e-learning papirus di jurusan teknik elektro ft ugm dan

advertisement
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015)
Yogyakarta, 28 Maret 2015
ISSN: 2089-9815
E-LEARNING PAPIRUS DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT UGM
DAN SISTEM OTENTIKASINYA
1
Albert Adi Pranata1, Eko Nugroho2
Program Studi S2 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 547506
2
Pengelola MIP, Dosen Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Jl. Teknika Utara, Pogung, Sleman, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 544975
E-mail: [email protected], [email protected]
ABSTRAKS
Tantangan Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informatika (JTETI) Fakultas Teknik UGM di era teknologi
informasi saat ini adalah dengan tetap eksis dengan jati diri yang mantap tanpa harus ketinggalan dinamika
jaman dan mendapatkan apresiasi yang layak dari masyarakat. Sistem E-Learning Papirus adalah satu inovasi
metode pembelajaran yang dipilih oleh JTETI Fakultas Teknik UGM. Papirus merupakan aplikasi yang dapat
menghubungkan antara dosen dan mahasiswa JTETI Fakultas Teknik UGM dalam sebuah ruang belajar online.
Papirus tercipta untuk mengatasi keterbatasan antara dosen dan mahasiswa JTETI Fakultas Teknik UGM,
terutama dalam hal waktu dan ruang. Dengan Papirus maka dosen dan mahasiswa tidak harus berada dalam
satu dimensi ruang dan waktu. Tujuan utama dibangunnya sistem ini adalah memperkenalkan Papirus dengan
teknologi Moodle sebagai salah satu mesin untuk membangun sebuah pendidikan online (e-learning). Sistem ini
sengaja didesain agar dapat dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa dalam mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran di fakultas. Dalam pengamanan sistem e-Learning Papirus menggunakan pengamanan yang pada
dasarnya mengandung konsep otentikasi single sign on. Single sign on adalah layanan yang memungkinkan
pengguna hanya memasukkan nama pengguna dan kata sandi sekali, dan kemudian sudah terotentikasi ke
berbagai layanan. Implementasi single sign on yang dapat dimanfaatkan salah satunya yang digunakan UGM
adalah CAS (Central Authentication Services).
Kata Kunci: e-Learning, papirus, moodle, keamanan, CAS
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tetap eksis dengan jati diri yang mantap tanpa
harus ketinggalan dinamika jaman dan mendapatkan
apresiasi yang layak dari masyarakat adalah
tantangan Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi
Informatika (JTETI) Fakultas Teknik UGM di era
teknologi informasi saat ini. Senantiasa melakukan
up date terhadap substansi kurikulum dan
melakukan inovasi metode pembelajaran menjadi
suatu keniscayaan. Sistem E-Learning Papirus
adalah satu inovasi metode pembelajaran yang
dipilih oleh JTETI Fakultas Teknik UGM. Berikut
alasan-alasan pentingnya sistem E-Learning di
JTETI Fakultas Teknik UGM:
1) E-Learning sejalan dengan Rencana Strategis
(Renstra) UGM yang dijabarkan dalam Rencana
Operasional (Renop)-nya, juga relevan dengan
cita-cita JTETI Fakultas Teknik UGM yang
sedang dikembangkan untuk menjadi institusi
riset terkemuka di bidang ilmu teknik elektro dan
teknologi informatika. Sistem ini diharapkan
dapat mendorong sinergi berbagai aspek
pekerjaan
yang
selanjutnya
mendukung
sosialisasi pembelajaran di JTETI Fakultas
Teknik UGM dan mendukung proses belajar
mengajar secara keseluruhan.
2) Kompetisi dalam dunia pendidikan dan usaha
pelayanan yang maksimal perlu diadaptasikan
dengan sistem informasi dan teknologi yang
berbasis pada kecepatan, besaran dan akurasi.
Diseminasi informasi kebijakan dan hasil-hasil
pengetahuan ilmiah JTETI Fakultas Teknik
UGM tidak akan berkembang jika tidak beralih
pada sistem informasi dan komunikasi yang lebih
berorientasi pada kecepatan, besaran dan akurasi.
3) Relevansi dengan Tri Darma. Sistem E-Learning,
dilihat
dari
aspek
darma
pendidikan,
memungkinkan
bagi pengembangan media
pembelajaran. Dilihat dari aspek darma
penelitian, sistem E-Learning memungkinkan
tersedianya fasilitas pendukung aktivitas
penelitian, terutama ketersediaan sumber
informasi dan pustaka. Sistem ini mendukung
visi UGM menjadi research university bertaraf
internasional.
E-learning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung
belajar mengajar dengan media Internet, jaringan
komputer, maupun komputer standalone. Pada
awalnya e-learning hanya berfokus pada sistem
belajar jarak jauh (distance learning), yang
bertujuan untuk mempermudah proses belajar
mengajar yang dapat dilakukan dimana saja tanpa
291
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015)
Yogyakarta, 28 Maret 2015
harus di kelas dengan memanfaatkan jaringan yang
ada. Namun seiring dengan berkembangnya
teknologi web saat ini, maka cakupan e-learningpun semakin luas, seperti dibuatnya web yang
menyediakan berbagai bahan perkuliahan, yang
didalamnya bisa juga dilakukan diskusi pelajaran,
ujian online, dan lain-lain.
Papirus merupakan aplikasi e-learning yang
dapat menghubungkan antara dosen dan mahasiswa
JTETI Fakultas Teknik UGM dalam sebuah ruang
belajar online. Papirus tercipta untuk mengatasi
keterbatasan antara dosen dan mahasiswa JTETI
Fakultas Teknik UGM, terutama dalam hal waktu
dan ruang. Dengan Papirus maka dosen dan
mahasiswa tidak harus berada dalam satu dimensi
ruang dan waktu. Tujuan utama dibangunnya sistem
ini adalah memperkenalkan Papirus dengan
teknologi Moodle sebagai salah satu mesin untuk
membangun sebuah pendidikan online (e-learning).
Sistem ini sengaja didesain agar dapat dimanfaatkan
oleh dosen dan mahasiswa dalam mengoptimalkan
kegiatan pembelajaran di fakultas.
Keamanan terhadap aplikasi e-learning bukanlah
hal yang mudah. Ada beberapa tantangan ketika
akan melakukan pengamanan terhadap aplikasi elearning. Tantangan ini bisa muncul dari dua
perspektif, yaitu dari sisi penyelenggara e-learning
dan pengguna e-learning.
Isu-isu keamanan dalam aplikasi e-learning
bersesuaian dengan isu-isu dasar seperti pada sistem
keamanan dalam aplikasi
web.
Misalnya
kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh orang
luar ataupun mahasiswa untuk memasuki sistem elearning. Hal ini sesuai dengan isu keamanan
confidentiality dan authentification, yaitu, misalnya
akses untuk orang yang berperan sebagai dosen
harus berbeda dengan seorang mahasiswa, dan oleh
karena itu harus ada langkah pengamanan untuk hal
ini, sehingga tidak ada mahasiswa yang dapat
memanipulasi informasi yang tersimpan pada sistem
e-learning.
Keaslian integritas suatu data yang tersimpan
dalam sistem e-learning juga harus dijaga. Input
data dalam aplikasi harus dipastikan tidak dapat
dimodifikasi lagi sehingga terjaga keasliannya
(misal jawaban ujian), kecuali untuk data-data yang
memang bersifat fleksibel untuk dimodifikasi.
Kepastian availability bisa terpenuhi, yaitu bahwa
aplikasi e-learning dapat diakses dari manapun dan
kapanpun.
1.2
Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan yang
hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
sistem e-learning Papirus di Jurusan Teknik
Elektro dan Teknologi Informatika Fakultas
Teknik UGM.
ISSN: 2089-9815
b. Mengetahui sistem keamanan yang diterapkan
dalam e-learning Papirus FT UGM.
1.3 Landasan Teori
a. Pengertian E-Learning
Pengertian e-learning sangat luas, sehingga
banyak pakar yang mengemukakan pendapat tentang
definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang
secara tepat.
