BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Mekanisme Harga Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar gaya tarikmenarik antara konsumen dan produsen baik dari pasar output(barang) ataupun input (faktor-faktor produksi).23Hasil netto dari kekuatan tarikmenarik tersebut adalah terjadinya harga untuk setiap barang dan untuk setiap faktor produksi. Harga merupakan petunjuk bagi produsen untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki.Demikian juga konsumen, harga merupakan petunjuk bagi mereka untuk mengalokasikan pendapatannya pada berbagai jenis barang yang diperlukan sehingga manfaat pendapatannya untuk memenuhi kebutuhannya memperoleh manfaat yang maksimum.24 Menurut William J. Stanton, harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. 25 Menurut Kotler, harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada suatu produk tertentu.26 Menurut (Philip Kotler: 2009) dalam bukunya manajemen pemasaran edisi tiga belas bahwa sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui negosiasi antara pembeli dan penjual. Tawar-menawar masih sering dilakukan 23 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, (Depok: Gramata Publising, 2010), h. 209 24 Soeharno, Teori Mikroekonomi, (Yogyakarta: Andi, 2009), h. 124 25 Marius P. Angipora, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002), h. 268 26 Philip Kotler, Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1999), Cet. Ke-8, Jilid 1, h. 257 24 25 dibeberapa bidang. Dengan adanya negosiasi harga akan terbentuk harga yang berimbang dan wajar sesuai dengan kesukarelaan antara penjual dan pembeli. B. Harga Keseimbangan (Equilibrium) Dalam literature Islam, masalah harga diuraikan dalam beberapa terminologi, antara lain sir al-mitsl dan thaman al mitsl qimah al-adl. Istilah Qimah al-adl (harga yang adil) pernah digunakan oleh Rasullulah dan juga banyak digunakan oleh para hakim yang telah mengkodifikasikan hukum Islam tentang transaksi bisnis dalam objek barang cacat yang dijual, perebutan kekuasaan, memaksa penimbun barang untuk menjual barang timbunannya, membuang jaminan atas harta milik dan sebagaiannya. Secara umum, mereka berpikir bahwa harga sesuatu yang adil adalah harga yang dibayar untuk objek yang sama yang diberikan pada waktu dan tempat diserahkan, dan juga sering menggunakan istilah thaman al mithl (harga yang setara/equivalen price). Ibn Taimiyah membedakan antara dua jenis harga, yaitu harga yang tidak adil dan terlarang serta harga yang adil dan disukai. Dalam Majmu Fatawa, Ibn Taimiyah mendefenisikan equivalen price sebagai harga baku (s’ir) yaitu penduduk menjual barang-barangnya dan secara umum diterima sebagian sesuatu setara dengan itu dan untuk barang yang sama pada waktu dan tempat yang khusus. Sementara dalam al-hisbah, ia menjelaskan bahwa equivalen price sesuai dengan keinginan atau lebih persisnya harga yang ditetapkan oleh kekuatan pasar yang berjalan bebas-kompetitif dan tidak terdistorsi-antara penawaran dan permintaan. 26 Equilibrium price (harga yang adil) dalam perspektif ekonomi Islam adalah harga yang tidak menimbulkan dampak negatif (bahaya) ataupun kerugian bagi para pelaku pasar; baik dari sisi penjual maupun pembeli.Harga tidak dapat dikatakan adil apabila harga tersebut terlalu rendah sehingga penjual ataupun produsen tidak dapat me-recovery biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Sebaliknya, harga tidak boleh terlalu tinggi, karena akan berdampak pada daya beli pembeli dan konsumen. Harga yang adil adalah harga yang dapat menutupi semua operasional produsen dengan margin laba tertentu serta tidak merugikan para pembeli.27 Keseimbangan harga dapat digambarkan dalam kurva seperti berikut ini: GAMBAR III.1 KURVA KESEIMBANGAN HARGA P(Price) Demand Supply D(Equilibrium price) Q(Quantitas) Keterangan: Islam menjunjung tinggi mekanisme pasar yang bebas 27 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Ekonomi Global, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), Cet. Ke-3, h. 98-99 27 1. Titik keseimbangan pasar akan terjadi ketika permintaan bertemu dengan penawaran secara bebas (‘antaradin minkum) 2. Jika proses mencapai titik D keseimbangan ini terganggu, maka pemerintah harus melakukan intervensi. Keseimbangan atau equilibrium menggambarkan suatu di mana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan seimbang sehingga setiap variabel yang terbentuk di pasar, harga dan kuantitas, sudah tidak lagi berubah. Dalam keadaan ini harga dan kuantitas yang diminta akan sama dengan yang ditawarkan sehingga terjadilah transaksi. Harga biasanya ditetapkan berdasarkan total biaya produksi plus keuntungan. Sehingga pengusaha hendaknya menetapkan margin keuntungan yang wajar, sehingga harga dapat terjangkau oleh konsumen.Untuk barang yang diproduksi oleh banyak produsen, ada mekanisme persaingan, yang memungkinkan harga terbentuk berdasarkan hukum pasar dengan teori permintaan dan penawaran (supply and demand).Pengusaha juga dituntut untuk menetapkan tingkatan harga yang adil untuk berbagai kualitas barang yang sejenis. Konsumen berhak memperoleh barang yang berkualitas lebih baik untuk harga yang lebih tinggi atau dengan kata lain, pengusaha boleh menetapkan harga yang lebih tinggi untuk barang yang memiliki kualitas lebih tinggi.28 28 Muhandis Natadiwirya, Etika Bisnis Islami, (Jakarta: Granada, 2007 ), h. 85 28 Oleh karena itu, perlu ada standar harga dalam bisnis yaitu prinsip transaksi bisnis harus dilakukan pada harga yang adil, sebab harga merupakan cerminan dari komitmen syariat Islam terhadap keadilan yang menyeluruh. Secara umum harga yang adil adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan (kezaliman) sehingga merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak lain. Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualan secara adil yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya.29 C. Tujuan Penentuan Harga Penentuan harga harus sesuai dengan tujuan usaha yang dilaksanakan.Menetapkan tujuan berdasarkan harga merupakan pekerjaan yang paling fleksibel, dapat diubah secara cepat sejalan dengan perubahan pasar, termasuk masalah persaingan harga.Secara umum, penetapan harga bertujuan untuk mencari laba agar perusahaan dapat berjalan. Dalam kondisi ini persaingan yang semakin ketat, tujuan mencari laba secara maksimal dalam praktiknya akan sulit dicapai. 30 Terdapat lima tujuan penetapan harga yaitu : a. Mendapatkan laba maksimalisasi Sesuai dengan tujuan yang dicapai, maka melalui penetapan harga atas 29 setiap barang yang dihasilkan, perusahaan mengharapakan Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi,Ekonomi Mikro Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 212 30 Ali Hasan, Marketing, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2008), Cet. Ke-1, h. 299-300 29 akanmendapatkan laba yang maksimal. Melalui pendapatan laba maksimal, maka harapan-harapan lain yang ingin dicapai dalam jangka pendek dan jangka panjang akan terpenuhi.31 Konsep pemaksimuman keuntungan oleh perusahaan dapat diterangkan dalam dua cara berikut:32 1. Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan nilai antara hasil penjualan total dengan biaya total adalah yang paling maksimum. 2. Menunjukan keadaan yaitu hasil penjualan marginal sama dengan biaya marginal Suatu perusahaan akan menambah keuntungan apabila menambah produksi ketika MR>MC, yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini, pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungan. Dalam keadaaan sebaliknya, apabila MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan menambah keuntungan. Oleh karena itu keuntungan maksimum dicapai dalam kaeadaan MR+MC berlaku.33 b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih Penetapan tujuan harga dimaksud, tentunya sangat tergantung kepada jangka waktu yang ditentukan atas pengembalian seluruh nilai 31 Marius Angipora, Op. Cit., h. 271 Sukarno Wibowo,Op. Cit. h. 296 33 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1994), h. 236-239 32 30 investasi, karena hal ini akan berpengaruh kepada tingkat harga yang akan ditetapkan, artinya bila jangka pengembalian dalam jangka pendek maka tingkat harga yang akan dikenakan pada produk yang dihasilkan akan tinggi, begitu juga sebaliknya. 34 c. Maksimalisasi pangsa pasar Tujuan maksimalisasi pangsa pasar untuk mendapatkan posisi pasar akan mengorbankan berbagai keuntungan dan pendapatan. Rancangan ini biasanya penting dalam situasi dimana data penjualan unit dan angka-angka pangsa pasar tersedia bagi umum. Maksimalisasi pangsa pasar paling baik dipakai tatkala perusahaan mempunyai arus kas dari lini produk lain yang dapat digunakan untuk mensubsidi silang perbaikan produk dan ekspansi fasilitas produksi.35 d. Kepemimpinan Mutu/ Kualitas Produk (image) Beberapa pelanggan menggunakan harga sebagai indikator mutu.Para pembeli cenderung menyukai produk berharga lebih mahal mana kala harga merupakan satu-satunya informasi yang tersedia ketika mereka yakin bahwa mutu dari merek-merek yang ada adalah besar.Konsekuensinya harga premium memampukan perusahaan menanamkan persepsi di benak pelanggan bahwa produk perusahaan tersebut bermutu tinggi.36 34 Marius angipora, Op. Cit. 272 Hendry Simamora, Manajemen Pemasaran Internasional (Salemba Empat: Jakarta , 2000), Jilid 2, h. 575-576 36 Henry simamora, Ibib., h. 575-576 35 31 e. Karena Pesaing Dalam hal ini penentuan harga-harga dengan melihat harga pesaing bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing.Artinya dapat melebihi harga pesaing untuk produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah.37 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga Terdapat batasan yang menyebabkan penetapan suatu harga melalui sebuah progress, yakni faktor yang mempengaruhinya.Berikut ini beberapa faktor yang paling mendasari terbentuknya tingkat harga pada setiap usaha. Memang tidak semua perusahaan menggunakan prosedur yang sama dalam penentuan/penetapan harga dimana menurut Stanton bahwa penetapan harga meliputi 5 tahap yaitu:38 1. Pengestimasian permintaan untuk barang tersebut Estimasi menyangkut pertimbangan yang berhubungan dengan elastisitas permintaan suatu barang artinya barang yang memiliki permintaan pasar elastis, biasanya akan ditetapkan harga lebih rendah bila dibandingkan dibandingkan barang yang mempunyai inelastis. 2. Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan Kebijaksanaan penentuan harga tertentu harus memperhatikan kondisi persaingan yang ada di pasar serta sumber-sumber penyebab lainnya. Adapun sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari: 37 38 Kasmir, Kewirausahaan, (Rajawali Pers: Jakarta, 2011), h. 192 Marius P. Angipora,Op.Cit.,h. 276-279 32 a. Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain b. Barang pengganti atau subsitusi c. Barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama menginginkan uang konsumen. 3. Menentukan market share yang dapat diharapkan Bagi perusahaan yang ingin bergerak dan maju lebih cepat tentu selalu mengharapkan market share yang lebih besar, harus ditunjang oleh kegiatan promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping dengan penentuan harga tertentu. 4. Memilih strategis harga untuk mencapai target pasar Ada beberapa strategi harga yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai target pasar yang sesuai yaitu: a. Skim the cream pricing (penetapan harga penyaringan) Menetapkan harga yang setinggi-tingginya dengan tujuan untuk menutupi biaya penelitian pengembangan dan promosi, strategi ini hanya cocok untuk produk baru, karena hal ini tidak akan bertahan lama, semakin banyak yang membeli maka harga akan mudah diturunkan. b. Penetration pricing (penetapan harga penetrasi) Strategi harga yang serendah-rendahnya untuk mencapai pasarpasar massal secara cepat yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif singkat. 33 c. Status Quo pricing yaitu penetapan harga status quo adalah harga ditetapkan disesuaikan dengan harga pesaing. 5. Mempertimbangan politik pemasaran perusahaan Misalnya dengan melihat produk/barang, sistem distribusi, dan program promosi. 6. Faktor Biaya Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan variabel) merupakan faktor pokok yang menentukan batas bawah harga.Artinya, tingkat harga minimal harus dapat menutup biaya (setidaknya biaya variabel). Harga yang murah akan menyebabkan penurunan biaya rata-rata jika penurunan harga tersebut dapat dinaikkan volume penjualan secara signifikan. Ini dikarenakan karena peningkatan volume berdampak pada berkurangnya biaya tetap per unit.39Biaya tetap (Overhead) adalah biaya yang tidak bervariasi dengan produksi atau penjualan misalnya gaji karyawan.Sedangakan biaya variabel merupakan biaya yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi, misalnya biaya bahan untuk produksi. Sedangkan menurut Kotler yang mempengaruhi penentuan harga yaitu faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal. Pada faktor lingkungan internal: tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran (marketing mix), faktor biaya dan organisasi. Menentukan permintaan (elastisitas harga permintaan), persaingan dan diskon harga.Sedangkan menurut Fandy Tjiptono kesuksesan penetapan harga ditentukan beberapa faktor diantaranya elastisitas harga permintaan pasar dan permintaan 39 Fandy Tyiptono, Pemasaran Strategi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h. 479 34 perusahaan, aksi dan reaksi pesaing, biaya dan konsekuensinya pada profitabilitas, serta kebijakan lini produk.40 Di samping itu terdapat empat indikator yang dapat digunakan untuk mengukur harga suatu barang menurut Pepadri dan Sitinjak: referensi harga, harga yang relative murah, kewajaran harga, kesesuaian pengorbanan dan harga sesuai manfaat.41 Berdasarkan uraian di atas maka indikator penetapan harga yang digunakan: biaya, strategi harga, metode penetapan harga, kewajaran harga, persaingan, kesesuaian harga pengorbanan dan harga sesuai manfaat (kualitas). E. Metode Penetapan Harga Jual Produk Penentuan harga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasar. Sehingga perlu menggunakan metode yang tepat dalam menetapkan harga jual produk. Secara umum terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk perusahaan:42 1. Metode Harga Pasar Metode penetapan harga jual produk berdasarkan harga pasar ditentukan oleh mekanisme harga produk yang berlaku di pasar.Besarnya 40 Fandy Tjiptono, Ibid., h. 501 Wibowo, S.F. dan Karimah, M.P. 2012.Pengaruh Iklan Televisi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Sabun Lux (Survei pada Pengunjung Mega Bekasi Hypermall).Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI).Vol. 3, No.12http://lib.unnes.ac.id/18429/1/7350408092.pdf Diakses tanggal 11-08-2014.Hal. 15-29. 42 Rudianto, Penganggaran, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.57-62 41 35 harga tersebut juga dipengaruhi harga jual produk-produk sejenis yang beredar sebelumnya. Jika suatu perusahaan menjual produknya dengan harga tertentu dan konsumen menilai harga tersebut terlalu tinggi, konsumen akan beralih ke merek lain dengan harga yang lebih murah. Dan juga sebaliknya, sehingga perusahaan tidak semudahnya saja menetapkan harga harus mengikuti harga pasar yang berlaku. 2. Metode Biaya Plus (Cost Plus Pricing) Penentuan harga jual produk dengan metode biaya plus didasarkan pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut, ditambah dengan suatu persentase tertentu dari biaya tersebut.Denganrumus : Cost plus pricing method= Biaya total+Marjin(keuntungan)=Harga jual Misalnya: direncanakan menjual 10 Biaya bahan200.000 =Rp.2.000.000 Biaya tenaga kerja 30.000 =Rp.300.000 + Biaya total =Rp.2.300.000 Margin yang diinginkan =Rp.1.000.000+ Total =Rp.3.300.000 Harga Jual/produk =Rp. 330.000 Dengan mengaitkan harga terhadap biaya, penjual menyederhanakan tugas penetapan harga, harga cenderung sama, dan banyak orang merasa penetapan harga biaya plus lebih adil bagi pembeli maupun penjual. Penjual tidak memanfaatkan pembeli ketika permintaan 36 pembeli menjadi tinggi dan penjual menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang wajar.43 3. Metode Margin Kontribuasi Margin kontribusi adalah selisih antar harga jual dengan biaya variabel suatu produk.Berarti, jika perusahaan merencanakan untuk menggunakan metode margin kontribusi, maka harga jual produk ditentukan dengan menjumlahkan seluruh biaya variabel yang dikeluarkan suatu perusahaan ditambah dengan persentase tertentu sebagai margin kontribusi yang diinginkan perusahaan. 4. Metode Laba Maksimal Adakalanya produk suatu perusahaan memiliki sifat yang sangat elastis. Dimana perubahan harga jual dinaikkan maka volume penjualan akan langsung berkurang. Jika harga jual produk diturunkan, volume penjualan produk langsung bertambah.Kemungkinan terjadinya gejolak volume penjualan produk akibat penurunan harga jual produk tersebut akanberpengaruh langsung terhadap besarnya laba usaha yang dianggarkan. 5. Metode Tingkat Pengembalian Atas Modal Terkadang perusahaan menetapkan terlebih dulu besarnya tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkannya di dalam suatu bidang usaha, sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para 43 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Tiga Belas, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2009), Jilid 2, h. 84 37 penanam modal perusahaan mengharuskan perusahaan menggunakannya sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk pada kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. Rumus Break Even Point (BEP) = BEP= , BEP dalam unit = BEP= . . . . . . . . ( ( . . ) ( ) ) atau = 600 ton = Rp. 900.000 Laba = Penjualan-Biaya Total = Penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel = (600 ton x Rp. 1.500.000) - 360.000.000 - (600 ton x 900.000) = 900.000.000 - 360.000.000 - 540.000.000= 0 F. Mekanisme Penentuan Harga Jual dalam Ekonomi Islam Ajaran Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap mekanisme pasar.Mekanisme pasar yang sempurna adalah hasil dari kekuatan pasar yang bersifat massal dan impersonal-yang merupakan fenomena alamiah.Pasar yang bersaing sempurna dapat menghasilkan harga yang adil bagi penjual maupun pembeli. Karenanya, jika mekanisme pasar terganggu, harga yang adil tidak akan tercapai. Demikian pula sebaliknya, harga yang adil akan mendorong para pelaku pasar bersaing sempurna. Islam sangat memperhatikan harga yang adil dan mekanisme pasar yang sempurna.44 Pasar yang paling baik adalah persaingan bebas (free competition), sedangkan harga dibentuk oleh kaidah supply and demand. Prinsip pasar 44 Veithzal Rivai, Op. Cit., h.111 38 bebas akan menghasilkan ekuilibrium dalam masyarakat, dimana nantinya akan menghasilkan upah (wage) yang adil, harga barang (price) yang stabil, dan kondisi tingkat pengangguran yang rendah (full employment).Kebebasan ekonomi juga berarti bahwa harga ditentukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan penawaran (supply) dan permintaan (demand), Yahya bin Umar menambahkan bahwa mekanisme harga harus tunduk pada kaidah-kaidah.45 Harga sebuah komoditas (barang dan jasa) ditentukan oleh penawaran dan permintaan, perubahan permintaan perubahan penawaran. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Anas Ra bahwasanya suatu hari terjadi kenaikan harga yang luar biasa dimasa Rasulullah Saw, maka sahabat meminta Nabi untuk menentukan harga pada saat itu, lalu beliau bersabda yang artinya: “ Bahwasannya Allah adalah Zat yang mencabut dan memberi sesuatu, Zat yang memberi rezeki dan penentu harga…” (HR. Abu Dawud)46 Ibn Taimiyah membedakan pergeseran kurva penawaran dan permintaan yakni tekanan pasar yang otomatis dan perbuatan zalim dari penjual, misalnya penimbunan (ikhtikar).Menurutnya faktor-faktor yang mempengaruhi harga intensitas dan besarnya permintaan, kelangkaan atau melimpahnya barang, kondisi kepercayaan dan diskonto pembayaran tunai.47 Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi demand dan supply menurut Ibnu Taimiyah dalam bukunya Majmu Fatawa : 45 Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Op. Cit., h.116 Mohamad Hidayat, an Introduction to The Sharia Economic, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010), Cet. Ke-1, h. 304 47 Mawardi, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Alaf Riau, 2007), h. 39 46 39 1. Keinginan konsumen (raghbah) terhadap jenis barang yang beraneka ragam atau sesekali berubah. Keinginan tersebut karena melimpahnya jenis barang yang ada atau perubahan yang terjadi karena kelangkaan barang yang diminta (mathlub). Sebuah barang sangat diinginkan jika ketersediaanya melimpah dan tentu akan berpengaruh terhadap naiknya harga. 2. Perubahan harga juga tergantung pada jumlah konsumen. Jika jumlah konsumen atas satu jenis barang dagangan banyak, berarti harga akan naik. Dan sebaliknya harga akan turun jika jumlah permintaan kecil. 3. Harga akan dipengaruhi juga oleh menguatnya atau melemahnya tingkat kebutuhan atas barang karena meluasnya jumlah dan ukuran dari kebutuhan tinggi dan kuat-harga akan naik lebih tinggi ketimbang jika peningkatan kebutuhan itu kecil atau lemah. 4. Harga juga berubah-ubah sesuai dengan siapa pertukaran itu dilakukan (kualitas pelanggan). Jika dia kaya dan sanggup membayar hutang, harga yang rendah bisa diterima olehnya-dibandingkan dengan orang lain yang diketahui sedang bangkrut, suka mengulur-ulur pembayaran, atau diragukan kemampuan membayaranya. 5. Harga dipengaruhi juga oleh bentuk alat pembayaran (uang) yang digunakan dalam jual-beli. Jika yang digunakan adalah alat pembayaran yang umum dipakai, harga akan lebih rendah ketimbang jika membayar dengan uang yang jarang ada diperedaran. 40 6. Suatu objek penjualan (barang), dalam satu waktu tersedia secara fisik dan pada waktu lain terkadang tidak tersedia. Harga akan lebih murah saat objek tersedia, ketimbang saat objek itu tidak ada.48 Mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan yaitu kebebasan individu untuk melakukan transaksi barang dan jasa sebagaimana yang ia sukai, Ibn Taimiyyah menempatkan kebebasan pada tempat yang tinggi bagi individu dalam kegiatan ekonomi, walaupun beliau memberi batasanbatasannya. Batasan yang dimaksud adalah tidak bertentangan dengan shari’ah Islam dan tidak menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, sehingga tidak terjadi konflik kepentingan. Selain itu juga diperlukan kerjasama saling membantu antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Segala sesuatu itu boleh dan sah dilakukan sampai larangan khusus yang bertentangan dengan shari’ah Islam, khususnya dalam hal penentuan dan halhal yang merugikan.49 Pasar dijamin kebebasanya dalam Islam.Pasar bebas menentukan caracara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar.Akan tetapi, pasar yang berjalan sendiri secara adil (fair) kenyataanya sulit ditemukan.Distorsi pasar tetap sering terjadi, sehingga dapat merugikan para pihak.50 48 49 Veithzal Rivai, Op. Cit., h. 136 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam,(Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2013 ), Cet. Ke-2, h. 156 50 Agustianto, Mekanisme Pasar dalam Perspektif Ekonomi Islam, artikel diakses pada 5 Mei 2015 dari http: //www.scriboc.com/doc /1314837/ mekanisme-pasar-dalam –perspektifekonomi-Islam. 41 Dalam perkembangan, pemerintah mempunyai hak untuk melakukan intervensi dalam menetapkan harga untuk mencapai kestabilan harga.Kendatipun hal ini masih dalam polemik, tetapi sangat bergantung pada kondisi dan situasi pasar yang berkembang saat itu.Pemerintah dapat melakukan intervensi harga karena mempertimbangankan kemaslahatan umat. Maslahah merupakan dalil hukum yang dapat digunakan untuk melakukan penetapan hukum terdapat suatu perkara.Maslahah merupakan faktor yang krusial dalam penetapan sah dan tidaknya intervensi harga.Seperti yang telah diketahui tujuan intervensi harga oleh pemerintah adalah dalam rangka mewujudkan maslahah bagi kehidupan masyarakat.Dan ketika pemerintah memandang hal tersebut sebagai suatu kemaslahatan, maka saat itu pula intervensi dapat dijalankan agar membentuk keadilan yang menyeluruh. Ada beberapa kondisi yang memperbolehkan adanya s’ir (penetapan harga), seperti dalam waktu perang, musim paceklik dan lain sebagainya. Allah Swt berfirman: Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(Q.S. An-Nahl:90).51 51 Departemen Agama RI, Op.Cit.,h. 90 42 Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa poin yang harus dipahami yaitu: 1. Pada dasarnya, penentuan harga sebuah komoditas berdasarkan atas asas kebebasan. Harga yang terbentuk merupakan hasil pertemuan antara permintaan dan penawaran dengan asumsi pasar berjalan secara normal. 2. Dalam kondisi tertentu, pemerintah boleh melakukan intervensi harga, intervensi hanya boleh dilakukan dalam kondisi tertentu (dharurah) seperti terjadinya penimbunan, adanya kolusi di antara penjual ataupun pembeli, dan distorsi pasar. 3. Intervensi yang dilakukan bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan bagi kehidupan masyarakat. 4. Harga yang diterapkan harus berdasarkan prinsip keadilan bagi semua pihak dan tidak diperbolehkan adanya pihak yang dirugikan. G. Perdagangan dalam Islam Perdagangan mendapatkan penekanan khusus dalam ekonomi Islam, karena keterkaitannya secara langsung dengan sektor riil.Penekanan khusus kepada sektor perdagangan tersebut tercermin misalnya pada sebuah hadis Nabi yang menegaskan bahwa dari sepuluh pintu rezeki, sembilan di antaranya adalah perdagangan. Perdagangan atau pertukaran dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai proses transaksi yang didasarkan atas dasar sukarela dari masing-masing pihak. Perdagangan seperti ini dapat mendatangkan keuntungan kepada kedua 43 belah pihak, atau dengan kata lain perdagangan meningkatkan utility (kegunaan) bagi pihak-pihak yang terlibat (Hirsh-liefer, 1985).52 Sebagai pedagang, menurut Gunara dan Sudibyo (2006), Rasullulah SAW. Berpegang pada lima konsep. Pertama, jujur, suatu sifat yang sudah melekat pada diri beliau. Kejujuran ini diiringi dengan konsep kedua ikhlas, dimana dengan keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang langgang mengejar materi bekala. Kedua, konsep dibingkai oleh profesionalisme sebagai konsep ketiga. Seorang yang professional akan selalu bekerja maksimal. Konsep keempat adalah silaturahmi yang mendasari pola hubungan beliau dengan pelanggan, calon pelanggan, pemodal, pesaing.Sedangkan konsep kelima adalah murah murah hati dalam kegiatan perdagangan. Kelima hal diatas akan menghasilkan trust dalam kegiatan bisnis.53 Perdagangan yang islami adalah perdagangan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika yang bersumberdari nilai-nilai dasar agamayang menjunjung tinggi tentang kejujuran dan keadilan.Dalam konsep perdagangan Islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran tersebut, haruslah terjadi secara sukarela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa dalam melakukan transaksi pada tingkat harga tertentu. Kekuatan permintaan dan penawaran yang baik akan berjalan dengan adil dan berada pada tingkat harga keseimbangan. Setiap bentuk usaha yang dapat menimbulkan ketidakadilan dilarang. Berikut ini kegiatan perdagangan yang dilarang dalam Islam: 52 Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 1 Jusmaliani, Ibid, h. 2 53 44 1. Talaqqi rukban yaitu pedagang membeli barang penjual sebelum mereka masuk kota. Praktek ini dilarang karena pedagang yang menyongsong di pinggir kota mendapatkan keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari kampung akan harga yang berlaku di kota. Mencegah masuknya pedagang desa ke kota ini (entry barrier) akan menimbulkan pasar yang tidak kompetitif. 2. Menguraingi timbangan karena barang di jual dengan harga yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit. 3. Menyembunyikan barang cacat karena penjual mendapatkan harga yang baik untuk kualitas barang yang buruk. 4. Menukar kurma kering dengan kurma basah karena takaran kurma basah ketika kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering yang di tukar. 5. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua kurma kualitas sedang karena setiap kualitas kurma mempunyai harga pasarnya. Rasullulah menyuruh menjual kurma yang satu, kemudian membeli kurma yang lain dengan uang. 6. Transaksi najasy yaitu si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik. 7. Ikhtikar yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. 45 8. Ghaban faa-hisy (besar) dilarang yaitu menjual di atas harga pasar atau selisih antara harga yang disepakati penjual dan pembeli dengan harga pasar akibat ketidaktahuan pembeli akan harga.54 H. Kerajinan Batu Mulia 1. Pengertian Batu Mulia Batu mulia merupakan anggota elite dari mineral alam.Disebut elite karena dari sekitar 3.000 jenis mineral di bumi, hanya terdapat 150200 yang bisa digolongkan jenis batu mulia. Indyo Pratomo, geolog dari Museum Geologi Bandung, mengatakan, sebagaimana mineral alam sebagaimana batuannya lainnya, misalnya melalui diferensiasi magma, metamorfosa, atau sendimentasi. Batu mulia adalah batu permata / batu aji dalam bahasa inggris gemstone. Tidak ada batasan yang baku mengenai pengertian atau definisi dari batu mulia. Sujatmiko dalam dokumen presentasinya yang berjudul "Potensi Batu Mulia Indonesia Yang Terlupakan" mengartikan bahwa batu mulia adalah setiap jenis batuan batuan, mineral, dan bahan mentah alam lainnya yang setelah diolah atau diproses memiliki keindahan dan ketahanan yang memadai untuk dipakai