Khusus D4 Akuntansi Manajerial 77 BAB IX EXPANSI DAN REORGANISASI Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Di dalam bab akan diperkenalkan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa Polnes Jurusan Akuntansi. Dalam pembahasan ini akan memperkenalkan pengertian motif ekspansi, aspek ekonomi dan dan ekspansi dalam perusahaan, sumber-sumber pembelanjaan ekspansi, pembelanjaan reorganisasi perusahaan, tujuan reorganisasi, jenisjenis reorganisasi, serta diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami soal-soal yang ada dalam bab ini. Pendekatan Untuk Pencapaian Tujuan Pembelajaran (Isi) Setelah mempelajari materi ini diharapkan pada mahasiswa akan dapat : 1. menjelaskan pengertian dan motif ekspansi; 2. menjelaskan aspek ekonomi dan ekspansi; 3. menjelaskan bentuk-bentuk ekspansi dalam perusahaan; 4. menjelaskan sumber-sumber pembelanjaan ekspansi; 5. menjelaskan pembelanjaan reorganisasi perusahaan; 6. menjelaskan sebab dan tujuan reorganisasi; 7. menjelaskan jenis-jenis Reorganisasi; 8. menyelesaikan latihan bab 9 1. Pengertian dan Motif Ekspansi Ekspansi adalah merupakan suatu bentuk perluasan usaha perusahaan, yang harus dipersiapkan dengan berbagai kebutuhan, seperti tambahan modal kerja tetap yang dapat digunakan untuk membantu perluasan jenis usaha. Setiap perusahaan yang ingin tetap hidup terus dan sukses, harus selalu berusaha agar dapat berkembang terus jadi perkembangan suatu perusahaan selalu diperhadapkan dengan masalah keuangan yang besar untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja. Perusahaan yang mengadakan ekspansi selalu diperhadapkan dengan tambahan modal besar. Kebutuhan modal untuk keperluan ekspansi adalah berangsur-angsur semakin besar, karena sifat ekonomi yang dilakukan perusahaan secara lambat dan berangsur-angsur, sehingga pengertian ekspansi dapat diartikan sebagai perluasan modal, baik perluasan modal kerja maupun perluasan bentuk usaha yang pada gilirannya membutuhkan modal kerja. Apabila ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada perimbangan untuk memperbesar atau menstabilisir terhadap laba yang diperoleh untuk ekspansi, itu adalah didasarkan pada motif ekonomi. Hal ini terjadi karena semakin besar permintaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, maka semakin besar pula modal dan beban yang harus ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Disamping motif ekonomi atau motif rasionalisasi juga disebut sebagai motif psychologis, yaitu ekspansi yang didasarkan pada personil Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) 77 La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 78 ambition dari pemilik modal atau pimpinan perusahaan untuk memperoleh prestige dan kekuatan yang lebih besar. 2. Aspek Ekonomi dan Ekspansi Masalah penting dalam ekspansi dalam perusahaan adalah penentuan besarnya modal yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan modal yang optimum. Besarnya modal optimum perusahaan adalah berbeda-beda bagi setiap perusahaan dan dalam ekspansi maksimum suatu perusahaan selalu berubah-ubah pada tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda pula. Besarnya modal optimum yang harus disiapkan perusahaan adalah selalu berubah-ubah, hal dipengaruhi oleh banyaknya faktorfaktor, misalnya besarnya jumlah persaingan, perubahan kekuasaan konsumen, kemajuan teknologi dan atau dipengaruhi oleh konjungtur ekonomi yang selalu berubah-ubah. Ekspansi suatu perusahaan dapat memperbesar kemungkinan untuk dapat memperoleh laba sebagai berikut. a. Adanya Produksi yang Ekonomis, seperti : a) Mempunyai kemungkinan dapat memproduksi jumlah yang besar dengan biaya rata-rata yang relatif lebih rendah. b) Penggunaan yang lebih efisien bagi produksi yang dihasilkan. c) Adanya stabilitas dalam produksi dan semakin berkurangnya kerugian, karena menganggurnya aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. b. Pembelian dan Penjualan Ekonomis Semakin besar perusahaan berarti semakin besar kemungkinan untuk mengadakan pembelian bahan mentah dalam jumlah yang besar, untuk dapat meningkatkan laba yang maksimal, dapat berupa : a. Keberadaan leveransi bahan mentah yang cukup kuat b. Pembelian dalam jumlah besar yang diperoleh langsung dari sumbernya. c. Manajemen yang Ekonomis Dalam setiap perusahaan ada imbangan tertentu antara luas dan besarnya perusahaan disatu pihak dengan adanya manajemen efisiensi dilain pihak dalam hubungan ini dapat pula diterapkan “the low of administration return”, dimana manajemen merupakan faktor yang konstan, sedangkan bagian pabrik perusahaan ditambahkan sebagai variabel penentu. Ekspansi disini dimaksudkan untuk mencapai titik efisiensi manajemen yang optimal untuk mendapatkan imbalan yang semaksimal mungkin yang berkaitan antara faktor produksi terhadap imbalan dari faktor variabel tersebut. d. Pembelanjaan yang Ekonomis Perusahaan yang besar memberi kemungkinan untuk dapat menggunakan modalnya seefisien mungkin, apabila perusahaan menuju untuk pencapaian laba Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 79 maksimal, maka dengan sendirinya perusahaan dimungkinkan harus menambah modalnya sehingga target yang telah dianggarkan dapat tercapai. Untuk mencapai laba maksimal, perusahaan dituntut pula untuk menambah modalnya sama laba yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan terakhir adalah sama dengan tingkat bunga yang berlaku, ini adalah sesuai dengan azas batas produktifitas. Apabila perusahaan menuju kepada rentabilitas maksimal, maka perusahaan akan menambah modalnya, sehingga tercapai titik rentabilitas maksimal. Hal tidak mungkin tercapai pada saat yang bersamaan, yaitu pada titik laba maksimal dan titik rentabilitas maksimal tercipta pada saat produksi yang sama. 3. Bentuk-bentuk Ekspansi Di dalam ekspansi dikenal beberapa type ekspansi, hal dikemukakan oleh Taylor, beliau membedakan pengertian business ekspansion dan Financial Ekspansion. Business Ekspasion adalah ekspansi yang dijalankan tanpa mengakibatkan perubahan struktur modal. Bentuk ekspansi seperti ini perusahaan tidak menambah alat-alat produksi tahan lama, tetapi hanya menambah modal kerja saja dengan menggunakan kapasitas produksi yang tersedia dalam perusahaan. Kebutuhan modal kerja untuk ekspansi ini adalah berangsur-angsur, namun kebutuhan penggunaan modal kerja dari ekspansi ini hanya biaya variabelnya saja. Sedangkan biaya tetap adalah relatif tidak berubah dan hal dapat digambarkan sebagai berikut : Ekspansi Biaya Variabel Biaya Tetap 0 B C Gbr. Ekspansi yang Berangsur-angsur. Keterangan O - C : adalah kapasitas perusahaan dengan jumlah alat produksi tahan lama (kapasitas maksimal); O - B : kapasitas yang sudah digunakan; B - C : kadangan kapasitas. Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 80 Financial ekspansion adalah ekspansi yang dijalankan dengan membeli alat produksi tahan lama, modernisasi alat-alat produksi yang lama, mendirikan pabrik baru, mengambil alih perusahaan lain dan lain-lain bentuk ekspansi yang membutuhkan tambahan modal jangka panjang, sehingga bentuk ekpansi ini mengakibatkan struktur modal yang cukup besar. Pada tingkat ekspansi ini kebutuhan modalnya adalah melonjak, sehingga bentuk ekspansi ini biaya variabel maupun biaya tetapnya bertambah besar, dan perubahan biaya-biaya dapat digambarkan sebagai berikut : By. Variabel By. Variabel By. Tetap By. Tetap Kapasitas ke-1 Kapasitas ke-2 Gambar 9.1 Ekspansi yang melonjak 4. Sumber-sumber Pembelanjaan Ekspansi a. Ekspansi yang berangsur-angsur Dapat dikelompokkan menjadi dua sumber, yaitu : a) Sumber intern b) Sumber ekstern ad.a. Sumber intern Sumber pembelanjaan ekspansi yang berasal dari intern perusahaan itu sendiri, dapat dibagai lagi menjadi : 1) Cadangan untuk ekspansi, ini dibentuk dari laba tahun sebelumnya. 2) Laba, ini diperoleh dari laba tahun, atau bulan yang bersangkutan. 3) Akumulasi penyusutan, yaitu mutasi modal yang telah bebas yang berasal dari penyusutan aktiva tetap perusahaan. ad.b. Sumber ekstern Sumber ekstern adalah dana yang berasal dari luar perusahaan, ini bersumber dari 1) Kredit dari penjual Perusahaan yang mengadakan ekspansi dapat meminta kepada bahan mentahnya untuk menjual barangnya dengan pembayaran dibelakang. 2) Kredit dari Bank Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 81 Adalah merupakan kredit cadangan, yaitu dapat digunakan apabila dalam keadaan darurat. b. Ekspansi yang melonjak Dapat dikelompokkan menjadi dua sumber, yaitu. a. Sumber intern b. Sumber ekstern ad.a. Sumber intern, dapat dibagi menjadi a) Cadangan ekspansi, pembelanjaan jenis ini disediakan memang khusus untuk ekspansi tersebut. b) Laba, apabila laba tahun berjalan digunakan untuk membelanjai ekspansi, ini berarti pada akhir tahun laba tersebut tidak dapat dibayarkan kepada para pemegang saham atau pemilik perusahaan. c) Akumulasi penyusutan aktiva tetap, mutasi modal yang telah bebas dari aktiva tetap dapat pula digunakan untuk membelanjai tingkat ekspansi ini. ad.b. Sumber ekstern dapat dibagi pula menjadi a) Kredit dari penjual, kebutuhan tambahan modal untuk membiayai tingkat ekspansi ini dapat diperoleh dari leveransir atau pabrik yang menjual aktiva tetap kepada perusahaan yang melakukan ekspansi dengan pembayaran dibelakang. b) Kredit jangka menengah dari “suplier atau manufactur” dalam ekspansi tingkat ini sering pula terjadi dimana suplier atau manufactur suatu alat produksi tahan lama menjual produksinya kepada suatu perusahaan yang mengadakan ekspansi dengan pembayaran dalam waktu lebih dari satu tahun. c) Leasing, sebagai salah satu sumber pembelanjaan untuk membiayai ekspansi adalah leasing. Baik dalam “sales and lease back, service lease maupun financial leases”. d) Kredit dari Bank, sebenarnya Bank mengetahui bahwa apabila perusahaan membelanjai tingkat ekspansi ini dengan kredit dari Bank dalam bentuk rekening koran. Hal ini jika ditinjau dari aspek likuiditas tidak dibenarkan, tetapi dalam hal ini sering Bank tidak merasa keberatan untuk memberikan kredit rekening koran. e) Mendapat modal dari pasar modal, modal dari pasar modal dapat diperoleh dengan mengadakan emisi saham baru, atau obligasi. Hanya cara ini terdapat beberapa kesukaran, misalnya sebelum diadakan emisi saham atau obligasi harus didahului dengan suatu prospektus, dimana penggunaan dana tersebut harus dijelaskan secara detail. Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 82 5. Pembelanjaan Reorganisasi Pengertian reorganisasi adalah perusahaan dalam arti luas adalah perubahan mengenai bentuk hukum atau perubahan mengenai imbangan atau susunan tertentu, baik yang menyangkut struktur organisasi maupun struktur modal dari suatu perusahaan. Oleh karena itu, pengertian reorganisasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : a. Reorganisasi Yuridis, yaitu perubahan mengenai bentuk hukum dari suatu perusahaan atau badan usaha. Misalnya dari usaha perorangan diubah menjadi Perseroan Terbatas. b. Reorganisasi Intern, yaitu perubahan mengenai bentuk atau struktur organisasi dari suatu perusahaan atau Badan Usaha. c. Reorganisasi Financial, yaitu perubahan menyeluruh dari keseluruhan struktur modal, terpaksa harus dijalankan, karena perusahaan telah nyata-nyata dalam keadaan in solvabel atau adanya ancaman ai selvency, sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban finacialnya. Pada umumnya pelaksanaan reorganisasi financial ini sifatnya adalah inventory atau dipaksa oleh pihak luar. Hal inilah yang dapat membedakan reorganisasi disatu pihak dengan recapitalisasi dan reajustment dilain pihak, dimana dua yang terakhir ini dijalankan tidak dengan rekapitalisasi dan reajustment dilain pihak adalah. a) Perubahan struktur modal pada organisasi sifatnya adalah menyeluruh dan lebih drastis dari pada yang dua lainnya. b) Inisiatif mengadakan rekapitalisasi dan debit reajustment pada umumnya timbul dari manajemen sendiri, sedangkan pada reorganisasi biasanya manajemen dipaksa oleh pihak kreditur yang merasa terancam tagihannya, tetapi pada unit b di atas tidak mungkin reorganisasi dijalankan atas inisiatif manajemen sendiri. 6. Sebab dan Tujuan Reorganisasi a. Sebab diadakan Reorganisasi Reorganisasi perusahaan dilakukan, karena berbagai alasan, tetapi biasanya yang merupakan sebab utamanya ialah adanya kerugian besar diderita oleh perusahaan tersebut. Banyak faktor yang merupakan sebab kegagalan atau kerugian suatu perusahaan, yang pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi sebab intern dan sebab ekstern. Sebab intern adalah sebab-sebab yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri, yang meliputi baik sebab finansial maupun sebab non finansial. ad.a. Sebab-sebab yang menyangkut bidang financial antara lain : a) Adanya utang yang terlalu besar sehingga memberikan beban tetap yang berat bagi perusahaan. Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 83 b) c) d) e) Adanya current liability yang terlalu besar di atas current aset. Lambatnya pengumpulan piutang. Kesalahan dalam dividen policy. Tidak cukupnya dana-dana penyusutan. b. Sebab-sebab Non Finacial, yaitu : a) Adanya kesalahan pada pendiri, yaitu antara lain : 1) Kesalahan dalam memilih tempat kedudukan perusahaan. 2) Kesalahan dalam penentuan produk yang dihasilkan 3) Kesalahan dalam penentuan besarnya yang dihasilkan b) Kurang baiknya struktur organisasi perusahaan c) Kesalahan dalam memilih pimpinan perusahaan d) Adanya manajemen incompeten. Ini timbul sebagai akibat adanya: 1) Kesalahan dalam kebijaksanaan pembelian. 2) Kesalahan dalam kebijaksanaan produksi 3) Kesalahan dalam kebijaksanaan pemasaran c. Sebab eksteren yang dimaksudkan disini yaitu: 1) Adanya persaingan yang sehat 2) Berkurangnya permintaan produk yang dihasilkan 3) Turunya harga, dan lain-lain sebagainya. 2. Maksud dan tujuan reorganisasi 1) Untuk menemukan atau menghilangkan sebab-sebab intern dari kegagalan atau kerugian yang diderita oleh perusahaan 2) Untuk memperbaiki struktur modal dimasa yang akan datang 3) Untuk memungkinkan perusahaan membayar diveden 4) Untuk memperoleh modal baru, terutama untuk modal kerja 5) Untuk mengurangi modal tetap Adapun tujuan reorganisasi ialah agar perusahaan tersebut sesudah direorganisir akan berada lagi dalam keadaan atau posisi financil yang lebih dan kuat sehingga untuk selanjutnya perusahaan akan dapat bekerja dengan menghasilkan laba yang cukup besar. 7. Cara-cara Untuk Melenyapkan Saldo Kerugian tindakan untuk melenyapkan saldo kerugian dapat dijalankan dengan berbagai cara antara lain. 1. Mengurangi modal saham untuk menutupi kerugian yang dapat dijalankan dengan cara sebagai berikut. a. Mengurangi nilai nominal saham sampai jumlah yng dikehendaki dengan mengecap pada saham tersebut. Kerugian adanya pengecapan terhadap saham tersebut, bahwa selama-lamanya akan memperlihatkan situasi yang buruk yang pernah dialami oleh perusahaan diwaktu yang lampau Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 84 b. Mengeluarkan saham dengan menarik saham lama dengan perbandingan tertentu, misalnya dengan perbandingan 7:4, ini akan berarti bahwa setiap 7 saham lama harus ditukar dengan 4 lembar saham baru yang sama nilainya c. Penyerahan sebagian saham-saham oleh para pendiri kepada perusahaan. 2. Mengurangi jumlah utangnya Pengurangan jumlah utang pokok hanya dapat dijalankan setelah mendapat persetujuan dari para kreditur yang bersangkutan. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang tindakan dalam menghilangkan saldo kerugian dapat diberikan contoh seperti berikut di bawah ini: Contoh tindakan menghilangkan saldo kerugian perusahaan AKTIVA Neraca sebelum reorganisasi PASIVA Kas Rp 1.000,Utang dagang Rp15.000,Piutang dagang Rp 5.000,Persediaan barang Modal saham Rp 40.000,Dagangan Rp11.000,Aktiva tetap Rp20.000,Saldo Rugi Rp18.000,Total aktiva Rp55.000,- Total Pasiva Rp55.000,- AKTIVA Neraca sesudah revaluasi PASIVA Kas Rp1.000,Utang dagang Rp15.000,Piutang dagang Rp4.000,Persediaan barangModal Rp40.000,Dagang Rp10.000,Aktiva tetap Rp18.000,Saldo rugi Rp22.000,Total Aktiva Rp55.000,Total Pasiva Rp55.000,Saldo kerugian sesudah revaluasi ternyata menjadi Rp22.000,- dan kerugian inilah yang harus dilenyapkan, agar perusahan setelah dilakukan reorganisasi sungguh mempunyai mempunyai financial yang cukup kuat, maka perusahaan harus mempunyai cadangan. Cara untuk melenyapkan saldo kerugian tersebut dengan sekaligus membentuk cadangan, apabila telah ditetapkan bahwa pengahpusan saldo kerugian akan sepenuhnya dibebankan kepada pemegang saham, dan sekaligus akan dibentuk cadangan sebesar 12,5% dari modal saham baru, maka besarnya modal saham baru dan cadanganya dapat ditentukan dengan cara sebagi berikut: Besarnya modal saham baru diumpamakan =X X = Rp. 40.000 – Rp. 22.000 –1/ 8x 1/ 8x = Rp. 18.000 Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 85 X = Rp. 8/ 9 x Rp. 18.000 X = Rp. 16.000 Dengan demikian, maka besarnya modal saham baru setelah diadakan reorganisasi adalah sebesar Rp16.000, dan besarnya cadangan adalah 12,5% atau 1/ 8 dari = Rp16.000,- = Rp2.000,-. Apabila saldo kerugian tersebut akan dilenyapkan dengan cara mengeluarkan saham baru dan menarik saham lama, maka saham lama sebesar Rp. 40.000,- ditarik dari peredaran dan dikeluarkan saham baru sebesar Rp 16.000,- dengan perbandingan 40 : 16 atau 5 : 2 ini berarti bahwa 5 lembar saham lama ditukarkan dengan 2 lembar saham baru. Apabila pengurangan modal saham dijalankan dengan “ pembubuhan cap”, maka hal ini dapat dijalankan dengan mengadakan reduksi sebesar 60% dari niali nominalnya. 40.000 – 16. 000 x 100) sehingga nilai modal saham tinggal 40% atau 40.000 sebesar Rp 16.000. Pengurangan modal saham sebesar Rp24.000,- digunakan untuk menutup kerugian sebesar Rp22.000,- dan sisanya sebesar Rp2.000,- digunakan untuk membentuk cadangan. Dengan sendirinya dalam hal reorganisasi ini yang pertama-tama yang menjadi korban adalah para pemegang saham, dan dalam contoh tersebut para pemegang saham, harus mengorbankan 60% dari modal sahamnya. Neraca sesudah reorganisasi akan nampak sebagai berikut. AKTIVA Kas Piutang dagang Persediaan barang Dagang Aktiva tetap Total aktiva Neraca sesudah reorganisasi PASIVA Rp 1.000,Utang dagang Rp15.000,Rp 4.000,Rp10.000,Rp18.000,Rp33.000,- Modal Cadangan Modal Total Pasiva Rp16.000,Rp 2.000,Rp33.000,- 8.Jenis-jenis Reorganisasi Berdasarkan modal yang dibutuhkan pada waktu mengadakan reorganisasi pada dasarnya dapat dibedakan jenis-jenis reorganisasi sebagai berikut. 