BPK SETIAP TAHUN AUDIT KEUANGAN KPK http://news.liputan6.com Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit penggunaan anggaran yang dikeluarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu anggota BPK Agung Firman Sampurna mendatangi Gedung KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Menurut Agung Firman Sampurna, seluruh lembaga negara yang dibiayai menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), termasuk KPK, harus diaudit setiap tahunnya. Kedatangan Agung Firman Sampurna untuk membahas tentang rangkaian audit BPK di KPK."Ini entry meeting pemeriksaan keuangan KPK tahun 2015. Ini bagian dari mandat konstitusional BPK. Setiap entitas lembaga pengelola keuangan negara harus dilakukan pemeriksaan keuangannya, termasuk KPK," kata Agung Firman Sampurna. Sementara itu, Pelaksana Harian Kepala Humas KPK Yuyuk Andriati menyatakan, kedatangan BPK ke KPK rutin dilakukan setiap tahun. "Entry meeting untuk audit tahunan," kata Yuyuk Andriati. Yuyuk Andriati menjelaskan, KPK juga harus melalui proses audit oleh BPK, sama seperti lembaga negara lainnya. "Seperti lembaga negara lainnya, KPK kan diaudit oleh BPK. Nah, ini secara resmi BPK mulai masuk untuk mengaudit," tandas Yuyuk Andriati. Sumber berita: 1. http://news.liputan6.com, BPK Mulai Audit Keuangan KPK, Jum’at, 5 Februari 2016; 2. http://nasional.sindonews.com, BPK Mulai Audit Keuangan KPK, Jum’at, 5 Februari 2016. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum Catatan: Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara menyatakan: 1. Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disebut BPK, adalah Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. 3. Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah kewajiban Pemerintah untuk melaksanakan 4. pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan, dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 55 ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. a. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara: 1) Pasal 30 menyatakan: (1) Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya. 2) Pasal 31 menyatakan: (1) Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan daerah. 3) Pasal 32 menyatakan: (1) Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum (2) Standar akuntansi pemerintahan disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan. b. Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara: 1) Pasal 55 ayat (2) dan ayat (3) menyatakan: (2) Dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat: a. Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum pada kementerian negara/lembaga 5. 6. 7. masing-masing. b. Laporan Keuangan disampaikan kepada Menteri Keuangan selambatlambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. c. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat; d. Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara. (3) Laporan Keuangan disampaikan Presiden kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. 2) Pasal 56 ayat (3) menyatakan: (3) Laporan Keuangan disampaikan gubernur/bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Opini adalah pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. BPK melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum