BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di dunia yang ditandai dengan era globalisasi dan perdagangan bebas ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia. Banyak dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan tersebut, salah satu dampak negatif tersebut adalah krisis ekonomi yang dirasakan oleh bangsa Indonesia pada tahun 1997. Dampak krisis ekonomi ini tentunya juga mempengaruhi aktivitas bisnis suatu badan usaha. Banyak badan usaha yang mengalami kebangkrutan sehingga menimbulkan masalah baru bagi bangsa ini. Dalam keadaan sekarang ini, dalam dunia ekonomi pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara. Pernyataan diatas telah menegaskan kedudukan penting perusahaan-perusahaan dalam menjalankan peranan mereka dalam kehidupan ekonomi dan sosial kita. Ketidakmampuan sektor swasta dalam memenuhi kewajibannya terhadap pihak debitur luar negeri pada waktu itu banyak disebabkan karena pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh pihak pengelola perusahaan, yang disebabkan karena lemahnya peraturan dan perundangan yang mengatur sistem pengelolaan perusahaan di Indonesia. Pelanggaran yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dikalangan perusahaan di Indonesia terjadi karena sangat minimnya peraturan yang jelas akan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dengan kinerja perusahaan seperti pemegang saham, dewan komisaris maupun direksi, serta para stakeholder lain, sehingga kontrol akan kinerja perusahaan menjadi sangat longgar. Dengan tidak dilaksanakannya prinsip-prinsip GCG tersebut tercermin dari kurang tersedianya informasi untuk melakukan analisa resiko / hasil, investasi yang sumber daya yang tidak produktif, yang pada akhirnya menurunkan atau 2 pudarnya kepercayaan pemodal. GCG bukanlah hal yang baru di Indonesia, dan saat ini tengah menjadi trend global serta menjadi keharusan di masa kini yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat bersaing di pasar bebas yang dekat waktunya. GCG sendiri sebagai alternatif sistem pengelolaan korporasi mengemuka dengan gencar pada masa pasca krisis. Namun, perlu dicatat bahwa konsep GCG sendiri secara substansi bukan hal yang baru. Seperti diungkapkan oleh Tri Gunarsih (2002), mengutip dari kajian dari Berle dan Means (1934), isu corporate governance muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Pemisahan ini memberikan kewenangan kepada pengelola (manager/direksi) untuk mengurus jalannya perusahaan seperti mengelola dana dan mengambil keputusan perusahaan atas nama pemilik. Dengan kata lain, isu mengenai GCG sendiri muncul setelah ada pembagian tanggungjawab antara pemilik dan profesional. Walaupun sudah berkembang menjadi istilah yang menjadi trend di berbagai kalangan, konsep GCG masih disalahartikan. Sebagian orang bahkan sering mengartikannya sebagai suatu konsep yang berhubungan dengan Government atau pemerintah. Pada hakekatnya, Corporate Governance adalah suatu sistem yang mengatur bagaimana suatu korporasi untuk dioperasikan dan diawasi. Sistem ini mengatur dengan jelas dan tegas apa saja yang menjadi hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan suatu korporasi bisnis, seperti dewan komisaris, dewan direksi, manajemen, pemegang saham dan para stakeholders lainnya. Atau secara lebih khusus, Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (Stakeholders) seperti kreditur, pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat. Penerapan praktik-praktik pengelolaan perusahaan yang baik (GCG) akan menciptakan insentif internal yang efektif bagi manajemen perusahaan dan penggunaan sumber daya yang efisien, sehingga mendorong terbentuknya 3 kepercayaan investor, dan masuknya arus modal yang mendorong pulihnya perekonomian, baik secara makro maupun secara mikro. Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan, perusahaan perlu mengikuti pengelolaan yang diterapkan secara taat azas (Consistent), sehingga semua nilai yang dimiliki pihak-pihak yang berkepentingan atas perusahaan dapat didayagunakan secara optimal dan menghasilkan pola hubungan ekonomis yang menguntungkan. Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk mengungkapkan kondisi operasi bisnis dan keuangan perusahaan. Selain itu, Laporan keuangan merupakan sarana umum berupa informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak luar dalam menilai kinerja perusahaan, investor harus senantiasa berusaha untuk dapat menganalisis kemampuan keuangan perusahaan, sehingga investor dapat memanfaatkan informasi yang penting adalam pengambilan keputusan ekonomi investor. Bagi sebagian besar investor, institusional dan kreditur, laporan keuangan yang diungkapkan secara transparan dan akurat menjadi salah satu bahan masukkan yang penting untuk pengambilan keputusan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Manajemen perusahaan memikul tanggungjawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Informasi yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan memuat datadata historis yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi terutama dalam keputusan berinvestasi. Oleh karena