PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan

advertisement
PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN
Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain:
1. Mengalami kerugian operasi terus menerus
2. Kredit pelanggan yang mengalami kemunduran pembayaran
3. Pengelolaan modal kerja yang buruk
4. Kegagalan memperoleh tingkat penjualan yang memuaskan
Sebuah perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan memiliki sejumlah alternatif
penyelesaian, antara lain:
1. Tindakan nonyudisial
a. Perjanjian restrukturisasi utang
b. Manajemen komite kreditor
c. Pengalihan aset
2. Tindakan yudisial
3. Penundaan pembayaran
4. Akuntansi permulaan baru (Fresh Start Accounting)
5. Rencana reorganisasi
Perjanjian restrukturisasi utang
Dapat berupa debitor mengajukan :
-
Perpanjangan waktu jatuh tempo utang
-
Meminta penurunan suku bunga utang
-
Meminta modifikasi persyaratan dalam kontrak utang
-
Perjanjian komposisi (composition agreement), pihak kreditor bersepakat untuk
menerima klaim dengan nilai yang lebih rendah dari nilai pokoknya.
Manajemen Komite Kreditor
Kreditor menyetujui untuk membantu pihak debitor dalam mengelola pembayaran yang paling
efisien terhadap klaim kreditor. Dalam beberapa kasus yang ekstrem, kreditor dapat memutuskan
untuk mengambilalih kendali operasi perusahaan debitor.
Pengalihan Aset
Beberapa debitor dalam kesulitan keuangan dapat mengalihkan aset, seperti piutang atau
instrumen keuangan lainnya, dalam upaya untuk memperoleh uang tunai. Debitor dapat
melakukan anjak piutang dengan diskonto atau penjualan piutang baik bersyarat (with recourse)
atau tanpa syarat (without recourse). Pengalihan aset keuangan dianggap sebagai penjualan
hanya jika pihak yang melakukan pengalihan (transferor atau perusahaan debitor) telah
menyerahkan kendali atas aset yang dialihkan tersebut.
Tindakan Yudisial
Kepailitan atau kebangkrutan merupakan tindakan yudisial yang dilakukan oleh pengadilan niaga
dan hakim pengadilan niaga dengan menggunakan pedoman dalam UU Kepailitan. UU
kepailitan memberikan dua alternatif utama berdasarkan perlindungan pengadilan niaga yaitu:
1. Penundaan pembayaran (suspension of payment)
Pihak debitor memperoleh perlindungan yudisial selama periode rehabilitasi, yaitu waktu
yang digunakan untuk menghapuskan operasi yang tidak menguntungkan, memperoleh kredit
baru,
mengembangkan
struktur
perusahaan
yang
baru
dengan
operasi
yang
berkesinambungan dan melakukan perjanjian dengan pihak kreditor.
2. Pernyataan kebangkrutan dan likuidasi
Pernyataan kebangkrutan dan likuidasi seringkali dilakukan oleh seorang trustee yang
ditunjuk oleh pengadilan.
Penundaan Pembayaran
Memungkinkan untuk perlindungan legal dari tindakan kreditor selama periode waktu yang
diperlukan untuk mereorganisasi perusahaan debitor dan mengembalikan operasi perusahaan ke
tingkat yang menguntungkan. 4P reorganisasi yaitu:
-
Mengajukan petisi (petition) kepada pengadilan niaga
-
Memperoleh perlindungan (protection)
-
Rencana reorganisasi (plan of reorganization)
-
Proses reorganisasi (proceeding)
Akuntansi Permulaan Baru (Fresh Start Accounting)
Pelaporan permulaan baru harus digunakan per tanggal konfirmasi rencana reorganisasi jika dua
kondisi berikut ini terjadi:
1. Nilai reorgansiasi aset dari entitas yang akan muncul sesaat sebelum tanggal konfirmasi
lebih kecil daripada total seluruh kewajiban dan klaim pascapetisi.
