Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015 ISSN: 2089-9815 E-LEARNING PAPIRUS DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT UGM DAN SISTEM OTENTIKASINYA 1 Albert Adi Pranata1, Eko Nugroho2 Program Studi S2 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 547506 2 Pengelola MIP, Dosen Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jl. Teknika Utara, Pogung, Sleman, Yogyakarta, 55281 Telp. (0274) 544975 E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRAKS Tantangan Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informatika (JTETI) Fakultas Teknik UGM di era teknologi informasi saat ini adalah dengan tetap eksis dengan jati diri yang mantap tanpa harus ketinggalan dinamika jaman dan mendapatkan apresiasi yang layak dari masyarakat. Sistem E-Learning Papirus adalah satu inovasi metode pembelajaran yang dipilih oleh JTETI Fakultas Teknik UGM. Papirus merupakan aplikasi yang dapat menghubungkan antara dosen dan mahasiswa JTETI Fakultas Teknik UGM dalam sebuah ruang belajar online. Papirus tercipta untuk mengatasi keterbatasan antara dosen dan mahasiswa JTETI Fakultas Teknik UGM, terutama dalam hal waktu dan ruang. Dengan Papirus maka dosen dan mahasiswa tidak harus berada dalam satu dimensi ruang dan waktu. Tujuan utama dibangunnya sistem ini adalah memperkenalkan Papirus dengan teknologi Moodle sebagai salah satu mesin untuk membangun sebuah pendidikan online (e-learning). Sistem ini sengaja didesain agar dapat dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di fakultas. Dalam pengamanan sistem e-Learning Papirus menggunakan pengamanan yang pada dasarnya mengandung konsep otentikasi single sign on. Single sign on adalah layanan yang memungkinkan pengguna hanya memasukkan nama pengguna dan kata sandi sekali, dan kemudian sudah terotentikasi ke berbagai layanan. Implementasi single sign on yang dapat dimanfaatkan salah satunya yang digunakan UGM adalah CAS (Central Authentication Services). Kata Kunci: e-Learning, papirus, moodle, keamanan, CAS 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tetap eksis dengan jati diri yang mantap tanpa harus ketinggalan dinamika jaman dan mendapatkan apresiasi yang layak dari masyarakat adalah tantangan Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informatika (JTETI) Fakultas Teknik UGM di era teknologi informasi saat ini. Senantiasa melakukan up date terhadap substansi kurikulum dan melakukan inovasi metode pembelajaran menjadi suatu keniscayaan. Sistem E-Learning Papirus adalah satu inovasi metode pembelajaran yang dipilih oleh JTETI Fakultas Teknik UGM. Berikut alasan-alasan pentingnya sistem E-Learning di JTETI Fakultas Teknik UGM: 1) E-Learning sejalan dengan Rencana Strategis (Renstra) UGM yang dijabarkan dalam Rencana Operasional (Renop)-nya, juga relevan dengan cita-cita JTETI Fakultas Teknik UGM yang sedang dikembangkan untuk menjadi institusi riset terkemuka di bidang ilmu teknik elektro dan teknologi informatika. Sistem ini diharapkan dapat mendorong sinergi berbagai aspek pekerjaan yang selanjutnya mendukung sosialisasi pembelajaran di JTETI Fakultas Teknik UGM dan mendukung proses belajar mengajar secara keseluruhan. 2) Kompetisi dalam dunia pendidikan dan usaha pelayanan yang maksimal perlu diadaptasikan dengan sistem informasi dan teknologi yang berbasis pada kecepatan, besaran dan akurasi. Diseminasi informasi kebijakan dan hasil-hasil pengetahuan ilmiah JTETI Fakultas Teknik UGM tidak akan berkembang jika tidak beralih pada sistem informasi dan komunikasi yang lebih berorientasi pada kecepatan, besaran dan akurasi. 3) Relevansi dengan Tri Darma. Sistem E-Learning, dilihat dari aspek darma pendidikan, memungkinkan bagi pengembangan media pembelajaran. Dilihat dari aspek darma penelitian, sistem E-Learning memungkinkan tersedianya fasilitas pendukung aktivitas penelitian, terutama ketersediaan sumber informasi dan pustaka. Sistem ini mendukung visi UGM menjadi research university bertaraf internasional. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Pada awalnya e-learning hanya berfokus pada sistem belajar jarak jauh (distance learning), yang bertujuan untuk mempermudah proses belajar mengajar yang dapat dilakukan dimana saja tanpa 291 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015 harus di kelas dengan memanfaatkan jaringan yang ada. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi web saat ini, maka cakupan e-learningpun semakin luas, seperti dibuatnya web yang menyediakan berbagai bahan perkuliahan, yang didalamnya bisa juga dilakukan diskusi pelajaran, ujian online, dan lain-lain. Papirus merupakan aplikasi e-learning yang dapat menghubungkan antara dosen dan mahasiswa JTETI Fakultas Teknik UGM dalam sebuah ruang belajar online. Papirus tercipta untuk mengatasi keterbatasan antara dosen dan mahasiswa JTETI Fakultas Teknik UGM, terutama dalam hal waktu dan ruang. Dengan Papirus maka dosen dan mahasiswa tidak harus berada dalam satu dimensi ruang dan waktu. Tujuan utama dibangunnya sistem ini adalah memperkenalkan Papirus dengan teknologi Moodle sebagai salah satu mesin untuk membangun sebuah pendidikan online (e-learning). Sistem ini sengaja didesain agar dapat dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di fakultas. Keamanan terhadap aplikasi e-learning bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa tantangan ketika akan melakukan pengamanan terhadap aplikasi elearning. Tantangan ini bisa muncul dari dua perspektif, yaitu dari sisi penyelenggara e-learning dan pengguna e-learning. Isu-isu keamanan dalam aplikasi e-learning bersesuaian dengan isu-isu dasar seperti pada sistem keamanan dalam aplikasi web. Misalnya kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh orang luar ataupun mahasiswa untuk memasuki sistem elearning. Hal ini sesuai dengan isu keamanan confidentiality dan authentification, yaitu, misalnya akses untuk orang yang berperan sebagai dosen harus berbeda dengan seorang mahasiswa, dan oleh karena itu harus ada langkah pengamanan untuk hal ini, sehingga tidak ada mahasiswa yang dapat memanipulasi informasi yang tersimpan pada sistem e-learning. Keaslian integritas suatu data yang tersimpan dalam sistem e-learning juga harus dijaga. Input data dalam aplikasi harus dipastikan tidak dapat dimodifikasi lagi sehingga terjaga keasliannya (misal jawaban ujian), kecuali untuk data-data yang memang bersifat fleksibel untuk dimodifikasi. Kepastian availability bisa terpenuhi, yaitu bahwa aplikasi e-learning dapat diakses dari manapun dan kapanpun. 1.2 Tujuan Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem e-learning Papirus di Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informatika Fakultas Teknik UGM. ISSN: 2089-9815 b. Mengetahui sistem keamanan yang diterapkan dalam e-learning Papirus FT UGM. 1.3 Landasan Teori a. Pengertian E-Learning Pengertian e-learning sangat luas, sehingga banyak pakar yang mengemukakan pendapat tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang secara tepat. Darin E. Hartley (2001) menyatakan, E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com (2001) dalam Glossary of Elearning Terms menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Jaya Kumar C. Koran (2002) mendefinisikan elearning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam elearning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usahausaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. b. Komponen E-Learning Secara garis besar, Wahono (2008) mengkategorikan tiga komponen utama yang menyusun elearning seperti terlihat pada gambar 1, yaitu: 1) Sistem dan Aplikasi e-Learning Proses penyelenggaraan e-Learning, membutuhkan sebuah sistem perangkat lunak yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS) Sistem ini berfungsi untuk mengatur tata laksana penyelenggaraan pembelajaran di dalam model e-learning seperti manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian online, dan segala fitur yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. LMS banyak yang open source seperti moodle, sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas. 2) Konten e-Learning (Isi) Konten dan bahan ajar yang ada pada eLearning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif), Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku 292 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015 pelajaran biasa) atau kombinasi dari keduanya. Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh mahasiswa kapanpun dan dimanapun. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-learning dari sisi konten. Sedangkan pengguna pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar yang mengajar, peserta didik yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar. 3) Infrastruktur e-Learning (Peralatan) Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference / video conference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference/ videoconference. 5. 6. 7. 8. ISSN: 2089-9815 belajar, bagaimana desain, metode, dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan. Etika Adanya etika penyelenggaraan e-Learning, seperti masalah hak cipta, hak kekayaan intelektual, aturan main yang berlaku khusus (seperti sistem evaluasi, kebijakan khusus, dan lain-lain). Desain tampilan Desain tampilan yang meliputi tampilan situs, isi, navigasi, aksesibilitas, interaktifitas, kecepatan, dan lainnya. Sumber daya pendukung Sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung proses e-learning. Evaluasi Untuk melihat keberhasilan penyelenggaraan e-Learning maka perlu dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran maupun penyelenggaraan e-learning. Gambar 1. Komponen E-Learning c. Kerangka E-Learning Badrul Khan (2005) menjelaskan bahwa terdapat delapan dimensi untuk mengembangkan elearning dengan masing-masing dimensi saling terkait dan saling berpengaruh sebagai suatu system, seperti terlihat pada gambar 2. 1. Institusional (Penyelenggara) Adanya unsur penyelenggara yang mengelola masalah akademik, administrasi, dan layanan kepada peserta didik. 2. Manajemen Adanya unsur pengelolaan yang terkait dengan pengelolaan pembelajaran dan distribusi informasi. 3. Teknologi Adanya infrastruktur untuk mendukung sistem penyelenggaraan e-Learning. Hal ini meliputi perencanaan dan penyiapan infrastruktur hadware dan software seperti internet, LAN, WAN, koneksi, bandwidth computer, server, software, dan lain-lain). 4. Pedagogik Adanya unsur proses belajar dan mengajar yang meliputi apa yang dipelajari, apa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, siapa yang Gambar 2. Kerangka E-Learning d. Learning Management System Learning Management System (LMS) atau Course Management System (CMS) juga dikenal sebagai Virtual Learning Environtment (VLE) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh kalangan pendidik, baik universitas/perguruan tinggi dan sekolah sebagai media pembelajaran online berbasis internet (e-learning). Dengan menggunakan LMS, dosen/guru/ instruktur dapat mengelola program/kelas dan bertukar informasi dengan siswa. Selain itu, akses terhadap materi pembelajaran yang berlangsung dalam kurun waktu yang telah ditentukan juga dapat dilakukan. Fitur-fitur yang tersedia dalam LMS untuk institusi pendidikan (Amiroh, 2012) adalah sebagai berikut: • Pengelolaan hak akses pengguna (user). • Pengelolaan courses. 293 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015 ISSN: 2089-9815 • • • • • Pengelolaan bahan ajar (resource). Pengelolaan aktivitas (activity). Pengelolaan nilai (grades) Menampilkan nilai (score), dan transkrip. Pengelolaan visualisasi e-learning, sehingga bisa diakses dengan web browser. Jadi, Learning Management System membuat siswa dan guru/dosen masuk ke dalam ruang “kelas digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi, mengerjakan kuis online, dan sebagainya) serta mengakses materi-materi pembelajaran dimana saja dan kapan saja selama terkoneksi dengan internet. e. Konsep Pengamanan Sistem Informasi Teknologi pengendalian akses berusaha mengotomatisasi proses untuk menjawab dua pertanyaan dasar. Pertanyaan pertama, “Siapakah Anda?”, Kedua, “Apakah Anda benar-benar seperti yang Anda katakana?”