BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Mekanisme Harga

advertisement
BAB III
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Mekanisme Harga
Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar gaya tarikmenarik antara konsumen dan produsen baik dari pasar output(barang)
ataupun input (faktor-faktor produksi).23Hasil netto dari kekuatan tarikmenarik tersebut adalah terjadinya harga untuk setiap barang dan untuk setiap
faktor produksi.
Harga merupakan petunjuk bagi produsen untuk mengalokasikan
sumber-sumber ekonomi yang dimiliki.Demikian juga konsumen, harga
merupakan petunjuk bagi mereka untuk mengalokasikan pendapatannya pada
berbagai jenis barang yang diperlukan sehingga manfaat pendapatannya untuk
memenuhi kebutuhannya memperoleh manfaat yang maksimum.24
Menurut William J. Stanton, harga adalah jumlah uang (kemungkinan
ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa
kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. 25 Menurut
Kotler, harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada suatu produk
tertentu.26 Menurut (Philip Kotler: 2009) dalam bukunya manajemen
pemasaran edisi tiga belas bahwa sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui
negosiasi antara pembeli dan penjual. Tawar-menawar masih sering dilakukan
23
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer, (Depok: Gramata Publising, 2010), h. 209
24
Soeharno, Teori Mikroekonomi, (Yogyakarta: Andi, 2009), h. 124
25
Marius P. Angipora, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002),
h. 268
26
Philip Kotler, Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1999), Cet. Ke-8, Jilid 1, h. 257
24
25
dibeberapa bidang. Dengan adanya negosiasi harga akan terbentuk harga yang
berimbang dan wajar sesuai dengan kesukarelaan antara penjual dan pembeli.
B. Harga Keseimbangan (Equilibrium)
Dalam literature Islam, masalah harga diuraikan dalam beberapa
terminologi, antara lain sir al-mitsl dan thaman al mitsl qimah al-adl. Istilah
Qimah al-adl (harga yang adil) pernah digunakan oleh Rasullulah dan juga
banyak digunakan oleh para hakim yang telah mengkodifikasikan hukum
Islam tentang transaksi bisnis dalam objek barang cacat yang dijual, perebutan
kekuasaan, memaksa penimbun barang untuk menjual barang timbunannya,
membuang jaminan atas harta milik dan sebagaiannya. Secara umum, mereka
berpikir bahwa harga sesuatu yang adil adalah harga yang dibayar untuk objek
yang sama yang diberikan pada waktu dan tempat diserahkan, dan juga sering
menggunakan istilah thaman al mithl (harga yang setara/equivalen price).
Ibn Taimiyah membedakan antara dua jenis harga, yaitu harga yang
tidak adil dan terlarang serta harga yang adil dan disukai. Dalam Majmu
Fatawa, Ibn Taimiyah mendefenisikan equivalen price sebagai harga baku
(s’ir) yaitu penduduk menjual barang-barangnya dan secara umum diterima
sebagian sesuatu setara dengan itu dan untuk barang yang sama pada waktu
dan tempat yang khusus. Sementara dalam al-hisbah, ia menjelaskan bahwa
equivalen price sesuai dengan keinginan atau lebih persisnya harga yang
ditetapkan oleh kekuatan pasar yang berjalan bebas-kompetitif dan tidak
terdistorsi-antara penawaran dan permintaan.
26
Equilibrium price (harga yang adil) dalam perspektif ekonomi Islam
adalah harga yang tidak menimbulkan dampak negatif (bahaya) ataupun
kerugian bagi para pelaku pasar; baik dari sisi penjual maupun pembeli.Harga
tidak dapat dikatakan adil apabila harga tersebut terlalu rendah sehingga
penjual ataupun produsen tidak dapat me-recovery biaya-biaya yang telah
dikeluarkan. Sebaliknya, harga tidak boleh terlalu tinggi, karena akan
berdampak pada daya beli pembeli dan konsumen. Harga yang adil adalah
harga yang dapat menutupi semua operasional produsen dengan margin laba
tertentu serta tidak merugikan para pembeli.27
Keseimbangan harga dapat digambarkan dalam kurva seperti berikut
ini:
GAMBAR III.1
KURVA KESEIMBANGAN HARGA
P(Price)
Demand
Supply
D(Equilibrium price)
Q(Quantitas)
Keterangan:
Islam menjunjung tinggi mekanisme pasar yang bebas
27
Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Ekonomi Global, (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2007), Cet. Ke-3, h. 98-99
27
1. Titik keseimbangan pasar akan terjadi ketika permintaan bertemu dengan
penawaran secara bebas (‘antaradin minkum)
2. Jika proses mencapai titik D keseimbangan ini terganggu, maka pemerintah
harus melakukan intervensi.
Keseimbangan atau equilibrium menggambarkan suatu di mana semua
kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam
keadaan seimbang sehingga setiap variabel yang terbentuk di pasar, harga dan
kuantitas, sudah tidak lagi berubah. Dalam keadaan ini harga dan kuantitas
yang diminta akan sama dengan yang ditawarkan sehingga terjadilah
transaksi.
Harga biasanya ditetapkan berdasarkan total biaya produksi plus
keuntungan. Sehingga pengusaha hendaknya menetapkan margin keuntungan
yang wajar, sehingga harga dapat terjangkau oleh konsumen.Untuk barang
yang diproduksi oleh banyak produsen, ada mekanisme persaingan, yang
memungkinkan harga terbentuk berdasarkan hukum pasar dengan teori
permintaan dan penawaran (supply and demand).Pengusaha juga dituntut
untuk menetapkan tingkatan harga yang adil untuk berbagai kualitas barang
yang sejenis. Konsumen berhak memperoleh barang yang berkualitas lebih
baik untuk harga yang lebih tinggi atau dengan kata lain, pengusaha boleh
menetapkan harga yang lebih tinggi untuk barang yang memiliki kualitas lebih
tinggi.28
28
Muhandis Natadiwirya, Etika Bisnis Islami, (Jakarta: Granada, 2007 ), h. 85
28
Oleh karena itu, perlu ada standar harga dalam bisnis yaitu prinsip
transaksi bisnis harus dilakukan pada harga yang adil, sebab harga merupakan
cerminan dari komitmen syariat Islam terhadap keadilan yang menyeluruh.
Secara umum harga yang adil adalah harga yang tidak menimbulkan
eksploitasi atau penindasan (kezaliman) sehingga merugikan salah satu pihak
dan menguntungkan pihak lain. Harga harus mencerminkan manfaat bagi
pembeli dan penjualan secara adil yaitu penjual memperoleh keuntungan yang
normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang
dibayarnya.29
C. Tujuan Penentuan Harga
Penentuan
harga
harus
sesuai
dengan
tujuan
usaha
yang
dilaksanakan.Menetapkan tujuan berdasarkan harga merupakan pekerjaan
yang paling fleksibel, dapat diubah secara cepat sejalan dengan perubahan
pasar, termasuk masalah persaingan harga.Secara umum, penetapan harga
bertujuan untuk mencari laba agar perusahaan dapat berjalan. Dalam kondisi
ini persaingan yang semakin ketat, tujuan mencari laba secara maksimal dalam
praktiknya akan sulit dicapai. 30
Terdapat lima tujuan penetapan harga yaitu :
a. Mendapatkan laba maksimalisasi
Sesuai dengan tujuan yang dicapai, maka melalui penetapan harga
atas
29
setiap
barang
yang
dihasilkan,
perusahaan
mengharapakan
Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi,Ekonomi Mikro Islam,(Bandung: Pustaka Setia,
2013), h. 212
30
Ali Hasan, Marketing, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2008), Cet. Ke-1, h. 299-300
29
akanmendapatkan laba yang maksimal. Melalui pendapatan laba
maksimal, maka harapan-harapan lain yang ingin dicapai dalam jangka
pendek dan jangka panjang akan terpenuhi.31
Konsep pemaksimuman keuntungan oleh perusahaan dapat
diterangkan dalam dua cara berikut:32
1. Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total
Keuntungan maksimum dicapai apabila perbedaan nilai antara hasil
penjualan total dengan biaya total adalah yang paling maksimum.
2. Menunjukan keadaan yaitu hasil penjualan marginal sama dengan biaya
marginal
Suatu perusahaan akan menambah keuntungan apabila menambah
produksi ketika MR>MC, yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi
biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini, pertambahan produksi dan
penjualan akan menambah keuntungan. Dalam keadaaan sebaliknya,
apabila MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan menambah
keuntungan. Oleh karena itu keuntungan maksimum dicapai dalam
kaeadaan MR+MC berlaku.33
b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian
pada penjualan bersih
Penetapan tujuan harga dimaksud, tentunya sangat tergantung
kepada jangka waktu yang ditentukan atas pengembalian seluruh nilai
31
Marius Angipora, Op. Cit., h. 271
Sukarno Wibowo,Op. Cit. h. 296
33
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1994), h. 236-239
32
30
investasi, karena hal ini akan berpengaruh kepada tingkat harga yang akan
ditetapkan, artinya bila jangka pengembalian dalam jangka pendek maka
tingkat harga yang akan dikenakan pada produk yang dihasilkan akan
tinggi, begitu juga sebaliknya. 34
c. Maksimalisasi pangsa pasar
Tujuan maksimalisasi pangsa pasar untuk mendapatkan posisi
pasar akan mengorbankan berbagai keuntungan dan pendapatan.
Rancangan ini biasanya penting dalam situasi dimana data penjualan unit
dan angka-angka pangsa pasar tersedia bagi umum. Maksimalisasi pangsa
pasar paling baik dipakai tatkala perusahaan mempunyai arus kas dari lini
produk lain yang dapat digunakan untuk mensubsidi silang perbaikan
produk dan ekspansi fasilitas produksi.35
d. Kepemimpinan Mutu/ Kualitas Produk (image)
Beberapa pelanggan menggunakan harga sebagai indikator
mutu.Para pembeli cenderung menyukai produk berharga lebih mahal
mana kala harga merupakan satu-satunya informasi yang tersedia ketika
mereka yakin bahwa mutu dari merek-merek yang ada adalah
besar.Konsekuensinya
harga
premium
memampukan
perusahaan
menanamkan persepsi di benak pelanggan bahwa produk perusahaan
tersebut bermutu tinggi.36
34
Marius angipora, Op. Cit. 272
Hendry Simamora, Manajemen Pemasaran Internasional (Salemba Empat: Jakarta ,
2000), Jilid 2, h. 575-576
36
Henry simamora, Ibib., h. 575-576
35
31
e. Karena Pesaing
Dalam hal ini penentuan harga-harga dengan melihat harga pesaing
bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan harga
yang ditawarkan pesaing.Artinya dapat melebihi harga pesaing untuk
produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah.37
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Terdapat batasan yang menyebabkan penetapan suatu harga melalui
sebuah progress, yakni faktor yang mempengaruhinya.Berikut ini beberapa
faktor yang paling mendasari terbentuknya tingkat harga pada setiap usaha.
