64 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 BULUS KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG PADA BIDANG STUDI IPS TAHUN 2013/2014 Oleh: Nasrodin SD Negeri 2 Bulus, Bandung, Tulungagung Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui sikap siswa, (2) mengetahui implementasi metode diskusi diterapkan pada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar IPS dengan pokok bahasan Sistem Administrasi Wilayah Indonesia dan, (3) mengetahui sejauh mana efektifitas pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi pada siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bulus Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, Tahun Pelajaran 2013/2014, sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I yang kelasnya berjumlah 9 siswa. Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan, (1) Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) Dari tindakan-tindakan yang di terapkan dalam metode diskusi tampaknya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi IPS. Kata Kunci: diskusi, IPS, prestasi belajar Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, bertukar pendapat mengenai topik/masalah tertentu, untuk memperoleh suatu kesepakatan atau kesimpulan. Tujuan penggunaan metode diskusi ialah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu. Penggunaan metode diskusi baik untuk: menimbulkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis, menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berfikir kritis, analitis dan logis, memupuk rasa kerjasama, sikap toleran dan rasa sosial dan membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar. Langkah-langkah penggunaan: (a) Persiapan, menentukan topik yang akan didiskusikan, merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), bila kelas terlalu besar dibagi dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan yang lain untuk kelancaran jalannya diskusi (ka- pan memberikan pujian, teguran, meluruskan pembicaraan yang menyimpang, dan sebagainya). (b) Pelaksanaan, menjelaskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), mengkonsumsikan topik diskusi, memberikan pengarahan diskusi, bila kelas besar dibagi dalam kelompok yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan, masing-masing kelompok memilih pimpinan diskusi, sekretaris ataupun pelapor, siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Guru berkeliling mendatangi tiaptiap kelompok untuk menjaga ketertiban atau membantu kegiatan diskusi, misalnya mengarahkan diskusi, membantu menjawab pertanyaan dan sebagainya, kelompokkelompok diskusi melaporkan hasil yang telah didiskusikan. Hasil diskusi tersebut kemudian ditanggapi oleh kelompok lain, bila perlu juga dapat membantu memberikan jawaban, hasil diskusi antar kelompok kemudian dicatat, ditulis dalam laporan, dan laporan hasil diskusi disampaikan kepada guru, oleh pimpinan diskusi atau pelapor. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberi- Nasrodin, Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Diskusi Siswa Kelas VI... kan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/ MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (b) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, inkuiri. (c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a) Manusia, tempat, dan lingkungan. (b) Waktu, keberlanjutan dan perubahan. (c) Sistem sosial dan budaya. (d) Perilaku Ekonomi dan kesejahteraan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui sikap siswa kelas VI SD Negeri 2 Bulus semester 65 I tahun 2013/2014 terhadap pembelajaran yang menggunakan Metode diskusi. (2) Mengetahui implementasi metode diskusi diterapkan pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bulus semester I tahun 2013/2014 untuk meningkatkan prestasi belajar IPS dengan pokok bahasan Sistem Administrasi Wilayah Indonesia. (3) Mengetahui sejauh mana efektifitas pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode diskusi pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bulus semester I tahun 2013/2014. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bulus Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2013/2014 yang dilaksanakan dalam bulan September sampai bulan Oktober 2013 pada bidang studi IPS. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Bulus Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2013/2014 yang kelasnya berjumlah 9 siswa. Dalam menyiapkan penelitian tindakan kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada penelitian tindakan. (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari Depdiknas. (3) Mengajak seorang mitra guru untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti 66 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode diskusi dalam proses belajar mengajar. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan observasi terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti. (2) Lembar Tertulis, berupa tes hasil belajar berbentuk isian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran. Tes dilakukan tiap akhir siklus. (3) Dokumen Siswa, berupa catatan siswa saat proses pembelajaran. Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi IPS. (4) Lembar Angket, untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan pilihan beberapa alternatif jawaban yang meliputi selalu, kadang-kdang, dan tidak pernah. (5) Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub Pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I 1. Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas VI SD Negeri 2 Bulus Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung tahun 2013/2014 semester I yaitu tentang rendahnya nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 2. Perencanaan (Planning) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi : definisi pokok bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat soal-soal. Guru mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan. Guru mempersiapkan alat tes. Guru membuat perangkat sistem penilaian. 3. Pelaksanaan (Action) Dalam kegiatan ini peneliti melakukan tiga kali tatap muka, dimana pada pertemuan satu, peneliti melakukan pre test dan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah dirancang. Untuk memperjelas gambaran pembelajaran IPS di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi dan ekspository, peneliti mendiskripsikan dalam uarian berikut ini: Pertemuan 1 a. Kegiatan awal Apersepsi: Guru mengecek kehadiran siswa, siswa mengeskplor pengetahuannya dengan menjawab quis dari guru: Kapan Indonesia merdeka? Kalian tinggal di propinsi mana? Berapa jumlah propinsi di Indonesia pada wal merdeka? b. Kegiatan inti Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan siswa, siswa mendiskusikan permasalahan sesuai dengan lembar kerja siswa, guru berkeliling untuk mengatur jalannya diskusi, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang terpilih dengan sistem undian mempresentasikan diskusinya, kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan Nasrodin, Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Diskusi Siswa Kelas VI... c. Kegiatan penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi, guru memberikan tugas mendiri Pertemuan 2 a. Kegiatan awal Apersepsi: Guru mengecek kehadiran siswa, siswa menyanyikan lagu ”Nenek Moyangku Seorang Pelaut” b. Kegiatan inti Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan siswa, siswa mendiskusikan permasalahan sesuai dengan lembar kerja siswa, guru berkeliling untuk mengatur jalannya diskusi, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang terpilih dengan sistem undian mempresentasikan diskusinya, kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan. c. Kegiatan penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi, guru memberikan tugas mandiri. 4. Pengamatan (Observation) Guru kolaborator mengamati hal-hal berikut dalam pembelajaran. a. Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman dan memberikan kesimpulan. Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 65,00% artinya guru telah mampu menerapkan metode diskusi dengan baik. Hanya saja peran guru saat melakukan interaksi dengan siswa harus ditingkatkan yaitu melalui perbaian peran sebagai falisitator dan motivator pembelajaran b. Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan, (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal. Hanya saja komunikasi siswa dalam pembelajaran maish haru sterus diperbaiki agar mudah dipahami oleh siswa. Aktivitas siswa 67 pada siklus I sebesar 57,14%. Indicator ini menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam menegikuti kegiatan pembelajran yang diterapkan oleh guru. c. Hasil Tes Akhir Tabel 1 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus I Ketuntasan No Hasil Nama Siswa Tidak . Nilai Tuntas Tuntas 1 Zahnul Arifin 80 T 2 Dania Indiantika 80 T 3 Elga Arel Liana 50 TT 4 Ismi Nurhayati 80 T 5 Marefi Miftakhul 60 TT Risza 6 Muhammad Arifin 60 TT 7 Sigit Dwi Putranto 80 T 8 Siti Nurhasanah 80 T 9 Yulia Duwi Ayu 80 T Lestari Jumlah Total 650 6 3 Rata – Rata 72.22 66.67 33.33 d. Minat belajar siswa, berdasarkan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus I komponen-komponen minat yang telah memenuhi kriteria kurang, yaitu mempersiapkan buku IPS, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya, memperhatikan arahan guru, berusaha mencari jawaban bila mendapat tugas dan belajar lebih intensif bila diberi tahu akan ada ulangan. 5. Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut. (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif. (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran. (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. (d) Masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya, agar criteria ketuntasan belajar dapat tercapai. 68 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 Siklus II 1. Perencanaan (Planning) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka guru melakukan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: (a) Guru meningkatkan peran sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran, (b) Guru memperbaiki komunikasi antar siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. 2. Pelaksanaan (Action) Dengan mengacu temuan permasalahan dan rencana perbaikan tindakan yang telah dirancang, maka penelitia melakukan skenario pembelajaran sesuai dengan temuan yang ada. Berikut ini gambaran pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi pada siklus II: Pertemuan 1 a. Kegiatan awal Apersepsi: Guru mengecek kehadiran siswa, siswa mengeskplor pengetahuannya dengan menjawab quis dari guru: Kapan Indonesia merdeka? Kalian tinggal di propinsi mana? Berapa jumlah propinsi di Indonesia pada awal merdeka? b. Kegiatan inti Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan siswa, siswa mendiskusikan permasalahan sesuai dengan lembar kerja siswa, guru berkeliling untuk mengatur jalannya diskusi, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang terpilih dengan sistem undian mempresentasikan diskusinya, kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan. c. Kegiatan penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi, guru memberikan tugas mendiri. Pertemuan 2 a. Kegiatan awal Apersepsi: Guru mengecek kehadiran siswa, siswa menyanyikan lagu”Nenek Moyangku Seorang Pelaut”. b. Kegiatan inti Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan siswa, siswa mendiskusikan permasalahan sesuai dengan lembar kerja siswa, guru berkeliling untuk mengatur jalannya diskusi, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang terpilih dengan sistem undian mempresentasikan diskusinya, kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan. c. Kegiatan penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi, guru memberikan tugas mandiri. 