sebagai barang perhiasan. Sedangkan dalam buku Pesona Batu Mulia yang ditulis A.F.Chandra, bahwa batu mulia adalah semua mineral atau batu yang dibentuk hasil proses geologi, dimana unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia. 54 Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: IIIT Indonesia, 2002), h.133 46 Definisi secara terpisah batu mulia ini adalah mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut definisinya: Batu adalah benda keras dan padat yg berasal dr bumi atau planet lain, tetapi bukan logam; Mulia adalah bermutu tinggi; berharga (tt logam, msl emas, perak, dsb) Melihat definisi diatas, kata batu menjadi berharga jika dikaitkan dengan kata mulia.Artinya batu-batu mulia itu memang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.Oleh karena itu kualitas batu mulia biasanya ditentukan dengan beberapa faktor seperti kemurnian atau keaslian, kekerasan dengan menggunakan skala Mohs, warna, bentuk dan ukuran. “Batu akik terbentuk oleh tudung-tudung silica atau larutan hindrotermal, yang tidak terlalu jauh dari permukaan, temperaturnya kirakira 300 derajat Celsius,” kata Sujatmiko, geolog yang juga Sekretaris Jendral Masyarakat Batu Mulia Indonesia.55Batu akik tergolong pada batu setengah mulia, karena memiliki kekerasan kurang dari 7 Mosh.Skala Mosh adalah ukuran kekerasannya yang menentukan pengkristalan satu buah batu akik.Batu mulia yang sudah terkenal di dunia, berlian, sapphire, ruby, zamrud, topaz, kecubung dan juga kalimaya. 2. Jenis dan Kegunaan Batu Mulia Beberapa jenis batu mulia (permata) disebutkan dalam buku Chandra seperti Berlian (Diamond), Safir (Sapphire), Zamrud (Emeralad), Opal (Kalimaya), Amethyst (Kecubung), Bacan & Obi (Giok / Jade 55 Indonesia Gemstone, “This is Man in Black from Banten”, (Bogor: PT. Soegali Nusantara Media, 2014), h. 38 47 Indonesia), dan Batu Garut. Sedangkan dalam Handbook of Commodity Profile, Indonesian Gemstones Exclusively Captivating, Kementerian Perdagangan RI, batu mulia mempunyai dua jenis yaitu Precious Stones dan Semi-Precious Stones.56Untuk Precious Stones seperti Diamond, Ruby, Sapphire, Emerald, dan Opal. Sedangkan pada Semi-Precious Stones yang ada di berbagai provinsi di Indonesia seperti : a. Kecubung ungu (amethysty) c. Kecubung kuning (citrine) e. Kecubung teh (smoky quartz) g. Kalimaya (opal) i. Krisopras hijau (chrysoprase) k. Krisokola biru (chrysocolla) m.Batu meteorit (tektite) o. Akik Yaman (carnelian agate) q. Prehnit (prehnite) s. Kalsedon tembaga (copper chalcedony) b. Kecubung jarong (purple chalcedony) d. Opal biru (blue opal) f. Jasper (variegated jasper) h. Biduri tawon (silicified coral) j. Garnet (garnet) l. Fosil kayu membatu (petrified wood) n. Kalsedon (chalcedony) p. Giok nefrit (nephrite jade) r. Krisopal (chrysopal) a. Kegunaan Batu Mulia 1) sebagai bahan perhiasan. Dapat dibuat aksesoris berbentuk cincin, kalung atau gelang, anting-anting 2) sebagai sarana investasi. Batu mulia yang sudah dapat menjadi bagian investasi yang sudah memiliki harga yang stabil seperti berlian (diamond), intan, safir, dan ruby. Karena bukan hanya sebagai perhiasan tapi sudah menjadi bagian industri. 56 Murad Maulana, Defenisi, Jenis, dan Peluang Bisnis Batu Mulia, artikel diakses pada 5 Mei 2015 dari http://www.muradmaulana.com/2014/11/definisi-jenis-dan-peluang-bisnis-batumulia.html 48 3) untuk keperluan industri contohnya batu safir dimanfaatkan dalam pembuatan kaca tahan gores misalnya kaca pada jam tangan. Kemudian intan digunakan untuk melapisi pemotong dan alat pengeboran minyak. Selain itu batu ruby digunakan untuk membuat peralatan laser. 3. Proses Pengolahan Batu Mulia Secara umum proses pengolahan batu mulia melalui tiga tahap. Dimulai dari tersediannya bahan mentah.Kemudian pengerjaan hingga akhirnya menjadi barang jadi misalnya perhiasan. Berikut contoh gambarnya:57 Sedangkan peralatan untuk pengolahan terbagi menjadi tiga: a. Peralatan tradisional seperti velg sepeda ontel yang dikayuh dengan tangan. Selain itu bambu. Biasanya untuk produk desain sederhana misal cincin. 57 Sujatmiko,Potensi Batumulia Indonesiayang Terlupakan, artikel diakses pada 5 Mei 2015 dari www. gem-afia.web. id, Pusat Promosi Batumulia Indonesia, Jl . Pajajaran 128 & 145 Bandung 40173 Jl. Bandung 49 b. Peralatan listrik seperti mesin potong besar, mesin potong kecil, mesin gurinda, mesin ampelas, mesin poles, mesin faset, dan mesin bor mekanik. Biasanya untuk desain terbatas misal gelang. c. Peralatan mesin ultrasonik modern seperti mesin bor ultrasonik, mesin ultrasonik multiform, mesin ultrasonik khusus, mesin potong multiple, mesin pembuat tasbih, dan mesin tumbler khusus. Pemakaian mesin ultrasonik modern biasanya ditujukan untuk produk desain khusus atau standard. 