BAB II LANDASAN TEORI A. Cerita Rakyat 1. Pengertian Cerita Rakyat Pengertian cerita rakyat itu sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sastra cerita dari zaman dahulu yang hidup dikalangan rakyat dan diwariskan secara lisan (Alwi dkk, 2003:210). Cerita rakyat juga didefinisikan sebagai kesusastraan dari rakyat, yang penyebarannya pada umumnya melalui tutur kata atau lisan (Danandjaja, 2007: 5). 2. Jenis Cerita Rakyat Menurut William R. Bascom dalam Danandjaja (2007: 50-83) cerita rakyat dibagi menjadi tiga yaitu: a. Mite (myth) Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi oleh dewa atau makluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau didunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masalampau. b. Legenda (legend) Legenda adalah prosa raktyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 mempunyai sifat-sifat yang luar biasa, dan sering kali dibantu maklukmakluk ajaib. Tempat terjadinya didunia yang kita kenal. Waktu terjadinya belum terlalu lampau. c. Dongeng (folktale) Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan, yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan dengan tujuan untuk menghibur, melukiskan kebenaran, pelajaran (moral) dan sindiran dan biasanya mempunyai kalimat pembuka dan penutupnya yang bersifat klise, dimulai dengan kalimat pembuka dan penutup : ( pada suatu waktu hidup seorang...dan…akhirnya mereka hidup bahagia untuk selama-lamanya). Menurut Asfandiyar (2007: 19) dongeng adalah cerita rekaan, cerita rakyat yang tidak benar-benar terjadi dan bermanfaat bagi perkembangan anak. Baik perkembangan secara kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan). Anti Aarne dan Thompson dalam (Danandjaja 2007: 86-139) membagi jenis-jenis dongeng menjadi empat, yaitu: 1) Dongeng binatang (animal tales) Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata (reptilia), ikan dan serangga. Binatang-binatang jenis ini dalam cerita dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 2) Dongeng biasa (ordinary folktales) Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang. Di Jawa Tengah misalnya Timun Mas dan Joko Kendil. 3) Dongeng lelucon atau anekdot (jokes and anecdots) Dongeng lelucon atau anekdot adalah dongeng-dongeng yang yang dapat menimbulkan rasa mengelikan hati, sehingga menimbulkan tawa bagi yang mendengarkan dan yang menceritakannya. Namun bagi tokoh yang menjadi sasaran dongeng tersebut dapat menimbulkan rasa sakit hati. 4) Dongeng berumus (formula tales) Dongeng berumus adalah dongeng yang dibentuk dengan cara menambah keterangan lebih terperinci dari setiap keterangan lebih terperinci pada setiap pengulangan isi cerita. 3. Fungsi Cerita Rakyat Dalam cerita rakyat, tidak banyak yang mengambarkan cerita masa kini, terkadang pembelajaran inti dari masalah umat manusia justru dari cerita masa lalu, dongeng, legenda, mite yang berisi tentang ajaran budi pekerti dan moral. Dengan demikian anak akan dapat memperoleh pelajaran-pelajaran yang berguna bagi kehidupannya. Salah satu contohnya adalah dongeng. Dongeng sangat dibutuhkan sebagai media hiburan yang bernilai luhur. Selain itu dongeng merupakan media pendidikan yang mudah diterima oleh anak-anak. Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 Menurut Asfandiyar (2007: 23-24) dongeng merupakan cara yang efektif mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), dan aspek sosial. Selain itu, dongeng dapat membawa anakanak pada pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah dialaminya. Lewat cerita rakyat anak-anak tidak merasa diguruikarena mereka merespons segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. B. Nilai Sosial Nilai-nilai sosial sikap dan perasaan yang diterima oaleh masyarakat sebagai dasar untuk merumuskan apa yang benar dan penting (dalam pengertian sosiologi). Para ahli sosiologi menjelaskan bahwa nilai sosial, antara lain: Young dalam Huky (1982: 146), merumuskan nilai sosial sebagai asumsi yang abstrak dan sering tidak didasari tentang apa yang benar dan apa yang penting. Disamping itu, nilai sosial dapat juga dirumuskan sebagai petunjuk atau tafsiran harga secara sosial terhadap objek, baik bersifat materil, maupun non materil. Dengan susunan ini nilai harga dari masing-masing yang diukur, ditempatkan dalam suasana struktur berdasarkan rangking yang ada dalam masyarakat tertentu, dan sifatnya abstrak. Bila sikap dan perasaan tentang nilai sosial itu diikat bersama dalam satu sistem maka ia disebut sebagai” sistem nilai sosial”. Jadi nilai sosial adalah nilai-nilai kebaikan yang berkaitan dengan masyarakat sehingga dapat membedakan baik dan buruk serta dapat bersikap dengan sebaik-baiknya. Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 Ciri-ciri nilai sosial menurut Huky dalam Soeparno (2002: 148) antara lain: 1. Nilai merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui saling interaksi diantara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir. 2. Nilai sosial ditularkan. Nilai yang menyusun sisten nilai diteruskan dan ditularkan diantara anggota-anggota. Nilai ini dapat diteruskan dan ditularkan dari satu grup ke grup lain dalam satu masyarakat serta kebudayaan yang lainnya. 3. Nilai dipelajari. Nilai dicapai dan bukan bawaan lahir. Proses belajar dan pencapaian nilai-nilai itu, dinulai sejak masa kanak-kanak dalam keluarga melalui sosialisasi. 4. Nilai memuaskan manusia dan mengambilkan bagian dalam usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial. Nilai yang disetujui yang telah diterima secara sosial itu menjadi dasar bagi tindakan dan tingkah laku, baik secara pribadi atau kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. 5. Nilai merupakan asumsi-asumsi abstrak dimana terdapat konsensus sosial tentang harga relatif dari objek dalam masyarakat. Nilai secara konseptual merupakan abstraksi dari unsur-unsur nilai dan bermacam-macam objek dalam masyarakat. 6. Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda terhadap orang perorangan dan masyarakat sebagai keseluruhan. 7. Nilai-nilai juga melibatkan emosi 8. Nilai-nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat secara positif maupun negatif. Dijelaskan dalam Lubis (1992: 48-49) nilai sebagai konsep ukuran. Konsep ukuran dalam hal ini menyangkut masalah baik-buruk, indah-jelek, patut-tak patut, dan sebagainya. Dengan adanya nilai sebagai konsep ukuran, ini memungkinkan manusia melakukan penelitian atas objek yang dihadapinya. Dalam melakukan penilaian pada dasarnya manusia tengah menerapkan konsep ukuran atas objek penilaian. Nilai-nilai sosial meliputi ramah, penolong, pemberi, pengasih, sopan santun, menepati janji, baik hati, menjaga rahasia, dan dermawan. Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 1. Ramah adalah sikap sopan terhadap orang lain seperti menyapa orang lain dan berjabat tangan dengan sahabat atau orang yang dikenal. Selain itu ramah merupakan sikap menghormati dan menghargai orang lain. 2. Penolong adalah sikap kesatria yang rela berkorban demi orang lain dengan tujuan untuk meringankan penderitaan orang lain tanpa mengharapkan imbalan dari orang yang ditolong. 3. Pemberi adalah sikap dermawan dan menolong baik harta, tenaga, dan pikiran tanpa mengharapkan imbalan. 4. Pengasih adalah sikap mengasihi, suka menolong, dan pemberi 5. Sopan santun adalah sikap menghormati dan menghargai orang lain yang tercermin dari sikap dan tutur kata 6. Menepati jajnji adalah tidak ingkar, lurus, dan memenuhi apa yang telah diucapkan 7. Baik hati adalah suatu sikap luhur, baik perkataan maupun perbuatan C. Relevansi Nilai-Nilai Sosial dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Nilai-nilai sosial tidak menjadi salah satu pelajaran, tetapi terintegrasi dalam sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran yang relevan. Secara umum bertujuan untuk memfasilitasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuan, mempersonalisasi nilai, mengkaji pengembangan dan menginternalisasi keterampilan sosial serta yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak mulia dalam diri siswa. Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 Hal itu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, dalam berbagai konteks sosial budaya yang berbhineka sepanjang hayat (Zuriah 2008: 64-65) Nilai sosial dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia salah satunya melalui cerita rakyat. Pengaplikasian tersebut didasarkan pada kemampuan dan perkembangan anak. Ada empat aspek perkembangan bagi diri anak, yaitu perkembangan intelektual, perkembangan moral, perkembangan emosional dan personal, perkembangan bahasa. Berikut ini merupakan silabus pembelajaran yang berkaitan dengan cerita rakyat dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia. 1.1 Mendengarkan SILABUS PEMBELAJARAN INDONESIA 1. Kompetensi Dasar Menemukan hal-hal menarik dalam dongeng yang diperdengarkan 2. Materi Pembelajaran Cara menemukan hal menarik dari dongeng dan implementasinya 3. Kegiatan Pembelajaran a. Mendengarkan penyajian dongeng b. Bertanya jawab untuk menemukan ide-ide yang menarik dari dongeng c. Merangkai ide-ide menarik menjadi hal-hal menarik dari dongeng 4. Indikator Pencapaian Kompetensi a. Mampu menemukan ide-ide menarik dalam dongeng b. Mampu merangkai ide-ide menarik menjadi hal-hal menarik dari dongeng 5. Teknik Penilaian Tes tertulis 6. Bentuk Instrumen Uraian 7. Contoh Instrumen a. Identifikasilah ide-ide menarik yang terdapat dalam dongeng yang disajikan secara lisan ini! b. Rangkaikanlah ide-ide menarik yang berasal dari dongeng yang kamu dengarkan sehingga menjadi hal-hal menarik dari dongeng! 8. Alokasi Waktu 2x40 menit 9. Sumber Belajar Kaset /CD dongeng buku teks Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 1.2 1. 2. 3. b. c. d. e. f. g. 2.1 Berbicara 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kompetensi Dasar Menunjukkan relevansi isi dongeng yang diperdengarkan dengan situasi sekarang Materi Pembelajaran Cara menunjukan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang dan implementasi-nya Kegiatan Pembelajaran a. Mendengarkan dongeng b. Mendiskusikan isi dongeng c. Menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang Indikator Pencapaian Kpmpetensi a. Mampu menemukan isi dongeng yang diperdengarkan b. Mampu merelevansikan isi dongeng dengan situasi sekarang Teknik Penilaian Tes tertulis Bentuk Instrumen Uraian Contoh Instrumen a. Tulislah isi dongeng yang kamu dengarkan secara lisan! b. Bagaimanakah relevansi isi dongeng yang kamu dengarkan dengan situasi sekarang? Jelaskan! Alokasi Waktu 2x40 menit Sumber Belajar Kaset /CD dongeng buku teks Kompetensi Dasar Mampu menemukan isi dongeng yang diperdengarkan Mampu merelevansikan isi dongeng dengan situasi sekarang Materi Pembelajaran Penyampaian cerita Kegiatan Pembelajaran a. Menentukan buku cerita yang menarik berdasarkan persediaan buku di perpustakaan. b. Membaca buku cerita yang menarik itu. c. Berdiskusi untuk menentukan pokok-pokok cerita d. Merangkai pokok-pokok cerita menjadi urutan cerita yang baik dan menarik e. Berlatih bercerita f. Bercerita dengan urutan yang baik, lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat Indikator Pencapaian Kpmpetensi a. Mampu menentukan pokok-pokok cerita b. Mampu merangkai pokok-pokok cerita menjadi urutan cerita yang baik dan menarik c. Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat. Teknik Penilaian a. Tes tertulis b. Tes praktik/ kinerja Bentuk Instrumen a. Uraian b. Uji praktik kerja Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 7. 8. 9. 2.2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 3. Menulis 1. 2. 3. Contoh Instrumen a. Tulislah pokok-pokok cerita yang terdapat di dalam buku cerita yang kamu baca! b. Rangkailah pokok-pokok cerita itu menjadi urutan cerita! c. Berceritalah dengan urutan yang baik serta suara, lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat! Alokasi Waktu 6x40 menit Sumber Belajar Kaset /CD dongeng buku teks Kompetensi Dasar Mengomentari buku cerita yang dibaca Materi Pembelajaran Cara berkomentar terhadap buku cerita dan implementasi- nya Kegiatan Pembelajaran a. Membaca cerita anak b. Menandai hal-hal yang akan dikomentari c. Berdiskusi untuk menentukan bagian/unsur yang perlu dikomentari dari buku cerita d. Mengomentari buku cerita yang dibaca dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun Indikator Pencapaian Kpmpetensi a. Mampu menentukan unsur/bagian buku cerita yang akan dikomentari b. Mampu mengomentari cerita dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun Teknik Penilaian Penugasan individual/kelompok Bentuk Instrumen Proyek Contoh Instrumen a. Tentukanlah bagian/unsur buku cerita ... yang perlu dikomentari b. Bagaimakah komentarmu mengenai buku cerita yang baru saja kamu baca? c. Kemukakan hal itu dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun! Alokasi Waktu 4x40 menit Sumber Belajar Perpustakaan dan buku teks Kompetensi Dasar Menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar Materi Pembelajaran Penulisan kembali dongen Kegiatan Pembelajaran a. Membaca/mendengarkan dongeng b. Berdiskusi untuk menentukan pokok-pokok dongeng dan urutannya c. Menulis kembali dongeng berdasarkan urutan pokok-pokok dongeng yang sudah disimpulkan Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 4. 5. 6. 7. 8. 9. 4. Membaca 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Indikator Pencapaian Kpmpetensi a. Mampu menentukan pokok-pokok dongeng b. Mampu menulis dongeng berdasarkan urutan pokok-pokok dongeng Teknik Penilaian a. Tes tertulis b. Tes praktik/kinerja Bentuk Instrumen a. Uraian b. Uji praktik kerja Contoh Instrumen a. Tentukan pokok-pokok dongeng yang kamu baca/dengar! b. Tuliskanlah dengan bahasamu sendiri dongeng yang baru kamu baca/dengar Alokasi Waktu 4x40 menit Sumber Belajar Perpustakaan, rekaman dan buku teks Kompetensi Dasar Menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak baik asli maupun terjemahan. Materi Pembelajaran Cara menemukan realitas kehidupan di dalam cerita anak implementasinya. Kegiatan Pembelajaran a. Membaca buku cerita anak b. Berdiskusi untuk mengidentifikasi perilaku dan kebiasaan yang ada dalam buku cerita anak c. Menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak Indikator Pencapaian Kpmpetensi a. Mampu menuliskan perilaku, kebiasaan yang ada dalam buku cerita anak b. Mampu menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak. Teknik Penilaian Penguasaan individual/kelompok Bentuk Instrumen Proyek Contoh Instrumen a. Identifikasilah perilaku atau kebiasaan yang terdapat di dalam cerita anak yang kamu baca! b. Tuliskan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak yang kamu baca! Alokasi Waktu 6x40 menit Sumber Belajar Buku cerita anak dan buku teks MGMP Bahasa Indonesia 2012 Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 Nilai sosial menitikberatkan pada tingkah laku (perbuatan). Oleh karena itu perlu adanya langkah-langkah yang tepat berupa aplikasi kegiatan pembelajaran yang mudah dipahami oleh peserta didik. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah melalui penyampaian berbagai bentuk cerita rakyat dengan disertai penyampaian nilai-nilai budi pekerti yang terdapat didalamnya. Nilai sosial diaplikasikan kedalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui: membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Hal itu dilakukan dalam upaya pembelajaran sastra khususnya cerita rakyat dan penanaman nilai-nilai sosial agar mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu nilai-nilai sosial juga dapat dijumpai pada puisi, percakapan, drama dan lain lain sebagainya. Nilai-nilai yang terdapat dalam cerita rakyat pada hakikatnya sama dengan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Hal ini disebabkan berbagai bentuk cerita rakyat yang merupakan refleksi dari tata nilai, pandangan hidup, kebiasaan-kebiasaan, pranata sosial, dan bentuk-bentuk konvensi lain yang berlaku dimana cerita rakyat itu tumbuh dan berkembang. Zubaedi (2005: 4) mengemukakan bahwa cerita rakyat dapat dijumpai nilai-nilai luhur antara lain: jujur, bertanggung jawab, sopan santun, disiplin, berhati lapang, berhati lembut, beriman dan bertaqwa. Zubaedi mengemukakan lebih lanjut tentang berkemauan keras, bersahaja, bertenggang rasa, mandiri, manusiawi, wawas diri, mencintai ilmu, menghargai karya orang lain, rasa kasih sayang, rasa malu, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, semangat kebersamaan, setia, sportif, taat Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012 azas, takut bersalah, tawakal, tegas, tekun, tepat janji, dan ulet. Dalam cerita rakyat terdapat satu nilai luhur atau lebih tergantung pada isi cerita yang terdapat didalamnya. Nilai-nilai tersebut yang menjadi prioritas pendidikan budi pekerti. Pada dasarnya pemikiran anak dapat dipengaruhi oleh berbagai hal baik lingkungan maupun pergaulan. Seorang anak akan belajar dari apa yang ia baca, dengan demikian cerita rakyat merupakan salah satu cara untuk membentuk tingkah laku dan kepribadian anak. Membaca cerita rakyat hendaknya diambil hal baik didalamnya sehingga membentuk jiwa anak yang lebih baik. Seperti pada dongeng “Malin Kundang” yang mengisahkan seorang anak yang bernama Malin yang merasa malu mempunyai ibu tua dan miskin. Ia malu pada ayah mertua dan istrinya yang kaya raya sehingga ia tidak mengakui ibunya. Murkalah ibunya dan mengutuknya menjadi batu. Dari cerita tersebut dapat diambil hikmah bahwa seorang anak haruslah berbakti pada orangtu dan tidak boleh menyakiti hati keduanya. Ucapan orang tua adalah doa sehingga jangan sampai membuat marah orang tua selain berdosa juga perbuatan tersebut merupakan hal yang tidak baik. Nilai-Nilai Sosial..., Laeli Fahmiyati, FKIP UMP, 2012