ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI MODUL KE 6 HUKUM JAMINAN DISUSUN OLEH AGUS RIYANTO, S.H, LLM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Latar Belakang Dalam rangka pembangunan nasional membutuhkan dana baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk dapat memperoleh dana-dana tersebut, khususnya dari lembaga perbankan dan keuangan, mensyaratkan kewajiban adanya jaminan dan agunan. Adanya kewajiban jaminan dan agunan ini adalah dalam rangka melindungi kepentingan krerditor dengan tujuan agar dana yang telah diberikan debitor dapat dikembalikan oleh debitor sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kredit antara kreditor dan debitor. Dengan demikian jelas sudah bahwa tanpa adanya jaminan dari debitor maka kreditor tidak akan memberikan kreditnya. Pengertian Jaminan Jaminan berasal dari asal kata “jamin” yang berarti “tanggung” sehingga dengan demikian dapat berarti sebagai tanggungan. Dengan demikian jaminan adalah suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitor untuk melunasi kredit sesuai dengan perjanjian (Pasal 2 ayat (1) SK Direksi BI NO. 23/69/KEP/DIR tanggal 28 Pebruari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit). Dalam KUHPdt tidak secara tegas merumuskan tentang pengertian apa jaminan tersebut. Pengaturan Jaminan KUHPerdata. Pasal 1131 menetapkan : “Segala kebendaan si berutang (debitor), baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada mapun baru yang akan ada di kemudian hari, menjadi jaminan suatu segala perikatan pribadi debitor tersebut” Pasal 1132 menetapkan : “Kebendaan tersebut dalam 1131 menjadi jaminan bersama bagi para kreditor, dan hasil pelelangan kebendaan tersebut dibagi di antara para kreditor seimbang menurut besar kecilnya piutang mereka masing-masing, kecuali alasan-alasan yang sah untuk mendahulukan piutang yang satu daripada piutang yang lain” Fungsi dan Ruang Lingkup Jaminan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Arijanto,SE,MM ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI Fungsi Utamanya adalah untuk meyakinkan bank atau kreditor, bahwa debitor mempunyai kemampuan untuk mengembalikan atau melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan persyaratan dan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Ruang Lingkup Hukum Jaminan adalah mengatur tentang hak jaminan kebendaan yang mencakup hak jaminan benda tak bergerak dan jaminan benda bergerak. Lembaga jaminan benda tak bergerak dikenal dengan hak tanggungan, sedangkan hak jaminan benda bergerak adalah gadai dan fiducia. Macam-macam Jaminan Jaminan Perorangan dan Jaminan Kebendaan Jaminan Perorangan (Personal Guarantee). - adalah jaminan seseorang dari pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban dari debitor. Dengan demikian yang terjadi adalah adanya perjanjian antara seorang berpiutang (kreditor) dengan seorang ketiga, yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban si berutang (debitor) - Jaminan Perorangan baru ada setelah ada Perjanjian Pokok, maka dengan Perjanjian ini bersifat accesior. - Tanggung-jawab penanggung (garantor) dalam hal ini adalah tanggung-jawab yang lebih bersifat “cadangan” saja dalam arti berfungsi apabila harta benda debitor tidak cukup untuk melunasi utangnya, atau dalam hal debitor itu sama sekali tidak mempunyai harta benda yang dapat disita, maka si penanggunglah yang akan melunasi seluruh hutangnya debitor. Hal ini ditegaskan oleh pasal 1831 KUHPer menyatakan : “Si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si berutang, selain jika si berutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus terlebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutangnya” Jaminan Kebendaan Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus perubahan. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nomnal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan tersebut dilikuidasi Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap. Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. Keuntungan Memiliki Saham Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Arijanto,SE,MM ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI “Dividen” yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapatkan persetujuan dalam RUPS. “Capital Gain” yaitu merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang terbentuk adanya aktivitas perdagangan saham sekunder. Umumnya pemodal jangka pendek yang mengejar keuntungan melalui capital gain ini. “Saham Bonus” yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat melakukan penawaran umum di pasar perdana. Misalnya setiap sham dengan nominal Rp 500 dijual dengan harga Rp 800 maka setiap saham akan memberikan agio kepada perusahaan sebesar Rp 300 setiap sahamnya. Kerugian Saham Saham dikenal memiliki karakteristik “high risk-high return”, yang artinya saham nerupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Dalam hal ini saham memungkinkan pemodal mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Untuk resiko pemilik saham adalah terdiri dari : 1. Tidak mendapat dividen. Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinal sehari-hari perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian apabila perusahaan yang tidak membagikan dividen berarti perusahaan tersebut mengalami kerugian. 2. Capital Loss. Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Misalnya pemodal memiliki saham Indosat dengan harga beli Rp 9000 namun beberapa waktu kemudian dijual dengan harga Rp 8000 hal ini berarti pemodal tersebut mengalami capital loss Rp 1000 untuk setiap saham yang dijual. 3. Potensi Risiko Lainnya. - Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi - Saham Di-delist dari Bursa (Delisting) - Saham Di-suspend Hak-Hak Pemegang Saham Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Arijanto,SE,MM ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI Setiap saham memberikan kepada pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi Menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang ini. (Pasal 52 UU No.40/2007). Hak-hak tersebut di antaranya : - mengajukan gugatan perseroan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan yang wajar akibat akibat keputusan RUPS, Direksi dan Komisaris. - meminta sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan (Pasal 61 dan 62 UU No. 40/2007). Pengalihan Saham Wajib memperhatikan pasal 9 Anggaran Dasar Perseroan yang mengatur mekanisme pengalihan hak atas saham (Pasal 55 UU No.40/2007). Setiap pemegang saham yang akan menjual sahamnya “harus” menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham yang ada (existing shareholders) (Pasal 57 UU No.40/2007). Apabila pemegang saham yang ad tidak tertarik untuk membeli barulah pemegang saham yang hendak menjual tersebut baru dapat menjual sahamnya kepada pihak ketiga di luar perusahaan. (Pasal 58 UU No.40/2007). Jika pemegang saham berbentuk perseroan, maka masing-masing harus melakukan RUPS terlebih dahulu. Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Akta pemindahan atau salinannya harus disampaikan secara tertulis kepada Perseroan. Direksi wajib mencatat setiap pemindahan, tanggal dan hari pemindahan hak tersebut Pengaturan Saham Dalam UU No. 40/2007 Diatur dalam 48 – 53 UU No. 40 tahun 2007 Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Nilai saham harus dicantumkan dalam uang rupiah Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan, namun tidak menutup kemungkinan diaturnya pengeluaran tanpa nilai nominal dalam undang-undang pasar modal. Direksi wajib mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham. Disamping itu Direksi juga wajib memuat Daftar Khusus yang memuat daftar kepemilikan saham Direksi dan Komisaris. Pemegang saham berhak memperoleh informasi daftar pemegang saham di tempat kedudukan Perseroan. Pemegang saham diberi bukti pemilikan saham untuk setiap saham yang dimiliki. Anggaran Dasar dapat menetapkan 1 (satu) klasifikasi saham atau lebih. Setiap saham dalam klasifikasi yang sama memberikan kepada pemegang hak yang sama. Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak kepadanya. Saham dapat diagungkan dengan gadai atau jaminan fiducia sepanjang tidak ditentukan lain dalam Anggaran Dasar. Jika saham dijadikan jaminan gadai dan fiducia, maka wajib dicatat dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus. Hak suara atas saham yang diagungkan dengan gadai dan jaminan fiducia tetap berada pada pemegang saham Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Arijanto,SE,MM ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI