Word Macro Virus.... it just fun

advertisement
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
77
BAB IX
EXPANSI DAN REORGANISASI
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Di dalam bab akan diperkenalkan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa Polnes
Jurusan Akuntansi. Dalam pembahasan ini akan memperkenalkan pengertian motif
ekspansi, aspek ekonomi dan dan ekspansi dalam perusahaan, sumber-sumber pembelanjaan ekspansi, pembelanjaan reorganisasi perusahaan, tujuan reorganisasi, jenisjenis reorganisasi, serta diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami soal-soal
yang ada dalam bab ini.
Pendekatan Untuk Pencapaian Tujuan Pembelajaran (Isi)
Setelah mempelajari materi ini diharapkan pada mahasiswa akan dapat :
1. menjelaskan pengertian dan motif ekspansi;
2. menjelaskan aspek ekonomi dan ekspansi;
3. menjelaskan bentuk-bentuk ekspansi dalam perusahaan;
4. menjelaskan sumber-sumber pembelanjaan ekspansi;
5. menjelaskan pembelanjaan reorganisasi perusahaan;
6. menjelaskan sebab dan tujuan reorganisasi;
7. menjelaskan jenis-jenis Reorganisasi;
8. menyelesaikan latihan bab 9
1. Pengertian dan Motif Ekspansi
Ekspansi adalah merupakan suatu bentuk perluasan usaha perusahaan, yang
harus dipersiapkan dengan berbagai kebutuhan, seperti tambahan modal kerja tetap
yang dapat digunakan untuk membantu perluasan jenis usaha. Setiap perusahaan yang
ingin tetap hidup terus dan sukses, harus selalu berusaha agar dapat berkembang terus
jadi perkembangan suatu perusahaan selalu diperhadapkan dengan masalah keuangan
yang besar untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja.
Perusahaan yang mengadakan ekspansi selalu diperhadapkan dengan tambahan
modal besar. Kebutuhan modal untuk keperluan ekspansi adalah berangsur-angsur
semakin besar, karena sifat ekonomi yang dilakukan perusahaan secara lambat dan
berangsur-angsur, sehingga pengertian ekspansi dapat diartikan sebagai perluasan
modal, baik perluasan modal kerja maupun perluasan bentuk usaha yang pada
gilirannya membutuhkan modal kerja. Apabila ekspansi suatu perusahaan didasarkan
pada perimbangan untuk memperbesar atau menstabilisir terhadap laba yang diperoleh untuk ekspansi, itu adalah didasarkan pada motif ekonomi. Hal ini terjadi karena
semakin besar permintaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan, maka semakin besar pula modal dan beban yang harus ditanggung oleh
perusahaan yang bersangkutan. Disamping motif ekonomi atau motif rasionalisasi
juga disebut sebagai motif psychologis, yaitu ekspansi yang didasarkan pada personil
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
77
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
78
ambition dari pemilik modal atau pimpinan perusahaan untuk memperoleh prestige
dan kekuatan yang lebih besar.
2. Aspek Ekonomi dan Ekspansi
Masalah penting dalam ekspansi dalam perusahaan adalah penentuan besarnya
modal yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan modal yang optimum.
Besarnya modal optimum perusahaan adalah berbeda-beda bagi setiap perusahaan
dan dalam ekspansi maksimum suatu perusahaan selalu berubah-ubah pada tingkat
pertumbuhan yang berbeda-beda pula. Besarnya modal optimum yang harus disiapkan perusahaan adalah selalu berubah-ubah, hal dipengaruhi oleh banyaknya faktorfaktor, misalnya besarnya jumlah persaingan, perubahan kekuasaan konsumen, kemajuan teknologi dan atau dipengaruhi oleh konjungtur ekonomi yang selalu
berubah-ubah.
