IBADAT SABDA Rabu Abu SISWA - Paroki Hati Yesus Yang Maha

advertisement
Dana sebagai salah satu buah dari proses pertobatan melalui gerakan
APP terarah kepada kesejahteraan dan kedamaian manusia terutama
bagi mereka yang kehilangan harapan, tersingkir dan tertindas. Dengan
demikian gerakan APP menjadi persembahan kepada Tuhan untuk
keselamatan bersama. Maka momentum APP merupakan momentum
yang paling religius untuk mengalami kematian, menjadi A Big Zero,
pengosongan diri.
Untuk dana, menjadi A Big Zero berarti tidak ada dana mengendap
karena gereja merupakan gereja peziarahan. Konsekuensinya adalah
Gereja ikhlas mengalirkan berkat (dana) yang diperolehnya ke tengah
masyarakat untuk pengembangan/ pemberdayaan masyarakat demi
terciptanya kesejahteraan dan kedamaian manusia
3. TUJUAN GERAKAN AKSI PUASA PEMBANGUNAN (APP)
Tujuan gerakan Aksi Puasa Pembangunan (APP) :
• Membangkitkan kepekaan sosial umat bersama masyarakat
utamanya kepada saudara-saudari yang berkekurangan menurut
dimensi sosial-ekonomi sebagai bentuk penghayatan / perwujudan
pertobatan dan solidaritas sebagai murid-murid Kristus.
• Memberdayakan umat bersama masyarakat mengembangkan pola
pikir bersaudara dalam usaha-usaha kooperatif.
• Mendorong kelompok-kelompok pendidikan pembangunan dalam
masyarakat guna meningkatkan taraf hidup, khususnya masyarakat
miskin.
• Menggerakkan kecerdasan finansial komunitas basis menuju
kemandirian sosial ekonomi yang bersemangatkan kerelaan berbagi
dengan tulus.
• Mendampingi masyarakat yang mengalami bencana dalam bentuk
bantuan kemanusiaan darurat.
SESSION I
IBADAT RABU ABU
22 Pebruari 2012
1. Lagu Pembukaan
2. Tanda Salib
3. Pengantar
Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan, hari ini Liturgi Gereja Katolik
memasuki masa Pra-Paskah, yang ditandai dengan penerimaan
abu sebagai lambang kesiapan untuk menjalankan tobat, puasa dan
pantang. Secara khusus hari ini kita akan berkumpul bersama untuk
mendalami arti pantang dan puasa sehingga masa Pra-Paskah ini
sungguh menjadi masa instropeksi diri sehingga saat Paskah tiba
kita juga bangkit bersama Kristus.
4. Doa Pembukaan
Marilah berdoa:
Allah yang kami sapa sebagai Bapa. Karena cinta-Mu yang sangat
besar Engkau menyerahkan Sang Putera untuk menebus dosa kami
dalam peristiwa Salib. Hadirlah di tempat ini dan penuhi dengan
kuasaMu sehingga kami semua menjadi bijak dan terbuka akan
SabdaMu. Semoga SabdaMu yang akan kami dengarkan hari ini
member pencerahan kepada kami sehingga SabdaMu membasuh
segala kelemahan kami sehingga kami dapt bangkit dan bergerak
untuk menjadi pribadi yang baru. Demi Kristus Tuhan kami. AMIN
5. Lagu antar bacaan : Kusiapkan hatiku Tuhan
6. Pembacaan Sabda: Yesaya 58:3-4,6-10
7. Meresapkan Sabda Tuhan
a. Pemimpin membacakan Sabda Tuhan dengan suara lantang,
dengan lagu bahasa dan ritme yang baik setelah selesai
disediakan waktu hening (sekitar dua menit)
16
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
1
b. Peserta diminta untuk membaca teks kembali secara pribadi
(hening kembali)
c. Salah seorang peserta diminta untuk membaca kembali secara
lantang, saat teks dibacakan peserta diminta untuk menemukan
ayat mana yang menarik, menyentuh atau menimbulkan
pertanyaan, mengapa?
d. Dua atau tiga peserta diminta untuk mensharingkan, hasil
renungannya secara singkat.
e. Guru memberi penegasan hasil sharing dan makna Sabda
Tuhan
Sabda Tuhan hari ini berbicara kepada kita tentang arti yang
sebenarnya tentang Puasa. Bagi orang Kristen, puasa bukan
sekedar menahan diri untuk tidak makan dan minum. Puasa
pertama-tama dipahami sebagai persembahan diri kepada
Tuhan yang telah memberi kelimpahan rejeki. Maka dalam
tradidi iman Katolik Puasa senantiasa dikaitkan dengan doa dan
derma. Gereja Katolik memberi standart minimal aturan
berpuasa. Bagi mereka yang merasa mampu untuk menjalankan
puasa secara lebih dalam masa prapaskah dipersilakan untuk
melakukannya. Tentang aturan berpuasa ini kita akan dalami
dalam sesi berikutnya. Bacaan tadi menegaskan bahwa ada
aspek sosial dalam puasa, “jangan robek pakaianmu, tetapi
hatimu’ menunjukkan bahwa puasa bukan semata-mata
menunjuk aspek lahiriah, yakni tidak makan minum, tetapi lebih
aspek batiniah, yakni mengubah perilaku, paradigma hidup dan
membangun sisi kemanusiaan. Untuk itu mari kita awali masa
prapaskah ini dengan suasana pertobatan sehingga di hari
Paskah nanti kita boleh bangkit bersamanya menjadi pribadi
yang baru, pribadi yang peduli dengan sesama dan pribadi yang
semakin setia dengan iman kita.
8. Lagu Syukur atas Sabda
9. Doa syukur atas Sabda (Doa spontan)
Saudara saudari sekalian mari kita lambungkan doa-doa syukur kita,
niat-niat kita dalam masa prapaskah ini dalam doa permohonan.
(Pendamping bisa memulai doa spontan untuk memancing peserta
untuk berdoa, setelah selesai ditututp dengan Bapa Kami)
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
2
berkait dengan bidang spiritual atau perasaan melainkan realitas yang
harus
diimplementasikan
dalam
kenyataan
hidup
konkrit.
Keadilan dan Kebenaran selalu mengacu ke hubungan sosial yang
benar, dengan pengertian dasar pembelaan terhadap yang lemah dan
pembebasan orang-orang tertindas (Mz.82). Mengenal Yahwe (Allah)
berarti melakukan keadilan (Yer.22:16). Melakukan keadilan berarti
masuk dalam hubungan dengan Allah yang memberi hidup, dengan diri
sendiri, dengan sesama, dan dengan ciptaan. Kata dan perbuatan
Yesus menyatakan bahwa Yesus memahami keadilan dalam konteks
relasi (kesatuan).
Menegakkan keadilan berarti membangun kembali relasi (kesatuan)
yang memberikan hidup kepada mereka yang hidupnya dikurangi oleh
ketidakadilan, membangun hubungan yang rusak yang menggiring ke
marginalisasi, eksklusif. Damai adalah realitas yang muncul ketika
keadilan meraja. Damai lebih dari sekedar tiadanya perselisihan. Damai
menyangkut juga kesehatan tubuh, ketentraman dan kesejahteraan.
Kata Damai/Syalom mengacu pada totalitas adanya rekonsiliasi dan
keharmonisan yang terjadi dalam empat relasi mendasar, relasi dengan
Allah, dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan alam ciptaan.
Hubungan baik itu menghasil-kan kedamaian, kesejahteraan,
ketentraman (Im.26:11-13).
Syalom/Damai dikaitkan dengan derita dan kematian Yesus
(Yoh.20:20). Damai ini diperoleh dengan penderitaan dan kematian
Yesus. Kalau demikian halnya maka momen Pra Paskah menjadi
momen yang tepat untuk gerakan menegakkan keadilan demi
kesejahteraan dan kedamaian.
Dasar APP adalah pertobatan yaitu pengarahan diri kepada Allah dan
ikut serta membangun Kerajaan-Nya (bdk.LG.no.1). Wujud dan buah
pertobatan bisa bermacam-macam dan selalu berkait erat dengan
keadilan sebagaimana dikatakan Nabi Yesaya: “Inilah puasa yang
kusukai : membuka belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali mencekit,
membebaskan yang teraniaya, mematahkan setiap penindasan....”
(Yes:58).
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
15
Lampiran:
10. Doa Bapa Kami
1. S E K I L A S S E J A R A H A P P
11. Doa Penutup
Bapa syukur kepadaMu atas Sabda yang boleh kami dengar.
Semoga SabdaMu mengobarkan semangat kami untuk
memperbaharui diri kami, mengubah polah hidup kami dan
menghantar kami untuk sermakin dekat denganMu. Bimbinglah
kami dihari-hari mendatang akgar kami menggunakan waktu kami
semakin baik dan membuka diri kami untuk sesuatu yang lebih
mulia. Hindarkanlah diri kami dari keinginan untuk mencari
kesenangan diri dan melanggar perintahMu. Demi Kristus Tuhan
kami, Amin.
AKSI PUASA awalnya dicetuskan Rm. C. Carri SJ pada 1970 (digagas
mulai tahun 1969) yang pada waktu itu menjabat Vikjen Keuskupan
Agung Semarang (KAS), yang kemudian dilaksanakan oleh Rm. G.
Utomo Pr sebagai Delsos KAS. Nama Aksi Puasa mulai muncul pada
tahun 1970 di dalam Sidang Pleno Komisi Pengembangan Sosial
Ekonomi MAWI (pada waktu itu namanya masih PWI Sosial) di
Purworejo, Jateng. Di dalam Sidang Pleno tersebut telah disusun pula
Pedoman Aksi Puasa yang kemudian disahkan oleh MAWI di dalam
Sidangnya bulan Nopember 1970. Nama “Aksi Puasa” kemudian
ditambahkan kata “Pembangunan” pada tahun 1972.
12. Lagu Penutup
Menurut pemikiran Rm. C. Carri SJ waktu itu, umat Katolik perlu
menjalankan Aksi Puasa untuk menjembatani jurang antara yang kaya
dan miskin dengan berpedoman pada ensiklik Populorum Progresio.
Aksi Puasa ini ditetap menjadi Aksi Puasa Pembangunan (APP)
berdasarkan Sidang Pleno PWI Sosial (sekarang Komisi PSE KWI) di
Pacet Jawa Timur pada September 1972.
2. VISI AWAL GERAKAN APP
Gereja Katolik menyadari bahwa pewartaan Injil tanpa usaha
menegakkan keadilan tidaklah utuh. Mengakui Allah tetapi melupakan
perjuangan keadilan dan pembebasan adalah sama dengan mengaku
mencintai Allah tanpa sesama. Selanjutnya kesadaran Gereja ini
diwujudkan dalam bentuk pilihan mendahulukan kaum miskin dan tidak
berdaya, preferential option for (and with) the poor and oppressed.
Mendahulukan kaum miskin dan tertindas, memperjuangkan ke-adilan,
perdamaian dan keutuhan ciptaan, merupakan wujud serta tanda
kesetiaan kepada Injil Yesus.
Inti pewartaan Injil adalah Kerajaan Allah. Isi Kerajaan Allah adalah
kebenaran, damai dan sukacita. Ketiga karakter/dimensi itu dilihat
sebagai nilai fundamental Kerajaan Allah. Ketiga nilai itu bukan hanya
14
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
3
SESSION II
PUASA DAN PANTANG DALAM TRADISI KATOLIK
Pengumpulan dana APP di tingkat Sekolah.
Sekolah Katolik atau siswa katolik juga diharapkan untuk mengambil
bagian dalam Gerakan APP. (secara teknis guru dapat menjelaskan
entah setiap hari atau setiap jumat)
(untuk memperkaya penegasan silakan membaca lampiran)
1. Lagu
4. Tanya Jawab
2. Tanda Salib
3. Doa Pembukaan
Alah Bapa yang maha cinta, hari ini kami bersyukur kepadaMu
karena Engkau memberikan kesempatan kepada kami untuk
mendalami SabdaMu. Bukalah hati kami agar SabdaMU boleh
menjadi pedoman hidup kami. Sehingga arah hidup kami semakin
tertata dan sesuai kehendakMU. Hadirlah ditempat ini dan
jadikanlah kami alatmu untuk menjadi terang bagi sesame kami.
Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
4. Pengantar
Kita berkumpul kembali di tempat ini untuk semakin mendalami apa
arti Puasa dan Pantang dalam Gereja Katolik. Sering kali kita
ditanya..”di agama Katolik ada puasa atau tidak?” Banyak dari kita
tidak mampu menjawab pertanyaan itu, karena banyak dari kita
yang tidak berpuasa, tidak tahu aturan puasa kita atau malah tahu
tetapi meremehkan arti puasa kita. Untuk itu hari ini kita berkumpul
untuk mendalami arti Puasa dan pantang sehingga kita bisa
mempraktekkannya dalam hidup kita dan mampu menjawab
pertanyaan yang sering ditujukan kepada kita.
5. Membangun Niat bersama
Siswa kembali ke kelompok yang telah dibentuk pada sesi
sebelumnya untuk mendiskusikan rencana konkret sebagai buah
dari puasa. Pendamping akan mengumpulkan semua rencana dan
memilih rencana mana yang mungkin dilakukan secara bersama.
Bila mungkin kelompok melakukan sendiri rencana konkret ada
baiknya pendamping memberi kesempatan.
6. Doa penutup
Allah Bapa Kami yang di surga, trimaksih kau telah membantu kami
untuk semakin peduli dengan sesama. Buatlah hati kami melihat
bahwa dalam diri mereka yang miskin, Engkau ada dalam diri
mereka. Berkatilah semua rencana yang telah kami buat, agar kami
setia untuk melaksanakannya. Demi Kristus Tuhan Kami. Amin.
5. Menggali pemahaman anak tentang puasa dan pantang
(Guru mengajukan pertanyaan penuntun untuk dijawab oleh
peserta. Setipa pertanyaan setidaknya dapat dijawab oleh 3-4
peserta)
a. Siapakah yang pernah berpuasa? Apa yang dirasakan?
b. Untuk apa berpuasa?
c. Bagaimana anda berpuasa?
d. Apa yang diketahui tentang pantang?
e. Apa perbedaan antara puasa dan pantang?
4
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
13
Dana yang terkumpul tersebut digunakan untuk membantu saudarasaudara yang miskin atau mereka yang kena musibah.
Pengumpulan derma secara nasional dimaksudkan agar APP
menjadi sebuah gerakan bersama Gereja Indonesia untuk
mengatasi masalah kemiskinan.
Bagaimana
dana
itu
dapat
dipertanggungjawabkan
penggunaannya?
Sebagai gerakan dana APP harus sungguh-sungguh disalurkan
untuk usaha mengembangkan masyarakat. Karena memang itulah
tujuan yang sebenarnya dari APP. Dana APP dikelola secara
trasparan. 70 % dana yang terkumpul akan digunakan untuk Gereja
Lokal untuk pengembangan social dan 30 % dikirim ke KWI
sebagai solidaritas Gereja Indonesia, karena ada keuskupan kecil
yang dana APP-nya sangat sedikit sehingga perlu bantuan.
Sebagai gerakan umat pengajuan bantuan dana biasanya datang
dari umat dan harus dirrekomendasi oleh pastor paroki, kemudian
TIM Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan akan melakakuan
Verifikasi ke lapangan untuk melihat rencana kerja. Setelah
diverifikasi, Tim akan memberikan rekomendadi ke Komisi PSE
apakah kegiatan tersebut dapat dibantu atau tidak.
Komisi PSE akan memeriksa berkas proyek dan jika dana yang
dibantu dapat ditangani oleh Komisi PSE di tingkat keuskupan maka
dana diambil dari 70 % dana yang terkumpul dari hasil APP. Bila
ternyata komisi PSE tidak memiliki dana atau kurang maka akan
dikirim ke KWI.
Pemohon bantuan diwajibkan memberi laporan secara periodik
kepada Komisi PSE Keuskupan yang ditembuskan ke Pastor Paroki
setempat. Dengan system ini diharapkan gerakan APP sungguhsungguh dapat membantu untuk pengentasan kemiskinan di
Indonesia.
12
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
6. Penegasan oleh Pemandu
(setelah sharing pemandu memberikan penegasan seperlunya)
a. Tradisi Puasa dan Pantang dalam Gereja Katolik
Puasa sudah menjadi tradisi agama-agama. Dalam dunia
kristianitas puasa adalah laku tapa, tidak makan dan minum
yang bertujuan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Puasa
secara fisik seperti itu sering menimbulkan kemunafikan, hal
itulah yang sering dikritik oleh para nabi.
Melalui nabi Yesaya, Tuhan bersabda: “Berpuasa yang
Kukehendaki ialah, Supaya engkau membuka belenggubelenggu kelaliman dan mematahkan setiap kuk supaya engkau
memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap
kuk, supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang
yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak
mempunyai rumah. Dan apabila kamu melihat orang telanjang
supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan
diri terhadap saudaramu sendiri. Pada waktu itulah engkau akan
memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak
minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku. Apabila engkau tidak
lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi
menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah. Apabila
engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan
sendiri dan memuaskan hati orang tertindas maka terangmu
akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti bintang
rembang tengah hari"
Artinya puasa bukan sekedar tidak makan dan minum, tetapi
mesti lebih dari itu, yakni terarah ke luar,seperi
yang
dikehendaki TUhan sebagaimana Tuhan bersabda melalui nabi
Yesaya. Puasa harus merubah tingkah laku manusia untuk
menjadi pribadi yang semakin peduli, membela keadilan,
membela mereka yang miskin dan terlantar.
Yesuspun berpuasa selama 40 hari. Ini menunjukkan bahwa
tradisi puasa sedah ada sejak awal dan kemudian diteruskan
oleh jemaat perdana. Dalam kotbah di bukit, Yesus bersabda
tentang puasa:
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
5
“Apabila kamu berpuasa, Janganlah muram mukamu seperti
orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang
melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu Dan
cucilah mukamu
Supaya jangan dilihat orang bahwa
engkau sedang berpuasa melainkan hanya oleh Bapamu yang
ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
b. Peraturan Puasa dalam Gereja Katolik
Gereja memberikan aturan minimal (yang pasti bisa dilakukan
oleh semua orang katolik). Peraturan puasa itu tertera dalam
Kitab Hukum Kanonik (KHK).
• Kan. 1249 – Semua orang beriman kristiani wajib menurut
cara masing-masing melakukan tobat demi hukum ilahi;
tetapi agar mereka semua bersatu dalam suatu pelaksanaan
tobat bersama, ditentukan hari-hari tobat, dimana umat
beriman kristiani secara khusus meluangkan waktu untuk
doa, menjalankan karya kesalehan dan amal-kasih,
menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajibankewajibannya secara lebih setia dan terutama dengan
berpuasa dan berpantang, menurut norma kanon-kanon
berikut.
• Kan. 1250 – Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialah
setiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa
prapaskah.
• Kan. 1251 – Pantang makan daging atau makanan lain
menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya
dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari
Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung
hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya
dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung,
memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus.
• Kan. 1252 – Peraturan pantang mengikat mereka yang telah
berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan
puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal
tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orangtua
6
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
SESSION III
AKSI PUASA PEMBANGUNAN
1. Lagu Pembukaan
2. Doa Pembukaan
Allah Bapa, Engkau menghendaki agar dunia semakin hari semakin
baik sehingga Kerajaan Allah dapat tumbuh suubur di antara kami.
Kami mohon bantulah kami untuk membuat hidup kami
menghasilkan buah. Semoga masa puasa dan pantang ini menjadi
sarana bagi kami untuk hidup sesuai dengan kehendakmu.
Dampinglah kami agar dalam pertemuan ini menjadikan kami
semakin peduli akan saudara-saudara kami yang miskin. Demi
Kristus Tuhan kami. Amin.
3. Sosialisasi APP sebelumnya kita telah mendalami tentang arti
puasa
(Sosialisasi APP disampaikan secara dialogis)
Dalam sesi sebelumnya kita mendalami tentang arti puasa. Salah
satu buah puasa dan pantang adalah derma. Derma dapat kita
lakukan secara pribadi atau secara bersama-sama dalam
komunitas. Gereja Katolik menetapkan buah puasa dan pantang
dalam APP.
Apakah ada yang pernah mendengar tentang APP? (Pendamping
menginvetarisir jawaban peserta)
APP adalah singkatan dari Aksi Puasa Pembangunan. APP disebut
sebagai buah nyata (secara fisik) puasa dan pantang. Umat
mengumpulkan derma untuk membangun kepedulian dengan
sesama, terutama mereka yang miskin dan lemah. Derma itu
biasanya dalam bentuk uang yang dikumpulkan, kemudian
dikumpulkan ditingkat keuskupan dan sebagaian dikirim ke KWI
sebagai bentuk solidaritas Gereja Indonesia.
Pernahkah Anda berderma? Bagaimana perasaanmu ketika dapat
membantu sesame?
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
11
Yang bukan semangat puasa dan pantang Katolik adalah:
• Berpuasa dan berpantang sekedar untuk kesehatan: diet,
mengurangi makan dan minum atau makanan dan minuman
tertentu untuk mencegah atau mengatasi penyakit tertentu.
• Berpuasa dan berpantang untuk memperoleh kesaktian baik
itu tubuh maupun rohani.
(setelah pemandu memberikan penjelasan ada baiknya ada sesi
Tanya jawanb)
7. Membangun niat pribadi dalam kelompok
(peserta dibagi dalam kelompok kecil, (7-10 orang) dalam kelompok
kecil dipersilakan untuk membangun niat pribadi
dan
menuliskannya dalam kertas. Niat berisi tentang usaha untuk
berpuasa dan berpantang selama masa prapaskah, setelah semua
membuat niat pribadi, masing-masing dipersilakan untuk
mensharingkan niatnya. Kelompok menjadi saksi atas niat tersebut)
8. Doa Penutup
Allah Bapa yang maha kasih, hari ini kami telah memahami arti
puasa dan pantang. Kami telah membuat niat-niat pribadi untuk
mengisi masa prapaskah ini. Bantulah kami untuk mewujudkan niat
kami dan jauhkan kami dari keinginan untuk melanggar niat
tersebut. Kirimkanlah teman-teman yang baik untk mengingatkan
kami jika kami melanggarnya. Bapa akhirnya kami persembahkan
seluruh niat kami tersebut untuk kebersaran dan keagungan
namaMu, demi Kritus Tuhan kami. Amin
9. Tanda Salib
10. Lagu Penutup
10
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
•
•
•
•
•
hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya
masih kurang tidak terikat wajib puasa dan pantang, dibina ke
arah cita-rasa tobat yang sejati.
Kan. 1253 – Konferensi para Uskup dapat menentukan
dengan lebih rinci pelaksanaan puasa dan pantang; dan juga
dapat mengganti-kan seluruhnya atau sebagian wajib puasa
dan pantang itu dengan bentuk-bentuk tobat lain, terutama
dengan karya amal-kasih serta latihan-latihan rohani.
Memang sesuai dari yang kita ketahui, ketentuan dari
Konferensi para Uskup di Indonesia menetapkan selanjutnya:
Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat
Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan
tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat
Agung.
Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia
18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang
ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke
atas.
Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya
sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih
pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok.
Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan
pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila
melanggarnya.
Maka penerapannya adalah:
a) Kita berpantang setiap hari Jumat sepanjang tahun (contoh:
pantang daging, pantang rokok dll) kecuali jika hari Jumat itu
jatuh pada hari raya, seperti dalam oktaf masa Natal dan oktaf
masa Paskah. Penetapan pantang setiap Jumat ini adalah
karena Gereja menentukan hari Jumat sepanjang tahun (kecuali
yang jatuh di hari raya) adalah hari tobat. Namun, jika kita mau
melakukan yang lebih, silakan berpantang setiap hari selama
Masa Prapaska.
b) Jika kita berpantang, pilihlah makanan/ minuman yang paling
kita sukai. Pantang daging adalah contohnya, atau yang lebih
sukar mungkin pantang garam. Tapi ini bisa juga berarti pantang
minum kopi bagi orang yang suka sekali kopi, dan pantang
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
7
c)
d)
e)
f)
8
sambal bagi mereka yang sangat suka sambal, pantang rokok
bagi mereka yang merokok, pantang jajan bagi mereka yang
suka jajan. Jadi jika kita pada dasarnya tidak suka jajan, jangan
memilih pantang jajan, sebab itu tidak ada artinya.
Pantang tidak terbatas hanya makanan, namun pantang
makanan dapat dianggap sebagai hal yang paling mendasar dan
dapat dilakukan oleh semua orang. Namun jika satu dan lain hal
tidak dapat dilakukan, terdapat pilihan lain, seperti pantang
kebiasaan yang paling mengikat, seperti pantang nonton TV,
pantang ’shopping’, pantang ke bioskop, pantang ‘gossip’,
pantang main ‘game’ dll. Jika memungkinkan tentu kita dapat
melakukan gabungan antara pantang makanan/ minuman dan
pantang kebiasaan ini.
Puasa minimal dalam setahun adalah Hari Rabu Abu dan Jumat
Agung, namun bagi yang dapat melakukan lebih, silakan juga
berpuasa dalam ketujuh hari Jumat dalam masa Prapaska (atau
bahkan setiap hari dalam masa Prapaska).
Waktu berpuasa, kita makan kenyang satu kali, dapat dipilih
sendiri pagi, siang atau malam. Harap dibedakan makan
kenyang dengan makan sekenyang-kenyangnya. Karena
maksud berpantang juga adalah untuk melatih pengendalian diri,
maka jika kita berbuka puasa/ pada saat makan kenyang, kita
juga tetap makan seperti biasa, tidak berlebihan. Juga makan
kenyang satu kali sehari bukan berarti kita boleh makan snack/
cemilan berkali-kali sehari. Ingatlah tolok ukurnya adalah
pengendalian diri dan keinginan untuk turut merasakan sedikit
penderitaan Yesus, dan mempersatukan pengorbanan kita
dengan pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan
dunia.
Maka pada saat kita berpuasa, kita dapat mendoakan untuk
pertobatan seseorang, atau mohon pengampunan atas dosa
kita. Doa-doa seperti inilah yang sebaiknya mendahului puasa,
kita ucapkan di tengah-tengah kita berpuasa, terutama saat kita
merasa haus/ lapar, dan doa ini pula yang menutup puasa kita/
sesaat sebelum kita makan. Di sela-sela kesibukan sehari-hari
kita dapat mengucapkan doa sederhana, “Ampunilah aku, ya
Tuhan. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Mohon selamatkanlah
…..” (sebutkan nama orang yang kita kasihi)
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
g) Karena yang ditetapkan di sini adalah syarat minimal, maka
kita sendiri boleh menambahkannya sesuai dengan
kekuatan kita. Jadi boleh saja kita berpuasa dari pagi sampai
siang, atau sampai sore, atau bagi yang memang dapat
melakukannya, sampai satu hari penuh. Juga tidak menjadi
masalah, puasa sama sekali tidak makan dan minum atau
minum sedikit air. Diperlukan kebijaksanaan sendiri (prudence)
untuk memutuskan hal ini, yaitu seberapa banyak kita mau
menyatakan kasih kita kepada Yesus dengan berpuasa, dan
seberapa jauh itu memungkinkan dengan kondisi tubuh kita.
Walaupun tentu, jika kita terlalu banyak ‘excuse’ ya berarti kita
perlu mempertanyakan kembali, sejauh mana kita mengasihi
Yesus dan mau sedikit berkorban demi mendoakan keselamatan
dunia.
c. Arti Puasa
PUASA adalah tindakan sukarela Tidak makan atau tidak
minum Seluruhnya, yang berarti sama sekali tidak makan atau
minum apapun Atau sebagian, yang berarti mengurangi makan
atau minum.
• Secara kejiwaan, Berpuasa memurnikan hati orang dan
mempermudah pemusatan perhatian waktu bersemadi dan
berdoa.
• Puasa juga dapat merupakan korban atau persembahan.
• Puasa pantas disebut doa dengan tubuh, karena dengan
berpuasa orang menata hidup dan tingkah laku rohaninya.
• Dengan berpuasa, orang mengungkapkan rasa lapar akan
Tuhan dan kehendakNya. Ia mengorbankan kesenangan dan
keuntungan sesaat, dengan penuh syukur atas kelimpahan
karunia Tuhan. Demikian, orang mengurangi keserakahan dan
mewujudkan penyesalan atas dosa-dosanya di masa lampau.
• Dengan berpuasa, orang menemukan diri yang sebenarnya
untuk
membangun
pribadi
yang
selaras.
Puasa
membebaskan diri dari ketergantungan jasmani dan
ketidakseimbangan emosi. Puasa membantu orang untuk
mengarahkan diri kepada sesama dan kepada Tuhan.
Itulah sebabnya, puasa Katolik selalu terlaksana bersamaan
dengan doa dan derma, yang terwujud dalam Aksi Puasa
Pembangunan. Semangat yang sama berlaku pula untuk
laku PANTANG.
KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN
9
Download