Potensi Mikroba Tanah Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan

advertisement
Potensi Mikroba Tanah Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Cabai Rawit(Capsicum frutescens L.)
1*
1
Ismul Mauludin Al Habib , Dwi Sucianingtyas Sukamto , Lila Maharani
1
1
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI JEMBER Jl. Jawa
No. 10 Tegal Boto Jember. Alamat korespondensi : [email protected]
Abstrak
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang
prospektif dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Budidaya tanaman
cabai rawit
menghadapi kendala antara lain keterbatasan lahan, ketersediaan unsur hara rendah,
cuaca ekstrem, dan serangan hama penyakit tanaman. Upaya mengatasi kendala
ketersediaan unsur hara yang renda, petani melakukan pemupukan dengan
mengkombinasikan pupuk kimia dan pupuk hayati (biofertilizer). Pupuk hayati
mengandung mikroba tanah yang mampu menambat nitrogen alam seperti
Azotobacter dan Azospirillum, sedangkan Bacillus dan Pseudomonas merupakan
bakteri pelarut phosphate, dan Cytophaga bakteri tersebut mampu mendegradasi
bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bioferlizer
terhadap pertumbuhan dan hasil cabai rawit. Penelitian ini menggunakan rancangan
Acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. P1: Tanpa pupuk; P2:
Pupuk NPK; P3 : Pupuk NPK + Mikroba tanah; P4: Mikroba tanah. Hasil penelitian
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata diantara perlakuan yang diujikan pada tiap
peubah pertumbuhan. Perlakuan Mikroba tanah (P4) memberikan jumlah bunga dan
jumlah buah yang paling banyak yaitu berturut turut 24,78±4,44 dan 24,11±4,57.
Kata kunci
: Cabai Rawit, pupuk kimia, biofertilizer, Mikroba Tanah.
Abstract
Chili pepper (Capsicum frutescens L.) is one of the prospective horticultural crops and
has high economic value. The cultivation of pepper crops faces obstacles such as
limited land, low nutrients availability, extreme weather, and pests and diseases of
plant. Efforts to overcome the soil constraints that are low nutrients availability, farmers
do fertilization by combining chemical and biological fertilizer (biofertilizer). The
biofertilizer contains soil microbes that are capable of fixating natural nitrogen such as
Azotobacter and Azospirillum, while Bacillus and Pseudomonas are phosphate
solubilizing bacteria, and Cytophaga bacteria are able to degrade organic material.
This study aims to determine the effectc of biofertilizer on the growth and yield of chilli
pepper. This study used Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 3
replications. P1: Without fertilizer; P2: NPK Fertilizer; P3: NPK Fertilizer + Soil
microbes; P4: Soil microbes. The results showed no significant differences between the
treatments tested for each growth variable. The treatment (P4) gave the highest
number of flowers and fruit counts respectively 24,78 ± 4,44 and 24,11 ± 4,57
respectively.
Key words : Chili pepper, chemical fertilizer, biofertilizer, soil microbes
Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017
29
Pendahuluan
kimia. Penggunaan pupuk kimia secara
Cabai rawit (Capsicum frutescens
terus menerus dalam jangka waktu
L.) merupakan salah satu tanaman
yang lama dapat merusak tanah. Tanah
hortikultura dari jenis sayuran yang
menjadi
memiliki buah kecil dengan rasa yang
sehingga
pedas. Produksi tanaman cabai rawit ini
menurun dan perkembangan perakaran
dari tahun 2009 s.d. tahun 2011 terus
tanaman terhambat. Untuk mengurangi
menurun. Tahun 2009 produksinya
degradasi tanah perlu adanya masukan
sebesar 591.294 ton, sedangkan pada
organik dalam bentuk pupuk organik
tahun
sebesar
cair, padat maupun pupuk organik yang
521.704 ton. Produksi tanaman cabai
mengandung mikroba (pupuk hayati).
