meningkatkan prestasi belajar melalui diskusi siswa kelas vi

advertisement
64
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VI
SEMESTER I SD NEGERI 2 BULUS KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG
PADA BIDANG STUDI IPS TAHUN 2013/2014
Oleh:
Nasrodin
SD Negeri 2 Bulus, Bandung, Tulungagung
Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui sikap
siswa, (2) mengetahui implementasi metode diskusi diterapkan pada siswa untuk meningkatkan
prestasi belajar IPS dengan pokok bahasan Sistem Administrasi Wilayah Indonesia dan, (3)
mengetahui sejauh mana efektifitas pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi pada
siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bulus Kecamatan Bandung,
Kabupaten Tulungagung, Tahun Pelajaran 2013/2014, sedangkan kelas yang dijadikan obyek
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I yang kelasnya berjumlah 9
siswa. Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan
ini dapat disimpulkan, (1) Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) Dari tindakan-tindakan yang di terapkan dalam metode
diskusi tampaknya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi IPS.
Kata Kunci: diskusi, IPS, prestasi belajar
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas,
bertukar pendapat mengenai topik/masalah
tertentu, untuk memperoleh suatu kesepakatan atau kesimpulan. Tujuan penggunaan
metode diskusi ialah agar siswa aktif dalam
kegiatan belajar mengajar dengan cara
membahas dan memecahkan masalah tertentu.
Penggunaan metode diskusi baik untuk: menimbulkan dan membina sikap serta
perbuatan siswa yang demokratis, menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara
berfikir kritis, analitis dan logis, memupuk
rasa kerjasama, sikap toleran dan rasa sosial
dan membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik
dan benar. Langkah-langkah penggunaan:
(a) Persiapan, menentukan topik yang akan
didiskusikan, merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), bila kelas terlalu besar
dibagi dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan yang
lain untuk kelancaran jalannya diskusi (ka-
pan memberikan pujian, teguran, meluruskan pembicaraan yang menyimpang, dan sebagainya). (b) Pelaksanaan, menjelaskan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), mengkonsumsikan topik diskusi, memberikan pengarahan diskusi, bila kelas besar dibagi dalam kelompok yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan, masing-masing kelompok
memilih pimpinan diskusi, sekretaris ataupun pelapor, siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Guru berkeliling mendatangi tiaptiap kelompok untuk menjaga ketertiban
atau membantu kegiatan diskusi, misalnya
mengarahkan diskusi, membantu menjawab
pertanyaan dan sebagainya, kelompokkelompok diskusi melaporkan hasil yang
telah didiskusikan. Hasil diskusi tersebut
kemudian ditanggapi oleh kelompok lain,
bila perlu juga dapat membantu memberikan
jawaban, hasil diskusi antar kelompok
kemudian dicatat, ditulis dalam laporan, dan
laporan hasil diskusi disampaikan kepada
guru, oleh pimpinan diskusi atau pelapor.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberi-
Nasrodin, Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Diskusi Siswa Kelas VI...
kan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/
MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat
materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga Negara Indonesia yang demokratis,
dan bertanggungjawab, serta warga dunia
yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena
kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu
mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
dan kemampuan analisis terhadap kondisi
sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata
pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut: (a) Mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya. (b) Memiliki kemampuan
dasar untuk berfikir kritis dan logis, rasa
ingin tahu, inkuiri. (c) Memiliki komitmen
dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan. (d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup
mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek
sebagai berikut: (a) Manusia, tempat, dan
lingkungan. (b) Waktu, keberlanjutan dan
perubahan. (c) Sistem sosial dan budaya. (d)
Perilaku Ekonomi dan kesejahteraan.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui sikap
siswa kelas VI SD Negeri 2 Bulus semester
65
I tahun 2013/2014 terhadap pembelajaran
yang menggunakan Metode diskusi. (2)
Mengetahui implementasi metode diskusi
diterapkan pada siswa kelas VI SD Negeri 2
Bulus semester I tahun 2013/2014 untuk
meningkatkan prestasi belajar IPS dengan
pokok bahasan Sistem Administrasi
Wilayah Indonesia. (3) Mengetahui sejauh
mana efektifitas pembelajaran IPS dengan
menggunakan Metode diskusi pada siswa
kelas VI SD Negeri 2 Bulus semester I
tahun 2013/2014.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bulus Kecamatan
Bandung Kabupaten Tulungagung Tahun
Pelajaran 2013/2014 yang dilaksanakan
dalam bulan September sampai bulan
Oktober 2013 pada bidang studi IPS.
Sedangkan kelas yang dijadikan obyek
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
Siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 2
Bulus Kecamatan Bandung Kabupaten
Tulungagung Tahun Pelajaran 2013/2014
yang kelasnya berjumlah 9 siswa.
Dalam menyiapkan penelitian tindakan kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat
duduk dan bangku siswa menurut model
yang ada pada penelitian tindakan. (2)
Menginformasikan kepada siswa untuk
mempelajari buku paket keluaran terbaru
dari Depdiknas. (3) Mengajak seorang mitra
guru untuk menjadi pengamat sekaligus
kolaborator dalam penilaian.
Pelaksanaan penelitian ini berbentuk
siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Permasalahan yang
belum dapat dipecahkan dalam siklus
pertama direfleksikan bersama tim peneliti
dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk
mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti
66
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
merencanakan berbagai langkah perbaikan
untuk diterapkan dalam siklus II.
Hal itu dilaksanakan terus dari satu
siklus ke siklus berikutnya sampai masalah
yang dihadapi dapat dipecahkan secara
tuntas pada siklus dalam penelitian ini
tindakan yang diberikan berupa penggunaan
Metode diskusi dalam proses belajar
mengajar.
Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa
instrument penelitian antara lain: (1)
Lembar Observasi, yang digunakan adalah
observasi terstruktur dan supervisi. Lembar
observasi terstruktur digunakan untuk
meningkatkan aktifitas siswa selama proses
pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi
digunakan untuk mengungkapkan aktifitas
guru. Butir-butir observasi supervisi dan
observasi terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti. (2) Lembar Tertulis, berupa tes hasil belajar berbentuk isian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan
aktifitas saat proses pembelajaran. Tes
dilakukan tiap akhir siklus. (3) Dokumen
Siswa, berupa catatan siswa saat proses
pembelajaran. Dokumen ini diperlukan
dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang
baik menunjukkan minat siswa yang tinggi
terhadap bidang studi IPS. (4) Lembar
Angket, untuk mengukur minat belajar
siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang
diharapkan dapat mengukur besarnya minat
belajar siswa. Siswa diberikan pilihan
beberapa alternatif jawaban yang meliputi
selalu, kadang-kdang, dan tidak pernah. (5)
Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang
menggambarkan perolehan hasil belajar
pada pokok bahasan atau sub Pokok bahasan
tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan
pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
1. Refleksi Awal
Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas
VI SD Negeri 2 Bulus Kecamatan Bandung
Kabupaten Tulungagung tahun 2013/2014
semester I yaitu tentang rendahnya nilai
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS.
2. Perencanaan (Planning)
Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi :
definisi pokok bahasan, penjabaran pokok
bahasan, penerapan pokok bahasan pada
kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang
memuat soal-soal. Guru mempersiapkan
instrumen penelitian, yaitu lembar observasi
guru dan siswa, lembar angket minat siswa
dan catatan lapangan. Guru mempersiapkan
alat tes. Guru membuat perangkat sistem
penilaian.
3. Pelaksanaan (Action)
Dalam kegiatan ini peneliti melakukan
tiga kali tatap muka, dimana pada pertemuan satu, peneliti melakukan pre test dan
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan scenario pembelajaran yang telah
dirancang. Untuk memperjelas gambaran
pembelajaran IPS di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi dan
ekspository, peneliti mendiskripsikan dalam
uarian berikut ini:
Pertemuan 1
a. Kegiatan awal
Apersepsi: Guru mengecek kehadiran siswa, siswa mengeskplor pengetahuannya
dengan menjawab quis dari guru: Kapan
Indonesia merdeka? Kalian tinggal di
propinsi mana? Berapa jumlah propinsi
di Indonesia pada wal merdeka?
b. Kegiatan inti
Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan siswa, siswa
mendiskusikan permasalahan sesuai dengan lembar kerja siswa, guru berkeliling
untuk mengatur jalannya diskusi, siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusinya, kelompok yang terpilih dengan sistem undian mempresentasikan
diskusinya, kelompok lain diminta untuk
memberikan tanggapan
Nasrodin, Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Diskusi Siswa Kelas VI...
c. Kegiatan penutup
Siswa bersama guru melakukan refleksi,
guru memberikan tugas mendiri
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal
Apersepsi: Guru mengecek kehadiran
siswa, siswa menyanyikan lagu ”Nenek
Moyangku Seorang Pelaut”
b. Kegiatan inti
Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan siswa, siswa
mendiskusikan permasalahan sesuai dengan lembar kerja siswa, guru berkeliling
untuk mengatur jalannya diskusi, siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusinya, kelompok yang terpilih
dengan sistem undian mempresentasikan
diskusinya, kelompok lain diminta untuk
memberikan tanggapan.
c. Kegiatan penutup
Siswa bersama guru melakukan refleksi,
guru memberikan tugas mandiri.
4. Pengamatan (Observation)
Guru kolaborator mengamati hal-hal
berikut dalam pembelajaran.
a. Guru selalu memusatkan perhatian,
memperjelas pendapat siswa, memberi
waktu yang cukup untuk berfikir,
mengajukan pertanyaan secara merata,
membuat rangkuman dan memberikan
kesimpulan. Untuk aktivitas guru pada
siklus I mendapatkan skor sebesar
65,00% artinya guru telah mampu
menerapkan metode diskusi dengan baik.
Hanya saja peran guru saat melakukan
interaksi dengan siswa harus ditingkatkan
yaitu melalui perbaian peran sebagai
falisitator dan motivator pembelajaran
b. Siswa selalu memperhatikan: (1) guru
sedang memberi penjelasan, (2) Siswa
yang mengemukakan pendapat dan
pertanyaan (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang
merubah mengerjakan soal. Hanya saja
komunikasi siswa dalam pembelajaran
maish haru sterus diperbaiki agar mudah
dipahami oleh siswa. Aktivitas siswa
67
pada siklus I sebesar 57,14%. Indicator
ini menunjukkan bahwa siswa sudah baik
dalam menegikuti kegiatan pembelajran
yang diterapkan oleh guru.
c. Hasil Tes Akhir
Tabel 1 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus I
Ketuntasan
No
Hasil
Nama Siswa
Tidak
.
Nilai Tuntas
Tuntas
1 Zahnul Arifin
80
T
2 Dania Indiantika
80
T
3 Elga Arel Liana
50
TT
4 Ismi Nurhayati
80
T
5 Marefi Miftakhul
60
TT
Risza
6 Muhammad Arifin
60
TT
7 Sigit Dwi Putranto
80
T
8 Siti Nurhasanah
80
T
9 Yulia Duwi Ayu
80
T
Lestari
Jumlah Total
650
6
3
Rata – Rata
72.22 66.67 33.33
d. Minat belajar siswa, berdasarkan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus I komponen-komponen minat yang
telah memenuhi kriteria kurang, yaitu
mempersiapkan buku IPS, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan
guru, aktif berkumpul dengan anggota
kelompoknya, memperhatikan arahan
guru, berusaha mencari jawaban bila
mendapat tugas dan belajar lebih intensif
bila diberi tahu akan ada ulangan.
5. Refleksi
Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan
tindakan pada siklus I dapat direfleksikan
sebagai berikut. (a) Semua tindakan efektif
yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif. (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang
timbul saat proses pembelajaran. (c) Siswa
lebih memperhatikan ketika guru sedang
menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini
disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. (d) Masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada
siklus berikutnya, agar criteria ketuntasan
belajar dapat tercapai.
68
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus
I, maka guru melakukan tindakan untuk
siklus II, diantaranya adalah: (a) Guru meningkatkan peran sebagai motivator dan
fasilitator pembelajaran, (b) Guru memperbaiki komunikasi antar siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
anak.
2. Pelaksanaan (Action)
Dengan mengacu temuan permasalahan dan rencana perbaikan tindakan yang
telah dirancang, maka penelitia melakukan
skenario pembelajaran sesuai dengan temuan yang ada. Berikut ini gambaran pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
diskusi pada siklus II:
Pertemuan 1
a. Kegiatan awal
Apersepsi: Guru mengecek kehadiran siswa, siswa mengeskplor pengetahuannya
dengan menjawab quis dari guru: Kapan
Indonesia merdeka? Kalian tinggal di
propinsi mana? Berapa jumlah propinsi
di Indonesia pada awal merdeka?
b. Kegiatan inti
Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan siswa, siswa
mendiskusikan permasalahan sesuai dengan lembar kerja siswa, guru berkeliling
untuk mengatur jalannya diskusi, siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusinya, kelompok yang terpilih dengan sistem undian mempresentasikan
diskusinya, kelompok lain diminta untuk
memberikan tanggapan.
c. Kegiatan penutup
Siswa bersama guru melakukan refleksi,
guru memberikan tugas mendiri.
Pertemuan 2
a. Kegiatan awal
Apersepsi: Guru mengecek kehadiran siswa, siswa menyanyikan lagu”Nenek Moyangku Seorang Pelaut”.
b. Kegiatan inti
Siswa diminta untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan siswa, siswa
mendiskusikan permasalahan sesuai dengan lembar kerja siswa, guru berkeliling
untuk mengatur jalannya diskusi, siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusinya, kelompok yang terpilih dengan sistem undian mempresentasikan
diskusinya, kelompok lain diminta untuk
memberikan tanggapan.
c. Kegiatan penutup
Siswa bersama guru melakukan refleksi,
guru memberikan tugas mandiri.
3. Pengamatan (Observing)
Hasil Pengamatan guru peneliti dan
guru pengamat menunjukkan: (a) Guru telah
mampu menjadi motivator dan fasilitator
dalam pembelajaran dengan baik. Hal ini
dapat dibuktikan dengan semakin berkembangnya aktivitas guru pada siklus II menjadi 70,83. Artinya guru telah baik dalam
menerapkan tindakan perabaikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
sehingga mampu mengembangkan aktivitas
pembelajaran di kelas. (b) Dengan berhasilnya guru mengatasi kendala pembelajaran
yang muncul pada siklus I, maka aktivitas
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga ikut mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan prosentase aktivitas siswa
sebesar 71,43%, artinya siswa menerima
dan mampu melakksanakan tindakan perbaikan pembeljaran yang dilakukan oleh guru.
(c) Hasil tes akhir.
Tabel 2 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus II
Ketuntasan
Hasil
No.
Nama Siswa
Tidak
Nilai Tuntas
Tuntas
1 Zahnul Arifin
80
T
2 Dania Indiantika
90
T
3 Elga Arel Liana
70
T
4 Ismi Nurhayati
90
T
5 Marefi Miftakhul
70
T
Risza
6 Muhammad Arifin
70
T
7 Sigit Dwi Putranto
80
T
8 Siti Nurhasanah
100
T
9 Yulia Duwi Ayu
90
T
Lestari
Jumlah Total
740
9
0
Rata – Rata
82.22 100.00 0.00
Nasrodin, Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Diskusi Siswa Kelas VI...
4. Refleksi
Setelah melihat data-data yang terekam pada siklus II, maka penelitian ini akan
berakhir pada siklus II. Hal ini didukung
dnegan teratasinya klendala pembelajaran
yang muncul pada siklus I, sehingga prestais
pembelajaran siswa dapat meningkat.
Dari hasil penelitian tindakan di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bidang studi IPS pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bulus semester I tahun 2013/2014 sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 60,00
dengan ketuntasan 44,44%, siklus I
diperoleh nilai rata-rata : 72,22 dengan ketuntasan 66,67% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 82,22 dengan
ketuntasan mencapai 100%. Hal ini menun-
Prestasi Belajar;
Seb. Siklus; 60,00
Ketuntasan; Seb.
Siklus; 44,44
jukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar bidang studi
IPS pada siswa Kelas VI Semester I SD
Negeri 2 Bulus Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung Tahun 2013/2014.
Aktivitas kegiatan belajar siswa juga
mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada
aktivitas belajar yang meningkat setiap
siklusnya. Dari siklus I 57,14% naik pada
siklus II mencapai 70,83%. Sedangkan
aktivitas kegiatan guru dalam menerapkan
metode diskusi juga mengalami peningkatan. Dari siklus I 65,00% naik siklus II
mencapai 71,43%. Berikut penulis sajikan
dalam diagram grafik perbandingan aktivitas
guru dengan aktivitas siswa setiap siklusnya.
Prestasi Belajar;
Ketuntasan;
Siklus I; 72,22
Siklus I; 66,67
Ketuntasan;
Prestasi Belajar;
Siklus II; 100,00
Siklus II; 82,22
Prestasi Belajar
Ketuntasan
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus
Aktivitas Siswa;
Aktivitas Guru;
Siklus I; 57,14
Siklus I; 65,00
69
Aktivitas Guru; Aktivitas Siswa;
Siklus II; 71,43 Siklus II; 70,83
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Gambar 2 Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Setiap Siklus
70
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian
tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Penggunaan metode diskusi dalam
pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh
peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus, siklus I dan siklus II yang
selalu mengalami peningkatan, yaitu dari
sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata:
60,00 dengan ketuntasan 44,44%, siklus I
diperoleh nilai rata-rata: 72,22 dengan
ketuntasan 66,67% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 82,22 dengan
ketuntasan mencapai 100%. (2) Dari tindakan-tindakan yang di terapkan dalam metode diskusi tampaknya meningkatkan motiDAFTAR RUJUKAN
Depdikbud. 1996. Teknik Pembelajaran
Bidang Studi IPS. Jakarta: Depdikbud
Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action
Research). Jakarta, Depdiknas
Oemar, Hamalik. 1980. Ilmu Jiwa. Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada
Yogyakarta
Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research
2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
M. Khafid & Suyati. 2004. Pelajaran IPS.
Dirjen
Pendidikan
dasar
dan
menengah. Jakarta: Erlangga
vasi siswa dalam belajar bidang studi IPS.
Terbukti dari hasil angket yang dibagikan
mendapat rata-rata hasil sebesar 1,92.
Saran
Penerapan metode diskusi dalam pembelajaran IPS yang telah diuraikan di atas,
hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya.
Perpustakaan sekolah agar mengusahakan
keberadaan buku-buku bacaan populer yang
ada sangkut pautnya dengan IPS. Metode
diskusi dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain selain IPS. Hendaknya guru
menggunakan metode yang bervariasi dalam
menyampaikan materi, agar siswa tidak
merasa bosan dan menyukai materi yang
disampaikan.
P3M SUP. 1999. Jurnal Gentengkali.
Surabaya: Depdikbud Kanwil Jatim.
P3M SIAT. 2002. Pelangi Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam
Belajar. Jakarta: P2LPIK, Debdikbud.
Suryana, D. 2002. Belajar Aktif IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Tri Manunggal Kurniajaya. 2005. Panduan
Menghadapi Ulangan Harian. Solo.
Winkel. 1987. Psikologi
Jakarta: Gramedia.
Pengajaran.
Winarno, Surahmad. 1975. Metodologi
Pengajaran.
Jakarta:
Gramedia.
Download