UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI

advertisement
UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI
PEMBELAJARAN OLAHRAGA FUTSAL PADA SISWA
KELAS VIII A SMP NEGERI 2 NANGA PINOH
Dwinanto¹, Rif’at Hamdy², Zuhermandi³
¹Mahasiswa Program Studi Penjaskesrek Tahun 2014
²Dosen Universitas Tanjungpura Pontianak
³Dosen STKIP Melawi
Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu untuk menumbuhkan motivasi
berkreasi pada siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan melalui olahraga futsal. Metode penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus penelitian,
setiap siklus penelitian dilakukan beberapa prosedur penelitian yang
terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek
penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas
VIII A SMP Negeri 2 Nanga Pinoh. Hasil Penelitian yang diperoleh dari
penelitian ini, terjadi peningkatan motivasi berkreasi siswa yang
diperoleh dari hasil observasi pada aspek motivasi siswa dengan kriteria
peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus, yaitu: Pra-siklus =
37.75, siklus I= 64.57 dan siklus II= 87,86. serta tingkat ketuntasan
belajar keseluruhan siswa pada pra-siklus= 3.57%. siklus I= 42.86% dan
siklus II= 85.71%. Kesimpulannya bahwa terjadi peningkatan motivasi
berkreasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
melalui pembelajaran olahraga futsal.
Kata Kunci: Menumbuhkan, Motivasi Berkreasi, Pembelajaran, Futsal.
Pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan yang diajarkan di sekolah
sekaligus membentuk pola hidup sehat
dan bugar sepanjang hayat.
memiliki peranan yang sangat penting
Futsal sebagai salah satu cabang
untuk memberikan kesempatan kepada
olahraga beregu bola besar merupakan
peserta didik untuk terlibat langsung
olahraga
dalam berbagai pengalaman belajar
kelompok atau tim. Permainan futsal
melalui aktivitas jasmani, olahraga dan
bukan
kesehatan
secara
kegiatan olahraga, tetapi juga memiliki
sistematis. Pembekalan pengalaman
peranan penting bagi perkembangan
belajar
bakat para siswa peserta didik. Ada
membina
yang
tersebut
dilakukan
diarahkan
pertumbuhan
fisik
untuk
dan
pengembangan psikis yang lebih baik
yang
hanya
banyak manfaat
permainan
ini
dimainkan
sekedar
melakukan
yang ada dalam
diantaranya
63 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
oleh
yaitu,
kecerdasan,
kelincahan,
kerjasama,
kecepatan, serta keterampilan dalam
bermain.
Futsal Pada Siswa Kelas VIII A SMP
Negeri 2 Nanga Pinoh”.
Diharapkan melalui pembelajaran
Setelah
melaksanakan
praktik
olahraga futsal yang dilaksanakan
pengalaman lapangan selama kurang
dengan
lebih 2 bulan, olahraga futsal belum
menumbuhkan semangat kebersamaan,
terlalu dikenal oleh para siswa di SMP
saling membantu, saling memotivasi
Negeri 2 Nanga Pinoh. Selama ini
antar siswa dan yang lebih penting lagi
siswa hanya asal bermain futsal tanpa
akan dapat meningkatkan kreatifitas
memperhatikan aturan serta manfaat
dalam bidang olahraga itu sendiri.
yang
dari
Pendidikan jasmani adalah aktivitas
olahraga futsal. Sehingga banyak siswa
psikomotorik yang dilaksanakan atas
yang kurang memahami peraturan
dasar pengetahuan (kognitif), dan pada
serta teknik dasar bermain futsal.
saat melaksanakannya akan terjadi
Siswa juga kurang termotivasi untuk
perilaku pribadi yang terkait dengan
mengembangkan
sikap (afektif) seperti kedisiplinan,
dapat
mereka
peroleh
kemampuan
yang
baik,
nantinya
percaya
akan
dimilikinya serta kurang disiplin pada
kejujuran,
saat jam pelajaran berlangsung dan
ketangguhan
siswa juga kurang serius saat kegiatan
seperti kerjasama dan saling tolong
pembelajaran berlangsung.
menolong.
serta
diri,
dan
perilaku
sosial
Pengalaman yang di alami oleh
Kreasi
peneliti selama melaksanakan praktik
kemampuan
pengalaman lapangan, maka peneliti
melahirkan sesuatu yang baru, seperti
merasa
sangat
dapat
diartikan
seseorang
untuk
penting
untuk
gagasan maupun sesuatu yang nyata
mengangkat
permasalahan
tentang
dalam sebuah tindakan atau aktivitas.
bagaimana
memberikan
motivasi
Untuk dapat
berkreasi dibutuhkan
kepada para siswa untuk mengikuti
dorongan dari dalam diri seseorang
pembelajaran
pendidikan
jasmani,
maupun rangsangan yang datang dari
olahraga dan kesehatan.
Sehingga
luar diri pribadi untuk berbuat sesuatu.
judul yang diangkat oleh peneliti yaitu
Dalam
“Upaya
pendidikan
Menumbuhkan
Motivasi
Berkreasi Melalui Kegiatan Olahraga
kaitannya
dengan
berkreasi
yang
dunia
dapat
dilakukan oleh siswa adalah siswa
mampu berpikir dalam memunculkan
64 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
hal-hal yang baru baik dalam aspek
manusia lain, sehingga motivasi itu
kognitif, psikomotorik maupun afektif.
terbentuk.
Siswa
yang
kreatif
senantiasa
Frandsen
menambahkan
jenis-
menunjukkan keinginan yang kuat
jenis motivasi berikut ini: Motif ini
untuk memperoleh hasil belajar yang
menunjuk pada gejala intrinsik, yakni
baik melalui berbagai pengalaman
menyangkut kepuasan individual yang
belajar yang dialaminya.
berada
dalam
diri
manusia
dan
Pembelajaran pendidikan jasmani,
biasanya berwujud proses dan produk
olahraga dan kesehatan yang lebih
mental. Jenis motif seperti ini sangat
ditekan
penting
pada
aspek
psikomotorik.
dalam
kegiatan
belajar
Pembentukan kreativitas sangat di
disekolah, terutama yang berkaitan
butuhkan
dengan
untuk
terciptanya
mendukung
suasana
menyenangkan
belajar
serta
pengembangan
intelektual.
yang
Penampilan diri adalah sebagian dari
dapat
perilaku
manusia.
Yang
penting
membangkitkan motivasi siswa dalam
kebutuhan individu itu tidak sekedar
mengikuti proses pembelajaran.
tahu mengapa dan bagaimana manusia
Berbicara tentang macam motivasi
itu terjadi, tetapi juga mampu mebuat
ini dapat dilihat dari berbagai sudut
suatu kejadian. Untuk ini memang
pandang. Dengan demikian motivasi
diperlukan
yang aktif itu sangat bervariasi, yaitu:
imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang
Motif bawaan adalah motif yang
pasti memiliki keinginan aktualisasi
dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu
diri.
ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh
kreativitas
Melalui
aktualisasi
dan
diri
penuh
dan
misalnya: dorongan untuk makan,
pengembangan
kompetensi
akan
dorongan untuk minum, dorongan
meningkatkan
kemajuan
diri
untuk
untuk
seseorang. Ketinggian dan kemajuan
beristirahat, dorongan seksual. Motif-
diri ini menjadi salah satu keinginan
motif ini seringkali disebut motif-motif
bagi setiap individu. Dalam belajar
yang
biologis.
dapat diciptakan suasana kompetensi
Motif-motif ini sering disebut dengan
yang sehat bagi anak didik untuk
motif yang diisyaratkan secara sosial.
mencapai suatu prestasi. Jenis motivasi
Sebab
bekerja,
disyaratkan
dorongan
secara
manusia
lingkungan
sosial
hidup
dalam
menurut pembagian dari Woodworth
dengan
sesama
dan Marquis Motif atau kebutuhan
65 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
organis, meliputi: kebutuhan untuk
terdidik, berpengetahuan serta ahli
minum, makan, bernapas, seksual,
dalam berbagai bidang.
berbuat dan beristirahat.
Motif-motif
Motivasi
merupakan
Yang
motif-motif yang aktif dan berfungsi
termasuk dalam jenis motif ini antara
karena adanaya rangsangan dari luar
lain: dorongan untuk menyelamatkan
diri
diri, dorongan untuk membalas, untuk
seseorang itu belajar, karena tahu
berusaha, untuk memburu. Motivasi
besok pagi akan ada ujian dengan
ini timbul karena adanya dorongan dari
harapan mendapatkan nilai yang baik.
luar. Motif-motif objektif. Dalam hal
Motivasi ini dapat dikatakan sebagai
ini
bentuk
menyangkut
melakukan
darurat.
ekstrinsik
kebutuhan
eksplorasi,
untuk
melakukan
manipulasi untuk menaruh minat.
Ada
beberapa
ahli
contoh
yang didalamnya
belajar
dimulai
dan
yang
luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti
rohaniah.
bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak
jasmani
baik dan tidak begitu penting. Dalam
misalnya: reflex, insting otomatis,
kegiatan belajar mengajar motivasi ini
nafsu. Sedangkan motivasi rohaniah
juga
adalah kemauan.
kemungkinan besar keadaan siswa itu
Yang
termasuk
motivasi
motivasi
aktivitas
menjadi dua jenis yakni motivasi
dan
Sebagai
diteruskan berdasarkan dorongan dari
menggolongkan jenis motivasi ini
jasmaniah
individu.
motivasi
Motivasi intrinsik adalah motif-
sangat
dinamis,
penting.
berubah-ubah
Sebab
dan
juga
motif yang yang menjadi aktif tanpa
mungkin komponen-komponen lain
perlu dirangsang dari luar, karena
dalam proses belajar mengajar ada
dalam setiap individu sudah ada
yang kurang menarik bagi siswa,
dorongan untuk melakukan seasuatu.
sehingga diperlukan motivasi yang
Sebagai contoh seseorang yang senang
datang dari luar. Dalam hal ini guru
membaca,
yang
harus terampil dalam memberikan
menyuruhnya untuk membaca ia akan
pengajaran kepada siswa agar siswa
tetap membaca. Perlu diketahui siswa
merasa
yang memiliki motivasi intrinsic akan
pembelajaran yang akan disampaikan.
mempunyai
tidak
perlu
tujuan
ada
menjadi
oran
senang
mengikuti
proses
Guru harus dapat merangsang dan
memberikan dorongan untuk menggali
66 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
potensi
yang
dimiliki
siswa,
pengajaran yang lebih baik, yang dapat
menumbuhkan swadaya dan daya cipta
memberikan kemudahan belajar bagi
(kreatifitas), sehingga akan terjadi
setiap siswa.
dinamika
dalam
mengajar.
Peranan
proses
belajar
guru
sebagai
Simpson
(dalam
2009:52)
Aunurrahman
menyebutkan,”ranah
motivator ini sangat dalam interaksi
psikomotor dalam proses belajar dan
belajar-mengajar, karena menyangkut
pembelajaran terdiri dari tujuh perilaku
esensi
yang
kemampuan motorik, yaitu: persepsi,
sosial,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
pekerjaan
membutuhkan
mendidik
kemahiran
menyangkut penampilan dalam arti
terbiasa,
personalisasi dan sosialisai diri.
penyesuaian
Suasana
belajar
menyenangkan
serta
yang
disukai
oleh
gerakan
pola
kompleks,
gerakan
dan
kreatifitas.”