rawit tahun 2011 mengalami penurunan
Aplikasi
sebanyak 69.590 ton (Deptan, 2011).
mempunyai
Produksi
maupun ekonomis. Karena
2010
produksinya
cabai
rawit
tahun
2012
padat,
keras,
kapasitas
pupuk
sulit
diolah
menahan
hayati
air
(biofertilizer)
keuntungan
ekologis
pupuk
sebanyak 702,25 ribu ton, mengalami
hayati berbahan aktif mikroba tanah
kenaikan sebanyak 108,03 ribu ton
yang
(18,18 persen)
penambat
dibandingkan tahun
2011 (BPS, 2012).
dapat
berfungsi
hara
sebagai
tertentu
atau
memfasilitasi tersedianya hara dalam
Beberapa tahun terakhir terjadi
tanah bagi tanaman (Simanungkalit
fluktuasi harga yang tinggi cabai rawit
dkk., 2006). Beberapa mikroba tanah,
yang disebabkan karena pasokan tidak
mampu
memenuhi kebutuhan pasar. Fluktuasi
seperti Azotobacter dan Azospirillum
harga cabai rawit mulai 25.000 sampai
(Danapriatna dan Simarmata, 2011),
100.000, dan harga cabai melonjak
sedangkan Bacillus dan Pseudomonas
karena pasokan cabai merosot akibat
merupakan bakteri pelarut phosphate,
gagal
dan
Cytophaga
sering muncul dalam budidaya cabai
yang
mampu
rawit antara lain keterbatasan lahan,
organik. Oleh karena itu dalam rangka
cuaca buruk, serta serangan hama dan
meningkatkan pertumbuhan dan hasil
penyakit (Saraswati, dkk. 2012), serta
cabai rawit di Kabupaten Jember, perlu
tingkat kesuburan tanah yag semakin
dilakukan penelitian mengenai potensi
menurun (Maulidah, dkk. 2012).
dan
panen.
Petani
Permasalahan
berusaha
yang
mengatasi
kendala tersebut dengan melakukan
pemupukan
menggunakan
Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017
pupuk
menambat
nitrogen
alam
merupakan
bakteri
mendegradasi
bahan
keunggulan
beberapa
jenis
mikroba tanah tersebut.
Penelitian
mengetahui
ini
bertujuan
pengaruh
untuk
aplikasi
30
bioferlizer terhadap pertumbuhan dan
Uji statistik dengan menggunakan
hasil cabai rawit terhadap pertumbuhan
analisis
sidik
ragam
(Analysis
of
dan produktivitas cabai rawit.
variance) oneway ANOVA pada taraf ɑ
= 0,05 dengan menggunakan software
Bahan dan Metode
SPSS 13.0 dan untuk membedakan
Penelitian ini dilaksanakan Mei
2015 sampai dengan September 2015.
Penelitian dilakukan di Green House
Program
Studi
Pendidikan
Biologi
rerata antar perlakuan dilakukan uji
tukey
pada
95%.(Machay
taraf
et
kepercayaan
al.
(1984)
dalam
Saraswati dkk. (2008).
Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI
Jember.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Penelitian
rancangan
ini
Acak
menggunakan
kelompok
pengamatan
terhadap
parameter pertumbuhan tanaman cabai
(RAK)
rawit (Capsicum frutescens L) setelah
dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. P1:
diuji Tukeydapat dilihat pada Tabel 1.
Tanpa pupuk; P2: Pupuk NPK; P3 :
berikut;
Pupuk NPK + Mikroba tanah; P4:
Mikroba tanah.