Memang tidak semua perusahaan menggunakan prosedur yang sama dalam
penentuan/penetapan harga dimana menurut Stanton bahwa penetapan harga
meliputi 5 tahap yaitu:38
1. Pengestimasian permintaan untuk barang tersebut
Estimasi menyangkut pertimbangan yang berhubungan dengan
elastisitas permintaan suatu barang artinya barang yang memiliki
permintaan pasar elastis, biasanya akan ditetapkan harga lebih rendah bila
dibandingkan dibandingkan barang yang mempunyai inelastis.
2. Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan
Kebijaksanaan penentuan harga tertentu harus memperhatikan
kondisi persaingan yang ada di pasar serta sumber-sumber penyebab
lainnya. Adapun sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari:
37
38
Kasmir, Kewirausahaan, (Rajawali Pers: Jakarta, 2011), h. 192
Marius P. Angipora,Op.Cit.,h. 276-279
32
a. Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain
b. Barang pengganti atau subsitusi
c. Barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama
menginginkan uang konsumen.
3. Menentukan market share yang dapat diharapkan
Bagi perusahaan yang ingin bergerak dan maju lebih cepat tentu
selalu mengharapkan market share yang lebih besar, harus ditunjang oleh
kegiatan promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping
dengan penentuan harga tertentu.
4. Memilih strategis harga untuk mencapai target pasar
Ada beberapa strategi harga yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mencapai target pasar yang sesuai yaitu:
a. Skim the cream pricing (penetapan harga penyaringan)
Menetapkan harga yang setinggi-tingginya dengan tujuan untuk
menutupi biaya penelitian pengembangan dan promosi, strategi ini
hanya cocok untuk produk baru, karena hal ini tidak akan bertahan
lama, semakin banyak yang membeli maka harga akan mudah
diturunkan.
b. Penetration pricing (penetapan harga penetrasi)
Strategi harga yang serendah-rendahnya untuk mencapai pasarpasar massal secara cepat yang bertujuan untuk mencapai volume
penjualan yang sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif singkat.
33
c. Status Quo pricing yaitu penetapan harga status quo adalah harga
ditetapkan disesuaikan dengan harga pesaing.
5. Mempertimbangan politik pemasaran perusahaan
Misalnya dengan melihat produk/barang, sistem distribusi, dan
program promosi.
6. Faktor Biaya
Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan variabel) merupakan
faktor pokok yang menentukan batas bawah harga.Artinya, tingkat harga
minimal harus dapat menutup biaya (setidaknya biaya variabel). Harga
yang murah akan menyebabkan penurunan biaya rata-rata jika penurunan
harga tersebut dapat dinaikkan volume penjualan secara signifikan. Ini
dikarenakan karena peningkatan volume berdampak pada berkurangnya
biaya tetap per unit.39Biaya tetap (Overhead) adalah biaya yang tidak
bervariasi
dengan
produksi
atau
penjualan
misalnya
gaji
karyawan.Sedangakan biaya variabel merupakan biaya yang bervariasi
langsung dengan tingkat produksi, misalnya biaya bahan untuk produksi.
Sedangkan menurut Kotler yang mempengaruhi penentuan harga yaitu
faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal. Pada faktor
lingkungan internal: tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran
(marketing mix), faktor biaya dan organisasi. Menentukan permintaan
(elastisitas harga permintaan), persaingan dan diskon harga.Sedangkan
menurut Fandy Tjiptono kesuksesan penetapan harga ditentukan beberapa
faktor diantaranya elastisitas harga permintaan pasar dan permintaan
39
Fandy Tyiptono, Pemasaran Strategi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h. 479
34
perusahaan, aksi dan reaksi pesaing, biaya dan konsekuensinya pada
profitabilitas, serta kebijakan lini produk.40 Di samping itu terdapat empat
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur harga suatu barang menurut
Pepadri dan Sitinjak: referensi harga, harga yang relative murah, kewajaran
harga, kesesuaian pengorbanan dan harga sesuai manfaat.41
Berdasarkan uraian di atas maka indikator penetapan harga yang
digunakan: biaya, strategi harga, metode penetapan harga, kewajaran harga,
persaingan, kesesuaian harga pengorbanan dan harga sesuai manfaat
(kualitas).
E. Metode Penetapan Harga Jual Produk
Penentuan harga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan,
mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk yang
ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap
produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasar.
Sehingga perlu menggunakan metode yang tepat dalam menetapkan harga jual
produk. Secara umum terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menentukan harga jual produk perusahaan:42
1. Metode Harga Pasar
Metode penetapan harga jual produk berdasarkan harga pasar
ditentukan oleh mekanisme harga produk yang berlaku di pasar.Besarnya
40
Fandy Tjiptono, Ibid., h. 501
Wibowo, S.F. dan Karimah, M.P. 2012.Pengaruh Iklan Televisi dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian Sabun Lux (Survei pada Pengunjung Mega Bekasi Hypermall).Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia (JRMSI).Vol. 3, No.12http://lib.unnes.ac.id/18429/1/7350408092.pdf
Diakses tanggal 11-08-2014.Hal. 15-29.
42
Rudianto, Penganggaran, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.57-62
41
35
harga tersebut juga dipengaruhi harga jual produk-produk sejenis yang
beredar sebelumnya. Jika suatu perusahaan menjual produknya dengan
harga tertentu dan konsumen menilai harga tersebut terlalu tinggi,
konsumen akan beralih ke merek lain dengan harga yang lebih murah. Dan
juga sebaliknya, sehingga perusahaan tidak semudahnya saja menetapkan
harga harus mengikuti harga pasar yang berlaku.