4. Penilaian Kualitas Batu Mulia Salah satu patokan yang diterima secara luas adalah kriteria sebagaimana tertuang dalam buku “Secrets Of The Gem Trade, The Connoisseur’s Guide To Precious Gemstones” karya Richard W Wise GG. Buku tersebut, seperti dikatakan Stuart M Robinson GG dari Gem MarketNews 11/2003, buku itu membongkar kriteria sebenarnya yang diandalkan penjual, ahli dan kolektor permata untuk menilai kualitas bahan permata. 50 Berikut beberapa hal yang mempengaruhi kualitas dan harga sebuah batu akik, diantaranya adalah : a. Warna(Color) Warna pada batu permata berwarna adalah faktor yang paling penting dan paling kompleks, bebas dari noda kotoran didalamnya.Dalam khazanah bahasa Inggris, warna dibagi menjadi tiga komponen; hue(warna), saturation(kejelasan), dan tone (kecerahan hingga kegelapan). Misalnya warna hijau daun pada zamrud akan lebih mahal daripada hijau pucat, Merah darah pada Ruby akan lebih mahal daripada merah daging. b. Kelangkaan(Charity) Kelangkaan juga dinilai, karena sering memiliki efek pada harga.Ada dua jenis kelangkaan, tampak dan nyata.Kualitas terbaik dari kebanyakan batu permata adalah yang tampak langka dan sulit untuk ditemukan di pasar.Bahkan, amethyst berkualitas paling langka mungkin lebih jarang daripada zamrud berkualitas terbaik (sampai ukuran diperhitungkan), namun amethyst (kuarsa) sebenarnya lebih banyak daripada (berilium oksida).Tidak ada upaya yang dapat dilakukan untuk menilai kelangkaan mutlak; skalanya relatif terhadap pasar. c. Kristal Kristal atau transparansi.Dalam penilaian permata yang sangat baik, kedua faktor harus ada pada tingkat superlatif.Permata yang 51 sangat baik selalu memiliki tingkat transparansi yang tinggi. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kristal: banyak batu permata berubah gelap, hitam atau berlumpur pada pijaran cahaya; inklusi, jika padat dan dalam jumlah besar, mengurangi transparansi; tone warna juga dapat mempengaruhi kristal. Permata yang overcolor (hitam) akan jarang menunjukkan transparansi. d. Kejernihan/kecerahan Di sini batu permata berwarna dinilai menggunakan terminologi yang sama tanpa perbesaran menggantikan mata terbuka (dengan asumsi visi 20×20). Dalam hal ini dibuat sedikit modifikasi; permata tanpa inklusi (kekurangan) yang terlihat ketika dilihat dengan mata terbuka dinilai sebagai sempurna berdasarkan penilaian mata. e. Kecemerlangan Potongan dinilai sebagai persentase dari kecemerlangan, kilauan atau pantulan cahaya.Kebanyakan berlian setidaknya 90% cemerlang, yang berarti bahwa 90% dari muka batu membiaskan cahaya.Sebuah batu permata berwarna yang dipotong sangat baik adalah 80%. f. Kekerasan dan keawetan (Hardness) Batu mulia sejak dulu kala dipakai oleh manusia dan hingga kini masih ada yang kondisinya masih bagus, tidak rusak oleh berlalunya waktu karena memiliki daya tahan gores (hardness) yang 52 relative tinggi (skala Mohs-Frederich Mohs, 1822), tidak mudah sumbing dan pecah, juga tahan terhadap perubahan kimiawi. g. Keaslian batu mulia Batu yang natural atau terbentuk secara alami di alam akan lebih mahal daripada yang sintetis (dibuat secara sengaja). Penggemar atau kolektor batu permata akan lebih menyukai yang natural karena secara psikologis yang natural akan lebih memberikan kepercayaan pada pemakainya. h. Motif/serat/fenomena khas Fenomena yang khas pada batu permata juga akan mempengaruhi harga batu permata, biasanya fenomena star / asterism pada safir atau ruby akan lebih mahal daripada yang tidak ada. Motif bergambar yang tampak jelas akan menambah nilai jual yang tinggi. i. Ukuran / Carat Ukuran besarnya batu permata akan mempengaruhi harga batu permata, umumnya makin besar harga batu permata akan lebih mahal. Yang biasanya diukur beratnya melalui karat. j. Cutting atau pemotongan dan pengasahan Pengasah batu mulia yang handal dapat membuat Rough (bongkahan) batu mulia yang tidak menarik menjadi Batu Mulia yang bernilai tinggi/mahal setelah dibentuk/diasah. Pola Asahan (Cutting Style) merujuk pada cara bagaimana batu mulia tersebut dibentuk atau diiris atau dipotong. Sebagai contoh Batu Mulia bentuk Oval dapat 53 dibuat menjadi Oval Cabochon atau diberi irisan-irisan menjadi Oval Briliant. Safir yang dibentuk faceted tak akan mengeluarkan star, star akan muncul pada bentuk Cabochon. Ada kalanya bahan batu mulia dalam bentuk kasar tidak dipotong atau diasah dalam bentuk tertentu, hanya dihaluskan dan dilicinkan permukaanya (tetap dalam bentuk semula disebut Tumbling.58 k. Jenis Jenis yang cukup beragam, namun jenis yang langkalah yang mahal dengan melihat ketersediaannya di alam. Bila tinggal sedikit persediaannya di alam maka akan mahal karena dikategorikan langka. Dan juga jenis batu yang sudah mendapat tempat terbaik di dunia, misalnya berlian, batu giok, ruby, zamrud, saphire, atau yang memiliki kekerasan di atas 7 Mosh. l. Psikologi pembeli/minat Untuk minat pembeli dapat dilhat dari selera pembeli, apabila ia suka maka akan dapat membeli harga yang tinggi. Hanya penjual atau pembeli yang mengerti tentang batu yang mau membayar mahal. 58 Indonesia Gemstone, Op.Cit., h. 41