BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Harga pasar saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika kinerja perusahaan meningkat maka hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga sahamnya. Berbagai aksi korporasi dilakukan oleh perusahaan guna meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha. Dalam kaitan ini, PT Bank Permata Tbk. (kode saham: BNLI) pada tahun 2012 mengambil langkah untuk meningkatkan basis permodalannya dengan meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 22 November 2012 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas V (PUT V) senilai Rp2 triliun. Melalui Penawaran Umum Terbatas (rights issue) ini, pemegang saham diberi hak untuk membeli 2 (dua) saham baru dengan harga Rp1.215,- per saham untuk setiap 11 (sebelas) saham lama yang dimiliki dengan total 1.642.481.256 saham kelas B baru. Dengan meningkatkan basis permodalannya, BNLI mampu membukukan pertumbuhan yang cukup baik, dan mengakhiri tahun 2012 dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 15,86 persen, jauh di atas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8,00 persen. Selain penambahan modal, pada tahun 2012, perseroan juga memperkuat posisi likuiditas dengan menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I sebesar Rp700 miliar dengan tingkat suku bunga 8,9 persen per tahun pada bulan 1 2 Juni dan Tahap II sebesar Rp1,8 triliun dengan tingkat suku bunga 9,4 persen per tahun pada bulan Desember, dan keduanya telah sepenuhnya terjual. Kedua obligasi tersebut tidak dijamin dan tidak memiliki opsi beli untuk pelunasan lebih awal, yang jatuh tempo masing-masing pada tanggal 15 Juni 2019 dan 19 Desember 2019. Obligasi ini mendapatkan peringkat idAA- (Double A Minus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Penerbitan obligasi ditujukan untuk meningkatkan modal kerja dalam rangka ekspansi usaha, serta untuk melanjutkan pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), pembiayaan kendaraan melalui joint–financing dan pinjaman ritel lainnya. Kedua langkah perusahaan tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi neraca dan permodalan dalam meningkatkan pertumbuhan usaha di masa depan. Apabila dilihat dalam 5 (lima) tahun terakhir, PT Bank Permata Tbk. secara bertahap terus meningkatkan dan memperbaiki posisi neraca melalui peningkatan modal sebagaimana tergambar dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1 Pergerakan Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, Utang Subordinasi, Liabilitas, dan Ekuitas PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 – 2012 (dalam juta rupiah) Komponen Utang Subordinasi Total Liabilitas Modal Disetor Tambahan Modal Disetor Saldo Laba (Defisit) Ekuitas Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 2008 2009 2010 2011 2012 495,290 1,438,953 2,104,898 3,351,179 5,905,109 49,706,027 51,107,365 65,829,724 92,187,794 119,303,061 1,300,534 1,300,534 1,461,849 1,461,849 1,667,159 5,826,978 5,826,978 7,656,634 7,656,634 9,439,382 (2,772,181) (2,174,559) (1,170,884) (14,008) 1,373,831 4,288,662 5,020,055 8,014,918 9,136,208 12,495,534 54,059,522 56,127,420 73,844,642 101,324,002 131,798,595 CAGR 85.82% 24.47% 6.41% 12.82% NA 30.65% 24.96% Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 – 2012 Jika dilihat dari pertumbuhannya, nilai penambahan komponen permodalan PT Bank Permata Tbk. cukup signifikan dan mendorong peningkatan 3 besaran neraca baik dari sisi liabilitas maupun ekuitas sebagai sumber pendanaan bagi aktifitas intermediasi maupun reinvestasi PT Bank Permata Tbk. Tabel 1.2 Pertumbuhan Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, Utang Subordinasi, Liabilitas dan Ekuitas PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 - 2012 (dalam juta rupiah) Pertumbuhan Utang Subordinasi Total Liabilitas Modal Disetor Tambahan Modal Disetor Saldo Laba (Defisit) Ekuitas Pertumbuhan Kewajiban dan Ekuitas 2008 594 14,369,957 Ͳ Ͳ 953,788 385,986 14,761,099 2009 943,663 1,401,338 Ͳ Ͳ 597,622 731,393 2,067,898 2010 665,945 14,722,359 161,315 1,829,656 1,003,675 2,994,863 17,717,222 2011 1,246,281 26,358,070 Ͳ Ͳ 1,156,876 1,121,290 27,479,360 2012 2,553,930 27,115,267 205,310 1,782,748 1,387,839 3,359,326 30,474,593 Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 – 2012 Melalui Gambar 1.1, terlihat sejak tahun 2008 hingga tahun 2012, tambahan modal disetor dan utang subordinasi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan compounded annual growth rate (CAGR), masingmasing sebesar 12,82 persen dan 85,82 persen. Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 – 2012 Gambar 1.1 Pergerakan Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor dan Utang Subordinasi PT Bank Permata Tbk Tahun 2008 - 2012 4 Pertumbuhan yang cukup besar di sisi permodalan ini pada gilirannya ikut mendorong dan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kinerja usaha dan keuangan PT Bank Permata Tbk. Sebagaimana dijabarkan dalam laporan keuangan konsolidasi PT Bank Permata Tbk. untuk periode laporan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, PT Bank Permata Tbk. telah beberapa kali melakukan penerbitan obligasi yang ditujukan untuk memperkuat permodalan perusahaan dalam rangka mendukung pertumbuhan usaha ke depan. Demikian pula halnya dengan penambahan modal disetor, tercatat PT Bank Permata Tbk. telah 5 (lima) kali melakukan rights issue atau penawaran umum terbatas dalam rangka peningkatan modal perusahaan yang juga ditujukan untuk memperkuat permodalan guna mendukung pertumbuhan usaha. Aksi korporasi PT Bank Permata Tbk. tersebut mencerminkan upaya manajemen perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja operasional, dan kinerja usaha, maupun keuangan perusahaan. Kesemuanya itu diharapkan mampu meningkatkan profitabilitas yang pada gilirannya bermuara pada peningkatan nilai perusahaan dan harga sahamnya. Sebagai gambaran, melalui Tabel 1.3 disampaikan informasi historis mengenai penerbitan obligasi maupun penambahan modal PT Bank Permata Tbk. Tabel 1.3 tersebut memuat serangkaian aksi korporasi historis berupa penerbitan obligasi dalam kurun waktu 2006 – 2012. 5 Tabel 1.3 Penerbitan Obligasi PT Bank Permata Tbk., 2006 - 2012 Tanggal Penerbitan 14 Desember 2006 Tanggal Jatuh Tempo 14 Desember 2016 17 Juni 2009 17 Juni 2021 10 Maret 2010 10 Maret 2020 28 Juni 2011 28 Juni 2018 15 Juni 2012 15 Juni 2019 19 Desember 2012 19 Desember 2019 Nama Obligasi Subordinasi I PT Bank Permata Tbk. Tahun 2006 (Obligasi Subordinasi Rupiah) Surat utang jangka menengah / Medium Term Notes (MTN) subordinasi Surat utang jangka menengah / Medium Term Notes (MTN) subordinasi Obligasi Subordinasi II Bank Permata Tahun 2011 (Obligasi Subordinasi Rupiah II) Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I) Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap II Tahun 2012 (Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap II) Nilai (Rp Juta) 500.000 USD 100.000.000 700.000 1.750.000 700.000 1.800.000 Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun 2006 – 2012 Adapun penambahan modal yang telah dilakukan pemegang saham dapat dilihat pada Tabel 1.4. Melalui tabel tersebut tersebut dapat dilihat upaya pemegang saham dalam meningkatkan permodalan PT Bank Permata Tbk. dari waktu ke waktu. 6 Tabel 1.4 Penambahan Modal Disetor PT Bank Permata Tbk. Nilai (Rp Juta) Penambahan Modal Disetor Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Perdana (IPO atau Initial Public Offerings) Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) I Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) II dengan waran Tambahan modal disetor yang berasal dari konversi waran pada tahun 1996, 1997 dan 1998 Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) III Tambahan modal disetor yang berasal dari penempatan terbatas dalam rangka peleburan usaha pada tahun 2002 Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) IV Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) V Total tambahan modal disetor 35.591 108.556 65.133 2.668 5.023.356 4.044.444 1.837.702 1.790.304 9.439.382 (setelah dikurangi dengan nilai penerbitan saham bonus, beban emisi penawaran umum terbatas, serta reklasifikasi selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali pada tahun 2005) Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012 Sebagaimana diberitakan, penerbitan subdebt merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan I PT Bank Permata Tbk. dengan target perolehan dana sebesar Rp2,5 triliun yang diterbitkan dalam kurun waktu hingga dua tahun ke depan. Dalam kaitan ini, manajemen PT Bank Permata Tbk. menjelaskan bahwa penerbitan Obligasi Subordinasi diharapkan