Kreatifitas
ditempatkan
oleh
siswa sangat penting demi tercapainya
Simpson pada tempat yang paling
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
tinggi yang menggambarkan hasil
Oleh sebab itu, guru harus mampu
akhir
menciptakan suasana belajar yang
pembelajaran yang berkaitan dengan
diinginkan oleh siswa. Guru dituntut
ranah psikomotor. Kreatifitas dalam
untuk
bidang
mampu
menciptakan
iklim
dari
keberhasilan
olahraga
kegiatan
mencakup
belajar yang serasi, maksudnya guru
kemampuan
harus
dan
melahirkan pola-pola gerak yang baru
anak
atas dasar prakarsa sendiri, siswa yang
didiknya agar tidak merusak serta
memiliki kreatifitas akan senantiasa
mengganggu suasana belajar yang
memiliki keberanian untuk melakukan
kondusif.
gerakan-gerakan dalam olahraga.
mampu
mengarahkan
menangani
tingkah
Guru
sebagai
laku
motivator
menciptakan
atau
harus mampu menguasai karakteristik
Kata motif diartikan sebagai daya
setiap individu peserta didik sebagai
upaya yang mendorong seseorang
hasil dari pembawaan dan lingkungan
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
sosialnya sehingga menentukan pola
dikatakan sebagai daya penggerak dari
akitivitas dalam meraih cita-citanya.
dalam dan di dalam subjek untuk
Informasi mengenai karakteristik siswa
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
senantiasa akan sangat berguna dalam
demi mencapai suatu tujuan. Motivasi
memilih dan menentukan pola-pola
selalu berhubungan dengan sebuah
67 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
tujuan, dengan adanya sesuatu yang
Perlu ditegaskan bahwa motivasi
ingin dicapai maka seseorang akan
bertalian dengan suatu tujuan yang
berusaha untuk berbuat melakukan
ingin dicapai. Sebagai contoh, pemain
kegiatan yang arahnya untuk mencapai
Futsal rajin berlatih tanpa mengenal
tujuan yang diinginkan.
lelah,
Motivasi
dapat
memberikan
karena
mengharapkan
mendapatkan
akan
kemenangan
dalam
dorongan
dalam
mencapai
suatu
pertandingan yang akan dilakukannya.
prestasi.
Karena
seseorang
akan
Dengan
berusaha
melakukan
sesuatu
demikian
mempengaruhi
motivasi
adanya
kegiatan.
disebabkan adanya dorongan untuk
Sehubungan dengan hal tersebut ada
memperoleh
suatu
tiga fungsi motivasi, yaitu:
diharapkan.
Intensitas
seorang
siswa
hasil
akan
yang
motivasi
a) Mendorong
menentukan
manusia
untuk
berbuat, jadi sebagai penggerak
tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
atau
Siswa yang memiliki motivasi yang
energi. Motivasi dalam hal ini
baik akan terlihat dari berbagai pola
merupakan motor penggerak dari
tingkah laku serta keinginan yang kuat
setiap
dalam dirinya untuk berbuat sesuatu
dikerjakan.
yang dapat membantu dalam mencapai
motor
yang
melepaskan
kegiatan
yang
akan
b) Menentukan arah perbuatan, yakni
hasil belajar.
ke
Seseorang akan berhasil dalam
arah
tujuan
yang
hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi
belajar, kalau pada dirinya sendiri ada
dapat
keinginan untuk belajar, inilah hukum
kegiatan yang harus dikerjakan
pertama dalam kegiatan pendidikan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
dan
pengajaran.
Keinginan
atau
c)
memberikan
Menyeleksi
arah
perbuatan,
dan
yakni
dorongan untuk belajar inilah yang
menentukan perbuatan-perbuatan
disebut motivasi. Motivasi dalam hal
apa yang harus dikerjakan yang
ini meliputi dua hal, yakni memahami
serasi
apa
dan
dengan menyisihkan perbuatan-
memahami mengapa hal tersebut harus
perbuatan yang tidak bermanfaat
dipelajari. Dengan berpijak pada dua
bagi tujuan tersebut.
unsur motivasi inilah sebagai dasar
Sardiman (2012:83) menyatakan
yang
akan
dipelajari
permulaan yang baik untuk belajar.
guna
mencapai
Siswa yang memiliki motivasi yang
68 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
tujuan,
baik untuk memperoleh hasil belajar
bernama Juan Carlos Ceriani. Futsal
senantiasa
diartikan
akan
menunjukkan
aktivitas-aktivitas
yang
sebagai
“Sepakbola
baik,
ruangan”. Selanjutnya FIFA memakai
diantaranya: Tekun menghadapi tugas
istilah futsal sebagai nama resmi untuk
(dapat bekerja terus menerus dalam
menyebutkan olahraga futsal yang
waktu yang lama), Ulet menghadapai
dimainkan didalam ruangan. Futsal
kesulitan (tidak mudah putus asa),
adalah permainan bola besar yang
Menunjukkan
terhadap
dimainkan oleh dua regu yang masing-
pembelajaran, Lebih senang bekerja
masing regu beranggotakan lima orang
mandiri,
pemain. Setiap tim juga memiliki
minat
Dapat
mempertahankan
pendapatnya, Senang mencari dan
pemain
memecahkan masalah.
pengganti. Olahraga ini membentuk
Uno
(2006)
mengatakan,
“motivasi
pada
dasarnya
membantu
dalam
memahami
menjelaskan
termasuk
perilaku
perilaku
dapat
dan
individu,
individu
yang
cadangan
seorang
pemain
menerima
dan
sebagai
agar
pemain
selalu
mengumpan
siap
bola
dengan cepat dalam tekanan pemain
lawan.
Dengan
permainan
ini
lapangan
sempit,
menuntut
teknik
sedang belajar. Ada beberapa peranan
penguasaan bola tinggi, kerjasama,
penting dari motivasi dalam belajar
sportifitas,
dan
menghargai prestasi orang lain.
pembelajaran,
menentukan
hal-hal
dijadikan
penguat
,memperjelas
tujuan
antara
lain:
yang
dapat
belajar,
diri
serta
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
dilaksanakan
yang
dalam 2 siklus penelitian yaitu siklus I
dicapai, menentukan ragam
dan siklus II. Sebelum melakukan
kendali terhadap rangsangan belajar
penelitian tindakan kelas ini, peneliti
serta menentukan hasil belajar”.
terlebih dahulu melakukan penyusunan
hendak
belajar
percaya
Sukirno (2010): Istilah Futsal
lembar observasi yang akan digunakan
berasal dari bahasa spanyol yaitu
untuk mencatat kemajuan kegiatan
fotbol (sepak bola) dan sala (ruangan).
belajar
Olahraga
motivasi
permainan
beregu
ini
siswa
khususnya
berkreasi
siswa
dalam
dalam
pertama kali digagas oleh salah satu
pembelajaran olahraga futsal. Adapun
pelatih sepakbola di salah satu klub di
siswa yang akan menjadi subjek
Uruguay, yaitu seorang pelatih yang
penelitian dalam penelitian tindakan
69 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
kelas ini adalah seluruh siswa kelas
VIII A SMP Negeri 2 Nanga Pinoh.
Penelitian
ini dilaksanakan
dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti melakukan pengamatan
terhadap aspek yang akan diukur, yaitu
tahap penelitian tindakan kelas dengan
motivasi
mengacu
penelitian
pembelajaran pendidikan jasmani dan
Hopkins, yaitu: (1) perencanaan, (2)
kesehatan khususnya materi olahraga
pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4)
futsal. Melalui materi pembelajaran
refleksi.
olahraga futsal yang akan diterapkan
kepada
Data
penelitian
yang
daur
diperoleh
ini
dalam
menggunakan
berkreasi
untuk
siswa
menumbuhkan
berkreasi
siswa
dalam
motivasi
peneliti
telah
pengukuran motivasi siswa dalam
menyiapkan lembar observasi yang
mengikuti
kegiatan
digunakan untuk mengamati aktivitas-
olahraga
futsal.
pembelajaran
yang
aktivitas belajar siswa selama jam
menunjukkan motivasi berkreasi dalam
pelajaran berlangsung. Peneliti juga
kegiatan pembelajaran olahraga futsal.