Ekspansi suatu perusahaan dapat memperbesar kemungkinan untuk dapat memperoleh laba sebagai berikut.
a. Adanya Produksi yang Ekonomis, seperti :
a) Mempunyai kemungkinan dapat memproduksi jumlah yang besar dengan
biaya rata-rata yang relatif lebih rendah.
b) Penggunaan yang lebih efisien bagi produksi yang dihasilkan.
c) Adanya stabilitas dalam produksi dan semakin berkurangnya kerugian, karena
menganggurnya aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
b. Pembelian dan Penjualan Ekonomis
Semakin besar perusahaan berarti semakin besar kemungkinan untuk mengadakan
pembelian bahan mentah dalam jumlah yang besar, untuk dapat meningkatkan
laba yang maksimal, dapat berupa :
a. Keberadaan leveransi bahan mentah yang cukup kuat
b. Pembelian dalam jumlah besar yang diperoleh langsung dari sumbernya.
c. Manajemen yang Ekonomis
Dalam setiap perusahaan ada imbangan tertentu antara luas dan besarnya
perusahaan disatu pihak dengan adanya manajemen efisiensi dilain pihak dalam
hubungan ini dapat pula diterapkan “the low of administration return”, dimana
manajemen merupakan faktor yang konstan, sedangkan bagian pabrik perusahaan
ditambahkan sebagai variabel penentu. Ekspansi disini dimaksudkan untuk
mencapai titik efisiensi manajemen yang optimal untuk mendapatkan imbalan
yang semaksimal mungkin yang berkaitan antara faktor produksi terhadap
imbalan dari faktor variabel tersebut.
d. Pembelanjaan yang Ekonomis
Perusahaan yang besar memberi kemungkinan untuk dapat menggunakan
modalnya seefisien mungkin, apabila perusahaan menuju untuk pencapaian laba
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
79
maksimal, maka dengan sendirinya perusahaan dimungkinkan harus menambah
modalnya sehingga target yang telah dianggarkan dapat tercapai. Untuk mencapai
laba maksimal, perusahaan dituntut pula untuk menambah modalnya sama laba
yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan terakhir adalah sama dengan
tingkat bunga yang berlaku, ini adalah sesuai dengan azas batas produktifitas.
Apabila perusahaan menuju kepada rentabilitas maksimal, maka perusahaan akan
menambah modalnya, sehingga tercapai titik rentabilitas maksimal. Hal tidak
mungkin tercapai pada saat yang bersamaan, yaitu pada titik laba maksimal dan
titik rentabilitas maksimal tercipta pada saat produksi yang sama.
3. Bentuk-bentuk Ekspansi
Di dalam ekspansi dikenal beberapa type ekspansi, hal dikemukakan oleh Taylor,
beliau membedakan pengertian business ekspansion dan Financial Ekspansion.
Business Ekspasion adalah ekspansi yang dijalankan tanpa mengakibatkan
perubahan struktur modal. Bentuk ekspansi seperti ini perusahaan tidak menambah alat-alat produksi tahan lama, tetapi hanya menambah modal kerja saja
dengan menggunakan kapasitas produksi yang tersedia dalam perusahaan. Kebutuhan modal kerja untuk ekspansi ini adalah berangsur-angsur, namun kebutuhan
penggunaan modal kerja dari ekspansi ini hanya biaya variabelnya saja. Sedangkan biaya tetap adalah relatif tidak berubah dan hal dapat digambarkan sebagai
berikut :
Ekspansi
Biaya Variabel
Biaya Tetap
0
B
C
Gbr. Ekspansi yang Berangsur-angsur.
Keterangan
O - C : adalah kapasitas perusahaan dengan jumlah alat produksi tahan lama
(kapasitas maksimal);
O - B : kapasitas yang sudah digunakan;
B - C : kadangan kapasitas.
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
80
Financial ekspansion adalah ekspansi yang dijalankan dengan membeli alat
produksi tahan lama, modernisasi alat-alat produksi yang lama, mendirikan pabrik
baru, mengambil alih perusahaan lain dan lain-lain bentuk ekspansi yang membutuhkan tambahan modal jangka panjang, sehingga bentuk ekpansi ini mengakibatkan struktur modal yang cukup besar. Pada tingkat ekspansi ini kebutuhan
modalnya adalah melonjak, sehingga bentuk ekspansi ini biaya variabel maupun
biaya tetapnya bertambah besar, dan perubahan biaya-biaya dapat digambarkan
sebagai berikut :
By. Variabel
By. Variabel
By. Tetap
By. Tetap
Kapasitas ke-1
Kapasitas ke-2
Gambar 9.1 Ekspansi yang melonjak
4. Sumber-sumber Pembelanjaan Ekspansi
a. Ekspansi yang berangsur-angsur
Dapat dikelompokkan menjadi dua sumber, yaitu :
a) Sumber intern
b) Sumber ekstern
ad.a. Sumber intern
Sumber pembelanjaan ekspansi yang berasal dari intern perusahaan itu
sendiri, dapat dibagai lagi menjadi :
1) Cadangan untuk ekspansi, ini dibentuk dari laba tahun sebelumnya.
2) Laba, ini diperoleh dari laba tahun, atau bulan yang bersangkutan.
3) Akumulasi penyusutan, yaitu mutasi modal yang telah bebas yang
berasal dari penyusutan aktiva tetap perusahaan.
ad.b. Sumber ekstern
Sumber ekstern adalah dana yang berasal dari luar perusahaan, ini
bersumber dari
1) Kredit dari penjual
Perusahaan yang mengadakan ekspansi dapat meminta kepada bahan
mentahnya untuk menjual barangnya dengan pembayaran
dibelakang.
2) Kredit dari Bank
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
81
Adalah merupakan kredit cadangan, yaitu dapat digunakan apabila
dalam keadaan darurat.
b. Ekspansi yang melonjak
Dapat dikelompokkan menjadi dua sumber, yaitu.
a. Sumber intern
b. Sumber ekstern
ad.a. Sumber intern, dapat dibagi menjadi
a) Cadangan ekspansi, pembelanjaan jenis ini disediakan memang
khusus untuk ekspansi tersebut.
b) Laba, apabila laba tahun berjalan digunakan untuk membelanjai
ekspansi, ini berarti pada akhir tahun laba tersebut tidak dapat
dibayarkan kepada para pemegang saham atau pemilik perusahaan.
c) Akumulasi penyusutan aktiva tetap, mutasi modal yang telah bebas
dari aktiva tetap dapat pula digunakan untuk membelanjai tingkat
ekspansi ini.
ad.b. Sumber ekstern dapat dibagi pula menjadi
a) Kredit dari penjual, kebutuhan tambahan modal untuk membiayai
tingkat ekspansi ini dapat diperoleh dari leveransir atau pabrik yang
menjual aktiva tetap kepada perusahaan yang melakukan ekspansi
dengan pembayaran dibelakang.
b) Kredit jangka menengah dari “suplier atau manufactur” dalam
ekspansi tingkat ini sering pula terjadi dimana suplier atau manufactur suatu alat produksi tahan lama menjual produksinya kepada
suatu perusahaan yang mengadakan ekspansi dengan pembayaran
dalam waktu lebih dari satu tahun.
c) Leasing, sebagai salah satu sumber pembelanjaan untuk membiayai
ekspansi adalah leasing. Baik dalam “sales and lease back, service
lease maupun financial leases”.
d) Kredit dari Bank, sebenarnya Bank mengetahui bahwa apabila
perusahaan membelanjai tingkat ekspansi ini dengan kredit dari
Bank dalam bentuk rekening koran. Hal ini jika ditinjau dari aspek
likuiditas tidak dibenarkan, tetapi dalam hal ini sering Bank tidak
merasa keberatan untuk memberikan kredit rekening koran.
e) Mendapat modal dari pasar modal, modal dari pasar modal dapat
diperoleh dengan mengadakan emisi saham baru, atau obligasi.
Hanya cara ini terdapat beberapa kesukaran, misalnya sebelum
diadakan emisi saham atau obligasi harus didahului dengan suatu
prospektus, dimana penggunaan dana tersebut harus dijelaskan
secara detail.
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
82
5. Pembelanjaan Reorganisasi
Pengertian reorganisasi adalah perusahaan dalam arti luas adalah perubahan
mengenai bentuk hukum atau perubahan mengenai imbangan atau susunan tertentu, baik yang menyangkut struktur organisasi maupun struktur modal dari
suatu perusahaan. Oleh karena itu, pengertian reorganisasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Reorganisasi Yuridis, yaitu perubahan mengenai bentuk hukum dari suatu
perusahaan atau badan usaha. Misalnya dari usaha perorangan diubah menjadi
Perseroan Terbatas.
b. Reorganisasi Intern, yaitu perubahan mengenai bentuk atau struktur organisasi
dari suatu perusahaan atau Badan Usaha.
c. Reorganisasi Financial, yaitu perubahan menyeluruh dari keseluruhan struktur
modal, terpaksa harus dijalankan, karena perusahaan telah nyata-nyata dalam
keadaan in solvabel atau adanya ancaman ai selvency, sehingga perusahaan
tidak dapat memenuhi kewajiban finacialnya.
Pada umumnya pelaksanaan reorganisasi financial ini sifatnya adalah
inventory atau dipaksa oleh pihak luar. Hal inilah yang dapat membedakan
reorganisasi disatu pihak dengan recapitalisasi dan reajustment dilain pihak,
dimana dua yang terakhir ini dijalankan tidak dengan rekapitalisasi dan
reajustment dilain pihak adalah.
a) Perubahan struktur modal pada organisasi sifatnya adalah menyeluruh dan
lebih drastis dari pada yang dua lainnya.
b) Inisiatif mengadakan rekapitalisasi dan debit reajustment pada umumnya
timbul dari manajemen sendiri, sedangkan pada reorganisasi biasanya
manajemen dipaksa oleh pihak kreditur yang merasa terancam tagihannya,
tetapi pada unit b di atas tidak mungkin reorganisasi dijalankan atas inisiatif manajemen sendiri.
6. Sebab dan Tujuan Reorganisasi
a. Sebab diadakan Reorganisasi
Reorganisasi perusahaan dilakukan, karena berbagai alasan, tetapi biasanya
yang merupakan sebab utamanya ialah adanya kerugian besar diderita oleh
perusahaan tersebut. Banyak faktor yang merupakan sebab kegagalan atau
kerugian suatu perusahaan, yang pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi
sebab intern dan sebab ekstern. Sebab intern adalah sebab-sebab yang timbul
dari dalam perusahaan itu sendiri, yang meliputi baik sebab finansial maupun
sebab non finansial.
ad.a. Sebab-sebab yang menyangkut bidang financial antara lain :
a) Adanya utang yang terlalu besar sehingga memberikan beban tetap yang
berat bagi perusahaan.
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
83
b)
c)
d)
e)
Adanya current liability yang terlalu besar di atas current aset.
Lambatnya pengumpulan piutang.
Kesalahan dalam dividen policy.
Tidak cukupnya dana-dana penyusutan.
b. Sebab-sebab Non Finacial, yaitu :
a) Adanya kesalahan pada pendiri, yaitu antara lain :
1) Kesalahan dalam memilih tempat kedudukan perusahaan.
2) Kesalahan dalam penentuan produk yang dihasilkan
3) Kesalahan dalam penentuan besarnya yang dihasilkan
b) Kurang baiknya struktur organisasi perusahaan
c) Kesalahan dalam memilih pimpinan perusahaan
d) Adanya manajemen incompeten. Ini timbul sebagai akibat adanya:
1) Kesalahan dalam kebijaksanaan pembelian.
2) Kesalahan dalam kebijaksanaan produksi
3) Kesalahan dalam kebijaksanaan pemasaran
c. Sebab eksteren yang dimaksudkan disini yaitu:
1) Adanya persaingan yang sehat
2) Berkurangnya permintaan produk yang dihasilkan
3) Turunya harga, dan lain-lain sebagainya.
2. Maksud dan tujuan reorganisasi
1) Untuk menemukan atau menghilangkan sebab-sebab intern dari kegagalan
atau kerugian yang diderita oleh perusahaan
2) Untuk memperbaiki struktur modal dimasa yang akan datang
3) Untuk memungkinkan perusahaan membayar diveden
4) Untuk memperoleh modal baru, terutama untuk modal kerja
5) Untuk mengurangi modal tetap
Adapun tujuan reorganisasi ialah agar perusahaan tersebut sesudah
direorganisir akan berada lagi dalam keadaan atau posisi financil yang lebih
dan kuat sehingga untuk selanjutnya perusahaan akan dapat bekerja dengan
menghasilkan laba yang cukup besar.
7. Cara-cara Untuk Melenyapkan Saldo Kerugian
tindakan untuk melenyapkan saldo kerugian dapat dijalankan dengan berbagai
cara antara lain.
1. Mengurangi modal saham untuk menutupi kerugian yang dapat dijalankan
dengan cara sebagai berikut.
a. Mengurangi nilai nominal saham sampai jumlah yng dikehendaki
dengan mengecap pada saham tersebut. Kerugian adanya pengecapan
terhadap saham tersebut, bahwa selama-lamanya akan memperlihatkan
situasi yang buruk yang pernah dialami oleh perusahaan diwaktu yang
lampau
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
84
b. Mengeluarkan saham dengan menarik saham lama dengan perbandingan
tertentu, misalnya dengan perbandingan 7:4, ini akan berarti bahwa
setiap 7 saham lama harus ditukar dengan 4 lembar saham baru yang
sama nilainya
c. Penyerahan sebagian saham-saham oleh para pendiri kepada perusahaan.
2. Mengurangi jumlah utangnya
Pengurangan jumlah utang pokok hanya dapat dijalankan setelah mendapat persetujuan dari para kreditur yang bersangkutan. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang tindakan dalam menghilangkan saldo
kerugian dapat diberikan contoh seperti berikut di bawah ini:
Contoh tindakan menghilangkan saldo kerugian perusahaan
AKTIVA
Neraca sebelum reorganisasi
PASIVA
Kas
Rp 1.000,Utang dagang Rp15.000,Piutang dagang
Rp 5.000,Persediaan barang
Modal saham Rp 40.000,Dagangan
Rp11.000,Aktiva tetap
Rp20.000,Saldo Rugi
Rp18.000,Total aktiva
Rp55.000,-
Total Pasiva
Rp55.000,-
AKTIVA
Neraca sesudah revaluasi
PASIVA
Kas
Rp1.000,Utang dagang Rp15.000,Piutang dagang
Rp4.000,Persediaan barangModal
Rp40.000,Dagang
Rp10.000,Aktiva tetap
Rp18.000,Saldo rugi
Rp22.000,Total Aktiva
Rp55.000,Total Pasiva
Rp55.000,Saldo kerugian sesudah revaluasi ternyata menjadi Rp22.000,- dan kerugian
inilah yang harus dilenyapkan, agar perusahan setelah dilakukan reorganisasi sungguh mempunyai mempunyai financial yang cukup kuat, maka perusahaan harus
mempunyai cadangan.
Cara untuk melenyapkan saldo kerugian tersebut dengan sekaligus membentuk cadangan, apabila telah ditetapkan bahwa pengahpusan saldo kerugian akan
sepenuhnya dibebankan kepada pemegang saham, dan sekaligus akan dibentuk
cadangan sebesar 12,5% dari modal saham baru, maka besarnya modal saham baru
dan cadanganya dapat ditentukan dengan cara sebagi berikut:
Besarnya modal saham baru diumpamakan =X
X
=
Rp. 40.000 – Rp. 22.000 –1/ 8x
1/ 8x =
Rp. 18.000
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
85
X
=
Rp. 8/ 9 x Rp. 18.000
X
=
Rp. 16.000
Dengan demikian, maka besarnya modal saham baru setelah diadakan reorganisasi adalah sebesar Rp16.000, dan besarnya cadangan adalah 12,5% atau 1/ 8
dari = Rp16.000,- = Rp2.000,-. Apabila saldo kerugian tersebut akan dilenyapkan
dengan cara mengeluarkan saham baru dan menarik saham lama, maka saham lama
sebesar Rp. 40.000,- ditarik dari peredaran dan dikeluarkan saham baru sebesar Rp
16.000,- dengan perbandingan 40 : 16 atau 5 : 2 ini berarti bahwa 5 lembar saham
lama ditukarkan dengan 2 lembar saham baru. Apabila pengurangan modal saham dijalankan dengan “ pembubuhan cap”, maka hal ini dapat dijalankan dengan mengadakan reduksi sebesar 60% dari niali nominalnya.
40.000 – 16. 000
x 100) sehingga nilai modal saham tinggal 40% atau
40.000
sebesar Rp 16.000. Pengurangan modal saham sebesar Rp24.000,- digunakan untuk
menutup kerugian sebesar Rp22.000,- dan sisanya sebesar Rp2.000,- digunakan
untuk membentuk cadangan. Dengan sendirinya dalam hal reorganisasi ini yang pertama-tama yang menjadi korban adalah para pemegang saham, dan dalam contoh tersebut para pemegang saham, harus mengorbankan 60% dari modal sahamnya. Neraca
sesudah reorganisasi akan nampak sebagai berikut.
AKTIVA
Kas
Piutang dagang
Persediaan barang
Dagang
Aktiva tetap
Total aktiva
Neraca sesudah reorganisasi
PASIVA
Rp 1.000,Utang dagang
Rp15.000,Rp 4.000,Rp10.000,Rp18.000,Rp33.000,-
Modal
Cadangan Modal
Total Pasiva
Rp16.000,Rp 2.000,Rp33.000,-
8.Jenis-jenis Reorganisasi
Berdasarkan modal yang dibutuhkan pada waktu mengadakan reorganisasi
pada dasarnya dapat dibedakan jenis-jenis reorganisasi sebagai berikut.
