Abd. Syakur, dkk. ANALISIS IKLIM MIKRO DI DALAM RUMAH TANAM AN UNTUK MEMPREDIKSI WAKTU PEMBUNGAAN DAN MATANG FISIOLOGIS TANAMAN TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN M ETODE ARTIFICIAL NEURAL NE TWORK MICROCLIMATE ANALYSI S IN GREENHOUSE FOR PREDICTING FLOWERING AND MATURITY PHYSIOL OGIST OF TOMATO BY U SING ARTIFICIAL NEURAL NE TWORK 1 2 3 Abd. Syakur , Yonny Koesmaryono , Herry Suhardiyanto , Munif Ghulamahdi 1 4 Mahasiswa Program Doktor Program Studi Klimatologi Terapan IPB 2 Departemen Geofisika dan Meteorologi, F -MIPA IPB 3 Departemen Teknologi Pertanian, Fateta IPB 4 Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB ABSTRACT The aim of this research was to determine flowering and maturity physiologist of tomato that grown in greenhouse. Heat unit was used to determine growing and development stage of tomato. Tomato was planted in greenhouse during August until December 2010 at Indonesian Agroclimate and Hydrology Research Institute (IAHRI ), Cimanggu, Bogor. The weather data consist of air temperature, minimum and maximum temperature, relative humidity, and solar radiation intensity were collected by using Automatically Weather Station (AWS). Simulation model of Artificial Neural Network w as used in this study. o The result of this research showed that heat unit of tomato was 1692 C days. Average of air temperature in o greenhouse was 27.1 C and average of relative humidity is 74.2 %. An Artificial Neural Network (ANN) simulation model showed that coefficient of correlation (R) of flowering was about 0.505 and RMSE was 4.8768, and R value of maturity physiologist was 0.7394 and RMSE was 3.4343. Key words : microclimate, greenhouse, Artificial Neural Network (ANN) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pembungaan dan masak fisiologis tanaman tomat yang ditumbuhkan di rumah tanaman. Satuan panas telah digunakan untuk menentukan fase pertumbuhan dan perkembangan tomat. Tomat ditanam di rumah tanaman selama Agus tus sampai Desember 2010 di Institut Penelitian Agroklimatologi dan Hidrologi Indonesia (IAHRI), Cimanggu, Bogor. Data cuaca seperti temperature udara, temperature maksimum dan minimum, kelembapan relatip, dan intensitas penyinaran matahari diukur dengan m enggunakan Stasiun Cuaca Otomatis (AWAS). Model simulasi Jaringan syaraf tiruan digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satuan panas tomat adalah 1692 ⁰ C hari. Rata-rata suhu udara di dalam rumah tanaman adalah 27.1 dan kelembapan relatif rata-rata sebesar 74.2%. Model simulasi Jaringan Syaraf Tiruan (ANN) menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) dari pembungaan sekitar 0,505 dan RMSE 4.8768, nilai r value masak fisiologis is 0.7394 dan RMSE 3.4343. Kata kunci: iklim mikro, rumah tanaman. Jaringan Syarat Tiruan (ANN) PENDAHULUAN Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman sayuran yang sehari -harinya banyak dikonsumsi masyarakat. Buah tomat juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, misalnya tomat segar dapat diolah menjadi saus, bahan kosmetika, bahkan sebagai bahan obat obatan. Kandungan vitaminnya yang cukup lengkap dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Mengkonsumsi buah tomat secara teratur bahkan dipercaya dapat mencegah kanker, terutama kanker prostat. Penggunaan rumah tanaman merupakan salah 94 satu metode budidaya tanaman dalam lingkungan yang terkendali ( Controlled Environment Agriculture). Lingkungan