akan lebih memperkuat struktur permodalan PT Bank Permata Tbk. dan mendukung pertumbuhan bisnis untuk meningkatkan posisi kompetitif di industri perbankan Indonesia. Instrumen subdebt ini memperoleh pemeringkatan idAA-. Sementara itu, PT Bank Permata Tbk. juga menerima peringkat idAA dari PT 7 Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yang mencerminkan sinergi yang kuat dan dukungan dari pemegang saham mayoritasnya, serta posisi pasar yang kuat dan kualitas aset yang membaik dengan outlook untuk peringkat keduanya adalah stabil. Proses penawaran awal (book building) Obigasi Subordinasi dilakukan sejak tanggal 22 Mei - 5 Juni 2012. Diikuti dengan masa penawaran pada tanggal 14 Juni - 18 Juni 2012, dilanjutkan dengan periode penjatahan pada 19 Juni 2012 dan pembayaran dari investor kepada penjamin emisi pada hari kerja berikutnya pada tanggal 20 Juni 2012. Obligasi ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 22 Juni 2012, sedangkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap II telah pula dilakukan dengan masa penawaran 13 – 14 Desember 2012 serta tanggal pencatatan pada BEI tanggal 20 Desember 2012. Adapun dana dari hasil penawaran Obligasi Subordinasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, diperlakukan sebagai modal pelengkap level bawah (lower tier II capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) dan akan digunakan sepenuhnya untuk ekspansi kredit. Tesis ini ditulis untuk menganalisis dan melakukan estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. pasca Penawaran Umum Terbatas V serta penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012. Dengan kenaikan komponen permodalan tersebut, PT Bank Permata Tbk. diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan usaha serta profitabilitas yang secara demikian diharapkan juga mampu meningkatkan harga saham PT Bank Permata Tbk. 8 Sebagaimana diketahui, sejak implementasi penggabungan usaha di tahun 2002, BNLI telah berhasil tumbuh cukup baik dengan didukung oleh komitmen pemegang saham mayoritasnya, yakni PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered Bank yang keduanya memiliki reputasi internasional dan berpengalaman dalam mengelola usaha berskala besar, termasuk perusahaan jasa keuangan. Berbagai upaya dilakukan pemegang saham mayoritas untuk meningkatkan kinerja usaha dan keuangan PT Bank Permata Tbk., termasuk dengan penambahan modal disetor dan penerbitan obligasi subordinasi. Sejalan dengan perkembangannya, dalam 5 (lima) tahun terakhir PT Bank Permata Tbk. memperlihatkan kinerja usaha dan keuangan yang cukup baik, sebagaimana dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: 1. pendapatan operasional dalam 5 (lima) tahun terakhir tumbuh dengan CAGR 17,41 persen melampaui pertumbuhan industri sebesar 14,95 persen, laba operasional tumbuh dengan CAGR 29,60 persen, melampaui pertumbuhan industri yang berada pada posisi 26,71 persen, dan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih dengan CAGR 31,87 persen, melampaui rata-rata industri yang berada pada posisi 21,87 persen; 2. Capital Adequacy Ratio (CAR) BNLI dalam 5 (lima) tahun terakhir juga terus meningkat, dari 10,80 persen di tahun 2008 menjadi 15,86 persen pada akhir tahun 2012, yang menunjukkan peningkatan dan penguatan permodalan BNLI; 3. Imbal hasil aset atau Return on Asset (ROA) dalam 5 (lima) tahun terakhir dapat dipertahankan pada tingkatan yang moderat di atas 1,7 persen; 9 4. rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) berada pada kisaran 80 persen, dan masih berada pada kisaran rasio BOPO yang disarankan oleh BI serta berpotensi untuk diturunkan secara bertahap sejalan dengan mulai efektif dan efisiennya kinerja operasional BNLI; 5. Loan-to-Deposit Ratio atau LDR dalam 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan peningkatan dan berada dalam rentang yang ditetapkan oleh otoritas pengawas. Dengan posisi LDR sebesar 89,5 persen di tahun 2012, BNLI mampu meningkatkan fungsi intermediasi dengan tetap mempertimbangkan faktor likuiditas bank; 6. Net Interest Margin (NIM) dalam 4 (empat) tahun terakhir berada pada posisi di atas 5 persen dan sebanding dengan rata-rata industri perbankan nasional. Dari laporan manajemen perusahaan, diperoleh pula informasi bahwa pertumbuhan ini juga didukung oleh meningkatnya investasi pada sumber daya manusia, teknologi, jaringan dan kantor cabang sehingga mampu mendorong perusahaan menghasilkan peningkatan laba dalam 5 (lima) tahun terakhir. 