2. Metode Biaya Plus (Cost Plus Pricing)
Penentuan harga jual produk dengan metode biaya plus didasarkan
pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut, ditambah
dengan suatu persentase tertentu dari biaya tersebut.Denganrumus :
Cost plus pricing method= Biaya total+Marjin(keuntungan)=Harga jual
Misalnya: direncanakan menjual 10
Biaya bahan200.000
=Rp.2.000.000
Biaya tenaga kerja 30.000
=Rp.300.000 +
Biaya total
=Rp.2.300.000
Margin yang diinginkan
=Rp.1.000.000+
Total
=Rp.3.300.000
Harga Jual/produk
=Rp. 330.000
Dengan
mengaitkan
harga
terhadap
biaya,
penjual
menyederhanakan tugas penetapan harga, harga cenderung sama, dan
banyak orang merasa penetapan harga biaya plus lebih adil bagi pembeli
maupun penjual. Penjual tidak memanfaatkan pembeli ketika permintaan
36
pembeli menjadi tinggi dan penjual menghasilkan tingkat pengembalian
investasi yang wajar.43
3. Metode Margin Kontribuasi
Margin kontribusi adalah selisih antar harga jual dengan biaya
variabel suatu produk.Berarti, jika perusahaan merencanakan untuk
menggunakan metode margin kontribusi, maka harga jual produk
ditentukan dengan menjumlahkan seluruh biaya variabel yang dikeluarkan
suatu perusahaan ditambah dengan persentase tertentu sebagai margin
kontribusi yang diinginkan perusahaan.
4. Metode Laba Maksimal
Adakalanya produk suatu perusahaan memiliki sifat yang sangat
elastis. Dimana perubahan harga jual dinaikkan maka volume penjualan
akan langsung berkurang. Jika harga jual produk diturunkan, volume
penjualan produk langsung bertambah.Kemungkinan terjadinya gejolak
volume penjualan produk akibat penurunan harga jual produk tersebut
akanberpengaruh
langsung
terhadap
besarnya
laba
usaha
yang
dianggarkan.
5. Metode Tingkat Pengembalian Atas Modal
Terkadang perusahaan menetapkan terlebih dulu besarnya tingkat
pengembalian atas modal yang ditanamkannya di dalam suatu bidang
usaha, sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan
perusahaan tersebut.Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para
43
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Tiga Belas, (Jakarta: Penerbit
Erlangga,2009), Jilid 2, h. 84
37
penanam modal perusahaan mengharuskan perusahaan menggunakannya
sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk pada kapasitas produksi
yang dimiliki perusahaan.
Rumus Break Even Point (BEP) =
BEP=
, BEP dalam unit =
BEP=
.
.
.
.
.
.
.
.
(
(
.
.
)
(
)
)
atau
= 600 ton
= Rp. 900.000
Laba = Penjualan-Biaya Total
= Penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel
= (600 ton x Rp. 1.500.000) - 360.000.000 - (600 ton x 900.000)
= 900.000.000 - 360.000.000 - 540.000.000= 0
F. Mekanisme Penentuan Harga Jual dalam Ekonomi Islam
Ajaran Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap
mekanisme pasar.Mekanisme pasar yang sempurna adalah hasil dari kekuatan
pasar yang bersifat massal dan impersonal-yang merupakan fenomena
alamiah.Pasar yang bersaing sempurna dapat menghasilkan harga yang adil
bagi penjual maupun pembeli. Karenanya, jika mekanisme pasar terganggu,
harga yang adil tidak akan tercapai. Demikian pula sebaliknya, harga yang adil
akan mendorong para pelaku pasar bersaing sempurna. Islam sangat
memperhatikan harga yang adil dan mekanisme pasar yang sempurna.44
Pasar yang paling baik adalah persaingan bebas (free competition),
sedangkan harga dibentuk oleh kaidah supply and demand. Prinsip pasar
44
Veithzal Rivai, Op. Cit., h.111
38
bebas akan menghasilkan ekuilibrium dalam masyarakat, dimana nantinya
akan menghasilkan upah (wage) yang adil, harga barang (price) yang stabil,
dan kondisi tingkat pengangguran yang rendah (full employment).Kebebasan
ekonomi juga berarti bahwa harga ditentukan oleh kekuatan pasar yaitu
kekuatan penawaran (supply) dan permintaan (demand), Yahya bin Umar
menambahkan bahwa mekanisme harga harus tunduk pada kaidah-kaidah.45
Harga sebuah komoditas (barang dan jasa) ditentukan oleh penawaran
dan permintaan, perubahan permintaan perubahan penawaran. Hal ini sesuai
dengan hadits yang diriwayatkan oleh Anas Ra bahwasanya suatu hari terjadi
kenaikan harga yang luar biasa dimasa Rasulullah Saw, maka sahabat
meminta Nabi untuk menentukan harga pada saat itu, lalu beliau bersabda
yang artinya: “ Bahwasannya Allah adalah Zat yang mencabut dan memberi
sesuatu, Zat yang memberi rezeki dan penentu harga…” (HR. Abu Dawud)46
Ibn Taimiyah membedakan pergeseran kurva penawaran dan
permintaan yakni tekanan pasar yang otomatis dan perbuatan zalim dari
penjual, misalnya penimbunan (ikhtikar).Menurutnya faktor-faktor yang
mempengaruhi harga intensitas dan besarnya permintaan, kelangkaan atau
melimpahnya barang, kondisi kepercayaan dan diskonto pembayaran tunai.47
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi demand dan supply
menurut Ibnu Taimiyah dalam bukunya Majmu Fatawa :
45
Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Op. Cit., h.116
Mohamad Hidayat, an Introduction to The Sharia Economic, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2010), Cet. Ke-1, h. 304
47
Mawardi, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Alaf Riau, 2007), h. 39
46
39
1. Keinginan konsumen (raghbah) terhadap jenis barang yang beraneka
ragam atau sesekali berubah. Keinginan tersebut karena melimpahnya
jenis barang yang ada atau perubahan yang terjadi karena kelangkaan
barang yang diminta (mathlub). Sebuah barang sangat diinginkan jika
ketersediaanya melimpah dan tentu akan berpengaruh terhadap naiknya
harga.