2. Pemegang saham dengan hak suara yang ada sesaat sebelum komfirmasi menerima kurang
dari 50% saham dengan hak suara dari entitas yang akan muncul. Hal ini menandakan
bahwa pemegang saham lama telah kehilangan kendali atas perusahaan yang akan muncul.
Akuntansi permulaan baru (fresh start accounting) menghasilkan entitas pelaporan yang baru.
Perusahaan diwajibkan untuk menghitung nilai reorgansiasi aset-aset entitas yang baru muncul.
Nilai
reorganisasi
(reorganization
value)
merupakan
nilai
wajar
entitas
sebelum
mempertimbangkan kewajiban dan mendekati jumlah yang akan dibayar oleh seorang pembeli
aset entitas yang berminat.
Rencana Reorganisasi
Merupakan rencana terperinci mengenai:
1. Penghapusan operasi yang tidak menguntungkan, melalui penjualan atau likuidasi
2. Restrukturisasi utang dengan kreditor tertentu
3. Revaluasi aset dan kewajiban
4. Pengurangan atau penghapusan klaim pemegang saham terdahulu dan penerbitan saham
baru kepada kreditor atau pihak lainnya.
Neraca perusahaan dalam reorganisasi memiliki beberapa sifat khusus, yaitu:
1. Kewajiban prapetisi yang akan dikompromikan sebagai bagian dari rencana reorganisasi
harus dilaporkan secara terpisah dari kewajiban yang tidak akan dikompromikan. Kewajiban
yang akan dikompromikan mencakup utang yang tidak dijamin dan utang lain yang terjadi
sebelum perusahaan memasuki tahap reorgansiasi. Kewajiban yang tidak dapat diubah
rencana reorganisasi mencakup kewajiban yang dijamin penuh yang terjadi sebelum proses
reorgansiasi dan seluruh kewajiban yang terjadi setelah perusahaan memasukan petisi untuk
proses reorganisasi.
2. Kewajiban harus dilaporkan sebesar perkiraan jumlah yang diperbolehkan oleh pengadilan
niaga. Jika estimasi yang memadai tidak mungkin dilakukan, maka klaim tersebut harus
diungkapkan dalam catatan kaki.
Laporan laba rugi untuk perusahaan dalam reorganisasi memiliki ketentuan khusus sbb:
1. Jumlah dalam laporan laba rugi yang berkaitan langsung dengan reorganisasi, seperti biaya
jasa hukum dan kerugian atas penjualan aset, harus dilaporkan secara terpisah sebagai pos
reorgansiasi pada periode terjadinya.
2. Sebagian pendapatan bunga yang diperoleh selama proses reorganisasi merupakan hasil dari
debitor yang tidak diwajibkan untuk melunasi utangnya dan menginvestasikan sumber daya
yang tersedia pada instrumen yang menghasilkan bunga. Pendapatan bunga tersebut harus
dilaporkan secara terpisah sebagai pos reorganisasi.
3. Laba perusahaan diungkapkan, namun antisipasi perubahan jumlah lembar saham biasa atau
setara saham biasa yang terjadi sebagai akibat proses reorganisasi harus diungkapkan.
Laporan arus kas sebuah perusahaan dalam reorganisasi memiliki karakter khusus sbb:
1. Disarankan menggunakan metode langsung untuk menyajikan arus kas dari aktivitas operasi,
namun jika metode tidak langsung yang digunakan, maka perusahaan harus juga
mengungkapkan secara terpisah arus kas dari aktivitas operasi yang berkaitan dengan proses
reorgansiasi.
2. Arus kas yang berkaitan dengan proses reorganisasi harus dilaporkan secara terpisah dari
arus kas yang berasal dari operasi rutin.
Contoh reorganisasi
PT A&I
Neraca
31 Desember 2011
Aset
Kas
2.000.000
Efek yang dapat dipasarkan
8.000.000
Piutang usaha
20.000.000
Penyisihan piutang tidak tertagih
(2.000.000)
Persediaan
18.000.000
45.000.000
Asset dibayar dimuka
1.000.000
Jumlah asset lancer
74.000.000
Asset tetap
Biaya
Tanah
10.000.000
0
Biaya blm
disusutkan
10.000.000
Bangunan
75.000.000
20.000.000
55.000.000
Peralatan
40.000.000
4.000.000
36.000.000
125.000.000
(24.000.000)
101.000.000
Total
Akumulasi
penyusutan
Total asset
101.000.000
175.000.000
Kewajiban
Utang usaha
26.000.000
Wesel bayar:
- Dijaminkan sebagian
10.000.000
- Tidak dijaminkan bunga 10%
80.000.000
Akrual bunga
90.000.000
3.000.000
Upah yang masih harus dibayar
14.000.000
Jumlah kewajiban lancar
133.000.000
Utang hipotik
50.000.000
Total kewajiban
183.000.000
Ekuitas pemegang saham
Saham istimewa
40.000.000
Saham biasa nominal 1.000
10.000.000
Saldo laba (defisit)
(58.000.000)
Total ekuitas pemegang saham
Total kewajiban
pemegang saham
dan
ekuitas
(8.000.000)
175.000.000
Pada tanggal 2 Januari 2012, manajemen PT A&I mengajukan petisi pada pengadilan niaga
dalam rangka penundaan pembayaran untuk memperoleh penangguhan pembayaran utang dan
waktu untuk merehabilitasi perusahaan serta mengembalikannya pada operasi yang
menguntungkan.
Berikut adalah garis waktu yang menunjukan tanggal-tanggal yang relevan untuk kasus ini:
Proses reorganisasi
2 januari
1 juli
31 des
2 januari
1 april
2012
2012
2012
2013
2013
Periode
petisi
rencana
akhir tahun
rencana
reorganisasi
Prapetisi
diajukan
reorganisasi
fiscal
reorganisasi
selesai
diajukan
diajukan
Sebelum rencana reorganisasi disetujui, PT A&I masih terus beroperasi di bawah perlindungan
petisi penundaan yang diberikan. Perusahaan hanya melakukan pembayaran yang telah disetujui
oleh pengadilan untuk kewajiban prapetisi. Satu-satunya pembayaran yang disetujui oleh
pengadilan untuk kewajiban prapetisi adalah pembayaran sebesar Rp 2.000.000 atas utang
hipotik. Masalah pelaporan yang paling penting adalah jumlah reorganisasi harus dilaporkan
secara terpisah dari jumlah operasi lainnya.
Neraca untuk perusahaan dalam proses reorganisasi sbb:
PT A&I
(berada dibawah penguasaan debitor)
Neraca
31 Desember 2012
Aset
Kas
40.000.000
Piutang pengambilalihan pajak penghasilan
12.000.000
Efek yang dapat dipasarkan
Piutang usaha
Penyisihan piutang tak tertagih
8.000.000
6.000.000
(1.000.000)
Persediaan
5.000.000
37.000.000
Jumlah asset lancer
102.000.000
Asset tetap
104.000.000
Akumulasi penyusutan
(26.000.000)
Total asset
78.000.000
180.000.000
Kewajiban
Kewajiban yang tidak dikompromikan:
- Kewajiban lancer (pascapetisi) :
Pinjaman jangka pendek
Utang usaha
-
15.000.000
10.000.000
Kewajiban tidak lancer :
Utang hipotik, dijamin penuh
48.000.000
Total kewajiban yang tidak dikompromikan
Kewajiban yang dikompromikan:
- Utang usaha
-
Wesel bayar, sebagian dijaminkan
-
Wesel bayar tidak dijaminkan
-
Akrual bunga
- Upah yang masih harus dibayar
Total kewajiban yang dikompromikan
73.000.000
28.000.000
10.000.000
80.000.000
3.000.000
14.000.000
133.000.000
206.000.000
Total kewajiban
Ekuitas pemegang saham:
- Saham istimewa
-
Saham biasa, nominal 1.000
-
Saldo laba (deficit)
Total ekuitas pemegang saham
Total kewajiban dan ekuitas pemegang saham
40.000.000
10.000.000
(76.000.000)
(26.000.000)
180.000.000
Laporan laba rugi perusahaan dalam proses reorganisasi
PT A&I
(berada di bawah penguasaan debitor)
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012
Pendapatan
Penjualan
120.000.000
Biaya dan beban:
-
Beban harga pokok penjualan
-
Beban penjualan, operasi dan administrasi
-
Beban bunga (bunga kontraktual 6.000.000)
110.000.000
21.000.000
3.000.000
Kerugian sebelum pos reorganisasi dan manfaat PPh
Kerugian penghapusan asset
134.000.000
(14.000.000)
(10.000.000)
Imbalan jasa professional
(8.000.000)
Bunga yg dihasilkan dari akumulasi kas dari penundaan pembayaran
2.000.000
Total pos reorganisasi
16.000.000
Kerugian sebelum manfaat PPh
Manfaat PPh
(30.000.000)
12.000.000
Kerugian bersih
(18.000.000)
Laporan Arus kas untuk perusahaan dalam proses reorganisasi
PT A&I
(berada di bawah penguasaan debitor)
Laporan arus kas
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012
Arus kas yang diperoleh dari kegiatan operasi :
-
Kas yang diterima dari pelanggan
-
Kas yang dibayar ke supplier dan karyawan
-
Bunga dibayar
Arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasi sebelum pos reorganisasi
133.000.000
(109.000.000)
(3.000.000)
21.000.000
Arus kas operasi yang digunakan oleh kegiatan reorganisasi:
-
Imbalan jasa professional
-
Bunga yang diterima dari akumulasi kas dari penundaan pembayaran
(8.000.000)
2.000.000
Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan reorganisasi
(6.000.000)
Arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasi dan reorganisasi
15.000.000
Arus kas yang diperoleh dari kegiatan investasi :
-
Hasil yang diperoleh dari penjualan asset akibat penundaan pembayaran
Arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan investasi
10.000.000
10.000.000
Arus kas yang diperoleh dari kegiatan pendanaan:
-
Pinjaman bersih berdasarkan rencana pendanaan jangka pendek
15.000.000
-
Imbalan jasa profesional
(2.000.000)
Bunga yang dihasilkan dari akumulasi kas dari penundaan pembayaran
13.000.000
Pertambahan bersih kas
38.000.000
Kas pada 1 Januari 2012
2.000.000
Kas pada 31 Desember 2012
40.000.000
Pada 2 Januari 2012 pengadilan niaga menyetujui rencana reorganisasi sebagai berikut:
PT A&I
Rencana Reorganisasi
Berdasarkan Undang-undang Kepailitan tentang Penundaan Pembayaran
Diajukan pada tanggal 1 Juli 2012
a. Utang usaha sebesar Rp 26.000.000 diperlakukan sebagai berikut: (1) sebanyak Rp 6.000.000
akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp 4.000.000 akan dibayar secara tunai, (3) sebanyak
Rp 12.000.000 dari utang yang ada ditukarkan dengan utang subordinasi, dan (4) utang
sebesar Rp 4.000.000 akan dipertukarkan dengan 4.000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan.
b. Wesel bayar yang sebagian dijamin sebesar Rp 10.000.000 akan diperlakukan sebagai
berikut: (1) sebanyak Rp 2.000.000 akan dibayar secara tunai, dan (2) sisanya sebesar
Rp 8.000.000 akan ditukar menjadi utang prioritas yang dijamin dengan peralatan.
c. Wesel bayar yang tidak dijamin sebesar Rp 80.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut:
(1) sebanyak Rp 12.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp 14.000.000 akan dibayarkan
tunai, (3) sebanyak Rp 49.000.000 akan ditukarkan menajdi utang prioritas yang dijamin
dengan agunan terhadap aset tetap, dan (4) sebanyak Rp 5.000.000 akan ditukar dengan
5.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
d. Beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp 3.000.000 akan diperlakukan sebagai
berikut: (1) sebanyak Rp 2.000.000 akan dihapuskan dan (2) sisanya sebesar Rp 1.000.000
akan dibayar tunai.
e. Beban upah yang masih harus dibayar Rp 14.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut:
(1) sebanyak Rp 12.000.000 akan dibayar tunai dan (2) sisanya sebesar Rp 2.000.000 akan
ditukarkan dengan 2.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
f. Pemegang saham istimewa akan menerima 80.000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan sebagai ganti saham istimewa yang mereka miliki.
g. Pemegang saham biasa sekarang akan menerima 1.000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan sebagai ganti saham biasa yang mereka miliki sekarang.
Setelah analisis yang lengkap , nilai reorganisasi sebesar Rp 195.000.000 ditetapkan untuk asset
PT A&I. untuk menentukan kondisi pertama bagi PT A&I, perbandingan dibuat pada tanggal
saat rencana reorganisasi disetujui.
Kewajiban pascapetisi
73.000.000
Kewajiban yang ditangguhkan karena penundaan pembayaran
133.000.000
Jumlah kewajiban pascapetisi dan klaim yang diperbolehkan
206.000.000
Nilai reorganisasi
(195.000.000)
Kelebihan kewajiban dari nilai reorganisasi
11.000.000
Pemegang saham biasa sesaat sebelum rencana reorganisasi disepakati untuk memiliki hanya 5%
dari saham biasa entitas yang akan muncul. Setelah mempelajari dengan seksama perusahaan
dengan resiko yang setara, potensi laba perusahaan yang akan timbul, dan nilai sekarang arus kas
masa depan, maka srtuktur modal perusahaan yang akan timbul ditentukan sebagai berikut:
Kewajiban pascapetisi
25.000.000
Utang hipotik pascapetisi
48.000.000
Utang senior
57.000.000
Utang subordinasi
12.000.000
Saham biasa (baru)
20.000.000
Total struktur modal pascapetisi
162.000.000
Modal pascareorganisasi sebesar Rp 162.000.000 merupakan nilai reorganisasi sebesar
Rp 195.000.000 dikurangi dengan Rp 33.000.000 yang dibayarkan untuk kewajiban prapetisi
sebagai bagian dari rencana reorganisasi.
PT A&I membuat jurnal untuk pelaksanaan rencana reorganisasi sebagai berikut:
1. Mencatat restrukturisasi utang dan penyesuaian keuntungan dari pembebasan utang.
1 Januari – 1 April 2014
Kewajiban yang dikompromikan
133.000.000
Kas
33.000.000
Utang prioritas
57.000.000
Utang subordinasi
12.000.000
Saham biasa (baru)
11.000.000
Keuntungan pembebasan utang
20.000.000
2. Mencatat pertukaran saham dengan saham.
1 Januari – 1 April 2014
Saham istimewa
40.000.000
Saham biasa (lama)
10.000.000
Saham biasa (baru)
9.000.000
Agio saham
41.000.000
3. Mencatat penyesuaian permulaan baru dari nilai yang ditetapkan atas asset entitas yang baru
muncul dan penghapusan saldo laba yang ada atau defisit.
1 April 2014
Efek yang dapat dipasarkan
2.000.000
Asset tetap
7.000.000
Klbhan nilai reorganisasi atas jmlh yn dialokasikan thdp
aset yg dpt didentifikasi
10.000.000
keuntungan pembebasan utang
20.000.000
Agio saham
41.000.000
Persediaan
Saldo laba defisit
4.000.000
76.000.000
Download