Hasil
analisis
sidik
ragam
menunjukkan bahwa perlakuan yang
Teknik pengumpulan data pada
diujikan
tidak
berpengaruh
nyata
penelitian ini menggunakan metode
terhadap semua peubah yang diamati.
pengamatan
Namun
(observasi)
terhadap
terdapat
kecenderungan
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
perlakuan
rawit adapun untuk pertumbuhan, yang
hasilkan
diamati tinggi tanaman (cm)
terbesar.Hal ini menunjukkan bahwa
yang
kombinasi
rata-rata
(P3)
tinggi
mengtanaman
diukur dari permukaan tanah sampai
penggunaan
ujung kuncup teratas, jumlah daun
Mikroba tanah bisa lebih efektif
(helai) pertanaman, jumlah cabang,
terhadap
panjang dan lebar daun dilakukan pada
saat
tanaman
berumur
9
minggu
setelah semai (mss). Peubah hasil
tanaman cabai rawit yang diamati
adalah jumlah bunga, jumlah buah per
tanaman
(buah)
dan
bobot
buah
pupuk
NPK
pertumbuhan
mengandung
unsur
hara
dan
karena
yaitu
nitrogen, fosfat, dan kalium.
Perlakuan P3 mendapatkan hasil
tettinggi
dengan
rata-rata
tinggi
tanaman yaitu 14,53 cm.
(g/buah), buah yang dipanen adalah
buah yang sudah tua atau sudah
matang.
Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017
31
Tabel 1. Pertumbuhan vegetatif tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L) pada berbagai
perlakuan yang diujikan pada minggu ke 7
Tinggi
tanaman (cm)
Perlakuan
a
P1(Tanpa pupuk)
P2(NPK)
P3(NPK&Mikroba)
P4(Mikroba tanah)
Jumlah
daun (helai)
Jumlah
cabang
a
13,50±7,53
a
13,23±7,53
a
14,53±7,53
a
12,66 ±7,53
Luas
daun
a
11,44±5,46
a
5,55±5,46
a
11,22±5,46
a
11,89±5,46
a
2,00±1,54
a
0,67±1,54
a
1,11±1,54
a
0,67±1,54
12,73 ±7,61
a
12,39±7,61
a
12,36±7,61
a
12,22±7,61
Keterangan: Angka yang didampingi dengan huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata
berdasarkan Uji Tukey Taraf 5%
Nitrogen
merangsang
dimanfaatkan
pertumbuhan
untuk
tanaman
positif terhadap pertumbuhan cabai
rawit,
terutama
tinggi
secara keseluruhan dan merangsang
Penggunaan
pertumbuhan vegetatif seperti daun,
meningkatkan
batang dan akar. Unsur N dapat
akan menyediakan kebutuhan hara
mengaktifkan sel-sel meristematik pada
secara bertahap selama pertumbuhan
batang serta memperlancar metabo-
tanaman
lisme tanaman. Fosfor digunakan untuk
perkembangan
pengangkutan energi hasil metabolisme
menjadi
dalam
penyerapan
tanaman
dan
merangsang
pupuk
tanaman.
organik
dapat
mkroorganisme
cabai
rawit.
yang
Selain
perakarannya
lebih
baik,
unsur
itu
akan
sehingga
hara
menjadi
pembungaan dan pembuahan. Kalium
optimal. Sutedjo dan Masriah (2007)
berfungsi untuk proses fotosintesis,
menyatakan
pengangkutan hasil asimilasi, enzim
organik
dan mineral termasuk air.
dungan unsur hara serta memperbaiki
Martono
dan
Paulus
(2005)
penggunaan
dapat
struktur
tanah
pupuk
meningkatkan
karena
kan-
dapat
me-
menyatakan bahwa pemberian pupuk
rangsang perkembangan jasad renik di
yang mengandung N,P,K dengan dosis
dalam tanah, dan dapat memperbaiki
yang
kemampuan
sesuai
dapat
mempercepat
tanah
menyimpan
pertumbuhan dan meningkatkan tinggi
sehingga
tanaman. Sedangkan pemberian dosis
yang cukup dapat meningkatkan proses
terlalu
fotosintesisa tanaman yang akhirnya
tinggi
pertumbuhan
akan
memperlambat
tanaman
begitu
pula
dengan pemberian terlalu rendah akan
menyebabkan
berpengaruh
defisiensi
terhadap
hara
yang
pertumbuhan
tanaman sehingga menjadi kerdil.
pemberian
dalam
air
jumlah
menjadi optimal.
Azotobacter sp dan Azosprillium sp
merupakan bakteri penambat nitrogen
yang
memiliki
meningkatkan
kemampuan
maupun
dalam
memperbaiki
Pemberian pupuk organik dengan
kandungan unsur nitrogen dalam tanah.
dosis yang sesuai dapat berpengaruh
Selain itu juga mampu menghasilkan
Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017
32
substansi zat pemacu tumbuh yang
Pada
tanaman
yang
dapat memacu pertumbuhan seperti
pertumbuhannya bersifat meristematik,
IAA
unsur N dan P sangat diperlukan untuk
yang
dapat
pertumbuhan
meningkatkan
tanaman
cabai
rawit
pembelahan sel. Tanaman yang diberi
(Ananty, 2008). Unsur N berguna untuk
unsur
merangsang
pembentukkan klorofilnya akan optimal,
pertumbuhan
secara keseluruhan,
tanaman
merangsang
pertumbuhan dalam tanaman.
Bakteri
pelarut
Pseudomonas
memiliki
sp
yaitu
Bacillus
sp
peran terhadap tanaman
secara
cukup,
maka
sehingga proses fotosintesis
berjalan
fosfat
dan
N
2007).
dengan
akan
baik (Ruhnayat,
Ketersediaan unsur N yang
cukup akan memberikan hasil yang
baik
untuk
pertumbuhan.
Dalam
hingga 50%. Peningkatan ketersediaan
penelitian ini didapatkan hasil bahwa
unsur
karena
pemberian komposisi inokulan bakteri
mampu
penambat nitrogen dan bakteri pelarut
P
mikroba
ini
disebabkan
pelarut
fosfat
mengeluarkan asam – asam organik
fosfat
seperti asam sitrat, glutamate, suksinat
pertumbuhan tanaman cabai rawit, di
dan glioksalat yang dapat memecah
antaranya adalah diameter
ikatan logam Fe, Al, Ca, dan Mg
Selain optimalisasi fotosintetis, unsur N
sehingga fosfor yang terikat menjadi
juga
larut dan tersedia (Boraste et al., 2009).
protoplasma
Pertumbuhan
tanaman
enzim. Sedangkan unsur P merupakan
merupakan respon tumbuhan dalam
unsur pelengkap dalam pembentukan
menghasilkan tubuh primer dimana
protein, enzim dan inti sel, serta
jaringan meristem apikal menjadi kunci
bahan dasar untuk membantu proses
utama dalam menghasilkan sel-sel bagi
asimilasi dan respirasi (Permatasari,
tumbuhan
2014).
tinggi
untuk
memanjang.
Oleh
memberikan
digunakan
sel
pengaruh
pada
batang.
untuk
membangun
dan
pembentukan
karena itu keberadaan unsur N menjadi
Hasil pengamatan/observasi peu-
bagian yang sangat esensial dalam
bah hasil tanaman cabai rawit dapat
meningkatkan
dilihat pada Tabel 2 berikut;
pertumbuhan
tinggi
tanaman (Campbell et al., 2003).
Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017
33
Tabel 2. Rata-rata peubah hasil tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan yang diujikan
Perlakuan
Jumlah bunga
Jumlah buah
Bobot buah (g)
P1 (Tanpa pupuk)
18,33±4,44
a
17,67±4,57
a
8,73±2,04
a
P2 (NPK)
20,11±4,44
ab
19,33±4,57
ab
8,70±2,04
a
P3 (NPK+Mikroba)
21,78±4,44
ab
21,56±4,57
ab
10,33±2,04
a
P4 (Mikroba tanah)
24,78±4,44
b
24,11±4,57
b
8,78±2,104
a
Keterangan: Angka yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan Uji Tukey taraf 5%.
Tabel
2
perlakuan
memperlihatkan
yang
diujikan
bahwa
memberikan
sehingga fosfor yang terikat menjadi larut
dan
mencukupi
kebutuhan
unsur
P
pengaruh nyata terhadap jumlah bunga
(Boraste et al., 2009). Unsur P berfungsi
tanaman cabai rawit dimana perlakuan P4
untuk proses perangsangan pembungaan
cenderung memberikan jumlah bunga
tanaman cabai rawit, terpenuhinya unsur
terbanyak (24,78) walaupun tidak berbeda
P
nyata
yang
dengan
disebabkan
membantu
P2
dan
karena
P3.
Hal
mikroba
menyediakan
ini
tanah
unsur
hara
menyebabkan
proses
maksimal
merupakan
dan
perombak
pembungaan
Cytophaga
bahan
sp
organik.
Mikroba tanah memberikan efek positif
dalam tanah sehingga dapat memenuhi
terhadap
kebutuhan tanama cabai rawit (Capsicum
lingkungan.
frutencens L.).
tanaman
cabai
rawit
dan
Tabel 2 juga memperlihakan bahwa
Azotobacter sp dan Azospirillum sp
perlakuan P4
memberikan
rata-rata
merupakan mikroba penambat N, karena
jumlah buah tertinggi (24,11), walaupun
mikroba
tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2
tersebut
nitrogenase.
mempunyai
semua
mempunyai
N
fungsi
yang
dihasilkan
untuk
merangsang
pertumbuhan
pembentukan
(Hamastuti,
tanaman
jaringan
2012).
pertumbuhan
enzim
Apabila
tanaman
pada
dan
P3.
Sedangkan
memberikan
jumlah
perlakuan
buah
P1
terendah.
dan
Menurut Simanungkalit dkk (2006), pupuk
tanaman
hayati yang berbahan aktif organisme
semua
masa
hidup
ini
dapat
berfungsi
sebagai
penambat hara tertentu atau memfasilitasi
vegetatif tumbuh dengan baik maka akan
tersedianya
memberi
generatif
tanaman. Mikroba tanah yang digunakan
tanaman. Bacillus sp dan Pseudomonas
yang mampu memberi nutrisi yang cukup
sp mampu menambat unsur P menjadi
untuk
tersedia bagi tanaman cabai rawit dengan
Azotobacter
cara mengeluarkan asam-asam organik
merupakan bakteri penambat N karena
seperti sitrat, glutamate, suksinat, dan
bakteri ini memiliki enzim nitrogenase,
glioksalat yang dapat memecah ikatan
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis
logam seperti Fe, Al, Ca, dan Mg
nitrogen bebas yang tidak bisa dijangkau
efek
pada
masa
Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017
hara
dalam
pembuahan
sp
dan
tanah
cabai
bagi
rawit.
Azospirillum
sp
34
oleh tanaman. Azotobacter sp mampu
tertinggi selanjutnya P1, P4, dan
mengubah mengubah nitrogen (N₂) dalam
terendah.
(NH4+)
Hal
ini
dikarenakan
P2
pada
melalui
perlakuan P3 ini merupakan kombinasi
pengikatan nitrogen dimana amonia yang
pupuk antara pupuk anorganik dan pupuk
dihasilkan diubah menjadi protein yang
mikroba dapat memberikan kecukupan
dibutuhkan tanaman (Damir et al., 2011).
hara bagi tanaman cabe rawit sampai
atmosfer menjadi amonia
Selain
itu
Bacillus
sp
dan
fase generatif tanaman.
