Potensi Mikroba Tanah Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit(Capsicum frutescens L.) 1* 1 Ismul Mauludin Al Habib , Dwi Sucianingtyas Sukamto , Lila Maharani 1 1 Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI JEMBER Jl. Jawa No. 10 Tegal Boto Jember. Alamat korespondensi : [email protected] Abstrak Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang prospektif dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Budidaya tanaman cabai rawit menghadapi kendala antara lain keterbatasan lahan, ketersediaan unsur hara rendah, cuaca ekstrem, dan serangan hama penyakit tanaman. Upaya mengatasi kendala ketersediaan unsur hara yang renda, petani melakukan pemupukan dengan mengkombinasikan pupuk kimia dan pupuk hayati (biofertilizer). Pupuk hayati mengandung mikroba tanah yang mampu menambat nitrogen alam seperti Azotobacter dan Azospirillum, sedangkan Bacillus dan Pseudomonas merupakan bakteri pelarut phosphate, dan Cytophaga bakteri tersebut mampu mendegradasi bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bioferlizer terhadap pertumbuhan dan hasil cabai rawit. Penelitian ini menggunakan rancangan Acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. P1: Tanpa pupuk; P2: Pupuk NPK; P3 : Pupuk NPK + Mikroba tanah; P4: Mikroba tanah. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang tidak nyata diantara perlakuan yang diujikan pada tiap peubah pertumbuhan. Perlakuan Mikroba tanah (P4) memberikan jumlah bunga dan jumlah buah yang paling banyak yaitu berturut turut 24,78±4,44 dan 24,11±4,57. Kata kunci : Cabai Rawit, pupuk kimia, biofertilizer, Mikroba Tanah. Abstract Chili pepper (Capsicum frutescens L.) is one of the prospective horticultural crops and has high economic value. The cultivation of pepper crops faces obstacles such as limited land, low nutrients availability, extreme weather, and pests and diseases of plant. Efforts to overcome the soil constraints that are low nutrients availability, farmers do fertilization by combining chemical and biological fertilizer (biofertilizer). The biofertilizer contains soil microbes that are capable of fixating natural nitrogen such as Azotobacter and Azospirillum, while Bacillus and Pseudomonas are phosphate solubilizing bacteria, and Cytophaga bacteria are able to degrade organic material. This study aims to determine the effectc of biofertilizer on the growth and yield of chilli pepper. This study used Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 3 replications. P1: Without fertilizer; P2: NPK Fertilizer; P3: NPK Fertilizer + Soil microbes; P4: Soil microbes. The results showed no significant differences between the treatments tested for each growth variable. The treatment (P4) gave the highest number of flowers and fruit counts respectively 24,78 ± 4,44 and 24,11 ± 4,57 respectively. Key words : Chili pepper, chemical fertilizer, biofertilizer, soil microbes Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017 29 Pendahuluan kimia. Penggunaan pupuk kimia secara Cabai rawit (Capsicum frutescens terus menerus dalam jangka waktu L.) merupakan salah satu tanaman yang lama dapat merusak tanah. Tanah hortikultura dari jenis sayuran yang menjadi memiliki buah kecil dengan rasa yang sehingga pedas. Produksi tanaman cabai rawit ini menurun dan perkembangan perakaran dari tahun 2009 s.d. tahun 2011 terus tanaman terhambat. Untuk mengurangi menurun. Tahun 2009 produksinya degradasi tanah perlu adanya masukan sebesar 591.294 ton, sedangkan pada organik dalam bentuk pupuk organik tahun sebesar