - sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik
Polipeptida
3. Pengaturan sekresi insulin
Pengaturan sekresi insulin seperti sekresi glukagon yaitu langsung
ditentukan oleh kadar gula dalam darah dan berdasarkan dari
mekanisme umpan balik (feed back negative system ). Bagaimanapun
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
hormon lainnya secara tidak Langsung juga dapat mempengaruhi
produksi insulin. Sebagai contoh hormon pertumbuhan manusia (HGH)
meningkatkan kadar glukosa darah dan meningkatnya kadar glukosa
mengerakkan
(menyebabkan)
sekresi
insulin.
Hormon
adrenocoticotropi (ACTH) yang oleh skresi glukocortictropi (ACTH)
menghasilkan hyperglikemia dan secara tidak langsung juga
menstimulasi pelepasan insulin. Peningkatankadar asam amino dalam
darah menstimulasi pelepasan insulin.
Hormon - hormon pencernaan seperti
stomatch dan Interstinal
gastrin,sekretin,cholecystokinin (CCK) dan Gastric Inhibitory Peptide
(GIP)
juga
menstimulasi
sekresi
insulin,GHH
(Somatostatin)
menghalangi sekresi insulin( Ari, 2011).
4. Getah Pankreas
Getah pankreas mengandung enzim – enzim untuk pencernaan
Ketiga jenis makanan : protein, karbohidrat, dan lemak. Getah pankreas
juga mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar, yang memegang
peranan penting dalam menetralkan asam yang dikeluarkan oleh
lambung ke dalam doudenum. Enzim – enzim proteolitik adalah
tripsin, karboksipeptidae, ribonuklease,deoksiribonuklease. Tiga enzim
pertama memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein yang
dicernakan, sedangkan neklease memecahkan kedua jenis asam lemak
yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol, asam lemak, dan
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
kolestrola esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester – ester kolestrol
( Syarifuddin, 2014).
Enzim – enzim proteolitik waktu disintesis dalam sel – sel
pankreas berada dalam bentuk tidak aktif :tripsinogen,kimotripsinogen,
dan prokarboksipeptidase, yang semuanya secara enzimtik tidak aktif.
Zat – zat ini hanya menjadi aktif setelah mereka disekresi ke dalam
saluran cerna. Tripsinogen diaktifkan oleh suatu enzim yang dinamakan
enterokinase, yang disekresi oleh mukosa usus ketike kimus
mengadakan kontak dengan mukosa. Tripsinogen juga dapat diaktifkan
oleh tripsin kontak dengan mukosa. Tripsinogen juga dapat diaktifkan
oleh tripsin yang telah di bentuk. Kimotripsinogen diaktifkan tripsin
menjadi kimotripsin, dan prokarboksipeptidae diaktifkan oleh tripsin
dengan beberapa cara. Kimotripsin, dan prokarboksipeptidae diaktifkan
dengan beberapa cara kimotripsin yang sama ( Ari, 2011).
Penting bagi enzim – enzim proteolitik getah pankreas tidak
diaktifkan sampai mereka disekresi ke dalam usus halus,karena tripsin
dan enzim - enzim lainnya akan mencernakan pankreas sendiri. Sel – sel
yang sama , yang mensekresi enzim – enzim proteolitik ke dalam asinus
pankreas serentak juga mensekresikan tripsininhibitor. Zat ini disimpan
dalam sitoplasma sel – sel kelenjar sekita granula – granula enzim, dan
mencegah pengaktifan tripsin di dalam sel sekretoris dan dalam asinus
dan duktus pankreas ( Ari, 2011).
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Bila pankreas rusak berat atau bila saluran terhambat, sejumlah
besar sekret pankreas tertimbun dalam daerah yang rusak dari pankreas.
Dalam keadaan ini,efek tripsin inhibitor kadang – kadang kewalahan,
dan dalam keadaan ini sekret pankreas dengan cepat diaktifkan dan
secara harfiah mencernakan seluruh pankreas dalam beberapa
jam,menimbulkan kematian karena sering diikuti syok ,bila tidak
mematikan dapat mengakibatkan insufisiensi pankreas selama hidup (
Ari, 2011).