menambat
Pupuk NPK mengandung unsur yang
unsur P menjadi tersedia bagi tanaman
dibutuhkan pada proses pembentukan
cabai rawit sebanyak 50% dengan cara
dan pengisian buah dipengaruhi oleh
mengeluarkan asam-asam organik seperti
unsur hara N, P dan K. Nitrogen berfungsi
sitrat, glutamate, suksinat, dan glioksalat
untuk menjaga daun supaya tidak gugur
yang dapat mengkhelat Fe, Al, Ca, dan
agar proses fotosintesis terus berlangsung
Mg sehingga fosfor yang terikat menjadi
semakin banyak daun yang mengalami
larut dan mencukupi kebutuhan unsur P
fotosintesis maka fotosintat di dalam biji
(Boraste et al., 2009). Unsur P berfungsi
semakin banyak sehingga ukuran buah
untuk proses perangsangan pembungaan
dan
dan pembuahan tanaman cabai rawit. dan
(Dachlan
Cytophaga
perombak
berpengaruh
bahan organik, unsur hara yang dihasilkan
pembungaan
mikroba
Sedangkan unsur K merupakan unsur
Pseudomonas
sp
sp
mampu
merupakan
tersebut
diperlukan
untuk
jumlah
yang
pembuahan cabai rawit.
biji
semakin
dkk.,
paling
meningkat
2012).
Unsur
P
terhadap perangsangan
dan
pembuahan.
mempengaruhi
terhadap
Buah tanaman cabai rawit merupakan
perkembangan buah karena unsur K
hasil dari penyerbukan dari bunga. Pada
dapat diserap dalam bentuk ion K+. Kalium
proses pembuahan tidak semua bunga
tergolong
menjadi buah. Hal ini dipengaruhi oleh
tanaman baik dalam sel, jaringan maupun
faktor eksternal yaitu suhu, kelembapan
di dalam xylem dan floem. Kalium banyak
sedangkan
terdapat di sitoplasma. K berfungsi untuk
faktor
mempengaruhi
internal
adalah
yang
hormon.
unsur
pengangkutan
yang
mobil
karbohidrat,
dalam
sebagai
Presentase bunga menjadi buah sekitar
katalisator
80% dan sisanya bunga gugur tidak
meningkatkan kadar karbohidrat dan gula
menjadi buah (Cahyono, 2003).
dalam buah, membuat biji tanamanlebih
Tabel 2 memperlihatkan
bahwa
perlakuan yang diujikan tidak berpengaruh
nyata
terhadap
terdapat
bobot
kecenderungan
pembentukan
protein,
berisi dan padat (Wardani dkk., 2014).
Mikroba
yang
digunakan
mampu
Namun
menambat unsur yang dibutuhkan untuk
perlakuan
tanaman seperti N, P, dan perombak
buah.
(10,33) memberikan rata-rata bobot buah
Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017
bahan
organik
seperti
karbohidrat.
35
Perkembangan
dipe-ngaruhi
oleh
tanah karena sifat pupuk anorganik adalah
pembentukan hormon auksin pada biji-biji
cepat tersedia sehingga residu pupuk
yang sedang berkembang dan bagian-
yang tidak digunakan oleh tanaman akan
bagian lain pada buah yang berfungsi
tercuci dan dapat menyebabkan tanah
untuk menyuplai cadangan makanan guna
menjadi
meningkatkan
penggunaan
perkembangan
buah.
miskin
zat
yang
hara.
Selain
berlebihan
itu
hanya
Dimana mikroba penghasil auksin adalah
menjadi residu dan dapat mencermari
Azotobacter sp, Azospirillum sp, dan
lingkungan. Namun apabila kekurangan
Bacillus
oleh
pupuk anorganik tanaman pertumbuhan
Sinamarta
tanaman menjadi tidak normal sehingga
sp.
pendapat
Hal
ini
didukung
Hindersah
dan
(2004), Azotobacter sp dan Azospirillum
sp menghasilkan Auksin yang berguna
untuk tanaman.
