Dana sebagai salah satu buah dari proses pertobatan melalui gerakan APP terarah kepada kesejahteraan dan kedamaian manusia terutama bagi mereka yang kehilangan harapan, tersingkir dan tertindas. Dengan demikian gerakan APP menjadi persembahan kepada Tuhan untuk keselamatan bersama. Maka momentum APP merupakan momentum yang paling religius untuk mengalami kematian, menjadi A Big Zero, pengosongan diri. Untuk dana, menjadi A Big Zero berarti tidak ada dana mengendap karena gereja merupakan gereja peziarahan. Konsekuensinya adalah Gereja ikhlas mengalirkan berkat (dana) yang diperolehnya ke tengah masyarakat untuk pengembangan/ pemberdayaan masyarakat demi terciptanya kesejahteraan dan kedamaian manusia 3. TUJUAN GERAKAN AKSI PUASA PEMBANGUNAN (APP) Tujuan gerakan Aksi Puasa Pembangunan (APP) : • Membangkitkan kepekaan sosial umat bersama masyarakat utamanya kepada saudara-saudari yang berkekurangan menurut dimensi sosial-ekonomi sebagai bentuk penghayatan / perwujudan pertobatan dan solidaritas sebagai murid-murid Kristus. • Memberdayakan umat bersama masyarakat mengembangkan pola pikir bersaudara dalam usaha-usaha kooperatif. • Mendorong kelompok-kelompok pendidikan pembangunan dalam masyarakat guna meningkatkan taraf hidup, khususnya masyarakat miskin. • Menggerakkan kecerdasan finansial komunitas basis menuju kemandirian sosial ekonomi yang bersemangatkan kerelaan berbagi dengan tulus. • Mendampingi masyarakat yang mengalami bencana dalam bentuk bantuan kemanusiaan darurat. SESSION I IBADAT RABU ABU 22 Pebruari 2012 1. Lagu Pembukaan 2. Tanda Salib 3. Pengantar Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan, hari ini Liturgi Gereja Katolik memasuki masa Pra-Paskah, yang ditandai dengan penerimaan abu sebagai lambang kesiapan untuk menjalankan tobat, puasa dan pantang. Secara khusus hari ini kita akan berkumpul bersama untuk mendalami arti pantang dan puasa sehingga masa Pra-Paskah ini sungguh menjadi masa instropeksi diri sehingga saat Paskah tiba kita juga bangkit bersama Kristus. 4. Doa Pembukaan Marilah berdoa: Allah yang kami sapa sebagai Bapa. Karena cinta-Mu yang sangat besar Engkau menyerahkan Sang Putera untuk menebus dosa kami dalam peristiwa Salib. Hadirlah di tempat ini dan penuhi dengan kuasaMu sehingga kami semua menjadi bijak dan terbuka akan SabdaMu. Semoga SabdaMu yang akan kami dengarkan hari ini member pencerahan kepada kami sehingga SabdaMu membasuh segala kelemahan kami sehingga kami dapt bangkit dan bergerak untuk menjadi pribadi yang baru. Demi Kristus Tuhan kami. AMIN 5. Lagu antar bacaan : Kusiapkan hatiku Tuhan 6. Pembacaan Sabda: Yesaya 58:3-4,6-10 7. Meresapkan Sabda Tuhan a. Pemimpin membacakan Sabda Tuhan dengan suara lantang, dengan lagu bahasa dan ritme yang baik setelah selesai disediakan waktu hening (sekitar dua menit) 16 KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 1 b. Peserta diminta untuk membaca teks kembali secara pribadi (hening kembali) c. Salah seorang peserta diminta untuk membaca kembali secara lantang, saat teks dibacakan peserta diminta untuk menemukan ayat mana yang menarik, menyentuh atau menimbulkan pertanyaan, mengapa? d. Dua atau tiga peserta diminta untuk mensharingkan, hasil renungannya secara singkat. e. Guru memberi penegasan hasil sharing dan makna Sabda Tuhan Sabda Tuhan hari ini berbicara kepada kita tentang arti yang sebenarnya tentang Puasa. Bagi orang Kristen, puasa bukan sekedar menahan diri untuk tidak makan dan minum. Puasa pertama-tama dipahami sebagai persembahan diri kepada Tuhan yang telah memberi kelimpahan rejeki. Maka dalam tradidi iman Katolik Puasa senantiasa dikaitkan dengan doa dan derma. Gereja Katolik memberi standart minimal aturan berpuasa. Bagi mereka yang merasa mampu untuk menjalankan puasa secara lebih dalam masa prapaskah dipersilakan untuk melakukannya. Tentang aturan berpuasa ini kita akan dalami dalam sesi berikutnya. Bacaan tadi menegaskan bahwa ada aspek sosial dalam puasa, “jangan robek pakaianmu, tetapi hatimu’ menunjukkan bahwa puasa bukan semata-mata menunjuk aspek lahiriah, yakni tidak makan minum, tetapi lebih aspek batiniah, yakni mengubah perilaku, paradigma hidup dan membangun sisi kemanusiaan. Untuk itu mari kita awali masa prapaskah ini dengan suasana pertobatan sehingga di hari Paskah nanti kita boleh bangkit bersamanya menjadi pribadi yang baru, pribadi yang peduli dengan sesama dan pribadi yang semakin setia dengan iman kita. 8. Lagu Syukur atas Sabda 9. Doa syukur atas Sabda (Doa spontan) Saudara saudari sekalian mari kita lambungkan doa-doa syukur kita, niat-niat kita dalam masa prapaskah ini dalam doa permohonan. (Pendamping bisa memulai doa spontan untuk memancing peserta untuk berdoa, setelah selesai ditututp dengan Bapa Kami) KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 2 berkait dengan bidang spiritual atau perasaan melainkan realitas yang harus diimplementasikan dalam kenyataan hidup konkrit. Keadilan dan Kebenaran selalu mengacu ke hubungan sosial yang benar, dengan pengertian dasar pembelaan terhadap yang lemah dan pembebasan orang-orang tertindas (Mz.82). Mengenal Yahwe (Allah) berarti melakukan keadilan (Yer.22:16). Melakukan keadilan berarti masuk dalam hubungan dengan Allah yang memberi hidup, dengan diri sendiri, dengan sesama, dan dengan ciptaan. Kata dan perbuatan Yesus menyatakan bahwa Yesus memahami keadilan dalam konteks relasi (kesatuan). Menegakkan keadilan berarti membangun kembali relasi (kesatuan) yang memberikan hidup kepada mereka yang hidupnya dikurangi oleh ketidakadilan, membangun hubungan yang rusak yang menggiring ke marginalisasi, eksklusif. Damai adalah realitas yang muncul ketika keadilan meraja. Damai lebih dari sekedar tiadanya perselisihan. Damai menyangkut juga kesehatan tubuh, ketentraman dan kesejahteraan. Kata Damai/Syalom mengacu pada totalitas adanya rekonsiliasi dan keharmonisan yang terjadi dalam empat relasi mendasar, relasi dengan Allah, dengan diri sendiri, dengan sesama dan dengan alam ciptaan. Hubungan baik itu menghasil-kan kedamaian, kesejahteraan, ketentraman (Im.26:11-13). Syalom/Damai dikaitkan dengan derita dan kematian Yesus (Yoh.20:20). Damai ini diperoleh dengan penderitaan dan kematian Yesus. Kalau demikian halnya maka momen Pra Paskah menjadi momen yang tepat untuk gerakan menegakkan keadilan demi kesejahteraan dan kedamaian. Dasar APP adalah pertobatan yaitu pengarahan diri kepada Allah dan ikut serta membangun Kerajaan-Nya (bdk.LG.no.1). Wujud dan buah pertobatan bisa bermacam-macam dan selalu berkait erat dengan keadilan sebagaimana dikatakan Nabi Yesaya: “Inilah puasa yang kusukai : membuka belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali mencekit, membebaskan yang teraniaya, mematahkan setiap penindasan....” (Yes:58). KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 15 Lampiran: 10. Doa Bapa Kami 1. S E K I L A S S E J A R A H A P P 11. Doa Penutup Bapa syukur kepadaMu atas Sabda yang boleh kami dengar. Semoga SabdaMu mengobarkan semangat kami untuk memperbaharui diri kami, mengubah polah hidup kami dan menghantar kami untuk sermakin dekat denganMu. Bimbinglah kami dihari-hari mendatang akgar kami menggunakan waktu kami semakin baik dan membuka diri kami untuk sesuatu yang lebih mulia. Hindarkanlah diri kami dari keinginan untuk mencari kesenangan diri dan melanggar perintahMu. Demi Kristus Tuhan kami, Amin. AKSI PUASA awalnya dicetuskan Rm. C. Carri SJ pada 1970 (digagas mulai tahun 1969) yang pada waktu itu menjabat Vikjen Keuskupan Agung Semarang (KAS), yang kemudian dilaksanakan oleh Rm. G. Utomo Pr sebagai Delsos KAS. Nama Aksi Puasa mulai muncul pada tahun 1970 di dalam Sidang Pleno Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi MAWI (pada waktu itu namanya masih PWI Sosial) di Purworejo, Jateng. Di dalam Sidang Pleno tersebut telah disusun pula Pedoman Aksi Puasa yang kemudian disahkan oleh MAWI di dalam Sidangnya bulan Nopember 1970. Nama “Aksi Puasa” kemudian ditambahkan kata “Pembangunan” pada tahun 1972. 12. Lagu Penutup Menurut pemikiran Rm. C. Carri SJ waktu itu, umat Katolik perlu menjalankan Aksi Puasa untuk menjembatani jurang antara yang kaya dan miskin dengan berpedoman pada ensiklik Populorum Progresio. Aksi Puasa ini ditetap menjadi Aksi Puasa Pembangunan (APP) berdasarkan Sidang Pleno PWI Sosial (sekarang Komisi PSE KWI) di Pacet Jawa Timur pada September 1972. 2. VISI AWAL GERAKAN APP Gereja Katolik menyadari bahwa pewartaan Injil tanpa usaha menegakkan keadilan tidaklah utuh. Mengakui Allah tetapi melupakan perjuangan keadilan dan pembebasan adalah sama dengan mengaku mencintai Allah tanpa sesama. Selanjutnya kesadaran Gereja ini diwujudkan dalam bentuk pilihan mendahulukan kaum miskin dan tidak berdaya, preferential option for (and with) the poor and oppressed. Mendahulukan kaum miskin dan tertindas, memperjuangkan ke-adilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan, merupakan wujud serta tanda kesetiaan kepada Injil Yesus. Inti pewartaan Injil adalah Kerajaan Allah. Isi Kerajaan Allah adalah kebenaran, damai dan sukacita. Ketiga karakter/dimensi itu dilihat sebagai nilai fundamental Kerajaan Allah. Ketiga nilai itu bukan hanya 14 KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 3 SESSION II PUASA DAN PANTANG DALAM TRADISI KATOLIK Pengumpulan dana APP di tingkat Sekolah. Sekolah Katolik atau siswa katolik juga diharapkan untuk mengambil bagian dalam Gerakan APP. (secara teknis guru dapat menjelaskan entah setiap hari atau setiap jumat) (untuk memperkaya penegasan silakan membaca lampiran) 1. Lagu 4. Tanya Jawab 2. Tanda Salib 3. Doa Pembukaan Alah Bapa yang maha cinta, hari ini kami bersyukur kepadaMu karena Engkau memberikan kesempatan kepada kami untuk mendalami SabdaMu. Bukalah hati kami agar SabdaMU boleh menjadi pedoman hidup kami. Sehingga arah hidup kami semakin tertata dan sesuai kehendakMU. Hadirlah ditempat ini dan jadikanlah kami alatmu untuk menjadi terang bagi sesame kami. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. 4. Pengantar Kita berkumpul kembali di tempat ini untuk semakin mendalami apa arti Puasa dan Pantang dalam Gereja Katolik. Sering kali kita ditanya..”di agama Katolik ada puasa atau tidak?” Banyak dari kita tidak mampu menjawab pertanyaan itu, karena banyak dari kita yang tidak berpuasa, tidak tahu aturan puasa kita atau malah tahu tetapi meremehkan arti puasa kita. Untuk itu hari ini kita berkumpul untuk mendalami arti Puasa dan pantang sehingga kita bisa mempraktekkannya dalam hidup kita dan mampu menjawab pertanyaan yang sering ditujukan kepada kita. 5. Membangun Niat bersama Siswa kembali ke kelompok yang telah dibentuk pada sesi sebelumnya untuk mendiskusikan rencana konkret sebagai buah dari puasa. Pendamping akan mengumpulkan semua rencana dan memilih rencana mana yang mungkin dilakukan secara bersama. Bila mungkin kelompok melakukan sendiri rencana konkret ada baiknya pendamping memberi kesempatan. 