3. Pengamatan (Observing) Hasil Pengamatan guru peneliti dan guru pengamat menunjukkan: (a) Guru telah mampu menjadi motivator dan fasilitator dalam pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin berkembangnya aktivitas guru pada siklus II menjadi 70,83. Artinya guru telah baik dalam menerapkan tindakan perabaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi sehingga mampu mengembangkan aktivitas pembelajaran di kelas. (b) Dengan berhasilnya guru mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga ikut mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan prosentase aktivitas siswa sebesar 71,43%, artinya siswa menerima dan mampu melakksanakan tindakan perbaikan pembeljaran yang dilakukan oleh guru. (c) Hasil tes akhir. Tabel 2 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus II Ketuntasan Hasil No. Nama Siswa Tidak Nilai Tuntas Tuntas 1 Zahnul Arifin 80 T 2 Dania Indiantika 90 T 3 Elga Arel Liana 70 T 4 Ismi Nurhayati 90 T 5 Marefi Miftakhul 70 T Risza 6 Muhammad Arifin 70 T 7 Sigit Dwi Putranto 80 T 8 Siti Nurhasanah 100 T 9 Yulia Duwi Ayu 90 T Lestari Jumlah Total 740 9 0 Rata – Rata 82.22 100.00 0.00 Nasrodin, Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Diskusi Siswa Kelas VI... 4. Refleksi Setelah melihat data-data yang terekam pada siklus II, maka penelitian ini akan berakhir pada siklus II. Hal ini didukung dnegan teratasinya klendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, sehingga prestais pembelajaran siswa dapat meningkat. Dari hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bidang studi IPS pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bulus semester I tahun 2013/2014 sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 60,00 dengan ketuntasan 44,44%, siklus I diperoleh nilai rata-rata : 72,22 dengan ketuntasan 66,67% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 82,22 dengan ketuntasan mencapai 100%. Hal ini menun- Prestasi Belajar; Seb. Siklus; 60,00 Ketuntasan; Seb. Siklus; 44,44 jukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2 Bulus Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung Tahun 2013/2014. Aktivitas kegiatan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada aktivitas belajar yang meningkat setiap siklusnya. Dari siklus I 57,14% naik pada siklus II mencapai 70,83%. Sedangkan aktivitas kegiatan guru dalam menerapkan metode diskusi juga mengalami peningkatan. Dari siklus I 65,00% naik siklus II mencapai 71,43%. Berikut penulis sajikan dalam diagram grafik perbandingan aktivitas guru dengan aktivitas siswa setiap siklusnya. Prestasi Belajar; Ketuntasan; Siklus I; 72,22 Siklus I; 66,67 Ketuntasan; Prestasi Belajar; Siklus II; 100,00 Siklus II; 82,22 Prestasi Belajar Ketuntasan Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus Aktivitas Siswa; Aktivitas Guru; Siklus I; 57,14 Siklus I; 65,00 69 Aktivitas Guru; Aktivitas Siswa; Siklus II; 71,43 Siklus II; 70,83 Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Gambar 2 Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Setiap Siklus 70 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus, siklus I dan siklus II yang selalu mengalami peningkatan, yaitu dari sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 60,00 dengan ketuntasan 44,44%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 72,22 dengan ketuntasan 66,67% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 82,22 dengan ketuntasan mencapai 100%. (2) Dari tindakan-tindakan yang di terapkan dalam metode diskusi tampaknya meningkatkan motiDAFTAR RUJUKAN Depdikbud. 1996. Teknik Pembelajaran Bidang Studi IPS. Jakarta: Depdikbud Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research). Jakarta, Depdiknas Oemar, Hamalik. 1980. Ilmu Jiwa. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. M. Khafid & Suyati. 2004. Pelajaran IPS. Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Erlangga vasi siswa dalam belajar bidang studi IPS. Terbukti dari hasil angket yang dibagikan mendapat rata-rata hasil sebesar 1,92. Saran Penerapan metode diskusi dalam pembelajaran IPS yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan IPS. Metode diskusi dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain selain IPS. Hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi, agar siswa tidak merasa bosan dan menyukai materi yang disampaikan. P3M SUP. 1999. Jurnal Gentengkali. Surabaya: Depdikbud Kanwil Jatim. P3M SIAT. 2002. Pelangi Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPIK, Debdikbud. Suryana, D. 2002. Belajar Aktif IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Tri Manunggal Kurniajaya. 2005. Panduan Menghadapi Ulangan Harian. Solo. Winkel. 1987. Psikologi Jakarta: Gramedia. Pengajaran. Winarno, Surahmad. 1975. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.