pertumbuhan tanaman dijaga untuk berada atau mendekati kondisi optimum bagi tanaman yang dibudidayakan (Suhardiyanto 2009). Pengendalian lingkungan dapat meliputi beberapa parameter lingkungan, seperti cahaya, suhu, kelembaban, konsentrasi CO 2 dan sebagainya. Untuk ko ndisi di kawasan yang beriklim tropika basah, pengendalian suhu udara sangatlah penting. Kondisi lingkungan di sekitar tanaman perlu dijaga agar selalu mendekati keadaan optimum bagi pertumbuhan tanaman (Suhardiyanto, 2009). Agroscientiae ISSN 0854-2333 Analisis iklim mikro di dalam rumah tanaman …… Metode Artificial Neural Network (ANN) sudah banyak diterapkan untuk melakukan prediksi dalam bidang klimatologi dan hidrologi. Lee et al. (1998) melakukan interpolasi spasial untuk menduga curah hujan harian di 367 titik berdasarkan data curah hujan dari 100 stasiun yang terdekat di Swiss. Model linier menggunakan ANN menghasilkan prediksi yang sangat baik, sedangkan model linier di daerah yang kecil memberikan hasil prediksi yang buruk. Koesmaryono et al (2007) telah memanfaatkan model ini untuk melakukan analisis dan prediksi curah hujan dan memanfaatkannya untuk pendugaan produksi padi dalam rangka antisipasi kerawanan pangan di sentra produksi Pulau Jawa. Model prediksi curah hujan yang disusun tersebut memiliki sensivitas yang beragam, berkisar dari 0.380 di Ngale Ngawi hingga 0.848 di Baros Serang. Model secara umum mampu menjelaskan 80 – 91% keragaman data dengan rata-rata kesalahan pendugaan 3.1 – 9.8 mm. Selain itu, ANN juga telah banyak digunakan dalam bidang pertanian dan kehutananan. Liu et al (2001) menggunakan ANN untuk memprediksi hasil tanaman jagung. Suhardiyanto et al. (2008) menggunakan ANN dan algoritma genetik untuk menentukan waktu fertigasi pada sistem hidroponik tanaman ketimun yang ditumbuhkan dalam rumah tanaman (greenhouse). Hasil analisis menunjukkan ANN mampu menjelaskan hubungan antara faktor lingkungan dan volume fertigasi u ntuk sistem hidroponik berdasarkan kebutuhan air tanaman; hasil yang diperoleh menunjukkan nilai prediksi menghampiri nilai pengukuran di lapangan. 2 Koefisien determinasi (R ) antara hasil prediksi dan nilai pengukuran yaitu 0.9673, 0.9432 dan 0.8248 masing-masing pada fase vegetatif, pembungaan, dan pembuahan. Elizondo et al. (1994) menggunakan model ANN untuk memprediksi waktu pembungaan dan masak fisiologis tanaman kedelei dengan menggunakan parameter input yang terdiri atas data iklim (suhu maksimum, suhu minimum, dan fotoperiod) yang ditempatkan sebagai input layer. Suhardiyanto (2009) mengembangkan model ANN untuk pendugaan suhu udara dalam rumah tanaman dengan menempatkan faktor lingkungan, seperti kecepatan angin, kelembaban udara, radiasi matahari, suhu udara di luar rumah tanaman, dan kemiringan atap dijadikan sebagai parameter input (Xi). Suhu udara di dalam rumah tanaman dijadikan sebagai parameter output (Y k) Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis karakteristik iklim mikro ( microclimate) di dalam rumah tanaman untuk memprediksi waktu pembungaan dan matang fisiologis tanaman tomat dengan menggunakan metode artificial neural network (ANN) berbasis data iklim mikro dan data agronomis tanaman. (2). Menentukan fase partum- Agroscientiae buhan dan perkembangan tanaman tomat dengan pendekatan konsep satuan panas ( heat unit). METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2010 di rumah tanaman ( greenhouse) Balitklimat, Cimanggu, Bogor. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : benih tanaman tomat, pupuk kandang, pupuk NPK, pestidida, herbisida, dan lain-lain. Benih tanaman tomat terlebih dahulu disemaikan dalam bak semai selama 14 hari selanjutnya dilakukan penanaman di pot (transplanting). Secara keseluruhan terdapat seratus tanaman tomat yang digunakan dalam penelitian ini. Alat//instrumentasi yang digunakan adalah Automatical Weather Station (AWS) yang mengukur suhu maksimum, suhu minimum, rata-rata suhu udara, kelembaban maksimum, kelembaban minimum, rata -rata kelembaban udara, dan intensitas radiasi surya di dalam rumah tanaman. Metode 1. Degree Day/Heat Unit Perkembangan tanaman tomat meliputi 4 fase yaitu : semai-tanam, (init); tanam –kuncup bunga, (dev); kuncup bunga- bakal buah, (mid); dan buah – masak fisiologis, (late) (Doorenbos dan Kassam, 1979). Kejadian fenologi tanaman tomat dihitung mulai semai sampai masak fisiologis dan diberi skala 0 – 1, yang dibagi menjadi lima kejadian yaitu semai, S (s = 0), tanam, T (s = 0.25), kuncup bunga, KB (s = 0.50), bakal buah, BB (s = 0.75) dan masak fisiologis, MF (s = 1.00). Fase perkembangan (s) antara masing-masing kejadian fenologi tersebut dihitung dengan persamaan ber ikut (Handoko, 1994) : Periode Perhitungan Fase Perkembangan (s) S–T : s = 0.25 (T – T01)/HU1 T > T01 T – KB : s = 0.25 + 0.25 (T – T02)/HU2 T > T02 KB – BB : s = 0.50 + 0.25 (T – T03)/HU3 T > T03 BM – MF : s = 0.75 + 0.25 (T – T04)/HU4 T > T04 1, 2, 3 dan 4 menyatakan periode antara kejadian o fenologi, T 0 adalah suhu dasar (10 C) dan HU adalah heat unit yang dihitung dari hasil percobaan lapang. 2. Artificial Neural Network (ANN) Untuk mendapatkan model ANN dalam memprediksi waktu pembungaan dan masak fisiologis tanaman tomat digunakan proses pelatihan (training). Model ANN yang diperoleh dari proses pelatihan digunakan untuk pengujian ( testing). Volume 18 Nomor 2 Agustus 2011 95 Abd. Syakur, dkk. Urutan algoritma pelatihan backpropagation sebagai berikut : 1. Inisialisasi a. Normalisasi seluruh data input x i dan data output/target t k dalam range [0, 1]. b. Seluruh pembobot (w ij dan vjk) awal diberi nilai random antara [-1, 1] c. Inisialisasi aktivasi thresholding unit, X0 = 1 dan H0 = 1. 2. Aktivasi unit-unit dari input layer ke hidd en layer (Hj) dilakukan dengan persamaan sebagai berikut : Hj= 1 …………………………….( 1) w ij X i 1 e - dimana : wij = pembobot w yang menghubungkan node unit ke -I pada input layer dengan node ke-j pada hidden layer 3. Aktivasi unit-unit dari hidden layer ke output layer (Yk) dilakukan dengan persamaan sebagai berikut : Yk= 1 V H 1 e jk j ……………………….(2) - δk = Yk (1 – Yk) (tk – Yk) ……………….(3) dimana : tk = target output pada node ke -k vjk = vjk old (β δk Hj) Vjk old = pemberat v jk sebelumnya β = konstanta laju pembelajaran 5. Perhitungan error dari unit-unit pada hidden layer (τj) dan menyesuaikannya dengan bobot w ij Hidden Layer 2 Ej = Σ 0.5 (Y j – tk) …………………………..(6) dimana E j = nilai error total untuk node ke -j pada output layer 8. Pengulangan (iterasi) Keseluruhan proses ini dilakukan pada setiap contoh dan setiap iterasi sampai sistem mencapai keadaan optimum. Iterasi tersebut mencakup pemberian contoh pasangan input dan output, perhitungan nilai aktivasi, dan perubahan nilai pembobot. Setiap nilai pe mbobot baru diperoleh, urutan pengerjaan kembali ke tahap 2. Seluruh pembobot w dan v yang terbaik pada saat iterasi merupakan angka pembobot yang digunakan untuk pendugaan (uji validasi). Arsitektur Jaringan dimana : vjk = pembobot v yang menghubungkan node uni ke -j pada hidden layer dengan node ke-k pada output layer 4. Perhitungan error dari unit-unit pada output layer (δk) dan penyesuaian dengan bobot v jk dilakukan dengan persamaan sebagai berikut : Input Layer 6. dilakukan dengan persamaan sebagai berikut : . τj = Hj (1 – Hj) Σk δk vjk ………………….(4) wij = wij old + (β τj Xi) ……………………(5) dimana W ij old = pemberat w jk sebelumnya 7. Perhitungan error dugaan dengan persamaan sebagai berikut : Arsitektur jaringan syaraf tiruan (JST) terdiri dari lapisan input, lapisan terselubung ( hidden layer) dan lapisan output. Untuk memprediksi waktu pembungaan tanaman tomat digunakan 6 lapisan input, yaitu : suhu udara, kelembaban udara, intensitas radiasi surya, tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah tangkai daun. Lapisan terselubung sebanyak tiga lapisan. Sehingga arsitektur jaringannya adalah 6 : 3 : 1 (Gambar 1). Sedangkan untuk memprediksi matang fisiologis tanaman tomat terdapat 7 lapisan input, yaitu : suhu udara, kelembaban udara, int ensitas radiasi surya, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tangkai daun dan waktu pembungaan. Arsitektur jaringan untuk memprediksi masak fisiologis tanaman tomat adalah 7 : 3 : 1. Output layer o T udara rata-rata ( C) RH rata-rata (%) 2 Radiasi surya (MJ/m ) Waktu Pembungaan Tinggi tanaman (cm) Jumlah daun (helai) Jumlah tangkai daun Gambar 1. Struktur ANN yang dikembangkan untuk waktu pembungaan Figure 1. ANN structure that developed to time fo flowering 96 Agroscientiae ISSN 0854-2333 Analisis iklim mikro di dalam rumah tanaman …… 3. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software) Matlab. Hasil data pengukuran di lapangan dipilah menjadi dua bagian; sebagian digunakan untuk data training dan sebagian lainnya digunakan untuk data testing (validasi). Hasil data testing menunjukkan performa ANN yang menjelaskan akurasi variabel inp ut dan variabel output dari model ANN. Untuk mengevaluasi performa model ANN atau kinerja jaringan dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (R) dan RMSE (root mean square error). Nilai RMSE dihitung melalui persamaan di bawah ini (Fu, 1994) : RMSE= (Y T ) n 2 ANN dilakukan dengan menghitung Standard Error of Prediction (SEP),, dan Coefficient of Variation (CV). n SEP= i 1 CV= (Ya Yp) 2 …………………….(8) n 1 x100%.......................................... (9) dimana Ya adalah nilai aktual dari pengukuran, Y p adalah nilai prediksi oleh ANN, n adalah jumlah data, dan adalah nilai rata-rata aktual pengukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Iklim Mikro di da lam Rumah Tanaman ……………….(7) dimana : Y : nilai hasil prediksi T : nilai hasil pengukuran n : jumlah data Proses validasi merupakan pengujian kinerja ANN terhadap contoh data yang belum pernah diberikan dalam training. Validasi dilakukan setelah mendapatkan nilai RMSE yang cukup kecil. Validasi Kondisi suhu udara di dalam rumah tanaman selama penelitian berlangsung disajikan pada gambar 2. Rata-rata suhu udara di dalam rumah tanaman selama penelitian berlangsung tercatat o o 27.1 C, suhu udara maksimum 38.5 C dan suhu o udara minimum tercatat 21.2 C. Rata-rata selisih antara suhu udara maksimum dan suhu udara o minimum tercatat 17.3 C. (a) (b) (c) Gambar 2. Suhu udara (a), kelembaban udara (b), dan intensitas radiasi surya (c) di dalam rumah tanaman selama penelitian berlangsung. Figure 2. Air temperature condition (a), relative humidity (b), and solar radiation intensity (c) in greenhouse in period of research Agroscientiae Volume 18 Nomor 2 Agustus 2011 97 Abd. Syakur, dkk. Rata-rata suhu udara di dalam rumah tanaman tergolong suhu udara optimum untuk tanaman tomat o yaitu berkisar 20 – 28 C (Yamaguchi, 1983). Salisbury dan Ross (1995) menjelaskan tentang termoperiodisme yaitu suatu fenomena yang menunjukkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditingkatkan oleh suhu siang dan malam yang bergantian. Pembentukan buah tomat ditingkatkan oleh suhu malam yang rendah. Rata-rata kelembaban udara 74.2%, kelembaban udara maksimum 96% dan kelembaban udara minimum 24%. Selisih antara rata -rata kelembaban udara maksimum dan kelembaban udara minimum di dalam rumah tanaman tercatat 72%. Rata-rata intensitas radiasi surya di dalam rumah tanaman selama penelitian berlangsu ng 2 tercatat 14.95 MJ/m /hari, dan intensitas radiasi 2 surya minimum 2.24 MJ/m /hari. 2. Kondisi Cuaca dan Fase Perkembangan Tanaman Tomat di Dalam Rumah Tanaman Peubah cuaca selama fase perkembangan tanaman mulai semai sampai emergence (S-E), emergence sampai dengan kuncup bunga (E -KB), kuncup bunga sampai bakal buah (KB -BB), dan dari bakal buah mekar sampai matang fisiologis (BB -MF) disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Peubah cuaca/iklim selama fase perkembangan tanaman Table 1. Weather/Climate in development phase Fase Lama Suhu Heat Radiasi RH -2 (hari) rataUnit (MJ m ) (%) o rata (C o ( C) hari) S–E 14 27.2 224 108.5 73.5 E - KB 34 26.9 587 291.4 73.9 KB – BB 12 27.1 226 119.9 73.3 BB - MF 37 27.3 655 388.0 76.9 Jumlah 97 1692 907.8 Rata-rata 27.1 74.2 Satuan kalor (heat unit) yang diperlukan untuk mencapai tingkat pertumbuhan masak fisiologis o sejak dari semai tercatat 1692 C hari. Satuan kalor tersebut diperoleh dari perhitungan akumulasi suhu rata-rata harian dengan suhu dasar (untuk tanaman o tomat 10 C). Rata-rata suhu udara di dalam rumah tanaman selama pertumbuhan tanaman tercatat o 27.1 C, sedangkan rata-rata kelembaban udara tercatat 74.2 %. Tanaman tomat merupakan tanaman hari netral sehingga laju perkembangan dan kejadian fenologinya didekati dengan konsep degree-day (heat unit) yang menggunakan data suhu harian dan waktu (Allen, 1976). Degree-day tidak dipengaruhi oleh perbedaan lokasi dan waktu tanam (Koesmaryono et al., 2002). 3. Waktu Pembungaan Berdasarkan arsitektur jaringan waktu pembungaan sebagaimana dijelaskan pada gambar 1, maka dilakukan prediksi waktu pembungaan dengan perangkat lunak (software) Matlab yang hasilnya dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3 menunjukkan performa ANN dalam melakukan pelatihan (training) dan pengujian (testing) waktu pembungaan tanaman dengan iterasi sebanyak 1500 kali. Dalam algoritma back propagasi (perambahan galat mundur), nilai prediksi diupayakan mencapai nilai optimal mendekati nilai pengukuran. Nilai koefisien korelasi (R) diperoleh dari persamaan regresi yang disediakan model. Gambar 3 (a) menunjukkan hasil pelatihan dengan metode ANN. Model yang didapatkan dari hasil pelatihan digunakan untuk pengujian/validasi model dengan nilai-nilai baru yang diperoleh dari sampel sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3 (b). (a) (b) Gambar 3. Hasil pelatihan (a) dan pengujian (b) waktu pembungaan tanaman tomat Figure 3. Result of research (a) and validation (b) time