1 BAB I PENDAHULUAN Kemajuan teknologi informasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan dampak
yang luas pada berbagai bidang dan memunculkan istilah e-learning, e-commerce,
e-tourism, dan sebagainya.
Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku di bidang
tersebut melihat bahwa internet berpeluang untuk menjangkau orang lain secara
lebih mudah dibandingkan dengan cara konvensional. Terlebih lagi, kecanggihan
alat komunikasi yang berkembang pesat memungkinkan seseorang mengakses
informasi di mana saja dan kapan saja dari ponsel pintar, tablet, laptop, atau
desktop yang dimilikinya.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan destinasi wisata yang
diminati oleh wisatawan nusantara dan asing. Kartajaya dan Nirwandar (2013)
menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia juga semakin meningkat,
yaitu pada tahun 2010 pengguna internet mencapai 17% dan pada tahun 2012
jumlahnya semakin meningkat menjadi 23.5%. Apabila diamati lebih jauh, target
pasar wisatawan asing DIY berasal dari negara-negara maju yang juga
mengedepankan penggunaan internet sebagai media riset untuk mencari informasi
yang mereka perlukan. DIY perlu meningkatkan daya saingnya dengan membuat
keberadaannya secara online untuk mempertahankan wisatawan potensial yang
sudah ada dan wisatawan baru.
Dalam bidang pariwisata, perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi memberikan dampak positif bagi para wisatawan dan pelaku
pariwisata. Bagi para wisatawan, mereka memiliki akses yang lebih mudah untuk
1
mendapatkan informasi yang mereka perlukan dalam berwisata. Bagi para pelaku
wisata, kemajuan ini memungkinkan untuk menekan biaya yang dikeluarkan
untuk iklan, menyampaikan informasi secara dua arah, interaktif dan tepat pada
target konsumen yang disasar dengan informasi secara aktual, melakukan riset
pasar secara lebih terukur, meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan
pengalaman wisatawan, dan mempermudah proses transaksi barang dan jasa.
Bentuk media promosi secara online tidak hanya berupa penggunaan media sosial,
blog, dan website, tetapi juga dapat berupa banner, sponsorship, e-mail, dan
pencarian kata kunci.
Di antara media online yang telah disebutkan di atas, website merupakan
media komunikasi pemasaran yang ideal untuk menunjang pemasaran pariwisata
karena website merupakan hub yang menghubungkan antara media sosial, blog,
dan e-mail. Peningkatan kualitas website pariwisata sangatlah penting karena hal
ini mempengaruhi keputusan para calon wisatawan dalam memilih dan merancang
rencana perjalanannya. Website pariwisata juga berpengaruh pada tingkat
kepuasan wisatawan terhadap destinasi tersebut.
Website pariwisata yang
berkualitas penting untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan yang
sedang atau telah berkunjung di destinasi tersebut sehingga mereka memperoleh
pengalaman yang menyenangkan dan ingin kembali lagi.
1.1 Latar Belakang
Kewajiban pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha pariwisata untuk
memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab disebutkan dalam
2
Undang-Undang no. 10 tahun 2009 Pasal 23 ayat 1 dan Pasal 26. Selain itu, pada
Pasal 32 ayat 3 juga menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat
mengembangkan dan mengelola sistem informasi kepariwisataan sesuai dengan
kemampuan dan kondisi daerah. Salah satu tindak nyata atas peraturan perundangundangan tersebut maka pemerintah dan pengusaha pariwisata DIY telah
membuat website pariwisata. Menurut Dewi (2011), peluang pemanfaatan website
telah banyak disadari oleh para pelaku wisata dan mereka mengembangkan
website mereka sendiri, akan tetapi tidak sedikit pula website yang ada dibuat
dengan seadanya, tanpa desain yang menarik, tanpa informasi yang cukup dan
terkini, dan menjadi sarana komunikasi hanya satu arah. Pernyataan tersebut
menggambarkan kondisi eksisting website resmi pariwisata DIY saat ini.
Apabila dilihat secara cepat maka desain website resmi pariwisata DIY
sudah cukup menarik, namun bila diperhatikan maka halaman muka website
pariwisata DIY belum terkategorisasi secara jelas berdasarkan pengguna website
tersebut. Hal ini dapat mengurangi nilai kemudahan akses dan menyulitkan
pengunjung website. Selain itu, pengunjung perlu membuka beberapa halaman
untuk mengetahui lebih detail informasi tentang masing-masing destinasi.
Informasi yang ada di website termasuk kurang informatif dan terkini. Meskipun
dalam website resmi pariwisata DIY telah menyediakan forum komunikasi bagi
wisatawan dan masyarakat umum, forum yang dinamai Sosial Media Website ini
kurang efektif dalam memberi informasi tambahan kepada calon wisatawan.
Seperti yang dijelaskan oleh Jie Liu dan Zi Lu (2004) yang dikutip oleh
Murtadho dan Shihab (2011) dalam penelitiannya mengklasifikasikan website
3
yang mereka observasi dalam 5 tahapan evolusi website pariwisata, website resmi
pariwisata DIY berada dalam kategori stage 1. Dalam stage 1, situs pariwisata
menyediakan produk dan jasa pariwisata yang bersifat dasar, dan tujuan mereka
adalah untuk meraih pasar baru. Meskipun demikian, konten yang diberikan di
website belum memenuhi kriteria konten berkualitas. Konten website eksisting
masih bersifat statis, tidak aktual, dan kurang informatif. Apabila dibandingkan
dengan evolusi website resmi pariwisata di negara lain yang memiliki produk
wisata yang serupa dengan DIY, seperti Thailand dan Malaysia, website resmi
pariwisata DIY masih jauh tertinggal. Website resmi pariwisata Thailand dan
Malaysia saat ini berada pada stage 5, yaitu dalam fase mempertahankan posisi
mereka dan mengembangkan diri ke pasar lama dan pasar baru. Hal ini ditandai
dengan adanya pemanfaatan website pariwisata untuk memberikan informasi,
wadah untuk berinteraksi, sarana transaksi online, dan menghubungkan wisatawan
dengan swasta dan wisatawan lainnya.
Penelitian ini berfokus pada permasalahan mengenai konten website
pariwisata DIY yang masih berada pada tahap memberi informasi, dan bahkan
informasi yang diberikan memiliki kualitas dan kuantitas yang masih rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini menawarkan alternatif model
pengelolaan konten website pariwisata berbasis customer driven marketing
dengan mengambil website resmi pariwisata DIY sebagai obyek penelitian.
1.2
Perumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan pengelolaan konten website pariwisata DIY
yang cenderung kurang maksimal pemanfaatannya dalam hal keberlanjutan dan
4
fungsi sebagai media pemasaran karena belum optimalnya pengelolaan konten
website pariwisata?
1.3
Pertanyaan Penelitian
1.
Seperti apakah model desain website pariwisata berbasis konsepsi
customer driven marketing?
2.
Bagaimana model pengelolaan konten website pariwisata DIY sebagai
implikasi desain website yang berbasis konsepsi customer driven
marketing?
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pengelolaan konten
website pariwisata yang sistem pelayanannya berorientasi pada klien (wisatawan).
1.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini sebagai alternatif pemodelan pengelolaan konten website
Pariwisata DIY yang dapat digunakan oleh Dinas Pariwisata DIY sebagai
pendukung peningkatan kompetensi kepariwisataan DIY.
1.6
Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada:
1. Pengelolaan konten website pariwisata DIY hanya sebagai media
marketing online.
2. Kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam pengelolaan konten
website pariwisata.
5
3. Model yang dikembangkan bersifat soft-modeling dalam arti hanya
berbentuk konsepsi.
4. Definisi dari customer dalam konsep customer driven marketing adalah
wisatawan.
5. Website
Pariwisata
yang
diacu
dalam
penelitian
ini
adalah
www.visitingjogja.com
6. Penelitian ini berfokus pada sistem pelayanan berbasis pada klien
(wisatawan).
1.7
Keaslian Penelitian
Penelitian yang berfokus pada pengelolaan konten website pariwisata
berbasis customer driven marketing sebagai strategi pemasaran DIY tidak
ditemukan. Meskipun demikian terdapat beberapa penelitian yang telah
menyangkut pemodelan dan website pariwisata.
Tabel 1. 1 Tabel Keaslian Penelitian
No
1.
Peneliti
Sumber
Tahun
Judul
Endinovelly
MPKD
2003
Model Konseptual
Web Bapeda untuk
Mewadahi
Partisipasi
Masyarakat dalam
Proses
Perencanaan
Pembangunan
Lokus
Bapeda
Provinsi DIY
Fokus
Pemodelan web
Bapeda untuk
mewadahi
Partisipasi
Masyarakat
dalam Proses
Perencanaan
Pembangunan
(bersambung)
6
Metoda
Analis
deskriptif:
interview
Tabel 1. 2 Tabel Keaslian Penelitian (lanjutan)
No
Peneliti
Sumber
Tahun
Judul
Lokus
Fokus
Metoda
2.
Merlinda
Lanny
Losung
MPAR
2011
Efektivitas
Pemanfaatan Etourism Sebagai
Media Promosi dan
Implikasinya pada
Perencanaan
Destinasi
Pariwisata (Studi
Kasus: Dinas
Kebudayaan Dan
Pariwisata
Sulawesi Utara)
Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Sulawesi
Utara
Efektifitas
pemanfaatan etourism dan
implikasinya
terhadap
perencanaan
destinasi
pariwisata
Observasi,
wawancara,
dan
penyebaran
angket
terstruktur
dan
terdokumen
tasi
3.
Oktafiani,
Herlina
FISIP
2013
Komunikasi
Pemasaran
Pariwisata DIY
Melalui
Pemanfaatan Etourism oleh
Swasta dan
Pemerintah (Studi
Komparatif
www.visitingjogja.
com dan
www.yogyes.com)
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Praktek
Komunikasi
Pemasaran Etourism
Observasi
dan
Wawancara
4.
Salam, Nur
Rayendi
S2
Magister
Kajian
Pariwisat
a UGM
2013
Pengembangan
Model Tourism
Information Centre
(Pusat Informasi
Pariwisata) di
Daerah Istimewa
Yogyakarta
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Pengembangan
Model TIC
Observasi
5.
Lukitowati,
Suci
FISIP
2014
Manajemen
Promosi Online
Pariwisata Nusa
Tenggara Barat
Badan
Promosi
Pariwisata
Daerah NTB
Pengelolaan
Promosi Online
Tahun 20132014
Observasi
dan
Wawancara
6.
Farida,
Lilis Dwi
S2
Teknik
Elektro
UGM
2015
Perancangan
Model User
Experience untuk
Website Pariwisata
Berdasar pada
Prinsip Usability
Pariwisata di
Asia
Tenggara
Penerapan
prinsip Usabiltiy
pada model user
experience
untuk website
pariwisata
Observasi
dan
wawancara
7.
Isnawati,
Novie
MPAR
UGM
2016
Model Pengelolaan
Konten Website
Pariwisata DIY
Berbasis Konsep
Customer Driven
Marketing
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Pemodelan
Konseptual
Pengelolaan
Konten Website
Pariwisata DIY
berbasis
Customer
Driven
Marketing
Wawancara,
Observasi
dan FGD
7
1.8
Proses Penelitian
Persiapan
- Studi Awal
- Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Landasan Teori dan
Metode Penelitian
Analisis:
Analisis Pengelolaan
Konten Website DIY
Analisis Model Konten
Website
Usulan Model
Uji Model
Model yang Disepakati
Temuan dan Pembahasan
Kesimpulan
Rekomendasi
Gambar 1. 1 Proses Penelitian
8
Download