. Pertanyaan pertama mewakili fungsi identifikasi, sedangkan pertanyaan kedua mewakili fungsi otentikasi atau verifikasi (pembuktian). Pendekatan umum untuk memperoleh akses adalah metode pengamanan satu faktor (single-factor security). Contohnya, kunci rumah atau password. Metode yang lebih canggih menggunakan pengamanan dua factor (two-factor security). Cara ini lebih handal. Contoh paling umum adalah kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Cara ini menggunakan kartu ATM dan nomor pin sebagai dua alat yang tak terpisahkan untuk dapat mengakses sesuatu, misalnya mengakses nomor rekening tabungan. Namun, cara pengamanan ini pun masih memiliki kelemahan, yaitu kedua tanda itu harus berada pada peminta akses. Jadi, kalau hanya kartu dan PIN maka tidak akan bekerja. Kartu ini berfungsi sebagai “user-id” (user identification). Data-data pemilik kartu (misalnya kartu ATM) sudah dicatat oleh penerbit kartu (misalnya bank). Baik nama, alamat, tanggal lahir dan sebagainya dari pemilik kartu sudah ada di database penerbit kartu. Pengamanan 2 faktor ini pada dasarnya mengandung 2 konsep pengamanan (Nugroho, 2008) sebagai berikut: 1) Verifikasi untuk Keperluan Otentikasi Proses ini bertujuan menjawab pertanyaan “Betulkah orang ini sesuai dengan identitas yang ia katakan?”. Pada proses ini orang (subjek) memasukkan atau menunjukkan “userid” (misal kartu ATM), lalu diikuti dengan memasukkan dengan kode pengamannya (misalya pin, password, sidik jari, dan sebagainya). Bila ada kesesuaian diantara keduanya maka akses diberikan. Pada jenis ini proses dilakukan 1 terhadap 1 (one to one). Proses ini disebut otentikasi atau verifikasi seperti yang terlihat pada gambar 3. Gambar 3. Verifikasi atau Otentikasi 2) Rekognisi untuk Keperluan Identifikasi Proses ini bertujuan menjawab “Siapakah Dia”. Pada proses ini orang (subjek) memasukkan atau menunjukkan kode pengamannya (misal pin, password, sidik jari, dan sebagainya). Lalu, alat (misal komputer) melacak ke dalam database yang ada dan mencari objek yang sesuai. Bila ditemukan, lalu ditampilkan identitas si pemilik kode pengaman tersebut. Pada jenis ini proses dilakukan 1 terhadap n (banyak) atau istilah lainnya “One to Many”. Lihat gambar 4. Proses ini disebut identifikasi. Proses “screening” (pencocokan seseorang dengan daftar pencarian yang ada) pada dasarnya adalah proses identifikasi. Gambar 4. Rekognisi atau identifikasi 2. PEMBAHASAN 2.1 Kelebihan dan Kekurangan E-Learning Papirus Sistem e-Learning Papirus di Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informatika Fakultas Teknik UGM dikembangkan dengan menggunakan teknologi moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment). Moodle adalah sebuah sebuah program aplikasi yang dapat mengubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan mahasiswa untuk masuk kedalam “ruang kelas digital” untuk mengakses materi-materi pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya. Dengan menggunakan Moodle, seorang dosen dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. Sistem e-learning Papirus dapat diakses secara online dengan alamat http://papirus2.te.ugm.ac.id/. Setelah mengakses alamat tersebut maka akan tampil halaman depan Papirus seperti terlihat pada gambar 5. Sistem ini dibangun dengan konsep ELearning (pembelajaran secara elektronik) ataupun Distance Learning (Pembelajaran Jarak Jauh). Dengan konsep ini sistem belajar mengajar tidak terbatas ruang dan waktu. Seorang dosen dapat memberikan materi kuliah dari mana saja. Begitu juga seorang mahasiswa dapat mengikuti kuliah dari mana saja asal terkoneksi dengan jaringan internet. 294 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015 Gambar 5. Halaman Depan Papirus Selain itu proses kegiatan tugas ataupun kuis dapat dilakukan dengan jarak jauh juga. Seorang dosen dapat membuat materi soal ujian secara online dengan mudah. Sekaligus juga proses ujian atau kuis tersebut dapat dilakukan secara online sehingga tidak membutuhkan kehadiran peserta ujian dalam suatu tempat. Berbagai bentuk materi pembelajaran dapat dimasukkan dalam aplikasi e-learning ini. Berbagai sumber (resource) dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran. Naskah tulisan yang ditulis dari aplikasi pengolah kata Microsoft Word, materi presentasi yang berasal dari Microsoft Power Point, Animasi Flash dan bahkan materi dalam format audio dan video dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran. Kelebihan Moodle Banyak hal yang membuat Moodle berbeda dengan yang lain, diantaranya: Sederhana, efisien dan ringan serta kompatibel dengan banyak browser. Instalasi yang sangat mudah Dukungan berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia Tersedianya manajemen situs untuk melakukan pengaturan situs secara keseluruhan, perubahan modul dan lain sebagainya. Tersedianya manajemen pengguna (user management) Tersedianya manajemen course yang baik. Tersedianya modul chart, modul polling, modul forum, modul untuk jurnal, modul untuk kuis, modul untuk workshop dan survey, serta masih banyak lagi. Beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh moodle adalah sebagai berikut: Assignment Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi tugas dan mengumpulkan tugas dengan cara mengirimkan file hasil pekerjaan mereka. ISSN: 2089-9815 Chat Fasilitas ini digunakan oleh pengajar dan peserta pembelajaran untuk saling berinteraksi secara online dengan cara berdialog teks (percakapan online) Forum Merupakan forum diskusi secara online antara pengajar dan peserta pembelajaran yang membahas topik-topik yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Quiz Fasilitas ini digunakan oleh pengajar untuk melakukan ujian atau tes secara online (online test) Survey Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat. Sistem e-learning Papirus mendukung pendistribusian paket pembelajaran dalam format SCORM (Shareble Content Object Reference Model). SCORM adalah standar pendistribusian paket pembelajaran elektronik yang dapat digunakan untuk menampung berbagai macam format materi pembelajaran, baik dalam bentuk teks, animasi, audio dan video. Dengan menggunakan format SCORM maka materi pembelajaran dapat digunakan dimana saja pada apalikasi e-learning lain yang mendukung SCORM. Saat ini telah banyak aplikasi e-learning yang mendukung format SCORM ini. Dengan demikian maka antar lembaga pendidikan, sekolah ataupun kampus dapat saling bertukar materi e-learning untuk saling mendukung materi pembelajaran elektronik ini. Dosen atau pengajar cukup membuat sebuah materi e-learning dan menyimpannya dalam file dengan format SCORM dan memberikan materi pembelajaran tersebut dimanapun dosen atau pengajar itu bertugas. Dari pengalaman dan berbagai literatur tentang manfaat penggunaan e-learning dalam pembelajaran terbuka dan jarak jauh dapat disebutkan sebagai berikut: Tersedianya fasilitas e-moderating di mana dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja tanpa dibatasi jarak, tempat, dan waktu. Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet Mahasiswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja saat diperlukan Jika mahasiswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajari, dapat mengakses internet Baik dosen maupun mahasiswa dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang 295 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015 dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak Berubahnya peran mahasiswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif Relatif lebih efisien. Akan tetapi selain kelebihan tersebut di atas, pemanfaatan internet untuk e-learning juga tak luput dari kekurangan, antara lain: Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa bahkan antar mahasiswa. Cenderung mengabaikan aspek akademik atau sosial, sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis. Proses belajar-mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. Berubahnya peran dosen yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik menggunakan TIK. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. 2.2 Konsep Keamanan E-Learning Papirus Dalam pengamanan sistem e-Learning Papirus menggunakan pengamanan yang pada dasarnya mengandung konsep sebagai berikut: Single Sign On (SSO) Adalah layanan yang memungkinkan pengguna hanya memasukkan nama pengguna dan kata sandi sekali, dan kemudian sudah terotentikasi ke berbagai layanan. Dalam hal ini akun yang digunakan adalah akun Email UGM. Jadi, akun E-mail UGM selain digunakan untuk membuka email juga bisa digunakan untuk login ke sistem e-learning dan layanan-layanan lainnya yang disediakan oleh UGM. Layanan single sign on sangat membantu pengguna untuk mengakses banyak layanan tanpa repot-repot memasukkan nama dan kata sandi lagi. Dengan hanya mengingat satu kata sandi untuk banyak layanan tentu mempermudah pengguna untuk mengingatnya. Penggunapun bisa memilih kata sandi yang lebih baik dan sulit ditebak demi menjaga keamanan akun terhadap orang-orang yang iseng. Disamping kemudahan yang didapatkan, pengguna juga wajib berhati-hati atas kata sandi masing-masing. Jangan sampai kata sandi tersebut sampai diketahui orang lain, karena jika akun dan kata sandi diketahui orang lain, seluruh sumberdaya layanan itu akan dapat dimanfaatkan oleh orang tersebut. Itulah efek negatif layanan single sign on. Dari sisi admin, layanan single sign on sangat memudahkan pemeliharaan data, karena hanya cukup memelihara data tunggal yang terpusat. Hanya saja admin lebih bekerja keras pada awalnya ISSN: 2089-9815 untuk menerapkan layanan single sign on pada tiap layanan yang sudah dimiliki. Untuk implementasi single sign on, saat ini sudah banyak aplikasi open source yang dapat dimanfaatkan, salah satunya yang digunakan UGM adalah CAS (Central Authentication Services). SSO dengan Menggunakan CAS CAS atau Central Authentication Service merupakan salah satu aplikasi yang dapat digunakan sebagai implementasi single sign on atau SSO. Keuntungan dari penggunaan CAS antara lain: Protokol yang terbuka dan terdokumentasi dengan baik Aplikasi Java dengan kode terbuka Pustaka client yang beragam, mulai dari java, php, .Net, Perl, Apache, dll. Terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi lainnya seperti Moodle, Joomla, WikiWiki, dll Dukungan komunitas yang luas Sebelum menggunakan CAS, beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut: Menentukan jenis otentikasi yang akan dipakai: misal LDAP (Lightweight Directory Access Protocol), MySql, IMAP (Internet Message Access Protocol), dll. Daftar aplikasi-aplikasi yang akan diintegrasikan dengan CAS Mencari dukungan pustaka client untuk aplikasiaplikasi yang akan diintegrasikan Sertifikat SSL (Secure Socket Layer) yang resmi untuk implementasi Spesifikasi server untuk menangani CAS Setelah persiapan dilakukan, selanjutnya yaitu men-deploy server CAS dan kemudian dilanjutkan dengan men-deploy CAS Client. Sebelum melakukan implementasi dipastikan semua diujicoba terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ujicoba yaitu: Apakah SSL bekerja dengan baik? Apakah pengguna dapat terotentikasi dengan benar? Apakah atribut yang dikirim server sudah sesuai? Apakah aplikasi client sudah terotorisasi oleh server dengan benar? Adapun gambaran hasil implementasi SSO dengan CAS adalah sebagai berikut: Pengguna mengakses alamat web e-learning, setelah muncul halaman depan sistem e-learning Papirus, pada bagian pojok kanan atas ada menu untuk login ke sistem. Lihat gambar 6. 296 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015 Gambar 6. Login Sistem e-Learning Setelah dipilih menu login akan muncul pilihan sistem otentikasi, dari sini bisa dipilih menu otentikasi menggunakan SSO UGM, seperti pada gambar 7. Gambar 7. Pilihan Otentikasi Setelah dipilih sistem otentikasi dengan SSO UGM, user akan digiring ke halaman server web Single Sign On. Di sini akan diminta untuk memasukkan user-id dan password sama dengan akun email UGM, seperti yang terlihat pada gambar 8. ISSN: 2089-9815 Secara garis besar, setiap halaman Papirus dapat dibagi menjadi lima bagian utama, yaitu: - Header Bagian ini terletak di atas halaman, terdiri atas hiasan judul dan bar navigasi. Bar navigasi ini akan membantu untuk mengetahui posisi pengguna sekarang, sehingga tidak tersesat. - Menu Kiri Bagian yang terletak di samping kiri halaman ini terdapat menu-menu utama dalam pengoperasian Papirus. Di sini terdapat menu untuk melihat kategori mata kuliah, mencari mata kuliah yang sudah tersedia, dan lain-lain. - Bagian Utama Bagian ini meliputi isi dari forum tanggapan, materi kuliah, dan lain-lain. - Menu Kanan Di bagian kanan terdapat menu kalender kegiatan, even yang akan datang, aktifitas lalu, dan lain-lain. - Footer Bagian ini di bawah halaman dan terdapat link untuk kembali ke halaman utama. Dari menu utama e-learning Papirus dapat dipilih mata kuliah yang akan pengguna ikuti. Setelah memilih mata kuliah pengguna akan disodori pertanyaan lagi berupa enrolement key untuk masuk ke halaman mata kuliah, seperti terlihat pada gambar 10. Hanya pengguna yang mengetahui kata kunci (enrolement key) saja yang bisa mendaftar mata kuliah (informasi kata kunci biasanya disampaikan secara langsung atau lewat email). Gambar 10. Enrolement key Gambar 8. Halaman Single Sign On Setelah sukses melakukan login SSO, maka pengguna akan masuk ke halaman menu utama e-learning Papirus, seperti pada gambar 9. Gambar 9. Menu Utama E-learning Papirus Setelah bisa masuk ke halaman kuliah online, pengguna dapat mengakses semua materi kuliah yang sudah disediakan oleh pengajar. 3. KESIMPULAN Dari pembahasan paper ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) E-Learning merupakan aplikasi internet yang dapat menghubungkan antara dosen dan mahasiswa dalam sebuah ruang belajar online. E-learning tercipta untuk mengatasi keterbatasan antara dosen dan mahasiswa, terutama dalam hal ruang dan waktu. 2) Penerapan e-learning sebaiknya disesuaikan dan diimbangi dengan pengajaran secara konvensional dalam rangka menjaga efek negatif dari sifat pengajaran jarak jauh atau distance 297 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015) Yogyakarta, 28 Maret 2015 learning sehingga universitas masih menjadi media pembelajaran dan pendidikan bagi mahasiswa sehingga proses belajar lebih optimal. 3) Perlu dilakukan evaluasi sistem e-learning untuk mengetahui tingkat kesuksesan sistem dan untuk keberlanjutan sistem di masa yang akan datang. PUSTAKA Amiroh. 2012. Membangun e-Learning dengan LMS Moodle. Genta Group Production. Sidoarjo. Darin E. Hartley. 2001. Selling E-Learning, American Society for Training andDevelopment. Jaya, Kumar C. Koran. 2002. Aplikasi e-Learning Dalam Pengajaran dan Pembelajaran di Sekolah-sekolah Malaysia: Cadangan Pelaksanaan Pada Scenario Masa Kini, Pasukan Projek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementerian Pendidikan Malaysia. Khan, Badrul. 2005. Managing e-Learning Strategies: Design, Delivery, Implementation and Evaluation. USA: Information Science Publishing – Idea Groups. LearnFrame.com. 2001. Glossary of E-Learning Tearms. Nugroho, Eko. 2008. Sistem Informasi Manajemen, Konsep, Aplikasi, & Perkembangannya. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Purbo, Onno W. 2002. Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan MySQL. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta. Wahono, R. S. 2008. “Meluruskan salah kaprah tentang e-learning”, http://romisatriawahono.net/ 2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-elearning/ diakses 20 Januari 2015. 298 ISSN: 2089-9815