mikroba
Rosliani dkk. (2001) dalam Latifah
(2008),
Pupuk hayati yang digunakan terdiri
dari
muncul gejala defisiensi hara.
penambat
pupuk N yang diberikan kedalam tanah,
dan
hanya 30-50 % yang diserap tanaman,
perombak bahan organik jadi sangat
sedangkan pupuk P dan K lebih rendah
berperan
tanaman.
lagi hanya sebesar 15–20 %, selebihnya
Perlakuan dengan berat buah terendah
menjadi residu dalam larutan tanah dan
pada perlakuan P2 dengan menggunakan
tercuci.
penting
unsur
juga melaporkan bahwa dari
bagi
pupuk NPK. Hal ini disebabkan karena
tidak semua pupuk an organik yang
diaplikasikan
digunakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Menurut
aplikasi pupuk an organik dan pupuk
mengatakan
hayati tunggal dan yang dikombinasikan
pemberian pupuk melalui tanah
dengan mikroba tanah tidak memberikan
sepenuhnya
pendapat
bahwa
dapat
Kesimpulan dan Saran
oleh
tanaman.
Latifah
(2008),
dengan frekuensi yang sangat jarang atau
perbedaan
yang diaplikasikan sekaligus, dua atau
pertumbuhan dan hasil tanaman. Namun
tiga kali sepanjang siklus pertumbuhan
terdapat kecen-derungan perlakuan yang
membutuhkan jumlah pupuk yang sangat
meng-gunakan
banyak karena adanya pencucian.
menunjukkan jumlah bunga dan jumlah
Pupuk anorganik atau pupuk NPK
dapat
berguna
mikroba
terhadap
tanah
(P4)
buah yang paling banyak, sedangkan
yang memberikan bobot buah tertinggi
harus
adalah perlakuan kombinasi an organik
dengan dosis yang tepat artinya tidak
dan mikroba tanah. Berdasarkan hasil
berlebihan dan tidak kekurangan. Apabila
penelitian
pemberian
mikroba
yang
pupuk
bagi
nyata
tanaman
pemupukan
baik
yang
digunakan
anorganik
secara
berlebihan akan menyebabkan kerusakan
Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017
ini
disarankan
tanah (pupuk
penggunaan
hayati)
dalam
budidaya tanaman cabe rawit.
36
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi
cabai besar, cabai rawit, dan bawang
merah tahun 2012. Berita Resmi
Statistik No. 54/08/Th. XVI, 1 Agustus
2013
Danapriatna, N., dan T. Simarmata, 2011.
Viabilitas pupuk hayati penambat
nitrogen
(Azotobacter
dan
Azospirillum ) ekosistem padi sawah
pada berbagai formulasi bahan
pembawa. Jurnal Agribisnis dan
Pengembangan Wilayah. 3 (1): 45-52.
Maulidah, S., H. Santoso, H. Subagyo,
dan Q. Rifqiyyah. 2012. Dampak
perubahan iklim terhadap produksi
dan pendapatan usaha tani cabai
rawit. SEPA. 8 (2): 51 – 182.
Saraswati, R., R.D.M. Simanungkalit, E.
Husen, D. Santoso, D. Setyorini, dan
A. Rachman, 2008, Baku Mutu Pupuk
Hayati, Balai Penelitian Tanah, Balai
Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian. Badan Litbang Pertanian.
Departemen Pertanian
Saraswati, I.G.A.E., M. Pharmawati, I. K.
Junitha. 2012. Karakter morfologi
tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.) yang dipengaruhi
sodium azida pada fase generatif
generasi M1. Jurnal Biologi. XVI (1) :
23 - 26
Simanungkalit, R. D. M., D. A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini,
dan W. Hartatik. 2006, Pupuk Organik
dan Pupuk Hayati. Balai Besar
Penelitian
dan
Pengem-bangan
Sumberdaya Lahan Pertanian. Jawa
Barat.
Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017
37
Download