PENGARUH PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN TERHADAP BERPIKIR KRITIS, MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI SISWA SMA DI PASURUAN Nurlailatil Karomah, A. Duran Corebima, Murni Saptasari Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang E-mail:[email protected] ABSTRAK Hasil wawancara pada tanggal 06 dan 18 Desember 2013 dan observasi tanggal 06 samapi 07 2014 siswa pada SMAN 1 Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan diketahui bahwa: berpikir kritis belum maksimal, motivasi rendah dan pemahaman konsep yang rendah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan (PBMP) terhadap berpikir kritis, motivasi dan pemahaman konsep Biologi siswa SMA di Pasuruan. Penelitian ini berupa quasi eksperiment, dengan menggunakan kelas MIA 1 sebagai kelas kontrol dengan strtaegi pembelajaran sesuai guru kelas dan kelas MIA 4 sebagai kelas eksperimen dengan strategi pembelajaran PBMP. Data diperoleh dari pemberian angket motivasi (ARCS), lembar observasi motivasi (ARCS) dan tes. Hasil penelitian menujukkan strategi PBMP berpengaruh terhadap berpikir kritis, motivasi dan pemahaman konsep Biologi. Peningkatan berpikir kritis pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 456.6% dibandingkan kelas kontrol. Data angket menunjukkan motivasi pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP meningkat lebih tinggi 15.17% dibandingkan kelas kontrol, sedangkan data lembar observasi menunjukkan motivasi pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP meningkat lebih tinggi 4.45% dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan pemahaman konsep pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 326.61% dibandingkan kelas kontrol. ABSTRACT The result of the interview done on December 6, and December 18, 2013 and the observation done on 6 to 7 2014 to the students of SMAN 1 Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan is known that: the critical thinking has not been maximum, the low motivation and the less understanding of the concept. The aim of this research is to know the effect of Thinking Empowerment by Questioning (TEQ) towards critical thinking, motivation, and understanding of students’ Biology concept in Pasuruan. This research is kind of quasi experiment by using MIA 1 class as the control class with the learning strategy which is appropriate with classroom teacher and MIA 4 class as experimental class with TEQ as the learning study. The data is taken by giving motivation poll (ARCS), motivation observation sheets (ARCS) and test. The research result shows that PBMP strategy gives influence to the critical thinking, motivation, and the understanding of Biology concept. The critical thinking to the experimental class with PBMP strategy is higher 70.29% than control class. The data of the poll shows that motivation on the experimental class with TEQ strategy is higher 11.16% than control class, while observation sheet data shows that motivation on the experimental class with TEQ strategy is higher 72.80% than control class. The understanding the concept to the experimental class with TEQ strategy is higher 76.32% than control class. Kata kunci: PBMP, Berpikir Kritis, Motivasi, Pemahaman Konsep 1 2 Pada dasarnya sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Permendikbud No. 65 tahun 2013). Sasaran tersebut belum berjalan maksimal, disebabkan kenyataan di lapangan masih banyak siswa yang belum menggunakan kemampuan nalar mereka. Hasil wawancara pada guru SMAN 1 Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan pada tanggal 06 dan 18 Desember tahun 2013, menjelaskan bahwa guru tidak memberi kesempatan untuk mengembangkan berpikir kritis siswa. Kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah mengerjakan soal pretest dan membaca buku teks, kemudian guru mengulas kembali materi yang telah dibaca oleh siswa. Berdasarkan kegiatan pembelajaran tersebut indikator berpikir kritis seperti merumuskan masalah, mem-berikan argumen, melakukan deduksi, melakukan induksi, melakukan evaluasi, memutuskan dan melaksanakan keputusan belum muncul. Hasil observasi pada siswa SMAN 1 Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan yang dilaksanakan pada tanggal 06 sampai 07 Januari 2014 diketahui Rata-rata motivasi siswa dalam satu kelas sebesar 17.81% dan dari delapan indikator motivasi ARCS hanya 3 indikator yang mampu dicapai siswa yaitu mengikuti instruksi, tidak berbicara atau melakukan hal lain di luar materi dan memiliki rasa gembira. Hal tersebut nampak sekali bahwa motivasi belajar siswa pada SMAN 1 Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan belum maksimal. Rendahnya motivasi di-sebabkan oleh proses pembelajaran yang belum berjalan dua arah, belum meng-gunakan multistrategi dan sumber belajar yang beraneka ragam. Observasi awal juga menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa kelas 1 pada SMAN 1 Gondang Wetan juga rendah, hal ini disebabkan guru belum memberikan upaya kepada siswa untuk membangun konsep selama pembelajaran. Kegiatan membaca dan mengerjakan soal dalam pembelajaran belum mengimplementasikan konsep pemahaman, konsep penerapan dan konsep anlaisis. Soal yang dikerjakan siswa hanya mencapai konsep pengetahuan saja. Berdasarkan tes pra penelitian pada tanggal 06 sampai 10 januari 2014 menunjukkan bahwa dari seluruh siswa yang mengerjakan soal, 97% siswa belum mencapai nilai KKM. Pembelajaran seharusnya dilakukan supaya dapat memicu pola pikir atau kemampuan berpikir kritis siswa, membangun motivasi siswa dan dapat pula me-ningkatkan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan Permendikbud No.56 Tahun 2013 prinsip pembelajaran yang digunakan student centre. Pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pembelajaran Permendikbud No.56 Tahun 2013, yaitu dengan menerapkan strategi pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan (PBMP). Kelebihan PBMP adalah siswa mampu mengingat materi dan mampu menjawab melalui media, teknologi, dan pembelajaran berpikir akan kehidupan sesungguh-nya, sehingga akan timbul pemikiran dan pertanyaan lanjutan dari siswa sendiri. Melalui pembelajaran dengan PBMP diharapkan dapat dikembangkan kemampu-an berpikir kritis yang merupakan salah satu ciri dari berkembangnya penalaran formal (Zubaidah, 2005). Seperti yang dikemukakan oleh Crown (1989 dalam Zubaidah, 2005) bahwa kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui berbagai aktivitas, diantaranya dengan membuat pertanyaan. Penciptaan pertanya-an tersebut dapat dilakukan bersama-sama guru dan siswa. Guru harus memper-siapkannya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk siswanya. Guru harus men-jadi katalisator dalam penciptaan pertanyaan- 3 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka dan divergen akan menimbulkan respon dari siswa dan dapat menunjang perkembangan berpikir kritis. Pembelajaran berpola PBMP juga sesuai dengan gagasan Pembelajaran IPA Bunce (1996) yang masih terkait dengan teaching science the way student learn; dikatakan bantulah mereka ber-pikir, bantulah mereka merumuskan pertanyaan, bantulah mereka mencari jawab-an pertanyaan. Kata kunci yang digunakan adalah bantulah, bukan buatkan atau ceritakan (Corebima, 2005). Lembar PBMP memiliki karakter tersendiri. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik lembar PBMP yang selalu diperhatikan pada pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran: a) Gramatika bahasa Indonesia harus selalu dipakai dan digunakan dengan benar. b) Pertanyaan dapat diupayakan agar dimulai dari konsep yang besar ke konsep kecil. c) Jalinan antara pertanyaan ditata secara logis. d) Pertanyaan tentang hal yang sama dapat diulang dan di-rumuskan dari sudut pandang berbeda-beda. e) Pertanyaan lain terkait dikembang-kan dan diutamakan yang terkait dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari. f) Pertanyaan di bagian awal tidak perlu harus langsung dijawab. Dalam hal ini jika misalnya pertanyaan no. 1 tidak dapat dijawab, maka dilanjutkan denga upaya menjawab pertanyaan no. 2; dan jiika pertanyaan no. 2 itu juga belum dapat di-jawab, maka pertanyaan no. 3 aka coba dijawab dan seterusnya. Apabila per-tanyaan no. 5 berhasil dijawab, maka sebenarnya dalam waktu singkat pertanya-an no. 4,3,2, dan 1 akan terjawab dengan sendirinya. Hal ini akan terjadi dengan lancar, jika jalinan antara pertanyaan ditata dengan baik yang dimulai dari konsep besar ke kecil, serta beberapa hal teknis yang telah digunakan. (Corebima & Mulyati 2002). Menurut Imkary (2012) penerapan PBMP dapat meningkatkan Berpikir kritis disebabkan kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui berbagai aktivitas, diantaranya dengan membuat pertanyaan. Menurut Santoso pembelajaran PBMP dapat meningkatkan motivasi karena pembelajaran yang hanya menggunakan kalimat tanya dan kalimat perintah akan memicu siswa untuk mengeksplorasi pengetahuannya. Setiawan (2013) dan Rambitan (2012) bahwa penerapan PBMP dapat meningkatkan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Pembelajaran ini menuntut siswa menjawab pertanyan-pertanyaan pada lembar siswa. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan PBMP akan mengakumulasi seluruh konsep yang ada pada lembar PBMP. Berdasarkan rasional yang telah di-jelaskan maka dilakukan eksperimen dengan judul Pengaruh Pemberdayaan ber-pikir Melalui Pertanyan Terhadap Berpikir Kritis Motivasi dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa SMA di Pasuruan. METODE Rancangan Penelitian Jenis eksperimen yang digunakan adalah pretest-posttest Nonequivalent Control Group Design. Adapun model rancangan eksperimen dapat disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Design Penelitian Kelompok Pretest Eksperiment O1 Control O3 Perlakuan X1 X2 Posttest O2 O4 4 Keterangan : O1 : Skor Pretest pada kelas eksperimen O2 : Skor Posttest pada kelas eksperimen O3 : Skor Pretest pada kelas kontrol O4 : Skor Posttest pada kelas kontrol X1 : model pembelajaran PBMP X2 : model pembelajaran sesuai dengan guru kelas Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMA 1 Gondang Wetan tahun ajaran 2013/ 2014. Sampel pada penelitian ini adalah kelas X MIA 1 sebagai kelas kontrol dan kelas X MIA 4 sebagai eksperimen. Kedua kelas ini telah diuji kesetaraan dengan anava dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Berarti kelas kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan awal yang setara. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah 1) Perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP yang mengacu pada kurikulum 2013. 2) Lembar PBMP dibagikan pada setiap siswa dan akan dikumpulkan setelah materi selesai. 3) Tes ini diberikan dalam bentuk pretest, dan posttest. Soal tes dinilai dengan menggunakan rubrik berpikir kritis dan pemahaman konsep. 4) Angket motivasi ARCS diberikan dengan tujuan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap mata pelajaran biologi terkait dengan strategi pembelajaran pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan. Angket motivasi yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Lagahu (2010) dan Agustina (2012). 5) Lembar observasi digunakan untuk mengamati motivasi siswa selama proses pembelajaran. Teknik Analisis Data Sesuai dengan design penelitian dan hipotesis, data dianalisis dengan uji hipotesis dan analisis deskriptif. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan menggunakan one sample kalmogorof smirnov test yang ada pada program SPSS 16.0 for windows dan uji homogentias dengan menggunakan Leven’s test for equality of variances pada program SPSS 16.0 for windows. HASIL Hipotesis penelitan diuji dengan menggunakan anakova. Hipotesis yang di uji adalah pengaruh strategi PBMP terhadap berpikir kritis, motivasi, dan pemahaman konsep siswa SMA. Berikut adalah hasil uji untuk masing-masing hipotesis penelitian. 1. Uji Hipotesis Pengaruh PBMP Terhadap berpikir kritis Berdasarkan analisis data pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai F hitung pada strategi pembelajaran 68.112 dengan nilai signifikansi adalah 0.000 (p<0.05), sehingga H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima artinya ada pengaruh strategi PBMP terhadap berpikir kritis siswa yang diukur dengan rubrik. 5 Tabel 2 Hasil Uji Ankova Pengaruh PBMP terhadap Berpikir Kritis Dependent Variable: posttest Type III Sum Source of Squares Df Mean Square F Corrected a 10576.208 2 5288.104 62.277 Model Intercept 25398.727 1 25398.727 299.118 Pretest 1.648 1 1.648 .019 Perlakuan 5783.559 1 5783.559 68.112 Error 5349.455 63 84.912 Total 175963.544 66 Corrected Total 15925.663 65 a. R Squared = .664 (Adjusted R Squared = .653) Sig. Partial Eta Squared .000 .664 .000 .890 .000 .826 .000 .519 Rata-rata skor terkoreksi berpikir kritis yang diukur menggunakan rubrik terdapat pada Tabel 3. Tabel 3 Rata-rata Berpikir Kritis Terkoreksi Rata-rata Strategi pembelajaran Pretest Posttest PBMP 10.10 61.90 Konvensional 24.31 36.58 Selisih 51.70 12.28 Rata-rata terkoreksi 62.048 36.437 Rata-rata terkoreksi berpikir kritis pada kelas eksperimen sebesar 62.048 dan kelas kontrol sebesar 36.437 jadi skor terkoreksi pada kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan skor terkoreksi kelas kontrol. Berpikir kritis pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 70.29% dibandingkan kelas kontrol. 2. Uji Hipotesis Pengaruh PBMP Terhadap Motivasi Data motivasi siswa di analisis dengan anakova untuk menunjukkan adanya pengaruh PBMP terhadap motivasi siswa baik dengan menggunakan angket maupun dengan lembar observasi. a. Hasil Uji Motivasi Siswa dengan Angket Berdasarkan analisis data pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai F hitung pada strategi pembelajaran 47.475 dengan nilai signifikansi adalah 0.000 (p<0.05), sehingga H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima artinya ada pengaruh strategi PBMP terhadap motivasi siswa yang diukur dengan angket. Tabel 4 Hasil Uji Ankova Pengaruh PBMP terhadap Motivasi dengan Angket Dependent Variabel: Posstest Type III Sum Mean Partial Eta Source of Squares df Square F Sig. Squared Corrected a 1266.706 2 633.353 34.947 .000 .526 Model Intercept 440.586 1 440.586 24.310 .000 .278 Pretest 1102.827 1 1102.827 60.851 .000 .491 Perlakuan 860.418 1 860.418 47.475 .000 .430 Error 1141.779 63 18.123 Total 455424.000 66 Corrected 2408.485 65 Total a. R Squared = .526 (Adjusted R Squared = .511) 6 Rata-rata skor terkoreksi motivasi yang diukur menggunakan angket terdapat pada Tabel 5. Tabel 5 Rata-rata Motivasi Terkoreksi Strategi pembelajaran PBMP Konvensional Pretest 74.09 82.76 Rata-rata Posttest 84.42 81.27 Rata-rata terkoreksi 87.226 78.471 Selisih 10.33 -1.49 Rata-rata terkoreksi motivasi pada kelas eksperimen sebesar 87.226 dan kelas kontrol sebesar 78.471 jadi skor terkoreksi pada kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan skor terkoreksi kelas kontrol. Motivasi berdasarkan angket pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 11.16% dibandingkan kelas kontrol. b. Hasil Uji Motivasi Siswa dengan Lembar Observasi Berasarkan analisis data pada tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai F hitung pada strategi pembelajaran 109.642 dengan nilai signifikansi adalah 0.000 (p<0.05), sehingga H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima artinya ada pengaruh strategi PBMP terhadap motivasi siswa yang diukur dengan lembar observasi. Tabel 6 Hasil Uji Ankova Pengaruh PBMP terhadap Motivasi dengan Lembar Observasi Dependent Variable:motivasi akhir Source Corrected Model Intercept Motivasi awal perlakuan Error Total Corrected Total Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Partial Eta Squared 1307.366a 2 653.683 69.308 .000 .939 841.962 46.616 1034.096 84.884 17161.000 1392.250 1 1 1 9 12 11 841.962 46.616 1034.096 9.432 89.271 4.943 109.642 .000 .053 .000 .908 .354 .924 Rata-rata skor terkoreksi motivasi yang diukur menggunakan lembar observasi terdapat pada Tabel 7. Tabel 7 Rata-rata Motivasi Terkoreksi Strategi pembelajaran PBMP Konvensional Pretest 40.83 34.33 Rata-rata Posttest 46.50 26.00 Selisih 5.67 -8.33 Rata-rata terkoreksi 45.923 26.577 Rata-rata terkoreksi motivasi pada kelas eksperimen sebesar 45.923 dan kelas kontrol sebesar 26.577 jadi skor terkoreksi pada kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan skor terkoreksi kelas kontrol. Motivasi berdasarkan lembar observasi pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 72.80% dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan uji anakova baik dengan menggunakan angket maupun lembar observasi, strategi PBMP memiliki pengaruh yang sama, yaitu strategi PBMP dapat meningkatkan motivasi siswa. 7 3. Uji Hipotesis Pengaruh PBMP Terhadap pemahaman konsep Berasarkan analisis data pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai F hitung pada strategi pembelajaran 52.109 dengan nilai signifikansi adalah 0.000 (p<0.05), sehingga H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima artinya ada pengaruh strategi PBMP terhadap pemahaman konsep siswa dengan menggunakan rubrik. Tabel 8 Hasil Uji Ankova Pengaruh PBMP terhadap Pemahaman Konsep Dependent Variable:posttest Type III Sum Mean Partial Eta Source of Squares df Square F Sig. Squared Corrected a 9334.170 2 4667.085 61.491 .000 .661 Model Intercept 9533.803 1 9533.803 125.612 .000 .666 Pretest 78.197 1 78.197 1.030 .314 .016 Perlakuan 3955.055 1 3955.055 52.109 .000 .453 Error 4781.645 63 75.899 Total 168897.182 66 Corrected 14115.814 65 Total a. R Squared = .661 (Adjusted R Squared = .651) b. Rata-rata skor terkoreksi motivasi yang diukur menggunakan lembar observasi terdapat pada Tabel 9. Tabel 9 Rata-rata Pemahaman Konsep Terkoreksi Rata-rata Strategi pembelajaran Pretest Posttest PBMP 14.02 60.27 Konvensional 35.42 36.58 Selisih 46.25 1.16 Rata-rata terkoreksi 61.803 35.051 Rata-rata terkoreksi pemahaman konsep pada kelas eksperimen sebesar 61.803 dan kelas kontrol sebesar 35.051 jadi skor terkoreksi pada kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan skor terkoreksi kelas kontrol. Pemahaman konsep pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 76.32% dibandingkan kelas kontrol. PEMBAHASAN Pengaruh Strategi Pembelajaran PBMP Terhadap Berpikir Kritis, Motivasi dan Pemahaman Konsep Berdasarkan hasil uji anakova strategi PBMP mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, motivasi dan pemahamn konsep siswa. PBMP dapat meningkatkan berpikir kritis disebabkan pembelajaran PBMP tidak berlangsung secara informatif tetapi berupa jalinan pertanyaan yang dapat memicu siswa untuk berpikir dan menjawab pertanyaan serta memecahkan masalah yang ada di dalam lembar PBMP. PBMP merupakan pembelajaran kontruktivis, sehingga dapat membantu memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa. Pembelajaran kontruktivis yang menuntut siswa membangun pengetahuannya sendiri sebenarnya adalah pembelajaran berbasis kemampuan berpikir. Pada lembar PBMP memfasilitasi siswa untuk berpartisipasi aktif mengkontruksi pengetahuannya, sehingga dalam proses tersebut siswa dapat mereview pengetahuan 8 awal yang telah dimiliki, menerapkannya dalam situasi yang baru terutama pada kehidupan sehari-hari siswa, kemudian akan mengitegrasikan pengetahuan tersebut ke struktur pengetahuan. Hasil penelitian yang telah dijelaskan, sejalan dengan penelitian oleh Imkary (2012) yang menyatakan bahwa penerapan PBMP dapat meningkatkan berpikir kritis. Crown (1989 dalam Zubaidah, 2005) menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui berbagai aktivitas, diantaranya dengan membuat pertanyaan. Membuat pertanyaan tersebut dapat dilakukan bersama-sama guru dan siswa. Membuat pertanyaan tidak dapat terjadi secara otomatis. Guru harus mempersiapkannya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk siswanya. Guru harus menjadi katalisator untuk membuat pertanyaan dalam PBMP. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka dan divergen pada sintak PBMP akan menimbulkan respon dari siswa dan dapat menunjang perkembangan berpikir kritis. Yunarti (2009) menambahkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah melalui pertanyaan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa seseorang akan berpikir jika dihadapkan oleh suatu masalah atau pertanyaan. Menurut Fisher (2008) pertimbangan secara kritis tidak hanya menanggapi penalaran orang lain tetapi dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang sama untuk diri sendiri jika akan mengkontruksi konsepkonsep yang baik dan logis bagi orang lain. Pertanyaan dalam lembar PBMP dirancang agar menimbulkan jawabanjawaban kritis dari siswa. The Critical Thinking Community (2009) menjelaskan bahwa pertanyaan yang dapat menimbulkan pembaca kritis yaitu: pertanyaan yang menyelidiki informasi dan pengalaman; pertanyaan yang meminta alasan dan bukti, pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memeriksa penafsiran dan kesimpulan, dan mengejar pengalaman. Lembar PBMP semakin terlihat dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis ketika dalam proses diskusi baik pada tahap renungkan, pikirkan, maupun evaluasi yang mampu memberdayakan dan mengembangkan penalaran siswa, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya penalaran termasuk dalam berpikir kritis. PBMP terbukti berpengaruh terhadap motivasi siswa. Hal ini disebabkan pembelajaran PBMP menuntut siswa berperan aktif sehingga siswa termotivasi belajar Biologi. Pada tahap lakukan siswa mengikuti intruksi pada lembar PBMP, dan berusaha melakukan pengamatan dengan benar. Siswa yang belajar dengan berbagai masalah atau pertanyaan akan memicu rasa ingin tahu siswa. Lembar siswa yang berisi jalinan pertanyaan harus dicermati dan ditanggapi oleh siswa. Siswa harus mencermati tiap poin pertanyaan, karena pertanyaan-pertanyaan pada lembar siswa saling berkaitan. Adanya pertanyaan yang disusun dengan baik dan logis, akan mudah memahami seluruh isi dari lembar siswa yang diberikan. Jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan no. 1, maka dilanjutkan dengan upaya menjawab pertanyaan no. 2; dan jiika pertanyaan no. 2 itu juga belum dapat dijawab, maka pertanyaan no. 3 akan coba dijawab dan seterusnya. Apabila pertanyaan no. 5 berhasil dijawab, maka sebenarnya dalam waktu singkat pertanyaan no. 4,3,2, dan 1 akan terjawab dengan sendirinya. Dengan pola seperti ini siswa akan termotivasi untuk mencari jawaban dari rangkaian pertanyaan yang diberikan pada lembar siswa. Siswa akan merasa puas belajar setelah menemukan berbagai jawaban dan konsep-konsep yang tersirat dalam PBMP. 9 Motivasi siswa dapat dibangkitkan melalui pertanyaan yang tersusun secara sistematis dalam hal ini adalah dengan pembelajaran PBMP. Wilen (1992, dalam Yunarti, 2009) menjelaskan bahwa sebuah pertanyaan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan merangsang aktivitas