1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Harga pasar

advertisement
BAB I
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Harga pasar saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah
perusahaan. Jika kinerja perusahaan meningkat maka hal ini akan diapresiasi oleh
pasar dalam bentuk kenaikan harga sahamnya. Berbagai aksi korporasi dilakukan
oleh perusahaan guna meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk memperkuat
struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.
Dalam kaitan ini, PT Bank Permata Tbk. (kode saham: BNLI) pada tahun
2012 mengambil langkah untuk meningkatkan basis permodalannya dengan
meminta persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 22 November 2012 untuk melakukan Penawaran
Umum Terbatas V (PUT V) senilai Rp2 triliun. Melalui Penawaran Umum
Terbatas (rights issue) ini, pemegang saham diberi hak untuk membeli 2 (dua)
saham baru dengan harga Rp1.215,- per saham untuk setiap 11 (sebelas) saham
lama yang dimiliki dengan total 1.642.481.256 saham kelas B baru. Dengan
meningkatkan basis permodalannya, BNLI mampu membukukan pertumbuhan
yang cukup baik, dan mengakhiri tahun 2012 dengan CAR (Capital Adequacy
Ratio) sebesar 15,86 persen, jauh di atas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8,00
persen.
Selain penambahan modal, pada tahun 2012, perseroan juga memperkuat
posisi likuiditas dengan menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap
I sebesar Rp700 miliar dengan tingkat suku bunga 8,9 persen per tahun pada bulan
1
2
Juni dan Tahap II sebesar Rp1,8 triliun dengan tingkat suku bunga 9,4 persen per
tahun pada bulan Desember, dan keduanya telah sepenuhnya terjual. Kedua
obligasi tersebut tidak dijamin dan tidak memiliki opsi beli untuk pelunasan lebih
awal, yang jatuh tempo masing-masing pada tanggal 15 Juni 2019 dan 19
Desember 2019. Obligasi ini mendapatkan peringkat idAA- (Double A Minus)
dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Penerbitan obligasi ditujukan untuk meningkatkan modal kerja dalam
rangka ekspansi usaha, serta untuk melanjutkan pertumbuhan Kredit Pemilikan
Rumah (KPR), pembiayaan kendaraan melalui joint–financing dan pinjaman ritel
lainnya. Kedua langkah perusahaan tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi
neraca dan permodalan dalam meningkatkan pertumbuhan usaha di masa depan.
Apabila dilihat dalam 5 (lima) tahun terakhir, PT Bank Permata Tbk. secara
bertahap terus meningkatkan dan memperbaiki posisi neraca melalui peningkatan
modal sebagaimana tergambar dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Pergerakan Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor,
Utang Subordinasi, Liabilitas,
dan Ekuitas PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 – 2012
(dalam juta rupiah)
Komponen
Utang Subordinasi
Total Liabilitas
Modal Disetor
Tambahan Modal Disetor
Saldo Laba (Defisit)
Ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
2008
2009
2010
2011
2012
495,290
1,438,953
2,104,898
3,351,179
5,905,109
49,706,027 51,107,365 65,829,724
92,187,794 119,303,061
1,300,534
1,300,534
1,461,849
1,461,849
1,667,159
5,826,978
5,826,978
7,656,634
7,656,634
9,439,382
(2,772,181) (2,174,559) (1,170,884)
(14,008)
1,373,831
4,288,662
5,020,055
8,014,918
9,136,208
12,495,534
54,059,522 56,127,420 73,844,642 101,324,002 131,798,595
CAGR
85.82%
24.47%
6.41%
12.82%
NA
30.65%
24.96%
Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 – 2012
Jika
dilihat
dari
pertumbuhannya,
nilai
penambahan
komponen
permodalan PT Bank Permata Tbk. cukup signifikan dan mendorong peningkatan
3
besaran neraca baik dari sisi liabilitas maupun ekuitas sebagai sumber pendanaan
bagi aktifitas intermediasi maupun reinvestasi PT Bank Permata Tbk.
Tabel 1.2 Pertumbuhan Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor,
Utang Subordinasi, Liabilitas
dan Ekuitas PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 - 2012
(dalam juta rupiah)
Pertumbuhan
Utang Subordinasi
Total Liabilitas
Modal Disetor
Tambahan Modal Disetor
Saldo Laba (Defisit)
Ekuitas
Pertumbuhan Kewajiban dan Ekuitas
2008
594
14,369,957
Ͳ
Ͳ
953,788
385,986
14,761,099
2009
943,663
1,401,338
Ͳ
Ͳ
597,622
731,393
2,067,898
2010
665,945
14,722,359
161,315
1,829,656
1,003,675
2,994,863
17,717,222
2011
1,246,281
26,358,070
Ͳ
Ͳ
1,156,876
1,121,290
27,479,360
2012
2,553,930
27,115,267
205,310
1,782,748
1,387,839
3,359,326
30,474,593
Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 – 2012
Melalui Gambar 1.1, terlihat sejak tahun 2008 hingga tahun 2012,
tambahan modal disetor dan utang subordinasi menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan dengan compounded annual growth rate (CAGR), masingmasing sebesar 12,82 persen dan 85,82 persen.
Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun 2008 – 2012
Gambar 1.1 Pergerakan Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor
dan Utang Subordinasi PT Bank Permata Tbk Tahun 2008 - 2012
4
Pertumbuhan yang cukup besar di sisi permodalan ini pada gilirannya ikut
mendorong dan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kinerja usaha dan
keuangan PT Bank Permata Tbk.
Sebagaimana dijabarkan dalam laporan keuangan konsolidasi PT Bank
Permata Tbk. untuk periode laporan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012, PT Bank Permata Tbk. telah beberapa kali melakukan penerbitan obligasi
yang ditujukan untuk memperkuat permodalan perusahaan dalam rangka
mendukung pertumbuhan usaha ke depan. Demikian pula halnya dengan
penambahan modal disetor, tercatat PT Bank Permata Tbk. telah 5 (lima) kali
melakukan rights issue atau penawaran umum terbatas dalam rangka peningkatan
modal perusahaan yang juga ditujukan untuk memperkuat permodalan guna
mendukung pertumbuhan usaha.
Aksi korporasi PT Bank Permata Tbk. tersebut mencerminkan upaya
manajemen perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja operasional, dan kinerja
usaha, maupun keuangan perusahaan. Kesemuanya itu diharapkan mampu
meningkatkan profitabilitas yang pada gilirannya bermuara pada peningkatan nilai
perusahaan dan harga sahamnya.
Sebagai gambaran, melalui Tabel 1.3 disampaikan informasi historis
mengenai penerbitan obligasi maupun penambahan modal PT Bank Permata Tbk.
Tabel 1.3 tersebut memuat serangkaian aksi korporasi historis berupa penerbitan
obligasi dalam kurun waktu 2006 – 2012.
5
Tabel 1.3 Penerbitan Obligasi PT Bank Permata Tbk., 2006 - 2012
Tanggal
Penerbitan
14 Desember
2006
Tanggal
Jatuh Tempo
14 Desember
2016
17 Juni 2009
17 Juni 2021
10 Maret 2010
10 Maret 2020
28 Juni 2011
28 Juni 2018
15 Juni 2012
15 Juni 2019
19 Desember
2012
19 Desember
2019
Nama Obligasi
Subordinasi I PT Bank Permata
Tbk. Tahun 2006 (Obligasi
Subordinasi Rupiah)
Surat utang jangka menengah /
Medium Term Notes (MTN)
subordinasi
Surat utang jangka menengah /
Medium Term Notes (MTN)
subordinasi
Obligasi Subordinasi II Bank
Permata Tahun 2011 (Obligasi
Subordinasi Rupiah II)
Obligasi Subordinasi Berkelanjutan
I Bank Permata Tahap I Tahun
2012 (Obligasi Subordinasi
Berkelanjutan I Tahap I)
Obligasi Subordinasi Berkelanjutan
I Bank Permata Tahap II Tahun
2012 (Obligasi Subordinasi
Berkelanjutan I Tahap II)
Nilai (Rp Juta)
500.000
USD
100.000.000
700.000
1.750.000
700.000
1.800.000
Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. Tahun 2006 – 2012
Adapun penambahan modal yang telah dilakukan pemegang saham dapat
dilihat pada Tabel 1.4. Melalui tabel tersebut tersebut dapat dilihat upaya
pemegang saham dalam meningkatkan permodalan PT Bank Permata Tbk. dari
waktu ke waktu.
6
Tabel 1.4 Penambahan Modal Disetor PT Bank Permata Tbk.
Nilai
(Rp Juta)
Penambahan Modal Disetor
Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum
Perdana (IPO atau Initial Public Offerings)
Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum
Terbatas (Rights Issue) I
Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum
Terbatas (Rights Issue) II dengan waran
Tambahan modal disetor yang berasal dari konversi waran pada
tahun 1996, 1997 dan 1998
Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum
Terbatas (Rights Issue) III
Tambahan modal disetor yang berasal dari penempatan terbatas
dalam rangka peleburan usaha pada tahun 2002
Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum
Terbatas (Rights Issue) IV
Tambahan modal disetor yang berasal dari Penawaran Umum
Terbatas (Rights Issue) V
Total tambahan modal disetor
35.591
108.556
65.133
2.668
5.023.356
4.044.444
1.837.702
1.790.304
9.439.382
(setelah dikurangi dengan nilai penerbitan saham bonus, beban emisi
penawaran umum terbatas, serta reklasifikasi selisih nilai transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali pada tahun 2005)
Sumber: Laporan Keuangan Audited Konsolidasi PT Bank Permata Tbk. untuk Periode yang
Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012
Sebagaimana diberitakan, penerbitan subdebt merupakan bagian dari
Penawaran Umum Berkelanjutan I PT Bank Permata Tbk. dengan target
perolehan dana sebesar Rp2,5 triliun yang diterbitkan dalam kurun waktu hingga
dua tahun ke depan. Dalam kaitan ini, manajemen PT Bank Permata Tbk.
menjelaskan bahwa penerbitan Obligasi Subordinasi diharapkan akan lebih
memperkuat struktur permodalan PT Bank Permata Tbk. dan mendukung
pertumbuhan bisnis untuk meningkatkan posisi kompetitif di industri perbankan
Indonesia.
Instrumen subdebt ini memperoleh pemeringkatan idAA-. Sementara itu,
PT
Bank
Permata
Tbk.
juga
menerima
peringkat
idAA
dari
PT
7
Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yang mencerminkan sinergi yang kuat dan
dukungan dari pemegang saham mayoritasnya, serta posisi pasar yang kuat dan
kualitas aset yang membaik dengan outlook untuk peringkat keduanya adalah
stabil.
Proses penawaran awal (book building) Obigasi Subordinasi dilakukan
sejak tanggal 22 Mei - 5 Juni 2012. Diikuti dengan masa penawaran pada tanggal
14 Juni - 18 Juni 2012, dilanjutkan dengan periode penjatahan pada 19 Juni 2012
dan pembayaran dari investor kepada penjamin emisi pada hari kerja berikutnya
pada tanggal 20 Juni 2012. Obligasi ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 22 Juni 2012, sedangkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I
Tahap II telah pula dilakukan dengan masa penawaran 13 – 14 Desember 2012
serta tanggal pencatatan pada BEI tanggal 20 Desember 2012. Adapun dana dari
hasil penawaran Obligasi Subordinasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya
emisi, diperlakukan sebagai modal pelengkap level bawah (lower tier II capital)
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) dan akan digunakan sepenuhnya
untuk ekspansi kredit.
Tesis ini ditulis untuk menganalisis dan melakukan estimasi nilai wajar
saham PT Bank Permata Tbk. pasca Penawaran Umum Terbatas V serta
penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012. Dengan kenaikan komponen
permodalan tersebut, PT Bank Permata Tbk. diharapkan mampu meningkatkan
pertumbuhan usaha serta profitabilitas yang secara demikian diharapkan juga
mampu meningkatkan harga saham PT Bank Permata Tbk.
8
Sebagaimana diketahui, sejak implementasi penggabungan usaha di tahun
2002, BNLI telah berhasil tumbuh cukup baik dengan didukung oleh komitmen
pemegang saham mayoritasnya, yakni PT Astra International Tbk. dan Standard
Chartered
Bank
yang
keduanya
memiliki
reputasi
internasional
dan
berpengalaman dalam mengelola usaha berskala besar, termasuk perusahaan jasa
keuangan. Berbagai upaya dilakukan pemegang saham mayoritas untuk
meningkatkan kinerja usaha dan keuangan PT Bank Permata Tbk., termasuk
dengan penambahan modal disetor dan penerbitan obligasi subordinasi.
Sejalan dengan perkembangannya, dalam 5 (lima) tahun terakhir PT Bank
Permata Tbk. memperlihatkan kinerja usaha dan keuangan yang cukup baik,
sebagaimana dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:
1. pendapatan operasional dalam 5 (lima) tahun terakhir tumbuh dengan CAGR
17,41 persen melampaui pertumbuhan industri sebesar 14,95 persen, laba
operasional tumbuh dengan CAGR 29,60 persen, melampaui pertumbuhan
industri yang berada pada posisi 26,71 persen, dan berhasil membukukan
pertumbuhan laba bersih dengan CAGR 31,87 persen, melampaui rata-rata
industri yang berada pada posisi 21,87 persen;
2. Capital Adequacy Ratio (CAR) BNLI dalam 5 (lima) tahun terakhir juga terus
meningkat, dari 10,80 persen di tahun 2008 menjadi 15,86 persen pada akhir
tahun 2012, yang menunjukkan peningkatan dan penguatan permodalan
BNLI;
3. Imbal hasil aset atau Return on Asset (ROA) dalam 5 (lima) tahun terakhir
dapat dipertahankan pada tingkatan yang moderat di atas 1,7 persen;
9
4. rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) berada
pada kisaran 80 persen, dan masih berada pada kisaran rasio BOPO yang
disarankan oleh BI serta berpotensi untuk diturunkan secara bertahap sejalan
dengan mulai efektif dan efisiennya kinerja operasional BNLI;
5. Loan-to-Deposit Ratio atau LDR dalam 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan
peningkatan dan berada dalam rentang yang ditetapkan oleh otoritas
pengawas. Dengan posisi LDR sebesar 89,5 persen di tahun 2012, BNLI
mampu meningkatkan fungsi intermediasi dengan tetap mempertimbangkan
faktor likuiditas bank;
6. Net Interest Margin (NIM) dalam 4 (empat) tahun terakhir berada pada posisi
di atas 5 persen dan sebanding dengan rata-rata industri perbankan nasional.
Dari
laporan
manajemen
perusahaan,
diperoleh
pula
informasi
bahwa
pertumbuhan ini juga didukung oleh meningkatnya investasi pada sumber daya
manusia, teknologi, jaringan dan kantor cabang sehingga mampu mendorong
perusahaan menghasilkan peningkatan laba dalam 5 (lima) tahun terakhir.
1.1.1
Rumusan masalah
Penelitian ini menempatkan analisis dan estimasi nilai wajar saham PT
Bank Permata Tbk. sebagai fokus penelitian, di mana dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir harga saham PT Bank Permata Tbk. cenderung berfluktuasi. Pada
akhir tahun 2008 harga saham BNLI sebesar Rp490,- dan terus meningkat
menjadi Rp1.790,- pada akhir tahun 2010 seiring dengan peningkatan kinerja
perusahaan. Namun sejak tahun 2010 itu pula harga saham BNLI kemudian
memperlihatkan penurunan menjadi Rp1.360,- pada akhir tahun 2011 dan kembali
10
turun menjadi Rp1.310,- pada akhir tahun 2012, pada saat kinerja operasional dan
keuangannya terus menunjukkan peningkatan.
Mencermati hal ini, permasalahan penelitian yang ingin dikaji adalah nilai
pasar saham BNLI yang belum dapat ditopang secara berkesinambungan
(sustainable) pada tingkat harga tertentu dan memperlihatkan penurunan pada saat
kinerja keuangannya mengalami peningkatan. Dengan demikian, pertanyaan
penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut.
1. Mengapa harga saham BNLI mengalami penurunan pada saat kinerja
keuangannya terus meningkat?
2. Mengapa peningkatan basis permodalan PT Bank Permata Tbk., melalui PUT
V dan penerbitan Obligasi Subordinasi Tahun 2012, dalam rangka
peningkatan
pertumbuhan
usaha
tidak
sepenuhnya
tercermin
dalam
peningkatan kinerja sahamnya di pasar modal?
3. Berapakah estimasi nilai pasar wajar saham BNLI jika harga saham
merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan?