of tomato fl owering 98 Agroscientiae ISSN 0854-2333 Analisis iklim mikro di dalam rumah tanaman …… Nilai koefisien korelasi (R) antara hasil prediksi data pelatihan dengan nilai observasi (target) waktu pembungaan tanaman tomat adalah 0.505, sedangkan nilai RMSE antara hasil prediksi dan hasil observasi (pengukuran) y aitu 4.8768 , SEP = 26.4258, dan CV = 69.18%. Hasil pengukuran di lapangan menunjukkan rata rata waktu pembungaan tanaman tomat di dalam rumah tanaman yaitu pada 34 HST (hari setelah tanam). Waktu pembungaan tanaman tomat ini tidak jauh berbeda dengan ha sil penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2010) di tiga lokasi yaitu Lembang, Garut, dan Ciwidey dengan rata -rata waktu pembungaan masing -masing yaitu 35, 34, dan 34 HST. Enam parameter input menentukan besaran parameter output, dalam hal ini waktu p embungaan. Intensitas radiasi surya dapat merangsang pembungaan (Darmawan dan Baharsjah, 2010). Suhu udara berhubungan dengan pengaruhnya terhadap zat pengatur tumbuh, terutama terhadap reaksi biokimia. Kelembaban udara menentukan suhu udara di dalam rumah tanaman sesuai dengan prinsip-prinsip udara basah (Suhardiyanto, 2009). Tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah tangkai daun merupakan bagian dari organ tanaman yang mempengaruhi pertumbuhan vegetatif yang selanjutnya berpengaruh terhadap pertumbuhan generatif. Sejauh ini, parameter input untuk waktu pembungaan tanaman kedelai dilakukan berdasarkan data iklim yaitu suhu maksimum, suhu minimum dan fotoperiod (Elizondo et al., 1994). Dalam penelitian ini, prediksi waktu pembungaan tanaman tomat dilakukan dengan menggunakan parameter tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah tangkai daun. 4. Masak Fisiologis Hasil pelatihan (training) dan pengujian (testing) waktu masak fisiologis tanaman tomat disajikan pada gambar 4. Gambar 4 menunjukkan hasil pelatihan (a) dan pengujian (b) waktu masak fisiologis tanaman tomat dengan 1500 iterasi. Gambar 4 (a) menunjukkan hasil pembelajaran/pelatihan masak fisiologis tanaman tomat. Selanjutnya, model hasil pelatihan digunakan untuk pengujian ) masak fisi ologis tanaman tomat sebagaimana disajikan pada Gambar 4 (b). Nilai koefisien korelasi (R) antara hasil prediksi dan hasil pengukuran/untuk masak fisiologis tanaman tomat adalah sebesar 0.74 sedang nilai RMSE yaitu 3.4343, SEP = 13.1047, dan CV= 15.62%. Hasil pengamatan waktu masak fisiologis tanaman tomat yaitu berkisar antara 72 sampai 90 hari setelah tanam (HST). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2010) rata-rata waktu masak fisiologis tanaman tomat di tiga lokasi yaitu Lembang, Garut, dan Ciwidey masing-masing 76, 71, dan 79 HST. Hasil analisis laboratorium menunjukkan kadar gula saat tanaman tomat masak fisiologis adalah 9.219 mg/gBB. Setelah buah mencapai ukuran optimal, maka pemasakan buah terjadi dengan terbentukn ya gas etilen yang mempercepat proses pemasakan buah (Darmawan dan Baharsjah, 2010). Nilai koefisien korelasi (R) waktu masak fisiologis tanaman tomat sebesar 0.74 menjelaskan bahwa parameter input berkorelasi sangat kuat dengan parameter output, dalam hal ini waktu masak fisiologis tanaman tomat. Dari tujuh parameter input yang ada dalam arsitektur jaringan, enam diantaranya telah dijelaskan pada waktu pembungaan. Satu parameter input lainnya yaitu waktu pembungaan sangat berhubungan dengan waktu masak fisiologis. (a) (b) Gambar 4. Hasil pelatihan (a) dan