Darin E. Hartley (2001) menyatakan, E-learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet
atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com (2001) dalam Glossary of Elearning Terms menyatakan suatu definisi yang
lebih luas bahwa E-learning
adalah
sistem
pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar dengan media
Internet, jaringan komputer, maupun komputer
standalone.
Jaya Kumar C. Koran (2002) mendefinisikan elearning sebagai sembarang pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau
bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning
sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang
dilakukan melalui media internet.
Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa
istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam elearning digunakan sebagai istilah untuk segala
teknologi yang digunakan untuk mendukung usahausaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.
b. Komponen E-Learning
Secara garis besar, Wahono (2008) mengkategorikan tiga komponen utama yang menyusun elearning seperti terlihat pada gambar 1, yaitu:
1) Sistem dan Aplikasi e-Learning
Proses
penyelenggaraan
e-Learning,
membutuhkan sebuah sistem perangkat lunak
yang sering disebut
dengan
Learning
Management System (LMS) Sistem ini berfungsi
untuk mengatur tata laksana penyelenggaraan
pembelajaran di dalam model e-learning seperti
manajemen kelas, pembuatan materi atau konten,
forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian
online, dan segala fitur yang berhubungan
dengan proses belajar mengajar. LMS banyak
yang open source seperti moodle, sehingga bisa
dimanfaatkan dengan mudah dan murah untuk
dibangun di sekolah dan universitas.
2) Konten e-Learning (Isi)
Konten dan bahan ajar yang ada pada eLearning system (Learning Management
System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam
bentuk multimedia-based Content (konten
berbentuk multimedia interaktif), Text-based
Content (konten berbentuk teks seperti pada buku
292
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015)
Yogyakarta, 28 Maret 2015
pelajaran biasa) atau kombinasi dari keduanya.
Biasa disimpan dalam Learning Management
System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh
mahasiswa kapanpun dan dimanapun. Ini
langkah
menarik
untuk
mempersiapkan
perkembangan e-learning dari sisi konten.
Sedangkan pengguna pelaksanakan e-learning
boleh dikatakan sama dengan proses belajar
mengajar konvensional, yaitu perlu adanya
pengajar yang mengajar, peserta didik yang
menerima bahan ajar dan administrator yang
mengelola administrasi dan proses belajar
mengajar.
3) Infrastruktur e-Learning (Peralatan)
Infrastruktur e-Learning dapat berupa
personal computer (PC), jaringan komputer,
internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk
didalamnya peralatan teleconference / video
conference apabila kita memberikan layanan
synchronous learning melalui teleconference/
videoconference.
5.
6.
7.
8.
ISSN: 2089-9815
belajar, bagaimana desain, metode, dan strategi
pembelajaran yang digunakan untuk mencapai
tujuan.
Etika
Adanya etika penyelenggaraan e-Learning,
seperti masalah hak cipta, hak kekayaan
intelektual, aturan main yang berlaku khusus
(seperti sistem evaluasi, kebijakan khusus, dan
lain-lain).
Desain tampilan
Desain tampilan yang meliputi tampilan situs,
isi,
navigasi,
aksesibilitas,
interaktifitas,
kecepatan, dan lainnya.
Sumber daya pendukung
Sumber daya yang dibutuhkan untuk
mendukung proses e-learning.
Evaluasi
Untuk melihat keberhasilan penyelenggaraan
e-Learning maka perlu dilakukan evaluasi untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran maupun
penyelenggaraan e-learning.
Gambar 1. Komponen E-Learning
c. Kerangka E-Learning
Badrul Khan (2005) menjelaskan bahwa
terdapat delapan dimensi untuk mengembangkan elearning dengan masing-masing dimensi saling
terkait dan saling berpengaruh sebagai suatu system,
seperti terlihat pada gambar 2.
1. Institusional (Penyelenggara)
Adanya unsur penyelenggara yang mengelola
masalah akademik, administrasi, dan layanan
kepada peserta didik.
2. Manajemen
Adanya unsur pengelolaan yang terkait
dengan pengelolaan pembelajaran dan distribusi
informasi.
3. Teknologi
Adanya infrastruktur untuk mendukung
sistem penyelenggaraan e-Learning. Hal ini
meliputi perencanaan dan penyiapan infrastruktur
hadware dan software seperti internet, LAN,
WAN, koneksi, bandwidth computer, server,
software, dan lain-lain).
4. Pedagogik
Adanya unsur proses belajar dan mengajar
yang meliputi apa yang dipelajari, apa tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, siapa yang
Gambar 2. Kerangka E-Learning
d. Learning Management System
Learning Management System (LMS) atau
Course Management System (CMS) juga dikenal
sebagai Virtual Learning Environtment (VLE)
merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan
oleh kalangan pendidik, baik universitas/perguruan
tinggi dan sekolah sebagai media pembelajaran
online berbasis internet (e-learning). Dengan
menggunakan LMS, dosen/guru/ instruktur dapat
mengelola program/kelas dan bertukar informasi
dengan siswa. Selain itu, akses terhadap materi
pembelajaran yang berlangsung dalam kurun waktu
yang telah ditentukan juga dapat dilakukan.
Fitur-fitur yang tersedia dalam LMS untuk
institusi pendidikan (Amiroh, 2012) adalah sebagai
berikut:
• Pengelolaan hak akses pengguna (user).
• Pengelolaan courses.
293
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015)
Yogyakarta, 28 Maret 2015
ISSN: 2089-9815
•
•
•
•
•
Pengelolaan bahan ajar (resource).
Pengelolaan aktivitas (activity).
Pengelolaan nilai (grades)
Menampilkan nilai (score), dan transkrip.
Pengelolaan visualisasi e-learning, sehingga bisa
diakses dengan web browser.
Jadi, Learning Management System membuat
siswa dan guru/dosen masuk ke dalam ruang “kelas
digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi,
mengerjakan kuis online, dan sebagainya) serta
mengakses materi-materi pembelajaran dimana saja
dan kapan saja selama terkoneksi dengan internet.
e. Konsep Pengamanan Sistem Informasi
Teknologi pengendalian akses berusaha
mengotomatisasi proses untuk menjawab dua
pertanyaan dasar. Pertanyaan pertama, “Siapakah
Anda?”, Kedua, “Apakah Anda benar-benar seperti
yang Anda katakana?”. Pertanyaan pertama
mewakili fungsi identifikasi, sedangkan pertanyaan
kedua mewakili fungsi otentikasi atau verifikasi
(pembuktian). Pendekatan umum untuk memperoleh
akses adalah metode pengamanan satu faktor
(single-factor security). Contohnya, kunci rumah
atau password. Metode yang lebih canggih
menggunakan pengamanan dua factor (two-factor
security). Cara ini lebih handal. Contoh paling
umum adalah kartu Anjungan Tunai Mandiri
(ATM). Cara ini menggunakan kartu ATM dan
nomor pin sebagai dua alat yang tak terpisahkan
untuk dapat mengakses sesuatu, misalnya
mengakses nomor rekening tabungan. Namun, cara
pengamanan ini pun masih memiliki kelemahan,
yaitu kedua tanda itu harus berada pada peminta
akses. Jadi, kalau hanya kartu dan PIN maka tidak
akan bekerja. Kartu ini berfungsi sebagai “user-id”
(user identification). Data-data pemilik kartu
(misalnya kartu ATM) sudah dicatat oleh penerbit
kartu (misalnya bank). Baik nama, alamat, tanggal
lahir dan sebagainya dari pemilik kartu sudah ada di
database penerbit kartu.
Pengamanan 2 faktor ini pada dasarnya
mengandung 2 konsep pengamanan (Nugroho,
2008) sebagai berikut:
1) Verifikasi untuk Keperluan Otentikasi
Proses ini bertujuan menjawab pertanyaan
“Betulkah orang ini sesuai dengan identitas
yang ia katakan?”. Pada proses ini orang
(subjek) memasukkan atau menunjukkan “userid” (misal kartu ATM), lalu diikuti dengan
memasukkan dengan kode pengamannya
(misalya pin, password, sidik jari, dan
sebagainya). Bila ada kesesuaian diantara
keduanya maka akses diberikan. Pada jenis ini
proses dilakukan 1 terhadap 1 (one to one).
Proses ini disebut otentikasi atau verifikasi
seperti yang terlihat pada gambar 3.
Gambar 3. Verifikasi atau Otentikasi
2) Rekognisi untuk Keperluan Identifikasi
Proses ini bertujuan menjawab “Siapakah Dia”.
Pada proses ini orang (subjek) memasukkan atau
menunjukkan kode pengamannya (misal pin,
password, sidik jari, dan sebagainya). Lalu, alat
(misal komputer) melacak ke dalam database yang
ada dan mencari objek yang sesuai. Bila ditemukan,
lalu ditampilkan identitas si pemilik kode pengaman
tersebut. Pada jenis ini proses dilakukan 1 terhadap n
(banyak) atau istilah lainnya “One to Many”. Lihat
gambar 4. Proses ini disebut identifikasi.
Proses “screening” (pencocokan seseorang
dengan daftar pencarian yang ada) pada dasarnya
adalah proses identifikasi.
Gambar 4. Rekognisi atau identifikasi
2. PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Papirus
Sistem e-Learning Papirus di Jurusan Teknik
Elektro dan Teknologi Informatika Fakultas Teknik
UGM dikembangkan dengan menggunakan
teknologi moodle (Modular Object Oriented
Dynamic Learning Environment). Moodle adalah
sebuah sebuah program aplikasi yang dapat
mengubah sebuah media pembelajaran kedalam
bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan mahasiswa
untuk masuk kedalam “ruang kelas digital” untuk
mengakses materi-materi pembelajaran yang telah
disediakan sebelumnya. Dengan menggunakan
Moodle, seorang dosen dapat membuat materi
pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain.
Sistem e-learning Papirus dapat diakses secara
online dengan alamat http://papirus2.te.ugm.ac.id/.
Setelah mengakses alamat tersebut maka akan
tampil halaman depan Papirus seperti terlihat pada
gambar 5. Sistem ini dibangun dengan konsep ELearning (pembelajaran secara elektronik) ataupun
Distance Learning (Pembelajaran Jarak Jauh).
Dengan konsep ini sistem belajar mengajar tidak
terbatas ruang dan waktu. Seorang dosen dapat
memberikan materi kuliah dari mana saja. Begitu
juga seorang mahasiswa dapat mengikuti kuliah dari
mana saja asal terkoneksi dengan jaringan internet.
294
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015)
Yogyakarta, 28 Maret 2015



Gambar 5. Halaman Depan Papirus
Selain itu proses kegiatan tugas ataupun kuis
dapat dilakukan dengan jarak jauh juga. Seorang
dosen dapat membuat materi soal ujian secara online
dengan mudah. Sekaligus juga proses ujian atau kuis
tersebut dapat dilakukan secara online sehingga
tidak membutuhkan kehadiran peserta ujian dalam
suatu tempat.
Berbagai bentuk materi pembelajaran dapat
dimasukkan dalam aplikasi e-learning ini. Berbagai
sumber (resource) dapat ditempelkan sebagai materi
pembelajaran. Naskah tulisan yang ditulis dari
aplikasi pengolah kata Microsoft Word, materi
presentasi yang berasal dari Microsoft Power Point,
Animasi Flash dan bahkan materi dalam format
audio dan video dapat ditempelkan sebagai materi
pembelajaran.
Kelebihan Moodle
Banyak hal yang membuat Moodle berbeda
dengan yang lain, diantaranya:
 Sederhana, efisien dan ringan serta kompatibel
dengan banyak browser.
 Instalasi yang sangat mudah
 Dukungan berbagai bahasa termasuk Bahasa
Indonesia
 Tersedianya manajemen situs untuk melakukan
pengaturan situs secara keseluruhan, perubahan
modul dan lain sebagainya.
 Tersedianya manajemen pengguna (user
management)
 Tersedianya manajemen course yang baik.
 Tersedianya modul chart, modul polling, modul
forum, modul untuk jurnal, modul untuk kuis,
modul untuk workshop dan survey, serta masih
banyak lagi.
Beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung
oleh moodle adalah sebagai berikut:
 Assignment
Fasilitas ini digunakan untuk memberikan
penugasan kepada peserta pembelajaran secara
online. Peserta pembelajaran dapat mengakses
materi tugas dan mengumpulkan tugas dengan
cara mengirimkan file hasil pekerjaan mereka.

ISSN: 2089-9815
Chat
Fasilitas ini digunakan oleh pengajar dan
peserta pembelajaran untuk saling berinteraksi
secara online dengan cara berdialog teks
(percakapan online)
Forum
Merupakan forum diskusi secara online
antara pengajar dan peserta pembelajaran yang
membahas topik-topik yang berhubungan
dengan materi pembelajaran.
Quiz
Fasilitas ini digunakan oleh pengajar untuk
melakukan ujian atau tes secara online (online
test)
Survey
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan
jajak pendapat.
Sistem
e-learning
Papirus
mendukung
pendistribusian paket pembelajaran dalam format
SCORM (Shareble Content Object Reference
Model). SCORM adalah standar pendistribusian
paket pembelajaran elektronik yang dapat digunakan
untuk menampung berbagai macam format materi
pembelajaran, baik dalam bentuk teks, animasi,
audio dan video. Dengan menggunakan format
SCORM maka materi pembelajaran dapat digunakan
dimana saja pada apalikasi e-learning lain yang
mendukung SCORM. Saat ini telah banyak aplikasi
e-learning yang mendukung format SCORM ini.
Dengan demikian maka antar lembaga pendidikan,
sekolah ataupun kampus dapat saling bertukar
materi e-learning untuk saling mendukung materi
pembelajaran elektronik ini. Dosen atau pengajar
cukup membuat sebuah materi e-learning dan
menyimpannya dalam file dengan format SCORM
dan memberikan materi pembelajaran tersebut
dimanapun dosen atau pengajar itu bertugas.
Dari pengalaman dan berbagai literatur tentang
manfaat penggunaan e-learning dalam pembelajaran
terbuka dan jarak jauh dapat disebutkan sebagai
berikut:
 Tersedianya fasilitas e-moderating di mana
dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi
dengan mudah melalui fasilitas internet secara
regular atau kapan saja tanpa dibatasi jarak,
tempat, dan waktu.
 Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan
bahan ajar yang terstruktur dan terjadwal
melalui internet
 Mahasiswa dapat belajar atau me-review bahan
ajar setiap saat dan di mana saja saat diperlukan
 Jika
mahasiswa
memerlukan
tambahan
informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajari, dapat mengakses internet
 Baik dosen maupun mahasiswa dapat
melaksanakan diskusi melalui internet yang
295
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015)
Yogyakarta, 28 Maret 2015


dapat diikuti dengan jumlah peserta yang
banyak
Berubahnya peran mahasiswa dari yang
biasanya pasif menjadi aktif
Relatif lebih efisien.
Akan tetapi selain kelebihan tersebut di atas,
pemanfaatan internet untuk e-learning juga tak luput
dari kekurangan, antara lain:
 Kurangnya interaksi antara dosen dan
mahasiswa bahkan antar mahasiswa.
 Cenderung mengabaikan aspek akademik atau
sosial, sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek
bisnis.
 Proses belajar-mengajar cenderung ke arah
pelatihan daripada pendidikan.
 Berubahnya peran dosen yang semula
menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini dituntut mengetahui teknik menggunakan
TIK.
 Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi
belajar yang tinggi cenderung gagal.
2.2
Konsep Keamanan E-Learning Papirus
Dalam pengamanan sistem e-Learning Papirus
menggunakan pengamanan yang pada dasarnya
mengandung konsep sebagai berikut:
Single Sign On (SSO)
Adalah layanan yang memungkinkan pengguna
hanya memasukkan nama pengguna dan kata sandi
sekali, dan kemudian sudah terotentikasi ke berbagai
layanan. Dalam hal ini akun yang digunakan adalah
akun Email UGM. Jadi, akun E-mail UGM selain
digunakan untuk membuka email juga bisa
digunakan untuk login ke sistem e-learning dan
layanan-layanan lainnya yang disediakan oleh
UGM.
Layanan single sign on sangat membantu
pengguna untuk mengakses banyak layanan tanpa
repot-repot memasukkan nama dan kata sandi lagi.
Dengan hanya mengingat satu kata sandi untuk
banyak layanan tentu mempermudah pengguna
untuk mengingatnya. Penggunapun bisa memilih
kata sandi yang lebih baik dan sulit ditebak demi
menjaga keamanan akun terhadap orang-orang yang
iseng.
Disamping kemudahan yang didapatkan,
pengguna juga wajib berhati-hati atas kata sandi
masing-masing. Jangan sampai kata sandi tersebut
sampai diketahui orang lain, karena jika akun dan
kata sandi diketahui orang lain, seluruh sumberdaya
layanan itu akan dapat dimanfaatkan oleh orang
tersebut. Itulah efek negatif layanan single sign on.
Dari sisi admin, layanan single sign on sangat
memudahkan pemeliharaan data, karena hanya
cukup memelihara data tunggal yang terpusat.
Hanya saja admin lebih bekerja keras pada awalnya
ISSN: 2089-9815
untuk menerapkan layanan single sign on pada tiap
layanan yang sudah dimiliki.
Untuk implementasi single sign on, saat ini
sudah banyak aplikasi open source yang dapat
dimanfaatkan, salah satunya yang digunakan UGM
adalah CAS (Central Authentication Services).
SSO dengan Menggunakan CAS
CAS atau Central Authentication Service
merupakan salah satu aplikasi yang dapat digunakan
sebagai implementasi single sign on atau SSO.
Keuntungan dari penggunaan CAS antara lain:
 Protokol yang terbuka dan terdokumentasi
dengan baik
 Aplikasi Java dengan kode terbuka
 Pustaka client yang beragam, mulai dari java,
php, .Net, Perl, Apache, dll.
 Terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi lainnya
seperti Moodle, Joomla, WikiWiki, dll
 Dukungan komunitas yang luas
Sebelum menggunakan CAS, beberapa hal yang
perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
 Menentukan jenis otentikasi yang akan dipakai:
misal LDAP (Lightweight Directory Access
Protocol), MySql, IMAP (Internet Message
Access Protocol), dll.
 Daftar aplikasi-aplikasi yang akan diintegrasikan
dengan CAS
 Mencari dukungan pustaka client untuk aplikasiaplikasi yang akan diintegrasikan
 Sertifikat SSL (Secure Socket Layer) yang resmi
untuk implementasi
 Spesifikasi server untuk menangani CAS
Setelah persiapan dilakukan, selanjutnya yaitu
men-deploy server CAS dan kemudian dilanjutkan
dengan men-deploy CAS Client. Sebelum
melakukan implementasi dipastikan semua diujicoba
terlebih dahulu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ujicoba
yaitu:
 Apakah SSL bekerja dengan baik?
 Apakah pengguna dapat terotentikasi dengan
benar?
 Apakah atribut yang dikirim server sudah sesuai?
 Apakah aplikasi client sudah terotorisasi oleh
server dengan benar?
Adapun gambaran hasil implementasi SSO
dengan CAS adalah sebagai berikut:
 Pengguna mengakses alamat web e-learning,
setelah muncul halaman depan sistem e-learning
Papirus, pada bagian pojok kanan atas ada menu
untuk login ke sistem. Lihat gambar 6.
296
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015)
Yogyakarta, 28 Maret 2015
Gambar 6. Login Sistem e-Learning
 Setelah dipilih menu login akan muncul pilihan
sistem otentikasi, dari sini bisa dipilih menu
otentikasi menggunakan SSO UGM, seperti pada
gambar 7.
Gambar 7. Pilihan Otentikasi
 Setelah dipilih sistem otentikasi dengan SSO
UGM, user akan digiring ke halaman server web
Single Sign On. Di sini akan diminta untuk
memasukkan user-id dan password sama dengan
akun email UGM, seperti yang terlihat pada
gambar 8.
ISSN: 2089-9815
Secara garis besar, setiap halaman Papirus dapat
dibagi menjadi lima bagian utama, yaitu:
- Header
Bagian ini terletak di atas halaman, terdiri atas
hiasan judul dan bar navigasi. Bar navigasi ini
akan membantu untuk mengetahui posisi
pengguna sekarang, sehingga tidak tersesat.
- Menu Kiri
Bagian yang terletak di samping kiri halaman
ini
terdapat
menu-menu
utama
dalam
pengoperasian Papirus. Di sini terdapat menu
untuk melihat kategori mata kuliah, mencari mata
kuliah yang sudah tersedia, dan lain-lain.
- Bagian Utama
Bagian ini meliputi isi dari forum tanggapan,
materi kuliah, dan lain-lain.
- Menu Kanan
Di bagian kanan terdapat menu kalender
kegiatan, even yang akan datang, aktifitas lalu,
dan lain-lain.
- Footer
Bagian ini di bawah halaman dan terdapat link
untuk kembali ke halaman utama.
 Dari menu utama e-learning Papirus dapat dipilih
mata kuliah yang akan pengguna ikuti. Setelah
memilih mata kuliah pengguna akan disodori
pertanyaan lagi berupa enrolement key untuk
masuk ke halaman mata kuliah, seperti terlihat
pada gambar 10. Hanya pengguna yang
mengetahui kata kunci (enrolement key) saja
yang bisa mendaftar mata kuliah (informasi kata
kunci biasanya disampaikan secara langsung atau
lewat email).
Gambar 10. Enrolement key
Gambar 8. Halaman Single Sign On
 Setelah sukses melakukan login SSO, maka
pengguna akan masuk ke halaman menu utama
e-learning Papirus, seperti pada gambar 9.
Gambar 9. Menu Utama E-learning Papirus
Setelah bisa masuk ke halaman kuliah online,
pengguna dapat mengakses semua materi kuliah
yang sudah disediakan oleh pengajar.
3.
KESIMPULAN
Dari pembahasan paper ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1) E-Learning merupakan aplikasi internet yang
dapat menghubungkan antara dosen dan
mahasiswa dalam sebuah ruang belajar online.
E-learning tercipta untuk mengatasi keterbatasan
antara dosen dan mahasiswa, terutama dalam hal
ruang dan waktu.
2) Penerapan e-learning sebaiknya disesuaikan dan
diimbangi
dengan
pengajaran
secara
konvensional dalam rangka menjaga efek negatif
dari sifat pengajaran jarak jauh atau distance
297
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2015 (SENTIKA 2015)
Yogyakarta, 28 Maret 2015
learning sehingga universitas masih menjadi
media pembelajaran dan pendidikan bagi
mahasiswa sehingga proses belajar lebih optimal.
3) Perlu dilakukan evaluasi sistem e-learning untuk
mengetahui tingkat kesuksesan sistem dan untuk
keberlanjutan sistem di masa yang akan datang.
PUSTAKA
Amiroh. 2012. Membangun e-Learning dengan LMS
Moodle. Genta Group Production. Sidoarjo.
Darin E. Hartley. 2001. Selling E-Learning,
American Society for Training andDevelopment.
Jaya, Kumar C. Koran. 2002. Aplikasi e-Learning
Dalam Pengajaran dan Pembelajaran di
Sekolah-sekolah
Malaysia:
Cadangan
Pelaksanaan Pada Scenario Masa Kini, Pasukan
Projek Rintis Sekolah Bestari Bahagian
Teknologi Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Malaysia.
Khan, Badrul. 2005. Managing e-Learning
Strategies: Design, Delivery, Implementation
and Evaluation. USA: Information Science
Publishing – Idea Groups.
LearnFrame.com. 2001. Glossary of E-Learning
Tearms.
Nugroho, Eko. 2008. Sistem Informasi Manajemen,
Konsep, Aplikasi, & Perkembangannya. Penerbit
Andi Offset. Yogyakarta.
Purbo, Onno W. 2002. Teknologi e-Learning
Berbasis PHP dan MySQL. Penerbit Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Wahono, R. S. 2008. “Meluruskan salah kaprah
tentang e-learning”, http://romisatriawahono.net/
2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-elearning/ diakses 20 Januari 2015.
298
ISSN: 2089-9815
Download