1.1.1 Rumusan masalah Penelitian ini menempatkan analisis dan estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. sebagai fokus penelitian, di mana dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir harga saham PT Bank Permata Tbk. cenderung berfluktuasi. Pada akhir tahun 2008 harga saham BNLI sebesar Rp490,- dan terus meningkat menjadi Rp1.790,- pada akhir tahun 2010 seiring dengan peningkatan kinerja perusahaan. Namun sejak tahun 2010 itu pula harga saham BNLI kemudian memperlihatkan penurunan menjadi Rp1.360,- pada akhir tahun 2011 dan kembali 10 turun menjadi Rp1.310,- pada akhir tahun 2012, pada saat kinerja operasional dan keuangannya terus menunjukkan peningkatan. Mencermati hal ini, permasalahan penelitian yang ingin dikaji adalah nilai pasar saham BNLI yang belum dapat ditopang secara berkesinambungan (sustainable) pada tingkat harga tertentu dan memperlihatkan penurunan pada saat kinerja keuangannya mengalami peningkatan. Dengan demikian, pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut. 1. Mengapa harga saham BNLI mengalami penurunan pada saat kinerja keuangannya terus meningkat? 2. Mengapa peningkatan basis permodalan PT Bank Permata Tbk., melalui PUT V dan penerbitan Obligasi Subordinasi Tahun 2012, dalam rangka peningkatan pertumbuhan usaha tidak sepenuhnya tercermin dalam peningkatan kinerja sahamnya di pasar modal? 3. Berapakah estimasi nilai pasar wajar saham BNLI jika harga saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan? 4. Apa yang diperlukan dalam penyusunan asumsi penilaian harga pasar wajar saham BNLI sehingga nilai intrinsik saham BNLI dapat dianalisis melalui keterkaitannya dengan kinerja keuangan dan kondisi eksternal dan internal perusahaan? Analisis dan estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. merupakan hal yang menarik dikaji dengan pertimbangan sebagaimana diuraikan sebagai berikut. 11 1. Analisis dan estimasi nilai wajar saham selalu berkaitan dengan konteks waktu dan peristiwa, atau kapan analisis dan estimasi tersebut dilakukan. Karena penilaian dilakukan pada satu konteks waktu tertentu, maka proses analisis dan estimasi nilai wajar saham suatu perusahaan, termasuk PT Bank Permata Tbk., akan didasarkan pada berbagai asumsi yang berbeda sehingga akan memunculkan data masukan serta hasil estimasi nilai wajar saham yang berbeda pula. Hal ini misalnya akan sangat terlihat jelas ketika analisis dan estimasi nilai saham PT Bank Permata Tbk. dilakukan pada periode krisis, dan pasca krisis 1997 atau pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya penerbitan obligasi dan atau penambahan modal disetor. 2. Meskipun analisis dan estimasi nilai wajar saham dilakukan berlandaskan pendekatan yang secara umum sama, namun karena faktor waktu, akan menyebabkan timbulnya berbagai variasi data dan informasi yang berpengaruh terhadap hasil estimasi harga saham. 3. Melakukan analisis dan estimasi nilai wajar saham pada periode waktu yang berbeda, selain menarik, juga menjadi penting dilakukan guna memperoleh gambaran, perbandingan, dan kesimpulan hasil analisis dan estimasi nilai wajar saham. 4. Khusus untuk PT Bank Permata Tbk. yang pernah mengalami pasang-surut dan dinamika pergerakan sahamnya, analisis dan estimasi nilai wajar saham BNLI menjadi menarik karena saham BNLI pasca krisis 1997/1998 sempat ditransaksikan pada nilai yang jauh lebih rendah, yakni Rp35,- per lembar 12 saham di tahun 2002, dibandingkan dengan harga saham BNLI yang pada tanggal penilaian (15 Juli 2013) sebesar Rp1.620,-. 5. Penilaian saham lembaga keuangan memiliki kekhasan dalam pemilihan metoda dan pendekatan penilaian sebagaimana dijelaskan dalam penelitian ini. 6. Estimasi nilai pasar wajar saham perusahaan terbuka memerlukan analisis yang tidak saja bersandar pada kondisi internal perusahaan, tetapi juga kondisi-kondisi eksternal yang melingkupinya. Dalam kaitan ini, menjadi menarik kiranya jika analisis sekuritas saham maupun estimasi nilai pasar wajar sekuritas tersebut dilakukan melalui aplikasi top-down analysis yang akan diuraikan dalam penelitian ini. 7. Adanya fluktuasi harga saham BNLI dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai analisis dan estimasi nilai perusahaan yang kemudian diarahkan pada estimasi nilai wajar saham suatu perusahaan telah banyak dilakukan. Sepanjang pengetahuan Penulis, beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penilaian saham perusahaan perbankan, antara lain adalah sebagai berikut: Tabel 1.5 Penelitian-penelitian Saham Perusahaan Perbankan Peneliti dan Tahun Zen (2012) Pendekatan / Metoda yang digunakan Pendekatan pendapatan (income approach) dan pendekatan Kesimpulan Hasil Penelitian Estimasi nilai intrinsik saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. tanggal 31 Desember 2012 dengan pendekatan pendapatan adalah sebesar Rp6.269,85, 13 pasar (market approach) sedangkan hasil estimasi nilai saham berdasarkan pendekatan pasar (relative valuation) adalah sebesar Rp4.694,11. Dengan menentukan nilai rata-rata di antara kedua pendekatan tersebut, diperoleh estimasi nilai wajar per lembar saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp5.481,98. Gunawan (2012) Pendekatan data pasar dan pendekatan pendapatan Melalui pendekatan data pasar dan pendekatan pendapatan, diperoleh kisaran estimasi nilai saham PT Bank Permata Tbk. milik Pemerintah RI, antara Rp33.999.511.281,sampai dengan Rp35.949.260.546,atau Rp1.700,- sampai dengan Rp1.798,- per lembar saham. Jika dilakukan rekonsiliasi nilai melalui berbagai pertimbangan dalam pembobotannya (20 persen untuk pendekatan pendapatan, dan 80 persen untuk pendekatan data pasar), diperoleh nilai pasar wajar saham minoritas Menteri Keuangan Republik Indonesia di PT Bank Permata Tbk. sebesar Rp1.778,- per lembar saham. Ratnanto (2012) Metoda discounted cash flow (DCF) dengan model free cash flow to equity (FCFE) serta pendekatan pasar (relative valuation) Estimasi nilai intrinsik saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. per Desember 2011 berkisar antara Rp2.385,44 sampai dengan Rp2.410,03. Hasil penilaian dengan menggunakan relative valuation, diperoleh hasil sebagai berikut: untuk estimasi nilai saham per lembar PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. dengan menggunakan rasio PER sebesar Rp1.444,- dan berdasarkan PBV sebesar Rp2.147,- serta P/S sebesar Rp2.947,-. Hasil pembobotan kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai saham per lembar PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. berdasarkan relative valuation adalah sebesar Rp2.180,-. Hasil dari kedua pendekatan tersebut kemudian direkonsiliasi sehingga diperoleh nilai 14 saham per lembar PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. sebesar Rp2.147,hingga Rp2.162,-. Firdiansyah (2009) Discounted cash flow (DCF), relative valuation, Pendekatan aktiva/neraca, Box-Jenkins / ARIMA Nilai pasar wajar ekuitas PT Bank Century Tbk. pada tanggal 30 September 2008 adalah sebesar Rp1.624.928.338.401,00. Darojah (2009) Discounted cash flow (DCF), relative valuation Nilai intrinsik saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. per 31 Desember 2009 adalah Rp1.092,30. Sugiyarto (2009) Discounted cash flow (DCF), relative valuation, precedent transactions analysis. Rekonsiliasi antarmetoda yang digunakan dalam penelitian menghasilkan nilai pasar wajar saham PT Bank Bukopin Tbk. sebesar Rp504,80. Nofiansyah (2008) Discounted cash flow (DCF), pertumbuhan dividen dengan model Gordon (Gordon growth model), serta relative valuation Rekonsiliasi metoda-metoda penilaian melalui pembobotan setiap hasil nilai dalam menentukan nilai saham Pemerintah di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tahun 2007. Amelia (2008) Discounted cash Flow (DCF), relative valuation, pendekatan aktiva/neraca, Box-Jenkins / ARIMA Estimasi nilai instrinsik saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk. per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp352,46. Tauriesanto (2007) Metoda / pendekatan Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang diperdagangkan di 15 pendapatan dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) bila model free cash dibandingkan dengan estimasi nilai intrinsiknya mengalami undervalued. flow to the firm (FCFF) dan relative valuation Tobing (2004) Excess return model dalam estimasi nilai saham PT Bank Bali Tbk. dan event study untuk mengukur abnormal return menggunakan model pasar (market model) 1. Penggabungan lima bank (PT Bank Bali Tbk., PT Bank Universal Tbk., PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot) ke dalam PT Bank Permata Tbk. memiliki dampak negatif terhadap kinerja keuangan PT Bank Bali Tbk. sebagai bank yang menerima penggabungan usaha. 2. Merger 5 (lima) bank tersebut tidak memberikan efek positif terhadap kinerja saham PT Bank Bali Tbk. sebagai bank yang menerima penggabungan usaha. 3. Efek pengumuman merger memunculkan abnormal return di sekitar tanggal pengumuman merger. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang direkomendasikan untuk penilaian perusahaan jasa keuangan, yakni excess return model yang dikembangkan oleh Damodaran (2002: 591 – 594) dengan menggunakan pula pendekatan data pasar melalui data perusahaan pembanding. Selain menggunakan pendekatan yang berbasis pada pengukuran arus kas ke ekuitas melalui penerapan metoda diskonto arus kas (discounted cash flow method), penelitian ini juga mengaplikasikan top-down analysis sebagai alat analisis yang digunakan untuk menyusun asumsi-asumsi yang diperlukan dalam penyusunan proyeksi arus kas 16 guna mengestimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. menggunakan excess return model. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan melakukan analisis dan estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. per tanggal 15 Juli 2013 pasca Penawaran Umum Terbatas V dan Penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 menggunakan model excess return berbasis pendekatan pendapatan (income approach) serta pendekatan penilaian relatif (relative valuation). 1.3.2 Manfaat penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. sebagai sumber informasi tambahan bagi para stakeholders PT Bank Permata Tbk. berkaitan dengan hasil studi dan analisis maupun estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. pasca Penawaran Umum Terbatas V serta Penerbitan Obligasi Subordinasi Tahun 2012; 2. untuk memperkaya database studi penilaian saham perusahaan terbuka dalam konteks waktu, kondisi dan peristiwa yang berbeda-beda; 3. bagi manajemen PT Bank Permata Tbk., hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penilaian saham perusahaan secara umum; 4. bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan terkait rencana investasi; 5. penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para akademisi berkaitan dengan analisis dan aplikasi metoda penilaian suatu usaha. 17 1.4 Metoda Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi nilai pasar wajar ekuitas PT Bank Permata Tbk. dengan pendekatan pendapatan (income approach) dan pendekatan pasar (market approach). Proses yang dilakukan meliputi pengumpulan data, analisis dan estimasi nilai pasar wajar saham PT Bank Permata Tbk. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi data umum dan data khusus. Data umum, antara lain berupa kondisi makro ekonomi, kajian industri, pasar saham, data perusahaan pembanding dan data industri, sedangkan data khusus, antara lain adalah laporan keuangan perusahaan yang menjadi obyek penelitian berikut dengan laporan keuangan perusahaan pembanding. Data laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terutama berasal dari laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit untuk periode laporan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun ke dalam 4 (empat) bab. Bab I memuat pengantar yang membahas tentang latar belakang, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Dalam Bab II tertuang tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan alat analisis. Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian dan landasan teori yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, ulasan tentang penelitian-penelitian terdahulu serta alat analisis yang digunakan. Bab III adalah analisis data, membahas tentang 18 analisis data dari penelitian yang dilakukan, dimulai dari gambaran umum perusahaan, analisis makro dan mikro ekonomi penggunaan pendekatan pendapatan dan pendekatan data pasar. Bab IV adalah kesimpulan dan saran, merupakan bab terakhir. Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis yang didapatkan dari hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian, keterbatasan berupa kendala dan kesulitan dalam penelitian serta saran yang disampaikan sebagai sumbangan pemikiran. Adapun sistematika penulisan dan pembahasan tercantum pada Gambar 1.2. 19