2. Perubahan harga juga tergantung pada jumlah konsumen. Jika jumlah
konsumen atas satu jenis barang dagangan banyak, berarti harga akan naik.
Dan sebaliknya harga akan turun jika jumlah permintaan kecil.
3. Harga akan dipengaruhi juga oleh menguatnya atau melemahnya tingkat
kebutuhan atas barang karena meluasnya jumlah dan ukuran dari
kebutuhan tinggi dan kuat-harga akan naik lebih tinggi ketimbang jika
peningkatan kebutuhan itu kecil atau lemah.
4. Harga juga berubah-ubah sesuai dengan siapa pertukaran itu dilakukan
(kualitas pelanggan). Jika dia kaya dan sanggup membayar hutang, harga
yang rendah bisa diterima olehnya-dibandingkan dengan orang lain yang
diketahui sedang bangkrut, suka mengulur-ulur pembayaran, atau
diragukan kemampuan membayaranya.
5. Harga dipengaruhi juga oleh bentuk alat pembayaran (uang) yang
digunakan dalam jual-beli. Jika yang digunakan adalah alat pembayaran
yang umum dipakai, harga akan lebih rendah ketimbang jika membayar
dengan uang yang jarang ada diperedaran.
40
6. Suatu objek penjualan (barang), dalam satu waktu tersedia secara fisik dan
pada waktu lain terkadang tidak tersedia. Harga akan lebih murah saat
objek tersedia, ketimbang saat objek itu tidak ada.48
Mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan yaitu kebebasan
individu untuk melakukan transaksi barang dan jasa sebagaimana yang ia
sukai, Ibn Taimiyyah menempatkan kebebasan pada tempat yang tinggi bagi
individu dalam kegiatan ekonomi, walaupun beliau memberi batasanbatasannya. Batasan yang dimaksud adalah tidak bertentangan dengan
shari’ah Islam dan tidak menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri
maupun orang lain, sehingga tidak terjadi konflik kepentingan. Selain itu juga
diperlukan kerjasama saling membantu antara masyarakat satu dengan
masyarakat yang lain untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Segala
sesuatu itu boleh dan sah dilakukan sampai larangan khusus yang
bertentangan dengan shari’ah Islam, khususnya dalam hal penentuan dan halhal yang merugikan.49
Pasar dijamin kebebasanya dalam Islam.Pasar bebas menentukan caracara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang mengakibatkan
rusaknya keseimbangan pasar.Akan tetapi, pasar yang berjalan sendiri secara
adil (fair) kenyataanya sulit ditemukan.Distorsi pasar tetap sering terjadi,
sehingga dapat merugikan para pihak.50
48
49
Veithzal Rivai, Op. Cit., h. 136
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam,(Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2013 ), Cet. Ke-2, h.
156
50
Agustianto, Mekanisme Pasar dalam Perspektif Ekonomi Islam, artikel diakses pada 5
Mei 2015 dari http: //www.scriboc.com/doc /1314837/ mekanisme-pasar-dalam –perspektifekonomi-Islam.
41
Dalam perkembangan, pemerintah mempunyai hak untuk melakukan
intervensi
dalam
menetapkan
harga
untuk
mencapai
kestabilan
harga.Kendatipun hal ini masih dalam polemik, tetapi sangat bergantung pada
kondisi dan situasi pasar yang berkembang saat itu.Pemerintah dapat
melakukan intervensi harga karena mempertimbangankan kemaslahatan umat.
Maslahah merupakan dalil hukum yang dapat digunakan untuk
melakukan penetapan hukum terdapat suatu perkara.Maslahah merupakan
faktor yang krusial dalam penetapan sah dan tidaknya intervensi harga.Seperti
yang telah diketahui tujuan intervensi harga oleh pemerintah adalah dalam
rangka mewujudkan maslahah bagi kehidupan masyarakat.Dan ketika
pemerintah memandang hal tersebut sebagai suatu kemaslahatan, maka saat
itu pula intervensi dapat dijalankan agar membentuk keadilan yang
menyeluruh. Ada beberapa kondisi yang memperbolehkan adanya s’ir
(penetapan harga), seperti dalam waktu perang, musim paceklik dan lain
sebagainya. Allah Swt berfirman:






Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(Q.S.
An-Nahl:90).51
51
Departemen Agama RI, Op.Cit.,h. 90
42
Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa poin yang harus
dipahami yaitu:
1. Pada dasarnya, penentuan harga sebuah komoditas berdasarkan atas asas
kebebasan. Harga yang terbentuk merupakan hasil pertemuan antara
permintaan dan penawaran dengan asumsi pasar berjalan secara normal.
2. Dalam kondisi tertentu, pemerintah boleh melakukan intervensi harga,
intervensi hanya boleh dilakukan dalam kondisi tertentu (dharurah) seperti
terjadinya penimbunan, adanya kolusi di antara penjual ataupun pembeli,
dan distorsi pasar.
3. Intervensi yang dilakukan bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan bagi
kehidupan masyarakat.
4. Harga yang diterapkan harus berdasarkan prinsip keadilan bagi semua
pihak dan tidak diperbolehkan adanya pihak yang dirugikan.