Enzim – enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh asinus
kelenjar pankreas. Namun ada dua unsur getah pankreas lainnya, air dan
ion bikarbonat,terutama disekresi oleh sel sel epitel duktulus – duktulus
kecil yang terletak di depan asinus khusus yang berasal dari duktulus.
Bila pankreas
dirangsang untuk
mengsekresi
getah pankreas
dalamjumlah besar dirangsang untuk mengsekresi getah pankreas
dalamjumlah besar dirangsang untuk mengsekresi getah pankreas
dalamjumlah besar konsentrasi ion bikarbonat dapat meningkat sampai
145 mEq/ liter (Ari, 2011).
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Fisiologi pankreas
Pankreas merupakan kelenjar eksorin ( pencernaan ) sekaligus
kelenjar endoktrin :
Fungsi Endoktrin Sel pankreas yang memproduksi hormon disebut
pulau Langerhans, yang terdiri dari sel alfa yang memproduksi glucagon
dan sel beta yang memproduksi insulin. (Corwin, 2011 ).
Glukagon Efek glukagon secara keseluruhan adalah meningkatkan
Kadar glukosa darah dan membuat semua jenis makanan dapat
digunakan untuk proses energi. Glukosa merangsang hati untuk
mengubah
glikogen
menurunkan
glukosa
dan
meningkatkan
penggunaan lemak dana asam amino untuk produksi energi. Prose
glucogenesis merupakan pengubahan kelebihan asam amino menjadi
karbohidrat sederhana yang dapat memasuki reaksi pada reaksi pada
respirasi sel. Sekresi glucagon dirangsang oleh hipoglikemia. Hal ini
dapat terjadi pada keadaan lapar atau selama sters fisiologi , misalnya
olah raga (Corwin Elizabeth, 2011 ) .
Fungsi eksokrin
Kelenjar eksokrin pada kelenjar disebut acini ,yang menghasilkan
Enzim yang terlibat pada proses pencernaan ketiga jenis molekul
kompleks makanan. Enzim pankreatik amylase akan mencerna zat pati
menajdi maltose. Kita menyebutnya dengan enzim “ cadangan” untuk
amylase saliva. Tripsinogen adalah suatu enzim yang tidak aktif,
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
yang akan menjadi tripsin aktif di dalam doudenum. Tripsin akan
mencerna polipeptida menjadi asam – asam amino rantai pendek.
Sekresi cairan pankreas dirangsang oleh hormon sekretin dan
kolesistokinin,
yang diproduksi oleh mukosa doudenum ketika kismus memasuki
intestinum tenue. Sekretin meningkatkan produksi cairan bikarbonat
oleh pankreas,dan kolesistokinin akan merangsang sekresi enzim
pankreas (Ari, 2011).
F. PATOFISIOLOGI
Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
Insulin karena sel sel beta pankreas telah dihancurkan oleh prosesautoimun.
Hiperglikemia terjadi akibat produksi glukosa yang tidak oleh hati. Disamping
itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak simpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam adarah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah
makan). Ketika glukosa berlebihan disekresikan ke dalam urin,ekresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini disebut
deuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan ,pasien akan mengalami
peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme dan lemak yang
menyebakan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan
selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya
mencakup kelemahan dan kelelahan. Dalam keadaan normal insulin
mengendalikan glikogenesis (pemecahan glukosa yang disimpan) dan
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
glukogenesis (pemebentukan glukosa dari asam – asam amino serta substansi
yang lain ).Namun pada penderita defisiensi insulin. Proses ini akan terjadi
tanpa hambatan dan lebih lanjut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu,
akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi
badan keton yang merupakan produk samping pemecahan lemak. Badan keton
merupakan asam yang menganggu keseimbangan asam - basa tubuh apabila
jumlahnya berlebihan ( Corwin Elizabeth, 2011).
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khususnya pada
permukaan sel. Sebagai akibat dari terikat insulin dengan reseptor tersebut,
terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi
pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intersel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi Pengambilan
glukosa oleh jaringan.Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri - ciri khas diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin yang
adekuat untuk pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya.
Karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun
demikian,diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah
akut lainnya yang dianamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketik (
HHNK). Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun
- tahun ) dan progresif,maka awitan diabetes (Corwin Elizabeth J, 2011 ).
G. Pemeriksaan penunjang
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Menurut Riyadi ,S. dan Sukarmin (2011). Pemeriksaan gula darah pada
pasien Diabetes melitus antara lain :
1. Gula darah puasa (GDO ) 70 -110 mg/dl
Kriteria diagnostik untuk Diabetes melitus > 140 mg/dl paling sedikit dalam
dua kali
pemeriksaan. Atau > 140 mg/dl disertai gejala klasik
hiperglikemia, atau IGT 115 – 140 mg/dl
2. Gula darah 2 jam prandial < 140 mg/dl
Digunakan untuk skrining atau evaluasi pengobatan bukan diagnostik.
3. Gula darah sewaktu < 140 mg/dl
Digunakan untuk skrining bukan diagnostik.
4. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
GD < 115 mg/dl ½ jam , 1 jam, 1 ½ jam < 200 mg/dl,2 jam < 140 mg/dl.
TTGO dilakukan hanya pada pasien yang telah bebas dan diet . Beraktivitas
fisik 3 hari sebelum tes tidak dianjurkan pada:
a. Hiperglikemi yang sedang puasa
b. Orang yang mendapat thiazide, Dilantin, propanolol, lasik, thyroid,
Estrogen, pil KB,steroid.
c. Pasien yang dirawat atau sakit akut atau pasien inaktif
5. Tes Toleransi Glukosa Intravena (TTGI)
Dilakukan jika TTGO merupakan kontra indikasi atau terdapat kelainan
gastrointestinal yang mempengaruhi absorpsi glukosa.
6. Glyeosatet hemoglobin
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Berguna untuk memantau kadar glukosa darah rata – rata selama lebih dari
3 bulan. C – Peptidae 1 – 2 mg/dl ( puasa) 5 – 6 kali meningkat setelah
pemberian glukosa untuk mengukur proinsulin ( produk saping yang tidak
aktif secara biologis) dari pembentukan insulin dapat membantu
menegetahui sekresi insulin.
H. Penatalaksanaan
Menurut Corwin, Elizabeth J, (2010) Tujuan utama penatalaksanaan
klien dengan diabetes adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah
timbulnya komplikasi akut dan kronis. Jika klien berhasil mengatasi diabetes
yang dideritanya, ia akan terhindar dari hiperglikemia.
1. Edukasi
Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan partisipasi aktif
pasien itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan harus
mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku yang mendukung
upaya pengobatan. Untuk itu dibutuhkan edukasi yang komprehensif,
pengembangan ketrampilan, dan motivasi. Edukasi tersebut meliputi
pemahaman tentang :
a. Definisi penyakit DM.
b. Makan dan perlunya pengendalian serta pemantauan DM.
c. Hal – hal yang menjadi penyakit DM.
d. Hipoglikemia
e. Masalah khusus yang dihadapi
f. Perawatan kaki pada diabetes
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
g. Cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan ( Atun M, 2010)
2. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
Nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut Ini
:
a. Memberikan semua unsur makanan esensial ( misalnya : vitamin,
Mineral )
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah flutuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui caracara yang aman dan praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
Bagi
pasien
yang
memerlukan
insulin
untuk
membantu
mengendalikan Kadar glukosa darah,upaya mempertahankan konsistensi
jumlah kalori dan
karbohidrat dikonsumsi pada jam – jam makan yang
berbeda merupakan hal penting. disamping itu, konsistensi interval waktu
diantara hal penting. diantara hal penting. disamping itu, konsistensi interval
waktu diantara makan dengan mengkonsumsi camilan ( jika diperlukan),
akan membantu mencegah reaksi hipoglikemia dan pengendalian
keseluruhan kadar glukosa darah. Makanan yang dapat diberikan yaitu
Hidrat arang diberikan 60 – 70% dari total energi, disesuaikan dengan
kesanggupan tubuh untuk menggunakannya
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
a. Makanan cukup protein dianjurkan 12% dari total energi
b. Cukup vitamin dan mineral
c. Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang Diberikan
d. Lemak dianjurkan 20 – 25% dari total energi
e. Asupan kolesterol hendaknya di batasi,tidak lebih dari 300 mg/perhari
f. Mengkonsumsi makanan yang berserat, anjurannya adalah kira – kira
25 gr/ hari dengan mengutamakan serat.
g. Makanan yang tidak boleh diberikan, yaitu makanan yang
Mengandung gula murni. Contohnya : gula pasir,jelly,sirup,
gula jawa,gula batu,buah – buahan yang diawet dengang gula.