laporan keuangan tidak dapat menyajikan gambaran kondisi non-keuangan perusahaan yang dibutuhkan investor dan kreditur maka banyak banyak regulator pasar modal dan perbankan di Asia mewajibkan perusahaan menyajikan informasi nonkeuangan perusahaannya, yaitu prinsip-prinsip GCG. Diharapkan dengan adanya prinsip-prinsip GCG maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat diungkapkan secara transparan dan akurat, sehingga dapat membantu investor dan pihak-pihak 4 lain yang berkepentingan dalam suatu perusahaan untuk mengambil keputusan, sehingga dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Dalam menilai kinerja perusahaan, investor harus senantiasa berusaha untuk dapat menganalisis kemampuan keuangan perusahaan, untuk itu investor dapat memanfaatkan informasi yang tertera dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang penting untuk pengambilan keputusan. Pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip GCG pada dasarnya merupakan upaya untuk menjadikan GCG sebagai kaidah dan pedoman bagi pengelolaan perusahaan dalam mengelola manajemen perusahaan. Penerapan prinsip-prinsip GCG saat ini sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. GCG diharapkan merupakan sarana untuk menjadikan perusahaan secara lebih baik, antara lain dengan menghambat praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), meningkatkan disiplin anggaran, mendayagunakan pengawasan, serta mendorong efisiensi pengelolaan perusahaan. GCG adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar, itu berkaitan dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG selain sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan, penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah dalam menegakkan Good Governance pada umumnya di Indonesia. Penerapan GCG sangat penting artinya karena secara langsung akan memberikan arah yang jelas bagi perusahaan untuk memungkinkan pengambilan keputusan secara bertanggungajawab dan memungkinkan pengelolaan perusahaan secara lebih amanah, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan dari mitra usaha. Penerapan GCG dapat didorong dari dua sisi, yaitu etika dan peraturan. Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari kesadaran individu-individu pelaku bisnis untuk mejalankan praktik bisnis yang mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders, dan menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat. Sisi yang lain adalah, 5 dorongan dari peraturan (regulatory driven) “memaksa” perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua sisi ini harus saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat. Hal yang mendasar dalam menetapkan prinsip GCG adalah manfaat yang akan disetujui oleh banyak pengamat meliputi : 1. Entitas bisnis akan menjadi efisien 2. Meningkatkan kepercayaan publik 3. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (Going Concern) 4. Dapat mengukur target manajemen perusahaan 5. Meningkatkan produktivitas Sehubungan dengan pentingnya Corporate Governance seperti yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk membuat penelitian mengenai masalah PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance di perusahaan 2. Bagaimana kualitas laporan keuangan di perusahaan 3. Apakah terdapat pengaruh dari penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terhadap kualitas laporan keuangan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan mengenai prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan kualitas laporan keuangan, sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan, yang akan penulis gunakan dalam rangka penyusunan skripsi sebagai 6 salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Sarjana Akuntansi pada Universitas Widyatama. Tujuan Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip Good Coroprate Governance pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Cilacap 2. Untuk mengetahui Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Cilacap 3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan dari prinsip-prinsip Good Corporate Governance terhadap kualitas Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Cilacap 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian ini akan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Menambah wawasan serta pengetahuan, khususnya mengenai penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terhadap kualitas laporan keuangan pada perusahaan, serta kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan baik berupa saran ataupun koreksi, sehingga dapat membantu memecahkan masalah atau kendala yang mereka hadapi dan dapat menjadi sumbangan pemikiran. 3. Bagi Masyarakat, khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi Agar melalui karya ilmiah yang disusun ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan dapat pula dijadikan referensi di masa yang akan datang. 1.5 Kerangka Pemikiran Ketika pasar lebih terbuka dan mendunia, serta bisnis menjadi lebih luas dan kompleks, masyarakat di seluruh dunia menunjukkan ketergantungan yang 7 makin besar atas sektor swasta sebagai motor pelaksana pertumbuhan ekonomi. Perusahaan adalah produk hukum , masyarakat memungkinkan perusahaan untuk diciptakan oleh hukum karena mereka sadar bahwa bentuk perusahaan merupakan bentuk efisien dari organisasi dan masyarakat pun memperoleh keuntungan darinya. Aktivitas bisnis merupakan masalah kompleks yang hangat dibicarakan di tengah usaha pemerintah untuk memulihkan perekonomian yang lesu akibat krisis di sejumlah negara asia. Krisis ini dipandang merupakan akibat lemahnya praktik GCG di negara-negara tersebut, sehingga mereka tidak siap memasuki era globalisasi dan pasar bebas , penerapaan GCG menjadi suatu aspek penting dalam upaya mempertahankan kelangsungan jalannya perusahaan. Banyak pihak saat ini mensyaratkan adanya praktek-praktek pengelolaan perusahaan yang baik dalam melakukan hubungan bisnis dengan para stakeholdersnya. Corporate Governance merupakan sistim yang mengatur hak dan kewajiban para pihak yang berperan dan terkait dalam pengelolaan perusahaan. Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), seperti yang dikutip oleh majalah manajemen manusia edisi juli 2000, GCG adalah suatu sistem bagaimana suatu perusahaan dijalankan dan diawasi. Struktur Corporate Governance menjelaskan pembagian hak dan kewajiban masingmasing pihak yang terlibat dalam perusahaan, seperti direksi, dewan komisaris, manajer, pemegang saham, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan, serta mengeluarkan peraturan dan prosedur pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan. Sedangkan GCG menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance adalah: “ Good Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan dan perundangan dan norma yang berlaku”. 8 Menerapkan GCG secara benar dan konsisten, berarti perusahaan sudah menerapkan sistem pengelolaan perusahaan sesuai dengan pembagian peran masing-masing di tingkatan direksi, komisaris, komite audit, sehingga pengambilan keputusan bisa menjadi lebih di pertanggungjawabkan. Untuk dapat melaksanakan GCG harus dipenuhi prinsip-prinsip dasarnya. Acuan bagi penerapan GCG di Indonesia, ditetapkan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance Indonesia (KNKCGI), yang juga sejalan dengan hasil pengkajian OECD. Terdapat empat prinsip yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya GCG, yaitu: 1. Kewajaran (Fairness) Adanya kejelasan hak-hak kepemilikan bagi pemodal serta sistem hukum dan penegakkan peraturan-peraturan untuk melindungi hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. 2. Keterbukaan (Transparancy) Mewajibkan adanya informasi yang terbuka, tepat waktu, jelas, dapat diperbandingkan, terutama untuk menyangkut masalah keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikkan perusahaan. 3. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas dapat dicapai melalui pengawasan efektif yang mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara direksi, pemegang saham, komisaris, dan auditor. Keseimbangan peran antara manajemen, pemegang saham, komisaris, dan auditor sangat penting dalam menciptakan pengelolaan yang baik pada suatu perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah pembatasan kekuasaan antara manajer perusahaan yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasional sehari-hari dengan pemegang saham yang dalam hal ini diawali oleh dewan komisaris. 4. Pertanggungjawaban (Responsibility) Perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Manajemen harus berupaya memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku bagi perusahaannya sesuai dengan bidang industrinya masing-masing. 9 5. Kemandirian (Independency) Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku. Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan dalam undang-undang maupun peraturan perusahaan. Menurut David Melvill, presiden Chartered Institute of Management Accountant, ada beberapa keuntungan dari penerapan Good Corporate Governance, antara lain: mengurangi resiko, membantu menjamin kepatuhan dengan peraturan yang ada, meningkatkan kepemimpinan di dalam perusahaan, memacu kinerja, membantu perusahaan dalam upaya go public, meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, dan akuntabilitas sosial akan terungkap secara jelas. Gagasan pelaksanaan GCG di Indonesia merupakan pangkal tolak bagi perubahan budaya kerja pada perusahaan. Dengan GCG diharapkan perusahaan dan pemerintah dapat berjalan sesuai dengan kaidah praktik yang sehat di segala bidang. Kualitas laporan keuangan yang baik dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman bagi investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Dalam mengevaluasi kinerja manajemen, para pemegang saham harus dapat memutuskan efektivitas dan efisiensi manajemen dalam hal mengelola sumber daya yang terpakai untuk kegiatan organisasi. Ini berarti, mereka menginginkan informasi yang menunjukkan apakah tujuan organisasi telah tercapai (efektivitas) dan dihubungkan dengan pemakaian sumber daya yang minimum dalam menyediakan barang dan jasa (efisiensi). Jika efektivitas dan efisiensi sudah dievaluasi, para pemakai data laporan keuangan juga harus mengetahui informasi yang berhubungan dengan posisi sumberdaya dan kewajiban organisasi. Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kesetaraan dan 10 kewajaran diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan. Penerapan prinsip GCG seharusnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas laporan keuangan. Laporan keuangan pada hakekatnya adalah gambaran keadaan keuangan pada suatu saat dan liputan hasil usaha yang dicapai oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu. Sedangkan tujuan laporan keuangan seperti yang tercantum dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam Bab Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 12, adalah bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Melalui laporan keuangan secara periodik dilaporkan informasi penting mengenai suatu perusahaan yang berupa: 1. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan. 2. Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto atau kekayaan bersih (modal = aktiva dikurangi kewajiban), yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha perusahaan dalam rangka memperoleh laba. 3. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi (perkiraan) tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. 4. Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan investasi. 5. Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan seperti halnya kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahaan. Standar Akuntansi Keuangan bab Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Dapat dipahami (Understandability) 11 2. Relevan (Relevance) 3. Andal (Realibility) 4. Dapat diperbandingkan (Comparability) Gambaran dilaksanakannya atau tidak prinsip-prinsip GCG pada suatu perusahaan dapat terlihat jelas di pasar modal. Disinilah terbentuknya penilaian masyarakat percaya bahwa perusahaan dikelola oleh manajemen yang baik, termasuk didalamnya pemilik perusahaan, maka perusahaan tersebut akan naik di pasar modal. Naiknya saham perusahaan tersebut menunjukkan eksistensi entitas dalam dunia usaha yang kompetitif cukup kuat. GCG merupakan konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu serta keuangan perusahaan untuk mengungkapkan (disclosure) secara akurat, tepat waktu dan transparan. Prinsip Corporate Governance diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan, termasuk investor. Perusahaan yang telah tercatat di bursa efek, perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat, dan perusahaan yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, diharapkan menjadi pelopor dalam penerapan pedoman GCG ini. Diperlukannya tiga pilar yang saling berhubungan yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundangundangan. Prinsip-prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah: a. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang menciptakan iklim usaha yang sehat, efisien, dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten. b. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha. 12 c. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial secara obyektif dan bertanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas, penulis menetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut : “Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance akan mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan” 13 Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Good Corporate Governance (GCG) Prinsip - Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Akuntabilitas Pertanggunganjawaban Keterbukaan Kemandirian Kewajaran Laporan Keuangan Tujuan Kualitatif Laporan Keuangan Relevan Dapat Dimengerti Kehandalan Dapat Diperbandingkan 14 1.6 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian asosiatif dengan pendekatan studi kasus metode penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2004 : 11) adalah: “Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih”. Data yang penulis kumpulkan meliputi data primer dan sekunder yang kemudian akan diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang telah dipelajari. Untuk melaksanakan penelitian ini menulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Penelitian lapangan (field research) Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer yaitu data yang diperoleh melalui: a. Pengamatan (observasi), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang diteliti. b. Wawancara (interview), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pimpinan atau pihak yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan. c. Kuesioner (quetionaire), yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan yang diisi oleh pejabat yang bersangkutan dan penulis membuat pertanyaan yang mengacu pada indikator masingmasing variabel. 2. Penelitian kepustakaan (library research) Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder, yaitu data yang merupakan faktor penunjang yang bersifat teoritis kepustakaan. 1.7 Lokasi dan Waktu penelitian Untuk keperluan penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Cilacap, yang berada di jalan Laut Jawa adapun waktu penelitian dimulai dari Agustus 2008. 15