pengujian (b) masak fisiologis tanaman tomat. Figure 4. Result of research (a) and validation (b) Maturity Physiologist of Tomato Agroscientiae Volume 18 Nomor 2 Agustus 2011 99 Abd. Syakur, dkk. SIMPULAN 1. Satuan panas tanaman tomat yang ditumbuhkan di dalam rumah tanaman sejak semai sampai o masak fisiologis tercatat 1692 C hari, dengan rata-rata suhu udara selama pertumbuhan 27.1 o C, rata-rata kelembaban udara 74.2% dan rata 2 rata intensitas radiasi surya 14.95 MJ/m /hari. 2. Metode ANN dapat memprediksi waktu pembungaan dan masak fisiologis tanaman tomat dengan nilai koefisien korelasi (R) masing masing 0.505 dan 0.74, dan nilai RMSE masi ngmasing 4.8768 dan 3.4343. 3. Metode ANN efektif dalam memprediksi waktu pembungaan dan masak fisiologis tanaman tomat dengan menggunakan data iklim mikro dan data parameter pertumbuhan tanaman. SARAN Untuk memperoleh hasil akurasi prediksi ANN yang lebih baik dibutuhkan jumlah sampel lebih banyak. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel atau melakukan penanaman beberapa kali musim tanam, sehingga dapat diketahui akurasi ANN untuk memprediksi waktu pembungaan dan masak fi siologis tanaman tomat. DAFTAR PUSTAKA Allen JC, 1976. A Modified Sine Wave Method for Calculating Degree-Days. Environ. Entomol. 5 (3): 388-396. Darmawan J dan Baharsjah J, 2010. Dasar -Dasar Fisiologi Tanaman. SITC, Jakarta. Doorenbos J dan Kassam AH , 1979. Yield responses to water. FAO Irrig. and Drain. Paper No. 33. FAO, Rome, Italy. Elizondo DA, Clendon RWMc, Hoogenboom G., 1994. Neural network models for predicting flowering and physiological maturity of soybean. J. American Society of Agricultu ral Engineers, Vol 37 (3) :981-988. Fu, G., 1994. Falsafah dasar : system pengendalian proses. PT Elex Komputindo, Jakarta. 100 Handoko, 1994. Dasar penyusunan dan aplikasi model simulasi komputer untuk pertanian. Jurusan Geofisika dan Meteorologi, F -MIPA, Institut Pertanian Bogor. Koesmaryono Y, Sangadji S, dan June T, 2002. Akumulasi Panas Tanaman Soba ( Fagopyrum esculentum cv. Kitaware) pada Dua Ketinggian di Iklim Tropika Basah. J.Agromet Indonesia15 (1): p8-13. Koesmaryono Y, Las I, Runtunuwu E, June T, dan Pramudia A, 2007. Analisis dan Prediksi Curah Hujan untuk Pendugaan Produksi Padi Dalam Rangka Antisipasi Kerawanan Kekeringan. Institut Pertanian Bogor (Laporan Akhir Penelitian KP3T). Kerjasama antara IPB dengan Sekretariat Badan Penelitian da n Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Lee S, Cho S, and Wang PM, 1998. Rainfall Prediction Using ANN. J of Geographic Informasion and Decision Analysis, Vol. 2, no. 2, pp 233 – 242. Liu J, Goering CE, Tian L., 2001. A neural network for setting target corn yields. J. American Society of Agricultural Engineers , Vol. 44 (3) : 705-713. Purwati Ety, 2010. Budidaya Tanaman Tomat di Tiga Lokasi yang Berbeda. Laporan Penelitian. Balai Penelitian Sayuran Lembang. Salisbury F dan Ross C, 1995. Fisiol ogi Tumbuhan, Jilid III. ITB, Bandung Suhardiyanto H, Arif C, Suroso, 2008. Fertigation Scheduling in Hydroponics System for Cucumber (Cucumis sativus L) Using Artificial Neural Network and Genetic Algorithms. Bul. Agron. (36) (I) 92 – 99. Suhardiyanto H. 2009. Teknologi Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika Basah . Bogor, IPB Press. Yamaguci M, 1983. World Vegetables : Principle, Production and Nutritive Values. AVI Publishing company, Inc. Westport, Connecticut. Agroscientiae ISSN 0854-2333