G. Perdagangan dalam Islam
Perdagangan mendapatkan penekanan khusus dalam ekonomi Islam,
karena keterkaitannya secara langsung dengan sektor riil.Penekanan khusus
kepada sektor perdagangan tersebut tercermin misalnya pada sebuah hadis
Nabi yang menegaskan bahwa dari sepuluh pintu rezeki, sembilan di
antaranya adalah perdagangan.
Perdagangan atau pertukaran dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai
proses transaksi yang didasarkan atas dasar sukarela dari masing-masing
pihak. Perdagangan seperti ini dapat mendatangkan keuntungan kepada kedua
43
belah pihak, atau dengan kata lain perdagangan meningkatkan utility
(kegunaan) bagi pihak-pihak yang terlibat (Hirsh-liefer, 1985).52
Sebagai pedagang, menurut Gunara dan Sudibyo (2006), Rasullulah
SAW. Berpegang pada lima konsep. Pertama, jujur, suatu sifat yang sudah
melekat pada diri beliau. Kejujuran ini diiringi dengan konsep kedua ikhlas,
dimana dengan keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang langgang
mengejar materi bekala. Kedua, konsep dibingkai oleh profesionalisme
sebagai konsep ketiga. Seorang yang professional akan selalu bekerja
maksimal. Konsep keempat adalah silaturahmi yang mendasari pola hubungan
beliau dengan pelanggan, calon pelanggan, pemodal, pesaing.Sedangkan
konsep kelima adalah murah murah hati dalam kegiatan perdagangan. Kelima
hal diatas akan menghasilkan trust dalam kegiatan bisnis.53
Perdagangan yang islami adalah perdagangan yang dilandasi oleh
nilai-nilai dan etika yang bersumberdari nilai-nilai dasar agamayang
menjunjung tinggi tentang kejujuran dan keadilan.Dalam konsep perdagangan
Islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar, yaitu kekuatan
permintaan dan penawaran tersebut, haruslah terjadi secara sukarela, tidak ada
pihak yang merasa terpaksa dalam melakukan transaksi pada tingkat harga
tertentu. Kekuatan permintaan dan penawaran yang baik akan berjalan dengan
adil dan berada pada tingkat harga keseimbangan.
Setiap bentuk usaha yang dapat menimbulkan ketidakadilan dilarang.
Berikut ini kegiatan perdagangan yang dilarang dalam Islam:
52
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 1
Jusmaliani, Ibid, h. 2
53
44
1. Talaqqi rukban yaitu pedagang membeli barang penjual sebelum mereka
masuk kota. Praktek ini dilarang karena pedagang yang menyongsong di
pinggir kota mendapatkan keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari
kampung akan harga yang berlaku di kota. Mencegah masuknya pedagang
desa ke kota ini (entry barrier) akan menimbulkan pasar yang tidak
kompetitif.
2. Menguraingi timbangan karena barang di jual dengan harga yang sama
untuk jumlah yang lebih sedikit.
3. Menyembunyikan barang cacat karena penjual mendapatkan harga yang
baik untuk kualitas barang yang buruk.
4. Menukar kurma kering dengan kurma basah karena takaran kurma basah
ketika kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering yang di tukar.
5. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua kurma kualitas
sedang karena setiap kualitas kurma mempunyai harga pasarnya.
Rasullulah menyuruh menjual kurma yang satu, kemudian membeli kurma
yang lain dengan uang.
6. Transaksi najasy yaitu si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya
atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik.
7. Ikhtikar yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan
menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.
45
8. Ghaban faa-hisy (besar) dilarang yaitu menjual di atas harga pasar atau
selisih antara harga yang disepakati penjual dan pembeli dengan harga
pasar akibat ketidaktahuan pembeli akan harga.54
H. Kerajinan Batu Mulia
1. Pengertian Batu Mulia
Batu mulia merupakan anggota elite dari mineral alam.Disebut
elite karena dari sekitar 3.000 jenis mineral di bumi, hanya terdapat 150200 yang bisa digolongkan jenis batu mulia. Indyo Pratomo, geolog dari
Museum Geologi Bandung, mengatakan, sebagaimana mineral alam
sebagaimana batuannya lainnya, misalnya melalui diferensiasi magma,
metamorfosa, atau sendimentasi.
Batu mulia adalah batu permata / batu aji dalam bahasa inggris
gemstone. Tidak ada batasan yang baku mengenai pengertian atau definisi
dari batu mulia. Sujatmiko dalam dokumen presentasinya yang berjudul
"Potensi Batu Mulia Indonesia Yang Terlupakan" mengartikan bahwa batu
mulia adalah setiap jenis batuan batuan, mineral, dan bahan mentah alam
lainnya yang setelah diolah atau diproses memiliki keindahan dan
ketahanan yang memadai untuk dipakai sebagai barang perhiasan.
Sedangkan dalam buku Pesona Batu Mulia yang ditulis A.F.Chandra,
bahwa batu mulia adalah semua mineral atau batu yang dibentuk hasil
proses geologi, dimana unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen
kimia.
54
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: IIIT Indonesia, 2002), h.133
46
Definisi secara terpisah batu mulia ini adalah mengacu pada
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut definisinya:
Batu adalah benda keras dan padat yg berasal dr bumi atau planet
lain, tetapi bukan logam; Mulia adalah bermutu tinggi; berharga (tt
logam, msl emas, perak, dsb)
Melihat definisi diatas, kata batu menjadi berharga jika dikaitkan
dengan kata mulia.Artinya batu-batu mulia itu memang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi.Oleh karena itu kualitas batu mulia biasanya
ditentukan dengan beberapa faktor seperti kemurnian atau keaslian,
kekerasan dengan menggunakan skala Mohs, warna, bentuk dan ukuran.
“Batu akik terbentuk oleh tudung-tudung silica atau larutan
hindrotermal, yang tidak terlalu jauh dari permukaan, temperaturnya kirakira 300 derajat Celsius,” kata Sujatmiko, geolog yang juga Sekretaris
Jendral Masyarakat Batu Mulia Indonesia.55Batu akik tergolong pada batu
setengah mulia, karena memiliki kekerasan kurang dari 7 Mosh.Skala
Mosh adalah ukuran kekerasannya yang menentukan pengkristalan satu
buah batu akik.Batu mulia yang sudah terkenal di dunia, berlian, sapphire,
ruby, zamrud, topaz, kecubung dan juga kalimaya.
2. Jenis dan Kegunaan Batu Mulia
Beberapa jenis batu mulia (permata) disebutkan dalam buku
Chandra seperti Berlian (Diamond), Safir (Sapphire), Zamrud (Emeralad),
Opal (Kalimaya), Amethyst (Kecubung), Bacan & Obi (Giok / Jade
55
Indonesia Gemstone, “This is Man in Black from Banten”, (Bogor: PT. Soegali
Nusantara Media, 2014), h. 38
47
Indonesia), dan Batu Garut. Sedangkan dalam Handbook of Commodity
Profile, Indonesian Gemstones Exclusively Captivating, Kementerian
Perdagangan RI, batu mulia mempunyai dua jenis yaitu Precious Stones
dan Semi-Precious Stones.56Untuk Precious Stones seperti Diamond,
Ruby, Sapphire, Emerald, dan Opal. Sedangkan pada Semi-Precious
Stones yang ada di berbagai provinsi di Indonesia seperti :
a. Kecubung ungu (amethysty)
c. Kecubung kuning (citrine)
e. Kecubung teh (smoky quartz)
g. Kalimaya (opal)
i. Krisopras hijau (chrysoprase)
k. Krisokola biru (chrysocolla)
m.Batu meteorit (tektite)
o. Akik Yaman (carnelian agate)
q. Prehnit (prehnite)
s. Kalsedon tembaga (copper
chalcedony)
b. Kecubung jarong (purple
chalcedony)
d. Opal biru (blue opal)
f. Jasper (variegated jasper)
h. Biduri tawon (silicified coral)
j. Garnet (garnet)
l. Fosil kayu membatu (petrified
wood)
n. Kalsedon (chalcedony)
p. Giok nefrit (nephrite jade)
r. Krisopal (chrysopal)
a. Kegunaan Batu Mulia
1) sebagai bahan perhiasan.
Dapat dibuat aksesoris berbentuk cincin, kalung atau gelang,
anting-anting
2) sebagai sarana investasi. Batu mulia yang sudah dapat menjadi
bagian investasi yang sudah memiliki harga yang stabil seperti
berlian (diamond), intan, safir, dan ruby. Karena bukan hanya
sebagai perhiasan tapi sudah menjadi bagian industri.
56
Murad Maulana, Defenisi, Jenis, dan Peluang Bisnis Batu Mulia, artikel diakses pada 5
Mei 2015 dari http://www.muradmaulana.com/2014/11/definisi-jenis-dan-peluang-bisnis-batumulia.html
48
3) untuk keperluan industri contohnya batu safir dimanfaatkan dalam
pembuatan kaca tahan gores misalnya kaca pada jam tangan.
Kemudian intan digunakan untuk melapisi pemotong dan alat
pengeboran minyak. Selain itu batu ruby digunakan untuk
membuat peralatan laser.
3. Proses Pengolahan Batu Mulia
Secara umum proses pengolahan batu mulia melalui tiga tahap.
Dimulai dari tersediannya bahan mentah.Kemudian pengerjaan hingga
akhirnya menjadi barang jadi misalnya perhiasan. Berikut contoh
gambarnya:57
Sedangkan peralatan untuk pengolahan terbagi menjadi tiga:
a. Peralatan tradisional seperti velg sepeda ontel yang dikayuh dengan
tangan. Selain itu bambu. Biasanya untuk produk desain sederhana
misal cincin.
57
Sujatmiko,Potensi Batumulia Indonesiayang Terlupakan, artikel diakses pada 5 Mei
2015 dari www. gem-afia.web. id, Pusat Promosi Batumulia Indonesia, Jl . Pajajaran 128 & 145
Bandung 40173 Jl. Bandung
49
b. Peralatan listrik seperti mesin potong besar, mesin potong kecil, mesin
gurinda, mesin ampelas, mesin poles, mesin faset, dan mesin bor
mekanik. Biasanya untuk desain terbatas misal gelang.
c. Peralatan mesin ultrasonik modern seperti mesin bor ultrasonik, mesin
ultrasonik multiform, mesin ultrasonik khusus, mesin potong multiple,
mesin pembuat tasbih, dan mesin tumbler khusus. Pemakaian mesin
ultrasonik modern biasanya ditujukan untuk produk desain khusus atau
standard.
4. Penilaian Kualitas Batu Mulia
Salah satu patokan yang diterima secara luas adalah kriteria
sebagaimana tertuang dalam buku “Secrets Of The Gem Trade, The
Connoisseur’s Guide To Precious Gemstones” karya Richard W Wise GG.
Buku tersebut, seperti dikatakan Stuart M Robinson GG dari Gem
MarketNews 11/2003, buku itu membongkar kriteria sebenarnya yang
diandalkan penjual, ahli dan kolektor permata untuk menilai kualitas
bahan permata.