4. Apa yang diperlukan dalam penyusunan asumsi penilaian harga pasar wajar
saham BNLI sehingga nilai intrinsik saham BNLI dapat dianalisis melalui
keterkaitannya dengan kinerja keuangan dan kondisi eksternal dan internal
perusahaan?
Analisis dan estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. merupakan
hal yang menarik dikaji dengan pertimbangan sebagaimana diuraikan sebagai
berikut.
11
1. Analisis dan estimasi nilai wajar saham selalu berkaitan dengan konteks waktu
dan peristiwa, atau kapan analisis dan estimasi tersebut dilakukan. Karena
penilaian dilakukan pada satu konteks waktu tertentu, maka proses analisis
dan estimasi nilai wajar saham suatu perusahaan, termasuk PT Bank Permata
Tbk., akan didasarkan pada berbagai asumsi yang berbeda sehingga akan
memunculkan data masukan serta hasil estimasi nilai wajar saham yang
berbeda pula. Hal ini misalnya akan sangat terlihat jelas ketika analisis dan
estimasi nilai saham PT Bank Permata Tbk. dilakukan pada periode krisis, dan
pasca krisis 1997 atau pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya penerbitan
obligasi dan atau penambahan modal disetor.
2. Meskipun analisis dan estimasi nilai wajar saham dilakukan berlandaskan
pendekatan yang secara umum sama, namun karena faktor waktu, akan
menyebabkan timbulnya berbagai variasi data dan informasi yang
berpengaruh terhadap hasil estimasi harga saham.
3. Melakukan analisis dan estimasi nilai wajar saham pada periode waktu yang
berbeda, selain menarik, juga menjadi penting dilakukan guna memperoleh
gambaran, perbandingan, dan kesimpulan hasil analisis dan estimasi nilai
wajar saham.
4. Khusus untuk PT Bank Permata Tbk. yang pernah mengalami pasang-surut
dan dinamika pergerakan sahamnya, analisis dan estimasi nilai wajar saham
BNLI menjadi menarik karena saham BNLI pasca krisis 1997/1998 sempat
ditransaksikan pada nilai yang jauh lebih rendah, yakni Rp35,- per lembar
12
saham di tahun 2002, dibandingkan dengan harga saham BNLI yang pada
tanggal penilaian (15 Juli 2013) sebesar Rp1.620,-.
5. Penilaian saham lembaga keuangan memiliki kekhasan dalam pemilihan
metoda dan pendekatan penilaian sebagaimana dijelaskan dalam penelitian ini.
6. Estimasi nilai pasar wajar saham perusahaan terbuka memerlukan analisis
yang tidak saja bersandar pada kondisi internal perusahaan, tetapi juga
kondisi-kondisi eksternal yang melingkupinya. Dalam kaitan ini, menjadi
menarik kiranya jika analisis sekuritas saham maupun estimasi nilai pasar
wajar sekuritas tersebut dilakukan melalui aplikasi top-down analysis yang
akan diuraikan dalam penelitian ini.
7. Adanya fluktuasi harga saham BNLI dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir.
1.2 Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai analisis dan estimasi nilai perusahaan yang kemudian
diarahkan pada estimasi nilai wajar saham suatu perusahaan telah banyak
dilakukan. Sepanjang pengetahuan Penulis, beberapa penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penilaian saham perusahaan perbankan, antara lain adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.5 Penelitian-penelitian Saham Perusahaan Perbankan
Peneliti dan
Tahun
Zen (2012)
Pendekatan /
Metoda yang
digunakan
Pendekatan
pendapatan
(income approach)
dan pendekatan
Kesimpulan Hasil Penelitian
Estimasi nilai intrinsik saham PT Bank
Danamon Indonesia Tbk. tanggal 31
Desember 2012 dengan pendekatan
pendapatan adalah sebesar Rp6.269,85,
13
pasar (market
approach)
sedangkan hasil estimasi nilai saham
berdasarkan pendekatan pasar (relative
valuation) adalah sebesar Rp4.694,11.
Dengan menentukan nilai rata-rata di
antara kedua pendekatan tersebut,
diperoleh estimasi nilai wajar per lembar
saham PT Bank Danamon Indonesia
Tbk. pada tanggal 31 Desember 2012
sebesar Rp5.481,98.
Gunawan (2012)
Pendekatan data
pasar dan
pendekatan
pendapatan
Melalui pendekatan data pasar dan
pendekatan
pendapatan,
diperoleh
kisaran estimasi nilai saham PT Bank
Permata Tbk. milik Pemerintah RI,
antara
Rp33.999.511.281,sampai
dengan
Rp35.949.260.546,atau
Rp1.700,- sampai dengan Rp1.798,- per
lembar
saham.
Jika
dilakukan
rekonsiliasi nilai melalui berbagai
pertimbangan dalam pembobotannya (20
persen untuk pendekatan pendapatan, dan
80 persen untuk pendekatan data pasar),
diperoleh nilai pasar wajar saham
minoritas Menteri Keuangan Republik
Indonesia di PT Bank Permata Tbk.
sebesar Rp1.778,- per lembar saham.
Ratnanto (2012)
Metoda
discounted
cash flow (DCF)
dengan model
free cash flow to
equity (FCFE)
serta pendekatan
pasar (relative
valuation)
Estimasi nilai intrinsik saham PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. per
Desember
2011
berkisar
antara
Rp2.385,44 sampai dengan Rp2.410,03.
Hasil penilaian dengan menggunakan
relative valuation, diperoleh hasil
sebagai berikut: untuk estimasi nilai
saham per lembar PT Bank Tabungan
Negara
(Persero)
Tbk.
dengan
menggunakan rasio PER sebesar
Rp1.444,- dan berdasarkan PBV sebesar
Rp2.147,- serta P/S sebesar Rp2.947,-.
Hasil pembobotan kedua nilai tersebut
menunjukkan bahwa nilai saham per
lembar PT Bank Tabungan Negara
(persero) Tbk. berdasarkan relative
valuation adalah sebesar Rp2.180,-. Hasil
dari kedua pendekatan tersebut kemudian
direkonsiliasi sehingga diperoleh nilai
14
saham per lembar PT Bank Tabungan
Negara (persero) Tbk. sebesar Rp2.147,hingga Rp2.162,-.
Firdiansyah
(2009)
Discounted cash
flow (DCF),
relative valuation,
Pendekatan
aktiva/neraca,
Box-Jenkins /
ARIMA
Nilai pasar wajar ekuitas PT Bank
Century Tbk. pada tanggal 30 September
2008 adalah sebesar
Rp1.624.928.338.401,00.
Darojah (2009)
Discounted cash
flow (DCF),
relative
valuation
Nilai intrinsik saham PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. per 31 Desember
2009 adalah Rp1.092,30.
Sugiyarto (2009)
Discounted cash
flow (DCF),
relative
valuation,
precedent
transactions
analysis.
Rekonsiliasi
antarmetoda
yang
digunakan
dalam
penelitian
menghasilkan nilai pasar wajar saham
PT Bank Bukopin Tbk. sebesar
Rp504,80.
Nofiansyah (2008) Discounted cash
flow (DCF),
pertumbuhan
dividen dengan
model Gordon
(Gordon growth
model),
serta relative
valuation
Rekonsiliasi metoda-metoda penilaian
melalui pembobotan setiap hasil nilai
dalam
menentukan
nilai
saham
Pemerintah di PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. tahun 2007.
Amelia (2008)
Discounted cash
Flow (DCF),
relative
valuation,
pendekatan
aktiva/neraca,
Box-Jenkins /
ARIMA
Estimasi nilai instrinsik saham PT Bank
Internasional Indonesia Tbk. per 31
Desember
2008
adalah
sebesar
Rp352,46.
Tauriesanto
(2007)
Metoda /
pendekatan
Harga saham PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk. yang diperdagangkan di
15
pendapatan dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) bila
model free cash
dibandingkan dengan estimasi nilai
intrinsiknya mengalami undervalued.
flow to the firm
(FCFF) dan
relative valuation
Tobing (2004)
Excess return
model dalam
estimasi nilai
saham PT Bank
Bali Tbk. dan
event study untuk
mengukur
abnormal return
menggunakan
model pasar
(market model)
1. Penggabungan lima bank (PT Bank
Bali Tbk., PT Bank Universal Tbk.,
PT Bank Prima Express, PT Bank
Artamedia, dan PT Bank Patriot) ke
dalam PT Bank Permata Tbk.
memiliki dampak negatif terhadap
kinerja keuangan PT Bank Bali Tbk.
sebagai bank yang menerima
penggabungan usaha.
2. Merger 5 (lima) bank tersebut tidak
memberikan efek positif terhadap
kinerja saham PT Bank Bali Tbk.
sebagai bank yang menerima
penggabungan usaha.
3. Efek
pengumuman
merger
memunculkan abnormal return di
sekitar tanggal pengumuman merger.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang direkomendasikan untuk
penilaian perusahaan jasa keuangan, yakni excess return model yang
dikembangkan oleh Damodaran (2002: 591 – 594) dengan menggunakan pula
pendekatan data pasar melalui data perusahaan pembanding. Selain menggunakan
pendekatan yang berbasis pada pengukuran arus kas ke ekuitas melalui penerapan
metoda diskonto arus kas (discounted cash flow method), penelitian ini juga
mengaplikasikan top-down analysis sebagai alat analisis yang digunakan untuk
menyusun asumsi-asumsi yang diperlukan dalam penyusunan proyeksi arus kas
16
guna mengestimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. menggunakan excess
return model.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan melakukan analisis dan estimasi nilai wajar saham
PT Bank Permata Tbk. per tanggal 15 Juli 2013 pasca Penawaran Umum Terbatas
V dan Penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 menggunakan model excess
return berbasis pendekatan pendapatan (income approach) serta pendekatan
penilaian relatif (relative valuation).
1.3.2
Manfaat penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. sebagai sumber informasi tambahan bagi para stakeholders PT Bank Permata
Tbk. berkaitan dengan hasil studi dan analisis maupun estimasi nilai wajar
saham PT Bank Permata Tbk. pasca Penawaran Umum Terbatas V serta
Penerbitan Obligasi Subordinasi Tahun 2012;
2. untuk memperkaya database studi penilaian saham perusahaan terbuka dalam
konteks waktu, kondisi dan peristiwa yang berbeda-beda;
3. bagi manajemen PT Bank Permata Tbk., hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang penilaian saham perusahaan secara umum;
4. bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan
dalam melakukan pengambilan keputusan terkait rencana investasi;
5. penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para akademisi
berkaitan dengan analisis dan aplikasi metoda penilaian suatu usaha.
17
1.4 Metoda Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi nilai pasar wajar ekuitas PT
Bank Permata Tbk. dengan pendekatan pendapatan (income approach) dan
pendekatan
pasar
(market
approach).
Proses
yang
dilakukan
meliputi
pengumpulan data, analisis dan estimasi nilai pasar wajar saham PT Bank Permata
Tbk.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi data umum dan
data khusus. Data umum, antara lain berupa kondisi makro ekonomi, kajian
industri, pasar saham, data perusahaan pembanding dan data industri, sedangkan
data khusus, antara lain adalah laporan keuangan perusahaan yang menjadi obyek
penelitian berikut dengan laporan keuangan perusahaan pembanding. Data laporan
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terutama berasal dari laporan
keuangan konsolidasi yang telah diaudit untuk periode laporan yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012.
1.5 Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun ke dalam 4 (empat) bab. Bab I memuat pengantar
yang membahas tentang latar belakang, keaslian penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Dalam Bab II tertuang tinjauan
pustaka, penelitian terdahulu dan alat analisis. Bab ini membahas tentang tinjauan
pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian dan landasan teori yang digunakan
untuk menjawab tujuan penelitian, ulasan tentang penelitian-penelitian terdahulu
serta alat analisis yang digunakan. Bab III adalah analisis data, membahas tentang
18
analisis data dari penelitian yang dilakukan, dimulai dari gambaran umum
perusahaan, analisis makro dan mikro ekonomi penggunaan pendekatan
pendapatan dan pendekatan data pasar. Bab IV adalah kesimpulan dan saran,
merupakan bab terakhir. Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis yang didapatkan
dari hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian, keterbatasan berupa
kendala dan kesulitan dalam penelitian serta saran yang disampaikan sebagai
sumbangan pemikiran.
Adapun sistematika penulisan dan pembahasan tercantum pada Gambar
1.2.
19
Download