3. Latihan jasmani
Kegiatan fisik harian dan kegiatan jasmani ( 3 – 4 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit ), bagus untuk dilakukan. Kegiatan fisik seperti
jalan, bersepeda santai, joging, berenang dapat menurunkan berat badan
dan memperbaiki sensitivitas terhadap insulin, sehingga memperbaiki
kendali glukosa darach. Hal ini sebaiknya disesuaikan dengan umur dan
status kesegaran jasmani. Kegiatan sehari – hari seperti jalan kaki ke
pasar , menggunakan tangga,berkebun tetap dilakukan dan kurangi
melakukan kegiatan yang kurang gerak seperti menonton televisi atau
bermain game.
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Prinsip latihan jasmani yang dilakukan :
a. Berkesinambungan ,misalnya joging 30 menit ,maka pasien harus
melakukannya selama 30 menit tanpa henti.
b. Pilih latihan yang berirama yaitu yang dapat membuat otot – otot
berkontraksi
dan
relaksasi
secara
teratur,
misalnya
berlari,berenang,jalan kaki.
c.
Interval, latihan dilakukan selang – seling antara gerak cepat
dan lambat. Contoh : jalan cepat diselingi jalan lambat,joging
diselingi jalan.
d.
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari
intesitas ringan sampai sedang selama mencapai 30 – 60 menit.
4. Pengobatan Medis
Apabila terapi tanpa obat ( pengaturan diet dan olahraga) belum
berhasil mengendalikan kadar glukosa penderita,maka perlu dilakukan
langkah berikutnya berupa terapi obat,baik dalam bentuk terapi obat
hipoglikemik oral, terapi insulin atau kombinasi keduanya (Saraswati,
2011).
Tujuan utama dari pengobatan diabetes
adalah untuk
mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar
gula darah yang benar – benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi
semakin mendekati kisaran yang normal,maka kemungkinan terjadinya
komplikasi sementara maupun jangka panjang semakin berkurang.
(Saraswati, 2011).
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
a. Terapi obat hipoglikemik oral (OHO)
Dibagi menjadi 4 golongan :
1) Golongan obat yang bekerja memicu sekresi insulin
a) Sulfonilurea
Efek utama golongan ini meningkatkan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas. Sulfonilurea sebaiknya tidak diberikan
pada penyakit hati,ginjal dan tiroid.
Termasuk golongan ini :
b) Khlorpropamid
c) Glibenklamid
d) Gliklasid
e) Glikuidon
f) Glipisid
g) Glimepirid
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin
1) Biguanid
Biguanid tidak merangsang sekresi insulin dan terutama bekerja
di hati dengan mengurangi hepatic glucose output dan
menurunkan kadar glukosa dalam darah sampai normal
(euglikemia) serta tidak pernah menyebabkan hipoglikemia.
a) Thiazolindon/glitazon
Thiazolindion berkaitan pada peroxisome proliferator
Activated receptor gamma suatu reseptor inti di sel Otot dan
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
sel lemak .Obat golongan ini memperbaiki Transpor glukosa
kedalam sel.Contoh golongan ini :
Pioglitazon (Actoz) dan Rosiglitazon (Avandia) (Soegondo,
2011).
c.
Penambah alfa glukosidase / acarbos
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa
glukosidase di dalam saluran cerna sehingga dengan demikian dapat
menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan glikemia
postprandial. Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak dan tidak
berpengaruh pada kadar insulin (Soegondo, 2011).
d. Golongan incretin
1) Inkretin mimetik
Jenis : suntikan, belum masuk pasaran
Mekanisme : menurunkan glukosa darah dengan cara
merangsang sekresi insulin dan menghambat sekresi
glucagon.
2) Penghambat DPP IV
Mekanisme : Obat golongan baru ini mempunyai cara kerja
menghambat suatu enzim yang mendegradasi hormon inkretin
endogen yang berasal dari usus, sehingga dapat meningkatkan
sekresi insulin yang dirangsang glukosa, mengurangi sekresi
glukagon dan memperlambat pengosongan lambung.
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Dosis : tunggal tanpa perlu penyesuain dosis.Dapat diberikan
monoterapi juga dapat dikombinasi dengan metformin,glitazon
atau sulfonylurea ( Soegondo, 2011)
e. Terapi Insulin
Adapun pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung :
pada:
1) Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya
2) Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan
menyesuaikan dosisnya.
3) Aktivitas harian penuh penderita
4) Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami
penyakitnya
5) Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan hari ke hari
(Saraswati, 2011)
Empat tipe insulin yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan
puncak dan jangka waktu efeknya :
1) Insulin Kerja Singkat ( short acting ) : insulin reguler merupakan
satu
-satunya insulin jernih atau larutan insulin, sementara
lainnya adalah suspense.Insulin reguler adalah satu - satunya
prodak insulin yang cocok untuk pemberian intra vena.
2) Insulin kerja cepat ( rapid acting ), cepat diabsorbsi, adalah
insulin analog seperti : novorapid, humalog, apidra.
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
3) Insulin kerja sedang yaitu NPH termasuk monotard, insulatard,
humulin.
4) Insulin kerja panjang, mempunyai kadar zing yang tinggi untuk
memperpanjang waktu kerjanya. Contoh ultralente (Soegondo,
2011)
5) Pemantauan (monitoring)
Monotoring adalah salah satu tindakan keperawatan yang
digunakan untuk menilai manfaat pengobatan dan sebagai
pegangan p enyesuaian diet, latihan jasmani dan obat-obatan
untuk mencapai kadar glukosa darah senormal mungkin,
terhindar dari keadaan hiperglikemia ataupun hipoglikemia.
a) Kendali Glikemik
Diapet tipe 1 dan tipe 2 akan muncul kompikasi
mikrovaskuler
berupa
timbulnya
retinopati
diabetik,
nevropati, dan neuro pati yang lebih rendah. Dalam
pengelolaan DM kita mempunyai kriteria pengendalian yang
kita capai.
b) Pemeriksaan kadar gula darah
Menurut Soewondo (2011) pemeriksaan kadar gula glukosa
darah dilakukan dilaboratorium dengan metode oksidasi
glukosa atau o-otoluidin dan biasanya sering kali
pemeriksaan darah dilakukan dengan
uji strippada saat
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
konsultasi dengan metode enzimatik atau (oksidasi glukosa
atau heksokinasi).
c) Pemeriksaan kadar glukosa urine
d) Hasil pemeriksaan urin normal
(1) Glucose
: negatif
(2) Billirubin : negatif
(3) Keton
: < 5 mg/dl
(4) Berat jenis : 1, 001-1,035
(5) ph
: 4,6-8,0
(6) protein
: < 30mg/dl
(7) urobilinogen
: <1,0 EU/dl
(8) nitrit
: negatif
(9) blood
: negatif
(10) leukosit
: negatif
e) Pemeriksaan Hiperglikemia Kronik
Pada
penyadang
DM,
glikosilasi
hemoglobin
meningkat secara proposional dengan kadar rata-rata glukosa
darah selama 8 - 10 minggu terakhir. Bila kadar glukosa
normal (70-140 mg/dl) selam 8 - 10 minggu terakhir, hasil tes
A1C menunjukan nilai normal. Pemeriksaan A1C dipengaruhi
oleh
anemia
berat,
kehamilan,
gagal
ginjal,
dan
hemoglobinepati. Hasil pemeriksaan A1C sangat akurat untuk
menilai status glikemik jangka panjang (Soewondo, 2011).
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
f) Pemeriksaan keton urin
Keton urin dapat diperiksa menggunakan reaksi kolorimetrik
antara benda keton dan nitroprusit yang menghasilkan warna
ungu. Metode tersedia dalam bentuk setrip dan tabel yang
berfungsi mendeteksi keton diurin maupun di lima darah
(Soewondo, 2011).
g) Pemantauan Kadar Glukosa Sendiri
Pada pemantauan Kadar GlukosaSendiri ( PKGS) dilakukan
oleh penyandang DM sendiri saat dirumah untuk mencegah
hipoglikemia dan menyesuaikan pengobatan, diet dan aktifitas
fisik untuk mencapai target glikemik yang diinginkan . PKGS
perlu dilakukan penyandang DM maupun alatnya itu sendiri.