telah membuat angket yang berisi
Observasi
proses
pernyataan untuk diisi oleh siswa
pengamatan dan pencatatan mengenai
dalam upaya pengukuran motivasi
fenomena yang terjadi dilapangan
siswa terhadap kegiatan pembelajaran
selama proses penelitian tindakan.
olahraga futsal.
adalah
Siswa
suatu
Melalui lembar observasi akan di
Hasil dari tahap pertama akan
analisis mengenai pencapaian hasil
direfleksikan tingkat keberhasilannya
dari tindakan yang diberikan.
untuk
Untuk
menentukan
dilakukan
tindakan
tahap
tingkat
berikutnya. Adapun hasil dari studi
ketercapaian keberhasilan tindakan,
awal yang dilakukan oleh peneliti
peneliti melakukan analisis data hasil
selama praktik pengalaman lapangan
observasi dengan mengacu kepada
di SMP Negeri 2 Nanga Pinoh, peneliti
kriteria ketuntasan minimal yang telah
dapat
ditetapkan oleh pihak sekolah. Siswa
siswa sebelum dilakukan kegiatan
dinyatakan
pembelajaran yang telah direncanakan
tuntas
mencapai nilai 75-100.
apabila
dapat
mengamati aktivitas
belajar
Peneliti melakukan pengamatan
terhadap
mengikuti
kegiatan
proses
siswa
dalam
pembelajaran
pendidikan jasmani dan kesehatan.
70 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
Penelitian siklus I ini diikuti oleh 28
observer, peneliti dapat menyimpulkan
orang siswa yang terdiri dari 14 orang
temuan-temuan sebagai berikut:
siswa putra dan 14 orang putri.
1) Siswa masih kurang termotivasi
Adapun aspek yang menjadi pusat
untuk menunjukkan kemampuannya
perhatian bagi peneliti pada tahap
dalam olahraga futsal.
pengamatan ini yaitu, aktivitas setiap
siswa
dalam
olahraga
proses
futsal
pembelajaran
khususnya
yang
berkaitan dengan motivasi berkreasi
siswa.
Adapun data yang diperoleh pada
2) Penelitian akan dilanjutkan pada
siklus II untuk melihat peningkatan
motivasi berkreasi siswa.
3) Pada tahap selanjutnya guru perlu
merencanakan proses pembelajaran
yang dapat merangsang keberanian
siklus 1 mengenai motivasi siswa
siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran
olahraga futsal.
masih perlu ditingkatkan. Jumlah total
Refleksi Siklus II
nilai motivasi siswa kelas VIII A SMP
untuk
berkreasi
dalam
Setelah memperhatikan hasil pada
Negeri 2 Nanga Pinoh yang berjumlah
siklus
28 orang dalam proses pembelajaran
melakukan penelitian tahap 2 atau
adalah 1808 sehingga nilai rata-rata
siklus II. Dalam penelitian siklus II ini
siswa hanya 64.57. Peningkatan nilai
peneliti masih menerapkan skenario
motivasi siswa sebesar 26.82, dengan
yang sama seperti yang telah dilakukan
tingkat ketuntasan 42.86%. perolehan
pada siklus I. Peneliti melakukan
nilai tertinggi yaitu 83 dan nilai
pengamatan terhadap kegiatan siswa
terendah yaitu 33. Pada siklus I ini
dalam mengikuti proses pembelajaran
baru 12 orang siswa yang telah
pendidikan jasmani dan kesehatan.
mencapai kriteria ketuntasan minimal
Adapaun aspek yang menjadi pusat
dan 16 orang siswa belum mencapai
perhatian bagi peneliti pada tahap
nilai KKM
pengamatan ini yaitu, aktivitas setiap
Refleksi siklus I
siswa
Berdasarkan data hasil penilaian
sebelumnya
dalam
proses
maka
peneliti
pembelajaran
olahraga futsal.