mental siswa. Rasa ingin tahu yang dimiliki siswa akan berpengaruh posistif. Siswa akan terus menambah pengetahuannya terutama hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari mereka. Menurut (Zubaidah, 2005) pembelajaran dengan PBMP disamping siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam pola PBMP, ternyata juga memacu timbulnya pertanyaan-pertanyaan. Pada sintak PBMP terdapat kegiatan lakukan. Pada tahap ini siswa melakukan pengamatan dari hal-hal yang dekat dengan dirinya, pertanyaanpertanyaan pada lembar siswa juga dihubungkan dengan persoalan sehari-hari mereka, dengan demikian siswa mampu membangun motivasi belajarnya. Penjelasan tersebut dianggap benar dan sesuai dengan penjelasan Suyud (2006), yaitu siswa termotivasi belajar bila pelajaran itu bermakna baginya. Oleh sebab itu dianjurkan agar pelajaran itu bermakna bagi siswa, harus dihubungkan dengan apa yang dialaminya, dihubungkan dengan apa yang menjadi minatnya dan dihubungkan dengan kegunaan masa depan. Hal tersebut nampaknya berhubungan dengan semakin berkembangnya penalaran siswa. Djamarah (2011) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar juga menjelaskan bahwa masa remaja akan memberikan perhatian-perhatian khusus terhadap pelajaran-pelajarannya jika siswa mengetahui keguanaan-kegunaan praktis, karena akan menjadikan pelajaran itu bernilai baginya sebagai suatu yang penting yang dapat diperolehnya dalam kehidupan. Setiawan (2013) menjelaskan berpikir kritis mencakup pemahaman mendalam terhadap topik-topik khusus, sedangkan menurut Santoso (2009) motivasi mempengaruhi hasil belajar kognitif. Menurut Murti (2010) Berpikir kritis diartikan sebagai proses intelektual dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan. Pendapat Murti mengenai berpikir kritis ada kaitannya dengan tingkatan kognitif Bloom, sehingga siswa yang berpikir kritis secara tidak langsung akan meninkatkan pengetahuannya atau hasil kognitifnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya meningkatnya hasil belajar kognitif menunjukkan pemahaman konsep yang meningkat pula. Tindakan yang terbentuk dari kegiatan berpikir kritis dapat meningkatkan motivasi siswa karena tindakan yang terbentuk dari pengalaman akan lebih bermakna bagi siswa serta siswa akan mudah menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Setiawan (2013) Pemahaman konsep siswa dapat ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti setiap pembelajaran. Siswa akan dapat memahami dengan baik bila selama proses belajar di kelas mereka mengalami dan membangun pemahamannya sendiri. Keaktifan tersebut akan tampak pada siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dilihat dari aspek “confidence”. Dengan demikian erat kaitannya antara berpikir kritis dan motivasi terhadap pemahaman konsep siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. 10 1. Pembelajaran PBMP berpengaruh terhadap berpikir kritis siswa dengan angka signifikansi 0,000 (p<0,05). Berpikir kritis pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 70.29 % dibandingkan kelas kontrol. 2. Pembelajaran PBMP berpengaruh terhadap motivasi siswa dengan angka signifikansi 0,000 (p < 0,05). Data angket menunjukkan motivasi pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 11.16% dibandingkan kelas kontrol, sedangkan data lembar observasi menunjukkan motivasi pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 72.80% dibandingkan kelas kontrol. 3. Pembelajaran PBMP berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa dengan angka signifikan 0,000 (p<0,05). Pemahaman konsep pada kelas eksperimen dengan strategi PBMP lebih tinggi 76.32% dibandingkan kelas kontrol. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan bagi guru di SMAN 1 Gondang Wetan dapat menerapkan dan mengembangkan pembelajaran berpola PBMP. Guru hendaknya menjadi faslitator untuk mengembangkan berpikir kritis, meningkakan motivasi dan meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pada penelitian ini rubrik pe-mahaman konsep yang digunakan masih memberikan nilai yang sama antara C1 sampai dengan C6, sehingga bagi peneliti selanjutnya disarankan dalam memberi nilai harus disesuaikan dengan tingkat kognitifnya DAFTAR RUJUKAN Agustina, N.F.2012. Penerpaan Paduan Model Pembelajran Problem Solving Dan STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas, Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A Mts Almaarif 02 Singosari. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UM. Corebima, A.D. 2005. Pengaruh Pembelajaran berpola PBMP (TEQ) terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep pada Pembelajaran IPA Biologi di Beberapa SMPN Kota dan Kabupaten Malang Indonesia. Corebima, A.D., & Mulyati,Y.2002. Pola Pengembangan lembar PBMP (TEQ) dalam Pembelajaran IPA-Biologi. Workshop Penelitian HPTP di UM. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Mata Pelajaran Biologi Bagi siswa SMA. (Online), (http://www.dikti.go.id/files/atur/ Mata-Pelajaran- Biologi Bagisiswa-SMA.pdf). Diakses pada tanggal 05 Desember 2013. Dimyati & Mudjiono (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direkatorat Jenderal Pendidikan Djamarah,SB. (2011). PSikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Fisher, A.(2008). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga Lagahu N. 2010. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa materi termodinamika melalui paduan model pembelajaran koopertaive tipe STAD dan Problem solving dikelas XI IPA SMA negeri 3 gunung sitoli. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM Rambitan,V.M.M.2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berpola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan Dengan Think Pair Share Terhadap Sikap Sosial, Keterampilan Berpikir Kritis, Pemahaman Konsep, dan Retensi Biologi Siswa Multietnis di SMP Kota Samarinda. Tesis tidak 11 diterbitkan:PPs UM. (online) (http://karya-ilmiah.um.ac.id/in-dex.php/ disertasi/article/view/23265).diakses pada tanggal 05 Desember 2013. Santoso, E. (2009). Pengaruh Pembelajaran Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Pembelajaran Koopertaif Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Motivasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UM. Setiawan, D.C. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran Resiprocal Teaching (RT) dipadu Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Terhadap Kemampuan Metakognitif, Berpikir Kritis, dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa SMA Islam Al-Ma’arif Singosari malang. Malang: PPS UM. Suyud. 2006. Hubungan Sikap Profesional Pengelola Perpustakaan, Motivasi Guru, dan Sarana Prasarana Perpustakaan dengan Motivasi Belajar Siswa di Perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Swasta Sekelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah Negeri Pajarakan Probolinggo. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. The Critical Thinking Community (Foundation for Critical Thinking). 2009. Critical Thinking: Basic Questions & Answers. (Online).(http://www. criticalthinking. org /aboutCT /CTquestions Answers.cfm). Diakses pada tanggal 15 Desember 2013 Yunarti,T. 2009. Fungsi Dan Pentingnya Pertanyaan Dalam Pembelajaran. Seminar nasional matematika dan pendidikan matematika jurusan pedidika matematika Universitas Lampung.(Online), (http://eprints. uny.ac.id/7023 /1/output.pdf). Diakses pada tangal 15 Desember 2013. Zubaidah, S. 2005. Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan. (Online), (http:// jurnal. edu/penelitian-pendidikan/edition/244/vol-13.-no:-2-oktober-2012). Diakses pada tanggal 13 Februari 2013.