Penderita DM dianjurkan untuk sealu membawa alatnya ke
klinik saat konsultasi dan penyandang DM harus di dorong
untuk mampu melakukan modifikasi pengobatan sesuai hasil
pemantauan yang dilakukan (Soewondo, 2011).
h) Pemantauan Glukosa Berkesinambungan (PGB)
Pemantaun glukosa berkesinambungan (PGB) dapat menjadi
alat tambahan terhadap PKGS pada pasien DM tipe 1,
terutama mereka tanpa kesadaran resiko hipoglikemia pada
penyandang DM 1 dan 2. Namun, pemeriksaan ini tidak lebih
baik daripda pengukuran glukosa kapiler yang standar untuk
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
memperbaiki kendali glikemik dalam jangka panjang
(Soewondo, 2011).
i) Diagnosa Keperawatan
(1) Ketidakstabilan gula darah
berhubungan dengan
polifagia
(2) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan poliuri
(3) Kurang
pengetahuan
tentang
perawatan
dirumah
berhubungan dengan kurangnya keinginan mencari
informasi
J. Pathway
Autoimun
Obesitas,gaya hidup
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
keluarga DM,pola
makan
DM tipe 1
DM tipe 2
Glukosa darah tidak dapat masuk sel
Komplikasi
Vaskuler
Pembentukan
Hiperglikemia
Ambang
ATP
berkurang
Hiperosmolaritas
ginjal
Darah
terlampaui
Polidipsi
Simpanan kalori
Makrovaskuler Mikrovaskuler
lemah
Intoleransi Ketidakseimbangan Nefropati Retinopati
Aktivitas nutrisi lebih dari
glukosuri
kebutuhan tubuh
diuresis osmotik
Poliuria
Neuropati
Gangguan
Haus
Persepsi
Kurang volume cairan
Sensabilitas
menurun
Risiko cedera
SumberCorwin, Elizabeth J.2009, NANDA NIC NOC 2015
K. Intervensi Keperawatan
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
No
1.
Perencanaan
DX
Keperawatan
Ketidakstabilan
kadar gula darah
Tujuan
Kriteria Hasil :
a.GDS :80 -109
berhubungan
b.Gula darah 2 jam
dengan
resistensi insulin
110 -139
c.Tidak terjadi poliuri,
polifagia,dan
polidipsi
Intervensi
1.Kaji tanda dan
gejala hipoglikemi
dan hiperglikemi
2.Pantau kadar gula
darah
3.Edukasi materi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
4.kolaborasi dengan
dokter dalam
penanganan jika
terjadi tanda
hipoglikemi dan
hiperglikemi.
2.
Kurang
pengetahuan
Tujuan :Pasien mengutarakan
tentang
perawatan
dirumah
berhubungan
KH
dengan kurang
keinginan
mencari
informasi
1.Kaji tingkat
pemahaman tentang
pengetahuan
kondisi, efek prosedur
klien dan keluarga
dan proses pengobatan
tentang penyktnya
: Melakukan prosedur
2.Berikan penjelasan
yang diperlukan
pada penyakitnya
dan menjelaskan
dan kondisi
sekarang.
alasan dari suatu
tindakan.
3.Anjurkan pasien
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Memulai perubahan
dan keluarga untuk
gaya hidup yang
memperhatikan
diperluan dan ikut
diet makanannya
serta dalam perawatan.
minta klien dan
keluarga
mengulangi kmbali
tentang materi yang
telah diberikan.
Eliminasi
a. Urinary elimination
b. Urinary continuence
KH:
Urin
Kandung kemih kosong secara
komprehensif
berhubungan
dengan poliuria
penuh
berfokus pada
Tidak ada residu >100- 200 cc
komprehensif
Gangguan
Intake cairan dalam rentang
1.Lakukan penilaian
kemih yang
2.Memantau
normal
penggunaan
Bebas dari ISK
obat dengan sifat
tidak ada spasme bladder
inkontinensa
Balance cairan seimbang
3.Memonitor
efek dari obat –
obatan
4.Menyediakan
penghapusan
privasi
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
5.Gunakan kekuatan
sugesti dengan
menjalankan
6.Anjurkan pasien
atau keluarga
untuk merekam
output
Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Download