50
Berikut beberapa hal yang mempengaruhi kualitas dan harga
sebuah batu akik, diantaranya adalah :
a. Warna(Color)
Warna pada batu permata berwarna adalah faktor yang paling
penting
dan
paling
kompleks,
bebas
dari
noda
kotoran
didalamnya.Dalam khazanah bahasa Inggris, warna dibagi menjadi tiga
komponen; hue(warna), saturation(kejelasan), dan tone (kecerahan
hingga kegelapan). Misalnya warna hijau daun pada zamrud akan lebih
mahal daripada hijau pucat, Merah darah pada Ruby akan lebih mahal
daripada merah daging.
b. Kelangkaan(Charity)
Kelangkaan juga dinilai, karena sering memiliki efek pada
harga.Ada dua jenis kelangkaan, tampak dan nyata.Kualitas terbaik
dari kebanyakan batu permata adalah yang tampak langka dan sulit
untuk ditemukan di pasar.Bahkan, amethyst berkualitas paling langka
mungkin lebih jarang daripada zamrud berkualitas terbaik (sampai
ukuran diperhitungkan), namun amethyst (kuarsa) sebenarnya lebih
banyak daripada (berilium oksida).Tidak ada upaya yang dapat
dilakukan untuk menilai kelangkaan mutlak; skalanya relatif terhadap
pasar.
c. Kristal
Kristal atau transparansi.Dalam penilaian permata yang sangat
baik, kedua faktor harus ada pada tingkat superlatif.Permata yang
51
sangat baik selalu memiliki tingkat transparansi yang tinggi. Ada
sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kristal: banyak batu
permata berubah gelap, hitam atau berlumpur pada pijaran cahaya;
inklusi, jika padat dan dalam jumlah besar, mengurangi transparansi;
tone warna juga dapat mempengaruhi kristal. Permata yang overcolor
(hitam) akan jarang menunjukkan transparansi.
d.
Kejernihan/kecerahan
Di sini batu permata berwarna dinilai menggunakan terminologi
yang sama tanpa perbesaran menggantikan mata terbuka (dengan
asumsi visi 20×20). Dalam hal ini dibuat sedikit modifikasi; permata
tanpa inklusi (kekurangan) yang terlihat ketika dilihat dengan mata
terbuka dinilai sebagai sempurna berdasarkan penilaian mata.
e. Kecemerlangan
Potongan dinilai sebagai persentase dari kecemerlangan,
kilauan atau pantulan cahaya.Kebanyakan berlian setidaknya 90%
cemerlang, yang berarti bahwa 90% dari muka batu membiaskan
cahaya.Sebuah batu permata berwarna yang dipotong sangat baik
adalah 80%.
f. Kekerasan dan keawetan (Hardness)
Batu mulia sejak dulu kala dipakai oleh manusia dan hingga
kini masih ada yang kondisinya masih bagus, tidak rusak oleh
berlalunya waktu karena memiliki daya tahan gores (hardness) yang
52
relative tinggi (skala Mohs-Frederich Mohs, 1822), tidak mudah
sumbing dan pecah, juga tahan terhadap perubahan kimiawi.
g. Keaslian batu mulia
Batu yang natural atau terbentuk secara alami di alam akan
lebih mahal daripada yang sintetis (dibuat secara sengaja). Penggemar
atau kolektor batu permata akan lebih menyukai yang natural karena
secara psikologis yang natural akan lebih memberikan kepercayaan
pada pemakainya.
h. Motif/serat/fenomena khas
Fenomena
yang
khas
pada
batu
permata
juga
akan
mempengaruhi harga batu permata, biasanya fenomena star / asterism
pada safir atau ruby akan lebih mahal daripada yang tidak ada. Motif
bergambar yang tampak jelas akan menambah nilai jual yang tinggi.
i. Ukuran / Carat
Ukuran besarnya batu permata akan mempengaruhi harga batu
permata, umumnya makin besar harga batu permata akan lebih mahal.
Yang biasanya diukur beratnya melalui karat.
j. Cutting atau pemotongan dan pengasahan
Pengasah batu mulia yang handal dapat membuat Rough
(bongkahan) batu mulia yang tidak menarik menjadi Batu Mulia yang
bernilai tinggi/mahal setelah dibentuk/diasah. Pola Asahan (Cutting
Style) merujuk pada cara bagaimana batu mulia tersebut dibentuk atau
diiris atau dipotong. Sebagai contoh Batu Mulia bentuk Oval dapat
53
dibuat menjadi Oval Cabochon atau diberi irisan-irisan menjadi Oval
Briliant. Safir yang dibentuk faceted tak akan mengeluarkan star, star
akan muncul pada bentuk Cabochon. Ada kalanya bahan batu mulia
dalam bentuk kasar tidak dipotong atau diasah dalam bentuk tertentu,
hanya dihaluskan dan dilicinkan permukaanya (tetap dalam bentuk
semula disebut Tumbling.58
k. Jenis
Jenis yang cukup beragam, namun jenis yang langkalah yang mahal
dengan melihat ketersediaannya di alam. Bila tinggal sedikit
persediaannya di alam maka akan mahal karena dikategorikan langka.
Dan juga jenis batu yang sudah mendapat tempat terbaik di dunia,
misalnya berlian, batu giok, ruby, zamrud, saphire, atau yang memiliki
kekerasan di atas 7 Mosh.
l. Psikologi pembeli/minat
Untuk minat pembeli dapat dilhat dari selera pembeli, apabila ia suka
maka akan dapat membeli harga yang tinggi. Hanya penjual atau
pembeli yang mengerti tentang batu yang mau membayar mahal.
58
Indonesia Gemstone, Op.Cit., h. 41
Download