cair, padat maupun pupuk organik yang 521.704 ton. Produksi tanaman cabai mengandung mikroba (pupuk hayati). rawit tahun 2011 mengalami penurunan Aplikasi sebanyak 69.590 ton (Deptan, 2011). mempunyai Produksi maupun ekonomis. Karena 2010 produksinya cabai rawit tahun 2012 padat, keras, kapasitas pupuk sulit diolah menahan hayati air (biofertilizer) keuntungan ekologis pupuk sebanyak 702,25 ribu ton, mengalami hayati berbahan aktif mikroba tanah kenaikan sebanyak 108,03 ribu ton yang (18,18 persen) penambat dibandingkan tahun 2011 (BPS, 2012). dapat berfungsi hara sebagai tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam Beberapa tahun terakhir terjadi tanah bagi tanaman (Simanungkalit fluktuasi harga yang tinggi cabai rawit dkk., 2006). Beberapa mikroba tanah, yang disebabkan karena pasokan tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar. Fluktuasi seperti Azotobacter dan Azospirillum harga cabai rawit mulai 25.000 sampai (Danapriatna dan Simarmata, 2011), 100.000, dan harga cabai melonjak sedangkan Bacillus dan Pseudomonas karena pasokan cabai merosot akibat merupakan bakteri pelarut phosphate, gagal dan Cytophaga sering muncul dalam budidaya cabai yang mampu rawit antara lain keterbatasan lahan, organik. Oleh karena itu dalam rangka cuaca buruk, serta serangan hama dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil penyakit (Saraswati, dkk. 2012), serta cabai rawit di Kabupaten Jember, perlu tingkat kesuburan tanah yag semakin dilakukan penelitian mengenai potensi menurun (Maulidah, dkk. 2012). dan panen. Petani Permasalahan berusaha yang mengatasi kendala tersebut dengan melakukan pemupukan menggunakan Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017 pupuk menambat nitrogen alam merupakan bakteri mendegradasi bahan keunggulan beberapa jenis mikroba tanah tersebut. Penelitian mengetahui ini bertujuan pengaruh untuk aplikasi 30 bioferlizer terhadap pertumbuhan dan Uji statistik dengan menggunakan hasil cabai rawit terhadap pertumbuhan analisis sidik ragam (Analysis of dan produktivitas cabai rawit. variance) oneway ANOVA pada taraf ɑ = 0,05 dengan menggunakan software Bahan dan Metode SPSS 13.0 dan untuk membedakan Penelitian ini dilaksanakan Mei 2015 sampai dengan September 2015. Penelitian dilakukan di Green House Program Studi Pendidikan Biologi rerata antar perlakuan dilakukan uji tukey pada 95%.(Machay taraf et kepercayaan al. (1984) dalam Saraswati dkk. (2008). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Jember. Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian rancangan ini Acak menggunakan kelompok pengamatan terhadap parameter pertumbuhan tanaman cabai (RAK) rawit (Capsicum frutescens L) setelah dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. P1: diuji Tukeydapat dilihat pada Tabel 1. Tanpa pupuk; P2: Pupuk NPK; P3 : berikut; Pupuk NPK + Mikroba tanah; P4: Mikroba tanah. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan yang Teknik pengumpulan data pada diujikan tidak berpengaruh nyata penelitian ini menggunakan metode terhadap semua peubah yang diamati. pengamatan Namun (observasi) terhadap terdapat kecenderungan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai perlakuan rawit adapun untuk pertumbuhan, yang hasilkan diamati tinggi tanaman (cm) terbesar.Hal ini menunjukkan bahwa yang kombinasi rata-rata (P3) tinggi mengtanaman diukur dari permukaan tanah sampai penggunaan ujung kuncup teratas, jumlah daun Mikroba tanah bisa lebih efektif (helai) pertanaman, jumlah cabang, terhadap panjang dan lebar daun dilakukan pada saat tanaman berumur 9 minggu setelah semai (mss). Peubah hasil tanaman cabai rawit yang diamati adalah jumlah bunga, jumlah buah per tanaman (buah) dan bobot buah pupuk NPK pertumbuhan mengandung unsur hara dan karena yaitu nitrogen, fosfat, dan kalium. Perlakuan P3 mendapatkan hasil tettinggi dengan rata-rata tinggi tanaman yaitu 14,53 cm. (g/buah), buah yang dipanen adalah buah yang sudah tua atau sudah matang. Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017 31 Tabel 1. Pertumbuhan vegetatif tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L) pada berbagai perlakuan yang diujikan pada minggu ke 7 Tinggi tanaman (cm) Perlakuan a P1(Tanpa pupuk) P2(NPK) P3(NPK&Mikroba) P4(Mikroba tanah) Jumlah daun (helai) Jumlah cabang a 13,50±7,53 a 13,23±7,53 a 14,53±7,53 a 12,66 ±7,53 Luas daun a 11,44±5,46 a 5,55±5,46 a 11,22±5,46 a 11,89±5,46 a 2,00±1,54 a 0,67±1,54 a 1,11±1,54 a 0,67±1,54 12,73 ±7,61 a 12,39±7,61 a 12,36±7,61 a 12,22±7,61 Keterangan: Angka yang didampingi dengan huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata berdasarkan Uji Tukey Taraf 5% Nitrogen merangsang dimanfaatkan pertumbuhan untuk tanaman positif terhadap pertumbuhan cabai rawit, terutama tinggi secara keseluruhan dan merangsang Penggunaan pertumbuhan vegetatif seperti daun, meningkatkan batang dan akar. Unsur N dapat akan menyediakan kebutuhan hara mengaktifkan sel-sel meristematik pada secara bertahap selama pertumbuhan batang serta memperlancar metabo- tanaman lisme tanaman. Fosfor digunakan untuk perkembangan pengangkutan energi hasil metabolisme menjadi dalam penyerapan tanaman dan merangsang pupuk tanaman. organik dapat mkroorganisme cabai rawit. yang Selain perakarannya lebih baik, unsur itu akan sehingga hara menjadi pembungaan dan pembuahan. Kalium optimal. Sutedjo dan Masriah (2007) berfungsi untuk proses fotosintesis, menyatakan pengangkutan hasil asimilasi, enzim organik dan mineral termasuk air. dungan unsur hara serta memperbaiki Martono dan Paulus (2005) penggunaan dapat struktur tanah pupuk meningkatkan karena kan- dapat me- menyatakan bahwa pemberian pupuk rangsang perkembangan jasad renik di yang mengandung N,P,K dengan dosis dalam tanah, dan dapat memperbaiki yang kemampuan sesuai dapat mempercepat tanah menyimpan pertumbuhan dan meningkatkan tinggi sehingga tanaman. Sedangkan pemberian dosis yang cukup dapat meningkatkan proses terlalu fotosintesisa tanaman yang akhirnya tinggi pertumbuhan akan memperlambat tanaman begitu pula dengan pemberian terlalu rendah akan menyebabkan berpengaruh defisiensi terhadap hara yang pertumbuhan tanaman sehingga menjadi kerdil. pemberian dalam air jumlah menjadi optimal. Azotobacter sp dan Azosprillium sp merupakan bakteri penambat nitrogen yang memiliki meningkatkan kemampuan maupun dalam memperbaiki Pemberian pupuk organik dengan kandungan unsur nitrogen dalam tanah. dosis yang sesuai dapat berpengaruh Selain itu juga mampu menghasilkan Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017 32 substansi zat pemacu tumbuh yang Pada tanaman yang dapat memacu pertumbuhan seperti pertumbuhannya bersifat meristematik, IAA unsur N dan P sangat diperlukan untuk yang dapat pertumbuhan meningkatkan tanaman cabai rawit pembelahan sel. Tanaman yang diberi (Ananty, 2008). Unsur N berguna untuk unsur merangsang pembentukkan klorofilnya akan optimal, pertumbuhan secara keseluruhan, tanaman merangsang pertumbuhan dalam tanaman. Bakteri pelarut Pseudomonas memiliki sp yaitu Bacillus sp peran terhadap tanaman secara cukup, maka sehingga proses fotosintesis berjalan fosfat dan N 2007). dengan akan baik (Ruhnayat, Ketersediaan unsur N yang cukup akan memberikan hasil yang baik untuk pertumbuhan. Dalam hingga 50%. Peningkatan ketersediaan penelitian ini didapatkan hasil bahwa unsur karena pemberian komposisi inokulan bakteri mampu penambat nitrogen dan bakteri pelarut P mikroba ini disebabkan pelarut fosfat mengeluarkan asam – asam organik fosfat seperti asam sitrat, glutamate, suksinat pertumbuhan tanaman cabai rawit, di dan glioksalat yang dapat memecah antaranya adalah diameter ikatan logam Fe, Al, Ca, dan Mg Selain optimalisasi fotosintetis, unsur N sehingga fosfor yang terikat menjadi juga larut dan tersedia (Boraste et al., 2009). protoplasma Pertumbuhan tanaman enzim. Sedangkan unsur P merupakan merupakan respon tumbuhan dalam unsur pelengkap dalam pembentukan menghasilkan tubuh primer dimana protein, enzim dan inti sel, serta jaringan meristem apikal menjadi kunci bahan dasar untuk membantu proses utama dalam menghasilkan sel-sel bagi asimilasi dan respirasi (Permatasari, tumbuhan 2014). tinggi untuk memanjang. Oleh memberikan digunakan sel pengaruh pada batang. untuk membangun dan pembentukan karena itu keberadaan unsur N menjadi Hasil pengamatan/observasi peu- bagian yang sangat esensial dalam bah hasil tanaman cabai rawit dapat meningkatkan dilihat pada Tabel 2 berikut; pertumbuhan tinggi tanaman (Campbell et al., 2003). Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017 33 Tabel 2. Rata-rata peubah hasil tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan yang diujikan Perlakuan Jumlah bunga Jumlah buah Bobot buah (g) P1 (Tanpa pupuk) 18,33±4,44 a 17,67±4,57 a 8,73±2,04 a P2 (NPK) 20,11±4,44 ab 19,33±4,57 ab 8,70±2,04 a P3 (NPK+Mikroba) 21,78±4,44 ab 21,56±4,57 ab 10,33±2,04 a P4 (Mikroba tanah) 24,78±4,44 b 24,11±4,57 b 8,78±2,104 a Keterangan: Angka yang didampingi dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Tukey taraf 5%. Tabel 2 perlakuan memperlihatkan yang diujikan bahwa memberikan sehingga fosfor yang terikat menjadi larut dan mencukupi kebutuhan unsur P pengaruh nyata terhadap jumlah bunga (Boraste et al., 2009). Unsur P berfungsi tanaman cabai rawit dimana perlakuan P4 untuk proses perangsangan pembungaan cenderung memberikan jumlah bunga tanaman cabai rawit, terpenuhinya unsur terbanyak (24,78) walaupun tidak berbeda P nyata yang dengan disebabkan membantu P2 dan karena P3. Hal mikroba menyediakan ini tanah unsur hara menyebabkan proses maksimal merupakan dan perombak pembungaan Cytophaga bahan sp organik. Mikroba tanah memberikan efek positif dalam tanah sehingga dapat memenuhi terhadap kebutuhan tanama cabai rawit (Capsicum lingkungan. frutencens L.). tanaman cabai rawit dan Tabel 2 juga memperlihakan bahwa Azotobacter sp dan Azospirillum sp perlakuan P4 memberikan rata-rata merupakan mikroba penambat N, karena jumlah buah tertinggi (24,11), walaupun mikroba tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 tersebut nitrogenase. mempunyai semua mempunyai N fungsi yang dihasilkan untuk merangsang pertumbuhan pembentukan (Hamastuti, tanaman jaringan 2012). pertumbuhan enzim Apabila tanaman pada dan P3. Sedangkan memberikan jumlah perlakuan buah P1 terendah. dan Menurut Simanungkalit dkk (2006), pupuk tanaman hayati yang berbahan aktif organisme semua masa hidup ini dapat berfungsi sebagai penambat hara tertentu atau memfasilitasi vegetatif tumbuh dengan baik maka akan tersedianya memberi generatif tanaman. Mikroba tanah yang digunakan tanaman. Bacillus sp dan Pseudomonas yang mampu memberi nutrisi yang cukup sp mampu menambat unsur P menjadi untuk tersedia bagi tanaman cabai rawit dengan Azotobacter cara mengeluarkan asam-asam organik merupakan bakteri penambat N karena seperti sitrat, glutamate, suksinat, dan bakteri ini memiliki enzim nitrogenase, glioksalat yang dapat memecah ikatan Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis logam seperti Fe, Al, Ca, dan Mg nitrogen bebas yang tidak bisa dijangkau efek pada masa Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017 hara dalam pembuahan sp dan tanah cabai bagi rawit. Azospirillum sp 34 oleh tanaman. Azotobacter sp mampu tertinggi selanjutnya P1, P4, dan mengubah mengubah nitrogen (N₂) dalam terendah. (NH4+) Hal ini dikarenakan P2 pada melalui perlakuan P3 ini merupakan kombinasi pengikatan nitrogen dimana amonia yang pupuk antara pupuk anorganik dan pupuk dihasilkan diubah menjadi protein yang mikroba dapat memberikan kecukupan dibutuhkan tanaman (Damir et al., 2011). hara bagi tanaman cabe rawit sampai atmosfer menjadi amonia Selain itu Bacillus sp dan fase generatif tanaman. menambat Pupuk NPK mengandung unsur yang unsur P menjadi tersedia bagi tanaman dibutuhkan pada proses pembentukan cabai rawit sebanyak 50% dengan cara dan pengisian buah dipengaruhi oleh mengeluarkan asam-asam organik seperti unsur hara N, P dan K. Nitrogen berfungsi sitrat, glutamate, suksinat, dan glioksalat untuk menjaga daun supaya tidak gugur yang dapat mengkhelat Fe, Al, Ca, dan agar proses fotosintesis terus berlangsung Mg sehingga fosfor yang terikat menjadi semakin banyak daun yang mengalami larut dan mencukupi kebutuhan unsur P fotosintesis maka fotosintat di dalam biji (Boraste et al., 2009). Unsur P berfungsi semakin banyak sehingga ukuran buah untuk proses perangsangan pembungaan dan dan pembuahan tanaman cabai rawit. dan (Dachlan Cytophaga perombak berpengaruh bahan organik, unsur hara yang dihasilkan pembungaan mikroba Sedangkan unsur K merupakan unsur Pseudomonas sp sp mampu merupakan tersebut diperlukan untuk jumlah yang pembuahan cabai rawit. biji semakin dkk., paling meningkat 2012). Unsur P terhadap perangsangan dan pembuahan. mempengaruhi terhadap Buah tanaman cabai rawit merupakan perkembangan buah karena unsur K hasil dari penyerbukan dari bunga. Pada dapat diserap dalam bentuk ion K+. Kalium proses pembuahan tidak semua bunga tergolong menjadi buah. Hal ini dipengaruhi oleh tanaman baik dalam sel, jaringan maupun faktor eksternal yaitu suhu, kelembapan di dalam xylem dan floem. Kalium banyak sedangkan terdapat di sitoplasma. K berfungsi untuk faktor mempengaruhi internal adalah yang hormon. unsur pengangkutan yang mobil karbohidrat, dalam sebagai Presentase bunga menjadi buah sekitar katalisator 80% dan sisanya bunga gugur tidak meningkatkan kadar karbohidrat dan gula menjadi buah (Cahyono, 2003). dalam buah, membuat biji tanamanlebih Tabel 2 memperlihatkan bahwa perlakuan yang diujikan tidak berpengaruh nyata terhadap terdapat bobot kecenderungan pembentukan protein, berisi dan padat (Wardani dkk., 2014). Mikroba yang digunakan mampu Namun menambat unsur yang dibutuhkan untuk perlakuan tanaman seperti N, P, dan perombak buah. (10,33) memberikan rata-rata bobot buah Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017 bahan organik seperti karbohidrat. 35 Perkembangan dipe-ngaruhi oleh tanah karena sifat pupuk anorganik adalah pembentukan hormon auksin pada biji-biji cepat tersedia sehingga residu pupuk yang sedang berkembang dan bagian- yang tidak digunakan oleh tanaman akan bagian lain pada buah yang berfungsi tercuci dan dapat menyebabkan tanah untuk menyuplai cadangan makanan guna menjadi meningkatkan penggunaan perkembangan buah. miskin zat yang hara. Selain berlebihan itu hanya Dimana mikroba penghasil auksin adalah menjadi residu dan dapat mencermari Azotobacter sp, Azospirillum sp, dan lingkungan. Namun apabila kekurangan Bacillus oleh pupuk anorganik tanaman pertumbuhan Sinamarta tanaman menjadi tidak normal sehingga sp. pendapat Hal ini didukung Hindersah dan (2004), Azotobacter sp dan Azospirillum sp menghasilkan Auksin yang berguna untuk tanaman. mikroba Rosliani dkk. (2001) dalam Latifah (2008), Pupuk hayati yang digunakan terdiri dari muncul gejala defisiensi hara. penambat pupuk N yang diberikan kedalam tanah, dan hanya 30-50 % yang diserap tanaman, perombak bahan organik jadi sangat sedangkan pupuk P dan K lebih rendah berperan tanaman. lagi hanya sebesar 15–20 %, selebihnya Perlakuan dengan berat buah terendah menjadi residu dalam larutan tanah dan pada perlakuan P2 dengan menggunakan tercuci. penting unsur juga melaporkan bahwa dari bagi pupuk NPK. Hal ini disebabkan karena tidak semua pupuk an organik yang diaplikasikan digunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Menurut aplikasi pupuk an organik dan pupuk mengatakan hayati tunggal dan yang dikombinasikan pemberian pupuk melalui tanah dengan mikroba tanah tidak memberikan sepenuhnya pendapat bahwa dapat Kesimpulan dan Saran oleh tanaman. Latifah (2008), dengan frekuensi yang sangat jarang atau perbedaan yang diaplikasikan sekaligus, dua atau pertumbuhan dan hasil tanaman. Namun tiga kali sepanjang siklus pertumbuhan terdapat kecen-derungan perlakuan yang membutuhkan jumlah pupuk yang sangat meng-gunakan banyak karena adanya pencucian. menunjukkan jumlah bunga dan jumlah Pupuk anorganik atau pupuk NPK dapat berguna mikroba terhadap tanah (P4) buah yang paling banyak, sedangkan yang memberikan bobot buah tertinggi harus adalah perlakuan kombinasi an organik dengan dosis yang tepat artinya tidak dan mikroba tanah. Berdasarkan hasil berlebihan dan tidak kekurangan. Apabila penelitian pemberian mikroba yang pupuk bagi nyata tanaman pemupukan baik yang digunakan anorganik secara berlebihan akan menyebabkan kerusakan Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017 ini disarankan tanah (pupuk penggunaan hayati) dalam budidaya tanaman cabe rawit. 36 Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah tahun 2012. Berita Resmi Statistik No. 54/08/Th. XVI, 1 Agustus 2013 Danapriatna, N., dan T. Simarmata, 2011. Viabilitas pupuk hayati penambat nitrogen (Azotobacter dan Azospirillum ) ekosistem padi sawah pada berbagai formulasi bahan pembawa. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. 3 (1): 45-52. Maulidah, S., H. Santoso, H. Subagyo, dan Q. Rifqiyyah. 2012. Dampak perubahan iklim terhadap produksi dan pendapatan usaha tani cabai rawit. SEPA. 8 (2): 51 – 182. Saraswati, R., R.D.M. Simanungkalit, E. Husen, D. Santoso, D. Setyorini, dan A. Rachman, 2008, Baku Mutu Pupuk Hayati, Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian Saraswati, I.G.A.E., M. Pharmawati, I. K. Junitha. 2012. Karakter morfologi tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) yang dipengaruhi sodium azida pada fase generatif generasi M1. Jurnal Biologi. XVI (1) : 23 - 26 Simanungkalit, R. D. M., D. A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W. Hartatik. 2006, Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Jawa Barat. Folium Vol.1 No.1 Agustus 2017 37