1. Reorganisasi tanpa menarik modal baru
2. Reorganisasi dengan menarik modal baru
3. Reorganisasi dengan mengembalikan modal
ad. 1. Reorganisasi tanpa menarik modal baru
Setiap reorganisasi tidak selalu membutuhkan atau disertai dengan
penarikan modal baru . Reorganisasi yang diadakan pada masa
gelombang konjungtur menurun, dimana tidak membutuhkan modal
besar.
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
86
ad. 2. Reorganisasi dengan penarikan modal baru
Reorganisasi yang disetujui dengan penarikan modal baru biasanya
diadakan pada waktu-waktu sesudah “revival” dimana dirasakan
kebutuhan adanya modal kerja yang cukup besar. Kebutuhan modal
kerja ini dapat dipenuhi dari berbagai sumber antara lain;
a. Kredit perbankan
b. Para pemegang saham
c. Redaksi modal saham bersama dengan mengadakan emisi saham
baru
d. Kreditur dari perusahaan
ad. 3. Reorganisasi dengan mengembalikan modal
Reorganisasi disini justru sebaliknya dijalankan dengan mengembalikan perusahaan kepada para pemegang saham dengan cara membeli
kembali saham-sahamnya di bursa efek berdasarkan kurs pada waktu
itu
9. Latihan
Soal 1
UD. Samarinda Lestari yang bergerak dalam produksi amplang, mempunyai rencana
produksi untuk tahun yang akan datang meliputi hal sbb:
Taksiran
Bahan baku
Upah langsung
Overhead Pabrik
Biaya administrasi umum
Jumlah
Jumlah (Rp.)
48.000.000,00
7.200.000,00
12.000.000,00
14.400.000,00
81.600.000,00
Perunit (Rp)
2.000,00
300,00
500,00
600,00
3.400,00
Biaya penjualan diperkirakan 15 % dari jumlah penjualan dan laba diharapkan sebesar
Rp510,00
Berdasarkan informasi di atas hitung berapa
1. Harga jual perbungkus amplang
2. Laba bersih yang diharapkan adalah:
3. Break Even poin dalam kuantitas yang diharapkan
Soal 2
PT Kaltim selama 4 tahun terakhir, sekarang mengalami defisit, sehingga dilakukan
reorganisasi financial. Data neraca terakhir dari posisi keuangan perusahaan adalah
sebagai berikut
Kas
Piutang dagang
Persediaan
Tanah
Mesin
Kendaraan
Defisit
Jumlah
PT.Kaltim
Neraca per 31 Desember 2013
30.000.000,- Utang dagang
40.000.000,- Utang pajak
50.000.000,- Utang gaji
150.000.000,- Utang lancar lainnya
104.000.000,- Utang jangka panjang
60.000.000,- Modal saham
20.000.000,454.000.000,- Jumlah
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
30.000.000,3.000.000,5.000.000,2.000.000,134.500.000,279.500.000,454.000.000,-
La Ode Hasiara
Khusus D4 Akuntansi Manajerial
87
1. Setelah diadakan pembicaraan antara pemilik dengan manajemen dan kreditur,
maka dicapai suatu kesepakatan untuk mengadakan reorganisasi financial yang
meliputi: Piutang dinilai kembali menjadi 85 % dari yang dalam neraca
2. Persediaan dinilai kembali menjadi 90 % dari yang ada dineraca
3. Mesin dijual sebagian secara tunai dengan harga Rp.15.000.000,00 sedangkan
mesin yang masih tersisa dinilai kembali sebesar 95 %.
4. Jumlah defisit setelah direvaluasi, dibebankan kepada para pemegang saham
sebesar 90 % dan kepada kreditur
5. utang jangka panjang sebesar 10 %.
Setelah diadakan reorganisasi perusahaan diharuskan mempunyai dana cadangan 20
% dari modal saham baru.
Berdasarkan informasi di atas, diminta hitung berapa besarnya
a. Defisit dihapuskan
b. Nilai Kas setelah revaluasi.
c. Modal saham setelah reorganisasi (cari yang terdekat dengan hasil perhitungan)
d. Besarnya dana cadangan adalah :
e. Besarnya utang jangka panjang yang baru adalah :
Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes)
La Ode Hasiara
Download