1. Reorganisasi tanpa menarik modal baru 2. Reorganisasi dengan menarik modal baru 3. Reorganisasi dengan mengembalikan modal ad. 1. Reorganisasi tanpa menarik modal baru Setiap reorganisasi tidak selalu membutuhkan atau disertai dengan penarikan modal baru . Reorganisasi yang diadakan pada masa gelombang konjungtur menurun, dimana tidak membutuhkan modal besar. Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 86 ad. 2. Reorganisasi dengan penarikan modal baru Reorganisasi yang disetujui dengan penarikan modal baru biasanya diadakan pada waktu-waktu sesudah “revival” dimana dirasakan kebutuhan adanya modal kerja yang cukup besar. Kebutuhan modal kerja ini dapat dipenuhi dari berbagai sumber antara lain; a. Kredit perbankan b. Para pemegang saham c. Redaksi modal saham bersama dengan mengadakan emisi saham baru d. Kreditur dari perusahaan ad. 3. Reorganisasi dengan mengembalikan modal Reorganisasi disini justru sebaliknya dijalankan dengan mengembalikan perusahaan kepada para pemegang saham dengan cara membeli kembali saham-sahamnya di bursa efek berdasarkan kurs pada waktu itu 9. Latihan Soal 1 UD. Samarinda Lestari yang bergerak dalam produksi amplang, mempunyai rencana produksi untuk tahun yang akan datang meliputi hal sbb: Taksiran Bahan baku Upah langsung Overhead Pabrik Biaya administrasi umum Jumlah Jumlah (Rp.) 48.000.000,00 7.200.000,00 12.000.000,00 14.400.000,00 81.600.000,00 Perunit (Rp) 2.000,00 300,00 500,00 600,00 3.400,00 Biaya penjualan diperkirakan 15 % dari jumlah penjualan dan laba diharapkan sebesar Rp510,00 Berdasarkan informasi di atas hitung berapa 1. Harga jual perbungkus amplang 2. Laba bersih yang diharapkan adalah: 3. Break Even poin dalam kuantitas yang diharapkan Soal 2 PT Kaltim selama 4 tahun terakhir, sekarang mengalami defisit, sehingga dilakukan reorganisasi financial. Data neraca terakhir dari posisi keuangan perusahaan adalah sebagai berikut Kas Piutang dagang Persediaan Tanah Mesin Kendaraan Defisit Jumlah PT.Kaltim Neraca per 31 Desember 2013 30.000.000,- Utang dagang 40.000.000,- Utang pajak 50.000.000,- Utang gaji 150.000.000,- Utang lancar lainnya 104.000.000,- Utang jangka panjang 60.000.000,- Modal saham 20.000.000,454.000.000,- Jumlah Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) 30.000.000,3.000.000,5.000.000,2.000.000,134.500.000,279.500.000,454.000.000,- La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 87 1. Setelah diadakan pembicaraan antara pemilik dengan manajemen dan kreditur, maka dicapai suatu kesepakatan untuk mengadakan reorganisasi financial yang meliputi: Piutang dinilai kembali menjadi 85 % dari yang dalam neraca 2. Persediaan dinilai kembali menjadi 90 % dari yang ada dineraca 3. Mesin dijual sebagian secara tunai dengan harga Rp.15.000.000,00 sedangkan mesin yang masih tersisa dinilai kembali sebesar 95 %. 4. Jumlah defisit setelah direvaluasi, dibebankan kepada para pemegang saham sebesar 90 % dan kepada kreditur 5. utang jangka panjang sebesar 10 %. Setelah diadakan reorganisasi perusahaan diharuskan mempunyai dana cadangan 20 % dari modal saham baru. Berdasarkan informasi di atas, diminta hitung berapa besarnya a. Defisit dihapuskan b. Nilai Kas setelah revaluasi. c. Modal saham setelah reorganisasi (cari yang terdekat dengan hasil perhitungan) d. Besarnya dana cadangan adalah : e. Besarnya utang jangka panjang yang baru adalah : Bab. Ix. Expansi Dan Reorganisasi (Akuntansi Polnes) La Ode Hasiara