6. Doa penutup Allah Bapa Kami yang di surga, trimaksih kau telah membantu kami untuk semakin peduli dengan sesama. Buatlah hati kami melihat bahwa dalam diri mereka yang miskin, Engkau ada dalam diri mereka. Berkatilah semua rencana yang telah kami buat, agar kami setia untuk melaksanakannya. Demi Kristus Tuhan Kami. Amin. 5. Menggali pemahaman anak tentang puasa dan pantang (Guru mengajukan pertanyaan penuntun untuk dijawab oleh peserta. Setipa pertanyaan setidaknya dapat dijawab oleh 3-4 peserta) a. Siapakah yang pernah berpuasa? Apa yang dirasakan? b. Untuk apa berpuasa? c. Bagaimana anda berpuasa? d. Apa yang diketahui tentang pantang? e. Apa perbedaan antara puasa dan pantang? 4 KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 13 Dana yang terkumpul tersebut digunakan untuk membantu saudarasaudara yang miskin atau mereka yang kena musibah. Pengumpulan derma secara nasional dimaksudkan agar APP menjadi sebuah gerakan bersama Gereja Indonesia untuk mengatasi masalah kemiskinan. Bagaimana dana itu dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya? Sebagai gerakan dana APP harus sungguh-sungguh disalurkan untuk usaha mengembangkan masyarakat. Karena memang itulah tujuan yang sebenarnya dari APP. Dana APP dikelola secara trasparan. 70 % dana yang terkumpul akan digunakan untuk Gereja Lokal untuk pengembangan social dan 30 % dikirim ke KWI sebagai solidaritas Gereja Indonesia, karena ada keuskupan kecil yang dana APP-nya sangat sedikit sehingga perlu bantuan. Sebagai gerakan umat pengajuan bantuan dana biasanya datang dari umat dan harus dirrekomendasi oleh pastor paroki, kemudian TIM Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan akan melakakuan Verifikasi ke lapangan untuk melihat rencana kerja. Setelah diverifikasi, Tim akan memberikan rekomendadi ke Komisi PSE apakah kegiatan tersebut dapat dibantu atau tidak. Komisi PSE akan memeriksa berkas proyek dan jika dana yang dibantu dapat ditangani oleh Komisi PSE di tingkat keuskupan maka dana diambil dari 70 % dana yang terkumpul dari hasil APP. Bila ternyata komisi PSE tidak memiliki dana atau kurang maka akan dikirim ke KWI. Pemohon bantuan diwajibkan memberi laporan secara periodik kepada Komisi PSE Keuskupan yang ditembuskan ke Pastor Paroki setempat. Dengan system ini diharapkan gerakan APP sungguhsungguh dapat membantu untuk pengentasan kemiskinan di Indonesia. 12 KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 6. Penegasan oleh Pemandu (setelah sharing pemandu memberikan penegasan seperlunya) a. Tradisi Puasa dan Pantang dalam Gereja Katolik Puasa sudah menjadi tradisi agama-agama. Dalam dunia kristianitas puasa adalah laku tapa, tidak makan dan minum yang bertujuan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Puasa secara fisik seperti itu sering menimbulkan kemunafikan, hal itulah yang sering dikritik oleh para nabi. Melalui nabi Yesaya, Tuhan bersabda: “Berpuasa yang Kukehendaki ialah, Supaya engkau membuka belenggubelenggu kelaliman dan mematahkan setiap kuk supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak mempunyai rumah. Dan apabila kamu melihat orang telanjang supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku. Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah. Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti bintang rembang tengah hari" Artinya puasa bukan sekedar tidak makan dan minum, tetapi mesti lebih dari itu, yakni terarah ke luar,seperi yang dikehendaki TUhan sebagaimana Tuhan bersabda melalui nabi Yesaya. Puasa harus merubah tingkah laku manusia untuk menjadi pribadi yang semakin peduli, membela keadilan, membela mereka yang miskin dan terlantar. Yesuspun berpuasa selama 40 hari. Ini menunjukkan bahwa tradisi puasa sedah ada sejak awal dan kemudian diteruskan oleh jemaat perdana. Dalam kotbah di bukit, Yesus bersabda tentang puasa: KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 5 “Apabila kamu berpuasa, Janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu Dan cucilah mukamu Supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” b. Peraturan Puasa dalam Gereja Katolik Gereja memberikan aturan minimal (yang pasti bisa dilakukan oleh semua orang katolik). Peraturan puasa itu tertera dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK). • Kan. 1249 – Semua orang beriman kristiani wajib menurut cara masing-masing melakukan tobat demi hukum ilahi; tetapi agar mereka semua bersatu dalam suatu pelaksanaan tobat bersama, ditentukan hari-hari tobat, dimana umat beriman kristiani secara khusus meluangkan waktu untuk doa, menjalankan karya kesalehan dan amal-kasih, menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajibankewajibannya secara lebih setia dan terutama dengan berpuasa dan berpantang, menurut norma kanon-kanon berikut. • Kan. 1250 – Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialah setiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa prapaskah. • Kan. 1251 – Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus. • Kan. 1252 – Peraturan pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orangtua 6 KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN SESSION III AKSI PUASA PEMBANGUNAN 1. Lagu Pembukaan 2. Doa Pembukaan Allah Bapa, Engkau menghendaki agar dunia semakin hari semakin baik sehingga Kerajaan Allah dapat tumbuh suubur di antara kami. Kami mohon bantulah kami untuk membuat hidup kami menghasilkan buah. Semoga masa puasa dan pantang ini menjadi sarana bagi kami untuk hidup sesuai dengan kehendakmu. Dampinglah kami agar dalam pertemuan ini menjadikan kami semakin peduli akan saudara-saudara kami yang miskin. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. 3. Sosialisasi APP sebelumnya kita telah mendalami tentang arti puasa (Sosialisasi APP disampaikan secara dialogis) Dalam sesi sebelumnya kita mendalami tentang arti puasa. Salah satu buah puasa dan pantang adalah derma. Derma dapat kita lakukan secara pribadi atau secara bersama-sama dalam komunitas. Gereja Katolik menetapkan buah puasa dan pantang dalam APP. Apakah ada yang pernah mendengar tentang APP? (Pendamping menginvetarisir jawaban peserta) APP adalah singkatan dari Aksi Puasa Pembangunan. APP disebut sebagai buah nyata (secara fisik) puasa dan pantang. Umat mengumpulkan derma untuk membangun kepedulian dengan sesama, terutama mereka yang miskin dan lemah. Derma itu biasanya dalam bentuk uang yang dikumpulkan, kemudian dikumpulkan ditingkat keuskupan dan sebagaian dikirim ke KWI sebagai bentuk solidaritas Gereja Indonesia. Pernahkah Anda berderma? Bagaimana perasaanmu ketika dapat membantu sesame? KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 11 Yang bukan semangat puasa dan pantang Katolik adalah: • Berpuasa dan berpantang sekedar untuk kesehatan: diet, mengurangi makan dan minum atau makanan dan minuman tertentu untuk mencegah atau mengatasi penyakit tertentu. • Berpuasa dan berpantang untuk memperoleh kesaktian baik itu tubuh maupun rohani. (setelah pemandu memberikan penjelasan ada baiknya ada sesi Tanya jawanb) 7. Membangun niat pribadi dalam kelompok (peserta dibagi dalam kelompok kecil, (7-10 orang) dalam kelompok kecil dipersilakan untuk membangun niat pribadi dan menuliskannya dalam kertas. Niat berisi tentang usaha untuk berpuasa dan berpantang selama masa prapaskah, setelah semua membuat niat pribadi, masing-masing dipersilakan untuk mensharingkan niatnya. Kelompok menjadi saksi atas niat tersebut) 8. Doa Penutup Allah Bapa yang maha kasih, hari ini kami telah memahami arti puasa dan pantang. Kami telah membuat niat-niat pribadi untuk mengisi masa prapaskah ini. Bantulah kami untuk mewujudkan niat kami dan jauhkan kami dari keinginan untuk melanggar niat tersebut. Kirimkanlah teman-teman yang baik untk mengingatkan kami jika kami melanggarnya. Bapa akhirnya kami persembahkan seluruh niat kami tersebut untuk kebersaran dan keagungan namaMu, demi Kritus Tuhan kami. Amin 9. Tanda Salib 10. Lagu Penutup 10 KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN • • • • • hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat wajib puasa dan pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati. Kan. 1253 – Konferensi para Uskup dapat menentukan dengan lebih rinci pelaksanaan puasa dan pantang; dan juga dapat mengganti-kan seluruhnya atau sebagian wajib puasa dan pantang itu dengan bentuk-bentuk tobat lain, terutama dengan karya amal-kasih serta latihan-latihan rohani. Memang sesuai dari yang kita ketahui, ketentuan dari Konferensi para Uskup di Indonesia menetapkan selanjutnya: Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung. Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas. Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya. Maka penerapannya adalah: a) Kita berpantang setiap hari Jumat sepanjang tahun (contoh: pantang daging, pantang rokok dll) kecuali jika hari Jumat itu jatuh pada hari raya, seperti dalam oktaf masa Natal dan oktaf masa Paskah. Penetapan pantang setiap Jumat ini adalah karena Gereja menentukan hari Jumat sepanjang tahun (kecuali yang jatuh di hari raya) adalah hari tobat. Namun, jika kita mau melakukan yang lebih, silakan berpantang setiap hari selama Masa Prapaska. b) Jika kita berpantang, pilihlah makanan/ minuman yang paling kita sukai. Pantang daging adalah contohnya, atau yang lebih sukar mungkin pantang garam. Tapi ini bisa juga berarti pantang minum kopi bagi orang yang suka sekali kopi, dan pantang KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 7 c) d) e) f) 8 sambal bagi mereka yang sangat suka sambal, pantang rokok bagi mereka yang merokok, pantang jajan bagi mereka yang suka jajan. Jadi jika kita pada dasarnya tidak suka jajan, jangan memilih pantang jajan, sebab itu tidak ada artinya. Pantang tidak terbatas hanya makanan, namun pantang makanan dapat dianggap sebagai hal yang paling mendasar dan dapat dilakukan oleh semua orang. Namun jika satu dan lain hal tidak dapat dilakukan, terdapat pilihan lain, seperti pantang kebiasaan yang paling mengikat, seperti pantang nonton TV, pantang ’shopping’, pantang ke bioskop, pantang ‘gossip’, pantang main ‘game’ dll. Jika memungkinkan tentu kita dapat melakukan gabungan antara pantang makanan/ minuman dan pantang kebiasaan ini. Puasa minimal dalam setahun adalah Hari Rabu Abu dan Jumat Agung, namun bagi yang dapat melakukan lebih, silakan juga berpuasa dalam ketujuh hari Jumat dalam masa Prapaska (atau bahkan setiap hari dalam masa Prapaska). Waktu berpuasa, kita makan kenyang satu kali, dapat dipilih sendiri pagi, siang atau malam. Harap dibedakan makan kenyang dengan makan sekenyang-kenyangnya. Karena maksud berpantang juga adalah untuk melatih pengendalian diri, maka jika kita berbuka puasa/ pada saat makan kenyang, kita juga tetap makan seperti biasa, tidak berlebihan. Juga makan kenyang satu kali sehari bukan berarti kita boleh makan snack/ cemilan berkali-kali sehari. Ingatlah tolok ukurnya adalah pengendalian diri dan keinginan untuk turut merasakan sedikit penderitaan Yesus, dan mempersatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan dunia. Maka pada saat kita berpuasa, kita dapat mendoakan untuk pertobatan seseorang, atau mohon pengampunan atas dosa kita. Doa-doa seperti inilah yang sebaiknya mendahului puasa, kita ucapkan di tengah-tengah kita berpuasa, terutama saat kita merasa haus/ lapar, dan doa ini pula yang menutup puasa kita/ sesaat sebelum kita makan. Di sela-sela kesibukan sehari-hari kita dapat mengucapkan doa sederhana, “Ampunilah aku, ya Tuhan. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Mohon selamatkanlah …..” (sebutkan nama orang yang kita kasihi) KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN g) Karena yang ditetapkan di sini adalah syarat minimal, maka kita sendiri boleh menambahkannya sesuai dengan kekuatan kita. Jadi boleh saja kita berpuasa dari pagi sampai siang, atau sampai sore, atau bagi yang memang dapat melakukannya, sampai satu hari penuh. Juga tidak menjadi masalah, puasa sama sekali tidak makan dan minum atau minum sedikit air. Diperlukan kebijaksanaan sendiri (prudence) untuk memutuskan hal ini, yaitu seberapa banyak kita mau menyatakan kasih kita kepada Yesus dengan berpuasa, dan seberapa jauh itu memungkinkan dengan kondisi tubuh kita. Walaupun tentu, jika kita terlalu banyak ‘excuse’ ya berarti kita perlu mempertanyakan kembali, sejauh mana kita mengasihi Yesus dan mau sedikit berkorban demi mendoakan keselamatan dunia. c. Arti Puasa PUASA adalah tindakan sukarela Tidak makan atau tidak minum Seluruhnya, yang berarti sama sekali tidak makan atau minum apapun Atau sebagian, yang berarti mengurangi makan atau minum. • Secara kejiwaan, Berpuasa memurnikan hati orang dan mempermudah pemusatan perhatian waktu bersemadi dan berdoa. • Puasa juga dapat merupakan korban atau persembahan. • Puasa pantas disebut doa dengan tubuh, karena dengan berpuasa orang menata hidup dan tingkah laku rohaninya. • Dengan berpuasa, orang mengungkapkan rasa lapar akan Tuhan dan kehendakNya. Ia mengorbankan kesenangan dan keuntungan sesaat, dengan penuh syukur atas kelimpahan karunia Tuhan. Demikian, orang mengurangi keserakahan dan mewujudkan penyesalan atas dosa-dosanya di masa lampau. • Dengan berpuasa, orang menemukan diri yang sebenarnya untuk membangun pribadi yang selaras. Puasa membebaskan diri dari ketergantungan jasmani dan ketidakseimbangan emosi. Puasa membantu orang untuk mengarahkan diri kepada sesama dan kepada Tuhan. Itulah sebabnya, puasa Katolik selalu terlaksana bersamaan dengan doa dan derma, yang terwujud dalam Aksi Puasa Pembangunan. Semangat yang sama berlaku pula untuk laku PANTANG. KOMISI PSE KEUSKUPAN BANJARMASIN 9