terhadap aktivitas siswa dalam proses
Pada penelitian siklus II ini jumlah
pembelajaran pada siklus 1 serta
total nilai motivasi berkreasi siswa
kegiatan guru yang dilakukan oleh
kelas VIII A SMP Negeri 2 Nanga
Pinoh yang berjumlah 28 orang dalam
71 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
proses
pembelajaran
pendidikan
yaitu
dari
64.57
menjadi
87.86.
jasmani dan kesehatan adalah 2460,
Tingkat ketuntasan siswa pada pra
sehingga nilai rata-rata siswa mencapai
siklus yaitu 3,57% atau sama dengan 1
87.86. Nilai tertinggi yaitu 100 dan
orang
nilai terendah 66. Dengan tingkat
42.86% pada siklus I atau sama dengan
persentase ketuntasan 85.71% atau
12 orang siswa telah mencapai criteria
sama dengan 24 orang siswa telah
ketuntasan minimal dan pada siklus II
mampu
sebesar 85,71% atau 24 orang siswa
mencapai
nilai
kriteria
ketuntasan minimal.
Berdasarkan
siswa
meningkat
mencapai ketuntasan nilai. Dengan
demikian,
penerapan
yang dilakukan oleh peneliti selama
olahraga
futsal
proses
pembelajaran
menumbuhkan
jasmani
dan
aktivitas
hasil
pengamatan
pendidikan
kesehatan
siswa
menjadi
dalam
terhadap
proses
pembelajaran. Pada penelitian siklus II
pembelajaran
dalam
upaya
motivasi
berkreasi
siswa dinyatakan berhasil.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
sebagian besar siswa kelas VIII A
yang telah dilaksanakan oleh peneliti
SMP Negeri 2 Nanga Pinoh telah
dengan judul “Upaya menumbuhkan
menunjukkan peningkatan
motivasi
motivasi
berkreasi
melalui
berkreasi dalam materi olahraga futsal.
pembelajaran olahraga futsal pada
Pada penelitian siklus II ini sebagian
siswa kelas VIII A SMP Negeri 2
besar siswa telah mampu mencapai
Nanga Pinoh” maka peneliti dapat
nilai
minimal,
menarik kesimpulan sebagai berikut:
menyimpulkan
1) Adanya peningkatan motivasi siswa
bahwa tidak akan dilakukan penelitian
dalam pembelajaran olahraga futsal
tahap selanjutnya.
dengan Kriteria nilai rata-rata siswa
kriteria
sehingga
ketuntasan
peneliti
Tingkat motivasi berkreasi pada
pada pra siklus 37.75 meningkat
siswa kelas VIII A SMP Negeri 2
menjadi 64.57 pada siklus I dan 87.86
Nanga
pada siklus II.
Pinoh
dalam
mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani dan
Kemudian
persentase
kesehatan dengan materi pembelajaran
ketuntasan siswa pada pra siklus
olahraga futsal mengalami peningkatan
3.57% meningkat menjadi 42.86%
yaitu nilai rata-rata siswa dari siklus I
pada siklus I dan 85.72% pada siklus
meningkat ke siklus II sebesar 23.29
II. 2)Jumlah nilai siswa, rata-rata nilai
72 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
dan
persentase
ketuntasan
siswa
mengalami peningkatan dari setiap
siklus.
Nilai
rata-rata
meningkat
sebesar 26.82 dari pra siklus ke siklus I
dan meningkat sebesar 23.29 dari
siklus 1 ke siklus II. Sedangkan
persentase meningkat sebesar 39.29
dari pra siklus ke siklus I dan
meningkat sebesar 42.85 dari siklus I
Kusnandar. 2005. Bahan Ajar
Pendidikan Jasmani.Jakarta: PT.
Tunas Melati.
Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sukirno. 2010. Belajar Bermain
Futsal. Depok: Arya Duta
Uno, H.B. 2012. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Uno, H.B.2012. Model pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
ke siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aulia. N. 2011. Futsal. Bandung: PT.
Indah Jaya Pratama.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Charlim. 2012. Mengenal Lebih Jauh
Tentang Futsal. Jakarta: Rineka
Cipta.
73 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i
I S S N : 2252-8148
Download